IMPLEMENTASI KTSP MATA PELAJARAN PAI (Studi Pada SMA Negeri 3 Solok Selatan.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman Lembar pengesahan

Lembar pernyataan

Kata pengantar ………... i

Abstrak ……….. iii

Ucapan terima kasih ……….…. iv

Daftar isi ……… vii

Daftar bagan ……….. xi

Daftar tabel ……… xii

Daftar lampiran ………. xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….. 1

B. Rumusan Masalah dan PertanyaanPenelitian ……… 8

C. Tujuan Penelitian ………... 9

D. Manfaat Penelitian ………. 10

E. Definisi Operasional ……….. 11

F. Kerangka Berpikir ………. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kurikulum ……….... 14

1. Kurikulum Sebagai Mata Pelajaran ………. 14

2. Kurikulum Sebagai Pengalaman Belajar ………. 15

3. Kurikulum Sebagai Rencana ………... 17

B. Pengembangan Kurikulum ……….... 20

1. Hakekat Pengembangan Kurikulum ……… 20

2. Prinsip Pengembangan Kurikulum ………. 22

C. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ………... 27

1. Pengertian KTSP ………... 27

2. Landasan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ………….. 29


(2)

4. Prinsip Pelaksanaan KTSP ……….. 36

5. Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ... 37

D. Kurikulum Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA ……. 38

1. Pengertian dan Hakekat Pendidikan Agama Islam………….. 39

2. Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ……... 41

3. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam ……. 42

E. Implementasi Kurikulum ………... 44

1. Konsep Implementasi Kurikulum ……… 44

2. Model-Model Implementasi Kurikulum ………... 48

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi ………... 49

4. Perencanaan Program Pembelajaran ……… 51

5. Peranan Guru Dalam Implementasi KTSP ……….. 57

F. Konsep Belajar ……….. 59

1. Belajar Menurut Teori Behaviorisme ……….. 59

2. Belajar Menurut Teori Kontruktivisme ………... 60

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ……….. 66

B. Sumber Data dan Instrumen Penelitian ………. 67

C. Teknik Pengumpulan Data ……… 68

1. Observasi ………. 68

2. Wawancara ……….. 69

3. Studi Dokumentasi ……….. 70

D. Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 71

1. Tahap Pra Penelitia ... 71

2. Tahap Pekerjaan Lapangan ... 72

3. Tahap Pelaporan ……….…. 73

E. Teknik Analisis Data ……….………... 74

1. Reduksi Data ………... 74

2. Penyajian Data ………. 75


(3)

F. Uji Keabsahan Data ………... 76

1. Credibility (Validitas internal) ... 76

2. Transferability (validitas eksternal) ... 77

3. Dependability (reliabilitas) ... 77

4. Confirmability (objektifitas) ... 79

BAB IV HASIL-HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 80

1. Sejarah SMA Negeri 3 Solok Selatan ……… 80

2. Visi dan Misi Sekolah ……….…... 81

3. Tujuan Sekolah SMA Negeri 3 Solok Selatan ……….……. 82

4. Organisasi SMA Negeri 3 Solok Selatan ………..……. 84

5. Keadaan Guru, pegawai dan siswa SMAN. 3 Solok Selatan 85 6. Keadaan Sarana dan Prasarana ………..……… 89

B. Deskripsi Data ……….……….. 90

1. Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bidang Studi Pendidikan Agama Islam pada SMA Negeri 3 Solok selatan ………….………. 90

2. Pelaksanaan Pembelajaran Bidang Studi Pendidikan Agama Islam pada aspek Al-Quran. ……….. 101

3. Pelaksanaan Pembelajaran Bidang Studi Pendidikan Agama Islam pada aspek Fiqih ……….. 104

4. Kegiatan Penilaian ………. 107

5. Pendapat Kepala Sekolah tentang implementasi KTSP mata pelajaran PAI ………. 109

6. Pendapat Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum tentang implementasi KTSP mata pelajaran PAI ………... 111

7. Pendapat Guru PAI tentang implementasi KTSP ………….. 112

C. Analisis Data ………... 114

1. Penyusunan Silabus dan Rencana PelaksanaanPembelajaran 114 2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran ………. 118


(4)

D. Pembahasan ………... 122

1. Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……….. 122

2. Pelaksanaan Pembelajaran ………. 133

3. Kegiatan Penilaian ………. 135

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ………... 138

1. Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 138 2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran ……….. 139

3. Kegiatan Penilaian ……….. 140

B. Rekomendasi ………. 141

Daftar Pustaka ………. 142 Lampiran –Lampiran ………


(5)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan secara historis maupun filosofis telah ikut mewarnai dan menjadi landasan moral dan etik dalam proses pembentukan jati diri bangsa.

Pendidikan merupakan variabel yang tidak dapat diabaikan dalam

mentransformasi ilmu pengetahuan, keahlian dan nilai-nilai akhlak, hal tesebut sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 pada pasal 3 yaitu :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Semua program pendidikan diberbagai jenjang dan jenis pendidikan dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut. Rancangan program pendidikan disetiap jenjang dan jenis pendidikan disebut dengan istilah kurikulum. Kurikulun adalah niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah.

Kurikulum merupakan salah satu alat untuk membina dan

mengembangkan siswa menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia, cerdas, berilmu, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional


(6)

berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan mengadakan perubahan-perubahan kurikulum.

Perubahan kurikulum dimaksudkan untuk mewujudkan hasil pendidikan yang bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan baik dalam konteks lokal, nasional maupun global. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang akan mengimplementasikan kurikulum dituntut untuk menerima dan mengikuti perubahan-perubahan kurikulum.

Berdasarkan UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permen Diknas No.22, 23 dan 24 tentang Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Pelaksanaannya, terjadi perubahan kurikulum yang sangat mendasar terutama dalam prosedur pengembangan, pada kurikulum sebelumnya semuanya sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat tugas guru hanya mengimplementasikan dalam bentuk pembelajaran di kelas, lain halnya dengan KTSP pemerintah hanya menetapkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sedangkan pengembangannya diserahkan kepada satuan pendidikan.

Sesuai dengan prinsip pengembangan KTSP sekolah memiliki kewenangan penuh untuk mengembangkan kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan. Untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan tersebut, sekolah dituntut untuk mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam indikator kompetensi, mengembangkan strategi, menentukan prioritas, mengendalikan pemberdayaan berbagai potensi sekolah dan


(7)

lingkungan sekitar, serta mempertanggung jawabkannya kepada masyarakat dan pemerintah.

Berkenaan dengan tujuan kurikulum tingkat satuan pendidikan, Mulyasa (2007:22) mengemukakan bahwa:

Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.

Oleh karena itu dalam mengimplementasikan KTSP dituntut kemampuan guru untuk menganalisis dan menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kebijakan ini tidak hanya memposisikan guru sebagai implementator kurikulum tapi juga menjadi pengembang (developer) kurikulum pada tingkat satuan pendidikan. Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk semua mata pelajaran khususnya mata pelajaran PAI, memberikan peluang yang seluas-luasnya kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakannya, agar peserta didik tidak hanya memahami agama dari aspek kognitif tapi bagaimana ia mengaplikasikannya dalam bentuk nyata.

Namun di sisi lain dengan diberlakukannya KTSP menurut pengamatan peneliti muncul berbagai kendala terutama dari pihak guru. Kendala tersebut antara lain kemampuan guru dalam menelaah standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk dikembangkan ke dalam silabus dan RPP, karena pusat hanya menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta standar kompetensi lulusan. Sedangkan perangkat kurikulum lainnya dikembangkan oleh satuan


(8)

pendidikan yaitu berupa silabus dan RPP, di dalamnya meliputi: materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapian hasil belajar, , alokasi waktu, bahan/sumber belajar, dan bentuk penilaian.

Demikian pula hal nya yang terjadi pada SMA Negeri 3 Solok Selatan. Berdasarkan wawancara awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 10 Desember 2008 dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum pada SMA Negeri 3 Solok Selatan, menurutnya: “ Sekolah kami memang sudah memberlakukan KTSP semenjak tahun ajaran 2007/2008, karena ini merupakan kebijakan pemerintah di bidang pendidikan yang harus kita laksanakan, memang pada waktu itu banyak guru yang belum siap, tapi dinas pendidikan kabupaten sudah menginstruksikan supaya sekolah-sekolah mulai tahun ajaran 2007/2008 harus menggunakan kurikulum baru, mau tidak mau sekolah harus melaksanakan. Tapi sekarang guru-guru mulai paham, karena secara bertahap dinas pendidikan propinsi dan juga dinas pendidikan kabupaten bahkan sekolah telah memberikan sosialisasi KTSP kepada guru-guru”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah tersebut bahwa pemberlakukan KTSP terkesan dipaksakan, harusnya masing-masing guru mata pelajaran dipersiapkan dengan matang terlebih dahulu baik melalui kegiatan sosialisasi, workshop, penataran, diklat dan sebagainya baru KTSP diberlakukan. Tapi kenyataan di lapangan menunjukkan lain, walaupun belum semua guru mendapatkan informasi lengkap tentang KTSP dinas pendidikan sudah menginstruksikannya untuk dilaksanakan.


(9)

Implementasi KTSP untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada jenjang pendidikan SMA memberikan peluang yang seluas-luasnya kepada guru PAI untuk mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam silabus dan RPP yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan peserta didik. Dengan demikian materi mata pelajaran PAI akan menjadi pelajaran yang menyenangkan bagi siswa, karena berdasarkan konsep KTSP pembelajaran bukan berpusat pada guru tapi pada siswa dan guru bukan merupakan satu-satunya sumber informasi, tugas guru hanyalah membimbing, mengarahkan dan mengembangkan potensi peserta didik.

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam punya peran yang strategis pada jenjang pendidikan sekolah menengah, kajiannya sangat penting dan fundamental dalam membentuk pribadi yang utuh, yang berakhlak mulia sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang, Amir Faisal (1995:27) mengemukakan bahwa ”Pendidikan Agama Islam memberikan motivasi hidup serta merupakan sarana pengembangan dan pengendalian diri yang sangat penting”.

Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membetuk peserta didik agar menajadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.


(10)

Peningkatan potensi spiritual mencakup pengamalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.

Agama bagi umat manusia merupakan suatu aspek yang tak terpisahkan dari aspek-aspek kehidupan manusia lainnya, sehingga agama dapat mewarnai kehidupan dan menjadi landasan moral dan etik dalam proses pembentukan pribadi yang bermartabat. Jailani (1990:3) berpendapat bahwa “pendidikan agama Islam adalah pendidikan yang mementingkan terhadap perkembangan akal dan institusinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya”. Oleh karena itu peran guru sebagai pendidik dituntut untuk memberikan motivasi dalam mengembangkan potensi anak didik agar mempunyai akhlakul karimah.

Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan pada peserta didik yang beragama Islam pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, punya peran yang sangat strategis. Seperti yang diungkapkan Azra (2002:57) bahwa “kedudukan pendidikan agama Islam diberbagai


(11)

tingkatannya dalam sistem pendidikan nasional adalah untuk mewujudkan siswa yang beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia”

Kedudukan Pendidikan tersebut menjadi lebih urgen lagi untuk jenjang pendidikan pada tingkat SMA, usia mereka berkisar antara 15-19 tahun, pada usia ini “situasi dan kondisi sosial dan emosionalnya yang belum stabil” (Daradjat. 1975:11-12). sementara tuntutan yang akan dihadapinya semakin besar dan rumit yaitu dunia perguruan tinggi atau dunia kerja, berbaur dengan masyarakat.

Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 ditegaskan, bahwa tujuan pendidikan agama Islam untuk SMA adalah :

1. menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;

2. mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia

yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.

Tujuan Pendidikan Agama Islam tersebut menggambarkan betapa pentingnya agama memberikan kepedulian pada pembentukan manusia yang beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia. Kesadaran tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia akan dapat menciptakan keharmonisan dalam kehidupan baik secara pribadi, maupun berbangsa dan bernegara. Karena menurut konsep Islam, iman merupakan potensi rohani yang harus diaktualisasikan dalam bentuk amal shaleh, Amal shaleh itu menyangkut keserasian dan keselarasan hubungan


(12)

manusia dengan Allah dan huhungan manusia dengan dirinya yang membentuk keshalehan pribadi dan keshalehan sosial (solidaritas sosial), serta hubungan manusia dengan alam sekitar.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat dipahami betapa pentingnya arti mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) khususnya untuk jenjang pendidikan SMA, dan kurikulum yang berlaku sekarang (KTSP) juga memberikan peluang yang sangat luas kepada satuan pendidikan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian. B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, peneliti bermaksud melakukan pengkajian tentang Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan pokok masalahnya adalah : “Bagaimana Implementasi Kurikulum mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dilihat dari kesesuaiannya dengan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam konsep KTSP ?”

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dibuat berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), yang dikembangkan oleh satuan pendidikan yang pelaksanaannya mulai tahun 2006, tinjauan penelitian ini lebih difokuskan pada Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada SMA Negeri 3 Solok Selatan Kelas XI semester II, yang meliputi program perencanaan yaitu berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pelaksanaan pembelajaran dan kegiatan evaluasi.


(13)

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah dikemukan di atas, berikut dirumuskan pertanyaan penelitian:

1. Bagaimana penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) berdasarkan konsep KTSP pada SMA Negeri 3 Solok Selatan ?

2. Bagaimana pelaksanakan kegiatan pembelajaran bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) berdasarkan konsep KTSP pada SMA Negeri 3 Solok Selatan ?

3. Bagaimana pelaksanakan kegiatan penilaian bidang studi Pendidikan Agama

Islam (PAI) berdasarkan konsep KTSP pada SMA Negeri 3 Solok Selatan ? C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan mata pelajaran PAI pada SMA Negeri 3 Solok Selatan, sehingga dengan gambaran tersebut selanjutnya dapat dijadikan arahan bagi pihak terkait dalam memperbaiki sistem implementasi kurikulum, sedangkan secara khusus yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang proses penyusunan

silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) berdasarkan konsep KTSP pada SMA Negeri 3 Solok Selatan


(14)

2. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) berdasarkan konsep KTSP pada SMA Negeri 3 Solok Selatan

3. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang pelaksanaan penilaian

untuk bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) berdasarkan konsep KTSP pada SMA Negeri 3 Solok Selatan

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya teori kurikulum dan pembelajaran sebagai suatu sistem, khususnya yang berhubungan implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah atau SMA.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian diharapkan dapat memberi

manfaat/sumbangan yang berguna tentang implementasi KTSP khususnya untuk mata pelajaran PAI. Secara rinci manfaat dan kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

a. Bagi kepala sekolah dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan implementasi KTSP pada umumnya khususnya untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. b. Bagi guru bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Negeri 3

Solok Selatan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam proses implementasi KTSP pada bidang studi PAI.


(15)

c. Bagi peneliti berikutnya dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan atau masukan untuk pengembangan penelitian berikutnya atau untuk penelitian masalah yang sama pada objek yang berbeda

E. Definisi Operasional

Untuk memperjelas arah penelitian ini perlu dijelaskan beberapa istilah yang terkait dengan judul, antara lain;

1. Implementasi merupakan “Suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan , keterampilan, maupun nilai dan sikap”. (Hamalik 2007:237). Terkait dengan penelitian ini adalah proses pembelajaran yang terdiri dari program atau perencanaan dan pelaksanaannya dalam bentuk kegiatan belajar mengajar dan evaluasi.

2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah merupakan kurikulum

operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan (PP No.19 tahun 2005) dengan berpedoman kepada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan BSNP. Selanjutnya Mulyasa (2006: 26) Hasan (2007: 490) mengemukakan: "Tujuan dalam KTSP adalah rumusan yang lebih spesifik berkenaan dengan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap yang hendak dikembangkan pada diri peserta didik".

KTSP dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI). SKL adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan standar isi adalah ruang lingkup


(16)

materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran dan silabus yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan satuan pendidikan tertentu. Selanjutnya berdasarkan Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional 2003 pasal 36 ayat 1 dinyatakan: "Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, sedangkan Standar Nasional Pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan..."

3. Pendidikan Agama Islam adalah merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan pada siswa SMA yang beragama Islam .

F. Kerangka Berpikir

Untuk mengarahkan permasalahan ini pada fokusnya yaitu implementasi KTSP mata pelajaran PAI pada SMA Negeri 3 Solok Selatan berikut dikemukakan paradigma konseptual penelitian sebagai berikut:

Bagan 1.1 : Proses Implementasi KTSP Mata Pelajaran PAI

SK – KD Mata Pelajaran PAI

Pelaksanaan Pemb. PAI

Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Inti

Kegiatan Penutup

Dokumen Mata Pelajaran PAI

Silabus

RPP

Evaluasi

Pembelajaran


(17)

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran merupakan acuan bagi satuan pendidikan dalam menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus dan RPP merupakan pedoman bagi guru dalam pelaksanaan pemebelajaran di kelas dan pelaksanaan evaluasi/penilaian. Evaluasi pembelajaran berguna untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi yang telah ditetapkan berdasarkan desain kurikulum. Penguasaan kompetensi tersebut antara lain meliputi penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Dari komponen-komponen di atas maka penulis memfokuskan terhadap masalah yang akan diteliti yaitu implementasi KTSP mata pelajaran PAI yang meliputi program perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan kegiatan penilaian.


(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan naturalistik kualitatif yang mengacu pada kondisi lingkungan alamiah (natural). Penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini didasari atas pertimbangan bahwa; penelitian ini berusaha untuk memotret dan mendeskripsikan tentang implementasi KTSP mata pelajaran PAI yang terjadi saat ini di SMA Negeri 3 Solok Selatan.

Penggunaan metode deskriptif ini merujuk pada pendapat Sudjana dan Ibrahim (2007:64) yang mengatakan bahwa “penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian yang terjadi saat sekarang dimana peneliti berusaha memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya untuk kemudian digambarkan sebagaimana adanya”.

Pendekatan naturalistik kualitatif dipandang sesuai dengan masalah penelitian ini dengan mempertimbangkan beberapa alasan :

1. Penelitian ini mencoba mengungkap dokumen program perencanaan

pembelajaran yang dibuat oleh guru yakni berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelaran PAI pada SMAN 3 Solok Selatan.

Alasan menggunakan dokumen sebagai sumber data, sebagaimana dikemukakan oleh Guba & Lincoln dalam Alwasilah (2006:156):


(19)

a. Dokumen merupakan sumber informasi yang lestari

b. Dokumen merupakan bukti yang dapat dijadikan dasar untuk

mempertahankan diri terhadap tuduhan atau kekeliruan interpretasi.

c. Dokumen itu sumber data alami, bukan hanya muncul dari oknteksnya

tapi juga menjelaskan konteks itu sendiri

d. Dokumen itu relatif mudah dan murah

e. Dokumen itu sumber data yang non-reaktif

f. Dokumen berperan sebagai sumber pelengkap dan memperkaya bagi informasi yang diperoleh lewat interview atau observasi.

2. Penelitian ini ingin melihat secara langsung proses implementasi KTSP mata pelajaran PAI pada SMA Negeri 3 Solok Selatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution (2003:43) “dalam penelitian naturalistik peneliti harus terjun langsung di lapangan dan mengumpulkan data dalam situasi yang sesungguhnya”.

Pendekatan kualitatif ini dipergunakan mulai dari proses perencanaan penelitian, penentuan lokasi, pemilihan sumber informasi, melakukan pengamatan partisipatif, dan pelaksanaan wawancara mendalam terhadap proses pembelajaran dan kegiatan evaluasi yang dilakukan. Pengamatan dilakukan terhadap semua fenomena dan peristiwa saat proses kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Wawancara mendalam dilakukan dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah serta guru mata pelajaran PAI.

B.Sumber Data dan Instrumen Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala SMA Negeri 3 Solok Selatan, 2) wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMA Negeri 3 Solok Selatan, 3) guru mata pelajaran PAI SMA Negeri 3 Solok Selatan, 4) dokumen kurikulum mata pelajaran PAI SMA Negeri 3 Solok Selatan yaitu berupa silabus dan RPP.


(20)

Dalam penelitian ini selain peneliti sebagai instrument utama, juga informan dan responden yang berhubungan langsung dengan pelaku atau pelaksana implementasi KTSP mata pelajaran PAI pada SMA Negeri 3 Solok Selatan.

C.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: teknik observasi, wawancara ,studi dokementasi. Ketiga teknik ini digunakan diharapkan dapat memperoleh data dan informasi yang diperlukan dan dapat saling menunjang dan saling melengkapi. Sementara sebagai instrumen pengumpul data ialah peneliti sendiri (human instrumen) untuk memandu peneliti dalam pengumpulan data dan klarifikasi data, maka sebelumnya peneliti telah mempersiapkan kisi-kisi pengumpulan data.

Adapun proses dan teknik pengumpulan data yang disebutkan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Observasi

Teknik observasi merupakan ”metode pengumpulan data yang

menggunakan pengamatan terhadap kegiatan sementara berlangsung”.

(Sukmadinata,2006:220).

Observasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai kondisi umum sekolah, proses belajar mengajar mata pelajaran PAI yang berkenaan dengan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup, langkah-langkah penyajian materi pelajaran yang dilaksanakan oleh guru, metode yang digunakan serta kegiatan penilaian.


(21)

Kegiatan observasi ini dilakukan berulang kali sampai diperoleh semua data yang diperlukan. Observasi berulang kali ini dimaksudkan supaya yang diamati akan terbiasa dengan kehadiran peneliti sehingga responden berprilaku apa adanya.

2. Wawancara

Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi (Nasution 2003:113). Maksudnya dilakukan wawancara tersebut antara lain untuk membuat suatu konstruksi ”sekarang dan disini” mengenai orang, peristiwa, aktivitas, motivasi, perasaan, dan lain-lainnya. Lebih lanjut Nasution (2003:74) menjelaskan mengenai tiga pendekatan yang harus dilakukan dalam melaksanakan wawancara yaitu :

(1) Dalam bentuk percakapan informal, yang mengandung unsur spontanitas, kesan santai tanpa pola atau arah yang ditentukan sebelumnya. (2) Menggunakan lembaran berisi garis besar pokok-pokok, topik, atau masalah yang dijadikan pegangan dalam pembicaraan, dan (3) Menggunakan daftar yang rinci, namun bersifat terbuka yang telah dipersiapkan lebih dahulu dan akan diajukan menurut urutan dan rumusan yang tercantum atau telah dibuat sebelumnya.

Wawancara dilakukan secara langsung dari nara sumber sebagai responden utama, yaitu kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum untuk memperoleh data mengenai implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan pada SMA Negeri 3 Solok Selatan, yang meliputi kegiatan sosialisasi KTSP, kegiatan guru dalam mengembangkan silabus dan RPP. Wawancara langsung dengan guru mata pelajaran PAI bertujuan untuk


(22)

mengungkap proses pelaksanaan pembelajaran PAI, proses pelaksanaan pembelajaran tersebut mulai dari penyusunan silabus dan RPP, pelaksanaan pembelajaran di kelas dan kegiatan evaluasi. Untuk kelancaran wawancara, peneliti sebelumnya telah mempersiapkan berupa panduan wawancara. Mengingat sebagai instrumen pengumpul data adalah peneliti itu sendiri yang dihadapkan langsung dengan responden, maka harus diciptakan susana sedemikian rupa. Hal ini dapat dimaklumi agar responden harus merasa dirinya sendiri, sehingga dapat memberi keterangan atau informasi apa adanya. Data yang diperoleh dicatat sesuai dengan jenisnya.

Dalam pelaksanaan wawancara peneliti mencocokkan terlebih dahulu waktu peneliti dengan responden, artinya kehadiran peneliti jangan sampai mengganggu waktu formal kegiatan belajar mengajar responden.

Untuk memperkaya data yang diperoleh peneliti, pencatatan data tidak hanya dilakukan pada saat wawancara berlangsung namun semua aktivitas dan kejadian-kejadian yang berlangsung sebelum wawancara dan setelah wawancara menjadi bagian dari data penting untuk penelitian ini.

3. Studi Dokumentasi

Menurut Ibrahim dan Sudjana (1989:7) bahwa “peneliti dan objek yang diteliti saling berinteraksi, yang proses penelitiannya dilakukan dari luar dan dalam dengan banyak melibat judgement dalam pelaksanaannya”. Sebagai salah satu ciri khas peneliti kualitatif peneliti sekaligus berfungsi sebagai alat penelitian yang tentunya tidak bisa dilepaskan sepenuhnya dari unsur subjektivitas. Studi dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data berupa keterangan atau informasi


(23)

yang diperlukan melalui data tertulis baik yang bersifat akademis maupun yang bersifat administratif.

Dalam penelitian ini yang dijadikan sumber informasi adalah dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA Negeri 3 Solok Selatan yakni berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Selain itu juga data pendukung mengenai kondisi umum sekolah, keadaan siswa, guru, pegawai serta data sarana dan prasarana.

D. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Merujuk pada prosudur penelitian kualitatif seperti yang dikemukakan oleh Moleong (2007:127) ada tiga tahapan pelaksanaan penelitian yaitu: 1) pra-lapangan, 2) kegiatan pra-lapangan, 3) tahap analisis data.

1. Tahap Pra Penelitian

Pelaksanaan pra-lapangan ini bertujuan memperoleh gambaran yang lengkap dan jelas mengenai lokasi dan keadaan objek penelitian, gambaran umum responden, arah dan fokus masalah yang diteliti, penyesuaian waktu dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian. Pada tahap ini secara umum dilakukan kegiatan-kegiatan meliputi :

a. Penyusunan rancangan penelitian, terutama dalam menentukan desain dan fokus penelitian,

b. Memilih lapangan penelitian yang sesuai dan mendukung kelancaran


(24)

alasan sekolah tersebut telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), akses ketempat peneliti relatif mudah supaya kegiatan penelitian tidak terhambat oleh jarak dan waktu, sedangkan penelitian kualitatif diperlukan intensitas yang cukup dengan pihak sekolah, Sekolah yang akan diteliti adalah merupakan sekolah unggul untuk daerah Solok Selatan.

c. Mengurus perizinan, dari rektor melalui direktur SPs UPI,

d. Menjajaki dan menilai keadaan lingkungan tempat penelitian, dalam kegiatan ini peneliti mengunjungi lokasi penelitian secara formal, menjajaki kemungkinan pelaksanaan penelitian, berdialog dengan kepala sekolah kemungkinan pelaksanaan penelitian,

e. Memilih dan memanfaatkan informan,

f. Menyiapkan perlengkapan penelitian, 2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada tahap ini pekerjaan penelitian terdapat tiga kegiatan utama, yaitu: 1) memahami latar belakang penelitian dan persiapan diri, 2) memasuki lapangan, 3) berperan serta sambil mengumpulkan data. Tahap ini merupakan tahapan inti dari pelaksanaan penelitian yang sesungguhnya. Fokus masalah digali secara mendalam dalam kigiatan ini dengan cara observasi, pengamatan dan wawancara maupun studi dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan secara langsung terhadap arah dan tujuan penelitian, dengan menggunakan pedoman pengamatan dan wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai kontrol terhadap pengamatan dan pembicaraan disaat wawancara dengan responden agar tetap dalam ruang lingkup dan konteks fokus masalah penelitian.


(25)

Menyadari bahwa keberhasilan penelitian kualitatif ini tergantung pada pengumpulan data dan ketelitian serta ketelatenan peneliti, disamping alat bantu yang memadai. Bogdan dan Biklen (1992:73-74) mengemukakann bahwa ” Keberhasilan suatu penelitian naturalistik atau kualitatif sengat tergantung pada ketelitian dan kelengkapan catatan lapangan (field notes) yang disusun peneliti”. Maka peneliti berusaha untuk mempertajam penelitian , juga melengkapi diri dengan alat bantu catatan lapangan.

Selama kegiatan pengambilan data di lapangan, maka peneliti langsung memproses data dan menganalisisnya dengan cara mereduksi data dan informasi yang telah terjaring melalui instrumen pengumpul data. Dengan demikian dimungkinkan merangkum hal-hal yang penting secara sistematis untuk menemukan fokus masalah serta memudahkan pelacakan kembali data yang diperoleh bila diperlukan.

Pada akhir peneliti berada di lapangan data terkumpul kemudian diolah, dianalisis, dan ditarik kesimpulan secara kualitatif dengan dukungan berbagai konsep maupun kajian kepustakaan selanjutnya disajikan sebagai hasil penelitian. 3. Tahap Pelaporan

Setelah kegiatan pengumpulan data dan analisis data dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah menyusun laporan hasil kegaiatan penelitian. Laporan penelitian ini disusun setelah selesai pengolahan dan analisis data dilakukan, karena pada dasarnya penyusunan laporan hasil penelitian yang dimaksud disini adalah menyangkut pada penulisan tesis sebagai karya ilmiah.


(26)

E.Teknik Analisis Data

Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, yaitu dari hasil pengamatan, wawancara, studi dokumen. Data yang dikumpulkan tidak akan memberikan makna yang berarti apabila tidak dianalisis. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis kualitatif secara induktif, yaitu dengan cara membandingkan antara data yang terkumpul di lapangan dengan teori perencanaan pembelajaran berupa silabus dan RPP, teori implementasi kurikulum dalam proses belajar mengajar dan teori evaluasi pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan analisis data yang mengacu pada Miles dan Huberman (1992:16-18) S. Nasution (2003:129) dengan langkah-langkah yaitu: reduksi, penyajian data, dan verifikasi atau pengambilan keputusan.

terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus. Pelaksanaan analisis data dalam penelitian ini ditempuh dengan langlah-langkah sebagai berikut.

a. Reduksi data

Langkah awal dalam melakukan analisis data adalah melakukan reduksi, hal ini dilakukan untuk memudahkan bagi penelitian memahami dan menelaah data yang telah terkumpul. Reduksi data dilakukan dengan cara merangkum aspek-aspek dan permasalahan yang diteliti, sehingga memudahkan peneliti untuk menganalisis.


(27)

Kegiatan reduksi data ini dilakukan dengan pembuatan rangkuman terhadap aspek-aspek permasalah yang diteliti. Adapun aspek-aspek permasalahan yang direduksi dalam penelitian ini meliputi program perencanaan program pembelajaran yang dibuat oleh guru yaitu berupa silabus dan RPP, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan kegiatan pelaksanaan evaluasi bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI)

b. Penyajian Data

Untuk memudahkan pemahaman terhadap aspek-aspek yang telah dideruksi, maka aspek-aspek tersebut disajikan secara singkat dan jelas, baik bagian demi bagian maupun keseluruhannya. Penyajian ini akan dijadikan dasar untuk menafsirkan dan mengambil kesimpulan hasil penelitian.

c. Verifikasi dan Pengambilan Keputusan

Vertivikasi adalah kegiatan mempelajari data yang telah direduksi dan disajikan pada langkah-langkah sebelumnya, dengan pertimbangan yang terus menerus sesuai dengan perkembangan data dan fenomena yang ada di lapangan, yang akhirnya menghasilkan kesimpulan untuk mengambil satu keputusan.

Pengambilan kesimpulan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama merumuskan kesimpulan sementara berdasarkan pada data yang terkumpul dari lapangan. Tahap kedua verifikasi data, karena data yang terkumpul dari lapangan jumlahnya semakin banyak. Kegiatan verifikasi ini bertujuan untuk mempelajari kembali atau untuk mengkaji ulang data yang sudah terkumpul baik data yang sudah direduksi maupun data yang sudah disajikan. Kegiatan verifikasi dapat dilakukan dengan cara meminta pertimbangan kepada pihak-pihak yang terkait


(28)

dengan penelitian yaitu kepala sekolah, guru, dosen pembimbing sampai mendapatkan kesimpulan akhir.

F. Uji Keabsahan Data

Pada hakekatnya tingkat kebermaknaan proses maupun produk suatu penelitian kualitatif, tentunya harus diuji tingkat kepercayaan hasil penelitian. Nasution (2003:105-122) mengemukakan cara untuk memenuhi kriteria tersebut : (1) Credibility (validitas internal), (2) Transferability (validitas eksternal), (3) Dependability (realibilitas), dan (4) Confirmability ( objektifitas). Sesuai dengan pendapat di atas, pada penelitian ini peneliti berupaya agar hasil penelitian signifikan sehingga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait. 1. Credibility (Validitas internal)

Kredibilitas merupakan ukuran tentang kebenaran data yang dikumpulkan, dalam penelitian kualitatif disebut validitas internal. Kribilitas dalam penelitian ini menggambarkan kecocokan atau kesesuian konsep peneliti dengan konsep yang ada pada responden atau nara sumber. Untuk memperoleh hal tersbut dalam penelitian ini dilakukan beberapa kegiatan, antara lain :

a. Triangulasi, yang bertujuan untuk mengcek kebenaran data yang diperoleh dengan cara membandingkan data dari sumber lain, sehingga diperoleh hubungan antara data yang satu dengan data yang lain baik secara paralel maupun vertikal. Sementara cara pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi, Dalam kegiatan seperti ini setiap data/informasi yang disampaikan oleh nara sumber secara otomatis bisa


(29)

dibandingkan dengan data dari nara sumber lain, sekaligus dapat dilakukan pengecekan kebenaran data/informasi yang ada.

b. Member Check, yakni melakukan konfirmasi data terhadap nara sumber secara linear.

2. Transferability (validitas eksternal)

Kriteria ini disebut juga validitas eksternal, dalam hal ini peneliti ingin mengetahui sejauh mana hasil penelitian bisa diaplikasikan atau digunakan dalam objek lain. Nasution (2003:188) mengatakan “ Transferbilitas tergantung pada si pemakai, yakni hingga manakah hasil penelitian itu dapat mereka gunakan dalam konteks dan situasi tertentu”. Transferabilitas hasil penelitian ini diserahkan kepada kalangan pengguna.

Untuk meyakinkan pemakai, dalam hal ini peneliti harus mendskripsikan setting penelitian secara utuh, menyeluruh,lengkap, mendalam dan rinci. Agar pemakai nantinya dapat menerapkan penelitian ini, jika terdapat kesamaan antara setting dan peneliti dengan pemakai yang diterapkan di tempat lain.

3. Dependability (reliabilitas)

Dependability dalam peneliti ini dilakukan dengan pengujian, artinya apakah penelitian ini dapat diulangi atau direpliksikan dengan menemukan hasil yang sama. Hal ini berkaitan dengan pemikiran, bahwa situasi sosial atau manusia pada umumnya pada hakekatnya bersifat unik dan tidak dapat direkonstruksi sepenuhnya seperti semula. Oleh karena itu sangat sulit untuk mengukur konsistensi hasil penelitian yang dilakukan manusia. Untuk menjaga kebenaran dan konsistensi hasil penelitian dilakukan dengan ”audit trail” yaitu dengan


(30)

melakukan pemeriksaan guna menyakinkan hal-hal yang dilaporkan memang demikian adanya, hal ini ditempuh dengan cara :

a. Mencatat hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi dengan

selengkap lengkapnya, sebagai data mentah guna kepentingan analisis selanjutnya.

b. Menyusun hasil-hasil analisis dengan cara menyeleksi data mentah tersebut, kemudian merangkum atau menyusunnya dalam bentuk deskripsi sebagai display data.

c. Melaporkan keseluruhan proses peneliti dari sejak studi orientasi dan menyusun desain sampai pengolahan data sebagaimana ditampilkan dalam penelitian ini.

Sehubungan dengan hal ini Nasution (2003:120) mengemukakan untuk melakukan pemeriksaan ini, peneliti harus menyiapkan bahan-bahan seperti :

(1) Data mentah seperti catatan lapangan sewaktu mengadakan observasi dan wawancara, hasil rekaman bila ada, dokumen dan lain-lain. Diolah dalam bentuk laporan lapangan, (2) Hasil analisis data berupa rangkuman, hipotesis kerja, konsep-konsep dan sebagainya, (3) Hasil sintesis data seperti tafsiran, kesimpulan, defenisi, interelasi data, tema, pola, hubungan dengan literature dan laporan akhir, (4) Catatan mengenai proses yang digunakan, yakni tentang metodologi, desain, strategi prosedur, rasional, usaha-usaha agar hasil penelitian terpercaya (credibility, dependability, confirmability), serta usaha sendiri melakukan “audit trail”.

Dengan demikian kebermaknaan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini sudah sewajarnya pula terbatas, tetapi tetap tergantung kepada kesamaan situasi atau kondisi yang ada. Kebermaknaan hasil penelitian akan bermuara pada kebermaknaan data yang terkumpul, yaitu tentang bagaimana implementasi


(31)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada SMA Negeri 3 Solok Selatan.

4. Confirmability (objektifitas )

Confirmability dalam penelitian ini dimaksudkan dengan hal yang berhubungan dengan objektivitas hasil penelitian. Mengingat penelitian kualitatif dilakukan langsung oleh peneliti dalam menjaring data, maka objetivitas data yang dijaring sangat tergantung kepada peneliti sendiri, sehingga wajar saja bila muncul kata tanya apa, bagaimana, dan mengapa penjaringan itu. Dalam pelaksanaan peneliti ini, peneliti selalu menjaga keobjektivitasan semaksimal mungkin, melalui metode dan tata cara sudah dijelaskan sebelumnya.


(32)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasaan yang telah diuraikan, maka implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada SMA Negeri 3 Solok Selatan tentang penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (program pembelajaran), proses pelaksanaan pembelajaran dan kegiatan penilaian/evaluasi pembelajaran dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penyusunan Silabus dan RPP (Perencanaan Program Pembelajaran)

Rencana pembelajaran, baik silabus maupun RPP yang dikembangkan oleh guru mengacu pada standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan dan standar kompetensi lulusan sudah sesuai dengan langkah-langkah dan format KTSP. Namun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru belum menggambarkan tentang pelaksanaan proses belajar yang sesungguhnya, akan tetapi lebih cenderung hanya sebagai tuntutan administrasi. Dalam membuat RPP terutama dalam mengembangkan langkah-langkah pembelajaran belum menggunakan langkah pembelajaran yang lebih rinci sesuai dengan tuntutan kurikulum tingkat satuan pendidikan. RPP yang dirancang oleh guru untuk tiga kali pertemuan pada langkah-langkahnya tidak ada rincian pertemuan pertama, kedua dan ketiga.


(33)

2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan belajar mengajar dalam kelas khususnya pembelajaran PAI sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan dalam perencanaan/RPP yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan berfungsi untuk mengkondisikan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran yang kondusif agar siswa siap mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Kegiatan inti merupakan kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses pengalaman belajar siswa, dalam pelaksanaannya pembelajaran berpusat pada siswa sesuai dengan hakekat KTSP. Kegiatan penutup merupakan kegiatan untuk mengakhiri pelajaran dan memberikan penekanan-penekanan kepada siswa tentang materi yang dibahas, memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu giat dalam belajar, memberikan penugasan kepada siswa dan menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Walaupun dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan atau sistematika pembelajaran namun dalam pengalokasian waktu kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.

Prosedur dan langkah-langkah yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran PAI dimulai dengan menginformasikan materi yang akan dibahas, menuliskan dipapan tulis kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa melalui materi yang dibahas, kemudian guru memberikan penjelasan singkat tentang materi, melakukan apersepsi kepada siswa dan membagi kelompok diskusi siswa untuk membahas materi, mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Walaupun dalam menyajikan materi pelajaran pembelajaran berpusat pada siswa tapi


(34)

kadang-kadang guru tidak konsekwen dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, RPP yang dirancang untuk tiga kali pertemuan diselesaikan dalam satu kali pertemuan saja.

3. Kegiatan Penilaian

Bentuk penilaian yang dilakukan oleh guru PAI pada SMA Negeri 3 Solok Selatan adalah penilaian proses, penugasan dan penguasaan kompetensi. Penilaian proses dilakukan saat pembelajaran berlangsung dalam kelas, baik ketika kegiatan tanya jawab dengan guru maupun dalam kegiatan diskusi. Penilaian tugas dilaksanakan untuk melihat kesungguhan dan rasa tanggung jawab siswa dalam merespon apa yang ditugaskan oleh guru. Penilaian penguasaan kompetensi dilaksanakan dalam bentuk tes tertulis maupun lisan. Penilaian penguasaan kompetensi dalam bentuk tertulis dilaksanakan 2 kali dalam satu semester, yaitu pada pertengahan semester dan pada akhir semester, sedangkan dalam bentuk lisan dilaksanakan setiap selesai pembahasan pada suatu aspek pelajaran atau selesai pembahasan pada suatu standar kompetensi. Tujuannya adalah untuk melihat keberhasilan siswa dalam penguasaan kompetensi yang diharapkan. Penilaian akhir yang dilakukan oleh guru adalah dengan memperhatikan kehadiran siswa, keaktifan dalam diskusi, penyelesaian tugas-tugas dan kemampuan dalam menjawab soal-soal pada ujian semester serta sikap siswa sesama teman sebaya, guru dan warga sekolah lainnya. Dengan demikian penilaian yang dilakukan sesuai dengan konsep KTSP yaitu penilaian proses dan hasil.


(35)

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan dilapangan sebagaimana yang dipaparkan pada bagian pembahasan dan kesimpulan, berikut ini dikemukakan beberapa rekomendasi yang ditujukan kepada:

1. Guru mata pelajaran PAI diharapkan untuk lebih meningkatkan pemahaman terhadap KTSP, sehingga dalam mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam silabus dan RPP menggambarkan proses pelaksanaan pembelajaran di kelas. Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP harus jelas dan terinci, baiknya satu RPP untuk satu kali pertemuan. Kalaupun satu RPP untuk tiga kali pertemuan dalam langkah-langkahnya hendakanya dijelaskan pertemuan pertama, kedua dan ketiga.

2. Kepala sekolah sebagai pihak yang paling strategis dan punya kewenangan dalam menentukan kebijakan-kebijakan pendidikan di tingkat sekolah, perlu mengevaluasi implementasi KTSP ditingkat sekolah, terutama menyangkut program perencanaan yang dibuat oleh guru yaitu berupa silabus dan RPP, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan perlu atau tidaknya diadakan lokakarya penyusunan silabus dan RPP. Disamping itu juga untuk

mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam

mengimplementasikan KTSP terutama menyangkut program perencanaan.

3. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya dapat dijadikan sebagai bahan

perbandingan untuk mengkaji dan menelaah lebih mendalam masalah-masalah yang berkaitan dengan implementasi KTSP khususnya untuk mata pelajaran PAI pada jenjang pendidikan menengah.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Alwashilah.A.Chaedar (2006).Pokoknya Kualitatif, Jakarta : Dunia Pustaka Jaya Amstrong, David (1983), Secondary Education, Newyork: Mac Millan Publishing

Co.Inc

Azra, A (2002). Paradigma Pendidikan Nasional: Rekonstruksi dan Demonstrasi. Jakarta : Penerbit Buku Kompas

Badan Standar Nasional Pendidikan (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : BSNP

Budiningsih, C.A. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Bogdan, R.C. & Biklen S.K, (1992), Qualitative Research for Education, Boston :

Allyn and Bacom

Dakir,H (2004), Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: PT Rineka Cipta

Darajat, Z (1975). Ilmu Pendidikan Agama. Jakarta : Bulan Bintang Darajat, Z, dkk (2006). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara

Darwin Syah et al (2007). Perencanaan Sistem Pengajaran Sistem Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Gaung Persada Press

Departemen Pendidikan Nasional (2006). Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Pusat Data dan Informasi Pendidikan, Balitbang Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional (2006). Peratuan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Depdiknas

Departemen Pendidikan Nasional (2006). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas

Departemen Pendidikan Nasional (2006). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas

Departemen Pendidikan Nasional (2006). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.24 Tahun 2006 Tentang Petunjuk Pelaksanaan KTSP. Jakarta : Depdiknas


(37)

Doll,Ronald C. (1974), Curriculum Improvement, Decision Making and Process. Boston: Ally and Bacon, Inc

Faisal,A (1995), Reorientasi Pendidikan Islam,Jakarta: Gema Insani Press

Fullan,M.G (1991), The New Meaning of Education Change. Newyork:Teacher College Press Published

Hamalik, O (2007). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya

Hamalik,O (2006),Implementasi Kurikulum, SPS UPI Bandung

Hasan,SH, (1984), An Evalution of the General Senior Secondry Social Studies Currculum mplementation in Bandung Municepality Ph.D. Thesis : Sydney Macquarie University.

Hasan,SH (2008), Evaluasi Kurikulum, Bandung: PT.Remaja Rosda Karya

Havelock,R.G (1995) The Change Agen’s Guide, Second Edition. NewJersey, Educational Technology Publications

Ibrahim (1988), Inovasi Pendidikan, Jakarta: Depdikbud Proyek Pengembangan LPTK

Djaelani, AQ, (1990), Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam, Jakarta : Bulan Bintang

Karli, H. dan Yuliariatiningsih, M.S. (2003). Model-Model Pembelajaran. Bandung : Bina Media Informasi.

Laurie,Brady (1990) Curriculum Development, third edition, Australia: Prentince Hall

Majid, A (2008), Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung : PT.Remaja Rosda Karya

Marimba, A. D,(1989) Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : Al-Ma.arif,

Miller.Jhon P. & Seller,Wayne (1985). Curriculum Perspectives and Practice. Newyork: Longman

Miles, M.B dan Huberman, A.M., (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press.

Moleong,J, Lexy, (2007), Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya


(38)

Muhaimin, (2008). Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya

Mulyasa, E (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya

Mulyasa, E (2006). Implementasi Kurikulum 2004, Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya

Nasution, S (1993). Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT.Citra Aditya Bakti. Nasution,S, (2003), Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung : Tarsito

Nawawi, H (1983), Perundang-Undangan Pendidikan, Bandung: PT.Remaja Rosda Karya

Rusman (2002), Studi tentang Implementasi KBK Pada Pelatihan Kompetensi Dasar di PPPGT Bandung. Tesis ,PPS UPI Bandung:Tidak diterbitkan Ruslin (2008), Implementasi Bidang Studi IPS Pada KTSP Madrasah Tsanawiyah

Negeri Kalabahi Kab.Alor Propinsi NTT, Thesis,PPS UPI:Tidak diterbitkan Sanjaya,W (2006). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Sanjaya,w (2008). Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan praktik Pegembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan : Kencana Prenada Media Group Sudjana, N dan Ibrahim, (1989), Penelitian dan Penelitian Pendidikan, Bandung :

Sinar Baru

Sukmadinata, N.S, (2007). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya

Sukmadinata, N.S, (2005). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya

Sukmadinata, N.S, (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya

Sumantri, Mulyani (1988), Kurikulum Dan Pengajaran, Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tingi

Suparno, P. (2001). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius.

Taba,Hilda, (1962) Curriculum Development Theory and Practices.Newyork: , Harcour, Brace and World.Inc

Tafsir, A, (1992) Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya


(39)

Print, Murray (1993), Curriculum Development and Design. Second Edition. Australia: Allen and Unwin

Poedjiadi, A. (2005). Sains Teknologi Masyarakat; Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung : Remaja Rosdakarya

Zais,R (1976), Curricululum Principles And Founddation, Newyork: Harper & Row Publisher


(1)

140

kadang-kadang guru tidak konsekwen dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, RPP yang dirancang untuk tiga kali pertemuan diselesaikan dalam satu kali pertemuan saja.

3. Kegiatan Penilaian

Bentuk penilaian yang dilakukan oleh guru PAI pada SMA Negeri 3 Solok Selatan adalah penilaian proses, penugasan dan penguasaan kompetensi. Penilaian proses dilakukan saat pembelajaran berlangsung dalam kelas, baik ketika kegiatan tanya jawab dengan guru maupun dalam kegiatan diskusi. Penilaian tugas dilaksanakan untuk melihat kesungguhan dan rasa tanggung jawab siswa dalam merespon apa yang ditugaskan oleh guru. Penilaian penguasaan kompetensi dilaksanakan dalam bentuk tes tertulis maupun lisan. Penilaian penguasaan kompetensi dalam bentuk tertulis dilaksanakan 2 kali dalam satu semester, yaitu pada pertengahan semester dan pada akhir semester, sedangkan dalam bentuk lisan dilaksanakan setiap selesai pembahasan pada suatu aspek pelajaran atau selesai pembahasan pada suatu standar kompetensi. Tujuannya adalah untuk melihat keberhasilan siswa dalam penguasaan kompetensi yang diharapkan. Penilaian akhir yang dilakukan oleh guru adalah dengan memperhatikan kehadiran siswa, keaktifan dalam diskusi, penyelesaian tugas-tugas dan kemampuan dalam menjawab soal-soal pada ujian semester serta sikap siswa sesama teman sebaya, guru dan warga sekolah lainnya. Dengan demikian penilaian yang dilakukan sesuai dengan konsep KTSP yaitu penilaian proses dan hasil.


(2)

141 B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan dilapangan sebagaimana yang dipaparkan pada bagian pembahasan dan kesimpulan, berikut ini dikemukakan beberapa rekomendasi yang ditujukan kepada:

1. Guru mata pelajaran PAI diharapkan untuk lebih meningkatkan pemahaman terhadap KTSP, sehingga dalam mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam silabus dan RPP menggambarkan proses pelaksanaan pembelajaran di kelas. Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP harus jelas dan terinci, baiknya satu RPP untuk satu kali pertemuan. Kalaupun satu RPP untuk tiga kali pertemuan dalam langkah-langkahnya hendakanya dijelaskan pertemuan pertama, kedua dan ketiga.

2. Kepala sekolah sebagai pihak yang paling strategis dan punya kewenangan dalam menentukan kebijakan-kebijakan pendidikan di tingkat sekolah, perlu mengevaluasi implementasi KTSP ditingkat sekolah, terutama menyangkut program perencanaan yang dibuat oleh guru yaitu berupa silabus dan RPP, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan perlu atau tidaknya diadakan lokakarya penyusunan silabus dan RPP. Disamping itu juga untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam mengimplementasikan KTSP terutama menyangkut program perencanaan. 3. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya dapat dijadikan sebagai bahan

perbandingan untuk mengkaji dan menelaah lebih mendalam masalah-masalah yang berkaitan dengan implementasi KTSP khususnya untuk mata pelajaran PAI pada jenjang pendidikan menengah.


(3)

142

DAFTAR PUSTAKA

Alwashilah.A.Chaedar (2006).Pokoknya Kualitatif, Jakarta : Dunia Pustaka Jaya Amstrong, David (1983), Secondary Education, Newyork: Mac Millan Publishing

Co.Inc

Azra, A (2002). Paradigma Pendidikan Nasional: Rekonstruksi dan Demonstrasi. Jakarta : Penerbit Buku Kompas

Badan Standar Nasional Pendidikan (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : BSNP

Budiningsih, C.A. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Bogdan, R.C. & Biklen S.K, (1992), Qualitative Research for Education, Boston :

Allyn and Bacom

Dakir,H (2004), Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: PT Rineka Cipta

Darajat, Z (1975). Ilmu Pendidikan Agama. Jakarta : Bulan Bintang Darajat, Z, dkk (2006). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara

Darwin Syah et al (2007). Perencanaan Sistem Pengajaran Sistem Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Gaung Persada Press

Departemen Pendidikan Nasional (2006). Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Pusat Data dan Informasi Pendidikan, Balitbang Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional (2006). Peratuan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Depdiknas

Departemen Pendidikan Nasional (2006). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas

Departemen Pendidikan Nasional (2006). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas

Departemen Pendidikan Nasional (2006). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.24 Tahun 2006 Tentang Petunjuk Pelaksanaan KTSP. Jakarta : Depdiknas


(4)

143

Doll,Ronald C. (1974), Curriculum Improvement, Decision Making and Process. Boston: Ally and Bacon, Inc

Faisal,A (1995), Reorientasi Pendidikan Islam,Jakarta: Gema Insani Press

Fullan,M.G (1991), The New Meaning of Education Change. Newyork:Teacher College Press Published

Hamalik, O (2007). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya

Hamalik,O (2006),Implementasi Kurikulum, SPS UPI Bandung

Hasan,SH, (1984), An Evalution of the General Senior Secondry Social Studies Currculum mplementation in Bandung Municepality Ph.D. Thesis : Sydney Macquarie University.

Hasan,SH (2008), Evaluasi Kurikulum, Bandung: PT.Remaja Rosda Karya

Havelock,R.G (1995) The Change Agen’s Guide, Second Edition. NewJersey, Educational Technology Publications

Ibrahim (1988), Inovasi Pendidikan, Jakarta: Depdikbud Proyek Pengembangan LPTK

Djaelani, AQ, (1990), Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam, Jakarta : Bulan Bintang

Karli, H. dan Yuliariatiningsih, M.S. (2003). Model-Model Pembelajaran. Bandung : Bina Media Informasi.

Laurie,Brady (1990) Curriculum Development, third edition, Australia: Prentince Hall

Majid, A (2008), Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung : PT.Remaja Rosda Karya

Marimba, A. D,(1989) Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : Al-Ma.arif,

Miller.Jhon P. & Seller,Wayne (1985). Curriculum Perspectives and Practice. Newyork: Longman

Miles, M.B dan Huberman, A.M., (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press.

Moleong,J, Lexy, (2007), Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya


(5)

144

Muhaimin, (2008). Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya

Mulyasa, E (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya

Mulyasa, E (2006). Implementasi Kurikulum 2004, Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya

Nasution, S (1993). Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT.Citra Aditya Bakti. Nasution,S, (2003), Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung : Tarsito Nawawi, H (1983), Perundang-Undangan Pendidikan, Bandung: PT.Remaja Rosda

Karya

Rusman (2002), Studi tentang Implementasi KBK Pada Pelatihan Kompetensi Dasar di PPPGT Bandung. Tesis ,PPS UPI Bandung:Tidak diterbitkan Ruslin (2008), Implementasi Bidang Studi IPS Pada KTSP Madrasah Tsanawiyah

Negeri Kalabahi Kab.Alor Propinsi NTT, Thesis,PPS UPI:Tidak diterbitkan Sanjaya,W (2006). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Sanjaya,w (2008). Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan praktik Pegembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan : Kencana Prenada Media Group Sudjana, N dan Ibrahim, (1989), Penelitian dan Penelitian Pendidikan, Bandung :

Sinar Baru

Sukmadinata, N.S, (2007). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya

Sukmadinata, N.S, (2005). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya

Sukmadinata, N.S, (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya

Sumantri, Mulyani (1988), Kurikulum Dan Pengajaran, Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tingi

Suparno, P. (2001). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius.

Taba,Hilda, (1962) Curriculum Development Theory and Practices.Newyork: , Harcour, Brace and World.Inc

Tafsir, A, (1992) Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya


(6)

145

Print, Murray (1993), Curriculum Development and Design. Second Edition. Australia: Allen and Unwin

Poedjiadi, A. (2005). Sains Teknologi Masyarakat; Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung : Remaja Rosdakarya

Zais,R (1976), Curricululum Principles And Founddation, Newyork: Harper & Row Publisher