PERILAKU KOMUNIKASI TUKANG OJEK KONVENSIONAL DALAM MENGANTISIPASI KEHADIRAN OJEK ONLINE DI SURABAYA.
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)
Oleh :
Ayu Rochmawati NIM. B06212004
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI JURUSAN KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2016
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
vii
ABSTRAK
Ayu Rochmawati, B06212004, 2016. PERILAKU KOMUNIKASI TUKANG OJEK KONVENSIONAL DALAM MENGANTISIPASI KEHADIRAN OJEK ONLINE DI SURABAYA. Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
Kata Kunci : Perilaku Komunikasi, Teknologi komunikasi, Ojek Konvensional. Penelitian ini dilatar belakangi oleh pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang telah banyak dimanfaatkan perusahaan dalam usaha pengembangan layanan bisnisnya. Termasuk pada bisnis ojek yang sekarang pelayanannya sudah berkembang memanfaatkan fasilitas online mobile aplikasi. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana perilaku komunikasi ojek konvensional paguyuban ojek karang taruna terminal purabaya terkait keberadaan ojek online di Surabaya.
Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif kualitatif yang berguna untuk memberikan fakta dan data mengenai perilaku komunikasi tukang ojek konvensional dan driver gojek. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teori determinisme teknologi dan teori interaksi sosial sehingga diperoleh beberapa temuan.
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa : perilaku komunikasi yang dilakukan tukang ojek konvensional dalam mengantisipasi kehadiran ojek online di Surabaya adalah antipati terhadap media komunikasi yang berbasis teknologi online, proses interaksi bersifat terbuka dengan persaingan sehat antar sesama tukang ojek, saling memahami karakter berupa kelebihan dan kekurangan masing - masing, serta komunikasi interpersonal yang baik diinternal maupun eksternal paguyuban ojek
(7)
viii
DAFTAR ISI
JUDUL PENELITIAN (sampul dalam) ... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... PERSETUJUAN PEMBIMBING ... PENGESAHAN TIM PENGUJI ... MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... KATA PENGANTAR ... ABSTRAK ... DAFTAR ISI ... DAFTAR BAGAN ... DAFTAR TABEL ... BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Hasil Penelitian ... E. Penelitian Terdahulu ... F. Definisi Konsep Penelitian ... G. Kerangka Pikir Penelitian ... H. Metode Penelitian ... 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian ... 3. Jenis dan Sumber Data ... 4. Tahap-tahap Penelitian ... 5. Teknik Pengumpulan Data ... 6. Teknik Analisis Data ... 7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... I. Sistematika Pembahasan ... BAB II : KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Pustaka ... 1. Perilaku Komunikasi... a. Definisi Perilaku... b. Definisi Komunikasi... c. Perilaku Komunikasi... 2. Aplikasi Mobile... 3. Ojek Konvensional... 4. Ojek Online... B. Kajian Teori ... 1. Teori Determinisme Teknologi... 2. Teori Interaksi Simbolik... BAB III : PAPARAN DATA PENELITIAN
A. Profil Data ... 1. Sejarah Nama Pangkalan Ojek “Karang Taruna”... 2. Kondisi Geografis Pangkalan Ojek “Karang Taruna”.. 3. Kondisi Demografi Anggota Pangkalan Ojek “Karang
Taruna” ... i ii iii iv v vi vii viii x xi 1 1 4 4 5 5 7 11 12 13 14 16 18 23 24 27 29 29 29 29 34 40 56 58 58 60 60 62 65 65 65 66 67 67
(8)
ix
B. Deskripsi Data Penelitian ... BAB IV : INTERPRETASI HASIL PENELITIAN
A. Analisis Data ... B. Konfirmasi dengan Teori ... C. Prespektif Keislaman Perilaku Ojek... BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ... B. Rekomendasi ... DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS LAMPIRAN
68 81 83 94 99 100 100 101
(9)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Teknologi merupakan aplikasi ilmu dan engineering untuk mengembangkan mesin dan prosedur agar memperluas dan memperbaiki kondisi manusia atau paling tidak memperbaiki efisiensi manusia pada beberapa aspek.1 Manusia menciptakan teknologi dengan tujuan agar apa
yang dikerjakan dengan bantuan teknologi menjadi lebih mudah dan lebih efisien dalam penggunaannya. Teknologi informasi dan komunikasi adalah salah satu yang memiliki tingkat perkembangan yang cukup pesat.dan saat ini duniaberada pada era informasi dimana informasi memegang peranan penting dalam aspek kehidupan, siapa yang menguasai informasi maka ia memiliki peluang lebih dibandingkan yang tidak memiliki.2 Pemanfaatan informasi yang optimal dapat memberikan ide yang inovatif untuk perkembangan.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa banyak manfaat bagi kehidupan manusia sekaligus banyak mengubah pola perilaku dan kebiasaan manusia. Mulai dari pola belanja hingga pola belajar. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ini, kemudahan dalam berinteraksi dan bertransaksi semakin banyak dirasakan manfaatnya. Seseorang dahulu ketika ingin berbelanja pakaian akan mengunjungi mall untuk berbelanja, memilih model dan
1
http://www.definisi-pengertian.com/2015/08/definisi-pengertian-teknologi-menurut-ahli.html 2
(10)
bahannya lalu kemudian membayar dengan uang tunai. Namun sekarang dengan bantuan teknologi internet, proses belanja tersebut bisa dilakukan secara mudah. Salah satu caranya adalah dengan smartphone yang terhubunginternet bisa melakukan pembayaran secara elektronik (digital payment). Berbelanja melaluigadget atau smartphone saat ini sangat mudah cukup mengetikkan kata kunci yang dicari, sesaat muncul pilihan gambar dari kategori yang dicari tadi. Sebelum menentukan pilihan baju yang akan dibeli, pembeli wajib cek reputasi penjual untuk menghindari penipuan. Langkah berikutnyaadalah melakukan pembayaran yang bisa dilakukan melalui internet banking atau transfer antar bank lalu langkah terakhir yaitu barang akan di proses oleh penjual untuk selanjutnya dikirim ke alamat pembeli. Semua dilakukan secara digital dan tanpa harus bertemu dalam melakukan transaksi.
Kemudahan bertransaksi dan berkomunikasi di era digital ini semakin banyak dimanfaatkan oleh pelaku – pelaku usaha, mereka memanfaatkan teknologi ini untuk memangkas biaya perusahaan yang jika dilakukan secara offline membutuhkan biaya yang banyak, namun jika dilakukan secara online akan meminimalisir biaya yang harus dikeluarkan misalnya biaya untuk sewa toko di dunia nyata, di dunia maya hanya membutuhkan halaman website dan koneksi internet yang cepat. Proses transaksi online didunia digital ini tak hanya dimanfaatkan oleh penjual baju saja, tetapi perusahaan penyedia barang dan jasa lainnya juga mulai memanfaatkan kemudahan ini.
(11)
Fenomena hadirnya ojek berbasis aplikasi online adalah salah satu bentuk pemanfaatan teknologi digital ini. Berawal dari ide salah satu
founder dari ojek online mengamatiojek konvensional langganannya hanya diam menunggu seharian di pangkalan ojek untuk mendapatkan penumpang. Banyak waktu yang dihabiskan dengan hanya menunggu calon penumpang seharian di pangkalan. Founder tersebut akhirnya berfikir bagaimana caranya memaksimalkan waktu para tukang ojek untuk lebih efisien dalam menerima dan memproses layanan penumpangnya. Hingga akhirnya terciptalah aplikasi digital ojek online yang berfungsi untuk membantu para calon penumpang ojek agar lebih mudah menemukan jasa ojek tanpa harus ke pangkalan ojek, sekaligus memudahkan bagi para tukang ojek untuk menemukan calon penumpangnya melalui online. Aplikasi tersebut terhubung dengan jaringan internet dan bisa diakses di smartphone sesaat setelah diunduh oleh para penggunanya secara gratis di app store atau google play dan penyedia aplikasi mobile lainnya. proses pemesanan dan pembayaran pun bisa dilakukan secara digital dengan aplikasi ini. pilihan layanan yang ditawarkan pun beragam, tidak hanya sebatas antar jemput penumpang, namun juga pengiriman barang, layanan antar jasa kebersihan, layanan bantuan belanja, layanan antar jasa perawatan kecantikan dll.
Namun secara tidak langsung bisnis ojek online ini mengancam keberadaan transportasi publik lainnya, mulai dari angkutan umum hingga taksi. Bahkan ojek pangkalan yang lebih dahulu memberikan layanan antar jemput penumpang mulai merasa terganggu dengan kehadiran ojek online.
(12)
Hal tersebut tampak di berbagai pemberitaan di media, banyak ojek pangkalan yang memproteshadirnya ojek online, hingga beberapa daerah seperti yang terjadi di di kota jakarta.Terdapat larangan di area pangkalan tukang ojek konvensional “Ojek online dilarang masuk”. Tulisan tersebut merupakan usaha komunikasi yang dilakukan tukang ojek konvensional untuk mengamankan kawasannya dari ojek online. Di kota Surabaya pemberitaan tentang konflik antara tukang ojek dan driver ojek onlinetersebut belum atau tidak terjadi.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perilaku komunikasi yang dilakukan tukang ojek konvensional dalam mengantisipasi kehadiran ojek online di Surabaya?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami bagaimana perilaku komunikasi yang dilakukan tukang ojek konvensional dalam mengantisipasi kehadiran ojek online di Surabaya.
(13)
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat penelitian dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut: 1. Segi Teoritis
Dengan adanya temuan-temuan mengenai perilaku komunikasi Tukang Ojek Kovensional, diharapkan mampu memberikan kontribusi pemikiran dan pengembangan teori di bidang komunikasi interpersonal, khususnya pada teori Determinisme Teknologidan teori interaksi sosial yang kemudian menjadi patokan teori dalam pembelajaranpada penelitian ini. Selain itu secara akademik penelitian ini akan disumbangkan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya, khususnya bagi prodi Ilmu Komunikasi guna memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan.
2. Segi Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat mengenai gambaran tentang studi ilmu komunikasi terutama dalam pembahasan perilaku komunikasi yang dilakukan individu/ kelompok masyarakat dalam usahan menghadapi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
E. Penelitian Terdahulu
Dalam tinjauan pustaka, peneliti mengawali dengan menelaah penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan serta relevansi dengan penelitian yang dilakukan. Dengan demikian, peneliti mendapatkan
(14)
rujukan pendukung, pelengkap serta pembanding yang memadai sehingga penulisan penelitian ini lebih memadai.
Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat kajian pustaka berupa penelitian yang ada. Selain itu, karena pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang menghargai berbagai perbedaan yang ada serta cara pandang mengenai obyek-obyek tertentu, sehingga meskipun terdapat kesamaan maupun perbedaan adalah suatu hal yang wajar dan dapat disinergikan untuk saling melengkapi.
Yang pertama oleh Julia Damayanti Mahasiswa Program Sarjana S1, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Dengan mengangkat penelitian berjudul Perilaku Komunikasi Gelandangan. (Studi pada Gelandangan yang berada di Balai Pelayanan Sosial PMKS Jalanan Sidoarjo). Permasalahan yang diambil dalam penelitian ini adalah bagaimana gaya komunikasi yang ditunjukkan gelandangan? dan bagaimana pola perilaku komunikasi pada gelandangan?. Dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif bersifat deskriptif, dan pendekatan fenomenologi sebagai pendekatannya. Hasil penelitian ini dikemukakan bahwa gaya komunikasi yang ditunjukkan gelandangan berupa suara dan perkataan kasar terhadap orang lain, gaya akrab terhadap orang lain, sikap dan pandangan agresif, perilaku acuh tak acuh, tidak mau dipaksa dan toleransi kurang di diri gelandangan. Sedangkan temuan pada pola perilaku komunikasi pada gelandangan yaitu perilaku sok akrab dengan orang lain, perilaku bergaul dengan kebiasaan sama.
(15)
Yang kedua Oleh Destya Purnawita Mahasiswa Program Sarjana S1, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Perilaku Komunikasi Remaja dalam Display Picture BlackBerry Messenger (Studi pada Karang Taruna Sidorejo, Krian, Sidoarjo). Permasalahan yang diambil dalam penelitian ini adalah bagaimana perilaku komunikasi remaja dan pesannya dalam display picture BlackBerry Messenger dan motivasi apa yang mendorong perilaku komunikasi remaja yang berlebihan dalam display picture BlackBerry Messenger. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriftif dan pendekatan fenomenologi. Subyek penelitian adalah anggota remaja dari karang taruna Sidorejo yang cukup aktif menggunakan dan memanfaatkan display picture BlackBerry Messenger. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku komunikasi remaja dalam mengganti display picture meliputi tindakan-tindakan yang berhubungan dengan kuantitas dan kualitas foto tersebut dengan makna pesan yang beragam, motivasi perilaku komunikasi remaja dalam display picture terdiri dari motivasi untuk memberkan informasi, ingin membutuhkan hiburan, dan ingin mendapatkan identitas pribadi yang otonom.
F. Definisi Konsep
1. Perilaku Komunikasi
Perilaku komunikasi merupakan upaya dan tindakan seseorang dalam berkomunikasi, baik itu secara verbal maupun nonverbal. Perilaku
(16)
komunikasi mencakup perilaku yang sengaja dilakukan dan bisa diterima oleh komunikan.3
Meskipun komunikasi menyangkut perilaku manusia, tidak semua perilaku manusia itu adalah komunikasi. Disebut perilaku komunikasi jika terdapat penciptaan pesan dan penafsiran pesan.4 Jadi suatu perilaku dikatakan komunikasi apabila terdapat orang lain yang menafsirkan pesan dari yang menciptakan tersebut. Oleh sebab itu perilaku komunikasi yang terbentuk bukanlah komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal), melainkan komunikasi yang terjadi diantara dua orang atau lebih (interpersonal).
Perilaku komunikasi pada seseorang dipengaruhi oleh faktor psikologi dan sosial. Namun faktor sosial menjadi panutan penting bagi seseorang dalam berkomunikasi. Lingkungan sosial bisa menentukan cara seseorang dalam berkata, berpakaian dan bekerja, termasuk emosi suka atau duka.5
2. Aplikasi Mobile
Perangkat Mobile Aplicationmerupakan sebuah layanan dimana calon penumpang bisa menggunakan atau memesan jasa ojek secara online. Teknologi aplikasi yang digunakan oleh banyak perusahaan ini adalah sebuah sistem teknologi dengan basis cloud computing dimana perintah atau instruksi dari pengguna dan media penyimpanan data akan disimpan secara digital dengan menggunakan jaringan internet yang terkoneksi.
3
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008) hlm.63-64
4
Ibid., hlm.65
5
(17)
Setelah itu, perintah ini akan dilanjutkan menuju kepada server aplikasi. Setelah server aplikasi selesai menerima semua perintah, maka kemudian data tersebut akan diproses. Sebagai hasilnya, pada proses terakhir akan ada halaman yang berbeda dan diperbaharui sesuai dengan perintah tersebut. Hal inilah yang akan dilihat oleh pengguna dimana kemudian konsumen pun juga akan merasakan manfaatnya.6
3. Tukang Ojek Kovensional
Menurut kamus besar bahasa indonesia yang peneliti akses melalui situs online kbbi.co.id kata ojek /ojék/ adalahsepeda atau sepeda motor yang ditambangkan dengan cara memberi tumpangan penumpang atau penyewanya.7 Sedangkan kata konvensional berarti kesepakatan umum seperti adat, kebiasaan, kelaziman, tradisional.8 Jadi tukang ojek konvensional adalah sepeda/sepeda motor yang disewakan untuk calon penumpang yang cara pelayanan dan pencarian penumpangnya dengan cara tradisional yakni mangkal di suatu titik daerah untuk menunggu calon penumpang.
4. Ojek Online
Ojek online merupakan ojek/ jasa antar jemput penumpang yang sistem pemesananan jasanya berbasis aplikasi smartphone . Sistem pembayarannya bisa melalui cash atau digital payment. Dalam
6
http://blog.lintasarta.net/article/industry-solutions/manufacture-and-trading/ mengenal-cara-kerja-cloud-computing-pada-gojek/
7
http://kbbi.co.id/arti-kata/ojek 8
(18)
aplikasitersebut dapat diketahui jarak, lama pemesanan, harga, identitaspenojek online yang menjemput, serta perusahaan pengelolannya.9
Seluruh identitas pengendara sudah diketahui secara pasti karena perusahaan pengelola telah melakukan proses verifikasi terlebih dahulu sebelum melakukan kerjasama kemitraan.
Terdapat beberapa hal yang bisa diketahui oleh pelanggan saat memesan ojek yaitu: identitas Pelanggan, mudah menemukan tukang ojek, tidak perlu tawar menawar, bisa menemukan pengendara yang tahu lokasi tujuan, mengetahui harga secara pasti sebelum berangkat, foto pengendara. Sedangkan dari sisi pengendara atau rider, tukang ojek yang selama ini harus menawarkan jasa ke pelanggan yang lewat proses tawar menawar, kini tidak perlu lagi menawarkan jasanya.Yang perlu dilakukan oleh seorang pengendara adalah mem----utuskan menerima atau tidak menerima tawaran dari perusahan pengelola.
Dari pihak driver atau pengendara, terdapat beberapa kelebihan yang bisa diperoleh yaitu tidak perlu menawarkan jasanya ke setiap orang yang lewat, tidak perlu menunggu dipangkalan. Pengertian dan definisi ojek online sendiri berbeda dengan pengertian dari ojek panggilan. Walaupun dalam prakteknya keduanya menggunakan handphone, tetapi yang satu menggunakan telp untuk memesan, sedangkan yang satunya melalui aplikasi di smartphone .
9
(19)
G. Kerangka Pikir Penelitian
Proses penelitian ini dibangun dari perhatian berbagai fenomena yang terjadi antara tukang ojek konvensional terhadap ojek berbasis online khususnya di paguyuban pangkalan ojek terminal Purabaya Surabaya. Kerangka pikir penelitian perilaku komunikasi yang dilakukan tukang ojek konvensional dalam mengantisipasi kehadiran ojek online di Surabaya adalah
Bagan 1.1
Kerangka Pikir Penelitian
Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan landasan teori Determinisme Teknologi dan teori Interaksi Simbolik. Alasan penggunaan landasan teori ini atas dasar asumsi bahwa teknologi sengaja diciptakan oleh manusia/suatu perusahaan untuk mempermudah
Komunikasi
Teori Determinisme teknologi Teori Interaksi Simbolik
Tukang ojek paguyuban ojek
karang taruna terminal Bungurasih
Surabayal Perilaku
(20)
proses dan aktifitas bisnis, yang mana teknologi tersebut juga akan membawa dampak bagi manusia/masyarakat itu sendiri. Straubhaar dan Larose dalam bukunya Media Now, Understanding media, culture and technology mendefinisikan tecnologycal determinism is The Underlying idea is that technology drives sosial change10. Merupakan sebuah teori yang menegaskan bahwa perubahan yang terjadi dalam perkembangan teknologi sejak zaman dahulu sampai saat ini memberikan pengaruh yang besar terhadap masyarakat.
Perubahan tersebut selanjutnya akan mengubah perilaku komunikasi manusia dalam upaya mempertahankan eksistensinya. Dalam teori simbolik dijelaskan bahwa manusia berinteraksi dengan simbol – simbol. Simbol-simbol yang digunakan adalah simbol signifikan seperti bahasa. Dengan menggunakan simbol-simbol tersebut akan menghasilkan suatu makna yang akhirnya bisa dimengerti orang lain. Yang selanjutnya dalam penelitian ini digunakan untuk mengenali perilaku komunikasi tukang tukang ojek konvensional dalam mengantisipasi driver ojek online .
H. Metode Penelitian
Metode adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh data yang diperlukan, sedangkan penelitian pada hakekatnyaadalah suatu proses atau wahana untuk menemukan kebenaran dan melaluiproses yang panjang menggunakan metode atau langkah-langkah prinsip yang terencana dan sistematis guna mendapat pemecahan
10
Straubhaar & Larose, Media Now, Understadning Media, Culture, and Technology (United States Of America: Wadsworth, 2004)hlm. 26.
(21)
masalah ataumendapatkan jawaban terhadap fenomena-fenomena yang terjadi. Titik tolak penelitian bertumpu pada minat untuk mengetahui fenomena sosial yang timbul karena berbagai rangsangan.11
Metode penelitian sangat penting karena berhasil atau tidaknya tergantung ketelitian dalam menentukan metode yang digunakan. Metode yang dilakukan, antara lain:
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian dengan menggunakan pendekatan fenomenologi dengan metode penelitian deskriptif kualitatif, yakni sebuah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang menggunakan data berupa kalimat tertulis atau lisan, perilaku, fenomena, peristiwaperistiwa dan pengetahuan atau obyek studi. Pendekatan ini menitikberatkan pada pemahaman, pemikiran dan persepsi peneliti.
Dengan melihat fenomena yang ada, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitiannya adalah deskriptif. Adapun jenis penelitiannya menggunakan kualitatif. Penelitian jenis ini menggunakan data-data berupa kata-kata, gambar bukan dari angka-angka dan semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.12
11
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke arah Ragam Varian Kontemporer (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001) hlm. 42.
12
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 11.
(22)
Riset kualitatif merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau cara kuantitatif lainnya. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan, dan tingkah laku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, organisasi tertentu dalam suatu konteks setting tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistic. Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.13
2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian
a. Subyek Penelitian
Subyek penelitian merupakan bagian yang penting dalam sebuah penelitian. Subyek dipilih oleh peneliti dan dianggap memiliki loyalitas untuk menjawab dan memberikan informasi dan data kepada peneliti yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Adapun subyek penelitian ini adalah anggota paguyuban Tukang ojek konvensional “Karang Taruna” terminal Purabaya Surabaya.
Ada banyak sekali paguyuban Tukang ojek konvensional yang ada di area terminal Purabaya Surabaya. Peneliti sengaja memilih
13
(23)
anggota paguyuban ojek “Karang Taruna” untuk dijadikan sebagai subyek penelitian karena letak pangkalan anggota ojek tersebut sangat strategis yakni di pintu masuk terminal purabaya, yang notabennya sirkulasi calon penumpang sangat ramai dibanding letak pangkalan ojek lainnya.
Adapun beberapa data komunikan dalam penelitian ini adalah Tabel 1.1
Daftar informan
No Nama Lama ngojek
online
Status pekerjaan
1 Bapak Fendi 4 Tahun Ojek sebagai
sampingan
2 Bapak Tikno 7 Tahun Ojek sebagai
pekerjaan utama
3 Bapak Yanto 5 Tahun Ojek sebagai
pekerjaan utama
4 Bapak Heru Afriyanto 2 Tahun Ojek sebagai pekerjaan utama
5 Bapak Bambang Purnomo Adi
4 Tahun Ojek sebagai sampingan
6 Bapak Sugi Hartono 5 Tahun Ojek sebagai pekerjaan utama
b. Obyek Penelitian
Sesuai dengan judul maka yang menjadi obyek penelitian ini adalah kajian ilmu komunikasi khususnya pada perilaku komunikasi tukang Tukang Ojek Kovensional.
c. Lokasi Penelitian
Penelitian ini bertempat di Paguyuban ojek “Karang Taruna” Terminal Purabaya, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi
(24)
Jawa Timur. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja, paguyuban ojek “Karang Taruna” terminal Purabaya dipilih menjadi lokasi penelitian setelah berdiskusi dengan dosen penguji skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Pengambilan lokasi ini juga dilakukan dengan pertimbangan bahwa Paguyuban ojek “Karang Taruna” terminal Purabaya merupakan lokasi yang sangat strategis yaitu berada di pintu masuk Bus Kota, Bus Antar Kota, dan Bus Antar Provinsi. Jadi tingkat kepadatan aktivitas ojek di tempat tersebut sangat ramai.Selain itu khalayak paguyuban ojek “Karang Taruna” terminal Purabaya juga dapat dijangkau oleh peneliti seiring mudahnya komunikasi anggota paguyuban terhadap peneliti yang akan dilaksanakan.
Secara geografis peneliti memiliki kedekatan dengan lokasi penelitian karena peneliti tinggal di kota Surabaya dan sering mengakses terminal purabaya ketika ingin bepergian, sehingga peneliti bisa memahami kondisi terminal Purabaya. Dengan demikian diharapkan hasil penelitian ini akan mampu menjelaskan lebih dalam realita di terminal tersebut. Secara teknis, faktor kedekatan geografis ini juga memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data.
3. Jenis dan Sumber data a. Jenis Data
Jenis dan sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata - kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
(25)
dan lain-lain. Dalam data penelitian kualitatif, informan memiliki peran yang sangat penting untuk membantu penggalian data. Dari data - data yang ada dapat membentuk proposisi-proposisi, dari situ dapat ditemukan hipotesis.14
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua macam jenis data yang digunakan untuk mendukung penelitian diantaranya:
1) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama dilapangan. Data primer merupakan data pokok dari penelitian ini yakni data yang diperoleh secara langsung dari penelitian perorangan, kelompok dan organisasi.15
Dalam hal ini data yang diambil adalah perilaku komunikasi tukang ojek kovensional.
2) Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh data yang diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti, tapi telah berjenjang melalui sumber tangan kedua atau ketiga. Data sekunder dikenal juga sebagai data-data pendukung atau perlengkap data utama yang dapat digunakan oleh peneliti. Jenis data sekunder ini dapat berupa gambar-gambar, dokumentasi, grafik, manusrif, tulisan-tulisan tangan, dan berbagai dokumentasi lainnya. Prinsip data utama yang sumbernya dapat juga diperoleh langsung atau tidak langsung oleh peneliti juga
14
Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 1.
15
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Releation dan Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 26-28.
(26)
dapat berupa datanya sendiri yang berupa dokumentatif yang dihimpun dari sebuah situasi sosial.16
Data yang diteliti meliputi berbagai kegiatan tukang ojek kovensional.
b. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini menggunakan purposiv sampling yang mana peneliti ingin menentukan informan yang didasarkan pada kajian pokok penelitian untuk menggali dan berdasarkan tema penelitian yang ada. Purposive sampling disebut juga dengan sample berdasarkan tujuan dalam arti memilih orang-orang yang dapat mewakili tingkat signifikan dan prosedur pengujian hipotesis.17
Sample yang diambil dalam penelitian ini berdasarkan pada pertimbangan pengumpulan data dilapangan yang sesuai dengan maksud dan tujuan skripsi. Informan dalam penelitian ini ada 6 informan yang berasal dari anggota ojek pangkalan paguyuban “Karang Taruna” terminal Purabaya Surabaya.
4. Tahap-tahap penelitian
Untuk melakukan sebuah penelitian kualitatif, perlu mengetahui tahap-tahap yang akan dilalui dalam proses penelitian.
16
Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif (Jakarta Selatan: Referensi, 2013), hlm 20.
17
Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000) hlm. 81.
(27)
Tahap ini terdiri atas tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data dan tahap penulisan laporan.
a. Tahap Pra Lapangan
Tahap pra lapangan terdiri atas:
Pada tahap pra-lapangan ini ada enam kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti kualitatif, yang mana dalam tahapan ini ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika penelitian lapangan. Sedangkan kegiatan dan perimbangan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut 18 : 1) Menyusun rancangan penelitian, rancangan penelitian ini
akan dijabarkan tersendiri secara detail, agar mudah dimengerti dan selanjutnya dapat dijadikan patokan oleh peneliti kualitatif
2) Mengurus surat perizinan, dalam hal ini peneliti mengurus perizinan penelitian dibagian Program Studi Ilmu Komunikasi dari Kepala Program Studi dan diajukan kepada Pimpinan Perusahaan yang akan diteliti. 3) Mengurus perizinan penelitian, pertama-tama yang perlu
diketahui oleh peneliti ialah siapa saja yang berwewenang memberikan izin pelaksanaan penelitian tersebut. Tentu saja peneliti jangan mengabaikan izin meninggalkan tugas yang pertama-tama perlu dimintakan
18
M. Djuanaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014) hlm. 144-149.
(28)
dari atasan peneliti sendiri, dan seterusnya yang terkati dengan penelitian.
4) Menjajaki dan menilai lokasi penelitian, tahap ini baru pada tahap orientasi lapangan, belum sampai pada titik pengumpulan data yang sebenarnya. Penjajakan dan penilaian lokasi peenlitian ini akan baik sempurna, bila peneliti banyak mengenal dan mengetahui dari konsultan penelitian, terkait dengan situasi, kondisi tempat lokasi penelitian.
5) Memilih dan memanfaatkan informan, hal ini dilakukan karena membantu agar cepat dan teliti dalam melakukan analisis, terutama bagi peneliti yang belum mengalami latihan etnografi.
6) Menyiapkan perlengkapan penelitian, peneliti hendaknya menyiapkan tidak hanya perlengkapan fisik tetapi segala macam perlengkapan penelitian yang diperlukan, terutama pada saat interview dengan informan mulai dari tape recorder, peralatan tulis dan lainnya yang dibutuhkan oleh peneliti.
7) Etika Penelitian, merupakan hal yang penting dalam penelitian karena jika dalam melakukan penelitian ini peneliti tidak bisa menjaga etikanya maka bisa berpengaruh terhadap instansi yang dibawanya. Peneliti haus menjaga hubungan baik antara peneliti dengan
(29)
orang-orang yang berada di tempat melakukan penelitian.
b. Tahap Pekerjaan Lapangan
Pada tahap pekerjaan lapangan ini, fokus peneliti berada pada bagaimana mengumpulkan data sebanyak dan seakurat mungkin, karena hal ini akan sangat mempengaruhi hasil dari penelitian.
Tahap pekerjaan lapangan ini, dapat dibagi ke dalam tahapan-tahapan sebagai berikut.19 :
1) Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri
Sebelum memasuki lapangan, terlebih dahulu peneliti memahami latar lapangan yang akan diteliti, dan peneliti juga harus mempersiapkan diri secara fisik maupun mental. Selain itu, mempersiapkan pedoman wawancara kepada beberapa anggota ojek karang taruna agar peneliti mempunyai gambaran tentang pertanyaan apa saja yang ingin diajukan kepada informan yang ada di lapangan.
2) Memasuki Lapangan
Peneliti memasuki lapangan penelitian yakni mulai sedikit demi sedikit masuk pada kegiatan yang dilakukan oleh para tukang ojek konvensional di kawasan terminal Purabaya Surabaya. selanjutnya melakukan proses
19
M. Djuanaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 150-15
(30)
penelitian sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian.
3) Pengenalan Hubungan Penelitian di Lapangan
Apabila peneliti memanfaatkan pengmatan berperan serta, hendaknya hubungan akrab antara subyek dan peneliti dibina. Dengan demikian, peneliti dengan subyek penelitian dapat bekerja sama dengan saling bertukar informasi.
c. Tahap Analisis Data
Data yang terhimpun dari kegiatan pengumpulan data mungkin terlalu sedikit jumlahnya, mungkin juga terlalu besar. Walaupun telah mencukupi jumlahnya, data atau informasi harus dioleh/diproses agar menjadi informasi bermakna. Mengolah data memerlukan ketelitian dan kecermatan tersendiri dari peneliti/analisis. Dalam setiap pemrosesan data pasti terdapat prosedur reduksi, yaitu penyerdahanaan data. Dari data yang tlah disederhanakan ini dapat ditafsirkan, dan selanjutnya di tarik kesimpulan.20
d. Tahap Penulisan Laporan
Setelah sampai pada kesimpulan, perlu segera disusun laporan pelaksanaaan penelitian sebagai bagian dari publikasi atau sosialisasi agar hasil penelitian diketahui oleh orang lain
20
Dr, Suwartono, M.Hum, Dasar-dasar Metodologi Penelitian (Yogkakarta: Andi Offset, 2014) hlm. 80.
(31)
dan mungkin dimanfaatkan orang lain, selain itu juga untuk kepentingan akuntabilitas (pemeriksaan oleh pihak lain).21
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian yang dilakukan, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a. Wawancara mendalam (Depth Interview)
Metode interview juga bisa disebut dengan metode wawancara, metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.22
b. Pengamatan (Observation)
Menurut Soehartono, observasi atau pengamatan adalah setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran, dalam arti sempit, pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan panca indera dengan tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.23
Peneliti melakukan observasi dengan cara melibatkan diri atau menjadi bagian organisasi atau perusahaan yang telah diamati melalui teknik partisipasi dapat memperoleh data
21
Ibid, Dasar-dasar Metodologi Penelitian (Yogkakarta: Andi Offset, 2014), hlm. 35
22
Burhan Bungin, Metodoligi Penelitian Sosial (Surabaya: Airlangga, 2001), hlm. 133.
23
DR. Mahi M. Hikmat, Metodologi Penelitian: Dalam perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) hlm. 74.
(32)
relatif akurat dan lebih banyak, karena peneliti secara langsung mengamati perilaku dan kejadian atau peristiwa dalam lingkungan sosial tertentu.24
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subyek penelitian.
Dokumen dapat dibedakan menjadi dua, dokumen primer yang merupakan tulisan langsung oleh seseorang yang mengalami peristiwa yang bersangkutan. Kedua, dokumen sekunder yang merupakan tulisan dari cerita orang lain.25
6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.26
Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan serta pengujian kesimpulan.
24
Rusady Ruslan, Metode Penelitian Public Releation dan Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006) hlm. 35.
25
Irwan Soehatono, Metode Penelitian Sosial (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999) hlm. 70.
26
(33)
a. Reduksi data melibatkan langkah editing, pengelompokan, dan meringkas data. Kemudian, peneliti menyusun kode-kode dan catatan-catatan mengenai berbagai hal termasuk yang berkaitan dengan aktivitas serta proses-proses sehingga peneliti dapat menemukan tema-tema, kelompok-kelompok dan pola-pola data. Catatan yang dimaksud disini tidak lain adalah gagasan-gagasan atau ungkapan yang mengarah pada teorisasi berkenaan dengan data yang ditemui.
b. Penyajian data melibatkan langkah-langkah mengorganisasikan data, yakni menjalin data yang satu dengan data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan karena dalam penelitian kualitatif data biasanya beraneka ragam perspektif dan terasa bertumpuk maka penyajian data pada umumnya diyakini membantu proses analisis.
c. Penarikan dan pengujian keimpulan, peneliti mengimplementasikan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan atau kecenderungan dari display data yang telah dibuat.
(34)
7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Teknik pemeriksaan keabsahan data sangat penting dilakukan agar data yang diperoleh memiliki nilai kevalidan dan keshohihan data. Adapun teknik yang digunakan antara lain:27 a. Perpanjangan Keikutsertaan
Perpanjangan keikut sertaan dilakukan peneliti guna berorientasi pada dengan situasi, sekaligus guna memastikan apakah konteks ini mudah dipahami dan dihayati.
b. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
c. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
d. Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi
Teknik pemeriksaan teman sejawat ini bermanfaat dalam membentuk kepercayaan. Hal ini merupakan proses menunjukkan diri sendiri kepada teman-teman peneliti yang merasa tidak menarik dalam suatu acara membuat pararel
27
M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metode Peneltian Kualitatif. (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2014) hlm. 320-322.
(35)
pembahasan analitis dan untuk menyelidiki aspek-aspek dari inkuiri.
I. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam penelitian ini dibagi dalam lima bab. Adapun sistematika penelitian kualitatif sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdiri dari Sembilan sub bab antara lain latar belakang, rumusan maslah dan fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, penelitian terdahulu, definisi konsep penelitian, kerangka pikir penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II KAJIAN TEORITIS
Pada bab ini menguraikan penjelasan tentang kerangka teoritik yang meliputi pembahasan kajian pustaka dan kajian teori yang berkaitan dengan Perilaku komunikasi tukang tukang ojek konvensional terkait keberadaan ojek online.
BAB III INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang profil data penelitian dan paparan tentang deskripsi data penelitian, terutama terkait dengan perilaku komunikasi yang dilakukan
(36)
tukang ojek konvensional dalam mengantisipasi kehadiran ojek online di Surabaya.
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini menampilkan analisi data yang telah dipaparkan dan konfirmasi temuan dengan teori.
BAB V PENUTUP
Dalam bab terakhir ini, peneliti menyajikan dua sub bab yang meliputi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan jawaban langsung dan fokus penelitian, berisi tentang pokok permasalahan tersebut yang sudah tersusun dengan benar. Sub bab selanjutnya yaitu rekomendasi yang mengemukakan beberapa anjuran bagi kemungkinan dilaksanakannya penelitian lanjutan berdasarkan simpulan yang dihasilkan.
(37)
29
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Pustaka
1. Perilaku Komunikasi a. Definisi Perilaku
Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan dan dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu. Perilaku merupakan tindakan atau respon dalam lingkungan terhadap sesuatu. Tentunya banyak juga para ahli memiliki pandangan masing-masing tentang Pengertian perilaku ini, berikut daftar pengertian menurut para ahli di bidangnya:
1) Menurut Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan terwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan, dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan perilaku tertentu pula.
2) Robert Y. Kwick menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari.
3) Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena
(38)
perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
4) Menurut Heri Purwanto, perilaku adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai kecendrungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi.
5) Menurut Petty Cocopio, perilaku adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, obyek atau issue.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia, diantaranya adalah faktor personal dan situasional.28
Faktor personal meliputi faktor biologis dan faktor sociopsikologis.
Faktor biologis bisa disebut juga motif biologis meliputi kebutuhan makanan-minuman, istirahat, kebutuhan seksual, dan kebutuhan memelihara hidup. Faktor sociopsikologis, meliputi motif sosiogenesis, sikap dan emosi. Sosiogenesis merupakan motif ingin tahu, motif kompetensi, motif cinta, motif harga diri, kebutuhan akan nilai dan kebutuhan pemenuhan diri, sedangkan sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi dan berfikir.
Faktor situasional yang memperngaruhi perilaku manusia sebagai berikut :
28
(39)
1. Faktor ekologis atau keadaan alam, ada sebagian pandangan yang telah diuji mengnai hal ini, seperti efek temperatur pada tindakan kekerasan, perilaku interpersonal, dan suasana emosional.29
2. Faktor rancangan dan arsiteksural.
3. Faktor temporal atau pengaruh waktu, terkadang yangmempengaruhi perilaku manusia bukan saja dimana mereka berada,tetapi juga bilamana mereka berada.
4. Suasana perilaku a) Bentuk Perilaku
Skiner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu :30
1) Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon ataureaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/ kesadaran, dan sikap yang terjadi belum bisa diamati secara jelas oleh orang lain.
2) Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulusdalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice).
b) Karakteristik Perilaku
29
ibid. Hal44
30
..., “Definisi Perilaku” dalam http://www.scribd.com/doc/38723652/isimakalah-psikologi diakses minggu 11Agustus 201609.02
(40)
1) Perilaku adalah perkataan dan perbuatan individu, jadi apa yang dikatakan dan dilakukan oleh seseorang merupakan karateristik perilakunya.
2) Perilaku mempunyai satu atau lebih dimensi yang dapat diukur, yaitu : frekuensi, durasi, dan intensitas.
3) Perilaku dapat di observasi, dijelaskan dan direkam oleh orang lain atau orang yang terlihat dalam perilaku tersebut.
4) Perilaku mempengaruhi lngkungan, lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
5) Perilaku dipengaruhi oleh lingkungan (lawful)
6) Perilaku bisa tampak maupun tidak tampak. Perilaku yang tampak bisa diobservasi oleh orang lain. Sedangkan perilaku yang tidak tampak merupakan kejadian atau hal pribadi yang hanya bisa dirasakan oleh individu itu sendiri atau individu lain yang terlibat dalam perilaku tersebut.
Berbagai ucapan atau tingkah laku dapat muncul karena hanya satu penyebab (course) atau sebalik dapat muncul karena lebih dari satu penyebab.31
c) Proses Pembentukan Perilaku
Proses pembentukan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, faktor-faktor tersebut antara lain :
1) Persepsi
31
(41)
Persepsi adalah sebagai pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya.
2) Motivasi
Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai sutau tujuan tertentu, hasil dari pada dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku
3) Emosi
Perilaku juga dapat timbul karena emosi, Aspek psikologis yang mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani, sedangkan keadaan jasmani merupakan hasil keturunan (bawaan), Manusia dalam mencapai kedewasaan semua aspek yang berhubungan dengan keturunan dan emosi akan berkembang sesuai dengan hukum perkembangan, oleh karena itu perilaku yang timbul karena emosi merupakan perilaku bawaan.
4) Belajar
Belajar diartikan sebagai suatu pembentukan perilaku dihasilkan dari praktek-praktek dalam lingkungan kehidupan. Barelson (1964) mengatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan perilaku yang dihasilkan dari perilaku terdahulu.
Perilaku manusia terjadi melalui suatu proses yang berurutan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang
(42)
mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu:
1) Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari atau mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.
2) Interest (tertarik), yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus. 3) Evaluation (menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi
dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. 4) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru
5) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng
b. Definisi Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communicotus yang berarti berbagai atau menjadi milik bersama. Kata sifatnya communis yang bermakna umum atau bersama-sama. Dengan demikian komunikasi menurut Lexicographer (ahli kamus bahasa), menunjuk pada sauatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan.
Dengan kata lain, komunikasi tidak dapat terjadi jika tidak ada kesamaan makna diantara komunikator dan komunikan (situasi
(43)
tidak komunikatif). Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan isi pikiran atau isi perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan medium bahasa. Komunikasi berati juga penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut terdiri dari aspek isi pesan (the content of the massege) dan lambang (symbol). Isi pesandimediasi oleh pikiran atau perasaan dan lambang dimediasi oleh bahasa.
Dalam tinjauan terminologi (istilah) komunikasi didefinisikan oleh para ahli yaitu :
1) Menurut Barelson dan Steiner, komunikasi adalah proses penyampain informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar - gambar, angka-angka dan lain-lain.
2) Everett M. Rogers: Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
3) Rogers & D. Lawrence Kincaid: Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yg pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yg mendalam. 4) Shannon & Weaver: Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yg saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk
(44)
komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.
5) Harorl D. Lasswell: Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yg menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa. 6) Raymond S. Ross: Komunikasi adalah suatu proses menyortir,
memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yg serupa dengan yg dimaksudkan komunikator.
7) Prof. Dr. Alo Liliweri: Komunikasi adalah pengalihan suatu pesan dari satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami. 8) Bernard Berelson & Gary A. Steiner: Komunikasi adalah
Transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol -kata-kata, gambar, figur, grafik dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yg disebut dengan komunikasi.
9) John R. Wenburg dan William W Wilmot: Komunikasi adalah suatu usaha untuk memperoleh makna.
10)Carl I.Hovland: Komunikasi adalah proses yg memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain.
Menurut. Wilbur Scramm dan Harold D. Laswell berpendapat komunikasi akan berhasil apabila pesan yang di sampaikan oleh
(45)
komunikator cocok dengan kerangka acuan. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa?32 (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?). berikut model komunikasi Lasswell ( Ruben, 1988 ).33
Bagan 1.2
Model Komunikasi Lasswell
Model komunikasi di atas adalah salah satu model komunikasi yang tua tetapi masih di gunakan orang untuk tujuan tertentu yakni model komunikasi yang di kemukakan oleh Harold Lasswell. Bila dilihat lebih lanjut maksud dari model Lasswell ini akan kelihatan bahwa yang dimaksud dengan pertanyaan pada gambar adalah 1) Who tersebut adalah menunjuk kepada siapa orang yang
mengambil inesiatif untuk memulai komunikasai.
2) Says what atau apayang di katakana yaitu berhubungan dengan isi komunikasi atau apa pesan yang akan di sampaikan dalam komunikasi tersebut.
32
Prof.DR. Nina w. Syam, M.S, Psikologi sebagai akar ilmu komunikasi, 2011, Simbiosa Rekatama Media, Bandung Hlm. 36.
33
DR. Arni Muhammad,1995 Komunikasi Organisasi, Sinar Grafika Offset, Jakarta H. 5-9 Siapa
Pembicara
Apa (Pesan)
Saluran (Medium)
Siapa (Audiens)
Efek (Dampak)
(46)
3) To whom pertanyaan ini maksudnya menanyakan siapa yang menjadi audience atau penerima dari komunikasi atau dalam kata lain dengan siapa komunikator berbicara.
4) Through what atau melalui media apa maksudnya adalah alat komunikasi seperti bicara, gerakan badan, kontak mata, sentuhan, radio, televisi, surat, buku dan gambar.
5) Pertanyaan terahir yakni Effek dari komunikasi tersebut pertanyaan mengenai effek komunikasi ini dapat menanyakan dua hal yakni apa yang ingin di capai dengan hasil komunikasi tersebut dan apa yang di lakukan orang sebagai hasil komunikasi tersebut.
komunikasi adalah proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan.34 Dalam berkomunikasi terdapat lima ide yang sering diabaikan. Ide-ide tersebut meliputi sosial, lingkungan, makna, simbol, dan proses.
Pertama-tama sepenuhnya diyakini bahwa komunikasi adalah suatu proses sosial. Ketika menginterpretasikan komunikasi secara sosial, maksud yang disampaikan adalah komunikasi selalu melibatkan menuasia serta interkasi, artinya, komunikasi selalu melibatkan dua orang, pengirim dan penerima. Kemudian, ketika membicarakan komunikasi sebagai proses, hal ini bararti komunikasi bersifat berkesinambungan dan tidak memiliki akhir.
34
Richard West, Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2008) Hlm. 5
(47)
Komunikasi juga dinamis, kompleks, dan senantiasa berubah. Melalui pandangan mengenai komunikasi ini yang ingin ditekankan bahwa menciptakan suatu makna adalah suatu yang dinamis.35 Selain itu ada simbol yang merupakan sebuah label arbitrer atau representasi dari fenomena. Label dapat disepakati ambigu, dapat berupa verbal dan nonverbal, dan dapat terjadi dalam komunikasi tatap muka dan komunikasi menggunakan media. Simbol biasanya telah disepakati bersama dalam sebuah kelompok, tetapi mungkin saja tidak dimengerti di luar lingkup kelompok terebut. Selain proses dan simbol, makna juga memegang peranan penting. Makna adalah yang diambil orang dari satu pesan. Pesan dapat memiliki lebih dari satu makna atau bahkan berlapis-lapis makna. Tanpa berbagi makna, seseorang semua akan mengalami kesulitan dalam menggunakan bahasa yang sama atau dalam menginterpretasikan satu kejadian yang sama. Yang terakhir adalah lingkungan yang merupakan situasi atau konteks dimana komunikasi terjadi. Lingkungan terdiri atas beberapa elemen, seperti waktu, tempat, periode sejarah, relasi, dan latar belakang budaya pembicara dan pendengar.36
Dilihat dari kedua definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku komunikasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan baik itu berupa verbal ataupun nonverbal yang ada pada tingkah laku seseorang atau juga dapat dikatakan sebagai
35Ibid , hlm. 6 36Ibid,
(48)
segala aktifitas atau tindakan yang digunakan individu maupun kelompok sebagai bentuk komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal yang mempunyai makna. Secara khusus mengacu kecenderungan seseorang untuk mengungkap atau menyembunyikan perasaan, kebutuhan, dan pikiran dengan cara langsung maupun tidak langsung dan berdampak pada tingkah laku.
c. Perilaku Komunikasi
Perilaku komunikasi diartikan sebagai tindakan atau respon dalam lingkungan dan situasi komunikasi yang ada seperti cara berfikir, berpengetahuan, berwawasan berperasaan, bertindak atau melakukan tindakan yang dianut seseorang, keluarga atau masyarakat dalam mencari dan menyampaikan informasi. membangun psikologis yang digunakan sebagai bentuk komunikasi. Secara khusus mengacu kecenderungan seseorang untuk mengungkap atau menyembunyika perasaan, kebutuhan, dan pikiran dengan cara langsung maupun tidak langsung dan berdampak pada perilaku.
1. Jenis-jenis Perilaku Komunikasi
Karena jangkauan perilaku komunikasi sangatlah luas, perlu kiranya peneliti membatasi jenis-jenis perilaku komunikasi yang akan diteliti. Perilaku komunikasi meliputi segala hal yang
(49)
dilakukan oleh seseorang baik yang dapat di amati langsung maupun yang tidak dapat di amati secara langsung.
Beberapa jenis perilaku komunikasi adalah perilaku komunikasi verbal dan nonverbal.
Komunikasi adalah transmisi pesan dari suatu sumber pada penerima.37 Ketika seseorang berkomunikasi, seseorang menerjemahkan gagasan seseorang kedalam bentuk lambang (verbal atau nonverbal). Proses ini lazim disebut penyandian (encoding). Bahasa adalah alat penyandian, tetapi alat yang tidak begitu baik, untuk itu, diperlukan kecermatan dalam berbicara, bagaimana mencocokkan kata dengan keadaan sebenarnya, bagaimana menghilangkan kebiasaan berbahasa yang menyebabkan kerancuan dan kesalahpahaman. Pesan komunikasi, secara umum dapat dibedakan menjadi pesan komunikasi verbal dan nonverbal.
a) Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun secara tulisan.
Komunikasi verbal merupakan karakteristik khusus dari manusia. Tidak ada makhluk lain yang dapat menyampaikan bermacam-macam arti melalui kata-kata. Kata dapat dimanipulasikan untuk menyampaikan secara eksplisit
37
Stanley J. Baran, Pengantar Komunikasi Massa Melek Media & Budaya, (Jakarta: Erlangga, 2012) hlm. 5
(50)
sejumlah arti. Kata-kata dapat menjadikan individu dapat menyatakan ide yang lengkap secara komprehensif dan tepat. Kata-kata memungkinkan mengirim banyak ide-ide melalui gelombang udara kepada banyak orang. Kata-kata memungkinkan menyatakan perasaan dan fikiran yang memungkinkan dapat dibaca orang untuk beberapa menit atau untuk beberapa abad sesudahnya.
Simbol atau pesan adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas.
Jalaluddin Rakhmat, mendefinisikan bahasa secara fungsional dan formal. Secara fungsional, bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Ia menekankan dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Ia menekankan dimiliki bersama karena bahasa hanya dapat dipahami bila ada kesepakatan di antara anggota-anggota kelompok sosial untuk menggunakannya. Secara formal, bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tata bahasa. Setiap bahasa mempunyai peraturan
(51)
bagaimana kata-kata harus disusun dan dirangkaikan supaya memberi arti.
Tata bahasa meliputi tiga unsur: fonologi, sintaksis, dan semantik. Fonologi merupakan pengetahuan tentang bunyi-bunyi dalam bahasa. Sintaksis merupakan pengetahuan tentang cara pembentukan kalimat. Semantik merupakan pengetahuan tentang arti kata atau gabungan kata-kata.
Bahasa merupakan alat simbolis untuk melakukan signifikasi, dimana logika ditambahkan secara mendasar kepada dunia sosial yang diobjektivasi.
Menurut Larry L. Barker dalam buku Deddy Mulyana, bahasa mempunyai tiga fungsi: penamaan (naming atau lebeling), interaksi, dan transmisi informasi.
1) Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasikan objek, tindakan, atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.
2) Fungsi interaksi menekankan berbagai gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan.
3) Melalui bahasa, informasi dapat disampaiakan kepada orang lain, inilah yang disebut fungsi transmisi dari bahasa. Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi informasi yang lintas waktu, dengan menghubungkan
(52)
masa lalu, masa kini, dan masa depan, memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi seseorang.
b) Komunikasi Non Verbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi diluar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis, komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun, dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang seseorang gunakan sehari-hari.38
Dengan adanya komunikasi nonverbal dapat memberikan penekanan, pengulangan, melengkapi dan mengganti komunikasi verbal, sehingga lebih mudah ditafsirkan maksudnya.
Komunikasi nonverbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak mengunakan kata-kata seperti komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, vokal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan. Atau dapat juga dikatakan bahwa semua kejadian disekeliling situasi komunikasi yang tidak berhubungan dengan kata-kata yang diucapkan atau dituliskan. Dengan komunikasi nonverbal orang dapat mengekspresikan
38
(53)
perasaannya melalui ekspresi wajah dan nada atau kecepatan berbicara.39
Tanda-tanda komunikasi nonverbal belumlah dapat diidentifikasi seluruhnya tetapi hasil penelitian menunjukkan bahwa cara seseorang duduk, berdiri, berjalan, berpakaian, semuanya itu menyampaikan informasi pada orang lain. Tiap-tiap gerakan yang seseorang buat dapat menyatakan asal seseorang, sikap seseorang, kesehatan atau bahkan keadaan psikologis seseorang. Misalnya gerakan-gerakan seperti mengerutkan alis, menggigit bibir, menunjuk dengan jari, tangan di pinggang, melipat tangan bersilang di dada semuanya mengandung arti tertentu. Ada peribahasa mengatakan apa yang kamu katakan dengan keras tidak dapat didengar orang, tetapi tanda-tanda diam seperti anggukan kepala, rasa kasih sayang, kebaikan, rasa persaudaraan, didengar oleh yang lain dan merupakan pesan yang nyata dan jelas.
Beratus-ratus ribu gerakan tubuh manusia yang berbeda-beda dapat dibuat sebagai signal dalam komunikasi nonverbal. Arti dari suatu komunikasi verbal dapat diperoleh melalui hubungan komunikasi verbal dan nonverbal. Atau dengan kata lain komunikasi verbal akan lebih mudah diinterpretasikan maksudnya dengan melihat tanda-tanda nonverbal yang
39
(54)
mengiringi komunikasi verbal tersebut. Komunikasi nonverbal dapat memperkuat dan menyangkal pesan verbal. Bila ada ketidaksejajaran antara komunikasi verbal dengan nonverbal orang khususnya lebih percaya pada komunikasi nonverbal yang menyertainya.
Ada beberapa tipe komunikasi nonverbal yaitu;
1) Vokalik
Vokalik adalah tingkah laku nonverbal yang berupa suara, tetapi tidak berupa kata-kata. Atau dapat juga dikatakan tanda-tanda yang diciptakan dalam proses mengucapkan pesan, selain dari kata-kata itu sendiri. Termasuk ke dalam vokalik ini adalah kualitas suara, yang berkenaan dengan pengontrolan vokal, turun naik suara, pengontrolan nada suara, pengucapan kata dengan jelas, gema suara, dan kecepatan berbicara. Lalu Karakteristik vokal, seperti tertawa, menangis, berbisik, keluh kesah, menguap, pemeri sifat vokal, intensitas, tinggi suara dan luas suara. Dan pemisahan vokal, seperti, um, uh-huh dan perbedaan diam dan gangguan suara40
Dengan bahasa lisan yag menggunakan variasi suara, kecepatan, kekerasan, nada tertentu dan kejelasan mengucapkan kata menggunakan waktu berhenti, dapat mempunyai pengaruh yang besar terhadap apa dan
40Ibid
(55)
bagaimana orang bereaksi terhadap pesan tersebut. misalnya berdasarkan turun naiknya suara seseorang sanggup menentukan apakah ucapan tertentu berupa suatu pertanyaan atau pernyataan, atau suatu komentar yang serius, atau kritikan yang tajam.
Pesan verbal yang persis sama kata-katanya dapat sangat berbeda artinya kalau pesan tersebut diucapkan dengan nada suara yang berbeda.41 Karena intonasi suara akan memengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proporsional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.42
2) Bahasa Badan (a) Ekspresi Muka
Ekspresi muka dapat merupakan sumber informasi yang menggambarkan keadaan emosional seseorang seperti perasaan takut, marah, jijik, muak sedih, gembira, dan minat. Ada peribahasa mengatakan bahwa perasaan seseorang tertulis semuanya pada muka. Atau dengan kata lain orang akan mengetahui perasaan seseorang dengan melihat ekspresi muka seseorang. Orang telah memperkirakan bahwa muka seseorang sanggup menciptakan 250.000 ekspresi.
41Ibid
, hlm. 139 42
(56)
Para peneliti percaya bahwa peranan muka berhubungan dengan perasaan adalah sudah umum bagi manusia. Hanya saja keadaan-keadaan tertentu dan kejadian yang mencetuskan emosi seseorang berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya dan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan lainnya. Misalnya perasaan yang ditimbulkan oleh upacara kematian mungkin sangat bervariasi dari satu orang kepada orang lain, tergantung kepada kepribadian individu dan cara kejadian itu dipandang dalam kebudayaan mereka.
Kebiasaan dan aturan-aturan mengarahkan pemunculan emosi tertentu yang juga mungkin bervariasi dari satu orang kepada orang lain dan dari kultur yang satu kekultur yang lain. Seorang individu mungkin sangat berlebih-lebihan emosinya dan tidak dapat mengontrolnya tetapi orang lain mungkin dapat kurang menyatakan atau menutupinya sehingga tidak begitu kentara pada tingkah lakunya atau pada mukanya. Seseorang sebenarnya dapat mengontrol ekspresi muka seseorang kalau seseorang meyadarinya tetapi kadang-kadang muncul tanpa disadari.43
43
(57)
(b) Pandangan Mata
Selain suara, mata merupakan alat terpenting untuk berbicara; dan selain telinga, mata juga merupakan alat terpeting untuk mendengar.44 Barangkali elemen muka yang memberikan pengaruh yang kuat dalam berkomunikasi adalah mata. Dari pandangan seseorang dapat diketahui bagaimana sikap seseorang apakah dia siap untuk berinteraksi apakah berminat atau memperhatikan pesan yang disampaikan atau tidak.45
Kontak mata juga mengacu sebagai pandangan atau tatapan, ialah bagaimana dan berapa banyak atau berapa sering seseorang melihat pada orang dengan siapa seseorang berkomunikasi. Kontak mata menyampaikan banyak makna. Bagaimana seseorang melihat atau menatap pada seseorang dapat menyampaikan serangkaian emosi seperti marah, takut, atau rasa sayang.46
Walaupun begitu pentingnya kontak mata dalam komunikasi manusia, tetapi kebanyakan seseorang tidaklah sulit secara relatif mengetahui tingkah laku mata tersebut dan mampu menceritakannya dengan ketepatan tertentu. Dari pengetahuan tentang tingkah laku mata ini
44
Eugene Ehrlich & Gene R. Hawes, Komunikasi Lisan, (Semarang: Dahara Prize, 1993) hlm. 10
45
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi ... hlm. 143 46
Muhammad Budyatna, Dr. Leila Mona Ganiem, Teori Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta: Kencana, 2011) hlm. 125-126
(58)
dapat dibedakan empat macam pandangan. Yaitu pertama saling memandang. Istilah ini menunjukkan bahwa dua orang individu saling menerima pandangan mata yang lain. Yang kedua adalah memandang sepihak, menjelaskan keadaan dimana seseorang melihat yang lain tetapi tingkah laku ini tidak diterima oleh orang tersebut. tingkah laku mata yang ketiga adalah menghindarkan pandangan. Tingkah laku ini menunjukkan aktivitas seseorang menghindari secara aktif pandangan mata orang lain. Yang keempat menghilangkan pandangan menguraikan situasi dimana sesoorang individu gagal melihat pada orang yang lain tetapi dimaksudkannya demikian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi utama dari mata adalah untuk mengatur interaksi. Kontak mata merupakan suatu tanda siap untuk berinteraksi dan apabila kontak mata tidak ada disengaja atau tidak, akan mengurangi kemungkinan adanya interaksi.
Kontak mata mempunyai fungsi dalam komunikasi interpersonal yaitu pada fase permulaan, fase pertukaran dan fase mengakhiri interaksi. Pada fase permulaan seseorang menggunakan kontak mata menyampaikan kesadaran seseorang terhadap orang yang akan berinteraksi dan membiarkan orang lain mengetahui
(59)
apakah seseorang tertarik dalam melakukan interaksi di luar tahap permulaan, sekali seseorang telah memutuskan apakah kontak komunikasi dengan kelompok lain saling menguntungkan, maka kontak mata akan membantu memelihara kontak dengan kelompok lain atau menunjukkan minat terhadap apa yang disampaikan oleh orang lain. Seseorang harus menekankan bahwa gejala ini bervariasi menurut sosial ekonomi, kelompok bangsa dalam kebudayaan seseorang. Bila seseorang merasa bahwa pembicaraan tidak lagi menarik atau seseorang ada urusan lain dengan menggunakan kontak mata yang sedikit atau melihat sebentar pada jam tangan itu menunjukkan pada kelompok lain/lawan bicara seseorang mau mengakhiri interaksi atau mau pergi.47 (c) Gestur atau gerakan isyarat
Gerakan isyarat adalah gerakan badan, kepala, tangan, dan kaki yang dimaksudkan menyampaikan pesan tertentu. Gerakan isyarat mempunyai peranan penting dalam komunikasi karena dapat merupakan pengganti, dan pelengkap bahasa verbal. Misalnya, bila seorang bertanya jawabannya dapat dengan menggunakan gelengan kepala sebagai pengganti kata tidak atau gelengan kepala bersama kata tidak. Begitu juga
47
(60)
seseorang dapat menggunakan gerakan bahu bila menjawab sesuatu yang masih meragukan atau tidak tahu, atau membuat ibu jari dan telunjuk berupa lingkaran untuk menyatakan OK bagi orang Amerika dan sebagainya.
(d) Sentuhan
Sentuhan mempunyai aspek yang kritis dalam berkomunikasi. Sentuhan juga memainkan peranan yang penting dalam memberikan dorongan, pernyataan kehalusan budi, sokongan emosional dan bahkan lebih mempunyai kekuasaan daripada kata-kata. Misalnya, bila seorang teman baru saja menerima berita buruk, suatu tepukan di bahu teman tersebut dapat lebih menyenangkan hatinya daripada kata-kata yang diucapkan sebagai tanda memahami keadaannya.
Walaupun sentuhan ini dapat mengkomunikasikan bermacam-macam pesan tetapi mungkin menimbulkan kesalahan dalam menginterpretasikannya karena adanya faktor-faktor yang ikut menentukan seperti suku bangsa, status, seks dan kebudayaan dari orang yang menyampaikan pesan. Bentuk sentuhan yang sama mungkin mempunyai arti yang berbeda bagi kelompok bangsa yang lain.48
48Ibid
(61)
(e) Sikap Tubuh
Sikap tubuh juga merupakan satu tanda nonverbal dalam komunikasi. Perhatikanlah orang yang ada di dekat seseorang bagaimana posisi ia berdiri atau duduk dalam berbicara. Dari hasil pengamatan sepintas tersebut akan diperoleh kesan ada orang yang santai saja duduknya atau berdirinya ketika berbicara dan ada pula yang kaku dan agak tegang.
Hasil penelitian dari Knap menunjukkan bahwa sikap tubuh memberikan informasi tentang sikap, status, emosi dan kehangatan. Menurut Mehrabian orang akan bersikap lebih rileks bila berkomunikasi dengan orang yang lebih rendah statusnya atau dengan teman sebaya. Tetapi orang akan kurang rileks bila berhadapan dengan orang yang mempunyai status yang lebih tinggi, atau dengan laki-laki yang tidak disukainya.
(f) Penggunaan Ruang dan Jarak
Edward Hall telah banyak memperluas pemahaman seseorang tentang cara penggunaan ruangan dalam berkomunikasi tahap muka. Hall mengemukakan bahwa ada empat macam jarak yang seseorang gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dia mengatakan bahwa seseorang memilih jarak tertentu tergantung kepada bagaimana perasaan seseorang terhadap orang lain dalam konteks
(62)
pembicaraan dan tujuan pribadi seseorang. Pembagian jarak tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Jarak yang menunjukkan keintiman
Menurut Hall jarak keintiman ini mulai dari kontak kulit sampai jarak 18 inci. Kebanyakan dapat dilihat bahwa kontak bagi jarak intim ini adalah untuk interaksi dengan orang-orang yang seseorang rasa dekat secara emosional dan untuk situasi yang lebih bersifat pribadi seperti memperlihatkan perasaan senang, kasih sayang dan perasaan melindungi. Jarak intim juga mungkin terjadi dalam keadaan yang kurang intim seperti mengunjungi dokter gigi, penata rambut, dan dalam pertunjukan atletik.49
(2) Jarak Pribadi atau Personal
Daerah jarak yang kedua adalah jarak pribadi atau personal yang berkisar dari 45 cm sampai 135 cm. Bila suatu pasangan berada di tempat pesta dan tiba-tiba datang seorang teman yang berlainan jenis kelaminnya mendekati salah seorang mereka, maka partnernya yang lain mungkin merasa tidak senang. Perpindahan memasuki daerah pribadi biasanya dilakukan untuk maksud melakukan percakapan yang lebih bersifat pribadi dan tidak sebagai kenalan biasa.
49
(63)
Daerah pribadi yang agak jauh adalah berkisar antara 85 cm samapi 135 cm. Itulah daerah di luar jangkauan orang.50
(3) Jarak Sosial
Daerah yang ketiga adalah daerah hubungan sosial yang berkisar antara 135 cm sampai 4 m. dalam jarak ini bermacam-macam komunkasi yang dapat terjadi seperti komunikasi dalam bisnis. Dalam jarak yang agak rapat atau antara 1.35 m sampai 2,25 m biasanya percakapan antara pembeli dan penjual atau jarak orang yang bekerja bersama-sama. Kebanyakan orang, tidak merasa senang apabila petugas penjualan datang lebih dekat pada si pembeli. Jarak sosial yang agak jauh seperti dari 2,25 m sampai 4 m digunakan dalam situasi yang lebih formal atau tidak bersifat personal seperti jarak yang biasa digunakan antara atasan dan bawahan dalam suatu organisasi. Duduk dengan jarak begini jauh berbeda dan kurang rileks dibandingkan duduk berkeliling kursi pimpinan dengan jarak yang lebih dekat.
(4) Jarak Umum
Jarak yang paling jauh dalam komunikasi dinamakan jarak umum yaitu lebih dari 4 m. jarak
50Ibid,
(64)
umum yang terdekat biasanya digunakan guru di muka kelas. Jarak umum yang terjauh adalah 8 m yang menjadikan komunikasi dua arah sulit dilakukan. Dalam beberapa hal adalah penting menggunakan jarak umum seperti melakukan pembicaraan terhadap kelompok yang agak banyak dan dalam keadaan lain jarak umum ini digunakan apabila orang tidak tertarik untuk mengadakan dialog.
2. Aplikasi Mobile
a. Pengertian Aplikasi Mobile
Aplikasi Mobile atau Mobile Aplication adalah sebuah aplikasi perangkat lunak yang sistemnya diatur memlalui sistem computing dan dibuat khusus untuk dijalankan di dalam tablet dan juga
Smartphone. Umumnya developer mobile aps membutuhkan IDE atau
Integrated Development Environment dan juga SDK untuk perkembangan dari mobile apps itu sendiri. Pada saat ini pada
smartphone dan juga tablet ada satu aplikasi yang berguna untuk menyediakan berbagai macam aplikasi yang dapat dijalankan di device tersebut. Aplikasi ini sering disebut Store. Contoh Store yaitu
Apple apps, Samsung Apps, Okezone, Google Playstore.51 Dengan menggunakan aplikasi mobile, anda dapat dengan lebih mudah melakukan berbagai macam aktifitas mulai dari hiburan, berjualan,
51
(65)
belajar, aktifitas bisnis, melakukan pekerjaan kantor, browsing dan lain sebagainya.
Pemanfaatan aplikasi mobile untuk aktifitas bisnis semakin banyak dilakukan oleh banyak perusahaan. Karena dengan adanya fitur GPS, could computing dan tools - tools yang bisa di create sesuai keinginan membuat suatu perusahaan lebih mudah ditemukan oleh calon konsumen dan memperlancar proses bisnis serta layanannya dimanapun dan kapanpun.
Jadi perangkat mobile aplikasi online merupakan sebuah layanan dimana calon penumpang bisa menggunakan atau memesan jasa ojek secara online. Teknologi aplikasi yang digunakan adalah sebuah sistem teknologi dengan basis cloud computing dimana perintah atau instruksi dari pengguna dan media penyimpanan data akan disimpan secara virtual dengan menggunakan jaringan internet yang terkoneksi. Setelah itu, perintah ini akan dilanjutkan menuju kepada server aplikasi. Setelah server aplikasi selesai menerima semua perintah, maka kemudian data tersebut akan diproses. Sebagai hasilnya, pada proses terakhir akan ada halaman yang berbeda dan diperbaharui sesuai dengan perintah tersebut. Hal inilah yang akan dilihat oleh pengguna dimana kemudian konsumen pun juga akan merasakan manfaatnya.
Aplikasi ojek online tersebut dapat diakses melalui smartphone
(1)
Menurut teori interaksi simbolik, kehidupan sosial pada dasarnya adalah interaksi manusia yang menggunakan simbol – simbol, mereka tertarik pada cara – cara manusia menggunakan simbol – simbol yang mempresentasikan apa yang mereka maksudkan untuk berkomunikasi dengan sesamanya dan juga pengaruh yang ditimbulkan dari penafsiran simbol – simbol tersebut terhadap perilaku pihak – pihak yang terlibat dalam interaksi sosial.
Perilaku komunikasi yang diperlihatkan oleh ojek konvensional dengan driver ojek online adalah dengan menjalin komunikasi dan saling mentaati atruran-aturan sebagai batasan dalam ruang kerja masing-masing. Ide dasar teori determinisme teknologi melihat bahwa perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi membentuk individu bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain.
Sebagian masyarakat yang paham teknologi memang sudah beranjak menggunakan kemudahan tersebut dalam kehidupannya, termasuk yang terjadi driver – driver ojek online yang memanfaatkan aplikasi tersebut untuk memperoleh pekerjaan. Dibalik itu ada sebagian masyarakat yang masih bertahan dengan caranya bekerja tanpa teknologi karena keterbatasan pengetahuan dan presepsi tentang teknologi tersebut. Dan Teori Interaksi Simbolik merupakan sebuah kerangka referensi untuk memahami bagaimana manusia, bersama dengan manusia lainnya,
(2)
99
menciptakan dunia simbolik dan bagaimana dunia ini, dan bagaimana nantinya simbol tersebut membentuk perilaku manusia.
Selaras dengan teori interaksi simbolik, yang terjadi pada masyarakat tukang ojek konvensional karang taruna adalah dengan menjalin komunikasi internal yang baik sesama anggota dan menjalin komunikasi yang baik pula dengan external paguyuban yakni driver – driver ojek online di area terminal purabaya surabaya.
C. Prespektif Keislaman Perilaku Ojek
Teknologi diciptakan sebagai suatu perpanjangan dari manusia dan kebutuhannya, dan teknologi yang selama ini dibuat bermaksud untuk mempermudah semua kegiatan manusia. Dan usaha ojek online maupun ojek konvensional untuk mendapatkan rizky yang halal sesuai dengan ayat Allah Didalam QS. Ar-Ra’d ayat 11 “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang mengubah nasibnya”. Dan QS. Al-Insan ayat 3 “Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.” Kedua ayat tersebut memberi gambaran bahwa Allah telah memberi petunjuk kepada manusia berupa ilmu dan pengetahuan. Maka dengan bekal tersebut Allah memberi kebebasan bagi manusia untuk memanfaatkannya menjadi sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi dirinya dan orang sekitarnya. Bermanfaat baik dari segi penghidupan sendiri maupun masyarakat banyak.
(3)
100
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan data yang tersaji pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa perilaku komunikasi yang dilakukan tukang ojek konvensional dalam mengantisipasi kehadiran ojek online di Surabaya adalah antipati terhadap media komunikasi yang berbasis teknologi online, proses interaksi bersifat terbuka dengan persaingan sehat antar sesama tukang ojek, saling memahami karakter berupa kelebihan dan kekurangan masing - masing, komunikasi interpersonal yang baik diinternal maupun eksternal paguyuban ojek.
B. Rekomendasi
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah penulis paparkan, maka terdapat beberapa saran dari penulis sebagai berikut:
1. Perusahaan Gojek seharusnya memberikan sosialisasi dan edukasi kepada para ojek konvensional untuk lebih memahami teknologi yang dihadirkan gojek tersebut. Karena tujuan dari hadirnya gojek adalah untuk membantu para tukang ojek konvensional untuk lebih mudah dalam bekerja, dan tidak bermaksud untuk menjadi pesaing baru yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi ojek konvensional itu sendiri. 2. Anggota paguyuban ojek karang taruna pintu masuk terminal Purabaya
(4)
101
teknologi telekomunikasi untuk mendukung kinerjanya sebagai tukang ojek pangkalan. Mungkin bisa dilakukan pelatihan penggunaan teknologi smartphone bagi tiap anggota dibantu dengan karang taruna sebagai pendamping agar kedepannya bisa lebih siap mengahadapi era teknologi teknologi terbaru.
3. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang perilaku komunikasi masyarakat terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dan semoga penelitian ini dapat berguna dan dapat dijadikan bahan rujukan untuk melakukan penelitian selanjutnya pada khalayak dan sasaran lain.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Sutarman. 2009. Pengantar teknologi Informasi. Jakarta : Bumi Aksara.
Straubhaar & Larose. 2004. Media Now, Understadning Media, Culture, and Technology.United States Of America : Wadsworth.
Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Iskandar, Iwa Husen &Kusdana. 2003. Sosiologi untuk SMU kelas III. Bandung : Grafindo Media Pratama.
Sapto& Bambang Suteng Sulasmono. 2007. Sosiologi SMA jilid 3. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama.
Moleong , Lexy J. 2006.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rahmat, Jalaluddin. 2000. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rosady Ruslan. 2006. Metode Penelitian Public Releation dan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Mukhtar, 2013. Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta Selatan: Referensi.
Ghony, M. Djuanaidi & Fauzan Almanshur. 2014.Metode Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Dr, Suwartono, M.Hum. 2014. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Yogkakarta: Andi Offset. Bungin , Burhan. 2001. Metodoligi Penelitian Sosial. Surabaya: Airlangga.
DR. Mahi M. Hikmat. 2011.Metodologi Penelitian: Dalam perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ruslan, Rusady. 2006. Metode Penelitian Public Releation dan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Soehatono, Irwan. 1999. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sugiono. 2005.Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Iskandar, Iwa Husen&H. Kusdana. 2003. Sosiologi untuk SMU kelas III. Bandung : Grafindo Media Pratama.
Edy, Irwansyah. 2014. Pengantar teknologi Informasi. Yogyakarta : Deepublish. Nurudin. 2014. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : Rajawali Pers.
(6)
http://blog.lintasarta.net/article/industry-solutions/manufacture-and-trading/mengenal-cara-kerja-cloud-computing-pada-gojek/diakses pada tanggal 15 mei 2016 pukul 08.15
http://www.definisi-pengertian.com/2015/08/definisi-pengertian-teknologi-menurut-ahli.html/diakses pada tanggal 12 juni 2016 pukul 15.00
http://www.go-jek.com/diakses pada tanggal 29 mei 2016 pukul 16.00 http://kbbi.co.id/arti-kata/ojek/diakses pada tanggal 30 mei 2016 pukul 11.45