TUGAS MAKALAH BU HIMA 1

(1)

TUGAS MAKALAH

SISTEM PENDIDIKAN MORAL di SD

Disusun untuk memenuhi tugas computer pembelajaran di SD

Dosenpengampu : Bu. Himmatul Ulya, S.Pd , M.Pd

Disusun oleh :

Lia Aristiana Sari (201233002)

PROGRAM STUDI PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

Tahunajaran 2015/2016


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt karena atas rahmad dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah Pendidikan Moral di Sekolah Dasar dengan baik. Dan shalawat serta salam kita kirimkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw yang telah memberikan kemampuan kepada penulis untuk menyusun makalah.

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah pembelajaran komputer di SD. Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen dan mahasiswa yang telah membaca dan mempelajari makalah ini. Semoga dengan makalah ini dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal.

Untuk menyempurnakan makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan sarannya kepada pembaca.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISIiii

BAB I PENDAHULUAN 1. LatarBelakang 1 2. RumusanMasalah1 3. Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Pendidikan 2 2. Pengertian Moral 3

3. Konsep Perkembangan Pendidikan Moral 3

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan 5 DAFTAR PUSTAKA 6


(4)

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

Di Indonesia, pendidikan diarahkan untuk melahirkan manusia-manusia yang cerdas, bertanggungjawab, bermoral, berkepribadian luhur, bertaqwa, dan memiliki kepribadian prestasi anak bangsa yang sudah banyak mengaharumkan nama bangsa di berbagai kancah internasional. Namun, masih banyak pendidikan yang belum mencapai tujuannya.

Pengertian atau pemahaman moral adalah kesadaran moral, rasionalitas moral atau alasan mengapa seseorang harus melakukan hal itu ,suatu pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai moral. Individu dibantu untuk mengerti mengapa suatu nilai perlu dilakukan.

Tindakan moral yaitu kemampuan untuk melakukan keputusan dan perasaan moral ke dalam perilaku-perilaku nyata. Tindakan-tindakan moral ini perlu di fasilitasi agar muncul dan berkembang dalam pergaulan sehari-hari. Lingkungan sosial yang kondusif untuk memunculkan tindakan-tindakan moral, ini sangat diperlukan dalam pembelajaran moral.

2. RUMUSAN MASALAH A. Pengertian pendidikan B. Pengertian moral

C. Konsep pendidikan moral di SD 3. TUJUAN PENULISAN

A. Untuk mengetahui pengertian pendidikan B. Untuk mengetahui pengertian moral

C. Untuk mengetahui bagaimana konsep perkembangan pendidikan moral di SD.


(5)

BAB II PEMBAHASAN A. PengertianPendidikan

Konsep pendidikan terkait erat dengan istilah pedagogiek. Pedagogiek berasal dari kata bahasa Yunani pedagogues, dalam bahasa latin pedagogus lalu digunakan untuk pendidik (pedagog) dan perbuatan mendidik (pedagogi) , serta ilmu pendidikan (pedagogiek). Pedagogiek di Indonesiakan menjadi pedagogic yang dalam bahasa inggrisnya pedagogy, yaitu the study of educational goals and proceses. Pendidikan juga dapat dilacak dari kata educare yang berasal dari e-ducare yang artinya menggiring keluar. E-ducare dapat diartikan usaha pemuliaan manusia atau pembentukan manusia.

Definisi Pendidikan Secara Filosofis yaitu pendidikan dapat dipandang sebagai proses memanusiakan manusia lewat pembudayaan atau proses hominisasi dan humanisasi. Secara psikologis, pendidikan adalah proses pendewasaan anak muda oleh orang dewasa yang susila. Secara sosiologis, pendidikan dipandang sebagai proses pembentukan anggota masyarakat yang berjiwa sosial, berguna bagi masyarakat, bangsa dan Negara, yang berguna bagi orang lain. Secara etis, pendidikan merupakan proses transfer nilai – nilai kemanusiaan dalam pembentukan manusia dewasa yang susila. Secara Teologis, pendidikan dapat dipandang sebagai proses pembentukan warga surgawi (civitas Dei).

Pendidikan Sebagai Proses Pembentukan diri dalam konsep pendidikan tersebut terjadi secara aktif, oleh si terdidik sendiri. Si terdidik bukan dibentuk melainkan membentuk dirinya sendiri dengan bantuan orang yang telah dewasa dan susila. Si terdidik merupakan manusia muda yang belum dewasa dan susila. Manusia muda adalah manusia yang masih harus dimanusiakan atau manusia yang belum utuh. Maka tujuan pendidikan juga disebut sebagai pembentukan manusia seutuhnya.


(6)

3

B. Pengertian Moral

Moral menurut bahasa latin Moralitas yaitu tindakan yang bersifatpositif. Moral merupakan kondisi pikiran,perasaan,ucapan dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk. Apabila perilaku seseorang sesuai dengan nilai rasa yang berlaku dalam masyarakat dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya,maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik. Sehingga moral murupakan hal mutlak yang harus dimiliki manusia, orang yang tidak memiliki moral disebut amoral. Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau amoral itu dari sudut pandang yang sempit, moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki moral jika ingin dihormati sesamanya.

Pada hakekatnya moral adalah ukuran-ukuran yang telah diterima oleh suatu komunitas, sedang etika lebih dikaitkan dengan prinsip-prinsip yang dikembangkan pada suatu profesi (Budi Istanto, 2007; 4). Namun ada pengertian lain etika mempelajari kebiasaan manusia yang telah disepakati bersama seperti; cara berpakaian, tata krama.

Dengan demikian keduanya mempunyai pengertian yang sama yaitu kebiasaan yang harus dipatuhi (Hendrowibowo, 2007: 84).Moral yaitu suatu ajaran-ajaran atau wejangan, patokan-patokan atau kumpulan peraturan baik lesan maupun tertulis tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang baik.

Moral selalu mengacu pada baik buruk manusia, sehingga moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari kebaikan manusia. Jadi moralitas adalah sikap dan perbuatan baik sesuai dengan nurani (Hendrowibowo, 2007: 85).

C. KonsepPerkembanganPendidikan Moral di SD

Yang termasuk dalam katagori nilai-nilai moral adalah: (1) seruan untuk berbuat baik kepada orang lain, memelihara ketertiban dan keamanan, memelihara


(7)

4

apabila tingkah laku orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya.

Perkembangan moral anak dapat berlangsung melalui beberapa cara yakni :

1. Pendidikan langsung, yaitu melalui penanaman pengertian tentang tingkah laku yang benar dan salah, atau baik dan buruk oleh orang tua, guru atau orang dewasa lainnya. Di samping itu perlunya keteladanan orang tua, guru dan orang dewasa lainnya dalam melakukan nilai-nilai moral.

2. Identifikasi, yaitu dengan cara mengidentifikasi atau meniru penampilan atau tingkah laku moral seseorang yang menjadi idolanya (seperti orang tua, guru, kiai, atau orang dewasa lainnya)

3. Proses coba-coba (trial and error), yaitu dengan cara mengembangkan tingkah laku moral secaracoba-coba. Tingkah laku yang mendatangkan pujian atau penghargaan akan terus dikembangkan sementara tingkah laku yang mendatangkan hukuman atau celaan akan dihentikannya. Penanaman nilai-nilai moral dimulai dari lingkungan keluarga dimana orang tua memiliki andil yang besar untuk member pemahaman pada anak tentang mana yang baik dan salah. Pada mulanya mungkin anak tidak mengerti konsep moral ini, namun lambat laun anak akan dapat memahaminya.


(8)

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

Pendidikan Sebagai Proses Pembentukan diri dalam konsep pendidikan tersebut terjadi secara aktif, oleh si terdidik sendiri.Si terdidik bukan dibentuk melainkan membentuk dirinya sendiri dengan bantuan orang yang telah dewasa dan susila.Si terdidik merupakan manusia muda yang belum dewasa dan susila. Manusia muda adalah manusia yang masih harus dimanusiakan atau manusia yang belum utuh. Maka tujuan pendidikan juga disebut sebagai pembentukan manusia seutuhnya.

Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif.Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia.

Pendidikan moral sangat penting diterapkan dalam pembelajaran SD Perkembangan moral anak dapat berlangsung melalui beberapa cara yakni :

1. Pendidikan langsung 2. Identifikasi,


(9)

http://brianatjenk.blogspot.co.id/2013/12/makalah-pembelajaran-pendidikan-moral.html

http://www.akuntt.com/2014/02/pengertian-moral-secara-umum-etimologi.html

http://pendidikananakmulaidini.blogspot.co.id/2013/04/karakteristik-perkembangan-moral-anak.html

Mulyani Sumatri & Nana Syaokarta. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta Universitas Terbuka.


(1)

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Di Indonesia, pendidikan diarahkan untuk melahirkan manusia-manusia yang cerdas, bertanggungjawab, bermoral, berkepribadian luhur, bertaqwa, dan memiliki kepribadian prestasi anak bangsa yang sudah banyak mengaharumkan nama bangsa di berbagai kancah internasional. Namun, masih banyak pendidikan yang belum mencapai tujuannya.

Pengertian atau pemahaman moral adalah kesadaran moral, rasionalitas moral atau alasan mengapa seseorang harus melakukan hal itu ,suatu pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai moral. Individu dibantu untuk mengerti mengapa suatu nilai perlu dilakukan.

Tindakan moral yaitu kemampuan untuk melakukan keputusan dan perasaan moral ke dalam perilaku-perilaku nyata. Tindakan-tindakan moral ini perlu di fasilitasi agar muncul dan berkembang dalam pergaulan sehari-hari. Lingkungan sosial yang kondusif untuk memunculkan tindakan-tindakan moral, ini sangat diperlukan dalam pembelajaran moral.

2. RUMUSAN MASALAH A. Pengertian pendidikan B. Pengertian moral

C. Konsep pendidikan moral di SD 3. TUJUAN PENULISAN

A. Untuk mengetahui pengertian pendidikan B. Untuk mengetahui pengertian moral

C. Untuk mengetahui bagaimana konsep perkembangan pendidikan moral di SD.


(2)

BAB II PEMBAHASAN A. PengertianPendidikan

Konsep pendidikan terkait erat dengan istilah pedagogiek. Pedagogiek berasal dari kata bahasa Yunani pedagogues, dalam bahasa latin pedagogus lalu digunakan untuk pendidik (pedagog) dan perbuatan mendidik (pedagogi) , serta ilmu pendidikan (pedagogiek). Pedagogiek di Indonesiakan menjadi pedagogic yang dalam bahasa inggrisnya pedagogy, yaitu the study of educational goals and proceses. Pendidikan juga dapat dilacak dari kata educare yang berasal dari e-ducare yang artinya menggiring keluar. E-e-ducare dapat diartikan usaha pemuliaan manusia atau pembentukan manusia.

Definisi Pendidikan Secara Filosofis yaitu pendidikan dapat dipandang sebagai proses memanusiakan manusia lewat pembudayaan atau proses hominisasi dan humanisasi. Secara psikologis, pendidikan adalah proses pendewasaan anak muda oleh orang dewasa yang susila. Secara sosiologis, pendidikan dipandang sebagai proses pembentukan anggota masyarakat yang berjiwa sosial, berguna bagi masyarakat, bangsa dan Negara, yang berguna bagi orang lain. Secara etis, pendidikan merupakan proses transfer nilai – nilai kemanusiaan dalam pembentukan manusia dewasa yang susila. Secara Teologis, pendidikan dapat dipandang sebagai proses pembentukan warga surgawi (civitas Dei).

Pendidikan Sebagai Proses Pembentukan diri dalam konsep pendidikan tersebut terjadi secara aktif, oleh si terdidik sendiri. Si terdidik bukan dibentuk melainkan membentuk dirinya sendiri dengan bantuan orang yang telah dewasa dan susila. Si terdidik merupakan manusia muda yang belum dewasa dan susila. Manusia muda adalah manusia yang masih harus dimanusiakan atau manusia yang belum utuh. Maka tujuan pendidikan juga disebut sebagai pembentukan manusia seutuhnya.


(3)

3

B. Pengertian Moral

Moral menurut bahasa latin Moralitas yaitu tindakan yang bersifatpositif. Moral merupakan kondisi pikiran,perasaan,ucapan dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk. Apabila perilaku seseorang sesuai dengan nilai rasa yang berlaku dalam masyarakat dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya,maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik. Sehingga moral murupakan hal mutlak yang harus dimiliki manusia, orang yang tidak memiliki moral disebut amoral. Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau amoral itu dari sudut pandang yang sempit, moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki moral jika ingin dihormati sesamanya.

Pada hakekatnya moral adalah ukuran-ukuran yang telah diterima oleh suatu komunitas, sedang etika lebih dikaitkan dengan prinsip-prinsip yang dikembangkan pada suatu profesi (Budi Istanto, 2007; 4). Namun ada pengertian lain etika mempelajari kebiasaan manusia yang telah disepakati bersama seperti; cara berpakaian, tata krama.

Dengan demikian keduanya mempunyai pengertian yang sama yaitu kebiasaan yang harus dipatuhi (Hendrowibowo, 2007: 84).Moral yaitu suatu ajaran-ajaran atau wejangan, patokan-patokan atau kumpulan peraturan baik lesan maupun tertulis tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang baik.

Moral selalu mengacu pada baik buruk manusia, sehingga moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari kebaikan manusia. Jadi moralitas adalah sikap dan perbuatan baik sesuai dengan nurani (Hendrowibowo, 2007: 85).

C. KonsepPerkembanganPendidikan Moral di SD

Yang termasuk dalam katagori nilai-nilai moral adalah: (1) seruan untuk berbuat baik kepada orang lain, memelihara ketertiban dan keamanan, memelihara kebersihan dan memelihara hak orang lain, dan (2) larangan mencuri, berzina, membunuh, meminum minuman keras dan berjudi. Seseorang dikatakan bermoral


(4)

4

apabila tingkah laku orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya.

Perkembangan moral anak dapat berlangsung melalui beberapa cara yakni :

1. Pendidikan langsung, yaitu melalui penanaman pengertian tentang tingkah laku yang benar dan salah, atau baik dan buruk oleh orang tua, guru atau orang dewasa lainnya. Di samping itu perlunya keteladanan orang tua, guru dan orang dewasa lainnya dalam melakukan nilai-nilai moral.

2. Identifikasi, yaitu dengan cara mengidentifikasi atau meniru penampilan atau tingkah laku moral seseorang yang menjadi idolanya (seperti orang tua, guru, kiai, atau orang dewasa lainnya)

3. Proses coba-coba (trial and error), yaitu dengan cara mengembangkan tingkah laku moral secaracoba-coba. Tingkah laku yang mendatangkan pujian atau penghargaan akan terus dikembangkan sementara tingkah laku yang mendatangkan hukuman atau celaan akan dihentikannya. Penanaman nilai-nilai moral dimulai dari lingkungan keluarga dimana orang tua memiliki andil yang besar untuk member pemahaman pada anak tentang mana yang baik dan salah. Pada mulanya mungkin anak tidak mengerti konsep moral ini, namun lambat laun anak akan dapat memahaminya.


(5)

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

Pendidikan Sebagai Proses Pembentukan diri dalam konsep pendidikan tersebut terjadi secara aktif, oleh si terdidik sendiri.Si terdidik bukan dibentuk melainkan membentuk dirinya sendiri dengan bantuan orang yang telah dewasa dan susila.Si terdidik merupakan manusia muda yang belum dewasa dan susila. Manusia muda adalah manusia yang masih harus dimanusiakan atau manusia yang belum utuh. Maka tujuan pendidikan juga disebut sebagai pembentukan manusia seutuhnya.

Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif.Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia.

Pendidikan moral sangat penting diterapkan dalam pembelajaran SD Perkembangan moral anak dapat berlangsung melalui beberapa cara yakni :

1. Pendidikan langsung 2. Identifikasi,

3. Proses coba-coba (trial and error),

DAFTAR PUSTAKA


(6)

http://brianatjenk.blogspot.co.id/2013/12/makalah-pembelajaran-pendidikan-moral.html

http://www.akuntt.com/2014/02/pengertian-moral-secara-umum-etimologi.html

http://pendidikananakmulaidini.blogspot.co.id/2013/04/karakteristik-perkembangan-moral-anak.html

Mulyani Sumatri & Nana Syaokarta. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta Universitas Terbuka.