TUGAS PERILAKU ORGANISASI BU CHRISTINE

(1)

TUGAS KULIAH PERILAKU ORGANISASI

JAWABAN LATIHAN SOAL-SOAL

Dosen Pengampu :

Dra. Christine Diah Wahyuningsih MSi

Oleh :

Nama Mahasiswa

: S U W O Y O

N I M

: 1021127868

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG

2016 / 2017


(2)

1. Tiga Dimensi Organisasi terkait dengan perilaku organisasi adalah sbb :

a. Dimensi Teknis : Dimensi Teknis ini menekan pada Skill yang diperlukan untuk menggerakan sebuah Organisasi, karena pada dimensi ini menitik beratkan pada orientasi skill bagi anggota yang secara teknis diperlukan untuk menggerakkan organisasi sesuai dengan spesifikasi skill dari masing-masing anggota.

b. Dimensi Konsep : Konsep atau sebuah rancangan khusus yang dijadikan sebagai acuan dan pedoman dalam menjalankan sebuah oragnisasi,

artinya setiap gerak atau kegiatan yang akan dilaksanakan tetap mengacu pada pedoman yang telah dibuat oleh seluruh atau sebagian anggota organisasi yang mempunyai wewenang.

c. Dimensi Manusia : adalah dimensi yang paling utama dalam sebuah organisasi karena tanpa adanya dimensi manusia otomatis suatu organisasi tidak akan pernah ada karena tidak ada yang membuat organisasi dalam arti membentuk sebuah organisasi dan tidak ada

penggerak yang melakukan suatu kegiatan oragnisasi tersebut. Sehingga dapat dikatakan kalau dimensi manusia merupakan dimensi yang

komplek dalam sebuah organisasi. Namun, tetap saja dimensi manusia tidak akan berpungsi secara utuh jika dimensi teknis dan konsep tidak ada.

2. Buah Karya Plato, dalam minat mempelajari Perilaku Organisasi :

Plato, seorang filosof Yunani telah membagi jiwa manusia menjadi 3 bagian dalam Perilaku Organisasi yaitu :

a. Philosopik (filsafat), yaitu suatu keinginan untuk mencapai ilmu pengetahuan.

b. Sprited (ambisi), yaitu aspek jiwa manusia yang berusaha untuk mencari kekuasaan.

c. Appetite (nafsu makan), yaitu suatu keinginan manusia untuk memenuhi selera seperti makan, minum, seks dan uang (the philosophie, the

ambitious, and the lovers of gain)

3. Dua aspek karya Webber relevan dengan Perilaku Organisasi :

a. Pertama, sebagai seorang ahli ilmu sosial, ia tertarik untuk menjelaskan preskripsinya dari pertumbuhan organisasi yang besar

b. Kedua, dia terkesan akan kelemahan-kelemahan manusai dengan pertimbangan-pertimbangan yang kadang-kadang tidak realitas dan


(3)

bahwa manusia mempunyai rasa emosi. Weber mengembangkan sebuah model struktural yang ia katakan sebagai alat yang paling efisien bagi organisasi-organisasi untuk mencapai tujuannya. Ia menyebut struktur ideal ini sebagai birokrasi. Struktur tersebut dicirikan dengan adanya: (a) Spesialisasi, atau pembagian kerja;

(b) Sebuah hierarki wewenang yang jelas; (c) Prosedur seleksi yang formal;

(d) Peraturan yang rinci; serta

(e) Hubungan yang tidak didasarkan atas hubungn pribadi (impersonal).

4. Birokrasi mempunyai sifat penting menurut teori Webber :

Beberapa sifat yang amat penting menurut teori Webber adalah sebagai berikut :

1. Adanya spesialisasi, atau pembagian kerja. 2. Adanya hirarki yang berkembang

3. Adanya suatu sistem dari suatu prosedur dan aturan-aturan

4. Adanya hubungan-hubungan kelompok yang bersifat impersonalitas. 5. Adanya promosi dan jabatan yang berdasarkan atas kecakapan.

5. Gerakan Hubungan Kemanusiaan dalam perkembangan Perilaku Organisasi :

Gerakan hubungan kemanusiaan dalam perkembangan Perilaku Organisasi (the human relations movement) adalah suatu gerakan yang menitik beratkan pada penekanan hubungan kerjasama dalam sebuah organisasi dan semangat kerja yang tinggi atau moral dari karyawan.

Bahwa hubungan kemanusiaan dalam sebuah organisasi merupakan hal penting, karena mausia sebagai makhluk pribadi dan sekaligus sosial yang memerlukan komunikasi dan berhubungan dengan manusia yang lain secara harmonis, konsisten, karena manusia bukanlah sebuah mesin dan perlu di hargai, di hormati dan diperhatikan secara manusiawi, keharmonisan

hubungan kemanusiaan dalam organisasi akan memberikan efek baik untuk keberhasilan sebuah organisasi.


(4)

1. Integrasi Dua Substansi Manusia yang unik dan tidak dapat berdiri sendiri adalah sebagai berikut :

a. Substansi Pertama adalah : Tubuh (Fisik/Jasmani) sebagai unsur materi. b. Substansi Kedua adalah : Jiwa (rohani/psikis) yang bersifat non materi. Tanpa kedua unsur tersebut maka tidak dapat disebut dengan manusia karena keduanya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.

2. Tiga hakekat manusia ditinjau dari dua Substansi sbb : 1. Hakekat Individu

Manusia sebagai hakekat individu didalam mengeksistensikan dirinya sebagai individu selamanya menginginkan untuk diperlakukan sebagai individu. Mereka menyadari bahwa dirinya selain berbeda dengan yang lainnya, tetapi juga sama dengan individu yang lain, secara fisik dan psikis nya.

2. Hakekat Sosialitas

Manusia disamping hakekatnya sebagai individu juga sebagai makhluk Sosial yang ingin berinteraksi dengan individu yang lain, dan tidak dapat hidup sebagai individu, oleh karena itu manusia mempunyai

kecenderungan untuk bersosial sesuai hakekatnya sebagai makhluk sosial dan memiliki sosialitas (kebersamaan). Kecenderungan inilah yang

mendorong manusia untuk hidup berkelompok yang disebut dengan masyarakat.

3. Hakekat Moralitas

Manusia sebagai hakekat Individu dan Sosial didalam beraktifitas

dimasyarakat menginginkan untuk hidup berdampingan secara harmonis dengan individu yang lainnya, dan memiliki kecenderungan moralitas berupa norma dan nilai-nilai untuk hidup sesuai harkat dan martabatnya dalam kehidupan bermasyarakat, termasuk juga dalam berorganisasi.

3. Hakekat Kemanusiaan menurut Siagian :

Hakekat Kemanusiaan menurut Siagian adalah : Bahwa hakekat kemanusiaan dalam prespektif kepemimpinan dikaitkan dengan kepentingan dan

kebutuhan oleh karenanya manusia ditinjau dari manusia sebagai mahkluk politik, ekonomi, sosial dan mahluk individu.

4. Organisasi adalah :

Banyak beberapa ahli mendefinisikan tentang organisasi, namun pada garis besarnya dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah : Kumpulan orang-orang (dua orang-orang atau lebih) untuk melakukan kerjasama dalam mencapai tujuan yang direncanakan dan di sepakati bersama.


(5)

5. Unsur-unsur pokok dalam Organisasi sbb :

1. Manusia = terdiri dari lebih dari dua orang atau lebih.

2. Filsafat = Kebersamaan dalam organisasi dengan filsafat yang sama. 3. Proses = Kegiatan kerjasama merupakan proses untuk mencapai tujuan. 4. Tujuan Organisasi = Adanya kesamaan kepentingan dan menghasilkan

tujuan yang ingin dicapai bersama.

6. Kedudukan Manusia dalam Organisasi :

Kedudukan manusia dalam organisasi memegang peranan yang sangat penting untuk kelangsungan organisasi, karena organisasi tanpa digerakkan manusia tidak akan berjalan.

7. Penjelasan Organisasi Perusahaan dengan Organisasi Sosial :

1. Organisasi Perusahaan : Organisasi yang dibentuk dan mempunyai tujuan yang bersifat mendapatkan laba atau keuntungan dan sifat kegiatannya adalah prinsip ekonomi rasional ( Prinsip mencari keuntungan ).

2. Organisasi Sosial : Organisasi yang dibentuk dan mempunyai tujuan yang bersifat sosial pelayanan tidak mencari keuntungan, prinsip kegiatan adalah pengabdian sosial.

8. Perkembangan Paradigma Organisasi dari masa ke masa :

Perkembangan paradigma organisasi dari masa ke masa diawali dengan paradigma organisasi Klasik, Paradigma Human dan Paradigma Kolaborasi.

a. Paradigma Klasik :

Rancangan organisasi klasik menurut para ahli ( Fayol, Taylor, Urwick dan Gulick, Gant) sebagai berikut :

1. Orientasi pada efisiensi yang tinggi

2. Sistem otoritas dan kendali yang sangat hirarkis dengan rental kendali yang sangat sempit.

3. Sangat dipengaruhi oleh Prinsip-prinsip spesialisasi, sentralisasi dan formalisasi.

Pada perkembangan paradigma klasik ini manusia diperlakukan sebagai mesin, hakekat manusia sebagai individu, sosial, dan moralitas tidak menjadi pertimbangan.

b. Paradigma Human :

Paradigma Human sebagai langkah perkembangan dan pergeseran dari paradikma organisasi klasik, yang menempatkan manusia sebagai makhluk sosial yang dapat membentuk sendiri kelompok-kelompok informal sesuai dengan keinginannya, dan menginginkan bekerja pada


(6)

kondisi yang menyenangkan, pelopor paradigma human adalah Elton Mayo : 1930.

c. Paradigma Kolaborasi

Paradikma Kolaborasi atau paradigma modern sebagai kolaborasi dari paradigma klasik dan paradigma Human. Pada paradigma kolaborasi ini manusia tidak dilihat lagi sebagai individu tetapi sebagai kelompok atau kolektivitas, dan manusia harus dilihat sebagai “social man”.


(7)

1. Yang dimaksud dengan perilaku organisasi adalah :

adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. Ia meliputi aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia demikian pula aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia trhadap organisasi.

2. Perbedaan perilaku organisasi dan psikologi organisasi :

Perbedaan antara Perilaku Organisasi dengan Psikologi Organisasi antara lain : psikologi organisasi membatasi konstruksi penjelasannya pada tingkat psikologi saja, akan tetapi Perilaku Organisasi Konstruksi penjelasannya berasal dari multi disiplin.

Kesamaan keduanya ialah kedua bidang tersebut menjelaskan perilaku orang-orang di dalam suatu organisasi.

3. Perilaku Individu dalam organisasi adalah :

Perilaku manusia secara individu sebagai integrasi antara person dengan lingkungannya dalam suatu organisasi.

4. Karakteristik individu adalah sbb :

a. Kemampuan b. Kebutuhan c. Kepercayaan d. Pengalaman e. Penghargaan

5. Karakteristik organisasi adalah sbb :

a. Hirarki b. Tugas-tugas c. Wewenang d. Tanggungjawab e. Sistem Reward f. Sistem Kontrol

6. Manusia berbeda perilakunya karena kemampuannya tidak sama :

Perbedaan perilaku antar individu dipengaruhi oleh faktor kemampuan dan kecerdasan dari masing-masing individu, kecerdasan sebagai sifat

pembawaan dari sejak lahir ada pula perbedaan kemampuan karena didikan atau pengalaman, setiap orang memiliki keterbatasan kemampuan sehingga akan mempengaruhi perilaku orang tersebut.

7. Yang dimaksud dengan kepribadian adalah :

Suatu organisasi yang dinamis pada masing-masing sistem psikofisik yang nenentukan penyesuaian yang unik terhadap lingkungan. Atau sesuatu yang


(8)

unik pada diri seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain atau lingkungannya.

8. Determinasi dari kepribadian sebagai berikut :

a. Keturunan

Kepribadian yang di bawa oleh seseorang karena faktor dari keturunan orang tuanya.

b. Lingkungan

Kepribadian seseorang yang dibawakan sebagai bentuk dari pengaruh lingkungan dimana seseorang itu berada pada komunitas tempat tinggal atau

lingkungannya. c. Situasi

Kepribadian yang terbentuk karena situasional atau situasi yang berbeda.


(9)

1. Penjelasan teori terbentuknya kelompok :

a. Teori Propinquity atau teori kedekatan, artinya seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan karena adanya kedekatan ruang dan daerahnya (Spatial and geographical proximiti). Misalnya seorang

mahasiswa yang duduk berdekatan dengan mahasiswa lain di kelas akan lebih mudah membentuk suatu kelompok, dibandingkan dengan

mahasiswa yang duduknya berjauhan.

b. Teori George Homans Teori ini lebih komprehensif karena teori ini berdasarkan pada aktivitas-aktivitas, interaksi-interaksi dan sentimen-sentimen (perasaan dan emosi). Ketiga elemen tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut :

1. Semakin banyak aktivitas-aktivitas seseorang dilakukan dengan orang lain, semakin beraneka interaksi-interaksinya, juga semakin kuat tumbuhnya sentimen-sentimen mereka.

2. Semakin banyak interaksi-interaksi diantara orang-orang makan semakin banyak aktivitas-aktivitas dan sentiman yang ditularkan pada orang lain.

3. Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain, dan semakin banyak sentimen seseorang dipahami oleh orang lain, dan makin banyak pula kemungkinan ditularkannya aktivitas dan interaksi-interaksi.

2. Karakteristik kelompok menurut Reitz adalah :

1. Adanya dua orang atau lebih.

2. Adanya dua orang atau lebih yang berinteraksi satu sama lainnya. 3. Interaksi dua orang atau lebih sebagai kelompok.

3. Penjelasan teori pembentukan kelompok menurut George Homans.

Teori pembentukan kelompok menurut George Homans merupakan teori yang sangat komplek komprehensif karena teori tersebut didasarkan kepada aktivitas-aktivitas, adanya interaksi-interaksi dan sentimen-sentimen

(perasaan dan emosi).

Dimana ketiga elemen tersebut saling berhubungan secara langsung.

4. Yang dimaksud dengan kelompok :

Yang dimaksud dengan kelompok adalah kumpulan dua orang atau lebih yang melakukan interaksi-interaksi dan saling ketergantungan satu sama yang lain untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan dan disepakati.


(10)

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kelompok dalam organisasi adalah :

a. Faktor Eksternal yaitu :

- Strategi organisasi, bahwa setiap organisasi memiliki strategi-strategi yang ditetapkan oleh organisasi tersebut.

- Strategi wewenang, bahwa setiap organisasi memiliki wewenang, kepada siapa seseorang melapor, siapa yang membuat keputusan. Hal ini menentukan bahwa posisi suatu kelompok tertentu dalam hirarkhi organisasi.

- Peraturan, semakin banyak peraturan yang ditetapkan oleh organisasi pada semua kegiatan, akan semakin konsisten dalam organisasi.

- Sumber-sumber organisasi, besar kecil sumber daya dalam organisasi yang diberikan kepada anggota akan mempengaruhi prestasi

kelompok.

- Proses Seleksi, sebagai faktor terpenting dalam menjaring orang-orang yang berkwalitas.

- Penilaian prestasi dan sistem Imbalan.

- Budaya Organisasi, yaitu kebiasaan-kebiasaan tidak tertulis yang menentukan perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pekerja.

- Lingkungan Fisik, Ruangan yang tertata dengan baik, suhu udara dan lainnya akan mempengaruhi perilaku kelompok.

b. Faktor Internal yaitu :

- Kemampuan


(11)

Jawaban Latihan Soal 5

1. Yang dimaksud dengan persepsi adalah : Merupakan suatu proses

pemberian arti atau makna terhadap suatu obyek yang ada pada lingkungan.

2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi persepsi :

Menurut Thoha, (2007) sebagai berikut :

a. Psikologi – Persepsi seseorang mengenai segala sesuatu di alam dunia ini sangat dipengaruhi oleh psikologi.

b. Famili. – Pengaruh yang sangat besar pula terhadap anak-anak adalah famili atau orang tua.

c. Kebudayaan dan lingkungan. – Kebudayaan dan lingkungan tertentu merupakan salah satu faktor yang kuat dalam mempengaruhisikap, nilai dan cara memandang seseorang dan memahami keadaan.

3. Penjelasan mengenai terjadi kesalahan persepsi :

- Stereotyping, adalah mengkategorikan atau menilai seseorang hanya atas dasar satu atau beberapa sifat dari kelompoknya, dan kesalahan tersebut seringkali didasarkan atas jenis kelamin, keturunan, umur, agama,

kebangsaan dan kedudukan atau jabatan.

- Halo Efect, adalah kecenderungan menilai seseorang hanya atas dasar satah satu sifatnya saja.

- Projection, merupakan kecenderungan seseorang untuk menilai orang lain atas dasar perasaan dan sifatnya.

4. Yang dimaksud dengan komunikasi adalah :

Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal maupun perilaku dan tindakan.

5. Unsur-unsur komunikasi sebagai berikut :

- Pengirim (Sender) - Penyandian (enconding) - Pesan (message)

- Saluran (channel) - Penerima (receiver) - Penafsiran (deconding) - Umpan balik (feedback) - Gangguan (noice)


(12)

6. Penjelasan tentang hubungan antara Komunikasi, Persepsi dan Perilaku :

Komunikasi :

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan berita atau informasi dari seseorang ke orang lain. Suatu komunikasi yang tepat tidak bakal terjadi, kalau tidak penyampain berita tadi cara menyempaikannya secara patut dan penerima berita menerimanya tidak dalam bentuk distrisi.

Persepsi :

Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungan, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi.

Perilaku :

Perilaku manusia secara individu sebagai integrasi antara person dengan lingkungannya dan organisasi Kemasyarakatan.

Dari uraian di atas dapat kami simpulkan tentang hubungan Komunikasi, Persepsi dan Perilaku sebagai berikut :

Dalam perkembangannya hubungan ketikanya adalah saling ketergantungan yaitu persepsi tergantung pada komunikasi, komunikasi pun tergantung pada persepsi, keduanya merupakan berkaitan sangat erat. Persepsi timbul karena adanya faktor internal dan eksternal, faktor internal antara lain tergantung pada proses pemahaman sesuatu termasuk di dalamnya sistem nilai

tujuan. Sedangkan faktor eksternal berupa lingkungan. Komunikasi timbul karena seseorang ingin menyampaikan informasi keadaan orang lain.

Komunikasi merupakan hal yang amat penting dalam perilaku organisasi, perilaku organisasi tidak lepas dari perilaku individu yang mana kecerdasan individu berpengaruh pada perilaku seseorang, begitu pula berdampak kepada perilaku suatu organisasi,

Perilaku organisasi di komunikasi tidak sekedar proses penyampaian informasi yang simbol-simbolnya dapat dilihat, didengar, dan dimengerti,


(13)

tetapi proses penyampaian informasi secara keseluruhan termasuk di dalamnya perasaan dan sikap dari orang yang menyampaiakan tersebut.

Jawaban Latihan Soal 6

1. Kepemimpinan adalah :

Kepemimpinan adalah suatu proses dalam mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam situasi tertentu.

2. Perbedaan Kepemimpinan Demokrasi dan Kepemimpinan Otoriter. a. Kepemimpinan demokratis adalah :

Kepemimpinan jenis ini mengedepankan pendapat dari anggota untuk mengambil keputusan sehingga setiap masalah diselesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat. Kepemimpinan ini hampir sama dengan kepemimpinan afiliatif akan tetapi perbedaannya adalah seorang pemimpin tidak mengedepankan kebahagiaan dari anggotannya akan tetapi tujuan keterbukaan adalah untuk saling faham satu sama lain sehingga bisa tercapai kerjasama. Pemimpin akan mengambil keputusan sesuai dengan suara terbanyak dari anggota.

b. Kepemimpinan Otoriter adalah :

Kepemimpinan otoriter atau bisa di sebut kepemimpinan otokratis atau kepemimpinan diktator adalah suatu kepemimpinan dimana seorang pemimpin ber tindak sebagai diktator, pemimpin adalah penguasa, semua kendali ada di tangan pemimpin.

Seorang diktator jelas tidak menyukai adanya meeting, rapat apalagi musyawarah karena bagi seorang diktator tidak menghendaki adanya perbedaan dan pastinya suka dengan memaksakan kehendaknya. Dengan kepemimpinan diktator semua kebijakan ada di tangan pemimpin, semua keputusan ada di tangan pemimpin, semua bentuk hukuman, larangan peraturan dpt juga brubah sesuai dg suasana hati pemimpin.

3. Kepemimpinan transparansi adalah :

Kepemimpinan transparansi adalah suatu gaya kepemimpinan yang transparan terbuka, terbuka dalam segala bentuk kegiatan, yaitu adanya timbal balik antara seorang pemimpin (pemerintah) dengan anggotanya (masyarakat) sehingga menciptakan pengelolaan yang baik, biasanya


(14)

dilakukan dalam pemerintahan yang transparan untuk menuju Good Governance, dalam artian suatu pemerintah dikatakan baik kalau seluruh sistem yang dijadikan tolok ukur kepemimpinannya dilakukan secara transparan dalam setiap kebijakannya.

4. Prinsip-prinsip kepemimpinan transparasi sebagai berikut :

a. Prinsip Komunikatif, adanya komunikasi saling berhubungan, saling memahami (empati) saling merasa antara pemimpin dan aparatnya sehingga informasi dan pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.

b. Prinsip Konsistensi, adanya kegiatan secara terus menerus dengan tekun dan benar tanpa keluar dari jalur/batasan yang ditentukan maupun sesuai ucapanyang dilontarkan sehingga menumbuhkan rasa percaya diri.

c. Prinsip Kohesivitas, Prinsip adanya saling ketergantungan antara pemimpin dan bawahannya atau dengan publik untuk mencapai tujuan. d. Prinsip Partisipatif, adanya partisipasi antara pemimpin, aparat dan publik

yang merasa peduli (care) merasa memiliki (sense of belonging) dan merasa ikut bertanggungjawab (feel responsible).

5. Yang dimaksud dengan kekuasaan adalah :

Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa, sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu;

6. Perbedaan Kepemimpinan dan Kekuasaan :

Kepemimpinan adalah setiap usaha untuk mempengaruhi, orang lain atau kelompok untuk tujuan tertentu, sedangkan Kekuasaan adalah kemampuan atau potensi pengaruh dari seorang pemimpin tersebut.

7. Pendapat saya tentang Kepemimpinan menurut teori Maxweel adalah : Kepemimpinan menurut teori Maxweel

Maxwell menggambarkan bahwa kepemimpinan perlu untuk mengembangkan orang lain, menjadikan orang lain pemimpin-pemimpin baru yang dapat memimpin orang lain. Jika seorang pemimpin dapat

melahirkan pemimpin yang sama dengannya atau bahkan lebih besar darinya maka pemimpin memiliki posisi yang tidak dapat tergantikan karena


(15)

pemimpin telah membantu orang lain mencapai sukses. Kunci dalam

memberdayakan orang lain adalah keyakinan yang besar terhadap orang lain. “memperbesar orang lain akan memperbesar anda”

8. Sumber-sumber Kekuasaan antara lain :

1. Sumber kekuasaan antar individu (interpersonal sources of power).  Kekuasaan Formal (Formal Power) adalah kekuasaan yang didasarkan

pada posisi individual dalam suatu organisasi.

 Kekuasaan Personal (Personal Power) adalah kekuasaan yang berasal dari karakteristik unik yang dimiliki seorang individu.

2. Sumber kekuasaan struktural (structural sources of power). Kekuasaan yang dikenal dengan istilah group atau


(16)

Jawaban Latihan Soal 7

1. Yang dimaksud dengan nilai adalah :

Nilai adalah keyakinan dasar dalam bentuk keadaan atau tindakan yang diyakini benar secara personal ataupun dalam lingkup sosial.

Nilai adalah sesuatu yang berguna dan baik yang dicita-citakan dan dianggap penting oleh masyarakat. sesuatu dikatakan mempunyai nilai, apabila

mempunyai /kegunaan, kebenaran, kebaikan, keindahan dan religiositas. sedangkan Norma merupakan ketentuan yang berisi perintah-perintah atau larangan-larangan yang harus dipatuhi warga masyarakat demi terwujudnya nilai-nilai.

2. Yang dimaksud dengan Norma, Etika, dan Moral adalah :

1. Norma : adalah tolok ukur/alat untuk mengukur benar salahnya suatu sikap dan tindakan manusia. Normal juga bisa diartikan sebagai aturan yang berisi rambu-rambu yang menggambarkan ukuran tertentu, yang di dalamnya terkandung nilai benar/salah.

Contoh : (1) norma agama, (2) norma susila, (3) norma kesopanan, (4) norma kebiasan, dan (5) norma hukum, disamping adanya norma-norma lainnya.

2. Etika : Etika berasal dari kata “Ethos” yang berarti adat kebiasaan yakni perilaku yang dilakukan secara terus menerus yang kemudian dinilai baik dan buruknya,boleh atau tidak,pantas atau tidak pantas.

3. Moral : adalah suatu tuntutan prilaku yang baik yang dimiliki individu sebagai moralitas, yang tercermin dalam pemikiran/konsep, sikap, dan tingkah laku.


(17)

Sikap adalah pernyataan/penilaian evaluatif menyangkut benda, orang atau kejadian. Sikap bisa bertolak belakang dengan nilai, karena lebih tidak stabil dan mudah dipengaruhi dibandingkan dengan nilai.

4. Perbedaan Norma, Etika dan Moral adalah :

Kalau Norma / hukum itu di buat oleh manusia dan terkadang

mementingkan sebuah pihak, sedangkan etika muncul dari kebiasaan tingkah laku yang dianggap baik di masyarakat, dan moral brasal dari dari hati nurani tiap manusia.

5. Karakteristik dari sikap adalah :

a. Adanya obyek b. Mengarah

c. Berintensitas atau sederajat d. Berstruktur

e. Di pelajari.

6. Perbedaan nilai Subyektif dan Nilai Obyektif berikut contohnya :

a. Nilai Subyektif : Adalah sesuatu yang oleh seseorang dianggap dapat memenuhi kebutuhannya pada suatu waktu dan oleh karena itu ia berkepentingan atasnya sesuatu itu mengandung nilai bagi orang yang bersangkutan.

b. Nilai Obyektif : Adalah nilai dapat juga dipelajari sebagai sesuatu yang bersifat obyektif, segala sesuatu yang ada mengandung nilai, jika bagi seseorang tidak mungkin bagi orang lain.

7. Penjelasan Enam macam perbedaan nilai menurut Kumorotomo adalah :

1. Nilai Primer dan Nilai Sekunder

 Nilai Primer : Nilai yang didasarkan pada kerangka berpikir yang menentukan usaha, angan-angan, atau kepuasan seseorang, kemudian melakukan tindakan untuk meraih angan angan tersebut. Contohnya ketika seseorang mencintai dengan perdamaian dan punya

kecenderungan untuk bertindak ke arah itu.

 Nilai Sekunder : Nilai sekunder adalah kebalikan daripada nilai primer. 2. Nilai Semu (quastvalues) dan Nilai riil (real)


(18)

 Nilai Semu (Quastvalues) Nilai yang didasarkan kepada tindakan yang sebetulnya tidak melakukan tindakan sesuai dengan nilai yang

sebenarnya.

Contohnya. Seseorang memiliki nilai semu apabila dia bertindak seolah-olah bertindak berpedoman pada suatu nilai padahal sesungguhnya tidak menganut nilai tersebut.

 Nilai Riil (real ) Nilai yang didasarkan kepada tindakan yang dilakukan untuk mendapatkan nilai yang sebenarnya, tanpa adanya unsur kepura-puraan.

3. Nilai Terbuka dan Nilai Tertutup.

 Nilai Terbuka, memiliki rentang waktu dan tidak ada yang membatasinya, misal seorang harus bahagia selama hidupnya walaupun tidak ada jaminan untuk itu.

 Nilai Tertutup : Nilai yang memiliki batas rentang waktu, contohnya seseorang bertengkar merebutkan warisan, tetapi ketika pertengkaran tersebut selesai

4. Nilai Negative dan Nilai Positip

Nilai Negative adalah suatu nilai terjadi bila proposisi yang mendasari suatu keinginan bersifat negative, sebaliknya bila proposisi yang mendasari suatu keinginan bersifat positif disebut Nilai Positip. 5. Nilai Order (urutan) : Suatu nilai yang didasarkan pada order urutan

pertama dan selanjutnya, artinya nilai pertama akan ada jika terdapat nilai lainnya.

6. Nilai Relative dan Nilai Absolut

Nilai Relative, nilai yang merujuk kepada orang yang memiliki spesifikasi nilai, dan nilai Absolute adalah nilai yang tidak merujuk kepada orang yang memiliki spesifikasi.

8. Contoh nilai instrumen dan nilai terminal.

Nilai Instrumen : Nilai Terminal

a. Tentram a. Bahagia

b. Lulus Ujian b. Bekerja

c. Bekerja c. Kawin

d. Kawin d. Punya anak

e. Laba e. Penghargaan

f. Biaya Rendah f. laba

g. Sembahyang g. Naik sorga

9. Yang dimaksud dengan kepuasan kerja adalah :

Kepuasan Kerja pada dasarnya adalah mengacu pada sikap yang positif pada seseorang pegawai atau karyawan yang menyangkut penyesuaian diri yang


(19)

sehat dari para pekerja terhadap kondisi dan situasi kerja termasuk

didalamnya masalah upah, kondisi sosial, kondisi fisik dan kondisi psikologis terhadap hasil pekerjaannya,

10. Yang menyebabkan timbulnya kepuasan kerja antara lain : Faktor Kepuasan Kerja sbb :

a. Kesempatan untuk maju. f. Pengawasan (Supervisi)

b. Keamanan Kerja g. Faktor Instrinsik dari pekerjaan

c. Upah / Gaji h. Komunikasi

d. Manajemen Kerja i. Aspek Sosial Pekerjaan e. Kondisi Kerja j. Fasilitas

Jawaban Latihan Soal 8

1. Motivasi adalah :

Motivasi (motivation) dari kata dasar motif (motive) yang artinya adalah dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu.

Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan/kegiatan yang berlangsung secara sadar.

2. Uraian teori kebutuhan menurut Maslow.

Teori Kebutuhan Maslow ada 3 faktor kebutuhan yaitu kebutuhan Fisik, Psikologi, dan kebutuhan Spiritual yang mana ke 3 kebutuhan ini adalah sebagai kekuatan (energi)yang menghasilkan dorongan bagi individu untuk melakukan kegiatan, agar dapat memenuhi kebutuhannya.

Dari beberapa jenis kebutuhan menurut Maslow digambarkan dalam tingkatan (hirarchi) kebutuhan, jadi kebutuhan diatur sesuai dengan

tingkatan-tingkatan secara hirarchi, Tingkatan hirarchi kebutuhan menurut Maslow adalah sebagai berikut :

1. Aktualisasi dari : Mewujudkan potensi diri, Pengembangan maximum diri, kreativitas, ekspresi diri.

2. Pengharapan : Harga diri, Penghargaan orang lain, ego atau kebutuhan akan status.

3. Sosial : Bergaul dengan orang lain, masuk kelompok, Memberi dan Menerima persahabatan dan kasih.

4. Keamanan : Perlindungan terhadap bahaya ancaman dan kehilangan. 5. Fisiologis : Kelaparan, kehausan, Kegiatan, Tidur dan Seks.


(20)

3. Gambaran implementasi teori penguatan dalam organisasi.

Implementasi Teori Penguatan dalam organisasi, bahwa teori ini menggunakan prinsip yang disebut Hukum Ganjaran (Low Of Effect ). Menyatakan bahwa suatu tingkah laku yang mendapatkan ganjaran

menyenangkan akan mengalami penguatan dan cenderung untuk diulangi. Ganjaran tersebut berupa, hadiah pujian, maka cenderung untuk

dipertahankan dengan mengulangi proses yang pernah dilakukan, dan sebaliknya tingkah laku yang tidak mendapatkan ganjaran tidak akan mendapatkan penguatan dan tidak diulangi bahkan dihindari.

Implementasi teori ini dilingkungan sebuah organisasi/perusahaan para manajer mampu mengatur cara pemberian insentif dalam memotivasi pekerja, agar melaksanakan tugas dan tanggung jawab diupayakan

mewujudkan penguatan bagi kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang efektif dan efisien.

4. Dua bentuk motivasi kerja : 1. Motivasi Instrinsik

Motivasi kerja yang bersumber dari dalam diri individu pekerja, yaitu berupa kesadaran pentingnya manfaat atau makna pekerjaan yang dilaksanakan.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi pendorong kerja yang bersumber dari luar diri pekerja sebagai individu, berupa kondisi yang mengharuskan melaksanakan pekerjaan secara maksimal. (karena upah gaji yang tinggi, jabatan terhormat, kekuasaan yang besar, pujian, hukuman dll).

5. Penjelasan 3 tanggung jawab manajer dalam memotivasi pekerja :

a. Merumuskan batasan pelaksanaan pekerjaan bawahannya.

Dalam rumusan tersebut harus jelas jenis/jumlah (kuantitaf) dan bobot (kualitatif) tugas-tugas yang menjadi wewenang dan

tanggungjawab setiap bawahannya.

b. Menyediakan dan melengkapi fasilitas untuk pelaksanaan

pekerjaannya agar bagi pekerja yang memiliki motivasi kerja tinggi tidak menjadi hambatan hambatan untuk melaksanakan secara maksimal.

c. Memilih dan melaksanakan cara terbaik dalam mendorong atau memotivasi pelaksanaan pekerjaan para bawahannya.


(21)

Jawaban Latihan Soal 9

1. Budaya Organisasi adalah :

Suatu karakteristik yang dijunjung tinggi oleh organisasi dan menjadi panutan organisasi sebagai pembeda antara satu organisasi dengan

organisasi yang lain. atau nilai-nilai dan norma perilaku yang diterima dan dipahami secara bersama oleh anggota organisasi sebagai dasar dalam aturan perilaku yang terdapat dalam organisasi tersebut.

2. Nilai Budaya dan Contohnya : Nilai budaya adalah :

Nilai yang di budayakan, artinya nilai yang di gunakan oleh suatu organisasi dalam jangka relatif lama sebagai norma atau pedoman bagi para anggota organisasi dalam berperilaku termasuk nilai keyakinan dan ideologi dalam organisasi tersebut.

Contohnya :

Contoh nilai budaya organisasi, Kepribadian, tingkah laku, kebersihan, konsistensi pegawai, disiplin. Dll.

3. Empat nilai untuk membedakan budaya antara suatu bangsa dengan bangsa lain, (menurut HOFSTEDE 1980 ) yaitu :

1. Jarak kekuasaan

2. Incividualisme dan Kolektifisme 3. Maskulin dan Feminin


(22)

4. Penjelasan dua dimensi nilai budaya :

1. Dimensi Kandungan (content) : adalah dimensi untuk menentukan nilai apa yang spesifik yang dijadikan sebagai nilai dalam budaya organisasi, karena setiap organisasi dalam kehidupan manusia banyak sekali nilai-nilai.

2. Dimensi Kekuatan (strengeth) : adalalah dimensi sejauh mana nilai-nilai apa yang spesifik tersebut di ikuti oleh anggota-anggota organisasi, jadi nilai-nilai apa yang spesifik tadi di ikuti oleh sebagian terbesar dari anggotanya maka budaya organisasi tersebut menjadi lebih kuat.

5. Penjelasan 3 jenjang budaya menurut Schein (1992).

1. Jenjang atas (level atas )

Jenjang atas (level atas) adalah “artifacts and creations” yaitu benda-benda atau barang-barang hasil ciptaan manusia.

2. Jenjang Tengah (level tengah) adalah “Value” berorientasi pada suatu nilai-nilai.

3. Jenjang Bawah (level bawah) adalah “as-sumptions” yaitu anggapan-anggapan atau asumsi-asumsi.

6. Penjelasan 10 Karakteristik Budaya Organisasi : dan Contohnya.

1. Inisiatif individu, yaitu tingkat tanggung jawab, kebebasan dan independensi yang dipunyai individu.

2. Toleransi terhadap tindakan beresiko, yaitu sejauhmana para para pegawai dianjurkan untuk bertindak agresif, inovatif, dan berani mengambil resiko.

3. Arah, yaitu sejauh mana organisasi tersebut mendiptakan dengan jelas sasaran dan harapan mengenai prestasi.

4. Integrasi, yaitu tingkat sejauhmana unit-unit dalam organisasi didorong untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi.

5. Dukungan Manajemen, yaitu tingkat sejauhmana Para manajer memberi komunikasi yang jelas, bantuan serta

dukungan terhadap bawahan mereka.

6. Kontrol, yaitu jumlah peraturan dan pengawasan langsung yan digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku pegawai.


(23)

7. Identitas, yaitu tingkat sejauhmana para anggota mengidentifikasi dirinya secara keseluruhan dengan organisasi dari pada dengan

kelompok kerja tertentu atau dengan bidang keahlian profesional. 8. Sistem imbalan, yaitu tingkat sejauh mana alokasi imbalan

(kenaikan gaji, promosi) didasarkan atas kriteria prestasi pegawai sebagai kebalikan dari senioritas, pilih kasih, dan sebagainya.

9. Toleransi terhadap konflik, yaitu tingkat sejauh mana para pegawai didorong untuk mengemukakan konflik kritik secara terbuka. 10. Pola-pola komunikasi, yaitu tingkat sejauh mana komunikasi organisasi

dibatasi oleh kirarki kewenangan yang formal.

7. Budaya kerja yang seharusnya dapat diciptakan dalam tempat kerja. Penjelasan.

Budaya kerja yang seharusnya diciptakan dalam tempat kerja adalah budaya kerja yang baik dan mengedepankan pada tingkat kedisplinan pegawai dengan melakukan motivasi dan inovasi serta pengendalian pelaksanaan pekerjaan melalui perilaku budaya kerja setiap melaksanakan aktifitas. Untuk menciptakan budaya kerja yang baik tersebut didukung oleh situasi yang mendukung diantaranya adalah : Tingkat kebersihan, kerapian, ketelitian, Rajin dan disiplin serta mempunyai inovasi untuk menciptakan lingkungan kerja yang diaplikasikan kepada setiap perilaku individu dalam organisasi, sehingga akan menciptakan budaya kerja dalam organisasi tersebut sesuai dengan harapan.


(24)

Jawaban Latihan Soal 10

1. Penjelasan Konflik Fungsional dan contohnya : Konflik Fungsional :

Suatu konflik yang terjadi antara beberapa lembaga atau organisasi untuk memperdebatkan sebuah konsep dan mendukung tujuan kelompok untuk meningkatkan kinerjanya.

C o n t o h :

Dua departemen yang melayani kesehatan, sama-sama memperdebatkan tentang pelayanan secara efisien dan paling adaptif kepada masyarakat yang kurang mampu atau berpenghasilan rendah di pedesaan.

Kedua departemen ini memiliki cara-cara yang khusus dan berbeda dalam memberikan pelayanan, sehingga menimbulkan konflik, ketika konflik tersebut terselesaikan dengan berbagai solusi dan meningkatkan kesadaran dari kedua belah fihak, namun pada akhirnya pemberian pelayanan yang efisien dan adaptif tetap bisa ter selesaikan juga.

2. Konflik Dis-fungsional adalah :

Yaitu konflik yang menghambat kelompok secara spesifik, yang kesemuanya tidak akan mendapatkan solusi atau pemecahan yang berarti dapat bersifat merusak dan disfungsional pada kelompok yang lain.


(25)

3. Model penanganan konflik dan penjelasannya : Integrating (Problem Solving).

Dalam gaya ini pihak-pihak yang berkepentingan secara bersama-sama mengidentifikasikan masalah yang dihadapi, kemudian mencari,

mempertimbangkan dan memilih solusi alternatif pemecahan masalah. Gaya ini cocok untuk memecahkan isu-isu kompleks yang disebabkan oleh salah paham (misunderstanding), tetapi tidak sesuai untuk memecahkan masalah yang terjadi karena sistem nilai yang berbeda. Kelemahan utamanya adalah memerlukan waktu yang lama dalam penyelesaian masalah.

Obliging (Smoothing).

Sesuai dengan posisinya dalam gambar di atas, seseorang yang bergaya obliging lebih memusatkan perhatian pada upaya untuk memuaskan pihak lain daripada diri sendiri. Gaya ini sering pula disebut smothing (melicinkan), karena berupaya mengurangi perbedaan-perbedaan dan menekankan pada persamaan atau kebersamaan di antara pihak-pihak yang terlibat. Kekuatan strategi ini terletak pada upaya untuk mendorong terjadinya kerjasama. Kelemahannya, penyelesaian bersifat sementara dan tidak menyentuh masalah pokok yang ingin dipecahkan.

Dominating (Forcing).

Orientasi pada diri sendiri yang tinggi, dan rendahnya kepedulian terhadap kepentingan orang lain, mendorong seseorang untuk menggunakan taktik “saya menang, kamu kalah”. Gaya ini sering disebut memaksa (forcing) karena menggunakan legalitas formal dalam menyelesaikan masalah. Gaya ini cocok digunakan jika cara-cara yang tidak populer hendak diterapkan dalam

penyelesaian masalah, masalah yang dipecahkan tidak terlalu penting, dan waktu untuk mengambil keputusan sudah mepet. Tetapi tidak cocok untuk menangani masalah yang menghendaki partisipasi dari mereka yang terlibat. Kekuatan utama gaya ini terletak pada minimalnya waktu yang diperlukan. Kelemahannya, sering menimbulkan kejengkelan atau rasa berat hati untuk menerima keputusan oleh mereka yang terlibat.

Avoiding.

Taktik menghindar (avoiding) cocok digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sepele atau remeh, atau jika biaya yang harus dikeluarkan untuk

konfrontasi jauh lebih besar daripada keuntungan yang akan diperoleh. Gaya ini tidak cocok untuk menyelesaikan masalah - malasah yang sulit atau

“buruk”. Kekuatan dari strategi penghindaran adalah jika kita menghadapi situasi yang membingungkan atau mendua (ambiguous situations).


(26)

Sedangkan kelemahannya, penyelesaian masalah hanya bersifat sementara dan tidak menyelesaikan pokok masalah.

Compromising.

Gaya ini menempatkan seseorang pada posisi moderat, yang secara seimbang memadukan antara kepentingan sendiri dan kepentingan orang lain. Ini merupakan pendekatan saling memberi dan menerima (give-and-take approach) dari pihak-pihak yang terlibat.Kompromi cocok digunakan untuk menangani masalah yang melibatkan pihak-pihak yang memiliki tujuan berbeda tetapi memiliki kekuatan yang sama. Misalnya, dalam negosiasi kontrak antara buruh dan majikan. Kekuatan utama dari kompromi adalah pada prosesnya yang demokratis dan tidak ada pihak yang merasa

dikalahkan. Tetapi penyelesaian konflik kadang bersifat sementara dan mencegah munculnya kreativitas dalam penyelesaian masalah.


(27)

(28)

(29)

(30)

(1)

3. Model penanganan konflik dan penjelasannya : Integrating (Problem Solving).

Dalam gaya ini pihak-pihak yang berkepentingan secara bersama-sama mengidentifikasikan masalah yang dihadapi, kemudian mencari,

mempertimbangkan dan memilih solusi alternatif pemecahan masalah. Gaya ini cocok untuk memecahkan isu-isu kompleks yang disebabkan oleh salah paham (misunderstanding), tetapi tidak sesuai untuk memecahkan masalah yang terjadi karena sistem nilai yang berbeda. Kelemahan utamanya adalah memerlukan waktu yang lama dalam penyelesaian masalah.

Obliging (Smoothing).

Sesuai dengan posisinya dalam gambar di atas, seseorang yang bergaya obliging lebih memusatkan perhatian pada upaya untuk memuaskan pihak lain daripada diri sendiri. Gaya ini sering pula disebut smothing (melicinkan), karena berupaya mengurangi perbedaan-perbedaan dan menekankan pada persamaan atau kebersamaan di antara pihak-pihak yang terlibat. Kekuatan strategi ini terletak pada upaya untuk mendorong terjadinya kerjasama. Kelemahannya, penyelesaian bersifat sementara dan tidak menyentuh masalah pokok yang ingin dipecahkan.

Dominating (Forcing).

Orientasi pada diri sendiri yang tinggi, dan rendahnya kepedulian terhadap kepentingan orang lain, mendorong seseorang untuk menggunakan taktik “saya menang, kamu kalah”. Gaya ini sering disebut memaksa (forcing) karena menggunakan legalitas formal dalam menyelesaikan masalah. Gaya ini cocok digunakan jika cara-cara yang tidak populer hendak diterapkan dalam

penyelesaian masalah, masalah yang dipecahkan tidak terlalu penting, dan waktu untuk mengambil keputusan sudah mepet. Tetapi tidak cocok untuk menangani masalah yang menghendaki partisipasi dari mereka yang terlibat. Kekuatan utama gaya ini terletak pada minimalnya waktu yang diperlukan. Kelemahannya, sering menimbulkan kejengkelan atau rasa berat hati untuk menerima keputusan oleh mereka yang terlibat.

Avoiding.

Taktik menghindar (avoiding) cocok digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sepele atau remeh, atau jika biaya yang harus dikeluarkan untuk

konfrontasi jauh lebih besar daripada keuntungan yang akan diperoleh. Gaya ini tidak cocok untuk menyelesaikan masalah - malasah yang sulit atau

“buruk”. Kekuatan dari strategi penghindaran adalah jika kita menghadapi situasi yang membingungkan atau mendua (ambiguous situations).


(2)

Sedangkan kelemahannya, penyelesaian masalah hanya bersifat sementara dan tidak menyelesaikan pokok masalah.

Compromising.

Gaya ini menempatkan seseorang pada posisi moderat, yang secara seimbang memadukan antara kepentingan sendiri dan kepentingan orang lain. Ini merupakan pendekatan saling memberi dan menerima (give-and-take approach) dari pihak-pihak yang terlibat.Kompromi cocok digunakan untuk menangani masalah yang melibatkan pihak-pihak yang memiliki tujuan berbeda tetapi memiliki kekuatan yang sama. Misalnya, dalam negosiasi kontrak antara buruh dan majikan. Kekuatan utama dari kompromi adalah pada prosesnya yang demokratis dan tidak ada pihak yang merasa

dikalahkan. Tetapi penyelesaian konflik kadang bersifat sementara dan mencegah munculnya kreativitas dalam penyelesaian masalah.


(3)

(4)

(5)

(6)