Overview PSAK 2015 saja 15092015
PENERAPAN PSAK BERBASIS IFRS
EFEKTIF TAHUN 2015
(2)
Agenda
PSAK 65, 66, 67, 68
1.
Revisi PSAK 1, 4, 15,
24, 46
2.
Revisi PSAK 48, 50, 55, 60
3.
PSAK
(3)
(4)
Laporan Keuangan Konsolidasian PSAK
65
Entitas induk yang mengendalikan satu atau lebih entitas lain menyajikan laporan keuangan konsolidasian
Investor mengendalikan investee ketika investor terekspos atau memiliki hak imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee melalui kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaan investee; jika dan hanya jika memiliki
Kekuasaan atas invesste
Eksposure atau hak atas imbal hasil variabel dari
keterlibatannya dengan investee
Kemampuan untuk menggunakaan kekuasaaanya atas
investee untuk mempengaruhi imbal hasil investor.
Entitas menyusun laporan keuangan konsolidasian dengan
menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa
(5)
Kehilangan pengendalian - entitas
induk (31)
•
Mereklasifikasi ke laporan laba rugi, atau
mengalihkan secara langsung ke saldo laba
jika disyaratkan oleh SAK lain, sejumlah
yang diidentifikasi dalam paragraf 32; dan
•
Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan
sebagai
keuntungan atau kerugian dalam
laporan laba rugi
yang dapat diatribusikan
pada entitas induk.
Keuntungan/ Kerugian dlm LR
Nilai wajar investasi tersisa
Saham / Aset diterima (pembayaran) Nilai investasi
tercatat SELISIH
Reklasifikasi ke Saldo
(6)
Contoh
• A memiliki 45% hak suara B; sisa 55% hak suara B dimiliki oleh berbagai pihak yang tersebar secara luas (tidak ada salah satu pihak yang memiliki > 1% hak suara)
• A memiliki kekuasaan atas B, karena A mempunyai hak suara mayoritas B (berdasarkan ukuran absolut)
• A memiliki 45% hak suara B; sisa 55% hak suara B dimiliki oleh berbagai pihak yang tersebar secara luas (tidak ada salah satu pihak yang memiliki > 1% hak suara)
• A memiliki kekuasaan atas B, karena A mempunyai hak suara mayoritas B (berdasarkan ukuran absolut)
• C memiliki 45% hak suara D; sisa 55% hak suara D dimiliki oleh dua pihak lain (masing‐masing memiliki 26%) dan 3% dimiliki oleh tiga pihak lain yang masingmasing memegang 1%.
• C tidak memiliki kekuasaan atas D, karena jika dua pihak yang memiliki masing‐masing 26% bersamas-ama dapat mencegah pihak C untuk mengambil keputusan terkait aktivitas relevan. • C memiliki 45% hak suara D; sisa 55% hak suara D dimiliki oleh
dua pihak lain (masing‐masing memiliki 26%) dan 3% dimiliki oleh tiga pihak lain yang masingmasing memegang 1%.
• C tidak memiliki kekuasaan atas D, karena jika dua pihak yang memiliki masing‐masing 26% bersamas-ama dapat mencegah pihak C untuk mengambil keputusan terkait aktivitas relevan.
(7)
Contoh
•
AAA memiliki 35% hak suara BBB, tiga pemegang saham
lain memiliki masing-masing 5%, dan 50% pemegang
saham lainnya dengan masing-masing kurang 1%. RUPS
terakhir dihadiri oleh 75% AAA tidak memiliki kekuasaan
atas BBB
•
AAA memiliki 35% hak suara BBB, tiga pemegang saham
lain memiliki masing-masing 5%, dan 50% pemegang
saham lainnya dengan masing-masing kurang 1%. RUPS
terakhir dihadiri oleh 75% AAA tidak memiliki kekuasaan
atas BBB
•
AAA memiliki38% hak suara BBB, tiga pemegang saham
lain memiliki masing-masing 4%, dan 50% pemegang
saham lainnya dengan masing-masing kurang 1%. RUPS
terakhir dihadiri oleh 75% AAA memiliki kekuasaan atas
BBB?
•
AAA memiliki38% hak suara BBB, tiga pemegang saham
lain memiliki masing-masing 4%, dan 50% pemegang
saham lainnya dengan masing-masing kurang 1%. RUPS
terakhir dihadiri oleh 75% AAA memiliki kekuasaan atas
BBB?
(8)
Contoh Kehilangan Pengendalian
•
Amarta memiliki 100% saham Barata (aset neto Rp500)
•
Amarta menjual 85% saham Barata , sisa 15% saham BBB
diklasifikasikan sbg AFS
•
Hasil penjualan 85% saham Barata Rp750
•
Nilai wajar sisa 15% saham Barata Rp130
•
Amarta memiliki 100% saham Barata (aset neto Rp500)
•
Amarta menjual 85% saham Barata , sisa 15% saham BBB
diklasifikasikan sbg AFS
•
Hasil penjualan 85% saham Barata Rp750
•
Nilai wajar sisa 15% saham Barata Rp130
Investasi pada Barata (aset keuangan) 130 Kas dan setara kas 750
Investasi pada Barata (entitas anak) 500 Keuntungan 380
Keuntungan =
85% 750 - 85% x 500 = 325 15% 130 – 15%x 500 = 55 Total 380
(9)
Contoh tidak Kehilangan
Pengendalian
•
AAA memiliki 100% saham BBB (aset neto Rp4.000)
•
AAA menjual 10% saham BBB seharga Rp500
•
AAA memiliki 100% saham BBB (aset neto Rp4.000)
•
AAA menjual 10% saham BBB seharga Rp500
Kas 500
Investasi pada BBB(4.000 x 10%) 400 Keuntungan (ekuitas) 100
Kas 500
Investasi pada BBB(4.000 x 10%) 400 Keuntungan (ekuitas) 100
(10)
(11)
Pengaturan Bersama PSAK 66
Pengaturan bersama adalah pengaturan yang dua atau lebih pihak
memiliki pengendalian bersama.
Karakteristik pengaturan bersama:
Para pihak terikat suatu pengaturan kontraktual
Pengaturan kontraktual memberikan pengendalian bersama kepada dua atau lebih pihak dalam pengaturan tersebut
Pengendalian bersama persetujuan kontraktual untuk
berbagi pengendalian atas suatu pengaturan, yang ada
hanya ketika keputusan mengenai aktivitas relevan
mensyaratkan persetujuan dengan suara bulat dari seluruh
pihak yang berbagi pengendalian
Jenis pengaturan :
operasi bersama mencatat bagian atas aset. Liabilitas, pendapatan, beban
(12)
(13)
Jenis dan Klasifikasi Pengaturan
Bersama
(14)
Laporan Keuangan Para Pihak – Operator
Bersama
•
aset, mencakup bagiannya atas aset apapun yang
dimiliki bersama
•
liabilitas, mencakup bagiannya atas liabilitas
apapun yang terjadi bersama.
•
pendapatan dari penjualan bagiannya atas output
yang dihasilkan dari operasi bersama;
•
bagiannya atas pendapatan dari penjualan output
oleh operasi bersama; dan
•
beban, mencakup bagiannya atas beban apapun
yang terjadi secara bersama-sama.
Operator bersama mengakui hal berikut terkait
dengan kepentingannya dalam operasi
(15)
Contoh - Konstruksi
• CI02. A dan B (para pihak) adalah dua perusahaan yang bisnisnya adalah penyediaan berbagai jenis jasa konstruksi publik dan
swasta. Mereka membentuk pengaturan kontraktual untuk bekerja sama untuk tujuan pemenuhan kontrak dengan pemerintah atas desain dan konstruksi jalan antara dua kota. Pengaturan
kontraktual tersebut menentukan bagian partisipasi A dan B dan menetapkan pengendalian bersama atas pengaturan, yang subjek pengaturan tersebut adalah penyerahan jalan.
• CI03. Para pihak membentuk kendaraan terpisah (entitas Z)
sebagai pihak yang akan melakukan pengaturan. Entitas Z, atas nama A dan B, menyepakati kontrak dengan pemerintah. Selain itu, aset dan liabilitas terkait dengan pengaturan dimiliki oleh entitas Z.Fitur utama bentuk hukum entitas Z adalah bahwa para pihak, bukan entitas Z, memiliki hak atas aset entitas dan
(16)
Contoh - Konstruksi
• CI04. Pengaturan kontraktual antara A dan B menetapkan bahwa:
a) hak atas semua aset yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas dalam pengaturan dibagi oleh para pihak berdasarkan bagian
partisipasi mereka dalam pengaturan;
b) para pihak memiliki beberapa tanggung jawab dan tanggung jawab bersama untuk semua kewajiban operasinal dan keuangan terkait dengan aktivitas dalam pengaturan berdasarkan bagian partisipasi mereka dalam pengaturan; dan
c) keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari aktivitas pengaturan dibagi oleh A dan B berdasarkan bagian partisipasi mereka dalam pengaturan
• CI05. Untuk tujuan koordinasi dan pengawasan aktivitas, A dan B menunjuk operator, yang akan menjadi karyawan dari salah satu pihak. Setelah waktu yang ditentukan, peran operator akan digilir dari satu pihak ke pihak lain. A dan B menyetujui bahwa aktivitas akan dilaksanakan oleh karyawan operator atas dasar ‘tidak ada keuntungan atau kerugian’.
• CI06. Sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam kontrak dengan pemerintah, entitas Z adalah pihak yang akan
menagihkan jasa konstruksi kepada pemerintah atas nama para
(17)
Contoh - Konstruksi
ANALISIS• CI07. Pengaturan bersama dilaksanakan melalui kendaraan terpisah yang bentuk hukumnya tidak memberikan pemisahan
antara para pihak dan kendaraan terpisah (yaitu aset dan liabilitas yang dimiliki dalam entitas Z adalah aset dan liabilitas para
pihak). Hal ini diperkuat dengan persyaratan yang telah disetujui oleh para pihak dalam pengaturan kontraktual mereka, yang
menyatakan bahwa A dan B memiliki hak atas aset, dan kewajiban terhadap liabilitas, terkait dengan pengaturan yang dilakukan
melalui entitas Z. Pengaturan bersama tersebut adalah operasi bersama.
• CI08. A dan B masing-masing mengakui dalam laporan keuangan mereka bagian mereka atas aset (contohnya aset tetap, piutang dagang) dan bagian mereka atas setiap liabilitas yang dihasilkan dari pengaturan (contohnya utang dagang kepada pihak ketiga) berdasarkan bagian partisipasi yang disetujui oleh mereka.
Masing-masing pihak juga mengakui bagiannya atas pendapatan dan beban yang dihasilkan dari jasa konstruksi yang diberikan
(18)
(19)
Pengungkapan Kepentingan dalam
Entitas Lain PSAK 67
Entitas mengungkapkan pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat dalam menentukan bahwa entitas memiliki
pengendalian, pengendalian bersama, pengaruh signifikan dan jenis pengaturan.
Entitas mengungkapkan informasi pengguna LK konsolidasian
Memahami komposisi kelompok usaha dan kepentingan yang dimiliki
dalam aktivitas & arus kas
Mengevaluasi sifat dan luas pembatasan; sifat dan perubahan risiko;
konsekuensi perubahan kepemilikan; konsekuensi hilangnya pengendalian
Entitas asosiasi dan pnengaturan bersama sifat, luas dan dampak keuangan dari kepentingannya; sifat dan perubahan risiko signifikan
Entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi sifat dan luas
(20)
(21)
Konsep Nilai Wajar PSAK 68
• Tujuan :
a. mendefinisikan nilai wajar (fair value);
b. menetapkan kerangka pengukuran nilai wajar; dan
c. mensyaratkan pengungkapan mengenai pengukuran nilai wajar.
• Konvergensi US GAAP dengan IFRS menggunakan konsep yang sama
• nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
• nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
•
“...the price that would be received to sell an
asset or transfer a liability in an orderly
transaction between market participants at the
measurement date.”
(22)
Assets
Asset
s
Intangible Financial Inv Property PP&E Inventory Etc Defined Benefit Biological assets CostCM or RM CM or RM
Cost
Nil
Nil
Low er o
f C o r NRV
som e FV
M Cost C ost CM o r F VM Fair valu e Am C or
FVM
Fair value less costs to
sell Fair value less costs to
sell
FV plan assets less PUC plan obligation
& arbitrary rules
FV plan assets less PUC plan o
bligation & arbitrary rules
Va rio us Va rio us
(23)
Hirarki Fair Value
Apakah ada harga kuotasian dalam pasar aktif untuk aset
atau liabilitas yang identik (Level 1)
Apakah ada input selain harga kuotasioan yang
dapat diobservasi* Gunakan nilai wajar
pengukuran dengan Level 1
Gunakan input selain Harga kuotasian yang dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak
langsung, pengukuan ‡ Level 2
Gunakan input yang bukan berdasarkan
harga pasar yang dapat diobservasi.
Level 3
No Yes
Yes No
Harus digunakan tanpa penyesuaian
* Maksimumkan input yang dapat diobservasi, termasuk informasi pasar dan informasi publik lainnya
‡ Input yang tidak dapat diobservasi
diantaranya data entitas (anggaran, proyeksi), harus disesuaikan jika pelaku pasar menggunakan asumsi
(24)
(25)
PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan
Latar Belakang Perubahan 2013
Perbaikan dengan penggunaan istilah yang lebih
tepat
Pengaruh perkembangan PSAK lain yang belum
dikeluarkan tahun 2009
Mengikuti perubahan terakhir IAS 1 tahun 2010 :
pemisahaan penghasilan komprehensif lain dan
penyajian informasi komparatif.
Efektif berlaku 1 Januari 2015, tidak ada
penerapan dini.
(26)
Laporan Keuangan - 2013
•
PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan
–
Komponen
–
Tanggung jawab laporan keuangan
Identifikasi laporan
keuangan
Laporan Posisi
Keuangan
Laporan Laba Rugi
dan Penghasilan Komprehensif Lain
Laporan Perubahan
Ekuitas
Laporan Arus Kas Catatan atas
Laporan Keuangan
Karakteristik umum
Penyajian secara
wajar dan kepatuhan terhadap SAK
Kelangsungan usaha Dasar akrual
Material dan agregasi Saling hapus
Frekuensi pelaporan Informasi komparatif Konsistensi penyajian
(27)
Tujuan Laporan Keuangan
•
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur
dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
Tujuan laporan keuangan :
–
memberikan informasi
mengenai:
–
posisi keuangan,
–
kinerja keuangan
–
arus kas entitas
yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam
pembuatan keputusan
ekonomi.
(28)
Komponen Laporan Keuangan
a. laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode;b. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode;
c. laporan perubahan ekuitas selama periode; d. laporan arus kas selama periode;
e. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan
ea informasi komparatif untuk mematuhi periode
sebelumnya sebagaimana ditentukan dalam paragraf 38 dan 38A
f. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif sebelumnya yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau
membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya sesuai dengan paragraf 40A-40D.
(29)
Informasi Komparatif Minimum
38,38A, 38B
• Entitas menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali diizinkan atau disyaratkan lain oleh SAK.
• Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari
laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.
• Entitas menyajikan minimal, dua laporan posisi keuangan, dua laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dua laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), dua laporan arus kas dan dua laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan terkait.
• Dalam beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan dalam laporan keuangan untuk periode sebelumnya masih tetap relevan pada periode berjalan.
(30)
Informasi Komparatif -
Tambahan
• Entitas dapat menyajikan informasi komparatif sebagai tambahan atas laporan keuangan komparatif minimum yang disyaratkan PSAK/ISAK, sepanjang informasi tersebut disusun sesuai dengan PSAK/ISAK.
• Informasi komparatif ini dapat berisi terdiri satu atau lebih laporan keuangan, namun tidak terdiri dari laporan keuangan lengkap.
• Ketika hal ini terjadi, entitas menyajikan catatan informasi yang berhubungan dengan laporan tambahan tersebut.
• Misalnya, entitas dapat menyajikan tiga laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (sehingga menyajikan periode berjalan, periode sebelumnya, dan satu periode komparatif tambahan).
• Entitas tidak disyaratkan untuk menyajikan tiga laporan posisi keuangan, tiga laporan arus kas, atau tiga laporan perubahan ekuitas (yaitu laporan keuangan komparatif tambahan). Entitas disyaratkan menyajikan, dalam catatan atas laporan keuangan, informasi komparatif yang terkait dengan laporan tambahan atas laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
(31)
Perubahan Kebijakan Akuntansi, Penyajian
kembali, retrospektif atau reklasifikasi
•
Entitas menyajikan laporan posisi keuangan ketiga pada
posisi awal periode sebelumnya sebagai tambahan atas
laporan keuangan komparatif minimum jika:
a. entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif, membuat penyajian kembali retrospektif atas pos-pos
dalam laporan keuangan atau reklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan; dan
b. penerapan retrospektif, penyajian kembali retropsektif atau reklasifikasi memiliki dampak material atas informasi dalam laporan posisi keuangan pada awal periode sebelumnya.
•
Entitas menyajikan tiga laporan posisi keuangan pada:
– (a) akhir periode berjalan;
– (b) akhir periode sebelumnya; dan
(32)
(33)
Penghasilan Komprehensif Lain
•
Penghasilan komprehensif lain: berisi pos-pos
penghasilan dan beban (termasuk penyesuaian
reklasifikasi) yan tidak diakui dalam laba rugi
sebagaimana disyaratkan atau diizinkan oleh SAK
•
Komponen penghasilan komprehensif:
–
Selisih revaluasi aset tetap
–
Pengukuran kembali program imbalan pasti
–
Laba rugi dampak dari penjabaran laporan keuangan
–
Perubahan nilai investasi available for sales
(34)
Informasi dalam Penghasilan Komprehensif
Lain
• Bagian penghasilan komprehensif lain menyajikan pos-pos
untuk jumlah penghasilan komprehensif lain dalam periode berjalan, diklasifikasikan berdasarkan sifat (termasuk bagian penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan
ventura bersama yang dicatat menggunakan metode ekuitas) dan dikelompokkan, sesuai dengan PSAK/ISAK lainnya:
a) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan
b) akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.
• Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul, dan subtotal jika
penyajian tersebut relevan untuk pemahaman kinerja keuangan entitas.
• Entitas tidak diperkenankan untuk meyajikan pos-pos
penghasilan dan beban seperti pos luar biasa dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain atau dalam
(35)
Penghasilan Komprehensif Lain – Tidak Direklasifikasi
•
Entitas melakukan revaluasi aset tetap pada 2 Januari
2015. Nilai perolehan 600.000 akumulasi depresiasi
200.000. Aset direvaluasi menjadi 500.000 dan masa
manfaat tersisa 10 tahun.
•
Jurnal saat revaluasi
– Akumulasi Depresiasi 200.000
– Aset tetap 200.000
– Aset tetap 100.000
– Surplus revaluasi 100.000
•
Jurnal saat depresiasi
– Beban Depresiasi 50.000
– Akumulasi Depresiasi 50.000
– Surplus Revaluasi 10.000
(36)
Penghasilan Komprehensif Lain – Direklasifikasi
•
Entitas membeli investasi tersedia dijual seharga
100.000 pada 1 Desember 2015. Pada 31 Desember
nilainya naik menjadi 115.000. Inbvestasi ini dijual
dengan harga 110.000 pada 1 Maret 2016.
•
Jurnal saat pembelian
– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 100.000
– Kas 100.000
•
Jurnal saat penilaian 31 Desember 2015
– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 15.000
– Penghasilan komprehensif lain 15.000
•
Jurnal saat penjualan 1 Maret 2016
– Kas 110.000
– Penghasilan komprehensif lain 15.000
– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 115.000
(37)
Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013
(38)
Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013
38
(39)
Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013
(40)
Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
- 2011
•
Nama menjadi Laporan Posisi Keuangan (Neraca),
tambahan neraca untuk sinkronisasi dengan regulasi di
Indonesia
•
Perubahan definisi-definisi seperti Kewajiban menjadi
Liabilitas dan hak minoritas menjadi kepentingan
nonpengendali (
non-controlling interest
)
•
Penyajian kepentingan non pengendali sebagai bagian
ekuitas dan bagian laba bukan sebagai pengurang laba
LK konsolidasian
•
Laporan keuangan awal periode (dr periode sajian) untuk
penyajian retroaktif perubahan kebijakan dan koreksi
kesalahan
•
Minimum line item Penyajian Neraca
– Properti Investasi
– Investasi dengan menggunakan metode ekuitas
– Aset yang dimiliki untuk dijual
– dll
•
Urutan penyajian laporan keuangan dalam ilustrasi
menurut PSAK 1 berbeda dengan IAS 1 (Aset tidak lancar
di atas)
(41)
Laporan Laba Rugi Komprehensif - 2011
• Laporan Laba rugi Laporan Laba Rugi Komprehensif.
• Penyajian laporan laba rugi dengan memasukkan unsur laba komprehensif
• Laba dialokasikan untuk pemegang saham minoritas dan mayoritas
• Ketentuan minimum item dalam laporan laba rugi.
• Klasifikasi beban berdasarkan fungsi dan sifat, jika disajikan berdasarkan fungsi ada pengungkapan berdasarkan sifat • Penyajian “pos luar biasa / extraordinary item” tidak
diperkenankan lagi
• Minimum line item : Pendapatan, Biaya keuangan, Beban pajak, pendapatan investasi asosiasi, Penghasilan komprehensif lain, dll • Penghasilan komprehensif: Perubahan aset atau liabilitas yang
tidak mempengaruhi laba pada periode rugi.
(42)
(43)
PSAK 4 LK Tersendiri
Sebagai
bagan dari
informasi
tambahan
Sebagai
bagan dari
informasi
tambahan
Iinvestasi
dicatat
dengan
menggunak
an metode
biaya
Iinvestasi
dicatat
dengan
menggunak
an metode
biaya
Hanya untuk
entitas
terkonsolida
si
Hanya untuk
entitas
terkonsolida
si
Ketentuan
(44)
(45)
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama PSAK 15
Entitas Asosiasi entitas yang mana investor memiliki pengaruhsignifikan
Ventura Bersama pengaturan bersama yang para pihaknya memiliki pengendalian bersama atas pengaturan memiliki hak atas aset neto dari pengaturan
Metode Ekuitas metode akuntansi di mana investasi awalnya dicatat sebesar harga perolehan selanjutnya disesuaikan atas perubahan pascaperolehan laba atau rugi dan penghasilan komprehensif lain.
Harga perolehan awal + bagian laba – bagian rugi – bagian distribusi dari
investee +/- penghasilan komprehensif
Ketika investasi rugi sehingga investasi menjadi negatif, maka investasi akan disajikan sebesar nol, liabilitas diakui jika memiliki kewajiban hukum dan konstruktif. Jika laba, pengakuan laba baru setelah bagian laba sama dengan bagian rugi yang telah diakui.
(46)
Penerapan Metode Ekuitas
•
Entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh
signifikan atas investee mencatat investasinya pada
entitas investasi atau ventura bersama dengan
menggunakan
metode ekuitas
, kecuali jika investasi
tersebut memenuhi syarat pengecualian penerapan
metode ekuitas
• Pengecualian – jika investasi dimilliki atau dimiliki secara tidak langsung melalui entitas modal ventura, reksa dana, unit
perwalian dan entitas serupa termasuk dana asuransi terkait investasi dapat memilih menggunakan nilai wajar PSAK 55
(47)
Penghentian Metode Ekuitas
•
Jika entitas menjadi entitas anak PSAK 65
•
Jika sisa kepentingan merupakan aset keuangan
PSAK 55. Nilai wajar sisa kepentingan diangggap
sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal
aset keuangan sesuai PSAK 55, entitas mengakui
selisihnya sebagai laba rugi.
•
Ketika metode ekuitas dihentikan, seluruh jumlah
yang telah diakui dalam penghasilan
komprehensif lain menggunakan dasar yang
sama jika investee melepas aset dan liabilitas.
•
Jika investee menjadi investasi pada ventura
bersama atau sebaliknya, maka entitas
(48)
Contoh
•
Pada 1 Januari 2012, PT Aneka membeli 30% saham berhak
suara PT Merapi sebesar Rp4.000 milyar dengan laba rugi
untuk tahun 2012 sd 2015
•
Nilai tercatat investasi:
–
Tahun 2010 Rp 1.000 milyar
–
Tahun 2011 Rp 0
–
Tahun 2012 Rp 0
–
Tahun 2013 Rp 1.600
Tahun Laba (rugi)
PT Serbaneka (rugi) utk PT. Porsi laba Aneka
Nilai tercatat
2012 (10.000) (3.000) 1.000
2013 (8.000) (2.400) (1.400)
2014 4.000 1.200 (200)
(49)
Metode Ekuitas
Pada 1 Desember dibeli investasi sebesar 500.000 yang
merupakan 25% kepemilikan pada PT. Mutiara. Pada 31
Desember Mutiara melaporkan adanya laba bersih yang
dihasilkan oleh perusahaan sebesar 200,000. dan
penghasilan komprehensif lain 40.000. dan membagikan
dividen 150.0000
Pada 1 Desember dibeli investasi sebesar 500.000 yang
merupakan 25% kepemilikan pada PT. Mutiara. Pada 31
Desember Mutiara melaporkan adanya laba bersih yang
dihasilkan oleh perusahaan sebesar 200,000. dan
penghasilan komprehensif lain 40.000. dan membagikan
dividen 150.0000
Jan.1 Investasi jangka panjang
500.000
Kas
500.000
Des.31
Investasi jangka panjang
60.000
Pendapatan Investasi
50.000
Penghasila komprehensif lain
10.000
(pengumuman laba bersih, 200,000 x 0.25)
Des.31
Kas
37.500
Investasi Jangka Panjang
37.500
(pengumuman dividen = 150,000 x 0.25)
Jan.1 Investasi jangka panjang
500.000
Kas
500.000
Des.31
Investasi jangka panjang
60.000
Pendapatan Investasi
50.000
Penghasila komprehensif lain
10.000
(pengumuman laba bersih, 200,000 x 0.25)
Des.31
Kas
37.500
Investasi Jangka Panjang
37.500
(pengumuman dividen = 150,000 x 0.25)
(50)
Kehilangan Pengaruh
Signifikan
Pada 31 Desember 2015 Entitas menjual 20% kepemilikan
pada PT. Intan dengan harga 4.000. Kepemilikan sebelum
dilakukan penjualan 30%, saldo investasi sebelum dilakukan
penjualan besar 3.000. Saldo penghasilan komprehensif
terkait dengan investasi ini 500
Pada 31 Desember 2015 Entitas menjual 20% kepemilikan
pada PT. Intan dengan harga 4.000. Kepemilikan sebelum
dilakukan penjualan 30%, saldo investasi sebelum dilakukan
penjualan besar 3.000. Saldo penghasilan komprehensif
terkait dengan investasi ini 500
31 Des
Kas
4.000
Investasi jangka panjang
1.000
Keuntungan penjualan investasi
3.000
Penghasilan komprehensif lain
500
Penghasilan dari investasi
500
Jika 20% sama dengan 4.000 maka 10% = 1.000
Investasi tersis akan dicatat sebesar 2.000 (nilai
wajar dari 10%)
Keuntungan penjualan investasi:
•
Keuntungan dari investasi dijual 4.000 – 2.000 =
2.000
•
Keuntungan kenaikan investasi yang tersis 2.000 –
1.000 = 1.000
31 Des
Kas
4.000
Investasi jangka panjang
1.000
Keuntungan penjualan investasi
3.000
Penghasilan komprehensif lain
500
Penghasilan dari investasi
500
Jika 20% sama dengan 4.000 maka 10% = 1.000
Investasi tersis akan dicatat sebesar 2.000 (nilai
wajar dari 10%)
Keuntungan penjualan investasi:
•
Keuntungan dari investasi dijual 4.000 – 2.000 =
2.000
•
Keuntungan kenaikan investasi yang tersis 2.000 –
1.000 = 1.000
(51)
(52)
Ruang Lingkup PSAK 24
Imbalan
Kerja
Imbalan
Kerja Jangka
Pendek
Pesangon
Paska Kerja
Imbalan
Imbalan
Kerja
Jangka
Panjang
Lainnya
ImbalanJangk a Pendek Absen Bagi hasil atau Bonus Kontribusi Pasti Manfaat Pasti Past service cost Current Service Cost Diterapkan oleh pemberi kerja dalampencatatan seluruh imbalan kerja, kecuali yang diatur dalam PSAK 53: Akuntansi Kompensasi Berbasis
(53)
Latar Belakang Perubahan
• Untuk melaporkan perubahan kewajiban imbalan pasti dan aset program didefinisikan dengan cara yang lebih mudah dipahami
• Beberapa opsi penyajian diizinkan dalam standar yang ada, membatasi komparabilitas opsi ditiadakan
• Amandemen diperlukan untuk mengklarifikasi area dimana keragaman dalam praktik yang ada
• Penyempurnaan pengungkapan tentang risiko yang timbul dari program imbalan pasti yang diperlukan
PERUBAHAN YANG SIGNIFIKAN
• Pengakuan keuntungan dan kerugian aktuaria
• Perubahan komponen imbalan pasti dan aset program • Persyaratan pengungkapan
PERUBAHAN LAINNYA
• Imbalan kerja jangka pendek • Pesangon
(54)
Perubahan Signifikan
Pengakua n
keuntunga n dan kerugian
Aktuaria
Melalui
Laba
Rugi
Melalui
OCI
Koridor
Pengakuan keuntungan
dan kerugian
Aktuaria
Melaui
OCI
PSAK 24 R
(55)
Pengakuan dan Pengukuran Imbalan Jangka Pendek
Diakui saat
pekerja telah
memberi jasa
Diakui saat
pekerja telah
memberi jasa
Liabilitas jangka pendek sebagai:
Liabilitas jangka pendek sebagai:
Liabilitas setelah dikurangi yang
telah dibayar, beban dibayar dimuka
jika terjadi kelebihan pembayaran
Beban atau pernyataan lain
membolehkan sbg biaya perolehan
Cuti berimbalan
jangka pendek
Cuti berimbalan
jangka pendek
Boleh diakumulasi
diakui pada saat
pekerja memberikan jasa
Boleh diakumulasi
diakui pada saat
pekerja memberikan jasa
cuti berimbalan yang tidak boleh
diakumulasi
diakui saat cuti terjadi
(56)
Program Bagi Laba dan Bonus
Syarat pengakuan biaya pembayaran bagi laba dan bonus
Syarat pengakuan biaya pembayaran bagi laba dan bonus
1
Ada kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
2
Dapat diestimasi secara andal
Kewajiban kini timbul jika, dan hanya jika, entitas tidak
mempunyai alternatif realistis lainnya kecuali melakukan
pembayaran.
Kewajiban kini timbul jika, dan hanya jika, entitas tidak
mempunyai alternatif realistis lainnya kecuali melakukan
pembayaran.
(57)
Imbalan Paska Kerja
EMPLOYER EMPLOYER PENSION FUND PENSION FUND EMPLOYEE EMPLOYEE CONTRIBUTION S BENEFIT Defined Contributio n Plans Defined Contributio n Plans Defined Benefit Plans Defined Benefit Plans DEFINED VOLATILE VOLATILE DEFINED RISK LIMIT RISK LIMIT(58)
Program Iuran Pasti
Pengakuan dan
Pengukuran
Diakui sebagai beban
Diakui sebagai beban
Diakui liabilitas (beban
terakru) setelah dikurangi
dengan iuran telah dibayar
atau aset (pembayaran
dimuka jika terdapat
kelebihan).
Diakui liabilitas (beban
terakru) setelah dikurangi
dengan iuran telah dibayar
atau aset (pembayaran
dimuka jika terdapat
kelebihan).
Jika iuran tidak jatuh tempo
seluruhnya dalam 12 bulan
-> didiskonto
Jika iuran tidak jatuh tempo
seluruhnya dalam 12 bulan
-> didiskonto
Pengungkapa
n
•
jumlah yang
diakui sebagai
beban untuk
program iuran
pasti.
•
Informasi
program iuran
pasti untuk
personel
manajemen
kunci
(59)
Program Manfaat Pasti
•
Perusahaan memiliki
kewajiban hukum
dan
konstrukstif
untuk memenuhi pembayaran imbalan
setelah pekerja pensiun.
•
Mungkin tidak didanai, seluruhnya atau sebagian didanai
•
Imbalan dihitung dengan asumsi aktuarial asumsi
demografi dan keuangan.
•
Dana diakumulasikan dalam
Aset Program
•
Risiko atas manfaat pasti:
– Risiko aktuarial jumlah kewajiban imbalan pasti berbeda dari yang diharapkan karena perubahan asumsi aktuaria
– Risiko investasi hasil investasi atas aset program berbeda dari yang diharapkan.
(60)
Program Manfaat Pasti
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti (NKKIP)
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti (NKKIP)
Nilai Wajar Aset Program (NWAP)
Nilai Wajar Aset Program (NWAP)
Faktor-faktor:
Biaya Jasa:
•
Biaya Jasa Kini
•
Biaya Jasa Lalu
•
Keuntungan (kerugian)
atas Penyelesaiaan
• Biaya Bunga
• Remeasurement
(Keuntungan dan kerugian aktuarial)
Biaya Jasa:
•
Biaya Jasa Kini
•
Biaya Jasa Lalu
•
Keuntungan (kerugian)
atas Penyelesaiaan
• Biaya Bunga
• Remeasurement
(Keuntungan dan kerugian aktuarial)
• Pendapatan Bunga • Iuran atau Penarikan • Remeasurement
(Keuntungan dan kerugian aktuarial)
• Pendapatan Bunga • Iuran atau Penarikan • Remeasurement
(Keuntungan dan kerugian aktuarial)
(61)
Liabilitas Imbalan Pasti (di Neraca)
+/+ Nilai kini kewajiban imbalan pasti
-/-
Nilai wajar aset program yang
digunakan untuk menyelesaikan
kewajiban secara langsung
Ekuitas (di Neraca)
+/- Penghasilan komprehensif lain
pendapatan atau kerugian
(62)
Ilustrasi
•
Imbalan kerja perusahaan:
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal20X0 200.000
Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X0 200.000
Biaya Jasa Kini 30.000
Tingkat Diskonto 10%
Tingkat Hasil yang Diharapkan 12%
Iuran 24.000
Imbalan 16.000
Nilai Kini Kewajinan imbalan 250.000
(63)
Ilustrasi – PSAK lama
JURNAL UMUM MEMO
Beban Kas Liabilitas Kewajiban Nilai Kini Aset Aktuaria
Saldo awal (200.000)200.000
Biaya jasa kini 30.000 (30.000)
Biaya bunga 20.000 (20.000)
Hasil yang diharapkan (24.000) 24.000
Iuran (24.000) 24.000
Imbalan 16.000 (16.000)
Penurunan (ken)
kewajiban (16.000) 16.000
Selisih aktual atas
harapan (12.000) 12.000
Amortisasi biaya jasa lalu Kerugian (keuntung)
(64)
Jurnal – PSAK lama
Beban pensiun
26.000
Kas
24.000
Liabilitas
2.000
Liabilitas
Nilai kini Kewajiban
(250.000)
Aset Program
220.000
Kerugian aktuaria yg blm diamortisasi
28.000
Net Liabilitas manfaat pensiun
(2.000)
Beban pensiun
26.000
Kas
24.000
Liabilitas
2.000
Liabilitas
Nilai kini Kewajiban
(250.000)
Aset Program
220.000
Kerugian aktuaria yg blm diamortisasi
28.000
Net Liabilitas manfaat pensiun
(2.000)
(65)
Ilustrasi 1 – PSAK 24 (Revisi
2013)
•
Imbalan kerja perusahaan:
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal20X0 200.000
Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X0 200.000
Biaya Jasa Kini 30.000
Tingkat Diskonto 10%
Iuran 24.000
Imbalan 16.000
Nilai Kini Kewajinan imbalan akhir 20X0 250.000
(66)
Ilustrasi 1 – PSAK 24 (Revisi 2013)
JURNAL UMUM MEMO
Beban Kas
Pend
Komprehensif Liabilitas
Nilai Kini
Kewajiban Aset
Saldo awal (200.000) 200.000
Biaya jasa kini 30.000 (30.000)
Biaya bunga 20.000 (20.000)
Pendapatan bunga (20.000) 20.000
Iuran (24.000) 24.000
Imbalan 16.000 (16.000)
Rugi Aktuaria Liabiilitas 16.000 (16.000) Rugi Aktuaria – Aset
Program 6.000 (6.000)
Amortisasi biaya jasa lalu Kerugian (keuntung)
akturial
Jml tahun berjalan 30.000 (24.000) 22.000 (28.000)(250.000) 222.000
Saldo Akhir 22.000
66
Kerugi an Kerugi
(67)
Jurnal
Beban pensiun
30.000
Pendapatan Komprehensif Lain
22.000
Kas
24.000
Liabilitas
28.000
Liabilitas
Kewajiban manfaat Pensiun
28.000
Ekuitas
Pendapatan komprehensif lain - kerugian
22.000
Notes
Nilai kini Kewajiban
250.000
Aset Program
222.000
Net Liabilitas manfaat pensiun
28.000
Beban pensiun
30.000
Pendapatan Komprehensif Lain
22.000
Kas
24.000
Liabilitas
28.000
Liabilitas
Kewajiban manfaat Pensiun
28.000
Ekuitas
Pendapatan komprehensif lain -
kerugian
22.000
Notes
Nilai kini Kewajiban
250.000
Aset Program
222.000
(68)
Ilustrasi 2 – PSAK 24 (Revisi
2013)
•
Imbalan kerja perusahaan:
KETERANGANNilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X1
250.000
Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X1
222.000
Rugi Aktuaria OCI – Awal 20X1
22.000
Biaya Jasa Kini
34.000
Tingkat Diskonto
10%
Iuran
26.000
Imbalan
20.000
Nilai Kini Kewajinan imbalan – Akhir 20X1
279.500
(69)
Ilustrasi 2 – PSAK 24 (Revisi 2013)
JURNAL UMUM MEMO
Beban Kas
Pendapatan
Komprehensif Liabilitas
Keweajiban Program
Aset Program
Saldo awal 22.000 (28.000) (250.000) 222.000
Biaya jasa kini 34.000 (34.000)
Biaya bunga 25.000 (25.000)
Pendapatan bunga (22.200) 22.200
Iuran (26.000) 26.000
Imbalan 20.000 (20.000)
Penurunan (kenaikan) kewajiban (9.500) 9.500
Selisih aktuaria Aset Program (26.400) 26.400 Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntungan) akturial
36.800 (26.000) (35.900) 25.100
(70)
Jurnal
Beban pensiun
36.800
Liabilitas manfaat pensiun
25.100
Kas
26.000
Pendapatan Komprehensif Lain
35.900
Liabilitas
Liabilitas manfaat pensiun
2.900
Ekuitas
Pendapatan komprehensif lain
14.900
Notes
Nilai kini Kewajiban (279.500)
Aset Program 276.600
Net Liabilitas manfaat pensiun (2.900)
Beban pensiun
36.800
Liabilitas manfaat pensiun
25.100
Kas
26.000
Pendapatan Komprehensif Lain
35.900
Liabilitas
Liabilitas manfaat pensiun
2.900
Ekuitas
Pendapatan komprehensif lain
14.900
Notes
Nilai kini Kewajiban (279.500)
Aset Program 276.600
(71)
(72)
Akuntansi Pajak Penghasilan –
PSAK 46
•
Beban pajak adalah jumlah dari :
–
Pajak kini
–
Pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam
penghitungan pajak penghasilan
•
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan
netto, kecuali secara hukum tidak mungkin saling
hapus (anak dan induk)
•
Pajak tangguhan disajikan terpisah dari pajak kini.
•
Aset pajak tangguhan direview untuk memastikan
bahwa manfaat di masa mendatang akan
diperoleh entitas
(73)
Perbedaan Pajak dan
Akuntansi -1
PSAK Undang-Undang
AKUNTANSI PAJAK
PERBEDAAN
Perman en
Tempore r
Pajak Tangguhan:
Aset / Liabilitas Beban/Pendapata
n BOOK TAX GAP/
DFFERENCE – Tax Planning atau
(74)
Definisi
•
Aset pajak tangguhan
adalah jumlah
pajak penghasilan yang dapat dipulihkan
pada periode masa depan sebagai akibat
adanya:
a) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan;
b) akumulasi rugi pajak belum dikompensasi; dan
c) akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan,
dalam hal
peraturan perpajakan mengizinkan
.
•
Liabilitas pajak tangguhan
adalah
jumlah pajak penghasilan terutang pada
periode masa depan sebagai akibat adanya
perbedaan temporer kena pajak.
Laba Pajak
>
Laba AkuntansiLaba Akuntansi
>
(75)
Pengakuan pajak kini
•
Jumlah pajak kini, yang belum dibayar
harus diakui sebagai
liabilitas
.
•
Apabila jumlah pajak yang telah dibayar
melebihi jumlah pajak terutang, maka
selisihnya, diakui sebagai
aset
.
•
Manfaat dari rugi pajak yang dapat ditarik
kembali untuk memulihkan pajak kini dari
periode sebelumnya diakui sebagai
aset
.
• Beban Pajak Kini
• Pajak dibayar dimuka = pajak kini < jumlah yang dibayarkan (PPh 28)
• Utang pajak = pajak kini >jumlah yang dibayarkan (PPh 29)
• Kompensasi kerugian yang dapat
digunakan untuk memulihkan pajak = • Beban Pajak Kini
• Pajak dibayar dimuka = pajak kini < jumlah yang dibayarkan (PPh 28)
• Utang pajak = pajak kini >jumlah yang dibayarkan (PPh 29)
• Kompensasi kerugian yang dapat
(76)
Pajak Tangguhan
•
Pada saat entitas memiliki
Laba sebelum pajak >
Penghasilan kena pajak
ada pengakuan pajak
menurut akuntansi sehingga diakui
beban pajak
tangguhan dan kewajiban pajak tangguha
n.
•
Pada saat entitas memiliki
Laba sebelum pajak <
Penghasilan kena paja
k pajak yang dibayarkan
lebih besar daripada laba menurut akuntansi
sehingga diakui
aset pajak tangguhan dan
manfaat pajak tangguhan.
•
Perusahaan
memiliki
kerugian
dapat
dikompensasikan
di masa mendatang manfaat
tersebut diakui pada saat kerugian tersebut
terjadi
Aset pajak tangguhan dan manfaat pajak
(77)
Ilustrasi:
PT. Mitra melaporkan penghasilan sebesar 260.000 dan
beban sebesar 120.000 untuk tiga tahun periode usahanya. Untuk
tujuan pajak, penghasilan yang diterima sebesar 200.000, 300.000
dan 280.000.
Bagaimana hal ini dilaporkan dalam laporan keuangan?
Ilustrasi:
PT. Mitra melaporkan penghasilan sebesar 260.000 dan
beban sebesar 120.000 untuk tiga tahun periode usahanya. Untuk
tujuan pajak, penghasilan yang diterima sebesar 200.000, 300.000
dan 280.000.
Bagaimana hal ini dilaporkan dalam laporan keuangan?
Ilustrasi Perbedaan Temporer –
Liabilitas 1
(78)
Pendapatan Beban
Laba sebelum pajak
Pajak Penghasilan (25%)
260.000 120.000
140.000 35.000
2012 2013 Total
Laporan Keuangan
Laporan Keuangan
2011Ilustrasi Perbedaan Temporer –
Liabilitas 1
260.000 120.000 140.000 35.000 260.000 120.000 140.000 35.000 780.000 360.000 420.000 105.000 PenghasilanBeban yang boleh dikurangkan
Penghasilan kena pajak Pajak terutang (25%)
200.000 120.000
80.000 20.000
2012 2013 Total
Laporan Pajak
2011300.000 120.000 180.000 45.000 280.000 120.000 160.000 40.000 780.000 360.000 420.000 105.000
(79)
Laporan Keuangan (PSAK) Pajak Terutang (Fiskal)
Difference 35.000 20.000 15.000 35.000 2012 45.000 (10.000) 35.000 2013 40.000 (5.000) 105.000 Total 105.000 0
Perbandingan
Perbandingan
2011Perbedaan tersebut akan dilaporkan dalam laporan keuangan
Tahun
Laporan yang diperlkan
2011
2012
2013
Liabilitas pajak tangguhan, bertambah 15.000
Beban pajak kini 20.000; beban pajak tangguhan 15.000
Ilustrasi Perbedaan Temporer –
Liabilitas 1
Liabilitas pajak tangguhan, berkurang 10.000
Beban pajak kini 45.000; manfaat pajak tangguhan 10.000 Liabilitas pajak tangguhan, berkurang 5.000
(80)
Ilustrasi:
PT. Merbabu melaporakan laba sebelum pajak sebesar
3.000.000 pada tahun 2013. Terdapat perbedaan antara akuntansi
dan pajak yang disebabkan oleh beberapa hal berikut:
1. Depresiasi menurut pajak lebih besar dibandingkan menurut
akuntansi sebesar 800.000
2. Pendapatan sewa mesin menurut pajak 1.000.000 lebih besar
dibandingkan menurut akuntansi.
3. Beban sumbangan sebesar 400.000 tidak diperkenankan
menurut pajak.
Tarif pajak yang berlaku sebesar 25%, perbedaan tersebut akan
dapat dipulihkan di masa mendatang. Entitas belum memiliki saldo
aset/liabilitas pajak tangguhan.
Ilustrasi Perbedaan Permanen dan
Temporer
(81)
Ilustrasi Perbedaan Permanen dan
Temporer
2013 Aset Pajak
Tangguhan Liabilitas Pajak Tangguhan Laba sebelum pajak (PSAK) 3.000.000
Perbedaan depresiasi (800.000) 800.000
Perbedaan pendapatan
sewa 1.000.000 1.000.000
Perbedaan sumbangan 400.000 Total penghasilan kena
pajak
3.600.000 Pajak terutang (fiskal) 900.000
Pajak tangguhan 250.000 200.000
Jurnal
Beban Pajak penghasilan 850.000 900.000 – 50.000
Aset pajak tangguhan 250.000 Liabilitas pajak
tangguhan 200.000
(82)
ILUSTRASI – kerugian fiskal
•
Entitas A pada tahun 20x1 mengalami kerugian fiskal 8.000
(diasumsikan kerugian akuntansi nilainya sama).
•
Pada 20x2 entitas laba 2.000, 20x3 laba 3.000 dan 20x4 laba
sebesar 5.000.
•
Tidak terjadi perbedaan akuntansi dan pajak
20X1 20X2 20X3 20X4
Laba akuntansi (8.000) 2.000 3.000 5.000 Beban pajak kini - - - 500 Beban (manfaat) pajak
tangguhan (2.000) 500 750 750 Total beban (manfaat) pajak (2.000) 500 750 1.250 Laba setelah pajak (6.000) 1.500 2.250 3.750
(83)
Tahu
n Jurnal
20X1 Aset pajak tangguhan 2.000
Manfaat pajak tangguhan 2.000
20X2 Beban pajak tangguhan 500
Aset pajak tangguhan 500
20X3 Beban pajak tangguhan 750
Aset pajak tangguhan 750
20X4 Beban pajak tangguhan 750
Aset pajak tangguhan 750
Beban pajak kini 500
Utang pajak kini 500
ILUSTRASI – kerugian
fiskal
(84)
(85)
Penurunan Nilai – PSAK 48
• Pada setiap tanggal neraca, perusahaan harus mereview ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aktiva.
• Pertimbangan dalam menentukan penurunan nilai : – Informasi dari luar perusahaan
– Informasi dari dalam perusahaan
• Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan dengan nilai pakainya.
• Jika nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aktiva lebih kecil dari nilai tercatatnya maka nilai tercatat harus diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.
• Penurunan tersebut merupakan rugi penurunan nilai aktiva dan harus segera diakui sebagai beban pada laporan laba rugi.
• Beban depresiasi aktiva untuk periode yang akan datang harus disesuaikan agar mencerminkan alokasi nilai tercatat yang direvisi setelah dikurangi nilai sisa.
(86)
Pendekatan Umum dari Pengukuran
Penurunan Nilai
Carryin
g
Amount
Carryin
g
Amount
Nilai
Aset
Nilai
Aset
Akumulasi Penyusutan dan Akumulasi Rugi Penurunan Nilai Akumulasi Penyusutan dan Akumulasi Rugi Penurunan NilaiNilai Wajar
dikurangi Biaya
Penjualan
Nilai Pakai
Recoverabl e Amount Nilai tertinggi Recoverabl e Amount
Nilai tertinggi Recovered through sale Recovered through sale Recovered through use Recovered through use
(87)
Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan
nilai terhadap peralatan yang dimilikinya. Nilai tercatat dari
peralatan sebesar Rp 400 juta, nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual Rp360 juta dan nilai pakainyaRp 410 juta.
Rp 400 juta Rp 410 juta
Rp 360 juta Rp 410 juta
Tidak ada penurunan nilai
(88)
Contoh: Misalkan infromasi PT Mawar yang tersedia sama
kecuali nilai pakai dari peralatan sebesar Rp 350 juta.
Illustration 11-15
Rp 400 juta Rp 360 juta
Rp 350 juta Rp40 juta Rugi Penurunan Nilai
88
Ilustrasi Penurunan Nilai 2
Rp 360 juta
Dr. Kerugian Penurunan Nilai Rp 40 juta Cr. Akulumasi Depresiasi Peralatan Rp 40 juta
(89)
Suatu unit penghasil kas memiliki aset bersih berikut ini: Rp M
Goodwill 10
Properti 20
Pabrik dan Peralatan 30 60
Nilai yang dapat dipulihkan sebesar Rp 45 M.
Diminta : Alokasikan kerugian penurunan nilai pada aset bersih perusahaan.
Kasus
Goodwill Properti Pabrik & Peralatan
Total
Nilai buku 10 20 30 60
Penurunan Nilai (10) (2) (3) (15)
Nilai setelah penurunan
(90)
(91)
Instrumen Keuangan 50,55,60
• Definisi dan klasifikasi
• Pemisahan liabilitas keuangan dan ekuitas
• Akuntansi untuk
instrumen keuangan majemuk.
• Akuntansi untuk
penarikan saham dan saham treasury
• Saling hapus atas aset dan liablitas
• Definisi, klasifikasi dan reklasifikasi
• Pengakuan dan penghapusan
• Pengukuran setelah pengakuan awal
• Akuntansi untuk derivarif untuk
diperdagangkan dan hedging.
Instrumen Keuangan
IAS 32
IAS 39
IFRS 7
PSAK 50
PSAK 55
PSAK 60
Pengungkapan instrumen
keuangan dan risiko
(92)
Klasifikasi Instrumen Keuangan
92
Definisi Instrumen Keuangan
setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan
entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas
entitas lain
Kewajiban kontraktual Kas
Kontrak diselesaikan dengan instrumen
ekuitas entitas Hak
kontraktual Instrumen
ekuitas entitas lain
Aset Keuangan
Liabilitas keuangan
kontrak yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas
entitas Ekuitas
Kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah ikurangi dengan seluruh kewajibannya
(93)
Instrumen Keuangan
•
setiap kontrak yang menambah nilai:
► aset keuangan entitas , dan (disisi lain)
► kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain. ►Aset Keuangan
Kas
Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain Hak kontraktual:
• untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain; atau
• untuk mempertukarkan aset keuangan dengan entitas lain dengan kondisi berpotensi untung; atau Kontrak yang akan
diselesaikan dengan
penerbitan instrumen ekuitas entitas
• nonderivatif
• derivatif
►Kewajiban Keuangan
Kewajiban kontraktual:
• untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau
• untuk mempertukarkan aset keuangan atau kewajiban keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang
berpotensi tidak
menguntungkan entitas; kontrak yang akan atau
mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu:
(94)
•
Definisi
•
Penyajian
–
Liabilitas dan Ekuitas
–
Instrumen Keuangan majemuk
–
Saham Treasuri
–
Bunga Dividen, keuntungan dan kerugian
–
Saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan
(95)
•
Penerbit instrumen keuangan pada saat
pengakuan awal mengklasifikasikan
instrumen tersebut atau komponennya
sebagai liabilitas keuangan, aset
keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai
dengan
substansi perjanjian
kontraktual dan definisi
liabilitas
keuangan, aset keuangan, dan instrumen
ekuitas. - PAR 11
(96)
Instrumen Keuangan Majemuk
•
Penerbit instrumen keuangan nonderivatif
mengevaluasi persyaratan instrumen keuangan
untuk
menentukan
apakah instrumen tersebut
mengandung
komponen liabilitas dan ekuitas
.
Komponen tersebut
diklasifikasikan secara
terpisah
sebagai liabilitas keuangan, aset
keuangan,, atau instrumen ekuitas sesuai dengan
ketentuan di paragraf 11.
•
Entitas
mengakui secara terpisah
komponen
instrumen keuangan yang:
–
menimbulkan
liabilitas keuangan bagi entitas
; dan
–
memberikan opsi
bagi pemegang instrumen untuk
mengkonversi instrumen keuangan tersebut
menjadi instrumen ekuitas
dari entitas yang
bersangkutan.
•
Penerbit instrumen keuangan nonderivatif
mengevaluasi persyaratan instrumen keuangan
untuk
menentukan
apakah instrumen tersebut
mengandung
komponen liabilitas dan ekuitas
.
Komponen tersebut
diklasifikasikan secara
terpisah
sebagai liabilitas keuangan, aset
keuangan,, atau instrumen ekuitas sesuai dengan
ketentuan di paragraf 11.
•
Entitas
mengakui secara terpisah
komponen
instrumen keuangan yang:
–
menimbulkan
liabilitas keuangan bagi entitas
; dan
–
memberikan opsi
bagi pemegang instrumen untuk
mengkonversi instrumen keuangan tersebut
menjadi instrumen ekuitas
dari entitas yang
(97)
Saham Treasuri
•
Jika entitas. memperoleh kembali instrumen
ekuitasnya, maka instrumen tersebut
(
saham treasuri
)
dikurangkan dari
ekuitas
.
•
Keuntungan atau kerugian
yang timbul
dari pembelian, penjualan, penerbitan, atau
pembatalan instrumen ekuitas entitas
tersebut
tidak diakui dalam laba rugi
.
•
Saham treasuri tersebut dapat diperoleh dan
dimiliki oleh entitas yang bersangkutan atau
oleh anggota lain dalam kelompok usaha
yang dikonsolidasi. Imbalan yang dibayarkan
atau diterima
diakui secara langsung di
(98)
Saham Treasuri (contoh)
PT JKL menerbitkan 20.000 lembar saham biasa dengan nilai
par Rp 200 pada harga Rp 500 per share. Sebagai tambahan,
perusahaan juga memiliki laba ditahan sebesar Rp20.000.000.
EkuitasSaham biasa, Rp 200 par, 20.000 lembar diisukan dan
beredar Rp
4.000.00 0
Agio saham biasa 6.000.00
0
Laba ditahan 20.000.0
00
Total ekuitas 30.000.0
(99)
Saham Treasuri (contoh)
Kemudian pada tanggal 2 Februari, PT JKL melakukan reakuisisi
saham sebanyak 5.000 lembar saham dengan harga Rp 700.
Saham treasuri 3.500.000 Kas 3.500.000
Saham treasuri 3.500.000 Kas 3.500.000
Saham biasa, Rp 200 par, 20.000 lembar diisukan dan
15.000 beredar Rp 4.000.000
Agio saham biasa 6.000.000
Laba ditahan 20.000.000
Dikurangi: biaya saham treasuri (5.000 lembar) 3.500,000
(100)
Saham Treasuri (contoh)
Tanggal 2 Maret, PT JKL menjual kembali saham
treasurinya sebanyak 500 lembar dengan harga
Rp 1.000
Kas
500.000
Saham treasuri
350.000
Agio saham treasuri
150.000
Kas
500.000
Saham treasuri
350.000
(1)
(2)
Ilustrasi – Kebijakan Manajemen
Risiko
•
Risiko keuangan
–
Risiko usaha kendali pemerintah, patungan, kontraktor,
cadangan, penetapan harga oleh pemerintah
–
Risiko keuangan
• Risiko pasar risiko nilai tukar mata uang asing, harga komoditi – analisis sensitivitas
• Risiko kredit umur piutang, informasi penurunan nilai, rating utang yang dimiliki
• Risiko likuiditas
•
Manajemen Modal
–
Kebijakan dewan direksi adalah untuk mempertahankan basis
modal yang kuat untuk menjaga keyakinan investor, kreditur
dan pasar, dan untuk mempertahankan perkembangan bisnis
di masa yang akan datang.
•
Nilai wajar
130
Sumber : LK Pertamina 2012
(3)
(4)
Ilustrasi – Risiko kredit
132
Sumber : LK Pertamina 2013
(5)
Ilustrasi – Pengungkapan Nilai
wajar
•
Nilai wajar adalah suatu jumlah dimana suatu aset dapat
dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang
memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.
•
Perbedaan pada setiap tingkatan metode penilaian dijelaskan
sebagai berikut:
– Harga dikutip (tidak disesuaikan) dari pasar yang aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (Tingkat 1);
– Input selain harga yang dikutip dari pasar yang disertakan pada Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset dan liabilitas, baik secara langsung (yaitu sebagai sebuah harga) atau secara tidak langsung (yaitu sebagai turunan dari harga) (Tingkat 2);
– Input untuk aset atau liabilitas yang tidak didasarkan pada data pasar yang dapat diobservasi (informasi yang tidak dapat diobservasi) (Tingkat 3).
(6)