Overview PSAK lengkap 11112016
PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI
BERBASIS IFRS per 2015
(2)
Agenda
Standar Akuntansi di Indonesia
1.
Perkembangan PSAK sd 2015
2.
Overview PSAK
3.
St
an
da
r
Ak
un
ta
ns
(3)
Standar Akuntansi
•
Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan
yang relevan dan reliable (
representational faitfullness
)
•
Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada
pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun
•
Memudahkan auditor dalam mengaudit
•
Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan laporan
keuangan entitas yang berbeda.
•
Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga
penyusun tidak dapat menjelaskan kepada masing-masing
pengguna
•
Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan
yang relevan dan reliable (
representational faitfullness
)
•
Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada
pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun
•
Memudahkan auditor dalam mengaudit
•
Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan laporan
keuangan entitas yang berbeda.
•
Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga
penyusun tidak dapat menjelaskan kepada masing-masing
pengguna
(4)
Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan memberikan infomasi posisi keuangan, kinerja perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
Laporan keuangan memberikan infomasi posisi keuangan, kinerja perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), dan pertanggungjawaban sumber daya yang dipercayakan
kepadanya. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi sebagian besar pemakai.
Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), dan pertanggungjawaban sumber daya yang dipercayakan
kepadanya. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi sebagian besar pemakai.
Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan (SAK/IFRS). Penerapan standar akuntansi keuangan untuk hal-hal yang bersifat material:
“Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material” Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan (SAK/IFRS). Penerapan standar akuntansi keuangan untuk hal-hal yang bersifat material: “Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material”
• Laporan keuangan,
• Laporan Tahunan (Annual Reporting),
• Laporan Berkelanjutan (Sustainability Reporting) – Tripple bottom line,
• Laporan Terintegrasi (Integrated Reporting) – Laporan yang lebih ringkas dan
menekankan pada EVA
• Laporan keuangan,
• Laporan Tahunan (Annual Reporting),
• Laporan Berkelanjutan (Sustainability Reporting) – Tripple bottom line,
• Laporan Terintegrasi (Integrated Reporting) – Laporan yang lebih ringkas dan
menekankan pada EVA Laporan perusahaan
(5)
Empat Pilar Standar Akuntansi Indonesia
IFRS hanya diadopsi PSAK full 2012, pada tahun 2013 dilakukan revisi
beberapa standar dan ditambahkan standar baru 65, 66, 67, 68 yang akan efektif pada tahun 2015. Pada tahun 2015 dikeluarkan PSAK 69 Agrikultur
SAK ETAP digunakan untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik
signifikan.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik signifikan - SAK-ETAP Standar Akuntansi Syari’ah – SAK Syariah Standar Akuntansi Pemerintahan - SAP
(6)
SAK ETAP
• SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas
publik signifikan.
• ETAP adalah entitas yang:
– Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
– Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal.
• Menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises. • Lebih sederhana antara lain:
– Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan
– Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode ekuitas. – Pajak menggunakan konsep pajak terutang bukan pajak tangguhan
• BPR sesuai aturan BI menggunakan SAK ETAP • Diterbitkan tahun 2011
(7)
PSAK SYARIAH
•
Basis transaksi
•
Digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik
entitas lembaga syariah maupun non lembaga syariah
•
Pengembangan dengan model PSAK umum namun berbasis syariah
dengan acuan fatwa MUI
•
PSAK 100 – PSAK 110
– Bank Syariah PSAK Syariah + PSAK
– BPR Syariah PSAK Syariah + SAK ETAP
• PSAK 106 Akuntansi Musyarakah
• PSAK 107 Akuntansi Ijarah
• PSAK 108 Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah
• PSAK 109 Akuntansi Zakat, Infaq dan Shadaqoh
• PSAK 110 Akuntansi Sukuk
• PSAK 106 Akuntansi Musyarakah • PSAK 107 Akuntansi Ijarah
• PSAK 108 Akuntansi Transaksi Asuransi
Syariah
• PSAK 109 Akuntansi Zakat, Infaq dan Shadaqoh
• PSAK 110 Akuntansi Sukuk
• PSAK 101 Penyajian Laporan Keuangan Syariah
• PSAK 102 Akuntansi Murabahah (Revisi 2013)
• PSAK 103 Akuntansi Salam
• PSAK 104 Akuntansi Istishna
• PSAK 105 Akuntansi Mudharabah • PSAK 101 Penyajian Laporan
Keuangan Syariah
• PSAK 102 Akuntansi Murabahah (Revisi 2013)
• PSAK 103 Akuntansi Salam
• PSAK 104 Akuntansi Istishna
(8)
SAP
•
Instansi Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi
Pemerintahan, PP 24 tahun 2005
PP 71 tahun 2010
•
Standar disusun oleh Komite Akuntansi Pemerintahan
kemudian ditetapkan dengan PP
•
Diterapkan untuk entitas pemerintah dalam menyusun LKPP
dan LKPD:
– instansi pemerintah pusat – Instansi pemerintah daerah
– BLU dikonsolidasikan dengan LKP – menggunakan PSAP dan PSAK, – BUMN (sbg investasi pemerintah) menggunakan PSAK
•
Entitas sektor publik selain pemerintah menggunakan PSAK 45
(9)
1. Laporan Realisasi Anggaran
2.
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
(SAL)
3. Neraca
4. Laporan Arus Kas
5.
Laporan Operasional
6.
Laporan Perubahan Ekuitas
7. Catatan atas Laporan Keuangan
(10)
PSAK – IFRS BASED
•
Wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas publik
seperti: Emiten, perusahaan publik, perbankan, asuransi, dan
BUMN.
•
Dapat diterapkan oleh entitas lainya.
•
Basis transaksi, bukan basis industri.
•
Tujuan: memberikan informasi yang relevan bagi user laporan
keuangan
•
Indonesia melakukan adopsi penuh 1 Januari 2012 – tahap 1
(11)
PSAK – INDUSTRI – TIDAK BERLAKU LAGI
•
PSAK 59 Perbankan Syariah
•
PSAK 31 Perbankan
•
PSAK 29 Pertambangan Minyak dan Gas
•
PSAK 33 Pertambangan Umum
•
PSAK 32 Kehutanan
•
PSAK 35 akuntansi pendapatan Jasa Telekomunikasi
•
PSAK 27 Akuntansi Koperasi
•
PSAK 37 Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol
(12)
IFRS Global Standard
• IFRS merupakan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku secara global • Proses akuntansi merupakan proses umum yang terjadi pada setiap
entitas sehingga penggunaan standar yang sama akan memudahkan pengguna dalam memahami laporan keuangan.
• Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15
November 2008 :
– “Strengthening Transparency and Accountability”
• Pertemuan G20 di London, 2 April 2009 menghasilkan kesepakatan untuk
Strengthening Financial Supervision and Regulation “to call on the accounting standard setters to work urgently with supervisors and regulators to improve standards on valuation and provisioning and
(13)
Manfaat IFRS
•
Meningkatkan daya banding laporan keuangan.
•
Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal
internasional
•
Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan
mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.
•
Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan
multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para
analis.
•
Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju
“best
(14)
Karakteristik Standar ??
Principle Based :
Judgment
Dinamis
Fair Value
Lebih banyak
(15)
Karakteristik IFRS
• IFRS menggunakan “Principles Base “ :
– Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
– Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
– Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.
• Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif
harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan jasa penilai
• Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitaif
maupun kualitatif
(16)
“Judgment”
•
IFRS = Principles
•
Penerapan standard mengacu pada substansi ekonomi bukan
bentuk hukumnya.
•
Pemahaman underlying transaksi dan detail kontrak menjadi
penting
•
Pengajaran dengan menggunakan kasus
Ilustrasi
PT. ABC memiliki kontrak dengan PT. XYZ untuk membeli semua produk yang dihasilkan. Produknya khusus dan hanya dapat dijual kepada PT. ABC. Kontrak meliputi jangka waktu 30 tahun. Kontrak tersebut menjamin
bahwa PT. ABC membeli jumlah minimum produk XYZ setiap tahun dengan harga yang telah ditentukan. Dari kontrak tersebut PT. B dapat memperoleh pengembalian modal dari investasi untuk memproduksi produk tersebut.
(17)
Dinamis
•
IFRS membuka wawasan, bahwa mengajarkan akuntansi
keuangan harus sesuai dengan standar bukan
teks book
.
•
Awareness terhadap standar akuntansi meningkat
•
Materi pengajaran harus dinamis mengikuti perkembangan
standar.
•
IFRS sering berubah
– Digunakan perusahaan banyak di negara sehingga kesulitan penerapan
akan membuahkan kritik terhadap standar yang ada perubahan
– Perubahan lingkungan usaha
•
Contoh
(18)
Definisi Nilai Wajar
• nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset
atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
• nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset
atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
• “...the price that would be received to sell an asset or transfer a liability in
an orderly transaction between market participants at the measurement date.”
IFRS 13 para 9
• Tiga level nilai wajar
– Level 1 – harga kuotasian dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik
– Level 2 - input selain harga kuotasian yang dapat diobservasi baik secara langsung atau
tidak langsung
– Level 3 - input yang bukan berdasarkan harga pasar yang dapat diobservasi
• Tiga level nilai wajar
– Level 1 – harga kuotasian dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik
– Level 2 - input selain harga kuotasian yang dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak langsung
(19)
“Fair value”
• IAS 41 Agriculture
– Biological asset dinilai sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan (point-of-sale
costs), baik pada pengakuan pertama maupun pada tanggal laporan
– Agriculture product dinilai nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan (point-of-sale
costs), pada pengakuan pertama.
• both on initial recognition and at each balance sheet date
Fair value menggunakan harga kuotasi jika tidak ada menggunakan
harga wajar alternatif
Perlu tidak mengajarkan perhitungan fair value
Bagaimana menentukan estimasi arus kas, tingkat suku bunga
Teknik valuasi
Model opsi
(20)
Pengungkapan Lebih Banyak
•
Ilustrasi laporan keuangan.
•
Membaca dan membuat pengungkapan
•
pengungkapan yang diinginkan oleh standar
•
Judgment : apa yang perlu diungkapkan
•
Ilustrasi laporan keuangan.
•
Membaca dan membuat pengungkapan
•
pengungkapan yang diinginkan oleh standar
•
Judgment : apa yang perlu diungkapkan
PSAK 60 – Instrumen keuangan
Pengungkapan kualitatif :
eksposure dan timbulnya risiko; tujuan,
kebijakan dan proses pengelolaan risiko; perubahan dua hal tersebut.
Pengungkapan kuantitatif:
risiko kredit, aset keuangan yang melewati
jatuh tempo/mengalami penurunan, agunan dan peningkatan kualitas
kredit; risiko pasar; risiko likuiditas analisis sensitifitas; pengungkapan
risiko pasar laiinnya.
(21)
•
Pasca Konvergensi PSAK 2012 = IFRS (kecuali IFRS
terbaru)
•
Perbedaan IFRS dengan PSAK dijelaskan dalam
Standar bagian depan.
– Substansi / konseptual – Redaksional
– Tanggal efektif
•
Secara gradual, IFRS sudah diterapkan mengikuti
pemberlakuan PSAK yang bersangkutan.
•
Setelah konvergensi IFRS PSAK akan berkembang
(22)
Sejarah Standar Akuntansi
Pra PAI 1973 PAI 1973 Harmonisasi IAS 1994-2007 Konvergensi IFRS 2008-2012 Konvergensi IFRS 2012-2014 Konvergensi IFRS 2015 8 Desember 2008Komitmen mendukung IFRS sebagai standar akuntansi keuangan global
8 Desember 2008 Komitmen mendukung IFRS sebagai standar akuntansi keuangan global
Efektif 1 Januari 2015Efektif 1 Januari 2015
Adopsi IAS mulai
(23)
Perkembangan PSAK
Efektif < 2013 Efektif < 2013 • PSAK• Revisi PSAK • 20 ISAK • 15 PPSAK
Efektif 2014-2015
Efektif 2014-2015 • 4 PSAK
• 9 Revisi PSAK • 4 ISAK (2014) • 1 PPSAK (2014)
Efektif 2016 Efektif 2016 • 8 Amandemen PSAK • 9 Penyesuaian PSAK • 1 ISAK
IAS / IFRS dalam proses adopsi: a. IFRS 9 Financial Instruments
b. IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts c. IFRS 15 Revenue from Contracts with
Customers d. IFRS 16 Leases
Diskusi IFRS
a. IFRS 4 Insurance Contract b. Conceptual Framework –
(24)
Penjelasan PSAK
• PSAK yang terkait dengan pengaturan baru misal PSAK 69, PSAK 70
• PSAK yang merubah pengaturan lama namun berbeda sangat substansial misal
PSAK 65 Laporan Keuangan Konsolidasian menggantikan PSAK 4 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Tersendiri
PSAK Baru
• Perubahan PSAK berdampak signifikan pada pengukuran, penyajian atau
pengunkapan misal PSAK 24 (Revisi 2013), PSAK 1 (Revisi (2013)
• Didahului dengan penerbitan Exposure draf
Revisi Perubahan
• Perubahan tidak signifikan
• Didahului dengan pengeluaran ED
PSAK Amandemen
• Dampak dari perubahan PSAK lain
(25)
PSAK 2013 & 2014
NO IFRS STATUS
1 IFRS 10: Consolidated Financial
Statements PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian [1 Jan 2015] 2 IFRS 11: Joint Arrangements PSAK 66: Pengaturan Bersama [1 Jan 2015] 3 IFRS 12: Disclosure of Interests in
Other Entities PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain [1 Jan 2015] 4 IFRS 13: Fair Value Measurement PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar [1 Jan
2015] 5 IFRIC 18: Transfer of Assets from
Customers ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan [1 Jan 2014] 6 IFRIC 19: Extinguishing Financial
Liabilities with Equity Instruments ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas [1 Jan 2014] 7 IFRIC 20: Stripping Costs in the
Production Phase of a Surface Mining ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka [1 Jan 2014]
(26)
PSAK 2013 & 2014
NO IFRS STATUS
1 IAS 1: Presentation of Financial
Statements PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan [1 Jan 2015] 2 IAS 19: Employee Benefits PSAK 24: Imbalan Kerja [1 Jan 2015]
3 IAS 27: Separate Financial Statements PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri [1 jan 2015] 4 IAS 28: Investments in Associates and
Joint Ventures PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama [1 Jan 2015] 5 IAS 32: Financial Instruments:
Presentation PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015] 6 IAS 36: Impairment of Assets PSAK 48: Penurunan Nilai Aset [Disahkan pada 29
April 2014, berlaku 1 Jan 2015] 7 IAS 39: Financial Instruments:
Recognition and Measurement (IFRS 9 eff 2018 belum diadopsi)
PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
8 IFRS 7: Financial Instruments:
Disclosures PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015] 9 IAS 12: Income Tax PSAK 46: Pajak Penghasilan [Disahkan pada 29
(27)
Perkembangan Setelah 1 Januari 2015
• IFRS 9 Financial Instruments (efektif 1 Januari 2018)
• IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts (efektif 1 Januari 2016) • IFRS 15 Revenue from Contracts with Customers (efektif 1
Januari 2018)
• IFRS 16 Leases (efektif 1 Januari 2019)
IFRS terbaru:
• Amandemen IFRS 4 Insurance Contracts • Amandemen Conceptual Framework • Penyesuaian IFRS lain
(28)
PSAK 2015
ISAK 30 Pungutan• Amandemen IAS 1 Disclosure Initiative
Amandemen PSAK 1 : Prakarsa Pengungkapan
• Amandemen IFRS 4 IAS 16 dan IAS 38
Amandemen PSAK 16 dan PSAK 19: Klarifikasi yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi
• Amandemen IAS 19 Defined Plans: Employee Contributions
Amandemen PSAK 24: Program Manfaat Pasti Kontribusi Pekerja
(29)
PSAK 2015
PSAK 69 Agrikultur efektif 1 Jan 2018
ISAK 31 Interpretasi atas Ruang Lingkup Properti Investasi
Amandemen PSAK 4 : Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri
Amandemen PSAK 15, 65 dan 67 : Entitas Investasi Penerapan Pengecualian Konsolidasi
Amandemen PSAK 66: Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalan Operasi Bersama
(30)
ED PSAK 2016
Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan;
Amandemen PSAK 2 Laporan Arus Kas tentang Prakarsa Pengungkapan;
Amandemen PSAK 46 Pajak Penghasilan tentangPengakuan Aset Pajak Tangguhan untuk Rugi yang Belum Direalisasi; dan Penyesuaian Tahunan 2016.
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari Pengampunan Pajak
(31)
AMANDEMEN PSAK 2015
Amandemen PSAK Tanggal Efektif
Amandemen PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan tentang
Prakarsa Pengungkapan 1 Januari 2017
Amandemen PSAK 4:Laporan Keuangan Tersendiri
tentangMetode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri 1 Januari 2016 Amandemen PSAK 15:Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura
Bersama tentangEntitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi
1 Januari 2016
Amandemen PSAK 16:Aset Tetap tentangKlarifikasi Metode yang
Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi 1 Januari 2016
Amandemen PSAK 16:Agrikultur: Tanaman Produktif 1 Januari 2018
Amandemen PSAK 19:Aset Takberwujudtentang Klarifikasi
(32)
PENYESUAIAN PSAK 2015
Amandemen PSAK Tanggal Efektif
Amandemen PSAK 24:Imbalan Kerja tentangProgram Imbalan Pasti
: Iuran Pekerja 1 Januari 2016
Amandemen PSAK 65:Laporan Keuangan Konsolidasian tentang
Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi 1 Januari 2017 Amandemen PSAK 66:Pengaturan Bersamatentang Akuntansi
Akuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama 1 Januari 2016 Amandemen PSAK 67:Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas
Lain tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi 1 Januari 2016
(33)
PENERBITAN ISAK 2015
ISAK Baru Tanggal Efektif
ISAK 30: Pungutan
Interpretasi atas PSAK 57:Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi yang mengklarifikasi akuntansi liabilitas untuk membayar pungutan, selain pajak penghasilan yang berada dalam ruang lingkup PSAK 46: Pajak Penghasilan serta denda lain atas pelanggaran perundang-undangan, kepada Pemerintah.
1 Januari 2016
ISAK 31: Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi
Interpretasi atas karakteristik bangunan dalam PSAK 13: Properti Investasi. Bangunan dalam definisi properti
investasi mengacu pada struktur yang memiliki karakteristik fisik yang umumnya diasoasiasikan dengan suatu bangunan yang mengacu pada adanya dinding, lantai, dan atap yang melekat pada aset.
(34)
PENYESUAIAN PSAK 2015
Penyesuaian PSAK Tanggal Efektif
PSAK 5 (Penyesuaian 2015): Segmen Operasi 1 Januari 2016
PSAK 7 (Penyesuaian 2015):Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi 1 Januari 2016
PSAK 13 (Penyesuaian 2015): Properti Investasi 1 Januari 2016
PSAK 16 (Penyesuaian 2015): Aset Tetap 1 Januari 2016
Penyesuaian Tahunan 2015 merupakan hasil adopsi dari Annual Improvements cycle 2010 – 2012 dan Annual Improvements cycle 2011 – 2013. Penyesuaian Tahunan pada dasarnya merupakan kumpulan amandemen dengan ruang lingkup sempit (narrow-scope) yang hanya bersifat mengklarifikasi sehingga tidak terdapat usulan prisip baru ataupun perubahan signifikan pada prinsip-prinsip yang telah ada.
(35)
PENYESUAIAN PSAK 2015
Penyesuaian PSAK Tanggal Efektif
PSAK 19 (Penyesuaian 2015): Aset Takberwujud 1 Januari 2016
PSAK 22 (Penyesuaian 2015):Kombinasi Bisnis 1 Januari 2016
PSAK 25 (Penyesuaian 2015):Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi dan Kesalahan 1 Januari 2016
PSAK 53 (Penyesuaian 2015):Pembayaran Berbasis Saham 1 Januari 2016
(36)
IFRS 9 Financial Instrument
• Dikeluarkan Juli 2014; Efektif 1 Januari 2018 boleh diterapkan lebih dahalu
• Klasifikasi amortized cost dan fair value
• Amortized cost jika memenuhi tes bisnis model (tujuan entitas untuk
memperoleh arus kas yang diperjanjikan dan arus kas (dari pembayaran pokok dan bunga atas pokok)
• Perubahan klasifikasi dibolehkan jika terjadi perubahan bisnis model
Klasifikasi dan pengukuran untuk instrumen keuangan.
Menggunakan expected losses dalam perhitungan penurunan nilai aset keuangan
(37)
IFRS 9 Financial Instrument
•
Financial instrument : Measured at amortized cost and measured at
fair value.
•
Fair value diklasifikasikan menjadi FVPL=fair value to profit and loss
dan FVOCI=fair value to other comprehensive income.
•
Debt instrument diklasifikasikan menjadi amortized cost jika
memenuhi test bisnis model dan cash flow test:
– Business model test: The objective of the entity's business model is to
hold the financial asset to collect the contractual cash flows (rather than to sell the instrument prior to its contractual maturity to realise its fair value changes).
– Cash flow characteristics test: The contractual terms of the financial asset
give rise on specified dates to cash flows that are solely payments of principal and interest on the principal amount outstanding.
(38)
IFRS 9
DEBT INVESTMENTS
•
Debt investments are characterized by contractual
payments on specified dates of
principal and
interest on the principal amount outstanding.
Companies measure debt investments at
amortized cost or
fair value.
(39)
(40)
(41)
IFRS 15 Revenue Recognition
• Joint project between IASB and FASB,• Establishes a single, comprehensive framework for revenue recognition.
• To be applied consistently across transactions, industries and capital markets, and
will improve comparability in the ‘top line’
• IFRS yang tidak berlaku akibat IFRS 15: IAS 11 Construction contracts, IAS 18
Revenue, IFRIC 13 Customer Loyalty Programmes, IFRIC 15 Agreements for the Construction of Real Estate, IFRIC 18 Transfers of Assets from Customers, SIC-31 Revenue - Barter Transactions Involving Advertising Services.
• A contract with a customer will be within the scope of IFRS 15 if all the following
conditions are met: [IFRS 15:9]
– the contract has been approved by the parties to the contract;
– each party’s rights in relation to the goods or services to be transferred can be
identified;
– the payment terms for the goods or services to be transferred can be identified; – the contract has commercial substance; and
(42)
IFRS 15 Revenue Recognition
Identify the contract(s) with the customer
Identify the contract(s) with the customer
Identify the performance obligations in the contract
Identify the performance obligations in the contract
Determine the transaction price
Determine the transaction price
Allocate the transaction price
Allocate the transaction price
Recognise revenue when a performance obligation is satisfied
Recognise revenue when a performance obligation is satisfied
(43)
IFRS 16 Leases
• Efektif 1 Januari 2019 boleh diterapkan lebih dahalu • Dikeluarkan Juli 2015
Sewa yang lebih dari satu tahun diakui sebagai aset dan liabilitas
Aset / / Right of Use Aset = nilai kini dari pembayaran sewa, disajikan sebagai line tersendiri dalam posisi keuangan
Tambahan pengungkapan dalam posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif
(44)
IFRS – ED Conceptual Framework
CHAPTER 1—THE OBJECTIVE OF GENERAL PURPOSE FINANCIAL REPORTING• Fundamental: relevance & representation faithfulness
• Enhancing: comparability, verifiability, timelines, understandability
CHAPTER 2—QUALITATIVE CHARACTERISTICS OF USEFUL FINANCIAL INFORMATION
CHAPTER 3—FINANCIAL STATEMENTS AND THE REPORTING ENTITY
• Asset, liability, equity, income and expense
CHAPTER 4—THE ELEMENTS OF FINANCIAL STATEMENTS
• Historical, current value, fair value, value in used & fulfilment value
CHAPTER 6—MEASUREMENT
(45)
(46)
Kerangka Konseptual menurut IFRS
(47)
Laporan Keuangan - 2011
•
PSAK 1
Penyajian Laporan Keuangan
– Komponen
– Tanggung jawab laporan keuangan
Identifikasi laporan keuangan
Laporan Posisi Keuangan Laporan Laba Rugi
Komprehensif
Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas
Catatan atas Laporan
Keuangan
Karakteristik umum
Penyajian secara wajar dan
kepatuhan terhadap SAK
Kelangsungan usaha Dasar akrual
Material dan agregasi Saling hapus
Frekuensi pelaporan Informasi komparatif Konsistensi penyajian
(48)
Karakteristik Umum
– Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK
• Menyebutkan secara explisit kepatuhan terhadap SAK
• Kepatuhan terhadap PSAK memberikan pemahaman yang salah (kondisi jarang
terjadi) tidak sesuai PSAK
– Kelangsungan usaha
• Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha,
mengungkapkan fakta jika terjadi pelanggaran asumsi
– Dasar akrual
– Material dan agregasi
– Saling hapus Tidak boleh kecuali disyaratkan atau diizinkan
suatu PSAK
– Frekuensi pelaporan Tahunan
– Informasi komparatif Periode sebelumnya – Konsistensi penyajian Penyajian dan klasifikasi
(49)
Laporan Posisi Keuangan (Neraca) - 2011
• Nama menjadi Laporan Posisi Keuangan (Neraca), tambahan neraca
untuk sinkronisasi dengan regulasi di Indonesia
• Perubahan definisi-definisi seperti Kewajiban menjadi Liabilitas dan hak
minoritas menjadi kepentingan nonpengendali (non-controlling interest)
• Penyajian kepentingan non pengendali sebagai bagian ekuitas dan bagian
laba bukan sebagai pengurang laba LK konsolidasian
• Laporan keuangan awal periode (dr periode sajian) untuk penyajian
retroaktif perubahan kebijakan dan koreksi kesalahan
• Minimum line item Penyajian Neraca
– Properti Investasi
– Investasi dengan menggunakan metode ekuitas
– Aset yang dimiliki untuk dijual
– dll
• Urutan penyajian laporan keuangan dalam ilustrasi menurut PSAK 1
(50)
Laporan Laba Rugi Komprehensif - 2011
• Laporan Laba rugi Laporan Laba Rugi Komprehensif.
• Penyajian laporan laba rugi dengan memasukkan unsur
laba komprehensif
• Laba dialokasikan untuk pemegang saham minoritas dan
mayoritas
• Ketentuan minimum item dalam laporan laba rugi.
• Klasifikasi beban berdasarkan fungsi dan sifat, jika disajikan
berdasarkan fungsi ada pengungkapan berdasarkan sifat
• Penyajian “pos luar biasa / extraordinary item” tidak
diperkenankan lagi
• Minimum line item : Pendapatan, Biaya keuangan, Beban pajak, pendapatan investasi asosiasi, Pendapatan komprehensif, dll
• Pendapatan komprehensif: Perubahan aset atau liabilitas
(51)
•
Pendapatan komprehensif: Perubahan aset atau
liabilitas yang tidak mempengaruhi laba pada
periode rugi
– Selisih revaluasi aset tetap
– Perubahan nilai investasi available for sales
– Dampak translasi laporan keuangan
•
Dalam dua laporan :
– Laba sebelum laba komprehensif
– Laporan laba komprehensif dimulai dari laba/rugi bersih
(52)
PSAK 1 Revisi (2013)
• Adopsi IAS 1 Presentation of Financial Statements 1 Januari 2013• Pedoman Implementasi, ilustrasi laporan posisi keuangan berbeda dengan IAS, aset lancar
dan liabilitas lancar masih di atas
• Informasi Komparatif
– Informasi komparatif tambahan laporan possi keuangan ketiga sebagai tambahan atas laporan komparatif (prinsip utama).
– Informasi komparatif tambahan tidak harus lengkap
– Menyajikan dalam catatan L/K informasi komparatif terkait laporan tambahan.
• Laporan laba rugi komprehensif
– Pendapatan komprehensif lain Penghasilan komprehensif lain
– Pos minimal jumlah tunggal untuk operasi dihentikan; dihilangkan laba rugi, bagian pendapatan komprehensif asosiasi, total laba rugi komprehensif)
– Pengashilan komprehensit tidak akan direklasifikasi ke laba rugi dan akan direklasifikasi ke laba rugi jika kondisi tertentu terpenuhi
– Pos minimal jumlah tunggal untuk total operasi yang dihentikan (lihat PSAK 58).
– Informasi yang Disajikan dalam Bagian Penghasilan Komprehesif Lain dikelompokkan, sesuai dengan
PSAK/ISAK lainnya: (a) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan (b) akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.
(53)
LAPORAN ARUS KAS
•
Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk
menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas
dan setara kas serta menilai kebutuhan kas entitas
untuk menggunakan arus kas tersebut.
•
Laporan arus kas menggambarkan perubahan historis
dalam kas dan setara kas yang diklasifikasikan atas
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama satu
periode
(54)
Pelaporan Arus kas dari Aktivitas Operasi
•
Metode yang dapat digunakan:
– Metode langsung kelompok utama dari penerimaan dan pengeluaran
kas bruto diungkapkan;
– Metode tidak langsung laba disesuaikan dengan mengoreksi transaksi
non kas, penangguhan atau akrual dan unsur penghasilan/beban yang terkait aktivitas investasi dan pendanaan.
•
Dianjurkan melaporkan dengan metode langsung
informasi
yang lebih berguna
(55)
Laporan Arus Kas
• Arus kas bunga dan dividen diungkapkan secara terpisah dan
diklasifikasikan secara konsisten.
– Beban bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau pendanaan (alternatif)
– Pendapatan bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi (alternatif)
– Dividen yang dibayarkan dapat disajikan sebagai arus kas pendanaan atau operasi (alternatif)
– Pendapatan dividen dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi (alternatif)
• Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan diungkapkan secara
terpisah.
• Perubahan nilai tukar dilaporkan dalam LAK untuk merekonsiliasi saldo
(56)
PSAK 3 : Laporan Interim
• Laporan keuangan interim: laporan keuangan, baik laporan keuangan
lengkap atau laporan keuangan ringkas untuk suatu periode interim.
• LK Interim dapat disajikan secara lengkap atau ringkas • Komponen Minimal Laporan Interim
– Laporan posisi keuangan ringkas
– Laporan laba rugi komprehensif ringkas.
• Kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan tahunan
diterapkan dalam laporan keuangan interim, kecuali untuk perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan setelah tanggal laporan keuangan tahunan terkini.
• Untuk laporan posisi keuangan, komparasi dengan laporan keuangan
(57)
PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi
Mengapa perlu ??
Laporan Posisi
Keuangan
Dan Laba Rugi
Transaksi dan
Saldo
Dipengaruhi
•
Keberadaan pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
(58)
PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi
•
Identifikasi hubungan dan transaksi dengan
pihak-pihak berelasi
•
Identifikasi saldo, komitmen antara entitas dengan
pihak-pihak berelasi.
•
Menentukan pengungkapan yang diperlukan baik
untuk LK konsolidasian, tersendiri, yang disajikan
individual.
–
Pengungkapan atas hubungan
(59)
PSAK 8 Peristiwa setelah Periode Pelaporan
• Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi antara
akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan diototisasi untuk terbit
• Peristiwa setelah periode pelaporan yang memerlukan penyesuaian
adalah peristiwa yg memberikan bukti atas adanya kondisi pada akhir periode pelaporan
• Peristiwa setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian
adalah peristiwa yang mengindikasikan kondisi setelah periode pelaporan
• Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah tanggal laporan
keuangan sudah final
– Laporan keuangan diaudit : tanggal laporan auditor
– Laporan keuangan tidak diaudit : tanggal laporan keuangan selesai disusun
(60)
(61)
Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan - PSAK 25
•
Kebijakan akuntansi harus menjelaskan pengakuan,
pengukuran dan penyajian.
•
Kebijakan akuntansi harus tunduk pada PSAK dan
mempertimbangkan panduan aplikasi, jika tidak ada,
menggunakan pertimbangan manajemen.
•
Perubahan kebijakan akuntansi tidak diperkenankan kecuali
dipersyaratkan PSAK atau menghasilkan laporan keuangan
yang lebih andal dan relevan
diterapkan secara retrospektif,
kecuali tidak praktis
•
Koreksi kesalahan
retroaktif
(62)
Segmen Operasi – PSAK 5
PSAK 5 (2009)
PSAK 5 Lama
• Aktivitas untuk menghasilkan
pendapatan dan terjadinya beban
• Dikaji secara reguler untuk alokasi
sumber daya dan menilai kinerja
• Tersedia infomasi terpisah
• Dibedakan dalam menghasilkan
produk/jasa
• Risiko dan imbalan berbeda dari
segmen lain Segmen dilaporkan:
• Syarat kualitatif • Syarat kuantitatif
Segmen dilaporkan:
• Syarat kuantitatif • Pengungkapan level segmen
(63)
PSAK 10 :
Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
•
Akuntansi
transaksi dan saldo
dalam mata uang
asing
, kecuali
transaksi dan
saldo derivatif
(PSAK 55)
•
Menjabarkan hasil dan posisi keuangan dari kegiatan
usaha
luar negeri
yang termasuk dalam laporan keuangan entitas
secara konsolidasi, proporsional atau metode ekuitas.
•
Menjabarkan hasil dan posisi keuangan suatu entitas ke dalam
mata uang penyajian.
– Translasi(64)
Transaksi Mata Uang Asing PSAK 10
Perihal PSAK No. 10
(revisi 2009) PSAK 10, 11, dan 52
Penentuan mata uang fungsional
Terdapat hirarki indikator dalam
penentuan suatu mata uang fungsional
PSAK No. 52: ada 3 indikator mata uang fungsional, yaitu: 1. Indikator arus kas 2. Indikator harga jual 3. Indikator biaya
Pengukuran dan penyajian mata
uang
• Pengukuran mata uang menggunakan mata uang fungsional
• Penyajian mata uang dapat menggunakan mata uang selain mata uang fungsional
• Pengukuran dan
penyajian mata uang menggunakan Rupiah.
• Entitas dapat
menggunakan mata uang selain Rupiah jika mata uang tersebut memenuhi kriteria sebagai mata uang
(65)
PSAK 56 : Laba Per Lembar Saham
•
Menetapkan teknik perhitungan, penyajian, dan
pengungkapan LPS.
•
Meningkatkan daya banding kinerja antar perusahaan dan
antar periode.
LPS Dasar = Laba Bersih Residual
Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa LPS Dasar = Laba Bersih Residual
Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa
EPS
EPS
Laba Bersih Residual Jumlah Rata-rata Tertimbang
Saham Biasa
Laba Bersih Residual Jumlah Rata-rata Tertimbang
Saham Biasa
Penyesuaian atas Efek berpotensi saham
biasa yang dilutif
Penyesuaian atas Efek berpotensi saham
biasa yang dilutif
=
+/+ atau
(66)
Instrumen Keuangan 50,55,60
• Definisi dan klasifikasi
• Pemisahan liabilitas keuangan dan ekuitas
• Akuntansi untuk instrumen
keuangan majemuk.
• Akuntansi untuk penarikan saham dan saham treasury
• Saling hapus atas aset dan
liablitas
• Definisi, klasifikasi dan reklasifikasi
• Pengakuan dan
penghapusan
• Pengukuran setelah pengakuan awal
• Akuntansi untuk derivarif
untuk diperdagangkan dan hedging.
Instrumen Keuangan
IAS 32
IAS 39
IFRS 7
PSAK 50
PSAK 55
PSAK 60
Pengungkapan
instrumen keuangan dan risiko
(67)
Klasifikasi Instrumen Keuangan
Definisi Instrumen Keuangan
setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain
Kewajiban kontraktual
Kas Kontrak diselesaikan dengan instrumen ekuitas entitas Hak kontraktual
Instrumen ekuitas entitas lain
Aset Keuangan
Liabilitas keuangan
kontrak yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas entitas
Ekuitas
Kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah ikurangi dengan seluruh kewajibannya
(68)
Instrumen Keuangan
• setiap kontrak yang menambah nilai:► aset keuangan entitas , dan (disisi lain)
► kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain. ►Aset Keuangan
Kas
Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas
lain
Hak kontraktual:
• untuk menerima kas atau aset
keuangan lainnya dari entitas lain; atau
• untuk mempertukarkan aset keuangan
dengan entitas lain dengan kondisi berpotensi untung; atau
Kontrak yang akan diselesaikan dengan
penerbitan instrumen ekuitas entitas
• nonderivatif • derivatif
►Kewajiban Keuangan
Kewajiban kontraktual:
• untuk menyerahkan kas atau aset keuangan
lain kepada entitas lain; atau
• untuk mempertukarkan aset keuangan atau
kewajiban keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas;
kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan
dengan menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu:
• non derivatif; atau • derivatif
(69)
Jenis Instrumen Keuangan
Instrumen Keuangan
Aset
Keuangan KeuanganLiabilitas InstrumenEkuitas Instrumen Derivatif Lindung NilaiInstrumen
Aset Keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi Investas dimiliki hingga jatuh tempo Pinjaman diberikan dan Piutang Aset keuangan tersedia untuk Liabilitas Keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi
Kewajiban Lainnya Instrumen Ekuitas Biasa Instrumen Ekuitas Majemuk Instrumen Ekuitas Sinstesis Derivatif Biasa Derivatif Melekat
Atas Nilai Wajar
Atas Arus Kas
Atas Investasi Neto pada Operasi Luar
(70)
•
Empat kategori aset keuangan:
1. Aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
2. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo;
3. Pinjaman yang diberikan atau piutang; dan 4. Aset keuangan tersedia untuk dijual.
•
Dua kategori liabilitas keuangan
1) Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi 2) Kewajiban lain
•
Pengukuran aset keuangan dengan menggunakan nilai wajar
dalam arti luas
•
Beberapa perbedaan dalam praktik dalam mengidentifikasi
derivatif majemuk.
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan
Pengukuran
(71)
►
Instrumen keuangan diukur pada pengakuan awal sebesar
nilai
wajar
ditambah dengan biaya transaksi
kecuali
untuk instrumen
yang diukur dengan menggunakan nilai wajar.
►
Penghapusan (
derecognition
) aset keuangan didasarkan atas
kombinasi “risk and reward” dan pendekatan
pengendalian
. Evaluasi
atas
risk and reward
diakukan sebelum evaluasi atas transfer
pengendalian
►
Pengakuan
gain/loss
atas penghapusan (
extinguishment
) liabilitas
keuangan ketika utang baru diterbitkan memiliki persyaratan (term)
yang berbeda dengan utang lama.
►
Restrukturisasi utang yang menyebabkan modifikasi substansial term
dapat menghasilkan gain/loss pada saat penerbitan liabilitas baru.
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran
(72)
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran
•
Harga pasar atas aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan
diterbitkan adalah harga penawaran(
bid price
) dan untuk aset
yang akan dibeli atau liabilitas yang dimiliki adalah harga
permintaan (
asking price
).
•
Pengukuran instrumen keuangan sebesar nilai amortisasi,
premium dan diskon dimartisasi dengan menggunakan
effective
interest rate
.
•
Aturan
tainting
atas held to maturity investment, pembatasan
selama 2 tahun tidak boleh melakukan transfer antar kategori
investasi.
(73)
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran
►
Bukti obyektif atas penurunan nilai aset keuangan dan
penilaiannya dilakukan setiap tanggal laporan keuangan.
►
Penilaian penurunan nilai dilakukan secara individu dan kolektif
►
Pembalikan atas penurunan atas piutang, investasi HTM dan AFS
instrumen utang dapat dilakukan jika memenuhi kriteria.
►
Reklasifikasi menjadi atau keluar dari FVPL dilarang yang
(74)
PSAK 60 –
Instrumen Keuangan Pengungkapan
• Secara lebih tegas mensyaratkan Entitas harus untuk mengungkapkan
informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk
mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan.
– Pengungkapan hirarki nilai wajar
Tingkat 1 harga kuotasi pasar
Tingkat 2 Input selain harga kuotasian (dapat diobservasi) Tingkat 3 Input yang bukan berdasar harga pasar
– Jenis dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan
– Pengungkapak kualitatif (ekposure timbulnya risiko, tujuan, kebijak dan
proses pengelolaan risiko)
(75)
Kas dan Piutang – PSAK 50 & 55
• Pada pengakuan awal menggunakan nilai wajar. Biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung:
Dibebankan untuk aset keuangan atau kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi dan menambah nilai perolehan untuk lainnya
• Pengukuran aset keuangan
• Nilai wajar
• Biaya diamortisasi
• Biaya (penggunaan terbatas hanya jika nilai wajar tidak dapat ditentukan)
• Penyisihan piutang mengikuti aturan penurunan nilai instrumen
keuangan, berdasarkan bukti obyektif pada tanggal neraca.
• Reklasifikasi antar instrumen mengikuti aturan tainting rule.
• Derecognition kombinasi pendekatan risk & reward dan control. Evaluasi
atas risk and reward dilakukan terlebih dahulu setelah itu baru transfer of control.
(76)
AK 2 – Liabilitas Jangka Panjang & Investasi
•
Alokasi nilai buku atas utang dan ekuitas untuk gabungan
instrumen keuangan, utang ditentukan lebih dahulu
.
•
Klasifikasi investasi nilai wajar melalui laba rugi (Fair Value to
Profit and Loss)
•
Penggunaan metode bunga untuk amortisasi
•
Pengungkapan atas risiko dari instrumen keuangan
•
Pembelian treasury shares diperlakukan sebagai perubahan
ekuitas sehingga tidak ada gain/loss diakui.
•
Pengakuan gain/loss dari penarikan intrument keuangan utang
ketika utang baru memiliki term yang berbeda dengan utang
lama.
(77)
Provisi dan Kontijensi – PSAK 57
• Provisi liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti, diakui jika
(a) Memiliki kewajiban kini
(b) Penyelesaian mengakibatkan arus keluar sumber daya
(c) Estimasi yang andal
• Kewajiban kontinjensi adalah:
(a) kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan
keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas; atau
(b) kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui karena:
(c) tidak terdapat kemungkinan besar entitas mengeluarkan sumber daya yang mengan dung manfaat ekonomis (selanjutnya disebut sebagai “sumber daya”) untuk menyelesaikan kewajibannya; atau
(78)
Persediaan – PSAK 14
• Biaya perolehan terkait selisih valuta asing yang terkait pembelian
persediaan dapat diakui sebagai biaya perolehan persediaan.
• Nilai persediaan tidak termasuk pembayaran yang ditagihkan kepada pihak
ketiga contoh pajak.
• Biaya perolehan persediaan secara tangguh diatur dan dapat menimbulkan
beban bunga.
• Persediaan disajikan di neraca sebesar nilai terendah antara harga
perolehan dan nilai realisasi bersih kerugian yang timbul atau recovery kerugian diklastifikasikan dalam pendapatan lain-lain
• Metode LIFO tidak diperkenankan lagi
• Perlu dipertimbangkan untuk tidak mengajarkan konsep advance LIFO,
(79)
Aset Tetap - PSAK 16
•
Komponen biaya perolehan adalah estimasi biaya untuk
memindahkan aset (dismantling cost).
•
Suku cadang dengan kriteria tertentu diakui sebagai aset tetap
•
Penilaian aset tetap
dikurangi dengan depresiasi dan
penurunan nilai
•
Pertukaran aset tetap tidak membedakan similar atau non
similar, menggunakan harga wajar. Kecuali pertukaran yang tidak
memiliki nilai komersial atau nilai wajar tidak diperoleh
nilai
buku.
•
Review atas masa manfaat, nilai residu setiap pelaporan
•
Penilaian dengan menggunakan model revaluasi sebagai pilihan
(80)
Dismantling Cost
PT. ABC membangun instalasi minyak lepas pantai. Biaya yang dikeluarkan sebesar 300 milyar. Peraturan pemerintah mengharuskan entitas memindahkan instalasi tersebut di akhir konsesi (20 tahun yang akan datang). Estimasi biaya untuk melakukan pemindahan dan restorasi sebesar 80 milyar. Tingkat bunga yang berlaku 6%. PV dari biaya restorasi 24,94.
Example Example
Instalasi minyak diakui dalam neraca dengan jurnal berikut: Dr Aset Tetap 324,94 milyar
Cr Kas 300 milyar
Kewajiban diestimasi 24,94 milyar Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1
CrBeban bunga 1,497 milyar
Kewajiban diestimasi 1,497 milyar Instalasi minyak diakui dalam neraca dengan jurnal berikut:
Dr Aset Tetap 324,94 milyar
Cr Kas 300 milyar
Kewajiban diestimasi 24,94 milyar Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1
CrBeban bunga 1,497 milyar
(81)
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Entitas harus memilih antara:
Cost Model
Cost Model
Revaluation Model
Revaluation Model
Sebagai kebijakan akuntansinya,
dan
Menerapkan kebijakan tersebut
terhadap seluruh aset tetap
dalam kelompok yang sama.
(82)
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Cost ModelCost Model
Revaluation Model
Revaluation Model
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :
– Biaya perolehan – dikurangi
Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai aset
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :
– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal
revaluasi,
– dikurangi
Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai aset
(83)
Revaluation Model
Metode Proporsional
Metode Proporsional Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1
Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar aset adalah 4.800.000.
Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar aset adalah 4.800.000.
1/1/2012 Aset tetap 4.000,000 Kas 4.000,000 31/12/2012 Beban Penyusutan 800.000
Akumulasi Penyusutan 800.000 31/12/ 2012 Aset Tetap 2.000,000
Akumulasi Penyusutan 400.000* Surplus Revaluasi 1.600.000
*(4.800.000 - 3.200.000) / 3.200.000) x 800.000 = 400.000
Example Example
(84)
Revaluation Model
Metode EliminasiMetode Eliminasi Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1
Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2010 nilai wajar aset adalah 4.800.000.
Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2010 nilai wajar aset adalah 4.800.000.
Example Example
1/1/ 2012 Aset tetap 4.000,000 Kas 4.000,000 31/12/ 2012 Beban Penyusutan 800.000
Akumulasi Penyusutan 800.000 31/12/ 2012 Akumulasi Penyusutan 800.000
Aset Tetap 800.000 Aset Tetap 1.600,000
(85)
Revaluation Model
• PT. Kenanga membeli mesin
dengan harga 100.000 pada 1 Jan 2010 dan
menggunakan metode revaluasi
• Mesin tersebut disusutkan
dengan metode garis lurus 5thn.
• Pada 31 Desember 2010
direvaluasi sebesar 96.000
• Buat jurnal untuk tahun
2010 dan 2011.
Contoh
Contoh
Dr Aset tetap 100,000
Cr Kas 100,000
Dr Aset tetap 100,000 Cr Kas 100,000
Dr Beban Penyusutan 20,000
Cr Akumulasi Penyusutan 20,000
Dr Beban Penyusutan 20,000
Cr Akumulasi Penyusutan 20,000
Dr Akumulasi Penyusutan 20,000 Cr Aset tetap 4,000
Cr Surplus Revaluasi 16,000
Dr Akumulasi Penyusutan 20,000 Cr Aset tetap 4,000
Cr Surplus Revaluasi 16,000
Revaluation Model
Revaluation Model
Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 24,000
Cr Akumulasi Penyusutan 24,000 Dr Surplus Revaluasi 4,000
Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 24,000
Cr Akumulasi Penyusutan 24,000 Dr Surplus Revaluasi 4,000
1.1.2010
31.12.2011
(86)
Bunga Pijaman PSAK 26
•
Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung
dengan perolehan, konstruksi, atau produksi aset kualifikasian
adalah bagian dari biaya perolehan aset tersebut.
– biaya pinjaman aktual yang terjadi atas pinjaman tersebut selama
periode berjalan dikurangi
– penghasilan investasi dari investasi temporer pinjaman tersebut.
•
Menggunakan dana secara umum
tingkat kapitalisasi untuk
pengeluaran atas aset tersebut.
•
Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi selama suatu periode
tidak boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang terjadi.
(87)
Dana yang tidak dipakai diinvestasikan dengan return 6%.
Perusahaan sebelumnya memiliki utang outstanding utang
dalam bentuk notes. Sumber pendanaan pembangunan tersebut
adalah sbb:
1.
10%, 2-year note specifically for the project: 500.000
2.
8%, 5-year note (other debt): 400.000
Berapa bunga yang dikapitalisasi ??
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
PT. Melati membangun sendiri gedung dengan melakukan
pengeluaran selama tahun 2011:
(88)
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
45.833 avoidable
Expenditure
840.000
Up to specific loan,
500.000 at 10% x 11/12
Excess (840,000 less 500.000 = 340.000)
At 8% x 5/12
+
56.567
11.333 avoidable
-600 Revenue
(89)
Bunga yang dapat dihindari :
56.567
Bunga aktual :
•
500.000 @ 10% = 50.000
•
400.000 @ 8% = 32.000
82.000
•
Bunga yang dihindari lebih kecil dari bunga aktual
sehingga bunga yang dapat dikapitalisasi 56.567.
•
Beban bunga 25.433 (82.000-56.567).
(90)
Properti Investasi – PSAK 13
• Properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau
keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya.
• Pengakuan
– Entitas dapat memilih model nilai wajar atau model biaya sebagai
kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh properti investasinya.
– Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas properti
investasi diakui dalam laporan laba rugi
– Nilai wajar harus mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca. – Jika menggunakan model biaya PSAK 16
(91)
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair Value Model
Fair Value Model
Nilai
wajar
properti
investasi
harus
mencerminkan
kondisi pasar pada tanggal neraca
Properti investasi tidak disusutkan.
Laba atau rugi
yang timbul dari
perubahan nilai wajar
atas
properti investasi harus
diakui dalam laporan laba rugi
pada
periode terjadinya.
(92)
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair value model (PSAK 13) • Menggunakan nilai wajar
• Menggunakan nilai wajar •• Menggunakan nilai wajarMenggunakan nilai wajar
Revaluation model (PSAK 16)
• Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi pada periode terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui dalam ekuitas atau laporan laba rugi jika rugi (loss) impairment
• Perubahan nilai wajar diakui dalam
ekuitas atau laporan laba rugi jika rugi (loss) impairment
• Tidak ada penyusutan.
• Tidak ada penyusutan. •• Penyusutan.Penyusutan.
• Mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca.
• Mencerminkan kondisi pasar pada
tanggal neraca. • Tidak spesifik, hanya mengharuskan secara reguler (terjadi perbedaan
signifikan )
• Tidak spesifik, hanya mengharuskan
secara reguler (terjadi perbedaan signifikan )
Example
(93)
Aset takberwujud – PSAK 19
•
Aset tidak berwujud
memiliki manfaat ekonomi di masa
mendatang, dapat diukur dengan andal
•
Masa manfaat –
– terbatas dan tidak terbatas
– Direview setiap tanggal laporan keuangan
•
Ketentuan tentang masa manfaat tak terbatas
•
Model Biaya dan Model Revaluasi
•
Akuisisi aset tak berwujud dalam kombinasi bisnis
•
Akuisisi melalui hibah pemerintah
•
Biaya situs web bukan aset tidak berwujud kecuali memenuhi
(94)
Penurunan Nilai – PSAK 48
• Pada setiap tanggal neraca, perusahaan harus mereview ada atau tidaknya
indikasi penurunan nilai aktiva.
• Pertimbangan dalam menentukan penurunan nilai : – Informasi dari luar perusahaan
– Informasi dari dalam perusahaan
• Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih
tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan dengan nilai pakainya.
• Jika nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aktiva lebih kecil dari nilai
tercatatnya maka nilai tercatat harus diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.
• Penurunan tersebut merupakan rugi penurunan nilai aktiva dan harus segera
diakui sebagai beban pada laporan laba rugi.
• Beban depresiasi aktiva untuk periode yang akan datang harus disesuaikan agar
(95)
Pendekatan Umum dari Pengukuran Penurunan Nilai
Carrying
Amount
Carrying
Amount
Nilai Aset
Nilai Aset
Akumulasi Penyusutan dan Akumulasi Rugi Penurunan Nilai Akumulasi Penyusutan dan Akumulasi Rugi Penurunan Nilai
Nilai Wajar dikurangi Biaya Penjualan
Nilai Pakai
Recoverable Amount
Nilai tertinggi
Recoverable Amount
Nilai tertinggi
Recovered through sale
Recovered through sale
Recovered through use
(96)
Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap peralatan yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 400 juta, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual Rp360 juta dan nilai pakainyaRp 410 juta.
Rp 400 juta Rp 410 juta
Tidak ada
penurunan nilai
(97)
Contoh: Misalkan infromasi PT Mawar yang tersedia sama kecuali nilai pakai dari peralatan sebesar Rp 350 juta.
Illustration 11-15
Rp 400 juta Rp 360 juta Rp20 juta Rugi Penurunan Nilai
Ilustrasi Penurunan Nilai 2
Dr. Kerugian Penurunan Nilai Rp 40 juta
(98)
Suatu unit penghasil kas memiliki aset bersih berikut ini:
Rp M
Goodwill 10 Properti 20
Pabrik dan Peralatan 30 60
Nilai yang dapat dipulihkan sebesar Rp 45 M.
Diminta : Alokasikan kerugian penurunan nilai pada aset bersih perusahaan.
Kasus
Goodwill Properti Pabrik &
Peralatan Total
Nilai buku 10 20 30 60
Penurunan Nilai (10) (2) (3) (15) Nilai setelah penurunan nilai 0 (18) 27 45
(99)
PSAK 58
•
Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan
• Kriteria :
• aset (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan yang dapat dijual dengan segera
• penjualan tersebut dapat dikatakan sangat mungkin terjadi, manajemen pada hirarki yang memadai harus mempunyai komitmen terhadap
rencana penjualan aset.
– Diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah
tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk
menjual, dan penyusutan atas aset tersebut dihentikan
–
Aset Yang Dimiliki Untuk Dijual disajikan sebagai aset lancar
(100)
PSAK 30 & ISAK 8 SEWA
• Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati.
• Sewa Pembiayaan (Finance Lease) adalah sewa yang mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan (par. 8)
• ISAK 8 : Dalam menentukan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian
sewa atau mengandung sewa, perlu diperhatikan substansi perjanjian dan dilakukan evaluasi apakah
– Pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset – Perjanjian memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tertentu
Jika perjanjian mengandung sewa, maka pihak dalam perjanjian harus menerapkan ketentuan PSAK 30
(1)
Hirarki Fair Value
Apakah ada harga kuotasian dalam pasar aktif untuk aset
atau liabilitas yang identik (Level 1)
Apakah ada input selain harga kuotasioan yang
dapat diobservasi* Gunakan nilai wajar
pengukuran dengan Level 1
Gunakan input selain Harga kuotasian yang dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak
langsung, pengukuan ‡
Level 2
Gunakan input yang bukan berdasarkan
harga pasar yang dapat diobservasi.
Level 3
No Yes
Yes No
Harus digunakan tanpa penyesuaian
* Maksimumkan input yang dapat diobservasi, termasuk informasi pasar dan informasi publik lainnya
‡ Input yang tidak dapat diobservasi
diantaranya data entitas (anggaran, proyeksi), harus disesuaikan jika pelaku pasar menggunakan asumsi
(2)
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak
ENTITAS MEMILIH KEBIJAKAN AKUNTANSI:
Mengikuti standar akuntansi yang berlaku, mengakui aset atau liabilitas tax amnesty sesuai dengan ketentuan PSAK yang ada. Jika mengikuti standar akuntansi yang
berlaku akan digunakan PSAK 25 koreksi kesalahan sebagai konsekuensinya, sehingga akan dilakukan koreksi atas saldo laba.
Mengikuti ketentuan khusus dalam PSAK 70, mengakui aset dan liabilitas sebesar jumlah aset yang dilaporkan dalam Surat Keterangan Pengampunan Pajak.
Untuk pengukuran berikutnya juga diberikan dua opsi yaitu mengikuti PSAK yang berlaku atau meneruskan penggunakan pengukuran yang telah dilakukan. Jika dilakukan pengukuran kembali maka perbedaan nilai akan dilaporkan dalam tambahan modal disetor.
(3)
PSAK 71 Instrumen Keuangan
• ED PSAK 71 merupakan adopsi dari IFRS 9 Financial Instruments yang dikeluarkan
oleh International Accounting Standard Board (IASB) per 1 Januari 2016 yang berlaku efektif 1 Januari 2018.
• ED PSAK 71 mengatur perubahan persyaratan terkait instrumen keuangan seperti
klasifikasi dan pengukuran, penurunan nilai, dan akuntansi lindung nilai.
• Meskipun ED PSAK 71 ini direncanakan akan menggantikan PSAK 55, ED PSAK 71
ini belum mengganti seluruh ketentuan dan persyaratan yang ada di PSAK 55.
Untuk sementara waktu, hingga proyek macro hedging selesai dilakukan oleh IASB, ED PSAK 71 memperkenankan entitas untuk memilih menerapkan model akuntansi lindung nilai sesuai ED PSAK 71 atau PSAK 55 secara keseluruhan, ED PSAK 71 juga memberikan tambahan opsi kebijakan akuntansi untuk menerapkan PSAK 55 untuk macro hedging jika entitas menerapkan ED PSAK 71.
Amandemen terhadap PSAK Lain.
• Penerbitan PSAK 71 mengakibatkan amandemen konsekuensial terhadap PSAK
lain. Dafar PSAK yang mengalami amandemen konsekuensial atas ED PSAK 71 dapat diunduh di sini.
Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi
• PSAK 71 berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1
(4)
PSAK 71 Instrumen Keuangan
Klasifikasi dan Pengukuran
Klasifikasi dan Pengukuran
• Klasifikasi dan pengukuran instrumen keuangan kini tidak lagi berdasarkan intensi
manajemen untuk menjual atau memiliki instrumen keuangan hingga jatuh tempo. ED PSAK 71 memperkenalkan pengaturan klasifikasi dan pengukuran instrumen keuangan berdasarkan karakteristik kontraktual arus kas dan bisnis model entitas.
• Jika aset keuangan merupakan instrumen utang sederhana dan tujuan model
bisnis entitas adalah untuk mendapatkan arus kas kontraktual, aset keuangan tersebut diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Sebaliknya, jika aset keuangan dimiliki dengan tujuan model bisnis untuk memperoleh arus kas kontraktual dan untuk diperdagangkan, aset keuangan tersebut diukur pada nilai wajar dan
disajikan dalam laporan posisi keuangan, sedangkan informasi biaya perolehan diamortisasi disajikan dalam laporan laba rugi (fair value through other
comperhensive income – FVOCI). Jika model bisnis suatu aset keuangan bukan merupakan kedua model tersebut, maka informasi nilai wajar menjadi sangat penting, oleh karena itu informasi nilai wajar diungkapkan dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi (fair value through profit or loss – FVTPL).
(5)
PSAK 71 Instrumen Keuangan
Penurunan Nilai dan Hedging
Penurunan Nilai
•
ED PSAK 71 merupakan sebuah terobosan besar dalam peningkatan
kualitas pelaporan keuangan terkait pengakuan penurunan nilai instrumen
keuangan sehingga informasi yang dihasilkan lebih tepat waktu, relevan
dan dapat dipahami oleh pengguna laporan keuangan.
Akuntansi Lindung Nilai
•
ED PSAK 71 memberikan perubahan signifikan terkait persyaratan
akuntansi lindung nilai sehingga laporan keuangan akan mencerminkan
manajemen risiko entitas lebih baik dibandingkan standar akuntansi
sebelumnya yaitu PSAK 55.
•
Menurut PSAK 55, hubungan lindung nilai dapat dianggap efektif jika
memenuhi persyaratan tes efektivitas 80-125%. Berbeda dengan PSAK 55,
ED PSAK 71 menghilangkan persyaratan tes efektivitas tersebut dan
memperkenalkan persyaratan yang lebih umum berdasarkan
pertimbangan manajemen.
(6)
TERIMA KASIH
Profesi untuk
Mengabdi pada
Negeri
Dwi Martani 081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
Dwi Martani 081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/