Overview PSAK lengkap 2122016
PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI
BERBASIS IFRS per 2015
(2)
Agenda
Standar Akuntansi di Indonesia
1.
Perkembangan PSAK sd 2015
2.
Overview PSAK
3.
St
an
da
r
Ak
un
ta
ns
(3)
Standar Akuntansi
•
Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan
yang relevan dan reliable (
representational faitfullness
)
•
Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada
pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun
•
Memudahkan auditor dalam mengaudit
•
Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan laporan
keuangan entitas yang berbeda.
•
Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga
penyusun tidak dapat menjelaskan kepada masing-masing
pengguna
•
Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan
yang relevan dan reliable (
representational faitfullness
)
•
Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada
pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun
•
Memudahkan auditor dalam mengaudit
•
Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan laporan
keuangan entitas yang berbeda.
•
Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga
penyusun tidak dapat menjelaskan kepada masing-masing
pengguna
(4)
Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan memberikan infomasi posisi keuangan, kinerja perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
Laporan keuangan memberikan infomasi posisi keuangan, kinerja perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), dan pertanggungjawaban sumber daya yang dipercayakan
kepadanya. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi sebagian besar pemakai.
Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), dan pertanggungjawaban sumber daya yang dipercayakan
kepadanya. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi sebagian besar pemakai.
Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan (SAK/IFRS). Penerapan standar akuntansi keuangan untuk hal-hal yang bersifat material:
“Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material”
Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan (SAK/IFRS). Penerapan standar akuntansi keuangan untuk hal-hal yang bersifat material:
“Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material”
• Laporan keuangan,
• Laporan Tahunan (Annual Reporting),
• Laporan Berkelanjutan (Sustainability Reporting) – Tripple bottom line,
• Laporan Terintegrasi (Integrated Reporting) – Laporan yang lebih ringkas dan
menekankan pada EVA
• Laporan keuangan,
• Laporan Tahunan (Annual Reporting),
• Laporan Berkelanjutan (Sustainability Reporting) – Tripple bottom line,
• Laporan Terintegrasi (Integrated Reporting) – Laporan yang lebih ringkas dan
menekankan pada EVA Laporan perusahaan
(5)
Empat Pilar Standar Akuntansi Indonesia
IFRS hanya diadopsi PSAK full 2012, pada tahun 2013 dilakukan revisi beberapa
standar dan ditambahkan standar baru 65, 66, 67, 68 yang akan efektif pada tahun 2015. Pada tahun 2015 dikeluarkan PSAK 69 Agrikultur, 2016 PSAK 70 dan ED PSAK 71.
SAK ETAP digunakan untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan. DSAS telah mengeluarkan 10 PSAK Syariah
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik signifikan - SAK-ETAP Standar Akuntansi Entitas Mikro Kecil Menengarh (SAK EMKM)
Standar Akuntansi Syari’ah – SAK Syariah Standar Akuntansi Pemerintahan - SAP
(6)
PSAK– TIDAK BERLAKU LAGI
• PSAK 59 Perbankan Syariah • PSAK 31 Perbankan
• PSAK 29 Pertambangan Minyak dan Gas
• PSAK 33 Pertambangan Umum • PSAK 32 Kehutanan
• PSAK 35 akuntansi pendapatan Jasa Telekomunikasi
• PSAK 27 Akuntansi Koperasi
• PSAK 37 Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol
• PSAK 9 Penyajian aktiva lancar dan kewajiban lancar
• PSAK 49 Akuntansi Reksa Dana • PSAK 42 Akuntansi Perusahaan Efek • PSAK 12 Pengendalian Bersama
• PSAK 11 Penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing • PSAK 39 Kerjasama Operasi
• PSAK 17 Penyusutan • PSAK 21 Ekuitas
• PSAK 40 Akuntansi Perubahan ekuitas anak perusahaan
• PSAK 41 Akuntansi waran
• PSAK 43 Akuntansi Anjak Piutang • PSAK 47 Tanah
• PSAK 51 Kuasi Reorganisasi • PSAK 52 Mata uang Pelaporan • PSAK 54 Akuntansi Restrukturisasi
(7)
Karakteristik IFRS
• IFRS menggunakan “Principles Base “ :
– Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga harus
berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
– Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah
presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
– Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.
• Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif
harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan jasa penilai
• Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitaif
maupun kualitatif
• IFRS secara dinamis akan berubah mengikuti perkembangan lingkungan
(8)
Sejarah Standar Akuntansi
Pra PAI 1973 PAI 1973 Harmonisasi IAS 1994-2007 Konvergensi IFRS 2008-2012 Konvergensi IFRS 2012-2014 Konvergensi IFRS 2015 8 Desember 2008Komitmen mendukung IFRS sebagai standar akuntansi keuangan global
8 Desember 2008 Komitmen mendukung IFRS sebagai standar akuntansi keuangan global
Efektif 1 Januari 2015Efektif 1 Januari 2015
Adopsi IAS mulai
(9)
Perkembangan PSAK
Efektif < 2013 Efektif < 2013 • PSAK• Revisi PSAK • 20 ISAK • 15 PPSAK
Efektif 2014-2015
Efektif 2014-2015
• 4 PSAK
• 9 Revisi PSAK • 4 ISAK (2014) • 1 PPSAK (2014)
Efektif 2016 Efektif 2016
• 1 PSAK baru
• 8 Amandemen PSAK • 9 Penyesuaian PSAK • 1 ISAK
IAS / IFRS dalam proses adopsi: a. IFRS 9 Financial Instruments
b. IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts c. IFRS 15 Revenue from Contracts with
Customers d. IFRS 16 Leases
Diskusi IFRS
(10)
Penjelasan PSAK
• PSAK yang terkait dengan pengaturan baru misal PSAK 69, PSAK 70
• PSAK yang merubah pengaturan lama namun berbeda sangat substansial misal
PSAK 65 Laporan Keuangan Konsolidasian menggantikan PSAK 4 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Tersendiri, PSAK 66 Pengaturan Bersama menggantikan PSAK 12 Pengendalian Bersama
PSAK Baru
• Perubahan PSAK berdampak signifikan pada pengukuran, penyajian atau
pengunkapan misal PSAK 24 (Revisi 2013), PSAK 1 (Revisi (2013)
• Didahului dengan penerbitan Exposure draf
PSAK Revisi
• Perubahan tidak signifikan misal PSAK 1 Revisi 2015 • Didahului dengan pengeluaran ED
PSAK Amandemen
• Dampak dari perubahan PSAK lain • Tidak ada ED atas perubahan tersebut
(11)
PSAK 2013 & 2014
NO IFRS STATUS
1 IFRS 10: Consolidated Financial
Statements PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian [1 Jan 2015] 2 IFRS 11: Joint Arrangements PSAK 66: Pengaturan Bersama [1 Jan 2015] 3 IFRS 12: Disclosure of Interests in
Other Entities PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain [1 Jan 2015] 4 IFRS 13: Fair Value Measurement PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar [1 Jan
2015] 5 IFRIC 18: Transfer of Assets from
Customers ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan [1 Jan 2014] 6 IFRIC 19: Extinguishing Financial
Liabilities with Equity Instruments ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas [1 Jan 2014] 7 IFRIC 20: Stripping Costs in the
Production Phase of a Surface Mining ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka [1 Jan 2014]
(12)
PSAK 2013 & 2014
NO IFRS STATUS
1 IAS 1: Presentation of Financial
Statements PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan [1 Jan 2015] 2 IAS 19: Employee Benefits PSAK 24: Imbalan Kerja [1 Jan 2015]
3 IAS 27: Separate Financial Statements PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri [1 jan 2015] 4 IAS 28: Investments in Associates and
Joint Ventures PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama [1 Jan 2015] 5 IAS 32: Financial Instruments:
Presentation PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015] 6 IAS 36: Impairment of Assets PSAK 48: Penurunan Nilai Aset [Disahkan pada 29
April 2014, berlaku 1 Jan 2015] 7 IAS 39: Financial Instruments:
Recognition and Measurement (IFRS 9 eff 2018 belum diadopsi)
PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
8 IFRS 7: Financial Instruments:
Disclosures PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015] 9 IAS 12: Income Tax PSAK 46: Pajak Penghasilan [Disahkan pada 29
(13)
Perkembangan Setelah 1 Januari 2015
• IAS 41 Agriculture Amandemend (efektif 1 Januari 2016)
• IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts (efektif 1 Januari 2016) • IFRS 9 Financial Instruments (efektif 1 Januari 2018)
• IFRS 15 Revenue from Contracts with Customers (efektif 1
Januari 2018)
• IFRS 16 Leases (efektif 1 Januari 2019)
IFRS terbaru:
• Amandemen IFRS 4 Insurance Contracts • Amandemen Conceptual Framework • Penyesuaian IFRS lain
(14)
PSAK 2015
ISAK 30 Pungutan
• Amandemen IAS 1 Disclosure Initiative
Amandemen PSAK 1 : Prakarsa Pengungkapan
• Amandemen IFRS 4 IAS 16 dan IAS 38
Amandemen PSAK 16 dan PSAK 19: Klarifikasi yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi
• Amandemen IAS 19 Defined Plans: Employee Contributions
Amandemen PSAK 24: Program Manfaat Pasti Kontribusi Pekerja
(15)
PSAK 2015
PSAK 69 Agrikultur efektif 1 Jan 2018ISAK 31 Interpretasi atas Ruang Lingkup Properti Investasi Amandemen PSAK 4 : Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri
Amandemen PSAK 15, 65 dan 67 : Entitas Investasi Penerapan Pengecualian Konsolidasi
Amandemen PSAK 66: Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalan Operasi Bersama
(16)
ED PSAK 2016
ED Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan;Amandemen PSAK 2 Laporan Arus Kas tentang Prakarsa Pengungkapan;
Amandemen PSAK 46 Pajak Penghasilan tentangPengakuan Aset Pajak Tangguhan untuk Rugi yang Belum Direalisasi; dan Penyesuaian Tahunan 2016.
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari Pengampunan Pajak
(17)
PSAK 69
• Aktivitas agrikultur (agricultural activity) adalah manajemen transformasi biologis dan
panen aset biologis oleh entitas untuk dijual atau untuk dikonversi menjadi produk agrikultur atau menjadi aset biologis tambahan.
• Aset biologi (biological asset) adalah hewan atau tanaman hidup.
• Produk agrikultur (agricultural produce) adalah produk yang dipanen dari aset biologis
milik entitas.
• Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode pelaporan
pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, kecuali untuk kasus yang dideskripsikan dalam paragraf 30 dimana nilai wajar tidak dapat diukur secara andal.
• Tanaman produktif bukan merupakan aset biologi. Tanaman produktif yang menghasilan
produk agrikultur merupakan aset tetap yang pembebanannya melalui proses amortisasi.
• Produk agrikultur yang menempel pada tanaman produktif (belum dipanen) merupakan
aset biologi.
• Produk agrikultur yang dipanen dari aset biologis milik entitas diukur
pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pada titik panen. Setelah panen biaya perolehan persediaan.
(18)
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak
Tujaun perlakuan akuntansi atas aset dan liabilitas yang timbul
dari pengampunan pajak sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2016.
Berlaku untuk Entitas yang menggunakan PSAK dan SAK ETAP
• Mengikuti standar akuntansi yang berlaku, PSAK 25 Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Estimasi dan Kesalahan (Bab 9.3 SAK ETAP) koreksi atas saldo laba dan penyajian kembali (restatement).
• Mengikuti ketentuan khusus dalam PSAK 70, mengakui aset dan
liabilitas sebesar jumlah aset yang dilaporkan dalam Surat Keterangan Pengampunan Pajak.
(19)
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak
• Saat diterbitkan surat keterangan
Pengakuan
• PSAK 25 nilai perolehan aset pada saat kesalahan terjadi • Opsi PSAK 70 - Nilai pada surat keterangan
Pengukuran pada Pengakuan Awal
• PSAK 25 dan Opsi PSAK 70 sesuai PSAK yang berlaku
• Opsi PSAK 70 dapat melakukan pengukuran kembali aset dan
liabilitas TA, sehingga sesuai dengan PSAK reklasifikasi ke aset dan selisihnya diakui di tambahan modal disetor
Pengukuran setalah Pengakuan Awal
Biaya tebusan beban pada tahun berjalan (Surat keterangan dikeluarkan)
(20)
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak
• Piutang, provisi, utang terkait dengan pajak yang tidak diakui akibat tax
amnesty dihapuskan laba rugi
Penyesuaian
• PSAK 25 – sesuai klasifikasi aset
• Opsi PSAK 70 Aset pengampunan pajak sesuai karakteristik aset Aset
lancar atau tidak lancar / liabilitas jangka pendek / jangka panjang
• Jika tidak dapat diklasifikasikan Aset Lancar dan Liabilitas jangka
panjang
• Reklasifikasi jika dilakukan pengukuran kembali sesuai dengan SAK
Penyajian
• Tanggal surat keterangan
• Nilai yang diakui dalam Surat Keterangan
(21)
Contoh 1
•
Entitas melakukan pengampunan pajak dengan melaporkan
aset pajak berupa:
– tanah 5 miliar
– Bangunan 10 miliar
• Nilai total aset perusahaan 30.000 miliar; penjualan 40.000 miliar dan ekuitas sebesar 1.500 miliar
• Nilai pengampunan pajak total 15 miliar atau 1% dianggap tidak material maka entitas tidak menerapkan ketentuan dalam PSAK 70.
• Entitas mengakui beban uang tebusan.
• Mengakua aset tersebut sebagai aset tetap dan mencatatnya sesuai
dengan nilai wajar yang dilaporkan. Konsekuensinya dapat diakui sebagai laba rugi
(22)
Contoh 2
•
Entitas melakukan pengampunan pajak dengan melaporkan
aset pajak berupa:
– tanah 50 miliar
– Bangunan 100 miliar
• Nilai tersebut material dari keseluruhan aset entitas.
• Diketahui tanah dan bangunan tersebut diperoleh awal tahun 2010
dengan harga 30miliar dan 80miliar. Uang tebusan yang dibayar sebesar 3miliar.
• Beban akan diakui sebesar 3miliar
• Jika mengikuti PSAK 25 maka akan diakui nilai tanah sebesar 30miliar dan nilai bangunan sebesar 80miliar. Akumulasi depresiasi dihitung sd 2015 (misl 40 tahun) = 80/40 *6= 12. Selisih akan diakui dalam saldo laba. Laporan keuangan tahun 2014 dan 2015 disajikan kembali.
Tanah 30
Bangunan 80
Akumulasi depresiasi 12
(23)
Contoh 3
• Jika mengambil opsi khusus maka Entitas akan mengakui aset saat terbit surat keterangan sebesar:
Aset TA - Tanah 50 Aset TA - Bangunan 100
Tambahan modal disetor 150 Beban pengampunan 3
Kas 3
Jika pada Desember 2016 entitas menilai kembali ternyata nilainya 60 dan 120 maka akan dibuat jurnal penyesuaian dan dilakukan reklasifikasi.
Tanah 60
Bangunan 120
Aset TA - Tanah 50 Aset TA - Bangunan 100
Tambahan modal disetor 30
Jika penilaian kembali dilakukan 2017 maka laporan keuangan 2016 disajikan kembali dan dilakukan reklasifikasi.
(24)
Ringkasan Perubahan
PSAK 71 Instrumen Keuangan
• Menggantikan PSAK 55• Direncanakan Efektif 1 Januari 2019
• Klasifikasi amortized cost dan fair value
• Amortized cost jika memenuhi tes bisnis model (tujuan entitas
untuk memperoleh arus kas yang diperjanjikan dan arus kas (dari pembayaran pokok dan bunga atas pokok)
• Perubahan klasifikasi boleh jika terjadi perubahan bisnis model
Klasifikasi dan pengukuran untuk instrumen keuangan.
Menggunakan metode expected losses dalam perhitungan penurunan nilai aset keuangan
(25)
PSAK 71 Instrumen Keuangan
•
Perubahan format mengikuti IFRS:
– Bab 1 Tujuan
– Bab 2 Ruang Lingkup
– Bab 3 Pengakuan dan Penghentian Pengakuan – Bab 4 Klasifikasi
– Bab 5 Pengukuran
– Bab 6 Akuntansi Lindung Nilai
– Tanggal efektif dan ketentuan transisi
•
Tanggal efektif 1 Januari 2019
•
Perbedaan dengan IAS
– Acuan Amandemen IFRS 3 Business Combinations, IFRS 15 Revenue from Contract with Customer, IFRS 16 Leases tidak dilakukan karena belum diadopsi
(26)
ED Kerangka Konseptual
• Pendahuluan• Tujuan kegunaan dan keterbatasan pelaporan keuangan bertujuan umum
• Informasi tentang sumber daya ekonomi entitas pelapor, klaim terhadap entitas,
serta perubahan sumber daya dan klaim
BAB 1 TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN BERTUJUAN UMUM
• Untuk ditambahkan
BAB 2 – ENTITAS PELAPORAN
• Karakteristik kualitatif
• Karakteristik fundamental: relevansi, representasi tepat
• Karakteristik peningkat: keterbandingan; keterverifikasian; ketepatwaktuan;
keterpahaman.
• Kendala biaya pelaporan keuangan yang berguna
BAB 3 – KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI KEUANGAN YANG BERGUNA
• Asumsi dasar; Unsur laporan keuangan; Pengakuan; Pengukuran; Konsep
pemeliharaan modal dan penetapan laba
BAB 4 – KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (1994) PENGATURAN YANG TERSISA
(27)
AMANDEMEN PSAK 2015
Amandemen PSAK Tanggal Efektif
Amandemen PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan tentang
Prakarsa Pengungkapan 1 Januari 2017
Amandemen PSAK 4:Laporan Keuangan Tersendiri tentang
Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri 1 Januari 2016 Amandemen PSAK 15:Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura
Bersama tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi
1 Januari 2016
Amandemen PSAK 16:Aset Tetap tentang Klarifikasi Metode yang
Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi 1 Januari 2016
Amandemen PSAK 16:Agrikultur: Tanaman Produktif 1 Januari 2018
Amandemen PSAK 19:Aset Takberwujud tentang Klarifikasi
(28)
PENYESUAIAN PSAK 2015
Amandemen PSAK Tanggal Efektif
Amandemen PSAK 24:Imbalan Kerja tentang Program Imbalan
Pasti: Iuran Pekerja 1 Januari 2016
Amandemen PSAK 65:Laporan Keuangan Konsolidasian tentang
Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi 1 Januari 2017
Amandemen PSAK 66:Pengaturan Bersama tentang Akuntansi
Akuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama 1 Januari 2016
Amandemen PSAK 67:Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas
Lain tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi 1 Januari 2016 PSAK 69 : Agrikultur 1 Januari 2016
(29)
PENERBITAN ISAK 2015
ISAK Baru Tanggal Efektif
ISAK 30: Pungutan
Interpretasi atas PSAK 57:Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi yang mengklarifikasi akuntansi liabilitas untuk membayar pungutan, selain pajak penghasilan yang berada dalam ruang lingkup PSAK 46: Pajak Penghasilan serta denda lain atas pelanggaran perundang-undangan, kepada Pemerintah.
1 Januari 2016
ISAK 31: Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi
Interpretasi atas karakteristik bangunan dalam PSAK 13: Properti Investasi. Bangunan dalam definisi properti
investasi mengacu pada struktur yang memiliki karakteristik fisik yang umumnya diasoasiasikan dengan suatu bangunan yang mengacu pada adanya dinding, lantai, dan atap yang melekat pada aset.
(30)
PENYESUAIAN PSAK 2015
Penyesuaian PSAK Tanggal Efektif
PSAK 5 (Penyesuaian 2015): Segmen Operasi 1 Januari 2016
PSAK 7 (Penyesuaian 2015):Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi 1 Januari 2016
PSAK 13 (Penyesuaian 2015): Properti Investasi 1 Januari 2016
PSAK 16 (Penyesuaian 2015): Aset Tetap 1 Januari 2016
Penyesuaian Tahunan 2015 merupakan hasil adopsi dari Annual Improvements cycle 2010 – 2012 dan Annual Improvements cycle 2011 – 2013. Penyesuaian Tahunan pada dasarnya merupakan kumpulan amandemen dengan ruang lingkup sempit (narrow-scope) yang hanya bersifat mengklarifikasi sehingga tidak terdapat usulan prisip baru ataupun perubahan signifikan pada prinsip-prinsip yang telah ada.
(31)
PENYESUAIAN PSAK 2015
Penyesuaian PSAK Tanggal Efektif
PSAK 19 (Penyesuaian 2015): Aset Takberwujud 1 Januari 2016
PSAK 22 (Penyesuaian 2015):Kombinasi Bisnis 1 Januari 2016
PSAK 25 (Penyesuaian 2015):Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi dan Kesalahan 1 Januari 2016 PSAK 53 (Penyesuaian 2015):Pembayaran Berbasis Saham 1 Januari 2016
(32)
IFRS 9 Financial Instrument
• Dikeluarkan Juli 2014; Efektif 1 Januari 2018 boleh diterapkan lebih dahalu
• Klasifikasi amortized cost dan fair value
• Amortized cost jika memenuhi tes bisnis model (tujuan entitas untuk
memperoleh arus kas yang diperjanjikan dan arus kas (dari pembayaran pokok dan bunga atas pokok)
• Perubahan klasifikasi dibolehkan jika terjadi perubahan bisnis model Klasifikasi dan pengukuran untuk instrumen keuangan.
Menggunakan expected losses dalam perhitungan penurunan nilai aset keuangan
(33)
IFRS 15 Revenue Recognition
• Joint project between IASB and FASB,
• Establishes a single, comprehensive framework for revenue recognition.
• To be applied consistently across transactions, industries and capital markets, and will improve comparability in the ‘top line’
• IFRS yang tidak berlaku akibat IFRS 15: IAS 11 Construction contracts, IAS 18
Revenue, IFRIC 13 Customer Loyalty Programmes, IFRIC 15 Agreements for the Construction of Real Estate, IFRIC 18 Transfers of Assets from Customers, SIC-31 Revenue - Barter Transactions Involving Advertising Services.
• A contract with a customer will be within the scope of IFRS 15 if all the following conditions are met: [IFRS 15:9]
– the contract has been approved by the parties to the contract;
– each party’s rights in relation to the goods or services to be transferred can be
identified;
– the payment terms for the goods or services to be transferred can be identified; – the contract has commercial substance; and
(34)
IFRS 15 Revenue Recognition
Identify the contract(s) with the customer
Identify the contract(s) with the customer
Identify the performance obligations in the contract
Identify the performance obligations in the contract
Determine the transaction price
Determine the transaction price
Allocate the transaction price
Allocate the transaction price
Recognise revenue when a performance obligation is satisfied
Recognise revenue when a performance obligation is satisfied
(35)
IFRS 16 Leases
• Efektif 1 Januari 2019 boleh diterapkan lebih dahalu • Dikeluarkan Juli 2015
Sewa yang lebih dari satu tahun diakui sebagai aset dan liabilitas
Aset / / Right of Use Aset = nilai kini dari pembayaran sewa, disajikan sebagai line tersendiri dalam posisi keuangan
Tambahan pengungkapan dalam posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif
(36)
IFRS – ED Conceptual Framework
CHAPTER 1—THE OBJECTIVE OF GENERAL PURPOSE FINANCIAL REPORTING
• Fundamental: relevance & representation faithfulness
• Enhancing: comparability, verifiability, timelines, understandability
CHAPTER 2—QUALITATIVE CHARACTERISTICS OF USEFUL FINANCIAL INFORMATION
CHAPTER 3—FINANCIAL STATEMENTS AND THE REPORTING ENTITY
• Asset, liability, equity, income and expense
CHAPTER 4—THE ELEMENTS OF FINANCIAL STATEMENTS
• Historical, current value, fair value, value in used & fulfilment value
CHAPTER 6—MEASUREMENT
CHAPTER 7—PRESENTATION AND DISCLOSURE
(37)
(38)
(39)
ED Kerangka Konseptual
• Pendahuluan• Tujuan kegunaan dan keterbatasan pelaporan keuangan bertujuan umum
• Informasi tentang sumber daya ekonomi entitas pelapor, klaim terhadap entitas,
serta perubahan sumber daya dan klaim
BAB 1 TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN BERTUJUAN UMUM
• Untuk ditambahkan
BAB 2 – ENTITAS PELAPORAN
• Karakteristik kualitatif
• Karakteristik fundamental: relevansi, representasi tepat
• Karakteristik peningkat: keterbandingan; keterverifikasian; ketepatwaktuan;
keterpahaman.
• Kendala biaya pelaporan keuangan yang berguna
BAB 3 – KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI KEUANGAN YANG BERGUNA
• Asumsi dasar; Unsur laporan keuangan; Pengakuan; Pengukuran; Konsep
pemeliharaan modal dan penetapan laba
BAB 4 – KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (1994) PENGATURAN YANG TERSISA
(40)
Kerangka Konseptual menurut IFRS
(41)
(42)
PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan
Latar Belakang Perubahan 2013Perbaikan dengan penggunaan istilah yang lebih tepat
Pengaruh perkembangan PSAK lain yang belum dikeluarkan tahun 2009
Mengikuti perubahan terakhir IAS 1 tahun 2010 :
pemisahaan penghasilan komprehensif lain dan penyajian informasi komparatif.
(43)
Laporan Keuangan - 2013
•
PSAK 1
Penyajian Laporan Keuangan
– Komponen
– Tanggung jawab laporan keuangan
Identifikasi laporan keuangan
Laporan Posisi Keuangan Laporan Laba Rugi dan
Penghasilan
Komprehensif Lain
Laporan Perubahan
Ekuitas
Laporan Arus Kas Catatan atas Laporan
Keuangan
Karakteristik umum
Penyajian secara wajar dan
kepatuhan terhadap SAK
Kelangsungan usaha Dasar akrual
Material dan agregasi Saling hapus
Frekuensi pelaporan Informasi komparatif Konsistensi penyajian
(44)
Tujuan Laporan Keuangan
•
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
Tujuan laporan keuangan :
–
memberikan informasi mengenai:
–
posisi keuangan,
–
kinerja keuangan
–
arus kas entitas
yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan
dalam pembuatan keputusan
(45)
Komponen Laporan Keuangan
a. laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode;
b. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode;
c. laporan perubahan ekuitas selama periode;
d. laporan arus kas selama periode;
e. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi
penting dan informasi penjelasan lain; dan
ea informasi komparatif untuk mematuhi periode sebelumnya sebagaimana ditentukan dalam paragraf 38 dan 38A
f. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif sebelumnya
yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos
laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya sesuai dengan paragraf 40A-40D.
(46)
Informasi Komparatif Minimum 38,38A, 38B
• Entitas menyajikan informasi komparatif terkait dengan periodesebelumnya untuk seluruh laporan keuangan periode berjalan, kecuali diizinkan atau disyaratkan lain oleh SAK.
• Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan
keuangan periode sebelumnya diungkapkan jika relevan.
• Entitas menyajikan minimal, dua laporan posisi keuangan, dua laporan laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain, dua laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), dua laporan arus kas dan dua laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan terkait.
• Dalam beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan dalam laporan keuangan periode sebelumnya masih tetap relevan pada periode berjalan.
(47)
Informasi Komparatif - Tambahan
• Entitas dapat menyajikan informasi komparatif sebagai tambahan atas laporan keuangan komparatif minimum yang disyaratkan PSAK/ISAK, sepanjang informasi tersebut disusun sesuai dengan PSAK/ISAK.
• Informasi komparatif terdiri satu atau lebih laporan keuangan, namun tidak terdiri dari laporan keuangan lengkap.
• Misalnya, entitas dapat menyajikan tiga laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (sehingga menyajikan periode berjalan, periode
sebelumnya, dan satu periode komparatif tambahan).
• Entitas tidak disyaratkan untuk menyajikan seluruh laporan keuangan saat menyajikan informasi komparatif tambahan.
• Entitas disyaratkan menyajikan, dalam catatan atas laporan keuangan, informasi komparatif yang terkait dengan laporan tambahan.
(48)
Perubahan Kebijakan Akuntansi, Penyajian kembali,
retrospektif atau reklasifikasi
• Entitas menyajikan laporan posisi keuangan ketiga pada posisi awal
periode komparatif sebagai tambahan laporan keuangan komparatif minimum jika:
a. entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif, membuat penyajian kembali retrospektif atas pos-pos dalam laporan keuangan atau reklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan; dan
b. penerapan retrospektif, penyajian kembali retropsektif atau
reklasifikasi memiliki dampak material atas informasi dalam laporan posisi keuangan pada awal periode sebelumnya.
• Entitas menyajikan tiga laporan posisi keuangan pada:
a. akhir periode berjalan;
b. akhir periode sebelumnya; dan c. awal periode
(49)
(50)
Penghasilan Komprehensif Lain
•
Penghasilan komprehensif lain: berisi pos-pos penghasilan dan
beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yan tidak diakui dalam
laba rugi sebagaimana disyaratkan atau diizinkan oleh SAK
•
Komponen penghasilan komprehensif:
– Selisih revaluasi aset tetap
– Pengukuran kembali program imbalan pasti
– Laba rugi dampak dari penjabaran laporan keuangan – Perubahan nilai investasi available for sales
– Bagian efektif dari keuntungan lindung nilai arus kas – Bagian penghasilan komprehensif asosiasi
(51)
Informasi dalam Penghasilan Komprehensif Lain
• Bagian penghasilan komprehensif lain menyajikan pos-pos untuk jumlah penghasilan komprehensif lain dalam periode berjalan, diklasifikasikan berdasarkan sifat (termasuk bagian penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat menggunakan metode ekuitas) dan dikelompokkan, sesuai dengan PSAK/ISAK lainnya:
a) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan
b) akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.
• Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul, dan subtotal jika penyajian tersebut relevan untuk pemahaman kinerja keuangan entitas.
• Entitas tidak diperkenankan untuk meyajikan pos-pos penghasilan dan beban seperti pos luar biasa dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain atau dalam catatan atas laporan keuangan
(52)
Penghasilan Komprehensif Lain
• Penghasilan komprehensif terdiri dari laba rugi tahun berjalan dan penghasilan
komprehensif lain
• Penghasilan komprehensif adalah perubahan aset/liabiltas perubahan
ekuitas yang bukan berasal dari transaksi pemilik.
• Tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi;
– Surplus revaluasi aset tetap direklasifikasi melalui saldo laba saat didepresiasi atau ketika aset dijual
– Penyesuaian imbalan kerja manfaat pasti – keuntungan/kerugian aktuaria tidak direklasifkasi.
• Akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.
– Keuntungan/kerugian dari available for sale jika dijual direklasifiksai ke laba rugi
– Cash flow hedge keuntungan/kerugian yang efektif kontrak berakhir L/R
– Translasi mata uang asing dari anak perusahaan / cabang dengan mata uang fungsional
yang berbeda dengan induk / pusat
(53)
Penghasilan Komprehensif Lain
– Tidak Direklasifikasi
• Entitas melakukan revaluasi aset tetap pada 2 Januari 2015. Nilai perolehan 600.000 akumulasi depresiasi 200.000. Aset direvaluasi menjadi 500.000 dan masa manfaat tersisa 10 tahun.
• Jurnal saat revaluasi
– Akumulasi Depresiasi 200.000
– Aset tetap 200.000 – Aset tetap 100.000
– Surplus revaluasi 100.000 • Jurnal saat depresiasi
– Beban Depresiasi 50.000
– Akumulasi Depresiasi 50.000 – Surplus Revaluasi 10.000
– Saldo Laba 10.000
(54)
Penghasilan Komprehensif Lain
– Direklasifikasi
• Entitas membeli investasi tersedia dijual seharga 100.000 pada 1 Desember 2015. Pada 31 Desember nilainya naik menjadi 115.000. Inbvestasi ini dijual dengan harga 110.000 pada 1 Maret 2016.
• Jurnal saat pembelian
– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 100.000
– Kas 100.000
• Jurnal saat penilaian 31 Desember 2015 – Aset keuangan – tersedia untuk dijual 15.000
– Penghasilan komprehensif lain 15.000 • Jurnal saat penjualan 1 Maret 2016
– Kas 110.000
– Penghasilan komprehensif lain 15.000
– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 115.000 – Penghasilan penjualan AFS 10.000
(55)
PT PERTAMINA (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
(56)
(57)
(58)
Laporan Posisi Keuangan (Neraca) - 2011
• Nama menjadi Laporan Posisi Keuangan (Neraca), tambahan neraca untuk sinkronisasi dengan regulasi di Indonesia
• Perubahan definisi-definisi seperti Kewajiban menjadi Liabilitas dan hak minoritas menjadi kepentingan nonpengendali (non-controlling interest) • Penyajian kepentingan non pengendali sebagai bagian ekuitas dan bagian
laba bukan sebagai pengurang laba LK konsolidasian
• Laporan keuangan awal periode (dr periode sajian) untuk penyajian retroaktif perubahan kebijakan dan koreksi kesalahan
• Minimum line item Penyajian Neraca – Properti Investasi
– Investasi dengan menggunakan metode ekuitas
– Aset yang dimiliki untuk dijual
– dll
• Urutan penyajian laporan keuangan dalam ilustrasi menurut PSAK 1 berbeda dengan IAS 1 (Aset tidak lancar di atas)
(59)
Laporan Laba Rugi Komprehensif - 2011
• Laporan Laba rugi Laporan Laba Rugi Komprehensif.
• Penyajian laporan laba rugi dengan memasukkan unsur laba komprehensif • Laba dialokasikan untuk pemegang saham minoritas dan mayoritas
• Ketentuan minimum item dalam laporan laba rugi.
• Klasifikasi beban berdasarkan fungsi dan sifat, jika disajikan berdasarkan fungsi ada pengungkapan berdasarkan sifat
• Penyajian “pos luar biasa / extraordinary item” tidak diperkenankan lagi • Minimum line item : Pendapatan, Biaya keuangan, Beban pajak,
pendapatan investasi asosiasi, Penghasilan komprehensif lain, dll • Penghasilan komprehensif: Perubahan aset atau liabilitas yang tidak
mempengaruhi laba pada periode rugi.
(60)
(61)
PSAK 2: LAPORAN ARUS KAS
•
Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk
menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas
dan setara kas serta menilai kebutuhan kas entitas
untuk menggunakan arus kas tersebut.
•
Laporan arus kas menggambarkan perubahan historis
dalam kas dan setara kas yang diklasifikasikan atas
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama satu
periode
(62)
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
•
Metode yang dapat digunakan:
– Metode langsung kelompok utama dari penerimaan dan pengeluaran
kas bruto diungkapkan;
– Metode tidak langsung laba disesuaikan dengan mengoreksi transaksi
non kas, penangguhan atau akrual dan unsur penghasilan/beban yang terkait aktivitas investasi dan pendanaan.
•
Dianjurkan melaporkan dengan metode langsung
informasi
yang lebih berguna
(63)
Laporan Arus Kas
• Arus kas bunga dan dividen diungkapkan secara terpisah dan diklasifikasikan secara
konsisten.
– Beban bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau pendanaan (alternatif) – Pendapatan bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi
(alternatif)
– Dividen yang dibayarkan dapat disajikan sebagai arus kas pendanaan atau operasi
(alternatif)
– Pendapatan dividen dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi
(alternatif)
• Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan dan bunga pinjaman diungkapkan
secara terpisah.
• Perubahan nilai tukar dilaporkan dalam LAK untuk merekonsiliasi saldo awal dan akhir
kas dan setara kas.
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
Definisi
•
Laporan keuangan interim
merupakan laporan
keuangan yang berisi baik laporan keuangan lengkap
(seperti yang dijelaskan di PSAK atau laporan
keuangan ringkas (seperti yang dijelaskan di
Pernyataan ini) untuk suatu periode interim.
•
Periode interim
adalah suatu periode laporan
keuangan yang lebih pendek dari satu tahun buku
penuh.
•
Laporan keuangan interim
merupakan laporan
keuangan yang berisi baik laporan keuangan lengkap
(seperti yang dijelaskan di PSAK atau laporan
keuangan ringkas (seperti yang dijelaskan di
Pernyataan ini) untuk suatu periode interim.
•
Periode interim
adalah suatu periode laporan
keuangan yang lebih pendek dari satu tahun buku
penuh.
(70)
Isi Laporan Keuangan Interim
•
Entitas diperbolehkan memilih menyusun laporan
keuangan interim, informasi lebih sedikit
dibandingkan dengan laporan keuangan tahunan.
•
Pertimbangan
tepat waktu, biaya, pengulangan
informasi
– Informasi lebih sedikit dibanding laporan tahunan
•
Entitas diperbolehkan memilih menyusun laporan
keuangan interim, informasi lebih sedikit
dibandingkan dengan laporan keuangan tahunan.
•
Pertimbangan
tepat waktu, biaya, pengulangan
informasi
(71)
LAPORAN INTERIM – PSAK 3
•
Laporan keuangan interim dapat disajikan :
–
Laporan Keuangan Lengkap
–
Laporan Keuangan Ringkas
•
Komponen minimal laporan keuangan interim
–
Laporan posisi keuangan ringkas
–
Laporan laba rugi komprehensif dalam laporan terpisah atau
digabung
•
Pemutakhiran yang tidak signifikan terhadap catatan atas laporan
keuangan tahunan terkini, tidak perlu dibuat.
•
Informasi yang material dan tidak diungkapkan di bagian manapun
dalam laporan keuangan interim diungkapkan.
•
Kepatuhan terhadap SAK harus diungkapkan.
•
Keputusan materialitas pengakuan dan pengungkapan didasarkan
(72)
LAPORAN INTERIM – PSAK 3
•
Kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan tahunan
diterapkan dalam laporan keuangan interim, kecuali untuk
perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan setelah tanggal
laporan.
•
Pendapatan musiman, berulang, atau berkala dalam suatu tahun
buku tidak diantisipasi atau ditangguhkan pada tanggal interim, jika
antisipasi atau penangguhan tidak akan sesuai pada akhir tahun
buku.
•
Biaya yang terjadi secara tidak beraturan selama tahun keuangan
dapat diantisipasi atau ditangguhkan jika hal tersebut tepat untuk
penyajian.
•
Pengungkapan perubahan estimasi
•
Perubahan kebijakan akuntansi
jika retroaktif harus penyajian LK
(73)
(74)
Ketentuan LK Tersendiri
Sebagai bagian dari informasi tambahan Sebagai bagian dari informasi tambahan• Investasi dicatat
dengan
menggunakan metode biaya*
• Dividen diakui saat
ditetapkan
• Investasi dicatat
dengan
menggunakan metode biaya*
• Dividen diakui saat
ditetapkan Hanya untuk entitas terkonsolidasi Hanya untuk entitas terkonsolidasi Ketentuan
Ketentuan PenyajianPenyajian PengungkapanPengungkapan
(75)
Penyusunan LK Tersendiri
• LK keuangan tersendiri disusun sesuai dengan SAK yang berlaku
kecuali yang diatur dalam ketentuan khusus.
• Jika entitas induk menyusun LK tersendiri, maka entitas induk
mencatat investasi pada entitas anak, ventura bersama dan entitas asosiasi pada (Par 10):
– biaya perolehan; atau
– sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.; atau
– menggunakan metode ekuitas sebagaimana dideskripsikan dalam PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama.
• Entitas induk menerapkan akuntansi yang sama untuk setiap kategori
investasi.
• Investasi yang dicatat pada biaya perolehan atau menggunakan
metode ekuitas dicatat sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ketika investasi
(76)
Penyusunan LK Tersendiri
•
Entitas Induk
mengakui dividen
dari entitas anak, ventura
bersama, atau entitas asosiasi dalam laporan keuangan
tersendiri ketika
hak menerima dividen ditetapkan
.
•
Dividen diakui dalam laba rugi, kecuali jika entitas tersebut
memilih menggunakan metode ekuitas, maka dividen
tersebut diakui sebagai pengurang jumlah tercatat
investasi.
(77)
(78)
Segmen Operasi – PSAK 5
Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis
yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. Penyusunan laporan
keuangan didasarkan pada perspektif kebutuhan informasi
oleh pihak eksternal Penyusunan laporan keuangan didasarkan
pada perspektif kebutuhan informasi
oleh pihak eksternal
Penyusunan laporan keuangan didasarkan
pada perspektif kebutuhan informasi
oleh pihak internal
Penyusunan laporan keuangan didasarkan
pada perspektif kebutuhan informasi
(79)
Segmen Operasi
• Segmen operasi adalah komponen dari entitas:
– Terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan dan
menimbulkan beban,
– Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan
operasional untuk alokasi sumber daya dan menilai kinerja, dan
– Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan
• Kriteria suatu unit dianggap sebagai segmen: 10% dari pendapatan, laba rugi atau aset.
• Pengungkapan:
– Jika tidak memenuhi ambang batas dapat dipertimbangkan (10% pendapatan,
laba rugi atau aset) jika manjemen percaya informasi tersebut berguna bagi pengguna.
– Yang tidak memenuhi ambang batas dapat digabung jika memenuhi kriteria
agregasi.
– Jika yang dilaporkan kurang dari 75% dari pendapatan entitas tambahan segmen diidentifikasi (walau tidak memenuhi kriteria).
– Segmen operasi lain yang tidak dilaporkan digabungkan dan diungkapkan
(80)
Ilustrasi Segmen
Pelaporan segmen ad. Segment reportingSegmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya, menilai kinerja segmen operasi dan membuat keputusan strategis.
(81)
(82)
PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi
Mengapa perlu ??
Laporan Posisi
Keuangan
Dan Laba Rugi
Transaksi dan
Saldo
Dipengaruhi
•
Keberadaan pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
(83)
PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi
•
Identifikasi hubungan dan transaksi dengan
pihak-pihak berelasi
•
Identifikasi saldo, komitmen antara entitas dengan
pihak-pihak berelasi.
•
Menentukan pengungkapan yang diperlukan baik
untuk LK konsolidasian, tersendiri, yang disajikan
individual.
–
Pengungkapan atas sifat hubungan
(84)
Pihak Berelasi
a. Pihak-pihak Berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas tertentu dalam menyiapkan laporan keuangannya.
b. Pihak berelasi substansi hubungan tidak hanya dalam bentuk hukum c. Pihak berelasi
Orang / anggota keluarga terdekat jika memiliki pengendalian atau
pengendalian bersama atas entitas pelapor, memiliki pengaruh signifikan, personel manajemen kunci.
Suatu entitas terkait dengan entitas pelapor jika (salah satu); anggota dari kelompok usaha sama
Entitas asosiasi atau ventura bersama bagi entitas lain Ventura bersama dari pihak ketiga yang sama
Program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas
pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.
Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang
diidentifikasi dalam butir (a).
(85)
Ilustrasi Pengungkapan Pihak Berelasi
Transaksi-transaksi pihak berelasi d. Related party transactions
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak berelasi sesuai PSAK 7 Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
(86)
(87)
(88)
PSAK 8 - Peristiwa setelah Periode Pelaporan
• Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit
• Peristiwa setelah periode pelaporan yang memerlukan penyesuaian adalah peristiwa yg memberikan bukti atas adanya kondisi pada akhir periode pelaporan
• Peristiwa setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian adalah peristiwa yang mengindikasikan kondisi setelah periode pelaporan • Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah tanggal laporan
keuangan sudah final
– Laporan keuangan diaudit : tanggal laporan auditor
– Laporan keuangan tidak diaudit : tanggal laporan keuangan selesai disusun
(89)
(90)
Ilustrasi PSAK 8
Peristiwa setelah Periode Pelaporan
•
PERISTIWA SETELAH TANGGAL PERIODE PELAPORAN (ANTM 2013)
– Pada tanggal 12 Februari 2014 Perusahaan telah melakukan penarikan fasilitas
pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk sebesar AS$50.000.000 yang akan jatuh tempo pada 12 Mei 2014 dengan suku bunga yang ditentukan adalah 2% per tahun.
•
PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (PLN 2012)
– Pada tanggal 23 Januari 2013, PJBS membeli 92% saham PT Mitra Karya
Prima (MKP) dengan biaya perolehan sebesar Rp 2.500 juta.
– Pada tanggal 23 Januari 2013, PT Haleyora Power (HP) membeli 90% saham
PT Mitra Insan Utama dengan biaya perolehan sebesar Rp 10.174 juta.
– Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia No. 30 Tahun 2012, tanggal 21 Desember 2012, tentang tarif tenaga listrik yang disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara, ditetapkan tarif tenaga listrik untuk konsumen yang berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2013.
(91)
(92)
PSAK 10 :
Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
• Entitas menyajikan laporan keuangan dengan menggunakan mata uang
fungsionalnya.
– Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana
suatu entitas beroperasi
– Mata uang asing : mata uang selain mata uanng fungsional
• Akuntansi transaksi dan saldo dalam mata uang asing, kecuali transaksi dan
saldo derivatif (PSAK 55) disajikan dengan mata uang fungsional. Selisih kurs diakui dalam laba rugi:
– Suatu transaksi mata uang asing harus dicatat dalam mata uang fungsional
– Dihitung ke dalam mata uang fungsional dengan kurs spot antara mata
uang fungsional dan mata uang asing pada tanggal transaksi
• Menjabarkan hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar negeri yang
termasuk dalam laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian.
– Translasi dari mata uang fungsional ke mata uang pelaporan yang berbeda. Selisih akan
diakui sebagai penghasilan komprehensif lain.
(93)
(94)
Properti Investasi – PSAK 13
• Properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya.
• Pengakuan
– Entitas dapat memilih model nilai wajar atau model biaya sebagai
kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh properti investasinya.
– Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas properti investasi diakui dalam laporan laba rugi
– Nilai wajar harus mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca. – Jika menggunakan model biaya PSAK 16
(95)
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair Value Model Fair Value Model
•
Nilai wajar properti investasi harus mencerminkan
kondisi pasar pada tanggal neraca
•
Properti investasi tidak disusutkan.
•
Laba atau rugi
yang timbul dari
perubahan nilai wajar
atas
properti investasi harus
diakui dalam laporan laba rugi
pada
periode terjadinya.
(96)
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair value model (PSAK 13)
• Menggunakan nilai wajar
• Menggunakan nilai wajar •• Menggunakan nilai wajarMenggunakan nilai wajar
Revaluation model (PSAK 16)
• Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi pada periode terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui dalam ekuitas atau laporan laba rugi jika rugi (loss) impairment
• Perubahan nilai wajar diakui dalam
ekuitas atau laporan laba rugi jika rugi (loss) impairment
• Tidak ada penyusutan.
• Tidak ada penyusutan. •• Penyusutan.Penyusutan.
• Mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca.
• Mencerminkan kondisi pasar pada
tanggal neraca. • Tidak spesifik, hanya mengharuskan secara reguler (terjadi perbedaan
signifikan )
• Tidak spesifik, hanya mengharuskan
secara reguler (terjadi perbedaan signifikan )
(97)
Ilustrasi - Investasi Properti
•
Entitas memiliki gedung 20 lantai. 10 lantai
digunakan untuk kegiatan entitas, sedangkan sisanya
disewakan. Aktivitas utama entitas bukan
menyewakan gedung.
•
Bagian gedung yang digunakan sebagai aset tetap, bagian
gedung yang disewakan disajikan sebagai properti investasi
(98)
Ilustrasi - Investasi Properti
• PT, Melati membeli tanah dan bangunan pada 1 Januari 2012 senilai 4.500juta.
Berdasarkan informasi, harga beli tanah saja 2.000 dan bangunan saja 3.000. Perusahaan menggunakan metode fair value untuk penilaian properti investasi tersebut. Nilai wajar tanah dan bangunan dapat dilihat dalam tabel berikut:
• Properti Investasi 4.500
Kas 4.500
• Properti Investasi 500
Keuntungan peningkatan nilai 500
• Kerugian penurunan nilai 100
Properti investasi 100
31/12/2012 31/12/2013 Tanah 2.000 2.100 Bangunan 3.000 2.800
(99)
(100)
Persediaan – PSAK 14
• Biaya perolehan terkait selisih valuta asing yang terkait pembelian persediaan dapat diakui sebagai biaya perolehan persediaan.
• Nilai persediaan tidak termasuk pembayaran yang ditagihkan kepada pihak ketiga contoh pajak.
• Biaya perolehan persediaan secara tangguh diatur dan dapat menimbulkan beban bunga.
• Persediaan disajikan di neraca sebesar nilai terendah antara harga
perolehan dan nilai realisasi bersih kerugian yang timbul atau recovery kerugian diklastifikasikan dalam pendapatan lain-lain
(1)
Ringkasan Perubahan
PSAK 71 Instrumen Keuangan
•
Menggantikan PSAK 55
•
Direncanakan Efektif 1 Januari 2019
•
Klasifikasi amortized cost dan fair value
•
Amortized cost jika memenuhi tes bisnis model (tujuan entitas
untuk memperoleh arus kas yang diperjanjikan dan arus kas (dari
pembayaran pokok dan bunga atas pokok)
•
Perubahan klasifikasi boleh jika terjadi perubahan bisnis model
Klasifikasi dan pengukuran untuk instrumen keuangan.
Menggunakan expected losses dalam perhitungan penurunan nilai
aset keuangan
(2)
PSAK 71 Instrumen Keuangan
•
Perubahan format mengikuti IFRS:
–
Bab 1 Tujuan
–
Bab 2
Ruang Lingkup
–
Bab 3
Pengakuan dan Penghentian Pengakuan
–
Bab 4
Klasifikasi
–
Bab 5
Pengukuran
–
Bab 6
Akuntansi Lindung Nilai
–
Tanggal efektif dan ketentuan transisi
•
Tanggal efektif 1 Januari 2019
•
Perbedaan dengan IAS
–
Acuan Amandemen IFRS 3 Business Combinations, IFRS 15 Revenue
from Contract with Customer, IFRS 16 Leases tidak dilakukan karena
belum diadopsi
(3)
PSAK 71 Instrumen Keuangan
• ED PSAK 71 merupakan adopsi dari IFRS 9 Financial Instruments yang dikeluarkan
oleh International Accounting Standard Board (IASB) per 1 Januari 2016 yang berlaku efektif 1 Januari 2018.
• ED PSAK 71 mengatur perubahan persyaratan terkait instrumen keuangan seperti
klasifikasi dan pengukuran, penurunan nilai, dan akuntansi lindung nilai.
• Meskipun ED PSAK 71 ini direncanakan akan menggantikan PSAK 55, ED PSAK 71
ini belum mengganti seluruh ketentuan dan persyaratan yang ada di PSAK 55.
Untuk sementara waktu, hingga proyek macro hedging selesai dilakukan oleh IASB, ED PSAK 71 memperkenankan entitas untuk memilih menerapkan model akuntansi lindung nilai sesuai ED PSAK 71 atau PSAK 55 secara keseluruhan, ED PSAK 71 juga memberikan tambahan opsi kebijakan akuntansi untuk menerapkan PSAK 55 untuk macro hedging jika entitas menerapkan ED PSAK 71.
Amandemen terhadap PSAK Lain.
• Penerbitan PSAK 71 mengakibatkan amandemen konsekuensial terhadap PSAK
lain. Dafar PSAK yang mengalami amandemen konsekuensial atas ED PSAK 71 dapat diunduh di sini.
Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi
• PSAK 71 berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1
(4)
PSAK 71 Instrumen Keuangan
Klasifikasi dan Pengukuran
Klasifikasi dan Pengukuran
• Klasifikasi dan pengukuran instrumen keuangan kini tidak lagi berdasarkan intensi
manajemen untuk menjual atau memiliki instrumen keuangan hingga jatuh tempo. ED PSAK 71 memperkenalkan pengaturan klasifikasi dan pengukuran instrumen keuangan berdasarkan karakteristik kontraktual arus kas dan bisnis model entitas.
• Jika aset keuangan merupakan instrumen utang sederhana dan tujuan model
bisnis entitas adalah untuk mendapatkan arus kas kontraktual, aset keuangan tersebut diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Sebaliknya, jika aset keuangan dimiliki dengan tujuan model bisnis untuk memperoleh arus kas kontraktual dan untuk diperdagangkan, aset keuangan tersebut diukur pada nilai wajar dan
disajikan dalam laporan posisi keuangan, sedangkan informasi biaya perolehan diamortisasi disajikan dalam laporan laba rugi (fair value through other
comperhensive income – FVOCI). Jika model bisnis suatu aset keuangan bukan merupakan kedua model tersebut, maka informasi nilai wajar menjadi sangat penting, oleh karena itu informasi nilai wajar diungkapkan dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi (fair value through profit or loss – FVTPL).
(5)
PSAK 71 Instrumen Keuangan
Penurunan Nilai dan Hedging
Penurunan Nilai
•
ED PSAK 71 merupakan sebuah terobosan besar dalam peningkatan
kualitas pelaporan keuangan terkait pengakuan penurunan nilai instrumen
keuangan sehingga informasi yang dihasilkan lebih tepat waktu, relevan
dan dapat dipahami oleh pengguna laporan keuangan.
Akuntansi Lindung Nilai
•
ED PSAK 71 memberikan perubahan signifikan terkait persyaratan
akuntansi lindung nilai sehingga laporan keuangan akan mencerminkan
manajemen risiko entitas lebih baik dibandingkan standar akuntansi
sebelumnya yaitu PSAK 55.
•
Menurut PSAK 55, hubungan lindung nilai dapat dianggap efektif jika
memenuhi persyaratan tes efektivitas 80-125%. Berbeda dengan PSAK 55,
ED PSAK 71 menghilangkan persyaratan tes efektivitas tersebut dan
memperkenalkan persyaratan yang lebih umum berdasarkan
pertimbangan manajemen.
(6)
TERIMA KASIH
Profesi untuk
Mengabdi pada
Negeri
Dwi Martani 081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
Dwi Martani 081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/