Analisis Biaya - Volume - Laba sebagai Alat Bantu dalam Menetapkan Laba dan Volume Penjualan P.D Mulia di Bandung.

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Each company is generally aimed at obtaining the maximum profit. In achieving these goals, at the least the company can over the costs incurred so the company does not loss. As one tool in this is the break even point analysis with the analysis of break even point, it can be seen at the level of how the proceeds of sales volume equal to total cost. Companies in this condition did not earn profit and no loss. This situation is commonly referred to as the break even. Thus, companies can make policy and strategy – a strategy that sales volume exceeded the volume of sales at break even point, so the company can earn profit. After the data is proceed it was found that the break even point P.D. Mulia achieved at the level of sales or 3.832 units or Rp. 632.307.604,00 , a minimum sales amount to obtain the desired profit in 2010 amounted to Rp. 1.474.962.479,00 and the margin of safety of 47,38%.

Keywords : sales volume, profit, break even point, margin of safety, fixed costs, variabel cost, mixed cost


(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Setiap perusahaan pada umumnya bertujuan memperoleh laba yang maksimal. Dalam mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus dapat menjual produknya melebihi biaya yang dikeluarkan sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian. Tetapi dalam kenyataannya ada perusahaan yang mengalami suatu kesulitan dalam menggolongkan biaya – biaya baik biaya tetap dan biaya variabel, sehingga perusahaan tidak dapat mengetahui bagaimana perubahan – perubahan yang terjadi apabila biaya – biaya berubah. Oleh karena itu penelitian ini mencoba untuk menggunakan Analisa Break Even Point agar dapat membagi setiap biaya yang ada, dapat menutupi biaya yang telah dikeluarkan dengan menjual produk lebih dari biaya yang telah dikeluarkan dan juga agar dapat mengetahui dan mengadakan persiapan atas perubahan biaya yang akan terjadi dan bagaimana perusahaan dapat mengantisipasinya. Metode yang dipakai yaitu dengan pendekatan matematis (BEP dalam unit dan rupiah), dengan teknik contribution margin, perencanaan laba, dan margin of safety. Setelah data diolah maka didapatkan bahwa titik impas (break even point) P.D Mulia dicapai pada tingkat penjualan 3.832 unit atau Rp. 632.307.604,00, besarnya penjualan minimal untuk memperoleh keuntungan yang diinginkan yaitu sebesar Rp. 1.474.962.479,00, dengan Rasio Batas Keamanan sebesar 47,38 %.


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 6

2.1 Kajian Pustaka ... 6

2.1.1 Pengertian Analisis Biaya – Volume – Laba ... 6


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.1.3 Pengertian Analisa Break Even Point ... 8

2.1.4 Asumsi–asumsi Analisa Break Even Point ... 9

2.1.5 Manfaat Analisa Break Even Point9 2.1.6 Pengertian Biaya ... 12

2.1.7 Klasifikasi Biaya ... 12

2.1.7.1 Biaya Tetap... 12

2.1.7.2 Biaya Variabel ... 14

2.1.7.3 Biaya Semi Variabel ... 15

2.1.8 Perhitungan Break Even Point ... 17

2.1.9 Perencanaan Laba ... 20

2.1.10 Margin Pengaman ... 21

2.1.11 Perubahan – perubahan Biaya yang mempengaruhi Break Even ... 22

2.2 Kerangka Pemikiran... 23

BAB III METODE PENELITIAN... 25

3.1 Objek Penelitian ... 25

3.2 Jenis Penelitian... 25

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.4 Metode Analisis Data ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29


(5)

x Universitas Kristen Maranatha

4.2 Biaya – biaya yang dikeluarkan oleh P.D Mulia ... 31

4.3 Pemisahan biaya ke dalam biaya tetap dan biaya variabel ... 33

4.4 Perhitungan Break Even Point dan Tingkat Volume Penjualan pada P.D Mulia ... 37

4.5 Gambar Break Even Point ... 39

4.6 Pembahasan Penelitian... 41

4.6.1 Pengaruh perubahan biaya tetap ... 42

4.6.2 Pengaruh perubahan biaya variabel ... 45

4.6.3 Pengaruh perubahan harga jual ... 48

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 52

5.1 SIMPULAN ... 52

5.2 SARAN ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 55


(6)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Break Even Point ... 11

Gambar 2 Biaya Tetap ... 13

Gambar 3 Biaya Variabel ... 14

Gambar 4 Biaya Semi Variabel ... 15

Gambar 5 Break Even Point ... 39

Gambar 6 BEP jika biaya tetap naik dan Contribution Margin ... 45

Gambar 7 BEP jika biaya variabel naik dan Contribution Margin ... 48


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Data penjualan tahun 2010 ... 30 Tabel II Data biaya – biaya... 32 Tabel III Data pemisahan biaya ke dalam biaya tetap, biaya variabel dan


(8)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang dalam melaksanakan pembangunan pada berbagai bidang untuk mengejar ketertinggalannya dengan negara lain. Salah satu aspek yang giat dilaksanakan oleh negara kita yaitu sektor perdagangan. Sektor perdagangan memegang peranan penting di dalam penyediaan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Perkembangan sektor ini dengan sendirinya telah menimbulkan persaingan antara sektor yang satu dengan sektor lainnya baik yang sejenis maupun tidak sejenis. Banyaknya persaingan yang ketat antara sektor perdagangan yang satu dengan sektor perdagangan yang lainnya baik dalam bidang perdagangan yang sejenis maupun yang tidak sejenis. Oleh karena itu manajer suatu perusahaan dituntut untuk dapat mengelola perusahaan yang dipimpinnya sebaik mungkin. Salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah tujuan utama yang hendak dicapai oleh perusahaan, berhasil tidaknya suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan manajer dalam mengelola perusahaan yang dipimpinnya tersebut. Ukuran keberhasilan manajer dalam memimpin sebuah perusahaan dapat dilihat dari laba yang dihasilkan selama periode tertentu. Manajer juga dituntut untuk dapat melihat kemungkinan-kemungkinan


(9)

2

Universitas Kristen Maranatha yang akan terjadi maupun kesempatan-kesempatan atau peluang-peluang yang ada dimasa yang akan datang, jangka pendek maupun panjang.

Setiap perusahaan pada umumnya bertujuan untuk memperoleh laba yang maksima. Besar kecilnya laba perusahaan akan menjadi ukuran sukses tidaknya manajemen dalam mengelola perusahaan. Laba dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu harga jual, biaya, volume penjualan. Ketiga faktor itu sering disebut dengan analisis biaya, volume, laba (cost,volume and profit = CVP). CVP merupakan analisis untuk mengetahui hubungan antara biaya, volume, laba dan bauran produk untuk mencapai tingkat laba yang diinginkan. CVP ini juga merupakan alat yang dapat digunakan untuk menyediakan informasi bagi manajemen mengenai hubungan antara biaya, volume, laba dan bauran dari pada produk. Setiap faktor mempunyai hubungan timbal balik antara satu dengan yang lainnya. Volume penjualan merupakan hasil perkalian antara harga dan kuantitas penjualan, dalam harga terdapat harga pokok penjualan dan laba, dimana unsur ini harus ditutupi melalui volume penjualan, apabila tidak tertutupi maka perusahaan akan mengalami kerugian.

Dalam mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus dapat menjual produknya melebihi biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang atau setidaknya perusahaan tidak mengalami kerugian. Untuk tujuan menentukan tingkat penjualan yang diperlukan dalam mencapai laba yang ditargetkan maka analisis titik impas merupakan kasus istimewa pada analisis CVP, dimana analisa ini mempelajari hubungan antara biaya, harga, dan volume penjualan.


(10)

3

Universitas Kristen Maranatha Dengan Analisa Break Even Point ini, dapat diketahui pada tingkat volume penjualan berupa hasil penjualan sama dengan biaya total. Biaya total yang termasuk disini adalah biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi variabel. Perusahaan dalam kondisi ini tidak memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian, keadaan ini biasanya disebut sebagai titik impas atau Break Even Point. Dengan demikian perusahaan dapat melakukan kebijaksanaan dan strategi – strategi agar volume penjualan perusahaan melebihi volume penjualan saat Break Even, sehingga perusahaan dapat memperoleh laba.

P.D Mulia merupakan suatu perusahaan dagang yang bergerak di bidang perdagangan bahan material (segala jenis berbahan besi), sebagai produk utamanya. Perusahaan ini mengalami suatu kesulitan dalam menggolongkan biaya – biaya baik biaya tetap dan biaya variabel, sehingga perusahaan tidak dapat mengetahui bagaimana perubahan – perubahan yang terjadi apabila biaya – biaya berubah. Oleh karena itu saya ingin mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan Analisa Break Even Point agar dapat membagi setiap biaya yang ada, dapat menutupi biaya yang telah dikeluarkan dengan menjual produk lebih dari biaya yang telah dikeluarkan dan juga agar dapat mengetahui dan mengadakan persiapan atas perubahan biaya yang akan terjadi dan bagaimana perusahaan mengantisipasinya. Menyadari pentingnya penggunaan Analisa Break Even Point bagi perusahaan, maka saya selaku penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada P.D MULIA.


(11)

4

Universitas Kristen Maranatha

1.2Identifikasi masalah

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka yang menjadi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

- Bagaimana perusahaan menggolongkan biaya – biaya, khususnya ke dalam unsur biaya tetap dan biaya variabel ?

- Bagaimana perusahaan melaksanakan perhitungan Break Even Point untuk produk yang dihasilkan ?

- Bagaimana perubahan volume penjualan mempengaruhi perubahan laba ? - Bagaimana perubahan biaya mempengaruhi perubahan laba ?

1.3Maksud dan Tujuan penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan maksud menggolongkan biaya – biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel, membandingkan akibat perubahan – perubahan biaya dan membantu perusahaan dalam hal baik biaya, volume ataupun laba

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

- Untuk mengetahui pengelompokkan biaya – biaya yang dilakukan dalam perusahaan, khususnya ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.


(12)

5

Universitas Kristen Maranatha - Untuk membantu perencanaan laba perusahaan yang disesuaikan dengan

perencanaan volume penjualan

- Untuk mengetahui perubahan – perubahan biaya yang dapat mempengaruhi laba

1.4Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan:

- Diharapkan dari hasil penelitian ini sedikit banyak bisa memberikan kontribusi pemikiran yang selanjutnya dapat membantu manajemen dalam perencanaan laba dimasa yang akan datang.

- Memberikan kontribusi bagi manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk menghasilkan laba dan mengantisipasi kerugian.

2. Bagi akademis

- Sebagai bahan pengetahuan praktis dalam dunia bisnis sesungguhnya, sehingga dipergunakan bagi pihak yang meneliti masalah yang berhubungan dengan penelitian ini


(13)

52 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah saya lakukan pada P.D Mulia, maka dapat ditarik kesimpulan :

1. Dengan adanya pemisahan biaya – biaya maka dapat mempermudah penggolongan biaya sehingga perhitungan dalam break even dapat lebih mudah, dapat membantu dalam perencanaan, dan pengendalian biaya pada tingkat aktivitas yang berbeda.

2. Titik impas (Break Even Point) P.D Mulia dicapai pada tingkat penjualan 3.832 unit atau Rp. 632.307.604,00, besarnya penjualan minimal untuk memperoleh keuntungan yang diinginkan tahun 2010 sebesar Rp. 1.474.962.479,00, dan dengan Margin of Safety sebesar 47,38%,

3. Contribution Margin diperoleh dari hasil pengurangan antara pendapatan dikurangi dengan biaya variabel atau bisa didapatkan dari biaya tetap ditambah dengan laba. Pada P.D Mulia, contribution margin yang didapatkan adalah sebesar Rp. 719.223.393,00

4. Berdasarkan perhitungan jika terjadi kenaikan biaya tetap sebanyak 5% sedangkan biaya variabel dianggap tetap, volume penjualan dan harga jual diasumsikan tetap, maka akan menjadikan titik Break Even Point menjadi 4.023


(14)

53

Universitas Kristen Maranatha unit atau sebesar Rp 663.922.984,00 dan harus menaikkan sebesar 192 unit (4.024 unit – 3.832 unit) atau sebesar Rp. 31.615.380,00 ( Rp 663.922.984,00 – Rp. 632.307.604,00)

5. Jika terjadi kenaikan biaya variabel sebanyak 5% sedangkan biaya tetap, volume penjualan dan harga jual diasumsikan tetap, maka akan menjadikan titik Break Even Point menjadi 4.003 unit atau sebesar Rp 660.563.243,00 dan harus menaikkan sebesar 171 unit (4.003 unit – 3.832 unit) atau sebesar Rp. 28.255.639,00 ( Rp 660.563.243,00 – Rp.632.307.604,00)

6. Jika terjadi kenaikan harga jual sebanyak 5% dan volume penjualan,biaya tetap dan biaya semi variabel diasumsikan tetap, maka akan menjadikan titik Break Even Point menjadi 3.507 unit atau sebesar Rp.607.556.856,00 dan harus menurunkan sebesar 325 unit (3.832 unit – 3.507unit) atau sebesar Rp.24.750.748,00 ( Rp.632.307.604,00 - Rp. 607.556.856,00 ).

5.2Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis kemukakan, maka penulis mencoba untuk memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh perusahaan, yaitu :

1. Untuk memperoleh laba yang diinginkan oleh perusahaan, perusahaan dapat menggunakan analisis break even sebagai salah satu alat bantu.


(15)

54

Universitas Kristen Maranatha 2. Perusahaan dapat melakukan efisiensi terhadap biaya yang dilakukan baik biaya

variabel maupun biaya tetap dan juga diharapkan dapat memperhatikan agar penekanan biaya tersebut tidak mempengaruhi kualitas produk ( terutama tidak mengurangi kualitas produk ) dan tidak mengurangi volume penjualannya.

3. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan agar senantiasa dilakukan evaluasi break even dengan segala jenis barang yang ada pada P.D Mulia dan laporan keuangan yang lebih baru ( up to date ).

4. Diharapkan juga untuk penelitian yang selanjutnya melakukan break even pada perusahaan induk P.D Mulia dikarenakan perusahaan induk P.D Mulia merupakan perusahaan yang memproduksi sekaligus menjadi supplier sehingga dapat mengetahui perbandingan yang ada pada kedua perusahaan tersebut agar dapat mengurangi biaya, mengetahui bagaimana mendapatkan laba yang maksimal baik pada induk perusahaan maupun anak perusahaan( P.D Mulia) dan mengetahui apakah kedua perusahaan dapat berproduksi atau salah satu saja yang berproduksi dalam meningkatkan keuntungan.


(16)

55

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Hansen dan Mowen. (2005). Management Accounting. Edisi Ketujuh. Penerjemah Fitriasari dan Kwary. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

2. Hasan, Iqbal. (2005). Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif), Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

3. Horngren, T. Charles, dkk. (2003). Akuntansi Biaya : Penekanan Manajerial. Edisi Kesebelas, Penerbit PT Indeks, Kelompok Gramedia, Jakarta.

4. Matz dan Usry. (1999). Akuntansi Biaya dan Pengendalian. Edisi kesepuluh, Penerbit Erlangga, Jakarta.

5. Mulyadi. (1992). Akuntansi Manajemen. Edisi ketiga, Penerbit PT. Salemba Empat, Jakarta.

6. Mulyadi. (1993). Akuntansi Biaya. Edisi kelima, Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.

7. Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen. Edisi keempat, Penerbit PT. Salemba Empat, Jakarta.

8. Spourse dan Noomitz. (1998). Accounting Research Study. Edisi ketiga, Penerbit Addison Wesley Longman, New York.

9. Supriyono. (1993). Akuntansi Manajemen 3 . Edisi ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

10.Syafaruddin. (1993). Alat – Alat Analisis Dalam Pembelanjaan, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.


(1)

1.2Identifikasi masalah

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka yang menjadi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

- Bagaimana perusahaan menggolongkan biaya – biaya, khususnya ke dalam unsur biaya tetap dan biaya variabel ?

- Bagaimana perusahaan melaksanakan perhitungan Break Even Point untuk produk yang dihasilkan ?

- Bagaimana perubahan volume penjualan mempengaruhi perubahan laba ? - Bagaimana perubahan biaya mempengaruhi perubahan laba ?

1.3Maksud dan Tujuan penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan maksud menggolongkan biaya – biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel, membandingkan akibat perubahan – perubahan biaya dan membantu perusahaan dalam hal baik biaya, volume ataupun laba

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

- Untuk mengetahui pengelompokkan biaya – biaya yang dilakukan dalam perusahaan, khususnya ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.


(2)

Universitas Kristen Maranatha

- Untuk membantu perencanaan laba perusahaan yang disesuaikan dengan perencanaan volume penjualan

- Untuk mengetahui perubahan – perubahan biaya yang dapat mempengaruhi laba

1.4Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan:

- Diharapkan dari hasil penelitian ini sedikit banyak bisa memberikan kontribusi pemikiran yang selanjutnya dapat membantu manajemen dalam perencanaan laba dimasa yang akan datang.

- Memberikan kontribusi bagi manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk menghasilkan laba dan mengantisipasi kerugian.

2. Bagi akademis

- Sebagai bahan pengetahuan praktis dalam dunia bisnis sesungguhnya, sehingga dipergunakan bagi pihak yang meneliti masalah yang berhubungan dengan penelitian ini


(3)

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah saya lakukan pada P.D Mulia, maka dapat ditarik kesimpulan :

1. Dengan adanya pemisahan biaya – biaya maka dapat mempermudah penggolongan biaya sehingga perhitungan dalam break even dapat lebih mudah, dapat membantu dalam perencanaan, dan pengendalian biaya pada tingkat aktivitas yang berbeda.

2. Titik impas (Break Even Point) P.D Mulia dicapai pada tingkat penjualan 3.832 unit atau Rp. 632.307.604,00, besarnya penjualan minimal untuk memperoleh keuntungan yang diinginkan tahun 2010 sebesar Rp. 1.474.962.479,00, dan dengan Margin of Safety sebesar 47,38%,

3. Contribution Margin diperoleh dari hasil pengurangan antara pendapatan dikurangi dengan biaya variabel atau bisa didapatkan dari biaya tetap ditambah dengan laba. Pada P.D Mulia, contribution margin yang didapatkan adalah sebesar Rp. 719.223.393,00


(4)

Universitas Kristen Maranatha

unit atau sebesar Rp 663.922.984,00 dan harus menaikkan sebesar 192 unit (4.024 unit – 3.832 unit) atau sebesar Rp. 31.615.380,00 ( Rp 663.922.984,00 – Rp. 632.307.604,00)

5. Jika terjadi kenaikan biaya variabel sebanyak 5% sedangkan biaya tetap, volume penjualan dan harga jual diasumsikan tetap, maka akan menjadikan titik Break Even Point menjadi 4.003 unit atau sebesar Rp 660.563.243,00 dan harus menaikkan sebesar 171 unit (4.003 unit – 3.832 unit) atau sebesar Rp. 28.255.639,00 ( Rp 660.563.243,00 – Rp.632.307.604,00)

6. Jika terjadi kenaikan harga jual sebanyak 5% dan volume penjualan,biaya tetap dan biaya semi variabel diasumsikan tetap, maka akan menjadikan titik Break Even Point menjadi 3.507 unit atau sebesar Rp.607.556.856,00 dan harus menurunkan sebesar 325 unit (3.832 unit – 3.507unit) atau sebesar Rp.24.750.748,00 ( Rp.632.307.604,00 - Rp. 607.556.856,00 ).

5.2Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis kemukakan, maka penulis mencoba untuk memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh perusahaan, yaitu :

1. Untuk memperoleh laba yang diinginkan oleh perusahaan, perusahaan dapat menggunakan analisis break even sebagai salah satu alat bantu.


(5)

2. Perusahaan dapat melakukan efisiensi terhadap biaya yang dilakukan baik biaya variabel maupun biaya tetap dan juga diharapkan dapat memperhatikan agar penekanan biaya tersebut tidak mempengaruhi kualitas produk ( terutama tidak mengurangi kualitas produk ) dan tidak mengurangi volume penjualannya.

3. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan agar senantiasa dilakukan evaluasi break even dengan segala jenis barang yang ada pada P.D Mulia dan laporan keuangan yang lebih baru ( up to date ).

4. Diharapkan juga untuk penelitian yang selanjutnya melakukan break even pada perusahaan induk P.D Mulia dikarenakan perusahaan induk P.D Mulia merupakan perusahaan yang memproduksi sekaligus menjadi supplier sehingga dapat mengetahui perbandingan yang ada pada kedua perusahaan tersebut agar dapat mengurangi biaya, mengetahui bagaimana mendapatkan laba yang maksimal baik pada induk perusahaan maupun anak perusahaan( P.D Mulia) dan mengetahui apakah kedua perusahaan dapat berproduksi atau salah satu saja yang berproduksi dalam meningkatkan keuntungan.


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Hansen dan Mowen. (2005). Management Accounting. Edisi Ketujuh. Penerjemah Fitriasari dan Kwary. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

2. Hasan, Iqbal. (2005). Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif), Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

3. Horngren, T. Charles, dkk. (2003). Akuntansi Biaya : Penekanan Manajerial. Edisi Kesebelas, Penerbit PT Indeks, Kelompok Gramedia, Jakarta.

4. Matz dan Usry. (1999). Akuntansi Biaya dan Pengendalian. Edisi kesepuluh, Penerbit Erlangga, Jakarta.

5. Mulyadi. (1992). Akuntansi Manajemen. Edisi ketiga, Penerbit PT. Salemba Empat, Jakarta.

6. Mulyadi. (1993). Akuntansi Biaya. Edisi kelima, Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.

7. Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen. Edisi keempat, Penerbit PT. Salemba Empat, Jakarta.

8. Spourse dan Noomitz. (1998). Accounting Research Study. Edisi ketiga, Penerbit Addison Wesley Longman, New York.

9. Supriyono. (1993). Akuntansi Manajemen 3 . Edisi ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

10.Syafaruddin. (1993). Alat – Alat Analisis Dalam Pembelanjaan, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.