Analisis dan Usulan Perbaikan Kualitas Di Collection Shoes Dengan Menggunakan Metode DMAIC.

(1)

i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Perusahaan Collection Shoes merupakan perusahaan sepatu yang sudah berdiri cukup lama. Dalam penelitian saat ini pengamatan dilakukan pada produksi sepatu pantofel. Masalah utama dari bagian produksi ini adalah banyaknya cacat produk yang terjadi dimana cacat yang terjadi saat ini mencapai 13% dari total produksinya.

Tujuan dari penelitian ini adalah Dapat mengetahui dan menganalisis prioritas cacat sepatu pantofel pada perusahaan Collection Shoes yang harus mendapatkan perbaikan kualitas, dapat mengetahui penyebab cacat yang terjadi pada produk sepatu pantofel di Collection Shoes ditinjau dari proses produksinya, dapat mengetahui penanggulangan apa saja yang sudah perusahaan lakukan untuk mengurangi cacat-cacat tersebut, dapat memberikan usulan-usulan dalam melakukan perbaikan agar dapat meminimasi cacat yang ada.

Untuk melakukan perbaikan kualitas penulis menggunakan metode DMAIC (Define,Measure, Analysis, Improve dan Control. Pengumpulan data didapat dari pengamatan, hasil wawancara dengan kepala bagian produksi maupun dengan operator. Untuk pengumpulan data jenis dan jumlah cacat dilakukan selama 1 bulan pengamatan.

Data cacat diperoleh setelah penulis melakukan stratifikasi lalu melakukan perhitungan Diagram Pareto untuk mengetahui cacat yang perlu mendapatkan penanganan lebih dahulu. Presentasi cacat hasil pembobotan untuk cacat upper bolong sebesar 30% yang kedua adalah cacat upper sobek 27%. Setelah itu dibuat FTA (Fault Tree Analysis) untuk mengetahui akibat dari cacat yang terjadi pada setiap produk. Lalu membuat FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) untuk menghitung RPN untuk mengetahui cacat mana yang perlu penanganan paling utama. Besar RPN untuk Cacat upper sobek sebesar 31.741%, sedangkan Cacat bekas lem sebesar 19.458%. Sedangkan penyebab kegagalan potensial yang harus mendapat prioritas utama adalah penerangan yang kurang sebesar 22.097%, tempat penyimpanan alat-alat berupa box atau kotak sebesar 14.537%.

Lalu membuat usulan untuk perusahaan dengan tujuan dapat mengurangi jumlah cacat yang mungkin terjadi. Usulan yang dibuat menggunakan metode DMAIC agar usulan yang diberikan dapat lebih terperinci. Usulan yang diberikan antara lain adalah penerangan di tiap stasiun ditambah, membuat tempat penyimpanan alat-alat kerja berupa box, standarisasi warna pulpen, adanya standarisasi kerja pada stasiun-stasiun yang belum ada standar kerja seperti pada bagian sol, dll. Diharapkan dari hasil usulan ini, kualitas dapat dinaikan dan jumlah cacat dapat dikurangi, sehingga kepuasan pembeli dapat tetap terjaga dan juga kerugian perusahaan dapat dikurangi.


(2)

iv Universitas Kristen Maranatha

Daftar Isi

Abstrak ...i

Kata Pengantar dan Ucapan Terima Kasih ...ii

Daftar Isi ... ...iv

Daftar Tabel ... ...viii

Daftar Gambar ... ...ix

Daftar Lampiran ... ...xiii Bab 1 Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah ...1-2 1.2. Identifikasi Masalah ...1-2 1.3. Pembatasan Masalah ...1-3 1.4. Perumusan Masalah ...1-3 1.5. Tujuan Penelitian ...1-4 1.6. Sistematika Penelitian ...1-4 Bab 2 Tinjauan Pustaka

2.1. Konsep Kualitas Secara Umum ...2-1 2.1.1. Definisi Kualitas ...2-1 2.1.2. Pentingnya Kualitas ...2-3 2.1.3. Dimensi Kualitas ...2-3 2.1.4. Perspektif Kualitas ...2-4 2.1.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas ...2-5 2.1.6. Pengertian Pengendalian Kualitas ...2-7 2.1.7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengendalian

Kualitas ...2-8 2.1.8. Manfaat Dan Tujuan Pengendalian Kualitas ...2-9 2.1.9. Ruang lingkup pengendalian kualitas ...2-10 2.2. Konsep six sigma ...2-11 2.2.1. Pengertian six sigma ...2-11 2.2.2. Manfaat six sigma...2-12 2.2.3. Sigma, standar deviasi, dan variasi eliminasi...2-12


(3)

v Universitas Kristen Maranatha 2.2.4. Model perbaikan six sigma (DMAIC) ...2-14 2.2.5. Alasan menggunakan model perbaikan DMAIC ...2-16 2.2.6. Perhitungan nilai sigma ...2-17 2.3Alat bantu pengendalian kualitas ...2-18 2.3.1. Lembar Periksa (check sheet) ...2-18 2.3.2. Stratifikasi ...2-19 2.3.2.1. Karakteristik Tingkat Keseriusan Cacat ...2-19 2.3.3. Diagram Pareto ...2-20 2.3.4. Peta Kendali ...2-20 2.4. FTA (Fault Tree Analysis) ...2-25 2.4.1. Pengertian FTA (Fault Tree Analysis) ...2-25 2.5. Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) ...2-27 2.6. Action Plan Untuk Peningkatan Kualitas Six Sigma ...2-32 Bab 3 Metodologi Penelitian

3.1. Sistematika penelitian ...3-1 Bab 4 Pengumpulan Data

4.1. Data Umum Perusahaan ...4-1 4.1.1. Sejarah Perusahaan ...4-1 4.1.2. Jumlah Tenaga Kerja Dan Jam Kerja ...4-1 4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan ...4-2 4.1.4. Job Description ...4-2 4.2. Data Proses Produksi ...4-5 4.2.1. Bahan baku...4-5 4.2.2. Fasilitas Produksi Pada Proses Printing ...4-5 4.2.3. Proses Produksi ...4-9 4.3. Jenis Dan Jumlah Cacat ...4-13 4.4. Penumpulan data ...4-14 4.2.1. Data cacat bahan baku ...4-14 4.2.2. Data cacat pemotongan ...4-15 4.2.3. Data cacat penipisan kulit ...4-16


(4)

vi Universitas Kristen Maranatha 4.2.1. Data cacat jahitan ...4-17 4.2.1. Data cacat pada stasiun sol...4-18 Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis

5.1. Pengolahan data ...5-1 5.1.1. Stratifikasi ...5-1 5.1.2. Diagram Pareto ...5-4 5.1.3. Peta Kendali ...5-6 5.1.3.1.1. Peta Kendali Untuk Cacat Pada Bahan Baku ...5-6 5.1.3.1.2 Peta Kendali Untuk Pemotongan Pola Salah ...5-8 5.1.3.1.3. Peta Kendali Untuk Cacat Kulit Tipis Sebelah ....5-9 5.1.3.1.4. Peta Kendali Untuk Cacat Jahitan Tidak Rata...5-11 5.1.3.1.5. Peta Kendali Untuk Upper Sobek...5-15 5.1.3.1.6. Peta Kendali Untuk Upper Bolong ...5-17 5.1.3.1.7. Peta Kendali Untuk Cacat Lem ...5-19 5.1.4. Perhitungan nilai DPMO dan nilai sigma ...5-21 5.2. Fault Tree Analysis (FTA) ...5-14 5.2.1. Fault Tree Analysis (FTA) Untuk Cacat Bahan Baku...5-22 5.2.2. Fault Tree Analysis (FTA) Untuk Pemotongan Pola

Salah ...5-24 5.2.3. Fault Tree Analysis (FTA) untuk Cacat Mesin ...5-25 5.2.4. Fault Tree Analysis (FTA) Untuk Jahitan Tidak Rata ....5-27 5.2.5. Fault Tree Analysis (FTA) Untuk Cacat Alas...5-29 5.2.6. Fault Tree Analysis (FTA) Untuk Upper Sobek ...5-30

5.2.7. Fault Tree Analysis (FTA) Untuk Upper Bolong

...5-32 5.2.3. Fault Tree Analysis (FTA) Untuk Cacat Lem...5-33 5.3. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) ...5-34 5.3.1. FMEA untuk Cacat Kulit ...5-34 5.3.2. FMEA untuk Salah Potong ...5-40 5.3.3. FMEA untuk Kulit Terlalu Tipis...5-45 5.3.4. FMEA untuk Jahitan Tidak Rata...5-49


(5)

vii Universitas Kristen Maranatha 5.3.5. FMEA untuk Cacat Alas...5-54 5.3.6. FMEA untuk Upper Sobek ...5-59 5.3.7. FMEA untuk Upper Bolong...5-65 5.3.8. FMEA untuk Cacat Lem...5-69 5.3.9 Diagram Pareto RPN FMEA ...5-75 5.4. Usulan ...5-77 5.4.1. Define ...5-77 5.4.2. Measure ...5-79 5.4.3. Analyze ...5-80 5.4.4. Improve ...5-81 5.4.5. Control ...5-93 Bab 6 Kesimpulan dan Saran

6.1. Kesimpulan ...6-1 6.2. Saran ...6-2


(6)

viii Universitas Kristen Maranatha

Daftar Tabel

Tabel Nama Tabel Halaman

Tabel 2.1 Simbol-simbol FTA (Fault Tree Analysis) 2-26 Tabel 2.2 Tabel 5W + 1H Untuk Tindakan Improvement 2-33

Tabel 4.1 Data cacat bahan baku 4-14

Tabel 4.2 Data cacat pemotongan 4-15

Tabel 4.3 Data cacat penipisan kulit 4-16

Tabel 4.4 Data cacat jahitan 4-17

Tabel 4.5 Data cacat pada stasiun sol 4-18

Tabel 5.1 Pengelompokan cacat 5-2

Tabel 5.2 Tabel Pareto 5-4

Tabel 5.3 Peta u untuk bahan baku 5-6

Tabel 5.4 Peta u untuk pemotongan salah 5-8

Tabel 5.5 Peta u untuk kulit tipis sebelah 5-9

Tabel 5.6 Peta u untuk jahitan tidak rata 5-11

Tabel 5.7 Peta u untuk jahitan tidak rata (revisi 1) 5-13

Tabel 5.8 Peta u untuk upper sobek 5-15

Tabel 5.9 Peta u untuk upper bolong 5-17

Tabel 5.10 Peta u untuk cacat lem 5-19

Tabel 5.11 Tabel CTQ pada tiap jenis cacat 5-22

Tabel 5.12 FMEA untuk cacat kulit 5-39

Tabel 5.13 FMEA untuk salah potong 5-44

Tabel 5.14 FMEA untuk cacat kulit terlalu tipis 5-47

Tabel 5.15 FMEA untuk cacat jahitan 5-53

Tabel 5.16 FMEA untuk cacat alas 5-58

Tabel 5.17 FMEA untuk cacat upper sobek 5-62

Tabel 5.18 FMEA untuk cacat upper bolong 5-68

Tabel 5.19 FMEA untuk cacat lem 5-70

Tabel 5.20 Pareto jenis cacat 5-75

Tabel 5.21 Penyebab kegagalan potensial 5-76

Tabel 5.22 Lembar check sheet untuk tiap stasiun 5-79

Tabel 5.23 Tabel 5W + 1H 5-82

Tabel 5.24 Lembar service mesin 5-89

Tabel 5.25

Lembar Checksheet untuk cacat pada pemeriksaan


(7)

ix Universitas Kristen Maranatha

Daftar Gambar

Gambar Nama Gambar Halaman

Gambar 1.1 Sepatu pantofel 1-3

Gambar 2.1 Model Perbaikan Six Sigma DMAIC 2-15

Gambar 2.2 Pengendalian proses 2-21

Gambar 3.1 Sistematika penelitian 3-3

Gambar 4.1 Struktur organisasi 4-1

Gambar 4.2 Mesin jahit 4-6

Gambar 4.3 Mesin sisit 4-6

Gambar 4.4 Mesin press 4-7

Gambar 4.5 Mesin gerinda 4-7

Gambar 4.6 Mesin pemanas 4-8

Gambar 4.7 Cuttirng machine 4-8

Gambar 4.8 Peta Proses Operasi persiapan 4-11

Gambar 4.9 Peta Proses Operasi sepatu pantofel 4-12

Gambar 4.10 Jenis-jenis cacat 4-14

Gambar 5.1 Diagram pareto 5-1

Gambar 5.2 Peta u untuk bahan baku 5-7

Gambar 5.3 Peta u untuk pemotongan salah 5-9

Gambar 5.4 Peta u untuk kulit tipis sebelah 5-11

Gambar 5.5 Peta u untuk jahitan tidak rata 5-13

Gambar 5.6 Peta u untuk jahitan tidak rata (revisi 1) 5-15

Gambar 5.7 Peta u untuk upper sobek 5-17

Gambar 5.8 Peta u untuk upper bolong 5-18

Gambar 5.9 Peta u untuk cacat lem 5-20

Gambar 5.10 FTA untuk cacat kulit 5-23

Gambar 5.11 FTA untuk pemotongan pola salah 5-24

Gambar 5.12 FTA untuk kulit terlalu tipis 5-26

Gambar 5.13 FTA untuk jahitan tidak rata 5-28

Gambar 5.14 FTA untuk cacat alas 5-29

Gambar 5.15 FTA untuk cacat upper sobek 5-31

Gambar 5.16 FTA untuk cacat upper bolong 5-32

Gambar 5.17 FTA untuk cacat cacat lem 5-33

Gambar 5.18 Diagram pareto jenis cacat 5-75

Gambar 5.19

Diagram pareto jenis penyebab kegagalan

potensial 5-76

Gambar 5.20

Lay out penyimpanan lampu duduk distasiun

pola 5-85


(8)

x Universitas Kristen Maranatha

Gambar Nama Gambar Halaman

Gambar 5.22 Letak box pada stasiun pola 5-86

Gambar 5.23 Kotak tempat penyimpanan pada stasiun potong 5-87

Gambar 5.24 Letak box pada stasiun potong 5-87

Gambar 5.26

Kotak tempat penyimpanan alat yang tidak

terpakai 5-88

Gambar 5.27 Letak box pada stasiun sol 5-88


(9)

Universitas Kristen Maranatha

Tabel Dampak Kegagalan (

Severity

)

Akibat

Kriteria

Severity

Ranking

Hazardous

without

warning

Tingkat yang sangat tinggi ketika mode kegagalan potensial

mempengaruhi keamanan pengoperasian dan atau melibatkan

peraturan pemerintah tanpa peringatan

10

Hazardous

with

warning

Tingkat yang sangat tinggi ketika mode kegagalan potensial

mempengaruhi keamanan pengoperasian dan atau melibatkan

peraturan pemerintah dengan peringatan

9

Very High

Item tidak beroperasi dengan kehilangan fungsi utama

8

High

Item dapat berfungsi tetapi pada tingkat pengurangan

performansi. Konsumen merasa tidak puas

7

Moderate

Item dapat berfungsi tetapi tidak ada kenyamanan. Konsumen

yang berpengalaman merasa tidak puas

6

Low

Item dapat berfungsi tetapi kenyamanan berada pada tingkat

pengurangan performansi. Konsumen yang berpengalaman

sebagian merasa tidak puas

5

Very low

Cocok, penyelesaian dan item tidak ada konfirmasi. Cacat

disadari oleh sebagian besar konsumen

4

Minor

Cocok, penyelesaian dan item tidak ada konfirmasi. Cacat

disadari oleh sebagian konsumen

3

Very minor

Cocok, penyelesaian dan item tidak ada konfirmasi. Cacat

disadari oleh konsumen tertentu

2

None

Tidak ada efek

1

Tabel Kemungkinan Kegagalan (

Occurrence

)

Probilitas Kegagalan

Kemungkinan Kegagalan Ranking

1 in 2

10

Very high: kegagalan hamper tidak

dapat dihindarkan

1 in 3

9

1 in 8

8

High: kegagalan yang berulangulang

1 in 20

7

1 in 80

6

1 in 400

5

Moderate: kegagalan yang sekali

kali

1 in 2.000

4

1 in 15.000

3

Low: kegagalan yang relatif sedikit

1 in 150.000

2


(10)

Universitas Kristen Maranatha

Tabel Kemudahan Mendeteksi (

Detectability

)

Deteksi

Kriteria Detectability

Ranking

Absolute

uncertainty

Kontrol desain tidak dapat mendeteksi penyebab potensial

dan mode kegagalan atau tidak ada kontrol desain

10

Very remote

Kesempatan sangat jarang dalam kontrol desain

mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan

9

Remote

Kesempatan jarang dalam kontrol desain mendeteksi

penyebab potensial dan mode kegagalan

8

Very low

Kesempatan sangat rendah dalam kontrol desain

mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan

7

Low

Kesempatan rendah dalam kontrol desain mendeteksi

penyebab potensial dan mode kegagalan

6

Moderate

Kesempatan

tengahtengah

dalam

kontrol

desain

mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan

5

Moderately

high

Kesempatan tengahtengah sedikit besar dalam kontrol

desain mendeteksi penyebab potensial dan mode

kegagalan

4

High

Kesempatan besar dalam kontrol desain mendeteksi

penyebab potensial dan mode kegagalan

3

Very high

Kesempatan sangat besar dalam kontrol desain mendeteksi

penyebab potensial dan mode kegagalan

2

Almost

certain

Kesempatan pasti dalam kontrol desain mendeteksi

penyebab potensial dan mode kegagalan

1

Sumber: http://main.isixsigma.com/forum/showmessage.asp?messageID=15024

(diterjemahkan dari bahasa Inggris).


(11)

1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, semakin berkembang pula kebutuhan yang diinginkan masyarakat. Ditandai dengan semakin banyaknya jenis bidang usaha yang dibuka baik bidang usaha besar maupun usaha yang dijalankan sebagai home industry. Salah satu bidang usaha yang telah berdiri dan berkembang sejak bertahun-tahun yang lalu adalah bidang usaha dalam pembuatan sepatu, salah satu contohnya adalah pembuatan sepatu pantofel

Di tengah perekonomian yang semakin sulit dan persaingan bisnis yang semakin ketat, meningkatkan produksi tidak hanya salah satu jalan untuk meraup keuntungan tapi perusahaan juga harus mempertahankan kualitas produk dengan harga yang bersaing.

Collection Shoes adalah sebuah perusahaan yang bergelut dalam bidang sepatu yang berdiri sejak tahun 1995 yang berada di Jalan Terusan Pasirkoja no. 39 Bandung. Perusahaan sepatu Collection Shoes memproduksi macam – macam sepatu seperti : pantofel, sandal wanita dan pria, dll. Dengan banyaknya variasi yang dibuat karena permintaan konsumen dan adanya pesanan dari merk sepatu tertentu diharapkan hasil produksi selesai tepat waktu dengan tidak mengabaikan kualitas yang dibuat.

Pada kesempatan kali ini penulis akan mengamati sepatu pantovel karena sepatu pantofel paling banyak dipoduksi di Collection Shoes. Dalam pembuatan sepatu pantofel, perusahaan ini mengalami banyak kendala terutama masalah kualitas yang harus dipertahankan oleh produk itu sendiri. Masalah-masalah kualitas yang dihadapi perusahaan adalah banyaknya produk cacat, belum optimalnya penanggulangan cacat yang terjadi, dan belum diterapkannya metode pengendalian proses yang tepat pada inti masalah terjadinya cacat

Agar perusahaan dapat memperbaiki kualitas sepatu pantofel tersebut maka perusahaan perlu membuat upaya perbaikan kualitas, yaitu dengan menerapkan


(12)

Bab 1 Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 1-2

metode DMAIC (Define–Measure-Analyze-Improve-Control). Dengan adanya metode DMAIC ini yang bertujuan untuk meminimasi cacat dan peningkatan kualitas yang lebih baik, diharapkan perusahaan Collection Shoes ini dapat meningkatkan produktivitas dan pangsa pasarnya.

1.2Identifikasi Masalah

Masalah yang diidentifikasikan adalah penyebab – penyebab cacat yang ada pada proses pembuatan sepatu. Berikut adalah hasil penelitan pendahuluan akan adanya beberapa masalah dalam perusahaan yang berkaitan dengan kualitas produk, yaitu:

1. Jumlah produksi yang paling banyak dihasilkan adalah pembuatan sepatu pantofel. Sehingga cacat terbanyak yang paling sering ditemui adalah cacat pada sepatu pantofel.

2. Persentase produk cacat pada pembuatan sepatu pantofel mencapai ±13%. Data tersebut diambil pada Maret 2009.

3. Cacat yang terjadi di tiap department proses produksi adalah : Cacat pada bahan baku ( terdapat pada stasiun pola )

Cacat pemotongan pada bahan baku yang sudah dipola ( terdapat pada stasiun potong )

Cacat karena jahitan tidak rata ( terdapat pada stasiun jahit )

Cacat kulit bagian dalam dan bagian luar yang tidak rapih dan tidak rata pada saat di sisit ( terdapat pada stasiun sisit )

Cacat karena kertas keras pada alas tidak rapih atau tidak rata pada saat digerinda ( terdapat pada stasiun sol )

Cacat upper yaitu kulit bagian atas atau kulit bagian dalam sobek pada saat penarikan pada sulas ( terdapat pada stasiun sol )

Cacat upper yaitu kulit bagian atas atau kulit bagian dalam bolong pada saat di sambung dengan sol ( terdapat pada stasiun sol )


(13)

Bab 1 Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 1-3

1.3Pembatasan Masalah

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis menetapkan pembatasan masalah agar lebih jelas dan terarah. Adapun pembatasan masalah yang dilakukan penulis antara lain:

1. Produk yang diamati adalah sepatu pantofel karena sepatu pantofel ini banyak diproduksi di perusahaan Collection shoes.

Gambar 1.1 Sepatu pantofel

2. Penelitian dilakukan berdasarkan tahap Define-Measure-Analyze-Improve-Control. Pada tahap Improve dan Control, penulis hanya memberikan usulan saja dan tidak di implementasi atau tidak diterapkan pada perusahaan secara langsung.

1.4Perumusan Masalah

Dengan dilakukannya pengamatan, maka di dapat perumusan masalah sebagai berikut :

1. Jenis cacat apa yang memerlukan prioritas perbaikan kualitas?

2. Hal-hal apa saja yang menyebabkan cacat pada sepatu pantofel di perusahaan Collection Shoes ditinjau dari proses produksinya?

3. Penanggulangan apa saja yang sudah dilakukan oleh perusahaan dalam meminimasi cacat?

4. Usulan-usulan apa yang dapat diberikan agar dapat meminimasi cacat pada produk sepatu pantofel ini?


(14)

Bab 1 Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 1-4

1.5Tujuan Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian, maka di dapat tujuan penelitiannya adalah : 1. Dapat mengetahui dan menganalisis prioritas cacat sepatu pantofel pada

perusahaan Collection Shoes yang harus mendapatkan perbaikan kualitas. 2. Dapat mengetahui penyebab cacat yang terjadi pada produk sepatu pantofel di

Collection Shoes ditinjau dari proses produksinya.

3. Dapat mengetahui penanggulangan apa saja yang sudah perusahaan lakukan untuk mengurangi cacat-cacat tersebut.

4. Dapat memberikan usulan-usulan dalam melakukan perbaikan agar dapat meminimasi cacat yang ada.

1.6Sistematika Penelitian

Tugas Akhir ini terdiri dari enam bab yang masing-masing saling berkaitan. Sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

• Bab 1 Pendahuluan

Berisi :

o Latar belakang masalah : berisi tentang konsumen akan membeli

produk yang sesuai dengan keinginan mereka dan produsen akan memproduksi produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dan menguntungkan baginya dengan meminimasi cacat yang ada.

o Identifikasi masalah : berisi tentang penyebab cacat yang terjadi pada

perusahaan Collection Shoes dimana produk yang diamati adalah sepatu pantofel yang paling banyak dibuat.

o Pembatasan masalah : berisi tentang batasan terhadap penelitian yang

dilakukan agar penelitian tetap terfokus.

o Perumusan masalah : berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang akan

menjawab masalah yang ada.

o Tujuan penelitian : berisi tentang tujuan dari penelitian yang

dilakukan.

o Sistematika penelitian : berisi tentang penjelasan yang akan dilakukan


(15)

Bab 1 Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 1-5

• Bab 2 Landasan Teori

Bab ini berisi tentang teori-teori yang mendukung peneliti untuk melakukan penelitian, yaitu DMAIC, FMEA, dan FTA yang digunakan sebagai dasar untuk memecahkan permasalahan yang ada selama pengamatan

• Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini berisi tentang langkah-langkah dilakukannya penelitian dan susunan laporan dari awal hingga akhir.

• Bab 4 Pengumpulan Data

Bab ini berisi tentang sejarah perusahaan, struktur organisasi, job description, identifikasi cacat, data jumlah cacat dan jenis cacat, serta Peta Proses Operasi (PPO).

• Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis

Bab ini berisi tentang pengolahan data menggunakan metode DMAIC, dan analisis menggunakan FTA dan FMEA.

• Bab 6 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi tentang rangkuman isi dari bagian analisis, seluruh masalah yang dirumuskan dalam Bab 1 dijawab dengan jelas dan ringkas. Saran berisi kelemahan dari Tugas Akhir yang disusun penulis dan saran perbaikan untuk perusahaan.


(16)

6-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengumpulan data, pengolahan data dan hasil analisis yang diperoleh dari data perusahaan Collection Shoes, maka penulis menyimpulkan :

Jenis cacat yang terjadi pada produk di PT “X” terbagi atas 8 jenis, yaitu :

o Upper bolong

o Upper sobek

o Cacat bekas lem o Cacat salah potong o Cacat alas

o Cacat kulit tipis o Cacat jahitan tidak rata o Cacat kulit

Jenis cacat yang paling dominan dari seluruh cacat adalah cacat upper

sobek karena dilihat dari jenish cacat dan keperluan penanganan cacat, maka cacat upper sobek ini memerlukan penanganan yang paling tinggi. Presentasi cacat yang diperoleh dari diagram pareto FMEA juga menunjukan bahwa cacat upper sobek ini mempunyai tingkat prioritas tertinggi, yaitu sebesar 31.741 %.

Penyebab cacat yang paling dominan adalah watt lampu yang terlalu kecil sehingga cahaya pada tiap stasiun terlihat redup. Data ini didapat dari diagram pareto FMEA dengan presentase sebesar 22.907%. Kemudian penyebab cacat yang dominan kedua adalah tidak ada tempat penyimpanan untuk menyimpan alat-alat kerja. Data ini didapat dari diagram pareto FMEA dengan presentase sebesar 14.537%.

Usulan yang diberikan untuk perusahaan agar jumlah cacat dapat dikurangi bahkan sampai dapat dihilangkan adalah dengan :


(17)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-2

Universitas Kristen Maranatha

o Membuat tempat penyimpanan berupa box atau kotak

o Mencari supplier yang memiliki produk yang bagus namun dengan

harga yang terjangkau

o Merekrut karyawan yang pekerjaannya adalah memeriksa mesin yang

ada diperusahaan

o Membuat standarisasi akan warna pulpen yang akan dipakai dalam

memola

o Membuat standarisasi akan tumpukan kulit

o Memberikan pengarahan dan peringatan yang tegas pada pekerja yang

tidak bekerja dengan baik

o Menggunakan taplak meja plastik pada permukaan meja

o Membuat standarisasi akan penjahitan pada bagian sol dengan upper o Membuat alat bantu untuk pengambilan lem

o Membuat standarisasi akan penarikan upper o Membuat standarisasi tentang pengeleman

o Menambah stasiun kerja baru yaitu bagian QC bahan baku dan

membuat pencatatan tentang bahan baku kulit yang telah diperiksa

6.2. Saran

Dari semua hasil yang sudah diperoleh,maka penulis mengharapkan :

o Perusahaan menerapkan semua usulan yang sudah diberikan, sehingga

diharapkan dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan cacat yang terjadi.

o Lebih menjalankan peraturan yang ada di dalam perusahaan, sehingga

kondisi kerja jadi dapat lebih kondusif dan diharapkan dengan demikian, jumlah kesalahan dapat dikurangi.

o Melakukan perhitungan, apakah lebih menguntungkan menambah mesin

yang baru bila dibandingkan dengan mempertahankan mesin yang lama dan tetap mengerjakan operasi dengan cara manual, dengan kemungkinan terjadinya cacat cukup besar bila mengerjakan operasi dengan cara manual..


(18)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

• Feigenbaum and Vallin, Armand.; “Total Quality Control”, Third Edition, Mc Graw Hill Book, Inc., New York, 1986.

• Gaspersz, Vincent.; “Pedoman Implementasi Program Six Sigma Terintegrasi Dengan ISO 9001 : 2000, MBNQ, dan HACCP”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002.

• Ishikawa, Kaoru.; Teknik Penuntun Pengendalian Mutu, terjemahan Ir. Nawolo Widodo, PT. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta, 1993.

• Juran, J. M. and Frank M. Gryna; ”Quality Planning and Analysis”, Third Edition, Mc Graw Hill, New York, 1993.

• Miranda dan Widjaja Tunggal, Amin.; “Six Sigma : Gambaran Umum Penerapan Proses dan Metode-Metode yang Digunakan untuk Perbaikan”, Harvarindo, Jakarta, 2002.

• Nasution, M.N.; Manajemen Mutu Terpadu, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2001. • Pande, Peter S., Robert P. Neuman, and Roland R. Cavanagh; “The Six Sigma

Way”, Andi, Yogyakarta, 2002.

• Pyzdek, Thomas.; “The Six Sigma Handbook Panduan Lengkap untuk Greenbelts, Blackbelts, dan Manajer pada Semua Tingkat”, Salemba Empat, Jakarta, 2002.


(1)

Bab 1 Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 1-3

1.3Pembatasan Masalah

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis menetapkan pembatasan masalah agar lebih jelas dan terarah. Adapun pembatasan masalah yang dilakukan penulis antara lain:

1. Produk yang diamati adalah sepatu pantofel karena sepatu pantofel ini banyak diproduksi di perusahaan Collection shoes.

Gambar 1.1 Sepatu pantofel

2. Penelitian dilakukan berdasarkan tahap Define-Measure-Analyze-Improve-Control. Pada tahap Improve dan Control, penulis hanya memberikan usulan saja dan tidak di implementasi atau tidak diterapkan pada perusahaan secara langsung.

1.4Perumusan Masalah

Dengan dilakukannya pengamatan, maka di dapat perumusan masalah sebagai berikut :

1. Jenis cacat apa yang memerlukan prioritas perbaikan kualitas?

2. Hal-hal apa saja yang menyebabkan cacat pada sepatu pantofel di perusahaan Collection Shoes ditinjau dari proses produksinya?

3. Penanggulangan apa saja yang sudah dilakukan oleh perusahaan dalam meminimasi cacat?

4. Usulan-usulan apa yang dapat diberikan agar dapat meminimasi cacat pada produk sepatu pantofel ini?


(2)

Bab 1 Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 1-4

1.5Tujuan Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian, maka di dapat tujuan penelitiannya adalah : 1. Dapat mengetahui dan menganalisis prioritas cacat sepatu pantofel pada

perusahaan Collection Shoes yang harus mendapatkan perbaikan kualitas. 2. Dapat mengetahui penyebab cacat yang terjadi pada produk sepatu pantofel di

Collection Shoes ditinjau dari proses produksinya.

3. Dapat mengetahui penanggulangan apa saja yang sudah perusahaan lakukan untuk mengurangi cacat-cacat tersebut.

4. Dapat memberikan usulan-usulan dalam melakukan perbaikan agar dapat meminimasi cacat yang ada.

1.6Sistematika Penelitian

Tugas Akhir ini terdiri dari enam bab yang masing-masing saling berkaitan. Sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

• Bab 1 Pendahuluan Berisi :

o Latar belakang masalah : berisi tentang konsumen akan membeli produk yang sesuai dengan keinginan mereka dan produsen akan memproduksi produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dan menguntungkan baginya dengan meminimasi cacat yang ada.

o Identifikasi masalah : berisi tentang penyebab cacat yang terjadi pada perusahaan Collection Shoes dimana produk yang diamati adalah sepatu pantofel yang paling banyak dibuat.

o Pembatasan masalah : berisi tentang batasan terhadap penelitian yang dilakukan agar penelitian tetap terfokus.

o Perumusan masalah : berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang akan menjawab masalah yang ada.

o Tujuan penelitian : berisi tentang tujuan dari penelitian yang dilakukan.

o Sistematika penelitian : berisi tentang penjelasan yang akan dilakukan dari pendahuluan hingga kesimpulan dan saran.


(3)

Bab 1 Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 1-5

• Bab 2 Landasan Teori

Bab ini berisi tentang teori-teori yang mendukung peneliti untuk melakukan penelitian, yaitu DMAIC, FMEA, dan FTA yang digunakan sebagai dasar untuk memecahkan permasalahan yang ada selama pengamatan

• Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini berisi tentang langkah-langkah dilakukannya penelitian dan susunan laporan dari awal hingga akhir.

• Bab 4 Pengumpulan Data

Bab ini berisi tentang sejarah perusahaan, struktur organisasi, job description, identifikasi cacat, data jumlah cacat dan jenis cacat, serta Peta Proses Operasi (PPO).

• Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis

Bab ini berisi tentang pengolahan data menggunakan metode DMAIC, dan analisis menggunakan FTA dan FMEA.

• Bab 6 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi tentang rangkuman isi dari bagian analisis, seluruh masalah yang dirumuskan dalam Bab 1 dijawab dengan jelas dan ringkas. Saran berisi kelemahan dari Tugas Akhir yang disusun penulis dan saran perbaikan untuk perusahaan.


(4)

6-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengumpulan data, pengolahan data dan hasil analisis yang diperoleh dari data perusahaan Collection Shoes, maka penulis menyimpulkan :

Jenis cacat yang terjadi pada produk di PT “X” terbagi atas 8 jenis, yaitu : o Upper bolong

o Upper sobek o Cacat bekas lem o Cacat salah potong o Cacat alas

o Cacat kulit tipis o Cacat jahitan tidak rata o Cacat kulit

Jenis cacat yang paling dominan dari seluruh cacat adalah cacat upper sobek karena dilihat dari jenish cacat dan keperluan penanganan cacat, maka cacat upper sobek ini memerlukan penanganan yang paling tinggi. Presentasi cacat yang diperoleh dari diagram pareto FMEA juga menunjukan bahwa cacat upper sobek ini mempunyai tingkat prioritas tertinggi, yaitu sebesar 31.741 %.

Penyebab cacat yang paling dominan adalah watt lampu yang terlalu kecil sehingga cahaya pada tiap stasiun terlihat redup. Data ini didapat dari diagram pareto FMEA dengan presentase sebesar 22.907%. Kemudian penyebab cacat yang dominan kedua adalah tidak ada tempat penyimpanan untuk menyimpan alat-alat kerja. Data ini didapat dari diagram pareto FMEA dengan presentase sebesar 14.537%.

Usulan yang diberikan untuk perusahaan agar jumlah cacat dapat dikurangi bahkan sampai dapat dihilangkan adalah dengan :


(5)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-2

Universitas Kristen Maranatha o Membuat tempat penyimpanan berupa box atau kotak

o Mencari supplier yang memiliki produk yang bagus namun dengan harga yang terjangkau

o Merekrut karyawan yang pekerjaannya adalah memeriksa mesin yang ada diperusahaan

o Membuat standarisasi akan warna pulpen yang akan dipakai dalam memola

o Membuat standarisasi akan tumpukan kulit

o Memberikan pengarahan dan peringatan yang tegas pada pekerja yang tidak bekerja dengan baik

o Menggunakan taplak meja plastik pada permukaan meja

o Membuat standarisasi akan penjahitan pada bagian sol dengan upper o Membuat alat bantu untuk pengambilan lem

o Membuat standarisasi akan penarikan upper o Membuat standarisasi tentang pengeleman

o Menambah stasiun kerja baru yaitu bagian QC bahan baku dan membuat pencatatan tentang bahan baku kulit yang telah diperiksa

6.2. Saran

Dari semua hasil yang sudah diperoleh,maka penulis mengharapkan : o Perusahaan menerapkan semua usulan yang sudah diberikan, sehingga

diharapkan dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan cacat yang terjadi.

o Lebih menjalankan peraturan yang ada di dalam perusahaan, sehingga kondisi kerja jadi dapat lebih kondusif dan diharapkan dengan demikian, jumlah kesalahan dapat dikurangi.

o Melakukan perhitungan, apakah lebih menguntungkan menambah mesin yang baru bila dibandingkan dengan mempertahankan mesin yang lama dan tetap mengerjakan operasi dengan cara manual, dengan kemungkinan terjadinya cacat cukup besar bila mengerjakan operasi dengan cara manual..


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

• Feigenbaum and Vallin, Armand.; “Total Quality Control”, Third Edition, Mc Graw Hill Book, Inc., New York, 1986.

• Gaspersz, Vincent.; “Pedoman Implementasi Program Six Sigma Terintegrasi Dengan ISO 9001 : 2000, MBNQ, dan HACCP”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002.

• Ishikawa, Kaoru.; Teknik Penuntun Pengendalian Mutu, terjemahan Ir. Nawolo Widodo, PT. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta, 1993.

• Juran, J. M. and Frank M. Gryna; ”Quality Planning and Analysis”, Third Edition, Mc Graw Hill, New York, 1993.

• Miranda dan Widjaja Tunggal, Amin.; “Six Sigma : Gambaran Umum Penerapan Proses dan Metode-Metode yang Digunakan untuk Perbaikan”, Harvarindo, Jakarta, 2002.

• Nasution, M.N.; Manajemen Mutu Terpadu, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2001. • Pande, Peter S., Robert P. Neuman, and Roland R. Cavanagh; “The Six Sigma

Way”, Andi, Yogyakarta, 2002.

• Pyzdek, Thomas.; “The Six Sigma Handbook Panduan Lengkap untuk Greenbelts, Blackbelts, dan Manajer pada Semua Tingkat”, Salemba Empat, Jakarta, 2002.