Analisis dan Usulan Perbaikan Kualitas Di PT.X Dengan Menggunakan Metode DMAIC.
ABSTRAK
PT. X merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil yang menghasilkan kain grey. Permasalahan yang terjadi saat ini yaitu seringnya terjadi produk cacat, dimana produk cacat yang terjadi yaitu hampir mendekati 5 %. Dengan presentase yang cukup besar tersebut dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan baik dalam hal biaya, waktu, tenaga dan bahan baku.
Dari permasalahan diatas, maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui akar penyebab permasalahan yang terjadi dan memberikan usulan perbaikan kualitas pada perusahaan agar dapat meminimasi produk cacat. Penelitian ini menggunakan metode perbaikan six sigma yaitu metode perbaikan DMAIC.
Penelitian dilakukan dengan cara mengamati langsung jalannya proses produksi, wawancara dengan kepala produksi dan melakukan pengumpulan data. Dari data yang didapat kemudian dibuat stratifikasi yaitu mengelompokan jenis cacat berdasarkan karakteristik cacat. Tingkat kualitas perusahaan saat ini dapat diketahui dengan melakukan perhitungan DPMO dan nilai sigma. Nilai DPMO yang didapat yaitu sebesar 6500 dan nilai sigma sebesar 3,98. Dengan nilai DPMO yang cukup besar tersebut maka perlu mengetahui akar penyebab permasalahan dengan menggunakan Fault Tree Analysis (FTA), dan untuk mengetahui prioritas penanganan masalah maka dibuat Failure Mode Effect
Analysis (FMEA) yang kemudian diurutkan berdasarkan nilai RPN. Dari FMEA
didapat nilai RPN tertinggi untuk mode kegagalan yaitu cacat bar dengan RPN sebesar 798, sedangkan dari penyebab kegagalan didapat tiga terbesar nilai RPN yaitu tidak ada pemeriksaan yang spesifik pada benang yang dibeli dengan RPN sebesar 576, operator maintenance ceroboh dengan RPN sebesar 540 dan tanda ukuran pada alat takaran obat sizing kurang jelas dengan RPN sebesar 360. Setelah mengetahui tindakan rekomendasi dari FMEA langkah selanjutnya adalah memperjelas tindakan rekomendasi dengan menggunakan metode 5W+1H.
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis dibuat usulan perbaikan kualitas untuk membantu perusahaan dalam meningkatkan kualitas produk. Usulan yang diberikan yaitu melakukan pemeriksaan yang spesifik pada benang yang dibeli, peningkatan ketelitian operator maintenance, mengganti alat takaran obat sizing secara berkala, melakukan pemeriksaan komponen mesin setiap awal produksi, mempertimbangkan jumlah operator mesin weaving, peningkatan ketelitian operator weaving, menyediakan alat untuk membersihkan serbuk kapas yang menempel pada mesin, menyediakan alat untuk membersihkan sisa benang yang putus dan meningkatkan pengawasan pada setiap bagian. Diberikan juga saran untuk menerapkan dan menindaklanjuti usaha perbaikan dan pengendalian kualitas tersebut.
(2)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah... 1-1 1.2 Identifikasi Masalah ... 1-2 1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi ... 1-3 1.4 Perumusan Masalah ... 1-3 1.5 Tujuan Penelitian ... 1-3 1.6 Sistematika Penulisan ... 1-4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Kualitas ... 2-1 2.1.1 Definisi Kualitas ... 2-1 2.1.2 Dimensi Kualitas... 2-2 2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas ... 2-3 2.1.4 Biaya Kualitas ... 2-6 2.1.5 Perspektif Kualitas ... 2-6 2.2 Pengendalian Kualitas... 2-7 2.2.1 Pengertian Pengendalian Kualitas... 2-7 2.2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengendalian
Kualitas ... 2-8 2.2.3 Tujuan Pengendalian Kualitas... 2-9 2.2.4 Aspek Pengendalian Kualitas... 2-9 2.2.5 Jenis Variasi dalam Proses Produksi... 2-10
(3)
2.2.6 Alat Bantu Pengendalian Kualitas ... 2-12 2.2.6.1 Lembar Periksa (Check Sheet) ... 2-12 2.2.6.2 Stratifikasi ... 2-13 2.2.6.3 Diagram pareto... 2-14 2.3 Konsep Six Sigma... 2-15 2.3.1 Pengertian Six Sigma... 2-15 2.3.1 Keuntungan Six Sigma ... 2-16 2.3.2 Strategi Manajemen dan Perbaikan Six Sigma... 2-16 2.3.3 Model Perbaikan Six Sigma (DMAIC) ... 2-17 2.3.3.1 Pengertian DMAIC ... 2-17 2.3.3.2 Tahapan-tahapan dari DMAIC... 2-18 2.3.3.3 Menentukan Ukuran Defect dan Nilai Sigma... 2-20 2.3.3.4 Fault Tree Analysis (FTA) ... 2-21 2.3.3.5 Failure Mode Effect and Analysis (FMEA) ... 2-23 2.3.3.6 Penetapan Rencana Tindakan (Action Plan)... 2-26
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Penelitian Pendahuluan ... 3-1 3.2 Identifikasi Masalah ... 3-1 3.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi ... 3-2 3.4 Pengolahan Data dan Analisis... 3-5 3.4.1 Define ... 3-5 3.4.2 Measure... 3-6 3.4.3 Analyze ... 3-6 3.4.4 Improve ... 3-7 3.4.5 Control ... 3-8 3.5 Kesimpulan dan Saran... 3-8
BAB 4 PENGUMPULAN DATA
4.1. Data Umum Perusahaan... 4-1 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 4-1
(4)
4.1.2. Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... 4-1 4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 4-2 4.2. Data Proses Produksi... 4-10
4.2.1. Jenis Produksi ... 4-10 4.2.2. Kapasitas Produksi ... 4-10 4.2.3. Bahan Baku Produksi... 4-11 4.2.4. Sarana Produksi... 4-11 4.2.5. Proses Produksi ... 4-14 4.3. Data Jenis Cacat dan Jumlah Cacat Produk ... 4-17 4.3.1. Data Jenis Cacat ... 4-17 4.3.2. Jumlah Cacat Produk ... 4-20
BAB 5 PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengolahan Data dan Analisis... 5-1 5.1.1 Karakteristik Cacat... 5-1 5.1.2 Stratifikasi ... 5-1 5.1.3 Perhitungan DPMO dan Nilai Sigma... 5-4 5.1.4 Fault Tree Analysis (FTA) ... 5-5 5.1.4.1 Fault Tree Analysis (FTA) Untuk Cacat Bar ... 5-5 5.1.4.2 Fault Tree Analysis (FTA) Untuk Cacat Pakan
Nunda ... 5-7 5.1.4.3 Fault Tree Analysis (FTA) Untuk Cacat Temple
Mark ... 5-8
5.1.4.4 Fault Tree Analysis (FTA) Untuk Cacat Lusi
Putus... 5-9 5.1.4.5 Fault Tree Analysis (FTA) Untuk Cacat Pakan
Salah Corak ... 5-11 5.1.4.6 Fault Tree Analysis (FTA) Untuk Cacat Lusi
Lompat ... 5-11 5.1.4.7 Fault Tree Analysis (FTA) Untuk Cacat
(5)
5.1.4.8 Fault Tree Analysis (FTA) Untuk Cacat Pakan
Lompat ... 5-14 5.1.5 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) ... 5-15 5.1.6 Perhitungan RPN... 5-43 5.2. Usulan Perbaikan Kualitas ... 5-47
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ... 6-1 6.2 Saran... 6-2
DAFTAR PUSTAKA ... xi LAMPIRAN
KOMENTAR DOSEN PENGUJI DATA PENULIS
(6)
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
Tabel 2.1 Penggunaan Metode 5W+1H untuk Pengembangan Rencana
Tindakan... 2-27 Tabel 4.1 Jumlah Cacat ... 4-21 Tabel 5.1 Karakteristik Cacat... 5-1 Tabel 5.2 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)... 5-18 Tabel 5.3 Diagram Pareto RPN untuk Mode Kegagalan ... 5-43 Tabel 5.4 Diagram Pareto RPN untuk Penyebab Kegagalan... 5-45 Tabel 5.5 Work Checklist Maintenance ... 5-52 Tabel 5.6 Keterangan Benang Pakan ... 5-54 Tabel 5.7 5W+1H ... 5-57
(7)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Tiga Strategi Six Sigma [13,31]... 2-16 Gambar 2.2 Model Perbaikan Six Sigma DMAIC [12,38]... 2-17 Gambar 2.3 Simbol FTA [13,513] ... 2-22 Gambar 3.1 Metodologi Penelitian ... 3-3 Gambar 4.1 Struktur Organisasi... 4-3 Gambar 4.2 Peta Proses Operasi ... 4-15 Gambar 4.3 Cacat Lusi Lompat ... 4-17 Gambar 4.4 Cacat Lusi Putus... 4-18 Gambar 4.5 Cacat Pakan Lompat... 4-18 Gambar 4.6 Cacat Pakan Nunda ... 4-19 Gambar 4.7 Cacat Bar ... 4-19 Gambar 4.8 Cacat Pinggiran Tidak Sempurna... 4-20 Gambar 4.9 Cacat Temple Mark ... 4-20 Gambar 5.1 Fault Tree Analysis Untuk Cacat Bar ... 5-6 Gambar 5.2 Fault Tree Analysis Untuk Cacat Pakan Nunda... 5-8 Gambar 5.3 Fault Tree Analysis Untuk Cacat Temple Mark... 5-9 Gambar 5.4 Fault Tree Analysis Untuk Cacat Lusi Putus ... 5-10 Gambar 5.5 Fault Tree Analysis Untuk Cacat Pakan Salah corak... 5-11 Gambar 5.6 Fault Tree Analysis Untuk Cacat Lusi Lompat... 5-12 Gambar 5.7 Fault Tree Analysis Untuk Cacat Pinggiran Tidak Sempurna .. 5-13 Gambar 5.8 Fault Tree Analysis Untuk Cacat Pakan Lompat ... 5-14 Gambar 5.9 Diagram Pareto RPN untuk Mode Kegagalan ... 5-44 Gambar 5.10 Diagram Pareto RPN untuk Penyebab Kegagalan ... 5-46
(8)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1 Tabel FMEA Dampak Kegagalan (Severity) L-1 2 Tabel FMEA Kemungkinan Kegagalan (Occurrence) L-2
(9)
LAMPIRAN
Dampak Kegagalan (Severity)
Akibat Kriteria Severity Rangking
Berbahaya Efek yang ditimbulkan membahayakan
keselamatan pelanggan dan pekerja 10 Serius
Berpotensi mengakibatkan bahaya dan proses dapat dihentikan tanpa mengakibatkan
kecelakaan kerja
9
Ekstrim
Produk yang dihasilkan tidak dapat
dioperasikan atau digunakan, pelanggan merasa sangat tidak puas
8
Mayor Performa produk buruk tetapi tetap berfungsi
dan aman, pelanggan merasa tidak puas 7
Signifikan
Performa produk berkurang tetapi tetap berfungsi dan aman serta terdapat bagian proudk yang tidak dapat beroperasi,mengurangi kenyamanan pelanggan
6
Sedang Performa produk sedikit berkurang dan tetap
berfungsi, pelanggan merasa tidak puas 5
Minor
Terdapat sedikit kegagalan pada performa produk. Kegagalan pada bagian yang tidak vitasl terlihat dengan jelas, pelanggan mengalami sedikit gangguan
4
Ringan
Kegagalan ringan dan sedikit berpengaruh terhadap performa produk. Kegagalan yang terjadi tidak terlihat dengan jelas
3
Sangat Ringan
Kegagalan yang terjadi sangat ringan dan kegagalan yang terjadi tidak terlihat, pelnggan tidak merasa terganggu
2
Tidak ada Tidak ada efek 1
(10)
Kemungkinan Kegagalan (Occurrence)
Ranking Kemungkinan Kegagalan
Angka Kemungkinan Kegagalan
10 ³ 1 dari 2
9
Sangat tinggi : Kegagalan hampir tidak bisa
dihindarkan 1 dari 3
8 1 dari 8
7
Tinggi : Kegagalan
berulang-ulang terjadi 1 dari 20
6 1 dari 80
5 1 dari 400
4
Sedang :Kegagalan sekali-kali
1 dari 2.000
3 1 dari 15.000
2
Rendah : Kegagalan
sangat sedikit terjadi 1 dalam 150.000 1 Tidak ada : Kegagalan
tidak mungkin terjadi £ 1 dari 1.500.000 Kemudahan Mendeteksi (Detectability)
Rangking Kriteria Detectability Deteksi
Sangat tidak mungkin
Kontrol desain tidak dapat mendeteksi penyebab
potensial dan mode kegagalan 10
Sangat sedikit Kesempatan sangat jarang dalam kontrol desain
mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan 9 Sedikit Kesempatan jarang dalam kontrol desain mendeteksi
penyebab potensial dan mode kegagalan 8 Sangat Rendah Kesempatan sangat rendah dalam kontrol desain
mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan 7 Rendah Kesempatan rendah dalam kontrol desain mendeteksi
penyebab potensial dan mode kegagalan 6 Sedang Kesempatan sedang dalam kontrol desain mendeteksi
penyebab potensial dan mode kegagalan 5 Agak Tinggi Kesempatan agak tinggi dalam kontrol desain
mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan 4 Tinggi Kesempatan tinggi dalam kontrol desain mendeteksi
penyebab potensial dan mode kegagalan 3 Sangat Tinggi Kesempatan sangat tinggi dalam kontrol desain
mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan 2 Hampir pasti Kesempatan hampir pasti dalam kontrol desain
(11)
KOMENTAR DOSEN PENGUJI
Nama Mahasiswa : Martha Yoanita
NRP : 0423078
Judul Tugas AKhir : Analisis dan Usulan Perbaikan Kualitas di PT.X Dengan Menggunakan Metode DMAIC
Komentar-komentar Dosen Penguji : 1. Usulan harap lebih ditingkatkan.
2. Data yang digunakan belum mewakili proses.
3. Persentase cacat hasil pengamatan beda jauh dengan persentase cacat awal. 4. Alasan pemilihan produk yang diamati.
L-3 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA -xiii-
(12)
DATA PENULIS
Nama : Martha Yoanita
Alamat di Bandung : Jl. Surya Sumantri 5 No. 9, Bandung Alamat Asal : Jl. Dr Sutomo No. 67 Limpung-Batang No. Telp Bandung : 022 92163463
No. Telp Asal : 0285 4468377 No. Telp Handphone : 0818 0909 6669
Alamat Email : march_yoan@yahoo.com
Pendidikan : SMU Kebon Dalem, Semarang
Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Nilai Tugas Akhir : A
(13)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pada zaman sekarang ini, persaingan industri yang dialami setiap perusahaan semakin ketat baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Untuk dapat mengikuti perkembangan industri saat ini maka setiap perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk yang berkualitas sehingga dapat bersaing di pasar. Agar produk yang dihasilkan mampu bersaing di pasar, maka perusahaan harus mengerti kualitas produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Oleh karena itu berbagai hal yang akan mempengaruhi kualitas dari suatu produk, perlu diperhatikan agar kualitas produk dapat terjaga.
Salah satu hal yang dapat mempengaruhi kualitas dari suatu produk yaitu cacat pada produk. Cacat pada produk merupakan salah satu hal yang menjadi tantangan dari perusahaan untuk memperbaiki kualitas dari suatu produk. Untuk itu perusahaan perlu memperhatikan proses produksi sehingga dapat meminimasi kemungkinan terjadinya produk cacat.
Pengamatan kali ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertenunan. PT. X berlokasi di daerah Cimahi, Bandung. Perusahaan ini memproduksi kain grey yang bahan utamanya adalah benang celup dan benang
grey. Perusahaan ini sangat memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan.
Produk yang menjadi objek penelitian yaitu kain grey dengan tipe F12. Bahan utama yang digunakan adalah benang celup dengan jenis benang dan motif yang sama. Pengamatan dilakukan terhadap kain grey tipe F12 dikarenakan produk tersebut sering dipesan oleh konsumen dan masih terdapat produk cacat yang dapat menurunkan grade kain. Saat ini perusahaan mengalami permasalahan dimana produk cacat yang terjadi hampir mendekati 5 %, sehingga dalam proses produksinya perusahaan selalu melebihkan jumlah pesanan konsumen. Presentase produk cacat yang cukup besar tersebut merupakan kerugian bagi perusahaan. Untuk membantu perusahaan agar dapat meminimasi jumlah produk cacat yang
(14)
Bab 1 Pendahuluan 1-2
terjadi, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi akar penyebab terjadinya cacat yang dilakukan penulis dengan judul ” Analisis dan Usulan Perbaikan Kualitas Di. PT X dengan Menggunakan Metode DMAIC”
1.2Identifikasi Masalah
Pengamatan dilakukan di PT X untuk mengetahui faktor-faktor penyebab cacat apa saja yang terjadi. Adapun beberapa permasalahan yang terjadi di perusahaan antara lain yaitu sebagai berikut :
1. Cacat produk yang terjadi merupakan masalah yang dapat mengurangi kualitas. Berikut jenis cacat pada produk yang sering terjadi yaitu :
Cacat lusi putus
Cacat lusi lompat
Cacat pakan lompat
Cacat pakan nunda
Cacat pakan salah corak
Cacat bar
Cacat pinggiran tidak sempurna
Cacat temple mark.
2. Pemeriksaan produk yang dilakukan oleh perusahaan saat ini yaitu menggunakan pemeriksaan 100%. Dari pemeriksaan 100% tersebut sebetulnya sudah baik bagi perusahaan akan tetapi masih memiliki kelemahan – kelemahan yaitu seperti tidak adanya pencatatan lebih terperinci mengenai penyebab terjadinya cacat, operator hanya mencatat meter keberapa cacat terjadi, kode cacat, dan point. Sehingga dari masalah yang sering terjadi tersebut apabila tidak ditangani maka dapat merugikan perusahaan tidak hanya dalam hal biaya produk tetapi juga bahan baku, tenaga dan waktu.
3. Mesin weaving yang digunakan seringkali berhenti dikarenakan benang lusi atau pakan putus.
Selama ini perusahaan belum menindak lanjuti penyebab terjadinya cacat pada produk. Maka untuk membantu memecahkan permasalahan tersebut diperlukan
(15)
Bab 1 Pendahuluan 1-3
penelitian lebih lanjut mengenai penyebab terjadinya cacat tersebut, sehingga didapatkan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah yang ada.
1.3Pembatasan Masalah dan Asumsi
Adapun pembatasan masalah untuk penelitian dan pengambilan data yaitu sebagai berikut :
1. Produk yang diamati yaitu kain grey tipe F12 . 2. Penelitian hanya dilakukan pada bagian produksi.
3. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi define, measure, analyze. Sedangkan Improve dan control hanya diberikan dalam bentuk usulan tetapi tidak diimplementasikan.
1.4Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dari penelitian ini yang ingin disimpulkan yaitu :
1. Jenis-jenis cacat apa saja yang memerlukan prioritas penanganan masalah dari perusahaan?
2. Bagaimana tingkat kualitas produksi perusahaan saat ini?
3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya cacat pada produk kain
grey?
4. Usulan apa yang perlu diterapkan perusahaan untuk meminimasi produk cacat yang terjadi?
1.5Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis dalam penelitian produk cacat kain grey berdasarkan perumusan masalah yang ada yaitu sebagai berikut : 1. Mengetahui jenis-jenis cacat apa saja yang memerlukan prioritas penanganan
masalah dari perusahaan.
2. Mengetahui dan menganalisis tingkat kualitas produksi perusahaan saat ini.
(16)
Bab 1 Pendahuluan 1-4
3. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya cacat pada produk kain grey sehingga dapat mencari alternatif-alternatif dalam penanganannya.
4. Memberikan usulan yang perlu diterapkan perusahaan untuk meminimasi cacat produk yang terjadi.
1.6Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan disusun agar penulisan tugas akhir lebih jelas dan tersruktur, berikut sistematika penulisan yang penulis buat :
- Bab 1 Pendahuluan,
Terdiri dari Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Perumusan masalah, Pembatasan masalah dan asumsi, tujuan penelitian dan Sistematika penulisan.
- Bab 2 Tinjauan Pustaka,
Berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan DMAIC dan konsep-konsep yang digunakan untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan.
- Bab 3 Metodologi Penelitian,
menguraikan prosedur pelaksanaan pengamatan, dimulai dari pendahuluan sampai dengan saran dan kesimpulan.
- Bab 4 Pengumpulan Data,
Berisi tentang data umum perusahaan, data umum lainnya yang diamati dan karakteristik cacat yang terdapat pada produk.
- Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis,
Berisi tentang pengolahan data untuk memecahkan masalah yang terjadi dan menganalisis hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan.
- Bab 6 Kesimpulan dan Saran,
Menguraikan kesimpulan dari semua pengolahan data dan analisis serta saran untuk membantu perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi.
(17)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengumpulan data dan pengolahan data maka didapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Prioritas cacat yang perlu mendapatkan penanganan berdasarkan FMEA adalah cacat bar dengan RPN 798, cacat lusi putus dengan RPN 468, cacat lusi lompat dengan RPN 280, cacat pakan lompat dengan RPN 280, cacat pinggiran tidak sempurna dengan RPN 275, cacat pakan nunda dengan RPN 210, cacat temple mark dengan RPN 192, dan cacat pakan salah corak dengan RPN 60.
2. Tingkat kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat dilihat dari nilai sigma, nilai sigma pada perusahaan saat ini yaitu 3,98
3. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya cacat pada produk kain grey adalah tidak ada pemeriksaan yang spesifik pada benang yang dibeli, operator
maintenance ceroboh, tanda ukuran pada alat takaran obat sizing kurang jelas,
jangka waktu pemeriksaan mesin weaving terlalu lama, jumlah operator
weaving yang tidak sesuai dengan jumlah mesin weaving, tidak ada
pemeriksaan jarum pada mesin weaving, kecepatan operator weaving lambat dalam melakukan perbaikan benang, serbuk kapas hasil dari gesekan benang menempel pada dropter, serbuk kapas hasil dari gesekan benang menempel pada retire, operator weaving tidak teliti saat membersihkan pakan putus, dan keterangan pada benang pakan kurang jelas
(18)
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-2
4. Usulan yang perlu diterapkan perusahaan untuk meminimasi produk cacat yang terjadi adalah
a. Melakukan pemeriksaan yang spesifik pada benang yang dibeli. b. Peningkatan ketelitian operator maintenance.
c. Mengganti alat takaran obat sizing secara berkala
d. Melakukan pemeriksaan komponen mesin setiap awal produksi. e. Mempertimbangkan jumlah operator mesin weaving.
f. Peningkatan ketelitian operator weaving
g. Menyediakan alat untuk membersihkan serbuk kapas yang menempel pada mesin.
h. Menyediakan alat untuk membersihkan sisa benang yang putus. i. Meningkatkan pengawasan pada setiap bagian.
6.2 Saran
Berikut saran yang dapat dilakukan perusahaan untuk perbaikan dan pengendalian kualitas di masa mendatang :
1. Menerapkan usulan perbaikan dan pengendalian kualitas dengan menggunakan metode DMAIC sesuai dengan tahapan DMAIC.
2. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemeriksaan yang spesifik pada benang yang dibeli.
3. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hasil dari pelatihan dan pengarahan pada operator.
4. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penyediaan alat untuk membersihkan serbuk kapas dan sisa benang yang putus.
(19)
DAFTAR PUSTAKA
1. Besterfield, E.H.; “Quality Control”, Fourth Edition, Prenctice-Hall, Inc., United States of America, 1994.
2. Crosby, P.B.; “Quality Is Free”, McGraw-Hill, New York, 1972.
3. Deming, W.E.; “Quality, Productivity and Competitive Position”, MIT Center for Advance Engineering Study, Cambridge, MA, 1982.
4. Feigenbaum; “Six Sigma Enlightment-Managers Seek Corporate Nirvana
Through Quality Control ”, New York Times, Business Day, Dec 7, 1998.
5. Feigenbaum and Vallin Armand; “Total Quality Control”, Third Edition, Mc Graw Hill Book. Inc, New York, 1986.
6. Garvin; “The Vision of Six Sigma Tools and Method for Breakthrough “, Sigma Phoenix, AZ, 1988.
7. Gasperz, Vincent; “Pedoman Implementasi Program Six Sigma”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002.
8. Gaspersz, Vincent; “Total Quality Management”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001.
9. Ishikawa, Kaoru, ”Teknik Penuntun Pengendalian Mutu”, Terjemahan Ir. Nawalo Widodo, PT. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta, 1993.
10.Juran, J.M.; “Merancang Mutu“, PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1995.
11.Miranda dan Widjaya Tunggal, Amin; “Six Sigma : Gambaran Umum Penerapan Proses dan Metode-metode yang digunakan untuk perbaikan “, Havarindo, Jakarta, 2002.
12.Nasution, M.N.; ”Manajemen Mutu Terpadu”, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2001.
13.Pande Peter.S., Robert P. Neuman, and Roland. R. Cavanagh; “The Six Sigma
Way”, Andi, Yogyakarta, 2002.
14.Pyzdek, Thomas; “The Six Sigma Handbook.”, Salemba Empat, Jakarta, 2002.
(1)
Bab 1 Pendahuluan 1-2
terjadi, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi akar penyebab terjadinya cacat yang dilakukan penulis dengan judul ” Analisis dan Usulan Perbaikan Kualitas Di. PT X dengan Menggunakan Metode DMAIC”
1.2Identifikasi Masalah
Pengamatan dilakukan di PT X untuk mengetahui faktor-faktor penyebab cacat apa saja yang terjadi. Adapun beberapa permasalahan yang terjadi di perusahaan antara lain yaitu sebagai berikut :
1. Cacat produk yang terjadi merupakan masalah yang dapat mengurangi kualitas. Berikut jenis cacat pada produk yang sering terjadi yaitu :
Cacat lusi putus
Cacat lusi lompat
Cacat pakan lompat
Cacat pakan nunda
Cacat pakan salah corak
Cacat bar
Cacat pinggiran tidak sempurna
Cacat temple mark.
2. Pemeriksaan produk yang dilakukan oleh perusahaan saat ini yaitu menggunakan pemeriksaan 100%. Dari pemeriksaan 100% tersebut sebetulnya sudah baik bagi perusahaan akan tetapi masih memiliki kelemahan – kelemahan yaitu seperti tidak adanya pencatatan lebih terperinci mengenai penyebab terjadinya cacat, operator hanya mencatat meter keberapa cacat terjadi, kode cacat, dan point. Sehingga dari masalah yang sering terjadi tersebut apabila tidak ditangani maka dapat merugikan perusahaan tidak hanya dalam hal biaya produk tetapi juga bahan baku, tenaga dan waktu.
3. Mesin weaving yang digunakan seringkali berhenti dikarenakan benang lusi atau pakan putus.
Selama ini perusahaan belum menindak lanjuti penyebab terjadinya cacat pada produk. Maka untuk membantu memecahkan permasalahan tersebut diperlukan
(2)
Bab 1 Pendahuluan 1-3
penelitian lebih lanjut mengenai penyebab terjadinya cacat tersebut, sehingga didapatkan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah yang ada.
1.3Pembatasan Masalah dan Asumsi
Adapun pembatasan masalah untuk penelitian dan pengambilan data yaitu sebagai berikut :
1. Produk yang diamati yaitu kain grey tipe F12 . 2. Penelitian hanya dilakukan pada bagian produksi.
3. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi define, measure, analyze. Sedangkan Improve dan control hanya diberikan dalam bentuk usulan tetapi tidak diimplementasikan.
1.4Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dari penelitian ini yang ingin disimpulkan yaitu :
1. Jenis-jenis cacat apa saja yang memerlukan prioritas penanganan masalah dari perusahaan?
2. Bagaimana tingkat kualitas produksi perusahaan saat ini?
3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya cacat pada produk kain grey?
4. Usulan apa yang perlu diterapkan perusahaan untuk meminimasi produk cacat yang terjadi?
1.5Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis dalam penelitian produk cacat kain grey berdasarkan perumusan masalah yang ada yaitu sebagai berikut : 1. Mengetahui jenis-jenis cacat apa saja yang memerlukan prioritas penanganan
masalah dari perusahaan.
(3)
Bab 1 Pendahuluan 1-4
3. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya cacat pada produk kain grey sehingga dapat mencari alternatif-alternatif dalam penanganannya.
4. Memberikan usulan yang perlu diterapkan perusahaan untuk meminimasi cacat produk yang terjadi.
1.6Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan disusun agar penulisan tugas akhir lebih jelas dan tersruktur, berikut sistematika penulisan yang penulis buat :
- Bab 1 Pendahuluan,
Terdiri dari Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Perumusan masalah, Pembatasan masalah dan asumsi, tujuan penelitian dan Sistematika penulisan.
- Bab 2 Tinjauan Pustaka,
Berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan DMAIC dan konsep-konsep yang digunakan untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan.
- Bab 3 Metodologi Penelitian,
menguraikan prosedur pelaksanaan pengamatan, dimulai dari pendahuluan sampai dengan saran dan kesimpulan.
- Bab 4 Pengumpulan Data,
Berisi tentang data umum perusahaan, data umum lainnya yang diamati dan karakteristik cacat yang terdapat pada produk.
- Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis,
Berisi tentang pengolahan data untuk memecahkan masalah yang terjadi dan menganalisis hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan.
- Bab 6 Kesimpulan dan Saran,
Menguraikan kesimpulan dari semua pengolahan data dan analisis serta saran untuk membantu perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi.
(4)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengumpulan data dan pengolahan data maka didapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Prioritas cacat yang perlu mendapatkan penanganan berdasarkan FMEA adalah cacat bar dengan RPN 798, cacat lusi putus dengan RPN 468, cacat lusi lompat dengan RPN 280, cacat pakan lompat dengan RPN 280, cacat pinggiran tidak sempurna dengan RPN 275, cacat pakan nunda dengan RPN 210, cacat temple mark dengan RPN 192, dan cacat pakan salah corak dengan RPN 60.
2. Tingkat kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat dilihat dari nilai sigma, nilai sigma pada perusahaan saat ini yaitu 3,98
3. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya cacat pada produk kain grey adalah tidak ada pemeriksaan yang spesifik pada benang yang dibeli, operator maintenance ceroboh, tanda ukuran pada alat takaran obat sizing kurang jelas, jangka waktu pemeriksaan mesin weaving terlalu lama, jumlah operator weaving yang tidak sesuai dengan jumlah mesin weaving, tidak ada pemeriksaan jarum pada mesin weaving, kecepatan operator weaving lambat dalam melakukan perbaikan benang, serbuk kapas hasil dari gesekan benang menempel pada dropter, serbuk kapas hasil dari gesekan benang menempel pada retire, operator weaving tidak teliti saat membersihkan pakan putus, dan keterangan pada benang pakan kurang jelas
(5)
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-2
4. Usulan yang perlu diterapkan perusahaan untuk meminimasi produk cacat yang terjadi adalah
a. Melakukan pemeriksaan yang spesifik pada benang yang dibeli. b. Peningkatan ketelitian operator maintenance.
c. Mengganti alat takaran obat sizing secara berkala
d. Melakukan pemeriksaan komponen mesin setiap awal produksi. e. Mempertimbangkan jumlah operator mesin weaving.
f. Peningkatan ketelitian operator weaving
g. Menyediakan alat untuk membersihkan serbuk kapas yang menempel pada mesin.
h. Menyediakan alat untuk membersihkan sisa benang yang putus. i. Meningkatkan pengawasan pada setiap bagian.
6.2 Saran
Berikut saran yang dapat dilakukan perusahaan untuk perbaikan dan pengendalian kualitas di masa mendatang :
1. Menerapkan usulan perbaikan dan pengendalian kualitas dengan menggunakan metode DMAIC sesuai dengan tahapan DMAIC.
2. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemeriksaan yang spesifik pada benang yang dibeli.
3. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hasil dari pelatihan dan pengarahan pada operator.
4. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penyediaan alat untuk membersihkan serbuk kapas dan sisa benang yang putus.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
1. Besterfield, E.H.; “Quality Control”, Fourth Edition, Prenctice-Hall, Inc., United States of America, 1994.
2. Crosby, P.B.; “Quality Is Free”, McGraw-Hill, New York, 1972.
3. Deming, W.E.; “Quality, Productivity and Competitive Position”, MIT Center for Advance Engineering Study, Cambridge, MA, 1982.
4. Feigenbaum; “Six Sigma Enlightment-Managers Seek Corporate Nirvana Through Quality Control ”, New York Times, Business Day, Dec 7, 1998. 5. Feigenbaum and Vallin Armand; “Total Quality Control”, Third Edition, Mc
Graw Hill Book. Inc, New York, 1986.
6. Garvin; “The Vision of Six Sigma Tools and Method for Breakthrough “, Sigma Phoenix, AZ, 1988.
7. Gasperz, Vincent; “Pedoman Implementasi Program Six Sigma”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002.
8. Gaspersz, Vincent; “Total Quality Management”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001.
9. Ishikawa, Kaoru, ”Teknik Penuntun Pengendalian Mutu”, Terjemahan Ir. Nawalo Widodo, PT. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta, 1993.
10. Juran, J.M.; “Merancang Mutu“, PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1995.
11. Miranda dan Widjaya Tunggal, Amin; “Six Sigma : Gambaran Umum
Penerapan Proses dan Metode-metode yang digunakan untuk perbaikan
“, Havarindo, Jakarta, 2002.
12. Nasution, M.N.; ”Manajemen Mutu Terpadu”, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2001.
13. Pande Peter.S., Robert P. Neuman, and Roland. R. Cavanagh; “The Six Sigma Way”, Andi, Yogyakarta, 2002.
14. Pyzdek, Thomas; “The Six Sigma Handbook.”, Salemba Empat, Jakarta, 2002.