Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan perilaku Siswa-Siswi Sekolah Dasar Kelas VI Mengenai Penyakit Kecacingan di Wilayah Kerja Puskesmas Pulasaren Kota Cirebon Tahun 2013.

(1)

iv

ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU

SISWA-SISWI SEKOLAH DASAR KELAS VI MENGENAI

PENYAKIT KECACINGAN DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS PULASAREN KOTA CIREBON TAHUN 2013

Mentari Inggit Anggraini, 2013. Pembimbing I : dr. Sri Nadya J. Saanin, M.Kes Pemimbing II : Dr. dr. Felix Kasim, M.Kes Latar Belakang Angka kejadian infeksi cacing di Indonesia pada saat ini masih tinggi. Hal ini dikarenakan Indonesia berada dalam posisi geografis dengan temperatur dan kelembaban yang sesuai. Infeksi cacing ini banyak ditemukan pada golongan usia anak Sekolah Dasar prevalensi kecacingan cukup tinggi, yakni berkisar 60-80%. Meskipun angka kejadian infeksi cacing cukup tinggi namun tindakan pencegahan dan pemberantasannya masih minimal. Hal ini dapat disebabkan karena rendahnya kepedulian masyarakat mengenai kebersihan lingkungannya.

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui serta menilai gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa-siswi sekolah dasar kelas VI di wilayah kerja Puskesmas Pulasaren terhadap penyakit kecacingan.

Metode Penelitian Desain penelitian ini adalah studi deskriptif dengan metode pengumpulan data secara cross sectional.

Hasil Penelitian Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 80,80% siswa memiliki tingkat pengetahuan mengenai penyakit kecacingan yang baik, 84,10% siswa memiliki sikap yang baik, dan 88,08% siswa memiliki perilaku yang baik. Simpulan Sebagian besar siswa-siswi sekolah dasar di SDN Pulasaren memiliki tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai penyakit kecacingan yang baik.


(2)

v

ABSTRACT

DESCRIPTION OF KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND

BEHAVIOUR OF SIXTH GRADE PRIMARY SCHOOL

STUDENTS ABOUT WORM INFECTION IN PULASAREN

HEALTH CENTER CIREBON REGION 2013

Mentari Inggit Anggraini, 2013. Tutor I : dr. Sri Nadya J. Saanin, M.Kes Tutor 2 : Dr. dr. Felix Kasim, M.Kes

Background The incidence of worm infection in Indonesia nowadays is still high, due to its geographical position with corresponding temperature and humidity. This worm infection is likely to be found in primary school age children with a fair high prevalence, 60-80%. Although the number of worm infection occurance is still high but the precaution and countermeasure acts were still at least. This was caused by the low awareness of society towards environmental cleanliness.

Objectives To determine and assess the description of knowledge, attitude, and behaviour of sixth grade primary students in Pulasaren Health Center region about worm infection.

Methods This research used descriptive method with questionairres as measuring instrument.

Results From the result of the research found that 80.80% of students have a

good level of knowledge about worm infection, 84.10% have a good level of attitude, and 88.08% of students have a good level of behaviour.

Conclusion Most of the students in Pulasaren Health Center region showed to

have a good level of knowledge, attitude, and behaviour about worm infection. Keywords: Cirebon, worm infection, Pulasaren


(3)

viii

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Manfaat Akademis ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

1.5 Landasan Teori ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan ... 5

2.2 Sikap ... 7

2.2.1 Tingkatan Sikap ... 7

2.2.2 Indikator Sikap Terhadap Kesehatan...8

2.3 Perilaku ... 8

2.3.1 Perilaku Kesehatan ... 9


(4)

ix

2.4 Masalah Kecacingan di Indonesia ... 10

2.4.1 Morfologi dan Daur Hidup Cacing Usus ... 11

2.4.1.1 Ascaris lumbricoides (Cacing Gelang)... 11

2.4.1.2 Trichuris trichiura (Cacing Cambuk) )... 13

2.4.1.3 Necator Americanus dan Ancylostoma duodenale)... 16

2.4.1.4 Enterobius vermicularis / Oxyuris vermicularis (Cacing Kremi)... 18

2.4.2 Patofisiologi dan Gejala Klinik Infeksi Cacing Usus... 20

2.4.2.1 Ascaris lumbricoides (Cacing Gelang)... 20

2.4.2.2 Trichuris trichiura (Cacing Cambuk)... 20

2.4.2.3 Necator Americanus dan Ancylostoma duodenale ... .. 21

2.4.2.4 Enterobius vermicularis / Oxyuris vermicularis (Cacing Kremi)... 21

2.4.3 Epidemiologi Infeksi Cacing Usus ... .. 22

2.4.3.1 Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura ... . 22

2.4.3.2 Necator americanus dan Ancylostoma duodenale ... . 23

2.4.3.3 Enterobius vermicularis / Oxyuris vermicularis ... . 24

2.4.4 Faktor-faktor Penyebab Endemi Cacing Usus... 26

2.4.4.1 Faktor Alam ... .. 26

2.4.4.2 Faktor Manusia ... .. 26

2.4.5 Cara Mencegah dan Memberantas Infeksi Cacing Usus... 27

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Desai Penelitian ... 29

3.2 Instrumen Penelitian ... 29

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

3.4.1 Populasi Penelitian ... 30

3.4.2 Sampel Penelitian ... 30

3.5 Definisi Operasional ... 30


(5)

x

3.7 Analisis Data ... 31

3.7.1 Pengetahuan ... 31

3.7.2 Sikap ... 31

3.7.3 Perilaku ... 31

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengetahuan ... 32

4.2 Perilaku ... 38

4.3 Sikap ... 43

4.4 Pengetahuan Responden Secara Keseluruhan ... 48

4.5 Perilaku Responden Secara Keseluruhan ... 50

4.6 Sikap Responden Secara Keseluruhan ... 51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 52

5.2 Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN ... 55


(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik Ascaris lumbricoides...11

Tabel 2.2 Karakteristik Trichuris trichiura...14

Tabel 2.3 Karakteristik Cacing Tambang...17

Tabel 2.4 Klasifikasi Intensitas Infeksi pada Individu Menurut WHO...23

Tabel 2.5 Perkembangan di Tanah dan Suhu Optimum untuk Bentuk Infektif Cacing yang Ditularkan Melalui Tanah...24

Tabel 3.1 Definisi Operasional...30

Tabel 4.1 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Definisi Penyakit Kecacingan...32

Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Tempat Ditemukan Telur Cacing...33

Tabel 4.3 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Media Telur Cacing Masuk ke Dalam Tubuh...33

Tabel 4.4 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Jenis Cacing...34

Tabel 4.5 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Penyebab Penyakit Kecacingan...34

Tabel 4.6 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Gejala Orang yang Terinfeksi Kecacingan...35

Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Akibat Penyakit Kecacingan Bila Tidak Diobati...35

Tabel 4.8 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Hal yang Harus Dilakukan Bila Terinfeksi Kecacingan...36

Tabel 4.9 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Pencegahan Penyakit Kecacingan...37

Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Usia Insidensi Penyakit Kecacingan...38

Tabel 4.11 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Buang Air Besar di WC 38 Tabel 4.12 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Mencuci Tangan dengan Sabun dan Air Bersih Setelah Buang Air Besar...39


(7)

xii

Tabel 4.13 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Mencuci Tangan Sebelum Makan...39

Tabel 4.14 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Kegemaran Memasukan Jari ke Dalam Mulut...39 Tabel 4.15 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Penggunaan Alas Kaki Saat Bermain di Luar Rumah...40 Tabel 4.16 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Kegemaran Membeli Makanan di Lingkungan Sekolah atau di Luar Rumah...40 Tabel 4.17 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Mencuci Tangan

Menggunakan Sabun Setelah Bermain...41 Tabel 4.18 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Mengkonsumsi Air Minum yang Telah Dimasak Terlebih Dahulu...41 Tabel 4.19 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Menggunting Kuku Tangan dan Kaki Secara Teratur...42 Tabel 4.20 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Konsumsi Obat Cacing...42 Tabel 4.21 Distribusi Sikap Responden Mengenai Ikut Serta dalam Penyuluhan Penyakit Kecacingan...43 Tabel 4.22 Distribusi Sikap Responden Mengenai Ikut Serta dalam Pemeriksaan Kecacingan...43 Tabel 4.23 Distribusi Sikap Responden Mengenai Memeriksakan Diri ke Dokter Jika Merasa Ada Gejala-gejala Terinfeksi Kecacingan...44 Tabel 4.24 Distribusi Sikap Responden Mengenai Selalu Buang Air di WC...44 Tabel 4.25 Distribusi Sikap Responden Mengenai Mencuci Tangan dengan Sabun dan Air Bersih Setelah Buang Air Besar...45 Tabel 4.26 Distribusi Sikap Responden Mengenai Memakai Alas Kaki Ketika Bermain di Luar Rumah...46 Tabel 4.27 Distribusi Sikap Responden Mengenai Mencuci Tangan dengan Sabun dan Air Bersih Sebelum Makan...46 Tabel 4.28 Distribusi Sikap Responden Mengenai Makan Makanan yang Telah Dimasak Terlebih Dahulu Hingga Matang...47 Tabel 4.29 Distribusi Sikap Responden Mengenai Rutin Menggunting Kuku...47


(8)

xiii

Tabel 4.30 Distribusi Sikap Responden Mengenai Rutin Mengkonsumsi Obat

Cacing...48

Tabel 4.31 Distribusi Pengetahuan Responden Secara Keseluruhan...48

Tabel 4.32 Distribusi Perilaku Responden Secara Keseluruhan...50


(9)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Cacing Gelang...12

Gambar 2.2 Telur Cacing Gelang...12

Gambar 2.3 Daur Hidup Cacing Gelang...13

Gambar 2.4 Cacing Cambuk...14

Gambar 2.5 Telur Cacing Cambuk...14

Gambar 2.6 Daur Hidup Cacing Cambuk...15

Gambar 2.7 Telur Cacing Tambang...17

Gambar 2.8 Daur Hidup Cacing Tambang...18


(10)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER...55 LAMPIRAN 2 INFORMED CONSENT...60 LAMPIRAN 3 SURAT KEPUTUSAN KOMISI ETIK PENELITIAN...61


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pada saat ini di Indonesia penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing masih tinggi prevalensinya. Hal ini dikarenakan Indonesia berada dalam posisi geografis dengan temperatur dan kelembaban yang sesuai, pengaruh kehidupan yang kurang bersih dan sanitasi lingkungan yang buruk, aspek sosial ekonomi dan tingkat pengetahuan seseorang mengenai pentingnya kesehatan yang masih rendah merupakan faktor yang mempunyai peranan besar terhadap penularan parasit cacing. Infeksi penyakit parasit umumnya sifatnya menahun dan jarang menimbulkan kematian yang mendadak sehingga sering tidak diperhatikan dan diabaikan. Akibat yang paling sering dialami adalah kekurangan gizi dan anemia. Pada infeksi berat penyakit kecacingan ini dapat menyebabkan diare (Aini, 2011). Kecacingan merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan yang masih menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat di Indonesia saat ini. Hal ini disebabkan karena prevalensi kecacingan tersebut di Indonesia masih tinggi terutama kecacingan yang disebabkan oleh sejumlah cacing perut yang ditularkan melalui tanah atau yang disebut Soil Transmitted Helminths. Diantara cacing tersebut yang terpenting adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus) dan cacing cambuk (Trichuris trichura) (Friscasari Kundaian, 2012).

Penyakit kecacingan masih merupakan masalah kesehatan dan ekonomi yang utama pada masyarakat. Diseluruh dunia diperkirakan masih banyak kasus penyakit kecacingan, yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides lebih dari 1 milyar kasus, Trichuris trichiura sebanyak 795 juta kasus, dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus) sebanyak 740 juta. Distribusi prevalensi kecacingan menurut jenis cacing pada anak SD di kabupaten terpilih di 27 provinsi tahun 2002-2008 menunjukkan bahwa prevalensi kecacingan akibat infeksi cacing gelang atau Ascaris lumbricoides tertinggi dibandingkan infeksi


(12)

2

oleh cacing cambuk atau Trichuris trichiura dan cacing tambang atau Necator americanus (Kusuma,2011)

Berdasarkan survei yang dilakukan ditemukan bahwa pada golongan usia anak Sekolah Dasar prevalensi kecacingan cukup tinggi, yakni berkisar 60-80% (Aini, 2011). Pada tahun 2008 hasil pemeriksaan tinja yang dilaksanakan di 8 provinsi menunjukkan prevalensi kecacingan mempunyai rentang yang cukup lebar yaitu antara 5,7 % di Sulawesi Utara sampai dengan 60,7 % di Banten (Depkes, 2009). Di Kelurahan Cirendeu Tangerang Selatan Provinsi Banten, diperoleh informasi bahwa penyuluhan mengenai kecacingan sudah jarang diadakan lagi, hal ini bisa menyebabkan angka kejadian kecacingan meningkat lagi. Berdasarkan data yang diperoleh di Puskesmas Pisangan didapatkan bahwa pada bulan Agustus 2011 terdapat 4 anak terjangkit kecacingan dan berdasarkan wawancara dengan wakil kepala sekolah SD Islam Ruhama tiap tahun ada anak yang tidak masuk karena kecacingan (Kusuma, 2011).

Penyakit kecacingan atau biasa disebut cacingan masih dianggap sebagai hal sepele oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal jika dilihat dampak jangka panjangnya, kecacingan menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi penderita dan keluarganya. Kecacingan dapat menyebabkan anemia, lesu, dan prestasi belajar menurun (Herdiman, 2007).Pengetahuan yang baik tentang suatu penyakit akan mengurangi tingginya kejadian akan penyakit terebut. Pengetahuan yang baik akan mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang (Notoadmodjo, 2007).

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang diteliti adalah bagaimana pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa-siswi sekolah dasar kelas VI tentang penyakit kecacingan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk melakukan usaha peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap infeksi cacingan.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana pengetahuan siswa-siswi sekolah dasar kelas VI di wilayah kerja Puskesmas Pulasaren Kota Cirebon tentang infeksi cacing.


(13)

3

2. Bagaimana sikap siswa-siswi sekolah dasar kelas VI di wilayah kerja Puskesmas Pulasaren Kota Cirebon terhadap upaya pemberantasan kecacingan.

3. Bagaimana perilaku anak-anak sekolah dasar kelas VI di wilayah kerja Puskesmas Pulasaren Kota Cirebon terhadap upaya pemberantasan kecacingan.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menilai gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa-siswi sekolah dasar kelas VI di wilayah kerja Puskesmas Pulasaren Kota Cirebon terhadap penyakit kecacingan.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademik

Untuk menambah wawasan dan informasi masyarakat tentang penyakit kecacingan dan sikap masyarakat untuk mencegah penyakit kecacingan. Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut.

1.4.2 Manfaat Praktis a. Puskesmas

Sebagai informasi dalam upaya pencegahan dari masalah kesehatan yang berhubungan dengan infeksi cacing.

b. Masyarakat

Menambah pengetahuan dalam usaha pencegahan maupun pengobatan infeksi cacing, khususnya pada anak usia sekolah.


(14)

4

1.5 Landasan Teori

Penyakit kecacing adalah penyakit masyarakat secara umum, terutama pada anak-anak. Dari hasil penelitian diperkirakan lebih dari 60% anak-anak di Indonesia menderita suatu infeksi cacing. Tingkat kecacingan pada anak lebih tinggi dari pada orang dewasa karena mereka belum mengerti tentang kesehatan. Dalam jangka panjang, infeksi yang berulang-ulang mengakibatkan kekurangan gizi sehingga dapat mengakibatkan pertumbuhan anak kurang energi protein yang berakibat menurunnya sumber daya anak tersebut(Aini, 2011).

Meskipun angka kecacingan masih tergolong tinggi, namun pencegahan dan pemberantasan terhadap infeksi penyakit tersebut belum dapat dilakukan secara maksimal. Hal ini disebabkan infeksi cacing ini biasanya kurang mendapat perhatian yang cukup, terutama dari pihak orang tua, karena akibat yang ditimbulkan infeksi cacing tersebut secara langsung tidak dapat terlihat. Kecacingan dapat berdampak negatif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, karena dapat menurunkan produktivitas yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas anak di masa yang akan datang (Friscasari Kundaian, 2012).

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi kecacingan, adalah kondisi iklim yang sesuai untuk pertumbuhan cacing, kondisi sanitasi lingkungan dan higiene perorangan yang buruk serta keadaan sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah (Friscasari Kundaian, 2012). Hal ini dikarenakan sanitasi lingkungan yang tidak memadai dapat menjadi sumber penularan cacing pada tubuh manusia (Mardiana & Djarismawati, 2008). Diantara cacing usus yang menjadi masalah kesehatan adalah kelompok soil transmitted helminth atau cacing yang ditularkan melalui tanah, seperti Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan Ancylostoma sp. Pencemaran tanah merupakan penyebab terjadinya transmisi telur cacing, lalu masuk ke mulut melalui makanan (Mardiana & Djarismawati, 2008).


(15)

52 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan siswa-siswi SDN Pulasaren Kota Cirebon terhadap

penyakit kecacingan pada umumnya baik, yaitu sebesar 80,80%.

2. Sikap siswa-siswi SDN Pulasaren Kota Cirebon terhadap penyakit kecacingan sebagian besar baik, yaitu sebesar 84,10%.

3. Perilaku siswa-siswi SDN Pulasaren Kota Cirebon terhadap penyakit kecacingan sebagian besar baik, yaitu sebesar 88,08%.

5.2 Saran

Untuk penelitian selanjutnya, agar dapat meningkatkan upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit kecacingan khususnya pada anak sekolah dasar, penulis akan memberikan saran sebagai berikut :

1. Penelitian tidak hanya pada siswa sekolah dasar kelas VI saja, tetapi dapat juga dilakukan pada siswa sekolah dasar kelas IV dan kelas V yang sudah mengerti mengenai pelajaran pengetahuan alam.

2. Penelitian dapat dilengkapi dengan pemeriksaan tinja langsung kepada para siswa agar hasil perilaku siswa terhadap penyakit kecacingan dapat dihubungkan dengan hasil pemeriksaan tinja.


(1)

xv

LAMPIRAN 1 KUESIONER...55 LAMPIRAN 2 INFORMED CONSENT...60 LAMPIRAN 3 SURAT KEPUTUSAN KOMISI ETIK PENELITIAN...61


(2)

1

Pada saat ini di Indonesia penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing masih tinggi prevalensinya. Hal ini dikarenakan Indonesia berada dalam posisi geografis dengan temperatur dan kelembaban yang sesuai, pengaruh kehidupan yang kurang bersih dan sanitasi lingkungan yang buruk, aspek sosial ekonomi dan tingkat pengetahuan seseorang mengenai pentingnya kesehatan yang masih rendah merupakan faktor yang mempunyai peranan besar terhadap penularan parasit cacing. Infeksi penyakit parasit umumnya sifatnya menahun dan jarang menimbulkan kematian yang mendadak sehingga sering tidak diperhatikan dan diabaikan. Akibat yang paling sering dialami adalah kekurangan gizi dan anemia. Pada infeksi berat penyakit kecacingan ini dapat menyebabkan diare (Aini, 2011). Kecacingan merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan yang masih menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat di Indonesia saat ini. Hal ini disebabkan karena prevalensi kecacingan tersebut di Indonesia masih tinggi terutama kecacingan yang disebabkan oleh sejumlah cacing perut yang ditularkan melalui tanah atau yang disebut Soil Transmitted Helminths. Diantara cacing tersebut yang terpenting adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus) dan cacing cambuk (Trichuris trichura) (Friscasari Kundaian, 2012).

Penyakit kecacingan masih merupakan masalah kesehatan dan ekonomi yang utama pada masyarakat. Diseluruh dunia diperkirakan masih banyak kasus penyakit kecacingan, yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides lebih dari 1 milyar kasus, Trichuris trichiura sebanyak 795 juta kasus, dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus) sebanyak 740 juta. Distribusi prevalensi kecacingan menurut jenis cacing pada anak SD di kabupaten terpilih di 27 provinsi tahun 2002-2008 menunjukkan bahwa prevalensi kecacingan akibat infeksi cacing gelang atau Ascaris lumbricoides tertinggi dibandingkan infeksi


(3)

oleh cacing cambuk atau Trichuris trichiura dan cacing tambang atau Necator americanus (Kusuma,2011)

Berdasarkan survei yang dilakukan ditemukan bahwa pada golongan usia anak Sekolah Dasar prevalensi kecacingan cukup tinggi, yakni berkisar 60-80% (Aini, 2011). Pada tahun 2008 hasil pemeriksaan tinja yang dilaksanakan di 8 provinsi menunjukkan prevalensi kecacingan mempunyai rentang yang cukup lebar yaitu antara 5,7 % di Sulawesi Utara sampai dengan 60,7 % di Banten (Depkes, 2009). Di Kelurahan Cirendeu Tangerang Selatan Provinsi Banten, diperoleh informasi bahwa penyuluhan mengenai kecacingan sudah jarang diadakan lagi, hal ini bisa menyebabkan angka kejadian kecacingan meningkat lagi. Berdasarkan data yang diperoleh di Puskesmas Pisangan didapatkan bahwa pada bulan Agustus 2011 terdapat 4 anak terjangkit kecacingan dan berdasarkan wawancara dengan wakil kepala sekolah SD Islam Ruhama tiap tahun ada anak yang tidak masuk karena kecacingan (Kusuma, 2011).

Penyakit kecacingan atau biasa disebut cacingan masih dianggap sebagai hal sepele oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal jika dilihat dampak jangka panjangnya, kecacingan menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi penderita dan keluarganya. Kecacingan dapat menyebabkan anemia, lesu, dan prestasi belajar menurun (Herdiman, 2007).Pengetahuan yang baik tentang suatu penyakit akan mengurangi tingginya kejadian akan penyakit terebut. Pengetahuan yang baik akan mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang (Notoadmodjo, 2007).

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang diteliti adalah bagaimana pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa-siswi sekolah dasar kelas VI tentang penyakit kecacingan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk melakukan usaha peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap infeksi cacingan.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana pengetahuan siswa-siswi sekolah dasar kelas VI di wilayah kerja Puskesmas Pulasaren Kota Cirebon tentang infeksi cacing.


(4)

2. Bagaimana sikap siswa-siswi sekolah dasar kelas VI di wilayah kerja Puskesmas Pulasaren Kota Cirebon terhadap upaya pemberantasan kecacingan.

3. Bagaimana perilaku anak-anak sekolah dasar kelas VI di wilayah kerja Puskesmas Pulasaren Kota Cirebon terhadap upaya pemberantasan kecacingan.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menilai gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa-siswi sekolah dasar kelas VI di wilayah kerja Puskesmas Pulasaren Kota Cirebon terhadap penyakit kecacingan.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademik

Untuk menambah wawasan dan informasi masyarakat tentang penyakit kecacingan dan sikap masyarakat untuk mencegah penyakit kecacingan. Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut.

1.4.2 Manfaat Praktis a. Puskesmas

Sebagai informasi dalam upaya pencegahan dari masalah kesehatan yang berhubungan dengan infeksi cacing.

b. Masyarakat

Menambah pengetahuan dalam usaha pencegahan maupun pengobatan infeksi cacing, khususnya pada anak usia sekolah.


(5)

1.5 Landasan Teori

Penyakit kecacing adalah penyakit masyarakat secara umum, terutama pada anak-anak. Dari hasil penelitian diperkirakan lebih dari 60% anak-anak di Indonesia menderita suatu infeksi cacing. Tingkat kecacingan pada anak lebih tinggi dari pada orang dewasa karena mereka belum mengerti tentang kesehatan. Dalam jangka panjang, infeksi yang berulang-ulang mengakibatkan kekurangan gizi sehingga dapat mengakibatkan pertumbuhan anak kurang energi protein yang berakibat menurunnya sumber daya anak tersebut(Aini, 2011).

Meskipun angka kecacingan masih tergolong tinggi, namun pencegahan dan pemberantasan terhadap infeksi penyakit tersebut belum dapat dilakukan secara maksimal. Hal ini disebabkan infeksi cacing ini biasanya kurang mendapat perhatian yang cukup, terutama dari pihak orang tua, karena akibat yang ditimbulkan infeksi cacing tersebut secara langsung tidak dapat terlihat. Kecacingan dapat berdampak negatif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, karena dapat menurunkan produktivitas yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas anak di masa yang akan datang (Friscasari Kundaian, 2012).

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi kecacingan, adalah kondisi iklim yang sesuai untuk pertumbuhan cacing, kondisi sanitasi lingkungan dan higiene perorangan yang buruk serta keadaan sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah (Friscasari Kundaian, 2012). Hal ini dikarenakan sanitasi lingkungan yang tidak memadai dapat menjadi sumber penularan cacing pada tubuh manusia (Mardiana & Djarismawati, 2008). Diantara cacing usus yang menjadi masalah kesehatan adalah kelompok soil transmitted helminth atau cacing yang ditularkan melalui tanah, seperti Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan Ancylostoma sp. Pencemaran tanah merupakan penyebab terjadinya transmisi telur cacing, lalu masuk ke mulut melalui makanan (Mardiana & Djarismawati, 2008).


(6)

52

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan siswa-siswi SDN Pulasaren Kota Cirebon terhadap

penyakit kecacingan pada umumnya baik, yaitu sebesar 80,80%.

2. Sikap siswa-siswi SDN Pulasaren Kota Cirebon terhadap penyakit kecacingan sebagian besar baik, yaitu sebesar 84,10%.

3. Perilaku siswa-siswi SDN Pulasaren Kota Cirebon terhadap penyakit kecacingan sebagian besar baik, yaitu sebesar 88,08%.

5.2 Saran

Untuk penelitian selanjutnya, agar dapat meningkatkan upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit kecacingan khususnya pada anak sekolah dasar, penulis akan memberikan saran sebagai berikut :

1. Penelitian tidak hanya pada siswa sekolah dasar kelas VI saja, tetapi dapat juga dilakukan pada siswa sekolah dasar kelas IV dan kelas V yang sudah mengerti mengenai pelajaran pengetahuan alam.

2. Penelitian dapat dilengkapi dengan pemeriksaan tinja langsung kepada para siswa agar hasil perilaku siswa terhadap penyakit kecacingan dapat dihubungkan dengan hasil pemeriksaan tinja.


Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Siswa Sekolah Dasar Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dengan Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun Di Yayasan Perguruan Tut Wuri Handayani Di Mabar Kecamatan Medan Deli Tahun 2014

19 227 82

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Siswa Mengenai Abortus Provokoatus di MAN MODEL CIWARINGIN CIREBON Pada Tahun 2011

1 36 91

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Remaja Putri Mengenai Menarche pada Siswi-Siswi SMP "X" di Kota Bandung Tahun 2015.

3 4 22

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Siswa-Siswi Sekolah Menengah Kejuruan 'X' Tentang NAPZA Di Kota Bandung Tahun 2014.

2 21 28

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mengenai Kanker Serviks di Kalangan Siswi SMA Swasta "X", Kota Bandung.

1 7 13

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mengenai Kebiasaan Merokok Pada Siswa-Siswi Kelas 4-6 SDN 'X' Di Kota Bandung, 2010.

0 0 25

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU DAN SARANA PRASARANA PENUNJANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II DENPASAR BARAT.

0 0 5

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mengenai Menarche Pada Siswi SMP "X" di Kota Cimahi Tahun 2010.

0 0 38

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Bayi Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciumbuleuit, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung Tahun 2009.

13 47 39

Gambaran Pengetahuan, Sikap, Perilaku Mengenai HIV/AIDS Pada Siswa-Siswi Kelas Dua dan Tiga Salah Satu SMA Swasta Di Kota Bandung Tahun 2006.

0 0 24