PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENYUSUN RENCANA ANGGARAN BIAYA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON SMK NEGERI 1 BALIGE.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS)

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

MENYUSUN RENCANA ANGGARAN BIAYA SISWA

KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK

KONSTRUKSI BATU DAN BETON

SMK NEGERI 1 BALIGE

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh

RIZALDI SIAHAAN

509111033

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Rizaldi Siahaan, NIM : 509111033. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

tipe STAD ( Student Teams Achievement Divisions ) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Menyusun Rencana Anggaran Biaya Siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Balige. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar menyusun rencana anggaran biaya siswa. Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar menyusun rencana anggaran biaya siswa dalam proses pembelajaran.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Balige. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI program keahlian teknik konstruksi batu dan beton berjumlah 20 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes dan lembar observasi aktivitas siswa untuk melihat aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Dari data hasil observasi terhadap aktivitas siswa menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I diperoleh 11 siswa (55%) untuk kategori tidak kompeten, 8 siswa (40%) untuk kategori cukup kompeten dan 1 siswa (5%) untuk kategori kompeten. Sedangkan pada siklus II diperoleh 8 siswa (40%) untuk kategori cukup kompeten, 10 siswa (50%) untuk kategori kompeten dan 2 siswa (10%) untuk kategori sangat kompeten. Untuk nilai rata-rata aktitas belajar siswa pada siklus I yaitu 68 meningkat menjadi 82 pada siklus II. Selanjutnya dari data nilai hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh 16 siswa (80%) untuk kategori tidak kompeten dan 4 siswa (20%) untuk kategori kompeten. Sedangkan pada siklus II diperoleh 16 siswa (80%) untuk kategori kompeten dan 4 siswa (20%) untuk kategori sangat kompeten. Untuk nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I yaitu 70 meningkat menjadi 85 pada siklus II.

Dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat : 1) meningkatkan aktivitas belajar menyusun rencana anggaran biaya siswa kels XI program keahlian teknik konstruksi batu dan beton SMK Negeri 1 Balige, 2) meningkatkan hasil belajar menyusun rencana anggaran biaya siswa kels XI program keahlian teknik konstruksi batu dan beton SMK Negeri 1 Balige.


(6)

ABSTRACT

Rizaldi Siahaan, NIM : 509111033. The Implementation of Cooperatif Learning

Model STAD ( Student Teams Achievent Divisions ) To Improve The Activity And Learning Outcomes Plan Budgets Class XI Student Engineering Programs Stone And Concrete Construction SMK 1 Balige. Thesis. Faculty of Engineering University of Medan 2014.

The study aims to improve the activity and learning outcomes of student budget plan. The problem in this study is the low activity and learningoutcomes of student in the learning process.

This research is action research (PTK) held at SMK 1 Balige. The subjects were students of class XI engineering programs stone and concrete constructions totaling 20 people. Data collection techniques in this study was a test and observation of student activity sheet to see the learning activities of student during the learning process takes place.

From the data of observations of student activity showed an increase in the activity of student learning from the first cycle to the second cycle. In the first cycle obtained by 11 students (55%) for the category of incompetent, 8 students (40%) to the category of fairly competent and 1 students (5%) for the competent category. While on the second cycle was obtained 8 students (40%) for the category is quite competent, 10 students (50%) for the competent category and 2 students (10%) to the category of very competent. For the average value of student learning activities in the first cycle is 68 increased to 82 in the second cycle. Furthermore, the data value of student learning outcomes obtained in the first cycle of 16 students (80%) for the category of incompetent and 4 student (20%) for the competent category. While on the second cycle student obtained 16 (80%) for the competent category and 4 students (20%) to the category of very competent. For the average value of student learning outcomes in the first cycle is 70 increased to 85 in the second cycle.

It can be concluded that by implementing STAD cooperative learning

model can : 1) increase the learning activity of the budget plan class XI student engineering programs stone and concrete construction SMK 1 Balige, 2) increase the learning outcomes of the budget plan class XI student engineering programs stone and concrete construction SMK 1 Balige.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan karuniaNya yang masih dirasakan penulis hingga pada kesempatan ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Menyusun Rencana Anggaran Biaya Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Balige”

disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik berupa materi, dukungan moril maupun informasi yang sangat membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Drs. Asri Lubis, ST., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Sikripsi dan sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan yang telah banyak memberikan waktu, nasehat, arahan serta petunjuk kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, K., M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

3. Drs. Jintar Tampubolon, M.Pd selaku Penasehat akademik yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi.

4. Drs. Nono Sebayang, ST, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.

5. Seluruh staff pengajar dan tata usaha di lingkungan Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.

6. Pihak SMK N 1 Balige khususnya bapak Bosi Sianipar, ST yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.


(8)

7. Teristimewa ucapan terima kasihku buat kedua orang tuaku, P. Siahaan (†) dan E. Br Napitupulu yang selalu mendoakan dan mendukungku, walau dengan langkah tertatih kalian tetap teguh memperjuangkanku dengan sepenuh hati dalam menyelesaikan studiku sampai ke jenjang perguruan tinggi.

8. Saudari saya Juliana F Siahaan, Amd, Sulastri Siahaan, S.Pd dan Saudara saya Lamhot P Siahaan yang selalu memberi motivasi untuk dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini.

9. Teman baik penulis di Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, Anju Nababan, Vasco R Simamora, yang selalu ada kala suka maupun duka. 10.Rekan – rekan mahasiswa satu Jurusan Pend. Teknik Bangunan Stambuk

2009 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

11.Buat abang, kakak dan adik stambuk di Jurusan Pend. Teknik Bangunan yang selalu memberi masukan dan bantuan selama penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih belum sempurna, baik dari isi pembahasan maupun dari tutur bahasa di dalam skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan skripsi ini.

Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis memohon maaf atas keterbatasan yang ada. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat.

Medan, Juli 2014 Penulis

Rizaldi Siahaan NIM.509111033


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

SURAT PERNYATAAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I : PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Kerangka Teoritis ... 9

1. Hakikat Aktivitas Belajar MRAB ... 9

2. Hakikat Hasil Belajar MRAB ... 11

3. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ... 14

B. Kerangka Berpikir ... 22

C. Pengajuan Hipotesis ... 23

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 24

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

B. Metode Penelitian ... 24


(10)

D. Partisipan ... 25

E. Defenisi Operasional Penelitian ... 25

F. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas... 26

G. Teknik Pemecahan Masalah ... 28

H. Persiapan Tindakan ... 29

I. Proses Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ... 30

J. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 31

K. Uji Coba Instrumen ... 35

L. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ...40

A. Siklus Pertama ... 40

1. Perencanaan ... 40

2. Pelaksanaan ... 40

3. Pengamatan ... 43

4. Refleksi ... 46

B. Siklus Kedua ... 47

1. Perencanaan ... 47

2. Pelaksanaan ... 47

3. Pengamatan ... 48

4. Refleksi ... 51

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 53

BAB V : KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 55

A. Kesimpulan ... 56

B. Implikasi ... 56

C. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA………58 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model Penelitian Tindakan Kelas ... 20

Gambar 2. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ... 27

Gambar 3. Bagan Pemecahan Masalah ... 28

Gambar 4. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ... 30

Gambar 5. Grafik Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 43

Gambar 6. Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 44

Gambar 7. Grafik Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 48

Gambar 8. Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 49

Gambar 9. Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa ... 51


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nilai Hasil Belajar MRAB ... 3

Tabel 2. Observasi Aktivitas Siswa ... 31

Tabel 3. Kisi-kisi Test Siklus I Sebelum Uji Coba ... 33

Tabel 4. Kisi-kisi Test Siklus I Setelah Uji Coba ... 33

Tabel 5. Kisi-kisi Test Siklus II Sebelum Uji Coba ... 34

Tabel 6. Kisi-kisi Test Siklus I Setelah Uji Coba ... 34

Tabel 7. Indikator Keberhasilan Aktivitas Belajar Siklus I ... 45

Tabel 8. Indikator Keberhasilan Hasil Belajar Siklus I ... 45

Tabel 9. Indikator Keberhasilan Aktivitas Belajar Siklus II ... 50


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 60

Lampiran 2. RPP Siklus I ... 62

Lampiran 3. RPP Siklus II ... 65

Lampiran 4. Materi Pembelajaran ... 68

Lampiran 5. Instrumen Hasil Belajar Siklus I ... 84

Lampiran 6. Instrumen Hasil Belajar Siklus II ... 87

Lampiran 7. Lembar Jawaban ... 90

Lampiran 8. Sebaran Data Uji Coba... 92

Lampiran 9. Perhitungan Validitas ... 94

Lampiran10. Perhitungan Indeks Kesukaran ... 97

Lampiran 11. Perhitungan Daya Beda ... 100

Lampiran 12. Perhitungan Reliabilitas ... 105

Lampiran 13. Perhitungan Nilai Aktivitas Belajar ... 108

Lampiran 14. Perhitungan Nilai Hasil Belajar ... 111


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan diharapkan mampu menggali potensi diri untuk dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten untuk dapat berperan dalam pembangunan nasional. Dengan mengikuti proses pembelajaran, siswa diharapkan mampu mendapatkan ilmu dan memiliki keunggulan di salah satu bidang agar dapat berkompetisi di dunia kerja. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Menyangkut fungsi pendidikan dalam pembangunan nasional itu diwujudkan dan ditempuh melalui proses pembelajaran, baik didalam pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Pedidikan non formal misalnya lembaga-lembaga pelatihan seperti kursus menjahit, memasak, musik, kecantikan, komputer maupun teknisi lainnya. Sedangkan lembaga pendidikan formal seperti Pendidikan Usia Dini (PAUD), sekolah dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maupun Perguruan Tinggi.

Salah satu lembaga pendidikan formal yang menyiapkan lulusannya untuk mampu dan siap terjun kedunia kerja adalah sekolah menengah kejuruan (SMK), tujuan pendidikan kejuruan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.


(15)

SMK Negeri 1 Balige adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang menyiapkan lulusannya untuk diharapkan mampu memasuki dan bersaing di dunia usaha dan industri. Terdapat beberapa bidang jurusan yang ada di sekolah ini, salah satunya adalah Teknik Bangunan. Dalam Teknik Banguan terdapat tiga program keahlian yaitu: Teknik Konstruksi Batu Dan Beton, Teknik Gambar Bangunan dan Teknik Konstruksi Kayu. Teknik Konstruksi Batu Dan Beton adalah program keahlian yang mempelajari pengetahuan tentang bagaimana konstruksi batu dan beton dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah teknik bangunan. Pengetahuan ini disiapkan untuk dapat menetukan kualitas bangunan. Bagi siswa yang baru memasuki bangku pendidikan kejuruan Teknik Konstruksi Batu Dan Beton, akan terlebih dahulu di bekali degan ilmu Menyusun Rencana Anggaran Biaya (MRAB). Mata diklat ini berisikan konsep dasar MRAB dimana akan menjadi modal awal siswa dalam melanjutkan pendidikan di jenjang kelas berikutnya.

Pembelajaran MRAB pada dasarnya dimaksudkan untuk mendidik dan melatih siswa agar dapat berkompeten dibidang konstruksi khususnya konstruksi bangunan gedung, sehingga nantinya siswa dapat mengimplementasikan kedalam dunia kerja. Hal ini sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Menengah Kejuruan tahun 2006, bahwa SMK memiliki tujuan khusus 1). Menyiapkan siswa agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang terpilih, 2). Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam kompetensi, beradaptasi dilingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesioanl dalam bidang keahlian yang diminatinya, 3). Membekali siswa dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, agar mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi, 4). Membekali siswa dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

MRAB merupakan bagian terpenting dalam menyelenggarakan pembuatan bangunan. Mukomoko (2011 : 1) menyatakan bahwa “menyusun rencana


(16)

anggaran biaya adalah merencanakan sesuatu bangunan dalam bentuk dan faedah dalam penggunaannya, beserta besar biaya yang dibutuhkan dan susunan-susunan pelaksanaan dalam bidang administrasi maupun pelaksanaan kerja dalam bidang teknik”. Mata diklat MRAB merupakan mata diklat yang mengungkapkan tentang cara menghitung biaya dan penyelenggaraan konstruksi bangunan dengan baik. Selanjutnya Ibrahim (dalam Rahmadani, 2009) menyatakan “menyusun rencana anggaran biaya adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau suatu proyek”. Anggaran biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung dengan teliti, cermat dan memenuhi syarat.

Berdasarkan hasil observasi awal yang telah penulis lakukan pada tanggal 19 sampai 21 Oktober 2013, hasil belajar MRAB SMK Negeri 1 Balige belum memuaskan, hal ini dilihat berdasarkan nilai mata diklat MRAB untuk tahun ajaran 2011/2012 yang ada pada Daftar Kumpulan Nilai (DKN) SMK N 1 Balige diperoleh nilai sebagai berikut:

Tabel 1

Nilai Hasil Belajar MRAB Kelas XI SMK Negeri 1 Balige Tahun Ajaran 2011/2012.

Nilai fo fr (%) Keterangan

90 - 100 - - Sangat Kompeten

80 - 89 2 10,53 Kompeten

75 - 79 17 89,47 Cukup Kompeten

<75 - - Tidak Kompeten

Jumlah 19 100

Sumber: DKN SMK Negeri 1 Balige.

Dari persentasi hasil belajar siswa di atas, seluruh siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal. Terdapat 17 (89,47%) siswa yang mencapai kriteria cukup kompeten, 2 (10,53%) siswa yang sudah kompeten, namun belum ada siswa yang mendapat nilai sangat kompeten. Maka perlu dilakukan suatu usaha untuk meningkatkan hasil belajarnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai hasil belajar siswa melalui melalui proses pembelajaran. Dengan penelitian ini, diharapkan nilai hasil belajar siswa untuk mata pelajaran


(17)

MRAB dapat meningkat. Siswa yang cukup berkompetensi dapat meningkat dalam kategori berkompetensi dan siswa yang sudah berkompetensi dapat meningkat dalam kategori sangat berkompetensi.

Berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan sangat dipengaruhi oleh pembelajaran yang berlangsung. Pembelajaran adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru tetapi melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.

Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan dan saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi antara guru dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung memegang peranan penting untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kemungkinan kegagalan guru dalam menyampaikan suatu pokok bahasan disebabkan saat proses pembelajaran guru kurang membangkitkan perhatian dan aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Model pembelajaran yang kurang tepat dan kurang bervariasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa. Sejumlah guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional dalam proses pembelajaran. Hal senada juga diungkapkan oleh Slameto (2003) yaitu:

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran adalah faktor sekolah yang mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah, yang kurang menarik sehingga kegiatan pembelajarannya bersifat monoton.

Untuk mengatasi masalah di atas, perlu dikembangkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran guna mencapai hasil belajar yang maksimal. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa dikelompokkan dalam kelompok belajar secara heterogen dan menggunakan lembar kegiatan untuk


(18)

menuntaskan pokok bahasan, kemudian mereka saling membantu untuk memahami bahan pembelajaran dengan melakukan diskusi. Keunggulan model pembelajaran koopeatif tipe STAD dari pembelajaran konvensional adalah adanya teman sebaya yang dapat saling membantu di dalam kelompok yang memungkinkan siswa untuk lebih memahami materi tersebut, karena taraf berfikir mereka masih relatif sama, disamping itu pembahasan materi pembelajaran pun menjadi lebih mendalam. Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini juga memberikan penerimaan perbedaan individu dalam kelompok, baik dalam perbedaan ras, budaya, sosial dan kemampuan siswa. Dapat dilihat pada kenyataannya, bahwa banyak perbedaan yang dijumpai pada siswa-siswa di sekolah berdasarkan latar belakang mereka masing-masing. Oleh karena itu, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Apakah aktivitas dan hasil belajar MRAB siswa kelas XI di SMK Negeri 1 Balige dapat meningkat dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD?

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi permasalahan adalah hasil belajar mata diklat MRAB. Sementara variabel lainnya yang diduga mempunyai hubungan dengan hasil belajar mata diklat MRAB adalah model pembelajaran yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu, dapat diidentifikasi permasalahan yang mempunyai kaitan dengan variabel penelitian. Maka masalah-masalah yang akan dihadapi dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Aktivitas belajar mata diklat MRAB siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Balige tahun ajaran 2011/2012 masih tergolong rendah.


(19)

2. Hasil belajar mata diklat MRAB siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Balige tahun ajaran 2011/2012 masih tergolong rendah

3. Penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD diharapkan mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI program keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Balige pada tahun ajaran 2013/2014.

4. Penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI program keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Balige pada tahun ajaran 2013/2014.

C. Batasan Masalah

Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dan terarah serta mengingat kemampuan penulis yang terbatas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Balige.

2. Penelitian ini dilakukan pada Mata diklat MRAB pada materi perhitungan harga satuan pekerjaan yang akan membahas tentang menghitung volume pekerjaan struktur dan non struktur.

3. Penelitian ini Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diungkapkan di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar Menyusun Rencana Anggaran Biaya siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Balige Tahun Pelajaran 2013/2014?


(20)

2. Apakah dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar Menyusun Rencana Anggaran Biaya siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Balige Tahun Pelajaran 2013/2014?

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar MRAB siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Balige melalui penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar MRAB siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Balige melalui penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengguna informasi penelitian ini. Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoritis

Manfaat secara teori untuk menambah wawasan baru dalam pembelajaran bagian-bagian bangunan gedung dan sebagai masukan atau informasi bagi guru dalam pembelajaran khususnya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran MRAB.

2. Manfaat praktis a) Bagi Sekolah.

Memberikan masukan yang baik bagi sekolah sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

b) Bagi Guru

- Untuk dapat berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri dan membuat guru lebih percaya diri.


(21)

- Untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru karena sudah melakukan sesuatu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

- Untuk dapat berkembang secara professional karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.

c) Bagi Siswa.

- Menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran MRAB. - Menambah pemahaman siswa dalam Pembelajaran MRAB

d) Bagi Mahasiswa.

- Menambah pengalaman dan melatih mahasiswa dalam pembuatan karya ilmiah - Sebagai masukan bagi mahasiswa ketika menjadi seorang guru untuk


(22)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan, yaitu :

1. Aktivitas belajar siswa selama penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I kurang mencapai standar minimal yang diharapkan, sehingga perlu dilakukan siklus lanjutan (siklus II). Hal ini dapat dilihat dari nilai aktivitas belajar siswa pada siklus I yang mendapat nilai tidak kompeten ada 11 orang (55%), cukup kompeten 8 orang (40%) dan kompeten hanya 1 orang (5%). Dan pada siklus II terbukti mengalami peningkatan yang terlihat pada nilai aktivitas belajar menjadi 8 orang (40%) yang cukup kompeten, 10 orang (50%) kompeten dan 2 orang (10%) sangat kompeten.

2. Hasil belajar siswa setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah mengalami peningkatan, yaitu dari siklus I dengan rata-rata 70 meningkat menjadi 85 pada siklus II dengan mengalami peningkatan sebesar 15 %. Dari hasil peningkatan hasil belajar tersebut berarti penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi pekerjaan struktur dan non struktur serta perhitungan pekerjaan struktur dan non struktur mengalami peningkatan. Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mengkatkan aktivitas dan hasil belajar MRAB siswa kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Balige Tahun Pelajaran 2013/2014.


(23)

B. Implikasi

Hasil kesimpulan menyatakan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memperoleh hasil belajar MRAB lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan metode pembelajaran Konvensional. Dengan diterimanya hipotesis dalam penelitian ini, maka model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dapat dijadikan sebagai pilihan metode pembelajaran bagi guru khususnya guru mata pelajaran MRAB dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan menciptakan suasana belajar yang lebih baik demi tercapainya hasil belajar yang baik pula. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran menjadi faktor yang sangat penting dalam merencanakan kegiatan pembelajaran. Ada baiknya jika penggunaan metode pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dengan mengembangkan pola pikir dan keterampilannya lebih dioptimalkan walaupun tidak sepenuhnya harus meninggalkan metode pembelajaran Konvensional yang sudah diterapkan selama ini.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menjadi salah satu bukti bahwa pembelajaran juga menuntut keaktifan siswa dan guru untuk mengembangkan potensi yang ada di dalam diri siswa sehingga hasil belajar yang didapat akan lebih optimal dan siswa akan lebih bersemangat dalam belajar.


(24)

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Sebaiknya guru memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa setiap kali sebelum pembelajaran dimulai.

2. Situasi ruang belajar harus menarik dan menantang sehingga siswa bisa lebih aktif dalm proses belajar mengajar.

3. Guru harus melatih keterampilan dan mendorong keberanian siswa dalam menjawab dan mengajukan pertanyaan.

4. Bagi guru khususnya guru mata diklat MRAB sebaiknya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai salah satu alternative dalam mata pembelajaran MRAB untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam mata pelajaran MRAB.

5. Pihak sekolah harus menambah referensi materi yang akan diajarkan sehingga perhatian siswa lebih terfokus pada materi pelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

6. Untuk penelitian lebih lanjut, peneliti dapat menggunakan judul yang sama namun untuk waktu yang lebih lama dengan sumber yang lebih luas, agar dapat dijadikan suatu studi perbandingan bagi guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada mata diklat MRAB.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri dkk. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Hamalik, O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Rajawali Pers

Mukomoko. 2011. Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan. Jakarta : Yofa Mulia Offset

Nurhadi. 2003. Pembelajaran Koopertif.

http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/01/pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw.html. Diakses tanggal 29 september 2013

Nurasman. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif.

http://tulisansingkatimal.blogspot.com/?view=sidebar. Diakses tanggal 29 oktober 2013

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana.

Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya

Slameto. 2003. Belajar dan Fakto-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta


(26)

Wardani, Igak. 2006. Materi Pokok Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Departemen Pendididikan Nasional

Yasa. 2008. Prestasi Belajar. http://ipoteswordpress.com/2009/05/24. Diakses tanggal 29 september 2013.


(1)

- Untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru karena sudah melakukan sesuatu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

- Untuk dapat berkembang secara professional karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.

c) Bagi Siswa.

- Menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran MRAB. - Menambah pemahaman siswa dalam Pembelajaran MRAB

d) Bagi Mahasiswa.

- Menambah pengalaman dan melatih mahasiswa dalam pembuatan karya ilmiah - Sebagai masukan bagi mahasiswa ketika menjadi seorang guru untuk


(2)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan, yaitu :

1. Aktivitas belajar siswa selama penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I kurang mencapai standar minimal yang diharapkan, sehingga perlu dilakukan siklus lanjutan (siklus II). Hal ini dapat dilihat dari nilai aktivitas belajar siswa pada siklus I yang mendapat nilai tidak kompeten ada 11 orang (55%), cukup kompeten 8 orang (40%) dan kompeten hanya 1 orang (5%). Dan pada siklus II terbukti mengalami peningkatan yang terlihat pada nilai aktivitas belajar menjadi 8 orang (40%) yang cukup kompeten, 10 orang (50%) kompeten dan 2 orang (10%) sangat kompeten.

2. Hasil belajar siswa setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah mengalami peningkatan, yaitu dari siklus I dengan rata-rata 70 meningkat menjadi 85 pada siklus II dengan mengalami peningkatan sebesar 15 %. Dari hasil peningkatan hasil belajar tersebut berarti penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi pekerjaan struktur dan non struktur serta perhitungan pekerjaan struktur dan non struktur mengalami peningkatan. Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mengkatkan aktivitas dan hasil belajar MRAB siswa kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Balige Tahun Pelajaran 2013/2014.


(3)

B. Implikasi

Hasil kesimpulan menyatakan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memperoleh hasil belajar MRAB lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan metode pembelajaran Konvensional. Dengan diterimanya hipotesis dalam penelitian ini, maka model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dapat dijadikan sebagai pilihan metode pembelajaran bagi guru khususnya guru mata pelajaran MRAB dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan menciptakan suasana belajar yang lebih baik demi tercapainya hasil belajar yang baik pula. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran menjadi faktor yang sangat penting dalam merencanakan kegiatan pembelajaran. Ada baiknya jika penggunaan metode pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dengan mengembangkan pola pikir dan keterampilannya lebih dioptimalkan walaupun tidak sepenuhnya harus meninggalkan metode pembelajaran Konvensional yang sudah diterapkan selama ini.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menjadi salah satu bukti bahwa pembelajaran juga menuntut keaktifan siswa dan guru untuk mengembangkan potensi yang ada di dalam diri siswa sehingga hasil belajar yang didapat akan lebih optimal dan siswa akan lebih bersemangat dalam belajar.


(4)

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Sebaiknya guru memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa setiap kali sebelum pembelajaran dimulai.

2. Situasi ruang belajar harus menarik dan menantang sehingga siswa bisa lebih aktif dalm proses belajar mengajar.

3. Guru harus melatih keterampilan dan mendorong keberanian siswa dalam menjawab dan mengajukan pertanyaan.

4. Bagi guru khususnya guru mata diklat MRAB sebaiknya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai salah satu alternative dalam mata pembelajaran MRAB untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam mata pelajaran MRAB.

5. Pihak sekolah harus menambah referensi materi yang akan diajarkan sehingga perhatian siswa lebih terfokus pada materi pelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

6. Untuk penelitian lebih lanjut, peneliti dapat menggunakan judul yang sama namun untuk waktu yang lebih lama dengan sumber yang lebih luas, agar dapat dijadikan suatu studi perbandingan bagi guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada mata diklat MRAB.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri dkk. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Hamalik, O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Rajawali Pers

Mukomoko. 2011. Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan. Jakarta : Yofa Mulia Offset

Nurhadi. 2003. Pembelajaran Koopertif.

http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/01/pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw.html. Diakses tanggal 29 september 2013

Nurasman. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif.

http://tulisansingkatimal.blogspot.com/?view=sidebar. Diakses tanggal 29 oktober 2013

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana.

Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya

Slameto. 2003. Belajar dan Fakto-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta


(6)

Wardani, Igak. 2006. Materi Pokok Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Departemen Pendididikan Nasional

Yasa. 2008. Prestasi Belajar. http://ipoteswordpress.com/2009/05/24. Diakses tanggal 29 september 2013.


Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISTEM PENDINGIN SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK

0 5 129

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGHITUNG RENCANA ANGGARAN BIAYA SISWA KELAS XI TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON SMK NEGERI 1 BALIGE.

0 1 27

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI KAYU.

0 3 33

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR RENCANA ANGGARAN BIAYA PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON SMK NEGERI 1 BALIGE TAHUN AJARAN 2015 /2016.

0 2 28

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RENCANA ANGGARAN BIAYA PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 BINJAI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONTRUKSI BATU DAN BETON.

0 5 24