TRADISI MARHARE DALAM UPACARA ADAT KEMATIAN SAURMATUA BAGI MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA PAKPAHAN KECAMATAN PANGARIBUAN KABUPATEN TAPANULI UTARA.

TRADISI MARHARE DALAM UPACARA ADAT KEMATIAN
SAURMATUA BAGI MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA
PAKPAHAN KECAMATAN PANGARIBUAN
KABUPATEN TAPANULI UTARA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Idris Sony Siregar
Nim. 3103122021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

ABSTRAK

Idris Sony Siregar, 3103122002, Tradisi Marhare dalam upacara adat
Kematian Saurmatua bagi Masyarakat Batak Toba di Desa Pakpahan
Kecamatan Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara, Skripsi : Medan,
Fakultas Ilmu Sosial, Program Studi Pendidikan Antropologi, Universitas
Negeri Medan, 2014.
Pembimbing : Dra. Trisni Andayani, M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan Tradisi
Marhare, manfaat Tradisi Marhare bagi keluarga yang ditinggal mendiang, dan
fungsi kerbau dalam bagi Tradisi Marhare dan adat Saurmatua. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif yakni memaparkan data hasil penelitian
melalui penelitian lapangan.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data adalah
wawancara dengan tokoh adat dan penetua setempat. Wawancara digunakan
untuk memperoleh data tentang latar belakang , pelaksanaan dan tujuan Tradisi
Marhare. Penelitian ini memakai subjek dan objek penelitian sebagai pengganti
dari sampel dan populasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara, observasi dan studi pustaka.
Tradisi Marhare adalah merupakan tradisi yang dilakukan sebagai
bentuk penghormatan dan pengabdian kepada orang tua yang sudah meninggal
dengan memakan otak kerbau yang dicampur dengan tepung seperti bubur lalu

dimakan sebagai lauk dengan daging kerbau ditambah nasi. Dari hasil penelitian
lapangan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Tradisi Marhare merupakan
warisan nenek moyang etnis batak toba. Waktu pelaksanaan Tradisi Marhare
boleh dilakukan setelah acara pesta selesai bahkan sehari setelah pesta
dilaksanakan. Tradisi Marhare ini merupakan bagian dari adat Saurmatua berupa
pengabdian kepada orangtua yang sudah terdahulu meninggalkan keluarga dengan
catatan semua anak dari orangtua yang telah meninggal tersebut sudah
berkeluarga. Marhare merupakan salah satu kekayaan budaya dan mempunyai
peranan penting dalam tradisi adat yang merupakan kekhasan budaya bagi suku
Batak di Desa Pakpahan Kecamatan Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara,
dengan demikian Tradisi Marhare ini patut dilestarikan sebagai warisan nenek
moyang.

Kata Kunci: Tradisi Marhare, Kematian Saurmatua, Batak Toba Pangaribuan
Tapanuli Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan penyertaanNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Tradisi Marhare Dalam Upacara Adat Kematian Saurmatua Bagi Masyarakat

Batak Toba Di Desa Pakpahan, Kecamatan Pangaribuan Tapanuli Utara”.
Penulis juga tidak lupa menyampaikan rasa terimakasih bagi pihak-pihak yang
telah memberikan motivasi maupun kontribusi bagi penulis, sehingga penulis
mampu menyelasikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Ibnu Hajar ,M.Si.
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Dr. Restu MS beserta jajarannya yang telah
memberikan segala kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Antropologi, Ibu Puspitawati,
M.Si yang telah memberikan fasilitas dan motivasi dalam penyelesaian
skripsi ini.
4. Ibu Dra. Trisni Andayani, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi penulis
yang telah membimbing dan memberikan banyak masukan, arahan dan
nasehat kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Bakhrul Khair Amal, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik
penulis yang telah memberikan masukan, nasehat dan motivasi selama
proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Drs.Payerli Pasaribu, M,si dan Bapak Eron Litno Damanik, M,si
selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan dalam

perbaikan dan penyelesaian skripsi ini.
7. Teristimewa kepada Orangtuaku Ayahanda sintua R.Siregar dan Ibunda
R.Siburian yang telah membimbing penulis hingga sampai pada saat ini
dan juga memberikan motivasi tidak terhitung baik secara materi dan
nonmateri sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Segala
doamu dan nasehatmulah yang mengantarku sampai pada saat ini.
8. Keluarga Kakakku Imelda Christiana Siregar (B.Gultom), Imelda
Christiani Siregar (K.Panggabean), Iostry Hertati Siregar (B.Pakpahan),
Abangku Irvan Harianto Siregar (M.br Simatupang), Indra Hermansyah
Siregar (R.br Pakpahan), atas segala sesuatu yang kalian berikan
kepadaku, doa, kasih, serta perhatian

yang tak terhitung sehingga

memberiku semangat dalam penyelesaian skripsi, atas segala yang indah
yang kalian perbuat pada keluarga kita, kiranya Tuhan Yesus yang
memberkati semua keluarga kita. Doakan biar sukses, dapat pekerjaan ,
dapat jodoh yang baik, cantik, takut akan Tuhan .
9. Tulang E.Pakpahan selaku Kepala Desa Pakpahan yang telah memberikan
izin penelitian dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Tulang Op.Rumata Siburian, namboru M.br Sormin selaku informan kunci
dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Anakku Yesaya Siregar, Yuda Siregar, Bagas Hasiholan Siregar serta
bereku Yeremia Gultom, Azarya Gultom, Nehemia Lestari Panggabean,

dan Wellson Panggabean yang setia mengganggu dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
12. Kelompok Tumbuh Bersama (KTB El-Shadai Smallgroup) Anna Yanti
Siregar, Destaria Ginting, Lien Kastari Saragih, Andre Sirait semua yang
telah memberikan motivasi dan dukungan doa, pelayanan kita hanya untuk
Kemuliaan Tuhan.
13. Pemimpin Kelompok Kecil (PKK) Kak Melda Simamora, kak Lucy
Christina Sihombing, Etty Aprianti Tarigan yang mengajarkanku dan
mengenalkanku akan Firman Tuhan, memberikan motivasi . Ini
merupakan kenangan dan buat ku.
14. PPL SMA N 1 Air Putih Batu Bara terkhusus buat teman (Rudi, Boris,
Putra, Roland, Arif, Azhari, Aidil, Andriko, Agus, Ardi,) kebersamaan kita
akan menjadi kenangan.
15. Seluruh siswa-siswi SMA N 1 Air Putih yang memberikan motivasi dan
semangat sehingga penulis selalu termotivasi dalam penyelesaikan skripsi

ini.
16. Seluruh Teman-teman seperjuangan Mahasiwa/i Pendidikan Antropologi
stambuk 2010.
17. Keluarga Besarku Paduan Suara Filadelfia Universitas Negeri Medan,
terima kasih karena dukungan, motivasi, dan doa, dari kalian terkhususnya
dalam acara konser kemaren sehingga penulis semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini, kiranya pelayanan kita tetap bertumbuh di
dalam persaudaraan seperti yang tertulis di Filippi 2:2 .

18. Keluarga Besarku IPPMP-MS (Ikatan Pemuda Pemudi Masyarakat
Pangaribuan -Medan Sekitar), atas motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik,kiranya persaudaraan kita semakin
kokoh dalam membangun Bona Pasogit kita .
19. Teman temanku satu kost. Terimakasih atas dukungan kalian semua.
Serta kepada seluruh pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya
satu persatu. Semoga Tuhan membalas semua kebaikan Bapak/Ibu/Sdra/I dan
melimpahkan segala berkatNya.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini belum begitu sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberi manfaat bagi semua pihak.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan,

September 2014

Penulis

Idris Sony Siregar
3103122021

DAFTAR ISI
ABSTRAK………………………………………………………………

i

DAFTAR ISI……………………………………………………………

ii


DAFTAR TABEL……………………………………………………...

v

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………..

vi

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….. 1
1.1.

Latar Belakang…………………………………………...

1

1.2.

Identifikasi Masalah……………………………………..

4


1.3.

PembatasanMasalah……………………………………...

4

1.4.

Perumusan Masalah……………………………………...

5

1.5.

Tujuan Penelitian………………………………………...

5

1.6.


Manfaat Penelitian.............................................................

5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI..................

6

2.1.

Kajian Pustaka…………………………………..……….. 6

2.2.

Kerangka Teori................................................….....….

8

2.2.1. Teori Religi....................………..................


8

2.2.2. Teori Kebudayaan…………..………...............

10

Kerangka Konsep....................................................

10

2.3.

2.3.1. Etnis Batak Toba........................................................ 12
2.3.2. Upacara Adat Kematian
Masyarakat Batak Toba.........................................
2.3.3. Tradisi Marhare................................... .............

ii

13
17

2.4. Kerangka Berpikir…………………………...................
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................

26
20

3.1.

Jenis Penelitian…………………………………………...

20

3.2.

Subjek dan Objek Penelitian………………………....…..

20

3.3.

Teknik Pengumpulan Data………………………………

21

3.3.1. Wawancara……………………………………...….. 21

3.4.

3.3.2. Observasi………………………………………..

22

3.3.3. Dokumentasi……….………………………...……

22

Teknik Analisa Data……….……………………....

22

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN.......................

24

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................

24

4.1.1. Sejarah Asal Usul Desa…………...............

26

4.1.2. Keadaan Letak Geografis Lokasi Penelitian..........

27

4.1.3. Keadaan dan Jumlah Penduduk……………..........

29

4.1.4. Suku Bangsa……………………….........................

31

4.1.5. Mata Pancaharian..............................................

31

4.1.6. Pendidikan...........................................................

32

4.1.7. Sarana dan Prasarana..............................................

35

4.1.8. Sistem Religi.....................................................

35

4.1.9. Sistem Sosial.......................................................

36

4.2. Tradisi Marhare dalam Upacara Adat Saurmatua............

39

4.2.1.Ritus Kematian Batak Toba..............................

39

4.2.2.Otak Kerbau dalam Kematian Saurmatua.........

41

4.2.3. Cara dan Bahan yang dibutuhkan
dalam membuat Hare.....................................

iii

42

4.3. Prosesi Tradisi Marhare..................................................

46

4.3.1 Persiapan...........................................................

49

4.3.2 Pelaksanaan......................................................

52

4.3.3 Penutup.............................................................

55

4.4. Pembahasan ...................................................................

58

4.4.1 Tradisi Marhare dan Kematian
Saurmatua di Desa Pakpahan.........................

58

4.4.2 Marhare Bagi Orang Batak Toba
di Desa Pakpahan.............................................
4.4.3 Prosesi Tradisi Marhare....................................
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................

59
61
63

5.1. Kesimpulan…………………………………………..……..... 63
5.2. Saran………………………………………………..………... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

Luas wilayah kecamatan Menurut Desa / kelurahan 2013 ..............................

26

Jumlah Penduduk Desa Pakpahan ...................................................................

29

Jumlah Penduduk Kecamatan Pangaribuan tahun 2012 ..................................

30

Jumlah Unit Sekolah dan Jumlah Siswa di Kecamatan Pangaribuan................

34

v

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

1.Otak kebau diletakkan dalam sebuah talam ................................... ........ 43
2. Gambar otak kerbau dicampaur dengan air............................................ 43
3.Gambar bumbu yang sudah halus ........................................................... 44
4.Gambar tepung dicampur dengan bumbu masak hingga halus............... 44
5.Otak kerbau dicampur dengan air dalam wajan .....................................

45

6.Semua bahan dicampur dan dimasak ...................................................... 45
7. Makanan Hare siap disajikan ................................................................

46

8. Penetua adat meminpin doa sebelum memakan Hare ........................

52

9.Acara makan bersama............................................................................

53

10.Acara mambuka hombung dan diakhiri dengan kata nasehat.............

56

vi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang erat. Semua
manusia yang ada di dunia ini pasti memiliki kebudayaan tersendiri. Keduanya
tidak mungkin dipisahkan, karena dimana ada manusia disana ada kebudayaan,
tidak akan ada kebudayaan jika tidak ada pendukungnya yaitu manusia yang
melestarikannya walaupun manusia yang ada di dunia hidupnya tidak akan
berlangsung lama karena ia akan mati. Dalam adat masyarakat Batak Toba
berbicara tentang kematian, suku Batak Toba mempunyai tradisi yang unik, ada
pula konsep kematian ideal pada suku Batak Toba. Kematian ideal yang dimaksud
adalah mati Saurmatua.
Adapun bagi suku Batak Toba di Kecamatan Pangaribuan, ada suatu
tradisi yang unik yang sudah lama dilakukan pada upacara adat Saurmatua yaitu
tradisi Marhare. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan
pengabdian kepada orang tua yang sudah meninggal dengan memakan otak
kerbau yang

dicampur dengan tepung lalu dimasak hingga seperti bubur,

kemudian dimakan sebagai lauk dengan daging kerbau ditambah dengan nasi.
tradisi Marhare ini bisa dilakukan malam harinya setelah mayat dikebumikan dan
1

2

pesta telah berlangsung bahkan sehari setelah mayat dikebumikan, tergantung
waktu parhobas yang mengerjakannya.

Menurut etnik Batak Toba

yang ada di Desa Pakpahan Kecamatan

Pangaribuan, tradisi Marhare ini merupakan bagian dari adat Saurmatua berupa
pengabdian kepada orangtua yang sudah terdahulu meninggalkan keluarga dengan
catatan semua anak dari orangtua yang telah meninggal tersebut sudah
berkeluarga. Upacara Marhare ini tidak memandang orang kaya dan orang miskin
karena ini harus dilakukan sebagai wujud penghormatan kepada orang tua yang
sudah meninggal, sebab jika Marhare ini tidak dilakukan maka keluarga yang
ditinggalkan itu akan dicemooh oleh masyarakat di lingkungan itu.

Dalam etnis Batak toba banyak dikenal jenis upacara adat kematian salah
satunya adalah Tradisi Marhare dalam upacara adat Saurmatua. Tradisi Marhare
ini hanya dilakukan pada acara kematian Saurmatua, dengan cacatan semua anak
dari yang meninggal tersebut sudah berkeluarga. Tradisi Marhare ini meskipun
warisan dari budaya etnis batak toba namun tradisi marhare ini tidak dilakukan
disemua daerah batak toba. Salah satu daerah yang melakukan tradisi Marhare
adalah desa Pakpahan Kecamatan Pangaribuan yang sekaligus menjadi tempat
dilakukanya penelitian.

Tradisi Marhare dilakukan oleh setiap orang yang melakukan upacara adat
Saurmatua , acara Marhare ini dilakukan oleh pihak keluarga yang ditinggalkan
(hasuhuton) bersama keluarga terdekat atau keluarga yang memiliki kekerabatan
yang masih dekat (saparliatan) dengan keluarga yang meninggal.

3

Namun, biasanya Hare (nama makanan dari acara Marhare) ini juga
dibagikan ke rumah-rumah di lingkungan keluarga yang melakukan acara
Marhare tersebut. Tradisi Marhare ini sudah dilakukan sejak dulu dan sampai
sekarang upacara Marhare ini masih tetap dilakukan. Itulah yang membuat
peneliti tertarik untuk meneliti tentang Tradisi Marhare Dalam Upacara Adat
Kematian Saurmatua Bagi Masyarakat Batak Toba Di Desa Pakpahan,
Kecamatan Pangaribuan Tapanuli Utara.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang dapat diidentifikasi masalah yang sesuai dengan judul
penelitian tersebut. Identifikasi masalah tersebut yaitu:
1. Banyak jenis upacara adat kematian di masyarakat Batak Toba
2. Tradisi Marhare hanya dilakukan pada upacara adat Saurmatua
3. Upacara Marhare tidak dilakukan di semua masyarakat Batak Toba
1.3 Batasan Masalah
Agar fokus masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah maka penelitian
perlu dibatasi. Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penulis
memfokuskan untuk meneliti “tradisi Marhare hanya dilakukan pada upacara adat
Saurmatua”.

4

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas

maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apa Tradisi Marhare hanya dilaksanakan pada upacara adat kematian
Saurmatua saja ?
2. Apa tidak semua masyarakat Batak Toba menerapkan tradisi Marhare
tersebut?
3. Bagaimana tahapan upacara Marhare itu dilakukan ?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada diatas, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tradisi Marhare hanya dilaksanakan pada upacara
adat kematian Saurmatua saja .
2. Untuk mengetahui tidak semua masyarakat Batak Toba menerapkan
tradisi Marhare tersebut .
3. Untuk mengetahui tahapan Marhare itu dilakukan.

5

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:

Manfaat Praktis : Menjadi suatu perhatian kepada masyarakat atau pihak
lainnya untuk selalu berusaha melestarikan kebudayaan baik itu bagi kaum
muda dan kaum tua dimana saja mereka berada.

Manfaat Teoritis

1. Memberikan pengetahuan bagi masyarakat luas akan kekhasan
budaya yang dimiliki masyarakat Batak Toba khususnya pada
tradisi Marhare pada upacara adat kematian yang membuat
orang tertarik untuk mengetahui tentang suku adat Batak Toba
secara mendalam.
2. Dapat memberikan motivasi serta ilmu yang bersifat positif
terhadap masyarakat, pembaca, guna lebih menghargai dan
menjaga tradisi supaya tidak hilang.
3. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah
tulisan mengenai Marhare pada upacara kematian adat
Saurmatua bagi masyarakat Batak Toba.

63

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Upacara kematian pada masyarakat Batak Toba merupakan pengakuan
bahwa masih ada kehidupan di dunia ini. Seseorang disebut Saurmatua , ketika
meninggal dunia dalam posisi “sisir maranak, sisir marboru, marpahompu sian
anak, marpahompu sian boru”.

1.

Tradisi Marhare hanya dilaksanakan pada upacara adat Saurmatua karena
menurut orang Batak yang ada di Kecamatan Pangaribuan kematian
Saurmatua merupakan kematian tertinggi dan Marhare itu dilaksanakan
sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan dan sebagai wujud pengabdian
kepada orang tua yang sudah meninggal lebih dahulu.

2.

Tradisi makan hare tidak semua dilakukan oleh masyarakat Batak Toba
karena bagi suku Batak Toba di Desa Pakpahan Kecamatan Pangaribuan
tradisi ini merupakan peninggalan dari nenek moyang dan merupakan
bagian dari adat kematian Saurmatua berupa pengabdian kepada orang tua
yang telah meninggal tersebut dengan catatan semua anak dari orangtua
yang telah meninggal tersebut sudah berkeluarga.

3.

Proses Marhare itu dilakukan setelah mayat dikebumikan dan pesta telah
berlangsung

dengan

baik,

tergantung

mengerjakannya.

63

waktu

parhobas

yang

64

5.2 Saran
1. Adat istiadat etnis Batak Toba perlu disosialisasikan kepada para
generasi muda, sehingga para generasi muda mengetahui adat istiadat
yang berlaku pada etnisnya
2. Perlu ditumbuhkan sikap kritis, peka, agar upacara marhare terus
mengalami transformasi menuju arah yang lebih baik, agar dapat
diterima oleh seluruh lapisan masyarakat Batak Toba.
3.

Diharapkan agar para generasi muda Batak Toba dapat mengungkap
serta mengembangkan tentang adat budaya Batak Toba. Dengan
demikian adat budaya Batak Toba akan tetap lestari dan dapat dikenal
oleh etnis lain.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. Pangaribuan dalam angka 2013.BPS Kabupaten Tapanuli
Utara
Bugin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta:Prenada Media.
Durkheim Emile,2011. The Elementary Form of The Religious Life. Bentuk–
bentuk agama yang paling dasar.Yogyakarta : IRCiSoD.
Gultom, Rajanamarpodang, DJ. 1995. Dalihan natolu dan Prinsip Dasar nilai
budaya Batak.
Hartono. H, dkk. 1990. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
James,Spradley.P.2008.Metode Etnografi.Yogyakarta:PT Tiara Wacana.
Koentjaraningrat,1998. Pengantar Antropologi .Pokok-pokok Etnografi II.Jakarta
:Rineka Cipta .
_____________,2004. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta :
Djambatan.
_____________,1987. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta:Penerbit Universitas
Indonesia Press.
____________, dkk, 2003. Kamus Antropologi. Jakarta: Progres.

Moleong, Lexy, J.2006. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung:Rosdakarya
Oofsset
Ritzer George dan Goodman Douglas J. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta
:Kencana Media Group
Sajogyo, Pudjiwati.1985. Sosiologi Pembangunan. Fakultas Pascasarjana IKIP
Jakarta dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Jakarta.
Siagian,Marihot dan Siagian Togap Robinson. 1992. Bungai Rampai Adat
Paradaton.Balige:Punguan Raja Siagian dohot boruna di Indonesia
Simanjuntak ,2009.”Metode Penelitian Sosial”Medan: Bina Media Perintis.
Simanjuntak,2009.”Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba”,
Yogyakarta:Jendela
Soekanto, Soerjono. 1984. Beberapa Teori tentang Struktur Masyarakat. Jakarta:
Rajawali.

Sugiyono,2010.Metode Penelitian Kualitatif dan R&D.Bandung:Alfabet.
Sztompka, Piotr. 2004. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta : Prenada Media