PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN PENGUKURANNYA DI KELAS VII SEMESTER I SMP SWASTA TAMAN HARAPAN MEDAN T.P. 2013/2014.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI POKOK SUHU DAN PENGUKURANNYA DI KELAS VII SEMESTER I SMP SWASTA TAMAN

HARAPAN MEDAN T.P.2013/2014

Oleh:

Ade Wirayanti Hutabarat NIM 081244210001

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014


(2)

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tink Pair Share Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Pengukurannya di Kelas VII Semester I SMP Swasta Taman Harapan Medan T.P. 2013/2014. Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Ida Wahyuni, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal sampai akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Derliana, M.Si, selaku dosen pembanding I, Bapak Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si, selaku dosen pembanding II, dan, Bapak Drs. J.B. Sinuraya, M.Si selaku dosen pembanding III. Ucapan terimakasih juga kepada Bapak Drs.Khairul Amdani, M.Si, selaku dosen pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak Ibu dosen beserta staf pegawai jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Serta Bapak Achmad Aziz selaku kepala sekolah SMP Swasta Taman Harapan Medan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.

Teristimewa penulis sampaikan kepada Ayahanda dan ibunda terkasih (Armada Hutabarat dan Alm. Ros Dewi Siregar), kakak-kakak tersayang (Alm. Arma Wira Hafni, Roni Tua, Rahmat Syahputra, dan Sri Mahyuni ) dan seluruh keluarga besar yang telah menjadi penyemangat, sumber inspirasi dalam hidup penulis sampai akhir perkuliahan dan yang telah begitu sayang dan besar dukungannya baik moril dan materil kepada penulis. Dan tak lupa juga buat teman-teman seperjuangan (Anugrah Mulia Tampubolon, Devi Eni Pohan, Aulia Asra, Suheni, Purnama Sari Ginting, Nurhari Santi, Fatimah Batubara dan teman-teman Dik B 09) yang telah memberikan dukungan kepada penulis.


(4)

v

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi, maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Januari 2014 Penulis


(5)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI POKOK SUHU DAN PENGUKURANNYA DI KELAS VII SEMESTER I SMP SWASTA

TAMAN HARAPAN MEDAN T.P.2013/2014

Ade Wirayanti Hutabarat (NIM 081244210001)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan bagaimana aktivitas siswa selama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share pada materi pokok Suhu dan Pengukurannya di kelas VII Semester I SMP Swasta Taman Harapan Medan Tahun Pelajaran 2013/2014.

Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan menggunakan design Two group pretes-postes design dengan populasi seluruh siswa kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan Medan dengan sampel penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan dengan teknik random sampling, yaitu kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan jumlah siswa 30 orang dan kelas VII-1 sebagai kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dengan jumlah siswa 34 orang. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar siswa dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 15 soal dengan 4 pilihan jawaban yang telah divalidasi.

Berdasarkan analisa data diperoleh skor rata-rata pretes kelas eksperimen 40,2 dan nilai rata-rata kelas kontrol 39,6. Pada pengujian normalitas untuk pretes diperoleh pada kelas eksperimen dengan Lhitung = 0,1253 dan Ltabel = 0,1618, untuk kelas kontrol dengan Lhitung = 0,1311, dan Ltabel = 0,1519, sehingga diperoleh Lhitung < Ltabel, maka data kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas diperoleh Fhitung = 1,147 dan Ftabel = 1,845 sehingga Fhitung < Ftabel , maka kedua sampel berasal dari kelompok yang homogen. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Setelah pembelajaran selesai diberikan, diperoleh postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 75,1 dan kelas kontrol 68,6 . Hasil uji t diperoleh thitung = 3,03 dan ttabel = 1,669, sehingga thitung > ttabel maka Ha diterima. Aktivitas siswa selama pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) berlangsung dikategorikan aktif (83,08) sejalan dengan peningkatan hasil belajar siswa, dengan demikian disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Pengukurannya di kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan Medan T.P 2013/2014.


(6)

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Indentifikasi Masalah 5

1.3.Batasan Masalah 5

1.4.Rumusan Masalah 6

1.5.Tujuan Penelitian 6

1.6.Manfaat Penelitian 7

1.7.Defenisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1.Kerangka Teoritis 8

2.1.1 Pengertian Belajar 9

2.1.2 Aktivitas Belajar 10

2.1.3 Hasil Belajar 11

2.1.4 Model Pembelajaran 13

2.1.4.1Pengertian Pembelajaran Kooperatif 14 2.1.4.2Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif 16 2.1.4.3Beberapa Variasi Dalam Pembelajaran Kooperatif 17 2.1.4.4Pengaruh pembelajaran kooperatif

Terhadap Kemampuan Akademik 18

2.1.4.5Model Pembelajaran Konvensional 19

2.1.4.6Perbedaan pembelajaran kooperatif dan konvensional 20 2.1.4.7Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS 21

2.1.4.8 Skor perkembangan 27

2.1.4.9Uraian Materi Suhu dan Pengukurannya 29

2.1.4.10Hasil Penelitian Terdahulu 33

2.2. Kerangka Konseptual 37

2.3. Hipotesis Penelitian 38

BAB III METODE PENELITIAN 40

3.1.Lokasi Penelitian 40

3.2.Populasi dan Sampel 40

3.3.Variabel Penelitian 40

3.4.Jenis dan Desain Penelitian 41

3.5.Prosedur Penelitian 41

3.6.Instrumen Penelitian 44


(7)

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 51

4.1. Hasil Penelitian 51

4.1.1. Data Hasil Penelitian 51

4.1.2. Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 53

4.1.3. Hasil Belajar Siswa Kelas kontrol 53

4.1.4. Uji Persyaratan Analisis Data 54

4.1.5.Pengujian Hipotesis 55

4.1.6. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 56

4.2. Pembahasan 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 62

5.1. Kesimpulan 62

5.2. Saran 62

DAFTAR PUSTAKA 64


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Langkah- Langkah Pembelajaran Kooperatif 16 Tabel 2.2. Perbandingan Empat Pendekatan Dalam

Pembelajaran Kooperatif 17

Tabel 2.3. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif Dan

Pembelajaran Konvensional 21

Tabel 2.4. Langkah-langkah model pembelajaran

Kooperatif tipe TPS 24

Tabel 2.5. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS

Dan Pembelajaran Konvensional 26

Tabel 2.6. Perhitungan Skor Individu 27

Tabel 2.7. Perhitungan Skor Kelompok 28

Tabel 2.8. Perbandingan skala suhu 33

Tabel 2.9. Hasil Penelitian Terdahulu 34

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 41

Tabel 3.2. SpesifikasiTes Hasil Belajar pada Materi Pokok Suhu 44 Tabel 4.1. Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 51 Tabel 4.2. Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 52 Tabel 4.3.Ringkasan Hasil Perhitungan Nilai Rata-Rata , Standar Deviasi 53

dan Varians

Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 54 Tabel 4.5. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas 55 Tabel 4.6. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Postes Siswa 56 Tabel 4.7. Rekapuitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa 56


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Diagram Lingkaran 3

Gambar 2.1. Jari-Jari dimasukkan kedalam Air Es 29

Gambar 2.2. Contoh Termoter Platina 30

Gambar 2.3. Termometer Gas Pada Volume Gas Tetap 30

Gambar 2.4. Termometer Laboratorium 31

Gambar 2.5. Termometer Suhu Badan 31

Gambar 2.6. Perbandingn Skala Termometer 32 Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian 43 Gambar 4.1. Diagram Batang Hasil Postes Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol 52

Gambar 4.2. Diagram Batang Observasi Aktivitas Siswa Kelas


(10)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaa Pembelajaran (RPP) 66

Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) 92

Lampiran 3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian 96

Lampiran 4. Soal Instrumen 103

Lampiran 5. Observasi Aktivitas Siswa 106

Lampiran 6. Lembar Penilaian Observasi Aktivitas Siswa 107

Lampiran 7. Data Pretest dan Postest Kelas Eksperimen 108

Lampiran 8. Data Pretest dan Postest Kelas Kontrol 109

Lampiran 9. Tabulasi Hasil Belajar Pretes Kelas Eksperimen 111

Lampiran 10. Tabulasi Hasil Belajar Postes Kelas Eksperimen 113

Lampiran 11. Tabulasi Hasil Belajar Pretes Kelas Kontrol 115

Lampiran 12. Tabulasi Hasil Belajar Postes Kelas Kontrol 117

Lampiran 13. Perhitungan Rata-Rata, Varians dan Standar Deviasi ` 119

Lampiran 14. Uji Normalitas 121

Lampiran 15. Uji Homogenitas 124

Lampiran 16. Uji Hipotesis 127

Lampiran 17. Lembar Distribusi Data Observasi Aktivitas Siswa 132

Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian 136

Lampiran 19. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 141

Lampiran 20.Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 142

Lampiran 21. Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t 143

Lampiran 22. Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F 144


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk waktu serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Akan tetapi mutu pendidikan di Indonesia masih memprihatinkan, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal belum mampu mengikuti dan menanggapi perubahan cepat yang terjadi di masyarakat. Keluhan tentang masih rendahnya mutu sekolah sudah sering didengar, hal ini dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran fisika. Berkaitan dengan hal tersebut Duniacare Ft Suramcoder dalam artikelnya menjelaskan beberapa keluhan mengenai masalah pendidikan di Indonesia.

“...Fisika bukanlah pelajaran menakutkan bagi sebagian besar siswa SMP. Alasannya, karena nilai mata pelajaran Fisika tidak berdiri sendiri melainkan tergabung dalam mata pelajaran IPA. Biasanya untuk siswa SMP, tidak bisa mengerjakan Fisika tidak berarti dunia kiamat. Pelajaran Biologi yang akan mengatrol nilai IPA sehingga nilai IPA siswa SMP jarang anjlok. Tapi, bagaimana dengan Fisika SMA? Ketika seorang siswa menaiki kelas 2 SMA dan mengambil jurusan IPA, pelajaran Fisika akan berdiri sendiri. Nilai Fisika SMA bisa saja “hancur” karena tidak ada sumbangan nilai dari Biologi dan Kimia (masing-masing berdiri sendiri). Padahal, di antara ketiga materi di atas (Fisika, Biologi, Kimia), kebanyakan siswa menganggap Fisika adalah yang tersulit. Jadi, tak heran jika kemudian banyak yang mengeluh tidak bisa menguasai materi.” Melihat permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka seharusnya dalam pembelajaran guru dituntut agar mampu menyampaikan materi-materi yang diajarkan dengan baik sehingga dapat dimengerti peserta didik. Salah satu upaya yang dilakukan guru adalah dengan penguasan teknik-teknik penyajian yang biasanya disebut dengan metode mengajar. Metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa, serta menggunakan metode mengajar secara bervariasi. Tugas guru adalah memilih metode yang tepat


(12)

2

untuk menciptakan proses belajar mengajar yang baik. Dengan metode mengajar yang baik diharapkan akan tercapai suatu interaksi maksimal antara siswa dengan guru yang tidak hanya berorientasi terhadap hasil, tetapi yang lebih penting adalah proses itu sendiri.

Keberhasilan siswa dalam dunia pendidikan tidak dapat diraih dengan sendirinya. Keberhasilan siswa dapat diraih dengan pembelajaran yang terprogram, terencana dan sistematis. Dalam hal ini seorang guru memegang peranan penting dalam keberhasilan dunia pendidikan. Dimana seorang guru dapat membuat siswa belajar secara efektif dan efisien serta mengerti dalam menerapkan hasil pembelajaran tersebut. Untuk itu sudah sepantasnya seorang guru selalu membuat persiapan yang matang sebelum memulai suatu proses belajar mengajar di kelas.

Berdasarkan hasil observasi peneliti pada tanggal 25 Januari 2013, siswa SMP Taman Harapan berpendapat bahwa pelajaran fisika itu sulit dipahami dan banyak siswa yang kurang menyukai pelajaran tersebut. Hasil wawancara penulis dengan guru mata pelajaran fisika SMP Taman Harapan, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut, yaitu dari pihak pengajar dan siswa sendiri. Dari pihak pengajar, metode pembelajaran yang digunakan cenderung terbatas pada penyampaian ceramah, pemberian contoh soal, latihan dan diakhiri dengan pemberian tugas untuk dikerjakan di rumah. Begitu juga dengan siswa yang kurang aktif dalam menjawab pertanyaan dan bertanya kepada guru dalam proses pembelajaran, kemudian proses pembelajaran berlangsung secara individu. SMP Swasta Taman Harapan juga belum pernah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.

Prestasi yang mereka capai dalam fisika cukup rendah, yaitu dengan nilai rata-rata ujian akhir semester ganjil adalah 68. Meskipun KKM sudah tercapai, namun nilai yang diperoleh siswa sudah ada nilai tambahan dari guru yaitu penilaian guru terhadap tugas pribadi/kelompok dan disiplin siswa, masing-masing sebanyak 5 poin. Hal ini relevan dengan data yang diperoleh dari angket yang diberikan kepada 60 siswa. Sebanyak 36 siswa atau 60% siswa menyatakan


(13)

3

bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit dipahami dan kurang menarik, seperti diilustrasikan dalam diagram lingkaran berikut ini :

Gambar 1.1

Fisika merupakan salah satu bidang pengetahuan penting dalam peningkatan Sumber Daya Manusia Indonesia. Selain itu fisika juga merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mendasari perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam. Untuk itu perlu dilakukan pendekatan kepada siswa agar mereka tertarik untuk mempelajari fisika khususnya siswa SMP Taman Harapan. Banyak guru yang masih menggunakan pendekatan tradisional sehingga proses pembelajaran hanya berlangsung satu arah, dimana guru menerangkan dan siswa mendengar atau mencatat, sehingga sering ditemui adanyan kecenderungan tidak melibatkan siswa. Oleh karena itu, guru harus menciptakan suasana belajar sedemikian rupa sehingga siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Dengan demikian model pembelajaran yang lebih bermakna adalah pembelajaran yang lebih mengutamakan strategi untuk mengetahui sesuatu daripada pemberian informasi langsung. Untuk itu salah satu dari langkah yang ditempuh guru adalah mengutamakan model pembelajaran, salah satunya model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share). Adapun pembelajaran kooperatif menurut Roger, dkk (1992) merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggungjawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain. Menurut Parker (1994) mendefenisikan kelompok kecil kooperatif sebagai suausana pembelajaran dimana para siswa saling


(14)

4

berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan bersama (Miftahul Huda 2011:29).

Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share tumbuh dari penelitian pembelajaran kooperatif. Pendekatan ini dikembangkan oleh Frank Lyman dkk dari Universitas Maryland pada tahun 1985. Think-Pair-Share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Tipe ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.

Seperti namanya “Thinking”, pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Guru memberi kesempatan kepada mereka memikirkan jawabannya. Selanjutnya, “Pairing”, pada tahap ini guru meminta peserta didik berpasang-pasangan untuk berdiskusi. Diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna dari jawaban yang telah dipikirkannya melalui intersubjektif dengan pasangannya. Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan seluruh pasangan di dalam kelas. Tahap berikutnya dikenal dengan “Sharing”, dalam kegiatan ini diharapakan tanya jawab yang mendorong pada pengonstruksi pengetahuan secara integrative. Peserta didik dapat menemukan struktur dari pengetahuan yang dipelajarinya (Istarani 2011:67).

Penelitian mengenai pembelajaran kooperatif tipe TPS sudah pernah diteliti peneliti sebelumnya seperti Efrida Yasmi Rangkuti dan memiliki kelemahan-kelemahan seperti alokasi waktu yang tidak mencukupi, kondisi kelas yang sulit dikontrol karena kesempatan diskusi yang dilakukan memberi peluang untuk ribut dan siswa kurang mengerti perannya dalam kelompok karena belum terbiasa belajar dengan model pembelajaran ini. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Frandika Sinambel, peneliti juga memiliki kelemahan – kelemahan seperti kurang bisa mengontrol kelas karena jumlah siswa yang terlalu banyak, waktu pembelajaran yang tidak terkontrol.

Dalam hal ini peneliti bermaksud untuk mencoba memperbaiki kekurangan peneliti sebelumnya yaitu dengan cara memperbaiki prosedur secara eksplesit yaitu memberi siswa lebih banyak waktu untuk berpikir, menjawab, dan


(15)

5

saling membantu. Memilih materi pokok yang sesuai dengan waktu yang diperlukan, dan menjelaskan tiap-tiap tahap model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share sebelum memulai pembelajaran di kelas.

Berdasarkan uraian di atas, dengan menggunakan model kooperatif tipe TPS ini peneliti berharap hasil tes belajar siswa akan meningkat. Untuk itulah peneliti tertarik melanjutkan penelitian tersebut dengan judul : “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu Dan Pengukurannya di Kelas VII Semester I SMP Taman Harapan Tahun Pelajaran 2013/2014”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi masalah yang relevan dengan penelitian antara lain :

1. Metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi yaitu dengan ceramah, pemberian contoh soal, latihan, dan pemberian tugas (pembelajaran kurang bermakna) .

2. Masih rendahnya hasil belajar siswa dan kurang dilibatkan aktif dalam proses pembelajaran.

3. Siswa jarang diberi waktu untuk lebih banyak berpikir, berdiskusi, tanya jawab dan saling membantu satu sama lain dalam mengkontruksi pengetahuan.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan ruang lingkup masalah di atas, dan keterbatasan waktu yang tersedia, maka peneliti membuat batasan masalah yang akan diteliti yaitu :

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share)

2. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan T.P.2012/2013

3. Materi yang diajarkan adalah Suhu dan Pengukurannya dikelas VII semester I T.P.2012/2013.


(16)

6

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian ini dinyatakan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan pengukurannya di kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan T.P 2012/2013?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada materi pokok suhu dan pengukurannya di kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan T.P 2012/2013?

3. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada materi pokok suhu dan pengukurannya di kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan T.P 2012/2013?

4. Bagaimanakah pengaruh model pembeljaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan pengukurannya di kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan T.P 2012/2013?

1.5. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Hasil belajar siswa dalam menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan pengukurannya di kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan T.P 2012/2013.

2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) pada materi pokok suhu dan pengukurannya di kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan T.P 2012/2013. 3. Aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) pada materi pokok suhu dan pengukurannya di kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan T.P 2012/2013.


(17)

7

4. Pengaruh model pembelaaran kooperatif tipe TPS pada materi pokok suhu dan pengukurannya di kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan T.P 2012/2013.

1.6.Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang akan di dapatkan dari penelitian ini, diantaranya : 1. Sebagai informasi hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) pada materi pokok suhu dan pengukurannya di kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan T.P 2012/2013.

2. Secara khusus penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi alternatif pemilihan model pembelajaran

3. Bagi peneliti sebagai calon guru dapat menambah wawasan tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS

1.7. Defenisi Operasional

1. Hasil belajar adalah kemampuan kognitif yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS merupakan suatu aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok–kelompok pembelajar yang didalamnya setiap pembelajar bertanggungjawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota–anggota yang lain


(18)

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian data dan uji statistik serta pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 40,2 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 75,1.

2. Hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 39,6 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 68,6

3. Aktivitas siswa selama pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) berlangsung dikategorikan aktif dengan rata-rata skor aktivitas 83,03 sejalan dengan peningkatan hasil belajar siswa

4. Ada peerbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dan konvensional pada materi pokok Suhu dan pengukurannya di kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 dengan thitung > ttabel = 3,03 > 1,669 pada taraf siginifikansi α = 0,05.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa, dimana telah dilakukan eksperimen bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share memberikan pengaruh yang baik terhadap hasil belajar jika dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional. Untuk itu dalam proses pembelajaran


(19)

63

hendaknya menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share sebagai suatu alternatif dalam kegiatan pembelajaran

2. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, siswa dituntut lebih aktif pada saat proses belajar mengajar, guru sebagai fasilitator mendorong siswa (motivator) untuk melakukan kegiatan belajar secara bebas tapi terkendali. Guru tidak mendominasi pembicaraan tetapi lebih banyak memberikan rangsangan berpikir kepada siswa untuk memecahkan masalah. Guru menempatkan diri sebagai pembimbing semua siswa yang memerlukan bantuan manakala mereka menghadapi persoalan belajar. Guru senantiasa menghargai pendapat siswa terlepas dari benar atau salah, dan tidak diperkenankan membunuh atau mengurangi/menekan pendapat siswa lainnya. Guru harus mendorong siswa agar selalu mengajukan pendapatnya secara bebas.

3. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Dalam hal ini siswa dituntut untuk saling bertukar pendapat dan harus belajar menunjukkan penghargaan terhadap pekerjaan temannya dan tidak mengejek, mengkritik (dalam arti mencela), atau menertawakan sebagimana mereka juga harus belajar menghargai pekerjaan diri sendiri, agar didapat pengetahuan yang lebih baik, serta dapat menumbuhkan sikap saling menghargai pendapat orang lain, menghargai perbedaan yang ada, memanfaatkan kelebihan, mengisi kekurangan masing-masing dan mendorong siswa untuk dapat lebih aktif dalam belajar.


(20)

64

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. (2008). Learning To Teach. Pustaka Pelajar: Yogyakarta

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Defenisi Belajar http://herrystw.wordpress.com/2011/05/23/pengertian-belajar-menurut-para-ahli/

Djamarah, S.B. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah,S.B. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Hasil Belajar http://ayip7miftah.wordpress.com/2011/12/06/kemampuan-kognitif-menurut-revisi-taksonomi-bloom/

Huda, M.(2011). Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Ibrahim,dkk. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya:Universitas Negeri Surabaya

Isjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Istarani. (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persad Menskor (http://tiameifharahap.blogspot.com/2012/12/tehnik menskor.html) Margono,S. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK.,

Jakarta: Rineka Cipta

Metode Mengajar http://www.sukasmo.web.id/2012/01/metode-mengajar.html Sanjaya,W. (2009).,Kurikulum dan Pembelajaran.,Jakarta: Kencana

Sinambela, F. (2010).,Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Thing Pair Share) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Optika Geometri di Kelas X Semester II SMA Metodhist I Medan T.P. 2009/2010.Medan: Unimed

Slavin, R.E. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik., Bandung: Nusa Media

Sudjana. (2005). Metoda Statistika., Bandung : Tarsito Bandung

Sugiyarto, T, dkk.(2008). Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs Kelas VII., Jakarta: Pusat Perbukuan.

Suryabrata, S. (2002). Metodologi Penelitian., Jakarta: Grafindo Teknik Tim Dosen. (2011). Strategi Belajar Mengajar.,Medan : Unimed


(21)

65

Tim Dosen. (2011). Pedoman Penulisan Proposal Dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan FMIPA Unimed.,Medan :FMIPA Unimed Trianto.(2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif., Jakarta:

Kencana

Wilis, R. (1989). Teori-Teori Belajar. Bandung: Grafindo

Yasmi, E.(2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Optika Geometris di Kelas X SMA Muhammadiyah 13 Panyabungan T.P. 2011/2012. Medan: Unimed


(22)

RIWAYAT HIDUP

Ade Wirayanti Hutabarat dilahirkan di Padangsisimpuan, pada tanggal 9 Januari 1990. Ayah bernama Armada Hutabarat dan Ibu bernama Ros Dewi Siregar, dan merupakan anak kelima dari lima orang bersaudara. Pada tahun 1996 penulis masuk SD Negeri 142419 Padangsidimpuan dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melanjutkan sekolah di MTs Swasta Darul Mursyid dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah di MAS Darul Mursyid dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan melalui jalur PMP. Penulis lulus ujian skripsi pada tanggal 27 Januari 2014.


(1)

4. Pengaruh model pembelaaran kooperatif tipe TPS pada materi pokok suhu dan pengukurannya di kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan T.P 2012/2013.

1.6.Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang akan di dapatkan dari penelitian ini, diantaranya : 1. Sebagai informasi hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) pada materi pokok suhu dan pengukurannya di kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan T.P 2012/2013.

2. Secara khusus penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi alternatif pemilihan model pembelajaran

3. Bagi peneliti sebagai calon guru dapat menambah wawasan tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS

1.7. Defenisi Operasional

1. Hasil belajar adalah kemampuan kognitif yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS merupakan suatu aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok–kelompok pembelajar yang didalamnya setiap pembelajar bertanggungjawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota–anggota yang lain


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian data dan uji statistik serta pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 40,2 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 75,1.

2. Hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 39,6 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 68,6

3. Aktivitas siswa selama pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) berlangsung dikategorikan aktif dengan rata-rata skor aktivitas 83,03 sejalan dengan peningkatan hasil belajar siswa

4. Ada peerbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dan konvensional pada materi pokok Suhu dan pengukurannya di kelas VII semester I SMP Swasta Taman Harapan Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 dengan thitung > ttabel = 3,03 > 1,669 pada taraf siginifikansi α = 0,05.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa, dimana telah dilakukan eksperimen bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share memberikan pengaruh yang baik terhadap hasil belajar jika dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional. Untuk itu dalam proses pembelajaran


(3)

hendaknya menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share sebagai suatu alternatif dalam kegiatan pembelajaran

2. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, siswa dituntut lebih aktif pada saat proses belajar mengajar, guru sebagai fasilitator mendorong siswa (motivator) untuk melakukan kegiatan belajar secara bebas tapi terkendali. Guru tidak mendominasi pembicaraan tetapi lebih banyak memberikan rangsangan berpikir kepada siswa untuk memecahkan masalah. Guru menempatkan diri sebagai pembimbing semua siswa yang memerlukan bantuan manakala mereka menghadapi persoalan belajar. Guru senantiasa menghargai pendapat siswa terlepas dari benar atau salah, dan tidak diperkenankan membunuh atau mengurangi/menekan pendapat siswa lainnya. Guru harus mendorong siswa agar selalu mengajukan pendapatnya secara bebas.

3. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Dalam hal ini siswa dituntut untuk saling bertukar pendapat dan harus belajar menunjukkan penghargaan terhadap pekerjaan temannya dan tidak mengejek, mengkritik (dalam arti mencela), atau menertawakan sebagimana mereka juga harus belajar menghargai pekerjaan diri sendiri, agar didapat pengetahuan yang lebih baik, serta dapat menumbuhkan sikap saling menghargai pendapat orang lain, menghargai perbedaan yang ada, memanfaatkan kelebihan, mengisi kekurangan masing-masing dan mendorong siswa untuk dapat lebih aktif dalam belajar.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. (2008). Learning To Teach. Pustaka Pelajar: Yogyakarta

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Defenisi Belajar http://herrystw.wordpress.com/2011/05/23/pengertian-belajar-menurut-para-ahli/

Djamarah, S.B. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah,S.B. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Hasil Belajar http://ayip7miftah.wordpress.com/2011/12/06/kemampuan-kognitif-menurut-revisi-taksonomi-bloom/

Huda, M.(2011). Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Ibrahim,dkk. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya:Universitas Negeri Surabaya

Isjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Istarani. (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persad Menskor (http://tiameifharahap.blogspot.com/2012/12/tehnik menskor.html) Margono,S. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK.,

Jakarta: Rineka Cipta

Metode Mengajar http://www.sukasmo.web.id/2012/01/metode-mengajar.html Sanjaya,W. (2009).,Kurikulum dan Pembelajaran.,Jakarta: Kencana

Sinambela, F. (2010).,Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Thing Pair Share) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Optika Geometri di Kelas X Semester II SMA Metodhist I Medan T.P. 2009/2010.Medan: Unimed

Slavin, R.E. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik., Bandung: Nusa Media

Sudjana. (2005). Metoda Statistika., Bandung : Tarsito Bandung

Sugiyarto, T, dkk.(2008). Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs Kelas VII., Jakarta: Pusat Perbukuan.

Suryabrata, S. (2002). Metodologi Penelitian., Jakarta: Grafindo Teknik Tim Dosen. (2011). Strategi Belajar Mengajar.,Medan : Unimed


(5)

Tim Dosen. (2011). Pedoman Penulisan Proposal Dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan FMIPA Unimed.,Medan :FMIPA Unimed Trianto.(2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif., Jakarta:

Kencana

Wilis, R. (1989). Teori-Teori Belajar. Bandung: Grafindo

Yasmi, E.(2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Optika Geometris di Kelas X SMA Muhammadiyah 13 Panyabungan T.P. 2011/2012. Medan: Unimed


(6)

dari lima orang bersaudara. Pada tahun 1996 penulis masuk SD Negeri 142419 Padangsidimpuan dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melanjutkan sekolah di MTs Swasta Darul Mursyid dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah di MAS Darul Mursyid dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan melalui jalur PMP. Penulis lulus ujian skripsi pada tanggal 27 Januari 2014.