MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TUTORIAL MELALUI LESSON STUDY DI SMA NEGERI 1 LOLOFITU MOI.
MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU MENGGUNAKAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF TUTORIAL
MELALUI LESSON STUDY
DI SMA NEGERI 1 LOLOFITU MOI
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Konsentrasi Kepengawasan
Oleh:
GLORIANTINA LAOLI
NIM. 8126132050
P R O G R A M P A S C A S A R J A N A
U N I V E R S I T A S N E G E R I M E D A N
M E D A N
2 0 1 4
(2)
MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU MENGGUNAKAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF TUTORIAL
MELALUI LESSON STUDY
DI SMA NEGERI 1 LOLOFITU MOI
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Konsentrasi Kepengawasan
Oleh:
GLORIANTINA LAOLI
NIM. 8126132050
P R O G R A M P A S C A S A R J A N A
U N I V E R S I T A S N E G E R I M E D A N
M E D A N
2 0 1 4
(3)
(4)
(5)
ABSTRACT
Gloriantina Laoli. NIM. 8126132050. Improving Teachers’ Skill Using Tutorial Interactive Multimedia through Lesson Study in SMA Negeri 1 Lolofitu Moi. Thesis. Post Graduate Program of Medan State University (UNIMED), Medan. 2014.
The purpose of this research was to determine whether the language family teachers’ skill using tutorial interactive multimedia in SMA Negeri 1 Lolofitu Moi can increase through lesson study. This research was the School Action Research which consisting of two cycles, at each cycle consists of four phases of activity, namely: (1) planning the act; (2) action implementation; (3) observation; and (4) reflection. Research was done by implementing lesson study activities to 3 language family teachers at SMAN 1 Lolofitu Moi which also became the subject of research, which consists of an Indonesian teacher, an English teacher and a German teacher; and involving the principal and the vice principal of curriculum as observers. Data collection techniques used instrument/observation sheets of teachers’ skill using tutorial interactive multimedia in learning activity. This research found that the average score on the pre-cycle was 32.67 (the average percentage of teachers' skill in using tutorial interactive multimedia in learning only 26,35%), the score on first cycle was 86.67 (69.90%), while the score on the second cycle was 111.33 (89.78%). This indicates that an increase in teachers' skill using tutorial interactive multimedia reach 43.55% in the first cycle and 19.89% in the second cycle. The conclusion from this research result is the language family teachers’ skill using tutorial interactive multimedia can increase through lesson study in SMA Negeri 1 Lolofitu Moi.
(6)
ABSTRAK
GLORIANTINA LAOLI. NIM. 8126132050. Meningkatkan Keterampilan Guru Menggunakan Multimedia Interaktif Tutorial melalui Lesson Study di SMA Negeri 1 Lolofitu Moi. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah keterampilan guru rumpun bahasa menggunakan multimedia interaktif tutorial di SMA Negeri 1 Lolofitu Moi dapat meningkat melalui lesson study. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Sekolah, yang terdiri dari 2 siklus dimana pada setiap siklus terdiri dari empat fase kegiatan yaitu : (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) pengamatan; dan (4) refleksi. Penelitian dilakukan dengan melaksanakan kegiatan lesson study terhadap 3 orang guru rumpun bahasa di SMA Negeri 1 Lolofitu Moi yang sekaligus menjadi subjek penelitian, yakni terdiri dari 1 orang guru bahasa Indonesia, 1 orang guru bahasa Inggris dan 1 orang guru bahasa Jerman; dengan melibatkan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah urusan kurikulum sebagai pengamat. Teknik pengumpulan data menggunakan Instrumen/lembar observasi keterampilan guru menggunakan multimedia interaktif tutorial dalam pembelajaran. Penelitian ini menemukan bahwa rata-rata skor pada pra siklus sebesar 32,67 (rata-rata persentase keterampilan guru menggunakan multimedia interaktif tutorial dalam pembelajaran hanya 26,35%), siklus I sebesar 86,67 (69,90%), sementara pada siklus II sebesar 111,33 (89,78%). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan guru menggunakan multimedia interaktif tutorial sebesar 43,55% pada siklus I dan 19,89% pada siklus II. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah keterampilan guru rumpun bahasa menggunakan multimedia interaktif tutorial dapat meningkat melalui lesson study di SMA Negeri 1 Lolofitu Moi.
(7)
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat kasih dan rahmat-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Tesis ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penulisan tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak baik moril maupun materil yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu. Untuk itu Penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang tinggi kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, Msi, selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd, selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
3. Dr. Arif Rahman, M.Pd selaku Asisten Direktur I Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
4. Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd, selaku Asisten Direktur II Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
5. Dr. Ir. Darwin, M.Pd, selaku Ketua Prodi Administrasi Pendidikan dan Dr. Paningkat Siburian, M.Pd selaku Sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
6. Prof. Dr. Belferik Manullang sebagai pembimbing I dan Bapak Dr. Sukarman Purba, M.Pd sebagai pembimbing II, yang selalu memberi bimbingan dan motivasi kepada Penulis.
(8)
7. Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd, Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd, dan Dr. Saut Purba, M.Pd, selaku narasumber, atas masukan dan saran yang diberikan selama penulisan tesis ini.
8. Bapak/Ibu Dosen di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membekali Penulis dengan ilmu yang berharga selama menjalani perkuliahan di Universitas Negeri Medan.
9. Drs. Purwadi Sutanto, M.Si, selaku Direktur Pembinaan PTK Dikmen dan seluruh staff atas bantuan beasiswa yang diberikan sehingga Penulis dapat mengikuti perkuliahan di Universitas Negeri Medan.
10.Aroziduhu Adrianus Gulo, S.H, M.H, selaku Bupati Nias Barat yang telah memberikan izin kepada Penulis untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Negeri Medan.
11.Drs. Mareti Waruwu, selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat yang telah memberikan rekomendasi bagi Penulis untuk mengikuti perkuliahan di Universitas Negeri Medan.
12.Bapak Tahagamuata Laia, S.Pd, selaku Kepala SMA Negeri 1 Lolofitu Moi, dan guru-guru SMA Negeri 1 Lolofitu Moi yang telah membantu selama pelaksanaan penelitian ini.
13.Rekan-rekan mahasiswa konsentrasi kepengawasan yang saling membagi pengetahuan dalam penyelesaian tesis ini.
14.Keluarga Penulis, yakni ayah, Yason Laoli; dan ibu, Katarina Dakhi; ayah mertua, Faoloaro Gulo; ibu mertua, Yakina Waruwu; dan saudara-saudari
(9)
yang telah membantu dalam doa agar penulisan tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.
15.Suami tercinta, Parlinus Gulo, yang selalu memberi dukungan dan bantuan serta selalu menjadi teman berdiskusi dalam penyelesaian tesis ini.
Akhir kata semoga semua pihak yang telah memberi dukungan moril maupun materil yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu mendapat berkat dan karunia dari Tuhan. Amin.
Medan, Juni 2014
Penulis
(10)
DAFTAR ISI
ABSTRAK... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
BAB I. PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah... 12
C. Pembatasan Masalah... 12
D. Rumusan Masalah... 13
E. Tujuan Penelitian... 13
F. Manfaat Penelitian... 13
BAB II. KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN.. 15
A. Kajian Teoretis... 15
1. Keterampilan Guru Menggunakan Multimedia Interaktif Tutorial... 15
a. Pentingnya Keterampilan Menggunakan Media... 15
b. Pentingnya Penggunaan Multimedia... 19
c. Multimedia Interaktif Tutorial... 24
2. Lesson Study... 33
a. Pemahaman Lesson Study... 33
b. Tahapan Kegiatan Lesson Study... 41
B. Penelitian yang relevan... 48
C. Kerangka Berpikir... 50
(11)
BAB III. METODE PENELITIAN... 52
A. Tempat dan Waktu Penelitian... 52
B. Subjek Penelitian... 52
C. Defenisi Operasional Variabel Penelitian... 53
D. Desain Penelitian Tindakan... 54
E. Prosedur Penelitian... 55
1.Siklus I... 56
2.Siklus II... 61
F. Indikator Keberhasilan... 65
G. Instrumen Penelitian dan Alat Pengumpul Data... 65
H. Teknik Analisis Data... 65
I. Rincian Kegiatan... 67
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 74
A. Deskripsi Hasil Penelitian... 74
1. Deskripsi Pra Siklus... 76
2. Deskripsi Siklus I... 78
a. Perencanaan Tindakan Siklus I... 78
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I... 79
c. Pengamatan Tindakan Siklus I... 86
d. Refleksi Tindakan Siklus I... 86
3. Deskripsi Siklus II... 93
a. Perencanaan Tindakan Siklus II... 93
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II... 93
c. Pengamatan Tindakan Siklus II... 99
d. Refleksi Tindakan Siklus II... 99
B. Temuan Penelitian... 104
C. Pembahasan... 107
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN... 115
A. Kesimpulan... 115
B. Implikasi... 115
(12)
DAFTAR PUSTAKA... 118
(13)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tabel 3.1
Tabel 3.2 Tabel 3.3
Tabel 3.4 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3
Tabel 4.4
Persentase Angket Analisis Penerapan Media Pembelajaran... Penjabaran Latar Belakang Bidang Studi Guru SMA Negeri 1 Lolofitu Moi Rumpun Bahasa... Rumusan Kriteria Skala Penilaian dengan Lima Kategori... Kriteria Tingkat Keterampilan Guru Menggunakan Multimedia Interaktif Tutorial Berdasarkan Skor Perolehan... Rincian Kegiatan Siklus 1 ... Paparan Data Keterampilan Multimedia Interaktif Tutorial... Rekapitulasi Hasil Observasi Kelas pada Pra Siklus... Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Menggunakan
Multimedia Interaktif Tutorial Siklus I... Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Menggunakan
Multimedia Interaktif Tutorial Siklus II... 7
53 66
66 68 75 77
87
(14)
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 2.8 Gambar 2.9 Gambar 2.10 Gambar 2.11 Gambar 2.12 Gambar 2.13 Gambar 2.14 Gambar 3.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 Gambar 4.8 Gambar 4.9 Gambar 4.10
Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran... Contoh Tampilan Judul... Contoh Tampilan Tujuan Penyajian... Contoh Tampilan Petunjuk... Contoh Tampilan Stimulasi Prioritas Pengetahuan... Contoh Tampilan Inisial Kontrol... Contoh Tampilan Mode Penyajian... Contoh Tampilan Panjang Teks Penyajian... Contoh Tampilan Grafik dan Animasi... Contoh Tampilan Warna... Contoh Tampilan Pertanyaan... Keunggulan dan Kelebihan Lesson Study... Daur Lesson Study yang Terorientasi pada Praktik... Siklus Kajian Pembelajaran dalam Lesson Study... Alur Penelitian Tindakan... Perbandingan Rata-Rata Skor Guru per Aspek pada Pra Siklus... Perbandingan Keterampilan Guru Menggunakan
Multimedia Interaktif Tutorial pada Pra Siklus dan Siklus I. Perbandingan Rata-Rata Skor Guru per Aspek pada
Siklus I... Perbandingan Rata-Rata Skor Guru per Aspek pada
Pra Siklus dan Siklus I... Perbandingan Keterampilan Guru Menggunakan
Multimedia Interaktif Tutorial pada Siklus I dan Siklus II.... Perbandingan Rata-Rata Skor Guru per Aspek pada
Siklus II... Perbandingan Rata-Rata Skor Guru per Aspek pada Siklus I dan Siklus II... Perbandingan Keterampilan Guru Menggunakan
Multimedia Interaktif Tutorial pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II... Perbandingan Rata-Rata Skor Guru per Aspek pada Siklus I dan Siklus II... Perbandingan Persentase Peningkatan Keterampilan Guru Menggunakan Multimedia Interaktif Tutorial...
20 25 26 26 27 28 28 29 29 30 30 38 41 41 54 78 88 89 90 101 102 103 105 105 107
(15)
DAFTAR LAMPIRAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Rencana Kegiatan Penelitian Siklus I... Rencana Kegiatan Penelitian Siklus II... Angket tentang Penggunaan Multimedia Interaktif Tutorial (untuk survey awal)... Hasil Analisis Angket tentang Penggunaan Multimedia Interaktif Tutorial di SMA Negeri 1 Lolofitu Moi Tahun 2013 (Survey Awal).. Materi Lesson Study dan Multimedia Interaktif Tutorial... Panduan Pengamatan Pembelajaran (Observasi) dalam Kegiatan Lesson Study... Format Lembar Observasi Open Class dalam Lesson Study Berbasis Sekolah (Diisi Pengamat Guru sebagai Acuan dalam Mengamati)... Format Lembar Observasi Open Class dalam Lesson Study Berbasis Sekolah (Diisi Pengamat Peserta Didik sebagai Acuan dalam
Mengamati)... Format Instrumen/Lembar Observasi Keterampilan Guru
Menggunakan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran... Format Lembar Observasi Proses Pelaksanaan Kegiatan Lesson Study... Format Lembar Observasi Proses Pelaksanaan Kegiatan Lesson Study Siklus II... Rekapitulasi Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Menggunakan Multimedia Interaktif Tutorial Pra Siklus... Rekapitulasi Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Menggunakan Multimedia Interaktif Tutorial Siklus I... Rekapitulasi Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Menggunakan Multimedia Interaktif Tutorial Siklus II... Hasil Observasi Proses Pelaksanaan Lesson Study Siklus I... Hasil Observasi Proses Pelaksanaan Lesson Study Siklus II... Notulen Pelaksanaan Lesson Study Siklus I... Notulen Pelaksanaan Lesson Study Siklus II... RPP Guru Model Siklus I... RPP Guru Model Siklus II... Daftar Hadir Pelaksanaan Lesson Study Siklus I... Daftar Hadir Pelaksanaan Lesson Study Siklus II... Foto-foto Kegiatan Pra Siklus... Foto-foto Kegiatan Lesson Study Siklus I... Foto-foto Kegiatan Lesson Study Siklus II... Surat Izin Penelitian dari UNIMED... Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat.... Surat Izin Penelitian dari SMA Negeri 1 Lolofitu Moi...
121 127 132 134 135 138 140 142 144 151 154 157 158 159 160 161 162 164 166 169 172 174 175 176 178 180 181 182
(16)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru sebagai ujung tombak penentu keberhasilan proses pembelajaran yang berkualitas dituntut untuk selalu mampu mengembangkan dirinya dan menyesuaikan dirinya dengan perubahan jaman. Pembelajaran yang dilakukan harus lebih kreatif, berkesan dan bermakna agar mutu pendidikan dapat berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi. Witherington (Darwanto, 2007: 107) menyatakan bahwa “good teaching maintains fetness and freshness in the classroom, opposed in the drab, dull deadly routine of hipertrophied intellectual attitude.” Pengajaran yang baik harus selalu mengusahakan adanya kejelasan dan kesegaran di dalam kelas, tanpa mempertahankan suasana membosankan dan rutinitas yang menjemukan. Pengajaran yang baik pada dasarnya mampu membangkitkan minat dan motivasi peserta didik untuk belajar dan mampu mengusahakan pembelajaran yang kreatif, aktif serta menyenangkan. Pengajaran yang baik menghendaki peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang memungkinkannya untuk memahami dan menerapkan pengetahuan yang diperolehnya. Pengalaman pembelajaran tersebut tidak dapat diperoleh dalam pengajaran konvensional yang umumnya dilaksanakan oleh guru di kelas. Peserta didik akan lebih mudah menyerap informasi jika mengalami sendiri pembelajaran tersebut. Jika tidak memungkinkan untuk membuat peserta didik mengalami sendiri, maka pengganti pengalaman nyata dengan berbantuan media serta pengalaman verbal sangat dibutuhkan agar usaha guru membelajarkan peserta didik bisa mencapai hasil yang baik. Ibrahim, dkk, (Daryanto, 2012: 3) mengemukakan bahwa seorang guru yang profesional tidak hanya cukup membelajarkan peserta didik tetapi juga harus mampu mengelola informasi dan
(17)
lingkungan untuk memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik. Daryanto (2012: 3) mengemukakan bahwa guru profesional dituntut untuk mampu memilih dan menggunakan berbagai jenis media pembelajaran yang ada disekitarnya. Hal ini dimaksudkan untuk membantu siswa memperoleh pengalaman belajar.
Guru seyogyanya memiliki keterampilan menggunakan media pembelajaran yang tepat guna untuk melaksanakan pembelajaran yang kreatif, berkesan dan bermakna, sebagaimana termuat dalam Permendiknas no. 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru dimana salah satu kompetensi inti guru dalam ranah kompetensi pedagogik adalah menyelenggarakan pebelajaran yang mendidik, dengan indikator menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh. Keterampilan menggunakan media pembelajaran sebagai bagian dari kompetensi guru, merupakan kemampuan guru yang diperoleh berkat adanya latihan-latihan dan pembiasaan dalam penggunaan media pembelajaran.
Salah satu fungsi utama penggunaan media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut memengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Melalui media pembelajaran, peserta didik dapat terlibat langsung (mengalami serta menghayati) dengan materi yang sedang dipelajari sehingga peserta didik mampu lebih memahami materi yang sedang dipelajari tersebut. Untuk tujuan tersebut, seorang pendidik perlu memiliki sebuah media pembelajaran yang memadai, agar bahan ajar dapat diserap peserta didik dengan sebaik-baiknya.
Hamalik (Arsyad, 2002: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
(18)
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh - pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan serta isi pelajaran pada saat itu. Sudjana & Rivai (Arsyad, 2002: 24) mengemukakan beberapa manfaat media pembelajaran, yakni: (1) pembelajaran akan lebih menarik peserta didik, sehingga bisa tumbuh motivasi belajar; (2) memperjelas makna dari materi/bahan ajar; (3) metode pembelajaran lebih variatif, tidak semata-mata komunikasi verbal oleh guru, sehingga peserta didik tidak jenuh dan guru tidak kehabisan energi; dan (4) peserta didik lebih banyak kegiatan, guru bisa lebih fokus sebagai mediator, fasilitator dan motivator.
Salah satu jenis media yang dapat dipergunakan guru dalam pembelajaran adalah multimedia interaktif tutorial, yang merupakan jenis multimedia yang bersifat menimbulkan interaksi positif siswa terhadap materi pembelajaran. Multimedia interaktif tutorial pada dasarnya sama seperti program bimbingan dimana siswa diberi bantuan agar dapat mencapai hasil belajar secara optimal. Multimedia interaktif tutorial juga dapat memberi bantuan kepada guru untuk menyajikan materi dengan efektif, efisien, dan lebih menarik, mudah dimengerti dan jelas; mampu membantu guru memberikan soal-soal latihan kepada siswa dengan menarik, serta membantu peserta didik untuk lebih memahami materi pembelajaran. Selain itu multimedia interaktif tutorial juga dapat digunakan secara mandiri oleh siswa untuk mengembangkan dirinya. Kelebihan-kelebihan multimedia interaktif tutorial tersebut akan mewujudkan sebuah aplikasi pembelajaran yang atraktif dan menarik secara visual bagi peserta didik. Oleh Mengingat banyaknya manfaat multimedia dalam proses pembelajaran, maka guru wajib untuk meningkatkan keterampilannya menggunakan multimedia interaktif tutorial.
(19)
Keterampilan guru menggunakan multimedia interaktif tutorial mencakup keterampilan dalam penyajian multimedia interaktif tutorial yang sesuai, serta langkah penyajian dan pemanfaatan multimedia interaktif tutorial dalam kelas. Arsyad (2002: 76) menyatakan bahwa dalam memilih media sebaiknya menggunakan media yang sudah ada, mudah diperoleh atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Multimedia interaktif tutorial yang digunakan oleh guru dapat mengadopsi program yang sudah jadi jika memang tersedia dan benar-benar memenuhi kriteria yang tujuannya untuk membantu peserta didik belajar. Jika program yang sudah jadi sulit diperoleh, atau kurang sesuai dengan kebutuhan, guru dapat memodifikasi atau membuat sendiri multimedia interaktif tutorial yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Beberapa dampak yang bisa terjadi jika guru tidak menggunakan atau tidak terampil dalam menggunakan multimedia interaktif tutorial dalam pembelajaran, yakni: (1) guru akan merasa sulit menyampaikan informasi mengenai objek tertentu yang seharusnya dilihat, didengar atau diraba peserta didik; (2) guru akan repot membawa benda konkret yang perlu diperlihatkan pada peserta didik; (3) peserta didik akan merasa bahwa pembelajaran tidak menarik atau membosankan; dan (4) peserta didik tidak memperoleh pengalaman langsung yang berkaitan dengan penggunaan indra melihat, mendengar, dan meraba.
Penggunaan multimedia seharusnya telah diterapkan guru di sekolah, namun kenyataannya penggunaan multimedia dalam pembelajaran sering terabaikan dengan berbagai alasan. Alasan yang sering muncul antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, dan tidak tersedianya biaya. Collins, dkk, (1997: 91) mengungkapkan,
However, a survey commissioned by NCET (1996) suggests that the majorities of teachers are neither committed enthusiasts nor dyed in the wool sceptics. Instead they appear to hold a position somewhere in the middle of the continuum, a position or series of positions which we call ‘cautious enthusiasm’. In the context of this chapter ‘cautious
(20)
enthusiasm’ will be used to signify those teachers who welcome multimedia technology and want to find ways of integrating it into their teaching but, for one reason or another, have some reservations about the technology itself, its usefulness in teaching and learning, or the level of support which is provided to the teachers and pupils who work with technology.
Berdasarkan pernyataan Collins dkk, terdapat banyak guru yang kurang antusias dan masih ragu dalam menggunakan multimedia dalam pembelajaran. Guru pada dasarnya tidak menolak penggunaan multimedia dalam pembelajaran, namun masih meragukan manfaat multimedia dalam pengajaran dan pembelajaran maupun tingkat dukungan yang tersedia bagi guru dan peserta didik dalam menggunakan teknologi multimedia.
Roisa (2012: 1) dalam penelitiannya tentang meningkatkan hasil belajar IPA melalui penggunaan multimedia pembelajaran, menyatakan kurangnya kemampuan guru dalam memanfaatkan multimedia pembelajaran. Othman (2007: 50) dalam penelitian tentang aplikasi komputer dalam pengajaran bahasa, menyimpulkan bahwa penggunaan komputer dalam pengajaran sangat rendah, guru tidak menguasai powerpoint dan multimedia dalam pengajaran, serta kemahiran guru dalam multimedia sangat rendah. Ibrahim (2009: 4) dalam penelitiannya tentang upaya pengembangan krativitas guru pendidikan agama Islam (PAI) dalam penggunaan media pembelajaran di SMA Negeri 1 Sidoarjo menyatakan bahwa ada sebagian guru yang belum kreatif dalam penggunaan media pembelajaran, dan guru belum mampu memanfaatkan teknologi pembelajaran.
Beberapa penelitian tersebut mengungkapkan bahwa sebagian guru masih belum memanfaatkan media khususnya multimedia interaktif tutorial dalam pembelajaran serta masih belum memiliki keterampilan dalam menggunakan media dalam pembelajaran.
Berdasarkan survei awal terhadap guru-guru SMA Negeri 1 Lolofitu Moi kecamatan Lolofitu Moi Kabupaten Nias Barat, ditemukan bahwa ternyata guru-guru di sekolah ini masih
(21)
menggunakan pendekatan yang berpusat pada guru (Teacher centered learning) dimana guru mengajar dengan menggunakan metode ceramah sementara siswa tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Hasil angket yang disebarkan pada seluruh guru di SMA Negeri 1 Lolofitu Moi yang berjumlah 17 orang ditemukan bahwa hanya tujuh orang guru yang menggunakan media dalam pembelajaran dan terdapat empat orang diantaranya yang pernah menggunakan multimedia interaktif tutorial, sementara alat yang dibutuhkan untuk mengajar dengan memanfaatkan multimedia interaktif tutorial telah tersedia di sekolah, yang antara lain: listrik, LCD proyektor, komputer, laptop dan CD (Compact Disc) multimedia interaktif tutorial. Terdapat tiga orang guru yang mengetahui langkah-langkah menggunakan multimedia interaktif yang tepat, sementara 14 guru belum mengetahui langkah-langkah menggunakan multimedia interaktif yang tepat dalam kelas. Secara rinci, hasil angket tentang penggunaan multimedia interaktif tutorial di SMA Negeri 1 Lolofitu Moi adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Persentase Angket Analisis Penerapan Media Pembelajaran
No Komponen Persentase
Responden
1 Penggunaan media dalam proses/kegiatan belajar
mengajar
41%
2 Penggunaaan multimedia interaktif tutorial 24 %
3 Frekuensi penggunaan multimedia multimedia interaktif tutorial oleh guru:
a. setiap proses pembelajaran di kelas berlangsung b. kadang-kadang (jika kebetulan ada materi yang cocok) c. Jarang guru menggunakan multimedia interaktif tutorial
0% 18%
6%
4 Ketersediaan fasilitas yang mendukung penggunaan
multimedia interaktif tutorial di sekolah
82% 5 Ketersediaan program atau CD multimedia interaktif
tutorial yang dapat digunakan dalam mengajar
76%
6 Pemahaman tentang langkah-langkah menggunakan
multimedia interaktif tutorial dalam kelas
18% 7 Persepsi guru tentang multimedia interaktif tutorial
pembelajaran yang baik:
a. Dapat meningkatkan minat peserta didik b. Relevan dengan tujuan pembelajaran c. Tampilannya harus menarik
d. Mudah diperoleh
47% 41% 41%
(22)
e. Mudah dipahami peserta didik f. Lainnya
29% 24% 0% 8 Hambatan bagi guru dalam menggunakan multimedia
interaktif tutorial di sekolah:
a.Belum mengetahui bagaimana langkah dalam menggunakan multimedia interaktif tutorial
b.Bahan multimedia interaktif tutorial yang ada kurang sesuai dengan kebutuhan
c.Tidak memperoleh bahan multimedia interaktif tutorial yang dapat dipakai dalam pembelajaran
d.Lainnya.
94% 41% 24% 0%
9 Bantuan dari kepala sekolah maupun pengawas dalam
mengatasi hambatan bagi guru menggunakan multimedia interaktif tutorial di sekolah
12%
10 Guru melakukan pengkajian pembelajaran dalam kelompok lesson study bersama guru lain
0%
11 Guru berniat menggunakan multimedia interaktif tutorial 100%
12 Guru berniat meningkatkan keterampilan menggunakan
multimedia interaktif tutorial
100%
Sumber: Hasil analisis angket penggunaan media pembelajaran multimedia interaktif tutorial terhadap 17 orang guru di SMA Negeri 1 Lolofitu Moi Tahun 2013 (lampiran 4)
Hasil analisis angket tersebut juga menunjukkan bahwa guru-guru di SMA Negeri 1 Lolofitu Moi ternyata belum pernah melakukan pengkajian pembelajaran bersama-sama dengan guru lainnya (rekan sejawat) dalam kelompok lesson study. Ini mengindikasikan bahwa guru-guru di SMA Negeri 1 Lolofitu Moi belum mengetahui manfaat pelaksanaan lesson study bagi guru sehingga dalam kegiatan belajar mengajar guru belum melakukan kolaborasi bersama guru lain untuk saling membantu memperbaiki praktik pengajaran di kelas.
Sebagaimana telah dikemukakan, keterampilan menggunakan media pembelajaran merupakan bagian dari kompetensi guru yang diperoleh berkat adanya latihan-latihan dan pembiasaan dalam penggunaan media, sebagaimana termuat dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 10 tentang guru dan dosen bahwa ”Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”. Dengan demikian, faktor-faktor yang
(23)
dapat memengaruhi peningkatan kompetensi guru akan memengaruhi peningkatan keterampilan guru pula.
Suhartini (2011: 17-20) mengemukakan beberapa faktor yang dapat memengaruhi kompetensi guru berdasarkan pendapat beberapa ahli yakni: (1) Spencer dan Spencer, yang menyatakan motivasi internal, watak dan konsep diri memengaruhi kompetensi guru; (2) Munandar, yang menyatakan bakat dan latihan memengaruhi kompetensi guru; (3) Suyatno, dkk, menyatakan pendidikan formal, workshop dan magang ikut memengaruhi kompetensi guru; dan (4) Uno, menyatakan kompetensi guru dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, lamanya mengajar, dan lingkungan. Selanjutnya Sahertian (2010: 21-24) menyatakan bahwa supervisi dapat meningkatkan keterampilan guru dimana salah satu fungsi supervisi adalah yaitu memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf, yang dalam hal ini anggota staff yang dimaksud adalah termasuk guru. Ibrohim (2010: 4) menyatakan bahwa lesson study dapat meningkatkan kompetensi guru melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan. Lesson study juga dapat membantu meningkatkan keterampilan guru dalam menggunakan multimedia interaktif tutorial.
Dari banyak faktor yang ada, maka pada penelitian ini dipilih lesson study sebagai upaya meningkatkan keterampilan guru menggunakan multimedia interaktif tutorial. Lesson study merupakan model pembinaan guru yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan guru dalam mengajar. Dalam kegiatan lesson study, sejumlah guru secara bersama-sama akan meningkatkan kompetensi mereka dengan belajar dari, tentang, dan untuk pembelajaran yang lebih baik. Stigler (Fernandez & Yoshida 2004: 9-10) mengemukakan:
If you want to improve education, get teachers together to study the processes of teaching and learning in classrooms, and then devise ways to improve them. Markably, lesson study is not only a means of improving the skills and knowledge of teachers, but also a way to improve the knowledge base of the teaching profession.
(24)
Berdasarkan pernyataan Stigler, lesson study tidak hanya menjadi sarana peningkatan keterampilan dan pengetahuan guru, tetapi juga cara untuk meningkatkan pengetahuan dasar profesi mengajar. Lewis (Hart, dkk, 2011: 16) mengemukakan beberapa hal tentang lesson study, yakni: (1) lesson study merupakan siklus perbaikan pengajaran guru di mana guru bekerjasama untuk: merumuskan tujuan pembelajaran dan rencana pembelajaran, mengajar dan/atau mengamati pelajaran, merenungkan bukti-bukti yang dikumpulkan, merevisi pelajaran untuk perbaikan, dan mengajarkan kembali pelajaran yang direvisi; (2) melalui lesson study, guru memiliki sarana untuk merencanakan, mengamati dan berunding dengan orang lain; (3) lesson study menempatkan guru di dalam pusat kegiatan profesional, dengan minat dan keinginan untuk lebih memahami pembelajaran terhadap siswa berdasarkan pengalaman pengajaran mereka sendiri; dan (4) ide yang terkandung dalam lesson study singkat dan sederhana, yakni guru secara bersama-sama merencanakan pembelajaran, mengujinya, dan mendiskusikan apa yang mereka amati. Stepanek (Ibrohim, 2010: 14-15) menyatakan bahwa lesson study dapat membantu para guru untuk melihat kelas atau pembelajarannya melalui “kacamata” penelitian. Proses tersebut berpotensi untuk mengubah sekolah menjadi tempat di mana guru dapat meneliti dan memverifikasi apa yang dikerjakan untuk siswanya.
Beberapa alasan pemilihan lesson study sebagai model pembinaan yang tepat bagi guru antara lain: (1) lesson study merupakan suatu cara efektif yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dimana: (a) pengembangan lesson study dilakukan dan didasarkan pada hasil sharing pengetahuan professional yang berdasarkan pada praktik dan hasil pengajaran yang dilaksanakan para guru, (b) adanya penekanan agar para siswa memiliki kualitas belajar, (c) kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa merupakan fokus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran di kelas, (d) berdasarkan pengalaman real di kelas,
(25)
lesson study mampu menjadi landasan bagi pengembangan pembelajaran, (e) lesson study akan menempatkan peran para guru sebagai peneliti pembelajaran; dan (2) lesson study yang didesain dengan baik akan menjadikan guru yang professional dan inovatif, dimana dengan melaksanakan lesson study para guru dapat: (a) menentukan kompetensi yang perlu dimiliki siswa, merencakan dan melaksanaan pembelajaran yang efektif, (b) mengkaji dan meningkatkan pembelajaran yang bermanfaat bagi siswa, (c) memperdalam pengetahuan tentang mata pelajaran yang disajikan para guru, (d) menentukan standar kompetensi yang akan dicapai para siswa, (e) merencanakan pembelajaran secara kolaboratif, (f) mengkaji dengan teliti cara belajar dan perilaku siswa, (g) mengembangkan pengetahuan pembelajaran yang dapat diandalkan, (h) melakukan refleksi terhadap pengajaran yang dilaksanakannya berdasarkan pandangan siswa dan koleganya.
Lesson study sebagai proses pengkajian pembelajaran dimana guru sadar bahwa keterampilan guru dalam proses belajar mengajar harus ditingkatkan sehingga hasil belajar siswa juga dapat meningkat. Lesson study dilakukan secara kolaboratif oleh guru-guru untuk menemukan, mendiskusikan dan menyelesaikan masalah yang mereka temukan dalam pembelajaran. Salah satu tahapan penting dalam lesson study adalah adanya pengamatan yang dilakukan oleh guru-guru terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas sehingga dari pengamatan tersebut guru memperoleh gagasan baru tentang bagaimana seharusnya guru melaksanakan pembelajaran yang baik dan bagaimana peserta didik dapat belajar dengan baik. Hasil dari pengamatan tersebut akan menjadi temuan bagi guru-guru dalam memperbaiki keterampilan dalam melaksanakan pembelajaran serta mampu memperbaiki keterampilan dalam menggunakan multimedia interaktif tutorial.
Oleh karena itu lesson study diprediksi dapat meningkatkan keterampilan guru dalam menggunakan multimedia interaktif tutorial. Untuk membuktikan prediksi ini, maka perlu
(26)
dilakukan penelitian tindakan sekolah tentang: “Meningkatkan Keterampilan Guru Menggunakan Multimedia Interaktif Tutorial Melalui Lesson Study di SMA Negeri 1 Lolofitu Moi.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan bahwa ada banyak masalah yang dialami oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran khususnya dalam penggunaan multimedia interaktif tutorial, antara lain: (1) kurang antusias dan masih ragu menggunakan multimedia dalam pembelajaran; (2) penggunaan komputer dalam pembelajaran sangat rendah; (3) guru belum mampu memanfaatkan teknologi pembelajaran; (4) guru masih menggunakan pendekatan teacher centered learning; dan (5) keterampilan guru menggunakan multimedia interaktif rendah.
Selain terdapatnya masalah yang dialami guru, terdapat pula beberapa faktor yang dapat memengaruhi peningkatan keterampilan guru yang antara lain: (1) motivasi internal; (2) watak; (3) konsep diri (4) bakat; (5) latihan; (6) pendidikan formal; (7) workshop; (8) magang; (9) latar belakang pendidikan; (10) pengalaman mengajar; (11) lamanya mengajar; (12) lingkungan; (13) supervisi; dan (14) lesson study.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, terungkap bahwa banyak masalah yang dialami oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran serta banyak faktor yang dapat memengaruhi meningkatnya keterampilan guru. Namun masalah dalam penelitian ini dibatasi pengkajiannya pada keterampilan guru menggunakan multimedia interaktif tutorial. Mengingat banyaknya
(27)
faktor yang dapat memengaruhi meningkatnya keterampilan guru, tindakan pada penelitian ini difokuskan pada lesson study karena lesson study diprediksi dapat meningkatkan keterampilan guru dalam menggunakan multimedia interaktif tutorial. Lesson study dilaksanakan terhadap guru-guru di SMA Negeri 1 Lolofitu Moi khususnya guru rumpun mata pelajaran Bahasa.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “apakah keterampilan guru rumpun bahasa menggunakan multimedia interaktif tutorial di SMA Negeri 1 Lolofitu Moi dapat meningkat melalui lesson study?”
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian tindakan ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan guru rumpun bahasa menggunakan multimedia interaktif tutorial melalui lesson study di SMA Negeri 1 Lolofitu Moi.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Manfaat Teoritis
a) Dapat menambah ilmu pengetahuan tentang keefektifan lesson study dalam meningkatkan keterampilan guru rumpun Bahasa menggunakan multimedia interaktif tutorial.
b) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut dalam rangka pengembangan penelitian.
(28)
2) Manfaat Praktis
a) Bagi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat, sebagai masukan dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan keterampilan guru rumpun Bahasa menuju guru yang profesional.
b) Bagi Kepala SMA Negeri 1 Lolofitu Moi, sebagai masukan dalam rangka memperbaiki keterampilan guru rumpun Bahasa menggunakan multimedia interaktif tutorial guru dimasa mendatang.
c) Bagi guru, sebagai masukan untuk memperbaiki keterampilannya dalam menggunakan media pembelajaran di kelas khususnya multimedia interaktif tutorial.
(29)
115
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: keterampilan guru rumpun bahasa menggunakan multimedia interaktif tutorial di SMA Negeri 1 Lolofitu Moi dapat meningkat melalui lesson study, dimana rata-rata skor keterampilan guru menggunakan multimedia interaktif tutorial dalam pembelajaran pada pra siklus sebesar 32,67 (rata-rata persentase 26,35%) dengan kategori amat kurang baik. Pada siklus I meningkat menjadi 86,67 (rata-rata persentase 69,90%) dengan kategori cukup baik, dan pada siklus II meningkat menjadi 111,33 (rata-rata persentase 89,78%) dengan kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan guru menggunakan multimedia interaktif tutorial sebesar 43,55% pada siklus I dan 19,89% pada siklus II.
B. Implikasi
Keterampilan guru rumpun bahasa menggunakan multimedia interaktif tutorial di SMA Negeri 1 Lolofitu Moi telah terbukti dapat meningkat melalui lesson study, dengan demikian lesson study hendaknya menjadi salah satu alternatif dalam upaya peningkatan keterampilan guru dan pembinaan guru agar menjadi lebih kompeten dan profesional. Kepala sekolah hendaknya membentuk kelompok lesson study di sekolah untuk membantu guru-guru dalam memperbaiki praktek pengajaran mereka dan agar mereka mengetahui perspektif orang lain
(30)
116
tentang pembelajaran yang mereka lakukan. Demikian juga pengawas sekolah hendaknya menggunakan lesson study dalam melaksanakan supervisi pendidikan. Agar lesson study ini digunakan baik oleh pengawas maupun kepala sekolah, dinas pendidikan seyogyanya mensosialisasikan manfaat dan tujuan pelaksanaan lesson study. Upaya yang dapat dilakukan antara lain: 1) memberikan penegasan agar setiap kepala sekolah dan pengawas sekolah membentuk minimal satu kelompok lesson study di sekolahnya masing-masing dan melaksanakan kegiatan lesson study; 2) melakukan pelatihan tentang lesson study kepada kepala sekolah dan pengawas sekolah; 3) bekerjasama dengan lembaga pelatihan dan LPTK terkait untuk memfasilitasi pelatihan lesson study; dan 4) mengutus beberapa kepala sekolah dan pengawas sekolah untuk melakukan studi banding di sekolah-sekolah yang telah menerapkan lesson study agar mengalami langsung manfaat lesson study tersebut. Lesson study akan berdampak baik dalam meningkatkan keterampilan guru khususnya keterampilan guru rumpun bahasa dalam menggunakan multimedia interaktif tutorial jika kepala sekolah dan pengawas dapat menyelenggarakan lesson study secara rutin di sekolah.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti menyarankan: 1. Kepada Kepala Sekolah agar membentuk kelompok lesson study di sekolah
dan melakukan lesson study secara rutin.
2. Kepada guru-guru agar terbiasa melakukan pengkajian pembelajaran bersama teman sejawat (lesson study) mengingat bahwa lesson study sangat bermanfaat bagi guru-guru dalam meningkatkan keterampilannya, khususnya keterampilan
(31)
117
menggunakan multimedia interaktif tutorial, karena multimedia interaktif tutorial dapat meningkatkan interaktivitas dan antusiasme siswa dalam pembelajaran.
3. Kepada Pengawas Sekolah agar bekerjasama dengan kepala sekolah dalam pembentukan kelompok lesson study di sekolah binaannya dan terlibat langsung dalam kegiatan lesson study.
4. Kepada Dinas Pendidikan agar memberi penegasan kepada kepala sekolah dan pengawas sekolah untuk membentuk kelompok lesson study dan melaksanakan kegiatan lesson study di sekolah masing-masing, serta mengupayakan pelatihan tentang lesson study melalui kerjasama dengan lembaga pelatihan dan LPTK terkait.
5. Kepada Peneliti lain agar hasil penelitian tentang lesson study ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan referensi untuk penelitian selanjutnya.
(32)
118
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi. 2012. “Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran Inovatif melalui Lesson Study”. Jurnal FKIP UNS. Volume 9 Nomor 1.
Arismunandar. 2005. Manajemen Pendidikan Peluang dan Tantangan. Handbook. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Collins, J., Hammond M. & Wellington, J. 1997. Teaching and Learning with
Multimedia. New York: Routledge.
Darwanto. 2007. Televisi sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.
Daryanto & Rahardjo, Muljo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gave Media.
Fernandez, C. & Yoshida, M. 2004. Lesson Study: A Japanese Approach to Improving Mathematics Teaching and Learning. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
Gordon, Thomas. 1994. Menjadi Pemimpin Efektif: Dasar untuk Manajemen Partisipatif dan Keterlibatan Karyawan. Terjemahan Alex Tri Kantjono Widodo. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Hart, C. L., Altson, S. A. & Murata, A. (Eds). 2011. Lesson Study Research and Practice in Mathematics Education: Learning Together. New York: Springer Dordrecht Heidelberg.
Hendayana, S. 2006. Lesson Study: Suatu Strategi untuk Meningkatkan Keprofesionalan Pendidik (Pengalaman IMSTEP- JICA). Bandung: UPI Press.
Hendrisakti, H., Damris, & Asrial. 2013. “Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif, Multimedia Non Interaktif dan Minat Belajar Terhadap Kompetensi Kimia Siswa MAN Cendekia Jambi”. Jurnal Edu-Sains. Volume 1 Nomor 2, 2013.
Ibrahim, M. M. 2009.”Upaya Pengembangan Krativitas Guru Pendidikan Agama Islam (Pai) dalam Penggunaan Media Pembelajaran di SMA Negeri 1 Sidoarjo”. Skripsi. Malang: Universitas Islam Negeri.
(33)
119
Ibrohim. 2010. Panduan Pelaksanaan Lesson Study di KKG. Modul. Malang: Universitas Negeri Malang.
Isoda, M., Stephens, M., Ohara, Y. & Miyakawa, T. (Eds). 2007. Japanese Lesson Study in Mathematics: Its Impact, Diversity and Potential for Educational Improvement. Singapore: World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd.
Kementerian Pendidikan Nasional. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Repubik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional.
_______. 2010. Juknis Penyusunan Perangkat Penilaian Afektif di SMA. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
_______. 2010. Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
Kemmis, S. & Mc Taggart, R.. 1993. The Action Research Planner . Vict ioria: Deaken University
Mertler, Craig A. 2011. Action Research. Improving Schools and Empowering Educators. Terjemahan oleh Daryatno. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mulyana, Slamet. 2007. Lesson Study (Makalah). Kuningan: LPMP-Jawa Barat. Mulyasa, E. 2009. Menjadi Guru Profesional. Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran. Sebuah Pendekatan Baru. Ciputat: Gaung Persada (GP) Press.
Othman, Yahya. 2007. Aplikasi Komputer dalam Pengajaran Bahasa: Penguasaan Guru dan Kekangan dalam Pelaksanaan. 1st International Malaysian Educational Technology Convention. Selangor: University Putra Malaysia.
Pemerintah RI. 2005. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 10 tentang guru dan dosen. Jakarta
Philips, Rob. 1997. The Developers Handbook to Interactive Multimedia (Practical Guide for Educational Aplication) London: Kogan Page.
Pramesti, G. & Maryono, D. 2011. “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Calculus I Kelas SBI Menggunakan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif”. Jurnal Kresno, ISSN 2086-2334. Volume 2 Nomor 2, Desember 2011. Roisa, I. K. 2012. “Meningkatkan Hasil Belajar IPA melalui Penggunaan
(34)
120
Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Rusman, Kurniawan, D. & Riyana, C. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sahertian, A. Piet. 2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Serìn, Oğuz.”The Effects of The Computer-Based Instruction on The
Achievement and Problem Solving Skills of The Science and Technology Students”. TOJET: The Turkish Online Journal of Educational Technology. January 2011, volume 10 Issue 1.
Suarsini. 2011. “Penerapan Lesson Study untuk Peningkatan Keterampilan Guru Mengembangkan Media Pembelajaran Matematika”. Jurnal Suara Pendidikan. Volume 29, Desember 2011. Medan: Badan Penerbit Unimed. Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.
Suhartini, Entin. 2011. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Guru pada Sekolah Menengah Kejuruan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di Kabupaten Indramayu”. Tesis. Jakarta: FISIP UI.
Susilana, R. & Riyana, C. 2009. Media Pembelajaran. Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV. Wacana Prima.
Sutarno. 2011. “Penggunaan Multimedia Interaktif pada Pembelajaran Medan Magnet untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Mahasiswa”. Jurnal Exacta, ISSN 1412-3617. Volume IX Nomor 1, Juni 2011.
Widiastuti, S. & Muktiani, N. R. 2010. “Peningkatan Motivasi dan Keterampilan Menggiring Bola Dalam Pembelajaran Sepakbola Melalui Kucing Tikus Pada Siswa Kelas 4 SD Glagahombo 2 Tempel”. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. Volume 7 Nomor 1.
Winarsih, A. & Mulyani, S. 2012. “Peningkatan Profesionalisme Guru IPA melalui Lesson Study dalam Pengembangan Model Pembelajaan PBI”. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. Volume 1 Nomor 1. Semarang : Unnes. Woolfolk, Anita. 2009. Educational Psychology. Active Learning Edition.
Terjemahan oleh Soetjipto, P.H. & Soetjipto, M.S. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
(1)
115
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: keterampilan guru rumpun bahasa menggunakan multimedia interaktif tutorial di SMA Negeri 1 Lolofitu Moi dapat meningkat melalui lesson study, dimana rata-rata skor keterampilan guru menggunakan multimedia interaktif tutorial dalam pembelajaran pada pra siklus sebesar 32,67 (rata-rata persentase 26,35%) dengan kategori amat kurang baik. Pada siklus I meningkat menjadi 86,67 (rata-rata persentase 69,90%) dengan kategori cukup baik, dan pada siklus II meningkat menjadi 111,33 (rata-rata persentase 89,78%) dengan kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan guru menggunakan multimedia interaktif tutorial sebesar 43,55% pada siklus I dan 19,89% pada siklus II.
B. Implikasi
Keterampilan guru rumpun bahasa menggunakan multimedia interaktif tutorial di SMA Negeri 1 Lolofitu Moi telah terbukti dapat meningkat melalui lesson study, dengan demikian lesson study hendaknya menjadi salah satu alternatif dalam upaya peningkatan keterampilan guru dan pembinaan guru agar menjadi lebih kompeten dan profesional. Kepala sekolah hendaknya membentuk kelompok lesson study di sekolah untuk membantu guru-guru dalam memperbaiki praktek pengajaran mereka dan agar mereka mengetahui perspektif orang lain
(2)
tentang pembelajaran yang mereka lakukan. Demikian juga pengawas sekolah hendaknya menggunakan lesson study dalam melaksanakan supervisi pendidikan. Agar lesson study ini digunakan baik oleh pengawas maupun kepala sekolah, dinas pendidikan seyogyanya mensosialisasikan manfaat dan tujuan pelaksanaan lesson study. Upaya yang dapat dilakukan antara lain: 1) memberikan penegasan agar setiap kepala sekolah dan pengawas sekolah membentuk minimal satu kelompok lesson study di sekolahnya masing-masing dan melaksanakan kegiatan lesson study; 2) melakukan pelatihan tentang lesson study kepada kepala sekolah dan pengawas sekolah; 3) bekerjasama dengan lembaga pelatihan dan LPTK terkait untuk memfasilitasi pelatihan lesson study; dan 4) mengutus beberapa kepala sekolah dan pengawas sekolah untuk melakukan studi banding di sekolah-sekolah yang telah menerapkan lesson study agar mengalami langsung manfaat lesson study tersebut. Lesson study akan berdampak baik dalam meningkatkan keterampilan guru khususnya keterampilan guru rumpun bahasa dalam menggunakan multimedia interaktif tutorial jika kepala sekolah dan pengawas dapat menyelenggarakan lesson study secara rutin di sekolah.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti menyarankan: 1. Kepada Kepala Sekolah agar membentuk kelompok lesson study di sekolah
dan melakukan lesson study secara rutin.
2. Kepada guru-guru agar terbiasa melakukan pengkajian pembelajaran bersama teman sejawat (lesson study) mengingat bahwa lesson study sangat bermanfaat bagi guru-guru dalam meningkatkan keterampilannya, khususnya keterampilan
(3)
menggunakan multimedia interaktif tutorial, karena multimedia interaktif tutorial dapat meningkatkan interaktivitas dan antusiasme siswa dalam pembelajaran.
3. Kepada Pengawas Sekolah agar bekerjasama dengan kepala sekolah dalam pembentukan kelompok lesson study di sekolah binaannya dan terlibat langsung dalam kegiatan lesson study.
4. Kepada Dinas Pendidikan agar memberi penegasan kepada kepala sekolah dan pengawas sekolah untuk membentuk kelompok lesson study dan melaksanakan kegiatan lesson study di sekolah masing-masing, serta mengupayakan pelatihan tentang lesson study melalui kerjasama dengan lembaga pelatihan dan LPTK terkait.
5. Kepada Peneliti lain agar hasil penelitian tentang lesson study ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan referensi untuk penelitian selanjutnya.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi. 2012. “Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran Inovatif melalui Lesson Study”. Jurnal FKIP UNS. Volume 9 Nomor 1.
Arismunandar. 2005. Manajemen Pendidikan Peluang dan Tantangan. Handbook. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Collins, J., Hammond M. & Wellington, J. 1997. Teaching and Learning with
Multimedia. New York: Routledge.
Darwanto. 2007. Televisi sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.
Daryanto & Rahardjo, Muljo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gave Media.
Fernandez, C. & Yoshida, M. 2004. Lesson Study: A Japanese Approach to Improving Mathematics Teaching and Learning. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
Gordon, Thomas. 1994. Menjadi Pemimpin Efektif: Dasar untuk Manajemen Partisipatif dan Keterlibatan Karyawan. Terjemahan Alex Tri Kantjono Widodo. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Hart, C. L., Altson, S. A. & Murata, A. (Eds). 2011. Lesson Study Research and Practice in Mathematics Education: Learning Together. New York: Springer Dordrecht Heidelberg.
Hendayana, S. 2006. Lesson Study: Suatu Strategi untuk Meningkatkan Keprofesionalan Pendidik (Pengalaman IMSTEP- JICA). Bandung: UPI Press.
Hendrisakti, H., Damris, & Asrial. 2013. “Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif, Multimedia Non Interaktif dan Minat Belajar Terhadap Kompetensi Kimia Siswa MAN Cendekia Jambi”. Jurnal Edu-Sains. Volume 1 Nomor 2, 2013.
Ibrahim, M. M. 2009.”Upaya Pengembangan Krativitas Guru Pendidikan Agama Islam (Pai) dalam Penggunaan Media Pembelajaran di SMA Negeri 1 Sidoarjo”. Skripsi. Malang: Universitas Islam Negeri.
(5)
Ibrohim. 2010. Panduan Pelaksanaan Lesson Study di KKG. Modul. Malang: Universitas Negeri Malang.
Isoda, M., Stephens, M., Ohara, Y. & Miyakawa, T. (Eds). 2007. Japanese Lesson Study in Mathematics: Its Impact, Diversity and Potential for Educational Improvement. Singapore: World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd.
Kementerian Pendidikan Nasional. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Repubik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional.
_______. 2010. Juknis Penyusunan Perangkat Penilaian Afektif di SMA. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
_______. 2010. Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
Kemmis, S. & Mc Taggart, R.. 1993. The Action Research Planner . Vict ioria: Deaken University
Mertler, Craig A. 2011. Action Research. Improving Schools and Empowering Educators. Terjemahan oleh Daryatno. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mulyana, Slamet. 2007. Lesson Study (Makalah). Kuningan: LPMP-Jawa Barat. Mulyasa, E. 2009. Menjadi Guru Profesional. Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran. Sebuah Pendekatan Baru. Ciputat: Gaung Persada (GP) Press.
Othman, Yahya. 2007. Aplikasi Komputer dalam Pengajaran Bahasa: Penguasaan Guru dan Kekangan dalam Pelaksanaan. 1st International Malaysian Educational Technology Convention. Selangor: University Putra Malaysia.
Pemerintah RI. 2005. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 10 tentang guru dan dosen. Jakarta
Philips, Rob. 1997. The Developers Handbook to Interactive Multimedia (Practical Guide for Educational Aplication) London: Kogan Page.
Pramesti, G. & Maryono, D. 2011. “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Calculus I Kelas SBI Menggunakan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif”. Jurnal Kresno, ISSN 2086-2334. Volume 2 Nomor 2, Desember 2011. Roisa, I. K. 2012. “Meningkatkan Hasil Belajar IPA melalui Penggunaan
(6)
Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Rusman, Kurniawan, D. & Riyana, C. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sahertian, A. Piet. 2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Serìn, Oğuz.”The Effects of The Computer-Based Instruction on The
Achievement and Problem Solving Skills of The Science and Technology Students”. TOJET: The Turkish Online Journal of Educational Technology. January 2011, volume 10 Issue 1.
Suarsini. 2011. “Penerapan Lesson Study untuk Peningkatan Keterampilan Guru Mengembangkan Media Pembelajaran Matematika”. Jurnal Suara Pendidikan. Volume 29, Desember 2011. Medan: Badan Penerbit Unimed. Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.
Suhartini, Entin. 2011. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Guru pada Sekolah Menengah Kejuruan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di Kabupaten Indramayu”. Tesis. Jakarta: FISIP UI.
Susilana, R. & Riyana, C. 2009. Media Pembelajaran. Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV. Wacana Prima.
Sutarno. 2011. “Penggunaan Multimedia Interaktif pada Pembelajaran Medan Magnet untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Mahasiswa”. Jurnal Exacta, ISSN 1412-3617. Volume IX Nomor 1, Juni 2011.
Widiastuti, S. & Muktiani, N. R. 2010. “Peningkatan Motivasi dan Keterampilan Menggiring Bola Dalam Pembelajaran Sepakbola Melalui Kucing Tikus Pada Siswa Kelas 4 SD Glagahombo 2 Tempel”. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. Volume 7 Nomor 1.
Winarsih, A. & Mulyani, S. 2012. “Peningkatan Profesionalisme Guru IPA melalui Lesson Study dalam Pengembangan Model Pembelajaan PBI”. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. Volume 1 Nomor 1. Semarang : Unnes. Woolfolk, Anita. 2009. Educational Psychology. Active Learning Edition.
Terjemahan oleh Soetjipto, P.H. & Soetjipto, M.S. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.