ANALISIS KESIAPAN GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATERI PELAJARAN IPS DI 5 SMP KOTA MEDAN.

(1)

ANALISIS KESIAPAN GURU DALAM IMPLEMENTASI

KURIKULUM 2013PADA MATA PELAJARAN

IPS DI 5 SMP KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh :

SITI MAHRANI

NIM : 8126182036

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2014


(2)

ANALISIS KESIAPAN GURU DALAM IMPLEMENTASI

KURIKULUM 2013PADA MATA PELAJARAN

IPS DI 5 SMP KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh :

SITI MAHRANI

NIM : 8126182036

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2014


(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

SITI MAHRANI. Analisis Kesiapan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran IPS di 5 SMP Kota Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014.

Penelitian ini mengkaji tentang kesiapan guru dalam implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran IPS di 5 SMP Kota Medan. Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah bagaimana kesiapan para guru sasaran dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran IPS. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dan menganalisis kesiapan guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran IPS di 5 SMP Kota Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Objek dalam penelitian ini adalah guru-guru sasaran di 5 SMP Kota medan dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013. Tingkat kesiapan guru diperoleh melalui pengumpulan data dengan teknik wawancara dan observasi. Melalui hasil wawancara dengan para guru sasaran dapat diketahui pemahaman guru tentang Kurikulum 2013 belum optimal, hal ini disebabkan minimnya sosialisasi dan pelatihan yang diberikan terhadap guru, masih ada guru sasaran yang baru satu kali mengikuti sosialisasi dan pelatihan yang diadakan Pemerintah, bahkan ada juga guru yang belum pernah sama sekali mengikuti sosialisasi dan pelatihan, sehingga pemahaman guru tentang Kurikulum 2013 sangat kurang, akibatnya guru belum mampu menerapkan Kurikulum 2013 di dalam kelas, dengan demikian dari hasil observasi juga sangat terlihat pelaksanaan Kurikulum 2013 pada pembelajaran IPS yang diterapkan guru di dalam kelas belum terlaksana sesuai dengan yang diharapkan Pemerintah, guru masih menggunakan proses pembelajaran seperti pada Kurikulum lama, hal ini disebabkan guru terkendala pada : (1) pengelolaan waktu, waktu yang sangat terbatas menyebabkan kegiatan pembelajaran tidak selesai pada waktu yang ditentukan, (2) buku pelajaran, sebagian besar buku pelajaran yang diterima sekolah sasaran masih sangat terbatas, dalam satu meja yang terdiri dari dua orang siswa hanya memperoleh satu buku, akibatnya materi pembelajaran susah dipahami siswa, (3) proses penilaian, penilaian adalah hal tersulit yang dialami guru dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, penilaian yang harus terstruktur dan dideskripsikan membuat guru terkendala dalam pelaksanaannya. Dari hasil wawancara dan observasi terhadap guru-guru sasaran dapat diketahui kesiapan guru dalam implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran IPS masih belum optimal, karena minimnya sosialisasi dan pelatihan yang diberikan kepada guru-guru sasaran.


(7)

ABSTRACT

SITI MAHRANI. Analysis of Teachers Readiness Implementation in Curriculum 2013 of Subjects Social Sciences in 5 Junior High Scholl in Medan City. Thesis. Postgraduate School of the State University of Medan, 2014.

This research study about readiness of teachers in the implementation of Curriculum 2013 in social science in 5 Junior High Scholl in Medan City. The problems that arise in this research is how the readiness of teachers targeted to implement the curriculum 2013 of Subjects Social Sciences. This research aims to uncover and analyze the readiness of teachers in the implementation curriculum 2013 of Subjects Social Sciences in 5 Junior High Scholl in Medan City. This research is a qualitative research using a descriptive approach. Objects in this research is targeted at teachers of 5 Junior High Scholl in Medan City in implementing Curriculum 2013. The level of readiness of teachers obtained through data collection consisted of interviews and observations. Through the interviews with target teachers can known teachers' understanding of curriculum 2013 is not optimal, because lack of socialization and training provided to teachers, there is target teacher once followed socialization and training held by the Government, but there are also teachers who have not been at all following the socialization and training, so that teachers' understanding of curriculum 2013 is very less, as a result of teachers have not been able to implement Curriculum 2013 in the classroom, thus the results of observation also seen the implementation of Curriculum 2013 in social studies teacher applied in the classroom has not been accomplished in accordance with the expected government, teachers still use the learning process as the old curriculum, this is due the teachers constrained to: (1) management of time, time is very limited cause learning activities are not completed in the specified time, (2) textbooks, most of the schools objectives received textbooks are still very limited, in a table consisting of two students only get one book, the result student is difficult to understand learning materials, (3) assessment process, assessment is the hardest thing experienced teachers in the implementation of Curriculum 2013, assessment should be structured and described making the teacher is constrained in its implementation. From the result interviews and observations of target teachers can known readiness of teachers in the implementation of Curriculum 2013 in social studies was not optimal, because lack of socialization and training given to target teachers.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan ridhoNya serta senantiasa melindungi dan menyertai penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Tesis ini berjudul : Analisis Kesiapan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran IPS di 5 SMP Kota Medan. Tesis ini disusun untuk memenuhi syarat – syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan di Jurusan Pendidikan Dasar Program Pascasarjana – UNIMED.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada Bapak Dr. Phil. Ichwan Azhari, M.S. selaku Dosen Pembimbing I saya dan Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si. selaku Dosen Pembimbing II saya yang dengan segala kebesaran hati telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan Tesis ini.

Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor UNIMED 2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd, selaku Direktur Program

Pascasarjana, Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd selaku Asisten Direktur I, Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd, selaku Asisten Direktur II

3. Bapak Dr. Deny Setiawan M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dasar dan Ibu Dr. Anita Yus, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan dasar.

4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan seluruh pegawai dan tata usaha Program Pascasarjana yang telah banyak memberikan bantuan.


(9)

5. Bapak Narasumber Ujian Tesis saya, Dr. Deny Setiawan, M.Si, Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, Dr. Hidayat, M.Si.

6. Kepala Sekolah dan guru – guru di SMP Negeri 1 Medan, SMP Negeri 34 Medan, SMP Negeri 38 Medan, SMP Shafiyyatul Amaliyyah Medan, SMP Budi Murni 3 Medan, terima kasih atas izin penelitiannya dan telah banyak membantu penulis selama penelitian.

7. Kedua orang tuaku tercinta ayahanda H. Ahsan Pulungan dan ibunda Hj. Nurazizah Nasution yang dengan kasih sayang dan ketulusan hati membesarkan, melindungi dan membiayai saya sehingga dapat menyelesaikan pendidikan, serta adik saya Ummi Arfah yang selalu memberikan motivasi.

8. Buat Teman-temanku seperjuangan di kelas BI Prodi Dikdas, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, khususnya buat Intan Lestari Siregar, Arfiliana, Apriana, Ainun Harahap, Widya Firdausi Lasty terima kasih atas bantuannya.

9. Buat Abangku Sahir Bani Rangkuti terima kasih atas supportnya mulai dari awal penulisan tesis sampai selesai selalu memberikan bantuan. 10.Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini yang tidak

dapat lagi saya sebutkan satu persatu terima kasih atas dukungannya.

Medan, 21 Juni 2014


(10)

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ... I KATA PENGANTAR ... Iii DAFTAR ISI ... V DAFTAR TABEL ... Vii DAFTAR GAMBAR ... Viii DAFTAR LAMPIRAN ... X

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Fokus Penelitian ... 7

1.3. Masalah ... 7

1.4. Tujuan ... 8

1.5. Manfaat ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Dasar Teoretis ... 10

2.1.1. Hakikat Implementasi Kurikulum ... 10

2.1.2. Model Pengembangan Kurikulum ... 12

2.1.3. Kurikulum 2013 ... 14

2.1.4. Karakteristik Kurikulum 2013 ... 15

2.1.5. Landasan Kurikulum 2013 ... 18

2.1.6. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 ... 24

2.1.7. Struktur Kurikulum 2013 ... 25

2.1.8. Implementasi Kurikulum 2013 ... 28

2.1.9. Faktor Pendukung dan Penghambat Kurikulum 2013 ... 31

2.1.10. Penilaian dalam Kurikulum 2013 ... 33


(11)

2.1.12. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 41

2.1.13. IPS dalam Kurikulum 2013 ... 44

2.2. Penelitian Relevan ... 53

2.3. Dasar Konseptual ... 54

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Subjek Penelitian ... 57

3.2. Objek Penelitian ... 57

3.3. Jenis Penelitian ... 58

3.4. Teknik Pengumpul Data ... 58

3.5. Analisis Data ... 64

3.6. Defenisi Operasional ... 65

3.7. Keabsahan Data ... 68

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1. Paparan Data ... 70

4.1.1. SMP Negeri 1 Medan ... 70

4.1.2. SMP Negeri 34 Medan ... 74

4.1.3. SMP Negeri 38 Medan ... 78

4.1.4. SMP Shafiyyatul Amaliyyah Medan ... 80

4.1.5. SMP Budi Murni 3 Medan ... 85

4.2. Hasil Penelitian ... 87

4.2.1. Wawancara Kesiapan Guru ... 87

4.2.2. Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 ... 99

4.2.3. Wawancara Faktor Pendukung dan Penghambat ... 114

4.2.4. Observasi SMP Negeri 1 Medan ... 121

4.2.5. Observasi SMP Negeri 34 Medan ... 125

4.2.6. Observasi SMP Negeri 38 Medan ... 130

4.2.7. Observasi SMP Shafiyyatul Amaliyyah Medan ... 131

4.2.8. Observasi SMP Budi Murni 3 Medan ... 136

4.3. Pembahasan ... 141

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 142


(12)

5.2. Saran ... 145 DAFTAR PUSTAKA ... 146 LAMPIRAN ... 148


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1. Sekolah Sasaran dalam Implementasi Kurikulum 2013 di

Kota Medan ...

5

Tabel 2.1. Struktur Kurikulum SMP ... 26

Tabel 2.2. Ketuntasan Belajar dan Konversi Nilai Kurikulum 2013 ... 35

Tabel 2.3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar SMP Kelas VII ... 50

Tabel 3.1. Kisi-kisi Pedoman Observasi ... 59

Tabel 3.2. Kisi-kisi Pedoman Wawancara ... 62

Tabel 4.1. Penjabaran Mata Pelajaran di SMP 34 Medan ... 75

Tabel 4.2. Jumlah Siswa SMP Negeri 34 Medan T.P. 2013/2014 ... 76

Tabel 4.3. Data Kondisi Ruang SMP Negeri 38 Medan ... 79

Tabel 4.4. Data Jumlah Guru SMP Negeri 38 Medan ... 80

Tabel 4.5. Tenaga Pendidik di SMP Budi Murni 3 ... 86

Tabel 4.6. Sarana dan Prasarana di SMP Budi Murni 3 ... 87

Tabel 4.7. KI/KD pada Pelaksanaan Observasi di SMP Negeri 1 ... 121

Tabel 4.8. KI/KD pada Pelaksanaan Observasi di SMP Negeri 34 ... 126

Tabel 4.9. KI/KD pada Pelaksanaan Observasi di SMP Shafiyyatul Amaliyyah ... 132


(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1. Profil SMP Negeri 1 Medan ... 70

Gambar 4.2. Profil SMP Negeri 34 Medan ... 74

Gambar 4.3. Profil SMP Negeri 38 Medan ... 78

Gambar 4.4. Profil SMP Shafiyyatul Amaliyyah Medan ... 81

Gambar 4.5. Profil SMP Budi Murni 3 Medan ... 84

Gambar 4.6. Ruang Lingkup Penilaian dalam Kurikulum 2013 ... 104

Gambar 4.7. Wawancara dengan Guru IPS SMP Negeri 1 Medan ... 181

Gambar 4.8. Wawancara dengan Guru IPS SMP Negeri 34 Medan ... 181

Gambar 4.9. Wawancara dengan Guru IPS SMP Negeri 38 Medan ... 182

Gambar 4.10. Wawancara dengan Guru IPS SMP Shafiyyatul Amaliyyah Medan ... 182

Gambar 4.11. Wawancara dengan Guru IPS SMP Budi Murni 3 Medan... 182

Gambar 4.12. Guru SMP Negeri 1 Menjelaskan Materi Pelajaran ... 183

Gambar 4.13. Guru SMP Negeri 1 Membagi Kelompok Diskusi ... 183

Gambar 4.14. Siswa SMP Negeri 1 Melaksakan Diskusi ... 184

Gambar 4.15. Guru SMP Negeri 1 Membimbing Kelompok Diskusi ... 184

Gambar 4.16. Guru SMP Negeri 34 Melakukan Absensi ... 185

Gambar 4.17. Guru SMP Negeri 34 Menulis Materi Pembelajaran ... 185

Gambar 4.18. Guru SMP Negeri 34 Membagi Kelompok Diskusi ... 186

Gambar 4.19. Guru SMP Negeri 34 Membagikan LKS ... 186

Gambar 4.20. Guru SMP Shafiyyatul Amaliyyah Menjelaskan Materi Pembelajaran ... 187

Gambar 4.20. Guru SMP Shafiyyatul Amaliyyah Menyebutkan Contoh Suku di Indonesia ... 187

Gambar 4.21. Guru SMP Shafiyyatul Amaliyyah Mengadakan Tanya Jawab ... 188 Gambar 4.22. Siswa SMP Shafiyyatul Amaliyyah Menjawab Pertanyaan


(15)

yang Diberikan Guru ... 188 Gambar 4.23. Guru dan Siswa SMP Budi Murni 3 Melaksanakan Doa

Bersama ... 189 Gambar 4.24. Guru SMP Budi Murni 3 Menulis Materi Pelajaran ... 189 Gambar 4.25. Siswa SMP Budi Murni 3 Mengamati Contoh Tari Daerah

Melalui Infocus ... 190 Gambar 4.26. Guru SMP Budi Murni 3 Mengadakan Tanya Jawab ... 190


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Lembar Wawancara Guru SMP Negeri 1 Medan ... 148

Lampiran 2. Lembar Wawancara Guru SMP Negeri 34 Medan ... 153

Lampiran 3. Lembar Wawancara Guru SMP Negeri 38 Medan ... 158

Lampiran 4. Lembar Wawancara Guru SMP Shafiyyatul Amaliyyah Medan ... 163 Lampiran 5. Lembar Wawancara Guru SMP Budi Murni 3 Medan ... 168

Lampiran 6. Lembar Observasi Guru SMP Negeri 1 Medan ... 173

Lampiran 7. Lembar Observasi Guru SMP Negeri 34 Medan ... 175

Lampiran 8. Lembar Observasi Guru SMP Sahfiyyatul Amaliyyah Medan ... 177 Lampiran 9. Lembar Observasi Guru SMP Budi Murni 3 Medan ... 179

Lampiran 10. Dokumentasi Wawancara ... 181

Lampiran 11. Dokumentasi Observasi SMP Negeri 1 Medan ... 183

Lampiran 12. Dokumentasi Observasi SMP Negeri 34 Medan ... 185

Lampiran 13. Dokumentasi Observasi SMP Shafiyyatul Amaliyyah Medan ... 187 Lampiran 14. Dokumentasi Observasi SMP Budi Murni 3 Medan ... 189


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Standarisasi dan profesionalisme pendidikan yang sedang dilakukan dewasa ini menuntut pemahaman berbagai pihak terhadap perubahan yang terjadi dalam berbagai komponen sistem pendidikan. Agar dalam pelaksanaannya tidak terjadi kesimpangsiuran dalam menafsirkan kewenangan yang diberikan, dituntut pemahaman semua pihak terhadap berbagai kebijakan baik itu secara makro maupun mikro.

Komponen yang selalu berubah pada sistem pendidikan salah satunya adalah kurikulum. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum mencerminkan falsafah hidup bangsa, ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh kurikulum yang digunakan oleh bangsa tersebut sekarang. Nilai sosial, kebutuhan dan tuntutan masyarakat cenderung selalu mengalami perubahan antara lain akibat dari kemajuan ilmu pengatahuan dan teknologi. Kurikulum harus dapat mengantisipasi perubahan tersebut, sebab pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.

Menurut Mulyasa (2013:7) “Kurikulum dapat meramalkan hasil pendidikan/pengajaran yang diharapkan karena ia menunjukkan apa yang harus dipelajari dan kegiatan apa yang harus dialami oleh peserta didik”. Hasil pendidikan kadang-kadang tidak dapat diketahui dengan segera atau setelah


(18)

peserta didik menyelesaikan suatu program pendidikan. Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang sesuai dengan sepanjang masa, kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang senantiasa cenderung berubah.

Kurikulum IPS menekankan tujuan bidang studi IPS itu tidak berfokus pada penguasaan materi semata melainkan menitikberatkan pada penguasaan kecakapan proses yang dapat ditunjukkan dalam bentuk verbal, sikap, dan perbuatan atau adanya integrasi antara afektif, kognitif, dan motorik (Gunawan, 2003:47). Dalam Permen Diknas Nomor 22 disebutkan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; memiliki kemampuan dasar berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial; memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; dan memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global.

Pada bagian penjelasan permen Diknas tersebut dijelaskan bahwa pembelajaran IPS harus mampu membangkitkan kesadaran peserta didik bahwa IPS bukan hanya rangkaian fakta, konsep, teori yang siap tersaji untuk dihafalkan sebagai rangkaian informasi akan tetapi pembelajarn IPS menekankan pada pemberian pengalaman untuk mengembangkan kompetensi peserta didik agar mampu mengimplementasikan pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat.


(19)

Keberhasilan atau kegagalan implementasi kurikulum di sekolah seperti pada mata pelajaran IPS sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru yang akan menerapkan dan mengaktualisasikan kurikulum tersebut dalam pembelajaran. Kemampuan guru tersebut terutama berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman mereka terhadap implementasi kurikulum, mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaraan (RPP) berdasarkan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), serta tugas yang dibebankan kepadanya, karena tidak jarang kegagalan implementasi kurikulum di sekolah disebabkan oleh kurangnya pemahaman guru terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakannya.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa berfungsinya kurikulum terletak pada bagaimana implementasinya di sekolah, khususnya di kelas dalam kegiatan pembelajaran, yang merupakan kunci keberhasilan tercapainya tujuan, serta terbentuknya kompetensi peserta didik. Seperti dikemukakan oleh Husamah dan Setyaningrum (2013:39) “Guru dan kurikulum adalah komponen penting dalam sebuah sistem pendidikan, karena keberhasilan atau kegagalan dari suatu sistem pendidikan sangat dipengaruhi oleh dua faktor tersebut”. Guru merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran, karena guru yang akan berhadapan langsung dengan peserta didik dalam proses belajar-mengajar. Melalui guru pula ilmu pengetahuan dapat ditransferkan. Dalam lingkup lebih luas lagi guru merupakan faktor penting dalam implementasi kurikulum di samping kepala sekolah dan tenaga administrasi.

Berkaitan dengan perubahan kurikulum, berbagai pihak menganalisis dan melihat perlunya diterapkan kurikulum berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter, yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai sikap dan


(20)

kemampuan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan teknologi. Hal tersebut penting, guna menjawab tantangan arus globalisasi pada pembangunan masyarakat dan kesejahteraan sosial. Kurikulum berbasis karakter dan kompetensi diharapkan mampu memecahkan berbagai persoalan khususnya dalam bidang pendidikan dengan mempersiapkan peserta didik melalui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap sistem pendidikan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, merupakan langkah yang positif ketika pemerintah (Mendikbud) menghidupkan kembali pendidikan karakter dalam seluruh jenis dan jenjang pendidikan, termasuk dalam pengembangan Kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama tingkat dasar yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya, karena tujuan dari Kurikulum 2013 untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh. Melalui implementasi Kurikulum 2013 dengan pendekatan tematik dan konstektual diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahunaannya. Implementasi Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi harus melibatkan semua komponen antara lain kurikulum, rencana pembelajaran, proses pembelajanan, mekanisme penilaian, kualitas hubungan dan pengelolaan pembelajaran. Implementasi Kurikulum 2013 menuntut kerjasama yang optimal diantara para guru, sehingga memerlukan pembelajaran berbentuk tim dan menuntut kerjasama yang kompak di antara para anggota tim.

Pada dasarnya, tujuan kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga


(21)

negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia (Mulyasa, 2013:7). Melalui kurikulum 2013 diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beraklah mulia, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Namun sebagai konsep baru dalam peningkatan kualitas kurikulum, kurikulum 2013 tidaklah mudah diterapkan secara universal dan instan. Bahkan Pemerintah menargetkan tahun 2014 semua sekolah di Indonesia dapat melaksanakan kurikulum 2013 dengan menyeluruh. Apalagi selama ini, mayoritas sekolah-sekolah masih berpusat dengan pemerintah. Jadi untuk menerapkan kurikulum 2013 memerlukan sosialisasi-sosialisasi dan proses pengalaman.

Terdapat lima Sekolah Menengah Pertama (SMP) di kota Medan yang merupakan bagian dari lembaga pendidikan yang mengemban tugas, amanat dan tanggung jawab untuk melaksanakan Kurikulum 2013. Kelima sekolah ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 di bawah ini :

Table 1.1. Sekolah Sasaran dalam Implementasi Kurikulum 2013 di Kota Medan

No Nama Sekolah Alamat

1 SMP Negeri 1 Jl. Bunga Asoka No. 6 Medan 2 SMP Negeri 34 Jl. Zein Hamid Medan

3 SMP Negeri 38 Jl. Marelan VII No. 99 Medan 4 SMP Budi Murni 3 Jl. Timor No. 34 Medan 5 SMP Shafiyyatul Amaliyyah Jl. Setia Budi No. 191 Medan


(22)

Berdasarkan pengamatan awal peneliti di beberapa SMP yang menerapkan Kurikulum 2013 di Kota Medan, sekolah-sekolah tersebut pada hakikatnya telah memakai Kurikulum 2013 sebagai bahan pijakan untuk melaksanakan proses pendidikan. Kurikulum 2013 dilaksanakan dengan melibatkan beberapa pihak terkait, yaitu kepala sekolah, guru, dan unsur masyarakat yang diwakili komite sekolah. Adapun bahan-bahan yang dijadikan referensi dalam penyusunan Kurikulum 2013 ini adalah semua masukan dari berbagai pihak, antara lain panduan penyusunan Kurikulum 2013 dari BSNP, beberapa materi pelatihan dan penataran, masukan dari pengawas, instruktur, dan Dinas Pendidikan Kota Medan, Beberapa referensi tersebut dianalisis dan diterapkan dengan sesuai agar Kurikulum 2013 tersusun sesuai dengan harapan. Semua yang terlibat dalam penyusunan Kurikulum 2013 di sekolah-sekolah SMP di Kota Medan sudah berusaha semaksimal mungkin agar kurikulum yang dihasilkan memenuhi harapan semua pihak.

Namun dari hasil wawancara peneliti di salah satu SMP yang sudah menerapkan Kurikulum 2013 di Kota Medan dengan Bapak Tengku Riyan Ramadhan, S.Pd selaku guru IPS di SMP Shafiyyatul Amaliyyah mengatakan bahwa “permasalahan yang dihadapi sampai saat ini adalah kesiapan guru-guru dalam memahami Kurikulum 2013 itu sendiri masih kurang terutama dalam hal pengembangan silabus, penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dari masing-masing mata pelajaran”. Lebih lanjut dia mengatakan “para guru IPS juga masih kesulitan dalam mengubah pola pikir siswa untuk mengikuti pelajaran yang harus terintegratif karena selama ini mata pelajaran IPS diajarkan secara terpisah, seperti Sejarah, Geografi, Sosiologi dan Ekonomi, dengan adanya


(23)

Kurikulum 2013 pelajaran IPS dituntut agar diintegrasikan”. Faktor lain adalah minimnya sosialisasi Kurikulum 2013 yang diberikan terhadap guru-guru, akibatnya hanya sebagian kecil guru yang dapat memahami pelaksanaan Kurikulum 2013. Faktor lainnya juga dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang tersedia kurang sebanding dengan banyaknya jumlah siswa yang terdapat di sekolah tersebut. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat masalah mengenai analisis kesiapan guru dalam melaksanakan Kurikulum 2013 dan peneliti mengambil judul “ Analisis Kesiapan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran IPS di 5 SMP Kota Medan”.

1.2. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi fokus penelitian dalam penyusunan proposal penelitian ini sebagai berikut :

1. Implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran IPS di 5 SMP kota Medan.

2. Kesiapan guru-guru di 5 SMP Kota Medan setelah Implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran IPS.

3. Faktor pendukung dan penghambat dalam Implementasi Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran IPS di 5 SMP kota Medan.

1.3. Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut :


(24)

1. Bagaimana Implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran IPS di 5 SMP kota Medan?

2. Bagaimana kesiapan guru-guru di 5 SMP Kota Medan setelah Implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran IPS?

3. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam Implementasi Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran IPS di 5 SMP kota Medan?

1.4. Tujuan

Sesuai masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengungkapkan dan menganalisis Implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran IPS di 5 SMP di Kota Medan.

2. Untuk mengungkapkan dan menganalisis kesiapan guru-guru setelah Implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran IPS.

3. Untuk mengungkapkan dan menganalisis faktor pendukung dan penghambat dalam Implementasi Kurikulum 2013 di 5 SMP Kota Medan pada mata pelajaran IPS.

1.5. Manfaat

Sebagai informasi dan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan dengan tercapainya tujuan penelitian ini, maka diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis. Manfaat teoretis penelitian ini antara lain bagi :


(25)

1. Dinas pendidikan dan instansi terkait lainnya dalam hal Implementasi dan pengembangan Kurikulum 2013.

2. Pihak sekolah sebagai informasi dan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan silabus Kurikulum 2013 pada mata pelajaran IPS yang dilakukan oleh guru secara mandiri demi peningkatan kualitas pendidikan. 3. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan

dengan Implementasi dan pengembangan kurikulum 2013.

4. Peneliti lainnya yang ingin mengkaji tentang Implementasi dan pengembangan silabus Kurikulum 2013 pada mata pelajaran IPS di sekolah-sekolah.

Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini adalah dapat menjadi bahan masukan dan bahan informasi terutama bagi Dinas Pendidikan Kota Medan agar dapat memberikan masukan kepada kepala sekolah dan guru-guru sehingga dapat melaksanakan dan mengembangkan silabus Kurikulum 2013 secara mandiri agar pendidikan di Kota Medan dapat meningkat.


(26)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, dinyatakan beberapa hal yang menjadi kesimpulan mengenai Analisis Kesiapan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran IPS di 5 SMP Kota Medan sebagai berikut :

a. Kesiapan guru

Hasil wawancara dengan guru-guru IPS di 5 SMP kota Medan dapat disimpulkan bahwa guru-guru tersebut menerima kebijakan Pemerintah menyempurnakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan Kurikulum 2013 dan bersedia untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013. Dengan demikian dapat diketahui kesiapan guru-guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran IPS sudah cukup baik walaupun belum optimal. Guru masih mengalami bermacam-macam kendala untuk mencapai pelaksanaan pembelajaran yang optimal. Diantaranya pengelolaan waktu yang masih sangat terbatas, sarana dan prasarana yang masih belum lengkap, serta pelatihan yang diterima guru-guru masih sangat minim. Masih ada guru yang baru satu kali mengikuti pelatihan bahkan ada juga yang belum pernah melakukan pelatihan sama sekali, sementara guru-guru tersebut merupakan guru sasaran dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Dari beberapa saran yang disampaikan guru-guru untuk menunjang pelaksanaan Kurikulum 2013,


(27)

dapat terlihat harapan guru masih sangat besar untuk mendapatkan pelatihan dari Pemerintah layaknya guru sasaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kurangnya kesiapan guru dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 di 5 SMP Kota Medan disebabkan kurangnya sosialisasi dan pelatihan yang diterima guru.

b. Implemetasi Kurikulum 2013

Hasil observasi pada pembelajaran IPS yang dilaksanakan guru-guru sasaran di 5 SMP kota Medan dapat disimpulkan bahwa secara teoretis guru-guru sudah memahami prosedur pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik . Tetapi pemahaman guru-guru masih terbatas pada pendekatan saintifik yang menekankan pada pengalaman pokok belajar yang terdiri dari mengamati, menanya, mencoba, menganalisis, dan mengkomunikasikan. Sementara dalam PERMEN 81A tahun 2013 telah terjadi sedikit perubahan, pengalaman pokok belajar harus terdiri dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan mengkomunikasikan. Dalam pelaksanaanya guru-guru sudah semaksimal mugkin melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, tetapi masih sering terkendala pada kegiatan mengolah informasi dan mengkomunikasikan, hal ini disebabkan karena buku siswa yang sangat terbatas dan alokasi waktu yang tidak cukup untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesiapan guru-guru sasaran dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 pada pembelajaran IPS di 5 SMP Kota Medan masih kurang.


(28)

c. Faktor Pendukung dan Penghambat

Hasil wawancara dan observasi kesiapan guru-guru sasaran dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 di 5 SMP Kota Medan, dapat diketahui bahwa terdapat dua faktor yang menjadi penentu dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 yaitu faktor pendukung dan penghambat. Secara umum yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah kebijakan Kepala Sekolah dalam melakukan sosialisai dan mengundang Instruktur Kurikulum ke sekolah serta mengaktifkan kembali tim MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) di sekolah. Antusias guru dan siswa merupakan salah satu faktor pendukung pelaksanaan Kurikulum 2013, guru mampu merancang pembelajaran serta memberikan memotivasi yang tingggi kepada siswa sehingga siswa selalu aktif dalam pembelajaran. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah kurangnya sosialisasi dan pelatihan yang diterima guru, sarana dan prasarana yang masih minim, mengubah mindset siswa, serta teknik penilaian yang dianggap terlalu rumit.

5.2. Saran

Setelah mengkaji dan membahas berbagai hal terkait dengan proses penelitian serta kesimpulan di atas, ada beberapa masukan berupa saran bagi guru, pelaku pendidkan, dan Pemerintah :


(29)

a. Para guru sebaiknya cepat tanggap terhadap setiap perubahan yang terjadi pada komponen pendidikan khususnya kurikulum, dengan cara selalu meningkatkan wawasan dan pemahaman melalui mengikuti workshop, seminar, rapat kerja Kurikulum 2013 atau mempelajari buku-buku tentang Kurikulum 2013.

b. Berkaitan dengan penyusunan dan pelaksanaan RPP serta pengembangan silabus guru hendaknya dapat mengembangkan kreatifitas sendiri dengan menyesuiakan kondisi dan potensi yang ada di sekolah.

c. Sebaiknya sosialisasi dan pelatihan lebih difokuskan kepada guru-guru sasaran yang mengemban tugas melaksanakan Kurikulum 2013, sehingga guru-guru sasaran tersebut dapat mengadakan sosialisasi mini terhadap guru di sekolah masing-masing yang belum mengikuti pelatihan sehingga pemahaman guru tentang Kurikulum 2013 semakin meningkat.

d. Sosialisasi dari Dinas Pendidikan sebaiknya dilakukan secara rutin agar guru memiliki tanggung jawab langsung terhadap kemajuan belajar siswanya dan mampu mengembangkan silabus Kurikulum 2013 secara mandiri sesuai dengan kompetensi mengajarnya.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta.

Dalyono M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Diknas. 2011. Diklat IPS Terpadu “Model Keterpaduan IPS” : Jakarta Gunawan, Rudy. 2011. Pendidikan IPS. Alfabeta : Bandung

Hasan, S Hamid. 1995. Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Depdikbud

Isjoni. 2007. Integrated Learning, Pendekatan Pembelajaran IPS di pendidikan dasar. Pekanbaru : Falah Production.

Kemendikbud. 2013. Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan, Peningkatan Mutu Pendidikan dan Kebudayaan.

Miller, John P. & Seller, Wayne. 1985. Curriculum : Perspectives and Practice. Longman : New York & London.

Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta : PT Rineka Cipta.

Mulyasa, E. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung :

PT Remaja Rosdakarya.

Rahman, M. 2004. Strategi dan Langkah-langkah Penelitian. Semarang : UNNES Press.

Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Alfabeta : Bandung.

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana.

Savage, Tom V & Amstrong, David G. 1996. Effective teaching in Elementary social studies. New Jersey : Prentice-Hall, Inc.

Setiawan, Guntur. 2004. Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan. Bandung : Alfabeta.


(31)

Setyaningrum, Yanur & Husamah. 2013. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi. Jakarta : Prestasi Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Soemantri, M.N. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suparlan. 2012. Tanya jawab Pengembangan Kurikulum & Materi Pembelajaran.

Jakarta : Bumi Aksara.

Tim Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran. 2002. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI, Bandung.

UU No. 20 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta : Sinar grafika.

UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Sinar Grafika.

Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta : Bumi Aksara


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, dinyatakan beberapa hal yang menjadi kesimpulan mengenai Analisis Kesiapan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran IPS di 5 SMP Kota Medan sebagai berikut :

a. Kesiapan guru

Hasil wawancara dengan guru-guru IPS di 5 SMP kota Medan dapat disimpulkan bahwa guru-guru tersebut menerima kebijakan Pemerintah menyempurnakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan Kurikulum 2013 dan bersedia untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013. Dengan demikian dapat diketahui kesiapan guru-guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran IPS sudah cukup baik walaupun belum optimal. Guru masih mengalami bermacam-macam kendala untuk mencapai pelaksanaan pembelajaran yang optimal. Diantaranya pengelolaan waktu yang masih sangat terbatas, sarana dan prasarana yang masih belum lengkap, serta pelatihan yang diterima guru-guru masih sangat minim. Masih ada guru yang baru satu kali mengikuti pelatihan bahkan ada juga yang belum pernah melakukan pelatihan sama sekali, sementara guru-guru tersebut merupakan guru sasaran dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Dari beberapa saran yang disampaikan guru-guru untuk menunjang pelaksanaan Kurikulum 2013,


(2)

dapat terlihat harapan guru masih sangat besar untuk mendapatkan pelatihan dari Pemerintah layaknya guru sasaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kurangnya kesiapan guru dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 di 5 SMP Kota Medan disebabkan kurangnya sosialisasi dan pelatihan yang diterima guru.

b. Implemetasi Kurikulum 2013

Hasil observasi pada pembelajaran IPS yang dilaksanakan guru-guru sasaran di 5 SMP kota Medan dapat disimpulkan bahwa secara teoretis guru-guru sudah memahami prosedur pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik . Tetapi pemahaman guru-guru masih terbatas pada pendekatan saintifik yang menekankan pada pengalaman pokok belajar yang terdiri dari mengamati, menanya, mencoba, menganalisis, dan mengkomunikasikan. Sementara dalam PERMEN 81A tahun 2013 telah terjadi sedikit perubahan, pengalaman pokok belajar harus terdiri dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan mengkomunikasikan. Dalam pelaksanaanya guru-guru sudah semaksimal mugkin melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, tetapi masih sering terkendala pada kegiatan mengolah informasi dan mengkomunikasikan, hal ini disebabkan karena buku siswa yang sangat terbatas dan alokasi waktu yang tidak cukup untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesiapan guru-guru sasaran dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 pada pembelajaran IPS di 5 SMP Kota Medan masih kurang.


(3)

c. Faktor Pendukung dan Penghambat

Hasil wawancara dan observasi kesiapan guru-guru sasaran dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 di 5 SMP Kota Medan, dapat diketahui bahwa terdapat dua faktor yang menjadi penentu dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 yaitu faktor pendukung dan penghambat. Secara umum yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah kebijakan Kepala Sekolah dalam melakukan sosialisai dan mengundang Instruktur Kurikulum ke sekolah serta mengaktifkan kembali tim MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) di sekolah. Antusias guru dan siswa merupakan salah satu faktor pendukung pelaksanaan Kurikulum 2013, guru mampu merancang pembelajaran serta memberikan memotivasi yang tingggi kepada siswa sehingga siswa selalu aktif dalam pembelajaran. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah kurangnya sosialisasi dan pelatihan yang diterima guru, sarana dan prasarana yang masih minim, mengubah mindset siswa, serta teknik penilaian yang dianggap terlalu rumit.

5.2. Saran

Setelah mengkaji dan membahas berbagai hal terkait dengan proses penelitian serta kesimpulan di atas, ada beberapa masukan berupa saran bagi guru, pelaku pendidkan, dan Pemerintah :


(4)

a. Para guru sebaiknya cepat tanggap terhadap setiap perubahan yang terjadi pada komponen pendidikan khususnya kurikulum, dengan cara selalu meningkatkan wawasan dan pemahaman melalui mengikuti workshop, seminar, rapat kerja Kurikulum 2013 atau mempelajari buku-buku tentang Kurikulum 2013.

b. Berkaitan dengan penyusunan dan pelaksanaan RPP serta pengembangan silabus guru hendaknya dapat mengembangkan kreatifitas sendiri dengan menyesuiakan kondisi dan potensi yang ada di sekolah.

c. Sebaiknya sosialisasi dan pelatihan lebih difokuskan kepada guru-guru sasaran yang mengemban tugas melaksanakan Kurikulum 2013, sehingga guru-guru sasaran tersebut dapat mengadakan sosialisasi mini terhadap guru di sekolah masing-masing yang belum mengikuti pelatihan sehingga pemahaman guru tentang Kurikulum 2013 semakin meningkat.

d. Sosialisasi dari Dinas Pendidikan sebaiknya dilakukan secara rutin agar guru memiliki tanggung jawab langsung terhadap kemajuan belajar siswanya dan mampu mengembangkan silabus Kurikulum 2013 secara mandiri sesuai dengan kompetensi mengajarnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta.

Dalyono M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Diknas. 2011. Diklat IPS Terpadu “Model Keterpaduan IPS” : Jakarta Gunawan, Rudy. 2011. Pendidikan IPS. Alfabeta : Bandung

Hasan, S Hamid. 1995. Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Depdikbud

Isjoni. 2007. Integrated Learning, Pendekatan Pembelajaran IPS di pendidikan dasar. Pekanbaru : Falah Production.

Kemendikbud. 2013. Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan, Peningkatan Mutu Pendidikan dan Kebudayaan.

Miller, John P. & Seller, Wayne. 1985. Curriculum : Perspectives and Practice. Longman : New York & London.

Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta : PT Rineka Cipta.

Mulyasa, E. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung :

PT Remaja Rosdakarya.

Rahman, M. 2004. Strategi dan Langkah-langkah Penelitian. Semarang : UNNES Press.

Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Alfabeta : Bandung.

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana.

Savage, Tom V & Amstrong, David G. 1996. Effective teaching in Elementary social studies. New Jersey : Prentice-Hall, Inc.

Setiawan, Guntur. 2004. Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan. Bandung : Alfabeta.


(6)

Setyaningrum, Yanur & Husamah. 2013. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi. Jakarta : Prestasi Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Soemantri, M.N. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suparlan. 2012. Tanya jawab Pengembangan Kurikulum & Materi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Tim Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran. 2002. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI, Bandung.

UU No. 20 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta : Sinar grafika.

UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Sinar Grafika.

Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta : Bumi Aksara