PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKATERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 RAYA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH.

(1)

PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKATERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA POKOK

BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 RAYA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH

Oleh :

Muhammad Ishak Sinaga NIM 05311378

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2012


(2)

(3)

RIWAYAT HIDUP

Muhammad Ishak Sinaga dilahirkan di Pematangsiantar pada tanggal 6 Juli 1987. Ayah bernama Drs. H. Damen Sinaga dan Ibu Hj. Nurhasanah Purba dan merupakan anak kedelapan dari delapan bersaudara. Pendidikan yang ditempuh oleh penulis adalah pada tahun 1993 penulis masuk SD Negeri No.091316 Pamatang Raya dan lulus pada tahun 1999. Pada tahun 1999, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Raya dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 4 Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Negeri Medan dan lulus pada tanggal 11 Juli 2012.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karuniaNya yang telah memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini berjudul ”Pengaruh Kemampuan Komunikasi Matematika Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Raya Tahun Ajaran 2011/2012 Melalui Model Pembelajaran Pemecahan Masalah”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Bapak Prof.Drs.Motlan,M.Sc.,Ph.D, selaku Dekan beserta staf pegawai FMIPA UNIMED. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr.Mukhtar,M.Pd, selaku Ketua Jurusan beserta Bapak/Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis untuk menyiapkan berkas-berkas sebagai syarat untuk meja hijau dan wisuda. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Drs. S.Siahaan, M.Pd, sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran – saran kepada penulis sejak awal penyusunan proposal, perencanaan penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini. Bapak Prof. Dr.Asmin,M.Pd, Drs, Yasifati Hia,M.Si, Drs. Togi,M.Pd, sebagai dosen penguji / pemberi saran yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran yang sangat bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Ibu Dra.Katrina Samosir,M.Pd sebagai Dosen Penasehat Akademik dan kepada seluruh Bapak Ibu Dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis serta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis. Dan tak lupa ucapan terima kasih kepada Bapak Kepala


(5)

Sekolah, guru matematika dan staf pegawai SMP Negeri 1 Raya yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Teristimewa kepada Ayahanda Drs. H. Damen Sinaga, Ibunda Nursannah Purba, yang senantiasa memberikan doa dan motivasi serta dukungan baik secara material maupun nonmaterial kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED. Tidak lupa penulis juga sangat berterimakasih kepada Abang dan Kakak dari penulis MPS Idrus Sinaga beserta keluarga, Nur Asmi Sinaga beserta keluarga, M. Ismael P. Sinaga beserta keluarga, Nurlian T. Sinaga beserta keluarga, M. Ikhwanuddin Sinaga beserta keluarga, M. Imran Sinaga beserta keluarga, Nur Khotimah Sinaga untuk semua bantuan doa, semangat dan bantuan material maupun tenaga yang sudah diberikan selama ini.

Penulis juga berterima kasih kepada teman-teman seperjuangan dari kelas Reg. Dik.C ’05 (Devi, Ulan, Cici, Chandra, Yanu, Jeges, Wenny, Mega, Nico, Rully, Domu, Eston, Lambok, Viky, Adven, Wira), Reg. Dik A ’05 (Adi, Mitha), Reg. Dik B ’05 (Leni, Tanson) dan teman-teman lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang sama-sama berjuang dan banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih karena telah menjadi sahabat yang setia dalam perjalanan hidupku.

Ucapan Terima Kasih juga penulis ucapkan kepada Manager Prospect Learning Center Bapak Muhammad Dalimunthe, S.Ag, SS, M.Hum beserta staff pengajar dan administrasi yang telah memberikan dukungan penuh baik moral, material maupun doa kepada penulis dalam mensukseskan penulisan skripsi ini.

Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada genk AVATAR Pematang Raya (Amsah, Abdee, Amri ‘Comeng’, Dedi, Chandra, Yuni, Zoel Batoe, Irfan, Izul) serta teman-teman lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Pengurus Remaja Mesjid Ar-Rahman Pamatang Raya yang telah menjadi inspirasi dan motivator penulis yang telah berjuang keras dalam menjaga keutuhan dan kekompakan antar remaja muslim di lingkungan sekitar. Terima kasih atas doa, dukungan dan motivasi yang telah kalian berikan.


(6)

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Sebagai penutup penulis berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi dan manfaat yang besar bagi kemajuan pendidikan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2012 Penulis


(7)

iii

PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 RAYA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH

Muhammad Ishak Sinaga (05311378) ABSTRAK

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain yang digunakan adalah tes komunikasi matematika dan tes soal cerita. Lokasi penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Raya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX yang berjumlah 210 orang siswa. Sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 60 orang siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sampling.

Prosedur penelitian ini yang pertama melakukan pembelajaran pada kedua kelas sampel dengan materi yang sama tetapi dengan perlakuan pembelajaran yang berbeda. Kelas kontrol diberi pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional sedangkan kelas eksperimen diberi pembelajaran dengan model pembelajaran pemecahan masalah. Kedua, memberikan tes kemampuan komunikasi matematika kepada kedua kelas sampel untuk mengetahui kemampuan komunikasi siswa. Ketiga, memberikan tes soal cerita kepada kedua kelas sampel untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita. Untuk alat pengumpul data disediakan tes komunikasi matematika yang terdiri dari 2 bagian yaitu TKM I dan TKM II yang masing-masing berjumlah 8 soal serta tes soal cerita yang terdiri dari 5 soal. Tes divalidasi oleh ahli yaitu 2 orang dosen UNIMED dan 2 orang guru di SMP Negeri 1 Raya.

Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata tes soal cerita di kelas kontrol 10,5, sedangkan rata-rata tes soal cerita di kelas eksperimen 12,97. Standar deviasi tes soal cerita di kelas kontrol dan eksperimen berturut-turut adalah 3,77 dan 2,92. Setelah dilakukan uji t-independen didapat bahwa thitung= 10,997 dan ttabel = 1,6723. Hal ini berarti thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kemampuan komunikasi matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas IX SMP Negeri 1 Raya melalui model pembelajaran pemecahan masalah. Lalu didapat kesimpulan bahwa model pembelajaran pemecahan masalah lebih baik digunakan karena dapat mempengaruhi kemampuan komunikasi matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa SMP Negeri 1 Raya tahun ajaran 2011/2012 bila dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.


(8)

ii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vii

Daftar Gambar x

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Pembatasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. Kemampuan Komunikasi Matematika 8 2.1.1. Pengertian Komunikasi Matematika 8 2.1.2. Aspek-Aspek Komunikasi 9 2.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Komunikasi 12 2.2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 13 2.3. Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita 14 2.4. Model Pembelajaran Pemecahan Masalah 15 2.5. Model Pembelajaran Konvensional 17 2.6. Komunikasi dalam Soal Cerita Melalui

Model Pembelajaran Pemecahan Masalah 19 2.7. Uraian Materi 22 2.7.1. Unsur-Unsur Bangun Ruang Sisi Lengkung 22


(9)

iii

Halaman 2.7.2. Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi Lengkung 23 2.7.3. Volume Bangun Ruang Sisi Lengkung 24 2.8. Kerangka Konseptual 26 2.9. Hipotesis 27

BAB III METODE PENELITIAN 28

3.1. Lokasi penelitian 28

3.2. Populasi dan Sampel 28

3.2.1. Populasi 28

3.2.2. Sampel Penelitian 28

3.3. Rancangan Penelitian 29

3.4. Definisi Operasional 30

3.5. Prosedur Penelitian 30 3.6. Alat Pengumpulan Data 31

3.6.1. Tes 31

3.7. Teknik Analisis Data 32

3.7.1. Uji Normalitas Data 32

3.7.2. Uji Homogenitas Data 32 3.8. Analisis Pengujian Hipotesis 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 39 4.1. Hasil Penelitian Kemampuan Komunikasi Matematika 39 4.1.1. Tes Kemampuan Komunikasi Matematika 39

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 4.1.2. Uji Normalitas Kemampuan Komunikasi Matematika 40 4.1.3. Uji Homogenitas Kemampuan Komunikasi Matematika 40 4.2. Hasil Penelitian Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita 40

4.2.1. Tes Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita 40 Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 4.2.2. Uji Normalitas Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita 41 4.2.3. Uji Homogenitas Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita 41


(10)

iv

Halaman 4.3. Analisis Pengujian Hipotesis Penelitian 43

4.3.1. Model Regresi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 43 4.3.2. Uji Keberartian Koefisien Regresi Pada Kelas 44

Kontrol dan Kelas eksperimen 4.3.3. Uji Linieritas Model Regresi Pada Kelas 45

Kontrol dan Kelas eksperimen 4.3.4. Uji Kesamaan Dua Model Regresi 45 4.3.5. Uji Kesejajaran Model Regresi (Uji Homogenitas Gradien) 45

Dari Dua Model Regresi 4.3.6. Uji ANAKOVA Pada Kelas Kontrol dan Kelas eksperimen 45 4.4. Uji Hipotesis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita 46

4.5. Pembahasan 46

BAB V DISKUSI PENELITIAN 48

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 50

6.1. Kesimpulan 50

6.2. Saran 51


(11)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Pemecahan masalah 16 Tabel 2.2. Sintaks Model Pembelajaran Konvensional 18 Tabel 3.1. Desain Penelitian 29 Tabel 3.2. Anava Untuk Regresi Linier 34 Tabel 3.3. Analisis Varians Untuk Uji Kelinieran Model Regresi 35 Tabel 3.4. Daftar ANAKOVA 38 Tabel 4.1. Data Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Kelas 39

Kontrol dan Kelas Eksperimen Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan 40

Komunikasi

Tabel 4.3. Data Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Komunikasi 40 Matematika

Tabel 4.4. Data Tes Soal Cerita Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 41 Tabel 4.5. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan 41

Menyelesaikan Soal Cerita

Tabel 4.6. Data Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Menyelesaikan 42 Soal Cerita

Tabel 4.7. Ringkasan Rata-Rata TKM dan TSC Kedua Kelas 42 Tabel 4.8. Ringkasan Analisis pengujian Hipotesis Penelitian 46


(12)

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Tabung 22

Gambar 2.2. Kerucut 22

Gambar 2.3. Bola dengan jari-jari r 23 Gambar 2.4. Jaring-jaring tabung 23 Gambar 4.1. Diagram Rata-Rata TKM dan TSC Kelas Kontrol dan 42


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan ini yang memegang peranan yang sangat penting. Sebuah negara dapat dikatakan maju dalam teknologinya, jika pendidikan dalam negara itu baik kualitasnya. Tinggi rendahnya kualitas pendidikan pada suatu negara dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain dapat berasal dari siswa, pengajar, sarana prasarana, dan bisa juga karena faktor lingkungan.

Salah satu mata pelajaran di sekolah yang dapat mengajak siswa untuk mengasah otaknya adalah matematika. Matematika merupakan ilmu yang mempunyai ciri-ciri khusus, salah satunya adalah penalaran dalam matematika yang bersifat deduktif yang berkenaan dengan ide-ide, konsep-konsep, dan simbol-simbol yang abstrak serta tersusun secara hierarkis, sehingga dalam pendidikan dan pengajaran matematika perlu ditangani secara khusus pula. Melalui penanganan secara khusus ini diharapkan dapat menciptakan generasi penerus bangsa yang dapat menguasai matematika dengan baik dan pada akhirnya dapat menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya sekadar menghafal rumus-rumus matematika saja akan tetapi siswa juga harus dapat menggunakan ilmu matematika untuk memecahkan permasalahan yang ada disekitar kehidupan mereka. Penyajian permasalahan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dalam mata pelajaran matematika akan membawa siswa untuk mengerti manfaat dari ilmu yang mereka pelajari. Permasalahan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari (permasalahan kontekstual) dapat disajikan dalam bentuk soal cerita dimana dalam setiap akhir pokok bahasan mata pelajaran matematika soal cerita merupakan hal yang tidak pernah ketinggalan.

Hendaknya dalam pembelajaran matematika, seorang guru tidak menyekat secara ekstrim pelajaran matematika sebagai penyajian materi-materi matematika belaka. Topik-topik dalam matematika sebaiknya tidak disajikan sebagai materi secara parsial, tetapi sebaiknya diintegrasikan antara satu topik dengan topik yang


(14)

2

lainnya, bahkan dengan bidang lain. Matematika harus diperkenalkan dan disajikan ke dalam kehidupan. Menyajikan matematika hanya sebagai kumpulan fakta-fakta saja tidak akan menumbuhkan makna dan hakikat matematika sebagai

queen of the science dan sebagai pelayan bagi ilmu lain.

Jika mengajarkan matematika sekadar sebagai sebuah penyajian tentang fakta-fakta, maka hanya akan membawa sekelompok orang menjadi penghapal yang baik, tidak cerdas melihat hubungan sebab akibat, dan tidak pandai memecahkan masalah. Padahal dalam menghadapi perubahan masa depan yang cepat, bukan pengetahuan saja yang diperlukan, tetapi kemampuan mengkaji dan berfikir (bernalar) secara logis, kritis, dan sistematis.

Menurut Sumarmo (2003: 6) bahwa dengan mengacu pada tuntutan dan harapan yang harus dimiliki oleh seorang guru matematika, maka pembelajaran matematika termasuk evaluasi hasil belajar siswa yang hendaknya mengutamakan pada pengembangan “ daya matematik “ ( mathematical power) siswa yang meliputi:

1. Kemampuan mengajak, menyusun konjektur, dan menalar secara logik. 2. Menyelesaikan soal yang tidak rutin.

3. Menyelesaikan masalah (problem solving). 4. Berkomunikasi secara matematik.

5. Mengkaitkan ide matematik dengan kegiatan intelektual lainnya.

Kemampuan komunikasi matematika sangat diperlukan untuk membangun kemampuan matematika pada diri seorang siswa. Hal ini sejalan dengan rekomendasi National Council of Teachers of Mathematics (dalam Asikin, 2000 : 7) tentang lima tujuan yang mendasar dalam pembelajaran matematika yaitu :

1. That they learn to value mathematics;

2. That they become confident in their ability to do mathematics;

3. That they become mathematical problem-solvers;

4. That they learn to communicate mathematically;

5. That they learn to reason mathematically.

Selain kemampuan diatas, kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika juga merupakan salah satu kemampuan matematik yang juga harus dimiliki seorang siswa. Abidia (1989:10) menyatakan bahwa “ soal cerita adalah


(15)

3

soal yang disajikan dalam bentuk cerita pendek. Cerita yang diungkapkan dapat merupakan masalah kehidupan sehari-hari atau masalah lain”. Kemampuan menyelesaikan soal cerita dapat memberikan manfaat bagi siswa yaitu siswa mengetahui apa kegunaan dari pokok bahasan yang telah dipelajari. Selain itu, kemampuan siswa dalam mengambil suatu keputusan merupakan manfaat lain yang dapat diperoleh dari kemampuan menyelesaikan soal cerita.

Akan tetapi, melihat pada kenyataan yang ada saat ini, ternyata tidak sedikit siswa yang merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, dan salah satu diantaranya adalah kemampuan siswa untuk mengkomunikasikan apa yang diketahui dalam soal masih rendah. Dari hasil studi TIMSS tahun 2003 untuk siswa kelas VIII, menempatkan siswa Indonesia pada urutan ke-34 dari 46 dengan nilai rata-rata untuk kemampuan matematika secara umum adalah 411. Prestasi siswa Indonesia ini berada dibawah siswa Malaysia dan Singapura. Siswa Malaysia memperoleh nilai rata-rata 508 dan Singapura memperoleh nilai rata-rata 605. Skala matematika TIMSS-Benchmark Internasional menunjukkan bahwa siswa Indonesia berada pada peringkat bawah, Malaysia pada peringkat tengah, dan Singapura berada pada peringkat atas. Padahal jam pelajaran matematika di Indonesia 169 jam untuk kelas VIII lebih banyak dibanding Malaysia 120 jam dan Singapura 112 jam.

Menurut Leung dan Puji (Fajar Shadiq: 2007: 2) data TIMSS menunujukkan bahwa penekanan pembelajaran metematika di Indonesia lebih banyak pada penguasaan keterampilan dasar (basic skills), namun sedikit atau sama sekali tidak menekankan untuk penerapan matematika dalam konteks kehidupan sehari-hari, berkomunikasi secara matematis dan bernalar secara matematis.

Rendahnya kemampuan komunikasi matematika, tidak lepas dari proses pembelajaran matematika. Kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh pandangan guru terhadap makna belajar. Menurut Masnur Muslich (2008: 51), makna dan hakikat belajar seringkali hanya diartikan sebagai penerimaan informasi dan sumber informasi (guru dan buku pelajaran). Akibatnya, guru masih memaknai kegiatan mengajar sebagai kegiatan memindahkan informasi dari guru atau buku


(16)

4

kepada siswa. Penerapan pembelajaran konvensional yang dilakukan guru selama ini belum sepenuhnya mencapai ketuntasan belajar yang diinginkan untuk seluruh siswa. Hal ini disebabkan dalam pembelajaran konvensional siswa hanya dipandang sebagai makhluk pasif yang hanya menerima masukan. Dalam cara klasikal-tradisional, guru mungkin tidak akan menjelaskan kembali dan akan terus melanjutkan dengan materi berikutnya, atau akan menjelaskan kembali kepada seluruh siswa sehingga siswa-siswa yang sudah menguasai materi mungkin akan tidak memperhatikannya. Hal inilah yang dapat menyebabkan siswa kurang mampu bernalar secara logis serta mengomunikasikan konsep matematika dengan baik.

Dari hasil observasi pembelajaran siswa kelas IX pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung SMP Negeri 1 Raya tahun ajaran 2009/2010 pada tanggal 6 Oktober 2009, diperoleh bahwa kemampuan komunikasi matematika dalam pokok bahasan ini masih sangat rendah khususnya dalam menyelesaikan soal cerita. Siswa merasakan kesulitan dalam merumuskan masalah yang terdapat dalam soal cerita ke dalam model matematika. Selain itu, siswa juga mengalami kesulitan dalam menggunakan simbol-simbol dalam matematika. Oleh karena itu, diperlukan penerapan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi matematik serta akan dapat juga meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita. Model pembelajaran yang akan diterapkan adalah model pembelajaran pemecahan masalah, dimana model pembelajaran ini digunakan sebagai perantara untuk dapat memunculkan kemampuan komunikasi matematik siswa.

Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk ditetapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. Oleh karena itu, pembelajaran matematika saat ini harus lebih difokuskan pada kemampuan pemecahan masalah seperti yang telah direkomendasikan oleh National Council of Teachers of Mathematics (NCTM)

(dalam Sobel dan Maletsky,2004) mengatakan bahwa : “Pemecahan masalah harus menjadi fokus pada pelajaran matematika di sekolah”.


(17)

5

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Kemampuan Komunikasi Matematik Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Raya Tahun Pelajaran 2011/2012 Melalui Model Pembelajaran Pemecahan Masalah”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka beberapa masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Tinggi rendahnya kualitas pendidikan pada suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain dari siswa, pengajar, sarana prasarana maupun faktor lingkungan.

2. Pengajaran matematika lebih bersifat pada penyajian tentang fakta-fakta, sehingga menciptakan sekelompok orang penghapal yang baik, tidak cerdas dan tidak pandai memecahkan masalah.

3. Manfaat yang dapat diperoleh dari kemampuan menyelesaikan soal cerita. 4. Penekanan pembelajaran metematika di Indonesia lebih ditekankan pada

penguasaan keterampilan dasar (basic skills), bukan untuk penerapan matematika dalam konteks kehidupan sehari-hari, berkomunikasi secara matematis dan bernalar secara matematis.

5. Kemampuan komunikasi matematika siswa masih rendah khususnya dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi lengkung siswa kelas IX SMP Negeri 1 Raya.

6. Penggunaan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih berorientasi pada pembelajaran konvensional sehingga siswa tidak aktif dalam pembelajaran.

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan dalam identifikasi masalah, maka penelitian ini dibatasi pada pengaruh kemampuan komunikasi matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan


(18)

6

bangun ruang sisi lengkung siswa kelas IX SMP Negeri 1 Raya tahun pelajaran 2011/2012 melalui model pembelajaran pemecahan masalah.

1.4. Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh kemampuan komunikasi matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung siswa kelas IX SMP Negeri 1 Raya tahun pelajaran 2011/2012 melalui model pembelajaran pemecahan masalah ?

1.5. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Ada tidaknya pengaruh kemampuan komunikasi matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung siswa kelas IX SMP Negeri 1 Raya tahun pelajaran 2011/2012 melalui model pembelajaran pemecahan masalah.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat bagi: 1. Siswa

a. Meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis.

b. Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat menyelesaikan soal cerita dengan baik dan benar.

2. Guru

a. Memberikan informasi kepada guru mengenai penggunaan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa.


(19)

7

b. Memberikan informasi kepada guru mengenai seberapa besar pengaruh kemampuan komunikasi matematik terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa.

3. Penulis


(20)

48

BAB V

DISKUSI PENELITIAN

Dari uraian yang telah dibahas sebelumnya diperoleh beberapa kelemahan penelitian yang perlu diperhatikan lebih dalam antara lain :

a. Instrumen pembelajaran yang digunakan masih jauh dari sempurna.

b. Peneliti kesulitan dalam menentukan problem yang relevan dengan model pembelajaran pemecahan masalah karena tidak semua materi matematika yang dapat menggunakan model pembelajaran tersebut.

c. Minimnya media pembelajaran berupa alat peraga yang dimiliki oleh sekolah khususnya untuk materi bangun ruang sisi lengkung.

d. Model pembelajaran pemecahan masalah membutuhkan alokasi waktu yang banyak. Hal ini disebabkan oleh proses penyelidikan dalam diskusi kelompok yang memakan banyak waktu.

e. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini kurang relevan. Pada penelitian ini pola yang digunakan tidak menggunakan pretes. Kelas eksperimen diberi perlakuan (P1) dan pada kelas kontrol tidak diberi atau diberi perlakuan yang berbeda (P2). Setelah selesai perlakuan kedua kelas langsung diberikan postes (T2) seperti yang terlihat di bawah ini.

Kelompok Pre test Perlakuan Post test

Kontrol - P1 T2

Eksperimen - P2 T2

Sebaiknya penelitian ini dilakukan dengan pola pretest-posttest control

group design. Di dalam model ini sebelum dimulai perlakuan kedua kelas diberi

tes awal atau pretest untuk mengukur kondisi awal (T1). Selanjutnya pada kelas eksperimen diberi perlakuan (P1) dan pada kelas kontrol tidak diberi atau diberi


(21)

49

perlakuan yang berbeda (P2). Sesudah selesai perlakuan kedua kelas diberi tes lagi sebagai post tes (T2).

Kelompok Pre test Perlakuan Post test

Kontrol T1 P1 T2

Eksperimen T1 P2 T2

Dengan skema seperti tergambar dapat diketahui bahwa efektivitas perlakuan yang diberikan ditunjukkan oleh perbedaan antara (T1 - T2) pada kelas eksperimen dengan (T1- T2) pada kelas kontrol.


(22)

52

DAFTAR PUSTAKA

Ansari,B., (2009), Komunukasi Matematik, Yayasan Pena, Banda Aceh.

Asikin, M., (2000), Daspros Pembelajaran Matematika I,

http://www.scribd.com/doc/13425097/Diktat-Kuliah-Daspros-Pemb-Mat-1/

Burhanuddin (1998), Teori-Teori Belajar,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2009), Buku Pedoman Penulisan Skripsidan Proposal Penelitian

Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA UNIMED, Medan

Firdaus, A., (2009), Pengertian dan Hakekat Pemecahan Masalah,

http://madfirdaus.wordpress.com/2009/03/11/kemampuan-pemecahan-masalah-matematika/#more-65/

Gulo, W, (2002), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Grasindo, Jakarta Hudojo,Herman.,(1988), Mengajar Belajar Matematika, Rineka Cipta,Jakarta. Lubis, Asrin.,(2007), Strategi Belajar Mengajar Matematika, Jurusan Pendidikan

Matematika. FMIPA. Universitas Negeri Medan,Medan. Lutfizulfi.,(2009), Pembelajaran Konvensional,

http://lutfizulfi.wordpress.com/2009/04/09/pembelajaran-kovensional/

Rini, R., Peran Komunikasi dalam Pembelajaran Bidang Studi Matematika pada SLTP, http://blog.unila.ac.id/

Romadhina, D., (2007), Pengaruh Kemampuan Penalaran dan Kemampuan Komunikasi Matematik terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung Siswa Kelas IX SMP

Negeri 29 Semarang Melalui Model Pembelajaran Pemecahan Masalah,

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASHf1de/c0fe5 99.dir/doc.pdf/

Shadiq, F, (2007), Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika,

http://p4tkmatematika.org/downloads/sma/pemecahanmasalah.pdf/

Silalahi, T.R, (2008), Pengaruh Pekerjaan Rumah terhadap Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita Pada Subpokok Bahasan Aritmatika Sosial di

Kelas VII SMP Negeri 11 Medan Tahun Ajaran 2007/2008, Skripsi,

FMIPA, UNIMED, Medan

Siswono, T., dan Lastiningsih, N., (2007), Matematika SMP dan MTs untuk Kelas IX, Esis, Jakarta


(23)

53

Sobel, M.A., dan Maletsky, E.M., (2004), Mengajar Matematika, Erlangga, Jakarta

Sudjana, (1996), Metode Statistika, Tarsito, Bandung

Suherman, Erman., (1999), Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika. FMIPA. Universitas Terbuka, Jakarta.

Sukardi, (2009), Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya, Bumi Aksara, Jakarta

Syaban, M., (2008), Menumbuhkembangkan Daya Matematika Siswa,

http://educare.e-fkipunla.net/index.php?option=com_content&task-view&id=62&Itemid=7/

Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta


(1)

bangun ruang sisi lengkung siswa kelas IX SMP Negeri 1 Raya tahun pelajaran 2011/2012 melalui model pembelajaran pemecahan masalah.

1.4. Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh kemampuan komunikasi matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung siswa kelas IX SMP Negeri 1 Raya tahun pelajaran 2011/2012 melalui model pembelajaran pemecahan masalah ?

1.5. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Ada tidaknya pengaruh kemampuan komunikasi matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung siswa kelas IX SMP Negeri 1 Raya tahun pelajaran 2011/2012 melalui model pembelajaran pemecahan masalah.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat bagi: 1. Siswa

a. Meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis.

b. Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat menyelesaikan soal cerita dengan baik dan benar.

2. Guru

a. Memberikan informasi kepada guru mengenai penggunaan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa.


(2)

b. Memberikan informasi kepada guru mengenai seberapa besar pengaruh kemampuan komunikasi matematik terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa.

3. Penulis


(3)

BAB V

DISKUSI PENELITIAN

Dari uraian yang telah dibahas sebelumnya diperoleh beberapa kelemahan penelitian yang perlu diperhatikan lebih dalam antara lain :

a. Instrumen pembelajaran yang digunakan masih jauh dari sempurna.

b. Peneliti kesulitan dalam menentukan problem yang relevan dengan model pembelajaran pemecahan masalah karena tidak semua materi matematika yang dapat menggunakan model pembelajaran tersebut.

c. Minimnya media pembelajaran berupa alat peraga yang dimiliki oleh sekolah khususnya untuk materi bangun ruang sisi lengkung.

d. Model pembelajaran pemecahan masalah membutuhkan alokasi waktu yang banyak. Hal ini disebabkan oleh proses penyelidikan dalam diskusi kelompok yang memakan banyak waktu.

e. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini kurang relevan. Pada penelitian ini pola yang digunakan tidak menggunakan pretes. Kelas eksperimen diberi perlakuan (P1) dan pada kelas kontrol tidak diberi atau

diberi perlakuan yang berbeda (P2). Setelah selesai perlakuan kedua kelas

langsung diberikan postes (T2) seperti yang terlihat di bawah ini.

Kelompok Pre test Perlakuan Post test

Kontrol - P1 T2

Eksperimen - P2 T2

Sebaiknya penelitian ini dilakukan dengan pola pretest-posttest control

group design. Di dalam model ini sebelum dimulai perlakuan kedua kelas diberi

tes awal atau pretest untuk mengukur kondisi awal (T1). Selanjutnya pada kelas


(4)

perlakuan yang berbeda (P2). Sesudah selesai perlakuan kedua kelas diberi tes lagi

sebagai post tes (T2).

Kelompok Pre test Perlakuan Post test

Kontrol T1 P1 T2

Eksperimen T1 P2 T2

Dengan skema seperti tergambar dapat diketahui bahwa efektivitas perlakuan yang diberikan ditunjukkan oleh perbedaan antara (T1 - T2) pada kelas


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ansari,B., (2009), Komunukasi Matematik, Yayasan Pena, Banda Aceh.

Asikin, M., (2000), Daspros Pembelajaran Matematika I, http://www.scribd.com/doc/13425097/Diktat-Kuliah-Daspros-Pemb-Mat-1/

Burhanuddin (1998), Teori-Teori Belajar,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2009), Buku Pedoman Penulisan Skripsidan Proposal Penelitian

Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA UNIMED, Medan

Firdaus, A., (2009), Pengertian dan Hakekat Pemecahan Masalah, http://madfirdaus.wordpress.com/2009/03/11/kemampuan-pemecahan-masalah-matematika/#more-65/

Gulo, W, (2002), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Grasindo, Jakarta Hudojo,Herman.,(1988), Mengajar Belajar Matematika, Rineka Cipta,Jakarta. Lubis, Asrin.,(2007), Strategi Belajar Mengajar Matematika, Jurusan Pendidikan

Matematika. FMIPA. Universitas Negeri Medan,Medan. Lutfizulfi.,(2009), Pembelajaran Konvensional,

http://lutfizulfi.wordpress.com/2009/04/09/pembelajaran-kovensional/ Rini, R., Peran Komunikasi dalam Pembelajaran Bidang Studi Matematika pada

SLTP, http://blog.unila.ac.id/

Romadhina, D., (2007), Pengaruh Kemampuan Penalaran dan Kemampuan Komunikasi Matematik terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung Siswa Kelas IX SMP

Negeri 29 Semarang Melalui Model Pembelajaran Pemecahan Masalah,

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASHf1de/c0fe5 99.dir/doc.pdf/

Shadiq, F, (2007), Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika, http://p4tkmatematika.org/downloads/sma/pemecahanmasalah.pdf/

Silalahi, T.R, (2008), Pengaruh Pekerjaan Rumah terhadap Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita Pada Subpokok Bahasan Aritmatika Sosial di

Kelas VII SMP Negeri 11 Medan Tahun Ajaran 2007/2008, Skripsi,

FMIPA, UNIMED, Medan

Siswono, T., dan Lastiningsih, N., (2007), Matematika SMP dan MTs untuk Kelas IX, Esis, Jakarta


(6)

Sobel, M.A., dan Maletsky, E.M., (2004), Mengajar Matematika, Erlangga, Jakarta

Sudjana, (1996), Metode Statistika, Tarsito, Bandung

Suherman, Erman., (1999), Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika. FMIPA. Universitas Terbuka, Jakarta.

Sukardi, (2009), Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya, Bumi Aksara, Jakarta

Syaban, M., (2008), Menumbuhkembangkan Daya Matematika Siswa,

http://educare.e-fkipunla.net/index.php?option=com_content&task-view&id=62&Itemid=7/

Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta


Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS IX SMPN DI JEMBER KOTA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN RUANG SISI DATAR BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO

0 16 13

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI POKOK BAHASAN BANGUN DATAR BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR GEOMETRI VAN HIELESISWA KELAS VII SMP

1 25 113

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH MODEL POLYA POKOK BAHASAN UANG DI KELAS III SDN SUMBERSARI 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 27

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERWAWANCARA MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I TEGINENENG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 13 74

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERWAWANCARA MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I TEGINENENG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

4 37 79

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SESUAI DENGAN GAYA KOGNITIF PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 20122013

0 0 14

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN RUANG SISI DATAR Yhana Alfianadevi Muthaharah

1 7 13

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA KONTEKSTUAL

1 0 11

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BILANGAN BULAT DI SMP NEGERI 2 SUNGAI RAYA ARTIKEL PENELITIAN

1 1 16

PENGARUH PENGUASAAN KONSEP BANGUN DATAR TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL DALAM MATERI POKOK BANGUN RUANG PADA PESERTA DIDIK KELAS IX SEMESTER GASAL DI MTS MATHALIBUL HUDA MLONGGO JEPARA TAHUN PELAJARAN 20112012 SKRIPSI

0 7 116