PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA SWASTA SILOAM MEDAN T.A. 2012/2013.

(1)

(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS (Two Stay Two Stray) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon di Kelas X SMA Swasta Siloam Medan T.A. 2012/2013”. Adapun penyusunan skripisi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak Drs.Jamalum Purba,M.Si sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal seminar proposal, pelaksanaan penelitian sampai dengan pengolahan data hingga penyusunan skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak Drs.Rahmat Nauli,M.Si, ibu Dra.Ani Sutiani,M.Si, dan ibu Dra.Ratu Evina,M.Si yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta staff pegawai jurusan kimia yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama proses perkuliahan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak R.T. Pasaribu,S.T,M.Min selaku Kepala Sekolah SMA Swasta Siloam Medan dan bapak Esbon Hutagalung,S.Pd selaku guru kimia serta siswa siswi yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda dan Ibunda yang telah banyak mencucurkan keringat dan tidak pernah lelah memanjatkan doa demi selesainya studi penulis serta berdoa memberi dorongan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED. Terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman seperjuangan semua khususnya teman-teman-teman-teman kelas Ekstensi 2008 semua.

Kepada sahabat terbaik yang banyak membantu, Cornelius, Christian, dan teman-teman lainnya yang telah mengalirkan do’anya kepada penulis untuk kelancaran pendidikan penulis, serta menyelesaikan skripsi ini. Teristimewa kepada Agustina Lamria Sihite yang selalu memberikan perhatian, kasih sayang, cinta dan motivasi untuk penulis. Demikan juga Kepada keluarga dan teman-teman di Tuasan, serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu.


(3)

v

Penulis menyadari masih banyak kelemahan dalam penyusunan skripsi ini baik dari segi isi, susunan maupun tata bahasa. Namun, penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan terlebih kepada para peneliti berikutnya dalam melakukan pengembangan penelitian.

Medan, Juli 2013 Penulis

Basten Markus Purba NIM. 408331007


(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA SWASTA

SILOAM MEDAN T.A. 2012/2013

Basten Markus Purba (408331007)

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak ada pengaruh pembelajaran kooperatif Tipe TSTS (Two Stay Two Stray) terhadap peningkatan hasil belajar kimia pada materi Hidrokarbon di SMA Swasta Siloam Medan pada kelas X semester genap tahun ajaran 2012/2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Siloam Medan sebanyak 2 kelas yang memiliki jumlah siswa rata-rata 30 orang. Sampel dalam penelitian adalah sampel populasi yakni 2 kelas dimana kelas eksperimen dibelajarkan dengan TSTS dan kelas kontrol dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Sebagai alat pengumpul data hasil belajar digunakan tes objektif yang berjumlah 19 soal yang telah teruji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal. Hasil analisis data diperoleh rata-rata nilai Gain belajar kimia kelas eksperimen 0,57458±0,13733 lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata 0,50367±0,12225. * Peningkatan atau persentase gain hasil belajar kimia siswa kelas eksperimen sebesar 57,5 % sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 50,4 %. Peningkatan Hasil belajar kedua kelas eksperimen diuji beda dengan uji t satu pihak diperoleh thitung > ttabel (2,44 > 1,6723) sehingga Ha diterima berarti Peningkatan hasil belajar kimia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TSTS lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar kimia dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Maka dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran TSTS lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar kimia dengan menggunakan pembelajaran konvensional.


(5)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 34

Tabel 3.2 Tahapan Penelitian 35

Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data 37

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian 43

Tabel 4.2 Data Pretes Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2 45

Tabel 4.3 Data Postes Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2 47

Tabel 4.4 Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas Data Pretes dan Postest 48

Tabel 4.5 Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas Data Gain 48

Tabel 4.6 Ringkasan Perhitungan Uji Homogenitas Data Pretes dan Postest 49

Tabel 4.7 Ringkasan Perhitungan Uji Homogenitas Data Gain 50

Tabel 4.8 Peningkatan Hasil Belajar 50


(6)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Diagram Alir Desain Penelitian 36 Gambar 4.1 Diagram batang data pretes kelas eksperimen 1

dan kelas eksperimen 2

46 Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen 1

dan Kelas Eksperimen 2

47 Gambar 4.3 Persentase Peningkatan Hasil Belajar 51


(7)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana pelaksanaan pembelajaran 58

Lampiran 2 Instrumen Penelitian Yang Divalidkan 67

Lampiran 3 Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Yang Divalidkan 73

Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian 74

Lampiran 5 Deskriptor Observasi Aktivitas Belajar Siswa Dalam Berdiskusi 77

Lampiran 6 Instrumen Penelitian yang Valid 78

Lampiran 7 Kunci Jawaban Instrumen Valid 82

Lampiran 8 Soal Diskusi Kelompok 83

Lampiran 9 Kunci Jawaban Soal Diskusi Kelompok 91

Lampiran 10 Lembar Aktivitas Belajar Siswa Dalam Berdiskusi Kelas Eksperimen 100

Lampiran 11 Perhitungan Validitas Test 102

Lampiran 12 Perhitungan Realibilitas Tes 105

Lampiran 13 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 108

Lampiran 14 Perhitungan Daya Beda Tes 111

Lampiran 15 Perhitungan Standar Deviasi 114

Lampiran 16 Tabel Nilai Pre-Test Dan Post-Test Kelas Eksperimen 117

Lampiran 17 Tabel Nilai Pre-Test Dan Post-Test Kelas Kontrol 118

Lampiran 18 Perhitungan Normalitas Data Uji Chi Kuadrat (2) Untuk Data Pretes Dan Postest 119

Lampiran 19 Perhitungan Uji Homogenitas Data Pretes Dan Postest 122

Lampiran 20 Perhitungan Gain (Peningkatan Hasil Belajar) 124

Lampiran 21 Perhitungan Normalitas Gain 127

Lampiran 22 Perhitungan Uji Homogenitas Gain 129

Lampiran 23 Perhitungan Uji Hipotesis (Ha) 130

Lampiran 24 Tabel Nilai-nilai R Product Moment 133

Lampiran 25 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (2) 134

Lampiran 26 Tabel F (Nilai Kritis Distribusi F) 135

Lampiran 27 Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t) 136

Lampiran 28 Dokumentasi Penelitian 137


(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia, karena pendidikan merupakan suatu proses pembentukan manusia yang memungkinkan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dan kemampuan yang ada padanya. Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu negara, maka akan semakin baik taraf hidup masyarakat di negara tersebut. Di Indonesia, kualitas pendidikan masih tergolong sangat rendah. Berdasarkan Survey yang dilakukan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), terhadap kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pacific, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru, Indonesia berada pada level 14 dari 14 negara berkembang. (Suyanto dan Djihad Hisyam, 2010)

Salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya para guru dalam menggali potensi anak. Para pendidik seringkali memaksakan kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki siswanya. Disamping itu, model pembelajaran yang digunakan guru tergolong monoton, yakni selalu menggunakan metode ceramah. sehingga guru terkesan mendominasi proses belajar mengajar di dalam kelas yang memungkinkan siswa kurang termotivasi untuk belajar. Selain itu, metode ceramah juga sering membuat siswa kebingungan dalam mempelajari suatu materi yang memang objeknya abstrak atau jarang dijumpai oleh siswa, karena dengan metode ceramah guru cenderung tidak mampu menghadirkan objek tersebut kedalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Dalam pembelajaran dengan metode ceramah, siswa tidak dituntut untuk lebih kreatif dan berpikir kritis terhadap apa yang dipelajari, melainkan siswa hanya sebagai pendengar apa yang disampaikan guru tanpa memahaminya dengan baik.

Kimia merupakan ilmu yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Semua aspek kehidupan manusia berhubungan dengan kimia secara langsung.


(9)

2

Kimia menolong untuk mengatasi beberapa permasalahan dalam kehidupan manusia dalam bidang pertanian, peternakan, kesehatan, dan sebagainya. Selain itu, kimia juga mempelajari fenomena yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Seperti, fotosintesis pada tumbuhan dan metabolisme pada tubuh mahluk hidup. Melihat topik yang dibahas pada kimia sangat menarik, seharusnya kimia menjadi pelajaran yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa sehingga diperoleh hasil belajar yang tinggi.

SMA Siloam Medan merupakan salah satu lembaga pendidikan yang masih berpedoman pada sistem pembelajaran dengan dominasi menggunakan metode konvensional. Dengan metode tersebut, hasil belajar yang diperoleh belum maksimal dan interaksi dan kerjasama antar sesama siswa belum terjalin dengan kuat. Padahal pemilihan suatu metode pembelajaran merupakan suatu komponen yang sangat perlu sebelum proses belajar mengajar berlangsung.

Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) adalah dengan cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain. Sintaknya adalah kerja kelompok, dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap dikelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok lain, kerja kelompok, kembali ke kelompok asal, kerja kelompok, dan laporan kelompok. (Suyatno,2009)

Materi hidrokarbon merupakan suatu bahasan materi yang sarat dengan konsep pemahaman tentang pembentukan senyawa dan reaksi-reaksi. Materi ini sebenarnya tidak akan menjadi sebuah kendala atau kesulitan bagi siswa jika metode yang digunakan oleh guru sesuai dengan materi yang diberikan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rosyada (UNNES : 2007), diperoleh bahwa pembelajaran kooperatif tipe TSTS dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pokok materi Ikatan Kimia sebesar 9,59 dan 49,79% dari data awal pada siklus I, dan meningkat sebesar 14,4 dn 11,37% dari siklus I ke siklus II. Sedangkan rata-rata hasil belajar afektif meningkat sebesar 20,46% dari siklus I ke siklus II. Penelitian yang dilakukan oleh Chairani, (2011) tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif TSTS terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi pokok struktur atom dimana peningkatan hasil belajar pada kelas


(10)

3

eksperimen lebih tinggi dengan gain 68% dari kelas kontrol dengan gain 53,2 %. Demikian juga hasil peneliti Hidayati, Herlina (2010) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran tergolong baik dengan total skor rata-rata 2,87. Ketuntasan individu belajar klasikal sudah diatas SKBM yaitu sebesar 85,71%. Sedangkan untuk ketuntasan pembelajaran dikategorikan baik sekali dengan persentase 80,89%.

Dari uraian di atas perlu dilakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon di kelas X SMA Swasta Siloam Medan T.A. 2012/2013

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah, sebagai berikut:

1. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia

2. Masih banyak guru yang belum menggunakan model pembelajaran yang variatif dan menarik.

1.3. Batasan Masalah

Agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas, perlu dilakukan pembatasan masalah. Dalam penelitian ini, masalah dibatasi pada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS terhadap hasil belajar kimia siswa kelas X SMA Swasta Siloam Medan pada pokok bahasan Hidrokarbon T.A 2012/2013.


(11)

4

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS terhadap hasil belajar kimia siswa kelas X di SMA Swasta Siloam Medan?

2. Apakah peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS lebih tinggi daripada penerapan metode pembelajaran konvensional terhadap pokok bahasan hidrokarbon di kelas X SMA Swasta Siloam Medan pada tahun ajaran 2012/2013? 1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui ada atau tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS terhadap hasil belajar kimia siswa kelas X di SMA Swasta Siloam Medan pada pokok bahasan Hidrokarbon?

2. Mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS terhadap hasil belajar kimia siswa kelas X di SMA Swasta Siloam Medan pada pokok bahasan Hidrokarbon?

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memberi informasi dan bahan pertimbangan kepada guru mata pelajaran kimia tentang alternatif model pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa di SMA.

2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain untuk dapat mengembangkan penelitian dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS pada pokok bahasan lain.

1.7. Definisi Operasional

1. Model pembelajaran Two Stay Two Stray merupakan metode pembelajaran dengan membagi siswa dalam kelompok kecil dengan sub pokok bahasan hidrokarbon yang berbeda. Setiap kelompok memberikan


(12)

5

hasil dan informasi pada kelompok lain sesuai sub pokok bahasan hidrokarbon yang diberikan guru dengan cara sebagian anggota kelompok bertamu ke kelompok lain dan sebagian lagi menerima tamu kelompok lain. Kelompok satu bertamu ke kelompok dua untuk menyampaikan informasi mengenai materi yang dibahas, begitu selanjutnya sampai kembali lagi ke kelompok awal, sehingga diperoleh informasi berbeda yang mencakup keseluruhan materi hidrokarbon.

2. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku dalam diri individu sebagai aktivitas dalam belajar.

3. Hidrokarbon adalah golongan senyawa karbon paling sederhana. Hidrokarbon terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H).


(13)

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe TSTS terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan Hidrokarbon di kelas X SMA Swasta Siloam Medan.

2. Besarnya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS pada materi Hidrokarbon sebesar 57,5% lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvesional sebesar 50,4%.

5.2. Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi para guru kimia, penerapan model kooperatif tipe TSTS untuk materi Hidrokarbon dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

2. Bagi peneliti berikutnya, dapat melakukan penelitian dengan menggunakan model kooperatif tipe TSTS untuk pokok bahasan yang berbeda dan dengan sampel yang berbeda agar dapat dilakukan perbandingan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan kualitas pendidikan khususnya pada pelajaran kimia.


(14)

56

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Arsyad, Azhar., (2009), Media Pembelajaran, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Daryanto, (2010), Belajar dan Mengajar, Penerbit Yrama Widya, Bandung

Dimyati, dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Djamarah, B.S., dan Zein, A., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Isjoni, (2010), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta

Keenan,ddk., (1984 ), Kimia Untuk Universitas,Penerbit Erlangga,Jakarta

Purba,M., (2006), Kimia SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta

Sabri, A., (2007), Strategi Belajar dan Micro Teaching, Quantum Teaching,

Penerbit PT. Ciputat Press, Ciputat.

Sardiman, (2006), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar , Rajagafindo Persada, Jakarta

Silitonga, P.M.,(2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, Penerbit FMIPA UNIMED, Medan

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor–Faktor yang Mempengaruhi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Slavin, Robert E., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktek


(15)

57

Solihatin, E. dan Raharjo, (2005), Cooperative Learning, Penerbit Bumi Aksara, Bandung

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung

Sukardjo, (2009), Kimia SMA/MA Kelas X, PT. Bumi Aksara, Jakarta

Suyanto,dkk, (2007), Kimia SMA/MA kelas X, Grasindo, Jakarta

Tambunan,Mananti M.,Simanjuntak,Amser.,(2010), Strategi Belajar Mengajar,

Penerbit FMIPA UNIMED, Medan.

(http://jamaluddink1.blogspot.com/2011/07/model-pembelajaran - kooperatif-team.html) (diakses tanggal 10 Januari 2012)

http://van88.wordpress.com/makalah-permasalahan-pendidikan-di-indonesia/ (di akses tanggal 15 Februari 2012)

http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/14/model-pembelajaran-two-stay-two- stray-spencer-kagan1992/(diakses tanggal 12 april 2013)

http://yusiriza.wordpress.com/2011/07/20/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-two-stay-two-stray-tsts/(diakses tanggal 12 april 2013)


(1)

3

eksperimen lebih tinggi dengan gain 68% dari kelas kontrol dengan gain 53,2 %. Demikian juga hasil peneliti Hidayati, Herlina (2010) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran tergolong baik dengan total skor rata-rata 2,87. Ketuntasan individu belajar klasikal sudah diatas SKBM yaitu sebesar 85,71%. Sedangkan untuk ketuntasan pembelajaran dikategorikan baik sekali dengan persentase 80,89%.

Dari uraian di atas perlu dilakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon

di kelas X SMA Swasta Siloam Medan T.A. 2012/2013

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah, sebagai berikut:

1. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia

2. Masih banyak guru yang belum menggunakan model pembelajaran yang variatif dan menarik.

1.3. Batasan Masalah

Agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas, perlu dilakukan pembatasan masalah. Dalam penelitian ini, masalah dibatasi pada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS terhadap hasil belajar kimia siswa kelas X SMA Swasta Siloam Medan pada pokok bahasan Hidrokarbon T.A 2012/2013.


(2)

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS terhadap hasil belajar kimia siswa kelas X di SMA Swasta Siloam Medan?

2. Apakah peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS lebih tinggi daripada penerapan metode pembelajaran konvensional terhadap pokok bahasan hidrokarbon di kelas X SMA Swasta Siloam Medan pada tahun ajaran 2012/2013? 1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui ada atau tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS terhadap hasil belajar kimia siswa kelas X di SMA Swasta Siloam Medan pada pokok bahasan Hidrokarbon?

2. Mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS terhadap hasil belajar kimia siswa kelas X di SMA Swasta Siloam Medan pada pokok bahasan Hidrokarbon?

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memberi informasi dan bahan pertimbangan kepada guru mata pelajaran kimia tentang alternatif model pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa di SMA.

2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain untuk dapat mengembangkan penelitian dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS pada pokok bahasan lain.

1.7. Definisi Operasional

1. Model pembelajaran Two Stay Two Stray merupakan metode pembelajaran dengan membagi siswa dalam kelompok kecil dengan sub pokok bahasan hidrokarbon yang berbeda. Setiap kelompok memberikan


(3)

5

hasil dan informasi pada kelompok lain sesuai sub pokok bahasan hidrokarbon yang diberikan guru dengan cara sebagian anggota kelompok bertamu ke kelompok lain dan sebagian lagi menerima tamu kelompok lain. Kelompok satu bertamu ke kelompok dua untuk menyampaikan informasi mengenai materi yang dibahas, begitu selanjutnya sampai kembali lagi ke kelompok awal, sehingga diperoleh informasi berbeda yang mencakup keseluruhan materi hidrokarbon.

2. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku dalam diri individu sebagai aktivitas dalam belajar.

3. Hidrokarbon adalah golongan senyawa karbon paling sederhana. Hidrokarbon terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H).


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe TSTS terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan Hidrokarbon di kelas X SMA Swasta Siloam Medan.

2. Besarnya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS pada materi Hidrokarbon sebesar 57,5% lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvesional sebesar 50,4%.

5.2. Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi para guru kimia, penerapan model kooperatif tipe TSTS untuk materi Hidrokarbon dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

2. Bagi peneliti berikutnya, dapat melakukan penelitian dengan menggunakan model kooperatif tipe TSTS untuk pokok bahasan yang berbeda dan dengan sampel yang berbeda agar dapat dilakukan perbandingan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan kualitas pendidikan khususnya pada pelajaran kimia.


(5)

56

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Arsyad, Azhar., (2009), Media Pembelajaran, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Daryanto, (2010), Belajar dan Mengajar, Penerbit Yrama Widya, Bandung

Dimyati, dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Djamarah, B.S., dan Zein, A., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Isjoni, (2010), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi

Antar Peserta Didik, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta

Keenan,ddk., (1984 ), Kimia Untuk Universitas,Penerbit Erlangga,Jakarta

Purba,M., (2006), Kimia SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta

Sabri, A., (2007), Strategi Belajar dan Micro Teaching, Quantum Teaching, Penerbit PT. Ciputat Press, Ciputat.

Sardiman, (2006), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar , Rajagafindo Persada, Jakarta

Silitonga, P.M.,(2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, Penerbit FMIPA UNIMED, Medan

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor–Faktor yang Mempengaruhi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Slavin, Robert E., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktek


(6)

Solihatin, E. dan Raharjo, (2005), Cooperative Learning, Penerbit Bumi Aksara, Bandung

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung

Sukardjo, (2009), Kimia SMA/MA Kelas X, PT. Bumi Aksara, Jakarta

Suyanto,dkk, (2007), Kimia SMA/MA kelas X, Grasindo, Jakarta

Tambunan,Mananti M.,Simanjuntak,Amser.,(2010), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit FMIPA UNIMED, Medan.

(http://jamaluddink1.blogspot.com/2011/07/model-pembelajaran - kooperatif-team.html) (diakses tanggal 10 Januari 2012)

http://van88.wordpress.com/makalah-permasalahan-pendidikan-di-indonesia/ (di akses tanggal 15 Februari 2012)

http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/14/model-pembelajaran-two-stay-two- stray-spencer-kagan1992/(diakses tanggal 12 april 2013)

http://yusiriza.wordpress.com/2011/07/20/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-two-stay-two-stray-tsts/(diakses tanggal 12 april 2013)


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIIIC SMP NEGERI 2 DAWARBLANDONG MOJOKERTO TAHUN AJARAN 2013-2014

0 5 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-2 DI SMA MUHAMMADIYAH 1 MALANG

0 4 22

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Seputih Raman Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 5 52

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH

1 23 105

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 20152016

0 0 10

View of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY – TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X IPA 8 SMA NEGERI 2 CIREBON TAHUN PELAJARAN 2016-2017

0 0 10

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP PLUS MIFTAHUL ULUM SUMENEP

0 0 9

MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 12

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY ( TSTS ) TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 0 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA FITRA YULIA ROZI Guru IPS SMP Negeri 6 Pekanbaru fitriagmail.com ABSTRAK - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS

0 0 12