EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Seputih Raman Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

(1)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) DITINJAU DARI AKTIVITAS

BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Seputih Raman

Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh Yunita Mustiani

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menye-nangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk ikut berpartisipasi secara aktif. Untuk mencapai pembelajaran tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. Model ini diharapkan dapat membuat siswa aktif baik dalam berdiskusi, bertanya jawab, berbagi informasi dengan saling berkunjung antarkelompok sehingga siswa dapat lebih memahami konsep pelajaran.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain one shot case study. Populasi penelitian ini seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Seputih Raman Lampung Tengah yang terdistribusi dalam 6 kelas. Sampel penelitian diambil dua kelas secara random terhadap kelas dan diperoleh kelas VIII C dan VIII D. Data penelitian berupa data aktivitas belajar dan data pemahaman konsep


(2)

matematis siswa yang diperoleh melalui observasi dan tes dengan menggunakan lembar observasi aktivitas dan perangkat tes.

Hasil analisis data diperoleh persentase siswa aktif untuk kelas VIII C dan VIII D adalah 80% dan persentase siswa tuntas belajar untuk kelas VIII C dan kelas VIII D berturut-turut adalah 80% dan 76,6%. Hasil uji proporsi diketahui bahwa persentase siswa aktif dan siswa tuntas belajar berturut-turut adalah lebih dari atau sama dengan 65% dan 60%. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe TSTS efektif diterapkan pada pembelajaran matematika ditinjau dari aktivitas belajar dan pemahaman konsep matematis siswa.

Kata kunci: Efektivitas, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS, Aktivitas Belajar, dan Pemahaman Konsep Matematis.


(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan potensi yang dimilikinya, meng-ubah tingkah laku ke arah yang lebih baik. Pendidikan juga dapat mencetak manusia menjadi sumber daya manusia yang handal dan terampil di bidangnya. Menurut Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Banyak hal yang mempengaruhi kualitas pendidikan, salah satunya adalah kualitas proses pembelajaran. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2007:6) mengemukakan bahwa untuk menjawab tuntutan agar pendidikan menghasilkan lulusan yang bermutu diperlukan proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk ikut berpartisipasi secara aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan keman-dirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikilogis siswa. Oleh sebab itu, proses pembelajaran untuk semua mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus dilaksanakan dengan baik. Proses


(4)

pembelajaran yang baik, yaitu proses pembelajaran yang fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar (BSNP, 2007:6).

Upaya yang dapat dilakukan guru untuk mencapai pembelajaran yang optimal, yaitu dengan memilih dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dan efektif, sehingga dapat menarik minat belajar siswa. Karakteristik pembelajaran yang efektif adalah memudahkan siswa belajar sesuatu yang bermanfaat, seperti fakta, ketrampilan, nilai, konsep atau suatu hasil belajar yang diinginkan (Dunne dan Wragg 1996: 12).

Lie (2008:61) mengungkapkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TSTS adalah model pembelajaran yang dapat memberi kesempatan kepada siswa dalam kelompok untuk saling berbagi hasil dan informasi kepada kelompok lain atas hasil diskusinya dengan saling mengunjungi atau bertamu antar kelompok. Pada saat anggota kelompok bertamu ke kelompok lain maka akan terjadi proses pertu-karan informasi yang bersifat saling melengkapi. Dengan demikian, siswa dapat meningkatkan aktivitas belajar dan juga dapat meningkatkan solidaritas sosial siswa, sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa.

Menurut Usman (dalam Yusfy : 2012) dalam model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dapat ditemukan pola interaksi yang menggambarkan pola keaktifan siswa dalam interaksi siswa dengan guru dan siswa dengan siswa yang lainnya. Selanjutnya, menurut Hamner (dalam Yusfy : 2012) dalam model ini juga dapat ditemukan pola komunikasi yang terjadi antara siswa dalam kelompoknya.

Melalui model pembelajaran kooperatif tipe TSTS, siswa dikondisikan aktif mempelajari bahan diskusi atau hal yang akan dilaporkan, karena setiap siswa


(5)

memiliki peran dan tanggung jawab untuk mempelajari bahan diskusi bersama kelompok serta menjelaskan bahan diskusi tersebut ketika menjadi tamu maupun tuan rumah. Selain itu, setiap siswa dapat saling bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah, serta melatih siswa untuk bersosi-alisasi dengan baik. Dengan demikian, pengetahuan dan wawasan siswa ber-kembang dan siswa lebih menguasai topik diskusi.

Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dapat mengembangkan kemampuan dalam pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis, karena tahapan pem-belajaran yang ada mengarahkan siswa untuk melakukan segala aktivitas dengan siswa lain yang melibatkan proses menggali/menemukan konsep dengan cara ber-diskusi memecahkan masalah, berpikir, toleransi antar siswa, bertukar pikiran dan saling memberikan informasi dengan siswa lain. Dengan demikian model pembel-ajaran ini dapat diterapkan pada pembelpembel-ajaran matematika yang berkenaan dengan konsep-konsep abstrak mulai dari konsep paling sederhana hingga konsep yang paling kompleks.

Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS juga tepat diterapkan pada siswa yang memiliki rasa ingin tahu yang besar, siswa yang kurang berpartisipasi dalam kerja kelompok, dan siswa yang kurang dapat mengeksplor kemampuan dalam dirinya, seperti kemampuan dalam mengungkapkan pendapat/memberi tanggapan, ke-beranian untuk bertanya/menjawab pertanyaan guru, kemampuan siswa dalam menggali, menemukan informasi dan memecahkan masalah, serta siswa yang kurang bertanggung jawab terhadap tugas. Dengan menerapkan model pembel-ajaran kooperatif tipe TSTS ini, setiap siswa dapat mencari dan berbagi informasi dengan bertanya jawab, mengungkapkan pendapat/bertukar pikiran baik dengan


(6)

teman dalam satu kelompok maupun kelompok lain, sehingga dapat menambah pengetahuan siswa. Selain itu, siswa juga mendapat tugas masing-masing, sehing-ga dalam satu kelompok tidak ada siswa yang tidak bekerja, karena pembagian kerja pada model pembelajaran ini jelas untuk setiap siswa.

Prinsip dasar dalam kegiatan pembelajaran adalah terpusat pada siswa (student center). Namun kenyataannya, kegiatan pembelajaran masih memfokuskan pada upaya pemindahan pengetahuan kepada siswa tanpa memperhatikan keaktifan siswa. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung hanya berpusat pada guru se-hingga tidak ada aktivitas yang merangsang siswa untuk turut aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran seperti itu masih banyak diterapkan di sekolah. Seperti halnya di SMP Negeri 1 Seputih Raman, guru masih menjelaskan materi pelajaran sementara siswa hanya sebagai subjek yang menerima materi tersebut, tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali dan menemukan konsep pelajaran yang akan dicapai. Selain itu, hanya beberapa siswa yang aktif untuk bertanya ataupun menjawab pertanyaan dari guru.

Dalam kegiatan pembelajaran, kadang-kadang guru juga menerapkan metode diskusi untuk mengerjakan soal-soal latihan, namun saat berdiskusi hanya beberapa siswa yang bekerja dan yang lain hanya menyalin jawaban. Hal ini ter-lihat jelas bahwa hanya beberapa siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran, dan masih rendahnya rasa tanggung jawab siswa. Jika hal tersebut terjadi secara terus menerus, maka pemahaman siswa terhadap materi pelajaran akan rendah. Untuk itu, guru memerlukan teknik penyajian materi yang mampu memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk aktif dalam menggali rasa ingin tahu,


(7)

men-cari dan berbagi pengetahuan tentang pelajaran, serta melatih siswa untuk ber-tanggung jawab terhadap tugas baik tugas individu maupun kelompok.

Di SMP Negeri 1 Seputih Raman, siswa dikatakan tuntas belajar matematika apabila mendapat nilai 70. Berdasarkan data nilai ujian tengah semester siswa

kelas VIII semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012, diperoleh presentase siswa yang mencapai kriteria ketuntasan belajar hanya sebanyak 42,28%. Selain itu, dari data nilai ulangan harian pada materi kubus dan balok pada Tahun Pelajaran 2010/2011 presentase siswa yang tuntas sebanyak 43,69%. Ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep khususnya pada materi kubus balok serta pembel-ajaran matematika pada umumnya belum tercapai secara optimal. Hal ini bisa saja dikarenakan model pembelajaran yang diterapkan guru di kelas sebelumnya kurang sesuai atau kurang efektif bagi siswa, sehingga mengakibatkan rendahnya aktivitas siswa dan rendahnya kemampuan siswa dalam memahami materi pel-ajaran.

Dengan mencermati uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian dengan me-nerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dalam pembelajaran matema-tika ditinjau dari aktivitas belajar dan pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Seputih Raman.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:


(8)

1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe TSTS efektif diterapkan pada pembelajaran matematika ditinjau dari aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Seputih Raman Tahun Pelajaran 2011/2012?

2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe TSTS efektif diterapkan pada pembelajaran matematika ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Seputih Raman Tahun Pelajaran 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS ditinjau dari aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Seputih Raman tahun pelajaran 2011/2012.

2. Untuk mengetahui efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Seputih Raman tahun pelajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah: 1. Manfaat Praktis


(9)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang suatu alternatif pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkat-kan pemahaman konsep siswa.

2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori dalam pengembangan ilmu pengetahuan mengenai penggunaan model pembelajaran yang efektif.

E. Ruang lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Efektivitas pembelajaran adalah tingkat kerberhasilan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Efektivitas pembel-ajaran dalam penelitian ini ditinjau dari dua aspek, yaitu:

a. Aspek proses pembelajaran dilihat dari aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung dibatasi pada aktivitas bertanya kepada guru, menjawab pertanyaan, mengerjakan LKK dengan berdiskusi kelompok, menjelaskan hasil diskusi kepada kelompok yang berkunjung/menanggapi hasil diskusi kelompok yang dikunjungi, mendiskusikan kembali hasil yang diperoleh dari kelompok lain, serta mempersentasikan hasil diskusi di depan kelas. b. Aspek hasil pembelajaran dilihat dari kemampuan pemahaman konsep

matematis yang dapat dilihat dari nilai tes evaluasi pemahaman konsep. Adapun indikator pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah menyatakan ulang suatu konsep, mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat tertentu, memberi contoh dan noncontoh dari konsep,


(10)

me-nyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika dalam bentuk simbol, mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep, memanfaatkan dan menggunakan operasi tertentu, serta mengaplikasikan konsep.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS adalah suatu model pembelajaran kelompok dimana dalam satu kelompok beranggotakan empat siswa, dua siswa tetap berada dalam kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi kepada kelompok yang berkunjung dan dua siswa yang lain bertamu ke kelompok lain untuk memperoleh pengetahuan dari hasil diskusi kelompok yang dikunjungi.


(11)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS

Menurut Eggen dan Kauchak (dalam Trianto, 2011:58) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkalaborasi untuk mencapai tujuan bersama . Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama yang berbeda latar belakangnya. Dalam pembelajaran kooperatif siswa bekerja secara kalabora-tif untuk mencapai sebuah tujuan bersama dalam mengembangkan ketrampilan berhubungan dengan sesama manusia yang bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah.

Arends (dalam Trianto, 2011:65) menyatakan bahwa ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah:

a. siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar,

b. kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi, sedang dan rendah,

c. bila memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda,

d. penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.

Menurut Roger dan Johnson (dalam Lie, 2008:31) lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan meliputi, saling ketergantungan


(12)

positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok.

Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pel-ajaran dan memotivasi siswa belajar.

b. Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demostrasi atau lewat bahan bacaan.

c. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efesien. d. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan

tugas.

e. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

f. Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu atau kelompok. Ibrahim dkk (dalam Trianto, 2011:66)

Lie (2008:7) menyatakan bahwa suasana belajar kooperatif menghasilkan prestasi yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif, dan penyesuaian psikologis yang lebih baik daripada suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan memisah-misahkan siswa.

Menurut Sanjaya (2006:249) manfaat pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

a. Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain. b. Melalui pembelajaran kooperatif siswa dapat mengembangkan kemampuan

ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

c. Pembelajaran kooperatif membantu siswa untuk tanggap pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. d. Pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk

lebih bertanggung jawab dalam belajar.

e. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, dan mengembangkan keterampilan menggunakan waktu.


(13)

f. Melalui pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, serta menerima umpan balik. g. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa

menggunak-an informasi dmenggunak-an kemampumenggunak-an belajar abstrak secara nyata.

h. Interaksi selama pembelajaran kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir, dan hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok yang didasarkan atas kerjasama untuk men-capai tujuan belajar yang optimal.

Menurut Lie (2008:60), pembelajaran dengan strategi kooperatif terbukti sangat efektif dalam meningkatkan hubungan antar siswa. Dalam pembelajaran koopera-tif terdapat banyak macam model pembelajaran, salah satu diantaranya adalah model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai dua tinggal dua tamu. Teknik ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992), teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.

Lie (2008: 61) menggungkapkan bahwa struktur model pembelajaran kooperatif tipe TSTS memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagi hasil dan infor-masi dengan kelompok lain. Hal ini menunjukkan bahwa lima unsur proses bel-ajar kooperatif yang terdiri atas: saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar kelompok dan evaluasi proses kelom-pok dapat terlaksana. Pada saat anggota kelomkelom-pok bertamu ke kelomkelom-pok lain maka akan terjadi proses pertukaran informasi yang bersifat saling melengkapi, dan pada saat kegiatan dilaksanakan maka akan terjadi proses tatap muka antar siswa dimana akan terjadi komunikasi baik dalam kelompok maupun antar kelom-pok sehingga siswa tetap mempunyai tanggung jawab perseorangan.


(14)

Menurut Lie (2008: 62), tahap-tahap dalam model pembelajaran kooperatif tipe TSTS adalah:

1. Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa.

2. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok lain.

3. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.

4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan hasil temuan mereka dari kelompok lain.

5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.

Selanjutnya menurut Santoso (2011) model pembelajaran kooperatif tipe TSTS terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut.

1. Persiapan

Pada tahap persiapan ini, hal yang dilakukan guru adalah membuat silabus dan sistem penilaian, desain pembelajaran, menyiapkan tugas siswa dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing anggota 3 - 4 siswa dan setiap anggota kelompok harus heterogen berdasarkan prestasi akademik siswa dan suku.

2. Presentasi Guru

Pada tahap ini, guru menyampaikan indikator pembelajaran dan memberikan apersepsi sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat.

3. Kegiatan kelompok

Pada kegiatan ini, setiap siswa dalam satu kelompok berdiskusi untuk menger-jakan LKK yang berisi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan konsep materi dan klasifikasinya. Masing-masing kelompok menyelesaikan atau memecahkan masalah yang diberikan dengan cara mereka sendiri, kemu-dian dua siswa dari masing-masing kelompok bertamu ke kelompok lain dan dua anggota yang lain tetap tinggal dalam kelompok bertugas menyampaikan hasil diskusi mereka kepada kelompok yang berkunjung. Setelah memperoleh informasi, mereka kembali ke kelompok masing-masing dan menyampaikan informasi tersebut serta mencocokkan dan membahasnya bersama kelompok.

4. Formalisasi

Setelah berdiskusi dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan, salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok lain. Kemudian guru membahas dan mengarahkan siswa ke bentuk formal.

5. Evaluasi kelompok dan penghargaan

Pada tahap evaluasi, masing-masing siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal-soal latihan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diperoleh dengan menggunakan model


(15)

pem-belajaran kooperatif tipe TSTS. Kemudian, memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik.

Berikut disajikan gambar skema penerapan model pembelajaran TSTS

Gambar 2.1 model pembelajaran kooperatif tipe TSTS Gambar 1. skema penerapan model pembelajaran TSTS

Keterangan:

: siswa yang bertamu ke kelompok lain

: siswa yang tinggal / tuan rumah dalam kelompok

Menurut Daryono (2011) manfaat model pembelajaran kooperatif tipe TSTS antara lain:

1. Siswa dalam setiap kelompok mendapatkan informasi sekaligus dari dua kelompok yang berbeda.

2. Siswa belajar untuk mengungkapkan pendapat kepada siswa lain. 3. Siswa dapat meningkatkan prestasi dan daya ingatnya.

4. Siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

5. Siswa dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan siswa lainnya. 6. Siswa dapat meningkatkan hubungan persahabatan.

Adapun kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe TSTS antara lain: 1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep sendiri

dengan cara memecahkan masalah.

2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menciptakan kreatifitas dalam melakukan komunikasi dengan teman sekelompoknya.

Kel I A B

C D

C D

Kel II K L

I J

I J

Kel III

M N O P

O P Kel IV E F

G H G H


(16)

3. Membiasakan siswa untuk bersikap terbuka terhadap teman, menambah ke-kompokan serta rasa percaya diri siswa.

4. Meningkatkan motivasi, minat dan prestasi belajar siswa.

5. Membantu guru dalam pencapaian pembelajaran, karena langkah pembelajaran kooperatif mudah diterapkan di sekolah.

Berdasarkan uraian diatas, model pembelajaran kooperatif tipe TSTS adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagi hasil dan informasi dengan kelompok lain, dimana dalam satu kelompok terdiri dari empat anggota yang nantinya dua anggota bertugas sebagai pemberi informasi, dan dua anggota lagi bertamu ke kelompok lain untuk mencari informasi, sehingga model ini dapat diterapkan dalam upaya meningkatkan akti-vitas dan pemahaman konsep matematis siswa.

2. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Tanpa adanya aktivitas, pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik, sesuai dengan pendapat Sardiman (2004:99) yaitu :

belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin akan berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir,

mem-Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berbeda, hal ini dapat dilihat dari aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Menurut Dalyono (2005:196), indikator siswa yang aktif belajar dapat dilihat dari :

a. Keinginan, keberanian menampilkan minat, kebutuhan, dan permasalahan. b. Keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam

kegi-atan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar.

c. Penampilan berbagai usaha/kreatifitas belajar dalam menjalani dan menye-lesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai keberhasilan.


(17)

d. Kebebasan atau keleluasaan melakukan hal tersebut diatas tanpa tekanan guru/pihak lainnya (kemandirian siswa).

Aktivitas sangat dibutuhkan dalam suatu proses pembelajaran karena selain dapat menunjang keberhasilan pembelajaran tersebut, juga memiliki banyak manfaat bagi siswa itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik (2004:175) bahwa penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajaran, karena :

a. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. b. Berbuat sendiri mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral. c. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa.

d. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.

e. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis. f. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, serta hubungan antara orang

tua dan guru.

g. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga mengem-bangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan verbalistis.

h. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan siswa yang dilakukan selama proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran itu sendiri.

Dalam penelitian ini aktivitas siswa yang diamati meliputi, bertanya kepada guru, menjawab pertanyaan, mengerjakan LKK dengan berdiskusi kelompok, menjelas-kan hasil diskusi kepada kelompok yang berkunjung/menanggapi hasil diskusi kelompok yang dikunjungi, mendiskusikan kembali hasil yang diperoleh dari kelompok lain, serta mempersentasikan hasil diskusi di depan kelas.

3. Pemahaman Konsep

Pemahaman berasal dari kata paham yang dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti mengerti atau mengetahui. Sedangkan konsep berarti rancangan atau ide


(18)

yang abstrak. Menurut Soedjadi (2000: 13) dalam matematika, konsep merupa-kan ide abstrak yang digunamerupa-kan untuk menggolongmerupa-kan atau mengklasifikasimerupa-kan sekumpulan objek yang biasanya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata. Jadi, pemahaman konsep adalah cara untuk memahami atau mengerti suatu rancangan atau ide abstrak.

Pemahaman merupakan aspek yang sangat penting dalam pembelajaran matema-tika, karena dengan memahami konsep, siswa dapat mengembangkan kemam-puannya dalam pembelajaran matematika dan siswa dapat menerapkan konsep yang telah dipelajari untuk menyelesaikan permasalahan sederhana sampai dengan yang kompleks. Pemahaman konsep merupakan salah satu aspek dalam ranah kognitif dari tujuan pembelajaran. Sesuai dengan yang dikemukakan Bloom (dalam Uno, 2008:35), ranah kognitif ini meliputi pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian (evaluation).

Pembelajaran matematika berkaitan dengan konsep-konsep abstrak, dimana konsep-konsep matematika tersusun secara hierarkis, terstruktur, logis, dan siste-matis, mulai dari konsep paling sederhana hingga konsep yang paling kompleks. Menurut Syarifudin (2009) penjabaran pembelajaran yang ditekankan pada konsep-konsep matematika adalah sebagai berikut:

1. Penanaman konsep dasar (penanaman konsep), yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika.

2. Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika.

3. Pembinaan ketrampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep yang bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika.


(19)

Skemp (dalam Muaddab, 2010) membedakan pemahaman menjadi dua. Pema-haman yang pertama, yaitu pemaPema-haman instruksional (instructional understan-ding) dimana siswa hanya sekedar tahu mengenai suatu konsep namun belum memahami mengapa hal itu bisa terjadi. Siswa pada tahapan ini belum bisa menerapkan hal tersebut pada keadaan baru yang berkaitan. Pemahaman yang kedua, yaitu pemahaman reliasional (relational understanding) dimana siswa telah memahami mengapa hal tersebut bisa terjadi. Siswa pada tahapan ini sudah dapat menggunakan konsep dalam memecahkan masalah-masalah sesuai dengan kondisi yang ada.

Kemampuan pemahaman matematis adalah salah satu tujuan penting dalam pem-belajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Pemahaman matematis juga merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh guru, sebab guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang diharapkan.

Berdasarkan uraian di atas, pemahaman konsep matematis adalah kemampuan siswa dalam menerjemahkan, menafsirkan, dan menyimpulkan suatu konsep matematika berdasarkan pembentukan pengetahuannya sendiri bukan sekedar menghafal.

Dalam penelitian ini, hasil belajar siswa diperoleh berdasarkan hasil tes evaluasi pemahaman konsep. Menurut Peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor 506/C/Kep/-PP/2004 tanggal 11 November 2001 (dalam Wardhani, 2008:10-11) tentang indikator siswa memahami konsep matematika adalah:


(20)

a. Menyatakan ulang suatu konsep.

b. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu. c. Memberi contoh dan non-contoh dari konsep.

d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika. e. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep.

f. Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu. g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

4. Efektivitas Pembelajaran

Dalam kamus besar bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang artinya mempunyai pengaruh atau akibat atau efektif juga dapat diartikan dengan memberikan hasil yang memuaskan. Efektivitas menunjukkan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai.

Menurut Starawaji (2009) efektivitas adalah pengaruh yang ditimbulkan atau disebabkan oleh adanya suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai dalam setiap tindakan yang dilakukan.

-ajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas

dan melakukan aktivitas sendiri, diharapkan dapat membantu siswa dalam pem-belajaran agar siswa mudah memahami konsep yang diberikan.

Menurut Sadiman (dalam Trianto, 2011:20) keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar . Hal ini berarti, pembelajaran yang efektif sangat diperlukan siswa untuk mencapai tujuan belajar yang optimal. Soemosasmito (dalam Trianto, 2011:20) menyatakan bahwa suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama ke-efektifan pengajaran, yaitu alokasi waktu belajar siswa sesuai dengan alokasi


(21)

waktu dalam KBM, meningkatnya intensitas rata-rata siswa dalam melaksanakan tugas, ketepatan antara kandungan materi ajar dengan kemampuan siswa (orientasi keberhasilan belajar) diutamakan, mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, serta mengembangkan struktur kelas yang mendukung.

Pembelajaran dikatakan efektif apabila dalam kegiatan pembelajaran siswa secara aktif dilibatkan dalam mencari informasi atau pengetahuan. Siswa tidak hanya pasif menerima pengetahuan yang diberikan guru. Dengan terlibatnya siswa dalam pencarian informasi maka hasil belajar yang diperoleh tidak hanya pemaha-man siswa terhadap materi saja, tetapi juga dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa, juga dapat meningkatkan intensitas bertanya, serta interaksi yang baik terhadap faktor pendukung ditemukannya informasi. Pembelajaran dapat dikatakan efektif, apabila dapat memfasilitasi siswa untuk memperoleh penge-tahuan dan keterampilan belajar melalui penyajian informasi dan aktivitas yang dirancang untuk membantu memudahkan siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar yang diharapkan.

Berdasarkan uraian di atas, efektivitas pembelajaran adalah tingkat keberhasilan dalam pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

B. Kerangka Pikir

Penelitian tentang efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS ditinjau dari aktivitas belajar dan pemahaman konsep matematis siswa terdiri dari dua variabel, yaitu aktivitas belajar dan pemahaman konsep matematis siswa.

Prinsip dasar proses pembelajaran adalah terpusat pada siswa, mengembangkan kreativitas siswa, menciptakan kondisi menyenangkan, dan menyediakan


(22)

peng-alaman belajar yang beragam bagi siswa sehingga memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep pelajaran yang akan dicapai, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, serta memberikan bimbingan agar siswa dapat belajar dengan mudah, aktif, dan me-nyenangkan sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Salah satunya dengan memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat dan efektif. Salah satu model yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe TSTS.

Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS adalah suatu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa dalam kelompok untuk membagi hasil kerja kelompok kepada kelompok lain, dimana dalam satu kelompok terdiri dari empat anggota yang nantinya dua anggota bertugas mencari informasi dari hasil diskusi kelompok yang dikunjungi dan dua anggota lainya bertugas membagi informasi kepada kelompok yang berkunjung. Pada saat anggota kelompok bertamu ke kelompok lain maka akan terjadi proses pertukaran informasi yang bersifat saling melengkapi. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS ini mengarahkan siswa untuk terlibat aktif, baik dalam menggali dan berbagi pengetahuan, tanya jawab, bertukar pikiran, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak informasi yang dijelaskan oleh teman, serta menyampaikan pen-dapat dan memberi tanggapan.

Selama proses pembelajaran tidak semua siswa aktif, salah satu penyebabnya yaitu tidak semua siswa mendapat kesempatan. Padahal keterlibatan siswa sangat dibutuhkan dalam suatu proses pembelajaran karena selain dapat menunjang keberhasilan pembelajaran tersebut, juga memiliki banyak manfaat bagi siswa itu


(23)

sendiri, diantaranya membantu memudahkan siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS ini seluruh siswa di kelas diarahkan untuk terlibat aktif dalam diskusi baik dengan teman satu kelompok maupun dengan kelompok lain. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe TSTS efektif diterapkan dalam proses pem-belajaran matematika ditinjau dari aktivitas siswa.

Dalam pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe TSTS, siswa diberi kesempatan untuk menggali dan menemukan sendiri konsep-konsep matematika melalui masalah-masalah yang disajikan melalui lembar kerja kelompok (LKK) yang harus mereka kerjakan dengan cara bekerja sama dalam kelompok. Hal ini dapat memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajaran, memudahkan siswa memper-oleh pengetahuan, keterampilan belajar melalui penyajian informasi, dan mening-katkan keterampilan berpikir siswa, sehingga akan berdampak pada meningkatnya pemahaman konsep matematis siswa. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe TSTS efektif diterapkan pada pembelajaran matematika ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa.

C. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS efektif diterapkan pada pembel-ajaran matematika ditinjau dari aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Seputih Raman Tahun Pelajaran 2011/2012.


(24)

2. Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS efektif diterapkan pada pembel-ajaran matematika ditinjau dari pemahaman konsep siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Seputih Raman Tahun Pelajaran 2011/2012.


(25)

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri I Seputih Raman yang terdistribusi dalam enam kelas dengan jumlah siswa sebanyak 187 siswa, yang disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 1. Distribusi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Seputih Raman

No. Kelas Jumlah Siswa Presentase siswa tuntas belajar

1 VIII A 32 43,75%

2 VIII B 31 45,16%

3 VIII C 30 43,33%

4 VIII D 30 43,33%

5 VIII E 32 40,625%

6 VIII F 32 37,5%

Jumlah populasi 187 Rata-rata= 42,28%

Sumber : SMP Negeri 1 Seputih Raman

Berdasarkan nilai ujian tengah semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012, terlihat bahwa setiap kelas memiliki kemampuan yang hampir sama (homogen), sehingga pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan random terhadap kelas yakni memilih kelas sampel secara acak dari semua kelas populasi (Sukardi, 2003) dan diperoleh dua kelas sebagai kelas eksperimen yaitu kelas VIII C dan kelas VIII D.


(26)

Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen menggunakan desain one shot case study yaitu menggunakan satu kelas penelitian dengan satu kali perlakuan Arikunto (1998: 83), karena dalam menentukan keefektifan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS ditinjau dari aktivitas dan pemahaman konsep matematis siswa digunakan syarat/standar yang ditentukan, dan tingkat kemam-puan matematika siswa juga merata dalam setiap kelas sehingga tidak diperlukan kelas kontrol maupun perlakuan awal berupa tes kemampuan awal (pretest).

Tes kemampuan awal (pretest) tidak dilakukan dalam penelitian ini karena, pertama dilihat dari input siswa yang diterima di SMP N 1 Seputih Raman hanya berdasarkan seleksi ujian masuk bukan berdasarkan nilai hasil UN. Berdasarkan hasil dari Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Tengah rentang nilai siswa yang diterima yaitu 4,8 7,2 dari 456 pendaftar dengan 216 siswa yang diterima dengan rata-rata 5,6. Ini menunjukkan bahwa input siswa yang masuk di SMP N 1 seputih Raman tergolong masih rendah, serta pemahaman konsep siswa untuk materi-materi di SD juga tergolong masih rendah.

Kedua, dilihat dari kemampuan siswa yang hampir sama serta kegiatan pembel-ajaran yang diterapkan juga sama antara tahun sebelumnya dengan Tahun Pel-ajaran 2011/2012 dan berdasarkan data siswa yang tuntas belajar pada materi kubus dan balok tahun sebelumnya dengan tingkat kemampuan siswa dan pembel-ajaran yang diterapkan sama adalah 43,69%. Ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa khususnya pada materi kubus dan balok masih rendah.


(27)

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan peneliti-an. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

a. Melakukan Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan berguna untuk melihat kondisi sekolah, seperti berapa kelas yang ada, jumlah siswanya, dan cara mengajar guru matematika selama pembelajaran, serta meminta data nilai mid semester siswa.

b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS.

c. Menyiapkan instrumen penelitian berupa LKS dan soal tes pemahaman konsep sekaligus aturan penskorannya, serta lembar observasi aktivitas belajar.

d. Melakukan validasi instrumen dan perbaikan instrumen. e. Melakukan uji coba soal tes dan menghitung reliabilitasnya. f. Melaksanakan penelitian/perlakuan.

g. Mengadakanposttestpada kelas eksperimen. h. Menganalisis hasil penelitian.

i. Menyusun hasil penelitian.

D. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah:

1. Data aktivitas belajar matematika yang diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajar-an kooperatif tipe TSTS.

2. Data pemahaman konsep matematis siswa yang diperoleh dari setelah dilaku-kannya tes pemahaman konsep terhadap kelas eksperimen, yaitu kelas yang


(28)

di-berikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi

Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data aktivitas belajar siswa. Observasi dilakukan oleh observer untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar.

2. Tes

Tes dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data skor kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan model pembela-jaran kooperatif tipe TSTS. Tes diberikan kepada siswa kelas VIII yang menjadi sampel penelitian pada akhir pembelajaran.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Instrumen observasi berupa lembar observasi yang harus diisi oleh observer untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pedoman penskoran lembar observasi aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut:

Siswa mendapat skor 1 jika melakukan aktivitas yang relevan dengan kegi-atan pembelajaran.


(29)

2. Instrumen tes berupa soal pemahaman konsep berbentuk uraian yang diguna-kan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi yang diberi-kan. Instrumen tes dalam suatu penelitian harus memenuhi dua syarat penting yaitu valid dan reliabel, sehingga dalam pembuatan instrumen tes harus dilaku-kan uji validitas dan uji reliabilitas agar instrumen tes tersebut dapat dikatadilaku-kan baik (Sukardi, 2003).

a. Validitas Isi

Validitas isi yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi suatu soal pemahaman konsep. Untuk mengetahui validitas isi suatu soal pemaha-man konsep dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi yang terkan-dung dalam soal pemahaman konsep dengan tujuan intruksional khusus yang telah ditentukan untuk pelajaran matematika, apakah hal-hal yang ter-cantum dalam tujuan intruksional khusus sudah terwakili secara nyata dalam soal pemahaman konsep tersebut atau belum.

Langkah-langkah untuk mendapatkan validitas isi adalah sebagai berikut: 1. Membuat kisi-kisi

2. Membuat soal berdasarkan kisi-kisi

3. Meminta pertimbangan kepada guru mitra yang dipandang sebagai ahli untuk mendapatkan kesesuaian antara kisi-kisi dengan soal

Berdasarkan penilaian dari guru mitra soal pemahaman konsep telah sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang diukur, sehingga soal tersebut dikategorikan valid (Lampiran 4). Setelah itu, soal diuji coba dan langkah selanjutnya menganalisis hasil uji coba untuk diteliti kualitasnya.


(30)

Reliabilitas diukur berdasarkan koefisien reliabilitas dan digunakan untuk mengetahui tingkat keterandalan suatu soal. Suatu soal dikatakan reliabel jika hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan soal tersebut berulang kali terhadap subjek yang sama senantiasa menunjukkan hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg (stabil). Untuk menghitung koefisien relia-bilitas dengan mengunakan rumus alpha Arikunto (2006:195), yaitu:

r

=

k

k-1

1

Keterangan :

11

r = Koeffisien reliabilitas k = Banyaknya butir soal

= Jumlah varians butir = Varians total

Tabel 2. Interpretasi nilai koefisien reliabilitas

Nilai Interpretasi

Antara 0,00 s.d 0,20 Reliabilitas sangat rendah Antara 0,20 s.d 0,40 Reliabilitas rendah Antara 0,40 s.d 0,60 Reliabilitas sedang Antara 0,60 s.d 0,80 Reliabilitas tinggi Antara 0,80 s.d 1,00 Reliabilitas sangat tinggi Arikunto (2006: 195)

Dari hasil uji reliabilitas diperoleh bahwa soal memiliki reliabilitas 0,72 (Lampiran 7). Berdasarkan kriteria uji, soal tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi sehingga dapat digunakan untuk mengumpulkan data.

Soal untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep matematis disusun dalam bentuk uraian. Skor jawaban disusun berdasarkan indikator kemampuan pemahaman konsep yang disajikan pada tabel berikut.


(31)

No Indikator Ketentuan Skor

1. Menyatakan ulang sebuah konsep

a. Tidak menjawab 0

b. Menyatakan ulang sebuah konsep tetapi salah 1 c. Menyatakan ulang sebuah konsep dengan benar 2

2.

Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu sesuai dengan konsepnya

a. Tidak menjawab 0

b. Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu tetapi

tidak sesuai dengan konsepnya 1

c. Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu sesuai

dengan konsepnya 2

3. Memberi contoh dan non contoh dari konsep

a. Tidak menjawab 0

b. Memberi contoh dan non contoh tetapi salah 1 c. Memberi contoh dan non contoh dengan benar

2 4. Menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis dalam bentuk simbol

a. Tidak menjawab 0

b. Menyajikan konsep dalam bentuk representasi

matematis dalam bentuk simbol tetapi salah 1 c. Menyajikan konsep dalam bentuk representasi

matematis dalam bentuk simbol dengan benar 2

5.

Mengembangkan syarat perlu atau cukup dari suatu konsep

a. Tidak menjawab 0

b. Mengembangkan syarat perlu atau cukup dari suatu

konsep tetapi salah 1

c. Mengembangkan syarat perlu atau cukup dari suatu

konsep dengan benar 2

6. Menggunakan dan memanfaatkan operasi tertentu

a. Tidak menjawab 0

b. Menggunakan dan memanfaatkan prosedur

tertentu tetapi salah 1

c. Menggunakan dan memanfaatkan prosedur

tertentu dengan benar 2

7. Mengaplikasikan konsep

a. Tidak menjawab 0

b. Mengaplikasi konsep ke pemecahan masalah tetapi

tidak tepat 1

c. Mengaplikasi konsep ke pemecahan masalah

dengan tepat 2

Sumber: Sasmita, 2011 : 30

G. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dalam penelitian ini ditinjau dari dua aspek, yaitu aktivitas belajar dan pemahaman konsep mate-matis siswa. Setelah data aktivitas siswa dan data kemampuan pemahaman konsep matematis siswa diperoleh, selanjutnya data tersebut dianalisis.

a. Persentase Siswa Aktif dan Siswa Tuntas Belajar

Persentase siswa aktif atau siswa tuntas belajar dihitung menggunakan rumus berikut:


(32)

k 1 i h 2 h i 2 hitung f f f x

A = × 100 % Keterangan :

= persentase siswa = jumlah skor siswai n = skor maksimal

Siswa dikatakan aktif apabila persentase skor aktivitas yang diperoleh tidak kurang dari 65%. Berdasarkan hasil analisis data aktivitas diperoleh persentase siswa yang aktif untuk kelas eksperimen VIII C dan VIII D sebanyak 80%.

Siswa dikatakan tuntas apabila persentase skor pemahaman konsep yang diperoleh tidak kurang dari 70%. Berdasarkan hasil analisis data pemahaman konsep diperoleh persentase siswa yang tuntas untuk kelas eksperimen VIII C sebanyak 80% sedangkan kelas eksperimen VIII D sebanyak 76,6%.

b. Uji Normalitas Data Aktivitas dan Data Pemahaman Konsep Matematis Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah populasi berdistribusi normal atau sebaliknya. Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah:

H0: Sampel berdistribusi normal H1: Sampel tidak berdistribusi normal Uji ini menggunakan uji Chi-Kuadrat:

Keterangan:

x2 = harga Chi-kuadrat fi = frekuensi pengamatan fh = frekuensi yang diharapkan k = banyaknya kelas interval


(33)

Kriteria pengujian, jika x2hitung x2tabel, dengan dk = k 3 maka data

berdistribusi normal. (Sudjana, 2005: 273).

Berdasarkan hasil uji normalitas data aktivitas, untuk kelas VIII C diperoleh harga x2hitung = 1,16 dan kelas VIII D x2hitung = 2,49, sedangkan harga x2tabel

dengan taraf nyata = 5% dan dk = 3 adalah 7,81 sehingga x2hitung <x2tabel

Berdasarkan kriteria uji, hipotesis nol diterima artinya data aktivitas belajar siswa berdistribusi normal (Lampiran 12).

Berdasarkan hasil uji normalitas data pemahaman konsep siswa, untuk kelas eksperimen VIII C diperoleh harga x2hitung = 3,06 dan kelas eksperimen VIII

D x2hitung =3,14, sedangkan harga x2tabel untuk taraf nyata = 5% dandk= 3

adalah 7,81 sehinggax2hitung <x2tabel. Berdasarkan kriteria uji, hipotesis nol

diterima artinya data pemahaman konsep matematis siswa berdistribusi normal (Lampiran 18).

c. Uji Hipotesis Data Aktivitas dan Data Pemahaman Konsep Matematis Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dikatakan efektif jika 65% siswa aktif melakukan aktivitas yang relevan dengan kegiatan pembelajaran dan 60% siswa mencapai kriteria ketuntasan belajar yang dapat dilihat dari nilai tes evaluasi pemahaman konsep.

Karena data yang diperoleh berdistribusi normal maka selanjutnya digunakan uji proporsi. Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah sebagai berikut:

H0: <


(34)

Untuk data pemahaman konsep, persentase siswa tuntas belajar < H1:

Untuk data aktivitas belajar, persentase siswa aktif

Untuk data pemahaman konsep, persentase siswa tuntas belajar Statistik yang digunakan dalam uji ini adalah:

z

hitung

=

x n- 0 0 1- 0 /n

Keterangan:

x = banyaknya siswa yang aktif atau tuntas belajar n = jumlah sampel

0 = proporsi siswa yang diharapkan

Untuk data aktivitas belajar 0= 0,65

Untuk data pemahaman konsep 0= 0,60

kriteria untuk pengujian ini adalah tolak H0jika , dengan taraf

, diperoleh dari daftar normal baku dengan

peluang 0,5 .

Berdasarkan hasil uji proporsi data aktivitas belajar siswa dengan meng-gunakan uji-z, untuk kelas eksperimen VIII C dan VIII D diperoleh harga zhitung

= 1,72 sedangkan harga z0,5 = z0,5 0,05= z0,45= 1,64 sehinggazhitung>z0,5

. Berdasarkan kriteria uji, hipotesis nol ditolak artinya persentase siswa aktif lebih dari atau sama dengan 65% (Lampiran 13).

Berdasarkan hasil uji proporsi data pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan uji-z, untuk kelas eksperimen VIII C diperoleh harga


(35)

sedangkan harga z0,5 = z0,5 0,05 = z0,45 = 1,64 sehinggazhitung> z0,5 .

Berdasarkan kriteria uji, hipotesis nol ditolak artinya persentase siswa tuntas belajar lebih dari atau sama dengan 60% (Lampiran 19).


(36)

Gambar Halaman 1. Skema Penerapan Model Pembelajaran TSTS... 13


(37)

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 9

1. Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS... 9

2. Aktivitas Belajar ... 14

3. Pemahaman Konsep... 16

4. Efektivitas Pembelajaran ... 18

B. Kerangka Pikir ... 20

C. Hipotesis ... 22


(38)

B. Desain Penelitian... 24

C. Prosedur penelitian... 24

D. Data Penelitian ... 25

E. Teknik Pengumpulan Data ... 25

F. Instrumen Penelitian... 26

G. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 29

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 34

1. Aktivitas Belajar Siswa... 34

2. Pemahaman Konsep Matematis Siswa ... 35

33333 B. Pembahasan ... 38

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 43

B. Saran ... 44 DAFTAR PUSTAKA


(39)

Anonim. 1997.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Departemen Pendidikan Kebudayaan.

Arikunto, Suharsimi.2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

___________. 1998.Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktek. Rineka Bineka. Jakarta.

BSNP. 2007.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas. Jakarta.

Dalyono. 2005.Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Daryono. 2011.Teknik Pembelajaran Cooperatif Tipe Two Stay Two Stray.

(online).Tersedia:http://ptkguru.com/?darmajaya=index&daryono=base&act ion=listmenu&skins=1&id=494&tkt=2. (Tanggal 8 Maret 2012)

Dunne, R. dan T. Wragg. 1996.Pembelajaran Efektif. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Guza, Afnil. 2009.Undang-Undang Sisdiknas dan Undang-Undang Guru dan Dosen. Asa Mandiri. Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2004.Proses Belajar Mengajar. PT Bumi Aksara. Jakarta. Lie, Anita. 2008.Cooperative Learning.Mempraktikkan Cooperative Learning di

Ruang-Ruang Kelas. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Muaddab, Hafis. 2010.Pemahaman Siswa. (on line). Tersedia:

http://hafismuaddab.wordpress.com/ 2010/01/13/pemahaman-siswa/. (Tanggal 14 Desember 2011).

Sanjaya,Wina. 2006.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Kencana Prenada Media Group.Jakarta.

Santoso, Budi. 2011.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS). (on line). Tersedia: http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-two.html. (16 Desember 2011)


(40)

Persada. Jakarta.

Sasmita, Dewi. 2011.Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Soedjadi, R. 2000.Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Depdiknas. Jakarta Starawaji. 2009.Pengertian Efektivitas. (on line). Tersedia:

http://starawaji.wordpress.com/2009/05/01/pengertian-efektivitas/(Tanggal 19 November 2011).

Sudjana. 2005.Metode Statistika. Tarsito. Bandung.

Sukardi. 2003.Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Syaifudin. 2009.Langkah-Langkah Pembelajaran Matematika.(on line). Tersedia: http://syarifartikel.blogspot.com/2009/01/langkah-langkah-pembelajaran-matematika_11.html (Tanggal 18 November 2011). Trianto. 2011.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana

Prenada Media Group. Surabaya.

Uno, Hamzah. 2008.Perencanaan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.

Wardhani, Sri. 2008.Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika.Depdiknas. Yogyakarta.

Yusfy. 2012.Model Pembelajaran Two stay Two Stray (TSTS).(on line).

Tersedia: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2259813-model-pembelajaran-stay-stray-tsts/ (Tanggal 8 Maret 2012)


(41)

Tabel Halaman

1. Distribusi Siswa Kelas VIII SMP N 1 Seputih Raman ... 23

2. Interpretasi Nilai Koefisien Reliabilitas ... 28

3. Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep ... 29

4. Rekapitulasi Data Aktivitas Belajar Siswa... 34

5. Rekapitulasi Data Pemahaman Konsep Matematis... 35

6. Pencapaian Indikator Pemahaman Konsep Kelas VIII C... 36


(42)

TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) DITINJAU DARI AKTIVITAS

BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMPN I Seputih Raman

Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh

YUNITA MUSTIANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(43)

TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) DITINJAU DARI AKTIVITAS

BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMPN I Seputih Raman

Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

YUNITA MUSTIANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(44)

MODELPEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Seputih Raman Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : Yunita Mustiani No. Pokok Mahasiswa : 0813021014

Program Studi : Pendidikan Matematika

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Drs. Gimin Suyadi, M.Si. Dr. Caswita, M.Si.

NIP 19480917 198403 1 001 NIP 19671004 199303 1 004

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.


(45)

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Gimin Suyadi, M.Si. _____________

Sekretaris : Dr. Caswita, M.Si. _____________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Tina Yunarti, M.Si. _____________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(46)

“Sukses tidak akan datang bagi mereka yang hanya menunggu tanpa berbuat apa-apa, tapi bagi mereka yang selalu berusaha

mewujudkan mimpinya. (Anonim)

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan

belajar membangun kesempatan untuk berhasil. (Mario Teguh)


(47)

Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Yunita Mustiani

NPM : 0813021014

Jurusan : Pendidikan MIPA Program studi : Pendidikan Matematika

Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandar lampung, Juli 2012

Yunita Mustiani NPM 0813021014


(48)

Ya Allah SWT dengan keikhlasan hati dan mengharap ridho-Mu

kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:

Bapak dan Mamakku tersayang Sudaryo dan Muryanah yang telah

membesarkan, mendidik, dan selalu mendoakan serta mencurahkan kasih

sayangnya dengan pengorbanan yang tulus ikhlas demi kebahagiaan dan

keberhasilanku.

Adik-adikku Arum Yuniarti dan Dodok Budiono serta keluarga besarku.

Sahabat-sahabat terbaikku.

Para pendidik atas ketulusan dan kesabarannya dalam mendidikku


(49)

Penulis dilahirkan di Rama Oetama pada tanggal 21 Juni 1989, anak pertama dari tiga bersaudara buah cinta kasih dari pasangan Bapak Sudaryo dan Ibu Muryanah.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak Aisyiah Bustanul Athfal Rama Oetama Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 1996, menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 3 Rama Oetama Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2002. Pada tahun 2005, penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah dan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2008.

Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB). Selama menjadi mahasiswa, penulis melaksanakan KKN di Desa Gumuk Rejo kecamatan Pagelaran dan melaksanakan PPL di SMA Negeri 1 Pagelaran Kabupaten Pringsewu.


(50)

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyu-sunan skripsi yang berjudul Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS (Two Stay Two Stray) Ditinjau dari Aktivitas Belajar dan Pemahaman Konsep Matematis sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan beserta jajaran dekanat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, sekaligus selaku pembimbing pembantu atas kesediannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik baik selama perkuliahan maupun selama penyusunan skripsi;

3. Bapak Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pen-didikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu PenPen-didikan Universitas Lampung;

4. Bapak Drs. Gimin Suyadi, M.Si., selaku Pembimbing Akademik sekaligus pembimbing utama atas sumbangan pemikiran dan saran baik selama


(51)

lebih baik;

5. Seluruh dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menyele-saikan studi;

6. Bapak Drs. I Wayan Mawan Setiawan, selaku Kepala SMP Negeri 1 Seputih Raman yang telah memberikan izin penelitian;

7. Ibu Nuryatmi, S.Pd., selaku guru mitra yang telah banyak memberikan arahan dan masukan selama penelitian;

8. Siswa/siswi kelas VIII C dan VIII D SMPN 1 Seputih Raman tahun pelajaran 2011/2012 atas perhatian dan kerjasama yang telah terjalin.

9. Bapak, Mamak, Adik-adikku serta keluarga besarku yang selalu menyayangi, mendoakan, dan selalu menjadi penyemangat dalam hidupku;

10. Saudara-saudara Asrama Sofie Rina, Mbak Mel, Laras, Eka, Darma, Nurul, Esti, Zy, Dina, Rita, Titi, Chacha, Chica, Putri, Sam;

11. Teman-teman seperjuangan (angkatan 2008 reguler), Aan, Astri, Adi, April, Bill, Erma, Eka, Fenty, Hefna, Laras, Niki, Novi, Nenik, Nicky, Ika, Erika, Nita, Ummi, Ayu, Mbak Putty, Nerri, Desi, Rovi, Elvina, Priska, Ratna, Fenny, Mbak Indah, Shintia, Nova, Kak Angga, Sutrisno, Tomi, Doddy, Lukman, Arifan, Wawan, Rizki, Yayan, Sudirman, Herlangga, terima kasih atas persahabatan dan kebersamaan yang terjalin selama ini;

12. Kakak tingkat angkatan 2006 dan 2007 serta angkatan 2008 Mandiri, adik tingkat angkatan 2009, 2010, dan 2011 terima kasih atas semangat yang tiada habisnya;


(52)

Diana, Citra, Ochan, dan Obet atas kebersamaan selama 3 bulan yang luar biasa;

14. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa membalas semua kebaikan yang telah diberikan dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis,


(1)

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Yunita Mustiani

NPM : 0813021014

Jurusan : Pendidikan MIPA Program studi : Pendidikan Matematika

Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandar lampung, Juli 2012

Yunita Mustiani NPM 0813021014


(2)

PERSEMBAHAN

Ya Allah SWT dengan keikhlasan hati dan mengharap ridho-Mu

kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:

Bapak dan Mamakku tersayang Sudaryo dan Muryanah yang telah

membesarkan, mendidik, dan selalu mendoakan serta mencurahkan kasih

sayangnya dengan pengorbanan yang tulus ikhlas demi kebahagiaan dan

keberhasilanku.

Adik-adikku Arum Yuniarti dan Dodok Budiono serta keluarga besarku.

Sahabat-sahabat terbaikku.

Para pendidik atas ketulusan dan kesabarannya dalam mendidikku


(3)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Rama Oetama pada tanggal 21 Juni 1989, anak pertama dari tiga bersaudara buah cinta kasih dari pasangan Bapak Sudaryo dan Ibu Muryanah.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak Aisyiah Bustanul Athfal Rama Oetama Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 1996, menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 3 Rama Oetama Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2002. Pada tahun 2005, penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah dan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2008.

Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB). Selama menjadi mahasiswa, penulis melaksanakan KKN di Desa Gumuk Rejo kecamatan Pagelaran dan melaksanakan PPL di SMA Negeri 1 Pagelaran Kabupaten Pringsewu.


(4)

SANWACANA

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyu-sunan skripsi yang berjudul Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS (Two Stay Two Stray) Ditinjau dari Aktivitas Belajar dan Pemahaman Konsep Matematis sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan beserta jajaran dekanat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, sekaligus selaku pembimbing pembantu atas kesediannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik baik selama perkuliahan maupun selama penyusunan skripsi;

3. Bapak Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pen-didikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu PenPen-didikan Universitas Lampung;

4. Bapak Drs. Gimin Suyadi, M.Si., selaku Pembimbing Akademik sekaligus pembimbing utama atas sumbangan pemikiran dan saran baik selama


(5)

perkuliahan maupun selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik;

5. Seluruh dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menyele-saikan studi;

6. Bapak Drs. I Wayan Mawan Setiawan, selaku Kepala SMP Negeri 1 Seputih Raman yang telah memberikan izin penelitian;

7. Ibu Nuryatmi, S.Pd., selaku guru mitra yang telah banyak memberikan arahan dan masukan selama penelitian;

8. Siswa/siswi kelas VIII C dan VIII D SMPN 1 Seputih Raman tahun pelajaran 2011/2012 atas perhatian dan kerjasama yang telah terjalin.

9. Bapak, Mamak, Adik-adikku serta keluarga besarku yang selalu menyayangi, mendoakan, dan selalu menjadi penyemangat dalam hidupku;

10. Saudara-saudara Asrama Sofie Rina, Mbak Mel, Laras, Eka, Darma, Nurul, Esti, Zy, Dina, Rita, Titi, Chacha, Chica, Putri, Sam;

11. Teman-teman seperjuangan (angkatan 2008 reguler), Aan, Astri, Adi, April, Bill, Erma, Eka, Fenty, Hefna, Laras, Niki, Novi, Nenik, Nicky, Ika, Erika, Nita, Ummi, Ayu, Mbak Putty, Nerri, Desi, Rovi, Elvina, Priska, Ratna, Fenny, Mbak Indah, Shintia, Nova, Kak Angga, Sutrisno, Tomi, Doddy, Lukman, Arifan, Wawan, Rizki, Yayan, Sudirman, Herlangga, terima kasih atas persahabatan dan kebersamaan yang terjalin selama ini;

12. Kakak tingkat angkatan 2006 dan 2007 serta angkatan 2008 Mandiri, adik tingkat angkatan 2009, 2010, dan 2011 terima kasih atas semangat yang tiada habisnya;


(6)

13. Teman-teman PPL SMA Negeri 1 Pagelaran: Tina, Eko, Dinar, Diah, Nelisa, Diana, Citra, Ochan, dan Obet atas kebersamaan selama 3 bulan yang luar biasa;

14. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa membalas semua kebaikan yang telah diberikan dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis,


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (Studi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 2 49

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas X SMA Swadhipa Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 30 63

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DITINJAU DARI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 20 55

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Seputih Raman Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 5 52

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP N 1 Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 31

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

1 9 42

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 21 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 10 42

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 43

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Ar-Raihan Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 7 51

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISW (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 25 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 3 59