PERAN DALIHAN NA TOLU DALAM ADAT MARHATA SINAMOT PADA MASYARKAT BATAK TOBA DI DESA URAT TIMUR KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR.

PERAN DALIHAN NA TOLU DALAM ADAT MARHATA SINAMOT
PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA URAT TIMUR
KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian
Syarat-syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :
Haposan Viktor Situmorang
NIM. 309122024

PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013

ABSTRAK
HAPOSAN VIKTOR SITUMORANG, NIM : 309122024, PERAN
DALIHAN NA TOLU DALAM ADAT MARHATA SINAMOT PADA

MASYARKAT BATAK TOBA DI DESA URAT TIMUR KECAMATAN
PALIPI KABUPATEN SAMOSIR. FAKULTAS ILMU SOSIAL,
UNIVERITAS NEGERI MEDAN, 2013.
Pembimbing : Bakhrul Khair Amal, M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Dalihan Na Tolu dalam
adat Marhata sinamot dengan mengambil daerah penelitian di Desa Urat Timur
Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang bertujuan
untuk memahami dan menafsirkan makna dari suatu peristiwa interaksi tingkah
laku manusia sehingga dapat memberikan gambaran sistematis. Penelitian ini
memakai subjek dan objek penelitian sebagai pengganti dari sampel dan populasi.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan.
Hasil penelitian ini adalah Dalihan Na Tolu sebagai nilai budaya suku Batak
Toba memegang peranan penting dalam kehidupan sosial suku Batak Toba. Selain
sebagai satu sumber uhum (hukum) yang berisikan aturan dasar dan landasan
utama dalam berinteraksi di lingkungan masyarakat, Dalihan Na Tolu juga
dipandang sebagai satu struktur yang secara jelas menerangkan fungsi dari tiaptiap struktur yang ada. Struktur dalam Dalihan Na Tolu bersifat dinamis dan
demokratis. Setiap unsur yang ada dapat berpindah posisi dan saling menempati
satu sama lain sesuai dengan waktu, siapa pelaksana, dan jenis acara adat yang

dilakukan. Dalihan Na Tolu yang tediri dari hula-hula, dongan tubu (suhut), dan
boru adalah elemen yang mengisi sturuktur dan memiliki fungsi serta
tanggungjawab masing-masing dalam suatu kegiatan adat. Tanggung jawab yang
dimiliki setiap elemen Dalihan Na Tolu bersumber dari nilai yang dimiliki
Dalihan Na Tolu yakni, somba marhula-hula, manat mardongan tubu, dan elek
marboru. Nilai ini harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari terutama di
kegiatan adat. Suatu horja (kegiatan adat) tidak akan terlaksana dengan baik
apabila Dalihan Na Tolu tidak ada di dalamnya. Adat Marhata Sinamot sebagai
satu kegiatan penyerahan mahar kepada keluarga mempelai wanita memegang
peranan yang sangat penting dalam menuju upacara perkawinan. Boru bertugas
sebagi si loja-loja (bagian yang sibuk) dalam persiapan hingga pelaksanaan acara,
hula-hula adalah inti dari horja yang akan dihadapi dan merupakan elemen
terpenting dalam acara serta dongan tubu yang nantinya memiliki tanggung jawab
besar dalam memikul beban acara pernikahan yang akan dilaksanakan, selain itu
tatakrama maupun nilai yang terkandung dari setiap percakapan menjadi
rangkaian peran Dalihan Na Tolu dalam adat Marhata Sinamot di Desa Urat
Timur Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir.
Key Word: Dalihan Na Tolu, Marhata Sinamot

i


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan penyertaanNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Peran Dalihan Na Tolu dalam Adat Marhata Sinamot Pada Masyarakat
Batak Toba di Desa Urat Timur Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir”.
Penulis juga tidak lupa menyampaikan rasa terimakasih bagi pihak-pihak
yang telah memberikan motivasi maupun kontribusi bagi penulis, sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini . Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik,
M.Si.
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Dr. Restu MS beserta jajarannya yang
telah memberikan segala kemudahan dalam penyelesaian skripsi
ini.
3. Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Antropologi, Ibu
Puspitawati, M,Si yang telah memberikan fasilitas dan motivasi
dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Bakhrul Khair Amal, M.Si selaku pembimbing penulis yang
telah membimbing dan memberikan banyak masukan, arahan dan

nasihat kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

ii

5.

Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si selaku Dosen Pembimbing
Akademik penulis yang telah memberikan masukan, nasehat dan
motivasi selama proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Payerli Pasaribu, M.Si dan Ibu Nurjannah, M.Pd selaku
dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan dalam
perbaikan dan penyelesaian skripsi ini.
7. Ayanda M. Situmorang dan Ibunda M. Br. Manurung (+) yang
telah membimbing penulis hingga sampai pada saat ini juga
memberikan motivasi tidak terhitung

baik secara materi dan

nonmateri sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapa tua T. Situmorang Selaku Kepala Desa Urat Timur yang telah
memberikan izin penelitian dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Abang Timbang Situmoarng dan Ibu Sihombing yang telah
memberikan penginapan serta membantu penulis dalam melakukan
pendekatan dengan informan.
10. Opung Linda Situmorang yang telah memberikan waktunya untuk
bercerita panjang lebar guna melengkapi data skripsi ini.
11. Bapa Tua Timbul Situmorang yang telah membantu penulis dalam
melakukan wawancara.
12. Amang boru Galimbat Bakkara dan Namboru T. Situmorang yang
telah banyak bercerita tentang Habatakon untuk menambah data
skripsi ini.

iii

13. Adik-adik ku Josua Gibson Fernando Situmorang, Huria Muliater
Situmorang dan Ito kami tercinta Ranika Isadora Situmorang yang
telah menjadi salah satu motivasi besar bagi penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini. Pulihnya semangat hidup mereka
menjadi sumber tenaga baru bagi penulis semenjak Ibu Kami

tercinta M. Br. Manurung telah dipanggil ke hadapanNya tanggal
31 Mei 2013.
14. Oppung doliku Pdt. J. Manurung dan Opung boru Br. Sirait yang
selalu memberikan nasehat, semangat serta menanyakan kapan
wisuda sehingga penulis semakin termotivasi untuk segera
menyelesaikan skripsi ini.
15. Tinodo ni roha yang telah menjadi Dongan roha haholonganku
Wirma Yuni Br. Sidauruk (Kimmang, landong, meong, roa balang,
ma”cok sude ma di ho) terimakasih atas dorongan, penghiburan
dan kasih sayang yang telah diberikan sehingga penulis bertambah
semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
16. Teman-teman sependeritaan terbaik Fernandes Sinaga, Juniandi
Sinaga,Gunawan Manalu, Fretdy Manurung dan Arjuna Bakkara,
(Panggarabbas Voice/Onom Sahudon) atas kebersamaan baik suka
maupun duka dalam melewati masa-masa kuliah. Kalian tetap
sahabat terbaikku. Tidak lupa kaka kami di kos tercinta Sister Ine
Sinaga yang selalu merepet berisi kepada kami adik-adiknya. Ito
kami Renata Dumasari Sinaga dan Jesica Lomonado Silalahi dan

iv


Pakar Teknologi di kos kami yakni Sutantito Simanjuntak serta
terlebih buat teman-teman Pendidikan Antropologi stambuk 2009
dan teman satu Pembimbing, terimakasih atas kebersamaan kalian.
17. Bang Marolop dan rekan-rekan di Bimbel eXPERT yang telah
memberikan pengalaman kepada penulis bagaimana teknik
mengajar yang baik dan teknik membagi waktu di tengah
kesibukan yang tidak dapat dihindarkan.
18. Semua pemilik kos yang pernah menjadi tempat tinggal dan tempat
berlindung penulis selama mengecap pendidikan tinggi di Kota
Medan, diantaranya Bapak Sitanggang dan Istrinya Ibu Sihite
(HITLER & NAZI), Bapak Sitanggang Ibu Silalahi (si reteng), dan
Ka Rigel Sirait. (orang terkaya di kompleks).
Serta kepada pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian serta diberikan berkat dan rahmatNya.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun untuk
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi semua
pihak.
Medan, Agustus 2013

Penulis

Haposan Viktor Situmorang
NIM : 309122024

v

DAFTAR ISI
ABSTRAK………………………………………………………………

i

KATA PENGANTAR………………………………………………….

ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………

vi


DAFTAR GAMBAR……………………………………………………

x

DAFTAR TABEL………………………………………………………

xi

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang…………………………………………………

1

1.2


Identifikasi Masalah……………………………………………

4

1.3

Pembatasan Masalah……………………………………………

5

1.4

Rumusan Masalah………………………………………………… 6

1.5

Tujuan Penelitian…………………………………………………. 6

1.6


Manfaat Penelitian……………………………………………….. 7

BAB II.

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

2.1

Kajian Pustaka…………………………………………………..

8

2.2

Kerangka Konseptual……………………………………………

10

2.2.1. Masyarakat…………………………………………..……

10

2.2.2 Kebudayaan dan Nilai Budaya………………….………

11

2.2.3 Adat Istiadat dan tradisi…………………………………

15

vi

2.3

2.4

2.2.4 Dalihan Na Tolu……………………………………………

17

2.2.5 Marhata Sinamot…………….…………………………….

20

Kerangka Teori…………………………………………………..

22

2.3.1 Teori Sistem Sosial………………………………………..

22

2.3.2 Teori Struktural Fungsional….…………………………….

23

2.3.3 Teori Status dan Peranan…………….……………………

25

2.3.4 Teori Interaksionisme Simbolis……………….…………..

26

Kerangka Berifikir……………….………………………………. 27

BAB III.

METODE PENELITIAN

3.1

Lokasi Penelitian………………………………………………...

29

3.2

Metode Penelitian…………………………………….………….

29

3.3

Subjek dan Objek Penelitian……………………………………..

31

3.3.1 Obejk Penelitian……………..…………………………….

31

3.3.2 Subjek Penelitian…………………………………………..

32

Teknik Pengumpulan Data………………………………………

32

3.4.1 Observasi…………………………………………………..

32

3.4.2 Wawancara………………………………………………..

33

3.4.3 Dokumentasi……….………………………………………

34

Teknik Analisis Data…………………….……………………….

34

3.5.1 Reduksi Data………………………………………………

35

3.4

3.5

vii

3.5.2 Penyajian Data……………………………………………

36

3.5.3 Penarikan Kesimpulan………………………………. ……

36

BAB IV.
4.1

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………………………. 37
4.1.1 Keadaan Geografis………………………………………..

37

4.1.2 Keadaan Demografis lokasi peneltian……………………..

40

4.1.3 Keadaan Penduduk………………………………………..

41

4.1.3.1 Jumlah Penduduk……………………………….

41

4.1.3.2 Suku Bangsa…………………………………….

43

4.1.3.3 Mata Pencaharian……………………………….

43

4.1.3.4 Pendidikan………………………………………

44

4.1.3.5 Sarana dan prasarana……………………………

46

4.1.3.6 Sistem Religi……………………………………

46

4.1.3.7 Sistem Sosial……………………………………

47

4.2 Hasil Penelitian………………………………………………….

49

4.2.1 Sejarah Dalihan Na Tolu……...……………………. ..

51

4.2.2 Pengertian dan Unsur Dalihan Na Tolu……………. ..

54

4.3 Sejarah Marhata Sinamot……………………………………. …

59

4.3.1 Marhata Sinamot Sebagai Syarat Perkawinan…….

62

viii

4.3.2 Tahap Menuju Marhata Sinamot…….……………

63

4.3.2.1 Marhusip…………………………………..

63

4.3.2.2 Mangido Pasu-Pasu Sian Tulang…………

66

4.3.2.3 Martuppol…………………………………

69

4.4 Peran Dalihan Na Tolu dalam Acara Marhata Sinamot......
4.4.1 Percakapan dalam Marhata Sinamot.

70

……………....

74

4.4.2 Uraian Peran unsur Dalihan Na Tolu………………..
4.4.3 Proses Penutupan dalam acara Marhata Sinamot..

BAB V.

79
.

77

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan……………………………………………………

85

5.2 Saran……………………………………………………………

88

DAFTR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Luas wilayah dan rasio terhadap luas kecamatan menurut desa………
2.

39

Tabel 2 Jumlah penduduk tiap desa berdasarkan jenis kelamin……………… 42

3. Tabel 3 Jumlah unit sekolah dan jumlah guru di Kecamatan Palipi……….…

45

x

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Berfikir…………………………………………………….

27

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap suku di dunia pasti memiliki kebudayaan. Kebudayaan sebagai hasil
cipta manusia dalam kehidupannya merupakan bagian yang tidak dapat
terpisahkan dari masyarakat pemilik kebudayaan itu sendiri. E.B Taylor dalam S.
Menno dan Mustamin Alwi mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan yang
kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan yang
didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. (Antropologi Perkotaan 1994 :
42).
Hal tersebut menijelaskan bahwa setiap aktivitas yang terdapat dalam
kehidupan manusia digolongkan menjadi kebudayaan. Kebudayaan yang dimiliki
satu suku akan berbeda dengan suku lainnya. Demikian halnya suku Batak Toba,
walaupun merupakan kesatuan dari suku Batak, suku Batak Toba tentunya
memiliki perbedaan-perbedaan tertentu, apalagi sudah dikaitkan dengan
kebudayaannya.
Kebudayaan juga merangkum adat istiadat yang berlaku dalam suatu
masyarakat pemilik budaya. Berbicara mengenai adat istiadat, suku Batak Toba
memiliki banyak adat istiadat. Adat istiadat merangkum berbagai aktivitas sosial
budaya termasuk upacara-upacara kebudayaan yang disepakati menjadi tradisi dan
berlaku secara umum di masyarakat.

1

Suku Batak Toba memiliki banyak acara adat. Diantara acara adat yang
dimiliki suku batak toba dikenal satu adat yang disebut dengan Marhata sinamot.
Marhata sinamot adalah suatu kegiatan adat berupa perundingan antara pihak
calon pengantin pria dengan calon pengantin wanita. Sejatinya adat marhata
sinamot merupakan salah satu tahap dari beberapa tahap lain menuju upacara
perkawinan pada suku Batak Toba. Tahap marhata sinamot memegang peranan
penting dalam proses menuju upacara perkawinan, sebab tahap ini merupakan
tahap penentu apakah perkawinan dapat dilaksanakan atau tidak.
Dalam adat marhata sinamot terjadi perundingan penting yakni jumlah
mas kawin, atau tuhor dalam bahasa Batak Toba yang harus diberikan oleh pihak
laki-laki kepada keluarga pihak wanita, selain itu pada acara ini terjadi
musyawarah dari unsur-unsur Dalihan na Tolu dari kedua belah pihak yang
nantinya akan mengambil keputusan yang harus dilaksanakan kedua belah pihak.
Suku Batak Toba memiliki suatu nilai budaya yang disebut Dalihan Na
Tolu. Dalihan Na tolu dibentuk oleh tiga unsur yakni Hula-hula, Boru dan Dongan
tubu. Ketiga unsur ini merupakan suatu struktur yang memiliki fungsinya masingmasing. Struktur dan fungsi yang terdapat dalam Dalihan Na Tolu merupakan satu
bentuk yang dinamis. Artinya, bahwa dalam keadaan dan kesempatan tertentu
ketiga unsur pembentuk Dalihan Na Tolu dapat berpindah posisi ke setiap unsur
yang ada dan dengan sendirinnya turut mengubah fungsi masing-masing.

2

Seorang yang semula berada dalam struktur hula-hula, mungkin suatu saat
dalam kegiatan adat lain akan berpindah posisi ke dalam struktur boru dan dongan
tubu. Hal tersebut menjelaskan bahwa terdapat struktur dan sistem sosial dinamis
pada masyarakat Batak Toba yang menunjukkan status dengan tingkat
penghargaan tertentu dan menegaskan peranan setiap anggota dalam kehidupan
sosial budayanya.
Adapun nilai budaya yang terkandung dalam Dalihan Na Tolu ialah somba
marhula-hula, elek marboru, manat mardongan tubu. Hal tersebut merupakan
seperangkat aturan dan pedoman hidup masyarakat Batak Toba, artinya setiap
aktivitas masyarakat baik dalam tradisi atau kegiatan-kegiatan adat dan kehidupan
sosial masyarakat hendaknya berpedoman pada nilai budaya Dalihan Na Tolu
agar dipandang sebagai masyarakat yang tahu adat istiadat (maradat).
Adat marhata sinamot sebagai salah satu tahap dari ritus peralihan menuju
upacara perkawinan suku Batak Toba dalam pelaksanaannya tidak akan terlepas
dari nilai budaya Dalihan Na Tolu. Bagaimana tata cara pelaksanaan adat marhata
sinamot beserta setiap unsur-unsur pendukung acaranya dan apa peran Hula-hula,
Dongan tubu, dan Boru dalam adat ini menarik perhatian peneliti untuk
membahasnya lebih dalam lagi.

3

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah dapat diidentifikasi yaitu :
1. Dalam proses menuju upacara perkawinan masyarakat Batak Toba ada
tahap-tahap yang harus dilaksanakan. Diantara tahap-tahap tersebut, tahap
Marhata Sinamot merupakan sebagai salah satu tahap penting dalam
proses menuju upacara perkawinan.
2. Sebagai salah satu tahapan, adat Marhata Sinamot memiliki tata cara atau
proses-proses yang cukup rumit dan panjang beserta seluruh unsur-unsur
pendukung yang harus dijelaskan.
3. Suku Batak Toba memiliki nilai budaya yang mengatur setiap tindaktanduk masyarakat dalam aktivitas sosial budayanya. Nilai budaya tersebut
adalah Dalihan Na Tolu.
4. Dalihan Na Tolu selain sebagai nilai budaya suku Batak Toba juga
menunjukkan adanya struktur fungsional yang dinamis yang menjelaskan
status dan peran ketiga unsurnya yakni Hula-hula, Dongan tubu, dan Boru
dalam setiap kegiatan adat.
5. Adat marhata sinamot dalam pelaksanaanya tidak bisa lepas dari peran
Hula-hula, Dongan tubu, dan Boru sehingga perlu dijelaskan apa tugastugas mereka dalam adat ini.

4

1.3 Pembatasan Masalah
Terdapat tiga jenis sinamot dalam Adat Batak Toba, yakni, Sinamot na
Gok, Sinamot Rambu Pinungu dan Sinamot Sitombol. Dalam penelitian ini adat
marhata sinamot yang dimaksud adalah dengan menggunakan jenis Sinamot
Rambu Pinungu. Dalam hal ini berarti prinsip berkenalan kedua belah pihak yang
dilaksananakan terjadi secara murni menurut kedudukan keluarga pada sistem
kekerabatan masing-masing kedua belah pihak.
Sinamot Rambu pinungu merupakan jenis sinamot dimana mahar yang
diberikan pihak calon pengantin pria kepada calon pengantin wanita sudah
merangkum seluruh pembagian dan tindakan yang akan diberikan kepada Suhi
ampang naopat diantara kedua belah pihak. Yakni terhadap Simoholon atau salah
satu dari saudara laki-laki calon pengantin, Pamarai yaitu salah satu dari saudara
laki-laki dari ayah calon pengantin, Pariban yaitu salah satu dari saudara
perempuan calon pengantin dan Tulang yaitu salah satu dari saudara laki-laki dari
ibu calon pengantin. Hal ini berarti uang yang diberikan sudah menjadi
keseluruhan uang yang seharusnya menjadi hak seluruh suhi ampang na opat.

5

1.4 Rumusan Masalah
Agar peneliti memiliki panduan dan fokus penelitian dalam mengumpulkan
data maka perlu disusun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan adat Marhata Sinamot ?
2. Bagaimana hakekat Dalihan Na Tolu dalam kehidupan sosial dan
kegiatan adat masyarakat Batak Toba ?
3. Apa peran Hula-hula, Dongan tubu, dan boru dalam adat Marhata
Sinamot pada masyarakat Batak Toba ?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk memperdalam pemahaman terhadap adat marhata sinamot.
2. Untuk mengetahui peran Dalihan Na Tolu dalam

adat marhata

sinamot di Desa Urat timur.
3. Untuk mengetahui hakekat Dalihan Na Tolu dalam kehidupan sosial
dan acara-acara adat suku Batak Toba.

6

1.6 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Bagi penulis dapat menambah wawasan dan ilmu tentang Dalihan Na
tolu dan adat Marhata Sinamot pada masyarakat Batak Toba.
2. Menambah informasi mengenai peran Dalihan Na Tolu terhadap adat
marhata sinamot.
3. Dapat memberikan motivasi serta ilmu yang bersifat positif bagi
masyarakat, pembaca, guna lebih menghargai serta menjaga setiap adat
istiadat yang sudah ada.
4. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah tulisan
mengenai Dalihan Na Tolu dan adat Marhata Sinamot.

7

BAB V

KESIMPULAN

5.1. KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengolahan data dari data terdahulu serta analisis yang
mendalam terhadap data yang diperoleh di lapangan maka

dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut ; Dalihan Na Tolu tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan sosial masyarakat Batak Toba. Dalihan Na Tolu sebagai warisan
kebudayaan dari generasi terdahulu pencipta kebudayaan telah menjelma sebagai
nilai budaya bagi generasi Batak Toba yang ada pada generasi sekarang ini. Setiap
tindak tanduk masyarakat Batak Toba telah diatur secara mendasar dalam falsafah
Dalihan Na Tolu yang mengatakan somba marhula-hula, manat mardongan tubu,
elek marboru. Hal ini merupakan uhum (hukum) dasar dalam kehidupan sosial
masyarakat Batak Toba. Dalihan Na Tolu tidak hanya dipandang sebagai satu
struktur yang menjelaskan posisi dan tanggungjawab seseorang dalam acara adat
namun menjadi landasan bagi masyarakat, bagaimana berfikir, bertingkahlaku dan
berbicara dengan manusia sekitarnya sehingga dapat tercipta kehidupan yang
harmonis bagi seluruh lapisan masyarkat
Marhata Sinamot adalah salah satu syarat mutlak yang harus dilakukan untuk
menuju acara adat perkawinan ideal bagi masyarakat Batak Toba. Dalam adat
marhata sinamot terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak yang akan
mengadakan acara perkawinan. Dalam hal ini dilakukan penyerahan mahar sesuai

85

yang telah diperdebatkan dalam pembicaraan adat ketika acara Marhata Sinamot.
Sinamot yang diserahkan pada acara marhata sinamot tidak diserahkan secara
keseluruhan, melainkan hanya berupa bohi ni sinamot (hanya sebagian saja).
Selebihnya akan diserahkan pada acara pernikahan yang disertakan dengan uang
yang menjadi hak suhi appang na opat.
Aplikasi dari Sinamot Na Gok sesungguhnya adalah tercapainya kesepakatan
diantara kedua belah pihak akan jumlah sinamot dan jumlah yang menjadi hak
dari suhi appang na opat. Tidak lagi melulu seperti sinamot na gok yang berlaku
pada masa terdahulu. Hal ini berarti, walaupun jenis sinamot yang digunakan
adalah jenis rambu pinungu ataupun sitombol, sesungguhnya kesepakatan dari
seluruh pihak parboru lah yang dikatakan sebagai Sinamot Na Gok (telah
terpenuhi seluruhnya dan tidak ada lagi yang merasa keberatan maupun
dirugikan). Keadaan seperti ini dikenal dengan istilah Raja na mar si igilan
(semua pihak saling memaklumi dan saling sepakat).
Pada intinya Dalihan Na Tolu memiliki peranan penting dalam adat Marhata
Sinamot. Hula-hula merupakan inti dari kegiatan sebab setiap pembicaraan dan
kesepakatan yang tercipta bersumber dari rasa pengertian kelompok hula-hula
sehingga nantinya pernikahan bisa dilaksanakan. Apabila kelompok hula-hula
tidak ada sangat tidak mungkin terjadi adat marhata sinamot. Boru dalam acara
marhata sinamot merupakan bagian yang penting sebab mereka adalah elemen
yang sangat dibutuhkan baik dari segi waktu dan tenaganya. Mereka adalah si
loja-loja (orang yang disibukkan) mulai dari tahap marhusip hingga terlaksananya
acara Marhata Sinamot. Dongan tubu adalah teman bertukar pikiran bagi suhut
86

dan hula-hula. Kesepakatan-kesepakatan dengan pihak hula-hula adalah
merupakan hasil tukar pikiran dengan dongan tubu, selain itu dongan tubu adalah
pihak yang nantinya memikul beban atau bertanggungjawab untuk acara
pernikahan yang akan dilaksanakan. Di atas dari semua peran-peran dari setiap
unsur Dalihan Na Tolu, sesungguhnya nilai yang terkandung dari Dalihan Na
Tolu lah yang menjadi landasan dan mengatur jalannya kegiatan dan tindakan
yang dilakukan. Hal ini juga merangkum seluruh teknik berbicara yang harus
memperhatikan kaedah-kaedah adat Batak Toba agar tidak melanggar nilai
Dalihan Na Tolu. Dengan menyadari dan mengakui nilai somba marhula-hula,
manat mardongan tubu dan elek marboru maka kegiatan adat pun dapat terlaksana
dengan baik dan semua unsur mengetahui apa peran masing-masing dalam acara
adat yang sedang dilakukan.

87

5.2 Saran
Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah :
1. Perlu dijaga dan disosialisasikan istilah-istilah dalam acara adat Batak Toba
kepada generasi muda. Hal ini untuk menghindari adanya salah pengertian
dalam masyarakat untuk masa yang akan datang. Terkadang dalam satu kasus
ada beberapa istilah adat Batak Toba yang ditumpang tindih sehingga
memungkinkan terjadinya salah pengertian. Sebut saja adat Marhata Sinamot,
adat ini juga akrab disebut acara marpudun saut di beberapa daerah di
Indonesia. Malah beberapa daerah tertentu mengatakan kegiatan marhusip
sama dengan marhata sinamot. Memang benar ketika marhusip akan
dibicarakan berapa jumlah sinamot (mahar) yang diinginkan keluarga calon
pengantin wanita, namun hal itu tida lantas dikatakan dengan Marhata Sinamot.
Adat marhusip hanya dilakukan oleh boru dalam struktur Dalihan Na Tolu
yang merupakan bentuk acara penjajakan untuk kegiatan selanjutnya dan justru
di acara itu lah akan disepakati kapan dilaksanakannya Adat Marhata Sinamot
dengan seluruh undangan dan struktur Dalihan Na Tolu dari keluarga kedua
belah pihak. Untuk itu perlu disebutkan dengan benar apa sebenarnya nama
kegiatan yang sedang dilakukan, bila marhusip hendaknya disebut dengan
marhusip dan marhata sinamot disebut dengan marhata sinamot agar istilahistilah yang sebenarnya tidak akan hilang pada masa yang akan datang.

88

2. Pemahaman terhadap Dalihan Na Tolu harus tetap dipertahankan dengan cara
selalu disosialisasikan kepada generasi muda. Paham akan nilai yang
terkandung dalam Dalihan Na Tolu akan menuntun masyarakat Batak Toba
untuk hidup sesuai dengan aturan dan tercipta interaksi sosial yang harmonis.
Generasi akan paham bagaimana seharusnya ia akan bersikap kepada hulahulanya, dongan tubunya, dan kepada ito (borunya) dalam kehidupan
sekarang hingga kehidupannya di masa depan. Dengan memahami nilai yang
terkandung dalam Dalihan Na Tolu, kelak seseorang akan mengetahui peran
dan tanggungjawabnya dalam adat maupun dalam interaksi sosial lain di
masyarakat sehingga dapat dipertahankan generasi yang maradat (paham dan
patuh terhadap adat istiadat).

89

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006 . Prosedur Penelitian ( Suatu Pendekatan Praktik).
Rineka Cipta : Jakarta.
Berutu, Lister.Padang,Nurbani.2007.Tradisi dan Perubahan (Konteks Masyarakat
Pak-pak).Medan: PT.GRASINDO MONORATAMA.
Fedyani Saifuddin, Achmad.2006. Antropologi Kontemporer (Suatu Pengantar
Kritis Mengenai Paradigma.Jakarta:Kencana.
Gultom, Raja Marpodang,Dj.1992.Dalihan Na Tolu Nilai Budaya Suku
Batak.Medan:CV. Armanda.
Ihromi, T. O. 2006. Pokok-Pokok Antropologi Sosial. Yayasan Obor Indonesia :
Jakarta.
Koentjaraningrat. 1980 . Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Dian Rakyat :
Jakarta.

. 1990 . Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta : Jakarta.

. 2005 . Pengantar Antropologi. Rineka Cipta : Jakarta.

. 2007 . Manusia Dan Kebudayaan Indonesia. Djambatan :
Jakarta.
. 1993. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Gramedia :
Jakarta.

Simanjuntak,

B.A.2009.Konflik

Status

dan

Kekuasaan

Toba.Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.
Situmorang, Sitor. 2009. Toba Na Sae. Komunitas Bambu : Jakarta

Orang

Batak

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali : Jakarta
Soekanto,

Soerjono.1984.Beberapa

Teori

Sosiologi

Tentang

Struktur

Masyarakat.Jakarta: CV.Rajawali.
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, R &D). Alfabeta : Bandung
Sunarto, Kamanto. 2000. Pengantar Sosiologi. Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia : Jakarta.
Poloma,

Margaret

Persada

M.2000.Sosiologi

Kontemporer.Jakarta:PT.RajaGrafindo