Selanjutnya

PERSETUJUAN
ANTARA
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
DAN
PEMERINTAH REPUBLIK FEDERAL JERMAN MENGENAI KERJASAMA
DI BIDANG
PENYELIDIKAN UMUM DAN EKSPLORASI BAHAN GALIAN URANIUM
DI SUMATERA BARAT

I

PERSETUJUAN
ANTARA
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
DAN
PEMERINTAH REPUBLIK FEDERAL JERMAN MENGENAI KERJASAMA
DI BIDANG
PENYELIDIKAN UMUM DAN EKSPLORASI BARAN GALIAN URANIUM
DI SUMATERA BARAT

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

DAN
PEMERINTAH REPUBLIK FEDERAL JERMAN,

MENIMBANG bahwa Pemerintah Republik Indonesia berhasrat untuk
menggalakkan kegiatan eksplorasi bahan galian radioaktif di wilayahnya dan khususnya bahan galian uranium,
bahwa Pemerintah Republik Federal Jerman memiliki kemampuan, pengetahuan teknik dan pengalaman yang diperlukan untuk eksplorasi yang efisien dari bahan-bahan tersebut,
bahwa menurut Persetujuan mengenai Kerjasama di bidang
Penggunaan Tenaga Atom Untuk Maksud-maksud Damai tertanggal ••••••

•.• セTNjGiエャゥェYWp@

••••••••• セ@

pengaturan-pengaturan khusus dapat di-

adakan dibidang-bidang penyelidikan umum dan eksplorasi bahan
galian uranium yang harus sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku di Indonesia,
bahwa Pemerintah Republik Indonesia berhasrat untuk mengadakan kerjasama dengan Pemerintah Republik Federal Jerman dibidang penyelidikan umum dan eksplorasi bahan galian uranium diSumatera Barat,
telah me n yetujui sebagai berikut


I

I

- 2 -

P a s a 1

(1). Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik
Federal Jerman akan melaksanakan suatu penyelidikan umum dan eksplorasi bahan galian uranium di Surnatera Barat yang meliputi wilayah seluas kira-kira 25.000 (dua puluh lima ribu) kilometer persegi seperti tercantum dalam peta terlampir, dan mempunyai titiktitik koordinat sebagai berikut :
A

.

99°

40

E/1°


05

N

I

B

100°

30

E/1°

05

N

c


100°

37

E/0°

50

N

100°

50

E/0°

50

N


101°

15

E/0°

10

s

101°

02

E/0°

10

s


G

101°

30

E/lo

20

s

H

100°

40

E/1°


20

s

D

:

E
F

:

(2). Untuk maksud pelaksanaan Persetujuan ini,Pemerintah
Republik Indonesia menunjuk Badan Tenaga Atom Nasional (untuk selanjutnya disebut "BATAN"), sebagai pemegang kuasa pertambangan
untuk penyelidikan umum dan eksplorasi, dan Pemerintah Republik
Federal Jerman menunjuk Bundesanstalt fur Geowissenschaften und
Rohstoffe (untuk selanjutnya disebut "BGR") sebagai counterpart
BATAN.

(3). Perincian mengenai kerjasama antara BATAN dan BGR akan
ditetapkan dalam suatu pengaturan pelaksanaan tambahan.

I

I

1

P a s a 1

2

(1). Dengan memperhatikan ayat 2 Pasal ini, BATAN dan BGR
akan, dengan pemberitahuan tertulis kepada Pemerintah Republik
Indonesia, mengurangi luas wilayah Persetujuan dengan penciutan
wilayah sebagai berikut :

3


(a) • rnenjadi tidak lebih dari 75% dari pada wila yah persetujuan
sebelum ulang tahun kedua dari tanggal mulai berlakunya Persetujuan ini.
(b). menjadi tidak lebih dari 50% dari pada wilayah Persetujuan
sebelurn ulang tahun keernpat dari tanggal rnulai berlakunya
Persetujuan ini.

1

(c). rnenjadi tidak lebih dari 25% dari pada wilayah Persetujuan
sebelurn ulang tahun kelima dari tanggal rnulai berlakunya
Persetujuan ini.
(2). Jika BATAN dan BGR berpendapat bahwa daerah atau daerah-daerah yang rnengandung endapan atau endapan-endapan uranium
adalah lebih luas dari pada wilayah yang sedianya akan dipertahankan sesuai dengan ketentuan-ketentuan tentang penciutan wilayah
tersebut diatas, atas permohonan BATAN, Pemerintah Republik Indonesia dapat rnernberikan pengecualian dari pada ketentuan-ketentuan
mengenai kewajiban untuk rnelakukan penciutan wilayah seperti tersebut dalarn ayat 1 dari Pasal ini.

P a s a 1

3


BATAN dan BGR bersarna-sama harus rnenyampaikan suatu laporan
perkembangan triwulanan kepada Pernerintah masing-masing tentang
hasil dari pelaksanaan Persetujuan ini dan khususnya laporan rnengenai sifat-sifat geologis dan bahan galian yang ditemukan, disertai data dan peta-peta.
Telah disetujui bahwa hak atas semua keterangan yang diperoleh dari penyelidikan umurn dan eksplorasi tersebut adalah tetap

I

pada BATAN dan bahwa keterangan tersebut akan dirahasiakan.
BGR dengan mernperoleh persetujuan tertulis dari BATAN, dapat menyerahkan keterangan dan data tersebut kepada pihak-pihak
ketiga yang tidak ikut serta dalam penyelidikan umum dan eksploras i.

Pengolahan data tersebut, sejauh mungkin, akan dilakukan di

Indonesia.

I

- 4 -

P a s a 1


4

(1). BATAN dan BGR akan membentuk suatu Komite Kerja untuk
menyusun, membahas, meninjau kembali dan menyetujui program-program
kerja dan rencana perkiraan biaya yang diperlukan berdasarkan Persetujuan ini dan mengawasi pelaksanaannya.
(2). Pertemuan-pertemuan antara wakil-wakil kedua Pemerintah
akan diselenggarakan apabila perlu untuk membahas pelaksanaan Persetujuan ini.
(3). Biaya-biaya penyelidikan umum dan eksplorasi berdasarkan Persetujuan ini yang sesuai dengan program kerja y ang telah
disetujui akan dibebankan kepada BGR sampai sejumlah 90 (sembilan
puluh) prosen.

P a s a 1

5

(1). Secepat keadaan teknis memungkinkan dan tidak lebih
lama dari enam tahun sejak tanggal mulai berlakuny a Persetujuan ini,
suatu laporan harus disampaikan kepada kedua Pemerintah mengenai
apakah pengembangan suatu endapan atau endapan-endapan bahan galian
uranium dalam wilayah Persetujuan mempuny ai nilai komersiil atau
tidak.
(2). Apabila pengusahaan uranium semacam itu secara ekonomis
dapat dilaksanakan, BATAN akan memulai eksploitasi dari endapan
atau endapan-endapan tersebut dan pemasaran dari hasil-hasilnya dengan mempertimbangkan saling pengertian sebagai berikut :
(a). BGR atau suatu perusahaan industri yang ditunjuk oleh Pemerintah Republik Federal Jerman akan memperoleh prioritas pertama
untuk ikut serta dalam eksploitasi endapan-endapan tersebut
dan pemasaran hasil-hasilny a.
Dengan demikian, BATAN pada mulanya akan berunding hany a dengan BGR atau suatu perusahaan industri y ang ditunjuk oleh Pemerintah Republik Federal Jerman mengenai ketentuan-ketentuan
dan syarat-syarat untuk penyertaan dalam eksploitasi tersebut.

_
....

5

(b). Jika BATAN dan BGR atau perusahaan industri yang ditunjuk oleh
Pemerintah Republik Federal Jerman gagal dalam perundinganperundingan yang dilakukan dengan iktikad baik untuk mencapai
kata sepakat mengenai ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat
tersebut, maka BATAN akan mengundang penawaran-penawaran yang
lengkap dari pihak ketiga yang bonafid untuk ikut serta dalam
eksploitasi tersebut.

I

Dalam hal ini BGR atau perusahaan industri yang ditunjuk oleh
Pemerintah Republik Federal Jerman akan mempunyai hak dalam
jangka waktu 90 (sernbilan puluh) hari sejak tanggal pernberitahuan oleh BATAN untuk mengirnbangi setiap penawaran pihak ketiga tersebut.
BATAN tidak akan mengadakan suatu Persetujuan uranium dengan
pihak ketiga yang ketentuan-ketentuan dan syarat-syaratnya
secara komersiil tidak lebih menguntungkan bagi BATAN dari pada penawaran yang disampaikan oleh BGR atau perusahaan industri
yang ditunjuk oleh Pemerintah Republik Federal Jerman.
(c). Jika BATAN dan BGR atau perusahaan industri yang ditunjuk oleh
Pemerintah Republik Federal Jerman mencapai kata sepakat dalam
rangka perundingan pendahuluan atau jika BGR atau perusahaan
industri yang ditunjuk oleh Pemerintah Republik Federal Jerman
dapat mengimbangi penawaran pihak ketiga, maka suatu persetujuan uranium antara BATAN dan BGR atau perusahaan industri yang
ditunjuk oleh Pemerintah Republik Federal Jerman akan diadakan
berdasarkan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang disetujui berdasarkan ayat 2 (a) dan (b) di atas, yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan perundang-undangan Indonesia yang berlaku.

I

(d). Jika BGR atau perusahaan industri yang ditunjuk oleh Pemerintah
Republik Federal Jerman tidak dapat mengimbangi penawaran pihak
ketiga dan BATAN akan mengadakan persetujuan uranium dengan pihak ini, maka BATAN akan mengatur agar pihak tersebut mernberikan kompensasi yang layak kepada BGR dengan mempertirnbangkan
usaha-usaha, biaya-biaya yang telah dikeluarkan dan risikorisiko prospeksi dan eksplorasi yang ditanggung oleh BGR •

6
(e). Pemerintah Republik Indonesia menjamin, bahwa setelah kebutuhan Indonesia akan uranium dipenuhi, suatu bagian yang layak
dari uranium yang dihasilkan dapat dibeli oleh pembeli-pembeli
di Republik Federal Jerman dan dapat diekspor dengan leluasa,
dengan mempertimbangkan usaha-usaha dan biaya-biaya yang telah
dikeluarkan BGR untuk penemuan endapan atau endapan-endapan
dan penyertaan investasi oleh perusahaan industri yang ditunjuk
oleh Pemerintah Republik Federal Jerman.

I

P a s a 1

6

Sebelum menunjuk ahli-ahli yang akan dikirirnkan untuk melaksanakan penyelidikan umum dan eksplorasi, BGR harus berkonsultasi
dengan BATAN lebih dahulu baik mengenai orang-orang maupun jumlahnya, dengan pengertian bahwa tenaga kerja dari semua tingkat sebanyak mungkin akan diambil dari tenaga-tenaga Indonesia sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia.

P a s a 1

7

BGR berusaha dalam batas kemampuannya untuk memberikan latihan pada tenaga-tenaga Indonesia yang turut serta dalam pekerjaanpekerjaan berdasarkan Persetujuan ini, baik di Indonesia maupun di
Republik Federal Jerman.

P a s a 1

8

(1). Pemerintah Republik Indonesia akan berusaha untuk memperlancar pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh BATAN dan BGR berdasarkan Persetujuan ini, termasuk khususnya usaha memperoleh hal-

I

hal yang diperlukan untuk pekerjaan ini, penyediaan bantuan logistik, pengimporan alat-alat perlengkapan yang diperlukan untuk pekerjaan, dengan pengertian bahwa BATAN dan BGR sejauh mungkin akan
mempergunakan alat-alat perlengkapan dan bahan-bahan yang dihasilkan atau dibuat di Indonesia
(2). BATAN akan membantu BGR untuk mendapatkan lisensi-lisensi atau izin-izin yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan ini.

I

7
P a s a 1

9

(1). Perselisihan-perselisihan mengenai penafsiran atau pelaksanaan Persetujuan ini, sedapat mungkin, akan diselesaikan oleh kedua Pemerintah.
(2). Jika perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan dengan
cara tersebut, masing-masing Pemerintah dapat meminta supaya hal tersebut diteruskan kepada pengadilan perwasitan.

I

(3) • Pengadilan perwasitan tersebut akan dibentuk untuk setiap
kasus tertentu, sebagai berikut

: masing-masing Pemerintah akan me-

ngangkat seorang anggauta, dan kedua anggauta ini harus bersepakat
mengenai seorang warga negara dari negara ketiga untuk diangkat oleh
kedua Pemerintah sebagai ketuanya.

Anggauta-anggauta pengadilan ha-

rus diangkat dalam waktu dua bulan, sedangkan ketuanya dalam jangka
waktu tiga bulan sejak tanggal disampaikannya pernberitahuan dari salah satu Pemerintah kepada Pemerintah yang lain bahwa ia menginginkan
agar perselisihan tersebut disampaikan kepada pengadilan perwasitan.
(4). Jika jangka waktu seperti ditentukan dalam ayat 3 di atas
tidak dipatuhi, salah satu Pemerintah dalam hal tidak terdapat pengaturan lain yang ada hubungannya dengan masalah tersebut, dapat memohon kepada Presiden dari Mahkamah Internasional untuk melakukan
pengangkatan-pengangkatan yang diperlukan.

Jika Presiden tersebut

seorang berkewarganegaraan Jerman atau Indonesia, atau jika ia terhalang untuk menjalankan tugas tersebut, maka Wakil Presiden akan
melakukan pengangkatan-pengangkatan yang diperlukan.

Jika Wakil Pre-

siden juga seorang yang berkewarganegaraan Jerman atau Indonesia,
atau jika ia juga terhalang untuk menjalankan tugas tersebut, maka
anggauta Mahkamah Internasional berikutnya yang paling senior yang
bukan seorang yang berkewarganegaraan Jerman ataupun Indonesia akan
melakukan pengangkatan-pengangkatan yang diperlukan.

I

(5). Pengadilan Perwasitan mengambil keputusan berdasarkan
suara terbanyak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ada
antara negara-negara yang bersepakat dan ketentuan-ketentuan umum dari hukum internasional.
kuatan mengikat.

Keputusan-keputusan tersebut mempunyai ke-

Masing-masing Pemerintah akan menanggung biaya da-

ri anggauta yang diangkatnya dan dari wakil-wakilnya dalam acaraacara pengadilan perwasitan; biaya dari ketua dan biaya-biaya lainnya
akan ditanggung bersama oleh kedua Pemerintah dengan bagian yang sama
besar •

8

P a s a 1

10

Persetujuan ini akan berlaku juga untuk Daerah Berlin, dengan ketentuan bahwa Pemerintah Republik Federal Jerman tidak membua t pernyataan yang bertentangan kepada Pemerintah Republik Indonesia dalam jangka waktu tiga bulan se)ak Persetujuan ini mulai

I

berlaku.

P a s a 1

11

Persetujuan ini mulai berlaku pada tanggal masing-masing
Pemerintah menerima pemberitahuan tertulis dari Pemerintah lainnya
bahwa semua ketentuan-ketentuan konstitusionil dan perundang-undangan untuk mulai berlakunya Persetujuan ini telah dipenuhi, dan akan
tetap berlaku untuk jangka waktu tujuh tahun, kecuali bila diperpanjang atas persetujuan kedua Pemerintah.

DIBUAT di ••••J. A

Jlorati.on

dicser Stof!e erforderlicb

sim,

io Binbllck darau;t, dass nacb dlik Il'ldonesian crleicbtert die
wn der BGR und der B/tl'Ail au.f gruoo die sos .Al:itommen.s

./ .

I

-1
- 7 durobgefUhrten Arbe.1. tal; biorzu eooVran insbesondere
dio Boscbaffungen t'Ur die betr1cbllcbm Er.fordenusse,
dio Boreitstellung von Versorguncoel!:'l'!»!chtungen, die
Einfubr dor fUr die Arbeitcn notumd:l,zai AusrtistUDGm,
t·X>bei davon aisgegangen wird, dass gl.icb AuarUstU2lB AnwODiWlg dieses
Abkommana sollen, sowit maglicb, chu'oo die beiden
Rogle:rungen boi.golegt werdcn.
(2) Kann oine Strei t.tgkeit auf diooo Uoioo nicbt beigelegt
wordm , so konn Jede Regi oru.ng vorlnngan , dass die
Stroitigkeit e!nem Scbiedsger!cb.ic un·;;arbreitet wird.
(:3) Das Scbiedsgericht w1rd von Fall zu Fall gebildot, 1nd
jodo Rogiel"Wlg ein M1tgllod beotollt Utld beide Mitglieder

sicb au! den Angeborigm eines fu...;!.ttcn Staates als
Obmonn e.inigan, dor ""'On den bo!dcn Rog:!.orungen zu bestollcn ist. Die Mitgl1odor o:i.nd セNョ」イィ。ャ「@
von zwei
Monatcn, der Obmann 1nnorhalb von dro! tilcmaton zu bootellon , naehdeo e!ne Reg1eruna; do!' ondorcn mitgeteilt

bat, daas sie die Streitigkc!t e!nom Sehiedsgericbt
untcrbroiten will.
(4) Worden dio in Absatz 3 genonntcn Fr:totcn nicbt e1ngehalte
oo karm in Ermangeluna einor ondoz-cn Vcroinbarung jode
Rogiorung den Pr'J.s denten dos iョセ」イクャ[ゥッ。・@
Gericbtshoi' s bi ttan. • die erforderlichcn Ernonnungen vorzunebmen.
Bositzt dcr Prllsidont die doutocho odor die 1ndones1sche
Staatscngob6rigkei t oder 1st or cruo c!ncm mderen Gnmde

./.

I

I

- 8 -

vcrbindort, so soll der vQコッゥZ。ᄋ・、イセ@
dio Emennungen
vornobmon . Bea.itzt web der Vizop:rU.02.dont die doutsche
odor die 1ndonesiscbe StaatsmgobOi:':i.Q;.l:cit oc.ler 1st
aich er verbindert, so eoll dos io &lng nllcbstfolgonde
Mitgliod dos Internationalm Gor!chtoho£os, das nicbt
dio dautsche oder die 1ndonosiacho Stb.atsmgeh6r1gkc1t

bosi tzt , die Emenmmgen vornchmcn.
(5) Das Scbiedsgorioht ontocboidot nit St.!!Jrlcnmebrboit
der 2wiscben don Vertrogsstao:tan besteb&nden
Vcwoinbarungcn um des allganoinon VOll:crrecbta.
Soina mtachoidungtm sind b!ndwd . Jodo Regierung
trl!gt dio aCosten dos von ibr bostoll·t::cn IUtglieds

outerum

aow!o 1hror Vortretung in des Vorfntwcn vor dan
Sohiodsgcricht; die Kosten dos Oh'nonnoo sOWie die
ronstisen Koston werdon von den bcic.'!.cn Rog:l.erungen
zu gle1cbm Teilen getrag

3:

>

...."'
..
.. .. . .. "'
.. .. -. -... "
0

0

0

o.

!:. o.

z

c

o, o.

o, o, o, o,
0
o_ Ci• o . o _ o. "'

"'

0

>

(JI

o,

..

n

,,>

-. ... .

-. ,.,o .
...o_
,.

. ..

o_

..,

lt

z

セ@

o.

0

,,

0

IC

I>

(JI

I>

-i

>

IC

!!.'

>

?:

z

Ill
I>

セ@

>

"

)>

"'

",.,
2

...
}>

>
r

c"'

0
0

:l.

0

)>

?
0

0

...

'Ii

J>

"'