(B. Hukum) Model Perlindungan Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Masyarakat Lokal Surakarta dalam Sistem Hukum Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia.

(B. Hukum)
Model Perlindungan Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Masyarakat Lokal
Surakarta dalam Sistem Hukum Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia
Ciptorukmi N, Anjar Sri; Sasmini
LPPM UNS, Penelitian, DP2M Dikti, Hibah Bersaing Lanjutan, 2012
Penelitian ini diarahkan untuk memperoleh alternative model perlindungan kekayaan intelektual bagi
pengetahuan tradisional dan ekpresi budaya masyarakat lokal Surakarta di Indonesia. Sebuah basis data
(data base) sebagai inventarisasi dan dokumentasi atas kekayaan intelektual pengetahuan tradisional
dan ekspresi budaya khususnya di Surakarta diharapkan mampu menghasilkan luaran berupa model
perlindungan yang mencerahkan bagi perlindungan pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya
masyarakat lokal di Indonesia khususnya di Surakarta.
Secara lebih sistematis, pengusulan model perlindungan pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya
dalam sistem hukum hak kekayaan intelektual di Indonesia ini, bertujuan sebagai berikut. Melakukan
pengkajian secara mendalam atas kekayaan intelektual pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya
yang telah dibuat basis data (data base) dalam bentuk aplikasi komputer, menemukan model
perlindungan bagi kekayaan intelektual pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya, mereview buku
ajar tentang Hukum Hak Kekayaan Intelektual: Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya, serta
menyusun buku teks tentang “Model Perlindungan Pengetahuan Tradisional dan Folklor di Indonesia”.
Guna mencapai tujuan tersebut, pada penelitian tahun kedua ini secara metodologis dilakukan terutama
dengan menggunakan penelitian doctrinal dengan tetap melakukan juga penelitian sosio legal (sociolegal research) atau non doktrinal. Pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara, dan studi
pustaka. Teknik analisis menggunakan teknik kualitatif untuk data primer dan teknik hermeneutic dan

deduktif untuk data sekunder.
Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa penyusunan data base pengetahuan tradisional
dan folklore yang dimaksudkan sebagai perlindungan defensive dan prior art harus memuat unsur-unsur
yang memenuhi kejelasan identitas dari pengetahuan tradisional atau folklore itu sendiri baik subyek
hukum pemilik maupun obyek yang harus dilindungi. Oleh karena itu dalam database yang disusun,
sumber data yang menunjukkan pemilik dari pengetahuan tradisional dan folklore, merupakan hal yang
sangat penting. Keberadaan database dalam hukum nasional Indonesia telah diakui sebagai alat bukti
yang sah berdasar Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan
mempunyai kekuatan pembuktian bebas. Untuk lebih meyakinkan hakim perlu diberi alat bukti
tambahan, sementara untuk di dunia internasional belum ada suatu convention namun kasus Basmati
Rice dapat dijadikan yurisprudensi dalam penanganan suatu kasus Biopiracy atau missapropriation.
Terkait kepemilikan suatu pengetahuan tradisional dan folklore yang mensyaratkan pelestarian dari
kedua warisan budaya tersebut maka pembuatan bahan ajar dan buku teks menjadi sangat urgent.
Adanya buku ajar membuat mahasiswa menjadi lebih paham apa, dan bagaimana melindungi warisan
budaya Indonesia sementara buku teks lebih membuat rasa memiliki dari masyarakata Indonesia
sehingga mau melestarikannya yang pada akhirnya nanti maka masyarakat dunia juga akan mengakuinya.