PERLINDUNGAN HUKUM PENGETAHUAN TRADISIONAL DALAM KONSEP HUKUM KEKAYAAN INTELEKTUAL

Al’Adl, Volume VIII Nomor 2, Mei-Agustus 2016

ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

PERLINDUNGAN HUKUM PENGETAHUAN TRADISIONAL
DALAM KONSEP HUKUM KEKAYAAN INTELEKTUAL
(Legal Protection of Traditional Knowledge in the Concept of Intellectual
Property Right)
Muthia Septarina
Fakultas Hukum Universitas Islam Kalimantan MAAB
Jl. Adhyaksa No. 2 Kayutangi Banjarmasin Kalimantan Selatan
E-mail: muthiaseptarina01@gmail.com
Abstract
As for the objectives of this study are to find out who is the subject of law which
became the holder of the rights in the protect of traditional knowledge and to find
out how the forms of legal protection granted to traditional knowledge this
research is expected to provide a significant contribution both theoritycally and
practically.This study uses research methods of socio-logical research using an
interdisciplinary approach among aspects of social logical research using
noemaive approach who used the method of qualitative analysis is by analyzing
the data in depth and holistic as stated by David M Fettermen “this description

might include the groups’s history, religion, politics, economy and environment”
with another word presented the relationship between context in which is law
located it is o meet the need for more detailed and thorough explaination of the
legal issues in a more meaning full by making comparisons between law in book
with law in action.
Keywords: Protection, Traditional Knowledge, Intellectual Property Right.
Abstrak
Adapun yang menjadi tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
siapakah yang menjadi subjek hukum yang menjadi pemegang hak dalam
perlindungan Pengetahuan Tradisional dan untuk mengetahui bagaimana bentuk
perlindungan hukum yang diberikan terhadap Pengetahuan Tradisional. Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang sangat berarti, baik secara
teoritis maupun praktis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sosiologi
hukum (socio-legal research) dengan menggunakan pendekatan interdisipliner
atau “hibrida” antara aspek penelitian sosiologi dengan pendekatan normatif yang
memakai cara analisis kualitatif, yakni dengan menganalisis suatu data secara
mendalam dan holistik sebagaimana dikemukakan oleh David M. Fetterman
bahwa “ this description might include the group’s history, religion, politics,
economy and environment’, dengan kata lain socio-legal research
merepresentasikan keterkaitan antara konteks dimana hukum berada (an interface

with a context within which lawexists). Hal ini untuk memenuhi kebutuhan akan
penjelasan lebih rinci dan cermat terhadap persoalan hukum secara lebih

45

Al’Adl, Volume VIII Nomor 2, Mei-Agustus 2016

ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

bermakna dengan melakukan perbandingan antara law in book dengan law in
action.
Kata kunci: Perlindungan, Pengetahuan Tradisional, Hak Kekayaan Intelektual.

eksisnya Pengetahuan Tradisional

PENDAHULUAN
Isu yang saat ini sedang

Indonesia.


Konsep

Pengetahuan

menarik dan tengah berkembang

Tradisional

merupakan

dalam lingkup kajian Hak Kekayaan

kekayaan intelektual yang memang

Intelektual

(HKI)

adalah


sudah

perlindungan

hukum

terhadap

sepantasnya

karena

oleh masyarakat asli atau masyarakat

pengetahuan

tradisional. Yang mana salah satu

berhubungan


hasil

kekayaan

intelektual

merupakan

dengan

yang
kehidupan

manusia yang dapat dikomersilkan.
Pengetahuan

tardisional

dimiliki


system

sumber

penting

masyarakat asli atau masyarakat
adalah

untuk

mendapatkan perlindungan hukum

kekayaan intelektual yang dihasilkan

dari

suatu

Tradisional


Indonesia

yang

berpotensi

pengetahuan traditional (traditional

menjadi suatu kekayaan kebendaan

knowledge).

ketika telah bermanifesatsi dalam

Yang
pengetahuan

membedakan


antara

Tradisional

dengan

bentuk produk yang memiliki desain
yang khas.
Apabila

hasil karya intelektual lainnya yaitu
bahwa

pengetahuan

tradisional

merupakan

suatu


bentuk

intelektual

yang

tumbuh

berkembang

dari

dan

karya
dan
dalam

Reog Ponorogo, Angklung,

tradisional

seperti

tumbuhan seperti kunyit, jahe yang
sering

dijadikan

Hak

dengan
Kekayaan

Intelektual (HKI), nampaknya HKI
belum

mampu

memberikan


sepenuhnya

perlindungan

atas

Pengetahuan Tradisional ini. Hal ini

masyarakat komunal.

obat-obatan

perlindungan

dikaitkan

jamu-jamuan

merupakan contoh konkrit tentang

disebabkan antara lain dikarenakan
HKI dimaksudkan untuk melindungi
hak-hak individu sehingga jelas siapa
subjek

yang

sedangkan

harus

dalam

dilindungi,
Pengetahuan

46

Al’Adl, Volume VIII Nomor 2, Mei-Agustus 2016

ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

Tradisional

bertujuan

untuk

Pengetahuan Tradisional khususnya

melindungi

kepemilikan

bersama

terhadap negara-negara maju yang

memerlukan

memiliki kemampuan financial dan

persamaan persepsi terkait siapa

tenaga yang lebih mumpuni di

sebenarnya

hak

tambah kecanggihan teknologi yang

tersebut.

mereka miliki. Akibatnya Indoneisa

(komunal)

sehingga

pemegang

Pengetahuan

Tradisinal

Sebagai contoh misalnya bagaimana

hanya

menentukan atas kepemilikan sebuah

negara-negara maju dengan kedok

karya tari yang ternyata dimiliki oleh

melakukan penelitian, mereka bisa

2 daerah sekaligus.

mengklaim

bisa

dimanfaatkan

penemuan-penemuan

Memberikan

perlindungan

mereka

terhadap

Pengetahuan

tradisional Indonesia.

hukum

Tradisional dirasa sangat penting,

oleh

terhadap

Oleh

Pengetahuan

karenanya

penulis

karena Indonesia sebagai negara

tertarik untuk melakukan penelitian

berkembang

kekayaan

dengan judul “PERLINDUNGAN

memiliki

melimpah

mengenai

Pengetahuan

PENGETAHUAN TRADISIONAL

tradisioal.

Sangat

disayangkan

DALAM KONSEP HKI”

Indonesia

belum

memaksimalkan

bisa
pemberian

METODE PENELITIAN

terhadap

Penelitian ini menggunakan

Pengetahuan Tradisional dan belum

metode penelitian sosiologi hukum

maksimal dalam mengkonkretkan

(socio-legal

potensi

menggunakan

perlindungan

hukum

yang

dimiliki

karena

dengan

research)

pendekatan

lemahnya regulasi yang mengatur,

interdisipliner atau “hibrida” antara

kurangnya

pengetahuan

aspek penelitian

kemampuan

masyarakat

dan

sosiologi dengan

dalam

pendekatan normatif yang memakai

mengembangkan potensi yang ada.

cara analisis kualitatif, yakni dengan

Indonesia

menganalisis

apabila

dibandingkan

suatu

data

secara

dengan negara-negara berkembang

mendalam dan holistik sebagaimana

lainnya

dikemukakan

jauh

tertinggal

dalam

pengakuan perlindungan terhadap

oleh

David

M.

Fetterman bahwa “ this description

47

Al’Adl, Volume VIII Nomor 2, Mei-Agustus 2016

ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

might include the group’s history,

tumbuhan seperti kunyit, jahe yang

religion,

and

sering

lain

merupakan contoh konkrit tentang

research

eksisnya Pengetahuan Tradisional

politics,

environment’,

economy

dengan

kata

socio-legal

dijadikan

merepresentasikan keterkaitan antara

Indonesia.

konteks dimana hukum berada (an

Tradisional

interface with a context within which

kekayaan intelektual yang memang

law exists). Hal ini untuk memenuhi

sudah

kebutuhan akan penjelasan lebih

mendapatkan perlindungan hukum

rinci dan cermat terhadap persoalan

karena

hukum

secara

bermakna

pengetahuan

dengan

melakukan

perbandingan

berhubungan

lebih

Konsep

jamu-jamuan

Pengetahuan

merupakan

suatu

sepantasnya

untuk

merupakan

sumber

penting
dengan

yang
kehidupan

antara law in book dengan law in

manusia yang dapat dikomersilkan.

action.

Pengetahuan
dimiliki

PEMBAHASAN

Tradisional

Indonesia

yang

berpotensi

menjadi suatu kekayaan kebendaan

Isu yang saat ini sedang
menarik dan tengah berkembang
dalam lingkup kajian Hak Kekayaan
Intelektual

(HKI)

adalah

perlindungan

hukum

terhadap

kekayaan intelektual yang dihasilkan
oleh masyarakat asli atau masyarakat

ketika telah bermanifesatsi dalam
bentuk produk yang memiliki desain
yang khas.
Di

Indonesia

salah

satu

kendala untuk dapat memberikan
perlindungan HKI adalah masyarakat
sendiri, yang di satu sisi masih

tradisional. Yang mana salah satu

menganggap HKI merupakan “public

dari

right” yang mempunyai fungsi sosial,

hasil

kekayaan

intelektual

masyarakat asli atau masyarakat
tardisional

adalah

sistem

pengetahuan traditional (traditional
knowledge).

yang tidak merasa keberatan apabila
produk mereka bisa ditiru oleh pihak
lain.

Reog Ponorogo, Angklung,
obat-obatan

karena masih banyak masyarakat

tradisional

seperti

Adanya

perbedaan

pandangan diantara masyarakat barat

48

Al’Adl, Volume VIII Nomor 2, Mei-Agustus 2016

ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

dan masyarakat lokal/adat terhadap

misappropriation1

konsep dasar dan aspek kepemilikan

oleh

Pengetahuan

pengembangan

Tradisional

juga

yang dilakukan

peneliti

asing
riset

untuk

mereka

di

merupakan salah satu masalah yang

bidang bioteknologi ataupun farmasi

harus dihadapi dalam memberikan

yang lebih banyak dilatarbelakangi

perlindungan

oleh motif ekonomi.

Pengetahuan

Tradisional.

Konsep

dasar

Misappropriation

diartikan

masyarakat barat yang individual

sebagai penggunaan oleh pihak lain

kapitalistik

dengan

melihat

Tradisional

Pengetahuan

sebagai

mengabaikan

hak-hak

kekayaan

masyarakat lokal atas pengetahuan

(property) yang dapat dimiliki secara

tradisional dan sumber daya hayati,

individual. Sedangkan, masyarakat

yang menjadi milik masyarakat yang

local/adat lebih melihatnya sebagai

bersangkutan.

warisan atau ekspresi kebudayaan
dan tidak melihatnya
ekonomis.

dari segi

Masyarakat

sebagai

Salah satu kelemahan dalam
mengembangkan

system

perlindungan

Pengetahuan

pemilik dari pengetahuan tradisional

Tradisional adalah sangat terbatasnya

sama sekali tidak memperhitungkan

data, dokumentasi, dan informasi

keuntungan

tidak

mengenai Pengetahuan Tradisional

untuk

yang sebenarnya telah ada sejak

melindungi pengetahuan mereka itu

ratusan tahun yang lalu. Tidak

dari pengambilan yang dilakukan

adanya dokumen tertulis mengenai

oleh orang luar. Hal ini disebabkan

Pengetahuan Tradisional ini telah

oleh

menjadi

ekonomi

memiliki

dan

keinginan

adanya

anggapan

bahwa

salah

satu

sebab

pengetahuan tersebut adalah milik

diberikannya paten oleh kantor paten

bersama. Melimpahkan pengetahuan

dengan pertimbangan tidak adanya

tersebut kepada orang lain dianggap

dokumen pendukung (prior art) yang

merupakan suatu kebijakan yang

dapat menggugurkan invensi yang

akan

bersangkutan.

mendapat

balasan

dihari

kemudian. Kondisi ini jelas sangat
rentan

terhadap

tindakan

Hal

ini

sangat

1

Agus Sardjono, Hak Kekayaan
Intelektual dan Pengetahuan Tradisional,
Penerbit PT Alumni, Bandung, hlm. 11.

49

Al’Adl, Volume VIII Nomor 2, Mei-Agustus 2016

ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

merugikan bagi pihak masyarakat

masyarakat asli. Namun dilihat dari

asli/setempat

bagaimana

selaku

(indigenous

pemilik

people)

Pengetahuan

Tradisional tersebut.

aturan

ketentuan

tersebut

dipertahankan, dijaga dan diakses
pengetahuan

Oleh karennya perlu adanya
sebuah

pengetahuan

tersebut

dikelompokkan

dapat

menjadi

(a)

yang

pengetahuan

mengaskan siapa yang dimaksud

pengetahuan

dengan komunitas atau masyarakat

(c)penegtahuan yang sudah menjadi

sebagai

publik domain.2

pengemban

hak

dari

pengetahuan tradisional tersebut.
Subjek

individu,

(b)

komunitas

Ada tiga posisi isu penting

Pengetahuan

mengenai

hubungan

Tradisional adalah pemegang Hak

pengetahuan

tradisional

Pengetahuan Tradisional, dalam hal

hukum

ini adalah masyarakat tradisional

Intelektual yaitu pertama, The Public

yang

dan

Domain Position yang menyatakan

Pengetahuan

bahwa pengetahuan tradisional harus

Tradisional dan ekspresi budaya

menjadi milik umum yang boleh

tradisional secara tradisional dan

dinikmati semua penduduk di dunia.

komunal.

Posisi ini menentang usaha yang

memelihara

mengembangkan

Menyampaikan

Hak

Atas

antara
dengan
Kekayaan

pengetahuan tersebut dari generasi

ingin

ke generasi sebagai pemilik hak

tradisional sebagai barang komoditi.

Pengetahuan Tradisional atau pihak

Oleh karena itu, mereka tidak setuju

yang menerima hak tersebut dari

penciptaan Hak Kekayaan Intelektual

pemilik hak Pengetahuan tradisional.

lebih mementingkan perlindungan

Menurut Gupta seperti yang

hak individu sehingga merupakan

disebutkan
dilihat

dari

oleh

aspek

menghasilkannya
pengetahuan

Zainul

Daulay,

siapa

yang

(producer),

tradisional

individu atau komunitas local atau

pengetahuan

jalan yang akan merusak lembaga
dan

struktur

tradisional

dalam

Pengetahuan Tradisional.

dapat

dihasilkan oleh individu, sekelompok

menjadikan

Kedua, The Appropriation
Position
2

yang

mendukung

Zainul Daulay hal. 52.

50

Al’Adl, Volume VIII Nomor 2, Mei-Agustus 2016

ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

kepemilikan eksklusif pengetahuan

memegang tugas dan fungsi penting

tradisional oleh suatu lembaga atau

dalam perlindungannya. HKI tidak

badan

hanya menyangkut property tetapi

untuk

bisa

penggunaannya

menentukan

untuk

tujuan

juga pengakuan, penghormatan dan

komersil dan penggunaan lainnya.

penghargaan atas kontribusi kepada

Dengan

mereka

manusia penciptanya. Oleh karena

pengetahuan

itu, HKI mempunyai peranan penting

kata

beranggapan

lain,

bahwa

tradisional harus dijadikan komoditas

untuk

dan

Kekayaan

pemegang pengetahuan tradisional,

Intelektual sebagai sebuah hal yang

yaitu ketika pemberian HKI yang

penting

terkait

menjadikan

untuk

Hak

menentukan

melindungi

martabat

dengan

pengetahuan

bagaimana dan siapa yang berhak

tradisional

para

memanfaatkan

pengetahuan

tradisional

pengetahuan

tradisional.

tingkat

Ketiga, The Moral Right
Position yang menyatakan bahwa
pemegang

hak

tradisional

pengawasan

diberi
terhadap

penggunaan yang dilakukan oleh
pihak lain untuk tujuan komersial.

pengetahuan

Pengetahuan tardisional telah
muncul menjadi masalah baru di

diberi hak yang berupa kepemilikan

Indonesia karena hingga saat ini

yang penuh dan dapat mencegah atau

Indonesia

menentang klaim para pengambil

peraturan

manfaat atau pemakai pengetahuan

mengatur

tradisional

Pengetahuan Tradisional. Sedangkan

dapat

hanya

dilindungi

pemegang

dan

tetapi

harus

para

dikomersialkan
oleh

mereka

(pemegang) yang berhak.
Konsep

belum
yang

mempunyai
secara

mengenai

khusus

perlindungan

dalam perkembangannya di dalam
masyarakat Pengetahuan Tradisional

pengetahuan

sangat banyak dipakai bahkan telah

tradisional sangat erat kaitannya

banyak diakui oleh pihak/negara

dengan daerah sebagai “pemilik”

asing.

pengetahuan tradisional, sehingga

internasional

sudah seharusnya pemerintah daerah

Tradisional ini belum menjadi suatu

maupun provinsi dan kabupaten/kota

kesepakatan

Selain

itu

di

tingkat

Pengetahuan

internasional

untuk

51

Al’Adl, Volume VIII Nomor 2, Mei-Agustus 2016

ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

memberikan perlindungan hukum.

melimpah

mengenai

Pengetahuan

Pengaturan HKI yang terdapat dalam

Tradisioal.

Sangat

disayangkan

TRIPS saat ini belum bisa secara

Indonesia

optimal

memaksimalkan

memberikan

akomodasi

belum

bisa
pemberian

kepada kekayaan asli masyarakat

perlindungan

tardisional/adat

Pengetahuan Tradisional dan belum

terhadap

Pemberian perlindungan bagi
Tradisional

terhadap

maksimal dalam mengkonkretkan

pengetahuan tradisional mereka.

Pengetahuan

hukum

menjadi

potensi

yang

dimiliki

lemahnya regulasi yang mengatur,

dihadapkan

pada

kurangnya

pengetahuan

karakteristik dan keunikan

yang

kemampuan

masyarakat

penting

ketika

karena

dan
dalam

dimilikinya. Ada beberapa alasan

mengembangkan potensi yang ada.

perlunya

Indonesia

dikembangkannya

perlindungan
Tradisional,

bagi

Pengetahuan

diantaranya

adalah

apabila

dibandingkan

dengan negara-negara berkembang
lainnya

jauh

tertinggal

dalam

keadilan,

pengakuan perlindungan terhadap

konservasi, pemeliharaan budaya dan

Pengetahuan Tradisional khususnya

praktek

pencegahan

terhadap negara-negara maju yang

perampasan oleh pihak-pihak yang

memiliki kemampuan financial dan

tidak berhak terhadap komponen-

tenaga yang lebih mumpuni di

komponen pengetahuan tradisional

tambah kecanggihan teknologi yang

dan

mereka miliki. Akibatnya Indoneisa

adanya

pertimbangan

tradisi,

pengembangan

penggunaan

kepentingan pengetahuan tradisional3

hukum

hanya

bisa

dimanfaatkan

Memberikan

perlindungan

negara-negara maju dengan kedok

terhadap

Pengetahuan

melakukan penelitian, mereka bisa

Tradisional dirasa sangat penting,

mengklaim

karena Indonesia sebagai negara

mereka

berkembang

tradisional Indonesia.

memiliki

kekayaan

penemuan-penemuan
terhadap

Pengetahuan
3

oleh

Muhammad Djumhana, 2006,
Perkembangan
Doktrin
dan
Teori
Perlindungan Hak Kekyaan Intelektual,
Bandung; PT Citra Aditya Bakti, hal. 56.

Pengetahuan

tradisional

masyarakat

lokal

tidak

mempunyai

arti

penting

hanya
bagi

52

Al’Adl, Volume VIII Nomor 2, Mei-Agustus 2016

ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

kelangsungan hidup masyarakat itu

dikemukakan di atas. Hal yang

sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi

demikian

negara dan masyarakat internasional

gambling

baik

WIPO dalam Kalimat: It is the duty

untuk

mempertahankan

lingkungan

hidup

yang

dikemukakan
oleh

secara

direktur

Jendral

of the state to ensure with diligence

berkelanjutan, pengembangan sains

the

dan teknologi maupun perolehan

invensions

keuntungan

Mengacu

untuk menjamin dengan seksama

pada alasan moral, hukum dan

perlindungan kasrya-karya seni dan

kemanfaatan,

invensi-invensi).4

ekonomis.

sebenarnya

sudah

protection

cukup alasan dasar yang kuat bagi
suatu

negara

dan

masyarakat

internasional

untuk

mengatur

perlindungan

hukum

terhadap

pengetahuan tradisional.

of

the

(adalah

Bahwa
perundangan
eksplisit

art

tugas

berbagai
HKI

negara

peraturan

yang

mengatur

and

secara

mengenai

pengetahuan tradisional masih dirasa
belum cukup untuk memberikan

Sebagai salah satu isu baru

perlindungan terhadap pengetahuan

dalam perkembangan hak kekayaan

tradisional. Banyaknya terjadi kasus

intelektual, pengetahuan tradisional

“pencurian” beberapa pengetahuan

dan ekspresi budata tradisional perlu

tradisional

mendapatkan perlindungan hukum

memberikan

seperti

kekayaan

lemahnya

perlindungan

yang

intelektual modern yang sudah ada

diberikan

undang-undang

HKI

terlebih dahulu seperti hak cipta, hak

seperti

merek, hak paten, desain tata letak

membuka

sirkuit

pihak/negara asing untuk melakukan

halnya

bentuk

terpadu,

rahasia

dagang,

UU

masyarakat

lokal

gambaran

bahwa

Hak

Cipta

kesempatan

malah
kepada

perlindungan varietas tanam. Terkait

pembajakan

isu tersebut sudah sewajarnya negara

pengetahuan tradisional masyarakat

memebrikan

jaminan

lokal

perlindungan

hukum

terhadap
sepenuhnya

klaim

Indonesia.

kelemahan

terhadap

Ada

beberapa

perlindungan

atas segala macam ciptaan termasuk
karya

tradisional

seperti

telah

4

Eddy Damian, 2010, Hukum Hak
Cipta, Bandung; PT Alumni, hal. 15

53

Al’Adl, Volume VIII Nomor 2, Mei-Agustus 2016

Pengetahuan

Tradisional

melalui

ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

pariwisata

serta

Himpunan

konsep HKI, yaitu pertama, HKI

Pemberdayaan

menimbulkan benturan antara sistem

Ekkspresi

kepemilikan komunal dan individual,

(Hippebtra) pada 27 April lalu di

kedua,

mungkin

museum Galeri Nasional, melalui

hanya sesuai untuk melindungi aspek

makalahnya Ignatius Subagjo dari

ekonomis

pengetahuan

BPPT mengemukakan pengetahuan

tradisional, namun kurang dapat

tardisional memiliki karakter yang

melindungi

unik dan holistik.5

peraturan

HKI

dari

aspek

spiritual

dan

cultural identity.

Budaya

Substansi

Dengan
pemanfaatan

Pengetahuan

demikian,
konsep

HKI untuk

dan

Tradisional

yang

terpenting

dari Undang-undang sui generis
yang

dimaksud

adalah

adanya

tegas

bahwa

melindungi pengetahuan tradisional

pengakuan

dapat dilakukan salah satunya adalah

masyarakat lokal adalah “pemilik”

dengan

dari pengetahuan tradisional yang

melakukan

amandemen

yang

peraturan perundang-undangan HKI

bersangkutan.

yang berlaku saat ini khususnya yang

hukum kebiasaan (customary law)

mengatur

mengenai

pengetahuan

dapat menjadi salah satu alternatif

tradisional

agar

memberikan

sumber

pembahasan

yang lebih

mengenai

peraturan

perolehan

hak

lengkap

Hukum

atau

merumuskan

adat

bahan

hak-hak

atau

untuk

masyarakat

mengenai

lokal tersebut di dalam Undang-

Pengetahuan

undang sui generis. Undang-undang

Tradisional.

sui

generis

yang

dimaksud

Selain itu, ada alternatif lain

setidaknya tidak mengabaikan unsur-

yaitu dengan perundang-undangan

unsur yang berlandaskan pada norma

sistem sui generis atau mandiri diluar

agama sesuai dengan sifat hukum

HKI. Dalam forum grup Discusion

adat yang religio magis, bersifat

yang diselenggarakan oleh Lembaga

sederhana,

Kajian

Hukum

dan

berlandaskan

kepada

Teknologi

(LKHT) UI bekerjasama dengan
Kementrian

Kebudayaan

dan

5

www.legalakses.com, diakses
tanggal 18 Januari 2016, pukul 7:33.

pada

54

Al’Adl, Volume VIII Nomor 2, Mei-Agustus 2016

ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

sistem kemasyarakatan yang sangat

pengetahuan tersebut tidak dapat

menghargai kebersamaan.

dilaksanakan

atau

tidak

dapat

Dalam rangka menganalisi

ditegakkan dengan efektif. Salah

mengenai system perlindungan atas

unsur yang memungkinkan untuk

hak

yang

adanya penegakkan yang efektif

dipanang dapat lebih sesuai dengan

adalah apabila di dalam Undang-

yang

undang

kekayaan

intelektual

diharapkan/dibutuhkan

masyarakat

oleh

asli/setempat

tersebut

mencantumkan

sanksi hukum atas pelanggaran hak

(indigenious people) dan selaras

yang

dengan perkembangan terakhir d

dengan

bidag sosial budaya, dan ekonomi.

pidana.

Ada 2 hal pokok yang dipandang

bersangkutan

atau

menerapkan

Bagi

negara

bahkan
ketentuan

Indonesia

perlu untuk secara seksama ditelaah

Pengetahuan Tradisional merupakan

yaiu agar pengetahuan tradisional

aset negara yang tak ternilai. Oleh

dapat dipertimbangkan sebagai prior

karena itu harus dilindungi dan

art, dan agar perolehan hak kekayaan

dilestarikan.

intelektual (missalnya paten) secara

tidak

tidak sepantasnya dapat dicegah dan

persaingan tidak sehat tetapi juga

dapat

mempercepat

bermanfaat untuk pemerataan dan

terealisasinya harapan masyarakat

pembangunan ekonomi. Selain itu,

luas yaitu agar pemanfaatan sumber

perlindungan

daya

peningkatan

lebih

genetic,

pengetahuan

saja

Perlindungan
untuk

hukum

menghindari

dimaksudkan

untuk

kesejahteraan

tradisional dan ekspresi folklore

masyarakat, tidak hanya untuk tujuan

dapat dilakukan secara optimal, serta

kemanusiaan

agar tersedianya adanya sui generis

pandangan masyarakat asli, tetapi

intellectual property system yang

diarahkan

memadai di bidang-bidang tersebut.

kesejahteraan ekonomi dari setiap

Perlindungan

pengetahuan

sebagaimana

untuk

peningkatan

anggota masyarakat melalui akses

tradisional

tidak

berarti

apa-apa

yang diberikan kepada perusahaan

manakala

hukum

atau

Undang-

asing atau pihak luar lainny yang

undang

yang

melindungi

berkeadilan

dan

diterima

oleh

55

Al’Adl, Volume VIII Nomor 2, Mei-Agustus 2016

ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

Adanya

masyarakat sebagai pemilik dari

pencurian

pengetahuan tradisional tersebut.
Sebagai bagian dari kekayaan
bangsa

Indonesia,

pengetahuan

kasus-kasus

terhadap

tradisional

pengetahuan
negara-negara

berkembang oleh negara maju tidak

budaya

bisa serta merta diarahkan pada

tradisional patut dilestarikan sebagai

adanya celah dalam system Hukum

wujud pelestarian bangsa. Sunaryati

HKI yang ada. Pemerintah sebagai

Haryono

pengatur

tradisional

dan

ekspresi

mengemukakan

bahwa

(regulator)

harus

terdapat dua cara untuk mengartikan

menjalankan

kelestarian bangsa yaitu pertama,

memberikan perlindungan terhadap

mempertahankan

pengetahuan tradisional di Indonesia.

sudah

ada

keadaan

(preservation),

yang

Peran

yang

fungsinya

dalam

pemerintah

dalam

melarang diadakannya perubahan-

pemahaman ini merupakan wujud

perubahan,

pengembaanan fungsi dan peran

hidup

kedua,

bangsa

kelangsungan

Indonesia,

yang

pemerintah yang telah digariskan

menagdung dnamika yang besar

dalam

sehingga dari masa ke masa dapat

undangan

mengembangkan

dipahami

diri

dan

Peraturan

Perundang-

negara.

Pemerintah

sebagai

organ

yang

terhadap

menjalankan pemerintahan negara.

perubahan-perubahan dan serangan-

Peran dan fungsi pemerintah ini

serangan yang datang dari luar, tetapi

timbul dari adanya wewenang yang

juga dari dalam dan malah yang

melekat pada lembaga pemerintah

datang member sumbangan kepada

sebagai alat negara. Wewenang ini

kebahagiaan dan kelangsungan hidup

timbul karena secara tributif diberi

6

wewenang oleh Undang-undang atau

mempertahankan

masyarakat dunia.

diri

merupakan wewenang delegatif.
6

Sunaryati hartono, Penelitian hukum
di Indonesia pada akhir abad ke-20,
Penerbit PT Alumni Bandung,1994, dalam
Afrillyana
Purba,
Pemberdayaan
Perlindungan
Hukum
Pengetahuan
Tradisional
Dan
Ekspresi
Budaya
Tradisional sebagai Sarana Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia, Penerbit PT Alumni
Bandung, 2012, hal. 112.

Perlindungan
Pengetahuan

terhadap

Tradisional

dan

ekspresi budaya tradisional ini akan
berkaitan dengan peran negara dalam

56

Al’Adl, Volume VIII Nomor 2, Mei-Agustus 2016

ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

meweujudkan cita hukum Indonesia

dengan perkembangan terakhir d

yang dirumuskan sebagai berikut:

bidag social budaya, dan ekonomi.

1. Negara melindungi segenap

Ada 2 hal pokok yang dipandang

bangsa Indonesia dan seluruh

perlu untuk secara seksama ditelaah

tumpah darah Indonesia;

yaiu agar pengetahuan tradisional

2. Negara berhak mewujudkan

dapat dipertimbangkan sebagai prior

keadilan social bagi seluruh

art, dan agar perolehan hak kekayaan

rakyat;

intelektual (missalnya paten) secara

3. Negara yang berkedaulatan
rakyat, berdasar kerakyatan

dapat

dan

terealisasinya harapan masyarakat

perusyawaratan

perwakilan;
4. Negara

lebih

mempercepat

luas yaitu agar pemanfaatan sumber
berdasar

atas

daya

genetic,

pengetahuan

Ketuhanan Yang Maha Esa

tradisional dan ekspresi folklore

menurut dasar kemanusiaan

dapat dilakukan secara optimal, serta

yang adil dan beradab.

agar tersedianya adanya sui generis

Dalam rangka perlindungan

intellectual property system yang

pengetahuan tradisional, pemerintah
saat

tidak sepantasnya dapat dicegah dan

ini

sedang

memadai di bidang-bidang tersebut.

menyiapkan

Dalam

konteks

ini

peraturan sui Generis, yaitu RUU

pemerintah Indonesia dapat belajar

tentang Pengetahuan Tradisional dan

dari pengalaman negara-negara lain,

Ekspresi Budaya Tradisional yang

atau memanfaatkan hasil kerja WIPO

mana berfokus pada perlindungan

atau organisasi internasional lainnya

terhadap pengetahuan tradisional.

seperti

Dalam rangka menganalisi

UNEP,

melakukan

yang

berbagai

sudah
langkap

mengenai system perlindungan atas

pendahuluan

hak

yang

memberikan

perlindungan

dipanang dapat lebih sesuai dengan

pengetahuan

trdaisional,

yang

penyesuaian yang diperlukan sebagai

kekayaan

intelektual

diharapkan/dibutuhkan

masyarakat

oleh

asli/setempat

dalamupaya
bagi
dengan

berikut:

(indigenious people) dan selaras

57

Al’Adl, Volume VIII Nomor 2, Mei-Agustus 2016

ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

1. unsur-unsur/elements of sui

melibatkan
asing;

generis intellectual property
system

for

traditional

2. Dokumentasi

yang

mengenai

pengetahuan tradisional (dan

knowledge of expression of
folklore,

investor

diantaranya

ekspresi folklore) yang telah

meliputi:

ada yang perlu diusulkan

a. Pertimbanga/kebijakan

untuk

yang

mendasari

diperlukannya

sui

sebagai prior art;
3. Pertukaran

generis dimaksud;

dipenuhi

informasi

mengenai

b. Subyek yang diatur;
c. Kriteria

dipertimbangkan

tradisional

yang

harus

oleh

subyek

dimaksud;

pengetahuan
(dan

folklore)

ekspresi
secara

elektronik/online;
4. Menyusun

standar

d. Pemilik;

dokumentasi hak kekayaan

e. Hak dan kewajiban apa

intelektual yang sesuai untuk

yang

dimiliki

oleh

penegtahuan tradisional (dan

pemilik;

ekspresi folklore).

f. Bagaimana

prosedur

untuk memperoleh hak;
g. Bagaimana

Subtansi yang terpenting dari
undang-undang sui generis yang

cara

dimaksud adalah adanya pengakuan

mengadministrasikan dan

yang tegas bahwa masyarakat local

mengakkan

adalah pemilik dari pengetahuan

hak

dimaksud;

tradisional

yang

bersangkutan.

h. Penyelesaian sengketa;

Hukum adat atau hukum kebiasaan

i. Kapan

(customary law) yang menjadi salah

hak

dimaksud

berakhir;

satu alternative sumber atau bahan

j. Mekanisme

pembagian

keuntungan

dalam

masyarakat local tersebut di dalam

perjanjian kontrak yang

undang-undang sui generis. Prinsip-

untuk

merumuskan

hak-hak

prinsip dalan hukum adat dapat

58

Al’Adl, Volume VIII Nomor 2, Mei-Agustus 2016

ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

diakomodasikan ke dalam Undang-

tradisional ke dalam produk undang-

undangsui generis antara lain:

undang sui generis yang dimaksud,

1. Pengaturan di dalam Undang-

untuk

memberikan

perlindungan

undang sui generis bersifat

kepada

sederhana;

Disinilah peran para ahli hukum dan

2. Undang-undang sui generis
hendaknya
mengabaikan
yang

tidak
usnur-unsur

berlandaskan

pada

pengetahuan

tradisional.

lembaga

legislative

diharapkan

untuk

sangat

mewujudkan

amanat konstitusi dan komitmen
Indonesia pada ratifikasi CBD.

norma agama, hal ini sejalan

Berdasarkan pada beberapa

dengan system hukum adat

temuan di lapangan, hal yang perlu

yang bersifat magis religius;

dicermati oleh pemerintah sebagai

3. Undang-undang sui generis
itu

hendaknya

tetap

pemangku

kewajiban

menghormati,

untuk

melindungi

dan

berlandaskan kepada system

memenuhi hak asasi masyarakat

kemasyarakatan yang sangat

adat, termasuk di dalamnya melalui

menghargai kebersamaan;

penyusunan peraturan perundang-

4. Undang-undang sui generis

undangan

adalah

sesuai

dengan

itu harus mampu menjamin

karakteristik masyarakat adat itu

atau

sendiri. Ada masyarakat adat yang

sekurang-kuranggnya

memberikan

kemungkinan

terbuka menerima kontak dari orang

yang besar agar pemanfaatan

luar komunitas mereka, tetapi ada

pengetahuan

pula yang masih bersifat tertutup dari

(termasuk
dibidang
hayati)

pengetahuan

orang luar.

keanekaragaman
benar-benar

memberikan
bagi

tradisional

dapat

kesejahteraan

masyarakat

pada

Perlindungan

pengetahuan

tradisional

tidak

berarti

apa-apa

manakala

hukum

atau

undang-

undang

yang

melindungi

umumnya.

pengetahuan tersebut tidak dapat

Merumuskan cara pandang

dilaksanakan

dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat

atau

tidak

dapat

ditegakkan dengan efektif. Salah

59

Al’Adl, Volume VIII Nomor 2, Mei-Agustus 2016

ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

unsur yang memungkinkan untuk

Sebagai bagian dari kekayaan

adanya penegakkan yang efektif

bangsa

adalah apabila di dalam Undang-

tradisional

undang

mencantumkan

tradisional patut dilestarikan sebagai

sanksi hukum atas pelanggaran hak

wujud pelestarian bangsa. Sunaryati

yang

Haryono

tersebut

bersangkutan

dengan

atau

menerapkan

bahkan
ketentuan

pidana.

Indonesia,
dan

pengetahuan

ekspresi

budaya

mengemukakan

bahwa

terdapat dua cara untuk mengartikan
kelestarian bangsa yaitu pertama,

Bagi

negara

Indonesia

mempertahankan

keadaan

yang

pengetahuan tradisional merupakan

sudah

aset negara yang tak ternilai. Oleh

melarang diadakannya perubahan-

karena itu harus dilindungi dan

perubahan,

dilestarikan.

hidup

tidak

saja

Perlindungan
untuk

hukum

ada

(preservation),

kedua,

bangsa

yang

kelangsungan

Indonesia,

yang

menghindari

menagdung dnamika yang besar

persaingan tidak sehat tetapi juga

sehingga dari masa ke masa dapat

bermanfaat untuk pemerataan dan

mengembangkan

pembangunan ekonomi. Selain itu,

mempertahankan

perlindungan

untuk

perubahan-perubahan dan serangan-

kesejahteraan

serangan yang datang dari luar, tetapi

masyarakat, tidak hanya untuk tujuan

juga dari dalam dan malah yang

kemanusiaan

sebagaimana

datang member sumbangan kepada

pandangan masyarakat asli, tetapi

kebahagiaan dan kelangsungan hidup

diarahkan

masyarakat dunia.7

dimaksudkan

peningkatan

untuk

peningkatan

diri
diri

dan
terhadap

kesejahteraan ekonomi dari setiap
anggota masyarakat melalui akses

PENUTUP

yang diberikan kepada perusahaan
asing atau pihak luar lainnya yang
berkeadilan

dan

diterima

oleh

masyarakat sebagai pemilik dari
pengetahuan tradisional tersebut.

7

Sunaryati hartono, Penelitian hukum
di Indonesia pada akhir abad ke-20,
Penerbit PT Alumni Bandung,1994, dalam
Afrillyana
Purba,
Pemberdayaan
Perlindungan
Hukum
Pengetahuan
Tradisional
Dan
Ekspresi
Budaya
Tradisional sebagai Sarana Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia, Penerbit PT Alumni
Bandung, 2012, hal. 112.

60

Al’Adl, Volume VIII Nomor 2, Mei-Agustus 2016

ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

A. Kesimpulan

ekspresi

1. Masih belum jelasnya siapa

Sehingga

yang

dimaksud

dengan

budaya

tradisional.

pemerintah

untuk

segera

perlu

membentuk

pengemban hak atau subjek

Undang-undang khusus atau sui

pemilik

generis

hak

Tradisional,

Pengetahuan

sehingga

perlu

yang

mengatur

mengenai Perlindungan hukum

adanya enetapan secara pasti dan

Pengetahuan

Tradisional.

jelas

Sehingga

pemanfaatan

mengenai

siapa

yang

menjadi pengemban hak ekslusif

Pengetahuan Tradisional benar-

atas

benar

pengetahuan

agar

tradisional

kedepannya

menimbulkan
mempunyai

masalah.
peranan

dapat

memberikan

tidak

kesejahteraan pada masyarakat

HKI

pada umumnya dan masyarakat

penting

lokal/adat

sebagai

pemilik

untuk melindungi martabat para

Pengetahuan Tradisional secara

pemegang

khsususnya.

tradisional,

pengetahuan
yaitu

ketika

B. Saran

pemberian HKI yang terkait

1. Agar

pemerintah

segera

dengan Pengetahuan Tradisional

mewujudkan

terealisasinya

para

Undang-undang

Perlindungan

pemegang

Tradisional

Pengetahuan

diberi

pengawasan

tingkat
terhadap

dan Pemanfaatan Pengetahuan
Tradisional

penggunaan yang dilakukan oleh

Budaya,

pihak

memberikan

lain

untuk

tujuan

komersial.
2. Belum

hukum

masyarakat

Perundang-undangan

yang

pengemban

secara khusus dan memadai

Tradisional.

baik

kekayaan

atas

pemerintah

dan

pemegang

Tradisional

pasti

kepada

khususnya
hak

Pengetahuan

2. Perlu adanya dokumentasi yang

perlindungan hukum terhadap

Pengetahuan

dapat

perlindungan

yang

Peraturan

intelektual

Ekspresi

sehingga

tersedianya

yang mengatur dan memberi

dan

dilakukan

baik

maupun
hak

oleh
oleh

Pengetahuan

61

Al’Adl, Volume VIII Nomor 2, Mei-Agustus 2016

Tradisional agar memudahkan

ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

Hartono,

Sunaryati.,

Penelitian

dalam pembuktian kepemilikan

hukum di Indonesia pada

Hak Pengetahuan Tradisional

akhir abad ke-20, Penerbit

sehingga

dapat

PT Alumni Bandung,1994,

pencurian

oleh

maupun

pihak-pihak

menghindari
pihak

asing

dalam

tidak

Pemberdayaan Perlindungan

bertanggung jawab.

Afrillyana

Hukum

Pengetahuan

Tradisional
DAFTAR PUSTAKA

Dan

Sarana

Damian, Eddy, Hukum Hak Cipta,
Bandung; PT Alumni, 2010.

Tradisional (Konsep, Dasar
dan

Praktiknya),

Jakarta:

RajaGrafindo

Persada, 2011.
Djubaedillah,

Djumhana,

Muhamad Drs., Hak Milik
Intelektual (sejarah, teori dan
di

Indonesia,

Bandung: PT Citra Aditya
Bakti, 2014.

Jened, Prof. Dr. Rahmi. SH, MH,
Hukum

Hak

(copyright’s

Cipta

law),Bandung:

PT Citra Aditya Bakti, 2014.

Badan

Penelitian

Step by Step, London, Sage
Publishing, 1998.

Perlindungan

Kekayaan

Intelektual Atas Pengetahuan
Tradisional

dan

HaKI

(Hak

Kekayaan Intelektual) yang
benar, Yogyakarta: Pustaka
Yustisia, 2010.

Ekspresi

Tradisional

Masyarakat Adat, Bandung:
PT Alumni, 2013.
Sardjono,

Hariyani, Isw, SH, MH, Prosedur

dan

Pengembangan,

Budaya

Fetterman, David M., Ethnography

Mengurus

Ekonomi Indonesia, Penerbit

Kementrian Hukum dan HAM RI,

R,&

prakteknya

Pertumbuhan

PT Alumni Bandung, 2012.

Zainul,Pengetahuan

Hukum,

Ekspresi

Budaya Tradisional sebagai

Buku-buku

Daulay,

Purba,

Agus,

Hak

Kekayaan

Intelektual dan Pengetahuan
Tradisional,

Penerbit

PT

Alumni, Bandung.
Sudaryat, DR Sudjana & Rika Ratna
Permata,

2010,

Hak

62

Al’Adl, Volume VIII Nomor 2, Mei-Agustus 2016

Kekayaan

ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

Intelektual,

Bandung:Oase Media, 2010.
Internet:
www.legalakses.com
Prasetya online melalui Humas UB.

63