PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA DILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA : Quasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis Materi Elastisitas Permintaan di Kelas X AK SMK Pasundan 1
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
DILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
(Quasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis Materi Elastisitas Permintaan di Kelas X AK SMK Pasundan 1 Bandung)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
oleh
LIRA RACHMAWATI NIM :1302548
(2)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
DILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
(Quasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis Materi Elastisitas Permintaan di Kelas X AK SMK Pasundan 1 Bandung)
Oleh Lira Rachmawati
S.Pd Universitas Pasundan Bandung, 2012
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Ekonomi
© Lira Rachmawati 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
(3)
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
DILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
(Quasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis Materi Elastisitas Permintaan di Kelas X AK SMK Pasundan 1 Bandung)
TESIS INI DISETUJUI OLEH
Pembimbing
Dr. Dadang Dahlan, M.PD NIP. 195712051982031002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
(4)
PROF. DR. H DISMAN, MS NIP. 195902091984121001
(5)
i
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
DILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
(Quasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis Materi Elastisitas Permintaan di Kelas X AK SMK Pasundan 1 Bandung)
Oleh
Lira Rachmawati, S.Pd
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa kelas X AK SMK Pasundan 1 Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh simulasi permainan terhadap keterampilan berpikir kritis dilihat dari pengetahuan awal siswa.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan desain faktorial 2x2. Subyek penelitian ini adalah siswa SMK Pasundan 1 Bandung Kelas X AK 1 (kelas kontrol) dan X AK 2 (kelas eksperimen). Data dilakukan dengan tes tertulis yang terdiri dari tes keterampilan berpikir kritis dan tes pengetahuan awal. Analisis data dilakukan dengan uji t (paired-sample t-test), independent sample t-test, dan uji analysis of variances (ANOVA) dua arah menggunakan aplikasi program SPSS for windows versi 21.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi permainan. 2) Terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah bervariasi. 3) Peningkatan keterampilan berpikir kritis pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran simulasi permainan lebih tinggi dibandingkan kelas yang menggunakan metode pembelajaran ceramah bervariasi. 4) Terdapat pengaruh pengetahuan awal siswa terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kontrol. 5) Terdapat interaksi antara metode pembelajaran simulasi permainan dengan pengetahuan awal terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa.
Kata kunci : Simulasi Permainan, Keterampilan Berpikir Kritis, Pengetahuan Awal.
(6)
ii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF GAMES SIMULATION METHOD TOWARD STUDENTS CRITICAL THINKING SKILLS FROM STUDENTS
PRIOR KNOWLEDGE
(Quasi Experimental on Introduction of Economics and Business on Demand Elasticities in X AK of SMK Pasundan 1 Bandung)
By
Lira Rachmawati, S.Pd
This research is backgrounded by the lack of critical thinking skills of students of class X AK SMK Pasundan 1 Kota Bandung. The purpose of this study was to measure the effect of games simulation learning method to critical thinking skills seen from students prior knowledge.
The research method used is quasi-experimental method with 2x2 factorial design. The research subjects is student of SMK Pasundan 1 Bandung class X AK 1 (control class) and X AK 2 (experimental class). Data was collected through test by critical thinking test and prior knowledge test. Data was analyze by t test (paired-sample t-test), independent sample t-test, and two-way analysis of variances (ANOVA) with SPSS for Windows version 21.
Based on the results research, indicated that 1) There are differences in students’ critical thinking skills before and after the learning using games simulation method. 2) There are difference in students' critical thinking skills before and after the learning using the lecture variation method. 3) Improved critical thinking skills in the class by using games simulation method is higher than the class by using lecture variation methods. 4) There are influence of prior knowledge of the students' critical thinking skills. 5) There is an an interaction between games simulation method and prior knowledge of students against critical thinking skills.
(7)
iii
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
(8)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... iError! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 9
2.1 Teori Belajar Yang Melandasi Model Pembelajaran Simulasi ... 9
2.1.1 Teori Belajar Sosial Vygotsky ... 9
2.1.2 Teori Belajar Kognitif Piaget ... 10
2.2 Konsep Model Pembelajaran Simulasi ... 11
2.2.1 Model Pembelajaran Simulasi... 11
2.2.2 Metode Pembelajaran Simulasi Permainan ... 12
2.2.3 Kelebihan Metode Simulasi permainan ... 14
2.2.4 Kekurangan Metode Simulasi permainan ... 16
2.2.5 Langkah-langkah Metode Simulasi permainan ... 16
2.3 Konsep Keterampilan Berpikir Kritis ... 18
2.3.1 Pengertian Berpikir ... 18
(9)
ii
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.3.3 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ... 20
2.4 Konsep Pengetahuan Awal ... 24
2.5 Penelitian yang Relevan ... 26
2.6 Posisi Penelitian ... 29
2.7 Kerangka Pemikiran ... 30
2.8 Hipotesis ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
3.1 Metode dan Desain Penelitian ... 35
3.1.1 Metode Penelitian... 35
3.1.2 Desain Penelitian ... 35
3.2 Objek Penelitian dan Subjek Penelitian... 36
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 37
3.3.1 Variabel Penelitian ... 37
3.3.2 Definisi Operasional Konsep ... 37
3.4 Alat Tes Penelitian... 39
3.4.1 Tes berpikir kritis ... 39
3.4.2 Test pengetahuan awal siswa ... 42
3.5 Analisis Uji Alat Tes ... 43
3.5.1 Uji Validitas ... 43
3.5.2 Uji Reliabilitas ... 45
3.5.3 Uji Daya Pembeda... 46
3.5.4 Uji Tingkat Kesukaran ... 47
3.6 Teknik Pengolahan Data ... 50
3.6.1 Pengolahan Data Tes Keterampilan Berpikir Kritis... 50
3.6.2 Pengolahan Data Tes Pengetahuan Awal ... 54
3.7 Teknik Analisis Data ... 55
3.7.1 Uji Normalitas ... 55
3.7.2 Uji Homogenitas ... 55
3.7.3 Uji Hipotesis ... 56
(10)
iii
4.1 Hasil Pengolahan Data ... 61
4.1.1 Hasil Pengolahan Data Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 61
4.1.1.1 Perbedaan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Eksperimen ... 61
4.1.1.2 Perbedaan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol ... 62
4.1.1.3 Perbedaan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 63
4.1.2 Hasil Pengolahan Data Tes Pengetahuan Awal ... 64
4.1.2.1 Kategori Pengetahuan Awal SiswaError! Bookmark not defined. 4.1.2.2 Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Pada Setiap Kategori Pengetahuan Awal SiswaError! Bookmark not defined. 4.2 Hasil Analisis Data ... 67
4.2.1 Hasil Uji Normalitas ... 67
4.2.2 Hasil Uji Homogenitas ... 68
4.2.3 Hasil Uji Hipotesis ... 69
4.2.3.1 Uji Hipotesis Pertama ... 69
4.2.3.2 Uji Hipotesis Kedua ... 71
4.2.3.3 Uji Hipotesis Ketiga ... 72
4.2.3.4 Uji Hipotesis Keempat ... 75
4.2.3.5 Uji Hipotesis Kelima ... 77
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 79
4.3.1 Perbandingan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sebelum dan Sesudah menggunakan Metode Pembelajaran Simulasi Permainan ... 79
4.3.2 Perbandingan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sebelum dan Sesudah menggunakan Metode Pembelajaran Ceramah Bervariasi ... 81
4.3.3 Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa yang menggunakan Metode Pembelajaran Simulasi Permainan dan Metode Ceramah Bervariasi Setelah Perlakuan (Treatment) ... 83
(11)
iv
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.3.4 Pengaruh Pengetahuan Awal Terhadap Peningkatan Keterampilan
Berpikir Siswa ... 85
4.3.5 Interaksi Antara Metode Pembelajaran Simulasi Dengan Pengetahuan Awal Dalam Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ... 86
4.3.6 Kendala-Kendala Dalam Implementasi Metode Pembelajaran Simulasi Permainan ... 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 91
5.1 Kesimpulan ... 91
5.2 Saran ... 91
DAFTAR PUSTAKA ... 93
(12)
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. 1 Rata-rata Nilai UTS Siswa Kelas X AK ... 2
1. 2 Hasil Pra Penelitian Tes Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ... 3
2. 1 Tingkat Perkembangan Kognitif menurut Piaget ... 10
2. 2 Tahapan Metode Pembelajaran Simulasi Permainan ... 17
2. 3 Tingkatan Berpikir dalam Taksonomi Bloom ... 20
2. 4 Indikator Berpikir Kritis yang Digunakan ... 23
2. 5 Penelitian Yang Relevan ... 26
3. 1 Paradigma Desain Faktorial ... 35
3. 2 Deskripsi Subjek Penelitian ... 36
3. 3 Tahapan Metode Pembelajaran Simulasi Permainan ... 38
3. 4 Kisi-kisi Alat Tes Berpikir Kritis ... 41
3. 5 Kisi-kisi Alat Tes Pengetahuan Awal ... 42
3. 6 Rekapitulasi Validitas Item Alat Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 44
3. 7 Rekapitulasi Validitas Item Alat Tes Pengetahuan Awal ... 44
3. 8 Kriteria Reliabilitas Instrumen ... 45
3. 9 Reliabilitas Item Alat Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 45
3. 10 Reliabilitas Item Alat Tes Pengetahuan Awal ... 46
3. 11 Klasifikasi Daya Pembeda ... 46
3. 12 Daya Pembeda Soal Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 47
3. 13 Daya Pembeda Soal Tes Pengetahuan Awal ... 47
3. 14 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ... 48
3. 15 Tingkat Kesukaran Soal Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 48
3. 16 Tingkat Kesukaran Soal Tes Pengetahuan Awal ... 49
3. 17 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 49
3. 18 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Pengetahuan Awal ... 50
(13)
vi
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. 20 Kriteria Peningkatan Gain ... 54
3. 21 Kriteria Pengelompokkan Pengetahuan Awal Siswa ... 54
4. 1 Deskripsi Statistik Keterampilan Berpikir Kritis pada Kelas Eksperimen . 61 4. 2 Deskripsi Statistik Keterampilan Berpikir Kritis pada Kelas Kontrol .... 62
4. 3 Deskripsi Statistik Pretest-Posttest Keterampilan Berpikir Kritis pada Kelas Eksperimen-Kontrol ... 63
4. 4 Deskripsi Statistik Pengetahuan Awal Kelas Eksperimen-Kontrol ... 65
4. 5 Deskripsi Statistik Pengetahuan Awal Kategori Tinggi-Rendah ... 65
4. 6 Rata-Rata Dan Simpangan Baku Pengetahuan Awal Siswa ... 66
4. 7 Hasil Uji Normalitas Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 68
4. 8 Hasil Uji Homogenitas Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 69
4. 9 Hasil Uji Hipotesis Pertama ... 70
4. 10 Peningkatan keterampilan berpikir kritis pada kelas eksperimen ... 70
4. 11 Hasil Uji Hipotesis Kedua ... 71
4. 12 Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis pada Kelas Kontrol ... 72
4. 13 Hasil Uji Hipotesis Kedua ... 73
4. 14 Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis pada Kelas Eksperimen- Kontrol ... 74
4. 15 Effect Size Metode Pembelajaran pada Kelas Eksperimen-Kontrol ... 74
4. 16 Analysis of Variances (ANOVA) ... 74
4. 17 Measures of Association ... 75
4. 18 Uji Pengaruh Pengetahuan Awal terhadap Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis ... 76
4. 19 Interaksi Pengetahuan Awal dengan Metode Pembelajaran ... 77
4. 20 Uji Interaksi Pengetahuan Awal terhadap Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis ... 78
(14)
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2 1 Kerangka Pemikiran ... 33
4. 1 Perbedaan Rata-rata Pretest-Posttest Kelas Eksperimen... 62
4. 2 Perbedaan Rata-rata Pretest-Posttest Kelas Kontrol ... 63
4. 3 Perbedaan Rata-rata Pretest-Posttest Kelas Eksperimen-Kontrol ... 64
4. 4 Perbedaan Rata-rata dan Jumlah Siswa dengan Pengetahuan Awal Kategori Tinggi-Rendah... 66
4. 5 Rata-rata Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik pada Setiap Kategori Pengetahuan Awal Siswa ... 67
4. 6 Profit Plots Nilai Rata-rata Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ... 76
4. 7 Rata-rata Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik pada Kelas Eksperimen-Kontrol ... 78
(15)
viii
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A Hasil Pra Penelitian ... 98
A.1 Nilai UTS Siswa ... 99
A.2 Kisi-kisi Soal Pra Penelitian ... 101
A.3 Soal Pra Penelitian ... 103
A.4 Hasil Tes Pra Penelitian ... 104
B Bahan Ajar ... 105
B.1 Silabus ... 106
B.2 RPP ... 109
B.3 LKS ... 172
C Instrumen Penelitian ... 178
C.1 Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 179
C.2 Tes Pengetahuan Awal ... 187
D Hasil Uji Coba Alat Tes... 209
D.1 Tes Berpikir Kritis ... 210
D.2 Tes Pengetahuan Awal ... 214
E Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 220
E.1 Hasil Pengolahan Data ... 221
E.2 Hasil Analisis Data ... 223
F Surat Penelitian ... 229
F.1 Surat Keputusan Pembimbing ... 230
F.2 Surat Ijin Penelitian ... 232
(16)
ix
G Foto Penelitian ... 234 G.1 Kelas Eksperimen ... 235 G.2 Kelas Kontrol ... 237
(17)
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap manusia memiliki kemampuan alami untuk berimajinasi, berpikir maupun membuat ide-ide. Begitupula siswa sebagai subjek pendidikan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah tak lepas dari kegiatan berpikir. Berpikir menjadi modal utama siswa dalam mengolah berbagai informasi baik dari guru maupun sumber belajar lainnya.
Ketatnya persaingan dunia kerja di masa yang akan datang membuat siswa tidak cukup bila hanya memiliki keterampilan berpikir dasar saja, tetapi penting untuk mampu berpikir tingkat tinggi. Kesadaran akan pentingnya berpikir tingkat tinggi bagi siswa ini telah disadari oleh pendidikan Indonesia dengan diterapkannya kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013 mengharapkan agar dalam pembelajaran peserta didik mampu mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasi. Kelima aspek ini menuntut adanya keterampilan berpikir kritis.
Berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang diperlukan siswa dalam mengembangkan potensinya di berbagai mata pelajaran. Berpikir kritis bukan berarti siswa selalu tidak setuju dengan apa yang disampaikan guru atau pendapat siswa lain, tetapi berpikir kritis merupakan pemikiran dimana siswa jeli melihat masalah dan memiliki analisa yang kuat sehingga siswa mampu menangkap hikmah dari suatu peristiwa. Keterampilan tersebut nantinya akan berguna bagi siswa dalam menghadapi persoalan yang semakin kompleks di masa depan.
Faktanya mengembangkan keterampilan berpikir kritis di Indonesia tidaklah mudah. Kurangnya keterampilan berpikir kritis dibuktikan dengan hasil riset PISA (Program for International Student Assessment) tahun 2009 dan 2012 menunjukkan bahwa siswa Indonesia yang mampu mencapai keterampilan berpikir tingkat tinggi hanya sekitar 5%, sedangkan sisanya yaitu 95% hanya
(18)
2
sampai pada level menengah atau pada kemampuan penerapan saja. (Kemendikbud, 2013)
Permasalahan rendahnya keterampilan berpikir kritis juga ditemukan di SMK Pasundan 1 Bandung. Berdasarkan pengkajian terhadap soal ujian terakhir siswa yaitu soal UTS (Ujian Tengah Semester), salah satu indikator berpikir kritis ditemukan dalam soal tersebut meskipun tidak semua butir soal mengandung indikator berpikir kritis. Soal yang menunjukkan indikator berpikir kritis ada pada soal no 5 dengan indikator interpretasi dimana siswa mengubah bentuk penyajian suatu peristiwa ke dalam bentuk tabel dan kurva. Namun nilai rata-rata UTS (Ujian Tengah Semester) pada siswa kelas X AK masih berada di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). Hasil nilai rata-rata UTS tersebut ditunjukkan oleh tabel berikut ini
Tabel 1.1
Rata-rata Nilai UTS Siswa Kelas X AK Kelas Nilai Rata-rata KKM
X AK 1 68,41 75
X AK 2 68,52 75
Sumber: Data nilai UTS Semester 2 Kelas X AK
Berdasarkan data di atas menunjukkan rendahnya hasil belajar siswa, termasuk keterampilan berpikir kritis siswa. Kedua kelas sama-sama menunjukkan nilai rata-rata di bawah KKM, namun nilai rata-rata UTS siswa kelas AK 2 lebih unggul sebesar 0,11 dibandingkan kelas X AK 1. Pada kelas X AK 1 nilai UTS hanya mencapai angka 68,41 masih kurang 6,59 angka di bawah KKM, sedangkan pada kelas X AK 2 nilai UTS hanya mencapai angka rata-rata 68,52 masih kurang 6,48 di bawah angka KKM.
Selain berdasar pada data nilai rata-rata UTS diatas, keterampilan berpikir kritis ditunjukkan oleh hasil pra penelitian di kelas X AK yang seluruh soalnya menunjukkan indikator keterampilan berpikir kritis. Siswa dikatakan memiliki keterampilan berpikir kritis yang tinggi apabila mampu menjawab minimal setengah dari seluruh soal dengan benar atau mendapat skor 10 (50 persen dari skor maksimum 20). Tetapi skor tes keterampilan berpikir kritis pada pra
(19)
3
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian menunjukkan rata-rata skor di bawah standar yaitu 8,14. Berikut tabel yang menunjukkan hasil pra penelitian pada siswa kelas X AK.
Tabel 1. 2
Hasil Tes Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 Di atas standar (skor ≥ 10) 11 25 2 Di bawah standar (skor ≤ 10) 33 75
Jumlah 44 100
Sumber: Data Pra Penelitian (Lampiran A.4)
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa dengan keterampilan berpikir kritis di bawah standar lebih banyak dibandingkan jumlah siswa dengan keterampilan berpikir kritis di atas standar. Hanya 25% siswa yang menunjukkan keterampilan berpikir kritis di atas standar, sedangkan sisanya yaitu 75% siswa berada di bawah standar skor, artinya lebih banyaknya siswa yang memiliki kriteria berpikir kritis rendah atau memiliki skor di bawah standar. Hal ini dikarenakan sebagian besar siswa hanya menghafal materi saja, namun mereka kesulitan saat diberikan soal yang membutuhkan keterampilan berpikir lebih dari sekedar menghafal seperti keterampilan berpikir kritis.
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Drs. Edi Setia selaku guru pengantar ekonomi dan bisnis kelas X SMK Pasundan 1 Bandung pada 6 Februari 2015, mengungkapkan bahwa proses pembelajaran di kelas cukup bervariasi meliputi ceramah, tanya jawab dan diskusi. Namun metode yang sering digunakan oleh guru adalah metode ceramah. Hal ini disebabkan karena guru menilai bahwa materi pengantar ekonomi dan bisnis merupakan materi yang bersifat teoritis, sehingga pembelajaran yang diterapkan guru pun hanya menekankan pada hafalan. Namun, mata pelajaran ekonomi bukanlah sekedar hafalan. Mata pelajaran ekonomi merupakan mata pelajaran sosial dimana seharusnya peserta didik dibekali dengan kemampuan dalam melihat masalah yang terjadi di dunia nyata hingga memecahkannya melalui keterampilan berpikir yang lebih tinggi, salah satunya melalui keterampilan berpikir kritis.
(20)
4
Keterampilan berpikir kritis siswa tidak dapat berkembang apabila proses pembelajaran menekankan pada kemampuan siswa untuk menghafal saja. Pembelajaran dengan mengandalkan hafalan siswa tentu mampu membuat siswa menjadi pintar secara teoritis, namun siswa belum diarahkan untuk berpikir untuk menganalisis, menilai hingga mengaitkan materi pembelajaran di kelas dengan keadaan sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari.
Rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa perlu dicari jalan keluarnya karena keterampilan berpikir kritis merupakan keterampilan yang penting untuk dimiliki siswa. Keterampilan berpikir kritis memungkinkan siswa memanfaatkan potensinya dalam melihat masalah, memecahkan masalah, menciptakan, dan menyadari kemampuan dirinya. Sebagaimana menurut Dharma (2010:30), bahwa “berpikir kritis merupakan aktivitas mental yang membantu orang memahami masalah, merumuskannya dan mendapatkan jawabannya.”
Pentingnya pengembangan keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran juga dikemukakan seorang pengamat pendidikan, Paul Suparno bahwa, “anak saat ini harus mulai diajarkan berpikir secara kritis, tidak asal memutuskan sesuatu karena sekarang ini ilmu yang diberikan cenderung dihafalkan.” (Sumber: http://www.suaramerdeka.com).
Masalah keterampilan berpikir kritis dapat diatasi melalui proses pembelajaran yang menciptakan keterlibatan siswa dalam berpikir. Guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan suasana agar siswa termotivasi untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan metode-metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Metode pembelajaran simulasi permainan merupakan salah satu metode pembelajaran aktif yang mampu menciptakan keterlibatan siswa dengan maksimal melalui proses peniruan keadaan yang menyerupai keadaan yang sebenarnya. Hal itu diungkapkan dalam penelitian Silvia (2010:397) “simulations are an effective means to give students the opportunity to engage in higher-level learning.”
(21)
5
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Artinya simulasi merupakan cara yang efektif untuk memberikan siswa kesempatan untuk terlibat dalam pembelajaran tingkat lebih tinggi.
Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Raines (dalam Silvia, 2010:398) bahwa penggunaan pembelajaran aktif salah satunya simulasi lebih baik untuk membantu instructur (guru) membuat rencana pelajaran yang memaksimalkan belajar siswa, mendorong berpikir kritis, membantu menyimpan informasi, dan memungkinkan siswa untuk menerapkan konsep-konsep kunci dan pengetahuan yang didapat melalui bacaan dan guru untuk menghadapi masalah nyata (atau realistis). Metode ini merupakan metode pembelajaran yang mengasyikkan bagi siswa karena mereka dapat berkompetisi untuk memenangkan permainan. Adanya keinginan untuk menang membuat siswa secara tidak sadar berpikir secara kritis mulai dari menganalisis masalah yang dihadapi, memecahkannya dengan menilai resiko dan keuntungan yang akan didapat demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan.
Sebagaimana diungkapkan Banaszak (1983:72) yang mengartikan simulasi sama dengan permainan bahwa salah satu kelebihan metode simulasi permainan adalah “siswa termotivasi dan dihargai untuk berpikir kritis.” Branan et al (dalam Park, 2012:42) mengemukakan bahwa “Simulation as an educational method provides an opportunity to structure learning systematically to help students acquire deep content knowledge and to facilitate the development of critical thinking processes”. Pendapat tersebut menjelaskan bahwa simulasi adalah metode yang memfasilitasi pengembangan proses berpikir kritis. Decker et al dan McGaghie et al (dalam Park, 2012:43) juga menjelaskan bahwa, “simulation learning experiences encourage the development of critical thinking skills”. Artinya pengalaman belajar simulasi mendorong pengembangan keterampilan berpikir kritis. Metode simulasi permainan membuat siswa melakukan suatu tindakan untuk memenangkan permainan dengan melihat masalah yang terjadi saat memainkan permainan, dan menganalisis tindakan apa yang sebaiknya mereka lakukan serta menilai konsekuensi atas tindakan yang mereka ambil.
(22)
6
Penggunaan metode pembelajaran perlu ditunjang dengan kondisi internal siswa. Salah satunya pengetahuan awal siswa. Pengetahuan awal merupakan faktor internal yang paling penting untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya. Sebelum mampu berpikir kritis tentu siswa perlu memiliki pengetahuan dasar mengenai konsep-konsep yang akan mereka pelajari. Pengetahuan tersebut dapat menjadi dasar dalam kepekaan melihat masalah, menilai, menganalisis maupun mengaitkan konsep-konsep baru berdasarkan konsep yang telah mereka ketahui. Meyers (1986:6) mengemukakan bahwa “one cannot possibly think critically about history without a basic knowledge of the content and theory of history.” (Seseorang tidak mungkin berpikir kritis tanpa pengetahuan dasar tentang isi dan teori).
Seringkali siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya karena mereka tidak memiliki suatu pengetahuan tertentu. Hal ini disebabkan karena tidak adanya keterkaitan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya, atau bahkan pengetahuan awal belum dimiliki siswa. Berdasarkan pendapat tersebut berpikir dasar dalam arti pengetahuan awal merupakan faktor internal yang penting dalam pelaksanaan metode pembelajaran sehingga dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa.
Dalam pembelajaran guru tentu mengetahui bahwa setiap siswa memiliki pengetahuan awal yang berbeda-beda. Siswa dengan pengetahuan awal yang baik akan mampu menerima materi baru dan berpikir dengan lebih baik. Pengetahuan awal tersebut akan menjadi input dalam proses belajar sehingga hasil belajar menjadi lebih optimal. Begitu pula dalam proses belajar menggunakan metode pembelajaran simulasi permainan. Keterlibatan siswa secara praktik menyerupai kenyataan yang sebenarnya dalam bentuk permainan ditambah dengan faktor intern pengetahuan awal siswa diharapkan akan membuat perkembangan keterampilan berpikir kritis siswa lebih optimal.
Berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran Simulasi Permainan Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Dilihat Dari
(23)
7
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengetahuan Awal Siswa (Quasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis Materi Elastisitas Permintaan di Kelas X AK SMK Pasundan 1 Bandung).”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi permainan? 2. Apakah terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa antara sebelum
dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah bervariasi? 3. Apakah peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas yang
menggunakan metode simulasi permainan lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode ceramah bervariasi?
4. Apakah terdapat pengaruh pengetahuan awal siswa terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa?
5. Apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran simulasi permainan dengan pengetahuan awal terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi permainan.
2. Untuk mengetahui perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah bervariasi.
(24)
8
3. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas yang menggunakan metode simulasi permainan lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode ceramah bervariasi.
4. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan awal siswa terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa.
5. Untuk mengetahui interaksi antara metode pembelajaran simulasi permainan dengan pengetahuan awal terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Bagi Siswa
Pembelajaran ini dapat membantu siswa dalam proses berpikir terutama berpikir kritis menyelesaikan masalah dalam materi pelajaran, menambah pengalaman siswa dalam kegiatan pembelajaran, meningkatkan kemampuan kognitif siswa, melatih siswa untuk belajar mandiri, serta meningkatkan kerjasama antar siswa dan rasa tanggung jawab untuk meraih prestasi hasil belajar terbaik.
2. Bagi Guru
Informasi yang disampaikan dapat menambah variasi strategi mengajar untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dan meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah.
3. Bagi Sekolah
a. Dapat merangsang guru-guru lain untuk memperbaiki pembelajaran yang di terapkan.
b. Sebagai suatu sumbangan pemikiran dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran ekonomi dan bisnis.
(25)
9
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
(26)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian
Penelitian menggunakan metode penelitian eksperimen semu (Quasi Experimental Research) yaitu suatu jenis eksperimen yang tidak sebenarnya karena jenis eksperimen ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu (Suharsimi, 2010:123).
Dalam penelitian ini melibatkan dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari kelas terpilih, kelas eksperimen diberi pembelajaran pengantar ekonomi dan bisnis dengan metode pembelajaran simulasi permainan sedangkan kelas kontrol diberi metode pembelajaran ceramah bervariasi.
3.1.2 Desain Penelitian
Desain Penelitian yang digunakan adalah factorial design 2x2. Menurut Sugiono (2010:76) bahwa, “Faktorial desain yaitu desain yang memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel bebas) terhadap hasil (variabel terikat).” Desain faktorial dalam penelitian ini digunakan untuk membandingkan kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran simulasi permainan dan kelas kontrol yang menggunakan metode bersifat konvensional yaitu metode ceramah bervariasi dengan memperhatikan pengetahuan awal siswa sebagai variabel moderator. Paradigma desain faktorial pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3. 1
Paradigma Desain Faktorial Pengetahuan
Awal Siswa
Metode Pembelajaran
(27)
36
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PAT ME/PAT MK/PAT
PAR ME/PAR MK/PAR
Keterangan:
ME : Metode eksperimen (Metode Simulasi Permainan)
MK : Metode konvensional (Metode Ceramah bervariasi)
PAT : Pengetahuan awal tinggi
PAR : Pengetahuan awal rendah
ME/PAT : Keterampilan berpikir kritis kelompok siswa dengan pengetahuan awal tinggi dengan menggunakan metode eksperimen (simulasi permainan)
ME/PAR : Keterampilan berpikir kritis kelompok siswa dengan pengetahuan awal rendah dengan menggunakan metode eksperimen (simulasi permainan)
MK/PAT : Keterampilan berpikir kritis kelompok siswa dengan pengetahuan awal tinggi dengan menggunakan metode konvensional (ceramah bervariasi)
MK/PAR : Keterampilan berpikir kritis kelompok siswa dengan pengetahuan awal rendah dengan menggunakan metode konvensional (ceramah bervariasi)
3.2Objek Penelitian dan Subjek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah keterampilan berpikir kritis pada mata pelajaran pengantar ekonomi dan bisnis dengan menggunakan metode pembelajaran simulasi permainan. Sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMK Pasundan 1 Bandung Kelas X AK yang terdiri dari dua kelas. Kemudian dari dua kelas tersebut dipilih secara acak untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dilakukan karena menurut guru pengantar ekonomi dan bisnis kelas X, kedua kelas memiliki kemampuan yang sama.
Tabel 3. 2
Deskripsi Subjek Penelitian
Kelas Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan
Simulasi Permainan 44 2 42
Kontrol 44 1 43
Berdasarkan hasil pemilihan secara acak diperoleh kelas X AK 2 sebagai kelas eksperimen dan X AK 1 sebagai kelas kontrol. Kelas AK 2 sebagai kelas
(28)
37
eksperimen dikenakan perlakuan metode pembelajaran simulasi permainan dengan jumlah siswa 44 orang siswa yang terdiri dari 2 orang siswa laki-laki dan 42 orang siswa perempuan. Sedangkan kelas X AK 1 sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 44 orang siswa yang terdiri dari 1 orang siswa laki-laki dan 43 orang siswa perempuan.
Jangka waktu penelitian ditetapkan selama 5 kali pertemuan. Karena penelitian ini dilakukan dalam waktu kurang dari satu tahun maka metode yang digunakan adalah cross sectional method, yaitu suatu penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan variabel-variabel-variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama (Notoatmodjo 2010:37).
3.3Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.3.1 Variabel Penelitian
Variabel Penelitian dalam penelitian ini terdiri dari:
1) Variabel bebas yaitu metode pembelajaran simulasi permainan 2) Variabel terikat yaitu keterampilan berpikir kritis siswa
3) Variabel moderator yaitu pengetahuan awal siswa.
3.3.2 Definisi Operasional Konsep
Definisi operasional merupakan penjabaran mengenai pengertian variabel penelitian. Dalam penelitian ini terdapat beberapa pengetian yang perlu untuk dijabarkan, antara lain:
1. Keterampilan berpikir kritis
Keterampilan berpikir kritis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterampilan dalam menganalisis masalah, menentukan alternatif pemecahan masalah, serta mengambil keputusan yang terbaik untuk mengatasi masalah dengan mempertimbangkan konsekuensinya melalui pemikiran-pemikiran.
Keterampilan berpikir kritis dilihat dari indikator antara lain:
a. Eksplanasi : menyatakan hubungan sebab akibat dan memberikan alasan dengan berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan faktual
(29)
38
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Analisis : menentukan hubungan-hubungan yang logis diantara konsep-konsep
c. Interpretasi: memahami dan mengekspresikan hal-hal yang penting dalam suatu data maupun kejadian melalui klarifikasi makna, ketegorisasi maupun pengelompokkan
d. Evaluasi : membuat pertimbangan dan penilaian berdasarkan kelemahan dan kelebihan
e. Inferensi : menyimpulkan dan memprediksi konsekuensi-konsekuensi dari suatu kejadian
2. Metode Pembelajaran Simulasi Permainan
Metode pembelajaran simulasi permainan adalah pembelajaran dimana siswa menggambarkan pengambil keputusan dalam lingkungan simulasi dan berusaha untuk mencapai tujuan tertentu, sesuai dengan peraturan dan prosedur yang ditentukan (Banaszak, 1983:71). Pada dasarnya pembelajaran simulasi permainan ini merupakan penggambaran dari dunia nyata yang disajikan dalam bentuk permainan untuk menciptakan pembelajaran yang aktif serta membangun pemikiran kritis siswa terhadap permasalahan selama proses pembelajaran. Melalui metode ini guru hanya bertindak sebagai fasilitator, yang berperan aktif adalah siswa, sehingga metode ini dapat menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning).
Langkah-langkah metode simulasi permainan menurut Joyce (2009:441) yaitu
1) tahap orientasi
2) tahap latihan partisipan 3) tahap pelaksanaan simulasi 4) wawancara partisipan.
Tabel 3. 3
Tahapan Metode Pembelajaran Simulasi Permainan
(30)
39
a. Menyajikan topik luas
mengenai simulasi dan konsep yang akan dipakai dalam aktivitas simulasi
b. Menjelaskan simulasi dan permainan
c. Menyajikan ikhtisar simulasi
a. Membuat skenario (aturan, peran, prosedur, skor, tipe keputusan yang akan dipilih dan tujuan) b. Menugaskan peran
c. Melaksanakan praktik dalam jangka waktu yang singkat Tahap ketiga : Pelaksanaan
Simulasi
Tahap empat: wawancara partisipan
a. Memimpin aktivitas permainan dan administrasi permainan b. Mendapatkan umpan balik dan
evaluasi (mengenai penampilan dan pengaruh keputusan) c. Menjelaskan kesalahan
konsepsi
d. Melanjutkan simulasi
a. Menyimpulkan kejadian dan persepsi
b. Menyimpulkan kesulitan dan pandangan-pandangan c. Menganalisis proses d. Membandingkan aktivitas
simulasi dengan dunia nyata e. Menghubungkan aktivitas
simulasi dengan materi pelajaran f. Menilai dan kembali merancang
simulasi Sumber : Joyce (2009:441)
Metode pembelajaran ini berbeda dengan metode pembelajaran ceramah bervariasi yang dilakukan pada kelas kontrol. Metode pembelajaran ceramah bervariasi menggunakan ceramah murni yang hanya efektif 15 menit setelah itu diganti dengan metode tanya jawab atau metode diskusi kelompok. (Gulo, 2004:142)
2. Pengetahuan awal (prior knowledge)
Pengetahuan awal merupakan pengetahuan yang telah dimiliki dan tersimpan dalam otak seseorang yang dapat dipergunakan dalam mengkontruksi pengetahuan baru. Dalam penelitian ini, pengetahuan awal diukur dari tes pengetahuan siswa mengenai materi sebelumnya yaitu hukum permintaan. Tes ini dilakukan secara tertulis dalam bentuk pilihan ganda.
3.4Alat Tes Penelitian 3.4.1 Tes berpikir kritis
(31)
40
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tes berpikir kritis terdiri dari tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Kedua soal tes tersebut adalah sama (ekuivalen). Tes awal dilakukan pada awal pembelajaran untuk mengukur kemampuan awal kedua kelompok serta untuk mengetahui bahwa kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama. Tes akhir diberikan setelah proses belajar mengajar berakhir. Hasil tes akhir ini digunakan untuk melihat peningkatan berpikir kritis siswa pada kedua kelompok mana yang lebih baik.
Tes berpikir kritis ini dilakukan secara tertulis dalam bentuk uraian. Menurut Safari (2008:53) bahwa kelebihan soal bentuk uraian antara lain:
1. Penyusunan soal tidak memerlukan waktu lama
2. Mengembangkan kemampuan bahasa/verbal peserta ujian 3. Menggali kemampuan berpikir kritis
4. Biaya pembuatannya lebih murah
5. Mampu mengukur jalan pikiran siswa secara urut, sistematis, logis 6. Mampu memberikan penskoran yang tepat pada setiap langkah siswa 7. Mampu memberikan gambaran yang tepat pada bagian-bagian yang belum
dikuasai siswa.
Langkah-langkah dalam penyusunan tes keterampilan berpikir kritis siswa meliputi :
1. Menentukan KD
1.1Menganalisis makna elastisitas permintaan dalam perekonomian 1.2Menganalisis perbedaan jenis elastisitas permintaan
1.3Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan 2. Menentukan Tujuan Pembelajaran :
Setelah pembelajaran menggunakan metode pembelajaran simulasi permainan, siswa dapat :
a. Memberikan alasan pentingnya elastisitas permintaan dalam bidang ekonomi
b. Menjelaskan keterkaitan hukum permintaan dengan elastisitas permintaan
c. Mengelompokkan barang-barang berdasarkan jenis elastisitas permintaannya.
(32)
41
e. Membedakan kurva permintaan elastis dan inelastis
f. Mempertimbangkan keputusan kebijakan berdasarkan elastisitas permintaan suatu barang
g. Memprediksi akibat kenaikan harga suatu barang terhadap jumlah permintaan barang substitusinya
h. Menyatakan penyebab meningkatnya permintaan pada suatu peristiwa 3. Membuat kisi-kisi tes (Tabel 3.4)
4. Menyusun soal tes keterampilan berpikir kritis berdasarkan kisi-kisi 5. Melakukan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda
Tabel 3. 4
Kisi-kisi Alat Tes Berpikir Kritis Kompetensi Dasar Indikator Berpikir
Kritis
Indikator Soal No. Soal 3.1 Menganalisis
makna elastisitas permintaan dalam bidang ekonomi
Eksplanasi : menyatakan hubungan sebab akibat dan memberikan alasan dengan berdasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan faktual
Memberikan alasan pentingnya
elastisitas
permintaan dalam bidang ekonomi
1
Analisis : menentukan hubungan-hubungan yang logis diantara konsep-konsep
Menjelaskan
keterkaitan hukum permintaan dengan elastisitas
permintaan
2
3.2 Menganalisis perbedaan jenis elastisitas permintaan
Interpretasi: memahami dan mengekspresikan hal-hal yang penting dalam suatu data maupun kejadian melalui klarifikasi makna, ketegorisasi maupun pengelompokkan Mengelompokkan barang-barang berdasarkan jenis elastisitas
permintaannya.
3
Analisis : menentukan hubungan-hubungan yang logis diantara konsep-konsep
Menentukan jenis elastisitas
permintaan suatu barang
4
Membedakan kurva permintaan elastis
(33)
42
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Evaluasi :
membuat pertimbangan dan penilaian berdasarkan kelemahan dan kelebihan
Mempertimbang-kan keputusan kebijakan berdasarkan elastisitas permintaan suatu barang 6
3.3 Menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi elastisitas permintaan
Inferensi : menyimpulkan dan memprediksi
konsekuensi-konsekuensi dari suatu kejadian
Memprediksi akibat
kenaikan harga
suatu barang
terhadap elastisitas permintaan barang substitusinya
7
Eksplanasi :
menyatakan hubungan sebab akibat dan
menjustifikasi prosedur-prosedur dengan berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan faktual Menyatakan penyebab permintaan bersifat elastis pada suatu peristiwa
8
3.4.2 Tes pengetahuan awal siswa
Tes pengetahuan awal dilakukan pada awal pembelajaran untuk menggolongkan antara siswa yang tingkat pengetahuan awalnya rendah dan tinggi. Tes pengetahuan awal berbentuk pilihan ganda dengan soal berdasar pada materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari yaitu hukum permintaan. Banyak soal pada tes ini sebanyak 20 Soal. Setiap soal diberikan skor 5 poin.
Langkah-langkah dalam penyusunan tes pengetahuan awal siswa meliputi:
1) Membuat kisi-kisi tes
2) Menyusun tes pengetahuan awal (Tabel 3.5)
3) Melakukan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Tabel 3. 5
Kisi-kisi Alat Tes Pengetahuan Awal
(34)
43
Soal menjelaskan hukum
permintaan, kurva serta faktor yang mempengaruhi permintaan
Menjelaskan pengetian hukum permintaan
1,2,3 Menghitung fungsi permintaan suatu
barang
4,5,6
Menunjukkan kurva permintaan berdasarkan fungsi permintaan
7 Menggabungkan kurva permintaan
perseorangan menjadi kurva permintaan pasar
8
Menafsirkan kurva permintaan 9
Menjelaskan keterkaitan harga barang itu sendiri maupun harga barang lain dengan permintaan
10,11, 12,13 Mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan
14,15, 16,17 Menunjukkan gerakan sepanjang dan
perubahan kurva permintaan
18,19, 20
3.5Analisis Uji Alat Tes
Sebelum tes disebarkan pada sampel penelitian, dilakukan pengujian pada soal tes melalui uji validitas, reliabilitas, uji daya pembeda serta uji tingkat kesukaran. Pengujian terhadap alat tes menggunakan bantuan software computer SPSS for windows versi 21.0.
3.5.1 Uji Validitas
Validitas berarti ketepatan (keabsahan) instrument terhadap yang dievaluasi. Suatu instrumen yang valid atau sahih apabila t hitung > t tabel. Untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi product moment yaitu sebagai berikut :
2 2
2
2
Y Y n X X n Y X XY n rxy
(Sujarweni, 2012:178)
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi
(35)
44
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Y = Skor total siswa untuk seluruh soal tes
n = Jumlah siswa yang mengikuti tes
Setelah harga koefisien korelasi ( ) atau disebut juga r hitung diperoleh, harus dikonfirmasikan dengan harga distribusi r dengan taraf signifikasi (α) = 0,05 yang artinya peluang membuat kesalahan sebesar 5% setiap item akan terlihat tingkat kesalahannya. Apabila harga r hitung > r tabel maka korelasi tersebut dinilai valid (signifikan) dan sebaliknya. (Suharsimi Arikunto, 2013:89) Dalam penelitian ini, dilakukan uji coba baik pada soal tes keterampilan berpikir kritis yang berbentuk uraian maupun soal tes pengetahuan awal yang berbentuk pilihan ganda. Koefisien rtabel ditentukan dengan dk = n-2 dengan taraf kepercayaan 95% = 0,05. Jumlah responden dalam uji coba soal adalah 40 orang dengan dk = 40 – 2 = 38 (0,320) didasarkan pada ttabel product moment. Rincian hasil uji validitas tersebut dapat dilihat pada tabel 3.6 dan 3.7 berikut.
Tabel 3. 6
Rekapitulasi Validitas Item Alat Tes Keterampilan Berpikir Kritis No. Soal Koefisien r hitung Koefisien r tabel Keterangan
1 0,768 0,320 Valid
2 0,695 0,320 Valid
3 0,669 0,320 Valid
4 0,356 0,320 Valid
5 0,553 0,320 Valid
6 0,816 0,320 Valid
7 0,610 0,320 Valid
8 0,614 0,320 Valid
Tabel 3. 7
Rekapitulasi Validitas Item Alat Tes Pengetahuan Awal No. Soal Koefisien r hitung Koefisien r tabel Keterangan
1 0.443 0,320 Valid
2 0.506 0,320 Valid
3 0.429 0,320 Valid
4 0.396 0,320 Valid
5 0.439 0,320 Valid
6 0.443 0,320 Valid
(36)
45
8 0.409 0,320 Valid
9 0.436 0,320 Valid
10 0.422 0,320 Valid
11 0.158 0,320 Tidak Valid
12 0.443 0,320 Valid
13 0.506 0,320 Valid
14 0.528 0,320 Valid
15 0.396 0,320 Valid
16 0.371 0,320 Valid
17 0.498 0,320 Valid
18 0.388 0,320 Valid
19 0.252 0,320 Tidak Valid
20 0.473 0,320 Valid
3.5.2 Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah suatu instrumen memiliki taraf kepercayaan yang tinggi atau rendah. Reliabilitas tes kemampuan berpikir kritis dan pengetahuan awal ditentukan dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha. Data diolah dengan bantuan aplikasi SPSS for windows versi 21.0 dan diperoleh nilai r.
Acuan untuk menginterprestasikan derajat reliabilitas instrumen tes digunakan kriteria sebagai berikut.
Tabel 3. 8
Kriteria Reliabilitas Instrumen Koefisien Reliabilitas (r11) Kriteria
r11< 0,20 Reiabilitas sangat rendah
0,20 ≤ r11< 0,40 Reliabilitas rendah
0,40 ≤ r11< 0,70 Reliabilitas sedang
0,70 ≤ r11< 0,90 Reliabilitas tinggi
0,90 ≤ r11< 1,00 Reliabilitas sangat tinggi
Sumber: Jihad (2013:181)
Berdasarkan hasil uji coba alat tes yang telah dilakukan, diperoleh nilai koefisien r pada alat tes keterampilan berpikir kritis sebesar 0,788 dan nilai koefisien r pada alat tes pengetahuan awal sebesar 0,753. Artinya kedua alat tes
(37)
46
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang telah diuji cobakan memiliki reliabilitas tinggi. Rincian hasil uji reliabilitas tersebut dapat dilihat pada tabel 3.9 dan 3.10 berikut
Tabel 3. 9
Reliabilitas Item Alat Tes Keterampilan Berpikir Kritis Cronbach's Alpha N of Items
.788 8
Tabel 3. 10
Reliabilitas Item Alat Tes Pengetahuan Awal Cronbach's Alpha N of Items
.753 20
3.5.3 Uji Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang memiliki keterampilan kritis tinggi dan siswa yang memiliki keterampilan kritis rendah. Rumus yang digunakan adalah:
DP = SMI
b X a X
Keterangan :
X
a = rata-rata skor kelompok atas bX
= rata-rata skor kelompok bawah SMI = Skor maksimal idealKlasifikasi untuk daya pembeda tiap butir soal menurut Jihad (2013:181) dapat dilihat pada tabel 3.11 berikut.
Tabel 3. 11
Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Klasifikasi
0,40 atau lebih Sangat baik
0,30- 0,39 Cukup baik, mungkin perlu diperbaiki
0,20-0,29 Minimum, perlu diperbaiki
(38)
47
Berdasarkan hasil perhitungan uji beda dari 8 soal tes keterampilan berpikir kritis yang diujicobakan terdapat 1 soal berkategori jelek, 3 soal berkategori cukup baik dan 3 soal berkategori sangat baik. Sedangkan pada uji beda soal tes pengetahuan awal terdapat 1 soal berkategori jelek, 1 soal berkategori cukup baik dan 18 soal berkategori sangat baik. Hasil perhitungan daya pembeda soal keterampilan berpikir kritis dan pengetahuan awal tersebut dapat dilihat pada tabel 3.12 dan 3.13 berikut.
Tabel 3. 12
Daya Pembeda Soal Tes Keterampilan Berpikir Kritis No Soal Nilai Indeks Keterangan
1 0,455 Sangat Baik
2 0,364 Cukup baik
3 0,400 Sangat Baik
4 0,182 Jelek
5 0,341 Cukup Baik
6 0,477 Sangat Baik
7 0,386 Cukup Baik
8 0,432 Sangat Baik
Tabel 3. 13
Daya Pembeda Soal Tes Pengetahuan Awal No Soal Nilai Indeks Keterangan
1 0.545 Sangat Baik
2 0.636 Sangat Baik
3 0.545 Sangat Baik
4 0.545 Sangat Baik
5 0.545 Sangat Baik
6 0.455 Sangat Baik
7 0.455 Sangat Baik
8 0.455 Sangat Baik
9 0.545 Sangat Baik
10 0.545 Sangat Baik
11 0.182 Jelek
12 0.545 Sangat Baik
13 0.636 Sangat Baik
14 0.636 Sangat Baik
(39)
48
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Soal Nilai Indeks Keterangan
16 0.455 Sangat Baik
17 0.545 Sangat Baik
18 0.455 Sangat Baik
19 0.364 Cukup Baik
20 0.545 Sangat Baik
3.5.4 Uji Tingkat Kesukaran
Analisis indeks kesukaran tiap butir soal dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaran masing-masing soal yang diberikan, apakah soal tersebut termasuk kategori mudah, sedang atau sukar. Karena bentuk tes yang digunakan adalah tes uraian, maka rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran tiap butir soal adalah (Suherman, 2003:170) sebagai berikut:
IK = SM I
x
Keterangan: x = nilai rata-rata siswa SMI = skor maksimal ideal
Klasifikasi indeks kesukaran butir soal menurut Jihad (2013:182) seperti tampak pada tabel berikut.
Tabel 3. 14
Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Interpretasi Tingkat Kesukaran Kriteria
0,00 - 0,30 Sukar
0,31 - 0,70 Sedang
0,71 - 1,00 Mudah
Berdasarkan hasil perhitungan uji tingkat kesukaran dari 8 soal tes keterampilan berpikir kritis yang diujicobakan terdapat 1 soal berkategori sukar, 7 soal berkategori sedang. Sedangkan pada uji beda soal tes pengetahuan awal terdapat 2 soal berkategori sukar, 15 soal berkategori sedang dan 3 soal berkategori mudah. Hasil perhitungan uji tingkat kesukaran soal keterampilan berpikir kritis dan pengetahuan awal tersebut dapat dilihat pada tabel 3.15 dan 3.16 berikut.
(40)
49
Tabel 3. 15
Tingkat Kesukaran Soal Tes Keterampilan Berpikir Kritis No. Soal Nilai Indeks Keterangan
1 0.338 Sedang
2 0.613 Sedang
3 0.630 Sedang
4 0.625 Sedang
5 0.656 Sedang
6 0.269 Sukar
7 0.669 Sedang
8 0.694 Sedang
Tabel 3. 16
Tingkat Kesukaran Soal Tes Pengetahuan Awal No. Soal Nilai Indeks Keterangan
1 0.675 Sedang
2 0.650 Sedang
3 0.675 Sedang
4 0.625 Sedang
5 0.650 Sedang
6 0.225 Sukar
7 0.800 Mudah
8 0.625 Sedang
9 0.275 Sukar
10 0.625 Sedang
11 0.775 Mudah
12 0.675 Sedang
13 0.475 Sedang
14 0.625 Sedang
15 0.550 Sedang
16 0.725 Mudah
17 0.675 Sedang
18 0.675 Sedang
19 0.625 Sedang
(41)
50
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil uji coba alat tes di atas, maka rekapitulasi hasil uji coba tes keterampilan berpikir kritis dan tes pengetahuan awal tersebut disajikan pada tabel 3.17 dan tabel 3.18 berikut.
Tabel 3. 17
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Keterampilan Berpikir Kritis Butir
Soal Validitas
Reliabilitas Tingkat Kesukaran
Daya
Pembeda Keterangan Nilai Kriteria
1 Valid
0,788 Tinggi
Sedang Sangat Baik Dipakai
2 Valid Sedang Cukup baik Dipakai
3 Valid Sedang Sangat Baik Dipakai
4 Valid Sedang Jelek Tidak Dipakai
5 Valid Sedang Cukup Baik Dipakai
6 Valid Sukar Sangat Baik Dipakai
7 Valid Sedang Cukup Baik Dipakai
8 Valid Sedang Sangat Baik Dipakai
Tabel 3. 18
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Pengetahuan Awal Butir
Soal Validitas
Reliabilitas Tingkat Kesukaran
Daya
Pembeda Keterangan Nilai Kriteria
1 Valid
0,753 Tinggi
Sedang Sangat Baik Dipakai
2 Valid Sedang Sangat Baik Dipakai
3 Valid Sedang Sangat Baik Dipakai
4 Valid Sedang Sangat Baik Dipakai
5 Valid Sedang Sangat Baik Dipakai
6 Valid Sukar Sangat Baik Dipakai
7 Valid Mudah Sangat Baik Dipakai
8 Valid Sedang Sangat Baik Dipakai
9 Valid Sukar Sangat Baik Dipakai
10 Valid Sedang Sangat Baik Dipakai
11 Tidak
Valid Mudah Jelek Tidak Dipakai
12 Valid Sedang Sangat Baik Dipakai
13 Valid Sedang Sangat Baik Dipakai
14 Valid Sedang Sangat Baik Dipakai
15 Valid Sedang Sangat Baik Dipakai
16 Valid Mudah Sangat Baik Dipakai
(42)
51
Butir
Soal Validitas
Reliabilitas Tingkat Kesukaran
Daya
Pembeda Keterangan Nilai Kriteria
18 Valid Sedang Sangat Baik Dipakai
19 Tidak
Valid Sedang Cukup Baik Tidak Dipakai
20 Valid Sedang Sangat Baik Dipakai
3.6Teknik Pengolahan Data
Setelah data diperoleh kemudian dianalisis baik data hasil tes keterampilan berpikir kritis maupun hasil tes pengetahuan awal. Data yang diperoleh tersebut belum merupakan data yang akurat maka data tersebut harus diolah dengan tahapan sebagai berikut:
3.6.1 Pengolahan Data Tes Keterampilan Berpikir Kritis
Data hasil tes keterampilan berpikir kritis terdiri dari pretest dan postest. Kedua data ini diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Memberikan skor/nilai jawaban siswa dengan pedoman penskoran sebagai berikut.
Tabel 3. 19
Pedoman Penskoran Keterampilan Berpikir Kritis
No Indikator Soal Respon Siswa Terhadap Soal Skor
1 Memberikan alasan
pentingnya elastisitas permintaan dalam bidang ekonomi
Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan
0
Jawaban sesuai pertanyaan tetapi jawaban tidak ada yang benar
1 Bisa menemukan konsep tetapi belum bisa menyimpulkan alasan pentingnya elastisitas permintaan
2
Bisa menemukan konsep serta bisa
menyimpulkan alasan pentingnya
elastisitas permintaan tetapi belum tepat
3
Bisa menemukan konsep, bisa
menyimpulkan alasan pentingnya
elastisitas permintaan dengan tepat
4
2 Menjelaskan
keterkaitan hukum
Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan
(43)
52
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu permintaan dengan
elastisitas permintaan
pertanyaan
Jawaban sesuai pertanyaan tetapi jawaban tidak ada yang benar
1 Bisa menemukan konsep tetapi belum bisa menghubungkan antara konsep yang didapat
2
Bisa menemukan konsep serta bisa menghubungkan antara konsep yang didapat tetapi belum tepat
3
Bisa menemukan konsep, bisa
menghubungkan antara konsep yang didapat dengan tepat
4
3 Mengelompokkan
barang-barang berdasarkan jenis elastisitas
permintaannya.
Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan
0
Mengelompokkan satu barang sesuai jenis elastisitasnya
1 Mengelompokkan dua barang sesuai jenis elastisitasnya
2 Mengelompokkan tiga barang sesuai jenis elastisitasnya
3
Mengelompokkan empat barang
sesuai jenis elastisitasnya
4
Mengelompokkan semua barang
sesuai jenis elastisitasnya
5
4 Menentukan jenis
elastisitas permintaan suatu barang
Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan
0
Jawaban sesuai pertanyaan tetapi jawaban tidak ada yang benar
1 Bisa menentukan jenis elastisitas permintaan suatu barang tetapi belum bisa menjelaskan alasan
2
Bisa menentukan jenis elastisitas
permintaan suatu barang serta
menjelaskan alasan namun belum tepat
3
Bisa menentukan jenis elastisitas
permintaan suatu barang serta
menjelaskan alasan dengan tepat
4
5 Membedakan kurva
permintaan elastis dan inelastis
Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan
(44)
53
Jawaban sesuai pertanyaan tetapi jawaban tidak ada yang benar
1 Bisa menentukan kurva permintaan elastis dan inelastis namun belum bisa menganalisis perbedaan kedua kurva
2
Bisa menentukan kurva permintaan elastis dan inelastis serta bisa menganalisis perbedaan kedua kurva namun belum tepat
3
Bisa menentukan kurva permintaan elastis dan inelastis serta bisa menganalisis perbedaan kedua kurva dengan tepat
4
6 Mempertimbangkan
keputusan kebijakan berdasarkan
elastisitas permintaan suatu barang
Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan
0
Jawaban sesuai pertanyaan tetapi jawaban tidak ada yang benar
1 Bisa menemukan hal yang penting dari soal yang diberikan namun belum bisa mempertimbangkan keputusan
2
Bisa menemukan hal yang penting dari soal yang diberikan serta bisa mempertimbangkan keputusan dengan baik
3
Bisa menemukan hal yang penting dari soal yang diberikan serta bisa mempertimbangkan keputusan dengan baik
4
7 Memprediksi akibat
kenaikan harga suatu barang terhadap elastisitas permintaan barang substitusinya
Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan
0
Jawaban sesuai pertanyaan tetapi jawaban tidak ada yang benar
1 Bisa menemukan hal yang penting dari soal yang diberikan namun belum bisa memprediksi akibat kenaikan harga
2
Bisa menemukan hal yang penting dari soal yang diberikan serta bisa memprediksi akibat kenaikan harga namun belum tepat
3
(45)
54
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari soal yang diberikan serta bisa memprediksi akibat kenaikan harga dengan tepat
8 Menyatakan
penyebab permintaan bersifat elastis pada suatu peristiwa
Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan
0
Jawaban sesuai pertanyaan tetapi jawaban tidak ada yang benar
1 Bisa menemukan hal yang penting dari soal yang diberikan namun belum bisa menyatakan penyebab permintaan bersifat elastis
2
Bisa menemukan hal yang penting dari soal yang diberikan serta bisa
menyatakan penyebab permintaan
bersifat elastis namun belum tepat
3
Bisa menemukan hal yang penting dari soal yang diberikan serta bisa
menyatakan penyebab permintaan
bersifat elastis dengan tepat
4
2) Membuat tabel hasil skor dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3) Menghitung skor rata-rata dari tiap kelas dengan rumus:
ilai rata rata = otal skor siswajumlah
100
4) Menghitung normalisasi Gain antara nilai rata pretest dan nilai rata-rata posttest secara keseluruhan, dengan menggunakan rumus:
ormalisasi ain = ilai ilai aksimum nilai nilai
100
Tabel 3.20
Kriteria Peningkatan Gain
Gain Ternormalisasi (G) Kriteria Peningkatan
G< 0,3 Peningkatan Rendah
0,3≤ ≤0,7 Peningkatan Sedang
G> 0,7 Peningkatan Tinggi
5) Menganalisis data melalui uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis.
(46)
55
3.6.2 Pengolahan Data Tes Pengetahuan Awal
Tes pengetahuan awal dilakukan untuk mengukur pengetahuan siswa mengenai materi sebelumnya yang berkaitan dengan elastisitas permintaan. Hasil tes pengetahuan awal ini diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Memberikan skor dengan pedoman penskoran sebagai berikut: a. Bila siswa menjawab benar diberi skor 1
b. Bila siswa menjawab salah diberi skor 0
2) Membuat tabel hasil skor dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3) Menghitung skor rata-rata ( ̅) keseluruhan untuk dijadikan patokan dalam pengelompokkan pengetahuan awal.
4) Mengelompokkan siswa ke dalam 2 klasifikasi yaitu tinggi dan rendah berdasarkan kriteria pada tabel 3.20 berikut:
Tabel 3. 21
Kriteria Pengelompokkan Pengetahuan Awal Siswa Kelompok Kriteria
Tinggi Skor > ̅ Rendah Skor < ̅
5) Menganalisis data melalui uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis.
3.7Teknik Analisis Data
Setelah data diolah, kemudian berlanjut pada tahap analisis data. Data yang dinalisis baik data pretest dan postest keterampilan berpikir kritis maupun data tes pengetahuan awal dilakukan dengan menggunakan bantuan software komputer SPSS for windows versi 21.0 dengan uji statistik sebagai berikut:
3.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data kedua kelas sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji One-Sample
(47)
Kolmogorov-56
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Smirnov dengan bantuan SPSS for windows versi 21.0 dengan prosedur sebagai berikut:
1) Hipotesis
Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal 2) ingkat Signifikansi : (α) = 5
3) Keputusan Uji
Ho ditolak jika hasil uji < 0.05 yang berarti populasi tidak berdistribusi normal. Sebagaimana menurut Santoso (2012) jika signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal dan jika signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
3.7.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi data adalah sama atau tidak. Dalam penelitian ini uji homogenitas yang digunakan adalah uji Levene menggunakan bantuan SPSS for windows versi 21.0, dengan prosedur sebagai berikut:
1) Hipotesis
Ho : sampel berasal dari populasi yang homogen. H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang homogen. 2) ingkat Signifikansi : (α) = 5
3) Keputusan Uji
Ho ditolak jika hasil uji < 0.05 yang berarti populasi terdiri dari lebih dari satu variansi (populasi tidak homogen). Sebagaimana menurut Santoso (2012) jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka data berasal dari populasi yang mempunai varians tidak sama dan jika nilai signifikansi atau probabilitas > 0,05, maka data berasal dari populasi yang mempunyai varians sama.
(48)
57
3.7.3 Uji Hipotesis
Pengujian Hipotesis dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS for windows versi 21.0. Dalam penelitian ini terdapat lima hipotesis. Kelima hipotesis ini diuji dengan menggunakan paired sample t test, independent sample t test, dan two ways ANOVA.
1. Uji Hipotesis Pertama
Uji Hipotesis pertama menggunakan paired sample t test. Paired sample t test merupakan uji beda dua sampel berpasangan. Sampel berpasangan merupakan subjek yang sama namun mengalami perlakuan yang berbeda. Pengujian hipotesis pertama ini dilakukan dengan prosedur:
a. Merumuskan hipotesis
Ho : Tidak terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi permainan.
Ha : Terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi permainan.
Atau hipotesis statistik: Ho : Ypost_SP = Ypre_SP Ha : Ypost_SP ≠ Ypre_SP Keterangan:
Ypost_SP : Nilai postest variabel Y (berpikir kritis) untuk kelas yang menggunakan metode pembelajaran simulasi permainan
Ypre_SP : Nilai pretest variabel Y (berpikir kritis) untuk kelas yang menggunakan metode pembelajaran simulasi permainan
b. ingkat Signifikansi : (α) = 5 c. Keputusan Uji
(1)
93
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menerima materi baru ini akan membantu siswa dalam meningkatkan proses berpikir tingkat tinggi termasuk berpikir kritis.
5. Pengetahuan awal dan proses pembelajaran simulasi permainan saling melengkapi dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa. Berdasarkan hal tersebut penulis menyarankan agar sebelum dilakukan pembelajaran simulasi permainan guru sebelumnya melakukan apersepsi dengan optimal agar mampu mengingatkan siswa poin-poin penting mengenai materi sebelumnya sehingga pelaksanaan simulasi permainan dapat berjalan dengan baik dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis. 6. Faktor yang mempengaruhi keterampilan berpikir kritis dalam penelitian ini hanya metode pembelajaran yaitu metode simulasi permainan. Selain itu dalam penelitian ini juga hanya mengungkapkan faktor intern pada siswa yang mempengaruhi pelaksanaan metode simulasi permainan adalah pengetahuan awal siswa tanpa memperhatikan faktor intern lain yang dapat mempengaruhi metode pembelajaran simulasi. Berdasarkan hal tersebut penulis menyarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menambahkan faktor lain yang mempengaruhi keterampilan berpikir kritis maupun metode simulasi permainan.
(2)
Lira Rachmawati, 2015
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Anderson, Lorin W. 2010. Kerangka Landasan Pembelajaran, Pengajaran dan
Assesmen. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Anitah, Sri. 2007. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka. Aziz, Abdul. 2009. Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Alfabeta Banaszak, Ronald A dan Dennis C. Brennan. 1983. Teaching Economis (Content
and Strategies). United States: Wesley Publishing Company.
Cicchino, Marc I. 2015. Using Game-Based Learning to Foster Critical Thinking in Student Discourse. IJPBL:Rutgers Graduate School of Education
Dharma, dkk. 2010. Contectual Teaching and Learning - Sebuah Panduan Awal
dalam Pengembangan PBM. Garut: Rahayasa Research and Training.
Efendi, Ujang Herli. 2012. Pengaruh Penerapan Metode Diskusi Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi. Tesis.
Universitas Pendidikan Indonesia
Filsaime, D.K. 2008. Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Fisher, Alec. 2008. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga
Geminastiti, Kinanti. 2010. Pengaruh pengetahuan awal siswa dan iklim sekolah
terhadap gaya belajar siswa serta implikasinya pada hasil belajar mata pelajaran ekonomi (survey di SMA Negeri dan Swasta di Kota Sukabumi).
Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia
Gilstrap, R.L and Martin W.R. 1975. Current strategies for teachers: A resource
for personalizing instruction. California: Goodyear Publishing Company
Inc.
Grafura, Lubis. 2014. Strategi Implementasi Pendidikan Sesuai Kurikulum 2013
di Jenjang SMK. Jakarta: Prestasi Pustaka
(3)
94
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasibuan, J.J dan Moedjiono. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan
Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
--- 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda.
Hill, D. Cynthia. 2001. A Classroom Game for Developing Market Demand and Demand Elasticities: The Snicker Effect. Idaho State University
Hokyoung Blake Ryua, David Parsons dan Hyunjeong Lee. 2014. Using
Game-Based Collaborative Learning to Enhance Critical Thinking Skills.
Proceedings of the 5th International Conference on Applied Human Factors and Ergonomics. Poland.
Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru). Cipayung: Gaung Persada (GP) Press.
Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Persindo.
Joyce, Bruce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun. 2009. Models of Teaching
Model-model Pengajaran. Diterjemahkan oleh Achmad Fawaid dan Ateilla
Mirza. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kemdikbud. 2013. Perubahan Pola Pikir dalam Kurikulum 2013. [On-line] (http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/Paparan/Penyesuaian%20Pola %20Pikir%20dan%20Pembelajaran.pdf) diunduh 5 Agustus 2015
Marini. 2014. Keefektifan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia Ragam Tulis Formal Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Menulis Laporan Pengamatan. Tesis. Universitas Pendidikan
Indonesia.
McGonigal, Kelly. 2005. Using Class Discussion to meet your teaching goals. Stanford University.
Meyers, Chet. 1986. Teaching Students to Think Critically. San Francisco: Jossey Bass Publisher.
Myers, Dean Rodney. 2012. Analyzing Interaction Patterns to Verify a
Simulation/Game Model. Disertation. Indiana University.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
(4)
Park, Mee Young dkk. 2012. Practice Based Simulation Model: A Curriculum
Innovation To Enchange The Critical Thinking Skills Of Nursing Students.
Australian Journal Of Advance Nursing.
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Ruggiero, Vincent Ryan. 2007. Beyond Feelings A Guide To Critical Thinking. New York : Mc Graw Hill
Rush, K.L., Dyches, C.E., Waldrop, S. and Davis, A. 2008. Critical thinking among RN to BSN distance students participating in human patient simulation. Journal of Nursing Education
Safari. 2008. Penulisan Butir Soal Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Santoso, S. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Santyasa, I W. 2005. Model Pembelajaran Inovatif dan Implementasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Makalah. Disajikan dalam Penataran guru-guru SMP,
SMA, dan SMK se kabupaten Jembrana Juni-Juli 2005 di Jembrana.
Scalese RJ, Obeso VT, Issenberg SB. 2008. Simulation technology for skills
training and competency assessment in medical education. Journal of
General Internal Medicine.
Schumacher, L. 2004. The Impact Of Using High-Fidelity Computer Simulation
On Critical Thinking Abilities And Learning Outcomes In Undergraduate Nursing Students. Dissertation Abstracts International. (ISBN No.
0-496-11045-4)
Sheir, Awatef Ali dkk. Oral Questioning Technique for Developing Critical
Thinking Skills in EFL Classroom. Educational Science Journal. Cairo University
Silberman, Mel. 2014. Handbook Experiential Learning Strategi Pembelajaran
(5)
96
Lira Rachmawati, 2015
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADILIHAT DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Silvia, Chris. 2010. The Impact of Simulation on Higher-Level Learning. Journal University of Kansas
Simpson, E. and Courtney, M. 2002. Critical Thinking In Nursing Education:
Literature Review. International Journal of Nursing Practice.
S. P. Norris. 1985. Synthesis Of Research On Critical Thinking. Educational Leadership
Suara Merdeka. 2014. Pengamat Pendidikan: Anak Harus Diajarkan Berpikir
Kritis. [On-line]
(http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2014/08/13/212885 /Pengamat-Pendidikan-Anak-harus-Diajarkan-Berpikir-Kritis) diunduh 9 Januari 2015
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta ---. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sujarweni, V. Wiratna. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sumarto, Hadi. 2009. Efektifitas Pengetahuan Awal (Prior Knowledge) dalam
pengajaran membaca (Reading) Bahasa Inggris. PBI FKIP Universitas
Pekalongan
Syahbana, Ali. 2012. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
Smp Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning. Journal:
Universitas Muhammadiyah Bengkulu
Trianto. 2010. Model-model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Ulicsak, Mary and Martha Wright. 2010. Games in Education: Serious Games. [On-line]. www.futurelab.org.uk
Uno, B. Hamzah. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
Wahyutri, Rosa. 2012. Efektivitas pembelajaran CTL dengan metode demonstrasi
simulasi dalam meningkatkan kompetensi lifeskills bidang kewirausahaan di SMP Terbuka 2 Cimahi (Studi Eksperimen pada mata pelajaran keterampilan kelas VII dan VIII di SMP Tebuka 2 Cimahi). Tesis.
Universitas Pendidikan Indonesia
Willingham, T. Daniel. 2007. Critical Thinking Why It Is So Hard To Teach. American Federation of Teachers
(6)
Zarkasi, Firdaus. 2009. Belajar Cepat dengan Diskusi. Surabaya: Penerbit dan Percetakan Offset Indah.