PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL METODE DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA :Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA 1 Ciruas Dengan Standar Kompetensi Memahami Uang dan Perbankan.

(1)

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

No.324/UN.40.7.DI/LT/2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KONTEKSTUAL METODE DISCOVERY TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

( Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA 1

Ciruas Dengan Standar Kompetensi Memahami Uang dan Perbankan )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Disusun Oleh Puspita Maelani

0901327

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL METODE DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

( Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA 1 Ciruas Dengan Standar Kompetensi Memahami Uang dan Perbankan )

Oleh Puspita Maelani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Puspita Maelani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL METODE DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS

SISWA

(Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Ciruas Dengan Standar Kompetensi Memahami Uang dan

Perbankan)

Bandung, Juli 2013

Skripsi ini disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Yayat Achdiyat, M.Pd. Dr. Ikaputera Waspada, M.M. NIP. 19511216 197803 1 001 NIP. 19610420 198703 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

Dr. Ikaputera Waspada, M.M. NIP. 19610420 198703 1 002


(4)

i

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Ciruas Mata Pelajaran Ekonomi Standar Kompetensi Memahami Uang dan Perbankan).

Dibawah bimbingan Dr.H.YayatAchdiyat,M.Pddan Dr.Ikaputera Waspada,MM. Oleh

Puspita Maelani 0901327

Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya proses pembelajaran yang masih menggunakan metode ceramah (konvensional) atau diskusi biasa, dengan siswa yang hanya memahami konsep tanpa mengikutsertakan siswa dalam kegiatan belajar untuk berfikir,sehingga belum mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan model pembelajaran kontekstual dengan metode discovery terhadap keikutsertaan siswa dalam kegiatan belajar, sehingga meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi dengan menggunakan desain penelitian non-equivalent control group design.Jumlah subjek penelitian 60 orang siswa, yang terdiri dari 30 orang siswa kelas eksperimen dan 30 orang siswa kelas kontrol. Analisis data menggunakan uji normalitas, homogenitas, dan uji hipotesis.

Pengambilan data kemampuan berpikir kritis siswa melalui pretest,

posttestdan observasi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pengolahan

data dengan uji t pada taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis antara siswa yang menggunakan model pembelajaran kontekstual metode discovery memiliki kemampuan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode pembelajaran diskusi biasa. Terdapat pula perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah dikenakan menggunakan model pembelajaran kontekstual metode discovery.


(5)

i

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACTION

Influence of applying Contextual learning Model with discovery method towards critical thinking ability of students (experiment study towards students class X SMAN 1 Ciruas Economic Lesson with Competence Standard Understanding Money and Banking)

Under Guidance Dr.H.YayatAchdiyat,M.Pdand Dr.Ikaputera Waspada,MM.

By

Puspita Maelani 0901327

This Research has learning process that still uses lecture method (conventional) or ordinary discussion with students who just understand concept (lessons) without being pushed by their teachers to think as a background, until they do not be able to improve critical thinking ability of students.

The purpose of this research is to find out the influence from the contextual teaching model with the discovery method towards the students’

participation in learning activity, as the result, the students’ critical thinking can

be increased.

The research uses experiment method by using research design non-equivalent control group design. Total of research subject 60 (sixty) students, consist of 30 (thirty) students from experiment class and 30 (thirty) students from control class. The data analysis using normality, homogenity and hyphothesis examination.

A data for critical thinking ability of students taken from pretest and posttest towards experiment and control class Students. A data processing by examining t on level trust 95 % shows that critical thinking ability on students who use contextual learning model with discovery method are better than students who use ordinary discussion. Also there is different in critical thinking ability on experiment class students before and after using Contextual learning Model with discovery method.


(6)

iv

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ...

i ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...6

1.3 Tujuan Penelitian ...7

1.4 Manfaat Penelitian ...7

1.4.1 Manfaat Ilmiah……….. 1.4.2 Manfaat Praktis……… 7 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ...9

2.1 Kajian Pustaka ...9

2.1.1 Model Pembelajaran……….. 9

2.1.2 Pendekatan Pembelajaran ...15

2.1.3 Strategi Pembelajaran ...17

2.1.4 Metode Pembelajaran ... 2.1.5 Teknik Pembelajaran………. 18 21 2.1.6 Model Pembelajaran Kontekstual ...21

2.1.7 Metode Pembelajaran Discovery ...25


(7)

v

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2.1.7.2 Keunggulan Metode Pembelajaran Discovery ...28

2.1.7.3 Kelemahan Metode Pembelajaran Induktif ... 29

2.1.8 Kemampuan Berfikir Kritis ...31

2.1.9 Hasil Penelitian Terdahulu ...36

2.2 Kerangka Pemikiran ...37

2.3 Hipotesis ...42

BAB III METODE PENELITIAN ...43

3.1 Objek dan Subjek Penelitian ...43

3.1.1 Profil SMAN 1 Ciruas ...43

3.1.2 Struktur Organisasi Sekolah ...44

3.1.3 Objek Penelitian ...45

3.2 Metode Penelitian ...45

3.3 Desain Penelitian ...46

3.4 Prosedur Penelitian ...47

3.5 Teknik dan Pengolahan Data ...49

3.5.1 Uji Validitas...49

3.5.2 Uji Reliabilitas ...50

3.5.3 Uji Tingkat Kesukaran ...52

3.5.4 Uji Daya Pembeda ...53

3.5.5 Uji Normalitas ...55

3.5.6 Uji Homogenitas ...56


(8)

vi

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...59

4.1 Deskripsi Subjek Penelitian ...59

4.2 Deskripsi Lokasi Penelitian ...59

4.3 Uji Validitas ...59

4.4 Uji Reliabilitas ...60

4.5 Uji Daya Pembeda ...61

4.6 Uji Tingkat Kesukaran ...62

4.7 Deskripsi Data Hasil Penelitian ...63

4.7.1 Data Pretest ...63

4.7.2 Data Posttest ...64

4.7.3 Data Skor Gain ...66

4.7.4 Data N-Gain ...67

4.8 Analisis Data Hasil Penelitian ...68

4.8.1 Pengujian Statistika ...69

4.8.1.1 Uji Normalitas ...69

4.8.1.2 Uji Homogenitas ...72

4.8.1.3 Uji Hipotesis ...74

4.9 Pembahasan Hasil Penelitian dan Temuan Empirik ...77

BAB V KESIMPULAN ...84

5.1 Kesimpulan ...84


(9)

vii

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 Rekapitulasi Skor Berfikir Kritis Siswa ... 5

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 36

2.2 Rincian Indikator Berfikir Kritis ... 39

3.1 Jumlah Siswa SMAN 1 Ciruas ... 43

3.2 Desain Penelitian ... 47

3.3 Intrepretasi Daya Pembeda ... 54

3.4 Kriteria Indeks Gain ... 55

4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 60

4.2 Uji Realibilitas ... 61

4.3 Nilai Daya Pembeda ... 61

4.4 Uji Tingkat Kesukaran ... 62

4.5 Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 63 4.6

4.7 4.8 4.9 4.10 4.11

Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ...

Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol………

N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol………

Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol……… Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol……… Uji Normalitas Skor Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol………

65 66 67 69 70 71

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

viii

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4.12 4.13 4.14 4.15 4.16 4.17

Uji Homogenitas Pretest dengan Levene’s test………. Uji Homogenitas Posttest dengan Levene’s test………..……….

Uji Homogenitas N-Gain………...

Uji Hipotesis Pretest Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol…………...

Uji Hipotesis Posttest Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol…………..

Uji Hipotesis N-Gain Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol………….. 72 72 73 74 76 77 DAFTAR GAMBAR Gambar

2.1 Skema Model Pembelajaran ... 9 2.2 3.1 4.1 4.2 4.3 4.4

Skema Kerangka Berpikir ... Struktur Organisasi Sekolah……… ...

Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……… Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………..…… Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………...

N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………

41 44 64 66 67 68


(11)

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang.

Berkembangnya arus globalisasi menuntut semua aspek kehidupan untuk menyesuaikan diri dengan perkembanganya, yaitu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Salah satu aspek kehidupan yang harus bisa menyesuaikan diri yaitu aspek dalam dunia pendidikan, aspek ini harus sejalan dengan perkembangan IPTEK tersebut. Karena dengan pendidikan, suatu Negara akan melahirkan generasi penerusnya, yang memiliki kompetensi-kompetensi yang mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman, bahkan diharapkan mampu untuk menciptakan sesuatu yang bisa membuat Negaranya bangga dengan prestasi anak bangsa. Dan sekali lagi untuk menghasilkan generasi penerus bangsa yang memiliki kompetensi atau keahlian, yaitu melalui pendidikan.

Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha sadar yang membina, menggali, menumbuhkembangkan potensi-potensi yang ada pada diri seorang manusia dengan cara memberikan fasilitas-fasilitas yang akan mendorong keinginan dan semangat untuk belajar. Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 menyebutkan bahwa:

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar, dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, mengendalikan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Bisa dilihat dari pengertian pendidikan yang telah dijelaskan dan tercantum pada pada Undang-Undang, diharapkan dengan melalui pendidikan suatu Negara mampu membina, menciptakan, dan menghasilkan insan-insan yang mampu berkompetisi dengan persaingan karena berkembangnya zaman, yang mempunyai kemampuan bukan hanya kecerdasan intelektual tetapi juga kemampuan kecerdasan emosional dan spiritual melalui pengendalian diri, akhlak, perilaku yang bermanfaat untuk dirinya sendiri, keluarga, masyarakat dan Negara.


(12)

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tujuan dan harapan itu bisa terlaksana ketika pendidikan disekolah tidak hanya diarahkan pada penguasaan dan pemahaman konsep atau materi akan tetapi pada peningkatan kemampuan dan keterampilan berfikir siswa, dengan melibatkan aktifitas siswa. Kemampuan berfikir siswa diarahkan pada keterampilan untuk mencari dan menggunakan informasi, kemampuan untuk bekerjasama, kemampuan untuk menganalisis, kemampuan untuk melakukan tindakan, melakukan untuk mencari ukan hanya dari satu sumber, kemampuan untuk menggunakan keterlibatan pengalaman-pengalamannya dalam mengaitkannya dengan materi dalam menghadapi permasalahan yang sedang terjadi.

Adanya tuntutan peningkatan dalam kualitas sumber daya manusia dari intelektual dan berfikir kritis melalui pendidikan maka dari itu perlu adanya peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan pada berbagai mata pelajaran disetiap jenjang pendidikan. Dalam bidang studi atau mata pelajaran ekonomi pada jenjang Sekolah Menengah Atas dituntut untuk mempunyai kemampuan berfikir kritis yang digunakan siswa untuk mengahadapi berbagai permasalahan yang sedang terjadi.

Hal ini sesuai dengan tujuan dari mata pelajaran ekonomi yaitu agar siswa atau peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, tertutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat dan Negara.

2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ekonomi.

3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, akuntansi yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, rumah tangga, masyarakat dan Negara.

4. Membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional. (Neti Budiwati dan Leni Permana, 2010:18)

Tujuan yang ingin dicapai pada mata pelajaran ekonomi melalui kemampuan-kemampuan itu yang membentuk siswa mempunyai kemampuan berfikir kritis, dan dalam pembelajaran ekonomi merupakan pembelajaran yang syarat akan materi analisis, studi kasus-kasus yang terjadi dilapangan, dan berhubungan dengan kehidupan nyata. Yang dengan mengingat atau mengumpulkan pengalaman-pengalaman pribadi yang akan didiskusikan dengan teman-treman sekelompoknya maka akan membentuk kemampuan berfikir siswa, sehingga siswa


(13)

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

atau peserta didik dapat belajar menemukan dan mengembangkan ide dan potensi yang dimilikinya.

Berfikir kritis yang dikemukakan oleh Edward Glaser (Fisher, 2008:3), salah seorang dari penulis Watson-Glaser Critical Thinking Appraisal (uji kemampuan berfikir kritis yang paling banyak dipakai diseluruh dunia) Glaser mendefinisikan berfikir kritis sebagai:

1. Suatu sikap mau berfikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang.

2. Pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran logis.

3. Semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut. Berfikir kritis menuntut upaya keras memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya.

Kemampuan berfikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi menjadi tujuan penting dalam pembelajaran ekonomi, karena sekali lagi tujuan mata pelajaran ekonomi erat kaitannya dengan kemampuan berfikir kritis siswa. Dan untuk mencapai tujuan ini maka sekolah memfasilitasinya, melalui dengan penggunaan model, metode, media, dan sebagainya yang bisa menunjang peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa.

Namun, masalahnya seringkali muncul di sekolah adalah lemahnya proses pembelajaran sehingga seringkali tujuan pembelajaran tidak tercapai. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal dan menimbun informasi tanpa anak dilibatkan untuk memahami informasi yang bisa digunakannya dalam menghubungkan ilmu pengetahuan yang ia dapat dengan kehidupan sehari-harinya. (Fitriyanti, 2012:3)

Walaupun model, metode, teknik dan pendekatan sudah ada panduannya untuk digunakan oleh guru untuk mengembangkan materi ajarnya dikelas. Tetapi dari proses pembelajaran di sekolah, termasuk di SMAN 1 Ciruas, khususnya kelas X. Masih menggunakan metode ceramah, adapun pembelajaran yang melibatkan siswa dengan metode diskusi, dan yang siswa yang terlibat diskusi hanya yang dikelasnya memang aktif, sehingga tidak melibatkan semua siswa.

Hasil wawancara dengan guru ekonomi kelas X SMAN 1 Ciruas, diambil dari kesimpulan sebagai berikut:


(14)

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a. Kurang terjadinya pembelajaran siswa yang aktif.

b. Kurangnya konsentrasi siswa dalam menerima materi di dalam kelas.

c. Kurangnya kekritisan siswa dalam hal menanggapi materi yang diajarkan oleh guru. d. Kurang kekritisan siswa dalam menanggapi studi kasus.

e. Kurang terjadinya pembelajaran siswa yang mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

Maka dilakukan pra penelitian, dengan membagikan soal yang dibuat dengan kriteria indikator berfikir kritis dimasukan, yang akan diisi oleh siswa-siswi kelas X, dari 9 kelas soal itu diisi oleh 6 kelas. Dengan mengacu pada kriteria dari Penilaian Acuan Patokan (PAP) menurut Zaenal Arifin (2012;236) menyatakan untuk mengukur secara pasti tujuan atau kompetensi yang ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya , untuk mengetahui berapa jumlah keseluruhan siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM, maka dibuat tabel rekapitulasi skor sebagai berikut:

Tabel 1.1

Rekapitulasi Skor Kemampuan Berfikir Kritis Siswa SMAN 1 Ciruas Kelas X

Skor Mentah

KKM Skor

Standar

Jumlah Siswa (Orang)

Presentase (%)

Keterangan

90 – 100 75 A 9 4.89 Lulus

80 – 89 75 B 9 4.89 Lulus

65 – 79 75 C 36 19.56 Lulus

55 – 64 75 D 63 34.23 Tidak Lulus

0 – 54 75 E 67 36.41 Tidak Lulus

Jumlah 184 100

Jumlah Siswa Yang Lulus 29.36% 54


(15)

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Jumlah 100% 184

Sumber : hasil pengolahan data

Dari tabel rekapitulasi hasil ulangan siswa diatas terlihat bahwa yang mendapatkan nilai diatas KKM ada 54 orang atau 29.36% dari 6 kelas, sedangkan yang mendapatkan nilai dibawah KKM ada 130 orang atau 70.36%.

Dari hasil wawancara dengan guru ekonomi kelas X dan hasil pra penelitian, terlihat bahwa proses pembelajaran dikelas X mata pelajaran ekonomi, menunjukkan pembelajaran yang kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran, sehingga dalam berpikir kritis mereka pun rendah.

Untuk mengatasi masalah yang telah diuraikan diatas, penulis mencoba meneliti dengan menggunakan salah satu model pembelajaran, model yang digunakan yaitu model pembelajaran kontekstual metode discovery. Model ini diharapkan mampu melatih siswa dalam pembelajaran yang melibatkan peran para siswa, dan melatih menghadapi dan menyelesaikan masalah atau studi kasus yang diberikan, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada berfikir kritis siswa. Dengan siswa mampu berfikir kritis, para siswa tidak akan lagi kesulitan belajar hanya karena hambatan guru yang tidak bisa hadir disekolah, dan juga mampu untuk menganalisis kejadian ataupun materi ekonomi, yang bisa diaplikasikan dikehidupan siswa sehari-harinya.

Penelitian ini memfokuskan pada penerapan model pembelajaran kontekstual metode discovery untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa kelas X SMAN 1 Ciruas.

Dari latar belakang masalah di atas maka penulis melakukan penelitian dengan judul :

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa” (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan Mata Pelajaran Ekonomi Standar Kompetensi Memahami Uang dan Perbankan)

1.2Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, penulis merumuskan masalah yang diteliti sebagai berikut:


(16)

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran diskusi biasa dan pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kontekstual metode discovery pada saat tes awal (pretest)?

2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran diskusi biasa dan pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kontekstual metode discovery pada saat tes akhir (posttest)?

3. Apakah terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kontekstual metode discovery dan pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran diskusi biasa (N-Gain)?

1.3Tujuan Penelitian.

1. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran diskusi biasa dan pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kontekstual metode discovery pada saat tes awal (pretest).

2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran diskusi biasa dan pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kontekstual metode discovery pada saat tes akhir (posttest).

3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kontekstual metode discovery dan pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran diskusi biasa.

1.4Manfaat Penelitian. 1.4.1 Manfaat Ilmiah.


(17)

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan untuk memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan pemikiran mengenai penggunaan model yang akan mempengaruhi kekritisan siswa juga sebagai kajian lebih lanjut khususnya tentang penerapan model pembelajaran kontekstual metode discovery dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa.

2) Bagi Guru. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dengan cara mengubah model dari model konvensional metode ceramah atau diskusi biasa menjadi penggunaan model pembelajaran kontekstual metode discovery, tentunya penggunaan metode ini juga disesuaikan dengan kompetensi dasar. Dan sebagai bahan panduan bagi guru dalam penggunaan metode ini.

3) Bagi Sekolah. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, kondusif dan efektif sehingga membentuk pribadi siswa yang bukan hanya kaya akan ilmu tetapi kaya perilaku yang baik, yang peka tehadap lingkungan dengan memberikan solusi pada setiap permasalahan yang ada, baik tentang ilmu ekonominya atau di lingkungan.

1.4.2 Manfaat Praktis.

Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi mengenai model pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran serta menjadi bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya, khususnya tentang penerapan model dan kemampuan berfikir kritis siswa.


(18)

1

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Objek dan Subjek Penelitian. 3.1.1 Profil SMAN 1 Ciruas.

Sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Ciruas, yang berdiri sejak tahun 1984 dan beralamat di Jalan Raya Jakarta km 9,5 Serang. Untuk tahun ajaran 2012/2013 SMA Negeri 1 Ciruas memiliki 47 guru dan 1 kepala sekolah, dan jumlah siswa 864 orang.

Tabel 3.1

Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Ciruas Tahun Ajaran 2012-2013

Kelas Jumlah Siswa Jumlah Kelas Jumlah Guru

X 288 orang 9 Kelas 47 Guru dan 1

Kepala Sekolah XI 288 orang (160 orang kelas IPS

dan 128 orang kelas IPA)

5 Kelas IPS 4 Kelas IPA XII 288 orang (160 orang kelas IPS

dan 128 orang kelas IPA)

5 Kelas IPS 4 Kelas IPA


(19)

2

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3.1.2 Struktur Organisasi Sekolah.

Kepala Sekolah

Drs. Satal Mawardi, M.Pd

Komite Sekolah

Tata Laksana Tata Sunarta, S.Sos

WAKA Bidang Humas Drs. Rustaman Ridwan, MM WAKA Bidang Sarana

Drs. M. Yusuf Efendi WAKA Bidang Kesiswaan

Asep Hidayat S.Pd WAKA Bidang

Kurikulum Yusdi Irfan, S.Pd, M.Pd

Kepala Unit

1. Lab fisika

2. Lab kimia

3. Lab biologi

4. Lab komputer

5. Lab bahasa

6. Perpustakaan

Sanggar MGMP

1. Fisika

2. Pkn

Pembina Osis Budi S, S.Pd

Wali Kelas Koordinator BP

GURU SISWA


(20)

3

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu


(21)

4

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.1.3 Objek Penelitian.

Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi yang menggunakan metode discovery. Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X di SMAN 1 Ciruas, dimana seluruh siswa kelas X yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013 berjumlah 288 siswa yang dibagi dalam 9 kelas. Setelah peneliti melakukan pra penelitian dibeberapa kelas, terpilih X-2 dengan jumlah siswa 30 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas X-1 dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang sebagai kelas kontrol. Dalam memilih kelas X-2 dan X-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan metode non-probably sampling, tepatnya sampling purposive. Dimana non-probably sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2010:66) dan sampling

purposive adalah tekhnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010:68).

Kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dipilih adalah kelas yang memiliki kesamaan kondisi dan materi yang dipelajari.

3.2 Metode Penelitian.

Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dengan menggunakan alat atau teknik tertentu untuk suatu kepentingan penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2002:136) yang menyatakan, bahwa “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.”

Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode eksperimen menurut Nana Syaodih (2012:57) merupakan penelitian yang murni kuantitatif. Karena semua prinsip dan kaidah-kaidah penelitian kuantitatif dapat diterapkan pada metode ini.

Metode eksperimen juga dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat. Metode eksperimen merupakan metode inti dari model penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif.


(22)

5

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian eksperimen menurut Sugiyono (2008:107) menyatakan bahwa penelitian eksperimen ada perlakuan sedangkan dalam penelitian kualitatif tidak ada perlakuan, dengan demikian metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang diganakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan, penggunaan metode eksperimen bagian dari metode kuantitatif.

Dalam penelitian eksperimen, peneliti membagi subyek yang diteliti menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen adalah siswa yang diberi perlakuan (treatment) dengan memberikan model pembelajaran kontekstual metode discovery pada saat pembelajaran berlangsung, sementara kelompok kontrol adalah siswa yang menggunakan model pembelajaran diskusi, yang biasa digunakan dikelas.

Metode eksperimen yang digunakan penulis adalah kuasi eksperimen, menurut Kusnendi (2013, slide 1 power point pascasarjana upi) yaitu yang dilakukan dengan subyek kelompok utuh dan bukan subyek yang diambil secara random untuk diberi perlakuan. Di dalam metode kuasi eksperimen ini penulis mengharapkan dapat mengungkapkan perbedaan berfikir kritis siswa yang menggunakan model pembelajaran diskusi dan siswa yang menggunakan model pembelajaran kontekstual metode discovery untuk kemudian ditelaah bagaimana implikasinya terhadap berfikir kritis siswa.

3.3 Desain Penelitian.

Desain penelitian yang digunakan yaitu desain ini sebenarnya sama dengan pretest-posttest

control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol

tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2008:116). Artinya peneliti tidak memilih secara acak, namun memilih jenis kelas yang digunakan untuk kelas eksperimen atau kelas kontrol, misalnya memilih kelas yang tidak terlalu jauh karakteristiknya, dari nilai-nilainya (dilihat dari pra penelitian dan wawancara dengan guru ekonomi).


(23)

6

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Desain penelitian non-equivalent control group design

(Sumber: Sugiyono, 2008:116)

Keterangan:

X : Dikenakan perlakuan (treatment) dengan penerapan metode discovery. - :Tidak dikenakan perlakuan (treatment)

:Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen

:Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen :Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol :Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok kontrol

Pengambilan data dilakukan sebanyak 2 (dua) kali, yaitu sebelum eksperimen dan setelah eksperimen, atau sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode. Pengambilan data yang dilakukan sebelum perlakuan disebut pre test ( sedangkan pengambilan data yang dilakukan setelah perlakuan disebut post test ( ).

3.4 Prosedur Penelitian.

Penelitian ini dibagi dalam empat tahapan yaitu: persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, pengolahan data penelitian dan kesimpulan penelitian.

1. Tahap persiapan penelitian, meliputi:

a. Menentukan masalah, dengan melihat fenomena atau masalah yang ada, dan memfokuskan inti masalahnya.

Kelas Tahap

Awal Perlakuan Akhir

E X


(24)

7

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Melakukan prapenelitian untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam penelitian ini dilakukan penyebaran soal ke kelas X, soal-soal yang dibuat mencangkup indikator materi yang disesuaikan dengan indikator berfikir kritis.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Tahapan pelaksanaan penelitian langkah- langkahnya sebagai berikut:

a. Melakukan perizinan pada pihak-pihak terkait dalam penelitian ini (dengan kepala sekolah, guru ekonomi, dan pihak-pihak lainnya yang terlibat)

b. Berkonsultasi dengan guru mata pelajaran terkait waktu penelitian dan SK-KD. c. Membuat skenario pembelajaran (RPP), Media, Silabus, Modul.

d. Menyusun instrument tes pilihan ganda berdasarkan kurikulum. e. Menguji instrument tes pilihan ganda, ke kelas XI IPS 5.

f. Menganalisis validitas, realibilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran instrumen penelitian.

g. Memilih sampel dengan dilakukan secara acak dari Sembilan kelas. Peneliti mengambil kelas X-2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-1 sebagai kelas kontrol.

h. Menentukan waktu penelitian untuk melakukan penerapan model pembelajaran kontekstual metode discovery dan berkonsultasi dengan guru mata pelajaran ekonomi.

i. Memberikan tes awal pretest pada kelompok eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui tes kemampuan awal siswa.

j. Memberikan perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa penerapan metode discovery. Sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode pembelajran diskusi biasa. Memberikan posttest tes terakhir pada kelompok eksperimen dan kontrol setelah pembelajaran berakhir untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa.

k. Menguji kesamaan dan perbedaan hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.


(25)

8

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

l. Membandingkan perbedaan hasil skor gain kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3. Tahap Pengolahan Data

Pengolahan data ini meliputi analisis data dengan menggunakan pengujian statistik, yaitu; Uji Validitas, Uji Reabilitas, Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Hipotesis.

4. Tahap kesimpulan penelitian.

Setelah melakukan penelitian, dan bisa dilihat hasilnya melalui pengujian statistik, maka peneliti bisa mengambil kesimpulan dari penelitian ini.

3.5 Teknik dan Pengolahan Data. 1.5.1 Uji Validitas.

Sebuah instrumen yang akan digunakan dalam suatu penelitian harus dapat mengukur atau mengungkapkan data dari variabel yang diteliti. Hal tersebut dapat diketahui dengan melakukan uji validitas yang menentukan valid atau tidaknya sebuah instrumen. Hal ini juga ditambahkan oleh Suharsimi Arikunto (2006:168) yang menjelaskan bahwa validitas yaitu suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Dari penjelasan di atas, untuk menguji validitas tersebut peneliti mengadakan pengujian validitas soal dengan menggunakan Product Moment atau Pearson (Pearson’s Product Moment

Coefisient Of Coreelation), yaitu:

∑ ∑ ∑

√[ ∑ ∑ ∑ ∑ ]

(Suharsimi Arikunto, 2006: 170) Keterangan:


(26)

9

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

∑ = Jumlah skor X

∑ = Jumlah skor Y

∑ = Jumlah skor X dan Y = Jumlah responden

Setelah harga koefisien korelasi ( diperoleh, disubsitusikan ke rumus uji „t‟ yaitu: t = √

(Suharsimi Arikunto, 2006: 172)

Keterangan :

n = banyaknya data r = koefisien korelasi

Instrument dinyatakan valid apabila > dengan tingkat signifikan 0,05.

Menurut Arikunto (1996: 138) untuk validitas konstruk, sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tersebut mengukur setiap aspek berpikir. Uji validitas konstruksi pada penelitian ini terdiri dari uji daya beda (DP) dan taraf kesukaran (TK).

1.5.2 Uji Reliabilitas.

Reliabilitas merupakan suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut cukup baik (Arikunto, 2002:154). Sebuah tes dapat dikatakan reliabel jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Jika tes tersebut diberikan pada kesempatan yang lain akan memberikan hasil yang relatif sama. Reliabilitas menunjukan pada tingkat keterandalan sesuatu. Instrument digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang.

Untuk mengetahui realibilitas, tes dalam penelitian ini menggunakan rumus


(27)

10

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Mengelompokan skor butir soal benomor ganjil sebagai belahan pertama dan skor butir soal bernomor genap sebagai belahan kedua.

2. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu :

∑ ∑ ∑

√[ ∑ ∑ ∑ ∑ ]

= Indeks korelasi

∑ = Jumlah skor X

∑ = Jumlah skor Y

∑ = Jumlah skor X dan Y = Jumlah responden

(Suharsimi Arikunto, 2006: 183) 3. Menghitung indeks reliabilitas dengan mengunakan rumus Spearman-Brown, yaitu:

(Suharsimi Arikunto, 2006: 180) Dengan :

: reliabilitas instrument

: yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrument. Besar koefisien relibilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria reliabilitas. Menutut Suharsimi Arikunto (2002: 167) kriteria adalah sebagai berikut:

0,81-1,000 : sangat tinggi 0,61-0,800 : tinggi

0,41-0,600 : cukup 0,21-0,400 : rendah


(28)

11

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168) tingkat kesukaran butir soal (item) merupakan rasio antar penjawab dengan benar dan banyaknya penjawab item. Tingkat kesukaran merupakan suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang, dan sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran (IK) dari masing-masing butir soal tes dilakukan dengan langkah-langkah sebagi berikut:

a. Menghitung jawaban yang benar per item soal b. Memasdukan ke dalam rumus

(Suharsimi Arikunto, 2006: 208) Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar. JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.

Indeks kesukaran (P) diklasifikasikan sebagai berikut: P 0,00 sampai dengan 0,30 = soal sukar

P 0,31 sampai dengan 0,70 = soal sedang P 0,71 sampai dengan 1,00 = soal mudah

3.5.4 Daya Pembeda.

Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah prestasinya.(Nana Sudjana,1989:141)

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dalam membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda soal disebutkan dengan Indeks Diskriminasi (D). langkah-langkahnya dapat dijelaskan sebagai berikut:


(29)

12

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a. Untuk kelompok kecil seluruh kelompok tes dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas (JA) dan 50% kelompok bawah (JB).

b. Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27% skor terbawah sebagi kelompok bawah (JB).

Daya pembeda digunakan untuk menganalisis data hasil uji coba instrument penelitian dalam hal tingkat perbedaan setiap butir soal, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

D = - = -

(Arikunto, 2006: 213) Keterangan :

D = Indeks diskriminasi (daya pembeda) JA = Banyaknya peserta kelompok atas.

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah.

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar.

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

Tabel 3.3

Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Daya Pembeda Kriteria

0,00 – 0,20 Jelek (poor)

0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)

0,40 – 0,70 Baik (good)

0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent)


(30)

13

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Jika instrumen yang dibuat telah valid dan reliabel serta telah diketahui bagaimana tingkat daya beda dan tingkat kesukarannya maka instrument tersebut diberikan kepada siswa baik siswa eksperimen maupun siswa kontrol. Kemudian setelah diperoleh data dari kedua kelas tersebut maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. penskoran

penskoran tes pilihan ganda dilakukan dengan menggunakan pedoman penskoran. Sebelum lembar jawaban siswa siberi skor, terlebih dahulu ditentukan standar penilaian untuk tiap tahap sehingga dalam pelaksanaannya unsur subjektifitas dapat dikurangi. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus:

S = ∑

Dengan : S = Skor siswa dan R = Jawaban siswa yang benar.

b. Mengitung rata-rata hasil pretest dan posttest dengan menggunakan rumus sebagai brikut: = ∑

Dengan: = rata-rata

= data (pretest/posttest) = banyaknya siswa

c. Setelah memperoleh skor pretest dan posttest pada kedua kelas, dihitung selisih antara pretest dan posttest untuk mendapatkan nilai gain dan gain ternormalisasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai gain dan gain ternormaslisai adalah sebagi berikut:

Gain = skor posttest- skor pretest

Gain ternormalisasi (g) =

Keterangan:

(g) = gain yang dinormalisir Pos-test = tes diakhir pembelajaran Pre-test = tes diawal pembelajaran


(31)

14

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

d. Skor gain normal ini diinterprestasikan untuk menyatakan kriteria peningkatan hasil belajar siswa. Selanjutnya, indeks gain yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan indeks gain ternormalisasi pada tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Indeks Gain

Skor Kriteria

(g) 0,70 Tinggi

0,30 (g) 0,70 Sedang

(g) 0,30 Rendah

Sumber : Suharsimi Arikunto(2006: 219)

3.5.5 Uji Normalitas.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:151) menyatakan bahwa: Teori-teori menaksir dan menguji hipotesis berdasarkan asumsi bahwa populasi yang sedang diselidiki berdistribusi normal, jika ternyata populasi tidak berdistribusi normal, maka kesimpulan berdasarkan teoru itu tidak berlaku.

Selain itu uji Normalitas juga dimaksudkan untuk mengetahui apakah gain atau selisih skor

pretest dan posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak.

Pengujian kenormalan data dilakukan menggunakan uji Chi-Kuadrat yang diolah menggunakan SPSS 19. Kriteria pengujian adalah jika signifikan lebih besar dari 0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal. Adapun kriteria pengujian sebagai berikut:

- Jika nilai signifikan (sig) > 0.05, maka data berdistribusi normal. Jika nilai signifikan (sig) < 0.05, maka data tidak berdistribusi normal. - Jika nilai < , maka data berdistribusi normal.

- Jika nilai > , maka data tidak berdistribusi normal

Jika data tidak berdistribusi normal maka menggunakan uji non-parametrik, yaitu menggunakan uji Mann-Whitney. Adapun kriteria pengujiannya sebagai berikut:


(32)

15

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

- Jika nilai signifikan > 0.05, maka data berdistribusi normal. - Jika nilai signifikan < 0.05, maka data tidak berdistribusi normal.

3.5.6 Uji Homogenitas.

Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel tersebut apakah kedua kelas tersebut homogen atau tidak justru sebaliknya. Apabila kelas tersebut homogeny berarti tidak terdapat perbedaan yang berarti antara kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dilakukan pembelajaran. Uji homogenitas menggunakan data pretest dari kedua kelas yang diolah kedalam SPSS 19 kemudian dilanjutkan dengan uji homogenitas dengan uji Levene’s, dengan kriteria sebagai berikut:

- Jika level signifikansi > 5%, maka data tersebut homogen - Jika level signifikansi < 5%, maka data tersebut tidak homogen - Jika F hitung < F tabel, maka kedua sampel homogen

3.5.7 Uji Hipotesis.

Uji hipotesis pada penelitian ini di dasarkan pada data peningkatan hasil belajar, yaitu data selisih pretest dan posttest. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji t independen yang terdapat pada program SPSS 19.0. Data yang digunakan adalah skor gain siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan kriteria:

: = :

Dimana: = skor gain kelompok eksperimen = skor gain kelompok kontrol Jika dibandingkan dengan , maka


(33)

16

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

- Jika , maka diterima dan ditolak

Selanjutnya selisih gain kontrol dan eksperimen tersebut dihitung Normalized Gain (N-Gain). Untuk menghitung Normalized Gain (N-Gain) pada tabel di atas digunakan rumus sebagai berikut:

N – Gain =

(Arikunto, 2006: 126) Uji Hipotesis dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu hipotesis alternatif yang disimbolkan dengan H1 dan hipotesis nol yang disimbolkan dengan . Selain itu H1 dan Ho

dijadikan pembeda dalam pernyataan hipotesis, jika H1 menunjukkan pernyataan “Terdapat”

maka Ho dengan pernyataan “Tidak Terdapat”.

Berdasarkan penjelasan hipotesis diatas, maka hipotesis yang di uji adalah: 1. : =

Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi saat pretest pada siswa kelompok eksperimen yang proses pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran induktif dengan siswa kelompok kontrol yang proses pembelajarannya menggunakan pembelajaran diskusi biasa.

2. :

Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi saat posttest pada siswa kelompok eksperimen yang proses pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran induktif dengan siswa kelompok kontrol yang proses pembelajarannya menggunakan pembelajaran diskusi biasa dengan kriteria:

: = :

Dimana: = N-Gain kelompok eksperimen = N-Gain kelompok kontrol


(34)

17

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Jika dibandingkan dengan , maka:

- Jika > , maka ditolak dan diterima - Jika , maka diterima dan ditolak


(35)

1 Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol kelas X SMA Negeri 1 Ciruas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran discovery dengan kelas kontrol menggunakan metode diskusi biasa.

2. Terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran discovery dengan kelas kontrol yang menggunakan metode diskusi biasa. 3. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa pada

mata pelajaran ekonomi di kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran discovery. Artinya penggunaan atau penerapan metode pembelajaran discovery efektif digunakan pada mata pelajaran ekonomi.

5.2Saran

Berdasarkan proses penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran discovery sebagai salah satu model pembelajaran yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran ekonomi pada standar kompetensi uang dan perbankan. Oleh karena itu dapat disampaikan saran sebagai berikut:


(36)

2 Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Bagi guru, diharapkan dengan adanya penerapan metode discovery, dapat dijadikan salah satu pedoman untuk digunakan dikelas lainnya, sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dan melatih siswa lebih berani dalam mengemukakan pendapatnya, baik dalam kelompoknya maupun antar kelompok.

2. Dalam penerapan metode pembelajaran discovery dianjurkan materi yang digunakan adalah materi yang lebih banyak pada konsep dan tidak banyak hitungan, dan materi yang konsepnya itu banyak bisa di diskusikan. 3. Untuk pembagian kelompok, sebaiknya di pilih oleh gurunya, sehingga

bisa berbaur dengan teman yang lain, tidak sama kelompok mainnya saja. 4. Bagi pihak sekolah, hendaknya mengadakan dan terus mengikuti berbagai

seminar, lokakarya, semiloka, dan diklat, baik yang diadakan oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan maupun instansi-instansi pendidikan. Mengikuti yang berkenaan dengan proses pengajaran dan pembelajaran sehingga inovasi-inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang yang pada akhirnya hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa semakin meningkat.

5. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menambah kajian ilmu tentang metode pembelajaran discovery dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa. Sehingga pada penelitian selanjutnya dapat dikembangkan secara lebih mendalam dan dapat diterapkan sebagai metode pembelajaran dikelas.


(37)

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara

Belgin Yildirim, Şükran O. Critical Thinking Theory and Nursing Education International Journal of Humanities and Social Science Vol. 1 No. 17 [Special Issue – November 2011]

Emily R. Lai. Critical Thinking: A Literature Review. Research Report. June 2011 Fisher, Alec (2008). Berfikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga

Fitriyanti (2012). Pengaruh penerapan metode PBL terhadap Kemampuan

berfikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi. Bandung: UPI

http://edukasi.kompasiana.com/2011/11/22/strategi-pembelajaran-414649.html http://elearningpendidikan.com/pengertian-metode-mengajar.html

http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-studies/2034770-pengertian-berpikir-kritis/

http://gurupembaharu.com/home/berpikir-kritis/

http://marizaumami.wordpress.com/2010/06/15/makalah-berfikir-kritis/

http://pasca.tp.ac.id/site/pengembangan-kemampuan-berpikir-kritis-dan-kreatif-dalam-pembelajaran

http://www.anneahira.com/strategi-pembelajaran.htm http://www.scribd.com/doc/52701887/BERPIKIR-KRITIS

Julaikha (2008). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based

Intruction Melalui Metode Diskusi Dan Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi.


(38)

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Jurnal Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG, Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar tentang model pembelajaran. Komalasari, Kokom (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.

Bandung: Reflika Aditama

Kusnendi (2013). Uji Beda Dua Rata-Rata dalam Penelitian Kuasi Eksperimen

Sekolah Pascasarjana. Bandung: UPI

Lian dan Carol Measuring critical thinking, intelligence, and academic performance in psychology undergraduates 2009 Vol. 30 No. 3-4

Nana Syaodih S, Erlina Ayaodih (2012). Kurikulum dan Pembelajaran

Kompetensi “Model-model Pembelajaran”. Bandung: Reflika Aditama Nana Syaodih S, Erlina Ayaodih (2012). Kurikulum dan Pembelajaran

Kompetensi “Prinsip-prinsip Pembelajaran Kompetensi”. Bandung: Reflika Aditama

Nana Syaodih S, Erlina Ayaodih (2012). Kurikulum dan Pembelajaran

Kompetensi “Metode Pembelajaran”. Bandung: Reflika Aditama

Nana Syaodih S, Erlina Ayaodih (2012). Kurikulum dan Pembelajaran

Kompetensi “Berfikir Kritis dan Kreatif”. Bandung: Reflika Aditama

Nana Syaodih S (2012). Metode Penelitian Pendidikan. “Metode Eksperimen”. Bandung: Rosdakarya

Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Reflika Aditama

Neti Budiwati, Leni Permana (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung: Laboratorium FPEB UPI

Neti Budiwati, Leni Permana (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi

“Indikator Berfikir Kritis”. Bandung: Laboratorium FPEB UPI

Sagala, Saiful (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sharon Bailin, Roland Case, Jerrold R. Coombs and Leroi B Daniels.

Conceptualizing Critical Thinking. 1999, vol. 31, no. 3, 285-302.

Srigustini, Astri (2010). Skripsi Studi Komparatif Penggunaan Model Cooperative

Learning Teknik NHT dan Round Table Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa pada Mata Pembelajaran Ekonomi. Bandung: UPI


(39)

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sugiyono.(2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Usman, U.(2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Yamin, Martinis (2012). Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik ”Strategi


(1)

17

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Jika dibandingkan dengan , maka:

- Jika > , maka ditolak dan diterima - Jika , maka diterima dan ditolak


(2)

1

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol kelas X SMA Negeri 1 Ciruas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran discovery dengan kelas kontrol menggunakan metode diskusi biasa.

2. Terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran discovery dengan kelas kontrol yang menggunakan metode diskusi biasa. 3. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa pada

mata pelajaran ekonomi di kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran discovery. Artinya penggunaan atau penerapan metode pembelajaran discovery efektif digunakan pada mata pelajaran ekonomi.

5.2Saran

Berdasarkan proses penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran discovery sebagai salah satu model pembelajaran yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran ekonomi pada standar kompetensi uang dan perbankan. Oleh karena itu dapat disampaikan saran sebagai berikut:


(3)

2

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Bagi guru, diharapkan dengan adanya penerapan metode discovery, dapat dijadikan salah satu pedoman untuk digunakan dikelas lainnya, sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dan melatih siswa lebih berani dalam mengemukakan pendapatnya, baik dalam kelompoknya maupun antar kelompok.

2. Dalam penerapan metode pembelajaran discovery dianjurkan materi yang digunakan adalah materi yang lebih banyak pada konsep dan tidak banyak hitungan, dan materi yang konsepnya itu banyak bisa di diskusikan. 3. Untuk pembagian kelompok, sebaiknya di pilih oleh gurunya, sehingga

bisa berbaur dengan teman yang lain, tidak sama kelompok mainnya saja. 4. Bagi pihak sekolah, hendaknya mengadakan dan terus mengikuti berbagai

seminar, lokakarya, semiloka, dan diklat, baik yang diadakan oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan maupun instansi-instansi pendidikan. Mengikuti yang berkenaan dengan proses pengajaran dan pembelajaran sehingga inovasi-inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang yang pada akhirnya hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa semakin meningkat.

5. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menambah kajian ilmu tentang metode pembelajaran discovery dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa. Sehingga pada penelitian selanjutnya dapat dikembangkan secara lebih mendalam dan dapat diterapkan sebagai metode pembelajaran dikelas.


(4)

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara

Belgin Yildirim, Şükran O. Critical Thinking Theory and Nursing Education International Journal of Humanities and Social Science Vol. 1 No. 17 [Special Issue – November 2011]

Emily R. Lai. Critical Thinking: A Literature Review. Research Report. June 2011 Fisher, Alec (2008). Berfikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga

Fitriyanti (2012). Pengaruh penerapan metode PBL terhadap Kemampuan

berfikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi. Bandung: UPI

http://edukasi.kompasiana.com/2011/11/22/strategi-pembelajaran-414649.html http://elearningpendidikan.com/pengertian-metode-mengajar.html

http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-studies/2034770-pengertian-berpikir-kritis/

http://gurupembaharu.com/home/berpikir-kritis/

http://marizaumami.wordpress.com/2010/06/15/makalah-berfikir-kritis/

http://pasca.tp.ac.id/site/pengembangan-kemampuan-berpikir-kritis-dan-kreatif-dalam-pembelajaran

http://www.anneahira.com/strategi-pembelajaran.htm http://www.scribd.com/doc/52701887/BERPIKIR-KRITIS

Julaikha (2008). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based

Intruction Melalui Metode Diskusi Dan Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi.


(5)

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Jurnal Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG, Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar tentang model pembelajaran. Komalasari, Kokom (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.

Bandung: Reflika Aditama

Kusnendi (2013). Uji Beda Dua Rata-Rata dalam Penelitian Kuasi Eksperimen

Sekolah Pascasarjana. Bandung: UPI

Lian dan Carol Measuring critical thinking, intelligence, and academic performance in psychology undergraduates 2009 Vol. 30 No. 3-4

Nana Syaodih S, Erlina Ayaodih (2012). Kurikulum dan Pembelajaran

Kompetensi “Model-model Pembelajaran”. Bandung: Reflika Aditama Nana Syaodih S, Erlina Ayaodih (2012). Kurikulum dan Pembelajaran

Kompetensi “Prinsip-prinsip Pembelajaran Kompetensi”. Bandung: Reflika Aditama

Nana Syaodih S, Erlina Ayaodih (2012). Kurikulum dan Pembelajaran

Kompetensi “Metode Pembelajaran”. Bandung: Reflika Aditama

Nana Syaodih S, Erlina Ayaodih (2012). Kurikulum dan Pembelajaran

Kompetensi “Berfikir Kritis dan Kreatif”. Bandung: Reflika Aditama

Nana Syaodih S (2012). Metode Penelitian Pendidikan. “Metode Eksperimen”. Bandung: Rosdakarya

Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Reflika Aditama

Neti Budiwati, Leni Permana (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung: Laboratorium FPEB UPI

Neti Budiwati, Leni Permana (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi

“Indikator Berfikir Kritis”. Bandung: Laboratorium FPEB UPI

Sagala, Saiful (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sharon Bailin, Roland Case, Jerrold R. Coombs and Leroi B Daniels.

Conceptualizing Critical Thinking. 1999, vol. 31, no. 3, 285-302.

Srigustini, Astri (2010). Skripsi Studi Komparatif Penggunaan Model Cooperative

Learning Teknik NHT dan Round Table Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa pada Mata Pembelajaran Ekonomi. Bandung: UPI


(6)

Puspita Maelani, 2013

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kelas X SMAN 1 Ciruas Dengan SK Memahami Uang Dan Perbankan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sugiyono.(2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Usman, U.(2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Yamin, Martinis (2012). Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik ”Strategi


Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning Melalaui Metode Diskusi Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa : studi kuasi eksperimen mata pelajaran ekonomi pada kompetensi dasar ketenagakerjaan dalam pembangunan ekonomi pada siswa kelas XI IPS di SMA

0 5 15

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA : Kuasi Eksperimen Mata Pelajaran Pengantar Ekonomi Bisnis Kompetensi Dasar Teori Elastisitas Permintaan dan Elastisita

0 2 47

Pengaruh Penerapan Metode Problem-Based Learning dan Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik (Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Peserta Didik Kelas X SMA Laboratorium-Percontohan UPI).

2 58 51

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH :Studi Kuasi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Standar Kompetensi Memahami Konsumsi dan Investasi Pada Siswa Kelas X SMA N 1 Sukahaji Kabupaten Ma

0 2 52

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI.

0 12 52

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI.

0 2 44

Pengembangan kartun sebagai media pembelajaran ekonomi pada kompetensi dasar memahami uang dan perbankan untuk siswa SMA kelas X.

0 0 274

PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI KARANGPANDAN TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014.

1 1 16

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Kuasi Eksperimen Mata Pelajaran Pengantar Ekonomi Bisnis) | - | Prosiding Seminar Pendidikan Ekonomi dan Bisnis 10645

0 0 8

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Studi Eksperimen di Kelas X SMA Panca Setya Sintang ) | - | Prosiding Seminar Pendidikan Ekonomi dan Bisnis 6997 14749 1 SM

0 0 7