PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA.

(1)

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

(Studi Kuasieksperimen terhadap Siswa Kelas VIII MTs PUI CIKIJING Tahun Ajaran 2013/2014)

TESIS

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

oleh

DIAH RODHIYATI MARDHIYAH NIM 1303229

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Penerapan Model Belajar Aktif Tipe

Rotasi Peran Berbasis Efikasi Diri

dalam Pembelajaran Bermain Drama

oleh

Diah Rodhiyati Mardhiyah

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia


(3)

© Diah Rodhiyati Mardhiyah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Penerapan Model Belajar Aktif Tipe Rotasi Peran Berbasis Efikasi Diri dalam Pembelajaran Bermain Drama” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Peneliti,


(5)

LEMBAR PENGESAHAN

Diah Rodhiyati Mardhiyah

Penerapan Model Belajar Aktif Tipe Rotasi Peran Berbasis Efikasi Diri dalam Pembelajaran Bermain Drama

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing

Dr. Hj. Yeti Mulyati, M.Pd. NIP 196008091986012001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Dr. Sumiyadi, M.Hum. NIP 196603201991031004


(6)

i Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Diah Rodhiyati Mardhiyah NIM 1303229

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Penerapan Model Belajar Aktif Tipe Rotasi Peran Berbasis Efikasi Diri dalam Pembelajaran Bermain Drama”. Rumusan masalah pada penelitian ini terdiri dari empat pertanyaan, yakni 1) Bagaimana profil pembelajaran bermain drama siswa di kelas VIII MTs PUI Cikijing? 2) Bagaimana profil kemampuan awal bermain drama siswa di kelas eksperimen dan kontrol? 3) Bagaimana proses pembelajaran dengan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri dalam pembelajaran bermain drama? 4) Apakah terdapat perbedaan hasil dari model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri dalam pembelajaran bermain drama di kelas eksperimen dengan metode terlangsung di kelas kontrol?. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen kuasi, adapun desain yang digunakan adalah quasi experimental design dengan tipe nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs PUI Cikijing dengan sampel kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII F sebagai kelas kontrol.Parameter penilaian yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua aspek besar, yakni konsentrasi yang mencangkup penghayatan, gesture, dan mimic, serta komunikasi yang mencangkup vocal dan improvisasi. Berdasarkan hasil pengujian statistik disebutkan bahwa hasil sig menunjukan 0,000. Dengan demikian nilai sig < 0,05 , maka H0 ditolak dan H1 diterima dengan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh hasil bahwa hipotesis H0 ditolak atau hipotesis H1 diterima, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan bermain drama di kelas eksperimen dengan menggunakan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri dan kelas kontrol dengan menggunakan model terlangsung di kelas VIII MTs PUI Cikijing.


(7)

i Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

APPLICATION OF ACTIVE LEARNING TYPE ROTATING ROLES-BASED SELF EFFICACY IN LEARNING TO PLAY THE DRAMA

Diah Rodhiyati Mardhiyah NIM 1303229

ABSTRACT

This study, entitled "Application of Active Learning Type Rotating Roles-Based Self Efficacy in Role Playing". Formulation of the problem in this study consisted of four questions, namely 1) What is the profile of learning to play the drama students in class VIII MTs PUI Cikijing? 2) What is the profile initial ability to play drama students in the experimental class and control? 3) What is the process of learning to active learning type rotating roles-based self efficacy in learning to play the drama? 4) Are there differences in the results of an active learning type rotating roles-based self efficacy in learning to play the drama in the experimental class with model terlangsung in class control?. Metode research used in this study is a quasi experimental research methods, while the design used was quasi-experimental design with type nonequivalent control group design. The study population was all students of class VIII MTs PUI Cikijing with a sample class as the experimental class VIII A and VIII F as the control class.Valuation parameters used in this study is divided into two major aspects, namely the concentration which covers appreciation, gesture, and mimic, as well as communications which include vocal and improvisation. Based on the results of statistical tests mentioned that the results showed 0,000 sig. Thus sig <0.05, then H0 is rejected and H1 accepted with a significance level of 0.05. Based on these calculations showed that the hypothesis H0 is rejected or accepted the hypothesis H1, which means there is a significant difference between the ability to play in the drama class experiment with of active learning type rotating roles-based self and grade control using model terlangsung in class VIII MTs PUI Cikijing.


(8)

vi Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

hlm.

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi ... 7

BAB II IHWAL MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN, EFIKASI DIRI, DAN PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA A. Model Aktif Tipe Rotasi Peran ... 8

1. Hakikat Model Belajar Aktif Tipe Rotasi Peran ... 8

2. Proses Pembelajaran Model Belajar Aktif Tipe Rotasi Peran ... 11

3. Tujuan Model Belajar Aktif Tipe Rotasi Peran ... 13

4. Karakteristik Model Belajar Aktif Tipe Rotasi Peran ... 13

5. Kelebihan dan Kekurangan Model Belajar Aktif Tipe Rotasi Peran ... 14

B. Efikasi Diri ... 15

C. Keterampilan Berbicara ... 19

1. Hakikat Berbicara ... 19

2. Tujuan Berbicara... 19

3. Ragam Berbicara... 20


(9)

vii Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Bermain Drama ... 22

1. Hakikat Drama ... 22

2. Pembelajaran Bermai Drama ... 22

3. Keterampilan Bermain Drama ... 23

4. Dasar-dasar Pementasan Drama ... 25

E. Drama dalam Kurikulum KTSP Tingkat SLTP/MTs ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 44

B. Teknik Pengumpulan Data... 46

C. Instrumen Penelitian ... 48

D. Teknik Pengolahan Data ... 60

E. Populasi dan Sampel Penelitian ... 60

F. DefinisiOperasional ... 60

G. Hipotesis ... 61

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan ... 62

1. Profil Kemampuan Bermain Drama di Kelas VII MTs PUI Cikijing ... 62

2. Implementasi Pembelajaran Bermain Drama dengan Model Belajar Aktif Tipe Rotasi Peran Berbasis Efikasi Diri di Kelas VIII MTs PUI Cikijing ... 63

3. Data Hasil Bermain Drama ... 63

a. Hasil Prates Bermain Drama di Kelas Eksperimen ... 64

b. Hasil Prates Bermain Drama di Kelas Kontrol ... 66

c. Hasil Pascates Bermain Drama di Kelas Eksperimen ... 67

d. Hasil Pascates Bermain Drama di Kelas Kontrol ... 69

4. Keefektifan Model Belajar Aktif Tipe Rotasi Peran Berbasis Efikasi Diri dalam Pembelajarran Bermain Drama ... 71

a. Uji Prasyarat Analisis Data ... 71

1) Uji Normalitas Data ... 72

2) Uji Homogenitas Data ... 73


(10)

viii Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 78

B. Implikasi ... 79

C. Rekomendasi ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 84


(11)

ix Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

hlm. 3.1 Prosedur Penelitian Penerapan Model Belajar Aktif Tipe Rotasi Peran Berbasis Efikasi Diri


(12)

x Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

hlm.

2.1 SK & KD Bahasa Indonesia Tingkat SLTP/MTs ... 30

3.1 Pedoman Penilaian Bermain Drama ... 53

4.1 Uji Normalitas Data ... 72

4.2 Uji Homogenitas Kelas Eksperimen ... 73

4.3 Uji Homogenitas Kelas Kontrol... 73


(13)

xi Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

hlm. 1. Surat Keputusan Direktur Sekolah Pascasarjana UPI tentang Pengangkatan Pembimbing

Penulisan Tesis ... 85

2. Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian ... 86

3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian... 87

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 88

5. Lembar Observasi ... 135

6. Lembar Angket ... 145

7. Penilaian Antarpenimbang ... 148


(14)

1 Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pada umumnya, dalam situasi resmi para peserta didik masih mengalami kesulitan untuk menyampaikan gagasan, pikiran, pertanyaan dan sebagainya dengan menggunakan ragam bahasa lisan dengan baik dan benar. Polemik yang berkembang ini salah satunya mengacu pada rendahnya kreativitas guru dalam menentukan metode dan teknik pembelajaran keterampilan berbicara kepada siswa, padahal pembelajaran keterampilan berbicara merupakan suatu sarana yang dapat digunakan siswa untuk mengembangkan potensi berbicara seluas-luasnya.

Rasa kurang percaya diri, gugup ataupun grogi senantiasa melingkupi diri siswa setiap pembelajaran berbicara berlangsung. Fenomena seperti ini merupakan permasalahan yang perlu segera ditemukan alternatif pemecahannya, karena pada hakikatnya pembelajaran bahasa Indonesia adalah belajar komunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia juga diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik, benar, dan santun guna untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan kepada orang lain secara lisan ataupun tulisan.

Keterampilan berbicara harus dikembangkan melalui latihan. Salah satu latihan pengembangan keterampilan berbicara adalah bermain drama. Bermain drama merupakan suatu kegiatan memerankan tokoh yang ada dalam naskah melalui alat utama yakni percakapan (dialog), gerakan dan tingkah laku yang dipentaskan. Dalam memerankan drama, seorang pemain (aktor) harus mampu membawakan dialog sesuai dengan karakter tokoh yang diperankannya, menghayati karakter atau watak sesuai dengan tuntutan peran yang ditentukan dalam naskah, mampu membawakan dialog tersebut dengan gerakan atau gesture yang pas, serta mampu mengolah suara sesuai pemahamannya terhadap perasaan dan pikiran pelaku.

Banyak kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam proses pembelajaran bermain drama, diantaranya masih rendahnya keterampilan siswa dalam bermain drama dikarenakan faktor rasa kurang percaya diri siswa ketika berbicara di depan


(15)

2

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas, serta kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran sastra khususnya bermain drama karena sebagian besar siswa menganggap pelajaran sastra kurang penting dan sebagian siswa merasa malu karena harus bergaya sesuai karakter tokoh yang akan diperankan.

Salah satu faktor adanya rasa kurang percaya diri atau gugup serta timbulnya rasa malu merupakan ciri lemahnya efikasi pada diri siswa. Lemahnya efikasi diri, akan membuat siswa enggan melakukan kewajiban-kewajibannya, yakni belajar dengan baik. Hal ini dapat pula memicu keengganan siswa dalam bersaing mengejar prestasi. Bandura (1977) mengartikan efikasi diri (self-efficacy) sebagai keyakinan akan kemampuan individu untuk dapat mengorganisasi dan melaksanakan serangkaian tindakan yang dianggap perlu untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Tanpa adanya efikasi diri yang baik, minat siswa dalam belajar berkomunikasi atau berbicara di dalam kelas pun akan rendah.

Dalam upaya meningkatkan keterampilan bermain drama, guru harus menyajikan pembelajaran bermain drama dengan suatu model atau metode yang tepat agar pembelajaran tersebut dapat merangsang siswa untuk berekspresi dengan percaya diri tanpa rasa malu. Oleh sebab itu pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan proses belajar yang nantinya dapat meningkatkan hasil belajar yang akan dicapai. Dalam penelitian ini, peneliti akan mencoba menggunakan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri. Penggunaan model ini sebagai salah satu solusi agar siswa mampu berekspresi tanpa rasa grogi atau gugup karena jika dalam pembelajaran bermain drama siswa hanya diam atau pasif dan tidak kreatif maka ruang gerak dan kreativitas siswa tidak akan berkembang.

Silberman (1996) menyatakan belajar secara aktif merupakan cara belajar yang lebih cepat, menyenangkan, mendukung, dan menarik hati. Begitupun dengan tipe rotasi peran, merupakan aktivitas yang akan memberikan stimulus kepada setiap peserta didik untuk mendapatkan kesempatan melatih kecakapan melalui bermain peran tentang situasi kehidupan yang nyata.

Adapun penelitian-penelitian sebelumnya yang meneliti tentang pembelajaran aktif, bermain drama ataupun self efficacy (efikasi diri), seperti Heryati (2009) yang


(16)

3

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meneliti tentang Penerapan Model Pembelajaran Siswa Aktif (Studen Active Learning) bagi Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia”, Penelitian ini termasuk penelitian Kuasi-Eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah

Nonequivalent Control Group Design (desain kelompok kontrol non-ekuivalen).

Instrumen penelitian berupa tes, pengamatan, dan wawancara. Analisis data pengamatan dan wawancara menggunakan teknik deskriptif analisis, sedangkan analisis data tes menggunakan teknik analisis statistik yaitu uji t. Adapun temuan penelitian ini sebagai berikut. (1) Gambar berseri sebagai media pembelajaran memberikan peluang kepada siswa untuk mengekpresikan diri dan pengalamannya secara optimal (2) Model pembelajaran PSA melibatkan seluruh aspek pikiran, emosi, fisik, dan pengalaman murid, (3) Model pembelajaran PSA dapat menciptakan interaksi multi arah dalam pembelajaran. (4) Model PSA mengoptimalkan peran guru sebagai fasiliator dan mediator dalam pembelajaran, (5) Model PSA menumbuhkan kreativitas siswa. Dengan demikian, hasil penelitian membuktikan bahwa model PSA efektif meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

Kemudian ada penelitian dari Zaenuddin (2012) tentang “Penerapan Model

Pengajaran Pengalaman-Langsung untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami dan Memeragakan Drama :Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sd Di Kota Ternate”. Penelitian ini merupakan studi eksperimen eksploratif semu dengan desain

one group pretest-posttest terhadap penerapan model pengajaran pengalaman

langsung untuk meningkatkan kemampuan memahami dan memeragakan drama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, pada standar kompetensi mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi dan bermain drama, kompetensi dasar memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi dan ekspresi yang tepat. Data statistik kemampuan penguasaan drama sebelum perlakuan (prestest) berada pada kriteria kurang, setelah perlakuan (posttest) data menunjukkan kriteria cukup. Kegiatan guru dan siswa menunjukkan peningkatan dari kriteria cukup hingga mencapai sangat baik. Analisis terhadap data-data tersebut, menunjukkan peningkatan pada kemampuan penguasaan drama, maupun aktivitas guru dan siswa. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa penerapan Model Pengajaran


(17)

4

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengalaman-Langsung efektif terhadap pengajaran drama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada kedua sekolah.

Selain itu, ada penelitian yang dilakukan oleh Humeira (2014) yang berjudul

“Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Bermain Peran untuk

Meningkatkan Efikasi Diri dalam Belajar”, Berdasarkan pengujian hipotesis atas ketiga analisa yang dilakukan oleh Humaira, diperoleh hasil sebagai berikut : analisa pertama, tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor efikasi diri dalam belajar siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tanpa membedakan

pretest maupun posttest. Analisa kedua, ada perbedaan rata-rata skor efikasi diri

dalam belajar antara pretest dan posttest tanpa membedakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisa ketiga, ada interaksi skor angket efikasi diri dalam belajar sebelum diberi pretest dan setelah diberi posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan demikian, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan skor efikasi diri yang signifikan terhadap kelompok eksperimen memberikan bukti bahwa efikasi diri dalam belajar dapat ditingkatkan melalui bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini memiliki kesamaan dan perbedaan. Penelitian ini memiliki variabel yang sama berupa model belajar aktif dan efikasi diri sebagai variabel bebas dan kemampuan bermain drama sebagai variabel terikat. Pada penelitian ini kemampuan bermain drama menjadi variabel terikat yang diukur kemampuannya. Proses pembelajaran bermain drama tersebut dilakukan dengan menggunakan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri. Kemampuan bermain drama yang dimiliki siswa akan dilatih dengan menggunakan model yang akan memancing siswa untuk aktif, berani, dan pandai berekspresi.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi masalah-masalah dalam penelitian sebagai berikut.


(18)

5

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat mengakibatkan kemampuan berbicara siswa terutama dalam pembelajaran bermain drama kurang maksimal. 3) Lemahnya efikasi dalam diri siswa yang membuat siswa tidak maksimal dalam

belajar.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pemaparan latar belakang dan identifkasi masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang dapat disimpulkan oleh peneliti terdiri atas lima masalah.

1) Bagaimana profil pembelajaran bermain drama siswa di kelas VIII MTs PUI Cikijing?

2) Bagaimana profil kemampuan awal bermain drama siswa di kelas eksperimen dan kontrol?

3) Bagaimana proses pembelajaran dengan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri dalam pembelajaran bermain drama?

4) Apakah terdapat perbedaan hasil dari model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri dalam pembelajaran bermain drama di kelas eksperimen dengan metode terlangsung di kelas kontrol?

D. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan mencari dan memberikan alternatif model pembelajaran bagi guru yang dapat diterapkan pada pembelajaran bermain drama, sedangkan tujuan khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

1. profil pembelajaran bermain drama siswa kelas VIII dengan metode konvensional;

2. profil kemampuan awal bermain drama siswa di kelas eksperimen dan kontrol sebelum diberi perlakuan;

3. paparan mengenai proses pembelajaran dengan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri dalam pembelajaran bermain drama;


(19)

6

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. perbedaan hasil dari model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri dalam pembelajaran bermain drama di kelas eksperimen dengan metode terlangsung di kelas kontrol.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yakni manfaat teoretis dan manfaat praktis.

1) Manfaat Teoretis

Manfaat dari segi teoretis yaitu untuk mengetahui keefektifan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri terhadap pembelajaran bermain drama. Pembelajaran bermain drama merupakan salah satu pembelajaran yang dapat memberikan ruang gerak pada peserta didik untuk berkomunikasi secara leluasa melalui dialog-dialog dan gerak tubuh. Dengan menggunakan model tersebut, peneliti ingin mengetahui keefektifannya dalam meningkatkan kemampuan bermain drama. Hasil yang didapat akan memberikan teori baru mengenai model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri untuk pembelajaran bermain drama.

2) Manfaat praktis

Peneliti mengharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yakni sebagai berikut.

a. Manfaat bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam menentukan metode terutama dalam kemampuan siswa terhadap bermain drama yang berbasis efikasi diri.

b. Manfaat bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan guru sebagai alternatif dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam kemampuan siswa terhadap bermain drama yang berbasis efikasi diri.

c. Manfaat bagi siswa, siswa diharapkan memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik sehingga membantu meningkatkan motivasi dan kreativitas serta respon yang baik disetiap pembelajaran. Dengan demikian siswa mampu menanamkan rasa percaya diri, terutama dalam pembelajaran berbicara.


(20)

7

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Manfaat bagi lembaga, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu lembaga untuk mencetak guru-guru yang professional.

F. Struktur Organisasi

Untuk mempermudah pembuatan tesis ini maka peneliti membagi ke dalam tahapan-tahapan yang harus diperhatikan dalam penulisannya, yaitu:

1) bab I merupakan pendahuluan yang di dalamnya meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi dalam pembuatan tesis;

2) bab II merupakan kajian pustaka mengenai penerapan model aktif belajar tipe rotasi peran berbasis efikasi diri dalam pembelajaran bermain drama, ada empat aspek yang dibahas dalam bab ini yaitu model belajar aktif tipe rotasi peran, efikasi diri, keterampilan berbicara, dan pembelajaran drama;

3) bab III merupakan prosedur penelitian yang terdiri dari metode penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengolahan data, serta populasi dan sampel;

4) bab IV adalah hasil penelitian serta pembahasannya; 5) bab V merupakan simpulan, implikasi, dan rekomendasi.


(21)

44 Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen, karena peneliti ingin mengetahui sebab akibat pengaruh model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri terhadap kemampuan bermain peran atau drama siswa. Arikunto (2010, hlm. 9) mengatakan bahwa metode ekperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan.

Fraenkel (2012, hlm. 265) menyatakan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang unik karena mencoba melihat pengaruh variabel tertentu dan jika diterapkan dengan benar dapat menjadi jenis terbaik untuk pengujian hipotesis tentang hubungan sebab-akibat.

Dalam mempermudah alur penelitian maka diperlukan suatu desain penelitian yang berfungsi sebagai acuan, adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2011, hlm. 77).

Dari beberapa bagian quasi experimental design, peneliti memilih nonequivalent

control group design. Nonequivalent control group design menggunakan kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol, namun kedua kelompok ini tidak dipilih secara acak. Selain itu, pada desain ini tes awal dilakukan untuk kedua kelompok.

Pola desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut.

(Fraenkel, 2012, hlm. 275) Kelas Eksperimen M O X O


(22)

45

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan : M : Matching

O : Tes awal (bermain drama) di kelas eksperimen O : Tes awal (bermain drama) di kelas kontrol

X : Perlakuan di kelas eksperimen dengan menggunakan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri

C : Perlakuan di kelas kontrol dengan menggunakan metode terlangsung O : Tes akhir (bermain drama) di kelas eksperimen

O : Tes akhir (bermain drama) di kelas kontrol

Melalui desain ini peneliti bermaksud untuk mengujicobakan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri. Tes awal dilakukan di kelas eksperimen dan kontrol guna mengetahui gambaran awal kemampuan bermain drama masing-masing kelompok. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan model yang telah dirancang peneliti yakni dengan menggunakan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri, sedangkan kelas kontrol diberikan pembelajaran terlangsung. Hal ini akan memberikan gambaran perbedaan hasil yang diperoleh antara kelas eksperimen dan kontrol. Tes akhir diberikan setelah perlakuan untuk mengukur signifikansi perbedaan hasil yang diperoleh kelas eksperimen dan kontrol.

Prosedur penelitian ini akan dijelaskan melalui langkah-langkah sebagai berikut 1. memilih dan merumuskan masalah;

2. memilih subyek yang akan dikenai perlakuan dan subyek yang tidak dikenai perlakuan;

3. memilih desain penelitian eksperimen;

4. mengembangkan instrumen pengukuran (instrumen untuk mengumpulkan data); 5. melaksanakan prosedur penelitian dan pengumpulan data;

6. menganalisis data; 7. perumusan kesimpulan.

Untuk lebih jelas mengeni prosedur penelitian ini, berikut bagan yang dibuat oleh peneliti.


(23)

46

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.1

Bagan 3.1

Prosedur Penelitian Penerapan Model Belajar Aktif Tipe Rotasi Peran Berbasis Efikasi Diri dalam Pembelajarn Bermain Drama

B. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang relevan, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Tes

Bentuk tes yang digunakan adalah tes praktik atau tes perlakuan, yaitu bentuk tes yang langsung untuk menyuruh siswa mempraktikan sesuatu (bermain drama). Tes dilakukan dalam bentuk tes awal dan tes akhir. Tes diberikan di kedua kelas, yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes awal digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam bermain drama sebelum diberi perlakuan, kelas eksperimen

kesimpulan Analisis dan pengolahan data

Instrumen

Kontrol

Posttest Ekperimen

Pretest Populasi & Sampel

Realita Permasalahan


(24)

47

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberi perlakuan dengan menggunakan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri, sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan metode terlangsung. Tes akhir digunakan untuk melihat perubahan siswa setelah diberi perlakuan

2. Nontes

Teknik nontes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, anget, dan wawancara. Observasi dilakukan guna untuk melihat dan mengamati proses pembelajaran bermain drama menggunakan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri. Observasi digunakan untuk melihat aktivitas guru dan siswa pada kegiatan pembelajaran.. Pedoman observasi berisi aspek-aspek proses kegiatan belajar mengajar kegiatan guru dan siswa. Hal-hal yang diobservasi dari kegiatan guru berupa kegiatan guru dalam proses kegiatan awal, proses kegiatan inti, dan proses kegiatan akhir pembelajaran. Sedangkan hal yang diobservasi dari kegiatan siswa adalah sikap siswa selama mengikuti pembelajaran bermain drama dengan menggunakan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri.

Angket digunakan untuk menggali informasi mengenai persepsi atau pendapat siswa terhadap pembelajaran bermain drama sebelum dan sesudah diberi perlakuan, selain itu siswa juga diberi angket mengenai efikasi diri. Hasil angket ini diharapakan dapat mengumpulkan informasi yang dapat digunakan untuk mengukur keefektifan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri. Angket yang digunakan peneliti berupa angket tertutup dengan jawaban-jawaban yang sudah disediakan.

Wawancara diguanakan oleh peneliti untuk mengetahui pendapat guru bidang studi bahasa Indonesia tentang keefektifan penggunaan model belajar akti tipe rotasi peran berbasis efikasi diri dalam pembelajaran bermain drama. Kegiatan wawancara dilaksanakan sebelum dan setelah perlakuan diberikan. Wawancara sebelum perlakuan dilakukan agar peneliti mengetahui keadaan siswa saat ini, dan wawancara setelah perlakuan silakukan agar peneliti mengetahui respon yang dirasakan oleh guru ketika menggunakan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri.


(25)

48

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan menjadi mudah karenanya (Arikunto, 2006, hlm. 149). Intrumen dalam penelitian ini disusun sesuai tujuan dari pengumpulan data yang terbagi menjadi instrumen perlakuan dan instrumen tes.

1) Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan merupakan alat yang digunakan dalam proses pengujicobaan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri untuk meningkatkan kemampuan bermain drama. Instrument perlakuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a) Rancangan Model (1) Rasional

Menurut A.Y. Soegeng (2012) pengertian pembelajaran aktif adalah kegiatan-kegiatan pembelajaran yang melibatkan para pelajar dalam melakukan suatu hal dan memikirkan apa yang sedang mereka lakukan. Pembelajaran aktif itu diturunkan dari dua asumsi dasar yaitu (1) bahwa belajar pada dasarnya adalah proses yang aktif, dan (2) bahwa orang yang berbeda, belajar dalam cara yang berbeda pula.

Menurut Bonwell (1995), pembelajaran aktif memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut.

1. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.

2. Siswa tidak hanya mendengarkan guru secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

3. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pembelajaran.

4. Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi.


(26)

49

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.

Di samping karakteristik tersebut di atas, secara umum suatu proses pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal. Pertama, interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan menimbulkan positive interdependence dimana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua, setiap individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pengajar harus dapat mendapatkan penilaian untuk setiap siswa sehingga terdapat individual accountability. Ketiga, proses pembelajaran aktif ini agar dapat berjalan dengan efektif diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga akan memupuk keterampilan social.

(2) Tujuan

Pembelajaran aktif (active learning) tipe rotasi peran berbasis efikasi diri merupakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Adapun tujuan pembelajaran aktif adalah sebagai berikut

a) siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitisnya;

b) siswa dapat bertanya dan menyatakan pendapat dengan aktif selama proses pembelajaran;

c) membantu siswa untuk lebih menguasai satu sama lain dan menciptakan semangat kerjasama dan interdependensi;

d) membantu untuk mempelajari sikap, pengetahuan dan pengalaman siswa.

(3) Prinsip Dasar

Model Pembelajaran Aktif pada dasarnya berpusat pada peserta didik agar mencapai kompetensi yang diharapkan. Berikut ini prinsip-prinsip pembelajaran aktif adalah sebagai berikut.

1. Prinsip melakukan, pada dasarnya pembelajaran itu harus membuat peserta didik berbuat sesuatu, bukan tinggal diam, berpangku tangan. Perbuatan itu dapat


(27)

50

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berupa; melihat, mendengar, meraba, merasakan, menulis, mengukur, membaca, menggambar, menghitung yang pada dasarnya sama dengan ketrampilan proses. 2. Prinsip pancaindera (menggunakan semua alat indera), bahwa dalam

pembelajaran hendaknya mengaktifkan semua alat indera untuk memperoleh informasi atau pengetahuan, melalui melihat, mendengar, meraba, mengecap dan membau. Dengan mengerahkan semua semua indera (sejauh memungkinkan) peserta didik akan memperoleh pengetahuan atau informasi yang lebih mengesankan, bukan sekedar hafalan, dan tidak mudah untukdilupakan.

3. Prinsip eksplorasi lingkungan, bahwa pembelajaran aktif memanfaatkan lingkungan sebagai sarana, media dan/atau sumber belajar. Lingkungan itu dapat berupa lingkungan fisik, lingkungan social, lingkungan budaya, dan juga lingkungan mental. Lingkungan itu dapat berupa obyek (benda-benda), tempat (situasi dan kondisi), kejadian atau peristiwa dan idea tau gagasan.

(4) Sintaks

Rotating Roles atau rotasi peran adalah sebuah metode pembelajaran yang

dilaksanakan dalam bermain drama atau peran. Rotating roles juga disebut permainan bergilir, karena aktivitas ini adalah cara yang istimewa dalam memberikan stimulus kepada setiap peserta didik untuk berkesempatan melatih kecakapan melalui bermain peran tentang situasi kehidupan yang nyata. Melalui model ini siswa dituntut aktif dan berani.

Model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri akan dijabarkan melalui langkah-langkahsebagai berikut.

a. Guru dan siswa membagi kelas ke dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas tiga siswa

b. Setiap siswa diminta untuk menelaah suatu benda,,kemudian dideskripsikan selengkap mungkin, mulai dari warna, bentuk, dll.

c. Guru bertanya kepada siswa tentnng benda tersebut, siswa bergantian menyebutkan benda yang telah ditelaahnya.


(28)

51

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Selain menelaah benda siswa juga diajak untuk mengamati suara. Guru memutar sebuah video dan semua siswa mendengarkan dengan mata tertutup.

e. Setiap trio siswa (kelompok yang beranggotakan tiga siswa) diminta untuk membuat skenario kehidupan yang berkaitan dengan topik yang ditentukan, dan siswa dituntut untuk dapat mengatur waktu berdialog antar pemain dengan rata. f. Masing-masing siswa membuat satu skenario dengan dialog antara dua tokoh

(pertemuan berikutnya membuat scenario dengan tema yang berbeda)

g. Setelah masing-masing menulis skenario, maka tiap siswa harus mempresentasikan hasilnya kepada teman satu kelompok

h. Secara bergiliran, setiap trio akan mempunyai kesempatan untuk latihan peran utama, peran sekunder, dan pengamat.

i. Latihan drama dilakukan dengan tindakan duduk, berdiri, berjalan, dan bebas j. Siswa diajak untuk dapat mengatur tempo dan irama dalam drama, dan mengolah

tubuh serta olah suara.

k. Olah tubuh dilakukan secara bersama-sama di kelas.

l. Olah tubuh dilakukan dengan membentuk formasi lingkaran.

m. Setiap siswa harus menyumbangkan satu gerakan latihan olah tubuh.

n. Setelah olah tubuh selesai, siswa kemudian mmelakukan olah suara dengan cara latihan pernafassan, irama, teknik pengucapan, serta artikulasi atau diksi.

o. Sama halnya dengan olah tubuh, olah suara pun siswa diajak untuk melepaskan suara dengan diiringi suara vocal, dengan volume normal, rendah, dan tinggi. p. Setelah selesai, siswa bergabung dengan kelompoknya masing-masing

untukmembaca teks drama yang telah dibuat. q. Siswa mulai bermain drama.

r. Setiap ronde berkisar antara lebih kurang 3 menit bermain drama, dengan 1 menit feedback dari pengamat.

s. Guru akan menentukan setiap ronde berdasarkan batasan-batasan waktu, topik atau tema, dan tingkat kecakapan siswa


(29)

52

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

t. Dalam setiap ronde, pengamat seharusnya berkonsentrasi pada tuturan yang pelaku utama dan sekunder ucapkan dengan menggunakan indikator yang telah dijelaskan oleh guru

u. Setelah semua ronde selesai, Guru mengumpulkan kembali seluruh kelompok untuk diskusi umum dari poin-poin belajar dan nilai aktivitas.

(5) Evaluasi

Evaluasi pembelajaran yang digunakan dalam model pembelajaran aktif tipe rotasi peran ini terdiri atas evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi Proses dapat dilihat dari keaktifan individu dalam kelompok dan kelas serta kinerja tim. Sedangkan evaluasi hasil dapat dilihat dari kemampuan individu siswa dalam bermain drama.

b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan landasan dari penelitian ini. RPP disusun berdasarkan sintaks ancangan model yang ditawarkan. RPP yang disusun divalidasi kesahihannya oleh pakar pembelajaran dan RPP terlampir di lampiran .

c) Lembar Observasi

Lembar observasi dibuat untuk melakukan pengamatan langsung terhadap objek atau situasi. Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengamati aktivitas yang terkait dengan pelaksanaan penerapan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri dalam pembelajaran bermain drama. Pengamatan berlangsung selama perlakuan diberikan, sehingga melalui teknik ini peneliti merekam dan mencatat peristiwa yang berkaitan dengan penelitian. Pada lembar observasi terdapat dua bagian yang diobservasi, yakni aktivitas guru dan aktivitas siswa.kedua bagian ini akan memberikan gambaran tentang penerapan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri dalam pembelajaran bermain drama. Data yang diperoleh akan menjadi data pendukung ketika peneliti menganalisis data utama.


(30)

53

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d) Angket

Sugiyono (2011, hlm. 142) menyatakan bahwa angket (kuisioner) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket diberikan kepada siswa untuk memperoleh data berupa kesan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Selain itu, terdapat juga angket efikasi diri untuk melihat sejauh mana efikasi diri siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

2) Instrumen Tes a) Naskah Drama

Naskah drama merupakan salah satu instrumen tes yang digunakan oleh peneliti, karena dalam bermain drama sebelum siswa memperagakan sebuah adegan dibutuhkan sebuah naskah untuk mengetahui apa yang harus dikerjakan oleh siswa. Naskah ini diberikan sebelum dan sesudah perlakuan untuk menjaring data perbedaan kondisi awal dan kondisi akhir kemampuan bermain drama siswa.

b) Pedoman Penilaian Bermain Drama

Instrumen penilaian bermain drama ini mengacu pada teori bermain drama. Berikut kisi-kisi penilaian bermain drama.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Pedoman Penilaian Bermain dengan Menggunakan Model Belajar Aktif Tipe Rotasi Peran Berbasis Efikasi Diri

No. Aspek Kriteria Indikator Bobot Skor

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Penghayatan Konsentrasi Sangat

menghayati dan konsentrasi

dalam memerankan

5


(31)

54

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.

Improvisasi

karakter seorang tokoh Menghayati dan konsentrasi dalam memerankan karakter seorang tokoh

4

Cukup menghayati dan

konsentrasi dalam memerankan karakter seorang tokoh

3

Kurang menghayati dan konsentrasi dalam

memerankan karakter seorang tokoh

2

Tidak menghayati dan konsentrasi dalam

memerankan karakter seorang tokoh

1

Melakukan

improvisasi dengan

sangat baik 5

5


(32)

55

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Komunikasi

improvisasi dengan baik

Melakukan

improvisasi dengan cukup baik

3

Melakukan

improvisasi dengan kurang baik

2

Tidak melakukan improvisasi

1

Gesture Gesture badan sangat sesuai dengan watak tokoh yang diperankan dan petunjuk acting yang terdapat

dalam naskah 5

5

Gesture badan sesuai dengan watak tokoh yang diperankan dan petunjuk acting yang terdapat dalam naskah

4

Gesture badan hampir sesuai dengan watak tokoh yang


(33)

56

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperankan dan petunjuk acting yang terdapat dalam naskah Gesture badan kurang sesuai dengan watak tokoh yang diperankan dan petunjuk acting yang terdapat dalam naskah

2

Gesture badan sangat tidak sesuai dengan watak tokoh yang diperankan dan petunjuk acting yang terdapat dalam naskah

1

Mimik Mimik wajah sangat sesuai dengan watak tokoh yang diperankan dan petunjuk acting yang terdapat dalam naska.

5

5


(34)

57

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sesuai dengan watak tokoh yang diperankan dan petunjuk acting yang terdapat dalam naskah. Mimik wajah cukup sesuai dengan watak tokoh yang diperankan dan petunjuk acting yang terdapat dalam naskah

3

Mimik wajah kurang sesuai dengan watak tokoh yang diperankan dan petunjuk acting yang terdapat dalam naskah

2

Mimik wajah tidak sesuai dengan watak tokoh yang diperankan dan petunjuk acting yang terdapat dalam naskah


(35)

58

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesesuaian vokal dengan karakter: Dialek Tekanan suara dan timbre Tempo Tekanan (gaya bicara) Sangat baik dalam menyesuaikan vokal dengan karakter yang diperankannya baik dari segi dialek, tekanan suara atau timbre,tempo, dan tekanan (gaya bicara) 5 5 Mampu menyesuaikan vokal dengan karakter yang diperankannya baik dari segi dialek, tekanan suara dan timbre, tempo, tekanan (gaya bicara) 4 cukup mampu menyesuaikan vokal dengan karakter yang diperankannya 3


(36)

59

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

baik dari segi dialek, tekanan suara, dan timbre, tempo,

tekanan (gaya bicara)

kurang mampu menyesuaikan vokal dengan karakter yang diperankannya baik dari segi dialek, tekanan suara, dan timbre, tempo,

tekanan (gaya bicara)

2

tidak mampu menyesuaikan vokal dengan karakter yang diperankannya baik dari segi dialek, tekanan suara dan timbre, tempo,

tekanan (gaya bicara)


(37)

60

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Total 25

Nilai akhir permainan drama= Total Skor x 100 Skor Max

D. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan dan Analisis data dalam penelitian ini menggunakan SPSS 17 dengan urutan analisis data sebagai berikut.

1) Uji normalitas dan uji homogenitas data. Langkah pengujiannya yaitu melaluia

analyze – descriptive statistics – explore.

2) Menghitung gain tes awal dan tes akhir dengan membandingkan data yang tertera dalam tabel deskriptif data.

3) Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji manova dengan langkah pengujiannya melalui analyze – general linear model multivariate.

E. Populasi dan Sampel Penelitian

Sugiyono (2011, hlm. 80) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Popilasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah PUI Cikijing yang berada di kabupaten Majalengka. Oleh karena populasi dalam penelitian ini memiliki karakteristik yang sama maka seluruh siswa dalam populasi tersebut memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian.

Pemilihan sampel dalam penelitian ini berdasarkan teknik nonprobability

sampling dengan menggunakan sampling purposive. Sampling purposive merupakan

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011, hlm. 85). Sekolah MTs PUI Cikijing mengurutkan dan mengelompokkan siswa menjadi kelas


(38)

61

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang homogeny, maka dengan itu peneliti menetapkan kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII F sebagai kelas kontrol.

F. Definisi Operasional

Untuk menyamakan persepsi, peneliti memberikan rambu-rambu yang berkenaan dengan penelitian yang akan dilakukan berupa definisi operasional yang dijelaskan di bawah ini.

1) Model Belajar Aktif Tipe Rotasi Peran Berbasis Efikasi Diri

Model Belajar Aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri adalah aktivitas yang memberikan stimulus kepada setiap peserta didik untuk mendapatkan kesempatan melatih kecakapan melalui bermain peran tentang situasi kehidupan yang nyata dengan memberikan keyakinan pada kemampuan siswa untuk melakukan tindakan yang semestinya.

2) Pembelajaran Bermain Drama

Pembelajaran bermain drama merupakan pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.

3) Drama

Drama merupakan cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan gerakan dihadapan penonton. Jadi, drama adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog untuk dipertunjukan oleh aktor dan aktris.

G. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka diperoleh hipotesis penelitian sebagai berikut.


(39)

62

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan bermain drama di kelas VIII yang diterapkan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri dengan siswa yang diterapkan metode terlangsung.

H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan bermain drama di kelas VIII yang diterapkan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri dengan siswa yang diterapkan metode terlangsung.


(40)

78

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

Penelitian penerapan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri untuk kemampuan bermain drama di MTs PUI Cikijing telah menemukan hasil akhir. Beberapa temuan dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga sub, yakni simpulan, implikasi, dan rekomendasi.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian eksperimen kuasi mengenai pengaruh model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri dalam pembelajaran bermain drama pada siswa kelas VIII di MTs PUI Cikijing diperoleh simpulan sebagai berikut.

1. Profil pembelajaran bermain drama siswa kelas VIII Mts PUI Cikijing dapat dilihat dari beberapa faktor, diantaranya faktor yang menyebabkan siswa tidak menyukai keterampilan berbicara, karena pembelajaran bermain drama itu bermula dari keterampilan berbicara. Salah satunya penyebabnya adalah merasa malu atau tidak percaya diri saat berbicara di depan kelas sehingga muncul perasaan gugup atau demam panggung. Selain itu, banyak siswa yang menganggap pembelajaran drama itu tidak begitu penting, karena tidak banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Profil kemampuan bermain drama siswa kelas VIII MTs PUI Cikijing diperoleh dari hasil prates bermain drama yang dilakukan di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil tersebut dapat ditunjukkan bahwa kemampuan bermain drama masih belum maksimal. Kemampuan bermain drama siswa di MTs PUI Cikijing masih perlu dilatih sehingga siswa dapat terampil berbicara di depan kelas, terutama dapat terampil bermain drama. Selain itu, efikasi diri siswa juga masih perlu ditingkatkan karena itu akan mempengaruhi keberhasilan dalam belajar

3. Pelaksanaan pembelajaran bermain drama menggunakan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri. Perlakuan ini berlangsung selama tiga kali


(41)

79

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertemuan. Setelah perlakuan dilakukan, siswa dites kembali untuk bermain drama dengan indikator-indikator yang dibuat oleh peneliti, tes tersebut merupakan pascates pada penelitian ini.

4. Kemampuan bermain drama berdasarkan hasil pengujian statistik penelitian ini diperoleh hasil bahwa hipotesis H0 ditolak atau H1 diterima. H1 dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan bermain drama di kelas VIII yang diterapkan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri dengan siswa yang diterapkan metode terlangsung di MTs PUI Cikijing.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri untuk kemampuan bermain drama, maka terdapat beberapa implikasi yang berkenaan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1. Kemampuan bermain drama merupakan kemampuan berbicara yang menuntut siswa untuk beradegan sesuai naskah yang telah ditulis. Kemampuan tersebut dapat melatih siswa untuk terampil berbicara di depan kelas. Model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri untuk kemampuan bermain drama memberikan dampak positif terhadap kemampuan bermain drama. Penggunaan model ini membantu siswa untuk tampil percaya diri, berani, dan dapat menyelesaikan tugas sesuai perintah.

2. Efikasi diri yang tinggi dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, karena keberhasilan siswa dalam belajar akan sangat dipengaruhi oleh efikasi diri yang dimiliki oleh siswa yang dapat mengatur waktu, mengikuti proses pembelajaran dengan baik, dan sebagainya.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri untuk kemampuan bermain drama, maka peneliti mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut.


(42)

80

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Berdasarkan hasil penelitian, model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri terbukti efektif meningkatkan kemampuan bermain drama. Peneliti memberikan rekomendasi untuk menggunakan model ini sebagai model pembelajaran yang digunakan untuk mempelajari jenis materi lainnya sesuai dengan silabus yang digunakan.

2. Model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri dapat meningkatkan efikasi diri siswa dalam belajar, berani tampil di depan kelas, dan dapat menyelesaikan beban tugas yang diberikan dengan baik.


(43)

81 Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anirun, S. (1998). Menjadi aktor. Bandung: PT Rekamedia Multiprakarsa.

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsjad & Mukti. (1993). Pembinaan kemampuan berbicara bahasa indonesia. Jakarta: Erlangga.

Bonwell, C.C. (1995). Active learning: creating excitement in the classroom. Center for Teaching and Learning: St. Louis College of Pharmacy

Dewojati, C. (2010). Drama sejarah, teori, dan penerapannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Djiwandono. (2008). Tes bahasa : pegangan bagi pengajar bahasa. Jakarta: PT. Indeks.

Effendi, S. (2007). Sikap wajar memandang hari depan bahasa indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Endraswara, S. (2005). Metode & teori pembelajaran sastra. Yogyakarta: Buana Pustaka.

Esten, M. (2013). Kesusasteraan pengantar teori dan sejarah. Bandung: Angkasa Fananie, Z. (2009). Telaah sastra. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Fraenkel, W. (2012). How to Design and Evaluate Research in Education: Eighth

Edition. United States: Mc Graw Hill.

Harymawan, RMA. (1993). Dramaturgi. Bandung: BIT PT Remaja Rosdakarya. Hasanuddin. (2008). Drama karya dua dimensi kajian teori, sejarah, dan analisis.

Bandung : Angkasa.

Heryati, Y. (2009). Penerapan model pembelajaran siswa aktif (studen active

learning) bagi peningkatan keterampilan berbicara bahasa Indonesia.


(44)

82

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hisyam, Z. dkk. (2004). Strategi pembelajaran aktif. Jogjakarta: Institute Agama Islam Negri Sunan Kalijaga.

Jaedun, A. (2011). Metodologi penelitian eksperimen. Puslit Dikdasmen: Lemlit UNY.

Jalidu, M. A. (2010). Rahasia akting sempurna. Yogyakarta: Garudhawaca. Melani. dkk. (2003). Membaca sastra. Magelang: IndonesiaTera.

Mitter & Shevtsova. (2005). Fifty key theatre directors. London: Routledge.

Muhammad, Z. (2012). Penerapan model pengajaran pengalaman-langsung untuk

meningkatkan kemampuan memahami dan memeragakan drama:kuasi eksperimen terhadap siswa kelas v sd di kota Ternate. (Tesis). Sekolah

Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Nurgiyantoro, B. (2008). Teori pengkajian fiksi. Yogyakarta: UGM Press.

Priyatni. (2010). Membaca sastra dengan ancangan literasi kritis. Jakarta : Bumi Aksara.

Saptaria. (2006). Acting handbook. Bandung: Rekayasa Sains.

Silberman, L. M. (2009). Active learning 101 cara belajar siswa aktif. Bandung: Nusamedia.

Siska, Y. (2011). Penerapan metode bermain peran (role playing) dalam

meningkatkan keterampilan social dan keterampilan berbicara anak usia dini.

Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia. Edisi Khusus No. 2.

Sitorus, E. D. (2002). The art of acting. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Slamet & Amir. (1996). Peningkatan keterampilan berbahasa indonesia (bahasa lisan dan bahasa tertulis). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Soegeng , A.Y. (2012). Pengembangan sistem pembelajaran, Semarang: IKIP PGRI Semarang Press.


(45)

83

Diah Rodhiyati Mardhiyah, 2015

PENERAPAN MODEL BELAJAR AKTIF TIPE ROTASI PERAN BERBASIS EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suhartono. (2005). Pengembanga keterampilan bicara anak usia dini. Jakarta: Departemen PendidikanNasional.

Sumiyadi & Durachman. (2013). Sanggar sastra. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Syamsuddin & Damaianti. (2006). Metode penelitian pendidikan bahasa. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan PT. Remaja Rosdakarya.

Talib, R. K. (2014) Meningkatkan keterampilan berbicara siswa melalui metode

bermain peran di kelas 2 sdn 2 Tilamuta kabupaten Boalemo. (TESIS).

Universitas Negeri Gorontalo.

Tarigan, dkk. (1998). Pengembangan keterampilan berbicara. Jakarta: Depdikbud Bagian Proyek Penataran Guru SLTP setara D III.

Tarigan, H. G. (1981). Berbicara. Bandung: Angkasa

Tarigan, H. G. (2011). Prinsi-prinsip dasar sastra. Bandung: Angkasa.

Waluyo, H. J. (2001). Drama “teori pembelajarannya”. Yogyakarta: PT. Hanindita Graha Widya Yogyakarta.

Waluyo, H. J. (2006). Teori dan apresiasi sastra. Jakarta: Rajawali.


(1)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

Penelitian penerapan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri untuk kemampuan bermain drama di MTs PUI Cikijing telah menemukan hasil akhir. Beberapa temuan dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga sub, yakni simpulan, implikasi, dan rekomendasi.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian eksperimen kuasi mengenai pengaruh model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri dalam pembelajaran bermain drama pada siswa kelas VIII di MTs PUI Cikijing diperoleh simpulan sebagai berikut.

1. Profil pembelajaran bermain drama siswa kelas VIII Mts PUI Cikijing dapat dilihat dari beberapa faktor, diantaranya faktor yang menyebabkan siswa tidak menyukai keterampilan berbicara, karena pembelajaran bermain drama itu bermula dari keterampilan berbicara. Salah satunya penyebabnya adalah merasa malu atau tidak percaya diri saat berbicara di depan kelas sehingga muncul perasaan gugup atau demam panggung. Selain itu, banyak siswa yang menganggap pembelajaran drama itu tidak begitu penting, karena tidak banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Profil kemampuan bermain drama siswa kelas VIII MTs PUI Cikijing diperoleh dari hasil prates bermain drama yang dilakukan di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil tersebut dapat ditunjukkan bahwa kemampuan bermain drama masih belum maksimal. Kemampuan bermain drama siswa di MTs PUI Cikijing masih perlu dilatih sehingga siswa dapat terampil berbicara di depan kelas, terutama dapat terampil bermain drama. Selain itu, efikasi diri siswa juga masih perlu ditingkatkan karena itu akan mempengaruhi keberhasilan dalam belajar

3. Pelaksanaan pembelajaran bermain drama menggunakan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri. Perlakuan ini berlangsung selama tiga kali


(2)

pertemuan. Setelah perlakuan dilakukan, siswa dites kembali untuk bermain drama dengan indikator-indikator yang dibuat oleh peneliti, tes tersebut merupakan pascates pada penelitian ini.

4. Kemampuan bermain drama berdasarkan hasil pengujian statistik penelitian ini diperoleh hasil bahwa hipotesis H0 ditolak atau H1 diterima. H1 dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan bermain drama di kelas VIII yang diterapkan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri dengan siswa yang diterapkan metode terlangsung di MTs PUI Cikijing.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri untuk kemampuan bermain drama, maka terdapat beberapa implikasi yang berkenaan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1. Kemampuan bermain drama merupakan kemampuan berbicara yang menuntut siswa untuk beradegan sesuai naskah yang telah ditulis. Kemampuan tersebut dapat melatih siswa untuk terampil berbicara di depan kelas. Model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri untuk kemampuan bermain drama memberikan dampak positif terhadap kemampuan bermain drama. Penggunaan model ini membantu siswa untuk tampil percaya diri, berani, dan dapat menyelesaikan tugas sesuai perintah.

2. Efikasi diri yang tinggi dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, karena keberhasilan siswa dalam belajar akan sangat dipengaruhi oleh efikasi diri yang dimiliki oleh siswa yang dapat mengatur waktu, mengikuti proses pembelajaran dengan baik, dan sebagainya.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri untuk kemampuan bermain drama, maka peneliti mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut.


(3)

80

1. Berdasarkan hasil penelitian, model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri terbukti efektif meningkatkan kemampuan bermain drama. Peneliti memberikan rekomendasi untuk menggunakan model ini sebagai model pembelajaran yang digunakan untuk mempelajari jenis materi lainnya sesuai dengan silabus yang digunakan.

2. Model belajar aktif tipe rotasi peran berbasis efikasi diri dapat meningkatkan efikasi diri siswa dalam belajar, berani tampil di depan kelas, dan dapat menyelesaikan beban tugas yang diberikan dengan baik.


(4)

Anirun, S. (1998). Menjadi aktor. Bandung: PT Rekamedia Multiprakarsa.

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsjad & Mukti. (1993). Pembinaan kemampuan berbicara bahasa indonesia. Jakarta: Erlangga.

Bonwell, C.C. (1995). Active learning: creating excitement in the classroom. Center for Teaching and Learning: St. Louis College of Pharmacy

Dewojati, C. (2010). Drama sejarah, teori, dan penerapannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Djiwandono. (2008). Tes bahasa : pegangan bagi pengajar bahasa. Jakarta: PT. Indeks.

Effendi, S. (2007). Sikap wajar memandang hari depan bahasa indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Endraswara, S. (2005). Metode & teori pembelajaran sastra. Yogyakarta: Buana Pustaka.

Esten, M. (2013). Kesusasteraan pengantar teori dan sejarah. Bandung: Angkasa Fananie, Z. (2009). Telaah sastra. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Fraenkel, W. (2012). How to Design and Evaluate Research in Education: Eighth

Edition. United States: Mc Graw Hill.

Harymawan, RMA. (1993). Dramaturgi. Bandung: BIT PT Remaja Rosdakarya. Hasanuddin. (2008). Drama karya dua dimensi kajian teori, sejarah, dan analisis.

Bandung : Angkasa.

Heryati, Y. (2009). Penerapan model pembelajaran siswa aktif (studen active

learning) bagi peningkatan keterampilan berbicara bahasa Indonesia.


(5)

82

Hisyam, Z. dkk. (2004). Strategi pembelajaran aktif. Jogjakarta: Institute Agama Islam Negri Sunan Kalijaga.

Jaedun, A. (2011). Metodologi penelitian eksperimen. Puslit Dikdasmen: Lemlit UNY.

Jalidu, M. A. (2010). Rahasia akting sempurna. Yogyakarta: Garudhawaca. Melani. dkk. (2003). Membaca sastra. Magelang: IndonesiaTera.

Mitter & Shevtsova. (2005). Fifty key theatre directors. London: Routledge.

Muhammad, Z. (2012). Penerapan model pengajaran pengalaman-langsung untuk

meningkatkan kemampuan memahami dan memeragakan drama:kuasi eksperimen terhadap siswa kelas v sd di kota Ternate. (Tesis). Sekolah

Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Nurgiyantoro, B. (2008). Teori pengkajian fiksi. Yogyakarta: UGM Press.

Priyatni. (2010). Membaca sastra dengan ancangan literasi kritis. Jakarta : Bumi Aksara.

Saptaria. (2006). Acting handbook. Bandung: Rekayasa Sains.

Silberman, L. M. (2009). Active learning 101 cara belajar siswa aktif. Bandung: Nusamedia.

Siska, Y. (2011). Penerapan metode bermain peran (role playing) dalam

meningkatkan keterampilan social dan keterampilan berbicara anak usia dini.

Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia. Edisi Khusus No. 2.

Sitorus, E. D. (2002). The art of acting. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Slamet & Amir. (1996). Peningkatan keterampilan berbahasa indonesia (bahasa lisan dan bahasa tertulis). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Soegeng , A.Y. (2012). Pengembangan sistem pembelajaran, Semarang: IKIP PGRI Semarang Press.


(6)

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suhartono. (2005). Pengembanga keterampilan bicara anak usia dini. Jakarta: Departemen PendidikanNasional.

Sumiyadi & Durachman. (2013). Sanggar sastra. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Syamsuddin & Damaianti. (2006). Metode penelitian pendidikan bahasa. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan PT. Remaja Rosdakarya.

Talib, R. K. (2014) Meningkatkan keterampilan berbicara siswa melalui metode

bermain peran di kelas 2 sdn 2 Tilamuta kabupaten Boalemo. (TESIS).

Universitas Negeri Gorontalo.

Tarigan, dkk. (1998). Pengembangan keterampilan berbicara. Jakarta: Depdikbud Bagian Proyek Penataran Guru SLTP setara D III.

Tarigan, H. G. (1981). Berbicara. Bandung: Angkasa

Tarigan, H. G. (2011). Prinsi-prinsip dasar sastra. Bandung: Angkasa.

Waluyo, H. J. (2001). Drama “teori pembelajarannya”. Yogyakarta: PT. Hanindita Graha Widya Yogyakarta.

Waluyo, H. J. (2006). Teori dan apresiasi sastra. Jakarta: Rajawali.