MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI BERMAIN LASY : Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok A TK Mutya Agni Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung.

No Daftar : 01/PGPAUD/VI/2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK
TAMAN KANAK - KANAK MELALUI BERMAIN LASY
(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok A TK Mutya Agni
Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh
Ade Heryani
NIM : 1010054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014
Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK
TAMAN KANAK - KANAK MELALUI BERMAIN LASY
(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok A TK Mutya Agni
Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung)

Oleh
Ade Heryani
NIM 101054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


©Ade Heryani
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Hak Cipta dilindungi Undang – Undang

Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak
ulang, di fotocopy atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN

ADE HERYANI
1010054

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK
TAMAN KANAK - KANAK MELALUI BERMAIN LASY
(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok A TK Mutya Agni

Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I

Vina Adriany, M.Ed., Ph.D
NIP. 19760126 200312 2 001

Pembimbing II

dr. Nur Faizah Romadona, M.Kes
19701129 200312 2 001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Jurusan Pedagogik
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd
NIP. 19600707 198601 2 001

Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak – Kanak
Melalui Bermain Lasy
(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok A TK Muya Agni)
Ade Heryani
1010054
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya anak kelompok A TK Mutya
Agni dalam pembelajaran motorik halus melalui bermain lasy, anak belum
mampu menunjukan dan menguasai dalam mengkoordinasikan jari jemari dan
kecermatan mata dengan tangan. Untuk itu penguasaan motorik halus penting bagi
anak, karena seiring makin banyaknya keterampilan motorik halus yang
dimilikinya semakin baik pula penyesuaian sosial yang dimiliki anak dan akan
semakin baik dalam prestasinya. Peneliti mempunyai tujuan dalam penelitian ini
yaitu untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik halus anak setelah di
terapkannya bermain lasy pada kelompok A TK Mutya Agni. Peneliti

menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas, dengan pelaksanaan sebanyak
dua siklus setiap siklusnya terdiri dari dua tindakan. Lokasi penelitian
dilaksanakan di Taman Kanak – Kanak Mutya Agni Kecamatan Margahayu
Kabupaten Bandung. Dengan melibatkan subjek penelitian pada anak kelompok A
sebanyak 15 anak ; 10 anak laki – laki dan 5 anak perempuan. Hasil penelitian
pada data prasiklus menunjukan kemampuan motorik halus anak melalui bermain
lasy masih belum optimal yaitu sebanyak 87 % berada pada katagori mulai
berkembang, 13 % pada katagori berkembang sesuai harapan sedangkan
berkembang sangat baik dan belum berkembang sebanyak 0%, dan pada akhir
siklus II 60 % berada pada katagori berkembang sesuai harapan, pada katagori
berkembang sangat baik sebanyak 40 %, dan sudah tidak ada lagi anak yang pada
katagori anak yang mulai berkembang dan belum berkembang sebanyak 0 %. Hal
ini menunjukan adanya peningkatan dalam kemampuan motorik halus anak
kelompok A TK Mutya Agni Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung setelah
di terapkannya bermain lasy.
Kesimpulan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu melalui penerapan bermain
lasy dapat meningkat kemampuan motorik halus anak taman kanak – kanak.
Rekomendasi adalah untuk guru TK dan sekolah.

Kata kunci : Motorik Halus, Bermain Lasy dan Anak TK


Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i

Improving Fine Motoric Capabilities Child’s Kindergarten
Pass by Play Lasy

Ade Heryani
1010054

This research in background overshadows by still low its pool A child’s Mutya Agni
Kindergarten was in study fine motoric pass by play lasy, child have not yet can show and
control in coordinating fingers and accurating eye and hand. For that domination fine
motoric necessary for child, because along more and more to the number of skill fine
motoric that the of in one the better also social adjustment owned by child and will one
the better in its achievement. Researcher have a purposes in this research that is to know

ability improvement fine motoric child after the apply of play lasy at pool A Mutya Agni
Kindergarten. Researcher uses method Classroom Action Research, with execution two
of cycle of every its cycle consist of two actions. Research location is executed in Mutya
Agni Kindergarten Kecamtan Margahayu Kabupaten Bandung by entangle research
subject at pool A of 15 children ; 10 sons and 5 daughters. Research result was at data
pracycle showed ability fine motoric child pass by play lasy has been have not yet
optimal that is 87% it is at categorize starts expand, 13% at categorize expand it to
whereas expand jolly good and underdeveloped 0%, and at the end of cycle II 60% it is
categorize expands it to, at categorize expand jolly good 40%, and has been there is next
child which is on categorize child that start expand and underdeveloped 0%. This
condition shows existence of improvement in ability fine motoric poll A child’s Mutya
Agni Kindergarten Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung after the apply of play
lasy. Conclusion was in this research of class action that is pass by applying plays lasy
can mount ability fine motoric child’s kindergarten. Recommendation is to teacher
kindergarten and school
Keywords : Fine Motoric, Play Lasy and Child’Kindergarten

Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur, penulis panjatkan ke hadirat Alloh Subhanahu
Wata’ala, atas berkah dan ridho yang di berikan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Motorik
Halus Anak Taman Kanak – Kanak Melalui Bermain Lasy”
Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah
satu kriteria tugas akhir ujian Sarjan Pendidikan Program Studi Pendidikan
Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Pendidikan Indonesia Bandung.
Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan dan
arahan dari yang terhormat, Ibu Vina Adriany, M.Ed., Ph.D sebagai
Pembimbing I, dan Ibu dr. Nur Faizah Romadona,

M.Kes sebagai

Pembimbing II, yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan
wawasan keilmuan selama penulis menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Oleh karenanya, kepada beliau

penulis dengan segala hormat dan

kerendahan hati penulis menghaturkan rasa terimakasih yang setinggi –
tingginya.
Pada kesempatan ini pula dengan segala ketulusan hati penulis
sampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. H. Agus Taufiq, M.Pd selaku Direktur Direktorat Akademik
yang

telah

memberikan

ijin

penelitian

kepada


penulis

untuk

menyelesaikan skripsi
2. Ibu Dr. Ocih Setiasih, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Pendidikan Anak Usia Dini yang telah banyak memberikan
Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

wawasan keilmuan, bimbingan dan arahan selama penulis mengikuti
pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung
3. Para dosen dan seluruh staf Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan
Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Indonesia Bandung yang karena
keterbatasan tidak bisa penulis sebutkan satu persatu

4. Rekan – rekan seperjuangan yang telah memberikan motivasi dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi ini
5. Suami dan ananda tercinta Rachma Bilqis Sundawati, ayahanda dan
ibunda mertua yang telah memberikan motivasi dan doa yang tulus
kepada penulis
Tak ada gading yang tak retak, tidak ada kesempurnaan yang ada pada
diri setiap manusia, semoga Alloh Subhanahu Wata’ala mencurahkan
pahala atas segala kebaikannya.
Akhirul kalam mohon maaf penulis sampaikan atas segala kekurangan
dalam penyusunan skripsi ini semoga dapat memberikan manfaat untuk
penulis khususnya dan pembaca umumnya, dan hanya kepada Alloh SWT
jualah segalanya di kembalikan semoga kasih dan sayang-Nya senantiasa
terlimpahkan kepada penulis dan semua pihak yang telah banyak membantu
dalam penyelesaian studi ini, amin
“Sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu yang berguna demi kebaikan,
sesungguhnya ilmu dapat di gunakan untuk menuduh suatu kesalahan,
menguraikan suatu kebenaran dan membenarkan suatu kesalahan”
Bandung, Juni 2014
Penulis

Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK …………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR ……………………………………………………..
DAFTAR ISI ………………………………………………………………
UCAPAN TERIMAKASIH ………………………………………………
DAFTAR TABEL
……………………………………………………
DAFTAR DIAGRAM
……………………………………………………
DAFTAR GAMBAR
……………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………………….
A Latar Belakang ……………………………………………...
B. Rumusan Masalah ………………………………………....
C. Tujuan Penelitian ………………………………………....
D. Manfaat Penelitian ………………………………………....
1. Manfaat Teoritik ……………………………………....
2. Manfaat Praktis …………………………………….....
E. Sistemartika Penulisan ………………………………….....
BAB II
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS …….
A. Pengertian Motorik Halus ……………………………….....
B. Tahap Perkembangan Motorik Halus ………………….....
C. Prinsif dalam Pengembangan Motorik Halus …………......
D. Fungsi Pengembangan Motorik Halus …………………......
E. Tujuan Pengembangan Motorik Halus …………………......
F. Bermain Lasy ………………………………………...........
1. Pengertian Bermain ……………………………….......
2. Karakteristik Bermain
…………………………........
3. Arti Bermain Bagi Anak …………………………........
4. Jenis Bermain pada Anak Usia Dini ……………........
5. Lasy ………………………………………...............
G. Penelitian yang Relevan ………………………………........
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………...........
A. Lokasi dan Subjek Penelitian …………………….............
B. Metode Penelitian …………………………………..............
C. Disain Penelitian …………………………………...............
1. Perencanaan …………………………………...............
2. Tindakan
…………………………………................
3. Pengamatan …………………………………...............
4. Refpleksi
…………………………………...............
D. Definisi Istilah …………………………………................

Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal
i
ii
iv
vi
viii
ix
x
1
1
5
5
6
6
6
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
15
16
16
16
18
20
20
20
21
23

iv

Tehnik Pengumpulan Data ………………………...............
1. Observasi
…………………………………...............
2. Studi Dokumentasi …………………………................
F. Instrumen Penelitian
………………………….................
1. Pedoman Observasi ………………................................
2. Pedoman Studi Dokuamentasi ………………................
G. Analisa Data ………………………………………………..
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………...............
A. Gambaran Umum TK Mutya Agni ………………...............
1. Profil TK Mutya Agni
………………...............
2. Profil Guru TK Mutya Agni
………………...............
3. Profil Ruangan TK Mutya Agni………………...............
4. Keadaan Anak
………………………................
5. Proses Pembelajaran Rutin
……………................
6. Metode dan Proses Pembelajran ……………................
B. Hasil Penelitian ………………………………….................
1. Kondisi Objektif Kemampuan Motorik Halus ...........
2. Penerapan Bermain Lasy dalam Meningkatkan ...........
a. Siklus I Tindakan I ……………………..................
b. Siklus I Tindakan II …………………….................
c. Refleksi …………………………………..............
d. Siklus II Tindakan I …………………….................
e. Siklus II Tindakan II ……………………................
f. Refleksi …………………………………...............
3. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak ..........
C. Pembahasan Hasil Penelitian …………………..................
1. Kondisi Objektif Kemampuan Motorik Halus Anak ....
2. Penerapan Bermain Lasy untuk Meningkatkan ............
3. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak ............
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN …………………...........................
A. Simpulan …………………................………………………
B. Saran
…………………................……………………….
DAFTAR PUSTAKA
…………………................……………………….
LAMPIRAN – LAMPIRAN ……………................……………………….

23
23
24
24
26
28
29
30
30
30
30
32
32
34
34
36
36
45
46
50
54
55
59
63
63
80
80
81
83
85
85
86
87

Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

E.

DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 3.1

Tahapan Siklus I ………………………………………………

21

Tabel 3.2

Tahapan Siklus II ……………………………………………..

22

Tabel 3.3

Kisi – Kisi Instrumen Peningkatan Kemampuan …………….

25

Tabel 3.4

Instrumen Observasi Anak Selama Kegiatan Pembelajaran….

27

Tabel 3.5

Pedoman Studi Dokumentasi …………………………………

28

Tabel 4.1

Profil Guru TK Mutya Agni …………………………………

31

Tabel 4.2

Guru Ekstra Kurikuler ……………………………………….

31

Tabel 4.3

Data Ruangan TK Mutya Agni ……………………………….

32

Tabel 4.4

Profil Murid TK Mutya Agni…………………………………

33

Tabel 4.5

Profil Anak Kelompok A Sebagai Subjek Penelitian…………

33

Tabel 4.6

Data Hasil Observasi………………………………………….

37

Tabel 4.7

Data Hasil Observasi …………………………………………

39

Tabel 4.8

Uraian Kemampuan Motorik Halus Anak…………………….

40

Tabel 4.9

Data Hasil Observasi ………………………………………….

64

Tabel 5.0

Data Hasil Observasi………………………………………….

66

Tabel 5.1

Uraian Kemampuan Motorik Halus Anak ……………………

67

Tabel 5.2

Data hasil Observasi Kemampuan Motorik Halus…………….

71

Tabel 5.3

Data Hasil Observasi Kemampuan Motorik Halus……………

73

Tabel 5.4

Uraian Perkembangan Motorik Halus Anak…………………..

74

Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

DAFTAR DIAGRAM

Hal
Diagram 4.1

Perolehan Perkembangan Kemampuan ………………….

43

Diagram 4.2

Kemampuan motorik Halus Anak………………………..

43

Diagram 4.3

Perolehan Kemampuan Motorik Halus ………………….

70

Diagram 4.4

Perkembangan Kemampuan Motorik Halus Anak ………

70

Diagram 4.5

Perolehan Perkembangan Kemampuan Motorik

………

76

Diagram 4.6

Perkembangan Motorik Halus Anak Siklus II …………..

77

Diagram 4.7

Perolehan Perkembangan Kemampuan Motorik Halus…

79

Diagram 4.8

Perbandingan dan Kemampuan Motorik Halus Anak …..

79

Pada Setiap Siklus

Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 2.1

Gambar Komponen Lasy ………………………………….

14

Gambar 3.1

Gambar Model Lewin

…………………………………..

19

Gambar 4.1

Dokumentasi Pra Siklus Anak……………………………..

44

Gambar 4.2

Kegiatan Siklus I Tindakan I………………………………

50

Gambar 4.3

Kegiatan Siklus I Tindakan II ……………………………..

54

Gambar 4.4

Kegiatan Siklus II Tindakan I ……………………………..

59

Gambar 4.5

Kegiatan Siklus II Tindakan II …………………………….

63

Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Menurut Wiyani & Barnawi (2012:32) Pendidikan usia dini adalah
suatu upaya pembinaan yang di tujukan kepada anak sejak lahir sampai
usia enam tahun. Pendidikan ini dilakukan melalui pembinaan rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan, lebih
lanjut. Salah satu periode yang menjadi ciri masa usia dini adalah “the
golden ages” atau periode keemasan banyak konsep dan fakta yang di
temukan memberikan penjelasan bahwa periode keemasan pada masa usia
dini

ketika semua potensi anak berkembang paling cepat. Beberapa

konsep yang disandingkan untuk masa anak usia dini adalah masa
eksplorasi, masa identifikasi/imitasi, masa peka, dan masa bermain.
Hurlock (1978:156) menyatakan bahwa masa kecil sering disebut
sebagai “saat ideal” untuk mempelajari keterampilan motorik karena ada
alasan – alasan seperti 1) Tubuh anak lebih lentur ketimbang tubuh remaja
atau dewasa, sehingga anak lebih mudah menerima semua pelajaran, 2)
Anak belum banyak memiliki keterampilan yang akan berbenturan dengan
keterampilan yang baru dipelajarinya, maka bagi anak mempelajari
keterampilan baru lebih mudah, dan 3) Secara keseluruhan anak lebih
berani pada waktu kecil ketimbang telah besar, oleh karena itu mereka
lebih berani mencoba sesuatu yang baru, hal yang demikian menimbulkan
motivasi yang diperlukan untuk belajar. Sehubungan dengan pertumbuhan
dan perkembangan adalah periode yang paling penting bagi anak usia dini,
maka seorang guru atau pengelola pendidikan anak usia dini khususnya
taman kanak – kanak harus mengetahui karakteristik anak salah satunya
mengembangkan keterampilan motorik.
Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

2

Menurut Decaprio (2013:18-20) pembelajaran motorik disekolah
meliputi pembelajaran motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar
menurutnya adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot – otot besar
atau sebagian besar otot yang ada dalam tubuh maupun seluruh anggota
yang dipengaruhi oleh kematangan dini, sedangkan motorik halus adalah
pembelajaran yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang
melibatkan otot kecil secara koordinasi antara mata dan tangan.
Menurut Sumantri (2005:143) keterampilan motorik halus adalah
pengorganisasian penggunaan sekelompok otot – otot kecil seperti jari
jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi
mata dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan dengan
alat – alat untuk bekerja dan objek.
Beaty (dalam Wahyudin & Agustin. 2011:34) menyatakan bahwa
perkembangan motorik halus mencakup kemampuan anak dalam
menunjukan dan mengusai gerakan – gerakan otot indah dalam bentuk
koordinasi, ketangkasan, dan kecakapan dalam menggunakan tangan dan
jari jemari.
Seorang anak yang memiliki kemampuan motorik halus yang baik
akan mempunyai rasa percaya diri yang besar,

lingkungan teman –

temannya akan menerimanya dengan baik, sedangkan anak yang tidak
memiliki keterampilan motorik halus akan kurang dapat diterima teman –
temannya. Oleh karena itu sebaiknya saat usia keemasan ini mereka dapat
memulai mempelajari berbagai jenis kegiatan yang berhubungan dengan
motorik halus, dan untuk memaksimalkan peningkatan motorik halus anak
diperlukan stimulus dari orang dewasa dan guru sebagai pendidik juga
harus mampu memberikan rangsangan pada anak dalam meningkatkan
kegiatan motorik halusnya dengan baik. Hal ini akan membawa anak– mau
melakukan berbagai kegiatan tanpa rasa takut dan malu (Sujiono, 2008:7).
Penguasaan motorik halus penting bagi anak karena seiring makin
banyaknya keterampilan motorik yang di milikinya semakin baik pula

Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

penyesuaian sosial yang dapat dilakukan anak serta semakin baik prestasi
anak di sekolah (Hurlock, 1978:162).
Sumantri

(2005:145)

menyatakan

bahwa

pengembangan

keterampilan motorik dan kegiatan bermain menjadi sesuatu hal yang tidak
terpisahkan dan perlu dipahami oleh guru atau pembimbing untuk
mengoptimalkan anak usia TK. Kurangnya pengalaman bermain dan atau
kesempatan berpartisipasi dalam salah satu kegiatan motorik akan
memperlambat pertumbuhan dan intelektual anak. Maka dari itu, aktivitas
pengembangan keterampilan motorik halus anak TK bertujuan untuk
melatihkan kemampuan koordinasi motorik anak, koordinasi antara mata
dan tangan dapat dikembangkan melalui kegiatan permainan membentuk
atau memanipulasi dari tanah liat, lilin, plastisin, adonan, memalu,
menggambar, mewarnai, menempel dan menggunting, serta memotong,
merangkai benda. Pengembangan keterampilan motorik halus akan
berpengaruh terhadap keterampilan anak dalam menulis.
Hurlock (1978:156) menyatakan bahwa “keterampilan motorik
tidak akan berkembang melalui kematangan saja, melainkan keterampilan
itu harus dipelajari”.
Sehubungan dengan permasalahan diatas yang berkaitan dengan
pembelajaran keterampilan motorik halus yang ada di kelompok A TK
Mutya Agni Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung, kemampuan
anak dalam menguasai motorik halusnya belum memuaskan, terbukti
masih banyak

anak yang belum mampu dalam cara melipat kertas,

merobek kertas, menjahit dengan benang wol, mewarnai gambar,
menggunting, meniru bentuk, menyusun balok – balok dari media
konstruktif, tingkat hasil kemampuan penguasaan motoriknya masih
belum optimal masih harus banyak latihan dan bimbingan dalam
mengembangkan kemampuan motorik halusnya. Hal ini mungkin salah
satu penyebabnya adalah penggunaan metode pembelajaran yang belum
tepat.

Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

Hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh guru terkadang tidak
sesuai harapan. Untuk melihat hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan
salah satunya dengan melihat kemampuan dan keterampilan anak dalam
pembelajaran itu, apabila nilai perolehan anak jauh dari harapan maka
guru harus memperbaiki metode pembelajaran agar kompetensi yang telah
ditetapkan dalam kurikulum tingkat pencapaian, indikatornya dapat
mencapai tujuan.
Sebagaimana yang ditulis oleh Moeslichatoen (2004:7) “Metode
merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode di pilih berdasarkan
strategi kegiatan yang sudah dipilih dan di tetapkan. Metode merupakan
cara yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan
kegiatan”.
Penulis sebagai guru kelas merasakan dan melihat kesulitan anak dalam
mengusai materi pada bidang pengembangan motorik halus, sehingga
merasa perlu

untuk segera menangani masalah tersebut, salah satu

solusinya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan metode
pembelajaran yang tepat sesuai dengan paparan diatas.
Untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak, guru
dapat menggunakan metode – metode yang menjamin anak tidak
mengalami cidera, oleh karena itu guru perlu menciptakan lingkungan
yang aman dan menantang, bahan dan alat yang dipergunakan dalam
keadaan baik, tidak menimbulkan perasaan takut dan cemas dalam
menggunakannya, berbagai bahan dan alat yang dipergunakan juga
menantang anak untuk melakukan bebagai aktivitas motorik.
Salah satunya metode yang tepat digunakan untuk mengembangkan
motorik halus anak yaitu melalui bermain lasy, seperti yang di kemukan
oleh pencipta permainan lasy Lawrs (1971) bahwa lasy merupakan alat
peraga edukatif yang bersifat interlocking dimana semua komponen dapat
terhubung dan dapat membentuk ratusan bentuk, lasy dirancang untuk
melatih motorik halus anak, dibuat dari plastik khusus dan dipercantik

Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

dengan warna - warna yang cerah sehingga alat ini menarik perhatian dan
tidak berbahaya bagi anak.
Dengan menggunakan alat pembelajaran yang tepat diharapkan dapat
meningkatkan penyesuaian anak terhadap materi yang dipelajarinya
khususnya motorik halus dan bisa meningkatkan hasil belajar yang
optimal. Untuk itu peneliti melakukan perbaikan pembelajaran melalui
penelitian tindakan kelas (PTK).
Trianto (2011:45) mengatakan bahwa PTK merupakan cara yang
tepat bagi guru untuk mengetahui masalah di kelas itu sendiri. Berdasarkan
latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tindakan kelas (PTK) dengan judul “ Meningkatkan Kemampuan Motorik
Halus Anak Taman Kanak - Kanak melalui Bermain Lasy pada Kelompok
A di TK Mutya Agni Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung.

B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini penulis uraikan sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan motorik halus anak sebelum
diterapkannya bermain lasy di kelompok A TK Mutya Agni ?
2. Bagaimana penerapan bermain lasy dalam meningkatkan kemampuan
motorik halus pada anak di kelompok A TK Mutya Agni ?
3. Bagaimana peningkatan kemampuan motorik halus anak setelah di
terapkannya bermain lasy ?

C.

Tujuan Penelitian
Mengacu pada uraian permasalahan yang teridentifikasi, penelitian ini
bertujuan :
1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik halus anak
sebelum di terapkannya bermain lasy di kelompok A TK Mutya Agni

Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan bermain lasy dalam
meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak kelompok A di
TK Mutya Agni
3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik halus anak
setelah di terapkannya bermain lasy di kelompok A TK Mutya Agni

D.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini di harapkan memiliki manfaat baik untuk penulis
maupun untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pendidikan
anak usia dini. Adapun manfaat lebih rinci dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritik
a. Memberikan kontribusi pada pengembangan konsep motorik halus
anak
b. Menjadikan bahan masukan untuk penelitian terhadap objek
sejenis yang belum tercakup pada penelitian ini
c. Penelitian ini di harapkan dapat menjadikan masukan tentang
informasi pengembangan motorik halus yang dapat dipengaruhi
oleh permainan edukatif

2. Manfaat Praktis
Memberikan informasi kepada Kepala Sekolah, guru dan orang tua
tentang

manfaat

bermain

lasy

dalam

mengembangkan

dan

meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak

E.

Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi penilaian tindakan kelas ini terdiri dari :
Bab I, menjelaskan latar belakang masalah, membahas tentang keadaan
dan fenomena yang terjadi di tempat penelitian, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

Bab II, menjelaskan tentang kajian pustaka mengenai konsep
motorik halus dan lasy seperti pengertian motorik halus, tahapan
perkembangan motorik halus, prinsif dan fungsi dalam pengembangan
motorik halus, pengertian bermain , pengaruh bermain, dan pengertian lasy
Bab III, berisi tentang penjabaran terkait metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas, tahap –
tahap penelitian mulai dari perencanaan hingga penelitian berakhir
Bab IV, mendeskripsikan proses pelaksanaan penelitian, dan hasil
temuan dari penelitian yang dilakukan dengan mengungkap bagaimana
pengembangan motorik halus anak setelah di terapkannya bermain lasy
Bab V, memaparkan penafsiran atau pemaknaan peneliti berupa
simpulan terhadap semua hasil penelitian yang diperoleh dan rekomendasi
yang berdasarkan pada hasil penelitian.

Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III
METODA PENELITIAN

A.

Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Taman Kanak
– Kanak Mutya Agni yang beralamat di Jalan Sampora Sekeawi
Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung. Adapun yang menjadi subjek
dari penelitian ini adalah kelompok A yang berumur antara empat sampai
lima tahun pada tahun pelajaran 2013 / 2014 yang berjumlah 15 anak
terdiri dari 5 anak perempuan dan 10 anak laki – laki, alasan dilakukannya
penelitin di TK ini karena penulis merupakan salah satu guru kelas di TK
Mutya Agni, sedangkan yang menjadi motif dilakukannya penelitian
tindakan kelas adalah untuk mengetahui sejauhmana upaya pengembangan
kemampuan motorik halus anak Taman Kanak - Kanak melalui bermain
lasy.

B.

Metode Penelitian
Berdasarkan

permasalahan

yang

dirumuskan

dalam

bab

sebelumnya, secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran

tentang

efektifitas

penggunaan

bermain

lasy terhadap

peningkatan kemampuan motorik halus anak TK. Metode dalam penelitian
ini di harapkan dapat menciptakan suatu

perbaikan peningkatan dan

perubahan motorik halus anak TK kearah yang lebih baik. Penelitian
tindakan kelas ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru kelas lainnya
sebagai mitra dalam penelitian ini.
Menurut Arikunto, Suharjono & Supardi (2012:58) menyatakan
bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan
guru dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas atau
pada proses belajar mengajar di kelas bukan pada silabus atau materi
lainnya.
Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

16

17

Sedangkan menurut Hopkins dalam Trianto (2011:15) menyatakan
bahwa penelitian tindakan kelas sebagai suatu studi yang sistematis, yang
dilakukan oleh pelaku pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran melalui

tindakan yang terencana dari dampak tindakan

(action) yang telah dilakukan. Pelaku utama pendidikan dalam hal ini
adalah guru dimana dengan peranannya pada proses pembelajaran akan
menentukan pencapaian hasil belajar.
Wardhani & Wihardit (2010:2.3) menyatakan bahwa penelitian
tindakan kelas dilakukan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri
dari empat tahapan yaitu 1) merencanakan, 2) tindakan, 3) mengamati dan
4) refleksi. Refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan di gunakan
kembali untuk merevisi rencana, jika ternyata tindakan yang dilakukan
belum berhasil memperbaiki praktik pembelajaran atau belum berhasil
memecahkan masalah guru dalam penelitian.
Adapun karakteristik penelitian tindakan kelas menurut Wardhani
& Wihardit (2010:1.15) adalah sebagai berikut :
1. Pemelitianberawal dari kerisauan guru akan kinerjanya
2. Metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak longgar tetapi
memiliki kaidah – kaidah penelitian
3. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran
4. Tujuannya memperbaiki pembelajaran

Sedangkan menurut Sulipan dalam Trianto (2011:25) karakteristik
dari penelitian tindakan kelas antara lain :

1. Didasarkan pada masalah yang di hadapi guru dalam instruksional
2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya
3. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi
4. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik
instruksional
5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus
Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18

6. Yang diteliti adalah tindakan yang dilakukan meliputi efektifitas
metode, tehnik atau proses pembelajaran ; dan
7. Tindakan yang dilakukan adalah tindakan yang di berikan oleh guru
kepada peserta didik

C.

Disain Penelitian
Disain penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Lewin
merupakan model yang paling sederhana yang mencakup perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi yang saling terkait (Danim, 2010:101).
Menurut Danim (2010:85) Penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan
meningkatkan mutu praktik pendidikan yang dilakukan guru pada suatu
kelompok subjek melalui tindakan praktis yang mereka lakukan dan
merefleksikan hasilnya.
Dalam penelitian riset aksi model Lewin ini adalah disain putaran spiral.
Kegiatan ini dimulai dengan perencanaan, tindakan, pengamatan dan
refleksi, seperti disajikan pada gambar berikut :

Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

19

0

?4

?3

SIKLUS 1

?1

?4

?4

?3

SIKLUS 2

?1

?4
DST

Gambar 3.1 Model Lewin
(Dalam Danim, 2010:112)

Disain pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan dilakukan
sesuai dengan skema diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut :
Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

20

a.

Siklus 1
1. Perencanaan I
2. Tindakan I
3. Observasi I
.4. Refleksi I

b.

Siklus 2
1. Revisi Rencana I
2. Tindakan II
3. Observasi II
4. Refleksi II

Penelitian ini di rencanakan dua siklus, namun demikian jika hasilnya
belum optimal, akan dilakukan siklus ketiga. Dimana perencanaan
meliputi materi pembelajaran dan observasi dilakukan pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Refleksi, meliputi kegiatan analisis hasil
pembelajaran dan sekaligus menyusun rencana perbaikan pada siklus
berikutnya (Danim 2010:112)
Adapun siklus tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1.

Perencanaan
Membuat instrument pengamatan berdasarkan permasalahan yang
akan diamati mencakup penyusunan materi/bahan ajar, rencana
pengajaran seperti metode atau tehnik mengajar, instrument
observasi serta instrument evaluasi

2.

Tindakan
Adalah implementasi dari isi rumusan rancangan yang telah di buat
untuk di aktualisasikan dalam pengajaran dengan mengacu pada
perencanaan yang telah disusun

3.

Pengamatan
Dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan untuk
mengumpulkan atau memperoleh data yang akurat sebagai bahan
kajian pada siklus selanjutnya.

Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

21

4.

Refleksi
Memproses semua data yang di dapat pada saat

dilakukannya

pengamatan untuk di cari penjelasannya (eksplanasi) dan dianalisis
serta untuk mengetahi apakah tindakan yang telah dilakukan
mencapai tujuan, jika tidak maka peneliti harus menyusun rencana
lanjutan
Disain pelaksanaan PTK yang akan dilakukan sesuai skema diatas, dapat
dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 3.1
Tahapan Siklus I

Perencanaan

S
I
Tindakan
K
L
U
S
1

Observasi

Refleksi

Kegiatan :
1. Menentukan dan menyiapkan materi pembelajaran
2. Membuat rencana pembelajaran
3. Menyiapkan pembelajaran media lasy
4. Membuat lembar pengamatan
5. Menganalisis materi pelajaran
1. Tahap permulaan guru memberi penjelasan kepada
anak tentang materi yang akan dipelajari
2. Guru menjelaskan bagaimana cara bermain lasy
3. Guru menjelaskan langkah – langkah bermain lasy
4. Guru membimbing dan memperhatikan anak ketika
bermain lasy
5. Guru memberikan contoh cara mengambil,
memegang, menggenggam, memasang, membongkar
komponen lasy
6. Guru memberikan contoh cara memasangkan
komponen lasy
Dilakukan dengan mengamati
1. Aktivitas kegiatan bermain lasy dalam meningkatkan
kemampuan motorik halus anak
2. Untuk memperoleh data tentang proses dan hasil dari
pelaksanaan kegiatan kemampuan motorik halus anak
Menganalisa hasil observasi untuk memperoleh
kesimpulan bagian mana yang perlu disempurnakan
untuk siklus selanjutnya

Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

22

Tabel 3.2
Tahapan Siklus II

Perencanaan

S Tindakan
I
K
L
U
S
2

Observasi

Refleksi

Kegiatan :
1. diajukan pada siklus I.
2. Memperbaiki kesalahan/kekurangan pada siklus I.
3. Menyiapkan kembali bahan pembelajaran media lasy.
1. Guru meminta anak untuk membentuk komponen
lasy.sederhana
2. Guru meminta anak untuk memasangkan gabungan
komponen lasy.
3. Guru meminta anak untuk membuat berbagai macam
bentuk dari komponen lasy
4. Guru meminta anak untuk menirukan bentuk sesuai
gambar
5. Guru memberikan contoh cara membuat bunga, ayam,
bebek, perahu, pistol
6. Guru meminta anak untuk memainkan bentuk –
bentuk yang sudah di buat anak
Setelah data tentang proses dan hasil pelaksanaan kegiatan
kemampuan motorik halus anak diperoleh, dianalisis untuk
mengetahui kekurangan yang mungkin ada
Data yang diperoleh pada tahap observasi dianalisis. Hasil
yang diperoleh dapat disimpulkan menjadi hasil
kemampuan selama dua siklus.

Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas, maka penulis melakukan
langkah pra PTK dengan prosedur yang di lakukan sebagai berikut :

1. Permohonan izin penelitian
2. Mengadakan penelitian awal untuk memperoleh data yang akan di
jadikan indikator untuk mengukur pencapaian pemecahan masalah
sebagai akibat di lakukannya tindakan
3. Melakukan

identifikasi

permasalahan

dalam

mengembangkkan

motorik halus pada kelompok A di TK Mutya Agni

Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

23

4. Perencanaan

kegiatan

dengan

merumuskan

metode

dalam

metode

dalam

pembelajaran
5. Merencanakan

kegiatan

dengan

merumuskan

pembelajaran pengembangan motorik halus

D.

Definisi Istilah
1. Keterampilan motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan
sekelompok otot – otot kecil seperti jari jemari dan tangan yang sering
membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan,
keterampilan yang mencakup pemanfaatan dengan alat – alat untuk
bekerja dengan objek (Sumantri, 2005:143).
2. Lasy adalah alat peraga edukatif yang bersifat interlocking, dimana
semua komponen dapat terhubung dan dapat membentuk ratusan
bentuk, dan

dapat

mengembangkan motorik halus anak (Lawrs,

1971).

E.

Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah :
1.

Observasi
Dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung
bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan RKH dan aktivitas
anak selama proses pembelajaran berlangsung (Trianto, 2011:62).
Tehnik observasi yang digunakan penulis yaitu untuk mendapatkan
data akurat dari kondisi objektif motorik halus anak sebelum di
berikan tindakan dan untuk mengetahui sejauhmana perubahan
setelah di lakukannya tindakan dalam interaksinya antara anak
dengan anak, guru dengan anak didik serta sejauh mana efektifitas
penggunaaan dari media, metode dalam pelaksanaan pembelajaran

Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

24

yang diharapkan dapat mengetahui kekurangan dalam setiap
tindakan.
Observasi ini di lakukan dalam dua siklus dengan langkah –
langkah menyusun kisi – kisi instrument dengan menentukan
indikator pencapaian.
2.

Studi Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu instrument yang
digunakan dalam penelitian berupa foto, gambar dan sebagainya,
selain foto dan gambar penulis menggunakan dokumentasi tertulis
seperti silabus, rencana kegiatan harian (RKH), studi dokumentasi
ini penulis jadikan acuan atau rujukan penunjang dalam penelitian
ini.

F.

Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto, Suhardjono, & Supardi (2012:160) instrument
memiliki pengertian sebagai berikut :
“Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya pada saat meneliti
lebih mudah, dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan
sistematis sehingga lebih mudah untuk di olah. Variasi jenis instrument
penelitiian ini adalah angket, ceklist, pedoman wawancara dan pedoman
pengamatan”.
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui pengaruh perkembangan
motorik halus anak

sebelum dan sesudah diberikan tindakan, maka

diperlukan sebuah instrument penelitian yang tepat agar masalah yang
diteliti terefleksi dengan baik
Adapun langkah – langkah dalam penyusunan instrument ini
adalah

dengan menyusun dan membuat kisi – kisi instrument dan

menggunakannya dalam melakukan penelitian di lokasi

Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

25

Tabel 3.3
Kisi – Kisi Instrumen Meningkatkan kemampuan
Motorik Halus Anak TK Melalui Bermain Lasy
VARIABEL
Keterampilan
Motorik Halus

SUB
VARIABEL
Kemampuan
mengkoordi
nasikan jari –
jari tangan

INDIKATOR
Menggunakan
komponen lasy
dengan jari jemari

ITEM
1

Anak dapat mengambil
komponen lasy dengan
jari jemari tangan

2

Anak dapat memegang
komponen lasy dengan
jari jemari
Anak dapat
menggenggam komponen
lasy dengan jari jemari
tangan
Anak dapat memasangkan
satu persatu komponen
lasy

3

Kemampuan
mengkoordi
nasikan mata
dengan tangan

Memasang dan
membuka/
membongkar
komponen lasy
dengan
mengkoordinasikan
mata dan tangan

Membentuk
komponen lasy
dengan koordinasi
mata dengan
tangan

1

2

Anak dapat memasangkan
gabungan komponen lasy

3

Anak dapat
membuka/membongkar
komponen lasy

1

Anak dapat membentuk
komponen lasy sederhana

2

Anak dapat membentuk
komponen lasy sederhana
sesuai contoh

3

Anak dapat membentuk
gabungan komponen lasy
sederhana
Anak dapat membentuk
gabungan komponen lasy
sesuai contoh
Anak dapat membentuk
bebas komponen lasy
Anak dapat membuat
berbagai bentuk sederhana
Anak dapat meniru bentuk
sesuai dengan gambar

4

5
6
7

Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

26

8

9

10

11

12

Mengerakan
bentuk-bentuk
mainan lasy
dengan
mengkoordinasikan
mata dengan
tangan

1

Anak dapat membuat
bentuk bunga dari
komponen lasy sesuai
contoh
Anak dapat membuat
bentuk ayam dari
komponen lasy sesuai
contoh
Anak dapat membuat
bentuk bebek dari
komponen lasy sesuai
contoh
Anak dapat membuat
bentuk perahu dari
komponen lasy sesuai
contoh
Anak dapat membuat
bentuk pistol dari
komponen lasy sesuai
contoh
Anak dapat memainkan
bentuk-bentuk mainan
lasy

Sumber : Kurikulum Taman Kanak – Kanak : Pedoman Pengembangan
Program Pembelajaran di Taman Kanak – Kanak.
Kemendiknas Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah, 2010
Adapun instrument yang digunakan untuk mengamati proses dan hasil
peningkatan kemampuan motorik halus dalam penelitian ini antara lain :
1.

Pedoman Observasi
Pedoman observasi digunakan untuk melihat aspek motorik halus
dalam proses dan hasil kegiatan bermain lasy yang mencakup
aspek kelenturan jari jemari, kecepatan dan kekuatan otot tangan
pada setiap tahapan dalam dua siklus yang terdiri dari beberapa
item. Melalui pengamatan ini diharapkan dapat mengetahui
kekurangan – kekurangan dalam pelaksanaan tindakan sebagai
modifikasi rancangan dapat dilakukan secepatnya. Untuk dapat

Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

27

melakukan

bukti hasil tindakan agar dapat di evaluasi dan

dijadikan landasan dalam melakukan refleksi. Melalui kegiatan ini
penulis dapat melihat langsung penerapan kegiatan bermain lasy
untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak di kelompok
A dengan mencatatnya sesuai kenyataan yang terjadi dilapangan.
Adapun format penilaian menggunakan alat observasi. Pedoman
observasi ini dilakukan dengan menceklist (√) pada setiap
pernyataan yang menunjukan prilaku yang ditampilkan anak
Tabel 3.4
Instrumen Observasi Anak selama Kegiatan Pembelajaran
NO

KEGIATAN PEMBELAJARAN

1

Anak dapat mengambil komponen lasy dengan jari
jemari tangan
Anak dapat memegang komponen lasy dengan jari
jemari
Anak dapat menggenggam komponen lasy dengan jari
jemari tangan
Anak dapat memasangkan satu persatu komponen lasy
Anak dapat memasangkan gabungan komponen lasy
Anak dapat membuka/membongkar komponen lasy
Anak dapat membentuk komponen lasy sederhana
Anak dapat membentuk komponen lasy sederhana
sesuai contoh
Anak dapat membentuk gabungan komponen lasy
sederhana
Anak dapat membentuk gabungan komponen lasy
sesuai contoh
Anak dapat membentuk bebas komponen lasy
Anak dapat membuat berbagai bentuk sederhana
Anak dapat meniru bentuk sesuai dengan gambar
Anak dapat membuat bentuk bunga dari komponen
lasy sesuai contoh
Anak dapat membuat bentuk ayam dari komponen
lasy sesuai contoh
Anak dapat membuat bentuk bebek dari komponen
lasy sesuai contoh
Anak dapat membuat bentuk perahu dari komponen
lasy sesuai contoh
Anak dapat membuat bentuk pistol dari komponen
lasy sesuai contoh
Anak dapat memainkan bentuk-bentuk mainan lasy

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

BB
1

PENILAIAN
MB BSH BSB
2
3
4

Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28

Keterangan : BB
MB
BSH
BSB
2.

:
:
:
:

Belum berkembang
Mulai berkembang
Berkembang sesuai harapan
Berkembang sangat baik

Skor 1
Skor 2
Skor 3
Skor 4

Pedoman Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan suatu instrument yang digunakan
dalam penelitian yang berupa foto, gambar dan sebagainya.
Dokumentasi di gunakan penulis untuk memperoleh data yang
diperlukan berupa dokumen tertulis seperti RKH yang berisi
tentang kegiatan pembelajaran dan foto kegiatan. Hasil dari studi
dokumentasi ini di gunakan sebagai rujukan dalam menunjang
penelitian. Berikut pedoman studi dokumentasi sebagai penunjang
data penelitian :
Tabel 3.5
Pedoman Studi Dokumentasi
N
o

Kelengkapan

Keterangan
Tidak
Ada
Ada

1. Profil Kelembagaan
2. Data Pendidik dan Kependidikan
3. Data Peserta Didik
4. Rencana Kegiatan Harian
5. Foto – foto Proses Pembelajaran
6. Foto Sarana dan Prasarana Pembelajaran
7. Foto Lingkungan Kelas

Ade Heryani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI
BERMAIN LASY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

29

G.

Analisa Data

Analisa data dimulai sejak awal sampai akhir pengumpulan data.
Data yang diperoleh dari perhitungan persentasi dari hasil penilaian
observasi pada saat tindakan dilakukan. Hasil observasi tersebut kemudian
di analisis dan dikaitkan dengan peningkatan prestasi kemampuan motorik
halus anak.
Data penelitian diperoleh melalui observasi langsung pada objek penelitian
untuk mengungkapkan sejauhmana peningkatan kemampuan motorik
halus anak TK yang dilaksanakan pada kondisi awal pembelajaran di
dalam kelas pada saat digunakan tindakan. Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif tehnik prese

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE KOLASE PADA TAMAN KANAK-KANAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Metode Kolase Pada Anak Kelompok B TK Gebang 2 Masaran Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 1 13

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MEMBENTUK Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Permainan Membentuk Pada Anak Kelompok A Taman Kanak-Kanak Kemiri 06 Kebakkramat Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013.

1 2 15

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MEMBENTUK PADA ANAK Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Permainan Membentuk Pada Anak Kelompok A Taman Kanak-Kanak Kemiri 06 Kebakkramat Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013.

1 2 12

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KEAKSARAAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PAPAN FLANEL : Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok A TK Gelatik Kecamatan Bandung Wetan Tahun Ajaran 2014/2015.

0 0 27

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI KEGIATAN MEMASAK :Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B Raudatul Athfal Nurul Iman - Ajo Karawang Tahun Pelajaran 2013-2014:.

0 4 53

MENINGKATKAN DISIPLIN PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN : Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B1 di Taman Kanak-Kanak Islamiyah Kota Bandung Tahun Ajaran 2013-2014.

7 25 49

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIADINI MELALUI METODE DRAMATISASI SPONTAN : Penelitian Tindakan kelas pada kelompok A Taman Kanak-Kanak Assamica Perkebunan Pasir Malang Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.

0 2 21

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI BERMAIN TANAH LIAT.

0 2 33

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KESEIMBANGAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI BERMAIN PAPAN TITIAN.

0 4 37

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK.

1 6 34