PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di Kelas XI.IPS SMAN 82 Jak

(1)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN

THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS)

DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

(Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di Kelas XI.IPS SMAN 82 Jakarta)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Konsentrasi Pendidikan Akuntansi

Oleh : Kiswo Handoko

1101638

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

LEMBAR HAK CIPTA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN

THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS)

DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

(Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di Kelas XI.IPS SMAN 82 Jakarta)

Oleh : Kiswo Handoko

1101638

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

© Kiswo Handoko 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,


(3)

LEMBAR HAK CIPTA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN

THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS)

DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

(Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di Kelas XI.IPS SMAN 82 Jakarta)

Oleh : Kiswo Handoko

1101638

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

© Kiswo Handoko 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,


(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM

SOLVING (TAPPS) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN

ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Januari 2014 Yang membuat pernyataan,

Kiswo Handoko NIM. 1101638


(5)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN

THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS)

DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

(Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di Kelas XI.IPS SMAN 82 Jakarta)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH,

PEMBIMBING I

Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, M.Si NIP.194701251975011001

PEMBIMBING II

Prof. Dr. H. Disman, M.S NIP.195902091984121001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS NIP.196110221986031002


(6)

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Kiswo Handoko. NIM 1101638. (2014). PENERAPAN METODE

PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di Kelas XI.IPS SMAN 82 Jakarta). Pembimbing I: Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, M.Si. Pembimbing II: Prof. Dr. H. Disman, MS.

Penelitian tentang penerapan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem

Solving (TAPPS) dalam meningkatkan kemampuan analisis siswa. Penelitian ini

dilakukan terhadap peserta didik kelas sebelas Ilmu Pengetahuan Sosial pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dalam meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan bentuk nonequivalent control

group design. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh kesimpulan; Pertama,

terdapat perbedaan kemampuan analisis antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran Thinking Aloud

Pair Problem Solving (TAPPS). Kedua, terdapat perbedaan kemampuan analisis

siswa antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Ketiga, terdapat perbedaan peningkatan kemampuan analisis siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Dengan demikian, penggunaan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dapat meningkatkan kemampuan analisis yang lebih baik dibandingkan metode pembelajaran konvensional

Kata Kunci: Studi Eksperimen, Thinking Aloud Pair Problem Solving, Kemampuan Analisis


(7)

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Kiswo Handoko . NIM 1101638 . ( 2014) . APPLICATION METHOD OF

LEARNING THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) ANALYSIS OF STUDENTS ON IMPROVED ECONOMIC LESSONS (Experimental Study on The Basic Competence Financial Services Company in Class SMAN 82 Jakarta XI.IPS). Supervisor I : Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, M.Si. Supervisor II : Prof. Dr. H. Disman , M.S.

Research on the application of learning methods Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) in improving students' analytical skills . The research was conducted on the eleventh grade students of Social Sciences on economic subjects.This study was conducted to determine the application of the learning methods of Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) in improving students' analytical skills on economic subjects . This study is a quasi- experiment with form nonequivalent control group design . Based on the test results was concluded ; First , there is a difference between the analytical skills before and after treatment in the experimental class that uses learning methods Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS). Second , there are differences between the analytical skills of students before and after treatment in the control class using conventional methods . Third , there is a difference between the students' analytical skills improvement class experiments using learning methods Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) with grade control using conventional methods . Thus , the use of learning methods Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) can enhance analysis capabilities better than conventional learning methods.

Keywords : Experimental Study, Thinking Aloud Pair Problem Solving, Analysis Capabilities.


(8)

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR HAK CIPTA ... i

PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah . ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ... 9

1. Pembelajaran ... 9

a. Pengertian Pembelajaran ... 9

b. Unsur-unsur Pembelajaran ... 11

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran ... 12

2. Metode Pembelajaran Problem Solving ... 14

a. Pengertian Metode Pembelajaran... 14

b. Pengertian Metode Pembelajaran Problem Solving ... 15

c. Langkah-langkah Pembelajaran Problem Solving ... 17

3. Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) ... 18

a. Pengertian Thinking Aloud Pair Problem Solving(TAPPS) 18 b. Tahap-tahap Pelaksanaan Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) ... 19

4. Kemampuan Analisis ... 20

a. Kemampuan Analisis sebagai Bagian dari Domain Kognitif ... 20


(9)

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Pengertian Kemampuan Analisis ... 22

c. Indikator Kemampuan Analisis ... 23

5. Metode Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving- (TAPPS) dalam Meningkatkan Kemampuan Analisi Siswa. 24 6. Pembelajaran Ekonomi ... 25

7. Pembelajaran Akuntansi ... 26

a. Pengertian Akuntansi ... 26

b. Proses Akuntansi ... 28

c. Karakteristik Akuntansi ... 29

d. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Akuntansi di SMA.. .. 29

e. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Akuntansi di SMA ... 30

f. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Akuntansi di SMA .... 30

g. Pembelajaran Akuntansi ... 30

h. Evaluasi Pembelajaran Akuntansi di SMA ... 31

8. Penelitian Terdahulu ... 32

B. Kerangka Pemikiran ... 33

C. Hipotesis Penelitian ... 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 35

B. Obyek Penelitian ... 36

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 37

D. Teknik Pengumpulan Data ... 38

E. Teknik Analisis Data ... 46

1. Uji Normalitas Data ... 47

2. Uji Homogenitas ... 47

3. Uji Perbedaan Rata-rata ... 48

4. Pengujian Hipotesis ... 50

F. Alur Penelitian ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 53

1. Pengujian Hipotesis Kemampuan Analisis Siswa Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Eksperimen... 54

2. Pengujian Hipotesis Kemampuan Analisis Siswa Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol ... 57

3. Pengujian Hipotesis Perbedaan Peningkatan Kemampuan Analisis Siswa pada Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol 59 B. Pembahasan ... 62

1. Pembahasan Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen ... 62

2. Pembahasan Kemampuan Analisis Kelas Kontrol ... 66 3. Pembahasan Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen-Kontrol 68 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


(10)

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Kesimpulan ... 74

B. Rekomendasi . ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 77

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 81

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Sebaran Soal Aspek Kognitif Soal Ujian Semester Ganjil Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI.IPS SMAN 82 Jakarta ... 3

Tabel 3.1 Disain Eksperimen ... 35

Tabel 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 37

Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 38

Tabel 3.4 Kriteria Nilai Validitas ... 40

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas ... 41

Tabel 3.6 Kriteria Nilai Reliabilitas ... 42

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 43

Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 44

Tabel 3.9 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran ... 44

Tabel 3.10 Klasifikasi daya Pembeda ... 46

Tabel 3.11 Hasil Analisis Daya Pembeda ... 46

Tabel 3.12 Kategori Tingkat Gain ... 50

Tabel 4.1 Deskripsi Jumlah Peserta Didik Tahun Pelajaran 2012/ 2013 ... 52

Tabel 4.2 Deskriptiv Statistik Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen ... 54

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas dan Homogenias Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen ... 55

Tabel 4.4 Tes Statistik Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen ... 56

Tabel 4.5 Peningkatan Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen ... 56

Tabel 4.6 Deskriptiv Statistik Kemampuan Analisis Kelas Kontrol ... 57

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Kemampuan Analisis Kelas Kontrol ... 57

Tabel 4.8 Tes Statistik Kemampuan Analisis Kelas Kontrol ... 58

Tabel 4.9 Peningkatan Kemampuan Analisis Kelas Kontrol ... 59

Tabel 4.10 Deskriptiv Statistik Posttest Kemampuan Analisis Kelas- Eksperimen Kontrol ... 60

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Posttest Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen-Kontrol ... 60

Tabel 4.12 Tes Statistik Posttest Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen- Kontrol ... 61


(11)

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(12)

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahap dan Langkah-langkah Pembelajaran Problem Solving ... 17

Gambar 2.2 Siklus Akuntansi ... 29

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ... 34

Gambar 3.1 Alur Penelitian ... 51

Gambar 4.1 Perbandingan Skor Rata-rata Pretest, Posttest dan N-Gain Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen ... 63

Gambar 4.2 Perbandingan Rata-rata Skor Pretest, Postest dan N-Gain Kemampuan Analisis Kelas Kontrol ... 66


(13)

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A, GAMBAR KEGIATAN PENELITIAN ... 81

LAMPIRAN B, INSTRUMEN PENELITIAN ... 89

LAMPIRAN C, DATA PENELITIAN DAN HASIL PENELITIAN ... 114


(14)

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hasil pengamatan mengenai proses belajar mengajar yang dilakukan di dalam kelas menunjukkan bahwa betapa pembelajaran di sekolah masih belum dapat meningkatkan kemampuan berfikir analisis dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari yang dihadapinya. Sama halnya dengan apa yang dikatakan oleh Guilford (1987) dalam Myrmel (2003:1) mengenai kurangnya kemampuan

siswa mereka dalam memecahkan masalah, yaitu “a common complaint is that our college graduates are too helpless when called upon to solve a problem where new paths are demanded”, hal tersebut sangat disayangkan karena kemampuan dalam memecahkan masalah merupakan sesuatu yang sangat

penting, sebagaimana yang dikatakan oleh Myrmel (2003:1) bahwa “ creative problem thinking skill are important”

Walaupun tidak semua, banyak guru yang dalam pembelajarannya masih berorientasi pada terselesaikannya materi, sehingga hampir tiap masuk kelas selalu meminta siswa untuk mencatat materi-materi di buku paket yang sebenarnya dapat dibaca sendiri oleh siswa di rumah. Ada pula guru yang ketika masuk kelas untuk mengajar hanya mengemukakan pendapat-pendapatnya di depan siswa, sedangkan siswa hanya duduk dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh guru sehingga mereka tidak terbiasa mengemukakan pendapatnya

di depan kelas, padahal siswa membutuhkan “alat bantu” untuk menjadi pribadi

yang kreatif, dan salah satu alat bantu yang tersedia dalam pembelajaran yaitu menerapkan metode pembelajaran yang dapat menunjang perkembangan kemampuan berfikir analisis mereka, salah satunya yaitu metode pembelajaran


(15)

2

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS). Melalui proses pembelajaran,

siswa menemukan dan membentuk makna atau pengetahuan dari materi ajar dan kemudian menyimpannya dalam ingatan. Pengetahuan tersebut sewaktu-waktu dapat diproses dan dikembangkan lebih lanjut sehingga menjadi lulusan yang baik dan dapat bersaing di dunia global.

Untuk membentuk kualitas lulusan yang baik dan berdaya saing tinggi, maka siswa perlu diberikan kegiatan pendidikan yang dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Hasan (1996:76) menyebutkan bahwa “pendidikan yang baik adalah pendidikan yang berhasil mengembangkan potensi seorang

siswa secara maksimum”. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan, salah satunya adalah proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Dalam proses pembelajaran, siswa seharusnya tidak hanya menjadi obyek pembelajaran yang berfungsi menerima (transfer of

knowledge) tetapi sudah seharusnya siswa menjadi pusat pembelajaran (student centerlearning). Pengetahuan dan pemahaman adalah tujuan dasar dalam

pendidikan, tetapi pengetahuan tanpa pemahaman akan menjadikan seseorang hapal tetapi tidak mengerti apa yang dikatakannya. (Hasan.1996.107).

Dewasa ini pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas masih pada tahap pengetahuan, hal ini terjadi salah satunya disebabkan pembelajaran masih bersifat hapalan dari buku pelajaran. Sesuai dengan hasil penelitian Soemantri (1987) dalam Al Muchtar menyatakan bahwa kelemahan pembelajaran yang masih tampak adalah pembelajaran dikuasai oleh pendekatan ekspositori dan pemakaian buku teks, sehingga tidak mendorong siswa untuk berfkir.

Sejatinya pembelajaran hendaklah memenuhi tiga aspek yakni kognitif, afektif dan psikomotor, sesuai dengan pendapat dari Bloom et al (1956:7) yang menyatakan “Tujuan pendidikan menyangkut tiga aspek, yaitu kognitif, afektif

dan psikomotor”. Aspek kognitif adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan otak atau berfikir. Suriasumantri (2006:52) mengatakan bahwa ”berfikir adalah


(16)

3

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkembangan ide dan konsep”. Hasan (1996:110) menyatakan bahwa “Kemampuan kognitif berhubungan dengan kemampuan seseorang mengolah informasi dalam bentuk kemampuan menggunakan, menganalisis, mensintesis dan menilai sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Kemampuan kognitif meliputi: 1) Kemampuan pemahaman, 2) Kemampuan penerapan, 3) Kemampuan analisis,

4) kemampuan sintesis, dan 5) Kemampuan evaluasi”. (Bloom et al:1956:18).

Situasi proses pembelajaran pada saat ini hanya menekankan pada penyampaian pengetahuan dan tahap hapalan yang hanya menyentuh kemampuan kognitif tingkat rendah. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Hasan (1999:111), bahwa ilmu sosial lebih banyak memperlihatkan belajar menghapal bukan mengembangkan melalui konsep, generalisasi, teori, prinsip dan filsafat tertentu, tidak mempunyai kemampuan berfkir tingkat tinggi. Sanusi dalam Al Muchtar berpendapat bahwa model pembelajaran yang paling strategis dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) akhir-akhir ini adalah

model belajar untuk mengembangkan kemampuan kognitif. “karena berfikir kognitif memberi wahana yang canggih bagi siswa untuk belajar seumur hidup.”

(Hasan: 1996:113)

Berikut ini hasil dari penelitian pendahuluan pada soal Ujian Akhir Semester ganjil yang dibuat oleh guru bidang studi ekonomi kelas XI.IPS dengan sebaran soal dalam table 1.1 berikut:

Tabel 1.1

Sebaran Soal Aspek Kognitif Soal Ujian Semester Ganjil Mata Pelajaran Ekonomi kelas XI.IPS SMAN 82 Jakarta:

No Ranah

Kemampuan No. Item Soal Persentase

1 Pengetahuan 1, 2,4, 5, 7, 11, 13, 14, 15, 18, 20, 21, 23, 25, 26,33, 39, 40

45%

2 Pemahaman 3, 9, 10, 12, 16, 17,

19, 22, 24, 34, 35, 38


(17)

4

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 Aplikasi 8, 28, 29, 30, 31, 32 15%

4 Analisis 6, 36, 37 7,5%

5 Evaluasi 27 2,5%

6 Menciptakan - -

JUMLAH 40 Soal 100%

Sumber: bank soal SMAN 82 Jakarta

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa, soal ujian akhir semester lebih menekankan aspek pengetahuan. Aspek analisis hanya mempunyai kadar 7,5%. Dengan demikian, kemampuan analisis siswa dapat dikatakan rendah, karena siswa hanya dituntut untuk menyelesaikan soal-soal yang bersifat pengetahuan.

Kemampuan analisis merupakan salah satu kemampuan berfikir tingkat tinggi yang harus dimiliki siswa. Hasan (1996:223) memberikan gambaran tentang kemampuan analisis siswa, yaitu: 1) menentukan keterhubungan antara satu kelompok informasi dengaan informasi yang lainnya. 2) menentukan pokok-pokok pikiran yang mendasari suatu informasi, dan 3) kemampuan siswa dalam menarik konsekuensi dari informasi baik dalam waktu maupun dimensi.

Mata pelajaran ekonomi di sekolah menengah atas merupakan mata pelajaran yang tidak hanya berorintasi pada isi atau materi pelajaran (subject

matter oriented) yang memaksa siswa untuk memahami dan menerima materi

pelajaran sebagai ilmu. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 dijelaskan bahwa mata pelajaran ekonomi bertujuan untuk: 1) memahami konsep ekonomi untuk mengaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehdupann sehari-hari terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat dan Negara, 2) menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi, 3) membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan Negara, 4) membuat


(18)

5

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional.

Pada kenyataannya, brdasarkan hasil penelitian Susanti (2006;102) proses pembelajaran ekonomi di sekolah selama ini 1) lebih menekankan pada fakta dan informasi, 2) menekankan pada hapalan, 3) lebih mementingkan isi daripada proses, 4) Menganggap apa yang diketahui sudah pasti dapat diamalkan oleh siswa, 5) Kurang diarahkan pada pembelajaran yang bermakna dan bermanfaat bagi kehidupan siswa (meaningful learning and functional knowlwdge), 6) Guru hanya menyampaikan materi dari buku teks yang ada, 7) Metode pembelajaran cenderung menggunakan ceramah, sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran, 8) Pada proses evaluasi soal-soal yang diberikan hanya bersifat pemahaman, dan belum mengarah pada soal yang bersifat analisis. Dengan demikian diperlukan upaya peningkatan proses pembelajaran di sekokah, dalam rangka membentuk kemampuan kognitif`sampai pada level kemampuan analisis. Mengacu pada tujuan mata pelajaran ekonomi diatas, maka proses pembelajaran di sekokah harus lebih menekankan pada peningkatan kemampuan guru untuk merangsang dan menumbuhkan kemampuan analisis siswa.

Berbagai masalah dalam pendidikan disampaikan oleh Kunandar (2007:68):

Pendidikan kita dewasa ini menunjukkan kecenderungan-kecenderungan sebagai berikut: pertama, memperlakukan peserta didik sebagai objek/ klien, guru berfungsi sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan indoktrinator; kedua, materi ajar bersifat subject oriented; ketiga manajemen pendidikan kita mengisolasi diri dari kehidupan riil yang berada diluar sekolah, kurang relevan antara yang diajarkan dengan kebutuhan dalam pekerjaan, terlalu terkonsentrasi pada pengembangan intelektual yang tidak sejalan dengan pengembangan individu sebagai satu kesatuan yang utuh dan berkepribadian; keempat, proses pembelajaran di dominasi dengan tuntutan untuk menghapalkan dan mengasai pelajaran sebanyak mungkin guna menghadapi ujian/ tes dan pada kesempatan tersebut peserta didik harus mengeluarkan apa yang telah dihapalkan. Akibat dari praktek pendidikan semacam itu munculah


(19)

6

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbagai kesenjangan dalam hal akademik, okupasional (kesenjangan antar dunia pendidikan dengan dunia kerja) dan kultural.

Belajar bukan semata-mata proses menghapal sejumlah fakta, tetapi suatu proses interaksi secara sadar antara individu dengan lingkungannya. Melalui pembelajaran berbasis masalah perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada aspek kognitif saja tetapi juga pada aspek afektif dan psikomotor melalui penghayatan secara internal akan masalah yang dihadapi.

Pembelajaran berbasis masalah (problem solving) adalah salah satu metode pembelajaran yang danggap tepat untuk mengembangkan kemampuan analisis. Hasan (1999:233) mengidentifikasi kemampuan analisis yaitu kemampuan identifikasi, berfikir alternatif, melakukan evaluasi alternatif dan kemampuan mengambil keputusan berdasarkan alternatif yang tersedia. Memperkuat hal tersebut dengan pernyataannya bahwa dalam upaya peningkatan

cognitive skills dan tingkatan yang lebih tinggi salah satu teknik pembelajaran

yang patut dipertimbangkan adalah pemecahan masalah (problem solving).

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) adalah variasi dari

pembelajaran berbasis masalah yang menekankan kepada kemampuan analisis dengan membantu siswa mengelola pemikiran untuk merumuskan ide, berlatih menganalisis masalah, memahami urutan dan langkah-langkah yang mendasari pemikiran mereka, serta mengidentifikasi kesalahan dalam penalaran orang lain, sehingga mampu melakukan proses pemecahan masalah maupun pengambilan keputusan (Barkley.2008:259).

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) merupakan salah satu

metode pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah, yang juga mampu melibatkan siswa secara aktif. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Claparede, yang kemudian digunakan oleh Bloom dan Border untuk meneliti proses pemecahan masalah di kalangan mahasiswa. Dengan metode ini, kelas dibagi menjadi beberapa tim dengan masing-masing tim terdiri


(20)

7

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari dua siswa. Satu siswa menjadi pemecah masaah (problem solver) dan siswa yang lain menjadi pendengar (listener). Masing-masing anggota tim memiliki tugas yang tetap, dan keduanya harus mengikuti aturan yang ada hingga masalah yang dimiliki problem solver terpecahkan.

Metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) memiliki unsur positif yang terkait dengan kemampuan analisis siswa. Karena dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode pembelajaran Thinking Aloud

Pair Problem Solving (TAPPS), siswa haruslah mampu mengidentifikasi bagian

permasalahan (komponen yang dipecah dari suatu permasalahan), menganalisis hubungan antar komponen dan mengenali azas-azas organisasional yang berlaku di dalamnya, sebagai keterampilan analisis dalam memecahkan masalah. Dengan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS), diharapkan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan konsep ekonomi akan terus terlatih sampai akhirnya kemampuan analisis siswa pun menjadi lebih baik.

Pemilihan metode pembelajaran TAPPS cukup sederhana karena mudah dilaksanakan sehingga tidak memerlukan waktu yang begitu panjang namun diharapkan dapat menstimulasi kemampuan analisis siswa. Selain itu TAPPS juga mampu memotivasi siswa supaya saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diberikan oleh guru bersama teman sekelompoknya.

Melihat pada latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang diberi judul “PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di Kelas XI.IPS SMAN 82 Jakarta)


(21)

8

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan analisis siswa yang menggunakan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) pada pengukuran awal dan akhir?

2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan analisis siswa yang menggunakan metode ceramah pada pengukuran awal dan akhir?

3. Apakah kemampuan analisis siswa yang menggunakan metode Thinking

Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) lebih tinggi dibandingkan dengan yang

menggunakan metode ceramah pada pengukuran akhir? C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini diarahkan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap kemampuan analisis siswa. Secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui perbedaan kemampuan analisis siswa yang menggunakan metode

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) pada pengukuran awal dan

akhir.

2. Mengetahui perbedaan kemampuan analisis siswa yang menggunakan metode ceramah pada pengukuran awal dan akhir

3. Mengetahui kemampuan analisis siswa yang menggunakan metode Thinking

Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) lebih tinggi dibandingkan dengan yang

menggunakan metode ceramah pada pengukuran akhir. D. Manfaat Penelitian


(22)

9

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa SMA dengan menerapkan metode Thinking Aloud Pair Problem

Solving (TAPPS) dalam proses pembelajaran dikelasnya terutama untuk

pembelajaran ekonomi.

b. Penelitian ini mampu memberikan dukungan empiris terhadap khasanah teori dan konsep pembelajaran terutama bagi konsep metode Thinking

Aloud Pair Problem Solving (TAPPS), yang mendorong untuk pengkajian

lebih mendalam.

c. Penelitian ini memberi alternatif metode pembelajaran bagi praktisi pendidikan dalam mengembangkan proses pembelajaran.

2. Manfaat secara praktis

a. Bagi siswa, proses pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa.

b. Bagi guru, penelitian ini merupakan masukkan dalam memperluas pengetahuan dan wawasan tentang metode pembelajaran, terutama dalam rangka meningkatkan kemampuan analisis siswa.

c. Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan metode pembelajaran untuk pelajaran ekonomi.

d. Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dengan menggunakan metode TAPPS dalam proses pembelajaran.

e. Semua pihak yang berkepentingan untuk dapat dijadikan bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.


(23)

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Eksperimen adalah penelitian yang memiliki derajat kepastian yang dianggap paling tinggi. Menurut Sudjana (2009:18) dalam penelitian eksperimen kondisi diatur sedemikian rupa oleh peneliti, perlakuan terhadap obyek dilakukan, akibat suatu perlakuan diatur secara cermat, faktor luar yang mungkin berpengaruh dikendalikan, dengan harapan derajat kepastian jawaban semakin tinggi.

Desain eksperimen yang digunakan adalah “Nonequivalent (Pretest-Posttest) Control Group Design”. Desain Nonequivalent (Pretest-Posttest)

Control Group Design” menurut Creswell (2003:128), kelompok eksperimen A dan kelompok control B diseleksi tanpa penetapan secara random. Kedua kelompok memperoleh pretest dan posttest dan hanya kelompok eksperimen yang menerima perlakuan. Desain eksperimen yang akan dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 Desain Eksperimen

Kelompok Pretest Variabel Terikat Posttest

Eksperimen Y1 X Y2

Kontrol Y1 - Y2

Sumber: Creswell, (2003:128) Keterangan:

Y1 = Tes awal (Pretest)


(24)

36

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

X = Metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)

Mengacu pada desain diatas, penelitian eksperimen ini melibatkan dua kelas, yakni kelas eksperimen dan keas kontrol. Pengumpulan data akan dilakukan melalui tes tertulis untuk mengukur pretest dan posttest siswa, observasi untuk memperoleh gambaran langsung tentang pembelajaran yang dilakukan terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol serta wawancara untuk melihat tanggapan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran melalui metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS).

Untuk meyakinkan bahwa desain penelitian eksperimen layak untuk pengujian hipotesis penelitian, maka dilakukan pengendalian terhadap validitas internal dan validitas eksternal. Beberapa variabel yang d apat m em p en garuhi validitas internal sehingga harus dikendalikan dalam penelitian eksperimen adalah ciri khas subyek, lokasi, instrumentasi, pengujian, sejarah, kematangan, sikap subyek, kehilangan subyek, regresi statistic, harapan pelaksana eksperimen, pemilihan subyek, interaksi kematangan dan seleksi. Sedangkan variabel yang berpengaruh terhadap validitas eksternal diantaranya adalah interaksi prates-perlakuan, interaksi seleksi-prates-perlakuan, spesifisitas variabel, pengaturan reaktif, interferensi perlakuan jamak, kontaminasi dan bias pelaku eksperimen.

http://fathullahna.blogspot.com/2012/10/penelitian-eksperimen.html. B. Obyek Penelitian

Penelitian berlokasi di SMA Negeri 82 Jakarta yang beralamat di Jalan Daha II/ 15A Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Obyek penelitian ini adalah siswa semester dua tahun pelajaran 2012/ 2013 kelas XI.IPS1 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas XI. IPS2 sebagai kelas kontrol. Pengambilan obyek penelitian ini berdasarkan kriteria: Siswa pada kelas XI.IPS1 dan XI. IPS2 memiliki


(25)

37

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan rata-rata siswa sama, serta guru yang memberikan materi pelajaran ekonomi pada kedua kelas juga sama.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Tabel 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Indikator

1. Metode

Thinking Aloud Pair Problem Solving

(TAPPS)

Variasi dari pembelajaran berbasis masalah yang menekankan kepada

kemampuan analisis dengan

membantu siswa mengelola pemikiran untuk merumuskan ide, berlatih menganalisis masalah, memahami urutan dan langkah-langkah yang mendasari pemikiran mereka, serta mengidentifikasi kesalahan dalam penalaran orang lain, sehingga mampu melakukan proses pemecahan masalah maupun pengambilan keputusan.

a. Merumuskan masalah b. Menganalis masalah c. Langkah pemecahan

masalah

d. Identifikasi kesalahan penalaran orang lain e. Pengambilan

keputusan

2. Kemampuan Analisis

Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti secara keseluruhan a. Membedakan  Menyendirikan  Memilah  Memfokuskan  memilih. b. Mengorganisasi


(26)

38

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Menemukan

 Koherensi

 Memadukan

 Membuat garis besar

 Mendeskripsikan peran

 Menstrukturkan c. Mengatribusikan

 Dekonstruksi D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dilakukan dengan menentukan sumber data terlebih dahulu, kemudian jenis data, teknik pengumpulan data yang digunakan serta instrument. Teknik pengumpulan data secara lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.3

Teknik Pengumpulan Data

Sumber Data Jenis Data Teknik Pengumpulan Data Instrumen Siswa Kemampuan berpikir analisis

sebelum (pretest) dan setelah (posttest) perlakuan

Tes awal (pretest) Tes akhir (Posttest)

Butir Soal Tes

Siswa dan Guru

Tanggapan mengenai

penggunaan metode

pembelajaran TAPPS

Wawancara Pedoman

wawancara

Siswa dan Guru

Keterlaksanaan pembelajaran dengan Metode pembelajaran TAPPS siswa di kelas

Observasi Panduan


(27)

39

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

eksperimen, serta aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas kontrol

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2009:101). Secara lebih rinci, teknik pengumpulan data penelitian diuraikan sebagai berikut:

1. Tes

Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik. Dalam penelitian ini tes yang akan digunakan adalah tes pilihan ganda yang dirancang oleh guru yang terlibat langsung sebagai peneliti. Tes mengenai kemampuan siswa dalam menganalisis transaksi dan membuat laporan keuangan perusahaan jasa, digunakan untuk mengetahui kemampuan analisis siswa. Tes dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest).

2. Observasi

Observasi digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan metode pembelajaran

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) yang dilakukan oleh guru

sebagai peneliti. Observasi dilakukan pada setiap proses pembelajaran di dalam kelas untuk melihat secara langsung cara guru menerapkan metode pembelajaran yang ditawarkan serta melihat respon dan perkembangan siswa dalam pembelajaran tersebut.


(28)

40

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dokumentasi digunakan untuk memberikan bukti keterlaksanaan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS).

4. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap penggunaan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS).

Selanjutnya, untuk mengetahui kualitas instrument yang akan digunakan, harus dilakukan uji coba instrument terhadap siswa. Instrument yang memiliki kualitas dapat ditinjau melalui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Pengujian-pengujian yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Sebuah instrument yang valid atau shahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukan sejumlah sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. (Arikunto.1998:160)

Adapun untuk mencari validitas dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

=


(29)

41

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan:

X = Skor system Y = Skor total n = Jumlah siswa

Adapun kriteria acuan untuk validitas menggunakan kriteria nilai validitas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Nilai Validitas

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,80 ≤ = 1,00 Sangat Tinggi

0,60 ≤ = 0,80 Tinggi

0,40 ≤ = 0,60 Cukup

0,20 ≤ = 0,40 Rendah

0,00 ≤ = 0,20 Sangat Rendah

Kriteria pengujian diambil dengan membandingkan nilai t hitung dan t table dengan taraf nyata α =0,05. Item butir soal dinyatakan valid jika memenuhi

persyaratan t hitug > t table.

Dalam penelitian ini, pengujian validitas butir soal dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 20 for windows. Langkah-langkah pengujiannya dapat dijelaskan sebagai berikut (Kusnendi:2000):

1) Entry nilai tiap item soal yang diperoleh masing-masing anak kedalam lembar kerja SPSS.

2) Klik Analyze Correlate → Bivariate → Kotak dialog Bivariate Correlations.


(30)

42

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Pindahkan item (X1) sampai item (Xn) dan Skor Total (Y) ke variables.Klik OK →Diperoleh output Correlations.

4) Jika koefisien korelasi item-total dikoreksi untuk semua item memberikan nilai positif yang lebih besar dari 0,25 atau 0,30, artinya semua item yang terdapat dalam tes memiliki validitas internal yang memadai dalam mengukur konstruk yang diteliti dan item butir soal dinyatakan valid, begitu juga sebaliknya. Berikut hasil uji validitas instrument:

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas Item Soal Corrected item-total

Correlations Kesimpulan Keterangan

1 0,486 Valid Dipakai

2 0,556 Valid Dipakai

3 0,301 Valid Dipakai

4 0,293 Valid Dipakai

5 0,478 Valid Dipakai

6 0,399 Valid Dipakai

7 0,348 Valid Dipakai

8 0,461 Valid Dipakai

9 0,665 Valid Dipakai

10 0,305 Valid Dipakai

11 0,589 Valid Dipakai

12 0,502 Valid Dipakai

13 0,538 Valid Dipakai

14 0,594 Valid Dipakai

15 0,307 Valid Dipakai

16 0,469 Valid Dipakai

17 0,737 Valid Dipakai

18 0,502 Valid Dipakai

19 0,669 Valid Dipakai

20 0,502 Valid Dipakai

21 0,097 Tidak Valid Tidak Dipakai

22 0,478 Valid Dipakai

23 0,154 Tidak Valid Tidak Dipakai

24 0,257 Valid Dipakai

25 0,366 Valid Dipakai


(31)

43

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

27 -0,106 Tidak Valid Tidak Dipakai

28 -0,089 Tidak Valid Tidak Dipakai

29 0,188 Tidak Valid Tidak Dipakai

30 0,340 Valid Dipakai

Sumber: data olahan SPSS versi 20 for windows

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliable artinya dapat dipercaya sehingga dapat diandalkan. Instrumen penelitian pun harus merujuk kepada ukuran reliable. Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrument adalah: (Arikunto, 1998:170)

=

Keterangan :

R11 = Reliabilitas instrument

K = Banyaknya soal

= Jumlah varian butir = Varian total

Selanjutnya koefisien Reliabilitas yang diperoleh dari hasil uji coba diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 3.6

Kriteria Nilai Reliabilitas

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,80 ≤ = 1,00 Sangat Tinggi

0,60 ≤ = 0,80 Tinggi

0,40 ≤ = 0,60 Cukup

0,20 ≤ = 0,40 Rendah


(32)

44

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriteria pengujian reliabilitas adalah jika r hitung > r table dengan tingkat

kepercayaan 95% dengan dk (n-2), maka item butir soal tersebut dinyatakan reliable.

Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas butir soal dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 20 for windows. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut (Kusnendi 2010:9)

1) Entry nilai tiap item soal yang diperoleh masing-masing anak ke dalam

lembar kerja SPSS.

2) Klik Analyze → klik scale → klik Reliability Analysis

3) Pindahkan Item (X1) sampai Item (Xn) kedalam kotak variables. 4) Scale label : SKALA CTN_Val → Klik Statistik

5) Descriptive for pilih: Item, Scale, Scale if item deleted, dan Correlations

klik Continue → Ok

6) Jika koefisien Cronbach’s Alpha ≥ 0,70 maka hal tersebut mengindikasikan

bahwa instrument pengukuran reliable dalam mengukur konstruk yang diteliti.

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas, dapat diketahui bahwa instrument reliable. Hasil uji reliabilitas instrument dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut ini:

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas

Cronbach’s Alpha N of Items

.800 30

Hasil analisis dari uji coba instrument menunjukan bahwa statistic

cronbach’s Alpha sebesar 0,80 dengan jumlah item soal sebanyak 30 item.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa alat tes reliable dan dapat digunakan.


(33)

45

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tingkat kesukaran adalah kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawab soal, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal. (Sudjana, 1989:135). Rumus yag digunakan untuk menentukan tiap kesukaran butir soal menurut Arikunto (2008:208) yaitu:

P =

Keterangan :

P = Indeks Kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Selanjutnya indeks kesukaran yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi indeks kesukaran, yakni:

Tabel 3.8

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Klasifikasi

IK = 0,00 Terlalu sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar

0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang

0,70 < IK ≤ 1,00 Mudah

IK = 1,00 Terlalu Mudah

Sumber :Arikunto (2009:210)

Berdasarkan rumus kesukaran, maka tingkat kesukaran dapat dihitung dan hasilnya dirangkum pada tebel 3.9. berikut ini:


(34)

46

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nomor Soal

Tingkat

Kesukaran Kategori Ket.

Nomor Soal

Tingkat

Kesukaran Kategori Ket.

1 0,80 Mudah Dipakai 16 0,70 Sedang Dipakai

2 0,80 Mudah Dipakai 17 0,70 Sedang Dipakai

3 0,90 Mudah Dipakai 18 0,90 Mudah Dipakai

4 0,40 Sedang Dipakai 19 0,60 Sedang Dipakai

5 0,90 Mudah Dipakai 20 0,90 Mudah Dipakai

6 1 Terlalu

Mudah

Dipakai 21 0,70 Sedang Tidak

Dipakai

7 0,50 Sedang Dipakai 22 0,90 Mudah Dipakai

8 0,80 Mudah Dipakai 23 0,50 Sedang Tidak

Dipakai

9 0,80 Mudah Dipakai 24 0,60 Sedang Dipakai

10 1 Terlalu

Mudah

Dipakai 25 0,80 Mudah Dipakai

11 0,80 Mudah Dipakai 26 0,50 Sedang Dipakai

12 0,90 Mudah Dipakai 27 0,80 Mudah Tidak

Dipakai

13 0,80 Mudah Dipakai 28 0,70 Sedang Tidak

Dipakai

14 0,50 Sedang Dipakai 29 0,60 Sedang Tidak

Dipakai

15 0,80 Mudah Dipakai 30 0,60 Sedang Dipakai

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto,2007:211). Angka yang menunjukkan besarnya pembeda soal disebut Diskriminasi (D). Untuk analisis ini, maka dapat digunakan rumus sebagai berikut:

D = -

Keterangan :

D = daya Pembeda


(35)

47

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang benar menjawab soal BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang benar menjawab soal PA = : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Selanjutnya klasifikasi interpretasi yang digunakan untuk daya pembeda adalah sebagai berikut:

Tabel 3.10

Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Interprestasi

D : 0,00 – 0,20 Jelek

D : 0,20 – 0,40 Cukup

D : 0,40 – 0,70 Baik

D : 0,70 – 1,00 Baik Sekali

D : Negatif Semuanya Tidak Baik

Berdasarkan rumus daya pembeda, maka harga DP dapat dihitung dan hasilnya dirangkum pada tabel 3.11 berikut ini:

Tabel 3.11. Hasil Analisis Daya Pembeda Nomor

Soal DP Interprestasi Ket.

Nomor

Soal DP Interprestasi Ket.

1 0,29 Cukup Dipakai 16 0,33 Cukup Dipakai

2 0,63 Baik Dipakai 17 0,54 Baik Dipakai

3 0,17 Jelek Dipakai 18 0,38 Cukup Dipakai

4 0,25 Cukup Dipakai 19 0,79 Baik Sekali Dipakai

5 0,25 Cukup Dipakai 20 0,38 Cukup Dipakai

6 0,13 Jelek Dipakai 21 0,25 Cukup Tidak dipakai

7 0,21 Cukup Dipakai 22 0,25 Cukup Dipakai


(36)

48

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9 0,50 Baik Dipakai 24 0,08 Jelek Dipakai

10 0,13 Jelek Dipakai 25 0,21 Cukup Dipakai

11 0,50 Baik Dipakai 26 0,42 Baik Dipakai

12 0,38 Cukup Dipakai 27 -0,2 Tidak Baik Tidak dipakai

13 0,29 Cukup Dipakai 28 -0,1 Tidak Baik Tidak dipakai

14 0,63 Baik Dipakai 29 0,17 Jelek Tidak dipakai

15 0,29 Cukup Dipakai 30 0,5 Baik Dipakai

E. Teknik Analisis Data

Pelaksanaan analisis data berujuan untuk mendapatkan makna dari data yang telah dikumpulkan. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi ;

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah penyebaran kedua populasi berdistribusi secara normal atau tidak. Untuk mengetahuinya peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirov dengan bertujuan software SPSS versi 16

for windows. Adapun langkah-langkah pegujian normalitas yang dimaksud antara

lain sebagai berikut (Candiasa, 2004:1):

a. Entry data yang akan dianalisis kedalam lembar SPSS

b. Pilih menu Analyze c. Pilih Descrivtive Statistics d. Pilih Explore

e. Pilih y Sebagai dependent list dan x sebagai factor list ( Apabila ada lebih

dari satu kelompok data). f. Klik tombol Plots

g. Pilih Normality Plots With Tests, Klik Continue, lalu Ok

Uji normalitas menggunakan SPSS tersebut menghasilkan tiga jenis keluaran, untuk, keperluan penelitian cukup perhatikan table Test of Normality.


(37)

49

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lihat hasil keluaran berdasarkan pada uji Kolmogorov-Smirnov. Untuk menetapkan data yang telah dianalisis normal atau tidak, maka ditetapkan kriteria sebagai berikut:

1) Tentukan taraf signifikansi uji (α = 0.05).

2) Bandingkan nilai p (p value) dengan taraf signifikasi yang diperoleh.

3) Jika signifikasi (Sig) yang diperoleh > α, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

4) Jika signifikasi (Sig) yang diperoleh < α maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah kedua populasi mempunyai variansi yang homogen atau heterogen. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan software SPSS versi 16 for windows dalam menguji homogenitas data yang diperoleh. Adapun langkah-langkah pengujian tersebut dapat dilihatt sebagai berikut (Candasia, 2004:3):

a. Entry data yang akan dianalisis kedalam lembar SPSS. b. Pilih menu Analyze

c. Pilih Descriptive Statistics d. Pilih Ekplore

e. Pilih y sebagai dependent list dan x sebagai factor list (apabila ada lebih dari satu kelompok data)

f. Klik tombol Plots.

g. Pilih Untransformed pada Spread vs. Level with Levene Test. h. Klik Continue, lalu OK.

Sama halnya uji normalitas, uji homogenitas juga menghasilkan banyak keluaran, namun fokus tertuju pada table test of Homogeeity of Variance. Interpretasi dilakukan dengan memilih salah satu statistik, yaitu statistik yang


(38)

50

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didasarkan pada rata-rata (Based on Mean). Untuk menetapkan data yang telah dianalisis homogeny atau tidak, maka ditetapkan kriteria sebagai berikut:

1) Tentukan taraf signifikansi uji (α = 0.05)

2) Bandingkan nilai p (p value) dengan taraf signifikansi yang diperoleh.

3) Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh > α maka variansi setiap sampel sama (homogen)

4) Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh < α maka variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen)

3. Uji Perbedaan Rata-rata

Setelah diketahui normalitas dan homogenitas populasi, maka uji statistic yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah uji-t dengan

Independent Sample T-Test pada SPSS for Windows versi Standar 16.0.

Berikut dipaparkan langkah-langkah untuk melakukan uji-t (Ghozali, 2008:49-57):

a. Entry data (skor posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol) ke lembar SPSS dengan format sebagai berikut:

1) Variabel X diberi nama Score

2) Variable Y diberi nama Group (group 1 → kelas eksperimen, group 2 → kelas kontrol)

b. Klik Analyze, kemudian pilih Compare Mean, Independent Samples T-Test. c. Masukkan variable Score ke dalam kolom Test Variable(s) dan variable

Group kedalam kolom Grouping Variable.

d. Klik Define Groups → use specified values. Kolom group 1 isi dengan angka

1, dan isi angka 2 dalam kolom group 2. e. Klik Continue → OK

Namun jika data yang diolah tidak berdistribusi normal dan atau tidak homogen, maka digunakan tes Wilcoxon. Langkah pengujian hipotesis


(39)

51

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan tes Wilcoxon degan bantuan software SPSS versi 16 for windows sebagai berikut:

1) Entry data ke lembar SPSS dengan format sebagai berikut: a) Variebel pertama diberi nama Pretest

b) Variabel kedua diberi nama Posttest

2) Klik Analyze, Nonparametric Test, 2 Related samples 3) Hati-hati dengan pengisian Test Pair

a) Pidahkan variable Pretest ke Pair 1 sebagai variable 1

b) Pindahkan variable Posttest ke Pair 1 sebagai Variebl 2 4) Pada Test Type pilih Wilcoxon

5) Klik Options 6) Pilih Descriptive

7) Klik Continue, kemudian OK

Dari seluruh hasil keluaran, perhatikan table Test Statistics. Dengan melihat nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dapat ditentukan apakah terdapat perbedaan perolehan nilai Pretest dan Posttest setelah diterapkan metode pembelajaran yang ditentukan. Untuk menentukan ada tidaknya perbedaan, maka perlu diperhatikan kriteria berikut:

a) Jika asymp. Sig < 0.05, maka terdapat perbedaan yang nyata antara nilai

Pretest dengan Posttest.

b) Jika asymp. Sig > 0.05, maka tidak terdapat perbedaan antara nilai Pretest dengan Posttest.

4. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan bantuan softwerw SPSS

versi 16 for windows. Untuk menguji hipotesis satu dan dua menggunakan uji

parametrik Wilcoxon, sedangkan untuk hipotesis tiga menggunakan uji non-parametrik Mann-Whitney.


(40)

52

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perhitungan gain digunakan untuk mengetahui besarnya peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana analisisnya melalui hasil tes awal (pretest) dan hasil tes akhir (posttest). Analisis dilakukan dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi rata-rata (average normalized

gain) yang oleh Hake (2007) dalam Salong (2010:103) dianggap lebih efektif.

Adapun rumus tersebut adalah sebagai berikut:

Keterangan:

<g> = gain ternormalisasi rata-rata Skor Pretest = Persentase skor pretest rata-rata Skor Posttest = Persentase skor posttest rata-rata Skor Ideal = persentase skor posttest rata-rata

Selanjutnya hasil gain akan dianalisis melalui Kriteria Tingkat Gain sebagai berikut:

Tabel 3.12 Kategori Tingkat Gain

Batasan Kategori

g > 0,7 Tinggi

0,3< g ≤ 0,7 Sedang

g ≤ 0,3 Rendah

F. Alur Penelitian

Alur kegiatan penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini:


(41)

53

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Masalah

Studi Literatur : Metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving dan kemampuan analisis siswa

Penyusunan Instrumen:

1. Soal tes

2. Pedoman Observasi 3. Panduan Wawancara

Penyusunan perangkat pembelajaran: Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran dan Silabus Pembelajaran

Validasi, Uji coba dan revisi

Kelompok Eksperimen

Metode Thinking Aloud Pair Problem

Solving (TAPPS)

Kelompok Kontrol

Metode Ceramah

Analisis Data

Kesimpulan Tes Awal

Observasi

Kuesioner


(42)

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan kemampuan analisis siswa antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS). Berdasarkan skor pretest-posttest, diketahui peningkatan kemampuan analisis siswa kelas eksperimen

dikategorikan sedang.

2. Terdapat perbedaan kemampuan analisis siswa antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. Berdasarkan skor pretest-posttest, diketahui peningkatan kemampuan analisis kelas kontrol dikategorikan rendah.

3. Peningkatan kemampuan analisis pada siswa yang menggunakan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode ceramah. Dengan demikian, penggunaan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem

Solving (TAPPS) dapat meningkatkan kemampuan analisis yang lebih baik

dibandingkan metode ceramah. B. Rekomendasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan yaitu penerapan metode

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) di SMA Negeri 82 Jakarta yang


(43)

75

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa, penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan analisis ekonomi siswa. Untuk itu para guru hendaknya berlatih untuk dapat menggunakan metode tersebut dalam proses pembelajaran sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Namun demikian terdapat kendala dalam menerapkan metode pembelajaran ini, yakni masalah pengkondisian siswa agar dapat mengikuti tahapan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS).

2. Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) memerlukan alokasi waktu yang lebih banyak dibandingkan metode ceramah, karena itu guru yang akan menerapkannya diharapkan dapat mengalokasikan waktu seefektif dan seefisien mungkin dengan panduan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.

3. Penentu pembelajaran, guru hendaknya melakukan uji coba yang lebih luas mengenai penerapan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem

Solving (TAPPS) sehingga diperoleh informasi tentang kelebihan dan

keterandalannya.

4. Pihak pengembang metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem

Solving (TAPPS) hendaknya melakukan penyempurnaan dalam menggunakan atau menerapkan metode pembelajaran di sekolah sehingga lebih mudah untuk diimplementasikan di sekolah.

5. Bagi pemegang amanah pimpinan pada suatu sekolah, diharapkan dapat memfasilitasi para guru dengan berbagai pelatihan sehingga guru dapat menjadi lebih kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas, dengan guru yang kreatif diharapakan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, sehingga prestasi peserta didik pun menjadi lebih meningkat.


(44)

76

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Pihak sekolah diharapkan untuk lebih memberikan fasilitas dan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri tidak hanya di kelas, tetapi juga di luar kelas untuk mengikuti berbagai lomba akademik dan kegiatan bermanfaat lainnya. Karena dengan peserta didik didorong untuk berkarya dan mencetak prestasi, hal ini akan mendorong mereka untuk belajar lebih giat belajar.

7. Penelitian tentang Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) diharapkan bisa lebih dikembangkan dengan mendalam, khususnya dalam hal pemilihan materi yang sesuai, tingkat kepandaian peserta didik dan penggunaaan berbagai media pembelajaran sehingga semua pihak yang terlibat dalam proses ini bisa mengambil manfaat yang lebih besar.

8. Lembaga pendidikan terkait hendaknya menerapkan kebijakan yang baku, yakni jumlah siswa yang ideal dalam satu kelas sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai yang diamanatkan dalam Undang-undang.

9. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengukur kemampuan analisis dengan alat tes kemampuan analisis yang lebih relevan dan akurat.


(1)

76

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Pihak sekolah diharapkan untuk lebih memberikan fasilitas dan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri tidak hanya di kelas, tetapi juga di luar kelas untuk mengikuti berbagai lomba akademik dan kegiatan bermanfaat lainnya. Karena dengan peserta didik didorong untuk berkarya dan mencetak prestasi, hal ini akan mendorong mereka untuk belajar lebih giat belajar.

7. Penelitian tentang Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) diharapkan bisa lebih dikembangkan dengan mendalam, khususnya dalam hal pemilihan materi yang sesuai, tingkat kepandaian peserta didik dan penggunaaan berbagai media pembelajaran sehingga semua pihak yang terlibat dalam proses ini bisa mengambil manfaat yang lebih besar.

8. Lembaga pendidikan terkait hendaknya menerapkan kebijakan yang baku, yakni jumlah siswa yang ideal dalam satu kelas sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai yang diamanatkan dalam Undang-undang.

9. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengukur kemampuan analisis dengan alat tes kemampuan analisis yang lebih relevan dan akurat.


(2)

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ajang Mulyadi. (2004). Akuntansi untuk SMAKelas XI. Bandung

Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta

Al Muchtar, Suwarma.(2004). Pengembangan Berfikir dan Nilai dalam Pendidikan IPS. Gelar Pustaka Mandiri:Bandung

Anderson, Lorin W & David R. Krathwohl. (2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajar, Pengajar dan Assesmen, Revisi Taksonomi loom. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Arikunto, Suharsimi.(2009). Manajemen Penelitian. Rineka Cipta:Jakarta

Banks, James A. dan ambrosea Clegg, JR. (1977). Teaching Strategis for The Social studies:Inquiry, Valuing, And Decision Making. Addison Wasley publishing company: London

Budiyanti, Yesi. (2010). Pengaruh Metode pembelajaran Thinking Aloud pair Problem Solving Terhadap Kemampuan Analisis Siswa. UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Bloom et all. (1956) Taxonomy of Educational Objectives The Classifications of Educational Goals Handbook I: Cognitif Domain. New York:David Mc Company, inc

Cresswell.W.J.(2003) research Design:Qualitative &Quantitative.Edisi Revisi, cetakan kedua, terjemahan. Jakarta.KIK Press

Departemen Pendidikan Nasional. (2003) Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Ekonomi SMA dan MA. Depdiknas Jakarta

Depdiknas. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Standar Kompetensi Mata Pelajaran. Jakarta:Depdiknas

Dimyati.1998.(2003). Undang-undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta


(3)

78

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Kerjasama Depdikbud dan Rineka Cipta:Jakarta

Ghozali, Imam. (2008).Desain Penelitian Eksperimental; Teori,Konsep dan Analisis Data dengan SPSS 16.00. Semarang:Universitas Diponegoro.

Hamid, Hasan, S. (1996). Pendidikan Ilmu Soaial. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Pendidik:Jakarta

Hasan, S.H. (1996). Pendidikan Ilmu-ilmu Soaial. Jurusan Pendidikan Sejarah, FKIS, IKIP Bandung.

Hardjito, Dydiet. (1994). Perencanaan dengan Pendekatan PIP dan Pemecahan Masalah. Jakarta; Ghalia Indonesia.

Iman, Raifil. (2007) Hubungan Kemampuan menganalisis masalah dan kemampuan merencanakan percobaan siswa pada pembelajaran sub konsep pencemaran air. UPI Bandung:Tidak diterbitkan

Joyce, Bruce, Marsha Weil, Emily Calhoun. (2009). Models of Teaching (8th.ed.). Boston: Allyn Bacon/Pearson

Joyce, Bruce, Marsha Weil & Emily Calhoun. 2009. Models of Teaching. (Edisi Kedelapan) (Terjemahan Achmad Fawaid & Ateilla Mirza). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Juhaeni. (2006). Pengaruh Model Pembelajaran Pemecahan Masalah Berbasis Konsep terhadap Kemampuan siswa dalam menganalisis. UPI:Bandung, Tidak di terbitkan.

Kusnendi. (2007) Model-model persamaan Struktural Satu dan Multigroup Sampel Dengan Lisrel. Alfabeta:Bandung

Kunandar. (2007). Guru Profesional. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kurjono. (2009). Proses Belajar Mengajar dengan Aspek-aspeknya. Bandung. Prodi Pendidikan Akuntansi.

Majid, abdul. (2007). Perencanaan Pembelajaran Menggunakan Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Marsh,C. (2008). Becoming a Teacher Knowledge, skills and issues. Australia: Pearson Education Australia


(4)

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Myrmell, M.K (2003) Effect of Usig Creative Problem Solving in Eight Grade Technology Education Class At Hopkins North Junior High School. Research Paper to Submitted in Partial Fulfillment of The Requirements for Master of Science Degree. The Graduate School University of Winconsin: Stout. Online). Tersedia:http://www.scirus.com

Rahmat, Moeslihat. (2005). Akuntansi untuk SMA Kelas XI. Bogor: CV Regins Rohani, A., (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Sagala, S. (2003). Konsep dsn Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Sagala, syaiful. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Salong. A. (2010). Pengaruh Model Pemebalajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan Keterampilan Berpikir Rasional Siswa. Tesis Magister pada Program Studi Pendidikan IPSUPI bandung.

Sanjaya, Wina (2006). Strategi Pembelajaran Berorintasi Standard dan ProsesPendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Santoso.Singgih. (2009)Panduan LengkapMeguasai Statistik dengan SPSS 17.Elex Media Komputindo:Jakarta

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS konsep dan Pembelajaran. Remaja Rosdakarya: Bandung

Seniati, Liche.dkk.(2005) Psikologi eksperimen. Indeks:Jakarta.

Soemantri, M. Numan. Ed: Supriyadi, D dan Mulyana Rahmat. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Remaja Rosdakarya: Bandung

Sudjana, Nana (1989). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Offset.

Sudjana, Nana. (2009), Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algesindo Bandung

Sudjana Nana.(2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung. Remaja Rosdakarya

Sukaesih, E. (2004). Effectivitas Penggunaan Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah siswa.UPI Bandung: Tidak diterbitkan


(5)

80

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sulo dan Tirtarahardja. (2005). Pengantar Pendidikan (Edisi Revisi). Kerjasama Rineka Cipta dan Pusat Perbukuan DEPDIKNAS

Susanti, Rini. A. (2006). Pembelajaran Pendidikan IPS Ekonomi dalam Upaya Menumbuhkan Kemampuan Berfikir Kreatif dan Inovatif melalui Isu-isu Ekonomi Kontemporer. Tesis UPI Bandung

Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Sutikno, S.M.2009.Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Prospect.

Trianto (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wahab. Abdul A. (2007) . Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Alfabeta

Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta:Bumi Aksara

Sumber Internet:

Anderson, Lorin W. & Krathwohl, David R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching and Assessing: a Revision of Bloom,s Taxonomy. New York.Long man.Publishing:(http://www.Kurwongbss.qld.edu.an/thinking/bloom/blooms.ht ml.

Barkley, Elisabetz F. (2008). Student Engagement Technique: A Hanbbook for College Faculty. Tersedia dalam http://books.google.co.id/. (25 September 2013)

Jonnasen, D. (2004). Learning to Solve Problem an Instructional Design Guide. San Fransisco: Willey Imprint. Tersedia dalam http://books.google.co.id/. (September 2013)

Kam Wah, Lucille Lee. Tanpa tahun. Thinking Aloud abot pair problem solving in chemistry. Institute Of Education Singapore: Singapure. (Online) Tersedia dalam http://repository.nie.edu.

Minnarti M.A, Yulia H., Ainil. M. (2012). Pengaruh Penerapan strategi Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 1 Padang Ganting Kabupaten Tanah Datar.


(6)

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://jurnal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/FMHSMAT/Findex.php/Fmat20121/Farticle /

Murtono, (2010).Langkah-Langkah Pengembangan Instrumen Yang akuntabel, logis, dan sistematis Untuk Peningkatan kualitas hasil penelitian. Tersedia dalam http://eprints.umk.ac.id/213/1/SOSIAL_BUDAYA_JUNI_2010.pdf Williamson, Vickie. (2005). “The Effects of Thinking Aloud Pair Problem Solving

on High School Students’ Chemistry Problem-Solving Performance and Verbal

Interactions”. Texas A&M University College Station. Jurnal of Chemical educatio. (Online) vol.82 No.10. Tersedia dalam http://chemed4u.net/lecture/pdf/2005_8.pdf.

Penelitian Eksperimen, http://fathullahna.blogspot.com/2012/10/penelitian- eksperimen.html


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN AKTIVITAS SISWA (Pokok Bahasan Sistem Peredaran Darah pada Manusia Kelas VIII Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013 di S

0 6 15

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN AKTIVITAS SISWA (Pokok Bahasan Sistem Peredaran Darah pada Manusia Kelas VIII Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013 di S

2 19 15

PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA SISWA

34 139 204

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS MATEMATIS SISWA (Kasus: Eksperimen pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 9 58

PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Bandar Lampung TP 2012/2013)

3 21 56

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) PADA PEMBELAJARAN SEJARAH ( Studi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung)

5 60 69

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING DAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK

0 0 10

PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGERJAKAN SOAL CERITA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

0 0 12

PENERAPAN METODE CARD SORT DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA SISWA PADA PELAJARAN EKONOMI SMAN 01 LEDO

1 4 12

PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING SISWA KELAS VII A DI SMP PIRI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20132014

1 1 10