PENERAPAN PERFORMANCE ASSESSMENT DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM PEMBUATAN YOGHURT TERHADAP PENCAPAIAN STANDAR KOMPETENSI MENGGUNAKAN MIKROORGANISME DALAM PENGOLAHAN (FERMENTASI) DI SMK NEGERI 1 CIDAUN.

(1)

PENERAPAN PERFORMANCE ASSESSMENT DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM PEMBUATAN YOGHURT TERHADAP PENCAPAIAN STANDAR KOMPETENSI MENGGUNAKAN MIKROORGANISME DALAM PENGOLAHAN (FERMENTASI)

DI SMK NEGERI 1 CIDAUN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri

Oleh: Rizky Al Fauzi

1005217

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

PENERAPAN PERFORMANCE ASSESSMENT DALAM

KEGIATAN PRAKTIKUM PEMBUATAN YOGHURT TERHADAP

PENCAPAIAN STANDAR KOMPETENSI MENGGUNAKAN

MIKROORGANISME DALAM PENGOLAHAN (FERMENTASI)

DI SMK NEGERI 1 CIDAUN

Oleh Rizky Al Fauzi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Rizky Al Fauzi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………. i

UCAPAN TERIMA KASIH………

DAFTAR ISI………

ii iii

DAFTAR TABEL………... v

DAFTAR GAMBAR………... vi

DAFTAR LAMPIRAN………... vii

BAB I PENDAHULUAN………...

A.Latar Belakang ……….………... B.Identifikasi Masalah………… ………...

C. Batasan Masalah………..

D.Rumusan Masalah………….………..

E. Tujuan Penelitian……….

F. Manfaat Penelitian………... 1 1 4 4 4 5 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………...

A.Konsep Penilaian………... B.Jenis - Jenis Penilaian……….. C.Konsep Penilaian (Performance Assessment)………. D. Pencapaian Standar Kompetensi…………...………. E. Kegiatan Praktikum………. F. Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam

Pengolahan (Fermentasi)……….

G. Kompetensi Dasar………

H. Praktikum Pembuatan Yoghurt……… 7 7 8 11 15 15 17 18 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN………...

A.Metode dan Desain Penelitian………. B. Lokasi dan Subjek Penelitian………...

C. Definisi Operasional………

D. Instrumen Penelitian………

E. Prosedur Penelitian………..

F. Teknik Pengumpulan Data………..

……… 25 25 25 26 28 29 30


(5)

Rizky Al Fauzi, 2014

Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap

Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………

A.Data Hasil Penelitian………... B. Hasil Pengolahan Data Kognitif………. C. Hasil Pengolahan Data Afektif……… D.Hasil Pengolahan Data Psikomotorik……….. E. Rekapitulasi Pengolahan Data Kognitif, Afektif dan

Psikomotorik………

F. Pembahasan Hasil Penelitian………... 38 38 38 39 41

44 45

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN….………

A.Kesimpulan……..………...

B.Saran………

49 49 50

DAFTAR PUSTAKA……….. 51


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Alat dan Bahan Pembuatan Yoghurt……….. 23

Tabel 3.1 Kriteria Koefisien Validitas………... 31

Tabel 3.2 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas…….……….. 33

Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kesukaran ………...…... 34

Tabel 3.4 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ………. 34

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda………..……... 35

Tabel 3.6 Hasil Uji Daya Pembeda ………... 36

Tabel 3.7 Perhitungan Nilai Pencapaian Kinerja………... 36

Tabel 3.8 Kriteria Penafsiran Data…..……….. 37

Tabel 4.1 Hasil Pengolahan Data Kognitif ..……….. 39

Tabel 4.2 Hasil Pengolahan Data Afektif……….. 40

Tabel 4.3 Rekapitulasi Penilaian Psikomotorik………. 43

Tabel 4.4 Rekapitulasi Pengolahan Data Kognitif, Afektif dan Psikomotorik ………. 44


(7)

Rizky Al Fauzi, 2014

Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap

Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Alir Pembuatan Yoghurt ……… 22 Gambar 4.1 Nilai Rata-Rata Kelas Tiap Komponen pada Aspek Afektif … 40 Gambar 4.2 Nilai Rata-Rata Kelas Tiap Komponen pada Aspek


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ………... 53

Lampiran 2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian……… 55

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas………... 67

Lampiran 4 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ……….…... 68

Lampiran 5 Hasil Uji Daya Pembeda……… 69

Lampiran 6 Instrumen Tes Kognitif ………..……….. 71

Lampiran 7 Hasil Tes Kognitif ………. 75

Lampiran 8 Pedoman Penilaian Kinerja……….... 76

Lampiran 9 Lembar Penilaian Kinerja (Performance Assessment) ……….. 80

Lampiran 10 Hasil Penilaian Kinerja Aspek Afektif…….………. 82

Lampiran 11 Hasil Penilaian Kinerja Aspek Psikomotorik………. 84

Lampiran 12 Prosedur Kerja Praktikum ………..……... 87

Lampiran 13 Nilai – Nilai r Product Momment ……….………. 89

Lampiran 14 Surat Penunjukan Dosen Pembimbing 1 ………... 90

Lampiran 15 Surat Penunjukan Dosen Pembimbing 2 ………... 91

Lampiran 16 Surat Izin Penelitian ……….. 92

Lampiran 17 Surat Izin Penelitian Dari Sekolah ……… 93

Lampiran 18 Kartu Bimbingan Skripsi Pembimbing 1 ……….. 94

Lampiran 19 Kartu Bimbingan Skripsi Pembimbing 2 ……….. 95


(9)

Rizky Al Fauzi, 2014

Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RIZKY AL FAUZI. 1005217. PENERAPAN PERFORMANCE ASSESSMENT DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM PEMBUATAN YOGHURT TERHADAP PENCAPAIAN STANDAR KOMPETENSI MENGGUNAKAN MIKROORGANISME DALAM PENGOLAHAN (FERMENTASI) DI SMK NEGERI 1 CIDAUN. Dr. Ellis Endang Nikmawati, M.Si. dan Dewi Cakrawati, S.T.P., M.Si

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan performance assessment dalam kegiatan praktikum pembuatan yoghurt terhadap pencapaian standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi) di SMK Negeri 1 Cidaun. Latar belakang dilaksanakannya penelitian ini yaitu karena keterbatasan guru dalam memantau kegiatan siswa, sehingga penilaian praktikum hanya dilakukan di akhir dan hanya aspek kognitif saja belum pada keseluruhan kinerja. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Subjek penelitian pada penelitian yang telah dilaksanakan adalah peserta didik SMK Negeri 1 Cidaun kelas X program keahlian Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Teknik pengumpulan data yaitu dengan tes tertulis dan observasi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes objektif pilihan ganda dan pedoman penilaian kinerja (performance assessment). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan penerapan performance assessment pada aspek kognitif berada pada kriteria cukup dengan nilai rata-rata kelas 63,91, aspek afektif berada pada kriteria baik sekali dengan nilai rata-rata kelas 89,6, dan aspek psikomotorik berada pada kriteria baik sekali dengan rata-rata nilai 86,9.

Kata kunci: Penerapan, Performance Assessment, Praktikum, Yoghurt

ABSTRACT

This research aims to determine the application of performance assessment in the manufacture of yoghurt lab activities to the achievement of competency standards using microorganisms in processing (fermentation) in SMK Negeri 1 Cidaun. The background of the research is is because of the limitations of teachers in monitoring student activities, so that assessment is only done at the end of the practicum and cognitive aspects not only on the overall performance. The method used is descriptive method. Research subjects in research that has been conducted is the students of SMK Negeri 1 Cidaun class X program expertise Agricultural Product Processing Technology. Data collection techniquesis by written test and observation. The research instrument used was a multiple choice objective test and performance assessment guidelines. Based on the obtained results of research conducted at the conclusion of the application of cognitive performance assessment criteria are sufficient by average value of 63.91 class, affective aspects are at once both criteria by an average value of 89.6 class, and psychomotor aspects are the criteria very well by average value of 86.9.


(10)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai karakteristik yang berbeda dari sekolah umum yaitu terdapat mata pelajaran produktif. Mata pelajaran produktif merupakan pelajaran yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai dengan yang disepakati oleh lembaga yang mewakili dunia usaha atau industri. Mata pelajaran produktif mempunyai jumlah jam yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah mata pelajaran adaptif (teori). Mata pelajaran produktif lebih menekankan pada aspek psikomotor. Menurut Sudjana (2013:30), ”Psikomotor adalah kemampuan yang menekankan kepada keterampilan motorik, keterampilan otot, dan beberapa kegiatan yang membutuhkan ketangkasan”.

SMKN 1 Cidaun merupakan sekolah menengah kejuruan pertanian. Salah satu jurusan di SMK Negeri 1 Cidaun adalah jurusan TPHP (Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian) yang didalamnya terdapat lima mata pelajaran produktif. Salah satu yang harus dikuasai adalah mata pelajaran dasar proses pengolahan bahan pangan yang didalamnya terdapat standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi). Tujuan kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi) ini adalah siswa dapat menjelaskan peranan mikroba dalam pengolahan bahan hasil pertanian, siswa dapat menjelaskan prinsip pengolahan dengan mikroba, siswa dapat mengetahui bahan atau media fermentasi, siswa dapat mengetahui inokulasi mikroba fermentasi, siswa dapat mengaplikasikan persyaratan sanitasi dan lingkungan yang


(11)

2 Rizky Al Fauzi, 2014

Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

baik untuk fermentasi dan siswa dapat mengaplikasikan teknik pemanenan hasil fermentasi dalam pengolahan pangan (Silabus SMKN 1 Cidaun,


(12)

2

2013). Menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi) merupakan standar kompetensi yang didalamnya terdapat praktik. Tujuan praktik menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi) ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan yang didapat siswa ketika pembelajaran kelas dengan penerapannya pada praktikum.

Praktikum merupakan bagian dari proses pembelajaran yang bertujuan agar peserta didik mendapatkan kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang diperoleh dalam teori. “Kegiatan praktikum merupakan latihan aktivitas ilmiah baik berupa eksperimen, observasi maupun demonstrasi yang menunjukan adanya ketertarikan antara teori dengan fenomena yang dilaksanakan baik di laboratorium maupun luar laboratorium” (Rustaman, 2003: 161). Kegiatan praktikum juga dapat memberikan pengalaman belajar secara nyata kepada peserta didik dengan mengembangkan keterampilan dasar bekerja di laboratorium seperti scientist, serta memberikan peserta didik kesempatan untuk berpartisipasi aktif sehingga memperoleh informasi dan kecakapan sains dengan cara observasi.

Rustaman (2003) mengemukakan empat alasan pentingnya kegiatan praktikum diantaranya :

kegiatan praktikum membangkitkan motivasi belajar siswa, praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen, praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah, praktikum menunjang materi pelajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengemukakan teori dan membuktikan teori.

Kegiatan praktikum akan mengukur aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, sehingga penilaianpun perlu dilakukan dengan mempertimbangkan ketiga aspek tersebut. Melalui kegiatan praktikum dapat dilihat bagaimana kemampuan psikomotorik siswa dihubungkan dengan kemampuan kognitif siswa tentang uji kompetensi sehingga hal ini perlu dievaluasi.


(13)

3

Rizky Al Fauzi, 2014

Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas, kinerja, atau produktifitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Fokus evaluasi adalah individu yaitu prestasi belajar yang dicapai kelompok atau kelas. Melalui evaluasi akan diperoleh informasi tentang apa yang telah dicapai dan apa yang belum dicapai. Selanjutnya, informasi ini digunakan untuk perbaikan suatu program. Dengan adanya evaluasi pendidik dapat mengukur keberhasilan suatu pembelajaran yang diterapkan kepada peserta didik dan evaluasi juga merupakan sebuah refleksi untuk perbaikan pembelajaran untuk kedepan.

Penilaian guru SMKN 1 Cidaun diduga cenderung terpatok dari tes kognitif saja, tanpa menilai siswa dari aspek afektif dan psikomotorik dari praktikum aplikasi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi). Penilaian guru yang diduga cenderung terpatok pada penilaian kognitif tersebut diketahui setelah peneliti mengobservasi dan bertanya langsung pada guru yang bersangkutan selama melaksanakan praktik mengajar di SMKN 1 Cidaun. Tujuan dari praktikum ini untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran telah dicapai peserta didik ketika melaksanakan praktik. Kualitas kinerja praktik dapat dijadikan sebagai alat ukur apakah keterampilan yang dicapai peserta didik sudah optimal.

Performance assessment atau penilaian kinerja adalah proses mengumpulkan data dengan cara pengamatan yang sistematik untuk membuat keputusan tentang individu. Penilaian kinerja sangat sesuai untuk menilai keterampilan. Keterampilan peserta didik yang dapat dinilai meliputi keterampilan proses intelektual (seperti keterampilan observasi, hipotesis, menerapkan konsep, merencanakan serta melakukan penelitian). Penilaian kinerja sangat tepat digunakan dalam kegiatan praktikum. Bentuk penilaian kinerja yaitu kinerja klasikal, asesmen kinerja kelompok, asesmen kinerja personal.

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana penerapan performance assessment dalam


(14)

4

kegiatan praktikum pembuatan yoghurt terhadap pencapaian standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi) di SMK Negeri 1 Cidaun.

B. Identifikasi Masalah

Untuk lebih memperjelas permasalahan dalam penelitian ini agar mudah dipahami maka peneliti mengidentifikasikan masalah tersebut sebagai berikut :

1. Tidak adanya penilaian di setiap kegiatan praktikum khususnya penilaian kinerja di SMKN 1 Cidaun, Cianjur Selatan.

2. Keterbatasan guru dalam memantau kegiatan siswa, sehingga penilaian hanya dilakukan di akhir praktikum dan hanya aspek kognitif saja belum pada keseluruhan kinerja.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Alat penilaian kinerja dalam penelitian ini hanya difokuskan untuk

menilai kegiatan praktikum siswa pada praktik pembuatan yoghurt 2. Penelitian ini dibatasi pada satu tingkat saja yaitu kelas X program

keahlian Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian SMKN 1 Cidaun 3. Pencapaian standar kompetensi dilihat dari indikator pencapaian nilai

performance assessment untuk aspek psikomotorik dan afektif serta tes tertulis untuk aspek kognitif.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil penerapan performance assessment pada pencapaian standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan


(15)

5

Rizky Al Fauzi, 2014

Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(fermentasi) pada kegiatan praktikum pembuatan yoghurt pada aspek kognitif?

2. Bagaimana hasil penerapan performance assessment pada pencapaian standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi) pada kegiatan praktikum pembuatan yoghurt pada aspek afektif?

3. Bagaimana hasil penerapan performance assessment pada pencapaian standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi) pada kegiatan praktikum pembuatan yoghurt pada aspek psikomotorik?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian ini selesai dilakukan. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pencapaian standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi) dengan penerapan performance assessment dalam praktikum pembuatan yoghurt di SMKN 1 Cidaun pada aspek kognitif meliputi pengertian, peranan dan manfaat fermentasi, jenis-jenis mikroorganisme dalam fermentasi. 2. Mengetahui pencapaian standar kompetensi menggunakan

mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi) dengan penerapan performance assessment dalam praktikum pembuatan yoghurt di SMKN 1 Cidaun pada aspek afektif meliputi ketelitian dan aspek sanitasi personal hygiene dan lingkungan tempat praktik.

3. Mengetahui pencapaian standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi) dengan penerapan performance assessment dalam praktikum pembuatan yoghurt di SMKN 1 Cidaun pada aspek psikomotorik meliputi proses dan hasil pembuatan yoghurt.


(16)

6

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan kemauan dan kemampuan siswa dalam melakukan kinerja praktikum

b. Untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan praktikum.

2. Bagi Guru

a. Mendeskripsikan kepada guru mengenai penerapan performance assessment dalam kegiatan praktikum pembuatan yoghurt terhadap pencapaian standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi), sehingga siswa lebih memahami dalam hal menggunakan mikroorganisme baik dari jenis, peranan dan fungsi pada saat praktikum.

3. Bagi Peneliti

a. Mendeskripsikan mengenai penerapan dalam penilaian kinerja praktikum kepada siswa.

b. Memberikan pengalaman kepada peneliti khususnya dalam penelitian penerapan performance assessment dalam kegiatan praktikum pembuatan yoghurt terhadap pencapaian standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi).


(17)

25 Rizky Al Fauzi, 2014

Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitan deskriptif bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena-fenomena yang ditemukan, dideskripsikan apa adanya, tidak dimodifikasi, atau tidak diberi perlakuan (Arikunto, 2009).

Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Margono (dalam Darmawan, 2013: 37) penelitian kuantitatif adalah:

Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. Penelitian kuantitatif dapat dilaksanakan dengan penelitian deskriptif, penelitian hubungan/korelasi, penelitian kuasi-eksperimental, dan penelitian eksperimental.

Metode ini memberikan penjelasan mengenai penerapan performance assessment dalam kegiatan praktikum pembuatan yoghurt terhadap pencapaian standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi) dengan menitik beratkan pada penilaian kinerja pada praktikum pembuatan yoghurt.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Cidaun, Jalan Pelabuhan Jayanti, Desa Cidamar, Kecamatan Cidaun, Cianjur.

2. Subjek Penelitian a. Populasi


(18)

Populasi dalam penelitian ini digunakan sebagai sumber data. Menurut Sugiyono (2010: 117) yang di maksud populasi adalah:


(19)

26

Rizky Al Fauzi, 2014

Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Program Studi Keahlian Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) yang berjumlah 23 orang di SMK Negeri 1 Cidaun semester genap tahun ajaran 2013/2014.

b. Sampel

Sampel yang diambil pada penelitian adalah bagian dari populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sampel total, yaitu sampel penelitian yang digunakan adalah seluruh siswa kelas X TPHP. Jumlah siswa dalam kelas tersebut adalah 23 siswa.

C. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran judul penelitian, maka akan dijelaskan beberapa istilah berikut ini :

1. Penerapan Performance Assessment

Assessment merupakan istilah umum yang didefinisikan sebagai sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para siswa, kurikulum, program-program dan kebijakan pendidikan, metode atau instrumen pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga, organisasi, atau institusi resmi yang menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu (Hamzah, 2012: 1).

2. Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi)

Pencapaian standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi) dilihat dari nilai tes kompetensi (penilaian kinerja praktikum) dengan pedoman komponen penilaian


(20)

27

yang disesuaikan dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan tes tertulis yang soalnya disesuaikan dengan kompetensi dasar. Indikator tercapainya standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi) apabila peserta didik memperoleh nilai sama dengan atau lebih dari 75 sesuai dengan kriteria kelulusan minimal (KKM) mata pelajaran produktif yang ada pada program keahlian Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) SMK Negeri 1 Cidaun.

Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan atau semester, standar kompetensi terdiri atas sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan baku yang harus dicapai dan berlaku secara Nasional (Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006).

Mikroorganisme proses fermentasi yaitu proses fermentasi dalam pengolahan pangan adalah proses pengolahan pangan dengan menggunakan aktivitas mikroorganisme secara terkontrol untuk meningkatkan keawetan pangan dengan diproduksinya asam atau alkohol, untuk menghasilkan produk dengan karakteristik flavor dan aroma yang khas, atau menghasilkan pangan dengan mutu dan nilai yang lebih baik.

3. Praktikum Pembuatan Yoghurt

Pengertian praktikum menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa

Indonesia) adalah “Kegiatan berisi percobaan atau eksperimen atau

simulasi teknis untuk membuktikan kebenaran konsep, teori, dan

prinsip dasar”.

Yoghurt adalah bahan makanan yang berasal dari susu sapi, yang merupakan hasil pemeraman susu dalam bentuk mirip bubur atau es krim yang mempunyai rasa agak asam sebagai hasil fermentasi oleh


(21)

28

Rizky Al Fauzi, 2014

Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus (Buckle, 1985).

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Menurut Sugiyono (2013: 148), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan observasi.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis dalam bentuk pilihan ganda, bentuk tes tersebut dipilih karena ingin mengetahui hasil kognitif siswa yaitu dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi). Menurut Sudjana (2013: 48) penilaian dalam tes pilihan ganda adalah apabila benar skornya 1 dan bila salah skornya 0. Jumlah soal yang akan diujikan pada siswa yaitu sebanyak 20 butir soal, dengan nilai maksimal 100. Sistem penskorannya sebagai berikut :

B = banyaknya butir soal yang dijawab benar N = banyaknya butir soal

Instrumen yang kedua adalah dengan melakukan observasi langsung ke lapangan. Menurut Riduwan (2011:76) observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan penilaian kinerja praktikum


(22)

29

(performance assessment) untuk menilai kinerja siswa pada aspek afektif dan psikomotorik pada kegiatan pratkikum pembuatan yoghurt.

E. Prosedur Penelitian

Secara umum langkah-langkah dalam penelitian ini dibagi kedalam 3 tahapan, yaitu :

1. Tahap Persiapan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan penelitian yaitu : a. Melakukan studi literatur untuk memperoleh teori yang akurat

mengenai penilaian kinerja (performance assessment).

b. Mengkaji kurikulum mengenai pokok bahasan yang dijadikan sebagai materi pembelajaran dalam penelitian untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar yang hendak dicapai.

c. Mengkaji penelitian-penelitian terdahulu yang membahas mengenai penilaian kinerja dalam kegiatan praktikum.

d. Menyusun instrumen penilaian. Instrumen yang digunakan adalah tes pilihan ganda dan lembar penilaian kinerja (performance assessment). e. Sebelum instrumen digunakan, dilakukan validasi terhadap butir soal

yang dibuat.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian yaitu : a. Selama proses praktikum berlangsung, observer melakukan

pengamatan terkait keterlaksanaan praktikum dan unjuk kinerja peserta didik.

b. Memberikan tes tertulis. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai tingkat prestasi belajar peserta didik setelah proses pembelajaran dan praktikum.


(23)

30

Rizky Al Fauzi, 2014

Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kegiatan pada tahap akhir penelitian yaitu : a. Mengolah dan menganalisis data hasil tes tertulis.

b. Menganalisis hasil penelitian berupa lembar penilaian kinerja dalam keterlaksanaan praktikum pembuatan yoghurt.

c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data untuk menjawab permasalahan penelitian.

d. Mengajukan saran-saran terkait pengembangan penelitian selanjutnya. e. Mengkonsultasikan hasil pengolahan data penelitian kepada dosen

pembimbing.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada peneltian ini tujuannya untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel. Oleh karena itu, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tes dan observasi.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif dengan bentuk pilihan ganda. Menurut Sudjana (2013:48) soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang paling benar atau paling tepat.

Pada teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes ini, langkah-langkah yang dilakukan yaitu membuat indikator-indikator yang ingin dicapai mengenai keterkaitan teori yang didapatkan dikelas dengan fakta lapangan (praktikum). Selanjutnya dari indikator tersebut dibuat kisi-kisi soal, lalu dibuat butir-butir pertanyaan atau pernyataan yan berbentuk pilihan ganda.

Teknik pengumpulan data selanjutnya adalah observasi. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Teknik pengumpulan data dengan observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian


(24)

31

kinerja (performance assessment) pada pengolahan pangan praktikum pembuatan yoghurt. Observasi yang dilakukan ini tujuannya untuk mengetahui aspek afektif dan psikomotorik dari siswa kelas X TPHP SMK Negeri 1 Cidaun.

G. Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif yaitu menggunakan statistik. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Analisis Validasi Instrumen Tes kognitif

Validitas tes merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2013:211). Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang akan diukur. Validitas butir soal digunakan sebagai pertimbangan untuk layak atau tidaknya butir soal yang telah dibuat. Nilai validitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi produk momen dari Karl Pearson (dalam Arikunto, 2013:213) yaitu sebagai berikut :

r

xy

………… (3.2) Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi (koefisien validitas) N = Jumlah subjek

∑X = Jumlah skor setiap butir soal (jawaban yang benar)

∑X2

= Jumlah kuadrat dari skor setiap butir soal

∑Y = Jumlah skor total

∑Y2


(25)

32

Rizky Al Fauzi, 2014

Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah koefisien korelasi diperoleh kemudian di interpretasikan atau dikategorikan dengan sesuai dengan pengklasifikasian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kriteria Koefisien Validitas Koefisien Korelasi Interpretasi

0,81 - 1,00 Validitas sangat tinggi 0,61 - 0,80 Validitas tinggi 0,41 - 0,60 Validitas sedang 0,21 - 0,40 Validitas rendah 0,00 - 0,20 Validitas sangat rendah

Hasil uji validitas ini menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar. Validitas yang diukur merupakan validitas butir soal, ketentuan yang digunakan adalah skor 1 untuk butir soal yang dijawab benar dan skor 0 untuk butir soal yang dijawab salah. Pengolahan data untuk uji validitas instrumen ini dapat dilihat pada lampiran 3.

Berdasarkan hasil perhitungan validitas tes yang berjumlah 31 butir soal, jumlah yang valid sebanyak 21 soal dan yang tidak valid sebanyak 10 soal. Namun, pada penelitian ini soal yang akan digunakan untuk pengambilan tes kognitif adalah 20 butir soal. Butir soal yang sudah valid dapat digunakan untuk pengujian tes selanjutnya, sedangkan yang tidak valid tidak digunakan.

2. Analisis Reliabilitas Instrumen Tes Kognitif

Reliabilitas menurut Arikunto (2013:221) adalah suatu instrumen dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap dan cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pegumpul data.

Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus product moment memakai angka kasar (raw score) dari Karl Pearson (Arikunto, 2013:226) sebagai berikut :


(26)

33

 

2 2 2 2

) ( ) ( ) ( ) ( ) )( ( ) ( Y Y n X X n Y X XY n rxy

………… (3.3) Keterangan:

N = Banyaknya Subyek

x1 = Kelompok data belahan ganjil x2 = Kelompok data belahan genap r ½½ = Koefisien reliabilitas bagian

Setelah koefisien reliabilitas bagian diperoleh kemudian untuk menghitung koefisien reliabilitas alat evaluasi keseluruhan yaitu menggunakan rumus dari Spearman-Brown (Arikunto, 2013:223) sebagai berikut :





2

2 11

1

1

t b

V

k

k

r

………… (3.4) Keterangan :

r11 = Koefesien reliabilitas keseluruhan r = Koefisien reliabilitas bagian

Setelah koefisien reliabilitas keseluruhan diperoleh kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas sebagai berikut :

1.2.Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Koefisien Korelasi Interpretasi 0,80 < r11≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi 0,60 < r11≤ 0,80 Reliabilitas tinggi 0,40 < r11≤ 0,60 Reliabilitas sedang 0,20 < r11≤ 0,40 Reliabilitas rendah 0,00 < r11≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah


(27)

34

Rizky Al Fauzi, 2014

Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengujian reliabilitas instrumen tes dilakukan pada 20 soal yang sudah valid. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan product moment memakai angka kasar. Uji instrumen tes dengan reliabilitas ini ketentuannya apabila menjawab pertanyaan dengan benar maka skornya 1 dan apabila salah dalam menjawab pertanyaan maka skornya 0.

Hasil perhitungan dari reliabilitas tes 20 butir soal didapat r hitung 0,572. Nilai ini termasuk kategori reliabilitas sedang (0,40 < r11 ≤ 0,60) atau dengan kata lain bahwa instrumen ini reliabel. Oleh karena itu, dapat disimpulkan instrumen ini layak untuk diujikan kepada siswa. Perhitungan lengkap dapat di lihat pada lampiran 3.

3. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal

Tes yang baik adalah tes yang mempunyai taraf kesukaran tertentu, sesuai dengan karakteristik peserta tes. Taraf kesukaran suatu tes dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut ini :

………… (3.5) Dimana :

P = derajat kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa yang menjawab tes

Adapun klasifikasi interpretasi untuk tingkat kesukaran adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kesukaran Indeks Kesukaran Kategori

0,01 ≤ IK < 0,30 Sukar

0,30 ≤ IK < 0,70 Sedang

0,70 ≤ IK < 1,00 Mudah

Uji tingkat kesukaran dilakukan pada 20 butir soal yang sudah valid. Perhitungan tingkat kesukaran secara lengkap dapat dilihat pada


(28)

35

lampiran 4. Kriteria tingkat kesukaran mengacu pada tabel 3.3 Hasil perhitungan dari uji tingkat kesukaran pada 20 soal tersebut disajikan pada tabel 3.4.

Tabel 3.4. Hasil Uji Tingkat Kesukaran

Kriteria Nomor butir soal Jumlah butir soal

Sukar 9, 12 2

Sedang 1, 2, 3, 8, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 14

Mudah 4, 5, 6, 7 4

Jumlah 20

4. Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda tiap butir soal menyatakan seberapa jauh soal tersebut mampu membedakan siswa yang dapat menjawab dengan benar (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak dapat menjawab dengan benar (berkemampuan rendah). Setelah mendapat nilai perhitungan daya pembeda soal menggunakan rumus (3.7), sebagai berikut:

……… (3.6) Keterangan :

DP = Daya pembeda

JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya kelompok peserta atas yang menjawab soal dengan benar

BB = Banyaknya kelompok peserta bawah yang menjawab soal dengan benar


(29)

36

Rizky Al Fauzi, 2014

Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan hasil perhitungan dengan melihat tabel 3.5. menurut Arikunto (2012: 232) klasifikasi daya pembeda dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda

Uji daya pembeda dilakukan pada 20 soal yang sudah valid. Perhitungan secara lengkap mengenai uji daya pembeda ini dapat dilihat pada lampiran 5. Kriteria daya pembeda mengacu pada tabel 3.4. hasil perhitungan daya pembeda pada 20 butir ini disajikan pada tabel 3.5.

Tabel 3.6 Hasil Uji Daya Pembeda

Kriteria Nomor butir soal Jumlah butir soal

Jelek 4, 15, 19 3

Cukup 1, 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 16, 17, 20 13

Baik 3, 12, 13, 18 4

Sangat baik - -

Jumlah 20

5. Lembar Observasi

Hasil penilaian kinerja kemudian diolah dengan cara menjumlahkan setiap komponen yang meliputi persiapan, proses, sikap kerja, hasil kerja, dan waktu sehingga didapatkan nilai pencapaian kinerja. Observasi dilakukan saat proses praktikum berlangsung. Untuk mengefektifkan proses observasi, peneliti dibantu oleh beberapa observer lain. Berikut ini perhitungan nilai pencapaian kinerja.

Daya Pembeda Interpretasi 0,00 ≤ DP < 0,20 Jelek

0,20 ≤ DP < 0,4 Cukup 0,40 ≤ DP < 0,70 Baik


(30)

37

Tabel 3.7 Perhitungan Nilai Pencapaian Kinerja Prosentase Bobot Komponen Penilain

Nilai Pencapaian

kinerja (∑NK)

Pe rsiap an Pr oses S ik ap Ker ja Hasi l Wak tu

Bobot (%) 10 50 10 20 10

Skor komponen Nilai komponen (NK)

(BSNP, Lembar Penilaian Ujian Praktik Kejuruan)

Nilai skor komponen dicari dengan menggunakan Rumus berikut ini.

……… (3.7)

Nilai komponen (NK) dicari dengan menggunakan Rumus Nilai Pencapaian Kinerja dicari dengan cara menjumlahkan seluruh nilai komponen.

Kriteria yang diperoleh dari penafsiran data tersebut kemudian berpedoman pada batasan-batasan yang dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2002:121) sebagai berikut:

Tabel 3.8 Kriteria Penafsiran Data

Nilai Kriteria Persentase

85 ≤ p ≤ 100 Baik Sekali

65 ≤ p < 85 Baik

50 ≤ p < 65 Cukup

30 ≤ p < 50 Kurang

P < 30 Sangat Kurang Sumber: Djamarah dan Zain (2002:121)

6. Penafsiran Data Kognitif

Penafsiran yang digunakan untuk penilaian kognitif menggunakan penilaian acuan norma (PAN) dan penafsiran data yang berpedoman pada


(31)

38

Rizky Al Fauzi, 2014

Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

batasan-batasan yang dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2002:121). Menurut Hamzah (2008: 15) PAN adalah penilaian dengan target normal yang tergantung pada kelompok. Penilaian acuan norma adalah pendekatan penilaian yang lebih manusiawi dan lebih mempertimbangkan posisi siswa secara psikologis dalam kelompok belajarnya (kelas).


(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa penerapan performance assessment dalam kegiatan praktikum pembuatan yoghurt terhadap pencapaian standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi) di SMK Negeri 1 Cidaun, simpulan yang dapat diberikan sebagai berikut:

1. Pada aspek kognitif, responden mampu menerapkan pengetahuannya mengenai standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi). Penilaian pada aspek kognitif yang dilakukan dalam praktikum pembuatan yoghurt diperoleh nilai rata-rata kelas 63,91 termasuk dalam kriteria cukup. Hasil kognitif responden ini lebih kecil dibandingkan dengan hasil penilaian afektif dan psikomotorik.

2. Pada aspek afektif, respoden sudah mampu menerapkan sikap, ketelitian, dan tanggunjawabnya mengenai standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi). Penilaian pada aspek afektif yang dilakukan dalam praktikum pembuatan yoghurt diperoleh nilai rata-rata kelas dengan nilai 89,6 sehingga termasuk kriteria baik sekali.

3. Pada aspek psikomotorik, responden sudah mampu menerapkan keterampilannya mengenai standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi). Penilaian pada aspek psikomotorik yang dilakukan dalam praktikum pembuatan yoghurt diperoleh nilai rata-rata kelas dengan nilai 86,9 sehingga termasuk kriteria baik sekali.

Berdasarkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dapat disimpulkan bahwa penerapan performance assessment dalam kegiatan praktikum dapat diterapkan di SMK Negeri 1 Cidaun terhadap pencapaian standar kompetensi


(33)

50 Rizky Al Fauzi, 2014

Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi) dalam kegiatan praktikum pembuatan yoghurt dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.


(34)

50

B. Saran

Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilakukan dan simpulan yang telah diberikan diatas, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut :

1. Peningkatan aspek kognitif perlu ditunjang dengan media dan metode pembelajaran yang sesuai agar dapat meningkatkan pemahaman peserta didik pada aspek kognitif serta menunjang aspek afektif dan psikomotorik.

2. Mempertahankan serta meningkatkan aspek afektif dan psikomotorik yang sudah baik pada peserta didik sehingga diharapkan dapat menunjang pada kegiatan lainnya.

3. penerapan performance assessment dapat diterapkan dalam kegiatan praktikum. Selain itu penerapan performance assessment juga diharapkan dapat diaplikasikan pada standar kompetensi lainnya.


(35)

51 Rizky Al Fauzi, 2014

Penerapan Performance Assessment Dalam Kegiatan Praktikum Pembuatan Yoghurt Terhadap Pencapaian Standar Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme Dalam Pengolahan (Fermentasi) Di SMK Negeri 1 Cidaun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arifin. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

BSNP. (2011) Petunjuk Teknis Ujian Kompetensi Kejuruan Keahlian. Jakarta: diterbitkan

Buckle KA, Edwards RA, Fleet HA, Wootton M.(1985). Ilmu Pangan. Penerjemah Purnomo H, Adiono, penerjemah. Jakarta: UI-Press.

Darmawan, Hamid. (2013). Dimensi-Dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial: Konsep dasar dan Implementasi. Bandung :Alfabeta

Ginting, A. (2008). Esensi praktis Belajar dan Pembelajaran. Humaniora. Bandung

Herdiana, D. (2008). Implementasi penilaian kinerja (performance assessment) dalam mengingkatkan aplikasi pengetahuan fisika. Skripsi Sarjana Strata 1 pada FPMIPA UPI Bandung :tidak diterbitkan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (2006). Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi dan Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta.

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian.Bandung: Alfabeta

Rustaman, N.Y. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Bandung

Sudjana, N. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif. Bandung : Alfabeta.


(36)

Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Tamime. (2009). Milk Proccessing and Quality Management. United Kingdom: Wiley-Blackwell

Uno, Hamzah. (2012).Assessmet Pembelajaran. Jakarta :Bumi Aksara

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI PRESS

Zainul, A. (2007). Asesmen Alternatif untuk mendukung belajar dan pembelajaran. Makalah disampaikan dalam seminat HEPI di Yogyakarta


(1)

38

batasan-batasan yang dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2002:121). Menurut Hamzah (2008: 15) PAN adalah penilaian dengan target normal yang tergantung pada kelompok. Penilaian acuan norma adalah pendekatan penilaian yang lebih manusiawi dan lebih mempertimbangkan posisi siswa secara psikologis dalam kelompok belajarnya (kelas).


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa penerapan performance assessment dalam kegiatan praktikum pembuatan yoghurt terhadap pencapaian standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi) di SMK Negeri 1 Cidaun, simpulan yang dapat diberikan sebagai berikut:

1. Pada aspek kognitif, responden mampu menerapkan pengetahuannya mengenai standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi). Penilaian pada aspek kognitif yang dilakukan dalam praktikum pembuatan yoghurt diperoleh nilai rata-rata kelas 63,91 termasuk dalam kriteria cukup. Hasil kognitif responden ini lebih kecil dibandingkan dengan hasil penilaian afektif dan psikomotorik.

2. Pada aspek afektif, respoden sudah mampu menerapkan sikap, ketelitian, dan tanggunjawabnya mengenai standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi). Penilaian pada aspek afektif yang dilakukan dalam praktikum pembuatan yoghurt diperoleh nilai rata-rata kelas dengan nilai 89,6 sehingga termasuk kriteria baik sekali.

3. Pada aspek psikomotorik, responden sudah mampu menerapkan keterampilannya mengenai standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi). Penilaian pada aspek psikomotorik yang dilakukan dalam praktikum pembuatan yoghurt diperoleh nilai rata-rata kelas dengan nilai 86,9 sehingga termasuk kriteria baik sekali.

Berdasarkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dapat disimpulkan bahwa penerapan performance assessment dalam kegiatan praktikum dapat diterapkan di SMK Negeri 1 Cidaun terhadap pencapaian standar kompetensi


(3)

menggunakan mikroorganisme dalam pengolahan (fermentasi) dalam kegiatan praktikum pembuatan yoghurt dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.


(4)

50

B. Saran

Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilakukan dan simpulan yang telah diberikan diatas, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut :

1. Peningkatan aspek kognitif perlu ditunjang dengan media dan metode pembelajaran yang sesuai agar dapat meningkatkan pemahaman peserta didik pada aspek kognitif serta menunjang aspek afektif dan psikomotorik.

2. Mempertahankan serta meningkatkan aspek afektif dan psikomotorik yang sudah baik pada peserta didik sehingga diharapkan dapat menunjang pada kegiatan lainnya.

3. penerapan performance assessment dapat diterapkan dalam kegiatan praktikum. Selain itu penerapan performance assessment juga diharapkan dapat diaplikasikan pada standar kompetensi lainnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

BSNP. (2011) Petunjuk Teknis Ujian Kompetensi Kejuruan Keahlian. Jakarta: diterbitkan

Buckle KA, Edwards RA, Fleet HA, Wootton M.(1985). Ilmu Pangan. Penerjemah Purnomo H, Adiono, penerjemah. Jakarta: UI-Press.

Darmawan, Hamid. (2013). Dimensi-Dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial: Konsep dasar dan Implementasi. Bandung :Alfabeta

Ginting, A. (2008). Esensi praktis Belajar dan Pembelajaran. Humaniora. Bandung

Herdiana, D. (2008). Implementasi penilaian kinerja (performance assessment) dalam mengingkatkan aplikasi pengetahuan fisika. Skripsi Sarjana Strata 1 pada FPMIPA UPI Bandung :tidak diterbitkan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (2006). Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi dan Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta.

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian.Bandung: Alfabeta

Rustaman, N.Y. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Bandung

Sudjana, N. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif. Bandung : Alfabeta.


(6)

Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Tamime. (2009). Milk Proccessing and Quality Management. United Kingdom: Wiley-Blackwell

Uno, Hamzah. (2012).Assessmet Pembelajaran. Jakarta :Bumi Aksara

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI PRESS

Zainul, A. (2007). Asesmen Alternatif untuk mendukung belajar dan pembelajaran. Makalah disampaikan dalam seminat HEPI di Yogyakarta