PENGEMBANGAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TPHP PADA KOMPETENSI MENGGUNAKAN MIKROORGANISME DALAM PROSES PENGOLAHAN (FERMENTASI).

(1)

Hetty Restika Sari, 2014

PENGEMBANGAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TPHP PADA KOMPETENSI MENGGUNAKAN MIKROORGANISME DALAM PROSES

PENGOLAHAN (FERMENTASI)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri

oleh:

Hetty Restika Sari NIM 1000497

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Hetty Restika Sari, 2014

Pengembangan Modul untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Kelas X TPHP pada Kompetensi

Menggunakan Mikroorganisme

dalam Proses Pengolahan

(Fermentasi)

Oleh Hetty Restika Sari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Hetty Restika Sari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Hetty Restika Sari, 2014

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TPHP PADA KOMPETENSI MENGGUNAKAN MIKROORGANISME DALAM PROSES

PENGOLAHAN (FERMENTASI)

Penelitian pengembangan ini bertujuan mengembangkan modul pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar kelas X TPHP pada kompetensi dasar inokulasi mikroorganisme dalam proses fermentasi. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian pengembangan Research and Development (R&D) yang dilakukan di SMKN 1 Cidaun mulai dari bulan April sampai Juni 2014. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket validasi untuk para ahli dan angket respon siswa serta tes hasil belajar. Hasil penelitian pengembangan modul inokulasi mikroorganisme dalam proses fermentasi melalui beberapa tahapan yaitu desain modul, validasi modul oleh (ahli media, ahli materi, ahli bahasa, dan guru mata pelajaran), revisi modul, uji coba pemakaian pada kelompok terbatas, dan uji pemakaian modul pada kelompok besar. Hasil belajar siswa melalui tes dengan 25 soal pilihan ganda menunjukkan siswa yang lulus KKM 76%, dengan demikian pengembangan modul inokulasi mikroorganisme dalam proses fermentasi ini efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TPHP di SMK Negeri 1 Cidaun.


(5)

Hetty Restika Sari, 2014

ABSTRACT

MODULE DEVELOPMENT TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES IN THE CLASS X TPHP COMPETENCE USING

MICROORGANISMS IN THE PROCESSING

This research and development is aimed to develop learning module to improve learning outcomes in class X TPHP in basic competence inoculation of microorganism in the fermentation process. This research of development (R&D) conducted at SMKN 1 Cidaun, from April to June 2014. Methode of data collection in this study using a questionnaire responses and achievement test. The research and development module inoculation of microorgsnism in the fermentation process through several stages of design module, module validation by experts (media expert, material expert, linguist and subject teacher), revision module, limited testing group, the use of test module on large group. The results of student learning through test with 25 multiple choice quetions indicate that graduate students KKM 76%, thus the development of module inoculation of microorganisms in the fermentation process is effectively used to improve student learning outcomes in vocational class X TPHP 1 Cidaun.


(6)

Hetty Restika Sari, 2014

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Lokasi Penelitian

3.1.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Cidaun pada mata pelajaran produktif, standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam proses pengolahan, kompetensi dasar inokulasi mikroorganisme dalam proses fermentasi. 3.1.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester kedua tahun ajaran 2013/2014, yaitu pada bulan April sampai dengan Juni 2014. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena penelitian yang dilakukan memerlukan beberapa tahapan dalam pengembangan modul untuk dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas.

3.2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah kelas X TPHP tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 25 orang, terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah pengembangan modul untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TPHP pada Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme dalam Proses Pengolahan (Fermentasi).

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Subjek populasi dalam penelitian ini adalah kelas X TPHP SMK Negeri 1 Cidaun yang berjumlah 1 kelas dengan jumlah siswa 25 orang. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sampel total. Sampel total adalah sampel yang jumlahnya sebesar populasi yaitu seluruh siswa kelas X TPHP SMK Negeri 1 Cidaun.


(7)

19

Hetty Restika Sari, 2014

3.4.Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

Research and Development (R&D). Metode ini dipilih karena penelitian ini

bertujuan untuk mengembangkan sebuah media pembelajaran modul yang akan digunakan pada kompetensi dasar inokulasi mikroorganisme dalam proses fermentasi. R&D merupakan metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji kefektifan produk tersebut. Dalam bidang pendidikan peranan R&D merupakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk agar dapat difungsikan (Sugiyono, 2013).

Penelitian pengembangan adalah upaya untuk menghasilkan suatu produk berupa materi, media, alat, dan ataus trategi pembelajaran. Media dan alat tersebut untuk mengatasi masalah dikelas/laboratorium, dan bukan untuk menguji teori. Produk-produk yang telah dikembangkan dan divalidasi dapat digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Penelitian pengembangan dalam bidang pendidikan tentunya beranjak dari identifikasi masalah pendidikan,khususnya pembelajaran di sekolah (Pariartha, 2013).

Penelitian R&D ini digunakan model prosedural karena cocok dengan tujuan pengembangan yang ingin dicapai yaitu untuk menghasilkan suatu produk dan menguji kelayakan produk yang dihasilkan dimana untuk mencapai tujuan tersebut harus melalui tahapan-tahapan yang harus dilakukan untuk menciptakan produk tertentu.

3.5. Data dan Sumber Data

3.5.1. Data

Data yang diperoleh merupakan kumpulan pelaksanaan evaluasi formatif yang dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:(1) data dari evaluasi tahap pertama berupa data hasil validasi ahli isi materi, data hasil validasi ahli media, data hasil validasi ahli bahasa dan data hasil validasi guru mata pelajaran pembelajaran (2) data dari angket respon siswa kelompok kecil, kelompok besar dan hasil uji tes berupa tes tertulis.


(8)

20

Hetty Restika Sari, 2014 3.5.2. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh (Arikunto, 2008:129). Adapun sumber data yang digunakan adalah dari ahli isi materi, ahli media, ahli bahasa dan guru mata pelajaran, serta siswa-siswi kelas X Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) SMK Negeri 1 Cidaun.

3.6. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian (Darmadi, 2013:220). Desain yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model penelitian dan pengembangan yang di paparkan Sugiono (2013:408) dengan modifikasi yakni:

Gambar 2. Langkah-langkah Penggunaan Metode R&D 3.6.1. Desain produk

Dalam bidang pendidikan, produk-produk R&D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan. Produk yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah modul pembelajaran.

desain produk validasi desain revisi desain

uji coba produk revisi produk

uji coba pemakaian


(9)

21

Hetty Restika Sari, 2014 3.6.2. Validasi desain

Validitas desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari metode pembelajaran yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional karena validasi di sini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta di lapangan.

Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatanya. Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan desain tersebut berikut keunggulanya.

3.6.3. Perbaikan desain

Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya, maka akan diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya diperbaiki oleh peneliti untuk menghasilkan produk yang baik dan layak.

3.6.4. Uji Coba Produk

Desain produk setelah divalidasi dan direvisi dapat langsung diuji coba. Uji coba tahap awal dilakukan dengan simulasi penggunaan media mengajar tersebut. Setelah disimulasikan maka diujicobakan pada kelompok terbatas. Pada uji coba produk diberikan lembar angket kepada kelompok terbatas untuk mendapatkan informasi apakah media mengajar yang baru lebih efektif dan efisien.

3.6.5. Revisi produk

Revisi produk dilakukan apabila hasil angket pada kelompok terbatas terdapat kekurangan yang harus diperbaiki. Jika tidak ada masalah atau nilai yang diperoleh baik, maka produk dapat dipakai pada uji coba pemakaian.

3.6.6. Uji Coba Pemakaian

Uji coba pemakaian dilakukan apabila produk benar-benar layak diujicobakan baik dari segi desain dan materi yang telah dilakukan perbaikan.


(10)

22

Hetty Restika Sari, 2014

Pada uji coba pemakaian siswa diberikan tes. Indikator efektivitas adalah kecepatan pemahaman murid pada pelajaran lebih tinggi.

3.7. Definisi Operasional

Guna menghindarkan berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini maka diberikan penjelasan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul penelitian. Judul penelitian yaitu: “Pengembangan Modul untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X TPHP pada Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme dalam Proses Pengolahan (Fermentasi) ”.

3.7.1. Pengembangan

Pengembangan adalah upaya untuk meningkatkan mutu. Pengembangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah upaya untuk menghasilkan suatu produk berupa materi, media, alat, dan atau strategi pembelajaran pada standar kompetensi menerapkan teknik perlakuan kimia/enzimatis dalam pengolahan. 3.7.2. Modul

Modul merupakan strategi pengorganisasian materi pembelajaran terdiri dari tiga tahapan proses berpikir, yaitu pembentukan konsep,intepretasi konsep, dan aplikasi prinsip. Strategi-strategi tersebut memegang peranansangat penting dalam mendesain pembelajaran. Kegunaannya dapat membuat siswa lebih tertarik dalam belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar (Sungkono, 2003).

3.7.3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Keberhasilan yang dicapai siswa dalam bentuk nilai berupa angka setelah mengikuti proses pembelajaran dalam menyelesaikan ketuntasan belajar. Dalam hal ini berupa hasil evaluasi berupa penguasaan pengegulaan/keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran dan lazimnya diperlihatkan dengan angka-angka yang diberikan oleh guru.


(11)

23

Hetty Restika Sari, 2014

3.7.4. Kompetensi Menggunakan Mikroorganisme dalam Proses Pengolahan (Fermentasi)

Menggunakan mikroorganisme dalam proses pengolahan (fermentasi) merupakan salah satu kompetensi pada mata pelajaran produktif yang diberikan kepada siswa SMKN 1 Cidaun kelas X TPHP. Materi kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam proses pengolahan (fermentasi) yaitu mempelajari jenis mikroorganisme yang digunakan dalam proses fermentasi. Mikroorganisme tersebut dapat digolongkan menjadi bakteri, kapang, dan khamir. Masing-masing jenis mikroorganisme tersebut dapat tumbuh pada spesifikasi substrat yang berbeda misalnya Rhizopus oryzae adalah jenis kapang digunakan pada pembuatan tempe. Bakteri asam laktat Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

termophillus digunakan pada pembuatan yoghurt dan Saccharomyces cereviceae

adalah jenis khamir yang digunakan pada pembuatan roti. Pada penelitian ini media pembelajaran dikembangkan dalam satu kompetensi dasar yaitu inokulasi mikroorganisme dalam proses fermentasi.

3.8. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data atau informasi supaya kegiatan tersebut menjadi mudah dan sistematis. Adapun instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

3.8.1. Angket

Angket yang digunakan dalam instrumen penelitian ini yaitu berupa angket validasi ahli isi materi, ahli media, ahli bahasa, guru mata pelajaran dan angket tanggapan siswa.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang diberikan kepada ahli materi, ahli media, ahli bahasa dan guru mata pelajaran. 1. Instrumen kelayakan modul pembelajaran ditinjau dari media pembelajaran.

Instrumen yang digunakan untuk ahli media pembelajaran berupa angket tertutup yaitu angket yang berisikan pernyataan yang mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pernyataan


(12)

24

Hetty Restika Sari, 2014

yang telah tersedia. Angket untuk ahli media berisikan kesesuaian modul pembelajaran dilihat dari aspek kaidah, aspek tata laksana, dan aspek pembuatan modul.

Tabel 1. Kisi-kisi instrurnen untuk ahli media

No Aspek Komponen Indikator komponen Nomor

butir 1 Kelayakan

kegrafikan

Ukuran modul Ukuran fisik modul 1,2 Desain

sampul modul

Tata letak sampul modul 3, 4 Huruf yang digunakan

menarik dan mudah dibaca

5, 6

Ilustrasi sampul modul 7, 8 Desain isi

modul

Konsistensi tata letak 9, 10 Unsur tata letak harmonis 11, 12 Unsur tata letak lengkap 13, 14 Tata letak mempercepat

pemahaman

15, 16 Tipografi isi buku

sederhana

17, 18 Tipografi mudah dibaca 19, 20 Tipografi isi buku

memudahkan pemahaman

21, 22

No Aspek Komponen Indikator komponen Nomor

butir

Ilustrasi isi 23, 24,

25

Jumlah Item 25

(Sumber :BSNP, 2008)

2. Intrumen kelayakan modul pembelajaran ditinjau dari ahli materi. Instrumen yang digunakan untuk ahli materi juga menggunakan angket tertutup yaitu yang berisikan ketercapaian kompetensi yang tersampaikan dalam modul tersebut. Kisi-kisi instrumen untuk ahli materi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Materi

No Aspek Indikator Nomor butir

1 Kelayakan isi

Kesesuaian materi dengan SK dan KD 1, 2, 3,

Keakuratan materi 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10

Pendukung materi pembelajaran 11, 12, 13, 14, 15, 16


(13)

25

Hetty Restika Sari, 2014

Jumlah Item 20

(Sumber :BSNP, 2008).

3. Instrumen kelayakan modul pembelajaran ditinjau dari ahli bahasa. Instrumen yang digunakan untuk ahli bahasa terdiri dari beberapa aspek yaitu: kelugasan modul, komunikatif, dialogis dan ienteraktif, kesuaian dengan peserta didik, kesesuaian dengan kaidah bahasa, penggunaan istilah, simbol, atau icon. Kisi-kisi instrumen untuk ahli materi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Bahasa

No Aspek Indikator Nomor butir

1 Lugas Ketepatan struktur kalimat 1

Keefektifan kalimat 2

Kebakuan istilah 3

2 Komunikatif Pemahaman terhadap pesan atau informasi

4 3 Dialogis dan

interaktif

Kemampuan memotivasi peserta didik

5

Kemampuan mendorong berfikir kritis

6

4 Kesesuaian dengan peserta didik

Kesesuaian dengan perkembangan intelektual peserta didik

7

Kesesuaian dengan tingan tingkat perkembangan emosioanl peserta didik

8

5 Ketepatan bahasa 9

Ketepatan ejaan

10

6 Konsistensi penggunaan istilah 11

Konsistensi penggunaan simbol atau icon

12

Jumlah item 12

(Sumber :BSNP, 2008).

4. Intrumen kelayakan modul pembelajaran ditinjau dari penilaian guru mata pelajaran. Angket untuk guru berisikan kesesuaian media pembelajaran dilihat


(14)

26

Hetty Restika Sari, 2014

dari aspek materi serta aspek media pembelajaran. Kisi-kisi instrument untuk guru mata pelajaran dapat dilihat padaTabel 4.

Tabel 4. Kisi-kisi instrument untuk guru mata pelajaran

No Aspek Indikator No butir

1 Relevansi materi dengan silabus

Menjelaskan materi prinsip fermentasi 1, 2, 3, 4, 5

Menjelaskan tahapan inokulasi mikroorganisme

6, 7, 8

Menjelaskan inokulasi pada proses fermentasi

9, 10

Jumlah item 10

5. Intrumen kelayakan modul pembelajaran ditinjau dari tingkat pemahaman siswa. Intrumen yang digunakan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dengan menggunakan modul adalah dengan menggunakan angket. Kisi-kisi untuk instrument kelayakan modul dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kisi-kisi angket untuk siswa

No Aspek Indikator No butir

1 Tampilan Kejelasan teks 1

Kejelasan gambar 2,3

Kemenarikan gambar 4

Kesesuaian gambar dengan materi 5

2 Penyajian materi Penyajian materi 6,7

Kejelasan kalimat 8, 9

Kejelasan istilah 10

Kesesuaian contoh dengan materi 11

3 Manfaat Kemudahan belajar 12, 13

Ketertarikan menggunakan modul 14 Peningkatan motivasi belajar 15

Jumlah Item 15

(Sumber : BSNP, 2008). 3.8.2. Tes Tertulis

Soal tes yang digunakan menggunakan tes pilihan ganda yang mencakup materi yang diajarkan kepada siswa kelas X TPHP. Tes diberikan sebanyak 1 kali yaitu tes tertulis saja setelah uji coba pemakaian.


(15)

27

Hetty Restika Sari, 2014

3.9. Teknik Pengumpulan Data

Cara memperoleh data yang valid menggunakan beberapa metode, pengumpulan data yang dianggap tepat dan sesuai dengan permasalahan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:

3.9.1. Angket

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data atau informasi yang berhubungan dengan modul inokulasi mikroorganime dalam proses fermentasi. Penelitian ini menggunakan angket dengan daftar pertanyaan dibuat secara berstruktur dengan bentuk petanyaan pilihan berganda (multiple choice question) dan pertanyaan terbuka (open question). Angket ini berupa angket validasi pengujian ahli isi mata pelajaran, pengujian ahli desainpembelajaran dan media pembelajaran, ahli materi dan ahli bahasa. Selain itu, terdapat pula angket tanggapan siswa untuk memperoleh informasi kondisi pembelajaran, implementasi media pembelajaran, pandangan siswa terhadap modul.

3.9.2. Tes Tertulis

Hasil pengukuran dalam tes berupa data, tes hasil belajar yang dilakukan pada siswa adalah data perhitungan hasil tes tertulis.

3.10. Teknik Analisis Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:

3.10.1.Angket

Berupa perolehan data tentang persepsi modul dari ahli isi materi, ahli media, ahli bahasa, guru mata pelajara, dan siswa. Kemudian data tersebut dijelaskan dalam bentuk desktiptif naratif. Teknik analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dalam bentuk deskriptif presentase. Rumus yang digunakan untuk menghitung presentase dari angket adalah sebagai berikut:

� =

� 100% ...(3.1) Keterangan: P = Presentase skor


(16)

28

Hetty Restika Sari, 2014

N = jumlah skor maksimum

Penentuan tingkat ketercapaian, pemberian makna dan pengambilan keputusan menggunakan tapel perbandingan berikut:

Tebel 6. Tingkat Ketercapaian

Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan

90% - 100% Sangat baik Tidak perlu revisi

75% - 89% Baik Tidak perlu revisi

65% - 74% Cukup Direvisi

55% - 64% Kurang Direvisi

0% - 54% Sangat Kurang Direvisi

(Sumber: Sudjana, 2005). 3.10.2.Pengolahan Data Hasil Tes

Pengukuran efektifitas penerapan modul terhadap hasil belajar diukur melalui hasil belajar siswa (post test). Nilai post-test tiap siswa dianalisis dengan menggunakan rumus:

Nilai = � �

� � � x 100 ...(2) Modul dikatakan efektif apabila nilai posttest sekurang-kurangnya 60%


(17)

Hetty Restika Sari, 2014

PENGEMBANGAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TPHP PADA BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Pengembangan modul pembelajaran pada kompetensi dasar inokulasi mikroorganisme dalam proses fermentasi harus melalui beberapa prosedur. Tahapan yang dilakukan yaitu: (1) desain modul, (2) validasi modul oleh beberapa ahli (ahli media, ahli materi, ahli bahasa, dan guru mata pelajaran). Hasil validasi modul oleh ahli media adalah pada kriteria cukup, validasi modul oleh ahli materi pada kriteria baik, validasi oleh ahli bahasa pada kriteria baik, dan validasi oleh guru mata pelajaran pada kriteria sangat baik. (3) revisi modul hingga menghasilkan modul yang layak untuk bahan ajar dari aspek media pembelajaran, keakuratan materi, dan tatanan bahasa dalam modul. (4) ujicoba modul pada kelompok terbatas, (5) uji pemakaian modul pada kelompok besar.

Hasil belajar yang dilakukan dengan tes berdasarkan pembelajaran menggunakan modul menunjukkan siswa yang lulus KKM adalah 76% dari sekurang-kurangnya pencapaian 60%. Jadi, modul inokulasi mikroorganimse dalam proses fermentasi efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TPHP.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang dibuat peneliti. Adapun saran-saran yang ingin disampaikan yaitu:

1. Modul inokulasi mikroorganisme dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran pada kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam proses pengolahan (fermentasi) untuk meningkatkan hasil belajar di SMKN 1 Cidaun.

2. Pengembangan modul dapat diterapkan pada semua mata pelajaran di SMKN 1 Cidaun yang belum dapat dilakukan praktikum untuk memberi visualisasi kepada siswa .


(18)

(1)

Jumlah Item 20 (Sumber :BSNP, 2008).

3. Instrumen kelayakan modul pembelajaran ditinjau dari ahli bahasa. Instrumen yang digunakan untuk ahli bahasa terdiri dari beberapa aspek yaitu: kelugasan modul, komunikatif, dialogis dan ienteraktif, kesuaian dengan peserta didik, kesesuaian dengan kaidah bahasa, penggunaan istilah, simbol, atau icon. Kisi-kisi instrumen untuk ahli materi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Bahasa

No Aspek Indikator Nomor butir

1 Lugas Ketepatan struktur kalimat 1

Keefektifan kalimat 2

Kebakuan istilah 3

2 Komunikatif Pemahaman terhadap pesan atau informasi

4 3 Dialogis dan

interaktif

Kemampuan memotivasi peserta didik

5 Kemampuan mendorong berfikir kritis

6 4 Kesesuaian

dengan peserta didik

Kesesuaian dengan perkembangan intelektual peserta didik

7

Kesesuaian dengan tingan tingkat perkembangan emosioanl peserta didik

8

5 Ketepatan bahasa 9

Ketepatan ejaan

10

6 Konsistensi penggunaan istilah 11

Konsistensi penggunaan simbol atau icon

12

Jumlah item 12


(2)

26

Hetty Restika Sari, 2014

PENGEMBANGAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TPHP PADA KOMPETENSI MENGGUNAKAN MIKROORGANISME DALAM PROSES PENGOLAHAN (FERMENTASI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari aspek materi serta aspek media pembelajaran. Kisi-kisi instrument untuk guru mata pelajaran dapat dilihat padaTabel 4.

Tabel 4. Kisi-kisi instrument untuk guru mata pelajaran

No Aspek Indikator No butir

1 Relevansi materi dengan silabus

Menjelaskan materi prinsip fermentasi 1, 2, 3, 4, 5

Menjelaskan tahapan inokulasi mikroorganisme

6, 7, 8 Menjelaskan inokulasi pada proses

fermentasi

9, 10

Jumlah item 10

5. Intrumen kelayakan modul pembelajaran ditinjau dari tingkat pemahaman siswa. Intrumen yang digunakan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dengan menggunakan modul adalah dengan menggunakan angket. Kisi-kisi untuk instrument kelayakan modul dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kisi-kisi angket untuk siswa

No Aspek Indikator No butir

1 Tampilan Kejelasan teks 1

Kejelasan gambar 2,3

Kemenarikan gambar 4

Kesesuaian gambar dengan materi 5 2 Penyajian materi Penyajian materi 6,7

Kejelasan kalimat 8, 9 Kejelasan istilah 10 Kesesuaian contoh dengan materi 11

3 Manfaat Kemudahan belajar 12, 13

Ketertarikan menggunakan modul 14 Peningkatan motivasi belajar 15

Jumlah Item 15

(Sumber : BSNP, 2008). 3.8.2. Tes Tertulis

Soal tes yang digunakan menggunakan tes pilihan ganda yang mencakup materi yang diajarkan kepada siswa kelas X TPHP. Tes diberikan sebanyak 1 kali yaitu tes tertulis saja setelah uji coba pemakaian.


(3)

3.9. Teknik Pengumpulan Data

Cara memperoleh data yang valid menggunakan beberapa metode, pengumpulan data yang dianggap tepat dan sesuai dengan permasalahan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:

3.9.1. Angket

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data atau informasi yang berhubungan dengan modul inokulasi mikroorganime dalam proses fermentasi. Penelitian ini menggunakan angket dengan daftar pertanyaan dibuat secara berstruktur dengan bentuk petanyaan pilihan berganda (multiple choice question) dan pertanyaan terbuka (open question). Angket ini berupa angket validasi pengujian ahli isi mata pelajaran, pengujian ahli desainpembelajaran dan media pembelajaran, ahli materi dan ahli bahasa. Selain itu, terdapat pula angket tanggapan siswa untuk memperoleh informasi kondisi pembelajaran, implementasi media pembelajaran, pandangan siswa terhadap modul.

3.9.2. Tes Tertulis

Hasil pengukuran dalam tes berupa data, tes hasil belajar yang dilakukan pada siswa adalah data perhitungan hasil tes tertulis.

3.10. Teknik Analisis Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:

3.10.1.Angket

Berupa perolehan data tentang persepsi modul dari ahli isi materi, ahli media, ahli bahasa, guru mata pelajara, dan siswa. Kemudian data tersebut dijelaskan dalam bentuk desktiptif naratif. Teknik analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dalam bentuk deskriptif presentase. Rumus yang digunakan untuk menghitung presentase dari angket adalah sebagai berikut:


(4)

28

Hetty Restika Sari, 2014

PENGEMBANGAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TPHP PADA KOMPETENSI MENGGUNAKAN MIKROORGANISME DALAM PROSES PENGOLAHAN (FERMENTASI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

N = jumlah skor maksimum

Penentuan tingkat ketercapaian, pemberian makna dan pengambilan keputusan menggunakan tapel perbandingan berikut:

Tebel 6. Tingkat Ketercapaian

Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan 90% - 100% Sangat baik Tidak perlu revisi

75% - 89% Baik Tidak perlu revisi

65% - 74% Cukup Direvisi

55% - 64% Kurang Direvisi

0% - 54% Sangat Kurang Direvisi (Sumber: Sudjana, 2005).

3.10.2.Pengolahan Data Hasil Tes

Pengukuran efektifitas penerapan modul terhadap hasil belajar diukur melalui hasil belajar siswa (post test). Nilai post-test tiap siswa dianalisis dengan menggunakan rumus:

Nilai = � �

� � � x 100 ...(2)

Modul dikatakan efektif apabila nilai posttest sekurang-kurangnya 60% dari total siswa mencapai KKM KD yaitu ≥ 75.


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Pengembangan modul pembelajaran pada kompetensi dasar inokulasi mikroorganisme dalam proses fermentasi harus melalui beberapa prosedur. Tahapan yang dilakukan yaitu: (1) desain modul, (2) validasi modul oleh beberapa ahli (ahli media, ahli materi, ahli bahasa, dan guru mata pelajaran). Hasil validasi modul oleh ahli media adalah pada kriteria cukup, validasi modul oleh ahli materi pada kriteria baik, validasi oleh ahli bahasa pada kriteria baik, dan validasi oleh guru mata pelajaran pada kriteria sangat baik. (3) revisi modul hingga menghasilkan modul yang layak untuk bahan ajar dari aspek media pembelajaran, keakuratan materi, dan tatanan bahasa dalam modul. (4) ujicoba modul pada kelompok terbatas, (5) uji pemakaian modul pada kelompok besar.

Hasil belajar yang dilakukan dengan tes berdasarkan pembelajaran menggunakan modul menunjukkan siswa yang lulus KKM adalah 76% dari sekurang-kurangnya pencapaian 60%. Jadi, modul inokulasi mikroorganimse dalam proses fermentasi efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TPHP.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang dibuat peneliti. Adapun saran-saran yang ingin disampaikan yaitu:

1. Modul inokulasi mikroorganisme dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran pada kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam proses pengolahan (fermentasi) untuk meningkatkan hasil belajar di SMKN 1 Cidaun.


(6)

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI PERMESINAN MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN SISWA KELAS X MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL

0 4 71

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INOVATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA PENGAJARAN HIDROKARBON.

0 4 22

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK PADA MATA PELAJARAN DASAR PENGENDALIAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN UNTUK KELAS X TPHP SMK NEGERI 2 INDRAMAYU.

1 2 25

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN TEKNIK PERLAKUAN KIMIA/ENZIMATIS DALAM PENGOLAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 7 41

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MIKROORGANISME DALAM PROSES FERMENTASI BERBASIS AUDIOVISUAL INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 24

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS DISCOVERY DAN POTENSI LOKAL PADA MATERI FUNGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 8 YOGYAKARTA.

0 0 16

PENGEMBANGAN BUKU SAKU PENGOLAHAN SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN (DODOL, DONAT, SUSU KEDELAI) UNTUK SISWA SMK KELAS XII TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN (TPHP).

4 49 194

Pengembangan Modul Praktikum Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian Dan Perikanan Pada Kompetensi Dasar Melakukan Proses Fermentasi Dan Enzimatis - repositoryUPI S PTA 1105171 Title

0 1 3

PENGEMBANGAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TPHP PADA KOMPETENSI MENGGUNAKAN MIKROORGANISME DALAM PROSES PENGOLAHAN (FERMENTASI) - repository UPI S PTA 1000497 Title

0 0 3

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA ... 1 SM

0 4 6