STUDI PEMBELAJARAN SENI DIHOMESCHOOLINGTAMAN SEKAR BANDUNG.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Seni Tari

Oleh

EVINARIA ESAHASTUTI NIM 1001605

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2014


(2)

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya setiap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan terhadap saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juli 2014

Evinaria Esahastuti 1001605


(3)

STUDI PEMBELAJARAN SENI TERPADU DI

HOMESCHOOLING TAMAN SEKAR BANDUNG

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Heny Rohayani, S.Sen, M.Si NIP. 195901121985032001

Pembimbing II

Beben Barnas, M.Pd NIP.197112062001121001

Ketua Jurusan

Jurusan Pendidikan Seni Tari Fakultas Pendidikan Bahasa Dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Frahma Sekarningsih, S.Sen, M.Si NIP. 195710181985032001


(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR BAGAN ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian... 6

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian... 7

E. Manfaat Penelitian... 8

F. Struktur/sistematika penulisan... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Penelitian Terdahulu ... 10

B. Konsep Pendidikan Luar Sekolah (PLS) ... 10

C. Konsep Kurikulum ... 16

D. Konsep Pembelajaran ... 22

E. Konsep Pembelajaran Seni ... 30

F. Homeschooling (Sekolah Rumah) ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

A. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 45

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 46

C. Definisi Operasional ... 47

D. Instrumen Penelitian ... 48

E. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data... 49


(5)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Hasil Penelitian ... 57

1. Gambaran Umum Komunitas Homeschooling Taman Sekar Bandung ... 57 a. Penyelenggaraan Homeschooling Taman Sekar Bandung ... 58

b. Jenis Program ... 59

c. Waktu Pelaksanaan ... 60

2. Konsep Kurikulum Seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung ... 61

3. Proses pembelajaran (Perencanaan, pelaksanaan, dan hasil evaluasi) pembelajaran seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung ... 65

4. Faktor penghambat dan faktor pendukung pada pembelajaran seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung ... 87

B. Pembahasan Hasil Penelitian 89 1. Konsep Kurikulum Seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung ... 89

2. Proses pembelajaran (Perencanaan, pelaksanaan, dan hasil evaluasi) pembelajaran seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung ... 91

3. Faktor penghambat dan faktor pendukung pada pembelajaran seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung ... 96

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 98

A. Kesimpulan ... 98

B. Rekomendasi ... 101

DAFTAR PUSTAKA... 103

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 105


(6)

Penelitian ini berjudul Sudi Pembelajaran Seni diHomeschooling Taman Sekar Bandung”. Tulisan ini dilatarbelakangi oleh munculnya model pendidikan sekolah rumah (Homeschooling) sebagai salah satu bentuk pendidikan alternatif dalam upaya memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat Indonesia. Adapun tujuan penelitian ini diarahkan untuk memperoleh data tentang: konsep kurikulum pembelajaran seni, Proses pembelajaran dilihat dari perencanaan, pelaksanaan, dan hasil evaluasi pembelajaran seni, Faktor penghambat dan faktor pendukung yang berada di HomeschoolingTaman Sekar Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dari hasil penelitian dilapangan maka diperoleh pembahasan mengenai konsep kurikulum pembelajaran seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung memiliki suatu acuan yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan program pembelajaran yang dibuat dalam jangka waktu tertentu, yang berisi berbagai topik-topik pembelajaran, dan wujudnya dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Selain itu, terdapat beberapa hal yang harus dievaluasai serta di revisi supaya tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Dari kekurangan serta kelebihan pelaksanaan konsep kurikulum seni terpadu menjadi gambaran serta evaluasi dalam melaksanakan proses pembelajaran seni di Homeschooling, sehingga pada pelaksanaan selanjutnya diharapkan efektif sesuai dari tujuan pembelajaran. Hal ini sejalan denganhasil akhir pembelajaran siswa dari hasil belajar yang diukur dengan tes hasil belajar, melainkan memperlihatkan sikap serta motivasi untuk terus belajar juga meningkatkan kemampuan untuk mengukur kemajuan belajar. Tetapi dengan adanya faktor penghambat dan faktor pendukung di homeschoolingini ternyata kompetensi tutor itu belum menguasai semua materi yang akan diajarkan atau belum mampu menerapkannya pada pengajaran terhadap anak.Sehingga tutor menggunakan penyampaian materi yang bervariasi dengan bentuk outing dan project class supaya tujuan pembelajaran tersampaikan.


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, baik dalam proses berpikir, bersikap, bertindak maupun berprilaku. Begitu pentingnya pendidikan sehingga kemajuan bangsapun ditentukan oleh kualitas pendidikan. Untuk mencapai keberhasilan suatu bangsa, pendidikan dituntut untuk terus melakukan perbaikan-perbaikan dari berbagai segi, baik dalam hal sarana dan prasarana, kurikulum, media pembelajaran, kualitas siswa maupun pengajar dan hal-hal yang berkaitan dengan keberlangsungan pendidikan. Pendidikan diharapkan mampu membentuk manusia yang berkualiatas serta mampu mengembangkan potensi diri dan keterampilan sehingga menjadi warga negara yang baik dan berkualitas.

Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1, menyebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selain itu dijelaskan sistem pendidikan nasional merupakan keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sehingga dalam hal ini pendidikan harus diperhatikan dan adanya profesialisme kinerja terkait pelaksanaan pendidikan.

Berdasarkan definisi pendidikan dan sistem pendidikan nasional tersebut, sekolah rumah menjadi bagian dari usaha pencapaian fungsi dan tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang


(8)

demokratis serta bertanggung jawab. Hal tersebut dijelaskan dalam UU Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003, pasal 27 ayat 2, seperti berikut,

Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Meskipun pemerintah tidak mengatur standar isi dan proses pelayanan pendidikan informal, namun hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal (sekolah umum) dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.

Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Meskipun pemerintah tidak mengatur standar isi dan proses pelayanan pendidikan informal. Namun hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal (sekolah umum), dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan (pasal 27 ayat 2).

Sebaliknya dengan mengacu ke dalam Departemen Pendidikan Nasional menyebut sekolah-rumah dalam pengertian pendidikan Homeschooling. Jalur sekolah-rumah ini dikategorikan sebagai jalur pendidikan informal yaitu jalur pendidikan keluarga dan lingkungan (pasal 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional – Sisdiknas No. 20/2003), seperti halnya yang dijelaskan di dalam tujuan dari kurikulum akan mengarahkan semua kegiatan pengajaran dan mewarnai komponen-komponen kurikulum lainnya seperti: 1). Perkembangan tuntutan, kebutuhan, dan kondisi masyarakat 2). Pencapaian nilai-nilai filosofis terutama falsafah negara (Tujuan Pendidikan Nasional). Mengenai kurikulum tersebut dijelaskan oleh (Ruhimat, 2009:7) bahwa:

Kurikulumadalahseperangkatrencanadanpengaturanmengenaitujuan,isidanb ahanpelajaransertacara

yangdigunakansebagaipedomanpenyelenggaraankegiatanpembelajaranuntuk mencapaitujuanpendidikantertentu.

Seperti hal nya kurikulum yang berada di Homeschooling biasanya menggunakan kurikulum yang didesain sendiri tetapi tetap mengacu ke dalam kurikulum nasional dengan bahasa pendidikan.Dengan adanya homeschoolingmengubah sudut pandang yang mendorong bahwa sekolah adalah


(9)

pendidikan itu sendiri. Sehingga pendapat yang mengemukakan bahwa tanpa sekolah tidak ada pendidikan. Pandangan yang kurang tepat itu cenderung menggeser proses pendidikan anak dalam keluarga sepenuhnya ke sekolah (Depdiknas, 2006:6). Dalam hal ini, Homeschooling merubah sudut pandang itu. Jadi, sekolah formal bukan satu-satunya cara bagi anak untuk memperoleh pendidikan, namun hanyalah salah satu cara untuk belajar dan memperoleh pendidikannya.

Pada dasarnya, pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 tahun 2003 bukan hanya sekolah, tetapi suasana belajar dan proses pembelajaran yang tidak dibatasi oleh sekolah saja, tetapi juga masyarakat dan keluarga. Pendidikan itu pun harus individual (bukan klasikal atau masal) karena setiap individu memiliki keunikan dan kecepatan berbeda dalam belajar.

Dilatar belakangi oleh asumsi pendidikan keluarga, dimana keluarga sebagai lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Maka sebagai wadah perlu mengakomodasi serta menyesuaikan minat utama setiap individu anak. Melalui jalur pendidikan informal, yaitu model pendidikan Homeschooling, seyogyanya menjadi sebuah pilihan unuk memenuhi hak asasi manusia atas pendidikan dalam proses pembelajaran. Homeschooling menganut filosofis belajar dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, dan dengan siapa saja. Diharapkan anak mampu belajar mandiri dibawah bimbingan orang tua.

Pasal-pasal dalam UUSPN Nomor 20 tahun 2003, terutama tentang hak terhadap pendidikan yang berkualitas dan dan adanya jalur formal, nonformal, dan informal. Telah meningkatkan aspirasi untuk meningkatkan untuk melaksanakan sekolah yang berbasis lingkungan keluarga atau sekolah rumah yang sering disebut Homeschooling. Dalam sistem Pendidikan Nasional Homeschooling adalah perwujudan dari penyelenggaraan pendidikan pada jalur informal yang diakui eksistensinya di dalam UUSPN.

Homeschoolingdi Indonesia diklasifikasikan ke dalam beberapa formal sesuai dengan tujuan, kondisi, dan kebutuhan masing-masing orang tua atau keluarga. diantaranya: homeschoolingtunggal, homeschooling majemuk, dan


(10)

komunitas homeschooling. Sistem pendidikan homeschooling beberapa tahun ini semakin mendapat perhatian dari masyarakat dan mengemukakan sebagai pendidikan alternatif yang memerdekakan anak. Terlihat dari yang berhasil dihimpun oleh Direktorat Pendidikan Kesetaraan Depdiknas bahwa: “Ada sekitar 600 peserta homeschooling di Indonesia sebanyak 83,3% atau sekitar 500 orang mengikuti homeschooling majemuk dan komunitas, Sedangkan sebanyak 16,7% atau sekitar 100 orang mengikuti homeschooling tunggal”.

Komunitas homeschooling sebagai pendidikan jalur nonformal, dimana acuan mengenai eksistensi komunitas homeschooling terdapat dalam UUSPN Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 26 Ayat 4 menyatakan bahwa komunitas homeschooling merupakan salah satu bentuk kelompok belajar. Komunitas homeschooling belakangan memang marak untuk dipilih para orang tua. Seiring dengan meningkatnya minat orang tua terhadap model pendidikan homeschooling. Dimana keberadaan komunitashomeschooling harus memiliki ijin badan hukum yang akan menaungi kepentingan dan keberadaan komunitas homeschooling. Bentuknya bisa berupa pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), PT atau Yayasan. Supaya anak yang mengikuti homeschooling bisa di data oleh pemerintah dan mendapatkan layanan pendidikan serta diakhir bisa mengikuti ujian kesetaraan.

Banyak bermunculan di kota Bandung lembaga yang menyelenggarakan komunitas Homeschooling. Salah satu lembaga yang menyelenggarakan komunitas Homeschooling yaitu Homeschooling Taman Sekar Bandung. Orang tua dan anak yang memilih sistem Homeschooling ini mempunyai alasan yang berbeda antara lain anak mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan di sekolah formal (kasus bullying, bentakan dan kekerasan dari teman-teman, guru maupun pihak sekolah) dan tuntutan dari sekolah formal yang tidak diimbangi oleh kemampuan anak, khususnya bagi anak yang berkebutuhan khusus (ABK) sehingga menimbulkan trauma pada diri anak akan namanya sekolah.

Komunitas Homeschooling Taman Sekar Bandung memiliki metode pembelajaran secrara tutorial. Komunitas Homeschooling sebagai fasilitas membantu melakukan perencanaan, pengawasan dan evaluasi melalui kegiatan


(11)

tutorial yang dilaksanakan dua kali dalam seminggu sisanya belajar di rumah. Dimana materi pembelajaran komunitas di Homeschooling Taman Sekar Bandung mengacu pada standar kompetensi Depdiknas. Standar Kompetensi ini menjadi panduan tentang kemampuan akademis yang harus dimiliki peserta didik pada kelas tertentu. Pada akhirnya siswa dapat naik kelas bila lulus ujian diakhir semester dan di ujung proses Pendidikan Homeschooling dapat mengikuti ujian kesetaraan yang diselenggarakan Depdiknas secara nasional. Sehingga dengan bantuan tutor saat kegiatan tutorial hak siswa untuk mendapat pengajaran dapat diperhatikan.

Di dalam kegiatan-kegiatan belajar mengajar pada komunitas yang diikuti adanya pembelajaran olahraga, seni (tari, musik, teater) dan bahasa. Mengatur ke dalam Standar Nasional Pendidikan, khususnya mata pelajaran ini jelas terdapatnya dalam kurikulum sebagai salah satu dari pengajaran pilihan yang dijadikan dalam bentuk terstruktur dan lebih lengkap untuk perndidikan akademik, pembangunan akhlak mulia dan pencapaian hasil belajar.

Guru (tutor) dalam komunitas di Homeschooling mempunyai gabungan beberapa homeschooling yang menyusun dan menentukan silabus, bahan ajar, kegiatan pokok (olah raga, musik/seni dan bahasa), sarana/prasarana dan jadwal pembelajaran. Salah satu penanganannya dengan cara memilih atau menentukan bahan materi yang cocok serta pemahaman kepada peserta didik dalam pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang bisa tercapai. Materi yang dipelajari meliputi teori dan praktek dengan alokasi waktu yang terbatas. Untuk itu pula adanya penggunaan media pembelajaran untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Akan tetapi, pada kenyataannya dalam pengajaran pembelajaran kegiatan pokok di sekolah non-formal (Homeschooling) masuk ke dalam pengajaran ekstrakulikuler atau pelajaran pilihan dengan bentuk (outing) dengan jalannya proses pembelajaran. Maka dari hal sinilah peneliti menemukan masalah yang akan dikaji mengenai studi pembelajaran yang dijadikan pokok pengajaran sebaliknya dijadikan pilihan kepada siswa.


(12)

Mengingat pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan di komunitas Homeschooling Taman Sekar Bandung menggunakan pendekatan yang lebih tematik, aktif, konstruktif, dan konstektual serta belajar mandiri melalui penekanan kepada kecakapan hidup dan keterampilan dalam memecahkan masalah. Dimana materi pelajaran dikembangkan menggunakan kurikulum pembelajaran Homeschooling Taman Sekar Bandung yang didesain sendiri dan mengacu pada kurikulum nasional dengan bahasa pengantar bahasa indonesia. Maka timbul ketertarikan peneliti untuk meneliti berbagai upaya yang dilakukan pendidik guna mendorong motivasi siswa untuk belajar seni ke dalam pendidikan dengan proses belajar dan pengalaman yang diperoleh, diharapkan pengetahuan pendidik ini menjadi lebih baik dan memiliki moral tinggi untuk belajar. Sehingga melalui penelitian ini, peneliti mendapatkan gambaran bagaimana usaha untuk meningkatkan motivasi belajar di komunitas Homeschooling dalam belajar terampil, kreatif, cerdas, dan mandiri yang telah diupayakan oleh para pendidik Homeschooling Taman Sekar Bandung.

B. Identifikasi MasalahPenelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas peneliti dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

Kurikulum yang mengacu kepada Direktorat Pendidikan Kesetaraan Depdiknas perwujudan dari penyelenggaraan pendidikan pada jalur nonformal yang diakui eksistensinya di dalam UUSPN.

Di dalam kegiatan belajar mengajar pada komunitas yang diikuti adanya pembelajaran seni (tari, musik, teater), olahraga dan bahasa yang berada di Homeschooling Taman Sekar Bandung.

Tutor dalam melaksanakan proses pembelajaran sangat mempertimbangkan akan faktor-faktor yang dapat mendukung terhadap keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran seni.


(13)

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan penelitianke dalam bentuk pertanyaan seperti berikut:

1. Bagaimana konsep kurikulum pembelajaran seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung?

2. Bagaimana proses pembelajaran seni dilihat dari perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajarandi Homeschooling Taman Sekar Bandung?

3. Bagaimana faktor penghambat dan faktor pendukung pada pembelajaran seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung?

D. Tujuan Penlitian

Tujuan dalam penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, yang dipaparkan berikut:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah ditujukan untuk mengetahui kurikulum dan proses pembelajaran Seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :

1) Untuk mendeskripsikan konsep kurikulum pembelajaran seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung

2) Untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung.

3) Untuk mendeskripsikan faktor penghambat dan faktor pendukung pada pembelajaran seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung.


(14)

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian pembelajaran seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :

1. Siswa

Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam pembelajaran seni serta dapat meningkatkan kecerdasan siswa melalui model pembelajaran, juga melatih disiplin dalam belajar dengan merasa aman, nyaman, dan senang mengikuti pembelajaran seni.

2. Guru

Dapat melakukan perbaikan dalam penyelenggaraan pembelajaran Homeschooling dan tetap konsisten pada pemenuhan kebutuhan siswa sebagai bentuk layanan prima sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Seni diHomeschooling Taman Sekar Bandung

3. Lembaga

Dapat memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin tersedianya pendidikan yang bermutu bagi komunitas Homeschooling tanpa diskriminasi dengan jalur pendidikan lainnya. Agar lulusan Homeschooling dapat diakui keberadaannya. Khususnya dalam pembelajaran seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung. Juga sebagai bahan evaluasi dan tindak lanjut jurusan Pendidikan Seni Tari UPI menjadi salah satu yang mendukung atas keberadaan Homeschooling bagi pendidik dan peserta didik dalam bidang seni.

4. Peneliti

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian yang sejenis dengan proses penyelenggaraan pembelajaran Homeschooling dan memperoleh data serta menerapkan proses pembelajaran seni yang diterapkan


(15)

kepada hasil belajar siswa. Dengan mengetahui kurikulum yang diterapkan di Homeschooling Taman Sekar Bandung.

F. Sistematika Organisasi Penulisan

Struktur organisasi skripsi ini terdiri dari lima bab yang berisikan urutan penelitian yang dilakukan peneliti dari setiap bab. Adapun rinciannya seperti berikut ;

Bab I Pendahuluan, Bab I merupakan langkah awal yang harus ditempuh oleh peneliti yang berisi uraian tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian.

Bab II Kajian Pustaka, Bab II berisikan tentang teori-teori yang menguatkan terhadap penelitian ini,berisi uraian kajian pustaka tentang Penelitian Terdahulu, Pendidikan Luar Sekolah, Konsep kurikulum, Pembelajaran Seni, dan Homeschooling (Rumah Sekolah).

Bab III Metode Penelitian, Bab III berisi uraian tentang Metode Penelitian. Adapun uraian dari isi Metode penelitian diantaranya lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, dan langkah-langkah penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, Bab IV berisi uraian tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan yang didalamnya membahas tentang data-data hasil dan analisis hasil penelitian yang peneliti lakukan.

Bab V Simpulan dan Saran, Bab V merupakan bab terakhir yang berisikan kesimpulan dari penelitian serta rekomendasi sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian. Bagian akhir terdapat daftar pustaka serta lampiran.


(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode Deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan gejala, fenomena atau peristiwa tertentu (Maksum, 2012:68). Sementara itu, Maleong, (2005:11) mengemukakan bahwa dalam metode deskriptif data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.

Berdasarkan pendapat di atas, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis melalui pendekatan kualitatif. Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif, bukan kuantitatif, karena tidak menggunakan alat-alat pengukur. Pendekatan kualitatif menurut Maksum (2012:14) mengemukakan bahwa Pendekatan kualitatif adalah sebuah pendekatan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan memahami suatu fenomena secara mendalam dengan peneliti sebagai instrumen utama.

Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya bersifat kualitatif. (Sugiyono. 2013:14)

Dalam pendekatan kualitatif ini memusatkan perhatiannya pada prinsip-prinsip umum atau pola-pola yang mendasari perwujudan satuan-satuan gejala yang ada dalam kehidupan manusia (Maksum, 2012:14). Pendapat tersebut senada dengan yang dikemukakan oleh Spradley (1979) dalam (Ali, 2011:241), “bagi pelaku riset kualitatif yang berkemampuan tinggi, terhadap sebuah lelucon pun dia akan mampu memberi makna, sehingga dihasilkan temuan yang berarti”.

Bagi peneliti kualitatif manusia adalah instrumen utama, karena ia menjadi segala dari keseluruhan penelitian. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana,


(17)

pengumpul data, analisis, penafsir, dan pada akhirnya ia menjadi pelopor penelitiannya.

Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru atau tutor untuk menambahkan motivasi belajar anak dalam mengikuti proses pembelajaran seni dengan sistem pendidikan sekolah rumah (Homeschooling) dan cara mengatasi hambatan-hambatannya. Hal tersebut yang menjadi fokus penelitian disini adalah mengetahui konsep kurikulum seni yang berada di Homeschooling serta mengetahui proses pembelajaran seni yang diselenggarakan di komunitasHomeschooling Taman Sekar Bandung. Oleh sebab itu, peneliti beranggapan bahwa metode yang dianggap tepat dalam penelitian ini termasuk dalam deskriptif analisis. Adapun alasan dasarnya adalah mengungkapkan data yang berkaitan dengan upaya pendidik/tutor dalam penerapan metode tersebut, untuk berupaya menjabarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil yang diperoleh dilakukan dengan pengolahan data secara kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol untuk memperjelas serta menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Penelitian ini dilakukan pada saat proses pembelajaran komunitas seni di HomeschoolingTaman Sekar Bandung. Dalam pelaksanaan pembelajaran komunitas seni ini lebih ke ruang gerak sosialisasi peserta didik lebih luas tetapi dapat dikendalikan dengan menumbuhkan nilai-nilai budi pekerti yang tinggi, terampil, aktif, cerdas dan mandiri.

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada metode deskripsi ini yaitu dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, studi dokumentasi dan studi pustaka. Hal ini dilakukan untuk menunjang dan untuk mempermudah pada saat penelitian dilakukan.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Menurut Nasution (2003) lokasi penelitian menunjukan pada pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu, pelaku, tempat, dan kegiatan yang dapat diobervasi. Adapun yang menjadi lokasi penelitian bertempat di Homeschooling Taman Sekar Bandung yang beralamat di


(18)

Jl. Sukarajin II No. 15 Bandung 40124 Telp 022-7101190, Fax 022-7210132. Sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah Penanggung jawab SMP, guru (tutor) dan Homeschoolers SMP kelas VIII dan 1X dengan jumlah 4 orang.

Adapun yang menjadi dasar pertimbangan dipilihnya sekolah rumah (Homeschooling) tersebut sebagai lokasi serta subjek dalam penelitian ini antara lain dikarenakan sekolah rumah ini menggunakan proses pembelajaran pada Homeschooling dengan menggunakan pendekatan yang lebih tematik, aktif, konstruktif dan kontekstual serta belajar mandiri melalui penekanan kepada kecakapan hidup dan keterampilan dalam memecahkan masalah. Selain itu menurut pengamatan yang dilakukan pada observasi awal terlihat bahwa motivasi (Homeschoolers) siswa siswi SMP mempunyai kemampuan akademik yang bagus dan siap bersaing dengan lulusan sekolah formal dan unggul dalam persaingan global.

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dan memperjelas istilah terhadap judul penelitian yang diangkat yaitu“Studi Pembelajaran Seni Di Homeschooling Taman Sekar Bandung”, maka digunakan definisi konseftual dan definisi operasional untuk membatasi tentang pengertian terhadap peristilahan yang digunakan dalam penelitian ini. Dimana istilah-istilah yang digunakan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pembelajaran Seni adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan kreatif ekspresif anak didik dalam mewujudkan kegiatan artistiknya berdasarnya aturan-aturan estetika tertentu.

2. Homeschooling (rumah Sekolah) adalah proses layanan pendidikan yang secara sadar, teratur dan terarah dilakukan oleh orang/tua keluarga di rumah atau tempat-tempat lain dimana proses belajar mengajar dapat berlangsung dalam suasana yang kondusif dengan tujuan agar setiap potensi anak yang unik dapat berkembang secara maksimal (Yuleawati dalam skripsi Efi, 2009)


(19)

3. Taman Sekar Bandung adalahsebagai sebuah institusi pendidikan alternatif yang senantiasa memperhatikan hak anak atas pendidikan.

Berdasarkan batasan istilah di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini terfokus pada studi pembelajaran seni terpadu yang berada di HomeschoolingTaman Sekar Bandung

D. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Secara garis besar, alat pengumpul data ada dua kategori, yakni tes dan nontest. Sebagaimana yang diungkapkaan oleh (Maksum, 2012:111) bahwa peneliti sendiri langsung yang bertindak sebagai pengamat dan peneliti langsung terjun langsung ke lapangan.Aspek yang diteliti dalam penelitian ini yakni dalam konsep kurikulum yang digunakan dan proses pembelajaran seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung. Penelitian ini digunakan untuk memperoleh data yang relevan yang berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Sebelum penelitian berlangsung, peneliti harus mempersiapkan beberapa pedoman penelitian diantaranya:

1. Pedoman Observasi

Pedoman ini dimaksudkan untuk mempermudah menganalisis data atau objek penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk melihat, mengamati, dan mencatat secara langsung tentang keadaan lingkungan tempat pembelajaran di lokasi penelitian. Pedoman observasi ini mempunyai beberapa tahapan yang pertama pedoman observasi sebelum penelitian dilakukan, kedua pedoman observasi disaat permbelajaran berlangsung, dan yang ketiga pedoman observasi setelah pembelajaran.

Dalam pengumpulan data terlebih dahulu peneliti menggunakan persiapan terlebih dahulu agar pada waktu penelitian segala sesuatunya dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan data yang cukup valid sesuai dengan yang diharapkan.


(20)

2. Pedoman Wawancara

Pedoman ini dilakuakan untuk melengkapi data yang tidak dapat diperoleh melalui teknik observasi dan dipergunakan pada saat studi pendahuluan dengan maksud memperoleh data awal bagi kelanjutan langkah berikutnya dalam penelitian. Secara bertatap muka langsung dengan pendidik (tutor) atau peserta didik (Homeschoolers) dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan wawancara dan kuisioner yang berkaitan dengan pembelajaran.

Wawancara ini digunakan oleh peneliti dengan menggunakan wawancara terstruktur dan wawancara bebas yang dilaksanakan dengan Pengelola dan guru (tutor) HomeschoolingTaman Sekar Bandung.

3. Studi Dokumentasi

Pedoman ini dilakukan dengan cara melihat data dan bila diperboleh mengcopynya. Teknik ini digunakan untuk melengkapi data dan diperoleh saat peneliti melakukan obsevarsi dan wawancara. Peneliti memperoleh sumber data dari berbagai pihak yang ada di lembaga, antara lain bagian administrasi, kepala sekolah, dan guru (tutor). Berkaitan dengan foto, video, perekam suara yang digunakan untuk mengumpulkan sejumlah data dari pembelajaran tari yang diteliti baik sebelum pengajaran, pelaksanaan, dan akhir dari pembelajaran beserta evaluasi.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang dimaksudkan untuk memperoleh keterangan, bahan-bahan, atau informasi secara fakta atau dapat dipercaya. Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk selanjutnya dianalisis guna mendapatkan suatu kesimpulan. Menurut Arifin, (2011:107) mengemukakan bahwa data kualitatif tentu diolah dan dianalisis secara kualitatif, untuk memperoleh data maka diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang relevan. Penelitian ini digunakan penjaringan data


(21)

melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan bisa bersifat partisifatif dan non partisifatif (Maksum, 2012:127). Observasi juga merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian. Observasi dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Observasi juga sering diartikan sebagai suatu aktifitas yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Adapun yang digunakan dalam melakukan observasi disebut pedoman observasi. Observasi tidak hanya digunakan dalam kegiatan evaluasi, tetapi juga dalam bidang penelitian, terutama penelitian kualitatif (qualitative research) yang dikemukakan oleh (Arifin, 2011:153). Hal senada diungkapkan oleh Maksum (2012:127) yang mengemukakan sebagaimana halnya wawancara, sebelum melakukan observasi perlu membuat pedoman observasi. Bisa terstruktur dengan membuat butir-butir kegiatan yang akan diobservasi sehingga pengamat tinggal memberikan ceklist, dapat juga bersifat tidak terstruktur dalam arti pengamat secara langsung mendiskripsikan kegiatan atau prilaku yang ditampilkan oleh individu.

Instrumen yang digunakan di dalam observasi adalah dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data mengenai unjuk guru (tutor) dan aktifitas siswa selama proses pembelajaran seni di HomeschoolingTaman Sekar Bandung.

Dalam penelitian ini observasi dilakukan oleh penulis untuk mengetahui sejauhmana kurikulum yang berada di Homeschooling serta proses pembelajaran seni yang berlangsung di Homeschooling Taman Sekar Bandung.

b. Wawancara

Wawancara atau sering juga disebut (interview) adalah proses memperoleh informasi atau keterangan dengan cara tanya jawab anatara pewawancara dan yang diwawancarai (Maksum, 2012:123).


(22)

Adapun maksud mengadakan wawancara ini seperti yang ditegaskan oleh Arifin (2011:157-158) wawancara langsung wawancara yang dilakukan secara langsung antara pewawancara (interviewer) atau guru/tutor dengan orang yang diwawancarai (interviewe) atau peserta didik (homesschoolers) tanpa melalui perantara, sedangkan wawancara tidak langsung artinya pewawancara atau guru menanyakan sesuatu kepada peserta didik (homeschoolers) melalui perantara orang lain atau media.

Tujuan dari wawancara ialah untuk menjaring data berkenaan dengan rencana pelaksanaan tindakan, pandangan dan pendapat guru dan siswa terhadap komunitas pembelajaran seni terpadu. Wawancara juga akan sangat tergantung pada interakasi yang terjadi dari kedua belah pihak, situasi wawancara, dan isi pertanyaan. Teknik wawancara ini bisa dipergunakan dalam penelitian dengan maksud mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada narasumber yang dijadikan penelitian. Peneliti melakukan wawancara kepada beberapa pihak, yaitu Kepala Sekolah, Bidang Kurikulum, guru/tutor, orang tua, dan siswa/homeschoolers Homeschooling Taman Sekar Bandung.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah upaya mengumpulkan data melalui catatan, arsip, transkrip, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Dalam penelitian ini studi dokumentasi diperoleh dari pengambilan gambar atau mendokumentasikan pembelajaran. Bisa dijadikan sebagai bahan pengumpulan data yang telah ada di koran-koran, majalah, maupun penelitian terdahulu dengan cara diteliti menggunakan foto ataupun video.

Sehingga peneliti mengetahui proses pengajaran dan pembelajaran seni terpadu melalui berbagai cara yang diantaranya: Memotret ataupun video setiap kejadian yang dialami selama proses pembelajaran seni dalam melakukan pengumpulan data baik dari kampus atau dari Homeschooling Taman Sekar Bandung.


(23)

d. Catatan Lapangan

Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2006:209) catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.

Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti membuat coretan atau catatan singkat kata-kata kunci, pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan, gambar, dan lain-lain tentang segala sesuatu atau peristiwa yang dilihat, didengar, dialami selama penelitian berlangsung. Kemudian diubah ke dalam catatan lengkap setelah peneliti tiba di rumah. Catatan ini bermanfaat sebagai data konkret yang dapat menunjang hipotesisi kerja, penentuan derajat kepercayaan dalam rangka keabsahan data yang diperoleh.

2. Analisis Data

Teknik Analisis data harus sesuai dengan masalah yang diteliti dan instrumen yang digunakan. Menurut Maksum, (2012:201) Analisis ini telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.Pengolahan data dalam penelitian kualitatif yaitu data yang dikumpulkan biasanya berbentuk data deskriptif, yaitu data yang berbentuk uraian yang menuntut peneliti agar menafsirkan lebih jauh untuk mendapatkan makna yang terkandung di dalamnya.

Dalam penelitian kualitatif, termasuk data kualitatif adalah data yang dituangkan dengan kata-kata, yang biasanya dibuat dalam bentuk catatan lapangan, yang diperoleh melalui studi dokumentasi, wawancara mendalam dan atau observasi partisipatoris (Ali, 2011:413). Hal ini serupa dengan Miles and Huberman (1989), data kualitatif bersifat membumi, kaya akan deskripsi, dan mampu menjelaskan tentang proses. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti bersifat triangulasi, seperti yang dikatakan oleh Sugiyono (2012:241) triangulasi yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”. Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda


(24)

untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi, partisifatif wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Dalam hal ini diperjelas dengan bagan sebagai berikut:

Bagan 1.1

Proses Pengolahan Triangulasi

Pada metode triangulasi ini dapat diperoleh dengan berbagai cara diantaranya:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

2. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang

3. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan Teknik analisis data yang akan menempuh tahap pelaksanaan sebagai berikut:

a. Semua data yang sudah terkumpul akan diolah dan diteliti dengan mengemukakan hal-hal pokok tentang studi pembelajaran seni di komunitas pada siswa-siswi HomeschoolingTaman Sekar Bandung.

Triangulasi

Observasi Wawancara Studi Dokumentasi


(25)

b. Membuat rangkuman temuan-temuan penelitian dalam suasana yang sistematis, sehingga gaya belajar siswa di Homeshooling Taman Sekar Bandung dalam pembelajaran seni dapat tergambar

c. Mendeskripsikan fokus penelitian, prosedur penelitian, bahkan hasil yang diharapkan, hal itu semuanya tidak ditentukan dengan pasti dan belum jelas sebelumnya, sehingga segala sesuatunya masih perlu dikembangkan sepanjang pross penelitian berlangsung. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas ini, tidak ada pilihan dan hanya peneliti itu sendiri sebagai satu-satunya alat yang dapat mencapai segala sesuatunya secara maksimal.

Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap penelitian sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang akan diteliti. Kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian baik secara akademik maupun secara logistiknya. Walaupun pada hakekatnya manusia bersifat subjektif, namun manusia sebagai instrumen dapat menghasilkan data yang realibitasnya hampir sama dengan data yang dihasilkan oleh instrumen yang dibuat secara obyektif, karena manusia yang dapat merasakan dan merespon, manusia mempunyai karakter yang fleksibel sehingga dapat berfungsi multi purpose (mempunyai tujuan yang banyak bervariatif) dengan mengumpulkan informasi secara serempak.

F. Langkah-langkah Penelitian

Sebelum sampai pada tahap pengumpulan data serta analisis data maka terlebih dahulu peneliti menguraikan pertama dalam penelitian. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan segala sesuatunya sehingga penelitian ini dapat berjalan lancar. Persiapan tersebut antara lain:

1. Tahap Pra lapangan

Tahap ini merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian. Dalam tahap ini peneliti pertama melakukan kegiatan penyusunan rancangan penelitian


(26)

yang biasa disebut proposal penelitian yang kemudian dibimbingkan kepada dosen pembimbing untuk disetujui. Setelah rancangan penelitian disetujui peneliti memilih lapangan penelitian yang mendukung terhadap permasalahan penelitian yang disesuaikan dengan waktu, biaya dan tenaga yang tersedia, sehingga peneliti memilih lokasi penelitian di Homeschooling Taman Sekar Bandung.

Kegiatan Selanjutnya, peneliti mengurus perijinan kepada pihak yang berwenang memberikan ijin untuk mengadakan penelitian. Setelah itu, peneliti menjajaki keadaan lapangan, dan berakhir menyiapkan perlengkapan penelitian. 2. Tahap pekerjaan Lapangan

Tahap ini merupakan tahap penggalian informasi data secara mendalam, dengan mengenal lebih dekat kepada subjek penelitian, mengadakan pengamatan permulaan terhadap lingkungan Homeschooling Taman Sekar Bandung selaku subjek penelitian, kegiatan-kegiatan dan prilaku siswa. Kemudian diadakan kegiatan partisipasi bersama subjek penelitian dengan melakukan wawancara baik dengan penanggung jawab, guru/tutor, orang tua maupun dengan siswa (homeschoolers). Pada tahap ini merupakan kegiatan utama dalam pengumpulan data dan mengadakan analisis data dari hasil pengumpulan data tersebut.

3. Tahap pelaporan

Pada Tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut: a. Triangulasi Data

Triangulasi merupakan pengecekan pemeriksaan dari data yang telah diperoleh dari lapangan terutama untuk memperoleh keabsahan data. hal ini sesuai dengan pendapat Maleong (2005:330) bahwa “triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Informasi yang diperoleh dari satu sumber di cek silang dengan menggunakan triangulasi, bertujuan untuk membandingkan tingkat kesahihan data dengan kenyataan sebenarnya.

Informan utama atau kunci dalam pengumpulan data mengenai upaya guru (tutor) homeschooling dalam mengetahui proses pembelajaran seni terpadu di komunitas Homeschooling Taman Sekar Bandung adalah dua orang tutor setara SMP, dan untuk keperluan triangulasi sebagai data


(27)

pendukungnya, yaitu penanggung jawab setara SMP, sedangkan untuk memperoleh data gambaran pembelajaran seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung, yang menjadi subjek penelitian adalah dua orang tutor dan orang tua siswa sebagai pelengkap.

b. Penyusunan laporan

Setelah kegiatan triangulasi kemudian pada tahap ini dilakukan penyusunan laporan hasil pengumpulan data yang dilanjutkan dengan menggandakan laporan yang telah disusun.


(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan pada hasil pengolahan dan analisis data yang ditemukan dalam penelitian, sebagimana yang telah disajikan dalam Bab IV, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran, sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Konsep kurikulum merupakan suatu acuan yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan program pembelajaran yang dibuat dalam jangka waktu tertentu, yang berisi berbagai topik-topik pembelajaran, dan wujudnya dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini studi pembelajaran seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung dapat disimpulkan secara konsep kurikulum pembelajaran. Dari hasil studi observasi, wawancara, dan dokumentasi terdapat beberapa hal yang harus di evaluasi serta di revisi supaya tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Untuk itu ada beberapa hal yang akan diuraikan baik itu keunggulan maupun kekurangan dengan uraian sebagai berikut :

a. Mampu membangun motivasi siswa

b. Mampu mengembangkan aspek sikap pada dampak pengiring dalam pembelajaran

c. Menghemat waktu

d. Memilki kekuatan komprehensif yang tinggi

Pada pelaksanaan pembelajaran seni dilaksanakan di Homeschooling Taman Sekar Bandung terdapat kekurangan diantaranya :

a. Membutuhkan kurikulum yang mengacu pada keterpaduan serta kebijakan-kebijakan pendukung dalam sistem evaluasi pembelajaran.

b. Membutuhkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam merancang model pembelajaran terpad

Dari kekurangan serta kelebihan tersebut menjadi gambaran serta evaluasi dalam melaksanakan seni di Homeschooling, sehingga pada pelaksanaan selanjutnya diharapkan efektif sesuai dari tujuan pembelajaran.


(29)

Sejalan dengan hasil penelitian dari proses pembelajaran seni di komunitas Homeschooling Taman Sekar Bandung, mencakup tiga tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi memiliki hubungan fungsional yang erat. Dilihat dari proses pembelajaran, penyelenggaraan kegiatan tutorial komunitas homeschooling dipandang cukup baik, dimana tahapan-tahapan perencanaan proses pembelajaran disusun secara sitematis yang diawali dengan identifikasi kebutuhan homeschoolers melalui pembacaan karakteristik anak serta memahami kurikulum dan silabus, melihat dan menentukan materi (mengacu ke diknas), mengorganisir materi (jadwal pertemuan) menentukan metode/strategi pembelajaran disesuaikan dengan ketertarikan homeschoolers, membuat kerangka/lembar kerja, project dan outing serta mengalokasikan waktu.

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran seni meliputi: kegiatan pendahuluan yaitu games atau permainan, praktikum atau penjelasan materi, mengerjakan lembar kerja, latihan serta lembar tutorial. Tutor dalam melaksanakan proses pembelajaran sangat mempertimbangkan akan faktor-faktor yang yang dapat mendukung terhadap keberhasilan pencapaian tujuan sehingga tercipta iklim pembelajaran yang cerdas, kreatif, terampil, dan ceria, diantaranya menggunakan penyampaian materi yang bervariasi seperti menggunakan games atau permainan, metode/strategi pembelajaran, menggunakna tanya jawab,diskusi dan eksplorasi dari topikyang disampaikan, alat peraga dan penunjangpembelajaran yang membantu mempercepat pengertian homeschoolers mengenai materi, dengan menggunakan media audio visual.Sehingga terlaksananya kegiatan program project class dan outing untuk mengunjungi tempat-tempat di sekitar daerah Homeschooling seperti Sanggar di Padepokan Guruminda yang berlokasi di Sadang Serang, Saung Angklung Udjo di Padasuka Bandung, dan Teater lakon yang berda di UPI.

Ukuran keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak terbatas pada hasil belajar yang lazim diukur dengan tes hasil belajar, melainkan yang lebih penting dari itu adalah peningkatan minat bakat serta motivasi untuk terus belajar serta meningkatkan kemampuan untuk mengukur kemajuan belajar dan sarana penguat motivasi serta minat belajar sangat penting.


(30)

Pada Homeschooling peran Tutor dalam melaksanakan proses pembelajaran sangat mempertimbangkan akan faktor-faktor yang yang dapat mendukung terhadap keberhasilan pencapaian tujuan sehingga tercipta iklim pembelajaran yang cerdas, kreatif, terampil, dan ceria, diantaranya menggunakan penyampaian materi yang bervariasi seperti menggunakan games atau permainan, metode/strategi pembelajaran, menggunakna tanya jawab, diskusi dan eksplorasi dari topik yang disampaikan, alat peraga dan penunjang pembelajaran yang membantu mempercepat pengertian homeschoolers mengenai materi, dengan menggunakan media audio visual.

Pembelajaran seni di komunitas Homeschooling Taman Sekar Bandung terkait dengan bentuk pembelajaran tutorial, dimana kegiatan pembelajarannya dilakukan secara langsung dan individual antara tutor dan peserta didik. Dimana sistem pembelajaran tutorial menuntut peserta didik (homeschoolers) untuk belajar mandiri dengan menggunakan modul atau media belajar lainnya, dikombinasikan dengan tatap muka/belajar terarah dengan didampingi tutor atau pembimbing untuk membantu peserta didik dalam memcahkan kesulitan belajar.

Pada dasarnya konsep seni yang melandasi program pengajaran seni bisa berubah-ubah sesuai dengan perkembangan Ipteks, sosial, dan budaya masyarakat. Hal ini dapat dimaknai bahwa konsep seni yang dipakai di suatu negara dalam kurun waktu tertentu bisa berubah-ubah dan beragam. Berubah-ubahnya konsep seni yang melandasi program pengajaran seni secara tersirat ternyata tidak selalu terurai secara jelas dalam kurikulum pendidikan seni di sekolah. Hal inilah yang menyulitkan pendidik (tutor) untuk mempersepsi konsep seni yang melandasi program pengajaran seni.

Maka peneliti mengungkapkan bahwapendidik selebihnya memahami siapa dirinya dan kemampuan yang harus dimilikinya. Dalam melaksanakan tugasnya selain seorang pendidik, pengajar, dan pembimbing pada program komunitas seni di homeschooling ini maka pendidik (tutor) harus memiliki kompetensi ternyata pada kenyataannya terlaksananya pendidik (tutor) hanya menjadikan faktor penghambat dalam pembelajaran seni ini dikarenakan


(31)

kompetensi tutor itu belum menguasai semua materi yang akan diajarkan atau belum mampu menerapkannya pada pengajaran terhadap anak.

Sedangkan faktor pendukung dari pembelajaran seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung yaitu tutor dalam melaksanakan proses pembelajaran seni sangat mempertimbangkan akan faktor-faktor yang dapat mendukung terhadap keberhasilan pencapaian tujuan akan terlaksananya pembelajaran seni ini.Sehingga tercipta iklim pembelajaran yang cerdas, kreatif, terampil, dan ceria, diantaranya menggunakan penyampaian materi yang bervariasi dengan bentuk outing dan project class.

B. REKOMENDASI

1. Bagi lembaga Homeschooling Taman Sekar Bandung, pendidikan homeschooling merupakan model pendidikan pilihan bagi orang tua maupun anak yang tidak cocok dengan pendidikan formal, sehingga lembaga harus tetap mempertahankan apa yang menjadi ciri khas dari homeschooling terutama dalam proses pembelajarannya yang menggunakan pendekatan individual dan tidakmenekankan pada nilai.

2. Bagi Lembaga Universitas Pendidikan Indonesia, Jurusan pendidikan Seni tari diharapkan untuk lebih membuka program atau penataran khusus untuk pendidik supaya lebih mengetahui peran dan tujuan pembelajaran seni di sekolah-sekolah formal maupun non formal.

3. Bagi pendidik (tutor), dalam pembelajaran komunitas seni terpadu merupakan hal yang utama dalam belajar, sehingga tutor dalam proses pembelajarannya memperhatikan karakteristik homeschoolers harus tetap dipertahankan, mengingat keberagaman karakteristik homeschoolers yang mengikuti program homeschooling.

4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan ditindak lanjuti dengan penelitian yang lebih luas cakupannya, khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran komunitas seni terpadu, yang belum sempat peneliti ungkapkan seutuhnya. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti bagaimana komunitas seni


(32)

secara khusus terhadap homeschoolers selanjutnya dari jalur pendidikan informal

Demikian saran-saran yang dapat dikemukakan baik rekomendasi untuk pelaksana HomeschoolingTaman Sekar Bandung, maupun penliti lain yang merasa berkenan dan berkepentingan dengan proses pembelajaran sekolah-rumah (Homeshooling).


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. (2011). Memahami Riset Prilaku Dan Sosial. Bandung:CV.Pustaka Cendekia Utama

Arifin, Zaenal. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Komunitas Sekolah Rumah Sebagai Sistem Pendidikan Kesetaraan, Jakarta:Depdiknas

Departemen Pendidikan Nasional (2003). Materi Pelatihan Peningkatan Kemampuan Guru dalam Penyusunan dan Menggunakna Alat Evaluasi

Serta Pengembangan Sistem Penghargaan Terhadap Siswa,

Jakarta:Direktorat PLP-Ditjen Dikdasmen-Depdiknas.

Ginanjar, Jalu. (2005). Implementasi Model Role Playing Untuk Mengembangkan Kreatifitas Siswa. Skripsi S-1 Bandung: Tidak diterbitkan

Griffith, Mary. (2012). Homeschooling Menjadikan Setiap Tempat Sebagai Sarana Belajar. Bandung:Nuansa

Hamalik, Oemar (2007). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara Herry, Asep Hernawan dkk. (2007). Pengembangan kurikulum dan

Pembelajaran. Jakarta:Universitas Terbuka

J. Maleong, I. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:RemajaRosdakarya

Ki Hadjar Dewantara, (1997). Kebudayaan: bagian pertama: Pendidikan, Majelis Luhur Tamansiswa, Yogyakarta.

Kho, L. dkk (2007), Homeschooling Untuk Anak, Mengapa Tidak . Yogyakarta: Kanisius

Majid, A. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda

Masunah, J. dan Narawati, T (2003), Seni dan Pendidikan Seni. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Seni Tari UPI.

Masunah, J. (2012). Tari Pendidikan. Bandung: Tidak diterbitkan

Maksum, ali. (2012). Metodologi Penelitian. Surabaya: Unesa University Press Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Tarsito


(34)

Nasution, (1993), Pengembangan Kurikulum. Bandung:Citra Aditya Bakti. Pamadhi, Hadjar, dkk. (2008). Pendidikan Seni di SD. Jakarta:Unversitas Terbuka Ruhimat, Toto. (2009), Kurikulum & Pembelajaran. Bandung: jurusan Kurtekpen

FIP UPI

Saylor, GJ, et.al. (1981). Curriculum: Perspective, paradigm, and Possibility, New York: Macmillan Publishing

Setityawati, Efi, (2011), Upaya Tutor Homeschooling dalam meningkatkan Motivasi belajar Homeschoolers. Skripsi Jurusan PLS UPI Bandung: tidak diterbitkan

Soedarsono, et, all. (1996). Tari Tradisional Indonesia. Jakarta : Yayasan harapan Sudjana, D. (1995). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar. Sudjana, Djuju. (2001). Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : Falah Production Sugiyono, (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Bandung:Penerbit Alfabeta

Syamsuddin-Makmum, A. (1995). Psikologi Kependidikan (Perangkat sistem Pengajaran Modul). Bandung:PT Remaja Rosda

Syaodih-Sukmadinata, N.(2007). Bimbingan dan Konseling Dalam Praktek. Bandung:Maestro

Syarifudin, Tatang. (2011). Pedagogik Teoritis Sistematis. Bandung: Percikan ilmu.

Tim Penyusun. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga. Jakarta:Balai Pustaka.

Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989. Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakrat

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : PT. Citra Umbara


(35)

Sumber Internet:

Arlieta Eka Putri dalam web: www.Arlitaeka.blogspot.com. Diakses pada hari Kamis Tgl 10 Juli 2014. Pkl 19.00 WIB

TUGAS/Home shooling Referensi/HOMESCHOOLING(Sekolah-Rumah,Pilihan untuk Kembangkan Potensi Anak), Diakses 20 Oktober 2013 dari http://TheINDEPENDEN'S.Weblog.htm


(1)

Pada Homeschooling peran Tutor dalam melaksanakan proses pembelajaran sangat mempertimbangkan akan faktor-faktor yang yang dapat mendukung terhadap keberhasilan pencapaian tujuan sehingga tercipta iklim pembelajaran yang cerdas, kreatif, terampil, dan ceria, diantaranya menggunakan penyampaian materi yang bervariasi seperti menggunakan games atau permainan, metode/strategi pembelajaran, menggunakna tanya jawab, diskusi dan eksplorasi dari topik yang disampaikan, alat peraga dan penunjang pembelajaran yang membantu mempercepat pengertian homeschoolers mengenai materi, dengan menggunakan media audio visual.

Pembelajaran seni di komunitas Homeschooling Taman Sekar Bandung terkait dengan bentuk pembelajaran tutorial, dimana kegiatan pembelajarannya dilakukan secara langsung dan individual antara tutor dan peserta didik. Dimana sistem pembelajaran tutorial menuntut peserta didik (homeschoolers) untuk belajar mandiri dengan menggunakan modul atau media belajar lainnya, dikombinasikan dengan tatap muka/belajar terarah dengan didampingi tutor atau pembimbing untuk membantu peserta didik dalam memcahkan kesulitan belajar.

Pada dasarnya konsep seni yang melandasi program pengajaran seni bisa berubah-ubah sesuai dengan perkembangan Ipteks, sosial, dan budaya masyarakat. Hal ini dapat dimaknai bahwa konsep seni yang dipakai di suatu negara dalam kurun waktu tertentu bisa berubah-ubah dan beragam. Berubah-ubahnya konsep seni yang melandasi program pengajaran seni secara tersirat ternyata tidak selalu terurai secara jelas dalam kurikulum pendidikan seni di sekolah. Hal inilah yang menyulitkan pendidik (tutor) untuk mempersepsi konsep seni yang melandasi program pengajaran seni.

Maka peneliti mengungkapkan bahwapendidik selebihnya memahami siapa dirinya dan kemampuan yang harus dimilikinya. Dalam melaksanakan tugasnya selain seorang pendidik, pengajar, dan pembimbing pada program komunitas seni di homeschooling ini maka pendidik (tutor) harus memiliki kompetensi ternyata pada kenyataannya terlaksananya pendidik (tutor) hanya menjadikan faktor penghambat dalam pembelajaran seni ini dikarenakan


(2)

kompetensi tutor itu belum menguasai semua materi yang akan diajarkan atau belum mampu menerapkannya pada pengajaran terhadap anak.

Sedangkan faktor pendukung dari pembelajaran seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung yaitu tutor dalam melaksanakan proses pembelajaran seni sangat mempertimbangkan akan faktor-faktor yang dapat mendukung terhadap keberhasilan pencapaian tujuan akan terlaksananya pembelajaran seni ini.Sehingga tercipta iklim pembelajaran yang cerdas, kreatif, terampil, dan ceria, diantaranya menggunakan penyampaian materi yang bervariasi dengan bentuk outing dan project class.

B. REKOMENDASI

1. Bagi lembaga Homeschooling Taman Sekar Bandung, pendidikan

homeschooling merupakan model pendidikan pilihan bagi orang tua maupun anak yang tidak cocok dengan pendidikan formal, sehingga lembaga harus tetap mempertahankan apa yang menjadi ciri khas dari homeschooling terutama dalam proses pembelajarannya yang menggunakan pendekatan individual dan tidakmenekankan pada nilai.

2. Bagi Lembaga Universitas Pendidikan Indonesia, Jurusan pendidikan Seni tari diharapkan untuk lebih membuka program atau penataran khusus untuk pendidik supaya lebih mengetahui peran dan tujuan pembelajaran seni di sekolah-sekolah formal maupun non formal.

3. Bagi pendidik (tutor), dalam pembelajaran komunitas seni terpadu merupakan hal yang utama dalam belajar, sehingga tutor dalam proses pembelajarannya memperhatikan karakteristik homeschoolers harus tetap dipertahankan, mengingat keberagaman karakteristik homeschoolers yang mengikuti program homeschooling.

4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan ditindak lanjuti dengan penelitian yang lebih luas cakupannya, khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran komunitas seni terpadu, yang belum sempat peneliti ungkapkan seutuhnya. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti bagaimana komunitas seni


(3)

secara khusus terhadap homeschoolers selanjutnya dari jalur pendidikan informal

Demikian saran-saran yang dapat dikemukakan baik rekomendasi untuk pelaksana HomeschoolingTaman Sekar Bandung, maupun penliti lain yang merasa berkenan dan berkepentingan dengan proses pembelajaran sekolah-rumah (Homeshooling).


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. (2011). Memahami Riset Prilaku Dan Sosial.

Bandung:CV.Pustaka Cendekia Utama

Arifin, Zaenal. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Komunitas Sekolah Rumah Sebagai Sistem Pendidikan Kesetaraan, Jakarta:Depdiknas

Departemen Pendidikan Nasional (2003). Materi Pelatihan Peningkatan Kemampuan Guru dalam Penyusunan dan Menggunakna Alat Evaluasi

Serta Pengembangan Sistem Penghargaan Terhadap Siswa,

Jakarta:Direktorat PLP-Ditjen Dikdasmen-Depdiknas.

Ginanjar, Jalu. (2005). Implementasi Model Role Playing Untuk Mengembangkan Kreatifitas Siswa. Skripsi S-1 Bandung: Tidak diterbitkan

Griffith, Mary. (2012). Homeschooling Menjadikan Setiap Tempat Sebagai Sarana Belajar. Bandung:Nuansa

Hamalik, Oemar (2007). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara Herry, Asep Hernawan dkk. (2007). Pengembangan kurikulum dan

Pembelajaran. Jakarta:Universitas Terbuka

J. Maleong, I. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung:RemajaRosdakarya

Ki Hadjar Dewantara, (1997). Kebudayaan: bagian pertama: Pendidikan, Majelis Luhur Tamansiswa, Yogyakarta.

Kho, L. dkk (2007), Homeschooling Untuk Anak, Mengapa Tidak . Yogyakarta: Kanisius

Majid, A. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda

Masunah, J. dan Narawati, T (2003), Seni dan Pendidikan Seni. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Seni Tari UPI.

Masunah, J. (2012). Tari Pendidikan. Bandung: Tidak diterbitkan

Maksum, ali. (2012). Metodologi Penelitian. Surabaya: Unesa University Press Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Tarsito


(5)

Nasution, (1993), Pengembangan Kurikulum. Bandung:Citra Aditya Bakti. Pamadhi, Hadjar, dkk. (2008). Pendidikan Seni di SD. Jakarta:Unversitas Terbuka Ruhimat, Toto. (2009), Kurikulum & Pembelajaran. Bandung: jurusan Kurtekpen

FIP UPI

Saylor, GJ, et.al. (1981). Curriculum: Perspective, paradigm, and Possibility, New York: Macmillan Publishing

Setityawati, Efi, (2011), Upaya Tutor Homeschooling dalam meningkatkan Motivasi belajar Homeschoolers. Skripsi Jurusan PLS UPI Bandung: tidak diterbitkan

Soedarsono, et, all. (1996). Tari Tradisional Indonesia. Jakarta : Yayasan harapan Sudjana, D. (1995). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar. Sudjana, Djuju. (2001). Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : Falah Production Sugiyono, (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Bandung:Penerbit Alfabeta

Syamsuddin-Makmum, A. (1995). Psikologi Kependidikan (Perangkat sistem Pengajaran Modul). Bandung:PT Remaja Rosda

Syaodih-Sukmadinata, N.(2007). Bimbingan dan Konseling Dalam Praktek. Bandung:Maestro

Syarifudin, Tatang. (2011). Pedagogik Teoritis Sistematis. Bandung: Percikan ilmu.

Tim Penyusun. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga. Jakarta:Balai Pustaka.

Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989. Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakrat

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : PT. Citra Umbara


(6)

Sumber Internet:

Arlieta Eka Putri dalam web: www.Arlitaeka.blogspot.com. Diakses pada hari Kamis Tgl 10 Juli 2014. Pkl 19.00 WIB

TUGAS/Home shooling Referensi/HOMESCHOOLING(Sekolah-Rumah,Pilihan untuk Kembangkan Potensi Anak), Diakses 20 Oktober 2013 dari http://TheINDEPENDEN'S.Weblog.htm