EKSPLORASI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI SEKOLAH INDONESIA SINGAPURA.

(1)

EKSPLORASI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X DENGAN PENDEKATAN

SCIENTIFIC DI SEKOLAH INDONESIA SINGAPURA

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

oleh

MarjanNurjanah 1102105

DEPARTEMEN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X

dengan Pendekatan

Scientific

di

Sekolah Indonesia Singapura

Oleh Marjan Nurjanah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Marjan Nurjanah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang memberikan informasi tentang pembelajaran matematika dengan pendekatan scientific di Sekolah Indonesia Singapura, yang merupakan salah satu Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan hasil belajar siswa dengan pendekatan scientific sebagai studi kasus implementasi kurikulum 2013, khususnya pada kemampuan pemecahan masalah matematis dan komunikasi siswa kelas X di Sekolah Indonesia Singapura. Untuk memudahkan pemaparan, dalam proses analisis pada penelitian ini, siswa dibagi menjadi tiga kelompok (berdasarkan nilai rata-rata), yaitu kelompok atas, tengah, dan bawah. Dari hasil penelitian terhadap sepuluh kali pertemuan diperoleh hasil belajar siswa kelas X beserta perkembangannya secara individu, dan diketahui pula bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis dan komunikasi siswa sangat beragam. Kelompok atas unggul dalam merencanakan/ menentukan strategi yang efektif dalam pemecahan masalah matematika. Kelompok tengah unggul dalam melakukan pelaksanaan perencanaan. Kelompok bawah memiliki keungulan dalam pengecekan kembali dan sinkronisasi hasil akhir dengan kriteria solusi yang diminta oleh soal. Selain itu, siswa kelompok atas memiliki konsentrasi dan partisipasi penuh dalam mendengarkan dan diskusi, juga baik dalam menyajikan, membaca dan menulis ide matematis. Kelompok tengah memiliki kemampuan yang merata untuk kelima aspek komunikasi. Sementara, kelompok bawah memiliki kemampuan komunikasi yang baik kecuali dalam aspek menulis.

Kata kunci: Pendekatan Scientific, Eksplorasi Hasil Belajar Siswa, Pemecahan Masalah

Matematis, Komunikasi Siswa, Sekolah Indonesia Singapura.


(5)

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

This research is an exploration research that provides initial information about mathematics learning process in Singapore Indonesian School (SIS), which is one of Overseas Indonesian School (Sekolah

Indonesia Luar Negeri or SILN). The aim is to uncover the mathematics learning outcome by

scientific approach as a case study of implementation of 2013’s Curriculum, especially in mathematical problem solving and communications abilities of tenth grade students in Singapore Indonesian School. This is a qualitative research that describes the data for further analyzing as theories or another research. For simplify the descriptions in analyzing, the students was divided into three groups based on their average scores, those are upper group, middle group and lower group. This research found that the students hold a divergent mathematical problem solving and communications abilities. The upper group is very well on planning and combining strategies that effective to solve mathematical problems. The middle group is very well on doing the strategies carefully. The lower group is very good on rechecking and synchronizing the solution to the problem. Besides that, the upper group students have a deep concern on listening and discussing beside they are also good on presenting, reading and writing mathematical ideas. The ability of middle group has spread evenly in all aspect of communication. And mathematical communication ability of the lower group students is good except in writing.

Keywords: Scientific Approach, Mathematical Problem Solving, Communication in Mathematics,


(6)

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(7)

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GRAFIK ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR BAGAN ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1. 1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. 2 Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. 3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. 4 Manfaat/Signifikansi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. 5 Definisi Operasional... Error! Bookmark not defined. 1. 6 Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Pembelajaran Matematika dalam Kurikulum 2013... Error! Bookmark

not defined.

2.1.1 Matematika Wajib dan Matematika Minat/Lintas Minat ... Error!

Bookmark not defined.

2.1.2Tujuan Pembelajaran Matematika Wajib dan Peminatan ... Error!

Bookmark not defined.

2.1.3Ruang Lingkup Materi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4Prinsip Pembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar ... Error! Bookmark


(8)

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.2 Pembelajaran dengan pendekatan Scientific ... Error! Bookmark not

defined.

2.3 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... Error! Bookmark not

defined.

2.4 Kemampuan Komunikasi dalam Matematika ... Error! Bookmark not

defined.

BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.5 Analisis Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Validasi Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not

defined.

4.1 Pelaksanaan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Scientific ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Analisis Hasil Belajar dan Pembelajaran Siswa.... Error! Bookmark not

defined.

4.2.1 Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa .... Error! Bookmark

not defined.

4.2.2 Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Error! Bookmark

not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI . Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined. 5.2.1. Pendidik/ Guru ... Error! Bookmark not defined. 5.2.2.Pemerintah ... Error! Bookmark not defined. 5.2.3.Peneliti ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... Error! Bookmark not defined.


(9)

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura


(10)

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Penelitian

Indonesia terus bergerak memperbaiki dirinya, salah satunya di bidang pendidikan. Pada tahun 2013 terjadi suatu terobosan besar dalam dunia pendidikan, yaitu perubahan kurikulum. Sesuai dengan tahun lahirnya, kurikulum baru ini sering disebut sebagai kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini mengedepankan suatu pendekatan khusus dalam setiap pembelajaran, yaitu pendekatan scientific.

Dalam SISDIKNAS oleh Kemendikbud dijelaskan, inti dari Kurikulum 2013 ada pada upaya penyederhanaan dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran atau lebih dikenal dengan pendekatan scientific. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.

Melalui pendekatan scientific ini diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.

Diketahui bahwa tidak semua warga Negara Indonesia (WNI) berada di daratan Nusantara. Dengan adanya WNI khususnya usia wajib belajar yang berada di luar teritorial NKRI, artinya pemerintah belum tuntas menjamin pendidikan warga negaranya jika hanya menyediakan fasilitas/ akses pendidikan di wilayah Indonesia saja. Di samping itu, WNI usia pelajar juga mengalami gempuran budaya sesuai dengan negara yang ditinggali. Hal ini dikhawatirkan dapat


(11)

2

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melunturkan rasa nasionalismenya. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu solusi untuk mengatasinya. Salah satunya adalah dengan didirikannya sekolah di luar negeri.

Sekolah Indonesia Luar Negeri adalah sekolah-sekolah yang didirikan oleh Depdiknas dimana sekolah-sekolah tersebut berada di wilayah akreditasi kerja KBRI ataupun Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) dibawah bimbingan Atase Pendidikan Nasional. Saat ini SILN berjumlah 15 Sekolah (Sekolah Indonesia Davao, 2011). Sekolah-sekolah ini tetap menggunakan sistem dan kurikulum pendidikan Republik Indonesia dan masing-masing SILN memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan penyesuaian lingkungan setempat dan SILN ini juga berstandar internasional. Kelimabelas Sekolah Indonesia Luar Negeri yang ada saat ini tersebar di kawasan Asia, Eropa dan Afrika, di antaranya;

1. Sekolah Indonesia Bangkok 2. Sekolah Indonesia Beograd 3. Sekolah Indonesia Cairo 4. Sekolah Indonesia Damascus 5. Sekolah Indonesia Jeddah 6. Sekolah Indonesia Kota

Kinabalu

7. Sekolah Indonesia Kuala Lumpur

8. Sekolah Indonesia Mekkah 9. Sekolah Indonesia Riyad 10.Sekolah Indonesia Moscow 11.Sekolah Indonesia Singapura 12.Sekolah Indonesia Netherland 13.Sekolah Republik Indonesia

Tokyo

14.Sekolah Indonesia Davao 15.Sekolah Indonesia Yangon Sebagai sekolah Indonesia di bawah kementrian pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia, tentunya Sekolah Indonesia Singapura juga menyelenggarakan pendidikan berdasarkan kurikulum 2013. Sebagaimana diketahui bahwa, kurikulum 2013 telah dilangsungkan selama setahun di dalam negeri. Namun, semester gasal di tahun ajaran 2014/2015 ini SIS baru menyelenggarakan kurikulum 2013 tersebut. Dengan demikian, ini adalah semester pertama SIS mengimplementasikan kurikulum baru ini.

Dimana pun keberadaannya berkaitan dengan hal pendidikan bukanlah hal yang sederhana karena ini menyangkut generasi penerus bangsa. Menurut Ki Hajar Dewantara (Fedi, 2013), tujuan dari pendidikan adalah penguasaan diri, sebab di sinilah pendidikan memanusiakan manusia (humanisasi). Penguasaan diri


(12)

3

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan langkah yang dituju untuk tercapainya pendidikan yang memanusiakan manusia. Ketika peserta didik mampu menguasai dirinya, maka mereka akan mampu untuk menentukan sikapnya. Dengan demikian akan tumbuh sikap mandiri dan dewasa. Beliau juga menunjukkan bahwa tujuan diselenggarakannya pendidikan adalah membantu peserta didik menjadi manusia yang merdeka. Menjadi manusia yang merdeka berarti tidak hidup terperintah, berdiri tegak dengan kekutan sendiri, dan cakap mengatur hidupnya dengan tertib. Selaras dengan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara di atas, memasuki abad XXI ini kemampuan belajar, kemampuan berpikir kritis, membuat keputusan, memecahkan masalah, membuat inovasi dan kreativitas, kemampuan komunikasi dan kolaborasi serta kemampuan mengolah informasi berbasis teknologi sangat dibutuhkan. Banyak mata pelajaran yang dapat merepresentasikan berbagai kemampuan yang dibutuhkan di abad XXI tersebut, salah satu bidangnya adalah matematika.

Selaras dengan urgensi matematika yang dikemukakan oleh Turmudi, (2012), yaitu untuk memahami dunia dan kualitas keterlibatan kita dalam masyarakat, kita perlu memahami matematika secara baik. Matematika merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan secara umum. Karenanya matematika itu perlu dipelajari oleh siswa di sekolah. Dalam konteks lebih lanjut konsep-konsep matematika dapat diterapkan dalam bidang sains, ekonomi, informasi, komunikasi, dan bidang-bidang lain. Beberapa konsep yang dipelajari dalam pembelajaran matematika adalah pemahaman tentang bilangan, ruang, susunan, pengukuran dan unsur-unsur matematika sudah merupakan bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, matematika sendiri memerlukan suatu pengembangan dengan tujuan bahwa keberadaan matematika bukan hanya menjadi pelayan bagi bidang lain, tetapi juga pendalaman bidang matematika sendiri, sehingga matematika yang pada awal mulanya sangat sederhana dan sangat elementer, secara berangsur-angsur sejak zaman dahulu menjadi matematika yang semakin canggih, bahkan akhir-akhir ini matematika menjadi semakin berkembang sangat pesat. Manfaat matematika untuk memecahkan berbagai permasalahan menjadi mendekati kenyataan dan semakin aplikatif bahkan untuk situasi yang kompleks.


(13)

4

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006).

Kompetensi matematika yang harus dicapai oleh siswa setelah belajar matematika menurut Departemen pendidikan nasional (Departemen Pendidikan Nasional, 2006) adalah sebagai berikut:

(1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkombinasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Selain itu National Council of Teachers of Mathematics (NCTM, 2000) menetapkan lima standar kemampuan matematis yang harus dimiliki oleh siswa, yaitu kemampuan pemecahan masalah (problem solving), kemampuan komunikasi (communication), kemampuan koneksi (connection), kemampuan penalaran (reasoning), dan kemampuan representasi (representation).

Berdasarkan uraian Depdiknas dan NCTM tersebut, maka beberapa diantara kemampuan matematis yang harus dimiliki siswa adalah kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi. Kemampuan pemecahan masalah adalah mencari cara/metode melalui kegiatan mengamati, memahami, mencoba, menduga, menemukan, dan meninjau kembali dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Sedangkan, kemampuan komunikasi matematis adalah


(14)

5

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan yang meliputi keahlian membaca, menulis, menyimak, menelaah, menginterorientasi dan mengevaluasi ide, simbol, istilah, serta informasi matematika.

Soedjadi (Abbas, 2000) menyatakan bahwa melalui pelajaran Matematika diharapkan dan dapat ditumbuhkan kemampuan-kemampuan yang lebih bermanfaat untuk mengatasi masalah-masalah yang diperkirakan akan dihadapi peserta didik di masa depan. Kemampuan tersebut diantaranya adalah kemampuan memecahkan masalah. Lebih lanjut Ruseffendi (Karlimah, dkk., 2010) menyatakan bahwa kemampuan memecahkan masalah amatlah penting, bukan saja bagi mereka yang dikemudian hari akan mendalami matematika, melainkan juga bagi mereka yang akan menerapkannya, baik dalam bidang studi lain maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Di samping itu, terdapat beberapa alasan penting mengapa komunikasi dalam pembelajaran matematika perlu ditumbuh kembangkan (Amalia, 2013). Pertama, matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir, alat untuk menemukan pola, menyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan, tetapi

matematika juga “an invaluable tool for communiting a variety of ideas clearly, precesisely, and succinctly”. Kedua pembelajaran matematika dianggap sebagai

aktivitas sosial, matematika juga sebagai wahana interaksi antarsiswa, dan juga komunikasi antara guru dan siswa.

Urgensi penelitian di SILN, dalam hal ini di SIS, menjadi kebutuhan mengingat kekhususan kondisi SIS yang berada di luar negeri, luar lingkungan masyarakat Indonesia sehingga mengharuskan adaptasi tersendiri. Salah satu hal yang dapat disoroti seperti yang telah dikemukakan di atas adalah hasil belajar dalam pembelajaran matematika khususnya mengenai kemampuan pemecahan masalah matematis dan kemampuan komunikasi siswa. Kondisi ini menggugah peneliti untuk mengeksplorasi lebih jauh lagi mengenai hasil belajar siswa kelas X dengan pendekatan scientific di Sekolah Indonesia Singapura.

1. 2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang penelitian di atas, kemudian disusun suatu rumusan masalah penelitian, yaitu sebagai berikut:


(15)

6

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimana impelementasi kurikulum 2013, dalam hal penerapan pendekatan scientific, pada pembelajaran matematika kelas X di Sekolah Indonesia Singapura?

2. Bagaimana hasil belajar yang diperoleh khususnya pada kemampuan pemecahan masalah matematis dan komunikasi siswa kelas X dengan pendekatan scientific di Sekolah Indonesia Singapura?

1. 3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan hasil belajar pada proses pembelajaran matematika dengan pendekatan scientific sebagai studi kasus implementasi kurikulum 2013, khususnya mengenai kemampuan pemecahan masalah matematis dan komunikasi siswa kelas X di Sekolah Indonesia Singapura.

1. 4 Manfaat/Signifikansi Penelitian

Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan manfaat dalam berbagai segi dalam kehidupan. Manfaat signifikansi yang diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Dari segi kebijakan, dari penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi perubahan kebijakan ke arah yang lebih baik untuk memfasilitasi berkembangnya kemampuan pemecahan masalah matematis dan komunikasi, khususnya dalam pembelajaran matematika di sekolah Indonesia di luar negeri.

2) Dari segi praktik, memperlihatkan suatu perpektif mengenai kondisi kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi siswa di sekolah Indonesia luar negeri, sehingga tenaga pengajar/guru dapat mengambil langkah sebentuk metode maupun model pembelajaran yang dirasa tepat.

3) Dari segi isu serta aksi sosial sebagai fungsi sejarah, sehingga dapat disikapi positif baik oleh siswa, guru, orang tua siswa maupun peneliti berikutnya.

1. 5 Definisi Operasional


(16)

7

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh murid dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. 2. Pendekatan scientific adalah pendekatan pembelajaran yang secara aktif

melibatkan siswa dalam kegiatan 5M, yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

3. Kemampuan pemecahan masalah matematika adalah kompetensi matematika yang mengindikasikan kecakapan dalam menemukan penyelesaian dari permasalah matematika yang diberikan. Indikator yang digunakan dalam kemampuan pemecahan masalah ini adalah siswa dapat memahami permasalahan, siswa dapat melakukan suatu perencanaan/ strategi dalam proses menemukan solusi, selanjutnya, siswa melaksanakan perencanaan, dan memeriksa kembali penyelesaian yang sudah didapat.

4. Kemampuan komunikasi pada pembelajaran matematika adalah kemampuan siswa untuk mengomunikasikan ide matematika kepada orang lain baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Kemudian komunikasi pada pembelajaran matematika dibagi ke dalam lima aspek yaitu, mempresentasikan/menyajikan, mendengar, membaca, diskusi dan menulis.

1. 6 Struktur Organisasi Skripsi

Penelitian pada skripsi ini dipaparkan kedalam lima bab. Bab pertama merupakan pendahuluan yang di dalamnya memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat dilakukannya penelitian ini. Selain itu juga dijelaskan mengenai definisi oeperasional serta struktur organisasi skripsi.

Selanjutnya, bab dua adalah kajian pustaka. Pada bab ini dijelaskan secara lugas mengenai teori-teori yang berkaitan serta melandasi penelitian ini. Teori tersebut terdiri atas empat bahasan. Bahasan yang pertama adalah pembelajaran matematika dalam kurikulum 2013, yang memuat matematika wajib dan peminatan, tujun pembelajaran wajib dan peminatan, ruang lingkup materi, prinsip pembelajaran dan penilaian. Bahasan kedua menjelaskan tentang pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific. Bahasan selanjutnya, mengungkapkan secara teoritis mengenai kemampuan pemecahan masalah matematis dan indikatornya. Terakhir adalah teori mengenai kemampuan komunikasi matematika.


(17)

8

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab tiga menjabarkan metode penelitian yang digunakan pada skripsi ini. Metode penelitian ini memuat, desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, analisis serta validasi data menelitian. Selanjutnya bab empatmenjelaskan hasil penelitian dan pembahasan, yang terdiri dari pelaksanaan pembelajaran matematika dengan pendekatan

scientific dan analisis hasil belajar siswa berkenaan dengan kemampuan

pemecahan masalah matematis dan komunikasi siswa dan bab terakhir adalah kesimpulan dan rekomendasi .


(18)

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam mengenai fenomena alami (natural) pembelajaran matematika siswa yang terjadi pada suatu lingkungan tertentu, (dalam hal ini adalah kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis siswa kelas X di Sekolah Indonesia Singapura). Kajian penelitian ini yaitu dalam mengungkapkan keberagaman dan keunikan masing-masing siswa. Kajian penelitian kualitatif adalah hal yang esensial untuk digunakan peneliti dalam menyelami gejala alami yang terjadi. Untuk itu maka penelitian ini sangat tepat menggunakan pendekatan kualitatif. Denzin dan Lincoln (Ritchie & Lewis, 2003) mengungkapkan definisi sebagai berikut:

“Qualitative research is a situated activity that locates the observer in the

world. It consists of a set of interpretive, material practices that makes the world visible. These practices ... turn the world into a series of representations including fieldnotes, interviews, conversations, photographs, recordings and memos to the self. At this level, qualitative research involves an interpretive, naturalistic approach to the world. This means that qualitative researchers study things in their natural settings, attempting to make sense of, or to interpret, phenomena in terms of the meanings people bring to them.”

Nasution (1996) menjelaskan bahwa pada hakikatnya penelitian kualitatif merupakan kegiatan mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Erikson (Nursyahida, 2013) menjelaskan bahwa pendekatan kualitatif memiliki ciri-ciri yaitu penelitian dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi. Peneliti melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan di lapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.

3.1 Desain Penelitian

Berdasarkan pemaparan di muka, penelitian ini berbentuk penelitian kualitatif. Penelitian yang mengekplorasi hasil belajar matematika siswa khususnya pada kemampuan pemecahan dan kemampuan komunkasi matematis


(19)

29

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini tergolong pada bentuk studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang individu, satu kelompok, satu organisasi, satu program, dan sebagainya dalam waktu tertentu (Raharjo, 2010). Tujuannya untuk memperoleh deskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah entitas. Studi kasus menghasilkan data untuk selanjutnya dianalisis untuk dilakukan tindak lanjut baik berupa teori maupun penelitian selanjutnya.

Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1) Tahap Penelitian Pendahuluan

Tahap penelitian pendahuluan ini dilakukan di lapangan dan luar lapangan. Tahap ini dimulai dengan studi literatur, menemukan masalah umum penelitian pendahuluan, tujuan umum, eksplorasi pendahuluan tentang masalah tersebut di lapangan.

2) Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini terdiri dari mengindentifikasi masalah dan informasinya yang ditemui pada tahap penelitian pendahuluan, pengerucutan masalah, pemilihan masalah, penentuan tujuan penelitian, menyiapkan instrumen (studi literatur, studi dokumentasi, diskusi dengan pembimbing dan anggota tim penelitan), validitas instrumen (mengevaluasi kesiapan peneliti)

3) Tahap Pelaksanaan (pembelajaran)

Tahap pelaksanaan ini terdiri dari pemilihan subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria, pemilihan lokasi penelitian di lapangan, pengumpulan data melalui observasi pada pembelajaran matematika, wawancara dan catatan lapangan.

4) Tahap Pengujian

Tahap pengujian ini adalah tahap memverifikasi kealamian data yang diambil dari sumber data primer. Pengujian ini dilakukan dengan menverifikasi hasil pengumpulan data secara langsung terhadap subjek penelitian, baik verifikasi hasil observasi, wawancara, maupun catatan lapangan.

5) Tahap Analisis Data

Tahapan analisis data ini terdiri dari analisis selama di lapangan, dan setelah di lapangan. Selama di lapangan, analisis dan validasi hasil analisis data dilakukan berkesinambungan oleh peneliti, anggota tim lainnya, dan subjek


(20)

30

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian terhadap data yang diperoleh selama di lapangan. Setelah keluar lapangan analisis dan validasi hasil analisis data dilakukan secara mendalam oleh peneliti, anggota tim lainnya, dan pembimbing sebagai ahli.

3.2Lokasi dan Subjek Penelitian

Sekolah Indonesia Singapura (SIS) (Sekolah Indonesia Singapura, 2014) adalah satu-satunya wadah penyelenggara pendidikan nasional Indonesia di Singapura. Penyelenggaraan SIS berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Luar Negeri dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No: tanggal 7 Oktober 1967, dengan Kepala Perwakilan RI sebagai penanggung jawab.

Tujuan pendirian SIS antara lain:

a. Memberikan pendidikan nasional sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional yang diselenggarakan di Indonesia bagi anak warga negara Indonesia di Singapura.

b. Pemberian pendidikan nasional dengan maksud agar semua anak warga negara Indonesia di Singapura tidak terlepas dari ikatan rasa kebangsaannya, jiwanya, dan kepribadiannya sebagai bangsa Indonesia.

c. Sebagai wadah pendidikan bagi putra/putri staf KBRI, BUMN dan swasta di Singapura, agar pendidikan mereka berkesinambungan apabila kembali ke tanah air atau sebaliknya.

d. Sebagai alat untuk memperkenalkan, menyebarkan dan memperkaya kebudayaan Indonesia di Singapura. SIS berstatus sebagai sekolah swasta berbantuan. Maksudnya SIS diselenggarakan oleh masyarakat Indonesia di Singapura dan penyelenggaraannya mendapat bantuan dari pemerintah. Dengan demikian SIS mempunyai kedudukan yang sama dengan sekolah setingkat/sejenis di Indonesia. Istilah swasta hanya dalam wadah penyelenggaraannya saja, sedangkan STTB-nya disamakan dengan STTB sekolah negeri di Indonesia.

Tepatnya SIS didirikan pada tanggal 20 Mei 1969, dengan TK sebagai kelas permulaan. Pada tahun 1970 dibuka SD, tahun 1971 dibuka SMP dan tahun 1974 dibuka SMA. Dengan demikian saat ini, SIS tersedia jenjang TK hingga SMA.


(21)

31

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sekolah Indonesia Singapura merupakan Sekolah Indonesia yang berada di Singapura dengan alamat 20A Siglap Road, Singapore. Dengan denah lokasi seperti di bawah ini :

GAMBAR 3.1 PETA SINGAPURA

GAMBAR 3.2 DENAH LOKASI SIS

Sekolah ini menggunakan kurikulum nasional. SIS memfasilitasi pelajar kewarganegaraan Indonesia dari tingkat Taman kanak-kanak Hingga tingkat Sekolah Menengah Atas. Setiap tingkatan kelas hanya terdiri dari satu kelas, misal kelas 7, hanya ada kelas 7 tidak ada kelas 7A, 7B seperti sekolah yang memiliki kapasitas besar di dalam negeri. Banyaknya siswa setiap kelasnya berkisar 4-20 siswa. SIS dapat dikatakan sebagai sekolah yang sederhana dengan total siswa


(22)

32

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekitar 150 siswa dan tenaga pengajar sekitar 15 orang. Hal ini sedikit menjadi kendala. Karena terbatasnya guru, sehingga setiap guru rata–rata mengampu lebih dari satu mata pelajaran.

SIS adalah satu-satunya sekolah Indonesia yang ada di Singapura, sehingga dalam penerimaan siswanya tidak dilakukan seleksi yang ketat dengan suatu

passing grade tertentu. Jadi, siswa dalam satu kelas sangatlah heterogen mengenai

kemampuan dasarnya dari segi kognitif, kesadaran tatakrama dari segi afektif, maupun basic keterampilannya.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X di Sekolah Indonesia Singapura. Berdasarkan Kurikulum 2013, penjurusan minat siswa telah dimulai pada tingkatan ini, SIS memfasilitasi dua jurusan yaitu MIA (Matematika dan Ilmu Alam) dan IIS (Ilmu-Ilmu Sosial). Pada awal penelitian, Siswa MIA terdiri dari 14 orang dan Siswa IIS terdiri dari 4 Orang. Dalam perkembangannya, satu siswa IIS beralih jurusan ke MIA, berdasarkan saran dan pertimbangan dari beberapa guru dan persetujuan siswa itu sendiri. Sehingga, kelas MIA diikuti oleh 15 siswa dan IIS diikuti oleh 3 siswa. Seiring berjalannya waktu, kelas MIA kedatangan dua orang siswa baru secara berturut-turut. Pertama, siswa pindahan dari Australia yang memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, karena bahasa yang dikuasainya selama di Australia adalah bahasa Inggris. Kedua, siswa pindahan dari Jakarta, secara berangsur-angsur dapat membaur bersama siswa lainnya. Jadi, secara keseluruhan siswa MIA ada sebanyak 17 orang dan siswa IIS sebanyak 3 orang. Kedepannya pada penelitian

ini setiap siswa akan diwakili oleh kode nama, yaitu S1, S2, S3, …dan seterusnya

sampai S20.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi literatur

1. Observasi

Observasi adalah penelitian dan pengamatan sistematis dan terencana yang diniati untuk perolehan data yang dikontrol validitas dan realibilitasnya (Alwasilah, 2003). Menurut Satori dan Komariah (2010), observasi adalah


(23)

33

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Pengamatan secara langsung yang dimaksud adalah terjun ke lapangan, sedang secara tidak langsung adalah pengamatan yang dibantu melalui alat visual atau audio visual, misalnya teleskop, handycam, dan lain-lain (Satori & Komariah, 2010). Alat bantu yang digunakan dalam observasi ini adalah buku catatan/komputer untuk menuliskan apa yang diamati secara langsung dan camera digital untuk mengamati baik melalui gambar maupun video, agar dapat dilakukan observasi tidak langsung untuk meyakinkan hasil observasi langsung di lapangan.

Teknik observasi dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu observasi deskriptif, observasi terfokus, dan observasi terseleksi. Tahapan pertama, yaitu observasi deskriptif, pada tahap ini peneliti memasuki situasi tertentu sebagai objek penelitian. Peneliti melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat, didengar dan dirasakan saat melakukan penjelajahan umum dan menyeluruh pada subjek penelitian. Semua data direkam, sehingga hasil dari observasi ini disimpulkan dalam bentuk yang belum tertata.

Tahap observasi kedua, yaitu observasi terfokus. Pada hahap ini peneliti memfokuskan diri melihat secara menyeluruh pada ranah kognitif afektif dan psikomotor. Tahapan observasi ketiga yaitu observasi terseleksi. Peneliti memperinci data berdasarkan kategori-kategori yang telah didapatkan pada observasi terseleksi berdasarkan kemampuan matematis siswa dalam hal ini, kemampuan pemecahan masalah dan matematis siswa.

2. Wawancara

Sudjana (2000) menjelaskan bahwa wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak penanya (interviewer) dengan yang ditanya atau penjawab (intervewee). Satori dan Komariah (2010) mendefinisikan wawancara sebagai teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data primer melalu percakapan atau tanya jawab.

Wawancara memiliki dua sifat yaitu wawancara mendalam (in-depth


(24)

34

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah untuk memastikan dan mengecek informasi yang diperoleh sebelumnya, memberikan data dalam lingkup yang lebih luas dan dapat dipertanggungjawabkan, serta untuk melakukan pengecekan dan verifikasi data yang diperoleh dari sumber-sumber informasi sekunder. Sehingga wawancara yang dilakukan termasuk kedalam in-depth interview. Secara garis besar, tahapan wawancara mendalam dalam penelitian ini adalah

1) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan untuk dilakukannya wawancara;

2) Menetapkan narasumber yang akan diwawancarai; 3) Memulai wawancara;

4) Menuliskan hasil wawancara ke dalam bentuk catatan lapangan; 5) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data berupa opini, kepercayaan, dan perasaan tentang suatu situasi. Wawancara digunakan terutama untuk memverifikasi hasil observasi atau mengungkap hal-hal yang tidak terungkap saat observasi. Pertanyaan dalam wawancara pada penelitian ini meliputi pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman, pendapat, perasaan, pengetahuan, indera, dan latar belakang narasumber yang berkaitan pembelajaran matematika khususnya aspek kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi siswa dalam rangka implementasi kurikulum 2013.

3. Studi Dokumentasi

Satori dan Komariah (2010) menyebutkan bahwa studi dokumetasi adalah kegiatan mengumpulkan dokumen dan data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian, kemudian ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. Studi dokumen atau teks merupakan kajian yang menitikberatkan pada analisis atau interpretasi bahan tertulis berdasarkan konteksnya. Bahan bisa berupa catatan yang terpublikasikan, buku teks, surat kabar, majalah, surat-surat, film, catatan harian, naskah, artikel, dan sejenisnya. Untuk memperoleh kredibilitas yang tinggi peneliti dokumen harus yakin bahwa naskah-naskah itu otentik. Penelitian jenis


(25)

35

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini bisa juga untuk menggali pikiran seseorang yang tertuang di dalam buku atau naskah-naskah yang terpublikasikan.

Dokumen dibedakan menjadi tiga jenis yaitu dokumen primer, sekunder dan tersier. Dokumen primer adalah adalah dokumen yang berisi informasi penelitian langsung dari sumbernya. Dokumen sekunder adalah dokumen yang berisikan informasi mengenai literatur primer. Dokumen tertier adalah dokumen yang berisikan informasi mengenai literatur sekunder. Dalam penelitian ini lebih banyak digunakan dokumen primer, yaitu berupa arsip atau berupa dokumentasi hasil kerja siswa, berupa tugas maupun hasil ulangan. Adapun angket digunakan sebagai dokumen penunjang yang berisikan mengenai literatur kinerja berdasarkan perspektif responden.

4. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan sebagai alat pengumpulan data untuk mengungkap informasi baik berupa teori maupun informasi lain yang relevan. Studi literatur diperlukan untuk memperoleh gambaran tentang penelitian-penelitian lain yang berhubungan dengan penelitian-penelitian ini, menghubungkan penelitian dengan cakupan pembicaraan yang lebih luas dan berkesinambungan tentang topik yang sama, dan memberi kerangka untuk melakukan analisis terhadap topik penelitian.

Teknik yang digunakan adalah dengan cara mempelajari sejumlah literatur baik cetak maupun elektronik. Literatur yang dipelajari adalah buku-buku, video, artikel, prosiding, hasil penelitian lain yang relevan. Dengan mempelajari berbagai literatur, gambaran yang diperoleh peneliti digunakan untuk melakukan penggalian data lebih mendalam yang bersesuaian dengan masalah dan tujuan penelitian

3.4 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen penelitian utama, Moleong (2013) menyebutkan bahwa pencari tahu alamiah dalam pengumpulan data lebih banyak bergantung pada dirinya sebagai pengumpul data selanjutnya Moleong (2013) menjelaskan kedudukan peneliti dalam penelitian cukup rumit.


(26)

36

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analis, penafsir data, dan pada akhirnya ia pelapor hasil penelitian. Penelitian kualitatif sebagai

human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan

sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualita data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas tamuan (Sugiyono, 2013). Peneliti sebagai instrument menurut Nasution (1996) cocok untuk tradisi penelitian kualitatif karena:

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi peneliti. Tidak ada alat penelitian lain yang dapat bereaksi dan berinteraksi terhadap banyak faktor dalam situasi yang senantiasa berubah-ubah.

2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus. Tidak ada alat penelitian lain seperti yang digunakan dalam bermacam-macam situasi yang serupa.

3. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya diperlukan untuk merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan.

4. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. 5. Hanya manusia sebagi instrumen yang dapat mengambil kesimpulan dari data

yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan dan perbaikan.

6. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh, yang menyimpang justru mendapat perhatian. Respon yang lain dari yang lain, bahkan bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan pemahaman mengenai aspek yang diteliti.

Tentang validasi terhadap instrumen yaitu peneliti, menurut Sugiyono (2013) meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti memasuki objek penelitian, baik secara akademik maupun logistik. Validasi ini sangat penting untuk mendapat hasil penelitian yang baik. Validasi instrumen penelitian kualitatif dilakukan oleh peneliti melalui evaluasi diri. Ini dilakukan karena


(27)

37

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitilah yang mengetahui kesiapan atau ketidaksiapan melakukan penelitian yang dimaksud.

3.5 Analisis Data Penelitian

Miles dan Huberman (1992) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus, sampai datanya jenuh. Analisis data kualitatif bahkan telah dilakukan sebelum sampai di lapangan. Aktivitas analisis data tersebut adalah reduksi data, penyajian data, dan interpretasi data.

1. Reduksi data

Reduksi data adalah proses memilih dan memusatkan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari catatan lapangan. Reduksi data menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak diperlukan, dan mengorganisasikan data, sehingga dapat menarik kesimpulan dan verifikasi. Untuk itu semua catatan tentang pembelajar matematika di Sekolah Indonesia Singapura ini akan dipilah-pilah sesuai tujuan, agar memudahkan ketika melakukan Penyajian data.

2. Penyajian Data

Setelah seluruh data yang dibutuhkan dipilih, penyajian data dilakukan dengan menguraikan data-data tersebut ke dalam bentuk narasi, bagan, hubungan antara data. Penulis akan mencoba menjelaskan data ini secara umum terlebih dahulu kemudian dikhususkan ke sub-sub bagian yang lebih kecil, agar memudahkan peneliti dan juga pembaca untuk melihat keterhubungan antara semua data yang ada.

3. Interpretasi Data

Proses interpretasi data, peneliti tidak melakukannya seorang diri tetapi dibantu oleh pelaku budaya sebagai subjek penelitian, anggota tim penelitian, dan para ahli yang terkait.


(28)

38

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.6 Validasi Data Penelitian

Validasi data dilakukan agar memastikan bahwa data yang didapat dapat dipercaya kebenrannya, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya interpretasi data yang membias. Validasi data dapat dilakukan dengan :

BAGAN 3.1 VALIDASI HASIL ANALISIS DATA PENELITIAN

a. Triangulasi

Triangulasi data adalah salah satu uji kredibilitas data. Triangulasi yang dilakukan peneliti adalah pengecekan data dengan ketiga jenis triangulasi yang ada yaitu triangulasi sumber, triangualsi waktu, dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber dilakukan dengan memperbanyak objek observasi dan informan. Triangulasi waktu dilakukan dengan menyiasati waktu wawancara dengan memberikan jeda setiap wawancara. Triangulasi teknik jelas dilakukan dengan memperbanyak teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi .

b. Kredibilitas Peneliti

Pengujian kredibilitas peneliti dilakukan dengan evaluasi diri dan evaluasi tim peneliti tentang kesiapan peneliti baik secara logistik maupun pengetahuan tentang peneltiian ini. Peneliti melakukan peningkatan ketekunan, peneliti menyikapinya dengan membekali diri dengan membaca berbagai referensi yang


(29)

39

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terkait dan relevan. Peneliti mengamati pula secara lebih seksama dokumentasi-dokumetasi milik peneliti saat melakukan pengamatan pendahuluan.

c. Member Check

Tujuan digunakan member check adalah agar informasi yang peneliti peroleh dan gunakan dalam penulisan laporan ini sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh sumber data. Member Check diadakan dalam rangka uji

transferability kebenaran data yang diperoleh. Dilakukan dengan membacakan

hasil catatan lapangan peneliti serta meminta tanggapan subjek penelitian yaitu Informan dan masyarakat pada lingkungan sektitar tempat observasi. Member

check dilakukan sebelum dan sesudah penyajian data.

d. Audit Trail

Tahap ini merupakan pemantapan untuk membuktikan kebenaran data yang disajikan, baik setelah penyajian data, maupun laporan penelitian. Tahap ini mencakup data dan hasil analisis kemudian diperiksa dan diteliti kebenenaran dan keakuratannya oleh peneliti dan anggota tim penelitian lainnya. Topik diskusi adalah seputar kajian sejarah hingga perkembangan pembelajaran matematika pada kurikulum 2013, pendekatan penelitian kualitatif, metodologi penelitian, hingga teknik analisis. Dalam audit trail juga melibatkan expert opinion ini adalah pengecekan dan konsultasi temuan penelitian kepada ahli dibidangnya termasuk pembimbing. Hal ini merupakan upaya untuk Uji Dependability dan Uji


(30)

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1.1 Kesimpulan

Sekolah Indonesia Singapura (SIS) adalah salah satu sekolah yang bertempat di luar negeri (Singapura) namun masih menggunakan kurikulum nasional. Pada pelaksanaan kurikulum 2013 dengan menggunakan pendekatan

scientific di Sekolah Indonesia Singapura ini sudah berlangsung dipadukan

dengan beragam teknik diantaranya, teknik ekspositori, bertanya (diskusi), penemuan terbimbing dan demonstrasi (peragaan). Siswa merupakan pribadi yang unik dan special, dengan menerapkan pembelajaran dengan pendekatan scientific yang memiliki lima tahap pembelajaran yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan, terlihat pribadi unik siswa dalam proses belajarnya.

Dalam penelitian ini diketahui dari pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan scientific, tergambarkan kemampuan siswa yang beragam. Salah satunya adalah kemampuan pemecahan masalah matematis dan kemampuan komunikasi siswa.Dari hasil penelitian dengan melakukan pembagian kelompok berdasarkan hasil belajarnya ditemukan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis dan komunikasi siswa sangat beragam. Kelompok atas unggul dalam merencanakan/ menentukan strategi yang efektif dalam pemecahan masalah matematika. Kelompok tengah unggul dalam melakukan pelaksanaan perencanaan. Kelompok bawah memiliki keungulan dalam pengecekan kembali dan sinkronisasi hasil akhir dengan kriteria solusi yang diminta oleh soal. Selain itu, siswa kelompok atas memiliki konsentrasi dan partisipasi penuh dalam mendengarkan dan diskusi, juga baik dalam menyajikan, membaca dan menulis ide matematis. Kelompok tengah memiliki kemampuan yang merata untuk kelima aspek komunikasi. Sementara, kelompok bawah memiliki kemampuan komunikasi matematis yang baik kecuali dalam aspek menulis.


(31)

87

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari hasil ekplorasi hasil belajar pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis dan komunikasi siswa masih dapat ditingkatkan dengan mengembangkan berbagai model pembelajaran, sehingga potensi yang dimiliki dapat teroptimalkan.

1.2 Rekomendasi

Berkaitan dengan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, pada bagian ini akan dikemukakan beberapa rekomendasi yang berkaitan dengan beberapa pihak. Rekomendasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:

5.2.1. Pendidik/ Guru

Memberikan pelayanan pendidikan untuk semua peserta didik adalah tugas pendidik. Rekomendasi untuk pendidik/guru adalah diharapkan dapat mengembangkan/mengaplikasikan model pembelajaran yang menantang serta memfasilitasi daya pikir matematis yang diperlukan untuk merangsang kemampuan pemecahan masalah matematis dan komunikasi siswa.

5.2.2. Pemerintah

Memberikan fasilitas dan kesempatan pengembangan diri yang mesti dialami oleh para pendidik dan peserta didik merupakan tanggung jawab pengambil kebijakan (pemerintah). Dengan rekomendasi, pemerintah dapat memfasilitasi dalam bentuk diklat ataupun lainnya kepada para pendidik SILN untuk menambah perbendaharaan model pembelajaran yang kontekstual dengan kondisi siswa yang heterogen. Pemerintah dapat menyusun program tertentu, sehingga kemampuan siswa SILN ini mampu bersaing dengan sekolah lokal yang ada di negara tersebut.

5.2.3. Peneliti

Rekomendasi yang dapat digunakan sebagai perbaikan maupun pengembangan kajian atau penelitian kedepannya yaitu, untuk melakukan penelitian kualitatif, media pendukung untuk mendokumentasikan kondisi lapangan mutlak diperlukan sehingga mesti dipersiapkan dengan matang. Selain itu, dapat pula dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui efektifitas penggunaan model tertentu dalam meningkatkan kemampuan


(32)

88

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemecahan masalah matematis dan kemampuan komunikasi siswa di Sekolah Indonesia Singapura.


(33)

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abbas, N. (2000). Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based

Instuction) dalam Pembelajaran Matematika di SMU. Gorontalo: Universitas Negeri

Gorontalo.

Alwasilah, A. C. (2003). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.

Amalia, L. (2013). Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap

Peningkatan Kemampuan. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Ansari, B. I. (2009). Komunikasi Matematik Konsep dan Aplikasi. Banda Aceh: Yayasan Pena.

Aryan, B. (2007, Mei 30). Komunikasi dalam Matematika. Retrieved Desember 31, 2014, from Memberi yang Terbaik: https://rbaryans.wordpress.com/2007/05/30/komunikasi-dalam-matematika/

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Matematika SMP/MTs. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Baroody, A. (1993). Problem Solving, Reasoning, and Communicating, K-8. Helping

Children think Mathematically. New York: Macmillan Publishing.

Dahar, R. W. (1989). Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar . Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Fedi, S. (2013, November 07). Tujuan Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara. Retrieved Januari 13, 2015, from Sebastian Fedi: http://tyanfedi.blogspot.com/2013/11/tujuan-pendidikan-menurut-ki-hajar.html?=1

Greenes, C., & Schulman, L. (1996). Communicating Prosesses in Mathematical Exploration

and Investigation. USA: NCTM.

Hulukati, E. (2005). Mengembangkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa SMP melalui Model Pembelajaran generatif. Disertasi Program

Pascasarjana UPI: Tidak diterbitkan.

Kamal, S. (2012, April 12). Peran Sekolah Indonesia Luar Negeri. Retrieved Januari 12, 2015, from detikNews:

http://news.detik.com/read/2012/04/12/111743/1890707/471/1/peran-sekolah-indonesia-luar-negeri--2-


(34)

89

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kantowski, M. G. (1981). Problem Solving. Mathematics Education Research: NCTM. Karlimah, D. M., Rustono, D. M., Oyon Haki Pranata, M., & Dindin Abdul Muiz Lidinillah,

S. (2010). Pengembangan Kemampuan Proses Matematika Siswa Melalui

Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Tidak Langsung di Sekolah Dasar.

Artikel Penelitian Program S1 PGDS UPI Kampus Tasikmalaya: Tidak dipublikasikan.

Manzo, A. (1995). Higher-order Thingking Strategies for the Classroom. Retrieved Oktober 8, 2001, from http://members.aol.com/MattT10574/HigherOrderLiteracy.html Miles, B. B., & Huberman, A. M. (1992). Analisa Data Kualitatif. Jakarta: UI Press. Moleong. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda. Nasution. (1996). Metodologi penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

National Council of Teachers of Mathematics (NCTM). (2000). Principles and Standards of

Mathematics Educations. Retrieved Juni 15, 2014, from National Council of Teachers

of Mathematics (NCTM): http://www.nctm.org

Permendikbud no. 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMA MA.

Polya, G. (1957). How to Solve It. A New Aspect of Mathematical Method . Retrieved Agustus 12, 2013, from Princeton Univerisy Press:

http://math.hawaii.edu/home/pdf/putnam/PolyaHowToSolveIt.pdf

Raharjo, M. (2010, Juni 10). Jenis dan Metode Penelitian Kualitatif. Retrieved Januari 15, 2015, from Mudjia Raharjo UIN Malang: mudjiaraharjo.uin-malang.ac.id/materi-kuliah/215-jenis-dan-metode-penelitian-kualitatif.html

Ritchie, J., & Lewis, J. (2003). Research Practice. London: SAGE Publications.

Ruseffendi, E. T. (1991). Pengantar kepad membantu guru mengembangkan kompetensinya

dalam pengajaran matematika untuk meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Satori, & Komariah. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sekolah Indonesia Davao. (2011). Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN). Retrieved Januari 13, 2015, from Sekolah Indonesia Davao: http://siln-davao.com

Sekolah Indonesia Singapura. (2014). Sejarah SIS. Retrieved Desember 31, 2014, from Sekolah Indonesia Singapura: http://sekolahindonesia.org.sg/profil/sejarah-sis Semiawan, C. (1992). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia Widisarana. Sudjana, D. (2000). Strategi Pembelajaran Dalam Pendidikan Luar Sekolah. Bandung:


(35)

90

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sumarmo. (2005). Alternatif pembelajaran Matematika dalam Menerapkan Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK). Bandung: UPI Bandung.


(1)

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1.1 Kesimpulan

Sekolah Indonesia Singapura (SIS) adalah salah satu sekolah yang bertempat di luar negeri (Singapura) namun masih menggunakan kurikulum nasional. Pada pelaksanaan kurikulum 2013 dengan menggunakan pendekatan scientific di Sekolah Indonesia Singapura ini sudah berlangsung dipadukan dengan beragam teknik diantaranya, teknik ekspositori, bertanya (diskusi), penemuan terbimbing dan demonstrasi (peragaan). Siswa merupakan pribadi yang unik dan special, dengan menerapkan pembelajaran dengan pendekatan scientific yang memiliki lima tahap pembelajaran yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan, terlihat pribadi unik siswa dalam proses belajarnya.

Dalam penelitian ini diketahui dari pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan scientific, tergambarkan kemampuan siswa yang beragam. Salah satunya adalah kemampuan pemecahan masalah matematis dan kemampuan komunikasi siswa.Dari hasil penelitian dengan melakukan pembagian kelompok berdasarkan hasil belajarnya ditemukan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis dan komunikasi siswa sangat beragam. Kelompok atas unggul dalam merencanakan/ menentukan strategi yang efektif dalam pemecahan masalah matematika. Kelompok tengah unggul dalam melakukan pelaksanaan perencanaan. Kelompok bawah memiliki keungulan dalam pengecekan kembali dan sinkronisasi hasil akhir dengan kriteria solusi yang diminta oleh soal. Selain itu, siswa kelompok atas memiliki konsentrasi dan partisipasi penuh dalam mendengarkan dan diskusi, juga baik dalam menyajikan, membaca dan menulis ide matematis. Kelompok tengah memiliki kemampuan yang merata untuk kelima aspek komunikasi. Sementara, kelompok bawah memiliki kemampuan komunikasi matematis yang baik kecuali dalam aspek menulis.


(2)

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari hasil ekplorasi hasil belajar pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis dan komunikasi siswa masih dapat ditingkatkan dengan mengembangkan berbagai model pembelajaran, sehingga potensi yang dimiliki dapat teroptimalkan.

1.2 Rekomendasi

Berkaitan dengan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, pada bagian ini akan dikemukakan beberapa rekomendasi yang berkaitan dengan beberapa pihak. Rekomendasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:

5.2.1. Pendidik/ Guru

Memberikan pelayanan pendidikan untuk semua peserta didik adalah tugas pendidik. Rekomendasi untuk pendidik/guru adalah diharapkan dapat mengembangkan/mengaplikasikan model pembelajaran yang menantang serta memfasilitasi daya pikir matematis yang diperlukan untuk merangsang kemampuan pemecahan masalah matematis dan komunikasi siswa.

5.2.2. Pemerintah

Memberikan fasilitas dan kesempatan pengembangan diri yang mesti dialami oleh para pendidik dan peserta didik merupakan tanggung jawab pengambil kebijakan (pemerintah). Dengan rekomendasi, pemerintah dapat memfasilitasi dalam bentuk diklat ataupun lainnya kepada para pendidik SILN untuk menambah perbendaharaan model pembelajaran yang kontekstual dengan kondisi siswa yang heterogen. Pemerintah dapat menyusun program tertentu, sehingga kemampuan siswa SILN ini mampu bersaing dengan sekolah lokal yang ada di negara tersebut.

5.2.3. Peneliti

Rekomendasi yang dapat digunakan sebagai perbaikan maupun pengembangan kajian atau penelitian kedepannya yaitu, untuk melakukan penelitian kualitatif, media pendukung untuk mendokumentasikan kondisi lapangan mutlak diperlukan sehingga mesti dipersiapkan dengan matang. Selain itu, dapat pula dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui efektifitas penggunaan model tertentu dalam meningkatkan kemampuan


(3)

88

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemecahan masalah matematis dan kemampuan komunikasi siswa di Sekolah Indonesia Singapura.


(4)

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abbas, N. (2000). Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instuction) dalam Pembelajaran Matematika di SMU. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.

Alwasilah, A. C. (2003). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.

Amalia, L. (2013). Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Ansari, B. I. (2009). Komunikasi Matematik Konsep dan Aplikasi. Banda Aceh: Yayasan

Pena.

Aryan, B. (2007, Mei 30). Komunikasi dalam Matematika. Retrieved Desember 31, 2014, from Memberi yang Terbaik: https://rbaryans.wordpress.com/2007/05/30/komunikasi-dalam-matematika/

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika SMP/MTs. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Baroody, A. (1993). Problem Solving, Reasoning, and Communicating, K-8. Helping Children think Mathematically. New York: Macmillan Publishing.

Dahar, R. W. (1989). Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar . Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Fedi, S. (2013, November 07). Tujuan Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara. Retrieved Januari 13, 2015, from Sebastian Fedi: http://tyanfedi.blogspot.com/2013/11/tujuan-pendidikan-menurut-ki-hajar.html?=1

Greenes, C., & Schulman, L. (1996). Communicating Prosesses in Mathematical Exploration and Investigation. USA: NCTM.

Hulukati, E. (2005). Mengembangkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP melalui Model Pembelajaran generatif. Disertasi Program Pascasarjana UPI: Tidak diterbitkan.

Kamal, S. (2012, April 12). Peran Sekolah Indonesia Luar Negeri. Retrieved Januari 12, 2015, from detikNews:

http://news.detik.com/read/2012/04/12/111743/1890707/471/1/peran-sekolah-indonesia-luar-negeri--2-


(5)

89

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kantowski, M. G. (1981). Problem Solving. Mathematics Education Research: NCTM. Karlimah, D. M., Rustono, D. M., Oyon Haki Pranata, M., & Dindin Abdul Muiz Lidinillah,

S. (2010). Pengembangan Kemampuan Proses Matematika Siswa Melalui

Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Tidak Langsung di Sekolah Dasar. Artikel Penelitian Program S1 PGDS UPI Kampus Tasikmalaya: Tidak

dipublikasikan.

Manzo, A. (1995). Higher-order Thingking Strategies for the Classroom. Retrieved Oktober 8, 2001, from http://members.aol.com/MattT10574/HigherOrderLiteracy.html Miles, B. B., & Huberman, A. M. (1992). Analisa Data Kualitatif. Jakarta: UI Press. Moleong. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda. Nasution. (1996). Metodologi penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

National Council of Teachers of Mathematics (NCTM). (2000). Principles and Standards of Mathematics Educations. Retrieved Juni 15, 2014, from National Council of Teachers of Mathematics (NCTM): http://www.nctm.org

Permendikbud no. 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMA MA.

Polya, G. (1957). How to Solve It. A New Aspect of Mathematical Method . Retrieved Agustus 12, 2013, from Princeton Univerisy Press:

http://math.hawaii.edu/home/pdf/putnam/PolyaHowToSolveIt.pdf

Raharjo, M. (2010, Juni 10). Jenis dan Metode Penelitian Kualitatif. Retrieved Januari 15, 2015, from Mudjia Raharjo UIN Malang: mudjiaraharjo.uin-malang.ac.id/materi-kuliah/215-jenis-dan-metode-penelitian-kualitatif.html

Ritchie, J., & Lewis, J. (2003). Research Practice. London: SAGE Publications.

Ruseffendi, E. T. (1991). Pengantar kepad membantu guru mengembangkan kompetensinya dalam pengajaran matematika untuk meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Satori, & Komariah. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sekolah Indonesia Davao. (2011). Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN). Retrieved Januari 13, 2015, from Sekolah Indonesia Davao: http://siln-davao.com

Sekolah Indonesia Singapura. (2014). Sejarah SIS. Retrieved Desember 31, 2014, from Sekolah Indonesia Singapura: http://sekolahindonesia.org.sg/profil/sejarah-sis Semiawan, C. (1992). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia Widisarana. Sudjana, D. (2000). Strategi Pembelajaran Dalam Pendidikan Luar Sekolah. Bandung:


(6)

Marjan Nurjanah, 2014

Ekplorasi Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Pendekatan Scientific di Sekolah Indonesia Singapura

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sumarmo. (2005). Alternatif pembelajaran Matematika dalam Menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Bandung: UPI Bandung.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI.

2 11 23

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS X SMK N1 BANYUDONO DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Kelas X SMK N1 Banyudono dengan Penerapan Pendekatan Scientific melalui Reward pada Pokok Bahasan Persamaan dan Pertidaksamaan Li

0 1 16

EKSPLORASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI KELAS VII SEKOLAH INDONESIA SINGAPURA.

0 5 36

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA : Studi Eksperimen Melalui Pembelajaran Tari Payung pada Siswa SMP di Sekolah Indonesia Singapura /SIS.

0 4 148

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA (Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia Singapura/SIS).

0 0 50

Hubungan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi survei : siswa kelas X dan XI SMA di Kecamatan Wonosari.

0 1 214

Penerapan pendekatan scientific untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar fisika siswa kelas x mia 1 sma negeri 1 Karanganom Artikel

0 0 6

EKSPLORASI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI SEKOLAH INDONESIA SINGAPURA - repository UPI S MTK 1102105 Title

0 0 3

EKSPLORASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI KELAS VII SEKOLAH INDONESIA SINGAPURA - repository UPI S MAT 1104275 Title

0 0 3

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT UNTUK HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI

0 1 7