PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PENINGKATAN
HASIL BELAJAR SISWA K ELAS X SMA PADA
MATERI POK OK STOIK IOMETRI

Oleh:
Melinda Giovanny Siahaan
NIM 4102131008
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

iii


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAPPENINGKATAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA PADA
MATERI POKOK STOIKIOMETRI
Melinda Giovanny Siahaan (4102131008)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan hasil
belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
dan pendekatan Scientific lebih tinggi daripada pembelajaran yang hanya
menggunakan pendekatan Scientific, serta untuk mengetahui apakah pencapaian
nilai afektif dan psikomotorik kelas eksperimen I lebih tinggi daripada kelas
eksperimen II. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh kelas
X PIA SMA Negeri 2 Pematangsiantar yang terdiri dari 7 kelas berjumlah 280
siswa. Sampel yang digunakan sebanyak 2 kelas yang berjumlah 78 siswa dengan
teknik random sampling sehingga diperoleh kelas eksperimen I yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan pendekatan
Scientific dan kelas eksperimen II yang dibelajarkan dengan pendekatan Scientific.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar pilihan
berganda dengan jumlah soal sebanyak 20 soal yang telah dinyatakan valid, dan

reliabel. Nilai rata-rata gain kelas eksperimen I adalah 0,8394 dan rata-rata gain
kelas eksperimen II adalah 0,7515. Persentase peningkatan hasil belajar siswa
dengan model pembelajaran PBL sebesar 83,94% dan tanpa model PBL 75,15%.
Berdasarkan hasil analisa data, diperoleh bahwa nilai thitung sebesar 3,864
sedangkan ttabel sebesar 1,6697 pada taraf α = 0,05 dan dk = 66, sehingga
thitung>ttabel. Hal ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga dari hasil uji di
atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan
model pembelajaran PBL lebih tinggi daripada peningkatan yang tidak
menerapkan model PBL. Pencapaian afektif dan psikomotorik kelas eksperimen I
lebih tinggi daripada kelas eksperimen II, untuk kelas eksperimen I capaian nilai
afektif siswa adalah 84,12% dan nilai psikomotorik adalah 90,20%. Pencapaiaan
nilai afektif untuk kelas eksperimen II adalah 74,76% dan capaian nilai
psikomotorik adalah 85,78%.

iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat
dan penyertaanNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis
sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan

waktu yang telah direncanakan.
Skipsi berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
dengan Pendekatan Scientific terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Pokok Stoikiometri Kelas X PIA di SMA Negeri 2 Pematangsiantar“
disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan kimia
di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini, penulis

mengucapkan terima kasih kepada Dra.

Anna Juniar, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan banyak
ilmu dan saran yang sangat berguna untuk penyelesaian skripsi ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof.Dr.Manihar Situmorang, M.Sc,
Ph.D selaku dosen pembimbing akademik selama penulis menjalani perkuliahan
di Unimed yang telah banyak membantu penulis untuk menjalani perkuliahan dan
banyak memberikan saran untuk keberlangsungan perkuliahan penulis. Ucapan
terimakasih kepada Bapak Prof.Dr.Albinus Silalahi,M.S, Ibu Dra.Hafni Indriati
Nasution,M.Si dan Bapak Drs.Marudut Sinaga,M.Si selaku dosen pembanding
yang telah memberikan nasihat, saran, komentar dan perbaikan untuk melengkapi
skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada kepala sekolah SMA

Negeri 2 Pematangsiantar Bapak Rudolf Barmen Manurung, M.Pd dan wakil
kepala sekolah Bapak Tambunan, M.Pd yang telah memberikan izin melakukan
penelitian di sekolah terkait. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu
Menak Pakpahan, S.Pd dan Ibu L. Siregar, S.Pd yang telah memeberikan banyak
masukan kepada penulis selama melakukan penelitian.
Teristimewa ucapan terimakasih yang tidak terhingga kepada kedua orang
tua yang luar biasa, Ayah terkasih Januar Siahaan (+) yang selalu ada di hati dan
Ibunda Rismawalina Samosir, terimakasih untuk jerih payah selama ini karena
telah menjadi orang tua terbaik yang telah memberikan dukungan moril dan
materil kepada penulis hingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

iv

v

Teristimewa juga penulis ucapkan kepada keluarga terkasih, Op. Christian
Samosir, Simon Silalahi, Mei Samosir , Orlando Hutapea, Berliana Samosir(+),
Yefta, Jojor Samosir, Alfred Toh , Verawati Samosir, sebagai keluarga, om dan
tante yang selalu ada untukku. Ucapan terimakasih juga dihaturkan untuk yang
terkasih Bambang Enra Priando Purba atas motivasi dan dukungannya.

Terimakasih juga untuk sahabat terkasih yang selalu ada Agnes Sianturi, Deag
Sitanggang, Dani Tevira Sitepu, Desi Tejawati Br Karo, Farida Simorangkir dan
Arianto Purba. Begitu juga dengan teman-teman seperjuangan kelas Kimia Dik B
2010, terimakasih untuk empat tahun ini untuk partisipasi, dukungan, motivasi
serta doanya selama penyelesaian skripsi ini. Terimakasih kepada adik-adik yang
ikut memberikan semangat Ringgas Silalahi, Yosi, Astry Cicilia, dan Whita
Damanik, dan tidak lupa juga ucapan terimakasih untuk teman kos PPRI Dian
Manjo, Eva Sihombing, Herbiana Sipayung, Isaura Lubis, dan Maria Natalena.
Penulis telah berupaya melengkapi skripsi ini dengan semaksimal
mungkin, tetapi saya berharap kritik dan saran dari pembaca untuk
menyempurnakan skripsi ini. Saya berharap skripsi ini dapat berguna dan
memberikan banyak kontribusi untuk pengetahuan pembaca.

Medan,

Juli 2014

Penulis

Melinda Giovanny Siahaan

NIM. 41032131008

v

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Proses Pembelajaran

15

Gambar 2.2. Skema Pendekatan Ilmiah

25

Gambar 2.3. Konsep Mol

36


Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian

46

Gambar 4.1. Diagram Hasil Rata-Rata Pre-Test dan Post-Test Sampe l 55
Gambar 4.2. Diagram Hasil Rata-Rata Gain Sampel

56

Gambar 4.3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Per Butir Soal

57

Gambar 4.3. Diagram Tingkatan Afektif dan Psikomotorik Sampel

60

Gambar 4.4. Diagram Tingkatan Aspek Kognitif

63


ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahapan-Tahapan Model Pembelajaran PBL

21

Tabel 2.2. Deskripsi Model PBL, PJBL, DL

28

Tabel 3.1. Distribusi Waktu Penyusunan Skripsi

37

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

39


Tabel 3.2 Penolong

48

Tabel 3.3. Skala Kategori Kemampuan

51

Tabel 4.1. Rekapitulasi Analisis Instrumen

53

Tabel 4.2. Hasil Perolehan Rata-Rata Pre-Test dan Post-Test

54

Tabel 4.3. Hasil Perolehan Gain Rata-Rata Eksperimen dan Kontrol

55


Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Pre-Test dan Post-Test

57

Tabel 4.5. Uji Homogenitas Data Pre-Test dan Post-Test

58

Tabel 4.6. Distribusi Nilai Afektif dan Psikomotorik Siswa

59

Tabel 4.7. Hasil Uji Hipotesis

60

Tabel 4.8. Penilaian Lembar Observasi

61


Tabel 4.9. Hasil Gain Ranah Kognitif

63

x

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus

73

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

81

Lampiran 3. Lembar Analisis Masalah Kelas Eksperimen

113

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa

118

Lampiran 5. Kunci Jawaban LKS

125

Lampiran 6. Kisi-Kisi Tes

127

Lampiran 7. Instrumen Penelitian

128

Lampiran 8. Kunci Jawaban Instrumen

136

Lampiran 9. Pembahasan Instrumen Test

137

Lampiran 10. Format Lembar Jawaban

151

Lampiran 11. Kisi-Kisi Tes Setelah Validasi

152

Lampiran 12. Instrumen Penelitian Setelah Validasi

153

Lampiran 13. Kunci Jawaban Instrumen Setelah Validasi

157

Lampiran 14. Lembar Observasi Evaluasi Kognitif dan Psikomotorik

158

Lampiran 15. Tabel Penskoran

164

Lampiran 16. Tabel Validasi

165

Lampiran 17. Perhitungan Validitas

166

Lampiran 18. Tabel Realibilitas

168

Lampiran 19. Perhitungan Realibilitas

169

Lampiran 20. Tabel Tingkat Kesukaran

170

Lampiran 21. Perhitungan Tingkat Kesukaran

171

Lampiran 22. Tabel Daya Beda

172

xi

Lampiran 23. Perhitungan Daya Beda

173

Lampiran 24. Rekapitulasi Analisis instrumen

174

Lampiran 25. Tabulasi data Nilai Siswa

175

Lampiran 26. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians

176

Lampiran 27. Data Peningkatan Hasil Belajar

177

Lampiran 28. Perhitungan Uji Normalitas

181

Lampiran 29. Perhitungan Uji Homogenitas

187

Lampiran 30. Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain) Per Item

190

Lampiran 31. Pengujian Hipotesis

191

Lampiran 32. Persentase Peningkatan Hasil Belajar

193

Lampiran 33. Tabel Aktivitas Belajar Individu Siswa

195

Lampiran 34. Data Aktivitas Belajar Individu Siswa

199

Lampiran 35. Tabel Aktivitas Belajar Kelompok Siswa

201

Lampiran 36. Data Aktivitas Belajar Kelompok Siswa

205

Lampiran 37. Tabulasi Nilai Afektif Siswa

207

Lampiran 38. Tabel Pencapaian Psikomotorik Siswa

209

Lampiran 39. Uji Hipotesis Afektif dan Psikomotorik

211

Lampiran 40. Perkembangan Ranah Kognitif Siswa

212

Lampiran 41. Dokumentasi Penelitian

216

Lampiran 42. Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment

231

Lampiran 43. Tabel Nilai-Nilai Chi Kuadrat

232

Lampiran 44. Tabel Distribusi Nilai F

233

Lampiran 45. Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi –t

236

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional
dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya
sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah (Kemdikbud dalam Husamah, 2013).
Akan tetapi mutu pendidikan menjadi salah satu masalah nasional yang
dihadapi saat ini. Faktanya, banyak peserta didik mampu menyajikan tingkat
hafalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya, namun pada
kenyataannya mereka tidak memahami manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Khusnul dalam Ruhama (2012), ada persepsi umum yang menganggap
bahwa sudah merupakan tugas guru untuk mengajar dan menyodori siswa dengan
muatan informasi dan pengetahuan. Selama ini dalam pelaksanaan pembelajaran
di sekolah masih banyak guru yang mendesain siswa untuk menghafal
seperangkat fakta yang diberikan oleh guru, seolah-olah guru dianggap sebagai
sumber informasi, sehingga komunikasi hanya berlangsung satu arah saja yaitu
hanya dari guru ke siswa. Pada akhirnya pembelajaran cenderung monoton, kaku,
dan tidak ada kegairahan serta pembelajaran seperti inilah yang disebut dengan
pembelajaran berorientasi pada guru. Akibatnya, pendidikan di Indonesia tidak
berkembang dan menghasilkan Sumber Daya Manusia yang rendah (Fauziah,
2013).
Permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya terjadi secara
menyeluruh dalam setiap mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah, terkhusus
pada mata pelajaran kimia yang merupakan salah satu bagian dari ilmu
pengetahuan alam (IPA). Kenyataan tersebut membuat ilmu kimia kurang
diminati, bahkan banyak siswa yang menganggap bahwa pelajaran kimia

2

menakutkan, karena banyak siswa yang merasa kurang mampu dalam
mempelajari kimia dan merasa bahwa kimia adalah pelajaran yang sulit dan
sangat membosankan. Hal ini timbul karena adanya kesulitan dalam belajar kimia
yang dirasakan siswa sehingga berakibat pada hasil belajar kimia siswa yang
rendah dan tidak optimal (Agustina, 2010).
Bukti konkret dari permasalahan tersebut adalah proses pembelajaran di
SMA Negeri 2 Pematangsiantar yang masih menggunakan proses pembelajaran
kimia dengan cara yang monoton, seperti metode pembelajaran satu arah ataupun
ceramah. Siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga
menyebabkan hasil belajar yang diperoleh rendah. Hasil belajar yang rendah dapat
dilihat dari nilai ulangan harian siswa, dimana hanya 30% saja siswa yang
memiliki nilai di atas Ketercapaian Kompetensi Mengajar. Selain itu, rata-rata
nilai ujian nasional kimia masih berada pada posisi paling rendah jika
dibandingkan dengan mata pelajaran bidang IPA yang lain, seperti Fisika, Biologi
dan Matematika. Sesuai dengan observasi yang telah dilakukan, untuk tahun
ajaran 2012/2013, rata-rata nilai ujian nasional kimia secara global di
Pematangsiantar adalah 8,24. Oleh karena itu dibutuhkan peran guru untuk
menjadikan pembelajaran kimia lebih menyenangkan dan menantang sehingga
kreativitas dan prestasi belajar siswa dapat meningkat dan pembelajaran menjadi
lebih bermakna untuk siswa (Nurhayati, 2013).
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menerapkan model
pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa agar berperan aktif dalam proses
belajar mengajar di sekolah seperti model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) yang dipadukan dengan pendekatan Scientific (Kemdikbud, 2013).
Menurut Permana dalam Fauziah (2013), melalui pembelajaran PBL peserta didik
dituntut aktif untuk mendapatkan konsep yang dapat diterapkan dengan jalan
memecahkan masalah, peserta didik akan mengeksplorasi sendiri konsep-konsep
yang harus mereka kuasai, dan peserta didik diaktifkan untuk bertanya dan
berargumentasi melalui diskusi, mengasah keterampilan investigasi, dan
menjalani prosedur kerja ilmiah lainnya. Stoikiometri merupakan salah satu
materi kimia yang dianggap sulit oleh banyak siswa SMA, karena materi tersebut

3

cukup rumit dan banyak melibatkan konsep matematika dalam pemecahan soalsoal hitungannya. Sehingga melalui pembelajaran PBL, materi tersebut dapat
dengan mudah dipahami oleh siswa.
Penelitian-penelitian terkait penerapan PBL telah banyak dilakukan oleh
para peneliti. Melalui pembelajaran penerapan pendekatan ilmiah dengan model
pembelajaran PBL yang terdapat pada jurnal “Pembelajaran Saintifik Elektronika
Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah”, peserta didik dapat
mengetahui seluruh jawaban permasalahan dari pembelajaran mandiri dan
pertukaran pengetahuan pada saat diskusi kelompok, peserta didik dapat
berinteraksi dengan baik antara sesama peserta didik maupun kepada guru dan
peserta

didik

secara

keseluruhan

aktif

melaksanakan

langkah-langkah

pembelajaran yang secara keseluruhan berpusat kepada peserta didik (Fauziah,
2013). Jurnal “Peningkatan Kreativitas dan Prestasi Belajar pada Materi Minyak
Bumi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dengan Media Crossword” menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
PBL dengan media crossword dapat meningkatkan kreativitas siswa dengan
pencapaian kreativitas siswa siklus I sebesar 53,27% meningkat menjadi 64,49%
pada siklus II, dan meningkatkan prestasi belajar siswa dengan pencapaian
kognitif siklus I sebesar 51,64% meningkat menjadi 81,69%

pada siklus II

(Nurhayati, 2013). Sedangkan jurnal “Penggunaan Model Problem Based
Learning Pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis” menyebutkan bahwa
model PBL melalui pendekatan Two Stay Two Stray memiliki kelebihan, yaitu:
meningkatkan kerjasama, tanggungjawab, kepekaan dan toleransi yang tinggi baik
antarsesama anggota kelompok maupun dengan kelompok lain, meningkatkan
kemampuan berkomunikasi dan penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi
lebih besar, serta menyimpulkan bahwa pengaruh penggunaan model PBL dengan
pendekatan TSTS terhadap hasil belajar siswa adalah 33,69% (Trihatmo, 2012).
Dengan alasan demikian, pada penelitian ini, peneliti mengembangkan
model pengajaran berbasis masalah pada kurikulum 2013 yang berjudul
“Penerapan

Model

Pembelajaran

Problem

Based

Learning

dengan

4

Pendekatan Scintific Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas X
SMA Pada Materi Pokok Stoikiometri”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut, maka
peneliti mengidentifikasi beberapa masalah, yaitu:
1. Apakah proses belajar dan mengajar (PBM) belum berhasil menciptakan
suasana belajar yang dapat membelajarkan siswa secara efektif dan
dominan?
2. Apakah proses pembelajaran kurang menarik dan bersifat monoton?
3. Apakah guru kurang berinovasi dalam melibatkan aktifitas siswa dalam
proses pembelajaran?
4. Bagaimanakah ketercapaian hasil belajar kimia siswa sesuai dengan nilai
KKM yang berlaku di sekolah tersebut?
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah
diungkapkan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning lebih tinggi daripada pembelajaran
tanpa model Problem Based Learning pada materi pokok stoikiometri?
2. Apakah pencapaian nilai aspek afektif dan psikomotorik siswa dengan
penerapan PBL lebih tinggi daripada pembelajaran tanpa penerapan PBL
pada materi pokok stoikiometri?
1.4. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan tersebut, maka
penelitian ini dibatasi masalahnya, yaitu:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Problem
Based Learning dengan pendekatan Scientific.

5

2. Materi yang diajarkan pada penelitian ini adalah stoikiometri dengan sub
pokok bahasan hukum dasar kimia dan konsep mol di kelas X.
3. Karena keterbatasan biaya, waktu dan fasilitas dalam menunjang
terlaksananya penelitian ini, maka sekolah yang dijadikan sebagai tempat
penelitian adalah SMA Negeri 2 Pematangsiantar tahun ajaran 2013/2014.
4. Hasil belajar siswa yang diukur adalah hasil belajar kimia yang terdiri dari
hasil

belajar

afektif

(sikap

selama

pembelajaran

berlangsung),

psikomotorik (keterampilan saat praktikum dilaksanakan) dan kognitif
siswa (melalui tes berupa pre-test dan post-test).
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah:
1. Mengetahui apakah peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning lebih tinggi daripada
pembelajaran tanpa model Problem Based Learning pada materi pokok
stoikiometri.
2. Mengetahui apakah pencapaian nilai aspek afektif dan psikomotorik siswa
dengan penerapan PBL lebih tinggi daripada pembelajaran tanpa
penerapan PBL pada materi pokok stoikiometri.
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat menambah khasanah ilmiah
dalam memahami penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum
2013 dan memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya adalah:
1. Bagi peneliti
Peneliti mendapatkan banyak pengetahuan mengenai penggunaan model
pembelajaran yang inovatif dan kreatif sesuai dengan penerapan
kurikulum 2013 untuk meningkatkan kualitas hasil dari proses
pembelajaran.

6

2. Bagi Siswa
Sebagai solusi untuk kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam mengikuti
proses pembelajaran stoikiometri sehingga

dapat

dengan mudah

dimengerti serta hasil belajar kimianya juga meningkat.
3. Bagi Guru
Membuka wawasan berfikir guru dalam mengajar sehingga dapat
meninggalkan cara pembelajaran yang monoton dengan mengembangkan
model pembelajaran yang menarik sesuai dengan tuntutan kurikulum
2013.
4. Bagi sekolah
Meningkatkan kualitas dan mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar
siswa serta kinerja guru.
5. Bagi Mahasiswa atau Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan informasi bagi penelitian untuk dapat mengembangkan
penelitian selanjutnya yang lebih baik.
1.7. Defenisi Operasional
1. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran PBL memiliki langkah operasional yang terdiri dari
konsep dasar, pendefinisian masalah, pembelajaran mandiri, pertukaran
pengetahuan dan penilaian. PBL akan membuat pembelajaran bermakna,
dimana peserta didik akan memecahkan masalah dan menerapkan
pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan
yang diperlukan.
2. Pendekatan Scientific
Pendekatan Scientific yang meliputi mengamati, menanya, menalar,
mencoba dan membentuk jejaring, mendorong dan menginspirasi siswa
berpikir secara kritis, analitis, tepat dalam mengidentifikasi, memahami,
memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
Pendekatan

Scientific

akan

memberikan

hasil

peningkatan

dan

keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft

7

skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk
hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
3. Stoikiometri yang akan dicapai yaitu stoikiometri di kelas X SMA Negeri
2 Pematangsiantar, tahun ajaran 2013/2014. Stoikiometri adalah penerapan
konsep massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi,
hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan
perhitungan kimia.

67
67

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan yaitu:
1. Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan penerapan model pembelajaran
Problem Based Lerning

lebih tinggi daripada pembelajaran tanpa

menggunakan model PBL. Pada kelas Eksperimen I terjadi peningkatan hasil
belajar 83,94%% sedangkan pada kelas eksperimen II peningkatan yang
terjadi lebih rendah yaitu 75,15%. Hasil penelitian yang dilakukan di kelas X
PIA SMA Negeri 2 Pematangsiantar yang bertindak sebagai anggota sampel
menunjukkan penolakan Ho pada taraf α=0,05 dan dk=66, dimana thitung>ttabel
yaitu 3,864>1,6697, sehingga penerapan model pembelajaran PBL sangat
efektif diterapkan pada pembelajaran kimia khususnya stoikiometri sesuai
dengan kurikulum 2013 untuk seluruh siswa kelas X Peminatan Ilmu Alam di
Indonesia.
2. Pencapaian afektif dan psikomotorik siswa pada kelas eksperimen lebih
tinggi dibandingkan kelas kontrol. Dimana untuk kelas eksperimen sendiri
diperoleh rata-rata nilai afektif siswa adalah 84,12%, sementara kelas kontrol
74,76%. Sedangkan untuk capaian nilai psikomotorik siswa di kelas
eksperimen sebesar 90,20% dan kelas kontrol adalah 85,78%. Berdasarkan
data yang diperoleh tersebut, penerapan model pembelajaran PBL yang
dipadukan dengan pendekatan Scientific dapat meningkatkan pencapaian nilai
sikap dan keterampilan seluruh siswa kelas X Peminatan Ilmu Alam sesuai
dengan tuntutan kurikulum 2013.
5.2.

Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas

maka penulis menyarankan hal-hal berikut
1. Bagi guru dan calon guru, menerapkan model pembelajaran Problem
Based Lerning dapat mempermudah pencapaian tujuan instruksional dan

68

dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, khususnya mata
pelajaran kimia.
2. Perlunya para guru dan calon guru memanfaatkan kemajuan teknologi
untuk melihat perkembangan yang terjadi guna meningkatkan kreativitas
dalam mendesain pembelajaran.
3. Mahasiswa yang lain dapat mengadakan penelitian lanjutan tentang
Problem Based Lerning dan diharapkan menggunakan dua kelas dengan
sekolah yang berbeda sebagai studi pembandingan untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik dan perbedaan peningkatan hasil belajar yang lebih
signifikan.

69

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Khalida, (2010), Pengaruh Penggunaan Media Puzzle Dalam Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Topik Rumus Kimia Terhadap
Aktifitas dan Hasil Belajar Kimia Siswa SMP/MTs, Tesis, Pascasarjana,
Universitas Negeri Medan, Medan.
Alfian, Zul, (2009), Kimia Dasar, USU Press, Medan.
Amir, M. Taufiq, (2009), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,
Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Anonim, (2014), Hukum Perbandingan Tetap Proust,
http://www.ilmukimia.org/2014/04/hukum-perbandingan-tetap-proust.html
(Diakses 24 Februari 2014).
Anonim, (2013), Hukum Perbandingan Berganda,
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/stoikiometrikimia-kesehatan-materi_kimia/hukum-perbandingan-berganda/ (Diakses 24
Februri 2014).
Anonim, (2013), Hukum Perbandingan Volume,
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-sma-ma/hukum-hukumdasar-kimia hukum-perbandingan-volume/ (Diakses 24 Februri 2014).
Anonim, (2011), Hukum Avogadro,
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Avogadro (Diakses 24 Februri 2014).
Arikunto, (1999), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi aksara, Jakarta.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan
Penjamin Mutu Pendidikan, (2013), Model Pembelajaran Problem Based
Learning, Kemendikbud, Jakarta
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan
Penjamin Mutu Pendidikan, (2013), PPT-2.1. Konsep Pendekatan
Sscientific, Kemendikbud, Jakarta.

70

Brady, James.E.,(1999), Kimia Universitas, Edisi Kelima, Jilid I, Binarupa
Aksara, Jakarta.
Chang, Raymond, (2005), Kimia Dasar (Konsep-Konsep Inti), Jilid I, Edisi
Ketiga, t Erlangga, Jakarta.
E-dutechtepe, (2011), Model Problem Based Learning,
http://e-dutechtepe.blogspot.com/2011/12/model-problem-basedlearning.html (Diakses 6 Februari 2014).
Erranggit, (2011), Bagan Konsep Mol,
http://kimia-erranggit.blogspot.com/2013/07/bagan-konsep-mol.html
(Diakses 6 Februari 2014).
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2012), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program
Studi Kependidikan FMIPA Universitas Negeri Medan, FMIPA UNIMED.
Fauziah, R., Abdullah, A.G., dan Hakim, D.L., (2013), Pembelajaran Saintifik
Elektronika Dasar Berorientasi Problem Based Learning, Jurnal Pendidikan
Teknik Elektro FPTK UPI, 9 : 165-178.
Fauziah, R., (2013), Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar Berorientasi
Problem Based Learning, Skripsi, FPTK, Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung.
Hamalik, Oemar, (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Bandung.
Hariyanti, I., Haryono, dan Sukardjo, J.S., (2013), Penerapan Pembelajaran Model
Problem Posing Dilengkapi Macromedia Flash Untuk Meningkatkan
Keterampilan

Proses

dan

Prestasi

Belajar

Siswa

Pada

Materi

Kesetimbangan Kimia Kelas XI IPA SMA Negeri Kebakkramat Tahun
Ajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia USM, 2: 85-91.
Husamah, dan Yanur, S., (2013), Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian
Kompetensi

Panduan

Merancang

Pembelajaran

untuk

Mendukung

Implementasi Kurikulum 2013, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.
Majid, Abdul, (2005), Perencanaan Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung.

71

Napitupulu, Minaruli, (2009), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah
dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa, Tesis, Pascasarjana,
Universitas Negeri Medan, Medan.
Nasution, S., (2005), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar,
Bumi Aksara, Bandung.
Nasution, S., (2009), Kurikulum dan Pengajaran, Bumi Aksara, Bandung.
Nurhayati, L., Martini, K.S., dan Redjeki, T., (2013), Peningkatan Kreativitas dan
Prestasi Belajar Pada Materi Minyak Bumi Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Media Crossword,
Jurnal Pendidikan Kimia FMIPA UNS, 2: 151-158.
Oktaria, Elma, (2014), Pembelajaran Problem Solving Tipe Mothes Pada Siswa
SMA Dalam Konteks Penghilangan Noda Pada Kain, Skripsi, FMIPA,
Universitas Pendidikan Indonesia.
Popham, W.J., dan Baker, E.L., (2005), Teknik Mengajar Secara Sistematis,
Rineka Cipta, Jakarta.
Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan, (2013),
Proceedings Seminar Nasional: Menyongsong Kurikulum 2013 dengan
Manajemen

Pengetahuan

dan

Penelitian

Pembelajaran

untuk

Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Pascasarjana UNJ.
Rohaenitasari, Wita, (2013), Peningkatan Hasil Belajar Siswa SMA Melalui
Praktikum Dalam Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Pada Materi
Stoikiometri, Skripsi, FMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Ruhama, Een, (2012), Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Program
Keahlian Akuntansi, SMK N 1 Yogyakarta T.A 2011/2012, Skripsi, FE,
Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran, PT. RajaGrafindo Persada, Depok.
Sanjaya, Wita, (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Kencana Prenada Media
Group, Jakarta.
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian, FMIPA, UNIMED.

72

Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA,
UNIMED.
Sirait, J.H., (2013), Pengaruh Penerapan E-Learning Berbasis Webblog dalam
Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Hasil
Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Koloid, Tesis,
Pascasarjana, Universitas Negeri Medan, Medan.
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Susilowati, (2013), Membelajarkan IPA dengan Integrative Science Tinjauan
Kemampuan

Berpikir

Kritis

(Critical

Thingking

Skills)

dalam

Implementasinya Pada Kurikulum 2013, Jurnal Pendidikan Kimia FMIPA
UNY, 379-384.
Syah, Muhibbin, (2010), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Trihatmo, A., Soeprodjo, dan Widodo, A.T., (2012), Penggunaan Model Problem
based Learning Pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis, Jurnal
Pendidikan Kimia UNES, 1.

ii

RIWAYAT HIDUP
Melinda Giovanny Siahaan dilahirkan di Sidamanik pada tanggal 4 Mei 1992.
Ibu bernama Rismawalina Samosir dan Ayah bernama Januar Siahaan dan
merupakan anak pertama dari 1 bersaudara (tunggal). Pada tahun 1996, penulis
masuk TK PTPN IV Tunas Mekar dan lulus pada tahun 1998, penulis
melanjutkan sekolah di SD Negeri 091410 Sidamanik dan lulus pada tahun 2004.
Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Sidamanik dan
lulus pada tahun 2007. Penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 2
Pematangsiantar pada tahun 2007 dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010
penulis mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru BIDIKMISI yang
merupakan program beasiswa pendidikan dari pemerintah, dan diterima di Jurusan
Kimia pada Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Selama perkuliahan penulis pernah
menjadi asisten laboratorium kimia analitik I pada tahun ajaran 2012/2013.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA HANDOUT TERHADAP AKTIVITAS DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS KELAS X.

9 47 22

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN METODE PERCOBAAN (EKSPERIMEN) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA PADA POKOK BAHASAN REDOKS.

0 6 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR KIMIA S ISWA KELAS X SMA PADA MATERI REAKSI REDOKS.

0 3 25

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS X PADA POKOK BAHASAN KONSEP MOL.

0 2 18

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MODEL PEMBELAJARAN Penerapan Pendekatan Scientific Dengan Model Pembelajaran Problem Based Intruction Dan Discovery Learning Ditinjau Dari Komunikasi Matematika Siswa.

0 4 15

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 PAHAE JULU T.P 2014.2015.

0 2 29

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS KELAS X SMA NEGERI 1 SIANTAR TA.2013/2014.

0 2 19

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS.

0 3 13

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Penerapan Pendekatan Saintifik Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas X SMK Muh

0 2 15

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA MATA PELAJARAN BASIC SKILL EPU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 41