PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN CONGKLAK UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK DI KELAS 1 SD.

(1)

Ikhya Munshifuddin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN CONGKLAK UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN

ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN CONGKLAK UNTUK

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK DI KELAS 1 SD

Oleh

Ikhya Munshifuddin 1104805

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan komunikasi matematik pada kelas 1 SD di salah satu sekolah negeri kota bandung. Hal ini ditandai dari hasil observasi bahwa pada kelas tersebut belum bisa menentukan jumlah banyak benda yang ada pada gambar, belum bisa mengurutkan bilangan dengan baik, belum bisa membedakan antara banyak dan sedikit dan belum bisa menentukan mana puluhan dan mana satuan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematik pada kelas 1 SD kususnya pada kelas 1.C dengan jumlah siswa mencapai 18 orang dengan menggunakan media permainan congklak. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian tindakan kelas dengan menggunakan desain penelitian Kemmis dan Mc Taggart artinya penelitian ini menggunakan tiga siklus, dan dari setiap siklus instrumen pengungkap data penelitianya yaitu berupa pedoman observasi, instrumen tes, dan catatan lapangan. Pengolahan data peneliti menggunakan pengolahan data kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, perkembangan komunikasi matematik dari setiap siklusnya mengalami peningkatan dengan baik, dengan dibuktikan dari hasil belajar siswa yaitu sebagai berikut: data siklus 1 didapat nilai rata-rata siswa sebesar 77,77 dan untuk ketuntasan belajar mencapai presentase ketuntasan 67%, untuk siklus 2 rata-rata nilai siswa sebesar 85,55 dan untuk ketuntasan belajar mencapai presentase ketuntasan 78%, untuk siklus 3 rata-rata nilai siswa yaitu sebesar 97,64, dan untuk ketuntasan belajar telah mencapai presentasi ketuntasan 100%. Dengan demikian bahwa penggunaan media permainan congklak dapat mengembangkan kemampuan komunikasi matematik kelas 1 SD secara baik. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan media permainan congklak pada kelas yang berbeda dengan materi pelajaran yang sama yaitu materi tentang mengenal bilangan dan materi keterampilan berhitung.


(2)

ABSTRACT

BY USING CONGKLAK AS A MEDIA TO DEVELOP MATHEMATICAL COMMUNICATION SKILLS AT THE 1st GRADE OF ELEMENTARY

SCHOOL By

Ikhya Munshifuddin 1104805

The objective of this reseach has motivated by the low ability of mathematic communications at the 1st grade of elementary school in one of the public school in Bandung. The researcher was observe at elementary school in Bandung that the class can not able to determine the amount of many objects in the picture, can not sort the numbers properly, can not distinguish between the many and few and not been able to determine where and where dozens of units. The purpose of this research is to develop mathematical communication skills at the 1st grade in elementary school especially at 1.C class. The total of students are 18 people by using Congklak as a media. The method used is action research method. The research of design Kemmis and Mc Taggart; it is mean the study using three cycles, and each cycle of the data empirically instrument in the form of observation, instrument test and notes field. The processing of data researchers was using qualitative and quantitative. Based on the results of the research has been developing of mathematical communication skill. Each the cycle has been increased. The students learning outcomes are as follows: the cycle 1, 2, and 3 of data obtained an average value of 77.77 to 85.55 and 97.64. The student has increase from cycle 1 to cycle 2 and 3 amount of 67% to 78%, 100%, that the students has reached minimum standard (KKM). Therefore, by using congklak as a media can develop mathematical communication skills at the 1st grade as well. Furthermore, the researcher is recommend to use congklak as a media in different class with the same subject matter that is material about familiar numbers and numeracy skills materials.


(3)

viii Ikhya Munshifuddin, 2015

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 3

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A.Pengertian Matematika ... 6

B.Konsep Media Permainan Congklak ... 6

1. Pengertian Media Permainan Congklak ... 6

2. Cara Umum Penggunaan Media Permainan Congklak ... 6

3. keterkaitan Media Permainan congklak Dengan Matematika ... 7

C.Konsep Komunikasi Matematik ... 10

1. Pengertian Komunikasi Matematik ... 10

2. Fungsi Komunikasi Matematik ... 10

3. Indikator Komunikasi Matematik ... 11

D.Penggunaan Media Permainan Congklak Untuk Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Matematik di Kelas 1 SD ... 13

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 13

2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 13

3. Evaluasi Hasil Perkembangan Kemampuan Komunikasi Matematik .... 14

E. Penelitian Relefan ... 14


(4)

G.Definisi Operasional ... 16

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN ... 17

A.Metode Penelitian ... 17

B.Desain Penelitian ... 18

C.Lokasi Penelitian ... 19

D.Subjek Penelitian ... 19

E. Waktu Penelitian ... 20

F. Instrumen Penelitian ... 20

1. Instrumen Pembelajaran ... 20

2. Instrumen Pengungkap Data Penelitian ... 20

G.Prosedur Penelitian ... 22

1. Perencanaan Tindakan ... 23

2. Pelaksanaan Tindakan ... 23

H.Pengolahan dan Keabsahan Data ... 25

1. Pengolahan Data ... 25

2. Keabsahan Data ... 28

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

A.Temuan Penelitian ... 30

1. Siklus 1 ... 30

2. Siklus 2 ... 43

3. Siklus 3 ... 52

B.Pembahasan Penelitian ... 62

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 65

A.Simpulan ... 65

B.Rekomendasi ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(5)

x Ikhya Munshifuddin, 2015

DAFTAR TABEL

2.1 Bentuk Operasional Representasi Matematik ... 12

4.1 Temuan Tentang RPP ... 59


(6)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Media Permainan Congklak ... 6

2.2 Kerangka Berfikir ... 15

3.1 Modifikasi Model Siklus Spiral PTK Oleh Kemmis dan MC Taggart 18 4.1 Nilai Rata-Rata Siklus 1 ... 36

4.2 Presentase Ketuntasan Belajar Siklus 1 ... 36

4.3 Nilai Rata-Rata Siklus 2 ... 47

4.4 Presentase Ketuntasan Belajar Siklus 2 ... 47

4.5 Perbandingan Nilai Rata-Rata Antar Siklus ... 50

4.6 Perbandingan Presentase Nilai Antar Siklus ... 50

4.7 Nilai Rata-Rata Siklus 3 ... 56

4.8 Presentase Ketuntasan Belajar Siklus 3 ... 56

4.9 Perbandingan Nilai Rata-Rata Setiap Siklus ... 58


(7)

xii Ikhya Munshifuddin, 2015

DAFTAR LAMPIRAN A.Instrumen Pembelajaran

1. LKS Siklus 1 2. LKS Siklus 2 3. LKS Siklus 3

B.Instrumen Penelitian

1. RPP Guru Kelas 1.C 2. Lembar KKM Kelas 1.C 3. RPP Siklus 1

4. Lembar Observasi Aktifitas Guru dan Siswa Siklus 1 5. Lembar Soal Tes Siklus 1

6. RPP Siklus 2

7. Lembar Observasi Aktifitas Guru dan Siswa Siklus 2 8. Lembar Soal Tes Siklus 2

9. RPP Siklus 3

10.Lembar Observasi Aktifitas Guru dan Siswa Siklus 3 11.Lembar Soal Tes Siklus 3

C.Hasil Penelitian

1. Rekapitulasi Hasil Perkembangan Kemampuan Komunikasi

D.Foto-Foto Penelitian

1. Dokumentasi Siklus 1 2. Dokumentasi Siklus 2 3. Dokumentasi Siklus 3

E.Administrasi Penelitian

1. Surat Keputusan Pengangkatan Dosen Pembimbing dari Fakultas 2. Permohonan Izin Penelitian Dari Fakultas

3. Permohonan Izin Penelitian Dari BKBPM

4. Permohonan Izin Penelitian Dari Dinas Pendidikan Kota Bandung 5. Surat Kterangan Telah melakukan penelitian PTK


(8)

6. Mentoring Bimbingan Skripsi 7. Format Persetujuan


(9)

Ikhya Munshifuddin, 2015

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa di sekolah dasar pasti memiliki tujuan yang jelas agar kelak ketika dewasa ilmu yang telah dipelajari dari mata pelajaran tersebut dapat teraplikasikan dalam dunia yang sebenarnya. Seperti halnya mata pelajaran matematika menurut KTSP 2006 yang disempurnakan pada kurikulum 2013 (dalam Hendriana dan Soemarmo, 2014, hlm. 7) mengemukakan bahwa mencantumkan tujuan pembelajaran matematika salah satunya sebagai berikut:

1. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

2. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, sikap rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Tujuan di atas menggambarkan bahwa setiap siswa harus mampu dalam berbagai hal, kususnya mengkomunikasikan gagasan matematik dengan sikap rasa ingin tahu dan minat dalam mempelajari matematika. Di sekolah adalah tempat dimana siswa menuntut ilmu, dari yang tadinya belum tau menjadi tau dari yang tadinya belum bisa. Untuk dapat menuntut ilmu siswa harus dapat berkomunikasi dengan dengan baik, karena menurut Garnett (dalam Runtukahu dan Kandou, 2014, hlm. 31) bahwa komunikasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan belajar. Dia mengatakan bahwa:

Anak dari semua tingkatan belajar harus belajar bagaimana menggunakan kata-kata matematika secara lisan sebelum mereka menyajikanya dengan tanda simbol. Anak berkesulitan belajar matematika dianjurkan untuk

“berbicara” apa yang dipikirkan.

Komunikasi itu sangat penting dalam kegiatan pembelajaran baik itu secara verbal maupun non verbal, namun pada kelas 1.C yang peneliti observasi penggunaan komunikasi matematik ternyata tidak berkembang dengan baik. Peneliti menemukan banyak kekurangan pada kemampuan komunikasi matematik pada siswa, pada data awal yang peneliti ambil dari soal UTS peneliti menemukan


(10)

2

siswa ada yang belum bisa menentukan jumlah banyaknya buah yang di tunjukan pada gambar, belum bisa mengurutkan bilangan dengan baik, belum bisa membedakan antara banyak dan sedikit, dan belum bisa menentukan antara puluhan dan satuan, selain dari data awal yang peneliti ambil dari UTS peneliti juga telah melakukan praktik mengajar di kelas 1.C selama 8 kali pertemuan dengan kegiatan empat kali mengamati wali kelas sebelum praktik mengajar dan mengajar mata pelajaran yang ditematikan dengan matematika sebanyak dua kali dan dua kali lagi mengajar mata pelajaran lain, yang ditemukan oleh peneliti saat mengamati wali kelas yaitu guru tersebut ketika mengajar hanya menerangkan di depan kelas dan mengintruksikan siswa untuk mengerjakan LKS, tidak pernah menggunakan media pembelajaran selama peneliti mengamatinya, untuk kegiatan saat awal praktik mengajar peneliti menemukan siswa yang tenyata ketika berhitung masih menggunakan kakinya untuk berhitung sehingga sepatu anak tersebut di lepas, siswa sudah bisa mengatakan angka dari satu sampai seratus namun pada penulisanya siswa masih sering terbalik kususnya pada penulisan bilangan puluhan.

Sekolah menetapkan KKM untuk mata pelajaran matematika yaitu 68, dan dari data awal 17 siswa yang peneliti ambil terdapat nilai rata-rata siswa yaitu 52,47 atau memiliki kategori kurang baik karena hanya terdapat 2 siswa yang mencapai nilai KKM dan 15 siswa belum mencapai nilai KKM. Untuk ketuntasan belajar presentasenya hanya 12% yang artinya siswa belum tuntas dalam belajar.

Dari data di atas terlihat bahwa kemampuan siswa dalam berkomunikasi matematik masih kurang. Oleh karena itu peneliti berniat untuk memperbaiki hasil temuan yang peneliti dapat dengan cara menggunakan media pembelajaran, karena sesuai dengan pendapat Heinich (dalam Susilana dan Riyana, 2009, hlm. 6) mengatakan bahwa “media merupakan alat saluran komunikasi”. Sama seperti pendapat Heinich, Miarso (dalam Susilana dan Riyana, 2009, hlm. 6) berpendapat

bahwa media adalah “segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa

untuk belajar”.


(11)

3

Ikhya Munshifuddin, 2015

Untuk media yang digunakan peneliti dalam memperbaiki kemampuan komunikasi matematik siswa peneliti menggunakan media permainan congklak, media permainan congklak adalah media yang sering digunakan anak-anak untuk bermain, selain bermain congklak ternyata dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Sesuai dengan pendapat miarso tentang pengertian media di atas media permainan congklak merupakan suatu penyalur pesan yang dapat merang sang pikiran, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar. Menurut Wulan, (2012)

manfaat congklak yaitu “permainan tradisional congklak akan melatih otak kiri

anak untuk berpikir. Permainan congklak melatih strategi mengumpulkan angka terbanyak agar bisa mengalahkan lawan. Sepertinya sederhana, namun ketika

dimainkan, otak kiri anak akan aktif dengan perhitungan numerik”.

Penggunaan media congklak sering digunakan dalam pembelajaran, dari pembelajaran tersebut media permainan congklak telah memberikan manfaat dalam perbaikan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran matematika. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Widiawati, (2013) bahwasanya media permainan congklak telah meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan perkalian dan pembagian. Selain itu dari penelitian Media (2012) menyatakan bahwa penggunaan media permainan congklak wadah telur dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN

CONGKLAK UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI

MATEMATIK DI KELAS 1 SD”. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka rumusan umum

masalah penelitian ini adalah mengetahui “bagaimanakah penggunaan media

permainan congklak untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematik

di kelas I SD?”

Kemudian, untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut, maka secara khusus di buat tiga pertanyaan penelitian sebagai berikut:


(12)

4

1. Bagaimana bentuk perencanaan pembelajaran matematika dengan penggunaan media permainan congklak untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematik di kelas I SD?

2. Baimana bentuk pelaksanaan pembelajaran matematika dengan penggunaan media permainan congklak untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematik di kelas I SD?

3. Bagaimana perkembangan kemampuan komunikasi matematik di kelas I SD pada mata pelajaran matematika yang menggunakan media permainan congklak pada bentuk pelaksanaan pembelajaranya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, secara umum tujuan penelitian ini adalah mengetahui penggunaan media permainan congklak untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematik di kelas I SD. Kemudian, tujuan khusus penelitian ini terdiri dari tiga pernyataan penelitian sebagai berikut:

1. Memperoleh perencanaan pembelajaran matematika dengan penggunaan media permainan congklak untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematik di kelas I SD.

2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran matematika dengan penggunaan media permainan congklak untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematik di kelas I SD.

3. Mengetahui perkembangan kemampuan komunikasi matematik di kelas I SD pada mata pelajaran matematik yang menggunakan media permainan congklak pada bentuk pelaksanaan pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan beberapa manfaat dalam dua kerangka berikut:

1. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empirik tentang penggunaan media permainan congklak untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematik di kelas I SD.


(13)

5

Ikhya Munshifuddin, 2015 2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa, dapat menambah ilmu pada mata pelajaran matematika dan memperbaiki kompetensi pada mata pelajaran matematik.

b. Bagi guru, dapat menambah wawasan dan kompetensi penggunaan media pada pembelajaran matematika.

c. Bagi sekolah, turut memberikan sumbangan dalam rangka peningkatan kualitas sekolah.


(14)

BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kususnya penelitian tindakan kelas, jika dikaji arti penelitian tindakan kelas menurut beberapa pendapat diantaranya yaitu sebagai berikut:

Arikunto dkk. ( 2009, hlm. 58) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas sebagai berikut: 1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan

metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. 3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sama dari seseorang guru.

Secara lebih rinci tujuan PTK menurut (Arikunto dkk, 2009, hlm. 61) antara lain sebagai berikut:

1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.

3. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.

4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.


(15)

18

Ikhya Munshifuddin, 2015

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model model spiral dari kemmis dan taggart (Wiriatmadja, 2008, hlm. 66), yang menurut (Arikunto dkk., 2009, hlm. 73) diawali dengan perencanaan tindakan, kemudian penerapan tindakan, selanjutnya observasi ketika tindakan dilaksanakan, dan diakhiri dengan melakukan refleksi untuk memperbaiki rencana penelitian pada siklus berikutnya.

Gambar 3.1

Modifikasi Model Siklus Spiral PTK oleh Kemmis dan Mc Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2009, hlm.66)

Empat tahap yang diungkap arikunto di atas, dapat di jabarkan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Di dalam perencanaan ini peneliti melakukan beberapa tindakan yaitu tentang langkah-langkah yang akan di lakukan dalam pelaksanaan penelitian. Peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang menunjang terlaksananya penelitian dalam tindakan kelas.

PERENCANAAN

PELAKSANAAN

OBSERVASI REFLEKSI

PERBAIKAN PERENCANAAN

PELAKSANAAN

OBSERVASI REFLEKSI


(16)

19

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah inti kegiatan yang dilakukan peneliti dalam memperbaiki masalah yang telah ditemukan peneliti, selain itu peneliti juga melakukan proses pembenaran tindakan yang telah dirumuskan.

3. Observasi

Observasi ini dilakukan ketika dalam pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian, observasi dilakukan oleh teman sejabat dengan bertujuan untuk mengamati aktifitas siswa dan guru.

4. Refleksi

Pada tahap ini yaitu dilakukanya pengkajian penelitian yang telah dilakukan melalui data yang terkumpul selama dalam satu siklus yang kemudian dijadikan perbaikan untuk siklus berikutnya.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian yang peneliti lakukan di sekolah tersebut memiliki predikat akreditasi A, sekolah Dasar yang peneliti teliti adalah milik Negara atau biasa di sebut sekolah negeri. Sekolah Dasar yang menjadi penelitian adalah salah satu komplek sekolahan yang merupakan dua sekolah yang dipimpin oleh satu kepala sekolah, sekolah tersebut memiliki 18 kelas untuk satu SD, sekolah tersebut langsung berhadapan dengan jalan alternatif dari arah cipaganti kota bandung.

D. Subjek Penelitian

Di kelas 1 yang dilakukan penelitian ini terdapat 18 siswa, kelas tersebut bukan merupakan kelas gemuk namun bisa di bilang kelas sisa. Di kelas ini setiap siswa adalah merupakan kumpulan anak yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata, peneliti bisa mengatakan bahwa siswa di kelas tersebut kemampuanya dibawah rata-rata yaitu karena peneliti telah melakukan tindakan pengambilan informasi melalui wawancara dengan salah satu orang guru di sekolah tersebut. kelas tersebut merupakan kelas ke tiga dari 3 kelas untuk kelas 1. Siswa di kelas tersebut cenderung banyak yang aktif, ada beberapa siswa yang membacanya masih mengeja dan ada siswa yang belum bisa menulis dengan benar, dalam kecerdasan kognitif anak lebih cenderung pada kemampuan keterampilan berkreasi dari pada berhitung atau menulis, untuk kecerdasan afektif untuk siswa


(17)

20

Ikhya Munshifuddin, 2015

kelas 1 masih dapat di mengerti dalam setiap tindakan misal ketika ingin diperhatikan.

E. Waktu Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti yaitu pada semester dua tahun pelajaran 2014/2015 yaitu di adakan mulai dari bulan maret, yang terdiri dari tiga siklus.

F. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Pembelajaran

Dalam mendukung pengungungkap data penelitian, instrumen pembelajaran yang digunakan yaitu sebagai berikut:

a. LKS

Pada pembelajaran untuk medukung kegiatanya peneliti menggunakan lembar kerja siswa (LKS), lembar kerja ini digunakan untuk membimbing siswa dalam memahami materi-materi yang yang diajarkan kepada siswa melalui yang dikaitkan dengan congklak.

b. Prasarana Kelas

Prasarana yang dimaksud ini yaitu perlengkapan kelas seperti bangku siswa, papan tulis, spidol, penghapus dan lain-lain.

2. Instrumen Pengungkap Data Penelitian

Pada pengungkapan data penelitian, peneliti menerapkan tiga instrumen penelitian, diantaranya yaitu:

a. RPP

RPP yang digunakan mengikuti format yang dibuat oleh para guru di sekolah. Dalam penelitian RPP digunakan dalam tiga siklus sesuai dengan apa yang akan diajarkan dan diteliti, pembelajaran yang di tulis dalam RPP akan menjadi acuan dalam penilaian aktivitas guru dan antivitas siswa dalam lembar observasi terbuka.


(18)

21

b. Media Pembelajaran

Pada penelitian di kelas 1 ini peneliti memfokuskan untuk menggunakan media permainan congklak untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa, jadi dalam setiap siklus penggunaan media selalu dengan permainan congklak adapun untuk media yang lain hanya sebagai unsur pendukung dalam terlaksananya pembelajaran.

c. Pedoman Observasi

Menurut Marshall (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 64) menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the mening attached to those behavior”. Artinya bahwa melalui observasi, peneliti belajar tentang prilaku, dan makna dari prilaku tersebut.

Pendapat kedua dikemukakan oleh Widiawati (2013, hlm. 41) “Pedoman observasi adalah suatu pedoman atas pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis untuk mengetahui kinerja guru dan aktifitas siswa pada waktu tindakan pelaksanaan”. Tujuan dari observasi ini yaitu untuk memperoleh gambaran interaksi antara guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Dalam penggunaan pedoman observasi peneliti menggunakan metode observasi terbuka, menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja 2005, hlm. 110) yang dimaksud observasi terbuka ialah “apabila sang pengamat atau observer melakukan pengamatannya dengan mengambil kertas pensil, kemudian mencatatkan segala sesuatu yang terjadi di kelas”.

d. Instrumen Tes

Menurut Riduwan (2010, hlm.76) mengatakan bahwa tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pernyataan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Tes yang digunakan yaitu tes intelegensi dan menurut Riduwan (2010, hlm. 76) tes intelegensi adalah tes yang dilakukan untuk membuat penaksiran atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang diukur intelegensinya. Dari segi pensekoranya peneliti mengambil tes uraian terbatas, menurut Widoyoko (2009, hlm. 80)


(19)

22

Ikhya Munshifuddin, 2015

mengatakan bahwa “tes uraian terbatas merupakan bentuk tes uraian yang memberikan batasan-batasan atau rambu-rambu tertentu kepada peserta tes dalam menjawab soal tes”.

Terdapat dua tipe dalam tes uraian terbatas (Widoyoko, 2009, hlm. 81) yaitu:

1) Tipe Jawaban Melengkapi

Yang dimaksud tipe jawaban melengkapi adalah butir soal yang memerintahkan kepada peserta tes untuk melengkapi kalimat dengan satu frasa, angka, atau satu formula.

2) Tipe Jawaban Singkat

Yang dimaksud tipe jawaban singkat adalah butir soal berbentuk pertanyaan yang dapat dijawab dengan satu kata, satu frasa, satu angka atau satu formula.

Dari tipe tes di atas, peneliti menggunakan keduanya untuk mengukur kemampuan komunikasi matematik melalui hasil belajar yang didapat.

e. Catatan Lapangan

Setiap hari dalam melakukan peneliti membawa buku catatan yang gunanya untuk mengetahui dan menemukan kejadian-kejadian yang ada dalam penelitian, catatan harian ini merupakan catatan kejadian dari aktifitas siswa dan aktifitas guru, menurut Wiriaatmadja (2005, hlm. 125) mengatakan bahwa catatan lapangan itu adalah “yang memuat secara deskriptif berbagai kegiatan, suasana kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial, dan nuansa-nuansa lainnya merupakan kekuatan tersendiri dari penelitian peneliti tindakan kelas yang beriklim kualitatif secara mendasar (rounded) dan mulai dari akar rumput (grass roots). ia merupakan internal validity dari penelitian ini”.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian disesuaikan dengan desain penelitian yang menggunakan model spiral, yang menurut Arikunto dkk ( 2009, hlm. 73) prosedur penelitian diawali dengan perencanaan tindakan, kemudian penerapan tindakan, selanjutnya observasi ketika tindakan dilaksanakan, dan diakhiri dengan melakukan refleksi untuk memperbaiki rencana penelitian pada siklus berikutnya.


(20)

23

1. Perencanaan tindakan

Di dalam perencanaan ini peneliti melakukan beberapa tindakan yaitu tentang langkah-langkah yang akan di lakukan dalam pelaksanaan penelitian. Peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang menunjang terlaksananya penelitian dalam tindakan kelas seperti mengamati, melakukan wawancara dan mencari solusi penanganan kepada setiap wali kelas tentang permasalahan yang dihadapi siswanya, melakukan perizinan kepada setiap instansi yang terkait dengan penelitian tinadakan kelas (PTK), membuat instrumen pembelajaran berupa RPP dan media pembelajaran.

2. Pelaksanaan tindakan

Pada tahap pelaksanaan untuk setiap siklus peneliti melakukan hal yang sama namun yang berbeda yaitu hanya dalam penambahan tindakan atau pengajaran yang merupakan pada dasarnya tematik dan yang mendukung tercapainya peningkatan setelah dilakukanya refleksi tindakan, dalam pelaksanaan pada siklus 1 peneliti menerapkan kegiatan pembelajaran dalam penggunaan media permainan congklak untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematik di kelas 1 SD sebagai berikut :

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Guru mengucapkan salam.

2) Guru mempersiapkan siswa secara fisik dan pesikis. 3) Guru dan siswa bersama-sama membaca do’a. 4) Siswa melakukan kegiatan ice breaking. 5) Guru melakukan kegiatan apresepsi. 6) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti

1) Guru memperlihatkan media permainan congklak. 2) Guru membagikan congklak kepada setiap siswa. 3) Guru mendemonstrasikan permainan congklak.

4) Setiap siswa dari masing-masing bangku akan memainkan permainan congklak secara bebas.


(21)

24

Ikhya Munshifuddin, 2015

6) Siswa mendengarkan tentang pemberian waktu dalam memainkan congklak.

7) Guru memberhentikan permainan congklak terlebih dahulu.

8) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang materi membilang yang dikaitkan dengan permainan congklak.

9) Siswa mengulangi pendemonstrasian yang dilakukan guru tentang mengaitkan materi membilang dengan media congklak.

10) Guru membagikan lembar misi sebagai panduan siswa dalam memainkan congklak.

11) Siswa memperhatikan penjelasan lembar misi permainan congklak yang dijelaskan oleh guru.

12) Siswa memulai permainan dengan mengikuti peraturan lembar misi yang diberikan guru.

13) Guru memberi waktu dalam mengerjakan lembar misi yang dilakukan pada permainan congklak.

14) Guru memberhentikan permainan congklak

15) Siswa mengumpulkan lembar misi yang telah dilaksanakan. 16) Guru membagikan lembar instrumen tes kepada siswa. 17) Siswa mengumpulkan lembar instrumen tes.

18) Guru memberikan penguatan terhadap peserta didik tentang apa yang telah diajarkan.

19) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah diajarkan.

c. Kegiatan Penutup

1) Guru meminta siswa untuk menyebutkan kegiatan yang telah dilakukan selama pembelajaran.

2) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan atas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

3) Guru mereflksi hasil karangan narasi yang telah dibuat oleh siswa. 4) Guru memberikan tindak lanjut.

5) Guru memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan berikutnya.


(22)

25

6) Mengakhiri pelajaran dengan mengajak semua peserta didik berdo’a. d. Observasi

Tindakan yang dilakukan pada tahap ini yaitu pengamatan aktivitas guru dan siswa ketika dalam pembelajaran, dengan tujuan mencari kekurangan yang nantinya akan diperbaiki pada siklus berikutnya, observasi ini dapat dilakukan oleh peneliti itu sendiri dan oleh wali kelas dan rekan sejabat dari peneliti yang peneliti percaya akan memberikan unsuk objektivitas terhadap pengamatan yang dilakukan agar mendapatkan hasil penelitian yang memuaskan dan dapat dipercaya.

e. Refleksi

Pada tahap ini peneliti dan guru kelas dan rekan sejabat peneliti merundingkan hasil dari observasi yang telah dilakukan, pada tahap ini yaitu dibicarakanya hasil temuan-temuan selama pembelajaran baik dari aktivitas guru maupun murid yang dirumuskan cara memperbaiki untuk kemudian diterapkan pada siklus berikutnya.

H. Pengolahan dan Keabsahan Data

Pengolahan dan keabsahan data merupakan langkah yang dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang sumber datanya berasal dari instrumen pengungkap data penelitian, adapun pengolahan dan keabsahan datanya yakni sebagai berikut:

1. Pengolahan Data

Pengolahan data ini dilakukan melalalui pengumpulan data dari berbagai instrumen penelitian yang berupa hasil aktivitas guru dan hasil aktivitas siswa, yang kemudian dilakukan pengkajian dan analisis terhadap data tersebut. dalam pengolahan data ini dibagi menjadi dua yaitu pengolahan secara kuantitatif dan kualitatif. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 4) “perbedaan antara metode kualitatif dengan kuantitatif meliputi tiga hal, yaitu perbedaan tentang aksioma ( pandangan dasar), karakteristik penelitian, dan proses penelitian”.

a. Pengolahan Data Kualitatif

Dalam pengolahan data kualitatif peneliti mengambil model Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 91)


(23)

26

Ikhya Munshifuddin, 2015

mengemukakan bahwa “aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Menurut miles and huberman terdapat 3 dalam pengolahan data kualitatif yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verificasion, namun untuk dapat menyempurnakan tekniknya maka peneliti menambahkan dua teknik yaitu klasifikasi data dengan penafsiran data. Untuk lebih jelasnya berikut penjelasan teknik pengolahan datanya:

1) Reduksi Data

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 92) bahwa mereduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya. Pada penelitian yang dilakukan peneliti dan di bantu oleh dosen pembimbing dan teman sejabat menyeleksi data dengan cara memilah dan memilih data yang diperlukan dan membuang data yang tidak diperlukan dan merapihkan data yang dibutuhkan.

2) Klasifikasi Data

Mengklasifikasikan data merupakan kegiatan setelah pereduksian data. Mengklasifikasi data diperoleh dari siklus I, II dan III dengan mengacu pada RPP. Tujuanya untuk mengetahui aktifitas guru dan siswa yang diharapkan terjadi atau yang tidak diharapkan terjadi. Untuk mempermudah data-data tersebut lalu diklasifikasikan sesuai dengan jenis datanya yaitu, data aktifitas siswa, dan data aktifitas guru.

3) Display Data

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 95) dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart dan sejenisnya.

4) Penafsiran Data

Pada penafsiran data ini adalah langkah selanjutnya setelah penyajian data, kegiatan yang dilakukan pada penafsiran ini yaitu data yang sudah disajikan peneliti menelaah hal-hal yang ada pada penelitian, hal yang sudah baik dan belum baik, hal yang belum baik dicari penyebabnya dan dicari solusinya.


(24)

27

Kegiatan ini dilakukan untuk memberi kepastian data yang di jadikan sebagai sumber refleksi untuk siklus berikutnya.

b. Pengolahan Data Kuantitatif

Data kuantitatif yang diolah yaitu data instrumen tes, tes yang diberikan kepada siswa disesuaikan dengan indikator yang ingin dicapai, menurut runtukahu dan Kadou (2014, hlm. 213) “tes sangat berguna untuk mengadakan asesmen perencanaan pengajaran, kususnya untuk menentukan keterampilan-keterampilan matematika apa yang dimiliki siswa-siswa”. Maka untuk pengolahan data tes tersebut yaitu:

1) Mencari skor dari setiap Siklus (Kasmadi dan Sunariah, 2014, hlm. 74)

= � � � � � ×

2) Mencari nilai rata-rata dari setiap siklus (Widiawati, 2013, hlm. 45)

� =

∑�1

∑�

Keterangan:

= Nilai rata-rata

∑ = Jumlah seluruh skor

∑N = Jumlah siswa

3) Presentase ketuntasan belajar (Widiawati,2013, hlm. 45)

�� =∑ � ≥ ��

∑ � %

Keterangan :

TB = Tuntas Belajar

∑ � ≥ �� = Jumlah nilai siswa di atas KKM

∑ = Jumlah siswa

% = bilangan tetap 4) Kriteria Data Hasil Tes


(25)

28

Ikhya Munshifuddin, 2015

Setelah nilai di olah menggunakan rumus diatas berikutnya menentukan kriteria nilai yang didapat, berikut adalah cara menentukannya menurut (Widiawati, 2013, hlm. 46):

a) Pensekoran

Kriteria pada penskoran ini peneliti mematok nilai 100 dari 5 soal yang diujikan dari setiap siklus.

b) Nilai Rata-Rata

Hasil akhir tes berupa nilai rata-rata yang dikelompokan menjadi beberapa kategori sebagai berikut:

(1) Jika rata-rata nilai tersebut rentang nilainya 90-100 maka memiliki kategori baik sekali.

(2) Jika rata-rata nilai tersebut rentang nilainya 80-89 maka memiliki kategori baik.

(3) Jika rata-rata nilai tersebut rentang nilainya 60-79 maka memiliki kategori cukup.

(4) Jika rata-rata nilai tersebut rentang nilainya 40-59 maka memiliki kategori kurang.

(5) Jika rata-rata nilai tersebut rentang nilainya 0-39 maka memiliki kategori sangat kurang.

c) Presentase Ketuntasan Belajar

Presentase ketuntasan belajar terdiri dari dua bagian yaitu dikatakan tuntas jika siswa memiliki presentase 60%-100% namun jika siswa memiliki presentase di bawah nilai tersebut maka dikatakan belum tuntas.

2. Keabsahan Data

Sesuai dengan data yang diolah, uji keabsahan data terdiri dari uji data data kualitatif dan kuantitatif, untuk uji data kualitatif keabsahan data yang dibuktikan berupa data dari hasil observasi aktifitas guru dan siswa dan catatan lapangan, dan untuk uji data kuantitatif yang dibuktikan berupa data dari hasil tes. Uji keabsahan data tersebut dibuktikan dengan tiga hal yaitu:


(26)

29

Keabsahan data dilihat dari dua obeserver yang mengamati kegiatan penelitian keseluruhan dan dari setiap kegiatanya observer tersebut mendeskripsikan setiap kejadian-kejadian sesuai dengan lembar pedoman observasi yang telah dibuat.

b. Instrumen tes yang sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi.

Indikator yang diambil dalam penelitian ini yang mendukung penggunaan media permainan congklak yaitu 1) merepresentasikan 2) merelasikan. Untuk soal tes yang diujikan yaitu berupa soal essay yang terdiri dari 5 soal, dan bentuk soal tersebut memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Soal berbentuk uraian singkat.

2) Sebelum soal diuraikan terdapat gambar yang sesuai dengan apa yang di pertanyakan pada uraian soal.

3) Selain gambar terdapat soal yang menggunakan simbol angka bersifat konkret dan simbol angka bersifat abstrak.

Untuk indikator representasi siswa mengungkapkan ide atau gagasan yang berada dalam pemikiranya di di ungkapkan secara tertulis, dan untuk relasi siswa mengaitkan antara pengetahuan yang telah didapatnya sesuai pengalaman dalam kehidupan nyata dengan soal yang diiberikan.

c. Teknik triangulasi data berupa data yang diambil dari catatan peneliti, observer 1 dan 2. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 127) tekning triangulasi data memiliki tiga bentuk yaitu:

1) Triangulasi Sumber

Teknik ini yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

2) Triangulasi Teknik

Teknik ini yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeeda. 3) Triangulasi Waktu

Teknik ini yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data berdasarkan waktu pengambilan data pada narasumber.


(27)

30

Ikhya Munshifuddin, 2015

Pada pengujian keabsahan data dari teknik triangulasi data peneliti mengambil teknik triangulasi data sumber, sumber yang dimaksud yaitu dari catatan peneliti sendiri, observer 1 dan observer 2.


(28)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Sesuai dengan temuan penelitian dan pembahasan pada bab IV, ternyata penggunaan media permainan congklak untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematik di kelas 1 SD telah berhasil.

Keberhasilan berkembangnya komunikasi matematik kelas 1 SD ini ditunjang oleh RPP yang telah disusun oleh peneliti dengan sistematika mengacu kepada format RPP yang biasa dibuat oleh para guru di sekolah, adapun karakteristiknya yaitu RPP ini merancang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media permainan congklak.

Karakteristik dalam pelaksanaan pembelajaran congklak itu sendiri yaitu dalam pelaksanaanya sama seperti bermain congklak pada biasanya namun dari setiap tindakan permainan yang ada dalam permainan congklak selalu di relasikan atau dikaitkan dengan mata pelajaran matematika yang difokuskan pada materi pengenalan bilangan, pertama dalam kegiatan guru menunjukan congklak yang telah dibawa, guru meminta siswa untuk tertib dalam pembagian congklak, siswa melakukan suit untuk mendapatkan pemenang yang akan memulai permainan terlebih dahulu, selanjutnya yang menang suit akan memulai dulu permainan congklak dengan bebas memilih bagian lingkaran mana yang akan diambil biji congklaknya, dalam permainan congklak ada terdapat beberapa istilah yaitu dos atau nembak, mati atau berhenti, dan ngacang atau nunggak, setelah permainan congklak telah selesai guru membagikan lembar kerja siswa untuk dikerjakan dengan mengaitkanya sesuai media permainan congklak yang telah dimainkan.

Dalam pelaksanaanya RPP tidak langsung baik namun memerlukan perbaikan dari setiap siklusnya, sehingga untuk siklus berikutnya dapat dipastikan pembelajaran akan jauh lebih baik dari siklus sebelumnya.

Pada pelaksanaan pembelajaran, aktifitas penggunaan media congklak telah terjadi peningkatan, sesuai prosedur yang di intruksikan guru siswa bermain congklak dengan mengaitkan mata pelajaran matematika materi keterampilan berhitung, siswa sangat antusias dan aktif dalam bermain sambil belajar , dan


(29)

67

Ikhya Munshifuddin, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN CONGKLAK UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN

pembelajaran tersebut berkesan menyenangkan bagi siswa berbeda dengan apa yang diajarkan oleh wali kelas mereka yang masih menggunakan pembelajaran monoton atau konvensional.

Perkembangan kemampuan komunikasi matematik siswa kelas 1 SD pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan media permainan congklak dapat dilihat nilai rata-rata pada siklus 1 yaitu bernilai baik dan presentase ketuntasan belajar telah mencapai kata tuntas, siklus 2 rata-rata nilai siswa yaitu sama seperti siklus 1 bernilai baik dan presentase ketuntasan belajar sama telah mencapai kata tuntas, dan siklus 3 rata-rata nilai siswa yaitu meningkat menjadi sangat baik dan presentase ketuntasan belajar telah mencapai kata sempurna.

B. Rekomendasi

Saran ini ditunjukan untuk penelitian selanjutnya sesuai dengan hasil pada bab 4 agar ketika dalam penggunaan media permainan congklak lebih baik lagi, saran tersebut yaitu yang pertama untuk penyusunan RPP bagi peneliti selanjutnya RPP lebih baik diambil dari format KTSP 2006 langsung, untuk waktu penelitian sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu pada jauh-jauh hari, dan untuk materi ajar dapat menggunakan buku BSE KTSP 2006 secara langsung.

Saran kedua yaitu pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran media permainan congklak dapat di kembangkan kepada kelas lainya dengan materi pelajaran yang sama yaitu materi tentang mengenal bilangan dan materi keterampilan berhitung, selain itu juga media permainan congklak dapat digunakan pada mata pelajaran lain yang disesuaikan dengan fungsi dari media permainan congklak, yang disesuaikan dengan SKKD pada mata pelajaran tersebut, dan dapat memodifikasi congklak sesuai kebutuhan dalam berhitung.


(1)

Kegiatan ini dilakukan untuk memberi kepastian data yang di jadikan sebagai sumber refleksi untuk siklus berikutnya.

b. Pengolahan Data Kuantitatif

Data kuantitatif yang diolah yaitu data instrumen tes, tes yang diberikan kepada siswa disesuaikan dengan indikator yang ingin dicapai, menurut runtukahu dan Kadou (2014, hlm. 213) “tes sangat berguna untuk mengadakan asesmen perencanaan pengajaran, kususnya untuk menentukan keterampilan-keterampilan matematika apa yang dimiliki siswa-siswa”. Maka untuk pengolahan data tes tersebut yaitu:

1) Mencari skor dari setiap Siklus (Kasmadi dan Sunariah, 2014, hlm. 74)

= � � � � � ×

2) Mencari nilai rata-rata dari setiap siklus (Widiawati, 2013, hlm. 45)

� =

∑�1

∑�

Keterangan:

= Nilai rata-rata

∑ = Jumlah seluruh skor

∑N = Jumlah siswa

3) Presentase ketuntasan belajar (Widiawati,2013, hlm. 45)

�� =∑ � ≥ ��

∑ � %

Keterangan :

TB = Tuntas Belajar

∑ � ≥ �� = Jumlah nilai siswa di atas KKM

∑ = Jumlah siswa

% = bilangan tetap


(2)

28

Setelah nilai di olah menggunakan rumus diatas berikutnya menentukan kriteria nilai yang didapat, berikut adalah cara menentukannya menurut (Widiawati, 2013, hlm. 46):

a) Pensekoran

Kriteria pada penskoran ini peneliti mematok nilai 100 dari 5 soal yang diujikan dari setiap siklus.

b) Nilai Rata-Rata

Hasil akhir tes berupa nilai rata-rata yang dikelompokan menjadi beberapa kategori sebagai berikut:

(1) Jika rata-rata nilai tersebut rentang nilainya 90-100 maka memiliki kategori baik sekali.

(2) Jika rata-rata nilai tersebut rentang nilainya 80-89 maka memiliki kategori baik.

(3) Jika rata-rata nilai tersebut rentang nilainya 60-79 maka memiliki kategori cukup.

(4) Jika rata-rata nilai tersebut rentang nilainya 40-59 maka memiliki kategori kurang.

(5) Jika rata-rata nilai tersebut rentang nilainya 0-39 maka memiliki kategori sangat kurang.

c) Presentase Ketuntasan Belajar

Presentase ketuntasan belajar terdiri dari dua bagian yaitu dikatakan tuntas jika siswa memiliki presentase 60%-100% namun jika siswa memiliki presentase di bawah nilai tersebut maka dikatakan belum tuntas.

2. Keabsahan Data

Sesuai dengan data yang diolah, uji keabsahan data terdiri dari uji data data kualitatif dan kuantitatif, untuk uji data kualitatif keabsahan data yang dibuktikan berupa data dari hasil observasi aktifitas guru dan siswa dan catatan lapangan, dan untuk uji data kuantitatif yang dibuktikan berupa data dari hasil tes. Uji keabsahan data tersebut dibuktikan dengan tiga hal yaitu:


(3)

Keabsahan data dilihat dari dua obeserver yang mengamati kegiatan penelitian keseluruhan dan dari setiap kegiatanya observer tersebut mendeskripsikan setiap kejadian-kejadian sesuai dengan lembar pedoman observasi yang telah dibuat.

b. Instrumen tes yang sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi.

Indikator yang diambil dalam penelitian ini yang mendukung penggunaan media permainan congklak yaitu 1) merepresentasikan 2) merelasikan. Untuk soal tes yang diujikan yaitu berupa soal essay yang terdiri dari 5 soal, dan bentuk soal tersebut memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Soal berbentuk uraian singkat.

2) Sebelum soal diuraikan terdapat gambar yang sesuai dengan apa yang di pertanyakan pada uraian soal.

3) Selain gambar terdapat soal yang menggunakan simbol angka bersifat konkret dan simbol angka bersifat abstrak.

Untuk indikator representasi siswa mengungkapkan ide atau gagasan yang berada dalam pemikiranya di di ungkapkan secara tertulis, dan untuk relasi siswa mengaitkan antara pengetahuan yang telah didapatnya sesuai pengalaman dalam kehidupan nyata dengan soal yang diiberikan.

c. Teknik triangulasi data berupa data yang diambil dari catatan peneliti, observer 1 dan 2. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 127) tekning triangulasi data memiliki tiga bentuk yaitu:

1) Triangulasi Sumber

Teknik ini yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

2) Triangulasi Teknik

Teknik ini yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeeda. 3) Triangulasi Waktu

Teknik ini yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data berdasarkan waktu pengambilan data pada narasumber.


(4)

30

Pada pengujian keabsahan data dari teknik triangulasi data peneliti mengambil teknik triangulasi data sumber, sumber yang dimaksud yaitu dari catatan peneliti sendiri, observer 1 dan observer 2.


(5)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Sesuai dengan temuan penelitian dan pembahasan pada bab IV, ternyata penggunaan media permainan congklak untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematik di kelas 1 SD telah berhasil.

Keberhasilan berkembangnya komunikasi matematik kelas 1 SD ini ditunjang oleh RPP yang telah disusun oleh peneliti dengan sistematika mengacu kepada format RPP yang biasa dibuat oleh para guru di sekolah, adapun karakteristiknya yaitu RPP ini merancang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media permainan congklak.

Karakteristik dalam pelaksanaan pembelajaran congklak itu sendiri yaitu dalam pelaksanaanya sama seperti bermain congklak pada biasanya namun dari setiap tindakan permainan yang ada dalam permainan congklak selalu di relasikan atau dikaitkan dengan mata pelajaran matematika yang difokuskan pada materi pengenalan bilangan, pertama dalam kegiatan guru menunjukan congklak yang telah dibawa, guru meminta siswa untuk tertib dalam pembagian congklak, siswa melakukan suit untuk mendapatkan pemenang yang akan memulai permainan terlebih dahulu, selanjutnya yang menang suit akan memulai dulu permainan congklak dengan bebas memilih bagian lingkaran mana yang akan diambil biji congklaknya, dalam permainan congklak ada terdapat beberapa istilah yaitu dos atau nembak, mati atau berhenti, dan ngacang atau nunggak, setelah permainan congklak telah selesai guru membagikan lembar kerja siswa untuk dikerjakan dengan mengaitkanya sesuai media permainan congklak yang telah dimainkan.

Dalam pelaksanaanya RPP tidak langsung baik namun memerlukan perbaikan dari setiap siklusnya, sehingga untuk siklus berikutnya dapat dipastikan pembelajaran akan jauh lebih baik dari siklus sebelumnya.

Pada pelaksanaan pembelajaran, aktifitas penggunaan media congklak telah terjadi peningkatan, sesuai prosedur yang di intruksikan guru siswa bermain congklak dengan mengaitkan mata pelajaran matematika materi keterampilan


(6)

67

pembelajaran tersebut berkesan menyenangkan bagi siswa berbeda dengan apa yang diajarkan oleh wali kelas mereka yang masih menggunakan pembelajaran monoton atau konvensional.

Perkembangan kemampuan komunikasi matematik siswa kelas 1 SD pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan media permainan congklak dapat dilihat nilai rata-rata pada siklus 1 yaitu bernilai baik dan presentase ketuntasan belajar telah mencapai kata tuntas, siklus 2 rata-rata nilai siswa yaitu sama seperti siklus 1 bernilai baik dan presentase ketuntasan belajar sama telah mencapai kata tuntas, dan siklus 3 rata-rata nilai siswa yaitu meningkat menjadi sangat baik dan presentase ketuntasan belajar telah mencapai kata sempurna.

B. Rekomendasi

Saran ini ditunjukan untuk penelitian selanjutnya sesuai dengan hasil pada bab 4 agar ketika dalam penggunaan media permainan congklak lebih baik lagi, saran tersebut yaitu yang pertama untuk penyusunan RPP bagi peneliti selanjutnya RPP lebih baik diambil dari format KTSP 2006 langsung, untuk waktu penelitian sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu pada jauh-jauh hari, dan untuk materi ajar dapat menggunakan buku BSE KTSP 2006 secara langsung.

Saran kedua yaitu pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran media permainan congklak dapat di kembangkan kepada kelas lainya dengan materi pelajaran yang sama yaitu materi tentang mengenal bilangan dan materi keterampilan berhitung, selain itu juga media permainan congklak dapat digunakan pada mata pelajaran lain yang disesuaikan dengan fungsi dari media permainan congklak, yang disesuaikan dengan SKKD pada mata pelajaran tersebut, dan dapat memodifikasi congklak sesuai kebutuhan dalam berhitung.