PENGGUNAAN MEDIA CONGKLAK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN DI KELAS III SDLB A BAKTI PERTIWI SUKABUMI.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR DIAGRAM ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Sasaran Tindakan ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Hipotesis Tindakan ... 5

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Media Pembelajaran ... 8

B. Konsep Permainan Congklak ... 10

1. Sejarah dan Pengertian Permainan Tradisional Congklak ... 10

2. Manfaat Permainan Tradisional Congklak ... 12

3. Cara Menggunakan Permainan Tradisional Congklak ... 12

C. Konsep Matematika ... 13

1. Pengertian Matematika ... 13

2. Pembelajaran Matematika ... 14

D. Konsep Tunanetra ... 16

1. Pengertian Tunanetra. ... 17


(2)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 28

B. Setting Penelitian ... 29

C. Siklus Tindakan ... 29

1. Gambaran Umum Siklus I... 30

2. Gambaran Umum Siklus II ... 32

D. Variabel Penelitian ... 33

E. Instrumen Penelitian ... 33

F. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus ke-1 ... 38

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus ke-2 ... 42

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus ke-3 ... 48

B. Pembahasan dan Hasil Penelitian ... 55

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 57

B. Rekomendasi ... 58 DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN


(3)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi tingkat ketunanetraaan dari WHO ... 24

Tabel 4.1 Hasil Tes Siklus I (Penjumlahan)... 39

Tabel 4.2 Hasil Tes Siklus I (Pengurangan)... 39

Tabel 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus ke-1 ... 40

Tabel 4.4 Hasil Tes Siklus 2 (Penjumlahan) ... 44

Tabel 4.5 Hasil Tes Siklus 2 (Pengurangan) ... 44

Tabel 4.6 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus ke-2 ... 46

Tabel 4.7 Hasil Tes Siklus 3 (Penjumlahan) ... 49

Tabel 4.8 Hasil Tes Siklus 3 (Pengurangan) ... 49

Tabel 4.9 Data Peningkatan Penyerapan Selama Penelitian (penjumlahan) ... 51

Tabel 4.10 Data Peningkatan Penyerapan Selama Penelitian (penjumlahan) ... 51


(4)

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 4.1 Hasil Tes Siklus I (Penjumlahan) ... 40

Diagram 4.2 Hasil Tes Siklus I (Pengurangan) ... 40

Diagram 4.3 Hasil Tes Siklus 2 (Penjumlahan) ... 45

Diagram 4.4 Hasil Tes Siklus 2 (Pengurangan) ... 45

Diagram 4.5 Hasil Tes Siklus 3 (Penjumlahan) ... 50

Diagram 4.6 Hasil Tes Siklus 3 (Pengurangan) ... 50

Diagram 4.7 Peningkatan Penyerapan Materi Selama Penelitian (Penjumlahan) ...52

Diagram 4.8 Peningkatan Penyerapan Materi Selama Penelitian (Penjumlahan) ...52

Diagram 4.9 Peningkatan Penyerapan Materi Selama Penelitian (Penjumlahan) ...56

Diagram 4.10 Peningkatan Penyerapan Materi Selama Penelitian (Penjumlahan) ...56


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan Taggart ... 29


(6)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Suharsimi (2002: 12) bahwa penelitian tindakan kelas merupakan paparan gabungan definisi dari tiga

kata “Penilitian, Tindakan dan Kelas”. Penelitian adalah kegiatan mencermati

suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi peneliti atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas di berbagai bidang. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam pelaksanaannya berbentuk rangkaian periode/siklus kegiatan. Sedangkan Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama dan tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru yang sama.

Guru dalam melaksanakan PTK, baik dirinya sebagai aktor dalam penelitian maupun dilakukan secara berkolaborasi dengan teman sejawat, maka secara bertahap dan berkelanjutan professional guru akan dapat terbaiki dengan dasar penekanan pada prinsip emansipasi, artinya guru memiliki kesamaan hak untuk memperbaiki tindakan dalam mengajar secara otonomi.

Alasan-alasan dan penggunaan penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. PTK menawarkan suatu cara baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

2.Penelitian yang dilakukan memiliki tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengenal bilangan 11 sampai 20 yang merupakan masalah aktual yang dihadapi peneliti saat ini.

3. Penelitian dilakukan secara kolaborasi dengan teman sejawat sebagai observer dan bertujuan untuk mendapatkan informasi yang objektif,


(7)

lengkap, dan akurat.

4. Penelitian dilaksanakan berdaur siklus dengan masing-masing siklus dilaksanakan melalui empat tahapan yakni: tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

B. Setting Penelitian

Masalah pada penelitian bukanlah merupakan hasil dari kajian teoritis atau hasil kajian penelitian terdahulu, tetapi merupakan permasalahan nyata dan aktual terjadi dalam pembelajaran di kelas. Maka setting penelitian adalah kondisi nyata pembelajaran bidang studi matematika dengan kompetensi dasar penjumlahan dan pengurangan melalui media congklak. Subjek pemberi tindakan peneliti sendiri, sebagai guru kelas tiga, penerima tindakan adalah empat orang siswa tunanetra (low vision) . dan penelitian ini dilaksanakan di SDLB A Bhakti Pertiwi, Kabupaten Sukabumi

C. Siklus Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dibagi dalam dua siklus. Siklus pertama berlangsung dalam tiga kali pertemuan, dan siklus ke-dua juga berlangsung dalam tiga kali pertemuan dan dua kali pertemuan evaluasi dimana diadakan satu kali pertemuan pada siklus satu dan satu kali evaluasi pada siklus dua. Jadi jumlah semua pertemuan delapan kali. Adapun rincian prosedur tindakan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

gambar 3.1: Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas Kemmis dan

Taggart (2002:48) Perencanaan

Tindakan/Pelaksanaan SIKLUS I

Pengamatan Refleksi

Perencanaan

Tindakan/Pelaksanaan SIKLUS I

Pengamatan Refleksi


(8)

1. Gambaran Umum Siklus I a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan siklus I dapat dirinci sebagai berikut:

1. Menganalisis garis besar program pengajaran (GBPP) untuk menelaah materi pelajaran matematika untuk silklus I adalah: penjumlahan dan pengurangan

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disesuaikan dengan rencana tindakan yang akan dilakukan,

3. Menyusun materi pembelajaran siklus I dengan kompetensi dasar pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan

4. Membuat lembar/format observasi untuk menilai aktivitas belajar murid di kelas dan instrumen evaluasi untuk menilai hasil belajar matematika

5. Merancang dan menyusun tugas yang akan diberikan

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan berupa pembelajaran matematika khususnya pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan melalui penggunaan media congklak sesuai dengan RPP yang telah disusun sebelumnya. Adapun tahapan pelaksanaan tindakan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

1. Kegiatan awal yang meliputi; memeriksa kesiapan belajar murid, membuka pelajaran dengan membaca doa, melakukan apersepsi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran serta strategi pembelajaran yang akan ditempu,

2. Kegiatan inti meliputi; melaksanakan/mengembangkan kegiatan pembelajaran melalui penggunaan media congklak sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran dengan kegiatan pokok meliputi; penjelasan materi pembelajaran disertai contoh, membimbing murid untuk memahami konsep penjumlahan dan penngurangan.


(9)

4. Melakukan observasi pada saat murid tunanetra sedang mengerjakan tugas, serta memberikan bimbingan jika diperlukan. Hal-hal yang diobservasi antara lain: kehadiran murid, keaktifan murid dalam memahami konsep penjumlahan dan pengurangan, keaktifan murid dalam bertanya, keaktifan murid dalam menjawab pertanyaan, dan keaktifan murid dalam mengerjakan tugas-tugas.

5. Memparbaiki hasil kerja tugas yang diberikan pada murid tunanetra. 6. Kegiatan akhir pada siklus I, berupa penutup meliputi; memberikan

pesan-pesan moral, membuat rangkuman materi, dan pemberian tes akhir.

c. Tahap Observasi dan Evaluasi

Pada tahap ini berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Pada tahap pelaksanaan tindakan berlangsung, penulis dibantu oleh seorang guru yang akan diobserver untuk mengamati aktivitas murid tunanetra kelas III SDLB A Bhakti Pertiwi Kabupaten Sukabumi selama kegiatan pembelajran. Pada akhir siklus dilaksanakan evaluasi berupa tes akhir siiklus I untuk mengetahui hasil belajar Matematika pada kompetensi pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan pada murid tunanetra di SDLB A Bhakti Pertiwi Kabupaten Sukabumi

d. Tahap Refleksi

Hasil perhitungan yang diperoleh setelah berakhirnya siklus I dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar matematikapada kompetensi pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan setelah penggunaan media tiga dimensi. Hasil yang diperoleh setelah tindakan dianalisis lebih jauh untuk menemukenali kelemahan-kelemahan yang terjadi sebagai faktor penyebab belum optimalnya hasil tindakan siklus I. Hasil refleksi ini menjadi catatan khusus untuk dijadikan perhatian pada saat pelaksanaan tindakan di siklus berikutnya. Dengan demikian siklus II merupakan perbaikan siklius I.


(10)

2. Gambaran Umum Siklus II

Siklus II dirancang berlangsung selama delapan kali pertemuan, tiga kali pertemuan untuk kegiatan pembelajaran dan satu kali pertemuan untuk tes di akhir siklus II. Aktivitas yang dilaksanakan pada siklus II merupakan hasil refleksi dari siklus I. Oleh karena itu tahap-tahap yang dilalui relatif sama dengan siklus I, hanya saja pada siklus II dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan sesuai dengan kelemahan yang ditemukan pada siklus I. Adapun gambaran umum pelaksanaan siklus II sebagai berikut:

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain; 1) Merancang tindakan berdasarkan hasil refleksi siklus I,

2) Menyusun rencana pembelajarann yang akan dilaksanakan dengan mennggunakan media tiga dimensi.

b. Pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan ini adalah mengulangi kembali apa yang dilakukan pada siklus I yakni melatih murid memahami konsep penjumlahan dan pengurangan melalui penggunaan media tiga dimensi dengan melakukan berbagai perbaikan-perbaikan.

c. Observasi

Observasi yang dilakukan pada siklus II kurang lebih sama dengan observasi yang dilakukan pada siklus I.

d. Refleksi

Refleksi yang dilakukan pada siklus II juga kurang lebih sama dengan siklus I hanya saja hasil refleksi pada siklus II akan dijadikan bahan pembahasan pada bagian pembahasan hasil dalam penelitian ini.


(11)

D.Variabel Penelitian a. Variabel Bebas

Variabel bebas sering disebut sebagai variabel stimulus, independen, atau prediktor. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiono, 2008:39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Penggunaan Media

Congklak

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, atau karena adanya variable bebas (Sugiono, 2008:39). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa

Dalam Pembelajaran Matematika Materi Penjumlahan Dan Pengurangan E.Instrumen Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menjadi instrumen utama penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti harus mengenal apa yang akan diteliti dan secara langsung melakukan seluruh kegiatan pengumpulan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data seperti tes dan observasi, kemudian menganalisis dan menginterprestasikan data yang telah diperoleh. 1) Teknik Tes (Tulisan, dan Perbuatan)

Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk melihat hasil belajar siswa yaitu tes awal (pre-test) yang dilakukan sebelum memulai pembelajaran, dan tes akhir (post test) berupa tes tulisan, tulisan dan perbuatan dilakukan setelah pembelajaran berakhir. Pada siklus Itindakan I sebelum pembelajaran dimulai berikan tes awal (pre test), dan tes keterampilan proses sebanyak materi yang diberikan. Siklus I tindakan 2 diberikan tes tulisan, tulisan dan perbuatan masing-masing


(12)

sebanyak 5 soal.Pada siklus II tindakan 1 dan tindakan 2 diberikan tes lisan, tulisan dan perbuatan masing-masing sebanyak 5 soal.Tes ini tujuannya untuk dijadikan salah satu indikator keberhasilan siswa dalam pembelajaran.

2) Observasi Pengamatan

Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Pengamatan dan pencatatan dilakukan terhadap subyek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa.

Pada waktu observasi dilakukan, peneliti mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran tersebut, baik yang terjadi pada guru dan siswa maupun situasi kelas dengan menggunakan lembar observasi berbentuk daftar cek, dan diisi oleh observer.

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh melalui penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan tes yang berupa soal atau instrument soal mengenai kemampuan siswa selama pembelajaran tes diadakan untuk menentukan kriteria kelebihan atau kelemahan tindakan. Melalui kegiatan refleksi setiap indikator dicermati, sehingga diperoleh kesimpulan untuk program perbaikan pada siklus berikutnya. Data yang akan dianalisis adalah hasil tes serta sikap peserta didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran, oleh sebab itu jenis data yang akan dianalisis meliputi data kuantitatif dan data kualitatif. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis data hasil pre tes dan tes setelah tindakan. a. Mempresentase hasil pre tes.

b. Mempresentase hasil tes pada kondisi setelah dilakukan tindakan, Dengan penskoran menggunakan kriteria mutlak sebagai berikut: Skor perolehan

--- x 100 Skor ideal/maksimum


(13)

c. Menghitung persentase penguasaan kelas atas bahan yang telah disajikan.

Rumus yang digunakan menghitung tingkat penyerapan kelas terhadap Materi gerak benda adalah sebagai berikut:

Jumlah persentase jawaban yang benar yang dicapai setiap siswa dalam tes keseluruan

X 100

Jumlah siswa yang mengikuti tes

d. Membuat tabel untuk skor yang diperoleh dari hasil sebelum tindakan dan hasil tes setelah tindakan.

2. Menganalisis data peningkatan proses pembelajaran yang bersifat kualitatif.

a. Reduksi Data.

Mereduksi berarti merangkum, memilih hal-hal yang dianggap pokok/penting yang terjadi di lapangan. Data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya

b. Display Data.

Sajian data merupakan kegiatan yang penting dilakukan, karena melalui sajian data inilah seluruh kejadian dalam penelitian dapat dipahami dan akan menjadi landasan peneliti dalam merencanakan langkah kerja selanjutnya. Dalam penelitian kualitatif/data-data kualitatif mendisplaykan data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, maupun hubungan antar kategori.

c. Menarik kesimpulan dan verifikasi.

Seorang peneliti harus dapat menarik kesimpulan tentang data yang telahterkumpul, hal ini bertujuan agar dapat memastikan terjawab dan tidaknya rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal penelitian. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti temmuan tersebut akan menjadi jelas.


(14)

Penarikan kesimpulan oleh seorang peneliti yang didasarkan pada verifikasi data atau yang didukung oleh data-data yang memadai, akan menjadikan kesimpulan tersebut menjadi suatu kesimpulan yang kredibel.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Aji. (2008). Mengenang Permainan Congklak. (online). Tersedia: www.matabumi.com (10 Desember 2012)

Alviani, Z. K. (2009). Efektivitas Metode Permainan Tradisional untuk

Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Siswa. Skripsi. Tidak

diterbitkan. PPB FIP UPI.

Arikunto, S. Suharjono, Supandi, (2006) Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.

Depdikbud. (1981). Pembinaan Nilai Budaya Melalui Permainan Rakyat Daerah

Istimewa Yogyakarta. Depdikbud: Yogyakarta.

Gumilar, R. (2010). Pengajaran Keterampilan Penggunaan Tongkat oleh Guru

Orientasi dan Mobilitas (O&M) pada Siswa Tunanetra di kelas 1 SDLBN-A Bandung. Jurusan PLB FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Hayati, A. K. (2010). Beberapa Implementasi Algoritma Greedy dalam

Permainan Congklak. Makalah pada Program Studi Teknik Informatika

ITB: Bandung.

Hudoyo. 1990. Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi.

Hosni, I. (1997). Buku Ajar Orientasi Dan Mobilitas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hosni, I. (2007). Layanan Terpadu Low Vision dalam Mendukung Inklusi. Batam : Depdiknas

Hamzah, Zakir. (1995). Berhitung Sambil Bermain. Angkasa Raya: Bandung

Husna, A. (2009). 100 + Permainan Tradisional Indonesia. CV ANDI OFFSET: Yogyakarta

Kurniati, E. (2006b). Program Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan

Sosial Anak Melalui Permainan Tradisional. Tesis. Tidak diterbitkan. BP


(16)

Muhsetyo. 2005. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Rahardja, D. (2010). Sistem Pengajaran Modul Orientasi dan Mobilitas (SPMOM). Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Rifa.(2009). Nobel dan Pendidikan Matematika Bagi Usia Dini. [online]. Tersedia: www.pontianakpos.com. [10 Desember 2012].

Rohmitawati. (2008). Mengasah Kecerdasan Matematika Logis Anak Sejak Usia

Dini. [online]. Tersedia : www.p4tkmatematika.org. [26 Januari 2013].

Santrock, J. W. (1995a). Perkembangan Masa Hidup ( Jilid I ). Alih Bahasa: Achmad Chusairi & Juda Damanik). Erlangga: Jakarta.

Subarinah. (2006). Peningkatan Kompetensi Bilangan pada Anak Taman

Kanak-kanak melalui Permainan Matematika. Skripsi. Tidak diterbitkan . PG PAUD

FIP UPI.

Somantri, T. S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama. Sudjana, N. dan Rivai, A. (2007). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru


(1)

D.Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas

Variabel bebas sering disebut sebagai variabel stimulus, independen, atau prediktor. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiono, 2008:39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Penggunaan Media

Congklak

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, atau karena adanya variable bebas (Sugiono, 2008:39). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa

Dalam Pembelajaran Matematika Materi Penjumlahan Dan Pengurangan

E.Instrumen Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menjadi instrumen utama penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti harus mengenal apa yang akan diteliti dan secara langsung melakukan seluruh kegiatan pengumpulan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data seperti tes dan observasi, kemudian menganalisis dan menginterprestasikan data yang telah diperoleh. 1) Teknik Tes (Tulisan, dan Perbuatan)

Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk melihat hasil belajar siswa yaitu tes awal (pre-test) yang dilakukan sebelum memulai pembelajaran, dan tes akhir (post test) berupa tes tulisan, tulisan dan perbuatan dilakukan setelah pembelajaran berakhir. Pada siklus Itindakan I sebelum pembelajaran dimulai berikan tes awal (pre test), dan tes keterampilan proses sebanyak materi yang diberikan. Siklus I


(2)

Dede Yogi, 2015

PENGGUNAAN MEDIA CONGKLAK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN DI KELAS III SDLB A BAKTI PERTIWI SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebanyak 5 soal.Pada siklus II tindakan 1 dan tindakan 2 diberikan tes lisan, tulisan dan perbuatan masing-masing sebanyak 5 soal.Tes ini tujuannya untuk dijadikan salah satu indikator keberhasilan siswa dalam pembelajaran.

2) Observasi Pengamatan

Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Pengamatan dan pencatatan dilakukan terhadap subyek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa.

Pada waktu observasi dilakukan, peneliti mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran tersebut, baik yang terjadi pada guru dan siswa maupun situasi kelas dengan menggunakan lembar observasi berbentuk daftar cek, dan diisi oleh observer.

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh melalui penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan tes yang berupa soal atau instrument soal mengenai kemampuan siswa selama pembelajaran tes diadakan untuk menentukan kriteria kelebihan atau kelemahan tindakan. Melalui kegiatan refleksi setiap indikator dicermati, sehingga diperoleh kesimpulan untuk program perbaikan pada siklus berikutnya. Data yang akan dianalisis adalah hasil tes serta sikap peserta didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran, oleh sebab itu jenis data yang akan dianalisis meliputi data kuantitatif dan data kualitatif. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis data hasil pre tes dan tes setelah tindakan. a. Mempresentase hasil pre tes.

b. Mempresentase hasil tes pada kondisi setelah dilakukan tindakan, Dengan penskoran menggunakan kriteria mutlak sebagai berikut: Skor perolehan

--- x 100 Skor ideal/maksimum


(3)

c. Menghitung persentase penguasaan kelas atas bahan yang telah disajikan.

Rumus yang digunakan menghitung tingkat penyerapan kelas terhadap Materi gerak benda adalah sebagai berikut:

Jumlah persentase jawaban yang benar yang dicapai setiap siswa dalam tes keseluruan

X 100

Jumlah siswa yang mengikuti tes

d. Membuat tabel untuk skor yang diperoleh dari hasil sebelum tindakan dan hasil tes setelah tindakan.

2. Menganalisis data peningkatan proses pembelajaran yang bersifat kualitatif.

a. Reduksi Data.

Mereduksi berarti merangkum, memilih hal-hal yang dianggap pokok/penting yang terjadi di lapangan. Data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya

b. Display Data.

Sajian data merupakan kegiatan yang penting dilakukan, karena melalui sajian data inilah seluruh kejadian dalam penelitian dapat dipahami dan akan menjadi landasan peneliti dalam merencanakan langkah kerja selanjutnya. Dalam penelitian kualitatif/data-data kualitatif mendisplaykan data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, maupun hubungan antar kategori.

c. Menarik kesimpulan dan verifikasi.

Seorang peneliti harus dapat menarik kesimpulan tentang data yang telahterkumpul, hal ini bertujuan agar dapat memastikan terjawab dan tidaknya rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal penelitian. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau


(4)

Dede Yogi, 2015

PENGGUNAAN MEDIA CONGKLAK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN DI KELAS III SDLB A BAKTI PERTIWI SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penarikan kesimpulan oleh seorang peneliti yang didasarkan pada verifikasi data atau yang didukung oleh data-data yang memadai, akan menjadikan kesimpulan tersebut menjadi suatu kesimpulan yang kredibel.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aji. (2008). Mengenang Permainan Congklak. (online). Tersedia: www.matabumi.com (10 Desember 2012)

Alviani, Z. K. (2009). Efektivitas Metode Permainan Tradisional untuk

Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Siswa. Skripsi. Tidak

diterbitkan. PPB FIP UPI.

Arikunto, S. Suharjono, Supandi, (2006) Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.

Depdikbud. (1981). Pembinaan Nilai Budaya Melalui Permainan Rakyat Daerah

Istimewa Yogyakarta. Depdikbud: Yogyakarta.

Gumilar, R. (2010). Pengajaran Keterampilan Penggunaan Tongkat oleh Guru

Orientasi dan Mobilitas (O&M) pada Siswa Tunanetra di kelas 1 SDLBN-A Bandung. Jurusan PLB FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Hayati, A. K. (2010). Beberapa Implementasi Algoritma Greedy dalam

Permainan Congklak. Makalah pada Program Studi Teknik Informatika

ITB: Bandung.

Hudoyo. 1990. Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi.

Hosni, I. (1997). Buku Ajar Orientasi Dan Mobilitas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hosni, I. (2007). Layanan Terpadu Low Vision dalam Mendukung Inklusi. Batam : Depdiknas

Hamzah, Zakir. (1995). Berhitung Sambil Bermain. Angkasa Raya: Bandung

Husna, A. (2009). 100 + Permainan Tradisional Indonesia. CV ANDI OFFSET: Yogyakarta


(6)

Dede Yogi, 2015

PENGGUNAAN MEDIA CONGKLAK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN DI KELAS III SDLB A BAKTI PERTIWI SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Muhsetyo. 2005. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Rahardja, D. (2010). Sistem Pengajaran Modul Orientasi dan Mobilitas (SPMOM). Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Rifa.(2009). Nobel dan Pendidikan Matematika Bagi Usia Dini. [online]. Tersedia: www.pontianakpos.com. [10 Desember 2012].

Rohmitawati. (2008). Mengasah Kecerdasan Matematika Logis Anak Sejak Usia

Dini. [online]. Tersedia : www.p4tkmatematika.org. [26 Januari 2013].

Santrock, J. W. (1995a). Perkembangan Masa Hidup ( Jilid I ). Alih Bahasa: Achmad Chusairi & Juda Damanik). Erlangga: Jakarta.

Subarinah. (2006). Peningkatan Kompetensi Bilangan pada Anak Taman

Kanak-kanak melalui Permainan Matematika. Skripsi. Tidak diterbitkan . PG PAUD

FIP UPI.

Somantri, T. S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama. Sudjana, N. dan Rivai, A. (2007). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru


Dokumen yang terkait

Peningkatan Kemampuan Berhitung Penjumlahan dan Pengurangan dengan Menggunakan Media Kantong Bilangan pada Siswa Kelas II SDN Sidorejo 02 Pagelaran

2 17 18

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA SEMPOA PADA Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Matematika Melalui Penggunaan Media Sempoa Pada Siswa Kelas VD SDLB N Margorejo Tahun Pelajaran 2013/ 2014.

0 2 14

PENGGUNAAN METODE EXPOSITION UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS KEMAMPUAN BERHITUNG BILANGAN CAMPURAN Penggunaan Metode Ekspotition Untuk Meningkatkan Efektifitas Kemampuan Berhitung Bilangan Campuran Penjumlahan Dan Pembagian Di SD N 02 Ngawongso Kecamatan

0 0 18

PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN CONGKLAK UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK DI KELAS 1 SD.

1 4 29

PENGGUNAAN MEDIA DOLL STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA TENTANG OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BULAT.

0 0 40

PENGGUNAAN MEDIA KANCING BERWARNA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT.

0 3 34

PENGGUNAAN MEDIA ABAKUS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PADA SISWA LOW VISION KELAS VI SDLB DI SLB NEGERI CITEUREUP KOTA CIMAHI.

0 4 16

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG DI KELAS III SD INKLUSIF.

2 9 30

PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT.

0 5 33

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI PENJUMLAHAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 2 SDLB AT-TAQWA DI CISURUPAN KABUPATEN GARUT.

0 0 36