Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa dengan Penerapan Strategi Menulis Matematik (Penelitian Tindakan Kelas di SMPIT Darul Qur’an Mulia Putri), Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayat

(1)

(Penelitian Tindakan Kelas di SMPIT Darul Qur’an Mulia Putri) Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiayah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

DEVI FAUZIAH FAJAR 107017000744

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014


(2)

(3)

oleh

Ilcvi

Fauziah Faier Nomor

In&lk

Mahasiswa 107017ffX)74a' diajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalan Ujian Munaqasah pada tanggat

l7

Juli 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelm Sarjana Sl (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Matematika

Jakarta, 17 Juli 2014

Panitian Ujian Muneqasnh

Tanggal

Ketua Panitia (Ketua JurusarrlProgram Studi) Dn Kadir. M.Pd

IIIP.19670812 199402

I

001

'Sekertaris (Sekertaris JurusanlPrcgran Studi) Abdul Muin. S.St. M.Pd

riIP. 197sr201 2fi804

I

003 Penguji

I

Dr. Gelar llwirahavu

htrP. 19790601200,504 2 m4 Penguji

II

Abdul Muin. S.Si.,

MJd

FilP.19751201 20060{

I

003

2r- 7

-bry

K!*{.Y.:t

Mcngebhui

Dekan Fakultas llnuTa$iyah dan Keguruan

*..1:1./rpt

r

Tanda Tangan

#

l{,/*

NurledRifa'L

P&d IuP. 19591020 198603 ? 00r


(4)

(5)

i

Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Juni 2014.

Penelitian ini bertujuan menganalisis: (1) penerapan strategi menulis matematik untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa, (2) aktivitas belajar matematika siswa selama penerapan strategi menulis matematik, (3) respon siswa selama penerapan strategi menulis matematik. Penelitian dilakukan di SMPIT Darul Qur’an Mulia Putri, tahun ajaran 2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, jurnal harian siswa, pedoman wawancara, jurnal entry, tes kemampuan komunikasi matematik, dan dokumentasi.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penerapan strategi menulis matematika dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa. Pada siklus I persentase kemampuan komunikasi matematik siswa sebesar 71,95% meningkat menjadi 92,94% pada siklus II. Peningkatan kemampuan komunikasi matematik ini juga ditandai dengan peningkatan indikator drawing meningkat dari 45,09% pada siklus I menjadi 19,72% pada siklus II. Kemudian indikator written text

meningkat dari 38,00% pada siklus I menjadi 40,48% pada siklus II. Sedangkan indikator mathematical expression meningkat dari 16,91% pada siklus I menjadi 39,80% pada siklus II. Disamping itu penerapan strategi menulis matematik juga dapat meningkatkan aktivitas belajar dan respon siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 63,64% dan meningkat pada siklus II menjadi 80,45%, sedangkan rata-rata persentase respon positif siswa mengalami peningkatan yaitu pada siklus I sebesar 64,60% menjadi 81,86% pada siklus II.


(6)

ii

Faculty of Tarbiyah and Teaching, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, June 2014 The objectives of this study were to analyze implementation of mathematic writing strategic on student mathematic communication, to investigate students' mathematics learning activity, and to observe students respond when mathematic writing strategic implemented. This study has been done in Female Junior High

School SMPIT Darul Qur’an Mulia, 2013/2014. The method of this study was

class action research with two cycles. Additionally, the instruments of this study were observation sheets, student daily journal, manual of interview, journal entry, test of mathematic communication ability, and documentation.

In the 1st cycle, percentage of student mathematic communication ability was 71.95%. This value, then, increased into 92.94% in 2nd cycle. Increasing of student mathematic communication ability was indicated also by increasing of drawing indicator, which increased from 45,09% in the 1st cycle into 19,72% in the 2nd cycle. Moreover, written text indicator increased from 38.00% in the 1st cycle into 40,48% in the 2nd cycle as well as mathematical expression indicator that increased from 16,91% into 39,80%. Furthermore, mathematics writing strategic was able to increase learning activity and student respond that was showedby increasing of average of student learning activity from 63.64% in the 1st cycle into 80.45% in the 2nd cycle, according to average positive respond of student increased from 64.60% in the 1st cycle into 81.85%in the 2nd cycle. In conclusion, application of mathematic writing strategic significantly increased of student mathematic communication ability.


(7)

iii

ﻳﺤﺭﻟﺍﻦ ﺤﺭﻟﺍﷲﺍ ﺳﺑ

Alhamdulillah segala puji kehadirat illahirabbi Allah SWT yang telah memberikan segala karunia, nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat kesehatan yang berlimpah dari dunia sampai akhirat. Shalawat dan Salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja keras, doa, perjuangan, kesungguhan hati dan dorongan serta masukan-masukan yang positif dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa’i, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga sebagai Dosen Pembimbing I yang penuh kesabaran, bimbingan, waktu, arahan dan semangat dalam membimbing penulis selama ini.

3. Bapak Abdul Muin, S.Si, M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Lia Kurniawati, M.Pd sebagai Dosen pembimbing II yang telah

memberikan waktu, bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam membimbing penulis selama ini.

5. Bapak Otong Suhyanto, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menjalani masa perkuliahan 6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.


(8)

iv

8. Kepala SMPIT Darul Qur’an Mulia Putri Bapak Abdul Ghoni, M. Hum yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMPIT Darul Qur’an Mulia Putri, Ustadzah Resti Nurpatimah, S.Pd yang telah membantu penulis melaksanakan penelitian di kelas VIII Dyang telah membantu melaksanakan penelitian.

9. Pimpinan dan staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam menyediakan serta meberikan pinjaman literatur yang dibutuhkan.

10.Keluarga tercinta Ayahanda Agus Achmad Arifin, Ibunda Tuti Tustiawati yang tak henti-hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Suamiku tercinta Julham Mubarak yang juga tak henti-hentinya mendoakan, memberi semangat dukungan dengan penuh kesabaran agar terselesaikannya skripsi ini. Calon anakku yang masih dalam kandungan yang menjadi penyemangat penulis untuk menyelesaikan skripsi. Kakakku Dita Arifti dan adikku Denna Khoirun Nisa serta semua keluarga yang selalu mendoakan, mendorong penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-cita

11.Sahabat – sahabat DPD YOGIZ (Hafiz a.k.a ‘Baba’, Purna a.k.a “Wati”, Dita

a.k.a ‘Mba Dit’, Yusuf a.k.a ‘Cupe’, Kholifa a.k.a ‘Olip’ a.k.a ‘Lipe’, Gofur

a.k.a ‘Bege’) atas waktu dan kasih sayang yang kalian curahkan selama masa kuliah, curhat dan debat positif yang kita lakukan, canda tawa dan tangis yang menghiasi, serta perjuangan yang tak pernah henti. Khususnya untuk Hafiz yang banyak membantu dalam penulisan skripsi ini dan Purna, Olip, Gofur yang memberikan semangat dan berjuang bersama agar bisa lulus.

12.Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan ’07, kelas A dan B yang tak bisa disebut satu persatu.


(9)

v

Ucapan terima kasih juga ditunjukan kepada semua pihak yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya dapat memohon dan berdoa mudah-mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan dan doa yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah

SWT di dunia dan akhirat. Amin yaa robbal’alamin.

Demikianlah, betapapun penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan yang ada untuk menyusun karya tulis yang sebaik-baiknya, namun di atas lembaran-lembaran skripsi ini masih saja dirasakan dan ditemui berbagai macam kekurangan dan kelemahan. Karena itu, kritik dan saran dari siapa saja yang membaca skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka.

Penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya.

Jakarta, Juli 2014


(10)

vi

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR DIAGRAM ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ... 6

C. Fokus Penelitian ... 6

D. Perumusan Masalah Penelitian ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian . ... 7

BAB II: KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teoritik 1. Kemampuan Komunikasi Matematik ... 9

a. Pengertian Komunikasi... 9

b. Pengertian Komunikasi Matematik ... 9

c. Kemampuan Komunikasi Matematik ... 12

2. Strategi Menulis Matematik. ... 16

a. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 16

b. Menulis Matematik ... 16

c. Strategi Menulis Matematik ... 19

d. Kelebihan Strategi Menulis Matematik ... 22


(11)

vii BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan... 28

C. Subjek Penelitian ... 30

D. Peran Peneliti dalam Penelitian ... 31

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 31

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharaokan . ... 33

G. Data dan Sumber Data ... 33

H. Instrumen Pengumpul Data ... 34

I. Teknik Pengumpulan Data ... 36

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi ... 37

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis... 39

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 41

BAB IV: DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ... 42

1. Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 43

a. Tahap Perencanaan ... 43

b. Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan ... 44

c. Tahap Observasi dan Analisis Data Siklus I ... 53

d. Tahap Refleksi ... 61

2. Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 62

a. Tahap Perencanaan ... 63

b. Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan ... 63

c. Tahap Observasi dan Analisis Data Siklus I ... 69


(12)

viii BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 91


(13)

ix

Tabel 4.2 Persentase Kemampuan Komunikasi Matematik Siklus I ... 56 Tabel 4.3 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus I ... 58 Tabel 4.4 Rekapitulasi dan Rata-rata Aktivitas Pembelajaran Siswa

dengan Menggunakan Strategi Menulis Matematik Pada

Siklus I ... 60 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kemampuan Komunikasi Matematik

Siklus II ... 70 Tabel 4.6 Persentase Kemampuan Komunikasi Matematik Siklus II ... 71 Tabel 4.7 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus II ... 74 Tabel 4.8 Rekapitulasi dan Rata-rata Aktivitas Pembelajaran Siswa

dengan Menggunakan Strategi Menulis Matematik Pada

Siklus II ... 75 Tabel 4.9 Statistik Deskriptif Peningkatan Kemampuan Komunikasi

Matematik ... 78 Tabel 4.10 Perbandingan Indikator Kemampuan Komunikasi Matematik

siswa ... 79 Tabel 4.11 Rekapitulasi Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus I dan

Siklus II ... 81 Tabel 4.12 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ... 82


(14)

x

Gambar 4.1 Aktivitas Siswa Saat mengerjakan Jurnal Entry 1 ... 45

Gambar 4.2 Aktivitas Siswa saat Diskusi mengerjakan jurnal entry 2 ... 47

Gambar 4.3 Hasil Jawaban Siswa ... 48

Gambar 4.4 Aktivitas siswa saat Mempresentasikan hasil diskusi ... 50

Gambar 4.5 Pelaksanaan Test Siklus I ... 53


(15)

xi

Diagram 4.1 Histogram Hasil Kemampuan Komunikas Matematik

Siswa Siklus I…...………... . 55 Diagram 4.2 Histogram Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa

Siklus I ... 56 Diagram 4.3 Histogram Hasil Kemampuan Komunikasi Matematik

Siswa Siklus II ... 70 Diagram 4.4 Histogram Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa

Siklus II ... 72 Diagram 4.5 Perbandingan Indikator Kemampuan Komunikasi

Matematik Siswa Siklus I dan Siklus II ... 80 Diagram 4.6 Perbandingan Respon Siswa Siklus I dan Siklus II ... 81


(16)

xii

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II (RPP Siklus II)….102

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa ... ….. 111

Lampiran 4 Kisi-Kisi Soal Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematik ... . 124

Lampiran 5 Instrumen Tes Uji Coba Kemampuan Komunikasi Matematik.. 126

Lampiran 6 Perhitungan Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda……… ... . 129

Lampiran 7 Perhitungan Validitas ... . 131

Lampiran 8 Hasil Uji Reliabilitas ... . 132

Lampiran 9 Hasil Uji Taraf Kesukaran ... 133

Lampiran 10 Daya Beda Soal ... 134

Lampiran 11 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran ... 135

Lampiran 12 Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematik Siklus I . 136 Lampiran 13 Kunci Jawaban Soal Instrumen Tes Siklus I ... 137

Lampiran 14 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematik Siklus I ... 139

Lampiran 15 Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematik Siklus II 142 Lampiran 16 Kunci Jawaban Soal Instrumen Tes Siklus II ... 144

Lampiran 17 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematik Siklus II... 146

Lampiran 18 Lembar Observasi Siswa ... 149

Lampiran 19 Lembar Observasi Guru ... 150

Lampiran 20 Jurnal Harian Siswa... 151

Lampiran 21 Pedoman Wawancara Guru ... 152

Lampiran 22 Hasil Wawancara Guru ... 154

Lampiran 23 Pedoman Wawancara Siswa ... 158

Lampiran 24 Hasil Wawancara Siswa ... 160

Lampiran 25 Lembar Uji Referensi ... 163


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah pendidikan di Indonesia sampai saat ini masih tetap hangat dibicarakan. Hal ini dikarenakan semakin suatu masalah berkembang, semakin banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satu masalah penting dalam dunia pendidikan adalah peningkatan mutu pendidikan. Peningkatkan mutu pendidikan, khususnya pendidikan matematika, di Indonesia perlu dilakukan karena matematika memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari.

Peranan penting matematika dalam kehidupan sehari-hari yaitu matematika merupakan alat untuk menyusun pemikiran yang jelas, tepat, teliti, dan konsisten guna untuk membentuk kemampuan analitis, membuat sintesis, dan untuk evaluasi hingga kemampuan dalam menyelesaikan suatu masalah. Matematika juga melatih orang berpikir logis yang merupakan dasar untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini. Oleh karena itu, di Indonesia pendidikan matematika diajarkan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.

Pendidikan matematika untuk pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi ditujukan untuk memenuhi kehidupan manusia masa kini dan masa yang akan dating yang bias menuntun ke arah perubahan dan perkembangan zaman. Matematika merupakan salah satu ilmu yang menjadi dasar orang untuk berpikir serta berlogika. Apabila dicermati setiap orang dalam kegiatan hidupnya akan terlibat dengan matematika. Mulai dari kegiatan yang paling sederhana sampai kegiatan yang paling kompleks. Contoh yang paling sederhana adalah menghitung dan membilang. Dua kegiatan tersebuat merupakan hal yang paling sering dilakukan oleh kita setiap hari.1

Menurut Mujiono dalam proses belajar mengajar ada empat komponen penting yang berpengaruh bagi keberhasilan belajar, yaitu bahan belajar, suasana belajar, media dan sumber, serta guru sebagai subjek pembelajaran. Guru merupakan salah satu komponen yang menunjang dalam pembelajaran. Seorang

1


(18)

guru yang professional memiliki kemampuan-kemampuan tertentu. Kemampuan tersebut diperlukan dalam membantu siswa belajar. Sehingga keberhasilan siswa banyak dipengaruhi oleh guru. Salah satu kemampuannya adalah dalam menentukan kebijakan dalam memilih metode, model, strategi, dan segala sesuatu yang terkait dengan proses pembelajaran. Dalam menentukan kebijakan ini harus selalu sesuai dengan upaya mencapai tujuan pembelajaran. Adapun tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah agar siswa mampu2 :

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Dari kelima poin diatas, terpaparkan pada nomor 4 bahwa salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah agar siswa mampu mengkomunikasikan bahasa matematik. Hal ini berarti pembelajaran matematika di sekolah harus memenuhi semua aspek yang telah tertera diatas.

Melalui komunikasi, siswa dapat mengorganisasi dan mengonsolidasi berpikir matematikanya dan mengeksplorasi ide-ide matematika. Hal ini mengakibatkan kemampuan komunikasi matematis perlu menjadi fokus perhatian

2 Sri Wardhani, Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP / Mts untuk Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika, (Yogyakarta: PPPPTK Matematika, 2008) h. 2


(19)

dalam pembelajaran matematika.3 Oleh karena itu, siswa perlu dibiasakan dalam pembelajaran untuk memberikan argumen terhadap setiap jawabannya serta memberikan tanggapan atas jawaban yang diberikan oleh orang lain, sehingga apa yang sedang dipelajari menjadi bermakna baginya. Hal ini berarti guru harus berusaha untuk mendorong siswanya agar mampu berkomunikasi.

Pada pembelajaran matematika dimasa lalu, siswa diharapkan bekerja secara mandiri dan dapat mengkomunikasikan suatu masalah matematika melalui latihan secara intensif, sedangkan sekarang peserta didik dituntut untuk dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, pemahaman dan kemampuan komunikasi matematik mereka dalam menyelesaikan berbagai masalah matematika. Siswa tidak hanya diharapkan belajar secara mandiri, tetapi siswa harus mampu saling bertukar ide matematika dengan sesama temannya untuk membangun pengetahuan dan dalam memecahkan masalah matematika.

Namun pada kenyataannya yang sering hadir dalam pembelajaran matematika yang dilaksanakan dewasa ini adalah pembelajaran yang lebih cenderung pada pencapaian target materi atau sesuai isi materi buku yang digunakan sebagai buku wajib dengan berorientasi pada soal-soal UN dan masih kurang memperhatikan ketercapaian kompetensi dasar matematika siswa. Guru lebih menekankan aspek pemahaman konsep dan pemecahan masalah. Akibatnya, komunikasi matematik yang seharusnya mendapat perhatian sering terabaikan dengan anggapan tidak memberikan dampak secara langsung bagi siswa. Ahmad Nizar berpendapat bahwa selama ini pelajaran matematika lebih menekankan pada aspek pemahaman konsep dan pemecahan masalah. Penalaran dan komunikasi matematik seringkali diabaikan dengan anggapan tidak memberikan dampak langsung terhadap siswa. Anggapan ini tidaklah mengherankan mengingat selama ini yang menjadi tolak ukur keberhasilan peserta didik adalah nilai yang diperoleh

3

Fachrurazi, “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Sekolah Dasar”,dalam jurnal pendidikan, dapat di akses di http://jurnal.upi.edu/penelitian-pendidikan/view/637/penerapan--pembelajaran-berbasis- masalah-untuk-meningkatkan-kemampuan-berpikir-kritis-dan-komunikasi-matematis-siswa-sekolah-dasar.html h. 78.


(20)

peserta didik daripada kemampuan siswa dalam memberikan alasan yang rasional terhadap permasalahan matematika yang dimunculkan.

Tidak diperhatikannya aspek komunikasi matematik mengakibatkan tidak jarang kita temui banyak siswa yang kemampuan komunikasi matematiknya masih rendah. Hal tersebut terlihat dari banyaknya siswa yang hanya mampu menyelesaikan permasalahan matematika melalui tulisan saja, sedangkan kemampuan untuk mengekspresikan pemahamannya tentang konsep matematika melalui lisan masih sangat rendah.

PISA merupakan suatu program penilaian skala internasional yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa menerapkan pengetahuan yang sudah mereka pelajari di sekolah. PISA fokus dalam mengukur kemampuan siswa dalam bidang membaca, matematika, dan sains. PISA mengacu pada filosofi matematika bukanlah suatu ilmu yang terisolasi dari kehidupan manusia, melainkan matematika justru dari dan kehidupan sehari hari kita. Dari hasil PISA matematika 2009,4 diperoleh hasil bahwa hampir setengah dari siswa Indonesia (yaitu 43,5 %) tidak mampu menyelesaikan soal PISA paling sederhana (the most basic PISA task). Sekitar sepertiga siswa Indonesia (yaitu 33,1%) hanya bisa mengerjakan soal jika pertanyaan dari soal konstektual diberikan secara eksplisit serta semua data yang dibutuhkan untuk mengerjakan soal diberikan secara tepat. Hanya 0,1% siswa Indonesia yang mampu mengembangkan dan mengerjakan pemodelan matematika yang menuntut keterampilan berpikir dan penalaran.

Hal tersebut menunjukan masih kurangnya kemampuan komunikasi matematik siswa. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk menumbuhkan pembelajaran matematika menggunakan strategi pembelajaran aktif. Sesuai yang diungkapkan oleh lembaga pendidikan internasional UNESCO mengenai empat pilar pendidikan yakni : belajar mengetahui (learning to know), belajar berbuat

(learning to do), belajar menjadi (learning to be), belajar bersama (learning how to live together). Diharapakan pengembangan pembelajaran yang berlangsung akan lebih bermakna.

4

Ariyadi Wijaya, “Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika”, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011), hlm.1


(21)

Penggunaan strategi pembelajaran matematika di sekolah-sekolah masih belum maksimal. Contohnya guru-guru di sekolah hanya menggunakan strategi yang sama pada materi-materi pelajaran. Padahal strategi pembelajaran yang tepat akan membuat proses pembelajaran efektif dan tujuan pembelajaran tercapai. Salah satu strategi yang sederhana dan yang luput dari pembelajaran matematika di Indonesia adalah strategi menulis matematik dimana menulis adalah kegiatan yang sangat dasar dalam semua disiplin ilmu. Menulis adalah bagian dari komunikasi yang dapat mentransfer gagasan yang ada dalam pikiran manusia. Siswa dalam pembelajaran matematika seringkali berkata mengerti akan penjelasan gurunya, namun jika diberikan soal mereka akan kebingungan untuk menyelesaikan soal tersebut. Ini dikarenakan kemampuan komunikasi matematik mereka itu lemah. Siswa tidak terbiasa menuliskan gagasan yang muncul dalam diri mereka sehingga gagasan tersebut dapat segera menghilang. Padahal gagasan itu sendiri merupakan salah satu komponen terpenting dari bahasa.

Bahasa dan matematika itu pada dasarnya berkaitan. Perhatian berbahasa merupakan komponen penting dalam mengembangkan kemampuan komunikasi matematik siswa. Keberartian ini dikenalkan oleh National Council of Teachers of Mathematics (NCTM), prinsip dan standar untuk sekolah matematika, dengan mengidentifikasi komunikasi salah satu dari standar proses dengan penalaran dan pembuktian, koneksi, pemecahan masalah dan representasi5. Menulis tidak dapat dipisahkan dalam kurikulum matematika, menulis adalah bagian darinya. Diantara tujuan pembelajaran menurut NCTM adalah mengatur seluruh siswa untuk mengkomunikasikan pemikiran matematika mereka6.

Sering dijumpai dalam penyelesaian soal, siswa menuliskan simbol atau bahasa matematika yang kurang tepat. Penulisan yang salah akan menimbulkan persepsi yang salah sehingga kemampuan komunikasi siswapun rendah. Hal inilah yang dapat menimbulkan masalah yang turun temurun jika dibiarkan. Menulis matematik adalah salah satu indikator dari komunikasi matematik, dikarenakan

5

Louis Lim dan David K.Pugale, Using Journal Writing to Explore “They communicate to Learn Mathematics and They Learn to Communicate mathematically”. h. 1

6


(22)

tulisan adalah salah satu bentuk representasi dari suatu bahasa yang digunakan dalam penyampaian suatu informasi.

Sehingga harus ada strategi khusus dalam pembelajaran matematika yang dapat membantu siswa untuk mengkomunikasikan suatu masalah matematika. Siswa dibiasakan untuk menuliskan gagasan mereka sesuai dengan pemahamannya akan suatu pokok bahasan. Salah satu strategi yang dapat membantu siswa agar dapat mengorganisir gagasan dan pola pikir siswa adalah strategi menulis matematik.

Berdasarkan pembahasan tersebut, maka penulis mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa dengan Penerapan Strategi Menulis Matematik”.

B. Identifikasi Area

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka timbul berbagai permasalahan yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Rendahnya kemampuan komunikasi matematik siswa.

2. Belum maksimalnya penggunaan strategi pembelajaran di sekolah-sekolah yang digunakan guru dalam pembelajaran matematika.

3. Proses pembelajaran yang masih berpusat terhadap guru, sehingga siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan komunikasi matematik dengan menerapkan strategi menulis matematik. Agar penelitian terarah dan memberikan arah yang tepat dalam pembahasan skripsi, maka penulis membuat batasan sebagai berikut:

1. Penggunaan strategi menulis matematik yang digunakan berdasarkan teori Marilyn Burns (2008) yang terdiri dari pengembangan ide matematika, proses berpikir dan penyelesaian suatu masalah.

2. Kemampuan komunikasi yang dimaksud meliputi drawing, written text, dan


(23)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian dan pokok-pokok pemikiran tersebut di atas, maka permasalahan yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah kemampuan komunikasi matematik siswa dapat ditingkatkan

melalui pembelajaran dengan menggunakan strategi menulis matematik? 2. Bagaimana aktivitas pembelajaran matematika siswa dengan menggunakan

strategi menulis matematik?

3. Bagaimana respon siswa dalam pembelajaran matematika yang menggunakan strategi menulis matematik?

4. Bagaimana penerapan strategi menulis matematik dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah:

1. Mengetahui penggunaan strategi menulis matematik dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa.

2. Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi menulis matematik.

3. Mengetahui/mengumpulkan informasi tentang strategi menulis matematik dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematik.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa dalam proses pembelajaran.

b. Sebagai pembanding bagi peneliti-peneliti lain yang ingin meneliti, sebagai salah satu sumber informasi untuk mengadakan penelitian lanjutan


(24)

tentang strategi menulis matematik dalam pembelajaran matematika, dan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik.

2. Manfaat Praktis  Bagi Peneliti

a. Dapat meningkatkan pemahaman dan penguasan peneliti terhadap pembelajaran menerapkan strategi menulis matematik.

b. Memunculkan sikap peka terhadap permasalahan pendidikan sehingga dapat memotivasi peneliti untuk meneliti masalah-masalah lain dalam pembelajaran matematika.

 Bagi Siswa

Dengan pembelajaran menggunakan strategi menulis matematik diharapkan siswa dapat mengkomunikasikan suatu masalah matematika dengan bahasa sendiri.

 Bagi guru dan sekolah

a. Dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran matematika dengan suasana kelas yang kondusif dan atraktif.

b. Dapat memberikan masukan yang berarti/bermakna pada sekolah dalam rangka perbaikan dan peningkatan pembelajaran matematika.


(25)

BAB II

DESKRIPSI TEORITIK, PENGAJUAN LANDASAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Deskripsi Teoritis

1. Kemampuan Komunikasi Matematik a. Pengertian Komunikasi

Kata “komunikasi” berasal dari kata latin cum, yaitu kata depan yang berarti dengan dan bersama dengan, dan unnus, yaitu kata bilangan yang berarti satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata communion yang dalam bahasa inggris menjadi communion dan berarti kebersamaan.”1 Sementara itu Efendy mengatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek.2

Cronkhite mengasumsikan empat pokok untuk memahami suatu komunikasi: 3

1) Komunikasi adalah suatu proses (communication is a process) 2) Komunikasi adalah pertukaran pesan (communication is transactive) 3) Komunikasi adalah interaksi yang berarti multidimensi (communication

is multi-dimensional). Artinya, karakteristik sumber (source), saluran (channel), pesan (massage), audiensi, dan efek dari pesan, semuanya berdimensi kompleks

4) Komunikasi merupakan interaksi yang mempunyai tujuan-tujuan atau maksud-maksud ganda (communication is multiproposeful).

b. Pengertian Komunikasi Matematik

NCTM mengemukakan bahwa komunikasi adalah bagian esensial dari matematika dan pendidikan matematika karena matematika merupakan salah

1

Ngainun Naim, Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan. (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2011), h.17

2

Kadir, S.Pd, M.Si, “Kemampuan Komunikasi Matematik dan Keterampilan Sosial Siswa

dalam Pembelajaran Matematika”, Kendari : Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Unhalu, h. 340

3

Ngainun Naim, op. cit., h. 19


(26)

satu bagian dari standar proses yang ditetapkan NCTM. Matematika bukan alat untuk sekedar berpikir, melainkan ia merupakan alat untuk menyampaikan ide yang jelas dan tepat. Oleh karena itu, matematika harus disampaikan sebagai suatu bahasa yang bermakna. Matematika merupakan aktivitas sosial yang melibatkan proses interaksi yang aktif, dimana pelajar harus menerima ide-ide matematika melalui mendengar, membaca dan membuat visualisasi. Siswa juga harus dapat mengungkapkan bahan konkrit.

Menurut Ernest, terdapat dua jenis komunikasi matematik, yaitu:

1) Komunikasi nonverbal (komunikasi tulisan) menekankan pada kemampuan siswa dalam menuliskan ide-ide matematika yang mereka miliki dalam tulisan atau simbol matematika.

2) Komunikasi verbal (komunikasi lisan) menekankan pada interaksi siswa dengan teman dan guru untuk mengekspresikan ide dan gagasan mereka dalam bentuk bahasa matematika yang disampaikan secara lisan.4

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi matematik adalah suatu proses interaksi dalam kegiatan pembelajaran matematika, dimana siswa bisa saling menyampaikan ide-ide matematika. Komunikasi matematik juga mencakup komunikasi tertulis maupun lisan atau verbal. Komunikasi tertulis berupa uraian pemecahan masalah atau pembuktian yang menggambarkan siswa dalam mengorganisasi berbagai konsep untuk menyelesaikan masalah. Sedangkan komunikasi lisan dapat terjadi melalui interaksi siswa dalam kelas, misalnya dalam pembelajaran dengan setting diskusi.

Komunikasi membuka ruang kepada siswa untuk berdiskusi dan membahas tentang matematika. Kegiatan yang tergolong pada komunikasi matematik diantaranya:5

4

Kadir, S.Pd, M.Si, “Kemampuan Komunikasi Matematik dan Keterampilan Sosial

Siswa dalam Pembelajaran Matematika”, Kendari : Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Unhalu, h. 341

5

Utari Sumarmo, “Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana dikembangkan pada peserta didik”, (Bandung, UPI, 2010), h.6-7.


(27)

1) Menyatakan suatu situasi, gambar, diagram, atau benda nyata kedalam bahasa, simbol, idea, atau model matematik.

2) Menjelaskan idea, situasi, dan relasi matematika secara lisan atau tulisan . 3) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika.

4) Membaca dengan pemahaman suatu representasi matematika tertulis. 5) Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraf matematika dalam

bahasa sendiri.

Kemampuan di atas dapat tergolong pada kemampuan berpikir matematik rendah atau tingkat tinggi bergantung pada kekomplekan komunikasi yang terlibat. Komunikasi Matematis (Mathematical Communication) merefleksikan pemahaman matematik dan merupakan bagian dari daya matematik.

Siswa-siswa mempelajari matematika seakan-akan mereka berbicara dan menulis tentang apa yang mereka sedang kerjakan. Mereka dilibatkan secara aktif dalam mengerjakan matematika, ketika mereka diminta untuk memikirkan ide-ide mereka, atau berbicara dengan dan mendengarkan siswa lain, dalam berbagi ide, strategi dan solusi. Menulis mengenai matematika mendorong siswa untuk merefleksikan pekerjaan mereka dan mengklarifikasi ide-ide untuk mereka sendiri. Membaca apa yang siswa tulis adalah cara yang istimewa untuk para guru dalam mengidentifikasi pengertian dan miskonsepsi dari siswa.

Terdapat lima aspek komunikasi yaitu representasi (representing), mendengar (listening), membaca (reading), diskusi (discussing) dan menulis (writing). Mengenai indikator dari komunikasi dijelaskan pada dokumen peraturan dirjen dikdasmen no. 506/C/PP/2004, bahwa penalaran dan komunikasi merupakan kompetensi yang ditunjukan siswa dalam melakukan penalaran dan mengkomunikasikan gagasan matematika. Menurut dokumen diatas, dan hal lain yang menjadi sangat penting berkait dengan penilaian


(28)

penalaran ini, indikator yang menunjukan penalaran dan komunikasi antara lain adalah:6

1) Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar, dan diagram.

2) Mengajukan dugaan (conjectures). 3) Melakukan manipulasi matematika.

4) Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap beberapa solusi.

5) Menarik kesimpulan dari pernyataan. 6) Memeriksa kesahihan suatu argumen.

7) Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi.

Sedangkan indikator komunikasi matematis menurut NCTM, dapat dilihat dari:7

1) Mengorganisasi dan mengkonsolidasi matematika dan mengkomunikasikan dengan siswa lain.

2) Mengekspresikan ide-ide matematika secara koheren dan jelas kepada siswa lain, guru, dan lainnya.

3) Meningkatkan atau memperluas pengetahuan matematika siswa dengan cara memikirkan pemikiran dan strategi siswa lain.

4) Menggunakan bahasa matematika secara tepat dalam berbagai ekspresi matematika.

c. Kemampuan Komunikasi Matematik

Menurut Cobb, Wood, dan Yackel karena matematika sering disampaikan dalam simbol-simbol, komunikasi lisan dan tertulis mengakibatkan ide-ide matematika tidak selalu diakui sebagai bagian penting

6

Fadjar Shadiq, Kemahiran Matematika, (Yogyakarta; Depdiknas, 2009), h.14.

7Ali Mahmudi, “

Pengembangan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Melalui Pembelajaran Matematika”, Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, h. 176


(29)

dari pendidikan matematika.8 Siswa tidak harus bicara tentang matematika secara alami. Guru perlu membantu mereka belajar bagaimana melakukannya. Sulit bagi siswa untuk belajar mempertimbangkan, mengevaluasi, dan mengembangkan pikiran orang lain, terutama ketika siswa lain masih mengembangkan pemahaman matematika mereka sendiri.

Berikut ini merupakan beberapa temuan terkait dengan kemampuan komunikasi matematika siswa, yang dilakukan beberapa tokoh yang terdapat dalam Teaching and Learning Mathematic.9

Limpert menyatakan bahwa siswa memaknai kata dan simbol matematika secara bebas, tetapi makna ini bedasarkan ketentuan dan syarat yang guru dan siswa temukan selama pembelajaran dikelas. Agar komunikasi terjadi, simbol-simbol yang diguakan harus memiliki arti sehingga memudahkan guru untuk mengetahui apakah siswa memahami makna dari simbol-simbol tersebut dan menggunakannya secara benar. Bishop menyatakan bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa dapat berhasil jika melibatkan guru dan siswa lain dalam sebuah diskusi kelompok yang memungkinkan siswa untuk melakukan interaksi menggunakan simbol-simbol matematika.

Rose menyatakan bahwa siswa yang terbiasa menulis dengan konteks matematika dapat membantu pemahaman matematis mereka karena berpikir kemudian menjelaskan pemikiran mereka dan menyediakan bahan yang akan disampaikan dalam sebuah diskusi. Selain itu, menurut Hiebert, menulis konteks matematika memungkinkan siswa untuk menghubungkan berbagai representasi ide-ide matematika, kemudian mengarah ke pemahaman yang lebih baik dan lebih baik menggunakan ide-ide mereka dalam pemecaham masalah.

8

Dorothy A. Moss, dkk. 2005. The Research Base for Math Out of the Box. College of Engineering and Science Clemson University: Center of Excellence in Mathematics and Science Education Technical Report Volume 1, Number 2. Page 6

9

Tery Bergeson. Teaching and Learning Mathematics. Washington: State Superintendent of Public Instruction. 2000. hal 33


(30)

Menurut Utari Sumarno kemampuan komunikasi matematika meliputi kemampuan sebagai berikut:

1. Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam idea matematika

2. Menjelaskan idea, situasi dan relasi matematik, secara lisan atau tulisan, dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar.

3. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika. 4. Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika.

5. Membaca presentasi matematika tertulis dan menyusun pertanyaan yang relevan.

6. Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi

7. Menjelaskan dan membuat pertanyaan matematika yang dipelajari

Standar evaluasi untuk mengukur kemampuan komunikasi matematik yang ditetapkan NCTM menyebutkan bahwa, program pembelajaran dari pra-taman kanak-kanak sampai kelas 12 adalah kemampuan :10

1. Menyatakan ide matematika dengan berbicara, menulis, demonstrasi, dan mengambarkannya dalam bentuk visual.

2. Memahami, menginterpretasi, dan menilai ide matematik yang disajikan dalam tulisan, lisan, atau bentuk visual.

3. Menggunakan kosa kata/bahasa, notasi dan struktur matematik untuk menyajikan ide, menggambarkan hubungan dan pembuatan model.

Beberapa faktor yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi matematik, antara lain:11

a. Pengetahuan prasyarat (prior knowledge)

Pengetahuan prasyarat merupakan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebagai akibat proses belajar sebelumnya. Hasil belajar siswa tentu saja bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa itu sendiri. Jenis kemampuan yang dimiliki siswa sangat menentukan hasil pembelajaran selanjutnya.

10

NCTM, Principles and standards for school mathematics, (NCTM, 2000), h.280

11

Gusni Satriawati, ALGORITMA (Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, (Jakarta; CeMED, 2006), h.111.


(31)

b. Kemampuan membaca diskusi dan menulis

Dalam komunikasi matematik, kemampuan membaca, diskusi dan menulis dapat membantu siswa memperjelas pemikiran dan dapat mempertajam pemahaman. Diskusi dan menulis adalah dua aspek penting dari komunikasi untuk semua level.

c. Pemahaman matematik (Mathematical Knowledge)

Pemahaman matematik yang dimaksud adalah tingkat atau level pengetahuan siswa tentang konsep, prinsip, algortima dan kemahiran siswa menggunakan strategi penyelesaian terhadap soal atau masalah yang disajikan.

Kemampuan komunikasi matematik yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah komunikasi tertulis. Sedangkan untuk kemampuan komunikasi lisan hanya dijadikan sebagai informasi tambahan. Hal ini dikarenakan proses komunikasi lisan dapat dilihat ketika proses pembelajaran, yaitu berupa kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat atau pertanyaan ketika berdiskusi. Jika semua siswa dapat beragumen dengan baik dan alasan yang tepat, maka dapat dinyatakan bahwa kemampuan komunikasi lisan siswa sudah lebih baik dari sebelumnya. Sehingga yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini yaitu kemampuan komunikasi tertulis.

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan, maka indikator kemampuan komunikasi matematik yang akan digunakan pada penelitian ini antara lain:

a) Written Text, yaitu memberikan dan menjelaskan jawaban atas pertanyaan matematika yang telah dipelajari dengan menggunakan bahasa sendiri. b) Drawing, yaitu merefleksikan benda nyata, gambar, dan diagram dalam

ide matematika.

c) Mathematical Expression, yaitu mengekspresikan konsep matematika dengan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika.

Sedangkan kemampuan komunikasi lisan yang dijadikan sebagai informasi untuk menunjang komunikasi tertulis siswa dapat dilihat dari


(32)

aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran, baik itu ketika siswa bekerja secara kelompoknya ataupun ketika siswa berusaha menampilkan hasil pekerjaannya di depan kelas.

2) Strategi Menulis Matematik

a. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi dapat diartikan sebagai siasat, kiat,trik atau cara. Sedang secara umum strategi ialah garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan. Adapun strategi belajar mengajar bisa diartikan sebagaipola umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang digariskan. Atau dengan kata lain, strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang akan dikuasainya di akhir kegiatan belajarnya12.

Kemp mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.13 Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan. 14 Maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah siasat yang digunakan oleh guru dan siswa dengan langkah-langkah yang dibuat sedemikian sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

b. Menulis Matematik

Menurut Lado dalam ahmadi menulis adalah meletakkan atau mengatur simbol-simbol grafis yang menyatakan pemahaman suatu bahasa, sedemikian

12

Iif Khoiru Ahmadi, dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, Jakarta : Prestasi Pustaka, 2011, h.9

13

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta : Prenada, 2010) Cet ke-7 hal.126


(33)

hingga orang lain dapat membaca simbol-simbol grafis sebagai bagian penyajian satuan-satuan ekspresi bahasa. Menulis melibatkan keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan melaui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami secara tepat seperti yang dimaksudkan oleh penulis. Menulis merupakan kegiatan mengekspresikan gagasan, pendapat, angan-angan, perasaan dan sikap melalui tanda grafis. Beberapa hal berkaitan dengan menulis menurut Santosa adalah (a) penuangan informasi ; (b) penuangan bahasa tulis ; (c) penggunaan bahasa tulis ; (d) memperhatikan pembaca ; (e) memberikan pemahaman terhadap pembaca.

Kegiatan dalam menulis meliputi langkah berikut : 1. Kegiatan pramenulis

2. Kegiatan penyusunan buram 3. Kegiatan merevisi dan menyunting 4. Kegiatan publikasi

5. Kegiatan refleksi

Kegiatan pra menulis meliputi segala sesuatu yang terjadi sebelum proses penulisan. Proses tersebut diantaranya adalah menggali, mengingat, memunculkan, dan menghubung-hubungkan atau mengkaitkan antar konsep atau gagasan. Dalam konteks pembelajaran, untuk mengembangkan skemata dan pengalaman siswa dapat dilakukan dengan cara membaca, mengobservasi, menyimak, berdiskusi, ramu pendapat, dan sebagainya. Dalam kerja kelompok kegiatan premenulis dapat dilakukan dengan brainstroming atau berdiskusi tentang hal-hal yang akan ditulis.

Kemudian kegiatan penyusunan buram yang merupakan usaha mengkreasi atau mengkonstruksi tulisan secara utuh. Seperti menyisakan ruang untuk kata-kata yang belum ditulis, menggunakan catatan untuk tetap fokus.

Setelah itu kegiatan merevisi dan menyunting kegiatan untuk berpikir, melihat, dan mengkontruksi kembali tulisan yang sudah disusun. Revisi merupakan aktivitas yang berlangsung terus-menerus, baik pada saat pramenulis maupun pada saat penyusunan tulisan. Penulis harus


(34)

memperhatikan dengan baik apakah ide-ide sudah diungkapkan secara jelas, runtut dan lengkap, menghapus yang tidak diperlukan. Serta menyusun tulisan agar mudah dipahami.

Dari kegiatan merevisi dan menyunting, dilanjutkan dengan kegiatan publikasi yang merupakan perayaan bagi siswa untuk menampilkan hasil tulisannya. Publikasinya dapat berupa menggandakan hasilnya untuk teman kelasnya, menampilkan dipapan kelas (majalah dinding) ataupun dapat mempresentasikan secara verbal.

Yang terakhir adalah kegiatan Refleksi. Bagian ini adalah kunci dari kesuksesan dari menulis. Karena pada bagian ini, penulis melihat kembali ke belakang bagaimana penulisannya, apakah sudah tepat, bagaimana hasil tuslisannya. Bertanya pada diri sendiri untuk memperbaiki tulisan tersebut.

Menulis merupakan bagian dari representasi mental. Representasi merupakan bentuk baru sebagai hasil translasi suatu diagram/model fisik ke dalam simbol atau kata-kata dalam NCTM tahun 1989. Aktivitas menuangkan ide-ide secara tertulis yang berkaitan dengan matematika merupakan bagian menulis matematik. Gipayana menyatakan bahwa menulis sebagai aspek kemampuan berbahasa pada hakekatnya merupakan refleksi pikiran. Karena itu aktivitas menulis matematis merupakan representasi dari gambaran mental seseorang yang divisualisasikan dalam bentuk simbol-simbol matematis. Dalam menulis matematik, siswa dapat mengkomunikasikan kepada pembaca mengapa dan bagaimana mencapai suatu penyelesaian.

Dalam penelitian ini, tujuan menulis matematis yang dimaksudkan adalah agar siswa dapat menyelesaikan persoalan matematika dan dapat memaparkan ide matematika yang mereka miliki.

Aturan dasar dalam menulis matematik menurut Kneth adalah (a) memisahkan simbol-simbol yang berbeda dari kata, (b) tidak memulai kalimat dengan simbol, (c) tidak menggunakan simbol-simbol dan lain-lain diawal teks kalimat, kecuali digunakan pada logika, dan (d) menulis kalimat atau teorema secara lengkap.


(35)

Maka dapat disimpulkan bahwa menulis matematik adalah kegiatan memaparkan ide matematik dan proses berpikir dalam menyelesaikan suatu masalah dalam matematika dengan mengikuti prinsip-prinsip penulisan dalam matematika.

c. Strategi Menulis Matematik

Dari beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli, strategi menulis matematik dapat dikatakan sebagai perencanaan proses pembelajaran matematika dengan menerapkan aktivitas menulis guna menuangkan ide-ide matematik siswa guna mencapai tujuan dalam pembelajaran.

Lindemann mengungkapkan alasan menulis sebagai strategi dalam pembelajaran yaitu15: “Writing is at the heart of educational experience. The complex process of writing compels us to analyze, to organize, and to articulate, to think logically and clearly and to come to a better understanding of our subject through an attempt to explain or present it. Not only does practice in writing improve the precision of our manner of expression, but the process of writing can lead to an increased precision

in our ideas and concepts.”

Proses pembelajaran tidak hanya sekedar merekam, mengkopi apa yang gurunya tuliskan dipapan tulis, atau apa yang gurunya sampaikan namun guru harus menyediakan waktu kepada siswa untuk memikirkan apa yang mereka akan tuliskan. Siswa bahkan bisa belajar lebih jika guru memberikan waktu lebih untuk siswa memikirkan mengenai contoh pada bahan ajar dibandingkan sekedar mencatat apa yang guru mereka jelaskan langkah-langkahnya.16

Menurut Sipka dalam Ali Mahmudi menyatakan bahwa, terdapat beberapa bentuk tugas menulis yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika. Secara umum, menulis dapat dikategorikan sebagai manulis informal dan menulis formal. Menulis informal misalnya: in class writing (focus writing, free writing); math autobiographies ; journal dan letters. Sedangkan yang termasuk kategori menulis informal lebih memfokuskan

15

Roy killen. Effective Teaching Strategies: Lesson from Research and Practice,4th ed, (Victoria: Cengage, 2007), h.288

16


(36)

padakebenaran ide tulisan. Sementara pada menulis formal, selain kebenran ide, kualitas tulisan juga diperhatikan.

Salah satu pendekatan yang yang dibangun untuk menguatkan bagian ini kedalam pembelajaran dan siswa tuliskan dalam pembelajaran mereka sebagai berikut17 :

 Pada awal pembelajaran, siswa dapat diminta untuk menuliskan hal-hal yang telah dan belum dipahami terkait dengan materi prasyarat.

 Menuju akhir pembelajaran, guru dapat mengetahui tingkat pemahaman yang telah dicapai oleh siswa.

Cerbin dan Beck menyarankan aktivitas menulis seperti mengkaitkan berpikir siswa mengenai materi yang substansi dan ditunjang cara yang tidak dapat dicapai dalam sesi tanya-jawab dalam kelas.

Menurut Marilyn Burns18 Ada empat kategori dalam penugasan menulis yaitu, jurnal atau log, menjelaskan ide matematika, menulis proses berpikir dan menyelesaikan masalah matematika. Setiap kategori fokus pada aspek yang berbeda dalam pembelajaran siswa dan menyediakan cara guru yang berbeda dalam menilai apa yang siswa lakukan dan pelajari. Berikut adalah penjabaran dari masing-masing kategori :

1) Menulis jurnal atau Log adalah cara siswa menuliskan kesan mereka mengenai apa yang telah dilakukan dan dipelajari dalam kelas matematika. Misalnya dalam kelas Marilyn Burns terkadang ketika siswanya mulai menulis, ia memberikan prompt kepada mereka sebagai saran : Hari ini saya belajar___ Yang saya pelajari adalah_____ Saya tidak yakin akan____ saya sangat tertarik pada___ . Namun pengertian jurnal atau log itu sendiri adalah kumpulan tulisan yang menyimpan urutan kejadian (Broadly). Menurut Holly dan Smyth mendefinisikan jurnal sebagai pemahaman dan sistematis dalam usaha menulis mengenai ide dan

17

Ali Mahmudi, Menulis sebagai Strategi Belajar Matematika, makalah yang disampaikan pada seminar nasional matematika dan pendidikan matematika FMIPA UNY Yogyakarta. hlm. 2

18

Marilyn Burn, Writing in Math Class, (Sausalito: math solution publication, 1995), hlm. 49


(37)

pengalaman yang baru saja terjadi, atau waktu yang lalu, dapat juga sebagai perbaikan dan menyelidiki pesan baik secara tersirat maupun tersurat.19

Menulis jurnal dalam matematika adalah salah satu alat yang dapat berpengaruh positif terhadap subjek, pengembangan keahlian dan konsep dasar. Lebih lanjut lagi, jurnal dapat membuat guru dapat melihat penalaran siswa, lebih dari sekedar hasil akhir. Jadi dalam hal ini ada dua pandangan, menulis jurnal dalam matematika menawarkan kepada siswa tidak hanya kesempatan berkembang tetapi juga kesempatan untuk menyerap lebih baik.20

Jurnal akademik terdapat tiga macam jurnal yang berbeda berdasarkan isi, yaitu response jurnal, double-entry jurnal dan learning log 21. Dengan Response jurnal, siswa menuliskan komentar dan pertanyaan mengenai apa yang mereka baca (atau masalah yang mereka selesaikan sendiri) sebelum membawanya ke dalam diskusi kelompok kecil22. Double entry jurnal terdapat dua kolom, dimana guru memberikan masalah pada kolom kiri dan kolom kanan disediakan untuk siswa menuliskan penyelesaian masalah, dengan menampilkan coretan dan perhitungan23. Sedangkan learning log berfokus pada isi, pemahaman materi dan lebih sedikit ungkapan perasaan24. Berdasarkan model penyajiannya, jurnal terbagi menjadi tiga macam, yaitu25 class journal, group journal dan personal journal.

2) Menuliskan ide matematik adalah menugaskan kepada siswa untuk menuliskan mengenai konsep khusus matematika. Dalam penugasan ini, siswa menuliskan apa yang ada dalam pemikiran mereka mengenai matematika dan memberikan informasi yang membangkitkan rasa ingin

19

Richard T.Vacca,dkk. Content Area Reading: Literacy and Learning Across the Curriculum, ( Boston: Pearson, 2011),hlm. 294

20Think literacy: Cross-Curricular Approaches,grades 7-12

. (Ontario, 2004) , hlm. 90

21

Richard T.Vacca,dkk. loc. cit 22

Teresa Balard,dkk. Writing Across the Curriculum, hlm. 24

23

Richard, op. cit., h. 302.

24

Vicki Urquhart. Using Writing in Mathematics to Deepen Student Learning, hlm.11

25Think literacy


(38)

tahu,membuat terkejut agar memberikan penilaian atas pemahaman mereka.

Siswa diminta menuliskan “Apa yang dimaksud dengan pengurangan?” atau : Tuliskan semua yang kamu tahu mengenai sudut”.

Beliau awalnya tanya jawab singkat agar siswanya dapat menunjukkan ide mereka secara verbal. Membicarakan ide mereka membuatnya menjadi lebih mudah untuk memulai pemikiran mereka dalam tulisan.

3) Proses berpikir tertuang dalam semua bagian dalam proses menulis. Pada proses berpikir terdapat pemahaman siswa akan suatu konsep matematis. Siswa menuliskan tahap demi tahap penyelesaian suatu masalah sesuai dengan pemahaman mereka disertai kalimat-kalimat penjelas.

4) Menyelesaikan masalah matematika menurut standar NCTM menyatakan bahwa26 “Problem solving adalah proses dimana pengalaman siswa

adalah power dan fungsional dari matematika dunia disekitar mereka”.

Ketika menyelesaikan masalah matematika, siswa seharusnya diwajibkan tidak hanya menampilkan jawaban mereka, namun juga menjelaskan alasan dan penalaran mereka.

Ketika siswa menyelesaikan masalah atau soal dalam kelas, Marilyn Burns mendorong siswa untuk membawa tugas mereka kepada beliau jika sudah selesai, kemudian Beliau sering membaca dan mendiskusikan tugas tersebut dengan mereka. Beliau menanyakan bagaimana pemikiran mereka, menantang alasan yang lemah, dan mendorong mereka agar lebih cermat atau lebih mendetil.

Maka dari itu dalam strategi menulis matematik, guru diharuskan memberikan feedback terhadap tulisan siswa agar siswa dapat mengetahui kesalahannya dan dapat segera memperbaikinya.

d. Kelebihan Strategi Menulis Matematik

Pentingnya menulis matematika menurut Professor Maurer adalah

Writing is an essensial from of communication, especially for subtle material like mathematics. Some people think writing and mathematics are disjoint activities, but far from it. In mathematics you use all the

26


(39)

tools of ordinary language plus the additional conventions of mathematical symbolism-solution consist of both word and symbols. So writing plays an important role in my course”.27

Menurut Joan Countryman, seseorang yang mengeksplorasi hubungan antara matematika dan menulis, menawarkan empat kelebihan menulis matematis yaitu28 :

1) Siswa dapat menulis untuk menyimpan apa saja yang mereka telah lakukan dan pelajari.

2) Siswa dapat menulis agar dapat menyelesaikan masalah matematika. 3) Siswa dapat menulis untuk memaparkan ide matematika.

4) Siswa dapat menulis untuk menggambarkan proses pembelajaran.

Menurut David Pugalee, seseorang yang meneliti hubungan antara bahasa dan pembelajaran matematika, menyatakan bahwa menulis dapat mendukung penalaran matematika dan menyelesaikan masalah (problem solving) serta membantu siswa memahami konsep dengan komunikasi yang efektif. Beliau menyarankan agar guru membaca tulisan siswa untuk membuktikan kesimpulan logis, pembenaran atas jawaban dan proses serta menggunakan fakta untuk menjelaskan pemikiran siswa29.

Menulis mengharuskan siswa untuk merumuskan dan menjelaskan ide mereka, dan oleh karena itu, menulis dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan matematika siswa30.

Siswa memahami dan mempertahankan materi kursus yang jauh lebih baik ketika mereka menulis deras tentang hal itu. Menulis mendorong siswa untuk mengambil pendekatan yang mendalam untuk pembelajaran yang sengaja mencari makna, mencoba untuk menghubungan konsep-konsep baru dengan pengetahuan yang ada, mengidentifikasi tema dan kritis mengevaluasi

27

Delano P.Wegener,Phlm.D, Writing Mathematics Correctly, hlm. 2

28

Vicqi Urquhart, Using Writing in Mathematics to Deepen Student Learning,(Denver: Mcrel, 2009), h.6

29Ibid.

, h.2

30

Marilyn Burns, Writing in Math Class, (Sausalito: math solution publication, 1995), hlm. 69


(40)

informasi baru. Ini dapat menjadi cara yang sangat berguna untuk siswa belajar fokus pada kesulitan-kesulitan yang gigih dan kesalahpahaman31.

e. Tahapan Strategi Menulis Matematik

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan tahapan dalam strategi menulis matematika, yaitu sebagai berikut :

Diagram 2.1

Prompt dan masalah diberikan oleh guru kepada siswa dalam bentuk

jurnal entry. Di dalam jurnal entry terdapat materi pembelajaran yang disajikan dengan prompt (acuan-acuan pertanyaan) guna memancing ide yang dimiliki siswa agar siswa dapat mengkonstruksi pemahaman mereka. Kemudian masalah/problem dalam bentuk jurnal entry yang didalamnya terdapat tahapan menulis matematik yaitu pengemukaan ide matematika, menjelaskan proses berpikir siswa menuju penyelesaian akhir.

Tahapan strategi menulis matematik meliputi :

1. Pemberian prompt (acuan-acuan pertanyaan) yang berupa lisan dan tulisan. Prompt yang diberikan secara lisan berupa guru memberikan penjelasan kepada siswa guna memunculkan ide matematikanya.

31

Roy Killen, Effective Teaching Strategies, ( Australia :cengage learning, 2007), Cet. 4, hlm.289

PROMPT

MASALAH

IDE MATEMATIKA

PROSES BERPIKIR

PENYELESAIAN MASALAH


(41)

Sedangkan prompt yang diberikan secara tulisan yaitu siswa diberikan

jurnal entry yang isinya berupa acuan pertanyaan yang menjelaskan materi yang akan dipelajari hari itu.

2. Isi dari prompt yang berupa lisan ataupun tulisan ini mengacu pada

masalah matematika. Setelah prompt diberikan kemudian siswa

diberikan masalah matematika. Masalah matematika ini berupa pertanyaan yang akan dikerjakan siswa dengan menggunakan tahapan ide matematika, proses berpikir, dan penyelesaian masalah.

3. Pada ide matematika, siswa ditugaskan untuk menuliskan konsep matematika dari masalah atau pertanyaan yang diberikan. Dalam penugasan ini, siswa menuliskan apa yang ada dalam pemikiran mereka mengenai masalah tersebut dan memberikan informasi yang ada pada masalah atau pertanyaan yang diberikan.

4. Pada tahap proses berpikir, siswa ditugaskan menuliskantahap demi tahap penyelesaian dari masalah atau pertanyaan tersebut sesuai dengan pemahaman mereka sendiri disertai dengan kalimat-kalimat penjelas. Dalam tahap proses berpikir ini tertuang semua bagian dari proses menulis. Pada tahap ini pula terdapat pemahaman siswa akan suatu konsep matematis.

5. Pada tahap penyelesaian masalah adalah proses ketika siswa

menuliskan jawaban dari akhir pemikiran mereka. Pada tahap ini siswa tidak hanya diminta menampilkan jawaban mereka tetapi juga menjelaskan alasan dan penalaran mereka.

Dari tahapan strategi menulis matematik diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian strategi menulis matematik adalah cara yang digunakan oleh seorang pengajar dengan menyampaikan materi pelajaran menggunakan

prompt (acuan-acuan pertanyaan) berupa lisan ataupun tulisan yang mengacu kepada suatu masalah matematika guna memunculkan ide matematika siswa kemudian menjelaskan proses berpikir dari masalah tersebut hingga pada proses penyelesaian masalah matematika tersebut.


(42)

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian lainnya yang relevan sebagai bahan penguat penelitian terkait dengan implementasi strategi menulis matematik untuk meningkatkan kemampuan matematis siswa adalah sebagai berikut:

1. Stacie Lefler tahun 2006 dalam penelitiannya yang berjudul Writing in a

Mathematics Classroom”: A Form of Communication and Reflection”. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa Penelitian ini menunjukkan bahwa menulis matematika dengan penggunaan jurnal dalam pembelajaran matematika pada kelas 7 (Tujuh) dapat memperdalam materi dan mempertahankan konsep lebih baik.

2. Louis Lim dan Dr. David Pugalee tahun 2003 dalam penelitiannya yang berjudul “Using Journal Writing To Explore “They Communicate To Learn

Mathematics And They Learn To Communicate Mathematically” .Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dengan menggunakan jurnal dapat membantu siswa dalam mempelajari matematika dan meningkatkan kemampuan komunikasi siswa.

3. Stantia Sari tahun 2012 dalam penelitiannya yang berjudul ”Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa dengan Penerapan Strategi Menulis Matematik”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dengan menggunakan strategi menulis matematik dengan metode jurnal dapat meningkatkan pemahaman konsep matematik siswa

C. Konseptual Intervensi Tindakan

Strategi menulis matematik adalah salah satu strategi pembelajaran yang dapat menuangkan ide-ide matematika siswa secara tertulis guna tercapainya tujuan suatu pembelajaran matematika. Dalam strategi menulis, guru menciptakan kondisi dimana guru sebagai pembimbing yang mengarahkan siswa agar siswa mampu mengungkapkan gagasan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Guru membuat prompt-prompt agar siswa dengan mudah memulai untuk menuliskan gagasan mereka, baik dalam menyerap materi atau bahkan menyelesaikan suatu soal. Dengan strategi menulis, siswa dilatih untuk


(43)

menuliskan apa yang mereka pahami dengan bahasa yang mudah mereka mengerti, berdasarkan konsep matematika tentunya. Dalam mengerjakan suatu soal, siswa diharuskan menuliskan bagaimana strategi pengerjaan soalnya, tahapan penyelesaian soal sesuai dengan pikiran dan pemahaman mereka.

Dengan mengkonstruksi pikiran mereka, maka pemahaman mengenai suatu konsep akan lebih baik. Karena dalam strategi menulis, siswa tidak hanya sekedar mencatat, namun mereka menuliskan sesuai dengan yang mereka pahami. Oleh karena itu, kemampuan komunikasi matematik siswa pun akan berkembang kearah yang lebih baik.

Kemampuan komunikasi terdapat beberapa indikator antara lain siswa mampu mengekspresikan ide-ide matematika secara koheren dan jelas, berarti dimana siswa mampu menerjemahkan masalah ke dalam kalimat yang mudah dimengerti. Dalam strategi menulis, siswa menuliskan apa yang ia pahami. Kemudian, ada indikator yang mana siswa mampu menggunakan bahasa matematika secara tepat dalam berbagai ekspresi matematika. Dalam strategi menulis, siswa dituntut untuk menuliskan langkah-langkah dalam penyelesaian soal dimana proses berpikir siswa digambarkan dalam penyelesaian tersebut.

Oleh karena itu, Strategi Menulis Matematik diduga dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis tindakan dirumuskan sebagai berikut: “Dengan diterapkannya Strategi Menulis Matematik kemampuan komunikasi matematik siswa akan meningkat”.


(44)

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPIT Darul Qur’an Mulia Putri. Penelitian ini dilakukan di kelas VIII-D semester II tahun ajaran 2013-2014.

B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan

Metode penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR), yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.1 Tindakan tersebut dilakukan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

Penelitian ini lebih menekankan pada proses tindakan penelitian. Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam menangani proses pembelajaran. Dengan memahami dan mencoba melaksanakan penelitian tindakan kelas, diharapkan kemampuan akan meningkatkan proses pembelajaran dan kualitas pendidikan di sekolah. Dalam hal ini, yang dimaksud siklus adalah satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula.2 Dalam setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu:

Tahap 1: Perencanaan (planning)

Setelah mengamati kondisi real pembelajaran matematika dan melakukan wawancara dengan guru bidang studi di kelas. Kemudian peneliti mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang terjadi. Selanjutnya peneliti merencanakan tindakan apa yang tepat diberikan pada subjek penelitian. Kegiatan dalam tahap perencanaan antara lain mengembangkan perangkat pembelajaran,

1

Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2007) Cet. Ke-4, h. 3

2Ibid.,

h. 20


(45)

merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan merancang instrumen penelitian.

Tahap 2: Tindakan (acting)

Pada tahap ini, peneliti melakukan kerja sama dengan guru bidang studi dalam melaksanakan skenario pembelajaran. Peneliti berlaku sebagai pelaku tindakan sedangkan guru berlaku sebagai pengamat (observer). Pelaksanaan tindakan dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan dalam satu siklus dengan alokasi waktu 2 x 35 menit.

Tahap 3: Pengamatan (observation)

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan untuk memperoleh data yang akurat untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Peneliti bekerja sama dengan guru kolaborator melakukan pengamatan dan mendokumentasikan semua proses yang terjadi dalam tindakan pembelajaran, baik kelemahan metode pembelajaran, kesesuaian antara tindakan dengan skenario pembelajaran, maupun respon subjek penelitian yang berbeda dengan yang diharapkan.

Tahap 4: Refleksi (reflection)

Kegiatan refleksi dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan tindakan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis bersama peneliti dan observer, sehingga dapat diketahui apakah sudah mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan atau masih perlu dilakukan perbaikan.


(46)

Bagan 3.1

Alur Penelitian Tindakan Kelas

Berdasarkan bagan 3.1, dapat diketahui bahwa apabila tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan maka ditindak lanjuti dengan melakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII-D SMPIT Darul

Qur’an Mulia Putri yang berjumlah 34 siswa. Seorang yang bertindak sebagai Observasi

Identifikasi Masalah

Perencanaan Tindakan Siklus 1

Pelaksanaan Tindakan Siklus 1

Pengamatan Siklus 1

Refleksi Siklus 1

Perencanaan Tindakan Siklus 2

Pelaksanaan Tindakan Siklus 2

Pengamatan Siklus 2

Refleksi Siklus 2

Pe

rb

ai

k

an

Jika tindakan belum berhasil maka dilanjutkan ke siklus berikutnya

Siklus 2 Siklus 1


(47)

observer terlibat dalam penelitian ini yaitu guru matematika kelas VIII-D, guru matematika kelas membantu peneliti mengamati aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh siswa dan peneliti selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi.

D. Peran Peneliti dalam Penelitian

Peneliti dalam penelitian ini berperan sebagai perencana tindakan dan pelaksana tindakan. Peneliti membuat perencanaan kegiatan, melaksanakan kegiatan, melakukan pengamatan, pengumpulan data, dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Peneliti bekerja sama dengan guru bidang studi matematika sebagai kolabolator dan observer. Sebagai Kolabolator yaitu bekerjasama dalam hal membuat rancangan pembelajaran, melakukan refleksi dan menentukan tindakan-tindakan selanjutnya. Sebagai observer yaitu memberi penilaian terhadap peneliti dalam mengajar dengan menerapkan pembelajaran menggunakan strategi menulis matematik dan mengamati aktivitas belajar matematika siswa.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam 2 siklus. Hal ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana kemampuan komunikasi matematik siswa pada setiap siklus setelah diberikan tindakan. Jika pada penelitian siklus I terdapat kekurangan maka penelitian pada siklus II lebih diarahkan pada perbaikan dan jika pada siklus I terdapat keberhasilan maka pada siklus II lebih diarahkan pada pengembangan. Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut:

1. Tahap Pra-penelitian

a. Observasi kegiatan belajar mengajar

Pada tahap ini, peneliti mengamati kondisi pembelajaran matematika pada kelas VIII-D.


(48)

b. Wawancara dengan guru.

Wawancara dilakukan sebelum tindakan pada siklus I, untuk mengetahui kondisi pembelajaran matematika di kelas VIII-D.

2. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan RPP dengan berdasarkan pada pembelajaran strategi menulis matematik dan membuat instrumen-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi siswa, lembar kerja siswa, pedoman wawancara untuk guru dan siswa, jurnal harian serta soal untuk tes pada akhir siklus I.

b. Tahap Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan skenario dan rencana pembelajaran strategi menulis matematik yang telah dibuat sebelumnya. c. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini guru matematika kelas (observer) melakukan pengamatan tentang pelaksanaan pembelajaran strategi menulis matematik dan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Serta mewawancarai guru dan siswa juga dokumentasi.

d. Tahap Refleksi

Identifikasi kelebihan dan kekurangan dari hasil pengamatan siklus I untuk menentukan keberhasilan atau ketidakberhasilan dari tindakan tersebut. Jika belum berhasil maka dilanjutkan pada siklus II.

3. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti membuat RPP dan instrumen-istrumen yang sama seperti pada siklus I. pada kegiatan ini peneliti mempersiapkan hal-hal yang diperlukan pada saat pelaksanaan tindakan siklus II sesuai dengan hasil refleksi pada siklus I.

b. Tahap Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan skenario dan rencana pembelajaran strategi menulis matematik yang telah dibuat berdasarkan


(49)

hasil refleksi pada siklus I. Dalam tahap ini, peneliti bermaksud meningkatkan proses pembelajaran yang kurang pada siklus I.

c. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini guru matematika kelas (observer) melakukan pengamatan tentang pelaksanaan pembelajaran dengan strategi menulis matematik dan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Serta mewawancarai guru dan siswa juga dokumentasi.

d. Tahap Refleksi

Identifikasi kelebihan dan kekurangan hasil pengamatan dan menganalisis seluruh program dari perencanaan dan tindakan.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan komunikasi matematik siswa dengan menggunakan strategi menulis matematik. Penelitian ini akan dihentikan jika:

1. Hasil tes kemampuan komunikasi matematik yang diberikan pada setiap akhir siklus menunjukkan bahwa skor rata-rata siswa mencapai 75.

2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran mencapai kategori 75% dari seluruh siswa.

3. Respon positif siswa pada penerapan strategi menulis matematik minimal mencapai 75%. Kriteria ini ditetapkan karena 75% dianggap mewakili sebagian besar jumlah siswa.

G. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan kuantitatif:

1. Data kualitatif: hasil observasi aktivitas belajar matematika siswa, hasil jurnal harian siswa, hasil wawancara terhadap guru dan siswa, dan hasil dokumentasi ( berupa foto kegiatan pembelajaran).

2. Data Kuantitatif : nilai hasil tes kemampuan komunikasi matematik siswa tiap siklus.


(50)

H. Instrumen Pengumpul Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu:

1. Instrumen Tes

a) Lembar Soal Tes

Untuk tes digunakan tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus, tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa. Tes formatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan komunikasi matematik yang berbentuk uraian.

Adapun pedoman penilaian tes kemampuan komunikasi matematik yaitu sebagai berikut.

Nilai Kualitatif Kuantitatif

4

Jawaban lengkap dan benar, serta lancer dalam memberikan bermacam-macam jawaban benar yang benar.

Penjelasan secara matematika masuk akal dan benar, meskipun kekurangan dari segi bahasa, Melukiskan diagram, gambar, atau tabel secara lengkap dan benar, Menggunakan persamaan aljabar atau model matematika, kemudian melakukan perhitungan secara lengkap dan benar.

3

Jawaban hamper lengkap dan benar, serta lancar dalam memberikan bermacam-macam jawaban benar yang berdeda.

Penjelasan secara matematika masuk akal dan benar, namun ada sedikit kesalahan, Melukiskan diagram, gambar, atau tabel secara lengkap namun ada sedikit kesalahan, Menggunakan persamaan aljabar atau model matematika dan melakukan perhitungan namun ada sedikit kesalahan.

2

Jawaban sebagian lengkap dan benar

Penjelasan secara matematika masuk akal namun hanya sebagian yang lengkap dan benar, Melukiskan diagram, gambar, atau tabel secara lengkap namun kurang lengkap


(1)

UJI

REFERENSI

Nama

:

Devi Fauziah Fajar

NIM

:

lA70l7AAA741

Jur/Fak

:

Pendidikan Matematika/Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul

Skripsi

:

Upaya

Meningkatkan

Kemampuan

Komunikasi Matematik

Siswa dengan Penerapan Strategi Menulis

Matematik

No Judul Buku dan Nama Pengarang

Paraf

Pembimbins

I

Pembimbine

II

BAB

1

I

Utari

Sumarmo,

Berfikir dan

Disposisi

Matematik, (Bandung: UPI,2010), h. 1.

b

h

2

Sri Wardhani,Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP / MTs untuk

Optimalisasi Tujuan

Mata

Pelajaran

Matematika, (Yogyakarta:

PPPPTK Matematik4 2008),h.2

+

J

Fachrurazi,

"Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan

Kemampuan

Berpikir

Kritis

dan Komunikasi Matematis Sekolah Dasar", dalamjurnal pendidikan, dapat

di

akses

httB;1/iumal.upi.edu/penelitian-pend i d i kan/v iew/63

7/penerapan- pembelajaran-berbasis-masalah-untuk-meninekatkan-kemampupn-bemikir: kriti s-dan:komunikasi -rnafem ati s-si swa-sekolah-dasar.htrnl h. 78.

di

t,

ry

4

Ariyadi Wrjaya

"Pendidikan


(2)

Lampiran 25

Pendekntan

Pembelaiaran

Malematika", (Yogyakarta

:

Graha

Ilmu,20ll),

hlm.l

&

fr-I

5

Louis

Lim

dan David K.Pugale, Using

Journal

Writing

to

Explore

"They communicate to Learn Mathematics and

They Learn to

Communicate mathematically". h.

I

6

Vicki

Urquhart,

UsW

Writ@

in

Mathematics

to

deepen

Student

Learning,h.6

h.

BAB 2

I

Ngainun Naim,

Dasar-dasar Komunikasi

Pendidikan

(Yogyakarta: Ar-Ruz Media" 2011),

h.l7

,,

Kadir,

S.Pd,

M.Si,

"Kemampuan

Komunikqsi

Matematik

dan

Keterampilan

Sosial

Siswa

dalam Pembelajaran Matematika"o Kendari :

Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Unhalu, h. 340

3 Ngainun Naim, op.

eit.,lt,

19

/L

{k

4

Kadir,

S.P4

M.Si,

"Kemempuan

Komunikasi

Matematik

dan

Keterampilan

Sosial

Siswa

dalam Pembelajaran Matematika", Kendari :

Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Unhalu, h.341

5

Utari Sumarmo, "Berfikir dan Disposisi


(3)

B agaimana dikembangkan pada pe serta

didik",(Bandung, UPI, 2010), h.6-7.

&

L

I

6

Fadjar Shadiq, Kemahiran Matematikn,

(Yogyakarta; Depdiknas, 2009), h. 14.

&

t.

7

Ali

Mahmudi,

'oPengembangan

Kemampuan

Komunikasi

Matematik

Siswa Melalui

Pembelaiaran

Matematikd'o

Jurusan

Pendidikan Matematika FMIPA I.INY'

h.176.

8

Dorothy

A.

Moss,

dkk.

20A5.

The Research Base for Math Out of the Box.

College

of

Engineering

and

Science

Clemson University:

Center

of

Excellence

in

Mathematics and Science Education Technical Report Volume

l,

Number Z.Page 6

I

Tery Bergeson. Teaching and Learning

Mathematics.

Washington:

State

Superintendent

of

Public

Instruction. 2000. hal 33

10

NCTM,

Principles

and

standards

for

school

mntlvrfteties;

(NCTM,

2000),

h.280

L

11

Gusni Satriawati, ALGORITMA (Jurnal

Matemotiko

dan

Pendidikan Matematika, (Iakarta;

CeMED

2006),

h.l11.

L

t2

Iif

Khoiru

Ahmadi,

dkh

Strategi

Pembelajaran

Berorientasi

KTSP,


(4)

Lampiran 25

l3

Wina

Sanjay4

Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar hoses Pendidikan,

(Jakarta

:

Prenada"

2010)

Cet

ke-7

hal.126

L

14 Ibid.

&-*

Lh

15

Roy killen.

ffiective

Teaching Strategies: Lesson

from

Research and

Practice,4h

ed,

(Victoria:

Cengage,

2007),h.288

&

. t..

t6

Ibid., h.291.

#

LI,

t7

Ali

Mahmudi, Menulis sebagai Sfiategi

Belajar

Matematika,

makalah

yang disampaikan

pada

seminar

nasional matematika dan pendidikan matematika FMIPA UNY Yogyakarta. hlin. 2

4-18

Marilyn

Bam,

Writing

in

Math

Class,

(Sausalito:

math solution publication,

1995),

hlm.49

L

rt

t9

Richard T.Vacc4dkk.

Content

Area Reading: Literacy and Learning Across

the

Curriculum,

(

Boston:

Pearson,

z0lD,,hlm.294

4

20

Think

literacy:

Cross-Curricular Approaches,grades

7-12

(Ontario,

2004),

hlm.90

k

21 Richard T.Vacca,dkk. Ioc.

cit

4

l^

22 Teresa Balard,dkk. Writing Across the

Curriculum,

hlm.24

4-

t^

23

Richar{

op. cit., h. 302.

z

24

Vicki

Urquhart.

Using

Writing

in


(5)

Ibid,h.2t3

NrP. r96708ta199,4tr.2tmt

I

I


(6)

ffn

SMPIT

Putri

Danrl

Qur'an

LJ L,

Jahn

Raya Puspiptek - Pembangunan, Kp.

Cikarang

RT.

01 Rw. 07

-/

Pabuaran'

Gililrlilliilrf,rono'

'^"-SURAT

KETERANGAN

Nomor

:

S.118/SMPIT/DQNI/2014

Yang bertanda tangan

di

bawah

ini,

Kepala Sekolah Menengah Pertama

Islam

Terpadu (SMPIT) Darul Qur'an

Mulia

Putri, menerangkan bahwa :

Nama

NIM

Jurursan Semester

Jenjang Pendidikan

DEVI

FAUZIAH

FAJAR

t070170000744

Pendidikan Matematika 14 (Empat Belas)

S1

Benar narna tersebut diatas telah melakukan penelitian

di

SMPIT Darul Qur'an

Mulia

Putri

yang dilaksanakan

dari

tangg

al

17 Februari

s.d 24 Maret

2014.

Dalam rangka

penyusunan Skripsi denganjudul :

"Upaya

Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi

Matematik

Siswa Qepgan Penerapan

Strategi Menulis

Matematik"

Demikian surat keterangan

ipi,

agar dipergunakan sebenarnya.


Dokumen yang terkait

Pengaruh strategi pembelajaran aktif dengan metode pengajaran terbimbing terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa pada sub bab relasi dan fungsi (penelitian eksperimen di SMP 3 Pelabuhan Ratu)

0 22 194

Penerapan strategi pembelajaran open inquiry untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa: penelitian tindakan kelas di SMP Negeri 1 Depok

1 16 202

Pengaruh konsep diri terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa jurusan pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5 23 165

Upaya Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dengan Model Experiential Learning (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Viii Smp Negeri 9 Kota Tangerang Selatan)

1 8 271

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipi Inside-outside circle untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa (penelitian tindakan kelas di MTSN Tangerang 11 Pamulang)

4 20 61

Pengaruh penerapan strategi heuristik vee terhadap kemampuan komunikasi matematika

1 37 0

Penerapan pendekatan savi : somatic, auditory, visual, intellectual untuk meningkatkan disposisi matematik siswa

0 26 0

Hubungan Motivasi Mahasiswa/i Memilih Jurusan Pendidikan IPS dengan Prestasi Belajar angkatan Tahun 2012 di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 14 0

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI SMP KARYA BUNDA.

2 10 36

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMA.

0 2 57