PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN CIVIC PARTICIPATORY SKILL : studi deskriptif di SMA Negeri 1 Margahayu.

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dipandang peneliti sebagai mata pelajaran yang mengfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak- haknya sebagai warga negara indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan melalui Undang – Undang Dasar 1945. Oleh karena itu tidak tepat jika di dalam proses pembelajaran guru hanya menitik beratkan pada pengukuran pengetahuan (kognitif) saja tetapi harus juga menanamkan berbagai aspek, seperti aspek afektif dan psikomotorik secara seimbang agar dapat membentuk warganegara yang ideal. Warganegara harus mempunyai beberapa kompetensi ideal, ada 3 (tiga) Kompetensi ideal seorang warganegara sebagaimana yang dikemukakan Branson (1998, hlm. 16): Civic Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), Civic Disposition ( karakter kewarganegaraan), Civic Skill (keterampilan warganegara). Selanjutnya civic skill terdiri atas civic intellectual skill (keterampilan intelektual warganegara) dan Civic participatory skill (keterampilan partisipasi warganegara).

Hasil yang diperoleh penulis dari pra penelitian yang dilakukan, yaitu guru di SMAN 1 Margahayu dengan upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan Civic participatory skill (keterampilan partisipasi warganegara) siswa dengan selalu berusaha memberikan dorongan melalui keterampilan yang dimiliki siswa kepada warga negara lain yang membutuhkannya. Dalam lingkup kecil, warga negara disini adalah teman-teman sekelas dari siswa tersebut. Tinggi rendahnya partisipasi siswa dalam pembelajaran di kelas dapat dilihat dari keadaan atau aktifitas yang terjadi dalam pembelajaran. Kecakapan berinteraksi siswa dapat dilihat dari partisipasi siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sehari- hari, seperti siswa yang terlibat partisipasi terlibat dan turut serta dalam kelompok (diskusi) dengan harapan tercapainya tujuan dari kelompok tersebut, siswa yang terlihat berpartisipasi juga pasti mengajukan


(2)

pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang belum jelas diterangkan oleh guru, siswa berani memberikan tanggapan terhadap pendapat oranglain berdasarkan wawasan yang siswa ketahui sebelumnya, menjawab pertanyaan yang diajukan guru maupun siswa lain. Yang dilihat peneliti dalam kehidupan siswa yaitu pada pelajaran sehari-hari siswa cenderung lebih menyukai pembahasan tentang keseharian mereka dibandingkan konten secara teoritis. Maka dari itu diberikan contoh-contoh kehidupan dalam pembelajaran PKn yang ada korelasinya dengan siswa tersebut. Menurut salah satu guru Pendidikan Kewarganegaraan SMAN 1 Margahayu yang di wawancarai yaitu Drs. Edy Kurniawan, M.MPd, Ini menjadi kendaraan tercepat dalam meningkatkan IQ anak, terutama dalam memahami materi Pendidikan Kewarganegaraan. Dengan memberikan pembahasan materi yang dikaitkan dengan kehidupan sehari- hari siswa, siswa dapat berpartisipasi didalam pelajaran tersebut, tidak hanya pemberian sepihak dari guru, namun kedua pihak secara aktif berkontribusi saat pembelajaran berlangsung. Ini berkaitan dengan penerapan kurikulum 2013 yang menekankan siswa harus aktif terlibat pada setiap mata pelajaran.

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian yang dilakukan oleh Alfian Firman Mauliddin (2013)

tentang “peran guru pendidikan kewarganegaraan dalam mengembangkan civic participatory skill di SMAN 1 Paguyangan Kabupaten Brebes”. ditemukan bahwa:

(a) Peranan guru PKn dalam mengembangkan civic participatory skill melalui KBM diantaranya : guru mengajak siswa untuk berinteraksi dengan Tanya jawab dan diskusi, guru memberikan penugasan memantau atau mencari informasi melalui media masa untuk dibahas di dalam kelas. (b) Peranan guru PKn dalam mengembangkan civic participatory skill melalui kegiatan extrakulikuler dan OSIS.”

Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian kali ini dilakukan di SMAN 1 Margahayu. Sekolah ini dipilih peneliti karena fakta membuktikan bahwa siswa di SMAN 1 Margahayu memiliki partisipasi yang kurang, hal ini disebabkan kurangnya pemahaman siswa mengenai suatu hal yang bersifat publik yang dikarenakan mereka memiliki minat baca yang kurang, sehingga


(3)

implementasi pembelajaran PKn pada kehidupan sehari- hari siswa di nilai kurang. Karakteristik sekolah yang berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu di SMAN 1 Paguyangan Kabupaten Brebes yang memiliki siswa yang berpartisipasi aktif, membuat penulis ingin melakukan penelitian di SMAN 1 Margahayu, karena disekolah ini dalam proses pengembangan keterampilan partisipasi warganegaranya memerlukan keterlibatan pihak-pihak seperti guru, orang tua, dan lingkungan sekitarnya. Upaya guru disekolah dalam membina pengembangan keterampilan partisipasi warganegara siswa yang menjadikan siswa memiliki kualitas gemilang bagi masa depannya. Siswa menjadi sosok manusia yang didambakan keberadaannya bagi lingkungan baik bagi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintah dan dimana siswa tersebut berada.

Partisipasi warganegara sangat penting untuk kemajuan negara Indonesia yang menganut sistem demokrasi karena partisipasi warga masyarakat berada dalam konteks governance, yakni korelasi antara negara (pemerintah) dan rakyat. Warga negara yang baik salah satunya harus mampu berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dan negaranya. Untuk me mbentuk warga negara partisipasif yakni warga negara yang mau dan mampu melibatkan diri dalam konteks pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.

Mengingat pentingnya partisipasi warganegara maka pengembangan keterampilan partisispasi warganegara (Civic participatory skill) harus dilakukan secara baik, tentu saja ini merupakan tujuan dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Namun keberhasilan pendidikan keawarganegaraan (PKn) juga bergantung pada peran guru dalam mendidik, Guru PKn pada hakekatnya merupakan komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang berperan dalam usaha pembentukan sumberdaya manusia. Haryati. (2005, hlm. 109). Berkaitan dengan ini sebenarnya guru mempunyai peran yang unik dan sangat kompleks dalam partisipasi belajar – mengajar, dan usahanya mengantar siswa atau anak didik ke taraf yang dicita – citakan. Oleh karena itu setiap rencana kegiatan guru harus dapat didudukkan dan dibenarkan semata - mata demi kepentingan anak didik, sesuai dengan profesi dan tanggung jawabnya.


(4)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dijelaskan bahwa Standar Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi utama, yaitu Kompetensi pedagogik, Kepribadian, Sosial, dan Profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru, aspek tersebut juga harus diperhatikan oleh guru agar pembelajaran dan tujuan dari pembelajaran dapat terwujud dengan baik. Jika meninjau dari aspek di atas maka keterampilan berpartisipasi warganegara (Civic participatory skill) masuk kedalam ranah Psikomotorik, namun pada kenyataannya proses pendidikan hanya menekankan pada aspek Kognitif yaitu pemberian materi serta penanaman konsep Pendidikan Kewarganegaraan dan pada aspek afektif berupa pendidikan karakter atau penanaman nilai sedangkan aspek psikomotorik yang menekankan pada keterampilan siswa SMAN 1 Margahayu kurang ditekankan sehingga ketermpilan berpartisipasi warganegara (Civic participatory skill) yang dimiliki siswa tidak dapat berkembang dan diaplikasikan di dalam masyarakat, siswa akan menjadi warganegara yang pasif yang hanya mengerti serta mempunyai sifat kewarganegaraan saja sedangkan partisipasinya sebagai warganegara kurang dikembangkan. Oleh karena itu peran guru dalam mengembangkan kemampuan partisipasi warganegara (Civic participatory skill) yang dimiliki oleh siswa sangat penting untuk membentuk warganegara yang ideal.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut. Secara langsung penulis akan membuktikannya dengan melakukan penelitian yang berjudul “PERAN GURU PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN CIVIC

PARTICIPATORY SKILL” (Studi Deskriptif Di SMA Negeri 1 Margahayu)

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang disusun di atas maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Dalam proses pembelajaran guru hanya menitik beratkan pada pengukuran pengetahuan (kognitif) saja. Sedangkan aspek lain seperti aspek afektif dan psikomotorik kurang diperhatikan. Maka, ketiga aspek tersebut harus diseimbangkan agar dapat membentuk siswa sebagai warganegara yang baik dan cerdas.


(5)

2. Peranan guru yang kompleks dalam pembelajaran menuntut guru agar dapat mengembangkan kemampuan partisipasi warganegara (Civic participatory skill) yang dimiliki oleh siswa sangat penting untuk membentuk warganegara yang baik dan cerdas.

3. Pada kenyataannya siswa di SMAN 1 Margahayu memiliki partisipasi yang kurang, hal ini disebabkan kurangnya pemahaman siswa akan suatu hal yang bersifat publik yang salah satunya dikarenakan mereka memiliki minat baca yang kurang, sehingga implementasi pembelajaran PKn pada kehidupan sehari-hari siswa di nilai kurang.

4. Belum semua guru terlibat dalam upaya peningkatan keterampilan berpartisipasi warganegara pada siswa, bahkan peranan peningkatan partisipasi warganegara siswa tersebut cenderung dilimpahkan kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan.

5. Adanya keterlibatan dan hubungan orangtua dengan guru PKn dalam meningkatkan keterampilan berpartisipasi siswa.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah umum penelitian ini adalah bagaimana peranan guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam mengembangkan Civic participatory skill di SMAN 1 Margahayu?

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini secara khusus meliputi: 1. Bagaimana proses pengembangan Civic participatory skill oleh guru

Pendidikan Kewarganegaraan di SMAN 1 Margahayu?

2. Keterampilan berpartisipasi (participatory skill) apa saja yang paling dominan dikembangkan guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMAN 1 Margahayu? 3. Kendala-kendala apa yang dihadapi guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam

mengembangkan Civic participatory skill di SMAN 1 Margahayu?

4. Apa upaya yang dilakukan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengatasi kendala mengembangkan Civic participatory skill di SMAN 1 Margahayu?


(6)

D.Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam mengembangkan Civic participatory skill di SMAN 1 Margahayu.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui proses pengembangan Civic participatory skill oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMAN 1 Margahayu.

2. Untuk mengetahui keterampilan berpartisipasi (participatory skill) apa saja yang paling dominan dikembangkan guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMAN 1 Margahayu.

3. Untuk mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengembangkan Civic participatory skill di SMAN 1 Margahayu.

4. Untuk mengidentifikasi upaya-upaya yang dilakukan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengatasi kendala dalam mengembangkan Civic participatory skill di SMAN 1 Margahayu.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam konteks pengembangan keterampilan berpartisipasi warganegara siswa sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pembentukan warga negara yang ideal.

2. Manfaat Praktis

Manfaat secara praktis dapat diperoleh baik oleh penulis maupun pembaca dan juga bagi banyak pihak terlebih pada bidang pendidikan. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, diantaranya:

a. Bagi SMA Negeri 1 Margahayu

1) Diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berpartisipasi siswa (Civic participatory skill) secara lebih baik agar terbentuknya warganegara yang baik dan cerdas.


(7)

2) Diharapkan dapat mewujudkan iklim sekolah yang baik untuk meningkatkan kualitas sekolah.

b. Bagi Siswa

1) Diharapkan Civic participatory skill dapat diterapkan di lingkungan sekolah dan keluarga.

2) Diharapkan dapat memotivasi untuk ikut serta dalam berinteraksi, memantau, ataupun mempengaruhi masalah publik baik secara formal maupun informal. c. Guru Pendidikan Kewarganegaraan

1) Meningkatkan motivasi untuk membina siswa dalam kegiatan partisipasi di lingkungan sekolah dan kehidupannya sehari-hari.

2) Dapat memberikan inovasi dalam proses pembinaan Civic participatory skill di lingkungan sekolah untuk membentuk siswa menjadi warga negara yang baik dan cerdas.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi berisi rincian mengenai urutan dari setiap bab dan bagian bab dalam seluruh penulisan skripsi, yang terdiri dari bab satu sampai bab terakhir, yaitu bab lima. Rincian urutan dari setiap bab adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan

Bab I sebagai pendahuluan, akan dijelaskan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

Bab II Kajian Pustaka

Bab II sebagai kajian pustaka, akan dipaparkan mengenai teori-teori yang mendukung terhadap masalah yang akan dikaji. Pada bab ini, akan dijelaskan teori dan konsep karakter kepedulian, serta tinjauan mengenai panti sosial asuhan anak al-kautsar lembang.

Bab III Metode Penelitian

Bab III berisi paparan secara rinci mengenai pendekatan dan metode penelitian, termasuk beberapa komponen seperti lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, tekhnik pengumpulan


(8)

data seperti wawancara, observasi, studi dokumentasi, serta analisis data: reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV sebagai hasil penelitian dan pembahasan, akan dijelaskan mengenai deskripsi data hasil penelitian, serta pembahasan dari analisis data yang ditemukan penulis di lapangan.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab kesimpulan dan saran ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian di lapangan.Bab ini berisi mengenai kesimpulan-kesimpulan yang diambil dari analisis data secara keseluruhan, serta berisi mengenai saran-saran.


(9)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab IV, maka pada bab V ini pene liti akan merumuskan beberapa simpulan sebagai intisari dari kajian hasil penelitian. Selanjutnya, pada bagian akhir penulis mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang terkait sebagai berikut:

A. Simpulan

1. Simpulan Umum

Dikembangkannya keterampilan berpartisipasi siswa yang dilakukan oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting dalam membentuk siswa sebagai warga negara yang baik dan cerdas sesuai dengan amanat UUD, karena guru sebagai pendidik yang profesional dapat membimbing siswa agar dapat menjadi warga negara ideal yang salah satu komponennya adalah keterampilan berpartisipasi kewarganegaraan (Civic participatory skill).

2. Simpulan Khusus

Disamping simpulan umum di atas, simpulan khusus dari hasil penelitian ini yakni:

a. Proses pengembangan keterampilan berpartisipasi (Civic participatory skill) oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMAN 1 Margahayu yang dilakukan melalui program akademik dan non akademik. Program akademik diintegrasikan langsung pada proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dikelas. Sedangkan program non akademik berupa kegiatan OSIS dan ekstrakulikuler.

b. Keterampilan berpartisipasi (participatory skill) yang paling dominan dikembangkan guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMAN 1 Margahayu adalah kemampuan menyampaikan pendapat dikelas, memiliki kemelekwacanaan terhadap isu yang sedang hangat diperbincangkan mengenai materi kewarganegaraan, dan ikut memberikan kritik, saran, serta


(10)

masukan terhadap kebijakan yang dibuat Pemerintah Kabupaten Bandung. Sedangkan keterampilan berpartisipasi diluar kelas seperti dalam mengikuti kegiatan OSIS dan ekstrakulikuler adalah dengan diikutinya berbagai macam kejuaraan yang siswa ikuti dari masing- masing bidang.

c. Kendala yang dihadapi guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengembangkan keterampilan berpartisipasi siswa yakni (1) Kurang terjalinnya interaksi yang baik antara guru dengan siswa saat pembelajaran dikelas; (2) Karakteristik siswa yang berbeda-beda dikelas dengan jumlah siswa yang cukup banyak; (3) Bukan hanya tugas guru Pendidikan Kewarganegaraan untuk membangun keterampilan berpartisipasi siswa, sedangkan hambatan yang dirasakan oleh siswa yakni (1) K ualitas guru yang di rasa berbeda (2) Sikap diri sendiri yang masih malu atau belum berani memperlihatkan partisipasinya di kelas maupun sekolah (3) Banyaknya harapan yang bersebrangan dengan realita yang ada, sela njutnya kendala yang dirasakan sekolah yakni: (1) Tidak adanya pengamatan secara langsung untuk peran guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengembangkan keterampilan berpartisipasi siswa; (2) Sekolah ikut berperan dalam pengembangan keterampilan berpartisipasi siswa yakni dengan menyediakan sarana dan prasarana untuk kegiatan OSIS dan ekstrakulikuler.

d. Upaya mengatasi kendala yang dilakukan oleh guru dalam mengembangkan keterampilan berpartisipasi siswa (1) Siswa terus berusaha menjalin komunikasi yang baik dengan guru, diskusi bersama teman, serta selalu mencari hal baru yang tidak ketahui diluar kelas; (2) Untuk di lingkungan sekolah, siswa juga berusaha berpartisipasi aktif dengan mengikuti kegiatan OSIS dan ekstrakulikuler diluar kelas. (3) S iswa mengutamakan kewajibannya belajar dikelas meskipun terkadang ada rasa malas belajar dengan guru yang sedang bersangkutan, sedangkan upaya yang dilakukan guru yakni (1) Menjalin komunikasi yang baik antara guru dengan siswa dimu lai saat awal pembelajaran (2) Memahami bahwa siswa memiliki karekter yang berbeda dan memerlukan penanganan khusus karena mereka berada pada usia mencari jati diri (3) Guru harus sadar bahwa meskipun semua pihak berperan penting


(11)

namun peran guru Pendidikan Kewarganegaraan yang paling menonjol dalam pengembangan keterampilan berpartisipasi siswa, selanjutnya upaya yang dilakukan sekolah yaitu (1) Dengan menegur secara langsung apabila ada kesalahan (2) Melakukan pengawasan seperti adanya supervisi yang pada satu kesempatan mengawasi bagaimana sikap mengajar guru dikelas.

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, sebagai bahan saran atau rekomendasi dengan mempertimbangkan hasil temuan maka beberapa hal yang dapat menjadi bahan saran atau rekomendasi adalah sebagai berikut:

1. Bagi sekolah

a. Sekolah hendaknya menjalin kerjasama dengan guru Pendidikan Kewarganegaraan agar guru dapat lebih mengembangkan keterampilan berpartisipasi siswa melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan b. Sekolah hendaknya lebih mengawasi kegiatan OSIS dan ekstrakulikuler yang

berada diluar jam pelajaran. 2. Bagi guru

a. Guru hendaknya membangun interaksi dan komunikasi yang lebih baik lagi dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

b. Guru hendaknya mengembangkan keterampilan berpartisipasi siswa bukan hanya dikelas pada saat pembelajaran, namun juga pada luar jam pembelajaran seperti pada kegiatan OSIS dan ekstrakulikuler.

3. Bagi siswa

a. Siswa hendaknya dapat menerapkan keterampilan berpartisipasi (Civic participatory skill) di lingkungan kelas maupun di lingkungan sekolah pada kehidupannya sehari- hari, seperti dalam kegiatan OSIS dan kegiatan ekstrakulikuler.

b. Siswa lebih mempunyai keberanian dan kesadaran untuk dapat berpartisipasi aktif agar siswa dapat menjadi warga negara yang baik dan cerdas.


(12)

Syelvia Shofyanti, 2015

PERAN GURU PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN D ALAM MENGEMBANGKAN CIVIC PARTICIPATORY SKILL (studi deskriptif di SMA Negeri 1 Margahayu)

DAFTAR PUSTAKA

Budimansyah, D. (2008). Pendidikan Kesadaran Kewarganegaraan Multidimensional. Bandung: Genesindo.

Budimansyah, D dan Suryadi K (2008). PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: UPI Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Budimansyah, D dan Winataputra. (2007). Civic Education ‘Konteks,Landasan, Bahan Ajar, Dan Kultur Kelas. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pasca Sarjana UPI.

Budimansyah, D dan Budimansyah. (2012). Pendidikan Kewarganegaraam dalam Perspektif Internasional: Konteks, Landasan, Bahan Ajar dan Kultur Kelas. Bandung: Widya Aksara Press.

Branson, M,S. (1998). The Role of Civic Education. Calabasas: CCE

Danial E, dan Wasriah N. (2009). Metoda Penulisan Karya Ilmiah, Bandung: cet. Pertama

Djahiri, K. (1996). Dasar-dasar Umum Metodologi dan Pengajaran Nilai-Moral PVCT. Bandung: Lab. PMPKN IKIP Bandung

Djahiri, K. (2006). Budimansyah & Syaifullah (Ed). Pendidikan Nilai Moral dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Lab PKn FPIPS UPI.

Haryati, T. (2005). strategi belajar mengajar I Pendidikan Kewarganegaraan. IKIP PGRI press.

Harsono. (1992). Hukum Tata Negara Perkembangan Pengaturan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Liberty

Komalasari, K. (2008). Pengaruh Pembelajaran Konstektual dalam Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap kompetensi Kewarganegaraan siswa SMP. Disertasi. Bandung: SPS UPI. Tidak Diterbitkan.

Komalasari, K dan Syaifullah. (2009). Kewarganegaraan Indonesia:Konsep, Perkembangan dan Masalah Kontemporer. Bandung: Lab PKn FPIPS UPI.


(13)

Syelvia Shofyanti, 2015

PERAN GURU PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN D ALAM MENGEMBANGKAN CIVIC PARTICIPATORY SKILL (studi deskriptif di SMA Negeri 1 Margahayu)

Maida, K. (2012). kitab Suci Guru. Yogyakarta :Araska.

Miles dan Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UPI-Press.

Moloeng, L. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Mulyasa, E. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Bandung: PT Remaja Rosida Karya

Muslich, M. (2009). KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pengembangan dan Pemahaman. Cetakan kelima. Jakarta: Sinar Grafika Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito

Sapriya, (2000). Studi Sosial Konsep dan Model Pembelajaran. Bandung: Rindi Press.

Somardi. (2007). Konsepsi Kewarganegaraan dan Pendidikan Kewarganegaraan Sebuah Refleksi. Jurnal Civicus: Nasionalisme dan Upaya Demokrasi, hal 594-602.

Somantri, N. (1976). Metode Mengajar civics. Jakarta: Erlangga

Somantri, N. (2001). Masalah Hak dan Kewajiban warganegara.dalam Kapita Selekta Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa Bagian I. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sugiyono.(2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABET

White, CS. (2012). bahan atau materi uji kompetensi guru ( UKG ) PKn SMP. Tidak diterbitkan

Wuryan, S. dan Syaifullah.(2008). Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Bandung: Laboratorium PKn FPIPIS UPI

Sumber Skripsi

Mauliddin, AF. (2013). Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) Dalam Mengembangkan Civic skill participation Di Sma Negeri 1 Paguyangan Kabupaten Brebes. Semarang: Tidak Diterbitkan.


(14)

Syelvia Shofyanti, 2015

PERAN GURU PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN D ALAM MENGEMBANGKAN CIVIC PARTICIPATORY SKILL (studi deskriptif di SMA Negeri 1 Margahayu)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomer 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.

Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

Undang-undang Nomer 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Sumber Internet

Mulyana, A. (2012). Bahan atau materi uji kompetensi guru (UKG) PKn SMP. Online. Tersedia: http://ainamulyana.blogspot.com/2012/07/bahan-atau-materi-uji-kompetensi- guru.html. [21 juli 2014].


(1)

Syelvia Shofyanti, 2015

PERAN GURU PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN D ALAM MENGEMBANGKAN CIVIC PARTICIPATORY SKILL (studi deskriptif di SMA Negeri 1 Margahayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab IV, maka pada bab V ini pene liti akan merumuskan beberapa simpulan sebagai intisari dari kajian hasil penelitian. Selanjutnya, pada bagian akhir penulis mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang terkait sebagai berikut:

A. Simpulan

1. Simpulan Umum

Dikembangkannya keterampilan berpartisipasi siswa yang dilakukan oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting dalam membentuk siswa sebagai warga negara yang baik dan cerdas sesuai dengan amanat UUD, karena guru sebagai pendidik yang profesional dapat membimbing siswa agar dapat menjadi warga negara ideal yang salah satu komponennya adalah keterampilan berpartisipasi kewarganegaraan (Civic participatory skill).

2. Simpulan Khusus

Disamping simpulan umum di atas, simpulan khusus dari hasil penelitian ini yakni:

a. Proses pengembangan keterampilan berpartisipasi (Civic participatory skill) oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMAN 1 Margahayu yang dilakukan melalui program akademik dan non akademik. Program akademik

diintegrasikan langsung pada proses pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan dikelas. Sedangkan program non akademik berupa kegiatan OSIS dan ekstrakulikuler.

b. Keterampilan berpartisipasi (participatory skill) yang paling dominan dikembangkan guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMAN 1 Margahayu

adalah kemampuan menyampaikan pendapat dikelas, memiliki

kemelekwacanaan terhadap isu yang sedang hangat diperbincangkan mengenai materi kewarganegaraan, dan ikut memberikan kritik, saran, serta


(2)

Syelvia Shofyanti, 2015

PERAN GURU PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN D ALAM MENGEMBANGKAN CIVIC PARTICIPATORY SKILL (studi deskriptif di SMA Negeri 1 Margahayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masukan terhadap kebijakan yang dibuat Pemerintah Kabupaten Bandung. Sedangkan keterampilan berpartisipasi diluar kelas seperti dalam mengikuti kegiatan OSIS dan ekstrakulikuler adalah dengan diikutinya berbagai macam kejuaraan yang siswa ikuti dari masing- masing bidang.

c. Kendala yang dihadapi guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam

mengembangkan keterampilan berpartisipasi siswa yakni (1) Kurang terjalinnya interaksi yang baik antara guru dengan siswa saat pembelajaran dikelas; (2) Karakteristik siswa yang berbeda-beda dikelas dengan jumlah siswa yang cukup banyak; (3) Bukan hanya tugas guru Pendidikan Kewarganegaraan untuk membangun keterampilan berpartisipasi siswa, sedangkan hambatan yang dirasakan oleh siswa yakni (1) K ualitas guru yang di rasa berbeda (2) Sikap diri sendiri yang masih malu atau belum berani memperlihatkan partisipasinya di kelas maupun sekolah (3) Banyaknya harapan yang bersebrangan dengan realita yang ada, sela njutnya kendala yang dirasakan sekolah yakni: (1) Tidak adanya pengamatan secara langsung untuk

peran guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengembangkan

keterampilan berpartisipasi siswa; (2) Sekolah ikut berperan dalam pengembangan keterampilan berpartisipasi siswa yakni dengan menyediakan sarana dan prasarana untuk kegiatan OSIS dan ekstrakulikuler.

d. Upaya mengatasi kendala yang dilakukan oleh guru dalam mengembangkan keterampilan berpartisipasi siswa (1) Siswa terus berusaha menjalin komunikasi yang baik dengan guru, diskusi bersama teman, serta selalu mencari hal baru yang tidak ketahui diluar kelas; (2) Untuk di lingkungan sekolah, siswa juga berusaha berpartisipasi aktif dengan mengikuti kegiatan OSIS dan ekstrakulikuler diluar kelas. (3) S iswa mengutamakan kewajibannya belajar dikelas meskipun terkadang ada rasa malas belajar dengan guru yang sedang bersangkutan, sedangkan upaya yang dilakukan guru yakni (1) Menjalin komunikasi yang baik antara guru dengan siswa dimu lai saat awal pembelajaran (2) Memahami bahwa siswa memiliki karekter yang berbeda dan memerlukan penanganan khusus karena mereka berada pada usia mencari jati diri (3) Guru harus sadar bahwa meskipun semua pihak berperan penting


(3)

Syelvia Shofyanti, 2015

PERAN GURU PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN D ALAM MENGEMBANGKAN CIVIC PARTICIPATORY SKILL (studi deskriptif di SMA Negeri 1 Margahayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

namun peran guru Pendidikan Kewarganegaraan yang paling menonjol dalam pengembangan keterampilan berpartisipasi siswa, selanjutnya upaya yang dilakukan sekolah yaitu (1) Dengan menegur secara langsung apabila ada kesalahan (2) Melakukan pengawasan seperti adanya supervisi yang pada satu kesempatan mengawasi bagaimana sikap mengajar guru dikelas.

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, sebagai bahan saran atau rekomendasi dengan mempertimbangkan hasil temuan maka beberapa hal yang dapat menjadi bahan saran atau rekomendasi adalah sebagai berikut:

1. Bagi sekolah

a. Sekolah hendaknya menjalin kerjasama dengan guru Pendidikan

Kewarganegaraan agar guru dapat lebih mengembangkan keterampilan berpartisipasi siswa melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan b. Sekolah hendaknya lebih mengawasi kegiatan OSIS dan ekstrakulikuler yang

berada diluar jam pelajaran.

2. Bagi guru

a. Guru hendaknya membangun interaksi dan komunikasi yang lebih baik lagi dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

b. Guru hendaknya mengembangkan keterampilan berpartisipasi siswa bukan hanya dikelas pada saat pembelajaran, namun juga pada luar jam pembelajaran seperti pada kegiatan OSIS dan ekstrakulikuler.

3. Bagi siswa

a. Siswa hendaknya dapat menerapkan keterampilan berpartisipasi (Civic

participatory skill) di lingkungan kelas maupun di lingkungan sekolah pada

kehidupannya sehari- hari, seperti dalam kegiatan OSIS dan kegiatan ekstrakulikuler.

b. Siswa lebih mempunyai keberanian dan kesadaran untuk dapat berpartisipasi aktif agar siswa dapat menjadi warga negara yang baik dan cerdas.


(4)

85

Syelvia Shofyanti, 2015

PERAN GURU PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN D ALAM MENGEMBANGKAN CIVIC PARTICIPATORY SKILL (studi deskriptif di SMA Negeri 1 Margahayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Budimansyah, D. (2008). Pendidikan Kesadaran Kewarganegaraan

Multidimensional. Bandung: Genesindo.

Budimansyah, D dan Suryadi K (2008). PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: UPI Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Budimansyah, D dan Winataputra. (2007). Civic Education ‘Konteks,Landasan,

Bahan Ajar, Dan Kultur Kelas. Bandung: Program Studi Pendidikan

Kewarganegaraan Sekolah Pasca Sarjana UPI.

Budimansyah, D dan Budimansyah. (2012). Pendidikan Kewarganegaraam

dalam Perspektif Internasional: Konteks, Landasan, Bahan Ajar dan Kultur Kelas. Bandung: Widya Aksara Press.

Branson, M,S. (1998). The Role of Civic Education. Calabasas: CCE

Danial E, dan Wasriah N. (2009). Metoda Penulisan Karya Ilmiah, Bandung: cet. Pertama

Djahiri, K. (1996). Dasar-dasar Umum Metodologi dan Pengajaran Nilai-Moral

PVCT. Bandung: Lab. PMPKN IKIP Bandung

Djahiri, K. (2006). Budimansyah & Syaifullah (Ed). Pendidikan Nilai Moral

dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Lab PKn

FPIPS UPI.

Haryati, T. (2005). strategi belajar mengajar I Pendidikan Kewarganegaraan. IKIP PGRI press.

Harsono. (1992). Hukum Tata Negara Perkembangan Pengaturan

Kewarganegaraan. Yogyakarta: Liberty

Komalasari, K. (2008). Pengaruh Pembelajaran Konstektual dalam Pendidikan

Kewarganegaraan Terhadap kompetensi Kewarganegaraan siswa SMP.

Disertasi. Bandung: SPS UPI. Tidak Diterbitkan.

Komalasari, K dan Syaifullah. (2009). Kewarganegaraan Indonesia:Konsep,

Perkembangan dan Masalah Kontemporer. Bandung: Lab PKn FPIPS


(5)

86

Syelvia Shofyanti, 2015

PERAN GURU PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN D ALAM MENGEMBANGKAN CIVIC PARTICIPATORY SKILL (studi deskriptif di SMA Negeri 1 Margahayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Maida, K. (2012). kitab Suci Guru. Yogyakarta :Araska.

Miles dan Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UPI-Press.

Moloeng, L. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Mulyasa, E. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Bandung: PT Remaja Rosida Karya

Muslich, M. (2009). KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar

Pengembangan dan Pemahaman. Cetakan kelima. Jakarta: Sinar Grafika

Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito Sapriya, (2000). Studi Sosial Konsep dan Model Pembelajaran. Bandung:

Rindi Press.

Somardi. (2007). Konsepsi Kewarganegaraan dan Pendidikan Kewarganegaraan

Sebuah Refleksi. Jurnal Civicus: Nasionalisme dan Upaya Demokrasi, hal

594-602.

Somantri, N. (1976). Metode Mengajar civics. Jakarta: Erlangga

Somantri, N. (2001). Masalah Hak dan Kewajiban warganegara.dalam Kapita Selekta Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa Bagian I. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sugiyono.(2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABET

White, CS. (2012). bahan atau materi uji kompetensi guru ( UKG ) PKn SMP. Tidak diterbitkan

Wuryan, S. dan Syaifullah.(2008). Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Bandung: Laboratorium PKn FPIPIS UPI

Sumber Skripsi

Mauliddin, AF. (2013). Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) Dalam

Mengembangkan Civic skill participation Di Sma Negeri 1 Paguyangan Kabupaten Brebes. Semarang: Tidak Diterbitkan.


(6)

87

Syelvia Shofyanti, 2015

PERAN GURU PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN D ALAM MENGEMBANGKAN CIVIC PARTICIPATORY SKILL (studi deskriptif di SMA Negeri 1 Margahayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomer 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.

Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

Undang-undang Nomer 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Sumber Internet

Mulyana, A. (2012). Bahan atau materi uji kompetensi guru (UKG) PKn SMP. Online. Tersedia:


Dokumen yang terkait

PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI AFEKTIF SISWA SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Mengembangkan Potensi Afektif Siswa SMP Negeri 2 Kartasura Kabupaten Sukoharjo (Studi Kasus Pada

0 1 15

PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI AFEKTIF SISWA SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Mengembangkan Potensi Afektif Siswa SMP Negeri 2 Kartasura Kabupaten Sukoharjo (Studi Kasus Pada

0 2 12

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM Pengembangan Kompetensi Sosial Guru (Studi Tentang Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Masyarakatnya Di SMP Negeri 1 Wonosari Klaten).

0 2 11

PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER TANGGUNGJAWAB PESERTA DIDIK DI ERA GLOBALISASI : StudiDeskriptifAnalitis Di SMA Negeri 1 Baleendah.

1 6 63

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN (CIVIC SKILL) (Studi Deskriptif di SMP Yos Sudarso Purwakrata).

1 8 49

PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER PESERTA DIDIK (STUDI DESKRIPTIF DI SMP NEGERI I SOMAGEDE)

0 0 16

PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DALAM MENCEGAH KENAKALAN REMAJA (Studi Deskriptif di SMK Negeri 3 Purwokerto)

0 2 16

PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA WATAK KEWARGANEGARAAN (CIVIC DISPOSITION) SISWA (Studi Deskriptif Analisis Terhadap Siswa SMK Negeri 2 Purwokerto) - repository perpustakaan

0 1 16

PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA WATAK KEWARGANEGARAAN (CIVIC DISPOSITION) SISWA (Studi Deskriptif Analisis Terhadap Siswa SMK Negeri 2 Purwokerto) - repository perpustakaan

0 1 33

PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN SISWA (Studi Deskriptif Analisis Terhadap Siswa SMA Negeri 1 Rawalo)

0 0 14