Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 pada Puskesmas di Kota Yogyakarta.
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standard Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan Standard Pelayanan Kefarmasian berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 yang ada di Puskesmas-Puskesmas Kota Yogyakarta setalah dikeluarkannya peraturan tersebut. Apoteker penanggung jawab yang ada di Puskesmas menjadi responden dalam penelitian ini. Penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif.adapun instrument penelitian ini berupa kuesioner. Jumlah subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 14 Puskesmas yang ada di Kota Yogyakarta.Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik demografi responden didominasi oleh perempuan sebanyak 12 orang sedangkan laki-laki sebanyak 2 orang, dengan rentang usia 23-40 tahun. Secara keseluruhan pelaksanaan standard pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kota Yogyakarta pada Puskesmas rawat jalan sebesar 63,95% dan rawat inap sebesar 68,83%. Sehingga dapat dikatakan bahwa standard pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kota Yogyakarta belum dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014.
Kata kunci : Kota Yogyakarta, Permenkes RI Nomor 30 Tahun 2014, Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
(2)
ABSTRACT
This research was motivated by the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 30 Year 2014 concerning Standards of Pharmaceutical Services in the Health Center. This study aims to describe the implementation of the Standard of Pharmaceutical Services based on the Minister of Health No. 30 of 2014 in the city of Yogyakarta-district health centers after the issuance of the regulation. Pharmacist in charge in health centers were respondents in this study.This research is non-experimental research with the study design deskriptif.adapun this research instrument was a questionnaire. The number of subjects used in this study are 14 health centers in the city of Yogyakarta.The results showed that the demographic characteristics of respondents are dominated by women as many as 12 people, while men by 2 people, with an age range of 23-40 years. The overall implementation of the standards of pharmacy services at the health center of Yogyakarta on outpatient health centers amounted to 63.95% and hospitalization by 68.83%. So it can be said that the standard of pharmacy services at the health center of Yogyakarta has not been implemented fully in accordance with the regulations of the Minister of Health No. 30 of 2014.
Keywords: Yogyakarta City, Health Minister Regulation No. 30 Year 2014, Standards of Pharmaceutical Services in the Primer Health Care
(3)
i
PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 PADA PUSKESMAS DI KOTA
YOGYAKARTA SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Monalisa Mangkoan NIM : 128114159
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
ii
PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 PADA PUSKESMAS DI KOTA
YOGYAKARTA SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Monalisa Mangkoan NIM : 128114159
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
vii PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian Berdasar Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 Pada Puskesmas Kota Yogykakarta”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Farmasi (S.Farm.), program Studi Farmasi.
Selama penyelesaian skripsi ini penulis banyak mengalami permasalahan, kesulitan, suka dan duka. Namun dengan adanya perhatian dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini M.Si., Apt selaku dosen pembimbing sekaligus pencetus ide awal penelitian ini. Terimakasih saya ucapkan yang sebesar-besarnya kepada Ibu Yustina atas motivasi, semangat, dukungan, perhatian yang begitu besar, serta selalu memberikan kritik dan saran dari awal sampai selesai penelitian, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. 3. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt selaku dosen penguji. Terimakasih atas waktu,
kritik dan saran yang telah diberikan.
4. Aris Widayati, Msi., Ph.D., Apt selaku dosen penguji. Terimakasih atas waktu, kritik dan saran yang telah diberikan.
5. Dinas Perizinan Kota Yogyakarta yang telah memberikan izin sehingga penelitian ini dapat terlaksana.
6. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta yang telah memberikan izin sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.
7. Bapak dan Ibu Apoteker Puskesmas Kota Yogyakarta yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
(10)
viii
8. Bapak Simon Palaun dan Ibu Teresia Havi selaku orang tua. Terimakasih atas segala dukungan, pengorbanan, motivasi, semangat, perhatian dan doa, yang telah diberikan, saya sangat berterimakasih kepada Tuhan karena telah memberikan saya orang tua seperti mereka.
9. Yunita Anandha adikku tercinta. Terimakasih atas dukungan dan semangat yang telah diberikan.
10. Keluarga besar penulis. Terimakasih atas dukungan, bantuan dan motivasi yang telah diberikan.
11. Amirul Chairiansyah (Paul/Pong). Terimakasih atas dukungan, semangat, motivasi, pengorbanan, dan bantuan serta kasih sayang yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
12. Teman-teman seperjuangan : Nanda Tia Sari dan Aditya Lela Novitasari. Terimakasih atas suka duka, keceriaan, kerjasama, semangat serta dukungan, dan bantuan yang telah diberikan selama ini.
13. Teman-teman Keluarga Cemara : Tete, Vero, Ida, Atik, Itin, Rahayu, Siti, Cindy, Rury, Sona, Satrio, Maria, Boni, Jois, Yeni, Lela, Nanda, Trisna. Terimakasih atas semangat, dukungan, kerjasama, bantuan, motivasi dan yang telah diberikan.
14. Teman-teman Kenjet : Dewi, Oppy dan Ica. Terimakasih atas semangat, dukungan, keceriaan dan kebersamaannya selama ini.
15. Teman-teman Fakultas Farmasi Sanata Dharma angkatan 2012. Terimakasih atas dukungan dan kebersamaannya selama ini.
16. Teman-teman Kost Wisma Putri Anugrah WPA. Terimakasih atas kebersamaannya selama ini.
17. Google Maps. Terimakasih atas bantuannya dalam mencari alamat Puskesmas sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
18. Prambors radio. Terimakasih telah menemani penulis dalam pengerjaan skripsi selama ini.
19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu, memberikan dukungan dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
(11)
ix
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terjadi kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis dengan rendah hati mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua piihak. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca.
Yogyakarta, 03 Mei 2016
(12)
x DAFTAR ISI
HALAMAN COVER……… i
HALAMAN JUDUL……….……… ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……….….. iii
HALAMAN PENGESAHAN……….. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.…… vi
PRAKATA………..……….…. vii
DAFTAR ISI……… x
DAFTAR TABEL………...……….. xii
DAFTAR LAMPIRAN……….….……..… xiii
ABSTRAK………....… xiv
ABSTRACT………..………. vv
PENDAHULUAN………..…. 1
METODE PENELITIAN……….... 2
HASIL DAN PEMBAHASAN………..… 3
A. Profil Demografi Responden………... 3
B. Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai……..…. 5
C. Pelayanan Farmasi Klinik……… 5
D. Sumber Daya Kefarmasian……….…. 7
E. Pengendalian Mutu Pelayanan Kefarmasian…………..…. 8
(13)
xi
DAFTAR PUSTAKA………..……..…… 10
LAMPIRAN………..……….. 12
(14)
xii
DAFTAR TABEL Tabel I. Pelaksanaan Ketentuan dari Masing-Masing
Standar di Puskesmas Rawat Jalan………. 3 TabelII. Pelaksanaan Ketentuan dari Masing-Masing
(15)
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Puskesmas Rawat Inap………… 13 Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Puskesmas Rawat Jalan……… 36 Lampiran 3. Hasil Wawancara Apoteker………. 58 Lampiran 4. Surat Izin Penelitian dari Dinas Perizinan
Kota Yogyakarta……… 76
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan
Kota Yogyakarta………….………... 78
Lampiran 6. Ketentuan Permenkes Nomor 30 Tahun
(16)
xiv ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standard Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan Standard Pelayanan Kefarmasian berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 yang ada di Puskesmas-Puskesmas Kota Yogyakarta setalah dikeluarkannya peraturan tersebut. Apoteker penanggung jawab yang ada di Puskesmas menjadi responden dalam penelitian ini. Penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif.adapun instrument penelitian ini berupa kuesioner. Jumlah subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 14 Puskesmas yang ada di Kota Yogyakarta.Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik demografi responden didominasi oleh perempuan sebanyak 12 orang sedangkan laki-laki sebanyak 2 orang, dengan rentang usia 23-40 tahun. Secara keseluruhan pelaksanaan standard pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kota Yogyakarta pada Puskesmas rawat jalan sebesar 63,95% dan rawat inap sebesar 68,83%. Sehingga dapat dikatakan bahwa standard pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kota Yogyakarta belum dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014.
Kata kunci : Kota Yogyakarta, Permenkes RI Nomor 30 Tahun 2014, Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
(17)
xv ABSTRACT
This research was motivated by the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 30 Year 2014 concerning Standards of Pharmaceutical Services in the Health Center. This study aims to describe the implementation of the Standard of Pharmaceutical Services based on the Minister of Health No. 30 of 2014 in the city of Yogyakarta-district health centers after the issuance of the regulation. Pharmacist in charge in health centers were respondents in this study.This research is non-experimental research with the study design deskriptif.adapun this research instrument was a questionnaire. The number of subjects used in this study are 14 health centers in the city of Yogyakarta.The results showed that the demographic characteristics of respondents are dominated by women as many as 12 people, while men by 2 people, with an age range of 23-40 years. The overall implementation of the standards of pharmacy services at the health center of Yogyakarta on outpatient health centers amounted to 63.95% and hospitalization by 68.83%. So it can be said that the standard of pharmacy services at the health center of Yogyakarta has not been implemented fully in accordance with the regulations of the Minister of Health No. 30 of 2014.
Keywords: Yogyakarta City, Health Minister Regulation No. 30 Year 2014, Standards of Pharmaceutical Services in the Primer Health Care
(18)
1 1. Pendahuluan
Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan primer yang selama ini sangat banyak membantu masyarakat dalam masalah kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 75 Tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat menyebutkan bahwa puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas sebagai palayanan kesehatan paling dasar yang melayani rujukan pertama sebelum selanjutnya mendapatkan rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan (Rumah Sakit), serta sangat mudah untuk dijangkau oleh masyarakat, dituntut untuk dapat memiliki karakter mutu pelayanan prima yang sesuai dengan harapan pasien, serta memberikan pelayanan medis yang bermutu.
Berbicara tentang puskesmas tentunya tidak terlepas dari peran tenaga kesehatan di dalamya termasuk tenaga kefarmasian. Tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Fungsi tenaga kefarmasian adalah sebagai pembuat termasuk pengendali mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional (Depkes, 2009).
Sebagai tolok ukur serta pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian di Puskesmas maka Menteri Kesehatan mengeluarkan peraturan yaitu Permenkes 30 Tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di puskesmas. Standar ini berisikan pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai, pelayanan farmasi klinik, sumber daya kefarmasian dan pengendalian mutu pelayanan kefarmasian. Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian,
(19)
2
menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian serta melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient oriented). Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat primer yang dapat diakses oleh masyarakat di seluruh pelosok Indonesia. Mengingat belum ada penelitian tentang Permenkes No 30 tahun 2014 maka dilakukan penelitian dengan pendekatan pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di puskesmas ini. Penelitian ini memberi gambaran tentang pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di puskesmas berdasarkan ketentuan pada Permenkes No 30 tahun 2014.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-April 2016 di 14 Puskesmas yang ada di Kota Yogyakarta yaitu Puskesmas Tegalrejo, Wirobrajan, Gondokusuman, Pakualaman, Umbulharjo, Gomdomanan, Ngampilan, Danurejan, Jetis, Mergangsan, Gedongtengan, Kraton, Kotagede. Penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif, untuk mengkaji pelaksanaan pelayanan kefarmasian berdasarkan Permenkes Nomor 30 Tahun 2014. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah apoteker yang bekerja di Puskesmas-Puskesmas Kota Yogyakarta. Jumlah responden dalam penelitian ini yaitu terdapat 14 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuisioner yang berisi informasi mengenai berdasarkan Permenkes Nomor 30 Tahun 2014. Penilaian kuisioner menggunakan skala Guttman yang hanya terdiri dari 2 alternatif jawaban yaitu ‘Ya’ dan ‘Tidak’. Skala ini merupakan skala kumulatif dan mengukur satu dimensi saja dari satu variabel. Skala Guttman menetapkan bobot jawaban terhadap tiap-tiap item yaitu skor pernyataan ya (skor 1) dan tidak (skor 0). Total skor diperoleh terendah adalah 0 dan tertinggi yaitu 180. Penilaian untuk mengindentifikasi dari hasil skor dibagi dalam 2 kategori penilaian:
a. Baik adalah jika responden menjawab > 150 dari 180 pertanyaan. b. Kurang adalah jika resonden menjawab < 0 dari 180 pertanyaan.
(20)
3
Pengumpulan data yang berupa kuesioner langsung dikumpul pada saat hari penyebaran kuesioner, sesaat setelah pengumpulan kuesioner akan langsung diadakan wawancara terkait jawaban yang sudah diisi oleh para responden guna mengetahui lebih dalam mengenai jawaban yang telah diberikan oleh para responden.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data demografi responden (umur, jabatan, lama masa kerja, jam kerja perhari), standar I pelaksanaan pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai, standar II pelayanan farmasi klinik, standar III sumber daya kefarmasian, dan standar IV pengendalian mutu pelayanan kefarmasian (kriteria lengkap dapat dilihat di lampiran 6).
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Profil Demografi Responden
Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa semua responden adalah apoteker penanggung jawab Puskesmas, 13 orang responden berumur 23-40 tahun, dan 1 orang lebih dari 40 tahun. Masa kerja para apoteker tersebut berbeda-beda, sebelas apoteker memiliki lama masa kerja antara 1-5 tahun, dua apoteker di bawah 1 tahun dan yang lain antara 6-10 tahun. Selain lama masa kerja peneliti juga menemukan durasi jam kerja perhari para apteker di Puskesmas kota Yogyakarta yaitu 12 apoteker bekerja lebih dari enam jam perhari dan lainnya memiliki jam kerja yaitu antara 4-6 jam perhari.
Tabel I. Pelaksanaan Ketentuan dari Masing-Masing Standar di Puskesmas Rawat Jalan
Ketentuan yang dilaksanakan (%) No Nama
Puskesmas
Standar I n = 21
Standar II n = 76
Standar III n = 60
Standar IV n = 21
Standar I-IV n = 178 1 Gondokusuman 90 95 65 42 70,78 2 Mantrijeron 100 62 78 33 64,04 3 Ngampilan 100 62 60 23 56,74
(21)
4
4 Pakualaman 100 70 66 9 60,11 5 Danurejan 85 62 68 0 55,05 6 Gedongtengen 95 75 75 14 64,60 7 Kraton 100 62 75 28 62,35 8 Mergangsan 90 70 61 23 58,98 9 Kotagede 100 69 91 38 71,34 10 Umbuharjo 100 91 70 38 71,91 11 Gondomanan 100 69 73 23 63,48 12 Wirobrajan 100 79 71 38 67,97 Rerata % pelaksanaan
butir standar 96.7 72,6 71 25,7 63,95
Tabel II. Pelaksanaan Ketentuan dari Masing-Masing Standar di Puskesmas Rawat Inap
Ketentuan yang dilaksanakan (%) No Nama
Puskesmas
Standar I n = 21
Standar II n = 76
Standar III n = 60
Standar IV n = 21
Standar I-IV n = 178 1 Tegalrejo 100 60 66 28 63,48 2 Jetis 100 65 91 28 74,15 Rerata % pelaksanaan
butir standar 100 62,5 78,5 28 68,82
*n = jumlah ketentuan yang ditanyakan dalam kuesioner *standar I = pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai *standar II = pelayanan farmasi klinik
*standar III = sumber daya kefarmasian
(22)
5
3.2 Pengelolaan obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai dalam standar Permenkes Nomor 30 Tahun 2014 bertujuan untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan obat dan bahan medis habis pakai yang efisien, efektif dan rasional, meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian, mewujudkan sistem informasi manajemen, dan melaksanakan pengendalian mutu pelayanan.
Tercatat bahwa dari ketentuan standar yang terdiri dari 21 ketentuan (ketentuan dapat dilihat pada lampiran 6), diperoleh hasil yaitu yang dapat dilihat pada tabel I dan tabel II yang mana hampir semua Puskesmas di Kota Yogyakarta melaksanakan dengan baik standar yang telah dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan.
3.3 Pelayanan Farmasi Klinik
Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan farmasi klinik berfungsi untuk meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat menjamin efektivitas, keamanan dan efisiensi obat dan bahan medis habis pakai, meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan kepatuhan pasien yang terkait dalam Pelayanan Kefarmasian, dan melaksanakan kebijakan obat di Puskesmas dalam rangka meningkatkan penggunaan obat secara rasional (Depkes, 2014a)
Pada standar pelayanan farmasi klinik ini terdapat sedikit perbedaan dengan 3 standar lainnya yang mana dalam standar ini mengatur adanya ronde atau visite bagi Puskesmas rawat inap maka dari itu dalam pelaksanaan penelitian ini penulis membagi kuesioner manjadi dua yaitu kuesioner khusus Puskesmas rawat jalan dan Puskesmas rawat inap. Jumlah ketentuan yang ada juga berbeda, Puskesmas rawat jalan memiliki 62 ketentuan sementara Puskesmas rawat inap memiliki 76 ketentuan (ketentuan-ketentuan dari standar ini dapat dilihat pada lampiran 6).
(23)
6
Hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel I dan II menunjukkan bahwa persentase terbesar diperoleh Puskesmas Gondokusuman, sementara persentase terendah terdapat pada Puskesmas Danurejan, Ngampilan, Mantrijeron, Kraton, sementara pada Puskesmas rawat inap persentase terendah terdapat pada Puskesmas Tegalrejo. Rendahnya persentase tersebut dikarenakan adanya penumpukkan pada ketentuan yang masih belum dilaksanakan oleh Puskesmas.
Ketentuan-ketentuan masih belum dilaksakanan oleh Puskesmas yaitu yang pertama menganai pelayanan informasi obat, menurut Permenkes No. 30 tahun 2014 merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien (Depkes, 2014b)
Ketentuan yang kedua yakni konseling, konseling didefinisikan sebagai suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat pasien rawat jalan dan rawat inap, serta keluarga pasien (Depkes, 2014c). Beberapa tujuan konseling adalah meningkatkan kesadaran (Kreitler et al.,2004) dan adherence (kepatuhan) pasien (Kreps et al., 2011). Pengetahuan pasien merupakan awal untuk meraih tujuan tersebut (Blom dan Krass, 2011).Pasien yang kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan mereka cenderung kurang patuh terhadap rejimen terapi (Rapoff, 2010).Studi tambahan juga telah menunjukkan bahwa intervensi oleh apoteker, menggunakan konseling lisan dan tertulis pada permulaan terapi obat, menghasilkan perbaikan yang signifikan dalam kepatuhan pasien. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya konseling dan edukasi terhadap pasien (Kurniawan dan Chabib, 2010).
Ketentuan berikutnya yang belum sepenuhnya dilaksanakan yakni pemantauan terapi obat, ini merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien. Kegiatan tersebut mencakup pengkajian pilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respons terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD),)dan rekomendasi perubahan atau alternatif terapi (Depkes, 2009).
(24)
7
Adanya ketentuan-ketentuan yang belum sepenuhnya dilaksanakan oleh Puskesmas membuat penulis mengajukan wawancara singkat terkait jawaban yang diberikan oleh para apoteker. Pada wawancara yang dilakukan secara singkat penulis memperoleh hasil bahwa tidak dilaksanakannya ketentuan-ketentuan tersebut dikarenakan para apoteker yang bekerja di Puskesmas tidak memiliki cukup waktu untuk melakukannya banyaknya jumlah pasien yang berkunjung di Puskesmas perharinya serta kurangnya tenaga yang ada di Puskesmas membuat apoteker kewalahan jika harus malaksanakan semua ketentuan yang ada. Sama halnya dengan konseling para apoteker juga menjelaskan bahwa dikarenakan keterbatasan waktu dan tenaga yang ada maka konseling hanya dilakukan bila perlu dan bila pasien membutuhkan dan dengan kriteria tertentu misalnya pasien dengan TB, DM, dan hipertensi.
3.4 Sumber Daya Kefarmasian
Sumber daya kefarmasian mencakup dua standar yakni sumber daya manusia dan sarana prasarana. Ketentuan yang terdapat pada standard ini berjumlah 60 ketentuan (ketentuan detail dapat dilihat pada lampiran 6).
Hasil yang diperoleh pada tabel I dan II menunjukkan bahwa persentase tertinggi diperoleh Puskesmas Kotagede dan Jetis. Sementara persentase terendah yakni Puskesmas Ngampilan. Rendahnya persentase ini disebabkan karena tidak adanya surat izin praktik (SIPA) pada apoteker yang bekerja di Puskesmas Ngampilan.
Menurut Permenkes nomor 889/Menkes/Per/V/2011 tentang registrasi, izin praktik, dan izin kerja tenaga kefarmasian. Surat Izin Praktik Apoteker, yang selanjutnya disingkat SIPA adalah surat izin yang diberikan kepada Apoteker untuk dapat melaksanakan praktik kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian, jika apoteker tidak memiliki SIPA sebaiknya tidak melaksanakan praktik kefarmasian terlebih dahulu. Tetapi responden pada Puskesmas Ngampilan mengatakan bahwa SIPA sedang dalam proses pembuatan.
(25)
8
Terkait hal ini penulis melakukan wawancara lebih dalam mengenai jawaban yang telah diberikan oleh apoteker. Apoteker menjelaskan bahwa hal pertama yang menyebabkan apoteker lebih banyak menjawab “tidak” pada kuesioner dikarenakan apoteker merupakan apoteker yang baru bekerja di Puskesmas ngampilan, jadi apoteker belum terlalu banyak tahu mengenai Puskesmas Ngampilan.
Masalah lain yang paling banyak dijumpai penulis dalam penelitian ini adalah masih banyak Puskesmas yang tidak menyediakan ruang konseling dan segala isi didalamnya, tercatat dari 14 Puskesmas yang ada di Kota Yogyakarta Hanya 3. Hal ini dekarenakan keterbatasan ruangan yang dimiliki oleh Puskesmas.Ruang konseling merupakan hal yang sebenarnya harus ada di dalam sebuah Puskesmas karena sebuah konseling yang efektif harus mempertimbangkan lingkungan dan tempat dilakukannya konseling, lingkungan yang dimaksud haruslah kondusif, aman serta mampu menjaga kerahasiaan untuk dapat membuat pasien menerima dengan baik informasi yang diberikan.
3.5 Pengendalian Mutu Pelayanan Kefarmasian
Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan untuk mencegah terjadinya masalah terkait Obat atau mencegah terjadinya kesalahan pengobatan atau kesalahan pengobatan/medikasi (medication error), yang bertujuan untuk keselamatan pasien (patient safety) (Depkes, 2014d). Kegiatan pengendalian mutu ini erdiri dari 21 ketentuan (ketentuan detail dapat dilihat pada lampiran 6).
Berdasarkan data yang ada pada tabel I dan II rata-rata Puskesmas yang ada di Kota Yogyakarta memiliki persentase terendah pada standar dan ketentuan ini, bahkan diperoleh persentase 0% pada salah satu Puskesmas. Pencapaian persentase yang rendah pada seluruh Puskesmas ini dikarenakan rata-rata apoteker tidak punya waktu serta masih bingung tentang bagaimana sebenarnya audit klinis dan audit professional, dan tenaga kerja yang sedikit di Puskesmas. Mengenai hal ini penulis melakukan wawancara singkat kepada para apoteker dan apteker
(26)
9
menjelaskan bahwa untuk melakukan pengendalian mutu sesuai dengan standard Permenkes 30 tahun 2014 agak sedikit susah dikarenakan pada Puskesmas, satu karyawan yang ada di Puskesmas biasanya memegang lebih dari satu program, jadi untuk melakukan pengendalian yang sesuai dengan standard agak sedikit susah. Sebenarnya secara tidak langsung biasanya pada masing-masing Puskesmas dilaksanakan audit yang diselenggarakan 3 bulan sekali, tetapi audit yang dilakukan tidak terstruktur atau belum mengikuti Permenkes 30 Tahun 2014.
4. Kesimpulan
1. Butir-butir dalam standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas belum sepenuhnya dilaksanakan oleh apoteker di Puskesmas Kota Yogyakarta. 2. Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas pada
Puskesmas rawat jalan sebesar 63,95 %, sedangkan pada Puskesmas rawat inap sebesar 68,82 %.
3. Butir-butir pada standar 4 paling sedikit dilaksanakan oleh apoteker di Puskesmas karena kurang pahamnya apoteker terhadap teknis pelaksanaan butir-butir standar pengendalian mutu pelayanan kefarmasian.
(27)
10
Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan RI, 2004, Standar Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta, DirektoratJenderal Pelayanan Medik Rumah Sakit Umum dan Pendidikan
Departemen Kesehatan RI, 2009, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 889/MENKES/PER/V/2011, Tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian,Depkes RI, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2009, Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009, tentang Pekerjaan Kefarmasian, Depkes RI, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 201,4 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Depkes RI, Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2014, tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Depkes RI, Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 2014, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Nomor
Departemen Kesehatan RI, 2014a, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014, tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Depkes RI, Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 2014b, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Depkes RI, Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 2014c, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Depkes RI, Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 2014d, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Depkes RI, Jakarta
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Pedoman Pemantauan Terapi Obat Departemen Kesehatan RI, 2009.
Kreitler, S., Weissler, K., Nurymberg, K., 2004, The cognitive orientation of patients with type 2 diabetes in Israel, Patient Educ Couns, 257 – 67 Kreps, G.L., Villagran, M.M., Zhao, X., McHorney, C.A., Ledford, C., Weathers,
(28)
11
improve prescription medication adherence for patients with chronic health problems, Patient Educ couns, 375 – 81
Kurniawan, W. K., dan Chabib, L., 2010, Pelayanan Informasi Obat Teori dan Praktik, Graha Ilmu, Yogyakarta
Rapoff, M.A., 2010, Adherence to Pediatric Medical Regimen, 2th Ed., 1-43, 48-51, 83-84, Springer New York Dordrecht Heidelberg, London
(29)
12
(30)
13
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Puskesmas Rawat Inap
Nama Puskesmas : ... No Ijin Puskesmas : ... Nama Apoteker Penanggung Jawab : ... No SIPA, SIKTTK : ...
Petunjuk pengisian : Berilah tanda (√) pada jawaban yang sesuai
Profil Demografi Responden
1. Berapakah umur anda?
<23 tahun 23-30 tahun 31– 40 tahun >40 tahun 2. Apakah posisi anda di Puskesmas?
Apoteker penanggung jawab Asisten apoteker Apoteker pendamping Apoteker pengganti 3. Berapa lama pengalaman Anda bekerja di Puskesmas ini?
< 1 tahun 1-5 tahun 6-10 tahun > 10 tahun 4. Berapa lama rata-rata Anda bekerja di Puskesmas ini dalam sehari? < 4 jam 4-6 jam > 6jam
(31)
14
5. Apakah proses perencanaan kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh tenaga kefarmasian di bagian Ruang Farmasi?
Ya Tidak
Penggelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
6.Pada saat proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai apakah anda melakukan pertimbangan seperti berikut :
rencana pengembangan Ya Tidak
data mutasi Obat Ya Tidak pola konsumsi Obat periode sebelumnya Ya Tidak pola penyakit Ya Tidak
7. Apakah proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas ini mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional?
Ya Tidak
8. Pada proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai, apakah Anda melibatkan tenaga medis lain?
Ya Tidak
9.Jika Ya, tenaga medis mana sajakah yang Anda libatkan? (Jawaban boleh lebih dari satu)
Dokter Ya Tidak Dokter gigi Ya Tidak Bidan Ya Tidak Perawat Ya Tidak lainnya (sebutkan) : ...
(32)
15
10. Apakah proses perencanaan kebutuhan obat pertahun dilaksanakan secara berjenjang (bottom-up)?
Ya Tidak
11. Apakah Lembar Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) di sediakan Puskesmas ini?
Ya Tidak
12. Apakah permintaan obat dan bahan medis habis pakai dilakukan sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah dibuat?
Ya Tidak
13. Apakah dalam penerimaan obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas anda terlibat didalamnya?
Ya Tidak
14. Apakah di Puskesmas ini diterapkan proses pengecekan yang mencakup kemasan/peti, jenis dan jumlah obat, bentuk obat sesuai dengan (LPLPO) pada saat penerimaan ?
Ya Tidak
15.Apa saja pertimbangan yang dilakukan dalam penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas ini?
(Jawaban boleh lebih dari satu)
Pertimbangan Bentuk dan jenis sediaan Ya Tidak Pertimbangan suhu Ya Tidak Pertimbangan cahaya Ya Tidak
(33)
16
Pertimbangan kelembaban Ya Tidak Pertimbangan mudah atau tidaknya Ya Tidak meledak/terbakar
Pertimbangan narkotika dan psikotropika Ya Tidak disimpan dalam lemari khusus
Sebutkan pertimbangan lainnya jika ada :
16. Apakah penyebaran pendistribusian obat dan bahan medis habis pakai dilakukan secara merata dan teratur di seluruh sub unit yang ada di Puskesmas?
Ya Tidak
17. Apakah terdapat proses pengendalian obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas ini?
Ya Tidak
18.Jika Ya, pengendalian apa sajakah yang dilakukan? (Jawaban boleh lebih dari satu)
Pengendalian persediaan Ya Tidak Pengendalian penggunaan Ya Tidak
Penanganan Obat hilang Ya Tidak Penanganan rusak Ya Tidak Penanganan kadaluwarsa Ya Tidak lainnya (sebutkan) : ...
19.Apa saja yang dilakukan terhadap Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya? Pencatatan Ya Tidak
(34)
17
Pelaporan Ya Tidak Pengarsipan Ya Tidak lainnya (sebutkan) : ...
20. Secara periodik/berkala apakah di Puskesmas ini dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai?
Ya Tidak
Pelayanan Farmasi Klinik
21. Apakah di Puskesmas ini dilakukan pengkajian resep sebelum obat diserahkan kepada pasien?
Ya Tidak
22.Jika Ya, seleksi persyaratan apa saja yang dilakukan? (Jawaban boleh lebih dari satu)
Persyaratan administrasi Ya Tidak Persyaratan farmasetik Ya Tidak Persyaratan klinis Ya Tidak lainnya (sebutkan) : ...
23.Jika dilakukan seleksi persyaratan administrasi, apa saja persyaratan tersebut? (Jawaban boleh lebih satu)
Nama pasien Ya Tidak Umur pasien Ya Tidak
(35)
18
Jenis kelamin pasien Ya Tidak Berat badan pasien Ya Tidak Nama dokter Ya Tidak Paraf dokter Ya Tidak Tanggal resep Ya Tidak Ruangan/unit asal resep Ya Tidak lainnya (sebutkan) : ...
24.Jika dilakukan seleksi persyaratan farmasetik, apa saja persyaratan tersebut? (Jawaban boleh lebih dari satu)
Bentuk sediaan Ya Tidak Kekuatan sediaan Ya Tidak Dosis obat Ya Tidak Jumlah obat Ya Tidak Stabilitas obat Ya Tidak Ketersediaan obat Ya Tidak Aturan pakai obat Ya Tidak Cara penggunaan obat Ya Tidak
Inkompatibilitas Ya Tidak lainnya (sebutkan) : ...
(36)
19
25.Jika dilakukan persyaratan klinis, apa saja persyaratan tersebut? (Jawaban boleh lebih dari satu)
Ketepatan indikasi Ya Tidak Ketepatan dosis Ya Tidak Ketepatan waktu penggunaan obat Ya Tidak Duplikasi obat Ya Tidak Alergi Ya Tidak Interaksi Ya Tidak Efek samping obat Ya Tidak Kontra indikasi Ya Tidak Adiktif Ya Tidak lainnya (sebutkan) : ...
26. Dalam Pelayanan Informasi Obat (PIO) di Puskesmas, apakah Anda memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen?
Ya Tidak
27.Jika Ya, apakah informasi tersebut dilakukan secara? (Jawaban boleh lebih dari satu)
Pro aktif Ya Tidak Pasif Ya Tidak
(37)
20
28. Pada saat menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan lain, apakah Anda menerima layanan :
Telepon
Ya Tidak Surat
Ya Tidak
29.Untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien, apa yang Anda lakukan di Puskesmas?
(Jawaban boleh lebih dari satu)
Membuat Buletin Ya Tidak Membuat Leaflet Ya Tidak Membuat Label obat Ya Tidak Membuat Poster Ya Tidak Membuat Majalah dinding Ya Tidak lainnya (sebutkan) : ...
30. Apakah di Puskesmas ini dilakukan kegiatan penyuluhan tentang informasi obat kepada masyarakat?
Ya Tidak
(38)
21
kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai?
Ya Tidak
32. Apakah dalam memberikan informasi obat Anda menggacu kepada sumber-sumber tertentu?
Ya Tidak 33. Jika Ya, sebutkan sumber tersebut?
sumber : ... 34. Apakah dalam pelayanan kefarmasian di Puskesmas, Anda menerima konseling? Ya Tidak
35. Jika Ya, apakah kriteria pasien tersebut? (jawaban boleh lebih dari satu)
Pasien rujukan dokter Ya Tidak Pasien dengan penyakit kronis Ya Tidak Pasien dengan Obat yang berindeks Ya Tidak terapetik sempit dan poli farmasi
Pasien geriatrik Ya Tidak Pasien pediatrik Ya Tidak lainnya (sebutkan) : ...
(39)
22
36. Apakah ada ruangan khusus untuk konseling antara anda dan pasien maupun dengan keluarga pasien?
Ya Tidak
37. Apakah anda memperagakan atau menjelaskan dengan lengkap cara penggunaan obat?
Ya Tidak
38. Apakah dilakukan verifikasi akhir tentang pemahaman pasien akan obat yang diberikan?
Ya Tidak
39. Apakah di Puskesmas ini dilakukan Ronde/Visite pasien?
Ya Tidak
40. Jika Ya, jenis visite apa sajakah yang dilakukan?
Visite mandiri Ya Tidak
Visite bersama tim Ya Tidak
41. Pada saat melakukan visite mandiri untuk pasien baru apa sajakah yang Anda lakukan?
Memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan dari kunjungan? Ya Tidak
Memberikan informasi mengenai sistem pelayanan farmasi dan jadwal pemberian Obat? Ya Tidak
(40)
23
melihat instruksi dokter pada catatan pengobatan pasien? Ya Tidak
Mengkaji terapi Obat lama dan baru untuk memperkirakan masalah terkait Obat yang mungkin terjadi?
Ya Tidak
42. Untuk pasien lama dengan instruksi baru apakah Anda : Menjelaskan indikasi dan cara penggunaan Obat baru?
Ya Tidak
Mengajukan pertanyaan apakah ada keluhan setelah pemberian Obat?
Ya Tidak
43. Untuk semua pasien, apakah Anda :
Memberikan keterangan pada catatan pengobatan pasien? Ya Tidak
Membuat catatan mengenai permasalahan dan penyelesaian masalah dalam satu buku yang akan digunakan dalam setiap kunjungan?
Ya Tidak
44. Pada saat kegiatan visite bersama tim apakah Anda :
(41)
24 menyiapkan pustaka penunjang?
Ya Tidak
Mengamati dan mencatat komunikasi dokter dengan pasien dan/atau keluarga pasien terutama tentang Obat?
Ya Tidak
Menjawab pertanyaan dokter tentang Obat?
Ya Tidak
Mencatat semua instruksi atau perubahan instruksi pengobatan, seperti Obat yangdihentikan, Obat baru, perubahan dosis dan lainlain?
Ya Tidak
45. Apakah dilakukan (Home Pharmacy Care) pada pasien rawat inap yang telah pulang ke rumah?
Ya Tidak
46. Apakah di Puskesmas ini dilakukan pemantauan dan pelaporan terhadap efek samping obat?
Ya Tidak
47. Apakah di Puskesmas ini tersedia formulir monitoring efek samping obat?
Ya Tidak
48. Guna memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi Obat yang efektif, terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping apakah dilakukan pemantauan terapi obat (PTO) di Puskesmas ini?
(42)
25
49. Jika Ya, apa saja kriteria pasien yang menerima PTO tersebut? (jawaban boleh lebih dari satu)
Anak-anak
Ya Tidak
Lanjut usia
Ya Tidak
Ibu hamil dan menyusui
Ya Tidak
Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis
Ya Tidak
Adanya multidiagnosis
Ya Tidak
Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati
Ya Tidak
Menerima Obat dengan indeks terapi sempit
Ya Tidak
Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat yang merugikan
Ya Tidak
(43)
26
50. Guna menjamin Obat yang digunakan pasien sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau (rasional), apakah di Puskesmas ini dilakukan evaluasi penggunaan obat?
Ya Tidak
Sumber Daya Kefarmasian 51. Apakah anda seorang tenaga kefarmasian?
Ya Tidak
52. Apakah terdapat Apoteker sebagai penanggung jawab di Pukesmas ini?
Ya Tidak
53. Jika Ya, apakah anda memiliki surat tanda registrasi dan surat izin praktik untuk melaksanakan Pelayanan Kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan termasuk Puskesmas?
Ya Tidak
54. Sebagai soerang tenaga kefarmasian, apakah anda selalu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam rangka menjaga dan meningkatkan kompetensi?
Ya Tidak
55. Apakah terdapat SPO (Standar Prosedur Operasional) di Puskesmas ini?
Ya Tidak
56. Jika Ya, apakah yang menyusun SPO tersebut adalah kepala ruang farmasi?
Ya Tidak
57. Apakah SPO tersebut di laksanakan?
Ya Tidak
(44)
27
mengembangkan potensi dan produktivitas tenaga kefarmasian secara optimal, apakah di Puskesmas ini dilaksanakan pendidikan dan pelatihan?
Ya Tidak
59. Apakah Puskesmas ini melakukan penyiapan dan pengembangan pengetahuan dan keterampilan tenaga kefarmasian dalam rangka penyiapan dan pengembangan pengetahuan dan keterampilan tenaga kefarmasian?
Ya Tidak
60. Jika Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut...
Apakah setiap tenaga kefarmasian di Puskesmas mempunyai kesempatan yang sama untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya?
Ya Tidak
Dalam menyusun program pengembangan staf, apakah Apoteker dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian memberikan masukan kepada pimpinan?
Ya Tidak
Apakah pada staf baru dilakukan orientasi untuk mengetahui tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya?
Ya Tidak
Apakah dilakukan analisis kebutuhan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi tenaga kefarmasian?
Ya Tidak
Apakah tenaga kefarmasian difasilitasi untuk mengikuti program yang diadakan oleh organisasi profesi dan institusi pengembangan pendidikan berkelanjutan?
(45)
28
Apakah Puskesmas ini memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan praktik, magang, dan penelitian tentang pelayanan kefarmasian di Puskesmas?
Ya Tidak
61. Untuk menunjang pelayanan kefarmasian, apakah di Puskesmas disediakan sarana dan prasarana?
Ya Tidak 62. Jika Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut... Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang penerimaan resep? Ya Tidak Jika Ya, apakah terdapat :
Satu set meja dan kursi : Ya Tidak Satu set komputer : Ya Tidak
Apakah ruang penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat oleh pasien?
Ya Tidak
Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang pelayanan resep dan peracikan? Ya Tidak
Jika Ya, apakah terdapat :
Rak Obat : Ya Tidak
(46)
29
Timbangan Obat Ya Tidak Air mineral untuk pengencer : Ya Tidak
Sendok Obat : Ya Tidak Bahan pengemas Obat : Ya Tidak Lemari pendingin : Ya Tidak Termometer ruangan : Ya Tidak Blanko salinan resep : Ya Tidak Etiket dan label Obat : Ya Tidak Buku catatan pelayanan resep : Ya Tidak
Buku-buku referensi : Ya Tidak Pendingin ruangan : Ya Tidak
63. Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang penyerahan Obat?
Ya Tidak
64. Jika Ya, apakah terdapat :
buku pencatatan penyerahan Ya Tidak buku pencatatan pengeluaran Obat Ya Tidak
65. Apakah Puskesmas ini terdapat Ruang konseling?
(47)
30 66. Jika Ya, apakah terdapat :
Satu set meja dan kursi konseling : Ya Tidak Lemari buku : Ya Tidak Buku-buku referensi : Ya Tidak Leaflet : Ya Tidak Poster : Ya Tidak Alat bantu konseling : Ya Tidak Buku catatan konseling : Ya Tidak Formulir jadwal konsumsi Obat : Ya Tidak Formulir catatan pengobatan pasien : Ya Tidak Lemari arsip (filling cabinet) : Ya Tidak Komputer : Ya Tidak
67. Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai?
Ya Tidak
68. Jika Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.... Apakah selalu di perhatikan dan di cek :
kondisi sanitasi
Ya Tidak kelembaban
(48)
31
Ya Tidak ventilasi
Ya Tidak Untuk menjamin mutu produk dan keamanan petugas, apakah dilakukan pemisahan? Ya Tidak
Apakah di dalam ruang penyimpanan obat terdapat pencahaayaan? Ya Tidak Apakah ruang penyimpanan di Puskesmas ini dilengkapi dengan : Rak/lemari Obat
: Ya Tidak Pallet
: Ya Tidak Pendingin ruangan (AC)
: Ya Tidak Lemari pendingin
: Ya Tidak
Lemari penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika : Ya Tidak Lemari penyimpanan Obat khusus : Ya Tidak Pengukur suhu
: Ya Tidak Kartu suhu
(49)
32 69. Apakah Puskesmas ini terdapat Ruang arsip?
Ya Tidak
Pengendalian Mutu Pelayanan Kefarmasian
70. Apakah di Puskesmas ini dilakukan Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian?
Ya Tidak
Jika jawaban Anda Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikkut :
Apakah dilakukan perencanaan yang meliputi penyusunan rencana kerja, cara monitoring dan evaluasi untuk peningkatan mutu sesuai standar?
Ya Tidak
Apakah dilakukan monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja (membandingkan antara capaian dengan rencana kerja)?
Ya Tidak
Apakah dilakukan pemberian umpan balik terhadap hasil capaian?
Ya Tidak
71. Apakah dilakukan Tindakan hasil monitoring dan evaluasi?
Ya Tidak
72. Jika jawaban Anda Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut : Apakah dilakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai standar?
(50)
33
Apakah dilakukan peningkatan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan?
Ya Tidak
73. Untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian, apakah dilakukan evaluasi?
Ya Tidak
74. Jika Ya, berdasarkan metode apa saja evaluasi itu dilakukan : (jawaban boleh lebih dari satu)
Waktu pengambilan data Ya Tidak Cara pengambilan data Ya Tidak Teknik pengambilan data Ya Tidak
75. Jika evaluasi berdasarkan waktu pengambilan data, dengan cara apakah dilakukannya evaluasi tersebut?
apakah dilakukan secara Retrospektif?
(pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan) Ya Tidak
apakah dilakukan secara Prospektif?
(pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan pelayanan) Ya Tidak
(51)
34
76. Jika evaluasi berdasarkan Cara pengambilan data, dengan cara apakah dilakukannya evaluasi tersebut?
Langsung (data primer, data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh pengambil data)
Ya Tidak
Tidak langsung (data sekunder, data diperoleh dari sumber informasi yang tidak langsung)
Ya Tidak
77. Jika evaluasi berdasarkan Teknik pengambilan data, dengan cara apakah dilakukannya evaluasi tersebut?
Apakah dilakukan secara Survei (pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner)? Ya Tidak
Apakah dilakukan secara Observasi (pengamatan langsung aktivitas atau proses dengan menggunakan cek list atau perekaman)
Ya Tidak
78. Pada saat pelaksanaan evaluasi, apakah dilaksanakan audit?
Ya Tidak
79. Jika Ya,
Apakah dilaksanakan audit klinis? Ya Tidak
(52)
35 Apakah dilaksanakan audit secara professional? Ya Tidak
80. Apakah di Puskesmas ini dilakukan review / pengkajian terhadap pelaksanaan pelayanan kefarmasian?
(53)
36
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Puskesmas Rawat Jalan
Nama Puskesmas : ... No Ijin Puskesmas : ... Nama Apoteker Penanggung Jawab : ... No SIPA, SIKTTK : ...
Petunjuk pengisian : Berilah tanda (√) pada jawaban yang sesuai Profil Demografi Responden
1. Berapakah umur anda?
<23 tahun 23-30 tahun 31– 40 tahun >40 tahun 2. Apakah posisi anda di Puskesmas?
Apoteker penanggung jawab Asisten apoteker Apoteker pendamping Apoteker pengganti 3. Berapa lama pengalaman Anda bekerja di Puskesmas ini?
< 1 tahun 1-5 tahun 6-10 tahun > 10 tahun 4. Berapa lama rata-rata Anda bekerja di Puskesmas ini dalam sehari? < 4 jam 4-6 jam > 6jam
(54)
37
Penggelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
5. Apakah proses perencanaan kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh tenaga kefarmasian di bagian Ruang Farmasi?
Ya Tidak
6. Pada saat proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai apakah anda melakukan pertimbangan seperti berikut :
rencana pengembangan Ya Tidak data mutasi Obat Ya Tidak pola konsumsi Obat periode sebelumnya Ya Tidak pola penyakit Ya Tidak
7. Apakah proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas ini mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional?
Ya Tidak
8. Pada proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai, apakah Anda melibatkan tenaga medis lain?
Ya Tidak
9. Jika Ya, tenaga medis mana sajakah yang Anda libatkan? (Jawaban boleh lebih dari satu)
Dokter Ya Tidak Dokter gigi Ya Tidak Bidan Ya Tidak Perawat Ya Tidak lainnya (sebutkan) : ...
(55)
38
10. Apakah proses perencanaan kebutuhan obat pertahun dilaksanakan secara berjenjang (bottom-up)?
Ya Tidak
11. Apakah Lembar Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) di sediakan Puskesmas ini?
Ya Tidak
12. Apakah permintaan obat dan bahan medis habis pakai dilakukan sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah dibuat?
Ya Tidak
13. Apakah dalam penerimaan obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas anda terlibat didalamnya?
Ya Tidak
14. Apakah di Puskesmas ini diterapkan proses pengecekan yang mencakup kemasan/peti, jenis dan jumlah obat, bentuk obat sesuai dengan (LPLPO) pada saat penerimaan ?
Ya Tidak
15. Apa saja pertimbangan yang dilakukan dalam penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas ini?
(Jawaban boleh lebih dari satu)
Pertimbangan Bentuk dan jenis sediaan Ya Tidak Pertimbangan suhu Ya Tidak Pertimbangan cahaya Ya Tidak
(56)
39
Pertimbangan kelembaban Ya Tidak Pertimbangan mudah atau tidaknya Ya Tidak meledak/terbakar
Pertimbangan narkotika dan psikotropika Ya Tidak disimpan dalam lemari khusus
Sebutkan pertimbangan lainnya jika ada :
16. Apakah penyebaran pendistribusian obat dan bahan medis habis pakai dilakukan secara merata dan teratur di seluruh sub unit yang ada di Puskesmas?
Ya Tidak
17. Apakah terdapat proses pengendalian obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas ini?
Ya Tidak
18. Jika Ya, pengendalian apa sajakah yang dilakukan? (Jawaban boleh lebih dari satu)
Pengendalian persediaan Ya Tidak Pengendalian penggunaan Ya Tidak
Penanganan Obat hilang Ya Tidak Penanganan rusak Ya Tidak Penanganan kadaluwarsa Ya Tidak lainnya (sebutkan) : ...
19. Apa saja yang dilakukan terhadap Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya?
(57)
40
Pencatatan Ya Tidak Pelaporan Ya Tidak Pengarsipan Ya Tidak lainnya (sebutkan) : ...
20. Secara periodik/berkala apakah di Puskesmas ini dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai?
Ya Tidak
Pelayanan Farmasi Klinik
21. Apakah di Puskesmas ini dilakukan pengkajian resep sebelum obat diserahkan kepada pasien?
Ya Tida
22. Jika Ya, seleksi persyaratan apa saja yang dilakukan? (Jawaban boleh lebih dari satu)
Persyaratan administrasi Ya Tidak Persyaratan farmasetik Ya Tidak Persyaratan klinis Ya Tidak lainnya (sebutkan) : ...
23. Jika dilakukan seleksi persyaratan administrasi, apa saja persyaratan tersebut? (Jawaban boleh lebih satu)
(58)
41
Umur pasien Ya Tidak Jenis kelamin pasien Ya Tidak Berat badan pasien Ya Tidak Nama dokter Ya Tidak Paraf dokter Ya Tidak Tanggal resep Ya Tidak Ruangan/unit asal resep Ya Tidak lainnya (sebutkan) : ...
24. Jika dilakukan seleksi persyaratan farmasetik, apa saja persyaratan tersebut? (Jawaban boleh lebih dari satu)
Bentuk sediaan Ya Tidak Kekuatan sediaan Ya Tidak Dosis obat Ya Tidak Jumlah obat Ya Tidak Stabilitas obat Ya Tidak Ketersediaan obat Ya Tidak Aturan pakai obat Ya Tidak Cara penggunaan obat Ya Tidak
(59)
42 lainnya (sebutkan) : ...
25. Jika dilakukan persyaratan klinis, apa saja persyaratan tersebut? (Jawaban boleh lebih dari satu)
Ketepatan indikasi Ya Tidak Ketepatan dosis Ya Tidak Ketepatan waktu penggunaan obat Ya Tidak Duplikasi obat Ya Tidak Alergi Ya Tidak Interaksi Ya Tidak Efek samping obat Ya Tidak Kontra indikasi Ya Tidak Adiktif Ya Tidak lainnya (sebutkan) : ...
26. Dalam Pelayanan Informasi Obat (PIO) di Puskesmas, apakah Anda memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen?
Ya Tidak
(60)
43 (Jawaban boleh lebih dari satu)
Pro aktif Ya Tidak Pasif Ya Tidak
28. Pada saat menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan lain, apakah Anda menerima layanan :
Telepon
Ya Tidak
Surat
Ya Tidak
29. Untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien, apa yang Anda lakukan di Puskesmas?
(Jawaban boleh lebih dari satu)
Membuat Buletin Ya Tidak Membuat Leaflet Ya Tidak Membuat Label obat Ya Tidak Membuat Poster Ya Tidak
(61)
44 lainnya (sebutkan) : ...
30. Apakah di Puskesmas ini dilakukan kegiatan penyuluhan tentang informasi obat kepada masyarakat?
Ya Tidak
31. Apakah di Puskesmas ini dilakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai?
Ya Tidak
32. Apakah dalam memberikan informasi obat Anda menggacu kepada sumber-sumber tertentu?
Ya Tidak 33. Jika Ya, sebutkan sumber tersebut?
sumber : ...
34. Apakah dalam pelayanan kefarmasian di Puskesmas, Anda menerima konseling? Ya Tidak
35. Jika Ya, apakah kriteria pasien tersebut? (jawaban boleh lebih dari satu)
Pasien rujukan dokter Ya Tidak Pasien dengan penyakit kronis Ya Tidak Pasien dengan Obat yang berindeks Ya Tidak
(62)
45 terapetik sempit dan poli farmasi
Pasien geriatrik Ya Tidak Pasien pediatrik Ya Tidak lainnya (sebutkan) : ...
36. Apakah ada ruangan khusus untuk konseling antara anda dan pasien maupun dengan keluarga pasien?
Ya Tidak
37. Apakah anda memperagakan atau menjelaskan dengan lengkap cara penggunaan obat?
Ya Tidak
38. Apakah dilakukan verifikasi akhir tentang pemahaman pasien akan obat yang diberikan?
Ya Tidak
39. Untuk pasien lama dengan instruksi baru apakah Anda : menjelaskan indikasi dan cara penggunaan Obat baru?
Ya Tidak
Mengajukan pertanyaan apakah ada keluhan setelah pemberian Obat?
Ya Tidak
40. Untuk semua pasien, apakah Anda :
(63)
46
Ya Tidak
Membuat catatan mengenai permasalahan dan penyelesaian masalah dalam satu buku yang akan digunakan dalam setiap kunjungan?
Ya Tidak
41. Apakah di Puskesmas ini dilakukan pemantauan dan pelaporan terhadap efek samping obat?
Ya Tidak
42. Apakah di Puskesmas ini tersedia formulir monitoring efek samping obat? Ya Tidak
43. Guna memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi Obat yang efektif, terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping apakah dilakukan pemantauan terapi obat (PTO) di Puskesmas ini?
Ya Tidak 44. Jika Ya, apa saja kriteria pasien yang menerima PTO tersebut? (jawaban boleh lebih dari satu)
Anak-anak
Ya Tidak
Lanjut usia
Ya Tidak
Ibu hamil dan menyusui
(64)
47 Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis
Ya Tidak
Adanya multidiagnosis
Ya Tidak
Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati
Ya Tidak
Menerima Obat dengan indeks terapi sempit
Ya Tidak
Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat yang merugikan
Ya Tidak
lainnya (sebutkan) : ...
45. Guna menjamin Obat yang digunakan pasien sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau (rasional), apakah di Puskesmas ini dilakukan evaluasi penggunaan obat? Ya Tidak
Sumber Daya Kefarmasian 46. Apakah anda seorang tenaga kefarmasian?
Ya Tidak
47. Apakah terdapat Apoteker sebagai penanggung jawab di Pukesmas ini? Ya Tidak
(65)
48
48. Jika Ya, apakah anda memiliki surat tanda registrasi dan surat izin praktik untuk melaksanakan Pelayanan Kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan termasuk Puskesmas?
Ya Tidak
49. Sebagai soerang tenaga kefarmasian, apakah anda selalu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam rangka menjaga dan meningkatkan kompetensi?
Ya Tidak
50. Apakah terdapat SPO (Standar Prosedur Operasional) di Puskesmas ini? Ya Tidak
51. Jika Ya, apakah yang menyusun SPO tersebut adalah kepala ruang farmasi? Ya Tidak
52. Apakah SPO tersebut di laksanakan?
Ya Tidak
53. Dalam upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang kefarmasian serta mengembangkan potensi dan produktivitas tenaga kefarmasian secara optimal, apakah di Puskesmas ini dilaksanakan pendidikan dan pelatihan?
Ya Tidak
54. Apakah Puskesmas ini melakukan penyiapan dan pengembangan pengetahuan dan keterampilan tenaga kefarmasian dalam rangka penyiapan dan pengembangan pengetahuan dan keterampilan tenaga kefarmasian?
Ya Tidak 55. Jika Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut...
(66)
49
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya? Ya Tidak
Dalam menyusun program pengembangan staf, apakah Apoteker dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian memberikan masukan kepada pimpinan?
Ya Tidak
Apakah pada staf baru dilakukan orientasi untuk mengetahui tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya?
Ya Tidak
Apakah dilakukan analisis kebutuhan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi tenaga kefarmasian?
Ya Tidak
Apakah tenaga kefarmasian difasilitasi untuk mengikuti program yang diadakan oleh organisasi profesi dan institusi pengembangan pendidikan berkelanjutan?
Ya Tidak
Apakah Puskesmas ini memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan praktik, magang, dan penelitian tentang pelayanan kefarmasian di Puskesmas?
Ya Tidak
56. Untuk menunjang pelayanan kefarmasian, apakah di Puskesmas disediakan sarana dan prasarana?
Ya Tidak 57. Jika Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut...
(67)
50
Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang penerimaan resep? Ya Tidak Jika Ya, apakah terdapat :
Satu set meja dan kursi : Ya Tidak Satu set komputer : Ya Tidak
Apakah ruang penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat oleh pasien?
Ya Tidak
Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang pelayanan resep dan peracikan? Ya Tidak
Jika Ya, apakah terdapat :
Rak Obat : Ya Tidak Meja peracikan : Ya Tidak Timbangan Obat : Ya Tidak Timbangan obat : Ya Tidak Air mineral untuk pengencer : Ya Tidak Sendok Obat : Ya Tidak Bahan pengemas Obat : Ya Tidak Lemari pendingin : Ya Tidak Termometer ruangan : Ya Tidak
(68)
51
Blanko salinan resep : Ya Tidak Etiket dan label Obat : Ya Tidak Buku catatan pelayanan resep : Ya Tidak Buku-buku referensi : Ya Tidak Pendingin ruangan : Ya Tidak
58. Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang penyerahan Obat?
Ya Tidak
59. Jika Ya, apakah terdapat :
buku pencatatan penyerahan Ya Tidak buku pencatatan pengeluaran Obat Ya Tidak
60. Apakah Puskesmas ini terdapat Ruang konseling?
Ya Tidak 61. Jika Ya, apakah terdapat :
Satu set meja dan kursi konseling : Ya Tidak
Lemari buku : Ya Tidak Buku-buku referensi : Ya Tidak Leaflet : Ya Tidak Poster : Ya Tidak
(69)
52
Alat bantu konseling : Ya Tidak Buku catatan konseling : Ya Tidak Formulir jadwal konsumsi Obat : Ya Tidak Formulir catatan pengobatan pasien : Ya Tidak Lemari arsip (filling cabinet) : Ya Tidak Komputer : Ya Tidak
62. Apakah di Puskesmas ini terdapat Ruang penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai?
Ya Tidak
63. Jika Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.... Apakah selalu di perhatikan dan di cek : kondisi sanitasi
Ya Tidak kelembaban
Ya Tidak ventilasi
Ya Tidak
Untuk menjamin mutu produk dan keamanan petugas, apakah dilakukan pemisahan? Ya Tidak
(70)
53
Apakah di dalam ruang penyimpanan obat terdapat pencahaayaan? Ya Tidak Apakah ruang penyimpanan di Puskesmas ini dilengkapi dengan : Rak/lemari Obat
: Ya Tidak Pallet
: Ya Tidak Pendingin ruangan (AC)
: Ya Tidak Lemari pendingin
: Ya Tidak
Lemari penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika : Ya Tidak Lemari penyimpanan Obat khusus : Ya Tidak Pengukur suhu : Ya Tidak Kartu suhu : Ya Tidak
64. Apakah Puskesmas ini terdapat Ruang arsip?
Ya Tidak Pengendalian Mutu Pelayanan Kefarmasian
65. Apakah di Puskesmas ini dilakukan Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian? Ya Tidak
(71)
54
Jika jawaban Anda Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikkut :
Apakah dilakukan perencanaan yang meliputi penyusunan rencana kerja, cara monitoring dan evaluasi untuk peningkatan mutu sesuai standar?
Ya Tidak
Apakah dilakukan monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja (membandingkan antara capaian dengan rencana kerja)?
Ya Tidak Apakah dilakukan pemberian umpan balik terhadap hasil capaian? Ya Tidak
66. Apakah dilakukan Tindakan hasil monitoring dan evaluasi? Ya Tidak
67. Jika jawaban Anda Ya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut : Apakah dilakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai standar? Ya Tidak
Apakah dilakukan peningkatan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan? Ya Tidak
68. Untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian, apakah dilakukan evaluasi?
(72)
55
69. Jika Ya, berdasarkan metode apa saja evaluasi itu dilakukan : (jawaban boleh lebih dari satu)
Waktu pengambilan data Ya Tidak Cara pengambilan data Ya Tidak Teknik pengambilan data Ya Tidak
70. Jika evaluasi berdasarkan waktu pengambilan data, dengan cara apakah dilakukannya evaluasi tersebut?
apakah dilakukan secara Retrospektif?
(pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan) Ya Tidak
apakah dilakukan secara Prospektif?
(pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan pelayanan) Ya Tidak
71. Jika evaluasi berdasarkan Cara pengambilan data, dengan cara apakah dilakukannya evaluasi tersebut?
Langsung (data primer, data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh pengambil data)
(73)
56
Tidak langsung (data sekunder, data diperoleh dari sumber informasi yang tidak langsung)
Ya Tidak
72. Jika evaluasi berdasarkan Teknik pengambilan data, dengan cara apakah dilakukannya evaluasi tersebut?
Apakah dilakukan secara Survei (pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner)? Ya Tidak
Apakah dilakukan secara Observasi (pengamatan langsung aktivitas atau proses dengan menggunakan cek list atau perekaman)
Ya Tidak
73. Pada saat pelaksanaan evaluasi, apakah dilaksanakan audit? Ya Tidak 74. Jika Ya,
Apakah dilaksanakan audit klinis? Ya Tidak
Apakah dilaksanakan audit secara professional? Ya Tidak
(74)
57
75. Apakah di Puskesmas ini dilakukan review / pengkajian terhadap pelaksanaan pelayanan kefarmasian?
(75)
58 Lampiran 3.Hasil Wawancara Apoteker Puskesmas tegalrejo
Penulis : apa alasan untuk belum dilaksanakannya standar pada pertanyaan nomor 29 yang ada pada kuesioner?
Apoteker : karena SDM yang ada pada Puskesmas ini terbatas, terutama SDM bagian kefarmasian, jadi untuk saat ini belum bias untuk dilakukan.
Penulis : untuk pertanyaan pada kuesioner nomor 36, apa alasan anda untuk belum dilakukan?
Apoteker : dokter sering lupa, sebenarnya sudah di infokan ke dokter tetapi dokter selalu lupa.
Penulis : pertanyaan nomor 40, apa yang menjadi kendala sehingga belum dilkukan?
Apoteker : kendalanya adalah waktu, menyatukan jadwal dokter satu dan lainnya saja susah apalagi menyatukan jadwal apoteker dan dokter, dan kegiatan ini juga belum terlalu rutin dilakukan hanya bila ada waktu saja baru dilakukan.
Penulis : untuk pencatatan pada pertanyaan nomor 43, apa alasannya untuk belum dilakukan?
Apoteker :pencatatan hanya dilakukan untuk konseling saja, karena Puskesmas ini belum mempunyai rekam medis.
Penulis : pertanyaan nomor 45 apakah yang menjadi alasan sehingga belum dilakukan?
Apoteker : alasannya hanya karna belum mempunyai waktu saja sih mbak, yaa.. waktu dan tenaga.
Penulis : untuk pertanyaan nomor 60, alasan nya untuk belum dilakukan kenapa ya bu?
(76)
59
Apoteker : karena ya belum tau bentunya seperti apa, pelatihan dan lain-lain dilakukan rutin oleh Dinas saat rapat diminta butuh materi apa aja gitu mbak. Penulis : untuk timbangan obat dan blanko salinan resep kenapa belum dilakukan di Puskesmas ini bu?
Apoteker : untuk timbangan obat kebanyakan sediaan di Puskesmas ini merupakan sediaan yang sudah jadi tidak punya serbuk dan lain-lain, itu sudah mencukupi dan ada sirup juga. Untuk blanko memeng tidak ada iter atau diulang di Puskesmas ini jadi kalo mau ada resep keluar ya ada form nya sendiri untuk resep keluar.
Penulis : pertanyaan nomor 64 pada kuesioner, apa alasan nya untuk belum dilakukan?
Apoteker : checklist dan PIO pakenya dan pake axcel.
Penulis : untuk pertanyaan nomor 65, alasannya untuk belum dilakukan kenapa bu?
Apoteker : belum dilakukan karena keterbatasan ruangan saja.
Penulis : apakah lemari penyimpanan obat khusus memang tidak ada bu? Apoteker :memeng tidak ada mbak.
Penulis : untuk ruang arsip memang tidak disediakan ya bu?
Apoteker : ada nya cuma lemari arsip karena kalo ruang, terbatas mbak. Puskesmas wirobrajan
Penulis :untuk inkompatibilitas alasannya untuk belum dilakukan apa ya pak? Apoteker : saya bingung tentang inkompatibilitas,
Penulis : pertanyaan nomor 35 pada kuesioner, alasan nya untuk belum dilakukan?
(77)
60
Apoteker : untuk geriatric biasanya sudah sering ke Puskesmas obat nya sama rata-rata pasien lama jadi tidak perlu konseling, sebenarnya mau, tetapi terbatas pada waktu dan tenaga.
Penulis :untuk pertanyaan nomor 36 apa alasannya untuk belum dilakukan?
Apoteker : tidak ada ruangan khusus atau ruang laktasi tenaga juga jadi masalah, sudah diusulkan untuk ruang konseling tapi tidak jadi.
Penulis : pertanyaan nomor 40 apa alasnnya untuk belum dilakukan pak? Apoteker : repot, hanya untuk pasien TBC saja biasanya.
Penulis : untuk pertanyaan nomor 44, apa alasanya untuk belum dilakukan? Apoteker : karena keterbatasan tenaga.
Penulis : untuk timbangan obat, lemari pendingin dan blanko salinan rese papa alasannya untuk belum dilakukan pak?
Apoteker : untuk timbangan tidak ada karena di Puskesmas ini tidak ada racikan Cuma tablet kemudian digerus. Tidak ada lemari pendingin karena tidak ada tempat jadi lemari pendingin nya digabung dengan laboratorium, lemari vaksin, dan KIE, untuk blanko salinan resep tidak ada karena tidak boleh nulis resep. Penulis : pada pertanyaan nomor 64 apa alasan nya untuk belum dilakukan? Apoteker : Cuma ada rak karena keterbatasan ruangan.
Penulis : pertanyaan nomor 70 alasan nya untuk belum dilakukan apa ya pak? Apoteker : setelah pelayanan kalo bersamaam tidak memungkinkan karena waktunya dan tenaga juga kurang.
Penulis : untuk audit apa alasan nya untuk belum dilakukan pak?
Apoteker : audit iya cuma disini ada tim auditor 3 bulan sekali mereka yanhg mengaudit, bukan dari farmasi.
(78)
61 Puskesmas Gondokusuman
Penulis : apa alasan dari belum dilaksanakannya penangganan terhadap obat hilang dan adiktif?
Apoteker : memang belum dilakukan saja
Penulis : pada pertanyaan nomor 29 apa alasan untuk belum dilakukan? Apoteker : baru dilakukan secara lagsung saja.
Penulis : untuk pertanyaan nomor 53 alasan untuk belum dilakukan apa ya bu? Apoteker : dari Puskesmas belum ada dana, kalo ada seminar pun memang inisiatif sendiri, kalo anggaran tidak ada dari Puskesmas.
Penulis : pertanyaan nomor 54, alasan nay untuk belum dilakukan apa ya bu? Apoteker : memang dari dinas langsung biasanya.
Penulis : untuk timbangan obat dan blanko salinan resep, alasan nya untuk belum dilakukan apa ya bu?
Apoteker : untuk timbangan memang tidak ada, untuk blanko salinan resep kalo resep keluar dokter langsung yang membuatnya.
Penulis : untuk ruang konseling sendiri apa alasannya untuk belum ada? Apoteker : baru akan, karena keterbatasan ruangan
Puskesmas Umbulharjo
Penulis :untuk bulletin dan madding pada pertanyaan di kuesioner nomor 29, apa alasan nya untuk belum dilakukan?
Apoteker : karena memang tidak ada biasanya ada info apa tentang apa ada pengumuman apa ditempel.
(79)
62 Apoteker : biasanya lewat dinas.
Penulis : kalo pertanyaan nomor 36 alasan nya untuk belum dilakukan apa bu? Apoteker : lokasi tidak ada, baru akan disiapkan baru dalam proses pengajuan. Penulis : pertanyaan nomor 39, apa alasan nya untuk belum dilakukan?
Apoteker : keluhan memang tidak ada karena dari pasien selama ini tidak ada keluhan.
Penulis : untuk pertanyaan nomor 40 alasannya belum dilakukan apa ya bu? Apoteker : Cuma pada beberapa saja misalnya pada TB, tensi dan DM.
Penulis : pada pertanyaan nomor 55 alasan untuk belum dilakukannya analisis apa ya bu.?
Apoteker : karena tidak punya kewenangan cuma bisa mengusulkan cuma kepala Puskesmas yang punya kewenangan.
Penulis : timbangan obat, blanko salinan tesep, buku-buku referensi, dan kartu suhu alasan nya untuk belum dilakukan apa ya bu?
Apoteker : untuk timbangan memang di Puskesmas tidak ada serbuk atau bahan aktif, kalo untuk buku referensi hanya buku yang dari dinas saja misalnya seperti peraturan dan DOEN. Untuk kartu suhu memang tidak ada.
Puskesmas Gondomanan
Penulis : apa alasan dari belum dilakukannya seleksi terhadap paraf dokter dan adiktif?
Apoteker : untuk paraf dokter karena di Puskesmas ini tidak pernah berganti-ganti dokter, kalau adiktif memang tidak dilakukan saja.
Penulis : kenapa tidak dilaksanakan pelayanan informasi obat berupa surat buletin, leaflet, poster, majalah dinding?
(1)
99 3. Ruang penyerahan Obat
Ruang penyerahan Obat meliputi konter penyerahan Obat, buku pencatatan penyerahan dan pengeluaran Obat. Ruang penyerahan Obat dapat digabungkan dengan ruang penerimaan resep.
4. Ruang konseling
Ruang konseling meliputi satu set meja dan kursi konseling, lemari buku, buku-buku referensi sesuai kebutuhan, leaflet, poster, alat bantu konseling, buku catatan konseling, formulir jadwal konsumsi Obat (lampiran), formulir catatan pengobatan pasien (lampiran), dan lemari arsip (filling cabinet), serta 1 (satu) set komputer, jika memungkinkan.
5. Ruang penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi sanitasi, temperatur, kelembaban, ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan keamanan petugas. Selain itu juga memungkinkan masuknya cahaya yang cukup. Ruang penyimpanan yang baik perlu dilengkapi dengan rak/lemari Obat, pallet, pendingin ruangan (AC), lemari pendingin, lemari penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika, lemari penyimpanan Obat khusus, pengukur suhu, dan kartu suhu.
6. Ruang arsip
Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan dengan pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dan Pelayanan Kefarmasian dalam jangka waktu tertentu. Ruang arsip memerlukan ruangan khusus yang memadai dan aman untuk memelihara dan menyimpan dokumen dalam rangka untuk menjamin penyimpanan sesuai hukum, aturan, persyaratan, dan teknik manajemen yang baik.
Istilah ‘ruang’ di sini tidak harus diartikan sebagai wujud ‘ruangan’ secara fisik, namun lebih kepada fungsi yang dilakukan. Bila memungkinkan, setiap fungsi tersebut disediakan ruangan secara tersendiri. Jika tidak, maka dapat digabungkan lebih dari 1 (satu) fungsi, namun harus terdapat pemisahan yang jelas antar fungsi.
(2)
100
BAB V
PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN
Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan untuk mencegah terjadinya masalah terkait Obat atau mencegah terjadinya kesalahan pengobatan atau kesalahan pengobatan/medikasi (medicationerror), yang bertujuan untuk keselamatan pasien (patient safety).
Unsur-unsur yang mempengaruhi mutu pelayanan:
a. Unsur masukan (input), yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana, ketersediaan dana, dan Standar Prosedur Operasional.
b. Unsur proses, yaitu tindakan yang dilakukan, komunikasi, dan kerja sama. c. Unsur lingkungan, yaitu kebijakan, organisasi, manajemen, budaya, respon
dan tingkat pendidikan masyarakat.
Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian terintegrasi dengan program pengendalian mutu pelayanan kesehatan Puskesmas yang dilaksanakan secara berkesinambungan.
Kegiatan pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian meliputi:
a. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan evaluasi untuk peningkatan mutu sesuai standar.
b. Pelaksanaan, yaitu:
1) monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja (membandingkan antara capaian dengan rencana kerja); dan
2) memberikan umpan balik terhadap hasil capaian. c. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi, yaitu:
1) melakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai standar; dan 2) meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.
Monitoring merupakan kegiatan pemantauan selama proses berlangsung untuk memastikan bahwa aktivitas berlangsung sesuai dengan yang direncanakan. Monitoring dapat dilakukan oleh tenaga kefarmasian yang melakukan proses. Aktivitas monitoring perlu direncanakan untuk mengoptimalkan hasil pemantauan.
Contoh: monitoring pelayanan resep, monitoring penggunaan Obat, monitoring kinerja tenaga kefarmasian.
Untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian, dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap data yang dikumpulkan yang diperoleh melalui metode berdasarkan waktu, cara, dan teknik pengambilan data.
(3)
101
Berdasarkan waktu pengambilan data, terdiri atas: a. Retrospektif:
pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan. Contoh: survei kepuasan pelanggan, laporan mutasi barang. b. Prospektif:
pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan pelayanan. Contoh: Waktu pelayanan kefarmasian disesuaikan dengan waktupelayanan kesehatan di Puskesmas, sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan cara pengambilan data, terdiri atas: a. Langsung (data primer):
data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh pengambil data. Contoh: survei kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan kefarmasian. b. Tidak Langsung (data sekunder):
data diperoleh dari sumber informasi yang tidak langsung.
Contoh: catatan penggunaan Obat, rekapitulasi data pengeluaran Obat. Berdasarkan teknik pengumpulan data, evaluasi dapat dibagi menjadi: a. Survei
Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Contoh: survei kepuasan pelanggan.
b. Observasi
Observasi yaitu pengamatan langsung aktivitas atau proses dengan menggunakan cek list atau perekaman. Contoh: pengamatan konseling pasien. Pelaksanaan evaluasi terdiri atas:
a. Audit
Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas pelayanan dengan pengukuran kinerja bagi yang memberikan pelayanan dengan menentukan kinerja yang berkaitan dengan standar yang dikehendaki dan dengan menyempurnakan kinerja tersebut. Oleh karena itu, audit merupakan alat untuk menilai, mengevaluasi, menyempurnakan pelayanan kefarmasian secara sistematis.
Terdapat 2 macam audit, yaitu: 1) Audit Klinis
Audit Klinis yaitu analisis kritis sistematis terhadap pelayanan kefarmasian, meliputi prosedur yang digunakan untuk pelayanan, penggunaan sumber daya, hasil yang didapat dan kualitas hidup pasien. Audit klinis dikaitkan dengan pengobatan berbasis bukti.
(4)
102 2) Audit Profesional
Audit Profesional yaitu analisis kritis pelayanan kefarmasian oleh seluruh tenaga kefarmasian terkait dengan pencapaian sasaran yang disepakati, penggunaan sumber daya dan hasil yang diperoleh. Contoh: audit pelaksanaan sistem manajemen mutu.
b. Review (pengkajian)
Review (pengkajian) yaitu tinjauan atau kajian terhadap pelaksanaanpelayanan kefarmasian tanpa dibandingkan dengan standar. Contoh: kajian penggunaan antibiotik.
(5)
103
BAB VI PENUTUP
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ditetapkan sebagai acuan pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Untuk keberhasilan pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ini diperlukan komitmen dan kerja sama semua pemangku kepentingan terkait. Hal tersebut akan menjadikan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas semakin optimal dan dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan citra Puskesmas dan kepuasan pasien atau masyarakat.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd NAFSIAH MBOI
(6)
104
BIOGRAFI PENULIS
Monalisa Mangkoan, merupakan anak pertama dari pasanganSimon Palaun dan Teresia Havi.Lahir di Putussibau Pada tanggal 16 Juli 1994. Pendidikan awal dimulai di SD Negeri 01 Putussibau pada tahun 2000-2006, dilanjutkan ke jenjang pendidikan SMP Karya Budi Putussibau pada tahun 2006-2009. Kemudian naik ke jenjang pendidikan SMA Karya Budi Putussibau pada tahun 2009-2012.Selanjutnya pada tahun 2012 melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan menyelesaikan studi pada tahun 2016.