Perbandingan Efek Ekstrak Pegagan (Centella asiatica L.) dan Ekstrak Meniran (Phyllanthus niruri Linn.) Sebagai Antipiretik Pada Mencit Galur Swiss Webster.

(1)

iv

ABSTRAK

PERBANDINGAN EFEK EKSTRAK PEGAGAN (Centella

asiatica L.) dan EKSTRAK MENIRAN (Phyllanthus niruri Linn.)

SEBAGAI ANTIPIRETIK PADA MENCIT GALUR SWISS

WEBSTER

Aristo, 2013

Pembimbing : Dr. Diana Krisanti Jasaputra dr., M.Kes.

Demam adalah salah satu gejala penyakit yang lazim dialami oleh masyarakat dan perlu penanganan yang memadai. Obat tradisional yang dapat menurunkan demam antara lain yaitu Pegagan (Centella asiatica L.) dan Meniran (Phyllanthus niruri Linn.). Tujuan penelitian adalah menilai efek ekstrak Pegagan dan Meniran sebagai antipiretik pada mencit galur Swiss Webster, serta membandingkan potensinya.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan hewan coba mencit yang diinduksi vaksin DPT. Data yang diukur adalah suhu setelah pemberian bahan uji, yang dianalisis dengan ANAVA satu arah dan uji lanjut Tukey HSD (α = 0,05).

Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak Pegagan (35,98OC) dan Meniran (36,59oC) memberikan penurunan suhu mencit yang diinduksi vaksin DPT yang berbeda bermakna dengan kontrol positif (37,90OC), dengan nilai p < 0,05. Ekstrak Pegagan ekstrak Meniran dan parasetamol (36,00oC) memiliki potensi yang sama (p > 0,05).

Simpulan penelitian ini adalah Ekstrak Pegagan dan Meniran berefek sebagai antipiretik pada mencit galur Swiss Webster yang diinduksi vaksin DPT. Ekstrak Pegagan dan ekstrak Meniran memiliki efek yang sama sebagai antipiretik.


(2)

v

ABSTRACT

THE COMPARISON EFFECT BETWEEN PEGAGAN EXTRACT

AND MENIRAN EXTRACT AS ANTIPIRETIC ON SWISS

WEBSTER MICE

Aristo, 2013

Tutor : Dr. Diana Krisanti Jasaputra dr., M.Kes.

Fever is one of the most common sign of disease found on society and need adequate treatment. Traditional medicine such as Pegagan (Centella asiatica L.) and Meniran (Phyllanthus niruri Linn.) can be used to treat fever. Objective of this research is to assess the effect of Pegagan and Meniran extract as antipyretic on Swiss Webster mice, and to compare the potency.

This research is laboratoric experimental research, use completely randomized design with Swiss Webster mice that induced by DPT vaccine as experimental animal. Measure data is temperature after giving test material, which analized by one way ANAVA with further test using Tukey HSD (α = 0.05).

Result of this research shows that Pegagan (35.98OC) and Meniran (36.59oC) extract can lower the temperature of DPT vaccine induced mice that is significantly different from positive control (37.90OC), with p < 0.05. Pegagan and Meniran extract have the same potency as paracetamol (36.00oC), with p > 0.05.

Conclusion of this research is Pegagan extract and Meniran extract have antipyretic effect on Swiss Webster mice that induced by DPT vaccine. Pegagan extract and Meniran extract have the same potency as antipyretic.


(3)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran... 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian... 6

1.6 Metodologi ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Suhu tubuh ... 7

2.2 Pengaturan suhu tubuh ... 7

2.3 Demam ... 11

2.4 Cara Pengukuran Suhu... 13

2.5 Pegagan ... 14

2.5.1 Klasifikasi ... 14

2.5.2 Nama lain Pegagan ... 15

2.5.3 Morfologi ... 15

2.5.4 Kandungan Pegagan ... 16

2.5.5 Khasiat lain Pegagan... 16

2.6 Meniran ... 17

2.6.1 Klasifikasi ... 17

2.6.2 Nama lain Meniran ... 17

2.6.3 Morfologi ... 18


(4)

ix

2.6.5 Khasiat lain Meniran... 18

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan, Alat, dan Subjek Penelitian ... 19

3.1.1 Bahan dan Alat Penelitian... 19

3.2 Subjek Penelitian ... 19

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian ... 19

3.4 Metode Penelitian... 19

3.4.1 Desain Penelitian ... 19

3.4.2 Variabel Penelitian ... 20

3.4.2.1 Definisi Konsepsional Variabel... 20

3.4.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 20

3.4.3 Besar Sampel Penelitian ... 21

3.4.4 Prosedur Kerja ... 21

3.4.4.1 Cara Persiapan Bahan Uji... 21

3.4.4.2 Persiapan Hewan Coba ... 21

3.4.4.3 Prosedur Penelitian ... 21

3.4.4.4 Metode Analisis ... 22

Hipotesis Statistik ... 23

Kriteria Uji ... 23

3.5 Aspek Etik Penelitian ... 23

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Hasil penelitian ... 24

4.2 Pembahasan ... 26

4.3 Uji hipotesis ... 27

BAB V Simpulan dan Saran 5.1 Simpulan ... 29

5.2 Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30

LAMPIRAN ... 32


(5)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Suhu Mencit Sebelum Induksi Demam ... 24 Tabel 4.2 Rerata Suhu Tubuh Mencit yang Diinduksi Demam Setelah

Pemberian Bahan Uji ... 25 Tabel 4.3 Hasil Uji Lanjut Perbedaan Suhu Pada Tiap Kelompok Perlakuan . 26


(6)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran...5

Gambar 2.1 Skema Proses Terjadinya Demam...12

Gambar 2.2 Pegagan...14


(7)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian... 32

Lampiran 2 Perhitungan Dosis ... 33

Lampiran 3 Hasil Data Pengukuran Suhu... 34

Lampiran 4 Hasil Uji Statistik... 36


(8)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keadaan demam sejak zaman Hippocrates sudah diketahui sebagai pertanda penyakit (Nelwan, 2009). Demam adalah suhu tubuh di atas batas normal, yang dapat disebabkan oleh kelainan di dalam otak sendiri atau oleh bahan-bahan toksik yang memengaruhi pusat pengaturan suhu (Guyton & Hall, 2011). Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi (Nelwan, 2009).

Cara yang lazim digunakan sebagai terapi antipiretik adalah dengan obat kimia, seperti parasetamol dan aspirin. Namun penggunaan obat kimia memiliki banyak efek samping. Efek samping parasetamol adalah reaksi alergi, pusing, dan masalah pernapasan (Paracetamol Oral, 2013). Sedangkan efek samping dari aspirin adalah perdarahan, mual, muntah, pusing, nyeri abdomen, dan reaksi alergi (Aspirin Oral, 2013).

Perkembangan penelitian obat tradisional telah mengubah pola pikir masyarakat. Pemanfaatan obat tradisional mulai meningkat, karena telah terbukti aman dan efektif. Beberapa obat alternatif yang dapat menurunkan demam antara lain yaitu Pegagan (Centella asiatica L.) dan Meniran (Phyllantus niruri Linn.). Meniran berasal dari daerah tropis, tumbuh liar di hutan-hutan, ladang-ladang, kebun-kebun maupun pekarangan halaman rumah. Meniran tumbuh subur di tempat lembab sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut (IPTEK, Pangkalan Data IPTEK, 2005). Meniran merupakan salah satu tanaman obat yang sudah lama digunakan sebagai obat tradisional. Selain digunakan untuk mengatasi demam, secara empiris meniran banyak digunakan untuk melancarkan air seni, menurunkan tekanan darah tinggi, mengobati diare, meningkatkan daya tahan tubuh, dan lain-lain (Mooryati, 1998). Penggunaan meniran dalam mengobati


(9)

2

demam, membutuhkan 3 sampai 7 batang tanaman Meniran, dicuci bersih, kemudian diseduh dengan 1 gelas air panas (IPTEK, Pangkalan Data IPTEK, 2005).

Pegagan merupakan terna liar yang terdapat di seluruh Indonesia, berasal dari Asia tropis. Pegagan tumbuh pada ketinggian 2500 m di atas permukaan laut. Pegagan diketahui dapat mengobati hepatitis, campak, demam, amandel, bronkhitis, dan untuk mengobati demam digunakan segenggam daun pegagan segar, ditumbuk, kemudian ditambah sedikit air dan garam, kemudian disaring, diminum pagi-pagi sebelum makan (IPTEK, Pangkalan Data IPTEK, 2005).

Penggunaan secara empiris Pegagan (Centella asiatica L.) dan Meniran (Phyllanthus niruri Linn.) sebagai antipiretik mendorong penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek ekstrak etanol Pegagan (Centella asiatica L.) dan ekstrak etanol Meniran (Phyllanthus niruri Linn.) sebagai antipiretik pada mencit galur Swiss Webster yang diinduksi vaksin DPT, serta membandingkan manakah yang memiliki efek antipiretik lebih baik.

1.2 Identifikasi Masalah

1 Apakah ekstrak Pegagan (Centella asiatica L.) berefek antipiretik pada mencit galur Swiss Webster.

2 Apakah ekstrak Meniran (Phyllantus niruri Linn.) berefek antipiretik pada mencit galur Swiss Webster.

3 Apakah ekstrak Pegagan (Centella asiatica L.) dan ekstrak Meniran (Phyllantus niruri Linn.) memiliki potensi yang sama sebagai antipiretik.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh alternatif pengobatan untuk mengatasi demam.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai:

1 Efek ekstrak Pegagan (Centella asiatica L.) sebagai antipiretik pada mencit galur Swiss Webster.


(10)

3

2 Efek ekstrak Meniran (Phyllantus niruri Linn.) sebagai antipiretik pada mencit galur Swiss Webster.

3 Potensi ekstrak Pegagan (Centella asiatica L.) dan ekstrak Meniran (Phyllantus niruri Linn.) sebagai antipiretik.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat akademis penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai manfaat ekstrak Pegagan (Centella asiatica L.) dan ekstrak Meniran (Phyllantus niruri Linn.) sebagai antipiretik.

Manfaat praktis penelitian ini adalah memberikan informasi kepada masyarakat mengenai penggunaan praktis ekstrak Pegagan(Centella asiatica L.) dan ekstrak Meniran (Phyllantus niruri Linn.) sebagai obat penurun panas.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran

Pirogen adalah substansi yang dapat menyebabkan demam. Pirogen eksogen adalah pirogen yang berasal dari luar tubuh pasien biasanya berupa produk mikroba, toksin, atau keseluruhan mikroba tersebut. Endotoksin adalah molekul pirogen yang paling kuat pada manusia. Selain pirogen eksogen, tubuh juga memproduksi sitokin pirogen yaitu IL-1, IL-6, Tumor Necrosis Factor (TNF), Ciliary Neurotropic Factor (CNTF), dan Interferon (IFN) α. Sitokin pirogen dilepaskan dari sel dan masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Sitokin tersebut akan menginduksi sintesis dari prostaglandin E2 (PGE2). Kemudian prostaglandin E2 (PGE2) mencapai hipotalamus melalui arteri carotis interna. Peningkatan prostaglandin E2 (PGE2) di dalam otak akan mengaktifkan proses peningkatan set-point hipotalamus. Peningkatan set-point hipotalamus akan meningkatkan produksi panas sehingga mengakibatkan terjadinya demam (Dinarello & Porat, 2008).

Pegagan (Centella asiatica L.) mengandung bahan aktif seperti triterpenoid glikosida (terutama asiatikosida, asidasiatik, asidmadecassik, madikassosida), flavonoids (kaemferol dan guercetin), volatile oils (vallerin, camphor, cineole dan


(11)

4

sterols tumbuhan seperti campesterol, stigmasterol, sitosterol), pektin, asid amino, alkaloid hydrocotyline, mysitol, asam bramik, asam centelik, asam isobrahmik, asam betulik, tannin serta garam mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi (Jayanti, 2010). Asiaticoside (AS), diketahui sebagai antioksidan dan menunjukkan aktivitas anti-inflamasi. Asiaticoside menghambat lipopolisakarida (LPS) dan respon inflamasi, termasuk Tumor Necrosis Factor (TNF)-α, dan produksi Interleukin(IL)-6, Livermyeloperoksidase (MPO), ekspresi protein Cyclooxygenase-2 otak (COX-2), dan produksi prostaglandin E2(PGE2) (Wan, Gong, Jiang, Zhang, & Zhang, 2012). Karena itu pegagan dapat menurunkan panas.

Tanaman obat Meniran sangat kaya akan berbagai kandungan kimia, antara lain: phyllanthin, hypophyllanthin, niranthin, nirtetrali, nirurin, nirurinetin, norsecurinine, phyllanthenol, phyllnirurin, phylltetrin, quercitrin, quercetin, ricinoleic acid, rutin, salicylic acid methyl ester, garlic acid, ascorbic acid, hinokinin, hydroxyniranthin, isolintetralin, dan isoquercetin. Senyawa lain yang terkandung dalam Meniran adalah beta-d-xylopyranoside dan beta-sitosteroy. Senyawa lain yang baru ditemukan adalah 4-hidroksilintetralin, seco-isoarisiresinoltrimetileter, hidroksinirantin, dibenzilbutirolakton, nirfilin, dan neolignan. Akar dan daun Meniran kaya akan senyawa flavonoid, antara lain phyllanthin, hypophyllanthin, quercetin, isoquercetin, astragalin, dan rutin. Minyak bijinya mengandung beberapa asam lemak seperti asam ricinoleat, asam linoleat, dan asam linolenat (Tanaman Obat Meniran, 2010).

Quercetin adalah flavonoid yang dapat di pilih sebagai agen antiinflamasi yang aman, karena selain sebagai antiinflamasi, quercetin juga menunjukkan efek protektif pada traktus gastrointestinal. (Rahmana Emran Kartasasmita, 2009) Aktivitas antiinflamasi quercetin terjadi melalui berbagai mekanisme antara lain melalui penghambatan produksi nitrat oksida (NO) dan prostaglandin E2 (PGE2) yang diinduksi oleh lipopolisakarida (LPS) pada sel makrofag, serta penghambatan enzim inducible nitric oxide (iNOS) dan Cyclooxygenase-2 (COX-2) (Rahmana Emran Kartasasmita, 2009) . Karena itu Meniran dapat menurunkan panas.


(12)

5


(13)

6 1.5.2 Hipotesis Penelitian

Ekstrak Pegagan (Centella asiatica L.) berefek sebagai antipiretik pada mencit galur Swiss Webster.

Ekstrak Meniran (Phyllantus niruri Linn.) berefek sebagai antipiretik pada mencit galur Swiss Webster.

Ekstrak Pegagan dan ekstrak Meniran memiliki potensi yang sama pada mencit galur Swiss Webster.

1.6 Metodologi

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan hewan coba Mencit galur Swiss Webster yang diinduksi menggunakan vaksin DPT. Data yang diukur adalah suhu setelah pemberian ekstrak Meniran dan ekstrak Pegagan. Metode analisis mengunakan ANAVA satu arah dengan uji lanjut Tukey HSD dengan α = 0,05.


(14)

29 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Ekstrak Pegagan (Centella asiatica L.) berefek sebagai antipiretik pada mencit galur Swiss Webster.

Ekstrak Meniran (Phyllantus niruri Linn.) berefek sebagai antipiretik pada mencit galur Swiss Webster.

 Ekstrak Pegagan dan ekstrak Meniran memiliki potensi yang sama pada mencit galur Swiss Webster.

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan pendahuluan yang perlu dilanjutkan dengan penelitian-penelitian lain seperti :

1. Uji toksisitas

2. Penentuan dosis yang optimal 3. Uji klinik


(15)

39

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Aristo

Tempat,Tanggal Lahir : Bandung, 18 Mei 1992

Alamat : Jalan Peta 200, Bandung

Email : aristo_kurniawan92@yahoo.com

Agama : Kristen

Riwayat Pendidikan :

 Tahun 1996 : Lulus Play Group, Bandung

 Tahun 1998 : Lulus Taman Kanak-Kanak Bina Bakti, Bandung  Tahun 2004 : Lulus Sekolah Dasar Bina Bakti, Bandung

 Tahun 2007 : Lulus Sekolah Menengah Pertama Bina Bakti, Bandung  Tahun 2010 : Lulus Sekolah Menengah Atas Bina Bakti, Bandung 2010–sekarang: sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitan Kristen Maranatha, Bandung


(16)

PERBANDINGAN EFEK EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica

L.) dan EKSTRAK MENIRAN (Phyllanthus niruri Linn.) SEBAGAI ANTIPIRETIK PADA MENCIT GALUR SWISS

WEBSTER

Aristo1, Diana Krisanti Jasaputra2 1. Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung 2. Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas KristenMaranatha, Bandung

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha

Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia ABSTRAK

Latar belakang Demam adalah salah satu gejala penyakit yang lazim dialami oleh masyarakat dan perlu penanganan yang memadai. Obat tradisional yang dapat menurunkan demam antara lain yaitu Pegagan (Centella asiatica L.) dan Meniran (Phyllanthus niruri Linn.).

Tujuan PenelitianMenilai efek ekstrak Pegagan dan Meniran sebagai antipiretik pada mencit galur Swiss Webster, serta membandingkan potensinya.

Metode Penelitianmerupakan penelitian eksperimental laboratorik menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan hewan coba mencit yang diinduksi vaksin DPT. Data yang diukur adalah suhu setelah pemberian bahan uji, yang dianalisis dengan ANAVA satu arah dan uji lanjut Tukey HSD (α = 0,05).

HasilPemberian ekstrak Pegagan (35,98OC) dan Meniran (36,59oC) memberikan penurunan suhu mencit yang diinduksi vaksin DPT yang berbeda bermakna dengan kontrol positif

(37,90OC), dengan nilai p < 0,05. Ekstrak Pegagan ekstrak Meniran dan parasetamol (36,00oC) memiliki potensi yang sama (p > 0,05).

SimpulanEkstrak Pegagan dan Meniran berefek sebagai antipiretik pada mencit galur Swiss Webster yang diinduksi vaksin DPT. Ekstrak Pegagan dan ekstrak Meniran memiliki efek yang sama sebagai antipiretik.

Kata kunci: ekstrak pegagan, ekstrak meniran, antipiretik ABSTRACT

BackgroundFever is one of the most common sign of disease found on society and need adequate treatment. Traditional medicine such as Pegagan (Centella asiatica L.) and Meniran (Phyllanthus niruri Linn.) can be used to treat fever.

Objective Assess the effect of Pegagan and Meniran extract as antipyretic on Swiss Webster mice, and to compare the potency.

Methods is laboratoric experimental research, use completely randomized design with Swiss Webster mice that induced by DPT vaccine as experimental animal. Measure data is temperature after giving test material, which analized by one way ANAVA with further test using Tukey HSD (α = 0,05).

Result Pegagan (35,98OC) and Meniran (36,59oC) extract can lower the temperature of DPT vaccine induced mice that is significantly different from positive control (37,90OC), with p < 0,05. Pegagan and Meniran extract have the same potency as paracetamol (36,00oC), with p > 0,05. Conclusion Pegagan extract and Meniran extract have antipyretic effect on Swiss Webster mice that induced by DPT vaccine. Pegagan extract and Meniran extract have the same potency as antipyretic.


(17)

PENDAHULUAN

Keadaan demam sejak zaman Hippocrates sudah diketahui sebagai pertanda penyakit (1). Demam adalah suhu tubuh di atas batas normal, yang dapat

disebabkan oleh kelainan di dalam otak sendiri atau oleh bahan-bahan toksik yang memengaruhi pusat pengaturan suhu (2). Demam terjadi karena pelepasan

pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi (1).

Cara yang lazim digunakan sebagai terapi antipiretik adalah dengan obat kimia, seperti parasetamol dan aspirin. Namun penggunaan obat kimia memiliki banyak efek samping. Efek samping parasetamol adalah mual, reaksi alergi, nekrosis tubuli renalis, kerusakan hati, anemia hemolitik, dan koma hipoglikemik (3). Sedangkan efek samping dari aspirin adalah alkalosis

respiratoar, kerusakan hati, pendarahan lambung, dan memperpanjang masa pendarahan (4).

Perkembangan penelitian obat tradisional telah mengubah pola pikir masyarakat. Pemanfaatan obat tradisional mulai meningkat, karena telah terbukti aman dan efektif. Beberapa obat alternatif yang dapat menurunkan demam antara lain yaitu Pegagan (Centella asiatica L.) dan Meniran (Phyllantus niruri Linn.).

MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh alternatif pengobatan untuk mengatasi demam.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efek ekstrak Pegagan (Centella asiatica L.) dan ekstrak Meniran (Phyllantus niruri Linn.)sebagai antipiretik pada mencit galur Swiss Webster, serta menilai potensinya sebagai antipiretik.

ALAT, BAHAN, DAN CARA

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan hewan coba Mencit galur Swiss Webster yang diinduksi menggunakan vaksin DPT. Analisis data mengunakan ANAVA satu arah dengan uji lanjut Tukey HSD dengan α = 0,05.

Bahan-bahan penelitian ini meliputi ekstrak Pegagan (Centella asiatica L.) dan ekstrak Meniran (Phyllanthus niruri Linn.) diperoleh dari perusahaan B Semarang dalam bentuk kapsul yang berisi ekstrak etanol Pegagan dan Meniran, parasetamol, akuades, alkohol 70%, vaksin DPT, paraffin. Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah termometer digital, timbangan, kandang mencit, botol minum mencit, sonde oral, disposable syringe 1cc.

Subjek penelitian menggunakan mencit galur Swiss Webster jantan usia 8 minggu, dengan berat badan 20-25 gram sebanyak 28 ekor. Mencit diperoleh dari Laboratorium Biologi, Sekolah Ilmu Teknologi Hayati (SITH) – Institut Teknologi Bandung (ITB).


(18)

 Mencit diletakkan dalam kotak plastik ukuran 30x40 cm, diberi sekam. Masing-masing bak berisi 7 ekor hewan coba.

 Mencit dipuasakan ± 18 jam, minum tetap diberikan. Berat badan masing-masing mencit ditimbang dengan timbangan hewan dan suhu tubuh sebelum diberi vaksin DPT diukur menggunakan termometer.

 Seluruh mencit dibagi secara acak ke dalam 4 kelompok, masing-masing 7 ekor.

 Pada penelitian ini, hewan coba diberi vaksin DPT dengan dosis yang disesuaikan dengan dosis yang diberikan manusia yaitu 0,5 mL. Faktor konversi dari manusia 70 kg ke mencit 20 gram adalah 0,0026.

 Masing-masing mencit pada setiap kelompok diberi vaksin DPT pada

tungkai belakang mencit secara IM, tunggu hingga terjadi demam (±30 menit).

 Setelah 30 menit, perlakuan diberikan pada masing-masing mencit sesuai dengan kelompoknya. Kelompok 1 (Pegagan): 7 ekor mencit diberi perlakuan ekstrak Pegagan (Centella asiatica L.) per oral. Kelompok 2 (Meniran): 7 ekor mencit diberi perlakuan ekstrak Meniran (Phyllanthus niruri Linn.) per oral. Kelompok 3 (Kontrol positif): 7 ekor mencit diberi perlakuan larutan Akuades 0,5 mL. Kelompok 4(Kontrol pembanding): 7 ekor mencit diberi perlakuan parasetamol.

 Kelompok kontrol positif mendapat larutan Akuades.

 Dosis parasetamol yang akan diberikan pada mencit adalah 3 mg/ 0,5 mL.

 Parasetamol 3 mg dilarutkan kedalam larutan Akuades, kemudian diberikan

secara peroral kepada mencit.

Setelah diberi perlakuan, suhu tubuh masing-masing mencit diukur per rektal. Pengukuran dilakukan setiap 15 menit hingga 120 menit setelah perlakuan. Hasil pengukuran dicatat dan dianalisis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Suhu mencit sebelum induksi demam (oC)

Pada uji homogenitas, nilai p yang diperoleh adalah p = 0,074. Hal ini menunjukkan bahwa suhu mencit awal sebelum induksi adalah homogen pada setiap kelompok.

Setelah pengukuran suhu awal, mencit diinduksi demam dengan menggunakan vaksin DPT, tiga puluh menit kemudian, diberikan bahan uji, lalu

Mencit Pegagan Meniran Kontrol

+

Kontrol pembanding

1 35,40 35,10 36,00 36,30

2 35,50 35,50 35,70 35,30

3 36,00 34,00 35,80 35,80

4 35,50 33,30 34,10 35,50

5 34,00 35,40 36,00 34,50

6 34,50 32,50 36,50 35,70


(19)

pengukuran suhu mencit dilakukan setiap 15 menit setelah pemberian bahan uji sampai menit ke 120. Hasil pengukuran suhu tersebut yaitu pada menit ke 15 sampai menit ke 120 dirata-rata. Hasilnya disajikan dalam tabel 4.2.

Tabel 2 Rerata Suhu Tubuh Mencit yang Diinduksi Demam Setelah Pemberian Bahan Uji (oC)

Mencit Pegagan Meniran Kontrol + Kontrol

pembanding

1 36,93 36,69 38,20 35,76

2 35,10 37,05 37,99 36,04

3 35,60 35,33 37,63 35,83

4 36,25 37,05 37,55 36,10

5 35,45 37,00 38,09 35,95

6 36,56 36,44 37,95 36,33

Rerata 35,98 36,59 37,90 36,00

Hasil uji statistik menggunakan ANAVA satu arah dan diperoleh nilai p = 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan minimal pada sepasang kelompok. Perbedaan antar kelompok selanjutnya diuji menggunakan uji lanjut dengan metode Tukey HSD. Hasilnya disajikan pada tabel 4.3.

Tabel 3 Hasil Uji Lanjut Perbedaan Suhu Pada Tiap Kelompok Perlakuan

Pegagan 35,98oC

Meniran 36,59oC

Kontrol positif 37,90oC

Kontrol pembanding 36,00oC

Pegagan NS ** NS

Meniran ** NS

Kontrol + **

Kontrol pembanding

Pemberian bahan uji berupa ekstrak Pegagan (35,98OC) dan ekstrak Meniran

(36,59oC) memberikan penurunan suhu pada mencit yang diinduksi demam

menggunakan vaksin DPT yang berbeda bermakna dengan kontrol positif (37,90OC) yang hanya diinduksi demam dan diberi akuades saja. Pemberian

bahan uji ekstrak Pegagan dan ekstrak Meniran memiliki potensi yang sama dengan pemberian parasetamol sebagai kontrol pembanding (36,00oC)

DISKUSI

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ekstrak Pegagan (Centella asiatica L.) dan ekstrak Meniran (Phyllanthus niruri Linn.) berefek sebagai antipiretik. Hal ini disebabkan karena asiaticoside pada Pegagan dan Quercetin pada Meniran dapat berperan sebagai antipiretik dengan menghambat COX-2 pada reaksi inflamasi, sehingga produksi prostaglandin terhambat (5) (6) . Hal ini menyebabkan tidak

terjadinya peningkatan set-point pada hipotalamus yang mengakibatkan tidak terjadinya peningkatan suhu tubuh. Pernyataan bahwa Meniran (Phyllanthus


(20)

niruri Linn.) berefek antipiretik didukung oleh D. Baros Fenty dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha tahun 2012 (7), sedangkan untuk

Pegagan (Centella asiatica L.) didukung oleh Wan Jing Yuan tahun 2012 (6). SIMPULAN

 Ekstrak Pegagan (Centella asiatica L.) berefek sebagai antipiretik pada mencit galur Swiss Webster.

 Ekstrak Meniran (Phyllantus niruri Linn.) berefek sebagai antipiretik pada mencit galur Swiss Webster.

 Ekstrak Pegagan dan ekstrak Meniran memiliki potensi yang sama pada mencit galur Swiss Webster.

SARAN

Penelitian ini merupakan pendahuluan yang perlu dilanjutkan dengan penelitian-penelitian lain seperti :

1. Uji toksisitas

2. Penentuan dosis yang optimal

3. Uji klinik

DAFTAR PUSTAKA

1. Nelwan, R.H.H. Demam: Tipe dan Pndekatan. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta :

Interna Publishing, 2009, hal. 2767-2772.

2. Guyton, Arthur Cliffton dan Hall, John E.Textbook of Medical Physiology. Philadelphia :

Elsevier Saunders, 2011.

3. Paracetamol Oral Side Effects. WebMD. [Online] WebMD, LLC, 2013. www.webmd.com.

4. Aspirin Oral. WebMD. [Online] WebMD, LLC, 2013. www.webmd.com. 5. QUERCETIN DERIVATIVES DOCKING BASED ON STUDY OF FLAVONOIDS INTERACTION. Rahmana Emran Kartasasmita, Rina Herowati, Nuraini Harmastuti, Tutus Gusdinar. 2009, Indo. J. Chem., 2009, 9 (2), 297 - 302, hal. 6.

6. Wan, Jing Yuan, et al. Antiyretic and Anti-inflammatory Effects of Asiaticoside in

Lypopolysaccharide-treated Rat through Up-regulation of Heme Oxygenase-1.

Phytotherapy Research. s.l. : John Wiley & Sons, Ltd., 2012.

7. D. Barus, Fenty. 2012, Efek Antipiretik Infusa Meniran (Phyllanthus niruri Linn.)


(21)

30

Daftar Pustaka

Aspirin Oral. (2013). (WebMD, LLC) Retrieved from WebMD: www.webmd.com

Bickley, L. S., & Szilagyi, P. G. (2009). Bates' Guide to Physical Examination and History Taking, 10th Edition. Lippincot Williams & Wilkins. Centella asiatica (L.) Urb. (2011). Retrieved July 25, 2013, from ITIS:

http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN& search_value=29612

Centella asiatica. (2013, November 2). Retrieved November 8, 2013, from Wikipedia: http://en.wikipedia.org/wiki/File:Starr_020803-0094_Centella_asiatica.jpg

D. Barus, F. (2012). Efek Antipiretik Infusa Meniran (Phyllanthus niruri Linn.) Terhadap Mencit Jantan Galur Swiss Webster.

Dalimartha, d. S. (2007). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: Trubus Agriwidya.

Dinarello, C. A., & Porat, R. (2008). Fever and Hyperthermia. In Harrison's Principles of Internal Medicine (pp. 117-121). Singapore: McGraw-Hill Companies, Inc.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2011). Textbook of Medical Physiology. Philadelphia: Elsevier Saunders.

How to Take an Axillary Temperature. (2012). Retrieved November 8, 2013, from www.drugs.com: http://ww.drugs.com/cg/how-to-take-an-axillary-temperature.html

IPTEK. (2005). Pangkalan Data IPTEK. Retrieved Februari 1, 2013, from IPTEKnet: http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=18

IPTEK. (2005). Pangkalan Data IPTEK. Retrieved Februari 1, 2013, from IPTEKnet: http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=50

Jayanti, H. D. (2010). Analisa Zat Berkhasiat Pegagan. Retrieved Februari 1, 2013, from Jurusan Kimia Universitas Negeri Padang:


(22)

31

Mooryati. (1998). Alam Sumber Kesehatan. Jakarta: Balai Pustaka.

Nelwan, R. (2009). Demam: Tipe dan Pndekatan. In Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (pp. 2767-2772). Jakarta: Interna Publishing.

Paracetamol Oral. (2013). Retrieved 2013, from WebMD: www.webmd.com Phyllanthus niruri L. (2011). Retrieved July 25, 2013, from ITIS:

http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN& search_value=504353

POTENSI MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) SEBAGAI TANAMAN OBAT. (n.d.). Retrieved November 8, 2013, from Data Base Jamu:

http://jamu.biologi.ub.ac.id/?page_id=593

Rahmana Emran Kartasasmita, R. H. (2009). QUERCETIN DERIVATIVES DOCKING BASED ON STUDY OF FLAVONOIDS

INTERACTION. Indo. J. Chem., 2009, 9 (2), 297 - 302 , 6.

Tanaman Obat Meniran. (2010). Retrieved Februari 1, 2013, from Simplisia.com: http://www.simplisia.com/simplisia/meniran.html

Wan, J. Y., Gong, X., Jiang, R., Zhang, Z., & Zhang, L. (2012). Antiyretic and Anti-inflammatory Effects of Asiaticoside in Lypopolysaccharide-treated Rat through Up-regulation of Heme Oxygenase-1. In Phytotherapy Research. John Wiley & Sons, Ltd.


(1)

PENDAHULUAN

Keadaan demam sejak zaman Hippocrates sudah diketahui sebagai pertanda penyakit (1). Demam adalah suhu tubuh di atas batas normal, yang dapat

disebabkan oleh kelainan di dalam otak sendiri atau oleh bahan-bahan toksik yang memengaruhi pusat pengaturan suhu (2). Demam terjadi karena pelepasan

pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi (1).

Cara yang lazim digunakan sebagai terapi antipiretik adalah dengan obat kimia, seperti parasetamol dan aspirin. Namun penggunaan obat kimia memiliki banyak efek samping. Efek samping parasetamol adalah mual, reaksi alergi, nekrosis tubuli renalis, kerusakan hati, anemia hemolitik, dan koma hipoglikemik (3). Sedangkan efek samping dari aspirin adalah alkalosis

respiratoar, kerusakan hati, pendarahan lambung, dan memperpanjang masa pendarahan (4).

Perkembangan penelitian obat tradisional telah mengubah pola pikir masyarakat. Pemanfaatan obat tradisional mulai meningkat, karena telah terbukti aman dan efektif. Beberapa obat alternatif yang dapat menurunkan demam antara lain yaitu Pegagan (Centella asiatica L.) dan Meniran (Phyllantus niruri Linn.).

MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh alternatif pengobatan untuk mengatasi demam.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efek ekstrak Pegagan (Centella asiatica L.) dan ekstrak Meniran (Phyllantus niruri Linn.)sebagai antipiretik pada mencit galur Swiss Webster, serta menilai potensinya sebagai antipiretik.

ALAT, BAHAN, DAN CARA

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan hewan coba Mencit galur Swiss Webster yang diinduksi menggunakan vaksin DPT. Analisis data mengunakan ANAVA satu arah dengan uji lanjut Tukey HSD dengan α = 0,05.

Bahan-bahan penelitian ini meliputi ekstrak Pegagan (Centella asiatica L.) dan ekstrak Meniran (Phyllanthus niruri Linn.) diperoleh dari perusahaan B Semarang dalam bentuk kapsul yang berisi ekstrak etanol Pegagan dan Meniran, parasetamol, akuades, alkohol 70%, vaksin DPT, paraffin. Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah termometer digital, timbangan, kandang mencit, botol minum mencit, sonde oral, disposable syringe 1cc.

Subjek penelitian menggunakan mencit galur Swiss Webster jantan usia 8 minggu, dengan berat badan 20-25 gram sebanyak 28 ekor. Mencit diperoleh dari Laboratorium Biologi, Sekolah Ilmu Teknologi Hayati (SITH) – Institut Teknologi Bandung (ITB).


(2)

 Mencit diletakkan dalam kotak plastik ukuran 30x40 cm, diberi sekam. Masing-masing bak berisi 7 ekor hewan coba.

 Mencit dipuasakan ± 18 jam, minum tetap diberikan. Berat badan masing-masing mencit ditimbang dengan timbangan hewan dan suhu tubuh sebelum diberi vaksin DPT diukur menggunakan termometer.

 Seluruh mencit dibagi secara acak ke dalam 4 kelompok, masing-masing 7 ekor.

 Pada penelitian ini, hewan coba diberi vaksin DPT dengan dosis yang disesuaikan dengan dosis yang diberikan manusia yaitu 0,5 mL. Faktor konversi dari manusia 70 kg ke mencit 20 gram adalah 0,0026.

 Masing-masing mencit pada setiap kelompok diberi vaksin DPT pada tungkai belakang mencit secara IM, tunggu hingga terjadi demam (±30 menit).

 Setelah 30 menit, perlakuan diberikan pada masing-masing mencit sesuai dengan kelompoknya. Kelompok 1 (Pegagan): 7 ekor mencit diberi perlakuan ekstrak Pegagan (Centella asiatica L.) per oral. Kelompok 2 (Meniran): 7 ekor mencit diberi perlakuan ekstrak Meniran (Phyllanthus niruri Linn.) per oral. Kelompok 3 (Kontrol positif): 7 ekor mencit diberi perlakuan larutan Akuades 0,5 mL. Kelompok 4(Kontrol pembanding): 7 ekor mencit diberi perlakuan parasetamol.

 Kelompok kontrol positif mendapat larutan Akuades.

 Dosis parasetamol yang akan diberikan pada mencit adalah 3 mg/ 0,5 mL.  Parasetamol 3 mg dilarutkan kedalam larutan Akuades, kemudian diberikan

secara peroral kepada mencit.

Setelah diberi perlakuan, suhu tubuh masing-masing mencit diukur per rektal. Pengukuran dilakukan setiap 15 menit hingga 120 menit setelah perlakuan. Hasil pengukuran dicatat dan dianalisis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Suhu mencit sebelum induksi demam (oC)

Pada uji homogenitas, nilai p yang diperoleh adalah p = 0,074. Hal ini menunjukkan bahwa suhu mencit awal sebelum induksi adalah homogen pada setiap kelompok.

Setelah pengukuran suhu awal, mencit diinduksi demam dengan menggunakan vaksin DPT, tiga puluh menit kemudian, diberikan bahan uji, lalu

Mencit Pegagan Meniran Kontrol +

Kontrol pembanding

1 35,40 35,10 36,00 36,30

2 35,50 35,50 35,70 35,30

3 36,00 34,00 35,80 35,80

4 35,50 33,30 34,10 35,50

5 34,00 35,40 36,00 34,50

6 34,50 32,50 36,50 35,70


(3)

pengukuran suhu mencit dilakukan setiap 15 menit setelah pemberian bahan uji sampai menit ke 120. Hasil pengukuran suhu tersebut yaitu pada menit ke 15 sampai menit ke 120 dirata-rata. Hasilnya disajikan dalam tabel 4.2.

Tabel 2 Rerata Suhu Tubuh Mencit yang Diinduksi Demam Setelah Pemberian Bahan Uji (oC)

Mencit Pegagan Meniran Kontrol + Kontrol pembanding

1 36,93 36,69 38,20 35,76

2 35,10 37,05 37,99 36,04

3 35,60 35,33 37,63 35,83

4 36,25 37,05 37,55 36,10

5 35,45 37,00 38,09 35,95

6 36,56 36,44 37,95 36,33

Rerata 35,98 36,59 37,90 36,00

Hasil uji statistik menggunakan ANAVA satu arah dan diperoleh nilai p = 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan minimal pada sepasang kelompok. Perbedaan antar kelompok selanjutnya diuji menggunakan uji lanjut dengan metode Tukey HSD. Hasilnya disajikan pada tabel 4.3.

Tabel 3 Hasil Uji Lanjut Perbedaan Suhu Pada Tiap Kelompok Perlakuan Pegagan

35,98oC

Meniran 36,59oC

Kontrol positif 37,90oC

Kontrol pembanding 36,00oC

Pegagan NS ** NS

Meniran ** NS

Kontrol + **

Kontrol pembanding

Pemberian bahan uji berupa ekstrak Pegagan (35,98OC) dan ekstrak Meniran

(36,59oC) memberikan penurunan suhu pada mencit yang diinduksi demam

menggunakan vaksin DPT yang berbeda bermakna dengan kontrol positif (37,90OC) yang hanya diinduksi demam dan diberi akuades saja. Pemberian

bahan uji ekstrak Pegagan dan ekstrak Meniran memiliki potensi yang sama dengan pemberian parasetamol sebagai kontrol pembanding (36,00oC)

DISKUSI

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ekstrak Pegagan (Centella asiatica L.) dan ekstrak Meniran (Phyllanthus niruri Linn.) berefek sebagai antipiretik. Hal ini disebabkan karena asiaticoside pada Pegagan dan Quercetin pada Meniran dapat berperan sebagai antipiretik dengan menghambat COX-2 pada reaksi inflamasi, sehingga produksi prostaglandin terhambat (5) (6) . Hal ini menyebabkan tidak

terjadinya peningkatan set-point pada hipotalamus yang mengakibatkan tidak terjadinya peningkatan suhu tubuh. Pernyataan bahwa Meniran (Phyllanthus


(4)

niruri Linn.) berefek antipiretik didukung oleh D. Baros Fenty dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha tahun 2012 (7), sedangkan untuk

Pegagan (Centella asiatica L.) didukung oleh Wan Jing Yuan tahun 2012 (6). SIMPULAN

 Ekstrak Pegagan (Centella asiatica L.) berefek sebagai antipiretik pada mencit galur Swiss Webster.

 Ekstrak Meniran (Phyllantus niruri Linn.) berefek sebagai antipiretik pada mencit galur Swiss Webster.

 Ekstrak Pegagan dan ekstrak Meniran memiliki potensi yang sama pada mencit galur Swiss Webster.

SARAN

Penelitian ini merupakan pendahuluan yang perlu dilanjutkan dengan penelitian-penelitian lain seperti :

1. Uji toksisitas

2. Penentuan dosis yang optimal 3. Uji klinik

DAFTAR PUSTAKA

1. Nelwan, R.H.H. Demam: Tipe dan Pndekatan. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna Publishing, 2009, hal. 2767-2772.

2. Guyton, Arthur Cliffton dan Hall, John E. Textbook of Medical Physiology. Philadelphia : Elsevier Saunders, 2011.

3. Paracetamol Oral Side Effects. WebMD. [Online] WebMD, LLC, 2013. www.webmd.com.

4. Aspirin Oral. WebMD. [Online] WebMD, LLC, 2013. www.webmd.com. 5. QUERCETIN DERIVATIVES DOCKING BASED ON STUDY OF FLAVONOIDS INTERACTION. Rahmana Emran Kartasasmita, Rina Herowati, Nuraini Harmastuti, Tutus Gusdinar. 2009, Indo. J. Chem., 2009, 9 (2), 297 - 302, hal. 6.

6. Wan, Jing Yuan, et al. Antiyretic and Anti-inflammatory Effects of Asiaticoside in Lypopolysaccharide-treated Rat through Up-regulation of Heme Oxygenase-1.

Phytotherapy Research. s.l. : John Wiley & Sons, Ltd., 2012.

7. D. Barus, Fenty. 2012, Efek Antipiretik Infusa Meniran (Phyllanthus niruri Linn.) Terhadap Mencit Jantan Galur Swiss Webster.


(5)

30

Daftar Pustaka

Aspirin Oral. (2013). (WebMD, LLC) Retrieved from WebMD:

www.webmd.com

Bickley, L. S., & Szilagyi, P. G. (2009). Bates' Guide to Physical Examination

and History Taking, 10th Edition. Lippincot Williams & Wilkins.

Centella asiatica (L.) Urb. (2011). Retrieved July 25, 2013, from ITIS:

http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&

search_value=29612

Centella asiatica. (2013, November 2). Retrieved November 8, 2013, from

Wikipedia:

http://en.wikipedia.org/wiki/File:Starr_020803-0094_Centella_asiatica.jpg

D. Barus, F. (2012). Efek Antipiretik Infusa Meniran (Phyllanthus niruri Linn.)

Terhadap Mencit Jantan Galur Swiss Webster.

Dalimartha, d. S. (2007). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: Trubus

Agriwidya.

Dinarello, C. A., & Porat, R. (2008). Fever and Hyperthermia. In Harrison's

Principles of Internal Medicine (pp. 117-121). Singapore:

McGraw-Hill Companies, Inc.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2011). Textbook of Medical Physiology. Philadelphia:

Elsevier Saunders.

How to Take an Axillary Temperature. (2012). Retrieved November 8, 2013, from

www.drugs.com:

http://ww.drugs.com/cg/how-to-take-an-axillary-temperature.html

IPTEK. (2005). Pangkalan Data IPTEK. Retrieved Februari 1, 2013, from

IPTEKnet: http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=18

IPTEK. (2005). Pangkalan Data IPTEK. Retrieved Februari 1, 2013, from

IPTEKnet: http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=50

Jayanti, H. D. (2010). Analisa Zat Berkhasiat Pegagan. Retrieved Februari 1,

2013, from Jurusan Kimia Universitas Negeri Padang:

http://kimia.unp.ac.id/?p=1205


(6)

31

Mooryati. (1998). Alam Sumber Kesehatan. Jakarta: Balai Pustaka.

Nelwan, R. (2009). Demam: Tipe dan Pndekatan. In Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam (pp. 2767-2772). Jakarta: Interna Publishing.

Paracetamol Oral. (2013). Retrieved 2013, from WebMD: www.webmd.com

Phyllanthus niruri L. (2011). Retrieved July 25, 2013, from ITIS:

http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&

search_value=504353

POTENSI MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) SEBAGAI TANAMAN OBAT. (n.d.).

Retrieved November 8, 2013, from Data Base Jamu:

http://jamu.biologi.ub.ac.id/?page_id=593

Rahmana Emran Kartasasmita, R. H. (2009). QUERCETIN DERIVATIVES

DOCKING BASED ON STUDY OF FLAVONOIDS

INTERACTION. Indo. J. Chem., 2009, 9 (2), 297 - 302 , 6.

Tanaman Obat Meniran. (2010). Retrieved Februari 1, 2013, from Simplisia.com:

http://www.simplisia.com/simplisia/meniran.html

Wan, J. Y., Gong, X., Jiang, R., Zhang, Z., & Zhang, L. (2012). Antiyretic and

Anti-inflammatory Effects of Asiaticoside in

Lypopolysaccharide-treated Rat through Up-regulation of Heme Oxygenase-1. In


Dokumen yang terkait

Uji Efek Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Daun Pegagan (Centella asiatica (L.) Urb.) Pada Mencit Jantan

10 101 81

Uji Aktivitas Penghambatan Pembentukan Batu Ginjal (Anti Nefrolitiasis) Ekstrak Etanol dari Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) pada Tikus Putih Jantan

0 61 88

UJI DAYA ANTIPIRETIK INFUSA HERBA PEGAGAN (Centella asiatica L.) PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS.

1 17 20

Perbandingan Efek Antipiretik Ekstrak Etanol Daun Murbei (Morus alba L.) dan Ekstrak Etanol Daun Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) pada Mencit Swiss Webster.

0 5 33

Efek Antipiretik Infusa Meniran (Phyllanthus niruri Linn.) Terhadap Mencit Jantan Galur Swiss Webster.

3 16 22

Perbandingan Efek Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.) Terhadap Persentase Jumlah Eosinofil Pada Mencit Galur Swiss Webster Dengan Dermatitis Alergika.

0 0 29

Aktivitas Ekstrak Air dan Etanol Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.) terhadap Reaksi Inflamasi Pada Mencit Galur Swiss Webster Dengan Dermatitis Alergika.

0 0 35

Efek Ekstrak Etanol Meniran (Phyllanthus Niruri L.) Sebagai Analgetik Pada Mencit Betina Galur Swiss Webster.

0 0 30

Efek Ekstrak Etanol Herba Pegagan (Centella Asiatica (L).Urban) Pada Variasi Dosis Hipnotik Terhadap Penurunan Koordinasi Motorik Mencit Betina Galur Swiss Webster.

0 0 27

Pengaruh Ekstrak Etanol Herba Pegagan (Centella Asiatica (L).Urban) Pada Dosis Hipnotik Terhadap Penurunan Aktivitas Lokomotor Mencit Betina Galur Swiss Webster.

0 1 24