Analisis tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat (studi kasus pada PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul periode 2013-2015).

(1)

ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT Studi Kasus di PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul periode 2013-2015

Fransisca Fernanda Widiyastuti NIM :132114148

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat pada PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 dengan menggunakan metode CAMEL. Penelitian ini berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/12/KEP/DIR tanggan 30 April 1997 mengenai Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yakni dengan wawancara, dokumentasi,dan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan menunjukkan bahwa tingkat kesehatan PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul pada tahun 2013–2015 berdasarkan CAMEL sehat.


(2)

ABSTRACT

ANALYSIS OF HEALTH LEVEL OF RURAL CREDIT BANK A Case Study at PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul Periods 2013 until

2015

Fransisca Fernanda Widiyastuti NIM :132114148

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2017

This research aimed to determine performance of PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul in year 2013 until 2015 using CAMEL method. This research was based on Decision Letter of Indonesia Bank Direction No. 30/12/KEP/DIR on April 30th 1997 about The Health Level Assesment Method for Rural Credit Banks.

This research was a case study. The data were obtained from interviews, documentations, and questionnaire. The data analysis technique used in this research was based on the health level assessment method for Rural Credit Bank which was issued by Indonesia Bank Direction No. 30/12/KEP/DIR on April 30th 1997.

Based on the result of research and discussion, it could be concluded that the health level of PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul in 2013 until 2015 was in healthy predicate, shown by credit value from Capital Factor, Assets Quality Factor, Management Factor, Earning Power Factor, and Liquidity Factor in the amount of 81 until 100 and predicated healthy.


(3)

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT Studi Kasus di PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul periode 2013-2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Fransisca Fernanda Widiyastuti NIM : 132114148

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT Studi Kasus di PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul periode 2013-2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Fransisca Fernanda Widiyastuti NIM : 132114148

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

(Studi kasus PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul periode 2013 – 2014) Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 17 Mei 2017 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Mei 2017 Yang membuat pernyataan,


(8)

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tanga dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Fransisca Fernanda Widiyastuti Nomor mahasiswa : 132114148

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (Studi Kasus di PD.BPR Bank Daerah Gunungkidul periode 2013-2015) Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan dan mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan TIDAK MEMPUBLIKASIKAN di internet secara bebas dikarenakan rahasia perusahaan.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 31 Mei 2017

Yang menyatakan


(9)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT” . Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, saya menyadari bahwa skripsi ini berhasil disusun berkat bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu melimpahkan rahmat dan berkat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc. Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepreibadian kepada penulis.

3. Albertus Yudi Yuniarto S.E., MBA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

4. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma

5. Dr. FA. Joko Siswanto, Akt., M. M selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membantu selama perkuliahan.


(10)

ii

6. M. Trisnawati Rahayu, SE., M,Si., Ak., QIA., CA. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberi masukan, dorongan dan selalu sabar dalam proses membimbing penyusunan skripsi ini. 7. Semua dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah

membagikan ilmu dan pengalamannya selama proses perkuliahan.

8. Ibu Suci Sulistyawati S.H. selaku direktur PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul yang telah memberi izin untuk penelitian, beserta karyawan Pak Tiok, Mbak Nurul, Mas Dodi, dan Ibu Cantik yang membantu selama penelitian.

9. Bapakku Florentinus Kasido dan ibuku Christina Dwi Marlupi beserta kakakku Lukas Danang Wijanarko dan keluarga besar atas dukungan, doa dan bantuannya dalam bentuk moril dan materil.

10. Gabriel Bintang Timur yang selalu memberikan semangat, dukungan, doa, selalu menghibur dalam kesusahan serta membantu dalam banyak hal.

11. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan semangat dan mendoakan.

12. Teman-teman Akuntansi angkatan 2013 kelas C dan teman-teman MPAT 2013 kelas G yang saling mendukung dan membantu selama perkuliahan. 13. Semua pihak yang banyak membantu yang tidak bisa disebutkan satu per


(11)

iii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Mei 2017


(12)

iv DAFTAR ISI

Halaman

HALAMANA JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………..……….……ii

HALAMAN PENGESAHAN……….………..……….iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... v

HALAMAN KATA PENGANTAR ... i

HALAMAN DAFTAR ISI ... iv

HALAMAN DAFTAR TABEL ... vii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... ix

ABSTRAK ... x

ABSTRACT………..…...…….xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Bank ... 7

1. Pengertian Bank ... 7

2. Fungsi Bank ... 7

3. Jenis-jenis Bank ... 8

B. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ... 10

1. Sejarah Bank Perkreditan Rakyat ... 10

2. Asas, Tujuan, dan Fungsi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ... 11

3. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat ... 12

4. Usaha yang dilakukan oleh Bank Pengkreditan Rakyat ... 12

5. Larangan Bagi Bank Perkreditan Rakyat ... 12


(13)

v

1. Faktor Permodalan (Capital) ... 14

2. Faktor Kualitas Aktiva Produktif (Assets Quality) ... 15

3. Manajemen (Management) ... 17

4. Rentabilitas (Earning Power) ... 18

5. Likuditas (Liquidity) ... 20

D. Penurunan Predikat Tingkat Kesehatan...23

BAB III METODE PENELITIAN... 24

A. Jenis Penelitian... 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 24

D. Data Penelitian ... 25

E. Teknik pengumpulan data ... 26

F. Teknik Analisis Data... 27

1. Menghitung rasio masing-masing komponen CAMEL ... 27

2. Menghitung Nilai Kredit Komponen untuk masing-masing komponen CAMEL... 30

3. Menghitung Nilai Kredit Faktor masing-masing komponen CAMEL ... 31

4. Menjumlahkan seluruh Nilai Kredit Faktor CAMEL ... 32

5. Menentukan predikat tingkat kesehatan bank prekreditan rakyat berdasarkan Predikat Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat ... 32

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 33

A. Latar Belakang Berdirinya PD BPR Bank Daerah Gunungkidul ... 33

B. Visi dan Misi PD BPR Bank Daerah Gunungkidul ... 35

C. Perizinan dan Legalitas Usaha ... 35

D. Struktur Organisasi ... 36

E. Produk dan Layanan PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul ... 38

F. Jaringan Pelayanan PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul ... 45

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Data Penelitian ... 46


(14)

vi

1. Analisis Data Tingkat Kesehatan PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul

Tahun 2013 ... 47

2. Analisis Data Tingkat Kesehatan PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul Tahun 2014 ... 61

3. Analisis Data Tingkat Kesehatan PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul Tahun 2015 ... 75

C. Pembahasan... 89

1. Penilaian Tingkat Kesehatan PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul tahun 2013... 91

2. Penilaian Tingkat Kesehatan PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul tahun 2014... 96

3. Penilaian Tingkat Kesehatan PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul tahun 2015... 100

BAB VI PENUTUP ... 106

A. KESIMPULAN ... 106

B. KETERBATASAN ... 107

C. SARAN ... 107

DAFTAR PUSTAKA ... 109


(15)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel1: Bobot Nilai Kredit dan Prediksi Tingkat Kesehatan Kualitas Aktiva

Produktif yang Diklasifikasikan ... 16

Tabel2: Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio PPAPYD ... 17

Tabel 3: Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Kualitas Aktiva Produktif . 17 Tabel 4: Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Faktor Manajemen ... 18

Tabel 5: Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Laba sebelum Pajak terhadap Volume Usaha ... 19

Tabel 6: Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional ... 20

Tabel 7: Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Faktor Rentabilitas ... 20

Tabel 8: Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Alat Likuid terhadap Hutang Lancar ... 21

Tabel 9: Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Kredit terhadap Dana yang Diterima... 22

Tabel 10: Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Faktor Likuiditas ... 22

Tabel 11: Bobot Penilaian Masing-masing Faktor... 31

Tabel 12: Kriteria Penilaian Tingkat Kesehatan BPR... 32

Tabel 13: Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) tahun 2013 ... 47

Tabel 14: Permodalan 2013 ... 48

Tabel 15: Aktiva Produktif tahun 2013 ... 49

Tabel 16: Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan 2013... 50

Tabel 17: Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Dibentuk oleh Bank dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk 2013... 51

Tabel 18:Perhitungan Penilaian Faktor Manajemen tahun 2013 ... 53

Tabel 19:Daftar Aset selama tahun 2013 ... 54

Tabel 20: Daftar Alat Likuid dan Hutang Lancar tahun 2013 ... 57

Tabel 21: Daftar Kredit dan Dana yang Diterima oleh Bank 2013 ... 59

Tabel 22: Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) tahun 2014 ... 61

Tabel 23: Permodalan tahun 2014... 62

Tabel 24: Aktiva Produktif tahun 2014 ... 63


(16)

viii

Tabel 26: Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Dibentuk oleh Bank dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk

2014... 65

Tabel 27: Perhitungan Penilaian Faktor ManajemenTahun 2014 ... 67

Tabel 28: Daftar Aset selama tahun 2014 ... 68

Tabel 29: Daftar Alat Likuid dan Hutang Lancar tahan 2014 ... 71

Tabel 30: Daftar Kredit dan Dana yang Diterima oleh Bank 2014 ... 73

Tabel 31: Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) tahun 2015 ... 75

Tabel 32: Permodalan tahun 2015... 76

Tabel 33: Aktiva Produktif tahun 2015 ... 77

Tabel 34: Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan tahun 2015 ... 78

Tabel 35: Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Dibentuk oleh Bank dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk tahun 2015 ... 79

Tabel 36: Perhitungan Penilaian Faktor Manajemen tahun 2015 ... 81

Tabel 37: Daftar Aset selama tahun 2015 ... 82

Tabel 38: Daftar Alat Likuid dan Hutang Lancar tahun 2015 ... 85

Tabel 39: Daftar Kredit dan Dana yang Diterima oleh Bank tahun 2015 ... 87

Tabel 40 : Hasil Analisis Data Tahun 2013 - 2015 ... 89

Tabel 41:Penilaian Tingkat Kesehatan PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul tahun 2013... 92

Tabel 42: Penilaian Tingkat Kesehatan PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul tahun 2014... 96

Tabel 43: Penilaian Tingkat Kesehatan PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul tahun 2015... 101


(17)

ix

DAFTAR GAMBAR


(18)

x ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT Studi Kasus di PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul periode 2013-2015

Fransisca Fernanda Widiyastuti NIM :132114148

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat pada PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 dengan menggunakan metode CAMEL. Penelitian ini berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/12/KEP/DIR tanggan 30 April 1997 mengenai Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yakni dengan wawancara, dokumentasi,dan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan menunjukkan bahwa tingkat kesehatan PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul pada tahun 2013–2015 berdasarkan CAMEL sehat.


(19)

xi ABSTRACT

ANALYSIS OF HEALTH LEVEL OF RURAL CREDIT BANK A Case Study at PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul Periods 2013 until

2015

Fransisca Fernanda Widiyastuti NIM :132114148

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2017

This research aimed to determine performance of PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul in year 2013 until 2015 using CAMEL method. This research was based on Decision Letter of Indonesia Bank Direction No. 30/12/KEP/DIR on April 30th 1997 about The Health Level Assesment Method for Rural Credit Banks.

This research was a case study. The data were obtained from interviews, documentations, and questionnaire. The data analysis technique used in this research was based on the health level assessment method for Rural Credit Bank which was issued by Indonesia Bank Direction No. 30/12/KEP/DIR on April 30th 1997.

Based on the result of research and discussion, it could be concluded that the health level of PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul in 2013 until 2015 was in healthy predicate, shown by credit value from Capital Factor, Assets Quality Factor, Management Factor, Earning Power Factor, and Liquidity Factor in the amount of 81 until 100 and predicated healthy.


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus gencar dalam pembangunan di berbagai sektor. Pembangunan sektor keuangan, terutama perubahan struktur atau susunan perbankan di Indonesia diharapkan menjadi sinyal positif bagi perekonomian Indonesia. Lembaga keuangan terutama perbankan mempunyai peran penting dalam pergerakan roda perekonomian Indonesia dan diharapkan dapat ikut memajukan perekonomian di Indonesia karena mempunyai fungsi sebagai perantara keuangan bagi pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana.

Menurut Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 terdapat dua jenis bank, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Perkreditan Rakyat saat ini berkembang sangat pesat dari perkotaan sampai ke pedesaan. Masyarakat mulai merasakan peran dan fungsi Bank Perkreditan Rakyat dalam urusan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pengajuan bantuan pinjaman kredit.

Mengutip dari berita Harian Ekonomi Berita Bisnis dan Ekonomi Indonesia Terkini, keberadaan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) memang sangat membantu bagi pengusaha kecil, dengan proses yang sangat mudah dan cepat menjadi solusi juga bagi masyarakat. Proses kredit yang relatif cepat, persyaratan lebih sederhana, dan mengerti kebutuhan nasabah menjadikan Bank Perkreditan Rakyat semakin diminati oleh masyarakat. BPR juga berperan penting dalam mikro karena lokasi yang dekat dan proses


(21)

yang cepat. Sejauh ini pertumbuhan BPR bagus tetapi diperlukan adanya penguatan. Bank Perkreditan Rakyat harus menjaga kepercayaan yang diberikan masyarakat dalam mengelola dana mereka. Demi menjaga kepercayaan masyarakat Bank Perkreditan Rakyat mewujudkannya dengan menjaga kesehatan kinerja, karena hal tersebut penting bagi suatu lembaga keuangan. Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap kesehatan Bank Perkreditan Rakyat antara lain pemilik, pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank maupun Bank Indonesia selaku Pembina dan Pengawas Bank (Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/12/KEP/DIR).

Dalam menghadapi persaingan yang ketat terkadang Bank Perkreditan Rakyat memberikan kelongaran-kelongaran dalam pemberian kredit seperti kecepatan proses pemutusan pemberian kredit memperlonggar aturan memperbolehkan tanah girik dijadikan agunan. Pelonggaran syarat tersebut merupakan respon atas kondisi nasabah BPR yang sebagian besar belum memilik tanah bersertifikat. Kemudahan pemutusan pemberian kredit dapat berdampak pada adanya masalah kredit macet dan mengakibatkan Bank Perkreditan Rakyat menjadi tidak sehat.

Pengaturan dan pengawasan Bank Perkreditan Rakyar dilakukan oleh Bank Indonesia. Bank Indonesia mengeluarkan peraturan mengenai penilaian kinerja Bank Perkreditan Rakyat yang tertuang dalam SK DIR BI No.30/12/KEP/DIR/1997 tanggal 30 April 1997 yang didasarkan pada lima indikator penilaian yaitu : Capital, Assets, Management, Earning, dan Liquidity (CAMEL). Bank Perkreditan Rakyat yang mendapatkan predikat


(22)

sehat akan diberi kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan usahanya, dan BPR yang tingkat kesehatannya rendah akan diberikan perhatian khusus berupa batasan-batasan dalam operasional bank tersebut. Demi menjaga persaingan antar BPR serta menanggapi kebutuhan masyarakat BPR berusaha mengelola dana agar beroperasi dengan baik.

PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul merupakan BPR milik pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan mempunyai peran dalam membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah melalui pelayanan perbankan. Dari uraian tersebut menyatakan bahwa analisis CAMEL merupakan salah satu alat untuk melihat dan menentukan tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat. Sebagai salah satu BUMD lembaga perbankan PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul berperan dalam pembanguan daerah tentu harus memberikan pelayanan yang optimal dengan menjaga tingkat kesehatan, oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul

“Analisis Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat’’.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka perumusan masalah adalah sebagai berikut: Bagaimana tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat PD.BPR Bank Gunungkidul dari tahun 2013 sampai dengan 2015 dengan menggunakan metode CAMEL?


(23)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat PD. BPR Bank Gunungkidul dari tahun 2013-2015 menggunakan metode CAMEL

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak antara lain: 1. Bagi Bank Perkreditan Rakyat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi bank untuk mengetahui predikat tingkat kesehatan dan memberikan informasi untuk manajemen sebagai bahan masukan untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pustaka di bidang perbankan bagi mahasiswa dalam mengetahui bagaimana penilaian tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat menggunkan metode CAMEL.

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis dalam bidang perbankan, dan dapat menerapkan teori-teori yang telah diperoleh di bangku kuliah ke dalam praktik yang sesungguhnya khusunya pada obyek yang diteliti.


(24)

E. Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistemastis penulisan

Bab II : Tinjuan Pustaka

Bab ini menjelaskan terori-teori pendukung Bab III : Metode Penelitian

Bab ini menguraikan jenis penelitian, objek penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data

Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini menguraikan gambaran secara umum perusahaan yang menjadi sampel penelitian dan data penelitian Bab V : Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini menguraikan tentang analisis data dan pembahasan mengenai hasil penelitian

Bab VI : Penutup

Bab ini mengcakup tentang kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan dan saran untuk penelitian pada masa yang akan datang


(25)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Bank

1. Pengertian Bank

Bank adalah sebuah lembaga atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro,deposito tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian menempatkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana (deficit spending unit) melalui penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak. (Taswan, 2006 : 6).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998,

yang dimaksud dengan bank adalah “Bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Bank menjadi penting karena ikut berperan dalam perkembangan suatu negara.

Kegiatan yang dilakukan di bank secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu penghimpunan dana dan penyaluran dana. Dalam kegiatan penghimpunan dana, bank mempunyai dua cara yaitu dengan cara langsung dan tidak langsung. Cara penghimpunan dana


(26)

secara langsung dapat berupa tabungan, giro, dan deposito. Sedangkan penghimpunan dana secara tidak langsung dari masyarakat misalnya dengan adanya kertas berharga, penyertaan, dan pinjaman atau kredit dari lembaga lain. Dalam kegiatan yang kedua yaitu penyaluran dana, bank mempunyai tujuan untuk modal kerja, investasi, dan konsumsi. Penyaluran dana ini dapat dilakukan ke badan usaha maupun individu, jangka waktunya pun bermacam-macam untuk jangka waktu pendek, menengah, dan panjang.

2. Fungsi Bank

Selain mempunyai fungsi sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary institusional), bank juga mempunyai fungsi-fungsi yang lain. Menurut Julius R. Latumaerissa (2011: 135) terdapat beberapa fungsi bank dalam masyarakat,yaitu :

a. Agent of Trust : fungsi ini menunjukkan bahwa aktivitas intermediasi yang dilakukan oleh dunia perbankan dilakukan berdasarkan asas kepercayaan, dalam pengertian bahwa kegiatan pengumpulan dana yang dilakukan oleh bank tentu harus didasari rasa percaya dari masyarakat atau nasabah terhadap kredibilitas dan eksistensi dari masing-masing bank, karena tanpa rasa percaya masyarakat tidak akan menitipkan dananya di bank yang bersangkutan.

b. Agent of Development : fungsi ini sangat berkaitan dengan tanggung jawab bank dalam menunjang kelancaran transaksi ekonomi yang dilakukan oleh setiap pelaku ekonomi.


(27)

c. Agent of Service : di samping memberikan pelayanan jasa keuangan sebagaimana kegiatan intermediasi yang selalu dilakukan, maka bank juga turut serta dalam memberikan jasa pelayanan yang lain seperti jasa transfer, jasa kotak pengaman, jasa penagihan.

3. Jenis-jenis Bank

a. Jenis bank berdasarkan Undang-Undang No 10 tahun 1998 membagi bank menjadi dua jenis yaitu :

1) Bank Umum , yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatan memberika jasa lalu lintas pembayaran. Bank umum melaksanakan seluruh fungsi perbankan yaitu menghimpun dana, menempatkan dana dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral.

2) Bank Perkreditan Rakyat , yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegaiatnnya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank ini seperti bank umum, namun wilayah operasinya sangat terbatas di wilayah tertentu misalnya kabupaten saja. Bank Perkrediatan Rakyat tidak dibolehkan mengikuti kliring atau terlibat dalam transaksi giral. (Taswan 2006 : 4-5)


(28)

b. Jenis bank dilihat dari fungsinya ada beberapa, yaitu :

1. Bank komersial, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima deposito dalam bentuk deposito lancar (giro) dan deposito berjangka dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.

2. Bank pembangunan , yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima deposito dalam bentuk deposito berjangka dan atau mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan jangka panjang dan dalam usahanya terutam memberikan kredit jangka menengah dan panjang dibidang pembangunan

3. Bank tabungan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima deposito dalam bentuk deposito tabungan dan dalam usahanya terutama memperbungakan dananya dalam kertas berharga. (Taswan 2006 : 4-5)

c. Jenis bank berdasarkan kepemilikannya

1. Bank pemerintah pusat, yaitu Bank-bank komersial, Bank Tabungan atau Bank Pembangunan yang mayoritas kepemilikannya berada di tangan pemerintah pusat.

2. Bank Pemerintah Daerah, yaitu Bank-Bank Komersial, Bank Tabungan atau Bank Pembangunan yang mayoritas kepemilikannya berada di tangan Pemerintah Daerah.


(29)

3. Bank Swasta Nasional, yaitu bank yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia

4. Bank Asing yaitu bank yang mayoritas kepemilikannya dimiliki oleh pihak asing.

5. Bank Swasta Campuran, yaitu bsnk ysng dimiliki oleh swasta domestik dan swasta asing.

d. Jenis bank berdasarkan kegiatan devisa

1. Bank devisa yaitu bank yang memperoleh izin dari Bank Indonesia untukmenjual, membeli dan menyimpan devisa serta menyelenggarakan lalulintas pembayran dengan luar negeri. 2. Bank non devisa yaitu bank yang tidak memperoleh izin dari

Bank Indonesia untuk menjual, membeli, dan menyimpan devisa serta menyelenggarakan lalu lintas pembayaran dengan luar negeri.

B. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 1. Sejarah Bank Perkreditan Rakyat

Lembaga perkreditan rakyat muncul pada abad ke-19, ditandai dengan terbentuknya beberapa lembaga seperti Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani, dan Bank Dagang Desa (Bank Pasar) pada zaman kolonial Belanda. Pada 1988, melalui Keputusan Presiden RI No. 38, pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober 1988 (Pakto 1988) yang menjadi momentum awal pendirian BPR-BPR baru. Bank-bank pasar


(30)

yang telah terbentuk dikukuhkan menjadi BPR berdasarkan pada Pakto 1988. (Budisantosa 2013 : 196)

2. Asas, Tujuan, dan Fungsi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) a. Asas Bank Perkreditan Rakyat

Asas Bank Perkreditan Rakyat adalah demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi adalah sistem ekonomi Indonesia yang dijalankan sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 yang memiliki 8 ciri positif sebagai pendukung dan 3 ciri negatif yang harus dihindari.(Budisantoso, 2013 : 197)

b. Tujuan Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat mempunyai sasaaran melayani kebutuhan petani, peternak, nelayan, pedagang, pengusaha kecil, pegawai dan pensiunan karena sasaran ini belum dapat terjangkau oleh bank umum sehingga dapat mewujudkan pemerataan layanan perbankan, pemerataan kesempatan berusaha, pemerataan pendapatan, dan agar mereka tidak jatuh ke tangan para pelepas uang (rentenir dan pengijon) (Budisantoso, 2013 : 197)

c. Fungsi Bank Perkreditan Rakyat

Fungsi Bank Perkreditan Rakyat tidak hanya sekedar menyalurkan kredit kepada para pengusaha mikro, kecil, dan menengah, tetapi juga menerima simpanan dari masyarakat (Latumaerissa, 2012 :300)


(31)

3. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat

Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran

4. Usaha yang dilakukan oleh Bank Pengkreditan Rakyat

Menurut Undang-Undang No 10 tahun 1998 pasal 13 usaha Bank Perkreditan Rakyat meliputi:

a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk sim panan berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;

b. memberikan kredit;

c. menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

d. menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain.

5. Larangan Bagi Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat menurut Undang-Undang No 10 tahun 1998 dilarang :

a. menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran;


(32)

b. melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing; c. melakukan penyertaan modal;

d. melakukan usaha perasuransian;

e. melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha.

C. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat

Sistem penilaian tingkat Bank Perkreditan Rakyat mengacu pada Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat. Penilaian tingkat kesehatan BPR, menggunakan pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank. Pendekatan kualitatif tersebut dilakukan dengan penilaian terhadap faktor-faktor Permodalan (Capital), Kualitas Aktiva Produktif (Assets Quality), Manajemen (Management), Rentabilitas (Earning Power) dan Likuditas (Liquidity) yang selanjutnya faktor tersebut disingkat menjadi CAMEL(Taswan 2006 : 359).

Tingkat kesehatan BPR dinilai dengan atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu BPR yang meliputi aspek permodalan, kulitas aset produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas (CAMEL) serta mempertimbangkan faktor-faktor yang lain yang dapat menurunkan dan atau menggugurkan tingkat kesehatan bank. (Latumarissa 2012: 309)


(33)

Tahap pertama penilaian tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat adalah dengan cara mengkuantifikasikan komponen-komponen yang ada dalam faktor-faktor penilaian tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat. Faktor dan komponen diberikan bobot sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap tingkat kesehatan bank. Penilaian terhadap faktor dan komponen dilakukan dengan sistem kredit (reward system) yang dinyatakan dengan angka 0 sampai 100.

Pelaksanaan penilaian tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat mengunakan metode CAMEL yang mengacu pada Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat, tiap komponen dari CAMEL dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut :

1. Faktor Permodalan (Capital)

Modal bank adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank di samping untuk memenuhi regulasi yang ditetapkan oleh otoritas moneter. (Taswan 2006 : 71)

Penilaian terhadap faktor pemodalan didasarkan pada rasio Modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) sebagaimana diatur pada Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 26/20/KEP/DIR tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 26/2/BPPP tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Bagi Bank Perkreditan masing-masing tanggal 29 Mei


(34)

1993, yang telah diubah dan berganti menjadi Peraturan Bank Indonesia No. 8/18/PBI/2006 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Perkreditan Rakyat tanggal 5 Oktober 2006 dan Surat Edaran No. 8/28/DPBPR perihal Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Prekreditan Rakyat tanggal 12 Desember 2006

Penilaian Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum ditetapkan sebagai berikut :

a. Pemenuhan KPPM sebesar 8% diberikan predikat sehat dengan nilai kredi 81 dan untuk setiap kenaikan 0,1% dari pemenuhan KPPM sebesar 8% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100

b. Pemenuhan KPPM kurang dari 8% sampai dengan 7,9% diberi predikat kurang sehat dengan nilai kredit 65 dan untuk setiap penurunan 0,1% dari pemenuhan KPPM sebesar 7,9% nilai kredit dikurangi 1 dengan minimum 0 (SK DIR BI No 30/12/KEP/DIR/1997)

2. Faktor Kualitas Aktiva Produktif (Assets Quality) Penilaian KAP didasarkan pada dua rasio yaitu :

a. Rasio Aktiva Produktif yang diklasifikasikan terhadap Aktiva Produktif. Bobot untuk rasio ini adalah 25%

b. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan Penghapusan AktivaProduktif yang wajib dibentuk oleh bank. Bobot untuk rasio ini adalah 5%.


(35)

Aktiva Produktif, Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan serta Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang wajib dibentuk diaatur dalam Surat keputusan Direksi BI No.26/22/KEP/DIR dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 26/4/BPPP tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva produktif masing-masing tanggal 29Mei 1993, yang saat ini telah berubah menjadi Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/26/PBI/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/19/PBI/2006 tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Bank Perkreditan Rakyat.

Rasio Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan terhadap Aktiva Produktif sebesar 22,5% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan 0,15% mulai dari 22,5% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.(Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 30/12/KEP/DIR 1997)

Dengan demikian predikat untuk masing-masing komponen dapat ditentukan sebagai berikut :

Tabel1: Bobot Nilai Kredit dan Prediksi Tingkat Kesehatan Kualitas Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan

Bobot Rasio (%) Nilai Kredit Standar

Bobot Nilai dalam Komponen

Predikat (a) (b) (c) (d = a×c )

25% 7,50 – 10,35 81-100 20,25-25,00 Sehat 10,35 – 12,60 66 -< 81 16,50 -< 20,25 Cukup Sehat 12,60 – 14,85 51 -< 66 12,75 -< 16,50 Kurang Sehat 14,85 – 22,50 0 -< 51 0,00 -< 12,75 Tidak Sehat (Taswan 2006 : 361)


(36)

Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang dibentuk oleh Bank terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang wajib dibentuk oleh Bank sebesar 0% diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 1% dimulai dari 0 nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100(Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 30/12/KEP/DIR 1997)

Tabel2: Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio PPAPYD Bobot Rasio (%) Nilai Kredit

Standar

Bobot Nilai Kredit dalam Komponen

Predikat

(a) (b) (c) (d = a×c)

5% 81 – 100 81 – 100 4,05 – 5,00 Sehat

66 -< 81 66 -< 81 3,30 – 4,05 Cukup Sehat 51 -< 66 51 -< 66 2,55 – 3,30 Kurang Sehat 0 -< 51 0 -< 51 0,00 -< 2,55 Tidak Sehat (Taswan 2006 : 361)

Tabel 3: Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Kualitas Aktiva Produktif

Bobot Rasio (%) Bobot Nilai Kredit dalam Faktor

Predikat (a) (b) (c= a×b)

30% 81 – 100 24,30 – 30,00 Sehat

66 -< 81 19,80 -< 24,30 Cukup Sehat 51 -< 66 15,30 -< 19,80 Kurang Sehat 0 -< 51 0 -< 15,30 Tidak Sehat (Taswan 2006 : 362)

3. Manajemen (Management)

Penilaian terhadap faktor manajemen ini didasarkan pada SK DIR BI No 30/12/KEP/DIR 1997 yang mencakup dua komponen yaitu manajemen umum dengan bobot 10% dan manajemen risiko dengan bobot 10% yang semuanya dinilai dengan menggunakan daftar pertanyaan. Jumlah pertanyaan sebanyak 25 yang terdiri dari 10 pertanyaan atau pernyataan manajemen umum dan 15 pertanyaan atau pernyataan


(37)

manjemen risiko. Skala penilaian untuk setiap pertanyaan/pernyataan ditetapkan antara 0 sampai dengan 4 dengan kriteria :

a. Untuk nilai 0 mencerminkan kondisi yang lemah b. Nilai 1,2 dan 3 mencerminkan kondisi antara c. Nilai 4 mencerminkan kondisi yang baik

Dengan mendasarkan reward system dan ketentuan ini, sebenarnya akan dapat ditentukan kriteria. Kalau seluruh pernyataan mempunyai kondisi sehat maka akan mempunyai nilai kredit 25 × 4 × 1 NK = 100, dengan demikian kriteria selanjutnya dapat ditentukan seperti tampak pada:

Tabel 4: Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Faktor Manajemen Bobot Nilai

Kredit Faktor

Nilai Kredit Standar

Bobot Nilai Kredit Dalam Komponen

Predikat

(a) (b) (c) (d = a x c ) (e) 20% 81 – 100 81 – 100 16,20 –<20,00 Sehat

66 – <81 66 – <81 13,20 –<16,20 Cukup sehat 51 – <66 51 – <66 10,20 –<13,20 Kurang sehat 0 – < 51 0 – <51 0,00 – < 10,20 Tidak sehat (Taswan 2006:362)

4. Rentabilitas (Earning Power)

Penilaian terhadap faktor rentabilitas didasarkan pada 2 (dua) rasio yaitu:

a. Rasio Laba Sebelum Pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap Rata-Rata Volume Usaha dalam periode yang sama;

b. Rasio Biaya Operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap Pendapatan Operasional dalam periode yang sama


(38)

Rasio Laba Sebelum Pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap Rata-Rata Volume Usaha dalam periode yang sama sebesar 0% atau negative diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 0,015% mulai dari 0% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. Dengan demikian Nilai Kredit di formulasikan sebagai : Rasio/0,015= Nilai Kredit. Yang dimaksud rata-rata volume usaha adalah total aktiva awal tahun ditambah total aktiva akhir tahun kemudian dibagi dua. Jika tidak tersedia aktiva awal tahun maka dapat langsung menggunakan total aktiva akhir periode penilaian. Tabel 5: Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Laba sebelum Pajak terhadap Volume Usaha

Bobot Nilai Kredit Faktor

Nilai Kredit Standar

Bobot Nilai Kredit Dalam Komponen

Predikat

(a) (b) (c) (d = a x c ) (e) 5% 1,22 – 1,50 81 – 100 4,05 – 5,00 Sehat

0,99 -< 1,22 66 -< 81 3,30 -< 4,05 Cukup Sehat 0,77 -< 0,99 51 -< 66 2,55 -< 3,30 Kurang Sehat 0 -< 0,77 0 -< 2,55 0,00 -< 2,55 Tidak Sehat (Taswan 2006 : 363)

Rasio Biaya Operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap Pendapatan Operasional dalam periode yang sama sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan sebesar 0,008% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100, maka dapat dirumuskan sebagai berikut : (100 – Rasio)/0,08 = Nilai Kredit.


(39)

Tabel 6: Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

Bobot Nilai Kredit Faktor

Nilai Kredit Standar

Bobot Nilai Kredit Dalam Komponen

Predikat

(a) (b) (c) (d = a x c ) (e) 5% 92,00 – 93,52 81 – 100 4,05 – 5,00 Sehat

93,52 -< 94,72 3,30 -< 4,05 3.30 -< 4,05 Cukup Sehat 94,72 -< 95,92 2,55 -< 3,30 2,55 -< 3,30 Kurang Sehat 95,92 -< 100 0,00 -< 2,55 0,00 -< 2,55 Tidak Sehat (Taswan 2006 : 364)

Tabel 7: Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Faktor Rentabilitas Bobot Nilai Kredit

Faktor

Bobot Nilai Kredit Dalam Faktor

Predikat

10% 81 – 100 8,1 – 10 Sehat 66 – <81 6,6 -< 8,1 Cukup sehat 51 – <66 5,1 -< 6,6 Kurang sehat 0 – < 51 0 -< 5,1 Tidak sehat (Taswan 2006 : 364)

5. Likuditas (Liquidity)

Penilaian terhadap faktor likuiditas didasarkan pada 2 (dua) rasio yaitu: a. Rasio Alat Likuid terhadap Hutang Lancar

b. Rasio Kredit terhadap Dana Yang Diterima oleh Bank

Alat Likuid meliputi kas dan penanaman pada bank lain dalam bentuk giro dan tabungan dikurangi dengan tabungan bank lain pada Bank. Hutang Lancar meliputi Kewajiban Segera, Tabungan, dan Deposito. Kredit yang di maksud meliputi:

a. Kredit yang diberikan kepada masyarakat dikurangi dengan bagian kredit sindikasi yang dibiayai bank lain;

b. Penanaman kepada bank lain, dalam bentuk kredit yang diberikan dalam jangka waktu lebih dari 3 (tiga) bulan,


(40)

c. Penanaman kepada bank lain, dalam bentuk kredit dalam rangka kredit sindikasi.

Dana yang Diterima oleh bank meliputi : a. Deposito dan tabungan masyarakat;

b. Pinjaman dari bukan bank lain dengan jangka waktu lebih dari 3 (tiga) bulan (di luar pinjaman subordinasi);

c. Deposito dan pinjaman dari bank lain dengan jangka waktu lebih dari 3 bulan;

d. Modal inti; e. Modal Pinjaman.

Rasio Alat Likuid terhadap Hutang Lancar sebesar 0% diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 0,05% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. Sehingga dapat dirumuskan Nilai Kredit = Rasio / 0,05 Tabel 8: Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Alat Likuid terhadap Hutang Lancar

Bobot Nilai Kredit Faktor

Nilai Kredit Standar

Bobot Nilai Kredit Dalam Komponen

Predikat

(a) (b) (c) (d = a x c ) (e) 5% 4,05 – 5,00 81 -100 4,05 – 5,00 Sehat

3,30 -< 4,05 66 -< 81 3,30 -< 4,05 Cukup Sehat 2,55 -< 3,30 51 -< 66 2,55 -< 3,30 Kurang Sehat 0 -< 2,55 0 -< 51 0 -< 2,55 Tidak Sehat (Taswan 2006 : 365)

Rasio Kredit terhadap Dana Yang Diterima oleh Bank sebesar 115% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan 1% mulai dari rasio 115% nilai kredit ditambah 4 dengan maksimum 100. Dengan


(41)

demikian dapat dirumuskan ((115 – 1) – Rasio )/1 x 4 = Nilai Kredit atau (114 – Rasio) x 4 = Nilai Kredit.

Tabel 9: Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Kredit terhadap Dana yang Diterima

Bobot Nilai Kredit Faktor

Nilai Kredit Standar

Bobot Nilai Kredit Dalam Komponen

Predikat

(a) (b) (c) (d = a x c ) (e) 5% 89,00 – 93,75 81 -100 4,05 – 5,00 Sehat

93,75 -< 97,50 66 -< 81 3,30 -< 4,05 Cukup Sehat 97,50 -< 101,25 51 -< 66 2,55 -< 3,30 Kurang Sehat 101,25 -< 115 0 -< 51 0 -< 2,55 Tidak Sehat Tabel 10: Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Faktor Likuiditas

Bobot Nilai Kredit Faktor

Bobot Nilai Kredit Dalam Faktor

Predikat

10% 81 – 100 8,1 – 10 Sehat 66 – <81 6,6 -< 8,1 Cukup sehat 51 – <66 5,1 -< 6,6 Kurang sehat 0 – < 51 0 -< 5,1 Tidak sehat (Taswan 2006 : 366)

D. Penurunan Predikat Tingkat Kesehatan

Hasil penilaian atas dasar bobot dan nilai kredit dapat dikurangi dengan nilai kredit atas pelaksanaan ketentuan-ketentuan yang sanksinya dikaitkan dengan penilaian tingkat kesehatan bank. Predikat tingkat kesehatan bank yang sehat atau cukup sehat atau kurang sehat akan diturunkan menjadi tidak sehat apabila terdapat :

a. Perselisihan intern yang diperkirakan akan menimbulkan kesulitan dalam bank yang bersangkutan

b. Campur tangan pihak-pihak di luar bank dalam kepengurusan (manajemen) bank, termasuk di dalamnya kerja sama yang tidak wajar yang mengakibatkan salah satu atau beberapa kantornya berdiri sendiri


(42)

c. “window dressing” dalam pembukuan atau laporan bank yang secara materiil dapat berpengaruh terhadap keadaaan keuangan bank sehingga mengakibatkan penilaian yang keliru terhadap bank

d. Praktek “bank dalam bank” atau melakukan usaha bankdi luar

pembukuan bank

e. Kesulitan keuangan yangmengakibatkan ketidakmampuan untuk memenuhi kewajibannya kepada pihak ketiga; atau

f. Praktek perbankan lain yang menyimpang yang dapat membahayakan kelangsungan usaha bank dan atau menurunkan kesehatan bank


(43)

24 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan studi kasus, penelitian dilakukan di PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul.Hasil dan kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku di PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul dan tidak dapat digeneralisasi terhadap objek penelitian yang lain.

Data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata lain data dalam studi ini dikumpulkan dari berbagai sumber (Nawawi, 2003).

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian :

Penelitian dilakukan di PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul yang beralamat di JL. Brigjen Katamso No 49 Wonosari Gunungkidul Yogyakarta

2. Waktu penelitian :

Waktu penelitian adalah bulan Januari 2017 sampai dengan bulan April 2017

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian ini meliputi :

a. Pihak manajeman

Sesuai dengan ketentuan SK DIR BI No. 30/12/KEP/DIR1997 salah satu indikator penilaian tingkat kesehatan BPR adalah dengan menilai


(44)

manajemen, maka pihak manajemen menjadi salah satu subjek penelitian.

b. Bagian Akuntansi

Bagian akuntansi menjadi salah satu subjek penelitian karena dari bagian akuntansi dapat memperoleh informasi mengenai laporan keuangan PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul.

2. Objek penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul tahun 2013 sampai tahun 2015

D. Data Penelitian 1. Data primer

Data primer merupakan informasi yang dikumpulkan langsung dari sumbernya (Budiyuwono, 1993: 1). Dalam hal ini data yang diperoleh berasal dari :

a. Hasil wawancara dengan pihak manajemen

Data yang diambil dari wawancara yaitu perkembangan PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul periode 2013 sampai 2015.

b. Data dari jawaban kuesioner yang diberikan kepada manajemen Data yang diambil dari kuesioner yaitu penilaian terhadap manajemen 2. Data sekunder

Data sekunder adalah informasi yang telah dikumpulkan oleh pihak lain (Budiyuwono, 1993 :1). Data ini diambil dari pihak eksternal dan internal PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul, yaitu :


(45)

a. Sejarah berdirinya PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul b. Struktur organisasi PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul

c. Data tentang laporan keuangan (neraca, laba-rugi,laporan penyediaan modal minimum)

d. Data tentang sistem perkreditan bank e. Data tentang prosedur perkreditan bank. E. Teknik pengumpulan data

Teknik untuk mengumpulkan data, baik data primer dan data sekunder adalah dengan metode :

1. Dokumentasi

Metode ini dilakukan dengan cara melihat berkas-berkas catatan akuntasi baik laporan keuangan maupun catatan-catatan perusahaan. Data yang diperoleh dapat berupa laporan keuangan.

2. Wawancara

Metode ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan langsung atau lisan kepada pimpinan atau karyawan perusahaan. Data yang diperoleh dari wawancara berupa gambaran umum perusahaan. 3. Kuesioner

Metode pengumpulan data dengan cara membuat daftar pertanyaan yang harus di jawab oleh pihak manajemen. Dari kuesioner data yang diperoleh dapat berupa penilaian terhadap faktor manajemen.


(46)

F. Teknik Analisis Data

Penilaian tingkat kesehatan PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 30/12/KEP/DIR 1997 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat. Tingkat kesehatan Bank pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu Bank (Pasal 2 30/12/KEP/DIR 1997). Pendekatan kualitatif dilakukan dengan penilaian terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas.Setiap faktor yang dinilai sebagaimana terdiri atas beberapa komponen.Penilaian faktor dan komponen dilakukan dengan sistem kredit (reward system) yang dinyatakan dalam nilai kredit 0 sampai dengan 100. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk analisi adalah sebagai berikut :

1. Menghitung rasio masing-masing komponen CAMEL a. Faktor Permodalan

Penilaian terhadap faktor permodalan didasarkan pada rasio Modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)

ktiv ertim ng enurut isiko uml h od l nk

b. Faktor Kualitas Aktiva Produktif

Penilaian terhadap faktor Kualitas Aktiva Produktif (KAP) didasarkan pada 2 rasio, yaitu:


(47)

1) Rasio Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan terhadap Aktiva Produktif

ktiv roduktif ng dikl sifik sik n ktiv roduktif

2) Rasio Penghapusan Aktiva Produktif yang dibentuk oleh Bank terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk oleh Bank.

ng ji i entuk ng i entuk

c. Faktor Manajemen

Penilaian terhadap faktor manajemen mencakup 2 (dua) komponen yaitu manajemen umum dan manajemen risiko, dengan menggunakan daftar pertanyaan/pernyataan yang bersumber dari SK DIR BI No 30/12/KEP/DIR/1997. Jumlah pertanyaan/pernyataan ditetapkan sebanyak 25 yang terdiri atas 10 pertanyaan/pernyataan manajemen dan 15 pertanyaan/pernyataan manajemen risiko.


(48)

d. Faktor Rentabilitas

Penilaian terhadap faktor rentabilitas didasarkan pada 2 (dua) rasio yaitu:

1) Rasio Laba Sebelum Pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap RataRata Volume Usaha dalam periode yang sama

se elum j k ot l set

2) Rasio Biaya Operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap Pendapatan Operasional dalam periode yang sama

end p t n per sion l i per sion l

e. Faktor Likuiditas

Penilaian terhadap faktor likuiditas didasarkan pada 2 (dua) rasio yaitu:

1) Rasio Alat Likuid terhadap Hutang Lancar

sh tio ut ng n r l t ikuid

2) Rasio Kredit terhadap Dana Yang Diterima oleh Bank.


(49)

2. Menghitung Nilai Kredit Komponen untuk masing-masing komponen CAMEL

Nilai Kredit Komponen untuk masing-masing rasio CAMEL dapat dihitung dengan rumus (Taswan 2006: 360-365).

a. Faktor Permodalan (Capital)

b. Faktor Kualitas Aktiva Produktif (AssetsQuality)

c. Faktor Manajemen (Management)

Nilai yang diperoleh dari penillaian faktor Manajemen langsung menjadi nilai kreditnya.

d. Faktor Rentabilitas (Earning Power)

e. Faktor Likuiditas (Liquidity)


(50)

3. Menghitung Nilai Kredit Faktor masing-masing komponen CAMEL Nilai Kredit Faktor (NKF) masing-masing komponen CAMEL dihitung dengan mengalikan Nilai Kredit Komponen (NKK) masing- masing faktor CAMEL dengan bobot faktor. Bobot penilaian faktor tersedia di tabel sebagai berikut :

Tabel 11: Bobot Penilaian Masing-masing Faktor Faktor yang

dinilai

Komponen yang dinilai Bobot Permodalan Rasio modal terhadap aktiva tertimbang

menurut risiko

30% Kualitas aktiva

produktif

a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif

b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dibentuk terhadap penyisihan aktiva produktif yang wajib di bentuk

25%

5%

Manajemen a. Manajemen umum b. Manajemen risiko

10% 10% Rentabilitas a. Rasio laba terhadap total aset

b. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional

5% 5% Likuiditas a. Kewajiban bersih terhadap aktiva

lancar

b. Rasio kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima oleh bank

5% 5% 100%


(51)

4. Menjumlahkan seluruh Nilai Kredit Faktor CAMEL

5. Menentukan predikat tingkat kesehatan bank prekreditan rakyat berdasarkan Predikat Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat

Atas dasar nilai kredit dari faktor-faktor yang dinilai diperoleh nilai kredit gabungan. Penilaian tingkat kesehatan ditetapkan dalam 4 golongan predikat tingkat kesehatan Bank sebagai berikut:

Tabel 12: Kriteria Penilaian Tingkat Kesehatan BPR

Nilai Kredit Predikat

81 – 100 Sehat

66 -< 81 Cukup Sehat

51 -< 66 Kurang Sehat

0 -< 51 Tidak Sehat

(Sumber : Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 30/12/KEP/DIR 1997


(52)

33 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Latar Belakang Berdirinya PD BPR Bank Daerah Gunungkidul

PD BPR Bank Daerah Gunungkidul didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Swatantra Tingkat II Gunungkidul No.3 Tahun 1960 yang disahkan dengan Surat Keputusan Kepala Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta No.379/II/1960 pada tanggal 23 Juli 1960. Awalnya PD BPR Bank Daerah Gunungkidul bernama perusahaan Daerah Bank perkreditan Rakyat Bank Pasar Kabupaten Gunungkidul. Pendirian PD BPR Bank Daerah Gunungkidul awalnya mempunyai tujuan untuk memberantas praktek rentenir yang menjerat pedagang golongan ekonomi lemah, petani, pegawai, dan pengusaha sehingga dapat mendorong usaha mereka untuk meningkatkan taraf hidup.

Pada tahun 1959 situasi politik secara umum belum stabil sehingga berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi. Hal tersebut terjadi hampir diseluruh daerah tak terkecuali di Kabupaten Gunungkidul, kondisi demikian mengakibatkan perekonomian masyarakat semakin bertambah parah. Pada tanggal 23 Juli 1960 Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta mengesahkan Peraturan Daerah Swatantra Tingkat II Gunungkidul No.3 Tahun 1960 Tentang Bank Pasar, walaupun secara resmi Peraturan Daerah tersebut telah berlaku akan tetapi mengingat kondisi politik yang belum stabil maka Peraturan Daerah tersebut belum dapat dilaksanakan. Pada tahun 1985 mulai


(53)

timbul lagi gagasan untuk menjalankan Peraturan Daerah No.3 Tahun 1960 yang disesuaikan dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.

PD Bank Pasar Gunungkidul mulai beroperasi tanggal 01 Juli 1985 dengan ditetapkannya Peraturan Daerah dan Surat Keterangan Melanjutkan Usaha bank Pasar dari Menteri Keuangan. Pada tahun 2000 Perda No.04 Tahun 1985 Tentang Perusahaan Daerah Bank Pasar kabupaten Gunungkidul diganti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul No.20 Tahun 2000 Tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Pasar Kabupaten Gunungkidul yang ditetapkan Tanggal 04 September 2000 oleh Bupati Kabupaten Gunungkidul dan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul No.03 Tahun 2004 Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul No.20 tahun 2000 Tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Pasar Kabupaten Gunungkidul.

Pada tanggal 1 Agustus 2008 PD BPR Bank Pasar Kabupaten Gunungkidul berganti nama menjadi PD BPR Bank Daerah Gunungkidul berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 8 tahun 2008 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Daerah Gunungkidul. Perubahan nama dari Bank Pasar Gunungkidul menjadi Bank Daerah Gunungkidul diharapkan merupakan langkah awal meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap Bank Daerah Gunungkidul dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Di samping itu dengan sebutan Bank Daerah Gunungkidul diharapkan lebih memasyarakat, sehingga mudah diingat dan akan menjadi perbankan yang dicintai oleh masyarakat Gunungkidul


(54)

B. Visi dan Misi PD BPR Bank Daerah Gunungkidul 1. Visi

” Terwujudnya Bank yang tangguh dan terpercaya dalam persaingan dan professional dalam kinerjanya yang sehat ’’

2. Misi

a. Meningkatkan mutu pelayanan yang optimal. b. Memberikan citra perbankan yang baik.

C. Perizinan dan Legalitas Usaha

Perizinan dan legalitas dalam menjalankan usaha adalah sebagai berikut : 1. Tanda Daftar Perusahaan Bentuk Usaha Lainnya (BUL) dari Kepala

Kanor Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Gunungkidul dengan nomor TPD 120366400028 berlaku s.d 09 Desember 2017

2. Keputusan Pemimpin Bank Indonesia No.10/4/KEP/.PBI/Yk/2008 tentang Perubahan Nama Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Pasar Kabupaten Gunungkidul menjadi Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Daerah Gunungkidul

3. Surat Keterangan Melanjutkan Usaha Bank Pasar dari Menteri Keuangan dengan No.Ket-605/MK.11/1987


(55)

D. Struktur Organisasi

1. Dewan Pengawas : Ir. Budi Martono, Msi

2. Anggota Dewan Pengawas : Drs. F. L. Tri Sumartanto, M.Si 3. Direktur Utama : Dra. Rini Widiyanti


(56)

Lampiran : SK Struktur Organisasi Nomor : /KPTS/DIR/XII/2016 Tanggal : Desember 2016 Gambar I: Struktur Organisasi PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul


(57)

E. Produk dan Layanan PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul 1. Kredit/ Pinjaman

a. Kredit Umum

Kredit umum adalah kredit yang ditunjukkan pada debitur secara umum untuk keperluan modal kerja atau usaha. Di BPR Bank Daerah Gunungkidul terdapat tiga jenis kredit umum, yaitu

1) Kredit Usaha Masyarakat a) Jaminan BPKB / Sertifikat

b) Bunga ringan dan menguntungkan c) Jangka waktu sampai dengan 60 bulan 2) Kredit Kelompok

a) Jaminan BPKB / Sertifikat Milik salah satu anggota kelompok b) Jangka waktu sampai dengan 36 bulan

3) Kredit Insidentil / Sebrakan a) Jangka waktu 1 - 6 bulan b) Jaminan BPKB

b. Kredit Karyawan (PNS, CPNS,Swasta)

Kredit Karyawan adalah kredit khusus yang diperuntukkan bagi para karyawan dan pegawai. Terdapat beberapa jenis kredit karyawan, yaitu :

1) Kredit Potong Gaji PNS a) Suku Bunga kompetitif


(58)

c) Plafon sampai dengan Rp 250.000.000,-

d) Syarat hanya dengan fotokopi Sk Pengangkatan PNS legalisir dan atau SK Asli TASPEN Asli jika pinjaman lebih dari Rp 100.000.000,-

2) Kredit Potong Gaji Karyawan Swasta a) Suku Bunga Kompetitif

b) Jaminan berupa SK dan BPKB / SHM 3) Kredit Potong Gaji Perangkat Desa

a) Suku bunga Kompetitif b) Plafon s/d Rp 30.000.000,-

c) Jangka waktu s/d 96 bulan (8 tahun), (6 bulan sebelum purna tugas/Pensiun, pinjaman harus sudah lunas)

2. Tabungan

a. Tabungan Handayani

Tabungan Handayani adalah tabungan untuk perorangan dan kelompok yang merupakan salah satu produk perbankan unggulan Bank Daerah Gunungkidul. Tabungan HANDAYANI juga dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) sehingga dana anda akan Aman tersimpan di tempat kami.

Manfaat dan keuntungan :

1) Berhadiah 1 (satu) unit Mobil Daihatsu Ayla 2) Setoran awal Rp 25.000,-


(59)

3) Setiap Rp 100.000,- berhak mendapatkan 1 (satu) poin undian dan berlaku kelipatannya

4) yang berhak mengikuti undian adalah penabung dengan saldo minimal Rp 1.000.000,-

5) Undian dilaksanakan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun

6) Dijamin oleh Pemerintah karena pemberian suku bunga tabungan tidak melebihi suku bunga penjaminan LPS ( Lembaga Penjamin Simpanan)

b. Tabungan Handayani Plus

Tabungan Handayani Plus adalah tabungan untuk perorangan dan kelompok, dimana nasabah bisa mendapatkan Cash Back uang tunai di awal pembukaan rekening dan suku bunga yang kompetitif.

Syarat dan ketentuan:

1) Suku Bunga tabungan kompetitif

2) Tabungan akan di-lock sesuai jangka waktu yang disepakati (6 atau 12 bulan)

3) Cash Back akan diterimakan pada saat pembukaan rekening atau pada saat penyetoran tabungan

4) Pembukaan rekening dimulai Rp 10.000.000,- 5) Tanpa potongan biaya administrasi tiap bulan

6) Jika Tabungan akan diambil sebelum jatuh tempo dikenakan biaya penalty sebesar 125% terbilang dari cashback


(60)

Tabungan ini merupakan tabungan yang diselenggarakan bersama oleh 43 BPR se-DIY dibawah naungan Yayasan PERBARINDO DIY. 1) Ketentuan :

a) Setoran pertama minimal Rp. 10.000,- b) Saldo minimal Rp. 10.000,-

c) Saldo di bawah Rp. 10.000,- tidak dapat bunga tabungan d) Suku bunga menarik

e) Setiap kelipatan Rp. 10.000,- dari STR tabungan berhak atas 1 (satu) nomor undian

f) Yang berhak mengikuti undian adalah para penabung yang saldo tabungannya mnimal Rp. 10.000,-

g) Tanpa biaya administrasi tabungan.

h) Jika Tabungan diambil sebelum jatuh tempo akan dikenakan biaya penalty sebesar 125% dari cash back.

2) Hadiah Tamasya Plus :

a) Hadiah Utama : 2 (dua) unit Mobil Daihatsu Ayla b) Hadiah Hiburan Utama :

(1) 1 (satu)unit Sepeda Motor Honda Vario

(2) 2 (Dua)unit Sepeda Motor Honda Supra X 125 (3) 2 (Dua)unit Sepeda Motor Honda Beat

(4) 5 (Lima)unit Sepeda Motor Honda Vario (5) 3 (Tiga) unit Sepeda Motor Honda Revo Fit (6) 4 (Empat) unit Sepeda MBT Polygon


(61)

(7) 5 (Lima) unit Lemari Es Satu Pintu (8) 5 (Lima) unit Mesin Cuci Dua Tabung d. Citra

Tabungan CITRA adalah salah satu produk perbankan unggulan Bank Daerah Gunungkidul. Tabungan CITRA juga dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) sehingga dana anda akan Aman tersimpan di tempat kami.

1) Manfaat dan keuntungan : a) Suku Bunga 2%

b) Tanpa potongan biaya administrasi tiap bulan

c) Dijamin oleh Pemerintah karena pemberian suku bunga tabungan tidak melebihi suku bunga penjaminan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan)

2) Persyaratan :

a) Mengisi aplikasi pembukaan rekening tabungan CITRA

b) Melampirkan fotokopi KTP atau identitas lain yang masih berlaku

c) Setoran awal sekurang-kurangnya Rp. 10.000,-

d) Jumlah setoran selanjutnya sekurang-kurangnya Rp. 5.000,- e) Sebagai bukti tabungan, Bank menerbitkan Buku Tabungan


(62)

f) Segala penyalahgunaan dalam bentuk apapun termasuk hilangnya Buku Tabungan menjadi tanggung jawab penabung sepenuhnya

g) Apabilan Buku Tabungan CITRA ini hilang, segera melaporkan kepada Bank dengan menyerahkan bukti kehilangan dari kepolisian setempat dan akan dikeluarkan buku tabungan pengganti

h) Penabung menyatakan tunduk pada segala ketentuan yang berlaku di Bank, baik saat ini maupun yang akan datang

3) Penyetoran dan pengambilan

a) Setiap penyetoran maupun penarikan harus disertai Buku Tabungan CITRA

b) Setiap pengambilan membawa KTP Asli dan pengambilan diatas Rp 5.000.000,- disertai fotokopi KTP

c) Pengambilan Tabungan hanya dapat dilakukan oleh yang bersangkutan sesuai dengan pemilik rekening Tabungan

d) Apabila diambil selain pemilik rekening Tabungan harus dengan Surat Kuasa dari yang bersangkutan dengan meterai Rp. 6.000,- disertai KTP pemilik rekening Tabungan dan penerima kuasa

e) Apabila terdapat perbedaan saldo tabungan antara Buku Tabungan CITRA dengan saldo yang tercatat pada Pembukuan


(63)

Bank, maka yang digunakan adalah saldo yang tercatat pada Pembukuan Bank

f) Penyetoran atau pengambilan dapat dilakukan setiap saat pada waktu jam kerja

e. Tabunganku

1) Tanpa potongan biaya administrasi perbulan. 2) Tabungan yang diprakarsai oleh Bank Indonesia. f. Tabungan Sahara (Simpanan Hari Raya)

1) Tanpa potongan biaya administrasi perbulan

2) Diambil 1 kali periode Hari raya ( Idul fitri, Idul adha, natal, Waisak, Nyepi )

g. Tabungan Cerdas (Cara Efektif Rawat Dana Anak Sekolah) Ketentuan :

1) Tanpa potongan biaya administrasi per bulan 2) Tabungan untuk pelajar

3) Tabungan ini dapat diambil sewaktu-waktu. h. Tabungan Armasda (Arisan Masyarakat Handayani)

Ketentuan :

1) Setoran Rp 25.000,- per bulan 2) Jangka Waktu 36 bulan 3) bonus Rp 500.000,-


(64)

3. Deposito

Simpanan dimana penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu dari tanggal penanaman Deposito berdasarkan perjanjian antara pihak Nasabah dengan pihak Bank.Ketentuan :

1) Suku Bunga Kompetitif

2) Pilihan jangka waktu 1, 3, 6, 12 bulan

F. Jaringan Pelayanan PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul

PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul mempunyai sembilan Kantor Kas. Kantor Kas tersebut tersebar di sembilan kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, yaitu Kas Patuk, Kas Playen, Kas Nglipar, Kas Karangmojo, Kas Semin, Kas Rongkop, Kas Tanjungsari, Kas Saptosari, dan Kas Panggang. Selain mempunyai sembilan Kantor Kas Kecamatan, PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul juga mempunyai Pelayanan Kas Mobil Keliling yang beroperasi mulai hari Senin sampai dengan Sabtu. Pelayanan Kas Mobil Keliling melayani beberapa kecamatan seperti Kecamatan Gedangsari, Kecamatan Purwosari, Kecamatan Ngawen, Kecamatan Girisubo, Kecamatan Semanu, Kecamatan Tepus, Kecamatan Paliyan, dan Kecamatan Ponjong yang tidak mempunyai Kantor Kas Kecamatan dan beberapa obyek wisata yang ada di Gunungkidul seperti Obyek Wisata Nglanggeran, Obyek Wisata Pantai Siung, dan Obyek Wisata Pantai Krakal.


(65)

46 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 bahwa untuk menilai tingkat kesehatan Bank pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu Bank. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan penilaian faktor-faktor, yaitu Faktor Permodalan (Capital), Faktor Kualitas Aktiva Produktif (Quality Asset), Faktor Manajemen (Management), Faktor Rentabilitas (Earning Power), dan yang terakhir Faktor Likuiditas (Liquidity). Data diperoleh dari dua sumber yaitu dari website Otoritas Jasa Keuangan Keuangan (OJK) dan data langsung dari PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul. Data dari OJK berupa laporan keuangan publikasi yaitu Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi, sedangkan data yang diperoleh dari PD. BPR Bank daerah Gunungkidul ada beberepa yaitu struktur organisasi, perizinan pendirian PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul, prosedur perkreditan bank, laporan penyediaan modal minimum,dan daftar aset selama satu tahun.

Data yang digunakan untuk menilai faktor manajemen diperoleh dengan mengajukan beberapa pertanyaan/pernyataan yang telah dijawab oleh pihak manajemen. Hasil dan daftar pertanyaan disajikan dalam lampiran. Dari data yang telah diperoleh dari kelima fakor tersebut dijumlahkan dan hasilnya menjadi tingkat kesehatan PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul.


(66)

B. Analisis Data

1. Analisis Data Tingkat Kesehatan PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul Tahun 2013

a. Faktor Permodalan (Capital)

Penilaian terhadap faktor permodalan didasarkan pada rasio Modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) yang disebut dengan Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequency Ratio / CAR).

Tabel 13: Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) tahun 2013 (dalam Rupiah)

Keterangan Nominal Bobot Resiko

ATMR

1. Kas 252.678.800 0% -

2. Pendapatan bunga yang akan diterima

945.348.610 100% 945.348.610 3. Giro, deposito

berjangka, sertifikat deposito, tabungan, serta tagihan lainnya kepada bank lain

24.060.291.153 20% 4.812.058.231

4. Kredit kepada usaha mikro kecil

102.069.776.77 0

85% 86.759.310.255 5. Aset tetap (Nilai

Buku)

1.886.605.982 100% 1.886.605.982 6. Aset lainnya selain

tersebut di atas/ RRA

876.868.310 100% 876.868.310

Jumlah ATMR 95.280.191.387

Sumber : Data Sekunder Diolah, PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul tahun 2013


(67)

Tabel 14: Permodalan 2013 (dalam Rupiah)

Keterangan Jumlah

1 Modal Inti

1.1 Modal Disetor 19.000.450.716 1.2 Cadangan Umum 1.454025.301 1.3 Cadangan Tujuan 1.629.199.065 1.4 Laba Tahun Berjalan setelah

dikurangi PPAP (maks. 50% setelah THP)

1.422.019.606

2 Modal Pelengkap

2.1 PPAP (maks. 1,25% dari ATMR) 629.204.613 Jumlah Modal 24.134.899.301

Sumber: Data Sekunder Diolah, PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul tahun 2013

1) Menghitung Rasio CAR

Rasio permodalan PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul pada tahun 2013 sebesar 25,33%

2) Menghitung Nilai Kredit dari Faktor Permodalan

Berdasarkan peraturan yang berlaku, nilai kredit maksimum rasio CAR adalah 100, maka nilai kredit rasio CAR 254,3 dianggap 100.


(68)

3) Menghitung Nilai Kredit Faktor

Menentukan Nilai Kredit Faktor dapat dilakukan dengan cara mengalikan nilai kredit rasio CAR dengan bobot faktor permodalan. Bobot faktor permodalan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 30%.

b. Faktor Kualitas Aktiva Produktif (Assets Quality)

Penilaian terhadap faktor Kualitas Aktiva Produktif didasarkan pada dua rasio yaitu Rasio Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan terhadap Aktiva Produktif dan Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Dibentuk oleh Bank terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk oleh Bank

1) Rasio Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan Terhadap Aktiva Produktif (KAP)

Tabel 15: Aktiva Produktif tahun 2013 (dalam Rupiah)

Keterangan Kredit yang diberikan

Penempatan pada bank lain

kecuali giro

Jumlah

Aset Produktif

Lancar 101.712.953.134 22.906.122.678 124.619.075.812 Kurang Lancar 559.758.400 559.758.400

Diragukan 334.762.338 334.762.338

Macet 2.763.799.876 2.763.799.876

Jumlah 105.371.273.748 22.906.122.678 128.277.396.426 Sumber : Data Sekunder PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul 2013, diolah


(69)

Tabel 16: Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan 2013 (dalam Rupiah)

Keterangan Bobot Kredit yang

diberikan

Kurang Lancar 50% 279.879.200

Diragukan 75% 251.071.754

Macet 100% 2.763.799.876

Jumlah 3.294.750.830

Sumber : Data Sekunder PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul tahun 2013, diolah

a) Menghitung Rasio KAP

Berdasarkan perhitungan KAP PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul pada tahun 2013 sebesar 2,57%

b) Menghitung Nilai Kredit dari KAP

Berdasarkan perhitungan nilai kredit rasio KAP pada tahun 2013 sebesar 132,87 tetapi berdasarkan peraturan yang berlaku nilai kredit rasio KAP maksimal 100 maka nilai kredit rasio KAP dianggap 100.


(70)

c) Menghitung Nilai Kredit Faktor

Menentukan Nilai Kredit Faktor dapat dilakukan dengan cara mengalikan nilai kredit KAP dengan bobot faktor Kualitas Aktiva Produktif. Bobot faktor Kualitas Aktiva Produktif untuk KAP yang telah ditetapkan yaitu sebesar 25%.

2) Rasio Penyisihan Pengahapusan Aktiva Produktif Yang Dibentuk terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Yang Wajib Dibentuk (PPAP)

Tabel 17: Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Dibentuk oleh Bank dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang

Wajib Dibentuk 2013 (dalam Rupiah) Keterangan Kredit yang

diberikan

Penempatan pada bank lain

kecuali giro

Jumlah

PPAPWD

Lancar 514.674.000 114.530.613 629.204.613 Kurang Lancar 97.374.000 97.374.000 Diragukan 73.235.000 73.235.000

Macet 782.657.000 782.657.000

Jumlah 1.467.940.000 114.530.613 1.582.470.613 PPAP Yang

Dibentuk Bank

1.582.470.613

a) Menghitung Rasio PPAP


(71)

Berdasarkan perhitungan PPAP PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul pada tahun 2013 sebesar 100%

b) Menghitung Nilai Kredit dari PPAP

Berdasarkan perhitungan nilai kredit rasio PPAP pada tahun 2013 sebesar 100.

c) Menghitung Nilai Kredit Faktor

Menentukan Nilai Kredit Faktor dapat dilakukan dengan cara mengalikan nilai kredit PPAP dengan bobot faktor Kualitas Aktiva Produktif. Bobot faktor Kualitas Aktiva Produktif untuk PPAP yang telah ditetapkan yaitu sebesar 5%.

c. Faktor Manajemen (Management)

Faktor manajemen diperoleh dari jawaban atas pertanyaan/ pernyataan yang diberikan kepada pihak manajemen PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul. Penilaian faktor manajemen ini mencakup dua


(72)

komponen yaitu manajemen umum dan manajemen risiko. Jumlah pertanyaan sebanyak 25 yang terdiri dari 10 pertanyaan untuk manajemen umum, dan 15 pertanyaan untuk manajemen risiko. Skala penilaian untuk setiap pertanyaan atau pernyataan ditetapkan antara 0 sampai dengan 4 dengan kriteria :

1) Untuk nilai 0 mencerminkan kondisi yang lemah 2) Nilai 1,2 dan 3 mencerminkan kondisi antara 3) Nilai 4 mencerminkan kondisi yang baik

Jawaban dari 25 pertanyaan untuk tahun 2013 disajikan di tabel berikut Tabel 18:Perhitungan Penilaian Faktor Manajemen tahun 2013 Aspek Yang Dinilai Jumlah Pertanyaan Nilai Kredit

Manajemen Umum

Strategi 1 4

Struktur 2 8

Sistem 4 16

Kepemimpinan 3 11

39

Manajemen Resiko

Resiko Likuiditas 2 8

Resiko Kredit 3 12

Resiko Operasional 3 11

Resiko Hukum 3 12

Resiko Kepemilikan dan Pengurus

4

13

56

Total Nilai Kredit 95 Sumber : PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul 2013 Nilai Kredit Faktor Manajemen tahun 2013


(73)

d. Faktor Rentabilitas (Earning Power)

Penilaian faktor rentabilitas didasarkan pada dua rasio, yaitu Rasio Laba Sebelum Pajak terhadap Rata-Rata Volume Usaha dalam periode yang sama dan Rasio Biaya Opersional dalam 12 bulan terakhir terhadap Pendapatan Operasional dalam periode yang sama.

1) Rasio Laba Sebelum Pajak Terhadap Rata-Rata Volume Usaha (ROA)

Tabel 19:Daftar Aset selama tahun 2013 (dalam Rupiah)

Aset pada tanggal Jumlah

31 Januari 2013 108.099.495.121

29 Febuari 2013 112.521.208.861

31 Maret 2013 114.351.745.884

30 April 2013 113.099.211.656

31 Mei 2013 114.386.119.477

30 Juni 2013 121.076.011.661

31 Juli 2013 126.742.317.307

31 Agustus 2013 120.596.907.303

30 September 2013 119.246.047.851

31 Oktober 2013 121.696.171.487

30 November 2013 123.171.297.403 31 Desember 2013 130.091.569.625

Jumlah aset 1.425.078.103.636

Jumlah aset rata-rata 118.756.508.636 Sumber: Data Sekunder Diolah, PD. BPR Bank Daerah

Gunungkidul tahun 2013

a) Menghitung Rasio ROA


(74)

Berdasarkan perhitungan ROA PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul pada tahun 2013 sebesar 3,07%

b) Menghitung Nilai Kredit dari ROA

Berdasarkan perhitungan nilai kredit rasio ROA pada tahun 2013 sebesar 204,67, tetapi berdasarkan peraturan yang berlaku nilai kredit rasio ROA maksimal 100 maka nilai kredit rasio ROA dianggap 100.

c) Menghitung Nilai Kredit Faktor

Menentukan Nilai Kredit Faktor dapat dilakukan dengan cara mengalikan nilai kredit ROA dengan bobot faktor rentabilitas. Bobot faktor rentabilitas untuk ROA yang telah ditetapkan yaitu sebesar 5%.

2) Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) a) Menghitung Rasio BOPO


(75)

Berdasarkan perhitungan BOPO PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul pada tahun 2013 sebesar 68,91%

b) Menghitung Nilai Kredit dari BOPO

Berdasarkan perhitungan nilai kredit rasio BOPO pada tahun 2013 sebesar 388,62, tetapi berdasarkan peraturan yang berlaku nilai kredit rasio BOPO maksimal 100 maka nilai kredit rasio BOPO dianggap 100.

c) Menghitung Nilai Faktor

Menentukan Nilai Kredit Faktor dapat dilakukan dengan cara mengalikan nilai kredit BOPO dengan bobot faktor rentabilitas. Bobot faktor rentabilitas untuk BOPO yang telah ditetapkan yaitu sebesar 5%.


(76)

e. Faktor Likuiditas (Liquidity)

Penilaian terhadap faktor likuiditas didasarkan pada dua rasio, yaitu Rasio Alat Likuid terhadap Hutang Lancar dan Rasio Kredit terhada Dana yang Diterima oleh Bank.

1) Rasio Alat Likuid terhadap Hutang Lancar (Cash Ratio) Tabel 20: Daftar Alat Likuid dan Hutang Lancar tahun 2013

(dalam Rupiah)

Sumber: Data Sekunder Diolah, PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul tahun 2013

a) Menghitung Cash Ratio

Berdasarkan perhitungan Cash Ratio PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul pada tahun 2013 sebesar 18,83%

Komponen Jumlah

Alat Likuid :

Kas 252.679.000

Penanaman pada bank lain 24.060.291.000 Dikurangi : Tabungan bank lain pada

bank

12.250.000.000 Jumlah Alat likuid 12.062.970.000 Hutang Lancar :

Kewajiban segera 85.706.000

Tabungan 32.245.289.000

Deposito 31.719.000.000


(77)

b) Menghitung Nilai Kredit dari Cash Ratio

Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit dari Cash Ratio adalah sebesar 376, namun berdasarkan peraturan yang berlaku nilai kredit Cash Ratio maksimal adalah 100, maka nilai kredit Cash Ratio dianggap 100.

c) Menghitung Nilai Kredit Faktor

Menentukan Nilai Kredit Faktor dapat dilakukan dengan cara mengalikan nilai kredit Cash Ratio dengan bobot faktor likuiditas. Bobot faktor likuiditas untuk Cash Ratio yang telah ditetapkan yaitu sebesar 5%.


(78)

2) Rasio Kredit terhadap Dana yang Diterima oleh Bank (LDR) Tabel 21: Daftar Kredit dan Dana yang Diterima oleh Bank 2013

(dalam Rupiah)

Komponen Jumlah

Kredit :

Kredit yangdiberikan 105.371.273.748 Dana yang Diterima oleh Bank :

Deposito dan tabungan 63.964.289.000 Pinjaman bukan dari bank lain dgn jangka waktu

lebih dari 3 bulan

1.916.666.659 Deposito dan pinjaman dari bank lain dengan

jangka waktu lebih dari 3 bulan

35.780.462.407

Modal Inti 23.505.694.688

Jumlah Dana yang Diterima oleh Bank 125.167.112.754 Sumber : Data Sekunder Diolah, PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul tahun 2013

a) Menghitung Loan to Deposit Ratio

Berdasarkan perhitungan LDR PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul pada tahun 2013 sebesar 84,18%

b) Menghitung Nilai Kredit dari LDR


(79)

Berdasarkan perhitungan nilai kredit LDR adalah 123,28 namun menurut peraturan yang berlaku nilai kredit maksimum LDR adalah 100 maka nilai kredit LDR dianggap 100.

c) Menghitung Nilai Kredit Faktor

Menentukan Nilai Kredit Faktor dapat dilakukan dengan cara megalikan nilai kredit LDR dengan bobot faktor likuiditas. Bobot faktor likuiditas untuk LDR yang telah ditetapkan yaitu sebesar 5%.


(1)

134 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

135

Lampiran 17

Penilaian Faktor Manajemen Tahun 2014


(3)

136 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

137

Lampiran 18

Penilaian Faktor Manajemen Tahun 2015


(5)

138 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

139 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Analisis tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Syariah PD.BPRS Bekasi berdasarkan peraturan Bank

1 40 117

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK DAERAH KARANGANYAR Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Camel Pada PD. BPR Bank Daerah Karanganyar.

0 0 14

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK DAERAH KARANGANYAR Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Camel Pada PD. BPR Bank Daerah Karanganyar.

0 1 20

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PD. BPR WONOGIRI PERIODE ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PD. BPR WONOGIRI PERIODE TAHUN 2001-2004.

0 2 11

Analisis perkembangan tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat menggunakan metode Camel : studi kasus di PD. BPR Badan Kridit Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo periode 2009-2011.

0 0 132

Analisis perkembangan tingkat kesehatan bank perkreditan rakyat dengan menggunakan metode camel : studi kasus PT. Bank Perkreditan Rakyat [BPR] Shinta Bhakti Wedi, Klaten, Jawa Tengah.

2 8 194

Analisis tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat [BPR] : studi kasus pada BPR Shinta Bhakti Wedi.

0 0 128

Analisis tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat (studi kasus pada PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul periode 2013 2015)

1 19 156

Analisis tingkat kesehatan Bank perkreditan rakyat ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011)

0 1 121

Analisis tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat [BPR] : studi kasus BPR Yuwana Nindya Raharja Wonosari - USD Repository

0 1 154