Selanjutnya

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN
ANT ARA
KEMENTERIAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN
RARE
TENT ANG
PENINGKATAN KAPASITAS KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA

Kementerian Kehutanan, Republik Indonesia yang dalam hal ini diwakilkan oleh Direktorat Jenderal
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (selanjutnya disebut sebagai "Ditjen PHKA") dan Rare Animal
Relief Effort (selanjutnya disebut sebagai "RARE") yang dalam hal ini diwakilkan oleh kantor perwakilannya di
Indonesia, secara bersama-sama disebut den!;,an "Para Pihak",
BAHWA kedua belah pihak memiliki kepentingan yang sama dalam bidang pengelolaan berkelanjutan
konservasi keanekaragaman hayati:
MENIMBANG Memorandum Saling Pengertian antara Direktorat Jenderal Perlindungan
Hutan dan
Konservasi Alam dengan Rare Animal Relief Effort tentang Peningkatan Kapasitas Konservasi
Keanekaragaman Hayati di Indonesia yang ditandatangani pada 30 Mei 2011 ;
SESUAI DENGAN hukum dan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia serta prosedur dan
kebijakan Pemerintah Republik Indonesia ;
Para Pihak TELAH MENYEPAKATI hal-hal sebagai berikut:
PASAL1

TUJUAN
Tujuan dari Memorandum Saling Pengertian (selanjutnya disebut sebagai "MSP") ini adalah untuk
mendukung i.:paya Ditjen PHKA dan mitra lainnya dalam konservasi sumberdaya alam hayati darat dan
perairan. serta meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di Indonesia melalui pelatihan dan
perubahan perilaku masyarakat.
PASAL 2
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kerja sama dalam MSP ini meliputi :
1. Penyediaan pendidikan formal setara Strata 2 (dua) bagi staf D1tjen PHKA, serta mitra-mitra lainnya,
sesuai dengan kerjasama antara RARE dengan University of Texas at El Paso (UTEP);
2. Penyediaan pe.ndidikan non formal bagi stat Ditjen PHKA beserta unit pelaksana teknisnya, serta
mitra-mitra lainnya;
3. Fasilitasi dan pelaksanaan kampanye perubahan perilaku untuk mendukung konservasi
keanekaragaman hayati ;
4. Pemberdayaan masyarakat lokal agar dapat memberi dukungan secara lebih baik dan penerima

manfaat dari konservasi keanekaragaman hayati serta pengelolaan kawasan lindung.

PASAL3
WILAYAH KERJA SAMA


1. Para Pihak sepakat bekerja sama di seluruh propinsi di Indonesia yang akan dituangkan dalam
Rencana Pelaksanaan Program (selanjutnya disebut sebagai "RPP.)
2.

Setiiap perubahan wilayah kerja harus mendapat persetujuan tertulis oleh Para Pihak.

PASAL4
ARAHAN PROGRAM DAN RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM

1. Program dan mekanisme kerja sama diatur dalam Arahan Program yang merupakan lampiran dan
bagian yang tidak terpisahkan dari MSP ini;
2.

Penjelasan rinci dari setiap program atau proyek akan dituangkan dalam RPP yang disusun dan
disepakati bersama secara tertulis oleh Para Pihak. RPP paling sedikit memuat program secara
terperinci tennasuk tujuan, prosedur, dan pengaturan keuangan:

PASALS
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK


1.

Ditjen PHKA akan:
a.

Memberikan arahan program dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap kegiatan yang
dilakukan berdasarkan MSP;

b.

Menyediakan dukungan fasilitas dan koordinasi dengan lembaga lain di dalam Kementerian
Kehutanan, kementerian lain, pemerintah daerah, dan lembaga-lembaga terkait lainnya sehubungan
dengan pelaksanaan kegiatan berdasarkan MSP;
Menyediakan Sumber Daya Manusia untuk mengikuti pelatihan sebagai manajer kampanye,
koordinator teknis, supervisor kampanye, serta tim pendukungnya;

c.
d.


Menetapkan dua orang anggota staf yang sesuai untuk bertindak sebagai fasilitator dalam kaitannya
dengan pelaksanaan kerjasama program dalam MSP dan memastikan bahwa1 program tersebut
bermanfaat;
e. Membantu mengatur perizinan yang dipertukan untuk tenaga ahli yang memenuhi persyaratan dan
disetujui untuk ditugaskan dibawah MSP ini sesuai dengan peraturan pemerintah yang bertaku bagi
izin penelitian.
2.

RARE akan:
a.
b.

Ber.same dengan Ditjen PHKA menyiapkan rancangan rencana kerja, melaksanakan kegiatan, dan
mel'akukan pelaporan sesuai dengan MSP ini;
Menyediakan sarana dan prasarana, serta bahan/modul untuk menjalankan kampanye perubahan
perilaku untuk mendukung konservasi keanekaragaman hayati;

c. Memberikan bantuan teknis, peralatan dan pendanaan untuk mempromosikan kampanye perubahan
perilaku untuk mendukung konservasi keanekaragaman hayati;
d. Bekerjasama dengan Ditjen PHKA melakukan proses seleksi untuk peserta pelatihan dari Ditjen

PHKA;
e. Memberikan bantuan teknis, peralatan, dan peningkatan kapasitas bagi Ditjen PHKA dan unit
pelaksana teknis (UPT) PHKA,serta mitra lainnya, melalui pendidikan, pelatihan, pertemuan, seminar,
dan kegiatan lainnya;
f. Menyediakan tenaga ahli berkualitas yang dibutuhkan oleh Ditjen PHKA untuk alih pengetahuan
sebagai bagian dari program pelatihan ;
g. Menyelenggarakan pelatihan pemberdayaan masyarakat lokal agar dapat memberi dukungan secara
lebih balk dan berbagi manfaat dari konservasi keanekaragaman hayati serta pengelolaan kawasan
lindung;
h. Mempromosikan kerjasama dan dialog dengan institusi terkait di sektor kehutanan maupun nonkehutanan di tingkat nasional dan intemasional serta lembaga swasta sebagaimana yang diusulkan
oleh Ditjen PHKA;

i.

Mendukung
promosi upaya-upaya konservasi
melalui penyusunan
kampanye
untuk
meningkatkan kesadaran guna melindungi citra positif Indonesia melalui media baik di tingkat lokal,

nasional maupun intemasional, serta tidak mempublikasikan segala bentuk informasi yang merugikan
Indonesia;

j.

Melibatkan staf Ditjen PHKA dalam melaksanakan dan mengawasi kegiatan tercakup di dalam
MSPini;

k.

Menjamin ketersediaan dana pendukung dari sumber-sumber di luar Indonesia untuk melaksanakan
kampanye perubahan perilaku untuk mendukung konservasi keanekaragaman hayati sejumlah US$
250,000 (dua ratus lima puluh ribu dollar) per-tahun.

PASAL6
KETERLIBATAN PIHAK LAIN
1.

Dalam menjalankan program kegiatan di bawah MSP ini, RARE dapat bermitra dengan organlsasi
kemasyarakatan lokal atas persetujuan Ditjen PHKA;


2.

Kerja sama tersebut dalam ayat 1 pasal ini harus disetujui oleh Ditjen PHKA dan harus sesuai dengan
hukum yang berlaku dan peraturan Republik Indonesia.

PASAL 7
STATUS PERALATAN DAN BARANG
1.

Peralatan yang diadakan/dibeli oleh RARE untuk mendukung pelaksanaan msp hanya digunakan
semata-mata demi kepentingan pelaksanaan MSP;

2.

Aset-aset yang dibeli oleh RARE dan digunakan untuk proyek apapun dalam kerangka MSP ini akan
menjadi milik Oitjen PHKA, dan setelah berakhimya masa MSP harus diserahkan kepada Oitjen PHKA
untuk digunakan dalam mendukung konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia;

3.


Apabila sebelum berakhimya MSP terjadi perubahan pemanfaatan dan/atau penghapusan atas
per1engkapan dan material pendukung, maka per1u didiskusikan ter1ebih dahulu antara Para Pihak.

PASAL8
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
Para Pihak Sepakat bahwa hak kekayaan intelektual yang dihasilkan dari Pelaksanaan MSP ini akan dimiliki
bersama dan penggunaannya akan diatur oleh perjanjian terpisah antara Para Pihak.

PASAL 9
PERSETUJUAN TRANSFER MATERIAL
1.

Setiap kegiatan berdasarkan MSP ini, yang berkaitan dengan akses temadap sumber daya genetic,
yang berkaitan dengan akses temadap sumber daya genetic, wajib dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dan dengan mempematikan
prinsip pembagian manfaat dan perjanjian awal;

2.


Aset-aset yang dibeli oleh RARE dan digunakan untuk proyek apapun dalam kerangka MSP ini akan
menjadi milik Ditjen PHKA, dan setelah berakhimya masa MSP harus diserahkan k.epada Ditjen PHKA
untuk digunakan dalam mendukung konservasi keanek.aragaman hayati di Indonesia;

3.

Apabila sebelum berakhimya MSP terjadi perubahan pemanfaatan dan/atau penghapusan Dakam hal
kegiatan yang dijalankan berrdasarkan MSP ini memer1ukan transfer sumber daya genetic, transfer
tersebut harus menggunakan Persetujuan Transfer Material.

PASAL10
SUMBER DAYA GENETIK DAN PENGETAHUAN TRADISIONAL
1.

Para Pihak wajib mengakui Sumber Daya Genetik dan Pengetahuan Tradisional (selanjutnya disebut
sebagai "SOGPr} dan mengakui hak-hak pemegang SOGPT untuk mendapatkan pertindungan efektif
temaddap SDGPT dari penyalahgunaan dan misapropriasi oleh Para Pihak

2.


SOGPT wajib dilindungi dari penyalahgunaan dan misapropriasi

3.

Setiap perolehan, apropriasi atau penggunaan SOGPT melalui cara yang tidak adil atau ter1arang
merupakan suatu tindakan misapropriasi. Misapropriasl juga tennasuk keuntungan komersial yang
berasala dari akuisisi, apropriasi, peruntukan atau menafaatan SOGPT ketika seorang pengguna
SOGPT tersebut mengetahui atau lalai untuk mengetahui bahwa SOGPT tersebut diperoleh atau
diapropriasi dengan cara yang tidak adil dan kegiatan komerslal lainnya yang bertentangan dengan
praktik-praktik yang jujur untuk mendapatkan keuntungan secara tidak adil dari SDGPT

4.

Akses untuk pemanfaatan SGPT wajib mendapatkan persetujuan atas dasar informasi awal dari Pihak
yang menyediakan SDGPT tersebut yaitu negara asal dari SDGPT tersebut atau Pihak yang telah
mendapatkan SDGPT tersebut

5.

Ketika kerjasama dan/atau aktivitas kolaborasi berdasarkan MSP ini memanfaatkan SDGPT untuk

tujuarn komersial, Pihak yang menyediakan SDGPT memanfaatkan SDGPT untuk tujuan konersial,
Pihak yang menyediakan SDGPT tersebut wajib memperoleh hak kekayaan intelektual sebagaimana
mestinya dan mendapatkan pembagian keuntungan

6.

Manfaat-manfaat dari perlindungan SDGPT termasuk pembagian yang adil dan setara atas manfaatmanfaat yang timbul dari penggunaan SDGPT dalam kegiatan bisnis atau industry.

PASAL11
KERAHASIAAN

1.

Para Pihak menghormati kerahasiaan dokumen, informasi dan data-data lain yang dipertukarkan,
diterima atau diberikan oleh Para Pihak untuk implementasi MSP ini. Pengungkapan dokumen,
informasi dan data-data harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Para Pihak ;

2.

Para Pihak sepakat bahwa ketentuan Pasal ini akan terus mengikat antara Para Pihak meskipun
Memorandum Saling Pengertian ini telah berakhir.

PASAL13
BATASAN KEGIATAN PERSONIL

1.

2.
3.

RARE menjamin bahwa semua kegiatan personilnya akan:
a. Memperhatikan, menghormati dan mematuhi peraturan perundangan dan kebijakan Pemerintah
Indonesia;
b. Sejalan dengan kepentingan nasional Indonesia;
c. Menghormati kesatuan Negara Republik Indonesia dan menghindari atau tidak terlibat kegiatan
separatisme;
d. lidak terlibat dalam kegiatan intelejenlklandestin;
e. Menghormati budaya, tradisi, keyakinan masyarakat setempat;
f. Tidak terlibat kegiatan politik dan kegiatan k6mersial;
g. Tidak melakukan kegiatan dengan propaganda agama;
h. Tidak melakukan kegiatan di wilayah konflik dan di daerah perbatasan yang sensitif;
i. Tidak melakukan penggalangan dana di Indonesia untuk melaksanakan program dan kegiatannya;
j. Tidak terlibat dalam pelaksanaan kegiatan di luar yang telah disepakati oleh Para Pihak;
k. Tidak menggunakan fasilitas Negara untuk menjalankan kegiatannya.
I. Tidak melakukan pencurian material, sample atau bahan lain hasil pelaksanaan1kegiatan
Data informasi yang didapatkan dalam rangka MSP harus disampaikan kepada Para Pihak secara
tertulis
Pelanggaran terhadap butir-butir di atas akan berakibat penarikan seluruh izin bagi personil terkait dan
penghentian MSP
PASAL14
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Perselisihan yang muncul akibat perbedaan interpretasi atau pelaksanaan MSP ini akan diselesaikan dengan
cara musyawarah untuk mufakat di antara Para Pihak, berdasari