PEMBUATAN KOKRISTAL IBUPROFEN-NICOTINAMIDA DENGAN METODE PEMANASAN TERTUTUP (SEALED HEATING METHOD).
PEMBUATAN KOKRISTAL
IBUPROFEN-NICOTINAMIDA DENGAN
METODE PEMANASAN TERTUTUP
(
SEALED HEATING METHOD
)
SKRIPSI SARJANA FARMASI
Oleh
ROBET DENIRO FERNANDES
07931041
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2012
(2)
ABSTRAK
Saat ini sedang diteliti tentang kokristal dari ibuprofen dan nikotinamida dengan metode pemanasan tertutup. Ibuprofen dan nikotinamida pada rasio ekuimolar dipanaskan selama 1, 2 dan 3 jam pada temperatur 60 dan 70 0C. Interaksi padatan dari kokristal telah dievaluasi dengan difraksi sinar-X serbuk, temal DTA, SEM dan analisa spektroskopi FT-IR. Dari hasil disolusi menggunakan metode USP tipe 1. Dari hasil analisis difraksi sinar-X serbuk menunjukkan bahwa kokristal ibuprofen-nikotinamida memberikan puncak yang berbeda dibandingkan dengan setiap difraktogram, tetapi tidak ada perbedaan antara kokristal 1, 2 dan 3 jam. Puncak endotermik dari hasil kokristal menjadi 93,6 0C. Difraksi sinar-X serbuk dan analisis DTA menunjukkan adanya interaksi antara ibuprofen dan nikotinamida dan masih dalam fase kristalin. Spektrum FT-IR menunjukkan tidak adanya interaksi kimia antara ibuprofen dan nikotinamida dalam pembentukan kokristal. Rating disolusi tertinggi ditunjukkan oleh kokristal ibuprofen-nikotinamida pada suhu 70 oC selama 3 jam.
(3)
(4)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR iv
ABSTRAK vi
ABSTRACT vii
DAFTAR ISI viiii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xii
I. PENDAHULUAN 1
II. TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Ibuprofen 3
2.1.1 Tinjauan umum 3
2.2 Nikotinamida 6
2.21 Monografi 6
2.3Kokristal dalam Sediaan Farmasi 8
2.3.1 Tinjauan umum 8
2.3.2 Keuntungan kokristal 9
2.3.3 Metode pembuatan kokristal 9
2.3.4 Karakterisasi sifat fisikokimia dan Kristalografik 10
2.4 Disolusi 14
(5)
2.4.2 Peralatan Uji Disolusi 18
2.4.3 Medium Disolusi 19
2.4.4 Tahapan proses disolusi dan absorpsi sediaan padat 20
2.4.5 Kegunaan Penentuan Uji Disolusi 21
2.4.6 Metode Uji Disolusi Komparatif 22
2.4.7 Efisiensi Disolusi 28
III. PELAKSANAAN PENELITIAN 29
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian 29
3.2 Metode Penelitian 29
3.3 Bahan dan Alat 30
3.4 Cara Kerja 30
3.5 Analisi Data 34
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 35
4.1 Hasil 35
4.2 Pembahasan 38
V. KESIMPULAN DAN SARAN 45
5.1 Kesimpulan 45
5.2 Saran 45
RUJUKAN 46
(6)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
IV.1 Hasil pemeriksaan bahan baku ibuprofen 51
IV.2 Hasil pemeriksaan bahan baku nikotinamida 52
IV.3 Sertifikat analisis bahan baku ibuprofen 53
IV.4 Sertifikat analisis bahan baku nikotinamida 54
IV.5 Hasil pengukuran distribusi partikel kokristal
ibuprofen-nikotinamida dengan pemanasan suhu 60 oC 58
IV.6 Hasil pengukuran distribusi partikel kokristal
ibuprofen-nikotinamida dengan pemanasan suhu 70oC 61
IV.7 Hasil pengukuran diameter rata-rata partikel 64
IV.8 Hasil penentuan koefisien absortivitas ibuprofen dalam
NaOH pada λ1 = 264,4nm 73
IV.9 Hasil penentuan koefisien absortivitas ibuprofen dalam
NaOH pada λ1 = 262,2 nm 73
IV.10 Hasil penentuan koefisien absortivitas nikotinamida dalam
NaOH pada λ1 = 264,4 nm 74
IV.11 Hasil penentuan koefisien absortivitas nikotinamida dalam
NaOH pada λ1 = 262,2 nm 74 IV.12 Hasil penetapan kadar ibuprofen dalam kokristal
ibuprofen-nikotinamida 75
IV.13 Hasil penentuan koefisien absortivitas ibuprofen dalam
aquadest pada λ1 = 221,4 nm 76
(7)
aquadest pada λ1 = 213,8 nm 76 IV.15 Hasil penentuan koefisien absortivitas nikotinamida dalam
aquadest pada λ1 = 221,4 nm 77
IV.16 Hasil penentuan koefisien absortivitas nikotinamida dalam
aquadest pada λ1 = 213,8 nm 77
IV.17 Data serapan ibuprofen dalam aquadest 78
IV.18 Hasil disolusi kokristal ibuprofen-nikotinamida dan
ibuprofen dalam aquadest 79
IV.19 Efisiensi disolusi 80
(8)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
IV.1 Spektrum FT IR ibupofen 55
IV.2 Spektrum FT IR nikotinamida 55
IV.3 Morfologi kokristal ibuprofen_nikotinamida metode
pemanasan tertutup pembesaran 500x 56
IV.4 Morfologi ibuprofen-nikotinamida metode pemanasan
tertutup pembesaran 100x 57
IV.5 Distribusi ukuran partikel ibuprofen-nikotinamida dengan 60 Pemanasan suhu 60 C
IV.6 Distribusi partikel kokrsital iburofen-nikotinamida dengan 63 Pemanasan pada suhu 70 C
IV.7 Spektrum FT IR campuran fisik ibuprofen-nikotinamida 65
IV.8 Spektrum FT IR kokristal ibuprofen-nikotinamida dengan 66 Pemanasan 60 C selama 1 jam
IV.9 Spektrum FT IR kokristal ibuprofen-nikotinamida dengan 67 pemanasan 70 C slama 1 jam
IV.10 Difraksi sinar X kokristal ibuprofen-nikotinamid dengan 68 pemanasan 60 C
IV.11 Difraksi sinar X kokristal ibuprofen–nikotinamida dengan 69 Pemanasan 70 C
IV.12 DTA kokristal ibuprofen – nikotinamida dengan pemanasan 70 70 C selama 3 jam
IV.13 DTA kokristal ibuprofen-nikotinamida dengan pemanasan 71 70 C selama 3 jam
(9)
IV.14 Kurva serapan nikotinamida dalam NaOH 0,1 N 72
IV.15 Kurva serapan ibuprofen dalam NaOH 0,1 N 72
IV.16 Kurva kalibrasi ibuprofen dalam aquadest 78
IV.17 Persentase zat terdisolusi 79
IV.18 Grafik efisiensi disolusi 80
IV.19 Difraksi sinar X ibuprofen 89
IV.20 Difraksi sinar X nikotinamida 90
IV.21 Difraksi sinar X campuran fisik ibuprofen-nikotinamida 91
IV.22 Difraksi sinar X kokristal ibuprofen-nikotinamid dengan 92 pemanasan 60 C selama 1 jam
IV.23 Difraksi sinar X kokristal ibuprofen-nikotinamid dengan 93 pemanasan 60 C selama 2 jam
IV.10 Difraksi sinar X kokristal ibuprofen-nikotinamid dengan 94 pemanasan 60 C selama 3 jam
IV.10 Difraksi sinar X kokristal ibuprofen-nikotinamid dengan 95 pemanasan 70 C selama 1 jam
IV.10 Difraksi sinar X kokristal ibuprofen-nikotinamid dengan 96 pemanasan 70 C selama 2 jam
IV.10 Difraksi sinar X kokristal ibuprofen-nikotinamid dengan 97 pemanasan 70 C selama 3 jam
(10)
I. PENDAHULUAN
Secara umum sediaan farmasi mengandung dua atau lebih bahan obat dan
eksipien, kombinasi dua bahan aktif atau lebih dan juga dengan eksipien dapat
menyebabkan terjadinya transformasi dan interaksi padat-padat secara fisika maupun
kimiawi (Dooren, 1983; Byrn, 2001; Adeyeye & Brittain, 2008). Interaksi antar
bahan dalam sediaan obat dapat menyebabkan terbentuknya hasil urai baru (new
impurities), masalah dalam sediaan dan proses manufaktur, perubahan sifat – sifat fisikokimia bahan obat (seperti stabilitas, kelarutan, profil laju disolusi, derajat
kristalinitas dan higroskopisitas) (Dooren, 1983; Zalac, 1999; Chadra, 2004; Bhutani,
2005; Sakata, 2007).
Salah satu fenomena interaksi fisika yang menarik saat ini dalam bidang ilmu
material adalah rekayasa kristal (crystal engineering) untuk membentuk kokristal
bahan obat dengan pembawa atau dengan bahan obat lain, disamping pembentukan
polimorf metastabil, garam dan solvat dalam modifikasi sifat zat aktif obat selama
disain bentuk sediaan. Sifat-sifat fisikokimia zat aktif obat dan sifat partikel dapat
dimodifikasi dengan tetap mempertahankan aktifitas intrinsik molekul (Remenar,
2003; Childs, 2004; Trask, 2005).
Kokristal didefinisikan sebagai padatan kristalin yang mengandung dua atau
lebih jenis molekul yang bergabung bersama melalui gaya non-kovalen (Blagden,
2007; Shan & Zawarotko, 2008). Salah satu persyaratan dalam mendesain interaksi
fisika antarmolekular adalah adanya ikatan hidrogen yang terbentuk antar molekul
yang berinteraksi. Kebanyakan molekul-molekul senyawa obat dapat membentuk
(11)
komponen reaktan yang cocok untuk sintesis padatan kristalin supramolekular
dengan komponen lain (Balgden, 2007).
Ibuprofen praktis tidak larut dalam air; sangat mudah larut dalam etanol,
dalam metanol, dalam aseton dan dalam kloroform; sukar larut dalam etil asetat.
Nikotinamida larut dalam 1 bagian air, dalam 1,5 bagian etanol; sukar larut dalam
kloroform dan eter. Nikotinamida memiliki titik lebur antara 128 – 131oC (Departemen Kesehatan R.I., 1995). Dari studi terdahulu, modifikasi sifat-sifat
fisikokimia ibuprofen salah satunya pembentukan kompleks ibuprofen dengan
polivinil asetat ftalat dan polivinil pirolidon serta interaksi antara ibuprofen dengan
Eudragit RL 100 dalam dispersi padat yang dibuat dengan teknik pelarutan (Kumar,
2001; Pignatello, 2004).
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Apakah dapat terbentuk kokristal antara ibuprofen dengan nikotinamida dengan metoda pemanasan?” dan “Bagaimanakah perubahan sifat fisiko kimia dari ibuprofen dan nikotinamida setelah pembentukan kokristal?”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan sifat fisikokimia
ibuprofen dan nikotinamida setelah terbentuk menjadi kokristal menggunakan metoda
pemanasan.
Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui sifat fisikokimia kokristal
(1)
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
IV.1 Hasil pemeriksaan bahan baku ibuprofen 51
IV.2 Hasil pemeriksaan bahan baku nikotinamida 52 IV.3 Sertifikat analisis bahan baku ibuprofen 53 IV.4 Sertifikat analisis bahan baku nikotinamida 54 IV.5 Hasil pengukuran distribusi partikel kokristal
ibuprofen-nikotinamida dengan pemanasan suhu 60 oC 58 IV.6 Hasil pengukuran distribusi partikel kokristal
ibuprofen-nikotinamida dengan pemanasan suhu 70oC 61 IV.7 Hasil pengukuran diameter rata-rata partikel 64 IV.8 Hasil penentuan koefisien absortivitas ibuprofen dalam
NaOH pada λ1 = 264,4nm 73
IV.9 Hasil penentuan koefisien absortivitas ibuprofen dalam
NaOH pada λ1 = 262,2 nm 73
IV.10 Hasil penentuan koefisien absortivitas nikotinamida dalam
NaOH pada λ1 = 264,4 nm 74
IV.11 Hasil penentuan koefisien absortivitas nikotinamida dalam
NaOH pada λ1 = 262,2 nm 74
IV.12 Hasil penetapan kadar ibuprofen dalam kokristal
ibuprofen-nikotinamida 75
IV.13 Hasil penentuan koefisien absortivitas ibuprofen dalam
aquadest pada λ1 = 221,4 nm 76
(2)
aquadest pada λ1 = 213,8 nm 76 IV.15 Hasil penentuan koefisien absortivitas nikotinamida dalam
aquadest pada λ1 = 221,4 nm 77
IV.16 Hasil penentuan koefisien absortivitas nikotinamida dalam
aquadest pada λ1 = 213,8 nm 77
IV.17 Data serapan ibuprofen dalam aquadest 78
IV.18 Hasil disolusi kokristal ibuprofen-nikotinamida dan
ibuprofen dalam aquadest 79
IV.19 Efisiensi disolusi 80
(3)
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
IV.1 Spektrum FT IR ibupofen 55
IV.2 Spektrum FT IR nikotinamida 55
IV.3 Morfologi kokristal ibuprofen_nikotinamida metode
pemanasan tertutup pembesaran 500x 56
IV.4 Morfologi ibuprofen-nikotinamida metode pemanasan
tertutup pembesaran 100x 57
IV.5 Distribusi ukuran partikel ibuprofen-nikotinamida dengan 60 Pemanasan suhu 60 C
IV.6 Distribusi partikel kokrsital iburofen-nikotinamida dengan 63 Pemanasan pada suhu 70 C
IV.7 Spektrum FT IR campuran fisik ibuprofen-nikotinamida 65 IV.8 Spektrum FT IR kokristal ibuprofen-nikotinamida dengan 66
Pemanasan 60 C selama 1 jam
IV.9 Spektrum FT IR kokristal ibuprofen-nikotinamida dengan 67 pemanasan 70 C slama 1 jam
IV.10 Difraksi sinar X kokristal ibuprofen-nikotinamid dengan 68 pemanasan 60 C
IV.11 Difraksi sinar X kokristal ibuprofen–nikotinamida dengan 69 Pemanasan 70 C
IV.12 DTA kokristal ibuprofen – nikotinamida dengan pemanasan 70 70 C selama 3 jam
IV.13 DTA kokristal ibuprofen-nikotinamida dengan pemanasan 71 70 C selama 3 jam
(4)
IV.14 Kurva serapan nikotinamida dalam NaOH 0,1 N 72 IV.15 Kurva serapan ibuprofen dalam NaOH 0,1 N 72 IV.16 Kurva kalibrasi ibuprofen dalam aquadest 78
IV.17 Persentase zat terdisolusi 79
IV.18 Grafik efisiensi disolusi 80
IV.19 Difraksi sinar X ibuprofen 89
IV.20 Difraksi sinar X nikotinamida 90
IV.21 Difraksi sinar X campuran fisik ibuprofen-nikotinamida 91 IV.22 Difraksi sinar X kokristal ibuprofen-nikotinamid dengan 92
pemanasan 60 C selama 1 jam
IV.23 Difraksi sinar X kokristal ibuprofen-nikotinamid dengan 93 pemanasan 60 C selama 2 jam
IV.10 Difraksi sinar X kokristal ibuprofen-nikotinamid dengan 94 pemanasan 60 C selama 3 jam
IV.10 Difraksi sinar X kokristal ibuprofen-nikotinamid dengan 95 pemanasan 70 C selama 1 jam
IV.10 Difraksi sinar X kokristal ibuprofen-nikotinamid dengan 96 pemanasan 70 C selama 2 jam
IV.10 Difraksi sinar X kokristal ibuprofen-nikotinamid dengan 97 pemanasan 70 C selama 3 jam
(5)
iv
I. PENDAHULUAN
Secara umum sediaan farmasi mengandung dua atau lebih bahan obat dan eksipien, kombinasi dua bahan aktif atau lebih dan juga dengan eksipien dapat menyebabkan terjadinya transformasi dan interaksi padat-padat secara fisika maupun kimiawi (Dooren, 1983; Byrn, 2001; Adeyeye & Brittain, 2008). Interaksi antar bahan dalam sediaan obat dapat menyebabkan terbentuknya hasil urai baru (new impurities), masalah dalam sediaan dan proses manufaktur, perubahan sifat – sifat fisikokimia bahan obat (seperti stabilitas, kelarutan, profil laju disolusi, derajat kristalinitas dan higroskopisitas) (Dooren, 1983; Zalac, 1999; Chadra, 2004; Bhutani, 2005; Sakata, 2007).
Salah satu fenomena interaksi fisika yang menarik saat ini dalam bidang ilmu material adalah rekayasa kristal (crystal engineering) untuk membentuk kokristal bahan obat dengan pembawa atau dengan bahan obat lain, disamping pembentukan polimorf metastabil, garam dan solvat dalam modifikasi sifat zat aktif obat selama disain bentuk sediaan. Sifat-sifat fisikokimia zat aktif obat dan sifat partikel dapat dimodifikasi dengan tetap mempertahankan aktifitas intrinsik molekul (Remenar, 2003; Childs, 2004; Trask, 2005).
Kokristal didefinisikan sebagai padatan kristalin yang mengandung dua atau lebih jenis molekul yang bergabung bersama melalui gaya non-kovalen (Blagden, 2007; Shan & Zawarotko, 2008). Salah satu persyaratan dalam mendesain interaksi fisika antarmolekular adalah adanya ikatan hidrogen yang terbentuk antar molekul yang berinteraksi. Kebanyakan molekul-molekul senyawa obat dapat membentuk ikatan hidrogen dalam keadaan padatan maupun terlarut sehingga merupakan
(6)
komponen reaktan yang cocok untuk sintesis padatan kristalin supramolekular dengan komponen lain (Balgden, 2007).
Ibuprofen praktis tidak larut dalam air; sangat mudah larut dalam etanol, dalam metanol, dalam aseton dan dalam kloroform; sukar larut dalam etil asetat. Nikotinamida larut dalam 1 bagian air, dalam 1,5 bagian etanol; sukar larut dalam kloroform dan eter. Nikotinamida memiliki titik lebur antara 128 – 131oC (Departemen Kesehatan R.I., 1995). Dari studi terdahulu, modifikasi sifat-sifat fisikokimia ibuprofen salah satunya pembentukan kompleks ibuprofen dengan polivinil asetat ftalat dan polivinil pirolidon serta interaksi antara ibuprofen dengan Eudragit RL 100 dalam dispersi padat yang dibuat dengan teknik pelarutan (Kumar, 2001; Pignatello, 2004).
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah dapat terbentuk kokristal antara ibuprofen dengan nikotinamida dengan metoda pemanasan?” dan “Bagaimanakah perubahan sifat fisiko kimia dari ibuprofen dan nikotinamida setelah pembentukan kokristal?”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan sifat fisikokimia ibuprofen dan nikotinamida setelah terbentuk menjadi kokristal menggunakan metoda pemanasan.
Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui sifat fisikokimia kokristal ibuprofen dengan nikotinamida.