Perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode bermain jawaban dan metode guided teaching di MTs al-Mujahiddin Cikarang Utara

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh:

Ima Ni’maturrahmah

NIM. 107015000726

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI-ANTROPOLGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2011


(2)

(3)

(4)

NIM : 107015000726

Jurusan : Pendidikan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Alamat : Jl. Industri no 30 Cikarang Utara Bekasi 17530

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul:

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERMAIN JAWABAN DAN GUIDED TEACHING DI MTs.

AL-MUJAHIDDIN CIKARANG UTARA

Adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen: Nama : Drs. H. Nurochim, MM

Dosen : Jurusan Pendidikan IPS

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 15 Agustus 2011 Yang Menyatakan


(5)

ii

GUIDED TEACHING STUDY TO STUDENT OF MTs. AL-MUJAHIDDIN CIKARANG UTARA KELAS VII

Name : Ima Ni’maturrahmah

Student Identification Number : 107015000726

Study Program : Social Science Education

Faculty : Of Tarbiyah And Teaching Science

Nama Lembaga : State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta

One the factors that influence learning outcomes is the use of appropriate learning methods Teachers as well a scenario writer director who set the course of the learning process This study aims to determine whether there is a difference between the method of playing the answers and guided teaching methods The sample used in the method of playing the answers are 27 students in class VII 1,

sedangkan sample on guided teaching is 23 student The method used is the method experiment and sampling tehnique used was cluster random sampling.

This reasearch instrument in the form of multiple choice objective test consisting of 30 items about the pensskor 0-1 Based on calculations using the

formula test “t”,there are different of learning outcomes between students who

use the method of playing the answers and guided teaching method on the concept of economic behavior. It can be seen from the price Thitung < TTabel at 0,05

significant level is < 1,67


(6)

iii

nikmat yang luas tanpa batas serta anugerah yang tak terhitung dari Ilahi Rabbi, karena berkat itu semua penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan umat manusia, Nabi Muhammad SAW, makhluk mulia yang penuh dengan rasa cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil, maka penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Nurlena Rifa’i. MA. Ph. D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. H. Nurochim MM, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan pikiran, saran, pengarahan, ilmu serta motivasinya kepada penulisnya suntuk selama penyusunan skripsi ini

3. Dr. Iwan Purwanto M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan Universitas Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tak terhingga banyaknya dan sangat berguna bagi penulis.

5. Kedua orang tua tercinta Bapak H.I. Kosim Basyari dan Ibu Hj. Masnah Yusuf yang senantiasa dengan tulus memberikan kasih sayang, doa serta motivasi kepada penulis dalam menjalani kehidupan.

6. Kepala sekolah Bapak Ugem, S.Pd dan para dewan guru di MTs. Al-Mujahiddin yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut.

7. Staf perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.


(7)

iv

ketika merasa tidak mampu dalam menyelesaikan berbagai tugas dan semoga persahabatan kita tak lekang oleh waktu.

Atas bantuan mereka yang sangat berharga, penulis berdo'a semoga Allah s.w.t. memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal shaleh dan ketaatan kepada-Nya, Amin.

Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.

Jakarta, 19 Desember 2011 Penulis

Ima ni’maturrahmah


(8)

iii

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR LAMPIRAN...iv

DAFTAR TABEL...v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Identifikasi Masalah...6

C. Pembatasan Masalah...6

D. Perumusan Masalah...7

E. Tujuan Penelitian...7

F. Manfaat Hasil Penelitian...7

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pembelajaran IPS 1. Pengertian Belajar...9

2. Ciri- ciri Belajar...13

3. Prinsip-prinsip Belajar...14


(9)

iii

2. Ruang Lingkup Ilmu PengetahuanSosial...22

3. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial...23

4. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial...23

C. Strategi dan Metode Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian strategi dan metode pembelajaran...25

2. Pengertian model Pembelajaran...26

D. Strategi pembelajaran aktif 1. Pengertian Pembelajaran Aktif...28

2. Karakteristik Pembelajaran Aktif...28

3. Urgensi Pembelajaran Aktif...29

4. Implementasi Pembelajaran Aktif ...30

5. Metode Bermain Jawaban...30

6. Metode Guided Teaching.... 33

7. Hasil Penelitian Yang Relevan...33

8. Kerangka Berpikir...34

9. Pengajuan Hipotesisi Penelitian...35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian...37


(10)

iii

F. Kalibrasi Instrumen...42

G.Hipotesis Statistik...47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum MTs. Al- Mujahiddin 1. Identitas Sekolah...48

2. Latar Belakang Sekolah...48

3. Visi dan Misi Sekolah ...49

B. Praktek Pembelajaran...49

1. Praktik Pembelajaran Metode Bermain Jawaban...49

2. Praktik Pembelajaran Metode Guided Teaching...50

C. Deskripsi Data...51

D. Data Hasil Belajar IPS Siswa...52

E. Pengujian Persyaratan Analisis... 53

F. Pengujian Hipotesis...59

G. Keterbatasan Penelitian...62

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...63

B. Saran- saran...63


(11)

(12)

iv Ekonomi

LAMPIRAN 3 Instrumen Soal Kalibrasi Kelas VIII materi Kegiatan Pokok Ekonomi

LAMPIRAN 4 Soal Instrumen Soal Kalibrasi Kelas VIII materi Kegiatan Pokok Ekonomi

LAMPIRAN 5 Anates nilai kalibrasi

LAMPIRAN 6 RPP pertemuan 1 bermain jawaban

LAMPIRAN 7 RPP pertemuan 2 bermain jawaban

LAMPIRAN 8 RPP pertemuan 1 guided teaching LAMPIRAN 9 RPP pertemuan 2 guided teaching LAMPIRAN 10 Soal pretest

LAMPIRAN 11 Soal posttest

LAMPIRAN 12 Uji Nomalitas pre tes bermain jawaban

LAMPIRAN 13 Uji Normalitas pos tes bermain jawaban

LAMPIRAN 14 Uji Nomalitas pre tes Guided Teaching LAMPIRAN 15 Uji Normalitas pos tes Guided Teaching LAMPIRAN 16 nilai N-gain bermain jawaban

LAMPIRAN 17 nilai N-gain Guided Teaching LAMPIRAN 18 Uji homogen

LAMPIRAN 19 Uji hipotesis


(13)

v

Tabel 3.2 Desain Penelitian kelompok eksperimen diberikan pre tes dan pos tes

Tabel. 3.3 klasifikasi indeks kesukaran

Tabel 3.4 Klasifikasi daya pembeda

Tabel. 4.1 Desain Penelitian

Tabel 4.2 Data Hasil Pre tes Siswa Kelompok Bermain Jawaban

Tabel 4.3 Data Hasil Pos tes Siswa Kelompok Bermain Jawaban

Tabel 4.4 Data Hasil Pre tes Siswa Kelompok Guided Teaching Tabel 4.5 Data Hasil Pos tes Siswa Kelompok Guided Teaching

Tabel 4.6 Data Uji Normalitas Hasil Pre tes Siswa Kelompok Bermain Jawaban

Tabel 4.7 Data Uji Normalitas Hasil Pos tes Siswa Kelompok Bermain Jawaban

Tabel 4.8 Hasil perhitungan uji normalitas pre tes dan pos tes kelas Bermain Jawaban

Tabel 4.9 Data Uji Normalitas Hasil Pre tes Siswa Kelompok Guided Teaching Tabel 4.10 Data Uji Normalitas Hasil Pos tes Siswa Kelompok Guided Teaching Tabel 4.11 Hasil perhitungan uji normalitas pre tes dan pos tes kelas Guided

Teaching


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi perlunya mengubah pola pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran lebih aktif dan partisipatif. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber informasi. Oleh karena itu, siswa perlu mengubah peran dari sekedar penerima informasi yang pasif menjadi siswa yang aktif, mencari pengetahuan dan keterampilan serta menggunakannya secara bermakna. Hal ini sejalan dengan peraturan pemerintah (PP) No 19/2005 pasal 19 ayat 1 yang menekankan bahwa:

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk bervariasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis dan peserta didik.1

1

Peraturan Pemerintah RI No 19 Tahun 2005 tentang “Standar Nasional Pendidikan”, (Jakarta :BP. Cipta Jaya, 2005),h.13


(15)

Menurut Suprijono belajar dalam idealisme berarti “psiko-fisik–sosio menuju perkembangan pribadi seutuhnya”.2 Namun, pada pelaksanaanya selama ini, guru bertindak sebagai pengajar berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan siswa giat untuk mengumpulkan atau menerimanya. Proses pembelajaran seperti ini didominasi oleh aktivitas menghafal. Siswa belajar jika mereka sudah hafal dengan hal- hal yang sudah dipelajarinya. Sudah tentu pengertian belajar seperti ini secara esensial belum memadai.

Perolehan pengetahuan maupun upaya penambahan pengetahuan hanya sebagian kecil dari pembuktian pribadi seutuhnya. Siswa merupakan individu yang berbeda satu sama lain, yang memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual siswa tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar mengubah kondisi siswa dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham, dan yang berprilaku tidak baik menjadi berprilaku baik.

Menurut kamus besar bahasa indonesia Pengertian Guru ialah:

Guru adalah manusia yang tugasnya (profesinya) mengajar. Pada sisi lain, guru diidentikkan dengan istilah pendidik, karena makna pendidik adalah usaha untuk membimbing, mengarahkan, mentransfer ilmu dapat dilakukan secara umum. Secara keprofesian guru merupakan pendidik atau tenaga profesional yang bertugas Merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdiankepada masyarakat.3 Sebagai seorang pendidik, guru dalam mengajar memerlukan alat bantu sebagai penyampaian pesan, misalnya metode pengajaran yang digunakan untuk mempercepat proses yang lebih efektif dan efisien dalam upaya mencapai tujuan pendidikan dan tujuan proses belajar mengajar.

Menurut Isjoni metode merupakan ;

Cara-cara dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan proses belajar mengajar, bisa diartikan

2Agus Suprijono,”Coopertif Learning

teori dan Aplikasi Paikem.(Yogyakarta :Pustaka Pelajar,2009), Cet 1, h.3


(16)

sebagai cara-cara umum kegiatan guru dan siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar mencapai tujuan yang telah direncanakan.4 Menurut Hartono Selama ini, guru kurang memperhatikan perbedaan individual siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini dilihat dari perhatian sebagian “guru yang cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan tidak perorangan atau kelompok siswa”.5 Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual siswa, akan sulit untuk mengantarkan siswa ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Konsekuensi dari pembelajaran seperti ini adalah akan terjadi kesenjangan siswa yang cerdas dan yang kurang cerdas dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Salah satu masalah pokok pembelajaran di sekolah ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Rendahnya hasil belajar IPS juga dimiliki oleh siswa MTs. Al-Mujahiddin Cikarang Utara kelas VII. Hal itu dilihat dari rata-rata nilai ulangan umum semester ganjil siswa-siswi kelas VII yaitu, 44.95. Dan rata-rata nilai ulangan umum semester ganjil siswa kelas VII tersebut masih di bawah KKM yang di tetapkan sekolah tersebut yaitu 5, 00.

Dari data-data di atas udah saatnya guru IPS mengembangkan paradigma baru dalam pola pengajaran di kelas. Kegiatan Pembelajaran IPS dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pembelajaran IPS, siswa bersemangat siap secara mental, dan bisa memahami pengalaman yang dialami.

Pembelajaran IPS pada saat ini, guru hanya menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran dan tidak menggunakan metode yang lainnya. Seorang guru yang mengajar hanya dengan metode ceramah saja, dan menyampaikan materi dengan tidak bersemangat dapat membuat peserta didik mengalami kejenuhan saat belajar dan akibatnya adalah peserta didik menjadi tidak senang dengan pelajaran tersebut.

4

Isjoni, Pembelajaran Visioner Perpaduan Indonesia Malaysia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), Cet. 1, h. 2-3

5

Hartono, strategi pembelajaran active learning dalam http://sdittalqalam.wordpress.com /2008/01/09 /strategi-pembelajaran-active-learning/31 Des 09, 14:05 WIB


(17)

Sedangkan ilmu pengetahuan sosial merupakan salah satu cara untuk mengembangkan proses berpikir, yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang di hadapi oleh manusia. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan sosial sangat diperlukan untuk kehidupan sehari –hari dan kemajuan IPTEK. Sehingga ilmu pengetahuan sosial perlu diberikan kepada peserta didik sejak usia dini.

Apabila metode yang digunakan oleh guru hanyalah ceramah saja, maka peserta didik akan mudah lupa dengan pelajaran yang ia peroleh karena tidak adanya pengalaman yang menarik yang dialami oleh peserta didik tersebut, yang ada hanyalah pengalaman yang membosankan. Maka, dalam hal ini diperlukan metode lain guna untuk menghidupkan semangat siswa dalam belajar.

Dari permasalahan di atas sudah saatnya guru IPS mengembangkan paradigma baru dalam pola pembelajaran di kelas. Terutama mencari penyelesaiannya untuk mencapai peningkatan hasil belajar peserta didik. Peningkatan hasil belajar tentunya tidak akan terlepas dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Dengan demikian, diperlukan usaha untuk mencari, menetapkan dan mengembangkan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi peserta didik. Kegiatan Pembelajaran IPS dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pembelajaran IPS siswa bersemangat siap secara mental, dan bisa memahami pengalaman yang dijalani.

Salah satu metodenya adalah pembelajaran aktif. Menurut Hisyam Zaini metode pembelajaran aktif adalah “sesuatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif”. 6 Ketika siswa belajar dengan aktif, mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Siswa secara aktif menggunakan otak mereka untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan dan mengaplikasikan apa yang baru dipelajari kedalam suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.

6


(18)

Sampai saat ini banyak metode pembelajaran aktif yang sering digunakan, yaitu: Metode Diskusi, Metode Picture and Picture, Metode Debat, dll. Karena ada beberapa metode dari Pembelajaran Aktif, Bermain Jawaban,

Guided Teaching. Maka penulis mengambil dua dari metode pembelajaran aktif yaitu bermain jawaban metode Guided Teaching untuk diterapkan dalam pembelajaran IPS.

Metode pembelajaran aktif adalah metode bermain jawaban. Metode ini adalah sebuah metode permainan yang dapat melibatkan semua siswa dari awal sampai akhir proses pembelajaran. Dalam permainan ini siswa ditantang untuk mencari jawaban yang diberikan guru. Pemilihan strategi dan metode pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran IPS dapat mengaktifkan siswa dan menyadarkan siswa bahwa belajar IPS tidak selalu membosankan. Guru hanya sebagai fasilitator untuk membantu siswa mengembangkan pengetahuan bukan untuk memindahkan pengetahuan.

Menurut Agus Suprijono bahwa metode Guided Teaching ialah :

Guru menyampaikan beberapa pertanyaan yang mempunyai, beberapa kemungkinan jawaban kepada siswa untuk mengetahui pikiran dan kemampuan yang mereka miliki, guru memberikan waktu beberapa menit untuk memberi kesempatan kepada siswa menjawab pertanyaan dilakukan dengan cara dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, mintalah kepada siswa untuk menyampaikan hasil jawaban mereka dan catatan jawaban-jawaban yang mereka sampaikan dan menulis di papan tulis dengan mengkelompokkan jawaban mereka dalam kategori yang nantinya akan guru sampaikan dalam pembelajaran, sampaikan poin-poin utama dari materi yang diterangkan dengan ceramah interaktif, mintalah kepada siswa untuk membandingkan jawaban mereka dengan poin-poin yang telah guru sampaikan. 7

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka yang menjadi masalah utama adalah prosedur atau tahapan pembelajaran yang belum sistematis seperti penggunaan metode yang kurang bervariasi dan kurang tepatnya pemilihan metode pembelajaran sehingga hasil belajar siswa kurang dari yang diharapan.

7


(19)

Selama ini usaha-usaha ke arah perbaikan proses pembelajaran IPS, baik metode atau pendekatan sudah banyak di lakukan, namun pada metode tertentu belum banyak dilakukan. Untuk menerapkan metode pembelajaran yang dapat merangkul semua perbedaan yang dimiliki oleh siswa dan menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Untuk itu, dari latar belakang di atas peneliti ingin mencoba membedakan dua metode pembelajaran yaitu metode bermain jawaban dan metode Guided Teaching. Untuk mengetahui metode mana yang baik meningkatkan hasil belajar IPS, dalam sebuah penelitian yang berjudul “PERBEDAAN HASIL

BELAJAR IPS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE

BERMAIN JAWABAN DAN METODE GUIDED TEACHING DI MTs. MUJAHIDDIN CIKARANG UTARA’'

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Guru mendominasi kegiatan pembelajaran

2. Proses pembelajaran masih didominasi aktivitas menghafal 3. Guru kurang memperhatikan perbedaan individual siswa 4. Suasana belajar yang membosankan

5. Kurangnya kemampuan guru untuk menentukan metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik

6. Hasil belajar IPS siswa masih rendah

7. Belum adanya penerapan metode bermain jawaban dan metode Guided Teaching

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah di jelaskan di atas, maka masalah yang diteliti dibatasi pada:

1. Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini metode yang digunakan juga dibatasi yaitu. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan metode Bermain


(20)

Jawaban dan metode Guided Teaching. Serta untuk mengetahui metode mana yang paling baik untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari pembatasan masalah tersebut, maka perlu adanya perumusan masalah dalam penelitian ini. Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan di atas, peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini

yaitu “Apakah ada perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode Bermain Jawaban dan metode Guided Teaching di MTs. Al Mujahiddin Cikarang Utara ?”.

E. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

Setelah identifikasi masalah dan batasan masalah selesai dirumuskan, maka pada hakikatnya kita telah mempunyai inti dari tujuan penelitian yang dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui “ Ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode Bermain Jawaban dan metode Guided Teaching di MTs. Al Mujahiddin Cikarang Utara?”

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian dilakukan dapat bermanfaat bagi peneliti, para peserta didik, guru, dan komponen pendidikan di sekolah. Manfaat penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan.

b. Bagi para peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi dalam mengembangkan pengetahuan tentang penerapan metode pembelajaran


(21)

aktif metode Bermain Jawaban dan metode Guided Teaching sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa

c. Bagi para akademisi, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau bahan kajian dalam menambah khasanah ilmu di bidang pendidikan, sehingga dapat mengembangkan penerapan metode pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif strategi metode pembelajaran IPS yang dapat di terapkan untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar IPS siswa.

b. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan motivasi belajar IPS serta mengatasi kesulitan dan kejenuhan dalam belajar IPS c. Bagi pembaca, hasil penelitin ini sebagai informasi mengenai pengaruh

strategi pembelajaran aktif metode bermain jawaban terhadap hasil belajar IPS siswa dan menjadi bahan masukan bagi yang berminat untuk menindaklanjuti penelitian ini.


(22)

9

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR A. Kajian Teori

1. Pembelajaran IPS a. Pengertian Belajar

Belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. (Learning is defined as the modification or strethening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu pengunaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.

Menurut Zikri, Belajar adalah “proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi harus secara relatif bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya dari


(23)

pada perilaku yang saat ini (immediate behavoir), tetapi prilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang (potential behavior)”.1

Belajar juga merupakan “proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar,baik individual maupun kelompok, baik mandiri maupun dibimbing”.2

Morgan dalam bukunya introduction to psyhology mengemukakan bahwa “belajar adalah setiap perbuatan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”3

Menurut James O. Whitaker, belajar dapat didefinisikan sebagai :

Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Pendapat lain, bahwa belajar adalah sama saja dengan latihan sehingga hasil belajar akan nampak dalam keterampilan-keterampilan tertentu. Menurut pengertian secara psikologi, belajar adalah merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.4

Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lain tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, belajar adalah latihan-latihan pembentukan secara otomatis, dan seterusnya, ada pula tafsiran lain tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

Lester D. Crow dan Alice Crow mendefinisikan bahwa:

Belajar adalah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap, upaya yang dilakukan oleh seorang yang belajar untuk memperoleh berbagai kebiasaan, ilmu dan sikap diatas

11

Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman diri dan lingkungan, (Jakarta : Kizi

BROTHER’A, 2006). H. 76

2

Mulyati Arifin dkk. Startegi belajar kimia (prinsip dan aplikasinya menuju pewmbelajaran efektif), (Bandung;2006), h. 8

3

Ngalim Purwanto, psikologi pendidikan, (Bandung :Remaja Rosda Karya, 2007)h.84 4

Drs. H. Abu Ahmadi, Drs. Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta : Reneka Cipta,1991),h.119-121


(24)

dilakukan dengan cara tertentu sehingga menimbulkan suatu perubahan dalam diriya dalam mereaksi terhadap situasi belajar yang dialaminya5

Dalam konteks psikologi pembelajaran, pengertian tentang belajar, sangat beragam. Pengertian belajar dipengaruhi oleh teori yang melandasi rumusan belajar itu sendiri. Banyak orang beranggapan bahwa belajar semata-mata mengumpulkan atau menghafal fakta-fakta yang terjadi dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Anggapan seperti itu mungkin tidak sepenuhnya keliru, karena prakteknya banyak orang yang belajar dengan menghafal. Padahal, menghafal hanyalah salah satu bagian dari beberapa cara belajar.

Dalam perspektif psikologis menurut Slameto belajar merupakan : Suatu proses perubahan dalam prilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup. Belajar juga berarti suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.6

Menurut W.S Winkel psikologi belajar di definisikan sebagai “suatu

aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai serta sikap, perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas”. 7 Dalam hal ini, belajar berarti sesuatu yang dilakukan seseorang untuk dapat merubah dirinya menjadi yang lebih baik.

Menurut Nasution belajar merupakan :

Suatu perkembangan, proses perkembangan itu melalui tiga fase, yaitu fase acquisition (kemampuan) dimana seseorang mengumpulkan pengetahuan, kemudian fase specialization (spesialisasi), dimana seseorang memusatkan perhatiannya kepada bidang tertentu, dan

5

Aminudin Rasyad Teori belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Uhamka Press, 2003) h.30 6

Tohirin, Psikologi Pembelajaran pendidikan agama (Jakarta : PT Raja Grafindo, 2005)h.47

7

W.S Winkel, psikologi pengajaran , (Jakarta:PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1996),hal.53


(25)

akhirnya fase integration (penyatuan) dimana seseorang menaruh minat untuk gaya belajar yang selama ini kurang digunakannya, dengan demikian memperoleh minat dan tujuan hidup baru.8

Nasution mengatakan bahwa ,”belajar sebagai perubahan kelakuan

berkata pengalaman dan latihan”.9

Hal senada yang diungkapkan oleh

Slameto yang mengatakan bahwa belajar ialah “suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.10 Dalam pengertian ini perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendeknya mengenai segala aspek pribadi seseorang.

Dari beberapa penyataan mengenai pengertian belajar maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan hal yang mengandung perubahan dalam diri seseorang yang telah melakukan perbuatan belajar melalui latihan atau pengalaman di dalam laboratorium belajar maupun di luar laboratorium belajar. Perubahan itu sendiri dapat terjadi karena ada pengalaman atau praktik yang dilakukan siswa dengan sengaja dan disadari ataupun tak disadari oleh siswanya, dimana perubahan itu bersifat bermanfaat sesuai dengan yang menjadi harapan siswa, disamping itu juga perubahan dapat menghasilkan sesuatu yang baru yang lebih baik dibandingkan dengan yang telah ada sebelumnya. Selain itu perubahan sendiri dapat terjadi karena usaha yang dilakukan oleh siswa itu sendiri ataupun terjadi bukan karena dengan sendirinya seperti proses kematangan atau kedewasaan yang terjadi pada siswa itu sendiri. Timbulnya keanekaragaman pendapat para ahli mengenai pengertian belajar merupakan suatu fenomena perselisihan yang wajar karena adanya titik perbedaan cara pandang. Namun secara umum belajar

8

S. Nasution, berbagai pendekatan dalam proses belajar dan mengajar, (Jakarta : PT .Bina Aksara ,1984), hal.114

9

S. Nasution, Didaktik asas-asa mengajar, (Jakarta :Bumi Akasara, 1995), cet 1, hal.34 10

Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta : PT.Rineka Cipta, 1995),cet 3, hal.2


(26)

dapat diartikan sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan di sekitarnya yang melibatkan proses kognitif.

b. Ciri-ciri belajar

Dalam penelitian ini belajar dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Perubahan itu pada pokoknya membedakan antara keadaan sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan belajar.

Ciri-ciri belajar menurut Oemar Hamalik yang dikutip Asep Jihad dan Abdul Haris adalah sebagai berikut:

a. Proses belajar harus mengalami, berbuat, mereaksi dan melampaui; b. Melalui bermacam-macam pengalaman dan mata pelajaran yang

berpusat pada suatu tujuan tertentu; c. Bermakna bagi kehidupan tertentu;

d. Bersumber dari kebutuhan dan tujuan yang mendorong motivasi secara keseimbangan;

e. Dipengaruhi pembawaan dan lingkungan;

f. Dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual;

g. Berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan sesuai dengan kematangan anda sebagai peserta didik;

h. Proses belajar terbaik adalah apabila anda mengetahui status dan kemajuannya;

i. Kesatuan fungsional dari berbagai prosedur;

j. Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain tetapi dapat didiskusikan secara terpisah;

k. Di bawah bimbingan yang merangsang dan bimbingan tanpa tekanan dan paksaan;

l. Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi abilitas dan keterampilan;

m. Dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik;

n. Lambat laun dipersatukan menjadi keperibadian dengan kecepatan berbeda-beda;


(27)

o. Bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah, jadi tidak sederhana dan statis.11

Ali Imron mengatakan “ada sejumlah ciri-ciri belajar yang dapat dibedakan dengan kegiatan lain selain belajar, yaitu: (1) Belajar adalah suatu proses yang disengaja dan secara sadar; (2) Belajar merupakan suatu aktivitas yang dirancang; (3) hasil belajar relatif menetap dan tidak berubah-ubah”.12

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa perbuatan belajar terjadi karena interaksi seseorang dengan lingkungannya yang akan menghasilkan suatu perubahan tingkah laku pada berbagai aspek, diantaranya pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan-perubahan yang terjadi disadari oleh individu yang belajar, berkesinambungan dan akan berdampak pada fungsi kehidupan lainnya. Selain itu perubahan bersifat positif, terjadi karena peran aktif dari pembelajar, tidak bersifat sementara, bertujuan, dan perubahan yang terjadi meliputi keseluruhan tingkah laku pada sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.

c. Prinsip-prinsip Belajar

Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan didalam proses belajar mengajar. Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila ia dapat menerapkan cara mengajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip orang belajar.

Diantara beberapa prinsip belajar yaitu :

1) Belajar senantiasa bertujuan dengan pengembangan perilaku siswa.

2) Belajar dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu dan faktor dari luar individu.

3) Belajar bersifat keseluruhan yang menitikberatkan pemahaman, berfikir kritis, dan reorganisasi pengalaman.

4) Belajar membutuhkan bimbingan, baik secara langsung oleh guru maupun secara tak langsung melalui bantuan pengalaman pengganti.

11

Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008), Cet.1, h. 3-4.

12


(28)

5) Belajar melalui praktik atau mengalami secara langsung akan lebih efektif mampu membina sikap, keterampilan, cara berpikir kritis dan lain-lain, bila dibandingkan dengan hapalan saja. 13

Berdasarkan uraian diatas prinsip belajar ialah Seorang guru akan dapat menerapkan cara mengajar yang sesuai dengan materi pembelajaran sehingga membutuhkan keterampilan cara berpikir kritis, dan memepunyai tujuan masa depan, di pengaruhi oleh faktor-faktor baik internal mauupun eksternal.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar

Hasil belajar tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar siswa di sekolah. Menurut Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik dalam buku Perkembangan Peserta Didik, mengungkapkan :

Ada sejumlah faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik yaitu faktor internal mencakup fisik, kondisi panca indera dan fisik umumnya, serta psikologis mencakup variabel non kognitif : minat, motivasi dan kepribadian, variabel kognitif: kemampuan khusus (bakat), dan kemampauan umum (intelegensi). Faktor eksternal mencakup pertama fisik, kondisi tempat belajar, sarana dan prasarana belajar, materi pelajaran, dan suasana lingkungan belajar, kedua sosial: dukungan sosial dan pengaruh budaya.14

Menurut Wasty Soemanto berpendapat bahwa “faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar dapat dikelompokkan atas tiga kelompok

yaitu stimulasi belajar, metode belajar, dan individu yang belajar”15

Menurut Ngalim Purwanto, faktor yang mempengaruhi proses dan hasil

belajar dapat digambarkan sebagai berikut “16

13

Kusnandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan

Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 302

14

Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik, Peserta Didik, (Padang: Dirjen Pendidikan Tinggi Bekerjasama dengan HEDS-JICA, 2007), h. 63

15

Wasty Soemanto, ilmu pendidikan (Bandung:Remaja Karya; 1992)h.54

16

Ngalim Purwanto, psikologi pendidikan (Jakarta: Biana Aksara, 1997)h. 84


(29)

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya , yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil menujuk kepada “suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional”.17 Para ahli Pendidikan telah mencoba merumuskan dalam belajar ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar. Faktor – faktor belajar itu pun dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor intern yang berasal dari dalam dan faktor ekstern atau berasal dari luar. faktor luar banyak dipengaruhi dari dalam diri peserta didik itu sendiri dan faktor eksternal dipengaruhi oleh lingkungan luar. Faktor internal yaitu “faktor yang berasal dari seseorang sendiri dan dapat mempengaruhi terhadap belajarnya Faktor internal dibedakan menjadi tiga yaitu faktor jasmaniah, faktor kelelahan dan faktor

psikologi.”18

Faktor jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang . “Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah

atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.”19

17

Rini Susanti, Bentuk tes dan tingkah laku belajar,(www.pustekom.go.id)h. 129

18

http://husamah.staff.umm.ac.id/files/2010/03/MAKALAH2.pdf, Akses: 10 maret 2011

19

http://ekosuprapto.wordpress.com/2009/04/18/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-proses- belajar/, Akses 7 Maret 2011

Instrumental input

input Teaching-Learning

Process

Output


(30)

Menurut Husamah faktor kelelahan yaitu :

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.20

Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak. Minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif adalah faktor-faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik.”21 Sedangkan Faktor eksternalnya yaitu “faktor yang berasal dari lingkungan luar dan dapat mempengaruhi terhadap belajarnya. Faktor eksternal dibedakan menjadi

tiga yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.”22

Berdasarkan penjelasan di atas faktor yang mempengaruhi belajar itu ialah faktor internal seperti keluarga dan faktor eksternal yaitu masyarakat, teman. Faktor psiokologis juga sangat mempengaruhi belajar seseorang untuk mengembangkan kemampuan seseorang seperti bakat, minat.

e. Pengertian Hasil Belajar

Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi

hasil belajar. Menurut Winkle yang dikutip Purwanto “Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah

lakunya”.23

Proses pengajaran merupakan sebuah aktivitas sadar untuk membuat siswa belajar. Proses sadar mengandung implikasi bahwa pengajaran merupakan

20

http://husamah.staff.umm.ac.id/files/2010/03/MAKALAH2.pdf, Akses: 10 maret 2011

21

http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-proses.html

22

http://husamah.staff.umm.ac.id/files/2010/03/MAKALAH2.pdf, Akses: 10 maret 2011 23


(31)

sebuah proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran (goal directed).

Definisi hasil belajar menurut Abdurrahman yang dikutip oleh Asep Jihad

dan Abdul Haris bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak

setelah melalui kegiatan belajar”.24

Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

Agus Suprijono mengatakan yang dimaksud dengan “hasil belajar adalah

pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

keterampilan”.25

Merujuk pemikiran Bloom yang dikutip Agus Suprijono bahwa: Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation

(menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima),

responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization

(organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, social, manjerial, dan intelektual.26

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan peserta didik dalam upaya

24

Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008), Cet.1, h. 14.

25

Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori Dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet.1, h.5.

26


(32)

mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut “guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu”.27

Dengan memperhatikan berbagai teori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar, bahwa dalam proses belajar dapat terjadi perubahan pengetahuannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-lain. Perubahan itu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Dengan kata lain hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Hasil belajarmerupakan keseluruhan hasil kemampuan peserta didik setelah ia mengalami proses belajar.

2. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan “integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, dan hukum dan budaya. IPS dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdipliner dari aspek-aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial.”28

“Sesuai dengan yang tertera didalam UU Sisdiknas No.20/2003 Bab X

pasal 37 bahwa Kurikulum dasar pendidikan dan menengah pendidikan memuat

salah satunya Ilmu Pengetahuan Sosial”

Arti dari IPS adalah

Bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu, sedangkan pengertian ilmu sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.29

27

http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-hasil-belajar/, Akses: 23 November 2010

28

Sapriyadi, Pendidikan IPS, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 1, h. 7 29


(33)

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang membahas kehidupan sosial yang didasarkan pada kajian bahan seperti kajian sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi. Adapun pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial dibagi menjadi 3 bagian yaitu: istilah ilmu sosial, study social, ilmu pengetahuan sosial. Ketiga bagian tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya karena saling berkaitan.

Menurut Nursid Sumaatmadja,bagian Ilmu IPS adalah:

a. Ilmu sosial adalah bidang-bidang keilmuan yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.

b. Study sosial adalah suatu bidang pengkajian dalam masalah social kehidupan manusia di masyarakat, dan mempelajari gejala social yang menjadi bagian dari kehidupan.

c. Ilmu pengetahuan social atau IPS, adalah mempelajari kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya, baik itu cara menggunakan usaha, memenuhi materi, kebutuhan budaya, kebutuhan kejiwaan, pemanfaatan sumber daya alam di bumi, maupun mengatur kesejahteraan dan pemerintahan.30

Menurut S.Nasution. Dalam tulisan N.Daldjoeni. Ilmu Pengetahuan Sosial

didefinisikan “sebagai pelajaran yang merupakan suatu paduan dari sejumlah mata pelajaran sosial”.31

Sedangkan pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial secara umum menurut beberapa ahli dalam tulisan Nursidi Sumaatmadja, adalah:

a. Menurut Norman Mackenzi, Ilmu Pengetahuan Sosial adalah semua disiplin ilmu yang merupakan perjanjian manusia dalam konteks sosial

b. Menurut Nu’man Sumantri, Ilmu Pengetahuan Sosial adalah yang menekankan pada timbulnya nilai-nilai kewarganegaraan, moral, ideologi Negara dan agama. Ilmu Pengetahuan Sosial juga menekankan pada isi dan metode berfikir keilmuan sosial.

c. Menurut Achmad Sanusi, Ilmu Pengetahuan Sosial terdiri dari disiplin-disiplin Ilmu Pengetahuan Sosial yang bertaraf akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah.

d. Menurut Calhoum mendefinisikan Ilmu pengetahuan sosial sebagai Stady tentang tingkah laku kelompok umat manusia Van Daelen, Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu sosial yang mempelajari

30 Nursidi Sumaatmadja, Metodologi Pengajaran IPS, (Bandung, Alumni, 1998), h. 67

31 N. Daldjoeni, Dasar-dasar IPS Untuk Mahasiswa, IKIF Dan Guru Sekolah Lanjutan


(34)

tentang tingkah laku manusia. Dan tingkah laku manusia di masyarakat itu meliputi berbagai aspek, seperti aspek ekonomi, sikap mental, aspek budaya, dan hubungan sosial.32

Ilmu Pengetahuan Sosial ditinjau dari sifatnya digolongkan sebagai “ilmu pengetahuan murni (pure science) bukan ilmu pengetahuan terapan (applied science)”.33 Ilmu Pengetahuan Sosial dimaksudkan untuk memberikan kompetensi kepada peserta didik dalam memahami konsep-konsep ilmu pengetahuan sosial seperti sejarah, sosiologi, geografi, ekonomi. Ilmu pengetahuan Sosial mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai ilmu dan sebagai metode. Sebagai ilmu, ilmu pengetahuan sosial merupakan kumpulan pengetahuan tentang masyarakat dan kebudayaan yang disusun secara sistematis berdasarkan analisis berfikir logis. Sebagai metode, Ilmu Pengetahuan Sosial adalah cara berfikir utuk mengungkapkan realitas sosial yang ada dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat mempertanggungjawabkan secara ilmiah.

Dalam kedudukannya sebagai sebuah disiplin ilmu sosial yang sudah relatif lama berkembang di lingkungan akademika, secara teoritis Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki strategi dalam membahas dan mempelajari masalah-masalah sosial-politik dan budaya yang berkembang di masyarakat dan selalu siap dengan pemikiran kritis dan alternatif menjawab tantangan yang ada. Melihat masa depan msyarakat suatu Negara, Ilmu Pengetahuan Sosial dituntut untuk tanggap terhadap isu globalisasi yang di dalamnya mencakup demokratisasi, desentralisasi dan otonomi, penegakkan HAM, good governance

(tata kelola pemerintah yang baik), emansipasi, kerukunan hidup bermasyarakat, dan masyarakat yang demokratis

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan pemahaman fenomena kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran mencangkup kosep-konsep dasar, pendekatan, metode, dan teknik analisis dalam pengkajian berbagai fenomena dan permasalahan yang

32

Syafruddin Nurdin, Model Pembelajaran, (Tangerang, Quantum Teaching, 2005), hal.19-24

33

Asep Hery Herhawan dkk.Belajar dan Pembelajaran di SD. (Bandung Upi Press.2007)hal 2


(35)

ditemui dalam kehidupan yang nyata di masyarakat. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan pada tingkat pendidikan menengah sebagai pelajaran mata pelajaran tersendiri.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan tata negara.

b. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial

Secara mendasar, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. ruang lingkup kajian Ilmu Pengetahuan Sosial meliputi:

1. “Substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat.

2. Gejala,masalah, dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat”.34

c. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan “membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab”.35

Pada intinya tujuan dari pembelajarn Ilmu Pengetahuan Sosial adalah agar peserta didik dapat bersosialisasi terhadap lingkungan dalam kehidupan sehari-hari, untuk itu proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah seyogyanya dapat terorgainisir dengan baik.

Tujuan ini juga tentu tidak secara langsung tercipta tanpa campur tangan seorang guru dalam membentuk karakter tersebut. Menurut Kosasih dalam buku Etin solihatin, “tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dapat tercapai apabila

34

http://massofa.wordpress.com/2010/12/09/pengertian-ruang-lingkup-dan-tujuan-ips/ 35


(36)

seorang guru mampu dan terampil dalam memilih dan menggunakan berbagai

model, metode, strategi dan strategi pembelajaran terus ditingkatkan.”36

Pada dasarnya tujuan dari pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa guru sangat berpengaruh dalam hal ini mengembangkan kemampuan berfikir siswa, sikap dan nilai diri siswa. Maka guru dituntut untuk dapat mengetahui perkembangan siswanya, sejauh mana hasil belajar tersebut dapat terlihat dalam kehidupan sehari-hari siswa.

d. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

Untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial, dalam proses pembelajarannya harus menarik sehingga peserta didik termotivasi untuk belajar. Diperlukan metode pembelajaran interaktif, dimana guru lebih banyak memberikan peran kepada peserta didik sebagai subjek belajar.

Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial adalah “kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Derajat kemampuan yang diperoleh siswa diwujudkan dalam bentuk nilai hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial.”37

Guru merancang proses belajar mengajar yang melibatkan para peserta didik baik pada aspek koginitf, afektif dan psikomotor sehingga tercapai hasil belajar yang sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditentukan. Agar belajar Ilmu Pengetahuan Sosial meningkat diperlukan situasi,cara dan model pembelajaran yang tepat untuk melibatkan peserta didik secara aktif baik pikiran, pendengaran maupun pengelihatan dalam

36

Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2008), Cet. 3, h. 15)

37


(37)

proses belajar mengajar. Adapun pembelajaran yang tepat untuk melibatkan peserta didik secara total adalah pembelajaran dengan model bermain jawaban. Selain itu model pembelajaran ini juga melatih peserta didik untuk bekerja sama dan saling menghargai pendapat orang lain. Selain model bermain jawaban), model Quided Teaching juga merupakan model yang mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam prose belajar mengajar dan peserta didik dilatih untuk bekerja sama dan berinteraksi dengan lebih luas kepada temen sekelompoknya.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penentuan metode dalam proses pembelajaran sangat mempengaruhi tercapainya hasil belajar siswa yang sesuai dengan (KKM) yang sudah ditentukan. Agar belajar Ilmu Pengetahuan Sosial meningkat diperlukan situasi, cara dan model pembelajaran yang tepat untuk melibatkan peserta didik secara aktif baik pikiran, pendengaran maupun pengelihatan dalam proses belajar mengajar.

3. Strategi dan Metode Pembelajaran IPS

a. Pengertian strategi dan metode pembelajaran

Stategi dan metode pembelajaran memiliki pengertian yang berbeda. Banyak para pakar pendidikan yang mengartikan strategi dan metode pembelajaran. Pendapat para pakar tersebut diuraikan pada pembahasan berikut ini.

Secara harfiah, “kata metode berasal dari bahasa Greek (Yunani) yang terdiri dari kata Metha yang berarti melalui dan hodos yang berarti jalan, cara atau gaya”.38 Jadi methodos berarti mengikuti, menuruti jalan yang telah lalu, dan method berarti jalan yang telah lalu.

Sedangkan, secara terminologi atau secara istilah menurut Mulyono Sumardi, “Metode adalah rencana yang menyeluruh yang berhubungan dengan penyajian mata pelajaran secara teratur dan tidak saling bertentangan dan didasarkan atas suatu approach”.39 Metode mengajar adalah kata yang digunakan untuk menandai serangkaian kegiatan yang diarahkan oleh guru yang

38

M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam ( Jakarat: Bumi aksara, 2001) cet ke 5 h. 89 39

Mulyono sumardi, Pengajaran bahas asing, (jakarta: PN Bulan Bintang, 2000) cet 1, h. 12


(38)

hasilnya adalah belajar pada siswa”.40 Dengan demikian metode dapat pula diartikan sebagai proses atau prosedur yang hasilnya adalah belajar atau dapat pula merupakan alat melalui belajar menjadi aktif. Dan yang lebih penting lagi adalah metode dianggap sebagai suatu peroses yang memungkinkan terjadinya belajar.

Menurut Uno strategi pembelajaran adalah “cara-cara yang akan

digunakan oleh guru untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran”. Pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik siswa yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu.41 Dick dan Carrey

juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran adalah “suatu set materi dan

prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa”.42

Kemp mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah “suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien”.43

Senada dengan pendapat Kemp, Djamarah dan Zain juga mengemukakan bahwa “strategi pembelajaran adalah pola-pola umum kegiatan guru dan siswa dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan”44. Sama seperti dua pendapat diatas, Fathurrahman dan Sutikno juga mengartikan strategi pembelajaran sebagai pola umum kegiatan guru dan siswa dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Dengan kata lain, strategi belajar mengajar merupakan “sejumlah

40

Abdul Azis Whab, “Metode dan Model-Model Mengajar Ilmu Pengetahuan sosial” (Bandung : Alfabeta, 2009) h. 83

41

Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif ,(Jakarta Bumi Aksara ,2007),Cet.I,h.3

42

Wina Sanjaya, perencanaan dan desain sistem pembelajaran , (Jakarta :Prenada Media Group,2008),Cet I, h. 187

43

Wina Sanjaya, perencanaan dan Desain …, h. 187 44

Syaiful Bahri, Djamarah dan Aswan Zain, strategi belajar mengajar, (Jakarta :Rineka Cipta, 2006), Cet. III, h. 5


(39)

langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu”.45

Kozna secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat

diartikan sebagai “setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada siswa menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu”.46 Sama seperti pendapat Kozna, Gropper mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan “pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Ia menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa dalam kegiatan belajarnya harus dapat dipraktikkan”.47

Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran untuk memudahkan siswa memahami materi pembelajaran. Sehingga pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat tercapai. Ada dua hal yang patut dicermati dari pengertian diatas. Pertama strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya /kekuatan dalam pembelajaran. Kedua, Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu . Artinya arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas, yang dapat diukur keberhasilannya.

45

Pupuh Fthurrahman dan M. Sobry Sutikno, Strategi belajar mengajar strategi mewujudkan pembelajaran bermakna melalui penanaman konsep umum dan konsep Islami, (bandung:PT Refika Aditama, 2007), h.3

46 Hamzah B. Uno, Model Pe belajara …,h.1

47


(40)

b. Pengertian Model pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau suatu pola pendekatan yang digunakan untuk mendesain pembelajaran. Dalam model mengajar terkandung strategi mengajar, yaitu pola urutan kegiatan instruksional yang digunakan untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Muhibbin Syah berpendapat bahwa

“Model-model mengajar (teaching models) adalah blue print mengajar yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pengajaran. Cetak biru (blue print) ini lazimnya dijadikan pedoman perencanaan dan

pelaksanaan pengajaran serta evaluasi belajar”.48

Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Joyce yang dikutip oleh Trianto bahwa ”Each model

guide us as we design instruction to help students achieve various objectives”. Maksud kutipan tersebut bahwa “setiap model mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran”.49

Menurut Trianto “Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran

dalam tutorial”.50

Hal ini berarti bahwa model mengajar merupakan model belajar dengan model tersebut guru dapat membantu siswa untuk mendapatkan atau memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri. Selain itu, mereka juga mengajarkan bagaimana mereka belajar.

Pendapat lain yang diungkapkan oleh Agus Suprijono bahwa.

Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas. Model pembelajaran

48

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 15, h. 186.

49

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet. 1, h. 51

50


(41)

ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.51

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana maupun pola pendekatan yang direkayasa sedemikian rupa dalam mendesain pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang isinya mencakup perencanaan/perancangan, strategi, pelaksanaan, serta evaluasi pembelajaran.

4. Strategi Pembelajaran Aktif 1. Pengertian Pembelajaran Aktif

Zaini (2002) mengatakan bahwa pembelajaran aktif adalah “sesuatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif”52

. Ketika siswa belajar dengan aktif, mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran , tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan

Pembelajaran aktif adalah “segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut”.53

51

Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. I, h. 45-46

52

Hisyam Zaini dkk, strategi Pembelajaran aktif , (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani

53

T.M.A Ari Samadhi, pembelajaran aktif (active learning), Teacing improvement Worksoop engineering education developmentprojeck.ADB Loan No. 1432-INO. Diakses pada tanggal 25 Juni dari http://ilstu. Edu/depts./CAT.h.47


(42)

2. Karakteristik Pembelajaran Aktif

Menurut Bonwell dalam Samadhi (1995), pembelajaran memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis teori topik atau permasalhan yang dibahas.

2. Siswa tidak hanya mendengarkan materi secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi

3. Penekanan pada exploritasi pada nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan pada materi pembelajaran

4. Siswa lebih banyak dituntut untuk berfikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi

5. Umpan balik yang cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.

3. Urgensi Pembelajaran Aktif

Untuk mempelajari suatu dengan baik siswa perlu terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa harus aktif melakukan apa yang ingin mereka capai dari proses pembelajaran. Siswa perlu memecahkan masalah sendiri, menemukan contoh-contoh dan mencoba keterampilan-keterampilan. Junaidi dkk. Mengemukakan beberapa alasan yang menunjukkan urgensi penerapan pembelajaran aktif, yaitu :

1. Jika siswa memiliki banyak kesempatan untuk membaca, mendengar, mempraktekkan dan mendiskusikan materi pelajaran, maka mereka akan lebih banyak mengingatnya

2. Kegiatan-kegiaan dalam pembelajaran aktifdapat mencegah terjadinya sesi yang menonton sehingga siswa akan lebih banyak memberikan perhatian lebih banyak menikmati sesi pembelaaran. 3. Pembelajaran aktif akan mengintegrasikan bahan-bahan baik yang


(43)

4. Pembelajaran aktif melibatkan siswa untuk berfikir tinggi.Hal ini akan menyebabkan keterampilan siswa berfikir tingkat tinggi siswa semakin terasah.

5. Kegiatan-kegiatan mandiri memberikan kesempatan siswa untuk melibatkan gaya belajarnyasendiri dalam berbagai kegiatan.siswa akan mengulang langkah-langkah penting jika kegiatan tersebut dilakukan sendiri.

6. Pembelajaran aktif memerlukan tanggungjawab individual dan sekaligus tingkat kerjasama yang tinggi.

7. Pembelajaran aktif mendorong interaksi siswa dengan siswa laian juga dengan guru.Hal ini dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa.

8. Keterlibatkan siswa yang tinggi dalam pembelajaran menyebabkan minat dan motivasi belajar siswa meningkat

4. Implementasi Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif dapat diimplementasikan dengan memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut ini :

1. Memperluas ragam pengalaman siswa

2. Memanfaatkan kelebihan interaksiantara siswa dengan orang lain maupun dengan sumber belajar yang lain

3. Memberi peluang berlangsunnya dialog dan pengalaman langsung.54

Proses pembelajaran di kelas memiliki tiga bagian yang terurut, yaitu kegiatan awal (pendahuluan),kegiatan inti, kegiatan akhir (penutup),strategi pembelajarn aktif dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa pada setiap bagian kegiatan tersebut.

54


(44)

5. Metode Bermain Jawaban

Metode bermain jawaban adalah sebuah metode pembelajaran aktif yang dapat melibatkan semua siswa dari awal sampai akhir. Dalam permainan ini mereka ditantang untuk mencari jawaban yang benar dan sekaligus bergantung pada faktor keberuntungan. Permainan ini dapat digunakan untuk pre tes ataupun pos tes, selain untuk mengajarkan materi yang baru. Dalam permainan ini guru mengajar dengan menggunakan jawaban-jawaban yang ditemukan oleh siswa.

Zaini dkk, mengemukakan langkah-langkah sebelum guru melakukan metode bermain jawaban sebagai berikut:

a. Guru membuat pertanyaan yang memerlukan jawaban ringkas dan masing-masing ditulis pada selembar kertas.

b. Guru menulis sejumlah kemungkinan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan nomor 1. Jumlah jawaban harus lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pertanyaan.

c. Guru Mengelompokkan jawaban-jawaban yang dibuat pada langkah kedua sesuai dengan kategori tertentu.

d. Guru Memasukkan jawaban-jawaban tersebut kedalam kotak-kotak kertas. Setiap kotak-kotak ditulisi nama kategori sesuai dengan kategori jawaban.

e. Guru Menempelkan kotak-kotak kertas yang berisi jawaban-jawaban pada selembar kertas karton. Kemudian dipasang di depan kelas.55

Lebih lanjut Suprijono mengemukakan langkah-langkah menerpakan metode bermain jawaban sebagai berikut:

a. Guru Membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Besar kelompok disesuaikan dengan jumlah siswa. Guru Mengusahakan masing-masing kelompok tidak lebih dari 5 orang.

b. Guru Memberi beberapa pertanyaan kepada masing-masing kelompok. Pertanyaan harus sama untuk semua kelompok. c. Guru Meminta masing-masing kelompok mendiskusikan

jawaban dan mencari kira-kira dikotak mana jawaban tersebut berada.

d. Permainan dimulai dengan meminta salah satu kelompok untuk membacakan pertanyaan, kemudian salah satu anggota


(45)

kelompok menjawab sesuai dengan kartu jawaban yang diambil dari kotak.

e. Langkah di ulangi untuk kelompok yang lain sampai pertanyaa habis atau waktu tidak memungkinkan.

f. Guru memberi klarifikasi jawaban.56

Desain model bermain jawaban dalam proses pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan pendahuluan

1) Guru mengucapkan salam pembuka yang menghangatkan siswa 2) Guru mengajukan konsep/topik dalam kehidupan sehari-hari yang

sesuai dengan materi yang sedang dipelajari 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

4) Guru menjelaskan langkah-langkah strategi pembelajaran aktif metode bermain jawaban.

b. Kegiatan Inti

1) Langkah pertama, guru membentuk siswa yang terdiri dari 5-6 orang. Setiap kelompok diberi tugas untuk mendiskusikan materi yang sedang dipelajari. Pada saat diskusi berlangsung, guru berkeliling membantu kelompok yang mengalami kesulitan. 2) Langkah kedua, setelah diskusi selesai, salah satu siswa dari

perwakilan kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Pada saat presntasi berlangsung, guru membimbing presentasi.

3) Langkah ketiga, untuk mngetahui pemahaman siswa, guru memberikan tugas kembali kepada masing-masing kelompok untuk mendiskusikan soal-soal tentang materi yang sedang dipelajari. Pada saat diskusi berlangsung, guru meletakkan kotak-kotak kertas di atas papan tulis yang berisi kartu-kartu jawaban

56Agus Suprijono, Cooperative Learning…, hal. 118


(46)

dari soal-soal yang diberikan. Kartu-kartu jawaban tersebut terdiri dari kartu jawaban yang benar dan juga jawaban yang salah. 4) Langkah keempat, siswa yang telah selesai diskusi, dipersilahkan

mencari jawaban mereka pada kotak-kotak kertas yang telah disediakan.

5) Langka kelima, setiap kelompok mempresentasikan jawaban mereka sesuai dengan kartu jawabanyang mereka ambil dari dalam kotak. Pada saat presentasi berlangsung, guru member klarifikasi jawaban pada saat ada kelompok yang menjawab salah.

c. Kegiatan penutup

1) Guru dan siswa melakukan refleksi

2) Guru dan siswa memberikan kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari

3) Guru menugaskan siswa untuk membaca materi untuk pertemuan yang akan datang.

6. Metode Guided Teaching

Metode Guided Teaching ialah guru menyampaikan beberapa pertanyaan yang mempunyai beberapa kemungkinan jawaban kepada siswa untuk mengetahui pikiran dan kemampuan yang mereka miliki, guru memberikan waktu beberapa menit untuk memberi kesempatan kepada siswa menjawab pertanyaan dilakukan dengan cara dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, mintalah kepada siswa untuk menyampaikan hasil jawaban mereka dan catat jawaban-jawaban yang mereka sampaikan dan tulis di papan tulis dengan mengkelompokkan jawaban mereka dalam kategori yang nantinya akan guru sampaikan dalam pembelajaran, sampaikan poin-poin utama dari materi anda dengan ceramah interaktif,mintalah kepada siswa untuk membandingkan jawaban mereka dengan poin-poin yang telah guru sampaikan.


(47)

7. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan didukung oleh hasil penelitian sebelumnya. Diantaranya penelitian Herlina (2008), fakultas tarbiyah dan keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, pada skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran aktif

dengan Metode Learning Tournament terhadap Hasil Belajar Matematik Siswa”

menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran aktif dengan metode Learning Tournament lebih tinggi dari hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional metode ekspositori. Selain itu, penelitian Anam (2009). Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pada skripsi yang berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning Strategy) Teknik Guided Note Taking/catatan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa menunjukkan rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode konvensional lebih rendah dari hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif teknik catatan terbimbing.

Kedua hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif dengan menggunakan metode yang berbeda dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Untuk itu peneliti tertarik untuk menerapkan variasi metode yang lain dari strategi pembelajaran aktif yaitu bermain jawaban.

8. Kerangka Berpikir

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Hal ini berarti bahwa tujuan pembelajaran adalah adanya perubahan tingkah laku yang menyangkut pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Belajar bukan hanya mengingat, tetapi belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terdiri dari berbagai kegiatan yakni mengalami.

Metode pembelajaran dapat membantu guru untuk mengoptimalkan proses pembelajaran sehingga kompetensi yang direncanakan dapat tercapai


(48)

dengan maksimal. Oleh karena itu, guru hendaknya menerapkan metode sesuai dan tepat sebagai upaya mencapai keberhasilan pembelajaran.

Seorang guru harus berpikir tentang objek penerima pelajaran yaitu peserta didik. Guru memperhatikan perbedaan-perbedaan peserta didik secara individu, sehingga pembelajaran akan berlangsung secara aktif. Tidak hanya didominasi oleh kelompok-kelompok tertentu. Peran aktif setiap peserta didik adalah komponen penting dalam pembelajaran aktif. Agar belajar menjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak tugas. Mereka baru menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari.

Strategi pembelajaran aktif adalah strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif membangun sendiri onsep dan makna melalui berbagai kegiatan. Pembelajaran aktif dikembangkan agar perhatian siswa tetap tertuju pada proses pembelajaran. Melalui pembelajaran aktif siswa medominasi aktivitas pembelajaran, mereka selalu aktif mengguanakan otak, baik untuk menemukan ide poko dari materi, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Ketika belajar aktif siswa turut serta dalam pembelajaran tidak hanya mental tetapi juga fisik.

Metode bermain jawaban merupakan salah satu metode dalam strategi pembelajaran aktif. Metode bermain jawaban adalah sebuah permainan yang dapat melibatkan semua siswa dari awal sampai akhir. Dalam permainan ini siswa ditantang untuk mencari jawabn yang benar dan sekaligus bergantung pada faktor keberuntungan. Permainan ini dapat digunakan untuk pretest maupun posttest, selain untuk mengajarkan materi yang baru. Dalam permainan ini guru mengajar dengan menggunakan jawaban-jawaban yang ditemukakan oleh siswa.

Metode Guided Teaching ialah guru menyampaikan beberapa pertanyaan yang mempunyai beberapa kemungkinan jawaban kepada siswa untuk mengetahui pikiran dan kemampuan yang mereka miliki, guru memberikan waktu beberapa menit untuk memberi kesempatan kepada siswa menjawab pertanyaan dilakukan


(49)

dengan cara dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, mintalah kepada siswa untuk menyampaikan hasil jawaban mereka dan catat jawaban-jawaban yang mereka sampaikan dan tulis di papan tulis dengan mengkelompokkan jawaban mereka dalam kategori yang nantinya akan guru sampaikan dalam pembelajaran,sampaikan poin-poin utama dari materi anda dengan ceramah interaktif,mintalah kepada siswa untuk membandingkan jawaban mereka dengan poin-poin yang telah guru sampaikan.

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar, hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik. Ranah kognitif yang mencakup kegiatan mental, Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai sedangkan Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa. Keberhasilan belajar seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut secara garis besar dibedakan menjadi tiga macam : Faktor internal (faktor dari dalam siswa) yaitu keadaan / kondisi jasmani dan rohani siswa, faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa dan faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya belajar siswa meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran

9. Pengajuan Hipotesis Penelitian

Dari penyusunan kerangka teoritis dan kerangka berfikir diatas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode bermain jawaban dan metode guided teaching di MTs. Al-Mujahiddin Cikarang Utara

Ha : Ada perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode bermain jawaban dan metode guided teaching di MTs. Al-Mujahiddin Cikarang Utara


(50)

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs. Mujahiddin Cikarang Utara.

Alasan penulis memilih tempat penelitian di sekolah tersebut sebagai berikut: 1. Lokasi sekolah tersebut dapat dijangkau dengan mudah.

2. Penulis mengenal keadaan sekolah tersebut sehingga memudahkan dalam melakukan observasi.

Tabel. 3.1 Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, dimulai dari bulan April hingga bulan Juni 2011.

No Hari Tanggal Kegiatan

1. Kamis 31-03-2011 Pengesahan proposal skripsi dan pembagian dosen pembimbing

2. Jumat 08-04-2011 Penyerahan proposal skripsi oleh dosen pembimbing

3. Selasa 12-042011 Perbaikan proposal skripsi

4. Minggu 24-04-2011 Membuat kisi-kisi soal dan kalibrasi instrumen

5. Jumat 29-04-2011 Melakukan observasi penelitaian di MTs Mujahiddin Cikarang Utara

6. Rabu 04-05-2011 Melakukan kalibrasi instrumen untuk kelas VIII-I VII-3


(51)

7. Jumat 20-05-2011 Melakukan tahap persiapan penelitaan di kelas VII-1 dengan menggunakan metode Bermain Jawaban

8. Senin 16-05-2011 Melakukan tahap persiapan penelitan di kelas VII-3 dengan menggunakan Metode

Guided Teaching

9. Jumat 27-05-2011 Melakukan penelitaian di kelas VII-1 dengan menggunakan metode Bermain Jawaban

10. Senin 23-05-2011 Melakukan penelitian di kelas VII-3 dengan menggunakan metode Guided Teaching

11. Selasa 25-07-2011 Membuat surat hasil penelitaian di MTs Al- Mujahiddin

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan hasil belajar peserta didik MTs. Mujahiddin Cikarang Utara kelas VII-1 yang proses pembelajarannya menggunakan metode Bermain Jawaban dan kelas VII-3 yang diajar dengan metode Guided Teaching.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Populasi adalah “keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian”.1

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs. Mujahiddin Cikarang Utara. Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan

1

Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan Teori-Aplikasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), cet II, h. 116


(52)

diteliti yang menjadi objek penelitian dan dikenai perlakuan. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah para siswa kelas VII.1 dan para siswa kelas VII.3. Kelas VII.1 terdiri dari 35 siswa dan kelas VII.3 terdiri dari 23 siswa.

D. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode quasi eksperimen, metode ini dilakukan dengan memberikan perlakuan kepada subjek penelitian kemudian memberikan tes pada subjek penelitan.

Dalam Penelitian ini menggunakan perlakuan yang berbeda terhadap kedua kelas yaitu kelas VII-1 yang proses pembelajarannya menggunakan metode Bermain Jawaban dan kelas VII-3 yang diajar dengan metode Guided Teaching

E. Desain Penelitian

Desain penelitian menggunakan Nonrandomized Control Group Pre tes-Pos tes Design. Adapun desain penelitian tersebut dinyatakan sebagai berikut.

Tabel. 3.2 Desain Penelitian kelompok eksperimen diberikan pre tes dan pos tes

Kelompok Pre tes Perlakuan Pos tes

E1 T1 X1 T1

E2 T2 X2 T2

Keterangan:

E1 : Kelas yang menggunakan metode pembelajaran Bermain Jawaban

E2 : Kelas yang menggunakan metode pembelajaran Guided Teaching

T1 : Pre tes kelompok Bermain Jawaban

T2 : Pre tes kelompok Guided Teaching

X1 : Pelaksanaan metode pembelajaran Bermain Jawaban

X2 : Pelaksanaan metode pembelajaran Guided Teaching


(1)

LAMPIRAN 3

6. Orang-orang yang tinggal di lingkungan perkotaan memiliki tingkat konsumsi yang lenih tinggi daripada orang yang tinggal di desa termasuk jenis faktor konsumsi……

a. Kebiasaan dan sikap hidup c. faktor tingkat peradaban b. Pemilik uang yang banyak d. faktor lingkungan 7. Di bawah ini yang termasuk aspek negatif perilaku konsumtif, kecuali …

a. Boros dan tidak hemat b. Menjamin keberlangsungan siklus ekonomi b. Tidak terpuji dan merugikan d. Tidak memikirkan masa depan 8. Masyarakat daerah wisata banyak memanfaatkan barang-barang bekas dari kayu-kayu kecil

yang dibuat bahan souvenir, kegiatan ini termasuk kegiatan …. a.perdagangan c. distribusi

c. produksi d. konsumsi 9. Yang termasuk tujuan kegiatan produksi, kecuali …

a. Memenuhi kebutuhan masyarakat b. Mempertinggi manfaat barang dan jasa c. Mengubah bentuk barang

d. Menyediakan lapangan kerja

10. Di bawah ini termasuk tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih … a. Tukang sapu c. Guru

b. Pilot d. Montir

11. Berikut adalah jenis-jenis tenaga kerja jasmani

1) Dosen 3)Tukang kebun

2) Pemusik 4)Insinyur

Yang termasuk tenaga kerja jasmani terdidik adalah …

a. 1 dan 3 c. 2 dan 4

b. 2 dan 3 d. 1 dan 4

12. Berikut yang bukan termasuk kegiatan produksi adalah … a. Membuat batu bara

b. Petani menanam padi

c. Membeli sepatu


(2)

LAMPIRAN 3

13.Yang bukan termasuk cara-cara untuk meningkatkan hasil produksi … a. Adanya tenaga kerja tambahan

b. Adanya system produksi yang baik c. Adanya modal yang besar


(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Dan Metode Demonstrasi

1 10 213

Perbedaab hasil belajar IPS dengan menggunakan metode bermain peran (Role Playing) dan Metode demonstrasi pada SMP Muhammadiyah 4 Tangerang

0 103 22

Perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative integrated and reading composition (circ) dan metode think pair share (tps) di MTs Jam'iyyatul khair Ciputat

3 27 138

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang yang diajar menggunakan metode demontrasi dengan metode ceramah : Studi eksperimen di SMPN I Cikarang Barat

0 3 148

Upaya guru dalam peningkatan hasil belajar PKn siswa melalui penerapan metode bermain peran di MI Sirajul Athfal 5 Depok: PTK di MI Sirajul Athfal 5 Kota Depok

0 11 106

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK DAN METODE TALKING CHIPS DI MTS JAMIYATUL KHAIR

0 3 88

Upaya Guru Dalam Peningkatan Hasil Belajar PKn Siswa Melalui Penerapan Metode Bermain Peran di MI Sirajul Atfal 5 Depok

0 4 106

PERBEDAAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN GUIDED TEACHING PADA MATERI BIOSFER KELAS XI IPS MAN 3 MEDANTAHUN AJARAN 2014/2015.

0 5 25

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA METODE PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA METODE CROSSWORD PUZZLE DENGAN METODE BERMAIN KARTU POKOK BAHASAN PEREDARAN DARAH MANUSIA PADA SISWA KELAS VIII MTs NEGERI SREBEGAN CEPER KLATEN.

0 2 17

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ALAT PERNAFASAN DENGAN METODE BERMAIN JAWABAN PADA SISWA Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Alat Pernafasan Dengan Metode Bermain Jawaban Pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah PK Ampel Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 14