PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MODIFIED FREE INQUIRY BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PROSEDURAL SISWA SMK.

(1)

Hanif Kazwiniawati, 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MODIFIED FREE

INQUIRY BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN PROSEDURAL

SISWA SMK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI

Oleh

HANIF KAZWINIWATI 0905722

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MODIFIED FREE INQUIRY BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN

PROSEDURAL SISWA SMK

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I,

Drs. H. Heri Sutarno, M.T NIP. 195607141984031002

Pembimbing II,

Drs. H. Eka Fitrajaya R., M.T NIP. 196402141990031003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M.Kom NIP. 196711211991011001


(3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MODIFIED FREE INQUIRY

BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN PROSEDURAL

SISWA SMK

Oleh

Hanif Kazwiniwati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Hanif Kazwiniwati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MODIFIED FREE INQUIRY BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN PROSEDURAL SISWA SMK Hanif Kazwiniwati, 0905722, kazwini@ymail.com

ABSTRAK

Penelitian memiliki tujuan diantaranya untuk mengkaji penerapan model pembelajaran modified free inquiry berbatntuan multimedia untuk meningkatkan pemahaman prosedural siswa SMK serta mengkaji peningkatan pemahaman prosedural siswa yang mendapat model pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia dibandingkan dengan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Penelitian ini mengunakan metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian berbentuk Non-Equivalent Pretest-Postest Control Group Design. Sampel pada penelitian ini yaitu dua kelas yang masing-masing terdiri dari 35 siswa yang berasal dari sebuah SMK Negeri di Bandung. Kedua kelas tersebut diberikan pretes dan postes pemahaman prosedural. Untuk kelas eksperimen diberikan angket respon siswa terhadap model pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia. Berdasarkan hasil uji-t dengan ttabel=1,996 diperoleh thitung=2,650. Hasil thitung lebih besar daripada ttabel , sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa rerata pemahaman prosedural siswa yang belajar dengan model pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia lebih baik dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional. Selanjutnya, berdasarkan perhitungan n-gain diperoleh bahwa rata-rata n-gain kelas eksperimen lebih besar dibanding kelas kontrol, yaitu 0,52 > 0,32. Jadi, dapat disimpulkan bahwa peningkatan pemahaman prosedural siswa yang belajar dengan model pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia lebih baik daripada siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional. Analisis data angket siswa memperlihatkan bahwa siswa memberikan respon positif terhadap model pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia.

Kata kunci : model pembelajaran modified free inquiry, multimedia, pemahaman prosedural


(5)

THE APPLICATION OF MODIFIED FREE INQUIRY LEARNING ASSISTED MULTIMEDIA TO IMPROVE PROCEDURAL

COMPREHENSION STUDENT

Hanif Kazwiniwati, 0905722, kazwini@ymail.com

ABSTRACT

This research has the goal to assess the application of modified free inquiry learning model to improving the procedural comprehension vocational students and assess students' increased comprehension of procedural learning model that gets modified multimedia-assisted free inquiry than those who received conventional learning. This research using quasi-experimental methods to study design in the form of Non-Equivalent pre-test and post-test control group design. The samples in this study are two classes, both of classes consisting of 35 students from a vocational school in Bandung District.. Both of these classes are given pretest and posttest procedural comprehension. For the experimental class student questionnaire responses given to the learning model of multimedia-assisted modified free inquiry. Based on t-test results obtained with the ttable =

1.996 tresult = 2.650. The results of tresult better than ttable, H0 is rejected and H1 is

accepted. It can be concluded that average of procedural comprehension students who learning with modified free inquiry learning model assisted multimedia better than students who studied with conventional learning. Furthermore, based on the calculation of n-gain obtained that the average n-gain experiment class larger than the control class, ie 0.52> 0.32. Thus, it can be concluded that an increased comprehension of students who studying procedural learning model with modified free inquiry assisted multimedia better than students who studied with conventional learning. Student questionnaire data analysis showed that students responded positively to the learning model of multimedia-assisted modified free inquiry.


(6)

viii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMAKASIH ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... viii DAFTAR TABEL ... x DAFTAR GAMBAR ... xii DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Batasan Masalah ... Error! Bookmark not defined. G. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A. Teknologi Informasi dalam PembelajaranError! Bookmark not defined. B. Model Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. C. Modified Free Inquiry ... Error! Bookmark not defined. D. Multimedia Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. E. Pemahaman Prosedural ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODOLOGI PENELITIAN... Error! Bookmark not defined.


(7)

ix

A. Metodologi dan Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Alur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. E. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Analisis Uji Instrumen ... Error! Bookmark not defined. G. Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. H. Teknik Analisis Data... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Analisis Data Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN-LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. RIWAYAT HIDUP ... Error! Bookmark not defined.


(8)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Tabel Tahap Pembelajaran Modified free inquiryError! Bookmark not defined.

Tabel 3. 1 Tabel Desain Penelitan... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 2 Tabel Interpretasi Klasifikasi Koefisien ValiditasError! Bookmark not defined.

Tabel 3. 3 Tabel Interpretasi Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 4 Tabel Interpretasi Daya Pembeda ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 5 Tabel Interpretasi Indeks Kesukaran... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 6 Storyboard multimedia ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 7 Tabel Hasil Uji Instrumen Soal Pilihan GandaError! Bookmark not defined.

Tabel 3. 8 Tabel Hasil Uji Instrumen Soal Uraian . Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 9 Penafsiran Data Angket ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 10 Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 1 Daftar rata-rata skor pretes dan postes kelas kontrol dan kelas eksperimen ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 2 Rata-rata Indeks gain ternormalisasi Pemahaman Prosedural ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 3 Daftar Uji Normalitas Skor Soal Pilihan Ganda Pemahaman Prosedural Siswa ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 4 Daftar Uji Varians Skor Soal Pilihan Ganda Pemahaman Prosedural Siswa ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 5 Daftar rata-rata skor soal uraian pretes dan postes kelas kontrol dan kelas eksperimen ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 6 Rata-rata Indeks gain ternormalisasi Pemahaman Prosedural ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 7 Daftar Uji Normalitas Skor Soal Uraian Pemahaman Prosedural Siswa ... Error! Bookmark not defined.


(9)

xi

Tabel 4. 8 Daftar Uji Homogenitas Skor Soal Uraian Pemahaman Prosedural Siswa ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 9 Hasil perolehan angkot respons siswa . Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 10 Hasil Observasu Aktivitas Guru ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 12 Perbedaan karakteristik antara pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia dengan pembelaajran kovensionalError! Bookmark not defined.


(10)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Daur Hidup Pengembangan Sitem Multimedia dalam Pendidikan ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2. 2 Proses Analisis Multimedia dalam PendidikanError! Bookmark not defined.

Gambar 2. 3 Proses Desain Multimedia dalam PendidikanError! Bookmark not defined.

Gambar 2. 4 Proses Implementasi dan Penilaian Multimedia dalam Pendidikan ... Error! Bookmark not defined. Gambar 3. 1 Alur Penelitian... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 2 Grafik rata-rata skor soal pilihan ganda pretes dan postes permahaman prosedural kelas eksperimen dan kelas kontrolError! Bookmark not defined.

Gambar 4. 3 Grafik rata-rata gain ternormalisasi kelas eksperimen dan kelas kontrol ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 4 Grafik rata-rata skor soal pilihan ganda pretes dan postes permahaman prosedural kelas eksperimen dan kelas kontrolError! Bookmark not defined.

Gambar 4. 5 Grafik rata-rata gain ternormalisasi kelas eksperimen dan kelas kontrol ... Error! Bookmark not defined.


(11)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN ... Error! Bookmark not defined.

A.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... Error! Bookmark not defined.

A.2. Modul Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. A.3. Flowchart Multimedia ... Error! Bookmark not defined. A.4. Storyboard Multimedia ... Error! Bookmark not defined. A.5. Tampilan Multimedia ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN B INSTRUMENT PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. B.1. Kisi-kisi Instrumen Pretes dan Postes .... Error! Bookmark not defined. B.2. Rubrik Skoring Essay ... Error! Bookmark not defined. B.3. Judgment Soal Pretes dan Postes ... Error! Bookmark not defined. B.4. Judgment Instrument Angket ... Error! Bookmark not defined. B.5. Judgmen Instrumen Multimedia ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN C ANALISIS HASIL UJI COBA INSTRUMEN TES ... Error! Bookmark not defined.

C.1. Analisis Uji Coba Instrumen Pilihan Ganda ... Error! Bookmark not defined.

C.2. Analisis Uji Coba Instrumen Essay ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN D ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN Error! Bookmark not defined.

D.1. Data Hasil Pretes Kelompok Kontrol ... Error! Bookmark not defined. D.2. Data Hasil Pretes Kelompok EksperimenError! Bookmark not defined. 2. Soal Essay ... Error! Bookmark not defined. D.3. Data Hasil Postes Kelompok Kontrol ... Error! Bookmark not defined. 2. Soal Essay ... Error! Bookmark not defined. D.4. Data Hasil Postes Kelompok Eksperimen ... Error! Bookmark not defined.


(12)

xiv

D.5. Data Gain Pemahaman Prosedural Kelompok Kontrol ... Error! Bookmark not defined.

D.6. Data Gain Pemahaman Prosedural Kelas Eskperimen . Error! Bookmark not defined.

D.7. Analisis Data Hasil Pretes dan Poste ... Error! Bookmark not defined. D.8. Pengolahan Data Angket Siswa ... Error! Bookmark not defined. D.9. Pengolahan Data Observasi ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN E DOKUMENTASI ... Error! Bookmark not defined. E.1. Dokumentasi Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN F DOKUMEN PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. F.1. Lembar Jawaban Pretes Siswa ... Error! Bookmark not defined. F.2. Lembar Jawaban Protes Siswa ... Error! Bookmark not defined. F.3. Angket Penilaian Siswa ... Error! Bookmark not defined. F.4. Angket Observasi Aktivitas Guru ... Error! Bookmark not defined. F.5. Angket Observasi Aktivitas Siswa ... Error! Bookmark not defined. F.6. Surat Izin Uji Instrumen dan Penelitian .. Error! Bookmark not defined.


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berkembang dengan pesat. Perkembangan itu terjadi dalam hitungan tahun, bulan, atau hari, terutama dalam yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi. Pengaruhnya meluas ke berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Dalam hal ini pendidikan merupakan pilar suatu bangsa yang memberi pengaruh cukup besar dengan kemajuan suatu bangsa. Semua ini tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 03 yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Seiring dengan perkembangan yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi, Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Informasi dan Komunikasi mulai banyak bermunculan di Indonesia. Bahkan pada tahun 2012, berdasarkan kutipan dari Koran Kompas Edukasi (29 Agustus 2012) perbandingan SMK dan SMK hampir seimbang yaitu 51 berbanding 49 dan untuk tahun 2020 nanti, diharapkan jumlah SMK mencapai 60 persen dari sekolah menengah yang ada. Berkembangnya SMK ini dilatar belakangi atas usaha untuk membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang potensial sehingga mencegah bertambahnya angka pengangguran. Hal ini mengacu pada isi UU No. 20 Tahun 2003 dalam penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. SMK TIK ini di dalamnya terdiri dari


(14)

beberapa kompetensi keahlian yaitu: Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), Teknik Komputer dan Jaringan(TKJ) dan Multimedia.

SMK Kompetensi Keahlian TKJ atau Teknik Komputer Jaringan memiliki tujuan khusus untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap agar kompeten dalam :

1) Menginstal jaringan lokal,

2) Mengkonfigurasi jaringan komputer lokal, 3) Mengoperasikan sistem operasi jaringan, 4) Menginstal perangkat jaringan berbasis luas, 5) Mengkonfigurasi jaringan berbasis las, 6) Mengelola operating sistem server,

7) Melakukan administrasi server dalam jaringan, 8) Membuat web data base,

9) Merancangan wide area network.

Berdasarkan tujuan khusus untuk siswa TKJ, maka pada setiap pembelajaran yang dilakukan oleh siswa diharapkan untuk dapat memenuhi seluruh kompetensi tersebut secara utuh. Hal ini dapat dibantu dengan pemahaman siswa yang cukup selama melaksanakan pembelajaran tersebut di kelas maupun praktek kerja. Dalam proses pembelajaran, hal terpenting adalah pencapaian pada tujuan yaitu agar siswa mampu memahami sesuatu berdasarkan pengalaman belajarnya. Kemampuan pemahaman ini merupakan hal yang sangat fundamental, karena dengan pemahaman akan dapat mencapai pengetahuan prosedur (Poerwodarminto dalam Nuhayati 2013).

Seperti yang kita ketahui bahwa dalam masa pendidikan siswa SMK akan menjalani Praktek Kerja Industri (PRAKERIN). Praktek kerja industri ini merupakan bagian dari kurikulum yang ada di SMK, hal ini ditegaskan dalam kurikulum SMK tahun 2004. Namun dalam pelaksanaanya, praktek kerja industri ini memiliki beberapa permasalahan di lapangan seperti yang diungkapkan menurut Sandro (2012), kurangnya motivasi praktek dan pemahaman prosedural dari siswa SMK yang melakukan praktek kerja industri, sehingga menyebabkan kurang siapnya siswa untuk terjun kedunia kerja setelah lulus SMK, karena pada


(15)

3

dasarnya lulusan SMK itu harus siap kerja setelah lulus. Sangatlah penting bagi siswa untuk memiliki motivasi praktek dan pemahaman prosedural untuk melaksanakan praktek kerja industri. Hal ini berarti siswa tidak menguasai pemahaman prosedural. Menurut Abidin (2004), pengetahuan prosedural adalah pengetahuan yang banyak dengan langkah-langkah dan teknik yang membentuk suatu algoritma atau prosedur yang dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu soal atau masalah.

Dari pemaparan tersebut diperlukan suatu model pembelajaran yang mampu membawa siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun memenuhi kompetensi untuk siswa TKJ seperti yang diharapkan. Menurut Pribadi (2011:20), untuk mencapai pembelajaran yang sukses, diperlukan pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik dengan penggunaan media pembelajaran interaktif, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry dengan pendekatan model pembelajaran modified free inquiry dan berbantuan multimedia.

Menurut Trianto (2009:114), pendekatan model pembelajaran modified free inquiry merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru sebagai inovasi inquiry dalam pembelajaran. Dengan pendekatan tersebut pula siswa akan dituntut untuk lebih aktif dalam melakukan eksplorasi pemecahan masalah yang ada dengan sedikit bimbingan dan arahan dari guru. Sedangkan, menurut Munir (2008:234) menyatakan bahwa teknologi multimedia merangkumi berbagai medai dalam satu software pembelajaran yang interaktif. Sajian multimedia dapat diartikan sebagai teknologi yang mengoptimalkan peran komputer sebagai media yang menampilkan teks, video, suara, grafik, dan animasi dalam sebuah tampilan yang interaktif.

Berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Gulo (dalam Trianto, 2009:116), pembelajaran dengan model inquiry dapat memaksimalkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Selain itu menurut Munir (2010:189), penggunaan multimedia dapat lebih memacu motivasi belajar, dapat memberikan penjelasan yang lebih baik dan lengkap terhadap sesuatu permasalahan, memudahkan untuk mengulang


(16)

pelajaran, mengadakan latihan dan mengukur kemampuan, karena multimedia memberi peluang kepada pelajar untuk berinteraksi dengan program yang disajikan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah terpapar di atas, maka

penulis ingin mengadakan penelitian mengenai “Penerapan Model Pembelajaran

Modified Free Inquiry Berbantuan Multimedia untuk Meningkatkan Pemahaman

Prosedural Siswa SMK”

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat perbedaan rerata pemahaman prosedural antara siswa yang mendapat model pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvesional untuk meningkatkan pemahaman prosedural siswa SMK ?

2. Apakah peningkatan pemahaman prosedural siswa SMK yang mendapat model pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional ?

3. Bagaimana respon dan tanggapan siswa terhadap model pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia ?

C.

Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari penelitian ini adalah menerapkan model pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia untuk meningkatkan pemahaman prosedural siswa SMK. Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.

1. Mengkaji perbedaan rerata pemahaman prosedural antara siswa yang mendapat model pembelajaran modified free inquiry berbantuan


(17)

5

multimedia dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvesional untuk meningkatkan pemahaman prosedural siswa SMK.

2. Mengkaji peningkatan pemahaman prosedural siswa yang mendapat model pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.

3. Mengkaji respon siswa dan tanggapan siswa terhadap model pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia.

D.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, untuk mengetahui sejauh mana model pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia dapat meningkatkan pemahaman prosedural siswa SMK.

2. Bagi guru mata pelajaran, diharapkan dengan model pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia, guru dapat lebih menggali inovasi dalam pembelajaran sehingga dapat digunakan untuk meningkatakan pemahaman prosedural siswa SMK.

3. Bagi Siswa, diharapkan dengan model pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia pembelajaran dapat membantu proses pembelajaran sehingga siswa lebih aktif dan termotivasi lebih dan dapat membantu meningkatakan pemahaman prosedural siswa.

4. Bagi Dunia Pendidikan, menjadi salah satu alternatif untuk memberi variasi pembelajaran dengan berbantuan multimedia pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan secara mandiri, aktif, kreatif, menyenangkan dan inovatif.

E.

Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis atau jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut :


(18)

“Peningkatan pemahaman prosedural siswa SMK yang mendapat

pembelajaran dengan model pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia lebih baik daripada siswa SMK yang mendapat pembelajaran dengan

metode konvensional”.

F.

Batasan Masalah

Agar tidak terjadi perluasan permasalahan yang dikaji, maka masalah penelitian dibatasai kedalam:

1. Penelitian ini dilakukan di kelas XI Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2013 – 2014.

2. Mata pelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah mata pelajaran web design dengan standar kompetensi menerapkan dasar-dasar pembuatan web statis tingkat dasar (HTML) .

3. Pemahaman prosedural siswa akan diukur didasarkan pada taksonomi Bloom, yakni dengan karakteristik soal C2 (pemahaman) yang terdiri dari translasi, interpretasi dan ekstrapolasi.

G.

Definisi Operasional

1. Modified Free Inquiry merupakan sebuah pembelajaran yang merupakan gabungan dari free inquiry dan quide inquiry. Siswa dalam proses pembelajaran diberi kebebasan dalam menentukan rencana praktikum yang meliputi penentuan tujuan, pemilihan teori yang menunjang, pemilihan alat dan bahan serta pemilihan cara analisis data, guru berperan sebagai konsultan dalam memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh siswa dalam melakukan penyelidikannya.

2. Pemahaman Prosedural merupakan semua kapasitas seseorang individu untuk melaksanakan tugas yang bersifat abstrak menjadi bentuk ide umum, aturan atau prosedur, metode umum dan juga dalam bentuk prinsip, ide dan teori teknis yang harus diingat dan diterapkan.

3. Multimedia Pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap), serta dapat


(19)

7

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan, dan terkendali.

4. Metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran sejarah metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan.


(20)

26 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Metodologi dan Desain Penelitian

Metodologi penelitian menurut Sudjana (2010:16), merupakan prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian, termasuk untuk menguji hipotesis.

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah eksperimen semu. Menurut Sudjana (2010:44) desain eksperimen semu dilakukan dengan pengontrolan yang sesuai dengan kondisi yang ada.

Dalam desain ini subjek kelompok tidak dilakukan acak, misalnya eksperimen di suatu kelas tertentu dengan siswa yang telah ada atau sebagaimana adanya. Hal tersebut dinamakan desain pretest-postes kelompok kontrol tanpa acak. (Sudjana,2010:44).

Desain penelitiannya digambarkan seperti dibawah ini : Tabel 3. 1 Tabel Desain Penelitan

Kelompok Pretest Perlakuan Postest

A1 T1  X  T2 A2 T1  -  T2

(Sudjana,2010:44) Keterangan :

A1: sampel penelitian kelas eksperimen

A2: sampel penelitian kelas kontrol

T1 : Pre Test

T2: Post test

X: Pemberian pembelajaran dengan berbantuan multimedia pada Modified Free Inquiry


(21)

27

B.

Alur Penelitian

Alur penelitiannya adalah seperti dibawah ini:

Studi Pustaka

Penentuan Masalah Penelitian

Pembuatan Instrumen

Judgement dan Uji coba Soal

Populasi

Pemilihan Sample

Pelaksanaan Pretest

Pembelajaran dengan pembelajaran

modified free inqury berbantuan multimedia

Pembelajaran dengan pembelajaran

konvensional

Pelaksanaan Postes

Analisis data

Penarikan kesimpulan Gambar 3. 1 Alur Penelitian


(22)

Penjelasan bagan : 1. Studi Pustaka

Tahap ini difokuskan pada pengkajian teori-teori dasar maupun terapan dari berbagai sumber, baik buku, jurnal skripsi, internet yang berkaitan dengan topik penelitian yang akan peneliti ambil serta melakukan wawancara untuk ke pihak terkait.

2. Penentuan Masalah Penelitian

Dari hasil studi pendahuluan, peneliti memetakan berbagai masalah yang ditemukan di lapangan. Kemudian pada tahapan ini peneliti memfokuskan pada masalah utama yang akan diteliti.

3. Pembuatan Instrumen

Pada tahapan ini peneliti membuat alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data seperti RPP, soal, angket, lembar observasi, dan multimedia interaktif.

4. Judgement dan Uji Coba Soal

Setelah soal dibuat maka dilakukan validasi pada ahli materi kemudian diujicobakan kepada siswa yang telah mendapat web design sebelumnya. Begitu juga dengan multimedia dan angket harus divalidasi terlebih dahulu kepada ahli.

5. Populasi

Pada tahap ini peneliti menentukan objek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan mengumpulkan data yang akan digunakan dalam penelitian yaitu siswa SMK Kompetensi Keahlian RPL.

6. Pemilihan Sampel

Peneliti memilih populasi yang merepresentasikan karakteristik populasi sehingga mempermudah peneliti untuk mengadakan penelitian. Dalan hal ini peneliti memilih siswa kelas XI SMK TKJ di SMK Negeri 5 Bandung.


(23)

29

Sebelum proses pembelajaran, terlebih dahulu siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes untuk mengukur kemampuan awal siswa untuk mengetahui kemapuan pemahaman prosedural siswa.

8. Pembelajaran dengan model modified free inquiry berbantuan multimedia

Setelah diberikan pretes dan diketahui kemampuan awal siswa maka peneliti memberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan pembelajaran dengan model modified free inquiry berbantuan multimedia pada kelas eksperimen yang dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan.

9. Pembelajaran dengan Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dilakukan seperti kebiasaan sehari-hari. Pembelajaran konvensional diberikan untuk kelas kontrol, guru hanya terbatas dengan menerapkan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas.

10. Pelaksanaan Postes

Setelah diberikan perlakuan pada masing-masing kelas, dilaksanakan. postes untuk mengetahui pemahaman prosedural siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

11. Analisis Data

Analisis data dilakukan pada hasil pretes, postes dan gain. Analisis data didahului dengan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas. Uji prasyarat ini merupakan titik acuan peneliti untuk menentukan uji apa yang dilakukan untuk menguji hipotesis. Jika data normal dan homogen, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t, jika data normal dan tidak homogeny maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t’ , dan jika data tidak normal, maka uji hipotesis yang digunakan menggunakan uji statistik non-parametrik.

12. Penarikan Kesimpulan

Setelah data dianalisis maka peneliti menarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan harus dapat menjawab semua poin-poin rumusan masalah yang diajukan.


(24)

C.

Variabel Penelitian

Dalam sebuah penelitian eksperimen terdapat dua variabel yang menjadi perhatian utama, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang sengaja dimanipulasi oleh peneliti, sedangkan variabel yang diamati/diukur sabagai akibat dari manipulasi variabel bebas disebut variabel terikat.(Sudjana,2010:19)

Variabel bebas dari penelitian ini yaitu : Pembelajaran Modified Free Inquiry berbantuan multimedia dan variabel terikatnya yaitu meningkatnya pemahaman prosedural siswa SMK.

D. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 5 Bandung. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI TKJ di SMK Negeri 5 Bandung, tahun ajaran 2013/2014.

Sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi.(Sudjana, 2010:85). Sedangkan untuk langkah pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling. Menurut Sudjana (2010:96) teknik purposive sampling ini digunakan apabila peneliti mempunyai pertimbangan tertentu dalam menetapkan sampel sesuai dengan tujuan penelitiannya. Tujuan dari pemilihan sampel ditempat penelitian ini didasarkan pada beberapa hal, yaitu di sekolah mana yang mendapat kurikulum pembelajaran mengenai web design, serta di kelas manakah yang belum mendapatkan materi pembelajaran web design, serta untuk memenuhi beberapa tujuan dari penelitian yang akan dilakukan.

Dari beberapa kelas XI TKJ di SMK Negeri 5 Bandung dipilih 2 kelas sebagai kelas kelompok eksperimen dan kelas kelompok kontrol. Kedua dari 2 kelas tersebut di pilih lagi untuk mendapatkan mana kelas yang sebagai kelas eksperimen dan kelas yang menjadi kelas kontrol.


(25)

31

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitan ini adalah tes objektif yang berbentuk pilihan ganda, tes uraian, angket respon siswa serta lembar observasi.

1. Instumen Pembelajaran

Dalam penelitian ini digunakan instrumen pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP disusun sebelum melakukan proses pembelajaran di kelas, hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran yang dilaksanakan lebih terarah sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

2. Instrumen Pengumpulan Data a. Instrumen Tes

1) Tes bentuk pilihan ganda

Soal pilihan ganda adalah salah satu bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat (Sudjana, 2010:267). Sehingga test soal pilihan ganda ini akan memberikan nilai 1 pada jawaban benar dan memberikan nilai 0 untuk jawaban salah. Jumlah soal pilihan ganda sebanyak 20 soal.

2) Test uraian

Test dengan tipe soal uraian diberikan juga kepada siswa sebagai instrumen test. Soal uraian merupakan soal yang membutuhkan jawaban dalam bentuk kata, bilangan, kalimat, atau simbol dan jawabannya hanya dapat dinilai benar atau salah.

Sebelum digunakan untuk penelitian, instrument tes memerlukan beberapa ujicoba untuk dapat diketahui nilai validasi, realibilitas, daya pembeda serta tingkat kesukarannya.

1) Validasi

Menurut Arifin (2011:247), validitas suatu tes erat kaitannya dengan tujuan penggunaan tes tersebut. Artinya jika suatu tes dapat memberikan informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapat tujuan tertentu, maka tes itu valid untuk tujuan tersebut.


(26)

Untuk menguji validitas empiris dapat digunakan jenis statistika korelasi product moment.

Berikut ini adalah rumus validasi soal :

 

  2 2 2 2 ) ( )( ) ( ( ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N rxy Arifin (2011:254) Keterangan:

rxy = koefisien korelasi

X = skor tiap item dari tiap responden

Y = skor total seluruh item dari tiap responden

∑X = jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba ∑Y = jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden N =jumlah responden uji coba

Klasifikasi koefisien validitas

Tabel 3. 2 Tabel Interpretasi Klasifikasi Koefisien Validitas

Koefisien Validitas Keterangan

0,81 - 1,00 Validitas sangat tinggi 0,61 - 0,80 Validitas tinggi

0,41 - 0,60 Validitas cukup 0,21 - 0,40 Validitas rendah

0,00 - 0,20 Validitas sangat rendah

Arifin (2011:257) 2) Reabilitas

Menurut Arifin (2011:258), Reliabilitas adalah tingkat derajat atau konsistensi dari suatu instrument. Reliabilitas tes berkenaan dengan pertanyaan apakah dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Suatu tes dapat dikatakan reliable jika selalu memberikan hasil


(27)

33

yang sama bila di teskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.

Berikut dibawah ini adalah rumus reabititas soal :

Arifin (2011:262) Keterangan:

r11 = koefisien reliabilitas K = banyaknya butir soal

∑σ12 = jumlah varians butir

σ1 = varians total

Klasifikasi koefisien reliabilitas

Tabel 3. 3 Tabel Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Keterangan

0,90 ≤ r11 ≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi

0,70 ≤ r11 <0,90 Reliabilitas tinggi

0,40 ≤ r11 < 0,70 Reliabilitas cukup

0,20 ≤ r11 < 0,40 Reliabilitas rendah r11 < 0,20 Reliabilitas sangat rendah

Arifin (2011:258) 3) Daya pembeda

Menurut Arifin (2011:133), daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai(menguasi materi) dengan peserta didik yang kurang pandai(kurang menguasai materi).

Berikut dibawah ini adalah rumus daya pembeda soal :

B B A

A

J

B

J

B


(28)

Keterangan:

D = indeks daya beda

BA = banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar JA = banyaknya siswa kelompok atas

BB = banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar JB = banyaknya siswa kelompok bawah

Klasifikasi daya pembeda:

Tabel 3. 4 Tabel Interpretasi Daya Pembeda

Indeks daya pembeda Keterangan

DP > 0,40 Very good items

0,30 – 0,39 Reasonably good, but possibly subject to improvemt

0,20 – 0,29 Marginal items, usually needing and being subject to improvement

DP< 0,19 Poor items, to be rejected or improved by revision

Arifin (2011:133)

4) Taraf Kesukaran

Menurut Arifin (2011:134), tingkat kesukaran adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasa dinyatakan dengan indeks. SEmakin besar indeks tingkat kesukaran berarti soal tersebut semakin mudah..

Berikut dibawah ini adalah rumus untuk taraf kesukaran soal :

N

B

P

Arifin (2011:272) Keterangan

P = taraf kesukaran

B = jumlah peserta didik yang menjawab benar N = jumlah peserta didik


(29)

35

Tabel 3. 5 Tabel Interpretasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Keterangan

P < 0,30 Sukar

0,30 ≤ P< 0,70 Sedang

P ≥ 0,70 Mudah

Arifin (2011:272)

b. Instrumen non test

1) Angket Respon Siswa

Data dari hasil angket yang disebarkan kepada responden dihitung dan ditabulasikan serta dipresentasikan dari seluruh jawaban siswa yang memilih setiap jawaban kuantitatif yang disediakan.

2) Lembar Observasi

Observasi sebagai alat pengumpul data banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan (Sudjana,2010:109).

Kegiatan observasi ini dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang diobservasi adalah tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa simulasi, dan lain-lainnya.

Dalam evaluasi pembelajaran, observasi dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik, seperti tingkah laku peserta didik pada waktu belajar, berdiskusi, mengerjakan tugas, dan sebagainya (Arifin,2011:153).


(30)

c. Multimedia

Berikut ini adalah penjelasan mengenai metode pengembangan sistem multimedia dalam pendidikan yang mengacu pada pengembangan berdasarkan Munir (2010:196) :

1) Tahap Pertama : Tahap Analisis Hasil dari tahap ini yaitu:

a) Materi yang akan dijadikan konten dalam multimedia pembelajaran ini yaitu wed design dengan pengenalan web statis dasar (HTML).

b) Multimedia yang dibuat memiliki sistem evaluasi di tiap akhir pertemuan untuk mengetahui bagaimana pemahaman mereka setelah proses pembelajaran hari tersebut, hal ini bertujuan sebagai umpan balik pemahaman pembelajaran.

c) Multimedia tersebut harus bisa meningkatkan motivasi belajar siswa agar pemahaman prosedural siswa dapat meningkat, sesuai dengan tujuan penelitian ini.

Selain kebutuhan-kebutuhan diatas, untuk lebih mendukung kerja multimedia pembelajaran interaktif tersebut ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain: kemudahan navigasi multimedia, kejelasan materi, tampilan multimedia yang menarik dan interaktif, adanya bantuan sebagai petunjuk penggunaan, dan kompatibel dengan perangkat komputer yang digunakan siswa.

a) Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak  Adobe Flash Professional CS5

Adobe Flash Professional CS5 merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk membuat dan mengembangkan multimedia pembelajaran. Antara lain untuk membuat konten dan beberapa animasi agar multimedia menjadi interaktif dan dinamis dengan bantuan action script dan motion tween yang tersedia pada Adobe Flash Professional CS5 tersebut.


(31)

37

Adobe Photoshop digunakan untuk mengedit dan memanipulai grafis yang akan digunakan pada multimedia pembelajaran interaktif.

Ncesoft Flip Book Maker

Ncesoft Flip book maker merupakan software tambahan untuk membuat sebuah buku elektronik (e-book) dalam bentuk flip book.

Camtasia Studio 8

Camtasia Studio 8 merupakan software multimedia yang digunakan untuk merekam aktivitas PC sebagai tambahan untuk video tutorial yang menunjang konten multimedia. b) Analisis Kebutuhan Perangkat Keras

Perangkat keras menjadi salah satu komponen yang penting juga untuk menunjang multimedia pembelajaran ini, berikut ini spesifikasi minimum perangkat keras yang dibutuhkan dalam pengembangan multimedia pembelajaran interaktif ini, diantaranya:

 Processor minimum 2.0 GHz;  Memori minimum 1Gb;  Monitor 102 x 768 x 16 bit;  VGA ard 128 Mb/32Mb;  Hardisk minimum 20 GB. 2) Tahap kedua : Tahap Desain

Tahap ini meilputi penentuan unsur-unsur yang perlu dimuatkan dalam multimedia yang akan dikembangkan sesuai dengan desain pembelajaran. Proses ini meliputi 2 aspek desain yaitu aspek model desain instruksional dan aspek isi pengajaran yang akan diberikan.

a) Penentuan Materi

Materi yang dimasukan kedalam multimedia disesuaikan dengan kebutuhan materi pembelajaran yang mendukung


(32)

pembelajaran dikelas yaitu materi pelajaran mengenai menerapkan web dasar (HTML).

b) Pembuatan Soal Evaluasi Materi Tiap Pertemuan

Evaluasi yang diberikan dalam multimedia ini berupa soal latihan pada tiap akhir materi dalam setiap pertemuan yaitu sebanyak 3 kali latihan soal.

c) Pembuatan Flowchart dan Storyboard

Setelah proses pengumpulan materi dan soal, maka langkah selanjutnya yaitu pembuatan flowchart dan storyboard, yang berfungsi sebagai rancangan awal untuk pembuatan multimedia itu sendiri. Flowvchart dapat dilihat pada gambar 3.2 dan storyboard bisa dilihat pada tabel 3.4.

3) Tahap ketiga : Tahap Pengembangan

Didasarkan pada desain pembelajaran, maka dibuat papan cerita (flowchart). Selanjutnya software dikembangkan hingga menghasilkan sebuah prototaip software pembelajaran.

Tahap pengembangan software meliputi langkah-langkah: a) Pembuatan Interface Multimedia

Multimedia yang baik dan menarik merupakan multimedia yang mempunyai interface yang baik juga. Pembuatan interface dibuat berdasarkan materi dan bagian pada menu, yaitu:

 Tampilan utama  Menu bantuan  Profil pembuat  Materi dan Tutorial  Latihan soal


(33)

39

Gambar 3. 2 Tampilan multimedia layer judul materi

Gambar 3. 3 Tampilan multimedia layer kompetensi dasar

Gambar 3. 4 Tampilan multimedia layer menu utama

b) Pengkodean

Pada tahap pengkodean, background interface dan objek-objek yang sudah disiapkan di pindahkan ke Adobe Professional CS5 dan ditambahkan script sehingga bisa membuat animasi dan menjadikan multimedia yang dibuat lebih interaktif lagi.


(34)

(35)

41

Tabel 3. 6 Storyboard multimedia

Lanjutan storyboard lebih lengkap terdapat di lampiran A.

No Visual Type Fungsi Keterangan

1 Layer Pembuka AT1 : Movie Clip

B1 : Button

Animasi teks1 : Animasi pembukaan berupa judul materi

B1 : Tombol mulai untuk masuk ke pembelajaran

Layer pembukaan judul dengan menampilkan animasi tulisan

2 Layer Kompetensi Dasar AT2 : Movie Clip

B2 : Button

Animasi teks2 : Animasi teks yang menunjukan kompetensi pelajaran B2 : Tombol mulai untuk masuk ke menu utama

Layer dengan

menampilkan animasi tulisan

3 Menu Utama B3 : Button

B4 : Button B5 : Button B6 : Button B7 : Button B8 : Button

B3 : Tombol untuk materi 1 B4 : Tombol untuk materi 2 B5 : Tombol untuk materi 3 B6 : Tombol untuk Profil pembuat B7 : Tombol untuk bantuan B8 : Button Exit

Layer menu utama

AT1 B1 AT2 B2 B5 B6 B7 B8 B4 B3


(36)

c) Compiling

Setelah ditambakan script maka selanjutnya multimedia ini akan dicompile atau dipublish menjadi file yang berekstensi .exe agar bisa dijalankan di komputer manapun.

d) Package

Multimedia interaktif yang telah melewati proses compile selanjutnya akan dipaketkan ke dalam bentuk CD dan diberikan kepada siswa, agar dapat dengan mudah dipejari sebagai bantuan dalam proses pembelajaran siswa di kelas maupun belajar di rumah dengan mudah dan efisien.

4) Tahap Keempat : Tahap Implementasi

Pada tahap ini, pengembangan multimedia dari unit-unit yang telah dikembangkan sebelumnya dan bagian yang telah dihasilkan kemudian diimplementasikan. Implementasi pengembangan software multimedia pembelajaran ini disesuaikan dengan model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian. Software multimedia yang dikembangkan bersumber dari bahan-bahan pelajaran yang diperoleh dari buku, serta disesuaikan dengan keadaan siswa dan kelas. Dengan demikian, peserta didik termotivasi untuk menggunakannya sebagai bantuan pembelajaran.

Tahap implementasi ini merupakan tahapan dimana multimedia interaktif yang telah dibuat diujicobakan kepada tim ahli media dan dinilai bagaimana kekurangannya, lalu apa saja yang perlu ditambahkan agar multimedia ini semakin baik. Proses pengujian ini dilakukan kepada ahli media dan kepada guru mata pelajaran produktif di tempat penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kecocokan antara multimedia yang dibuat dengan analisis kebutuhan pada tahap awal. Lembar judgement terlampir di lembar lampiran C.


(37)

43

Dalam implementasi multimedia yang bertujuan proses pembelajaran, maka multimedia mencakup beberapa fase pembelajaran modified free inquiry.

 Tahap Orientasi

Tahapan ini merupakan tahap dimana multimedia memberi fungsi untuk menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa, menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Multimedia dalam tahap ini memberi pengenalan atas materi apa yang akan dipelajari dalam pertemuan tersebut.

 Tahap Merumuskan Masalah

Tahapan ini merupakan tahapan dimana multimedia memberi fungsi untuk memberi suatu permasalahan berupa pertanyaan kepada siswa. Tahap merumuskan masalah ini merupakan awalan untuk siswa dalam mengkaji masalah dalam pertemuan tersebut.

 Merumuskan Hipotesis

Tahapan untuk merumuskan hipotesis tidak tersedia dalam bentuk multimedia, hal ini hanya disampaikan secara lisan oleh guru kepada siswa.

 Mengumpulkan Data

Tahapan ini merupakan tahapan bantuan untuk siswa dalam menjawab rumusan masalah. Dalam multimedia tahapan ini memfasilitasi siswa untuk membaca modul serta melihat video tutorial.

 Tahap pengujian

Pada tahap ini siswa diajak untuk dapat menguji atas hasil belajar yang telah dilalui. Pada tahapan ini siswa diberikan soal evaluasi. Untuk soal evaluasi dibantu oleh multimedia dan


(38)

langsung dapat diketahui nilai yang diperoleh oleh siswa tersebut.

 Merumuskan Kesimpulan

Untuk tahap merumuskan kesimpulan tidak dibantu oleh multimedia, hal ini karena dalam merumuskan kesimpulan dilakukan diskusi langsung antara guru dan siswa, serta sesama siswa di dalam kelas.

5) Tahap Kelima : Tahap Penilaian

Untuk mengetahui secara pasti kelebihan dan kelemahan dari software yang telah dikembangkan, maka dilakukan tahapan penilaian. Hal ini bertujuan untuk perbaikan yang kemudian perlu dilakukan agar software tersebut lebih sempurna untuk digunakan.

Tahap penilaian merupakan tahap untuk mengetahui kesesuaian software multimedia tersebut dengan program pembelajaran. Penekanan penilaian ditentukan seperti untuk penilaian dalam kemampuan literasi komputer, literasi materi pelajaran dan tahap motivasi peserta didik.

F. Analisis Uji Instrumen

Instrumen penelitian yang diujicobakan berupa soal tes tertulis yang merupakan gabungan soal pretes dan postes. Tes yang diberikan yaitu berbentuk 40 soal pilihan ganda dengan 5 opsi jawaban dan 10 soal berbentuk uraian atau uraian. Setiap jawaban pilihan ganda yang benar mendapat skor 1 dan jika jawaban salah atau kosong mendapat skor 0. Nilai total untuk pilihan ganda jika menjawan seluruh soal dengan benar maka akan memperoleh skor 100. Sedangkan untuk soal uraian, jika jawaban benar maka mendapat skor 100, maka nilai total untuk soal uraian skor totalnya juga adalah 100. Uji coba tersebut diikuti oleh 30 orang siswa di sekolah yang sama namun dengan tingkatan kelas yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas dilaksanakannya penelitian. Uji instrument yang dilakukan meliputi uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran butir soal.


(39)

45

Khusus untuk soal yang memiliki validitas rendah, soal tetap digunakan. Dengan arahan dosen pembimbing, soal-soal tersebut dianalisis letak kesalahannya, misalkan dari kalimat soal yang sulit dimengerti oleh siswa, atau opsi jawaban yang kurang jelas. Revisi yang dilakukan dapat berupa perbaikan kalimat soal, atau perbaikan opsi jawaban, Setelah mengalami revisi baru soal tersebut dapat digunakan untuk instrumen penelitian.

Tabel 3. 7 Tabel Hasil Uji Instrumen Soal Pilihan Ganda

No Indikator Soal

Validitas Daya Pembeda Indeks Kesukaran

Catatan

Koef

Validitas Interpretasi

Indeks DP

Interpretas i

Indeks

Kesukaran Interpretasi

1. Translasi 0,420 Sedang 0,444 Baik 0.444 Sedang Digunakan

2. Translasi 0,655 Tinggi 0,778 Baik

Sekali 0,611 Sedang

Digunakan

3. Translasi 0.386 Rendah 0,444 Baik 0,444 Sedang Digunakan 4. Translasi 0,347 Rendah 0,333 Cukup 0,389 Sedang Digunakan 5. Translasi 0,436 Sedang 0,556 Baik 0,500 Sedang Digunakan

6. Interpretasi 0,382 Rendah 0,444 Baik 0,444 Sedang Digunakan Digunakan 7. Translasi 0,468 Sedang 0,444 Baik 0,222 Sukar Digunakan 8. Translasi 0,508 Sedang 0,556 Baik 0,389 Sedang Digunakan 9. Interpretasi 0,484 Sedang 0,556 Baik 0,278 Sukar Digunakan 10. Ekstrapolasi 0,358 Rendah 0,333 Cukup 0,389 Sedang Digunakan

11. Ekstrapolasi 0,635 Tinggi 0,889 Baik

sekali 0,556 Sedang

Digunakan

12. Translasi 0,337 Rendah 0,333 Cukup 0,833 Mudah Digunakan 13. Translasi 0,502 Sedang 0,556 Baik 0,389 Sedang Digunakan 14. Ekstrapolasi 0,564 Sedang 0,667 Baik 0,444 Sedang Digunakan 15. Translasi 0,454 Sedang 0,444 Baik 0,778 Mudah Digunakan

16. Translasi 0,528 Sedang 0,778 Baik

sekali 0,500 Sedang

Digunakan

17. Interpretasi 0,415 Sedang 0,444 Baik 0,778 Mudah Digunakan 18. Translasi 0,394 Sedang 0,444 Baik 0,333 Sedang Digunakan

19. Interpretasi 0,588 Sedang 0,778 Baik

sekali 0,611 Sedang

Digunakan

20. Interpretasi 0,582 Sedang 0,667 Baik 0,667 Sedang Digunakan 21. Translasi 0,472 Sedang 0,556 Baik 0,500 Sedang Digunakan 22. Translasi 0,306 Rendah 0,333 Cukup 0,500 Sedang Digunakan 23. Translasi 0,342 Rendah 0,444 Baik 0,444 Sedang Digunakan 24. Translasi 0,318 Rendah 0,333 Cukup 0,389 Sedang Digunakan 25. 0,348 Rendah 0,444 Baik 0,444 Sedang Digunakan 26. Ekstrapolasi 0,437 Sedang 0,444 Baik 0,444 Sedang Digunakan 27. Translasi 0,409 Sedang 0,333 Cukup 0,722 Mudah Digunakan 28. Translasi 0,450 Sedang 0,556 Baik 0,500 Sedang Digunakan 29. Interpretasi 0,332 Rendah 0,444 Baik 0,556 Sedang Digunakan 30. Interpretasi 0,359 rendah 0,444 Baik 0,556 Sedang Digunakan


(40)

31. Ekstrapolasi 0,726 Tinggi 0,778 Baik

sekali 0,500 Sedang

Digunakan

32. interpretasi 0,449 Sedang 0,444 Baik 0,444 Sedang Digunakan 33. Translasi 0,632 Tinggi 0,667 Baik 0,444 Sedang Digunakan 34. Translasi 0,650 Tinggi 0,667 Baik 0,444 Sedang Digunakan 35. Translasi 0,329 Rendah 0,444 Baik 0,444 Sedang Digunakan

36. Interpretasi 0,544 Sedang 0,778 Baik

sekali 0,389 Sedang

Digunakan

37. Ekstrapolasi 0,352 Rendah 0,444 Baik 0,444 Sedang Digunakan 38. Translasi 0,298 Rendah 0,222 Cukup 0,556 Sedang Digunakan 39. Ekstrapolasi 0,590 Sedang 0,667 Baik 0,667 Sedang Digunakan 40. Interpretasi 0,483 Sedang 0,667 Baik 0,556 Sedang Digunakan

Berdasarkan tabel 3.6, hasil perhitungan untuk reliabilitas soal pilihan ganda yang terdiri dari soal pemahaman prosedural secara keseluruhan diperoleh nilai sebesar 0,902 artinya reliabilitas soal sangat tinggi. Untuk soal translasi terdiri dari 4 soal, untuk soal interpretasi terdiri dari 10 soal, sedangkan untuk soal ekstrapolasi terdiri dari 6 soal. Untuk perhitungan uji instrumen soal pilihan ganda dapat dilihat pada lembar lampiran C.

Tabel 3. 8 Tabel Hasil Uji Instrumen Soal Uraian

No Indikator soal

Validitas Daya Pembeda Indeks Kesukaran

Catatan Koef

Validitas Interpretasi

Indeks

DP Interpretasi

Indeks

Kesukaran Interpretasi

1. Translasi 0,550 Sedang 0,45 Baik 0,525 Sedang Digunakan

2. Translasi 0,447 Sedang 0,3 Cukup 0,35 Sedang Digunakan

3. Interpretasi 0,379 Sedang 0,1 Jelek 0,25 Sukar Digunakan

4. Interpretasi 0,448 Sedang 0,35 Cukup 0,375 Sedang Digunakan

5. Ekstrapolasi 0,459 Sedang 0,25 Cukup 0,225 Sukar Digunakan

6. Translasi 0,676 Tinggi 0,65 Baik 0,375 Sedang Digunakan

7. Translasi 0,498 Sedang 0,4 Baik 0,3 Sedang Digunakan

8. Interpretasi 0,359 Rendah 0,2 Cukup 0,2 Sukar Digunakan

9. Ekstrapolasi 0,342 Rendah 0,3 Cukup 0,2 Sukar Digunakan

10.Ekstrapolasi 0,390 Rendah 0,2 Cukup 0,25 Sukar Digunakan

Berdasarkan tabel 3.7, dapat dilihat bahwa reliabilitas soal uraian secara keseluruhan yang tediri dari 10 soal, diperoleh nilai sebesar 0,648 yang artinya


(41)

47

reliabilitas soal cukup. Perhitungan Uji Instrumen selengkapnya dapat dilihat pada lembar lampiran C.

G.

Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Studi Pendahuluan b. Menentukan masalah c. Menetapkan pokok bahasan

d. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran e. Membuat bahan ajar untuk penelitian

f. Membuat instrument penelitian

g. Menilai RPP dan instrumen penelitian kepada dosen pembimbing h. Melakukan uji coba instrument penelitian

i. Merevisi instrument penelitian 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: a. Melaksanakan pretes baik kepada kelas eksperimen maupun kelas

kontrol untuk mengetahui pemahaman prosedural awal siswa. b. Melaksanakan penelitian yaitu dengan menggunakan metode

pembelajaran yang berbeda pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan pokok bahasan, dan pengajar yang sama. Untuk kelas eksperimen menggunakan pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia, sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.

c. Melaksanakan posttest baik kepada kelas eksperimen maupun kelas kontrol untuk sebagai evaluasi hasil pembelajaran

3. Tahap Analisis Data

a. Mengumpulkan hasil data.

b. Membandingkan hasil tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol c. Melakukan analisis data terhadap pretest dan posttest


(42)

4. Tahap Pengambilan Kesimpulan

a. Membuat kesimpulan mengenai perbedaan rerata pada pemahaman prosedural antara siswa yang mendapat model pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.

b. Membuat kesimpulan dari data yang diperoleh yaitu mengenai peningkatan model pemahaman prosedural siswa setelah diberi pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia.

c. Membuat kesimpulan mengenai respon siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia.

H. Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh dari sampel melalui pengumpulan data selanjutnya digunakan untuk menguji atau menjawab hipotesis. Menurut Ibrahim & Sudjana (2010:100), data perlu diolah dan dianalisi agar mempunyai makna guna pemecahan masalah.

1. Pengelolaan Data Kuantitatif a. Uji Normalitas

Teknik analisis data yang digunakan berupa, data yang telah diperoleh pada tahap pengumpulan data, dianalisa dengan uji normalitas yang dilakukan dengan menggunakan Chi-kuadrat. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Untuk melakukan Uji Normalitas distribusi skor, maka digunakan Chi Kuadrat dengan rumus sebagai berikut :

Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas : a. Mencari rentang nilai(R)

R = skor tertinggi – skor terendah

(Sudjana, 2010:130) b. Menentukan banyaknya kelas interval


(43)

49

Menurut Sudjana (2010:130) menyatakan bahwa untuk menentukan banyak kelas interval dengan menggunakan rumus empiris Sturgess.

BK = 3,3 log n + 1 (Sudjana, 2010:130) c. Menetukan rentang interval(P)

(P) BK R P (Sudjana 2010:130) Keterangan

P = rentang interval R = rentang

BK = banyak kelas

d. Membuat daftar distribusi frekuensi e. Menghitung Mean

i i i f x f x (Sudjana 2010:132) f. Menghitung nilai varians (S2)

) 1 ( ) ( 2 2 2   

n n x f x f n

S i i i i

(Sudjana, 2010:136)

g. Membuat tabel distribusi nilai yang diperlukan dalam chi-kuadrat h. Batas kelas interval

i. Nilai baku Z score

x

s X X Z  

(Sudjana, 2010:137) j. Mencari harga frekuensi harapan (fe)


(44)

  h h f f f X 2 0

2 ( )

(Sudjana, 2010:145) Keterangan :

X2 = Chi Kuadrat f0 = Frekuensi nyata

fh = Frekuensi yang diharapkan Penentuan nilai normalitas

Jika X2 hitung < X2 tabel = data berdistribusi normal Jika X2 hitung > X2 tabel = data tidak berdistribusi normal

1) Uji Homogenitas

Untuk menguji homogenitas dua varians dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut : untuk menentukan rumus t-test atau Uji T mana yang akan dipilih untuk pengujian hipotesis, maka perlu diuji dulu varians kedua sampel homogen atau tidak.

Uji homogenitas dilakukan untuk menentukan bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki penguasaan yang relative sama atau varians yang sama. Uji homogenitas dilakukan uji Levene

2 2 2 1 S S F (Sudjana, 2005:137) Keterangan :

S12 = Varians bedar S22 = varians kecil Kriteria pengujian

Fhitung < Ftabel = data skor tes kedua kelompok homogeny Fhitung > Ftabel = data skor tes kedua kelompoktidak homogen


(45)

51

2) Uji Hipotesis

Sedangkan pada data nilai tes hasil belajar siswa yang telah didapat dilakukan uji homogenitas dari sampel untuk menentukan bahwa jika hasil data menunjukan distribusi normal makan dilakukan dengan uji T. Tujuan dari uji T dua variabel bebas adalah untuk membandingkan apakah kedua variable tersebut sama atau berbeda.

2 2 2 1 2 1 2 1 n s n s x x t    (Sudjana, 2010:144) Keterangan  1

x nilai rerata kelas eksperimen 

2

x nilai rerata kelas kontrol s12 = Varians kelas eksperimen s22 = varians kelas kontrol

n1= jumlah siswa kelas eksperimen n2= jumlah siswa kelas kontrol

Dari perhitungan akan didapatkan Z hitung yang akan dibandingkan dengan Z tabel:

Z0,5 –α seperti berikut

Jika Z hitung ≤ Z tabel, hipotesis ditolak, namun jika Z hitung > Z tabel, hipotesis diterima.

2. Pengelolaan Data Kualitatif a. Pengolahan Data Angket

Dalam penelitian ini menggunakan angket yang berbentuk angket skala likert. Sehingga setiap jawaban akan diberi bobot likert. Setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analsisi


(46)

kuantitatif, jawaban itu dapat diberi skor (1 – 5 atau disesuaikan dengan kebutuhan) (Aziz, 2008).

Setiap jawaban diberi bobot skor tertentu yaitu untuk pertanyaan favorable adalah Sangat Tidak Setuju (STS) = 1; Tidak Setuju (TS) = 2; Ragu-ragu (RR) =Setuju (S) = 4; Sangat Setuju (SS) = 5. Jika rerata skor subjek lebih besar dari 3 maka dan semakin mendekati 5 makan sikap responden semakin posited sedangkan jika rerata mendekati 1 berarti sikap responden semakin negative.

Prosentasi dalam angket diketahui dengan perhitungan : %

100

x n

f P

(Ali, 1998:184)

Keterangan :

P=Presentase jawaban f=frekuensi jawaban

n=banyaknya siswa (responden) Penafsiran data angket :

Tabel 3. 9 Penafsiran Data Angket

Kisaran persentase jawaban Tafsiran

P=0% Tak seorangpun

0%<P<25% Sebagian kecil

25%≤P<50% Hampir setengahnya

P=50% Setengahnya

50%<P<75% Sebagian besar 75%<P<100% Hampir seluruhnya

P=100% Seluruhnya

(Ali, 1998:221)


(47)

53

Data hasil observasi dianalisis dan di interpretasikan berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia. Untuk menganalisis data hasil observasi dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut dalam russefendi:

%

100

x

n

keseluruha

jumlahskor

item

jumlahskor

presentase

Tabel 3. 10 Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran Kategori Keterlaksanaan Kategori

0,0% - 24,9% Sangat Kurang

25,0% - 37,5% Kurang

37,6% - 62,5% Sedang

62,6% - 87,5% Baik


(48)

(49)

84 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Rerata pada pemahaman prosedural siswa yang mendapat model pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimediadi lebih baik bandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.

2. Peningkatan pemahaman prosedural siswa yang mendapat model pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. 3. Respon yang ditunjukkan siswa terhadap model pembelajaran modified

free inquiry berbantuan multimedia cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil data angket yang bertujuan untuk mengukur bagaimana respon siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka beberapa saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut :

1. Pada penelitian ini tidak mengkaji bagaimana interaksi antara variabel independen yang mana pada penelitian ini yaitu pemahaman prosedural. Untuk itu diharapkan peneliti lainnya untuk dapat mengembangkan lagi kajian penelitian pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia interaktif ini hingga pada interaksi antara variabel independennya.

2. Penelitian ini hanya terbatas pada materi menerapkan desain web tingkat dasar di SMK. Diharapkan peneliti lainnya untuk mengembangkan model pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia pada materi pelajaran lainnya dengan memperbaiki segala kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini.


(50)

3. Dalam pembuatan soal tes sebaiknya setiap indikator kemampuan dibuat dalam bentuk pilihan ganda dan uraian, hal ini bertujuan untuk mengantisipasi siswa yang memilih jawaban secara menerka-nerka.


(51)

87

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. (2004). Pentingnya Pemahaman Konseptual dan Prosedural dalam Belajar Matematika. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Malang: FKIP Universitas Islam Malang. [Online]. Tersedia: http://matuniSMK. blogspot.com/2012/05/pemahaman-konseptual-dan-prosedural.html. [28 Mei 2012]

Alget, Sandro. (2012). Comprehension Motivation Relations Practice And Procedure Implementation Work Practice Learning Outcomes Of Welding In The SMK Grade X 2 Panyabungan. [Online]. Tersedia :

http://digilib.unimed.ac.id/ UNIMED-Undergraduate-0122331/22947. [29 Juni 2013]

Ali, M. (1998). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Angkasa.

Arifin, Zainal. (2011). Evaluasi Pembelajaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Aziz. 2008. Skala Pengukuran Dan Instrumen Penelitian. [Online]. Tersedia : http://azis-artikel.blogspot.com/2008/10/skala-pengukuran-sesi-10.html [28 Mei 2012].

Badriyah. (2011). Pengertian pemahaman siswa. [Online] Tersedia: http://id. shvoong.com/social-sciences/education/2137417-pengertian-pemahaman-siswa/ [20 Maret 2012].

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. [Online] Tersedia:

http://www.dikti.go.id/Archive2007 /UUno20th2003-Sisdiknas.htm [15 Maret 2012].


(52)

Ghazali, Hasnida. (2012). Pengetahuan Konseptual Dan Prosedural Dalam Pendidikanmatematik (Conceptual and Procedural Knowledge in

Mathematics Education. [Online]. Tersedia:

http://www.academia.edu/1470545/PENGE

TAHUAN_KONSEPTUAL_DAN_PROSEDURAL_DALAM_PENDIDIK AN_MATEMATIK_Conceptual_and_Procedural_Knowledge_in_Mathema tics_Education_ [15 Agustus 2013]

Green, Timothy D & Abbie Brown. (2002). Multimedia Projects in the Classroom. California : Corwin Press.

Herdianto, Deni. (2012). Telaah Kritis Pemanfaatan Teknologi Komputer Dalam Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://ebookbrowsee.net/telaah-kritis-pemanfaatan-teknologi-komputer-dalam-pembelajaran-pdf-d417002720. [19 Agustus 2013]

Khanafiyah, S & Rusilowati. (2010). Penerapan Pendekatan Modified Free nquiry Sebagai Upaya Meningkatkan Kreativitas Mahasiswa Calon Guru Dalam Mengembangkan Jenis Eksperimen Dan Pemahaman Terhadap Materi Fisika. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol.27, No.2(2010). [Online]. Tersedia: http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPP/article/view/179 [22 Mei 2013]

Munir. (2008). Kurikulum Berbantuan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : SPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Napitupulu. (Rabu, 29 Agustus 2012). Jumlah SMK Terus Bertambah. Kompas Online. [Online]. Tersedia: http://edukasi.kompas.com/read/2012/08 /29/20190521/Jumlah.SMK.Terus.Ditambah. [29 Juni 2013]


(53)

89

Nurhayati, Yeyet. (2013). Seputar Cara dan Teori Pendidikan. [Online]. Tersedia:

http://semangatku55.blogspot.com/2013/06/seputar-cara-adan-teori-tentang.html. [29 Juni 2013]

Pribadi, Benny A. (2011). Model ASSURE untuk Mendesain Pembelajaran Sukses. Jakarta : Dian Rakyat.

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sudjana. (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suprijono, Agus. (2012). Cooperative Learning, Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Trianto. (2001). Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Utomo, Dwi Priyo. (2010). Pengetahuan Konseptual dan Prosedural Dalam Pembelajaran Matematika. [Online]. Tersedia: ejournal.umm.ac.id/index .php/.../581/601_umm_scie ntifi c_jour na l.pdf [20 Agustus 2013]


(54)

Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Zakaria, E., Norazah, N., & Sabri, A. (2007). Tren Pengajaran dan Pembelajaran Matematika. Malaysia: Pustaka Negara Malaysia.


(1)

84

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Rerata pada pemahaman prosedural siswa yang mendapat model pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimediadi lebih baik bandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.

2. Peningkatan pemahaman prosedural siswa yang mendapat model pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. 3. Respon yang ditunjukkan siswa terhadap model pembelajaran modified

free inquiry berbantuan multimedia cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari

hasil data angket yang bertujuan untuk mengukur bagaimana respon siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka beberapa saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut :

1. Pada penelitian ini tidak mengkaji bagaimana interaksi antara variabel independen yang mana pada penelitian ini yaitu pemahaman prosedural. Untuk itu diharapkan peneliti lainnya untuk dapat mengembangkan lagi kajian penelitian pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia interaktif ini hingga pada interaksi antara variabel independennya.

2. Penelitian ini hanya terbatas pada materi menerapkan desain web tingkat dasar di SMK. Diharapkan peneliti lainnya untuk mengembangkan model pembelajaran modified free inquiry berbantuan multimedia pada materi pelajaran lainnya dengan memperbaiki segala kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini.


(2)

85

3. Dalam pembuatan soal tes sebaiknya setiap indikator kemampuan dibuat dalam bentuk pilihan ganda dan uraian, hal ini bertujuan untuk mengantisipasi siswa yang memilih jawaban secara menerka-nerka.


(3)

87

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. (2004). Pentingnya Pemahaman Konseptual dan Prosedural

dalam Belajar Matematika. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Malang:

FKIP Universitas Islam Malang. [Online]. Tersedia: http://matuniSMK. blogspot.com/2012/05/pemahaman-konseptual-dan-prosedural.html. [28 Mei 2012]

Alget, Sandro. (2012). Comprehension Motivation Relations Practice And

Procedure Implementation Work Practice Learning Outcomes Of Welding In The SMK Grade X 2 Panyabungan. [Online]. Tersedia :

http://digilib.unimed.ac.id/ UNIMED-Undergraduate-0122331/22947. [29 Juni 2013]

Ali, M. (1998). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Angkasa.

Arifin, Zainal. (2011). Evaluasi Pembelajaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Aziz. 2008. Skala Pengukuran Dan Instrumen Penelitian. [Online]. Tersedia : http://azis-artikel.blogspot.com/2008/10/skala-pengukuran-sesi-10.html [28 Mei 2012].

Badriyah. (2011). Pengertian pemahaman siswa. [Online] Tersedia: http://id. shvoong.com/social-sciences/education/2137417-pengertian-pemahaman-siswa/ [20 Maret 2012].

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. [Online] Tersedia:

http://www.dikti.go.id/Archive2007 /UUno20th2003-Sisdiknas.htm [15 Maret 2012].


(4)

88

Ghazali, Hasnida. (2012). Pengetahuan Konseptual Dan Prosedural Dalam Pendidikanmatematik (Conceptual and Procedural Knowledge in

Mathematics Education. [Online]. Tersedia:

http://www.academia.edu/1470545/PENGE

TAHUAN_KONSEPTUAL_DAN_PROSEDURAL_DALAM_PENDIDIK AN_MATEMATIK_Conceptual_and_Procedural_Knowledge_in_Mathema tics_Education_ [15 Agustus 2013]

Green, Timothy D & Abbie Brown. (2002). Multimedia Projects in the

Classroom. California : Corwin Press.

Herdianto, Deni. (2012). Telaah Kritis Pemanfaatan Teknologi Komputer Dalam

Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://ebookbrowsee.net/telaah-kritis-pemanfaatan-teknologi-komputer-dalam-pembelajaran-pdf-d417002720. [19 Agustus 2013]

Khanafiyah, S & Rusilowati. (2010). Penerapan Pendekatan Modified Free

nquiry Sebagai Upaya Meningkatkan Kreativitas Mahasiswa Calon Guru Dalam Mengembangkan Jenis Eksperimen Dan Pemahaman Terhadap Materi Fisika. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol.27, No.2(2010). [Online].

Tersedia: http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPP/article/view/179 [22

Mei 2013]

Munir. (2008). Kurikulum Berbantuan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : SPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Napitupulu. (Rabu, 29 Agustus 2012). Jumlah SMK Terus Bertambah. Kompas

Online. [Online]. Tersedia: http://edukasi.kompas.com/read/2012/08 /29/20190521/Jumlah.SMK.Terus.Ditambah. [29 Juni 2013]


(5)

Nurhayati, Yeyet. (2013). Seputar Cara dan Teori Pendidikan. [Online]. Tersedia:

http://semangatku55.blogspot.com/2013/06/seputar-cara-adan-teori-tentang.html. [29 Juni 2013]

Pribadi, Benny A. (2011). Model ASSURE untuk Mendesain Pembelajaran

Sukses. Jakarta : Dian Rakyat.

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sudjana. (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suprijono, Agus. (2012). Cooperative Learning, Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Trianto. (2001). Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Utomo, Dwi Priyo. (2010). Pengetahuan Konseptual dan Prosedural Dalam

Pembelajaran Matematika. [Online]. Tersedia: ejournal.umm.ac.id/index .php/.../581/601_umm_scie ntifi c_jour na l.pdf [20 Agustus 2013]


(6)

90

Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Zakaria, E., Norazah, N., & Sabri, A. (2007). Tren Pengajaran dan Pembelajaran


Dokumen yang terkait

RANCANG BANGUN MULTIMEDIA GAME BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN MODIFIED INQUIRY PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMK.

0 0 48

Penerapan Model Pembelajaran Inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK.

0 2 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN GAME INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN JARINGAN DASAR SMK TKJ.

0 2 42

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA SMK PADA MATA PELAJARAN PERAKITAN KOMPUTER.

0 5 50

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN FREE INQUIRY BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK).

0 0 46

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA.

0 0 42

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NOVICK BERBANTUAN MEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN TIK PADA SISWA SEKOLAH DASAR.

0 7 48

RANCANG BANGUN MULTIMEDIA GAME BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN MODIFIED INQUIRY PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMK - repositoryUPI S KOM 1100020 Title

0 0 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA SMK PADA MATA PELAJARAN PERAKITAN KOMPUTER - repository UPI S KOM 0904051 Title

0 0 3

RANCANG BANGUN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS GAME DENGAN INQUIRY TRAINING MODEL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMK - repository UPI S KOM 1203122 Title

0 0 3