PENERAPAN MODEL KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA.
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION
BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
Oleh
Gita Pranarti
0905730
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION
BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA
Oleh
Gita Pranarti
0905730
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Gita Pranarti 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak
ulang, difoto copy atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
GITA PRANARTI
NIM. 0905730
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION BERBANTUAN MULTIMEDIA
INTERAKTIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Dr. Dedi Rohendi. M.T
NIP. 196705241993021001
Pembimbing II,
Drs. Waslaluddin, M.T
NIP.196302071991031002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M.Kom
NIP. 196711211991011001
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION
BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA
Gita Pranarti, 0905730, [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui pengembangan multimedia interaktif
model tutorial sebagai alat bantu dalam penerapan model pembelajaran kooperatif
group investigation, 2) Mengetahui apakah peningkatan kemampuan pemahaman
konsep siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif group
investigation berbantuan multimedia interaktif lebih baik dibandingkan dengan
siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional dan 3) Mengetahui respon
siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif group investigation
berbantuan multimedia interaktif. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi
experimental dengan non equivalent control group, pretest posttest design.
Sempel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI RPL
1 dan siswa XI RPL 2 di SMK Muhammadiyah 2 Bandung. Penelitian ini
dilakukan di semester ganjil Tahun Ajaran 2013/2014. Instrumen penelitian yang
digunakan berupa test dan non test. Instrumen test yang digunakan berupa soal
pretest dan soal posttest, sedangkan untuk instrumen non test berupa angket dan
lembar observasi. Dari penelitian ini diketahui bahwa peningkatan kemampuan
pemahaman konsep siswa yang mendapatkan perlakuan berupa penerapan model
pembelajaran kooperatif group investigation berbantuan multimedia interaktif
lebih baik dibandingkan siswa yang mendapatkan perlakuan pembelajaran
konvensional. Dari hasil pengujian data posttest menggunakan uji t dengan α =
0,01 diketahui
, dimana 3,122 > 2,663, hal ini menunjukkan
bahwa
ditolak dan
diterima. Selain itu untuk melihat seberapa besar
peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa dilakukan uji gain
ternormalisasi. Perhitungan uji gain ternormalisasi menunjukkan bahwa kelas
eksperimen memperoleh nilai 0,6 sedangkan untuk kelas kontrol memperoleh
nilai 0,5. Walaupun gain kelas eksperimen maupun kelas kontrol sama-sama
termasuk dalam kriteria sedang, namun terlihat bahwa nilai gain kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan dengan nilai gain kelas kontrol. Hal ini menunjukkan
bahwa peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa kelas eksperimen lebih
baik dibandingkan peningkatan kemampuan pemahaman konsep kelas kontrol.
Kata Kunci: group investigation, multimedia interaktif, kemampuan pemahaman
konsep.
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
APPLICATION OF THE INTERACTIVE MULTIMEDIA-AIDED GROUP
INVESTIGATION COOPERATIVE MODEL IN IMPROVING
STUDENT’s CONCEPTUAL COMPREHENSION CAPABILITY
Gita Pranarti, 0905730, [email protected]
ABSTRACT
This research has purpose to : 1) know about tutorial interactive multimedia
model as an aide in application of the group investigation cooperative learning
model, 2) examine whether improvement of the student’s conceptual
comprehension capability that use an interactive multimedia-aided group
investigation cooperative learning model is better compared with student with
conventional learning model and 3) understand student response toward
application of the interactive multimedia-aided group investigation cooperative
learning model. The method of research used is the quasi-experimental method by
non equivalent control group, pre- and post-test designs. Samples taken in this
research comprise of the RPL 1’s and RPL’s XIth grade students in SMK
Muhammadiyah 2 Bandung. This research was conducted in 2013/2014 Academic
Year uneven semester. Meanwhile, its instruments are test and non-test. The test
instrument applied consisted of pre- and post-test problems and its non-test
instrument includes questionnaires and observational sheets. From this research, it
is obtained that student’s conceptual comprehension capability treated by
interactive multimedia-aided group investigation cooperative learning model is
better compared with student who obtain treatment in conventional learning one.
From output of the post-test data testing by using t-test with α = 0.01 it is obtained
that tcount > ttable where 3.122 > 2.663, this instance showed that Ho is rejected and
H1 accepted. In addition, seeing how extent is the improvement of student’s
conceptual comprehension capability, thus it is performed a normalized gain test.
Such normalized gain test calculation demonstrated that experimental classroom
get value as 0.6 meanwhile control classroom gets 0.5. Although gains obtained
by experimental and control classroom are included into middle criteria, however
it is seen gain obtained by experimental classroom is higher relative with control
classroom’s gain. It means that improvement in experimental classroom’s student
conceptual comprehension capability is better than control classroom’s conceptual
comprehension capability improvement.
Keywords : group investigation, interactive
comprehension capability.
multimedia,
conceptual
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ..................................................... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ........................................... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH .................................. Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ............................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 1
DAFTAR TABEL ................................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. 4
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN ...................................... Error! Bookmark not defined.
A.
Latar Belakang Penelitian ....................... Error! Bookmark not defined.
B.
Perumusan Masalah ................................. Error! Bookmark not defined.
C.
Batasan Masalah ...................................... Error! Bookmark not defined.
D.
Tujuan Penelitian ..................................... Error! Bookmark not defined.
E.
Manfaat Penelitian ................................... Error! Bookmark not defined.
F.
Definisi Operasional ................................ Error! Bookmark not defined.
G.
Hipotesis Penelitian ................................. Error! Bookmark not defined.
H.
Struktur Organisasi Skripsi ..................... Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................. Error! Bookmark not defined.
A.
Kegiatan Belajar Mengajar ...................... Error! Bookmark not defined.
B.
Model Pembelajaran Kooperatif ............. Error! Bookmark not defined.
C.
Group Investigation ................................. Error! Bookmark not defined.
D.
Media Pembelajaran ................................ Error! Bookmark not defined.
E.
Multimedia Pembelajaran Interaktif ........ Error! Bookmark not defined.
F.
Pemahaman Konsep ................................ Error! Bookmark not defined.
G.
Structured Query Language (Sql) ............ Error! Bookmark not defined.
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN......................... Error! Bookmark not defined.
A.
Metode Penelitian .................................... Error! Bookmark not defined.
B.
Desain Penelitian ..................................... Error! Bookmark not defined.
C.
Populasi Dan Sampel............................... Error! Bookmark not defined.
D.
Prosedur Penelitian .................................. Error! Bookmark not defined.
E.
Variabel Penelitian .................................. Error! Bookmark not defined.
F.
Instrumen Penelitian ................................ Error! Bookmark not defined.
G.
Teknik Analisa Data ................................ Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..... Error! Bookmark not
defined.
A.
Tahap Persiapan Penelitian...................... Error! Bookmark not defined.
B.
Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen . Error! Bookmark not defined.
C.
Tahap Pelaksanaan .................................. Error! Bookmark not defined.
D.
Hasil Penelitian........................................ Error! Bookmark not defined.
E.
Pembahasan ............................................. Error! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................. Error! Bookmark not defined.
A.
Kesimpulan .............................................. Error! Bookmark not defined.
B.
Saran ........................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ............................................ Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN – LAMPIRAN .................................. Error! Bookmark not defined.
RIWAYAT PENULIS ....................................................................................... 237
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tahapan dalam Menerapkan Group Investigation ....................... 18
Tabel 3.1
Kriteria Validitas .......................................................................... 32
Tabel 3.2
Kriteria Reliabilitas ...................................................................... 33
Tabel 3.3
Kriteria Indeks Kesukaran ............................................................ 34
Tabel 3.4
Kriteria Daya Pembeda ................................................................ 36
Tabel 3.5
Interpretasi Nilai Gain yang Ternormalisasi ................................ 41
Tabel 4.1
Storyboard Multimedia Pembelajaran Interaktif ......................... 49
Tabel 4.2
Hasil Uji Coba Instrumen Pretest ................................................. 52
Tabel 4.3
Hasil Uji Coba Instrumen Posttest ............................................... 52
Tabel 4.4
Langkah Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ......................................................................................... 54
Tabel 4.5
Rekapitulasi Skor Pretest – Posttest ............................................. 58
Tabel 4.6
Perhitungan Uji Normalitas .......................................................... 60
Tabel 4.7
Perhitungan Uji Homogenitas ...................................................... 62
Tabel 4.8
Perhitungan Uji Hipotesis Pretest ................................................ 64
Tabel 4.9
Perhitungan Uji Hipotesis Posttest ............................................... 65
Tabel 4.10
Perhitungan Uji Gain Ternomalisasi ............................................ 66
Tabel 4.11
Perhitungan Gain Ternormalisasi Tiap Indikator ......................... 67
Tabel 4.12
Persentase Respon Siswa ............................................................. 70
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran .................................... 19
Gambar 3.1
Skema Non Equivalent Control Group ........................................ 27
Gambar 3.2
Prosedur Penelitian ....................................................................... 30
Gambar 3.3
Tahapan Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif .... 37
Gambar 3.4
Interval Interprestasi Kategori Perolehan Angket ........................ 42
Gambar 4.1
Flowchart Multimedia Pembelajaran Interaktif ........................... 48
Gambar 4.2
Antarmuka Multimedia Pembelajaran Interaktif ......................... 50
Gambar 4.3
Perbandingan Pretest – Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol . 59
Gambar 4.4
Nilai Gain Ternormalisasi ............................................................ 67
Gambar 4.5
Nilai Gain Ternormalisasi Tiap Indikator .................................... 68
Gambar 4.6
Hasil Skala Angket Siswa ............................................................ 69
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN .......................................... 84
A.1
Silabus ...................................................................................................... 85
A.2
RPP Kelas Eksperimen ............................................................................ 86
A.3
RPP Kelas Kontrol ................................................................................... 98
A.4
Materi Pembelajaran .............................................................................. 109
A.5
Flowchart Multimedia Pembelajaran ..................................................... 119
A.6
Storyboard Multimedia Pembelajaran .................................................... 121
A.7
Interface Multimedia Pembelajaran ....................................................... 131
LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN ................................................. 137
B.1
Kisi-kisi Soal dan Angket ...................................................................... 138
B.2
Instrumen Soal ....................................................................................... 149
B.3
Instrumen Angket ................................................................................... 155
B.4
Lembar Judgment ................................................................................... 157
B.5
Hasil Judgment Soal dan Multimedia Pembelajaran Interaktif .............. 165
B.6
Lembar Observasi .................................................................................. 186
LAMPIRAN C ANALISIS UJI COBA INSTRUMEN TES ........................... 188
C.1
Validitas Uji Instrumen Pretest – Posttest .............................................. 189
C.2
Reliabilitas Uji Instrumen Pretest – Posttest .......................................... 191
C.3
Tingkat Kesukaran Uji Instrumen Pretest – Posttest .............................. 193
C.4
Daya Pembeda Uji Instrumen Pretest – Posttest .................................... 195
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
C.5
Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen ........................................................... 197
LAMPIRAN D ANALISIS STATISTIK ......................................................... 202
D.1
Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................ 203
D.2
Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................... 205
D.3
Pengolahan Data Kuantitatif .................................................................. 207
D.4
Pengolahan Data Kualitatif .................................................................... 217
LAMPIRAN E DOKUMENTASI PENELITIAN ........................................... 226
E.1
Jawaban Siswa Hasil Uji Instrumen ....................................................... 227
E.2
Jawaban Siswa Hasil Penelitian ............................................................. 229
E.3
Jawaban Siswa Terhadap Angket ........................................................... 231
E.4
Surat Keterangan Penelitian ................................................................... 234
E.5
Foto Kegiatan Penelitian ........................................................................ 235
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG PENELITIAN
Kemudahan dalam mengakses informasi adalah salah satu dampak
positif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang
semakin pesat. Kesadaran setiap manusia akan pentingnya penguasaan dan
pemanfaatan IPTEK pun semakin berkembang di berbagai negara. Menurut
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), kemampuan
suatu bangsa dalam menguasai dan memanfaatkan IPTEK dapat menunjang
keberhasilan dalam pertumbuhan pembangunan nasional negaranya.
Pada kenyataannya, penguasaan IPTEK di Indonesia masih jauh
tertinggal dari negara-negara lain, termasuk dari negara tetangga sendiri
seperti Singapura dan Malaysia. Hal tersebut dikarenakan minimnya
Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang menguasai IPTEK jika
dibandingkan dengan negara lain seperti Singapura dan Malaysia yang
mayoritas masyarakatnya menguasai IPTEK. Dengan adanya kenyataan
tersebut, Indonesia harus mampu meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki
agar dapat menguasai IPTEK dan memanfaatkannya secara tepat.
Pendidikan memiliki peran penting dalam menciptakan SDM yang
berkualitas. Namun ternyata kualitas pendidikan di Indonesia pun masih
sangat memprihatinkan. Hal ini lah yang menjadi salah satu penyebab
lemahnya daya saing SDM Indonesia di kancah internasional. Menurut The
United Development Program (UNDP) Tahun 2011, indeks pengembangan
manusia atau Human Development Index (HDI) negara Indonesia
menempati urutan 124 dari 187 negara yang disurvei.
Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya kualias pendidikan
di Indonesia, antara lain: (1) Sarana dan prasana pembelajaran yang
terbatas; (2) Kurang bervariasinya model pembelajaran yang digunakan
sehingga suasana pembelajaran terkesan membosankan; (3) Siswa
cenderung berperan pasif di setiap pembelajaran; (4) Faktor dari diri siswa
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2
itu sendiri, seperti kurangnya semangat belajar, tidak adanya motivasi,
rendahnya kesadaran belajar mandiri dan masih banyak lagi.
Dalam menghadapi permasalahan tersebut, guru memiliki peran yang
cukup penting, apalagi mengingat guru adalah penanggung jawab utama
dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, tanpa terlepas pada
kenyataan bahwa pendidikan paling banyak diterima dari lingkungan
sekolah. Oleh karena itu seorang guru dituntut bersikap maksimal dalam
menciptakan kegiatan belajar mengajar di sekolah yang menarik agar siswa
bersemangat, termotivasi, selalu ingin tahu dan aktif di setiap kegiatan
pembelajaran.
Pembelajaran yang baik adalah yang mampu melatih kemampuan
siswa, termasuk pemahaman siswa dengan mencari kemudian membangun
pengetahuannya sendiri, melatih keaktifan siswa dan memberikan
kebebasan berfikir. Dengan siswa mencari dan membangun pengetahuannya
sendiri, siswa akan lebih paham dan pengetahuannya itu akan tersimpan
lebih lama dalam ingatan. Pembelajaran seperti ini sering disebut dengan
Student Centered Learning (SCL).
SCL menurut Pongtuluran dan Rahardjo (2011:6) menekankan kepada
minat, kebutuhan dan kemampuan individu, menjanjikan model belajar
yang menggali motivasi intrinsik untuk membangun masyarakat yang suka
dan selalu belajar. Model belajar ini sekaligus dapat mengembangkan
kualitas
SDM
yang
dibutuhkan
masyarakat
seperti
kreativitas,
kepemimpinan, rasa percaya diri, kemandirian, kedisiplinan, kekritisan
dalam berfikir, kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam tim, keahlian
teknis serta wawasan global untuk dapat selalu beradaptasi terhadap
perubahan dan perkembangan.
SDM inilah yang diharapkan tertanam pada siswa Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK). Dimana sesuai dengan tujuan SMK sebagai lembaga
pendidikan yaitu menghasilkan lulusan yang berkualitas, terampil dan
profesional sehingga nantinya dapat bersaing di dunia kerja. Dalam dunia
kerja, seseorang tidak hanya dituntut memiliki pengusaan materi, namun
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3
juga dituntut untuk memiliki kreativitas, kemandirian, kemampuan
berkomunikasi dan bekerja sama dalam tim, serta mampu beradaptasi
terhadap perubahan dan perkembangan dunia.
Salah satu model pembelajaran SCL adalah model pembelajaran
kooperatif. Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan model pembelajaran SCL lainnya, salah satunya ialah
penekanan yang lebih pada keaktifan siswa dan kerjasama dalam suatu
kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Dalam
model ini, siswa tidak hanya dituntut untuk aktif mengeluarkan pendapat,
namun juga dituntut untuk dapat bersosialisasi dan bekerjasama dengan
anggota kelompoknya.
Hal inilah mengapa pemakaian model pembelajaran kooperatif
dirasakan cukup sesuai diterapkan di SMK. Karena selain siswa dituntut
untuk menyelesaikan suatu tugas atau proyek secara berkelompok, siswa
juga dilatih berkomunikasi dengan baik antara teman satu kelompoknya,
menjalin hubungan sosial yang tinggi serta memiliki kemampuan kerjasama
dalam tim yang baik.
Model pembelajaran kooperatif dapat dijadikan alternatif variasi
dalam memilih model pembelajaran. Sudah banyak penelitian di bidang
pendidikan ilmu komputer baik di SMP, SMA maupun SMK yang
menerapkan model pembelajaran kooperatif sebagai variabel penelitiannya.
Ada berbagai macam model pembelajaran kooperatif, salah satunya ialah
group investigation. Menurut Munir (Safrotun, 2009:7) model pembelajaran
kooperatif yang dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran bidang
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah tipe group investigation.
Eggen dan Kauchak (Hobri dan Susanto, 2006:75) mendefinisikan group
investigation sebagai model pembelajaran kooperatif yang menempatkan
siswa ke dalam kelompok secara heterogen dilihat dari kemampuan dan
latar belakang, untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik.
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Safrotun
(2009) diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif group investigation
dapat digunakan dalam pembelajaran TIK. Kesimpulan yang diperoleh dari
penelitian tersebut menunjukan bahwa peningkatan hasil belajar kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif group
investigation lebih baik dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan
pembelajaran konvensional. Penelitian lain tentang penerapan model
pembelajaran kooperatif group investigation dilakukan oleh Pramudya
(2010) dalam pembelajaran matematika yang menyimpulkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mendapat
pembelajaran
matematika
menggunakan
model
kooperatif
group
investigation (GI) lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa yang mendapat pembelajaran matematika secara
konvensional. Peneliti dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Suyatno
(2011) juga menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif group investigation mampu meningkatkan pemahaman konsep
matematika di setiap aspeknya.
Suatu
proses
pembelajaran
akan
berlangsung
efektif
jika
menggunakan model pembelajaran yang tepat dan sesuai, namun suatu
proses pembelajaran akan berlangsung lebih efektif lagi apabila disertai
dengan teknologi atau alat bantu untuk menyampaikan informasi, yang
disebut dengan media pembelajaran. Menurut Daryanto (2011:4), manfaat
media dalam proses belajar antara lain sebagai alat bantu dalam
memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, mengatasi keterbatasan
ruang, waktu, tenaga dan daya indra, serta meningkatkan gairah belajar
siswa.
Media pembelajaran ada yang bersifat audio (radio atau rekaman) dan
ada juga yang bersifat visual (foto atau gambar). Dalam pembelajaran ada
juga yang disebut dengan multimedia, yaitu gabungan dari beberapa media
yang konvergen. Misalnya gabungan unsur audio berupa rekaman atau lagu
yang dipadukan dengan unsur visual berupa video, animasi, teks dan
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5
gambar sehingga menciptakan suatu media pembelajaran yang lebih
menarik.
Daryanto (2011:49) membedakan multimedia menjadi dua macam,
yaitu multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah
suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang
dapat dioperasikan oleh pengguna, sedangkan multimedia interaktif adalah
multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan
oleh pengguna sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki
untuk proses selanjutnya.
Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan
multimedia interaktif ini diterapkan dengan tujuan untuk meningkatkan
kemampuan
pemahaman
siswa.
Dalam
konteks
ini,
kemampuan
pemahaman yang dimaksud adalah kemampuan pemahaman konsep yang
merupakan
kemampuan
dasar
yang
harus
dimiliki
siswa
untuk
menyelesaikan suatu permasalahan. Pada kenyataan di lapangan, masih
terdapat siswa yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Hal ini tentu didasarkan pada kurangnya kemampuan
pemahaman konsep yang dimiliki. Untuk dapat mengerjakan suatu masalah
atau soal-soal secara tepat, seseorang harus memiliki kemampuan
pemahaman konsep terhadap suatu materi yang diajarkan. Konsep suatu
materi ajar diperlukan manfaatnya untuk dapat diaplikasikan dalam
kehidupan nyata sehari-hari, apalagi bagi siswa SMK yang kebanyakan
lulusannya langsung terjun ke dunia kerja. Dalam dunia kerja mereka
dituntut mengerti tentang konsep yang meliputi pengertian, cara pemecahan
masalah maupun aplikasinya secara benar disamping kemampuan sosialnya
seperti mampu bekerja sama dan bekerja dalam tim.
Berdasarkan
latar
belakang
yang
diuraikan
di
atas,
untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah diperlukan suatu penerapan
model pembelajaran yang melatih kemampuan serta keaktifan siswa. Oleh
karena itu, diangkat judul penelitian mengenai “Penerapan Model
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
6
Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa”.
B.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas,
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mengembangkan multimedia interaktif model tutorial
sebagai alat bantu pada penerapan model pembelajaran kooperatif
group investigation?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif group investigation
berbantuan multimedia interaktif dibandingkan dengan siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional?
3. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran
kooperatif group investigation berbantuan multimedia interaktif dalam
pembelajaran?
C.
BATASAN MASALAH
Agar penelitian ini tujuannya terarah, maka ruang lingkup yang diteliti
disini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Konsep yang dibahas adalah pemrograman SQL tingkat dasar.
2. Multimedia interaktif yang digunakan adalah model tutorial dan hanya
digunakan sebagai alat bantu penelitian saja.
3. Peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa diindikasi oleh
perbandingan peningkatan skor pretest-posttest kelas eksperimen
dengan kelas kontrol.
D.
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah maka tujuan dalam penelitian ini
adalah:
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
7
1. Mengetahui pengembangan multimedia interaktif model tutorial sebagai
alat bantu dalam penerapan model pembelajaran kooperatif group
investigation.
2. Mengetahui apakah peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif group investigation
berbantuan multimedia interaktif lebih baik dibandingkan dengan siswa
yang menggunakan pembelajaran konvensional.
3. Mengetahui respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran
kooperatif group investigation berbantuan multimedia interaktif.
E.
MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat,
diantaranya:
1. Bagi Siswa
Dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif group
investigation berbantuan multimedia interaktif ini, pembelajaran akan
terasa lebih menyenangkan karena siswa dijadikan sebagai pusat
pembelajaran yang pada akhirnya dapat membantu meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep siswa. Selain itu dengan adanya
penelitian ini diharapkan siswa mendapatkan suatu pengalaman belajar
baru yang berharga.
2. Bagi Peneliti
Mengetahui sejauh mana kontribusi penerapan model pembelajaran
kooperatif group investigation berbantuan multimedia interaktif
terhadap peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa.
3. Bagi guru
Memberikan alternatif penerapan model dan media pembelajaran dalam
upaya meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa.
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
8
F.
DEFINISI OPERASIONAL
Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang digunakan, oleh
karena itu untuk menghindari perbedaan pemahaman mengenai suatu kata
atau istilah, berikut ini akan dijelaskan beberapa definisi dari istilah-istilah
yang digunakan:
1. Model kooperatif group investigation menempatkan siswa ke dalam
kelompok secara heterogen, baik dilihat dari segi kemampuan maupun
dari segi jenis kelamin, untuk melakukan investigasi terhadap suatu
materi pembelajaran.
2. Multimedia interaktif dilengkapi dengan alat pengontrol, sehingga
pengguna dapat mengoperasikan dan memilih langkah apa yang
dikehendaki untuk proses selanjutnya.
3. Kemampuan pemahaman konsep yaitu kemampuan siswa dalam
memahami konsep-konsep dalam hal pengenalan konsep dan aplikasi
konsep yang dilihat dari jawaban siswa dalam tes yang diberikan.
G.
HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Peningkatan kemampuan
pemahaman konsep siswa yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif group investigation berbantuan multimedia interaktif lebih baik
daripada peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional.”
H.
STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI
Untuk menghasilkan penulisan yang baik dan terarah, maka struktur
organisasi skripsi ini dibagi dalam beberapa bab yang membahas hal-hal
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, hipotesis
penelitian dan struktur organisasi skripsi.
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
9
BAB II Kajian Pustaka
Menguraikan dasar-dasar teori dan data-data pendukung yang digunakan
dalam penelitian, yaitu tentang kegiatan belajar mengajar, model
pembelajaran
kooperatif,
group
investigation,
media
pembelajaran,
multimedia pembelajaran interaktif, pemahaman konsep dan structured
query language.
BAB III Metode Penelitian
Berisi tentang model penelitian, desain penelitian, populasi dan sempel,
prosedur penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian dan teknik
analisa data.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Membahas hasil penelitian dari data yang telah didapat dan diolah
menggunakan metode penelitian yang dibahas pada bab sebelumnya.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Berisi kesimpulan dan saran penulis tentang hasil penelitian yang
dilaksanakan.
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian memberikan langkah-langkah sistematis dalam
suatu penelitian. Dalam penelitian ini digunakan metode quasi experimental
atau eksperimen semu. Ciri utama metode quasi experimental adalah tidak
dilakukannya
penugasan
random,
melainkan
dengan
menggunakan
kelompok yang sudah ada, dalam hal ini adalah kelas biasa.
Dalam dunia pendidikan, penggunaan quasi experiment sangat
disarankan mengingat kondisi obyek penelitian yang seringkali tidak
memungkinkan adanya penugasan secara acak.
B.
DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan adalah non equivalent control
group, pretest posttest design. Skema desain penelitian non equivalent
control group yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1
Skema Non Equivalent Control Group
(Sugiyono, 2012:116)
Keterangan:
: Pretest
: Posttest
: Perlakuan berupa penerapan model pembelajaran kooperatif group
investigation berbantuan multimedia interaktif
− : Perlakuan berupa pembelajaran konvensional
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
28
C.
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK
jurusan RPL. Sampel diambil dari SMK Muhammadiyah 2 Bandung,
dimana kelas XI RPL 1 sebagai kelas eksperimen yang dalam
pembelajarannya menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif
group investigation berbantuan multimedia interaktif dan kelas XI RPL 2
sebagai kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik purposive sampling. Teknik ini berdasarkan pada ciri-ciri atau
sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
D.
PROSEDUR PENELITIAN
Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan, perlu disusun
prosedur yang sistematis. Secara umum prosedur penelitian dapat dibagi
menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap
penyelesaian.
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan penetapan jadwal penelitian, mempersiapkan
segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian antara
lain:
a. Memilih masalah
b. Studi pendahuluan
c. Merumuskan masalah dan tujuan penelitian
d. Menentukan dan menyusun instrumen
e. Judgment instrumen
f. Uji coba instrumen
g. Analisis uji coba instrumen
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini dilaksanakan ketika penelitian berlangsung. Adapun kegiatan
yang dilakukan pada tahap pelaksanaan antara lain:
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
29
a. Melakukan pretest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol
untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
b. Memberikan perlakuan atau treatment berupa penerapan model
pembelajaran kooperatif group investigation berbantuan multimedia
interaktif pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional
pada kelas kontrol.
c. Melakukan posttest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol
untuk mengetahui kemampuan akhir siswa.
3. Tahap Analisis Data
a. Mengolah hasil data penelitian
b. Menganalisis hasil data penelitian
c. Menarik kesimpulan
Prosedur penelitian untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.2.
E.
VARIABEL PENELITIAN
Variabel bebas disebut juga variabel pengaruh, sebagaimana
fungsinya yaitu mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh
terhadap variabel lain. Sedangkan variabel terikat disebut juga sebagai
variabel yang dipengaruhi karena menurut fungsinya, variabel ini
dipengaruhi variabel lain. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas
Model pembelajaran kooperatif group investigation berbantuan
multimedia interaktif.
2. Variabel Terikat
Kemampuan pemahaman konsep siswa.
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
30
Gambar 3.2
Prosedur Penelitian
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
31
F.
INSTRUMEN PENELITIAN
Untuk memperoleh data yang diperlukan, penelitian ini menggunakan
beberapa instrumen, yaitu:
1. Tes
Dalam penelitian ini data yang diperoleh yaitu penerapan model
pembelajaran kooperatif group investigation berbantuan multimedia
interaktif dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa. Instrumen
yang digunakan adalah tes tertulis, yaitu pretest dan posttest. Tes
dilaksanakan pada masing-masing kelas, baik kelas eksperimen maupun
kelas kontrol. Hal ini dilakukan dalam mengamati sejauh mana
perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Instrumen tes yang digunakan untuk kelas eksperimen dan kelas
kontrol merupakan instrumen yang sama agar data yang diperoleh
merupakan data yang akurat. Sebelum instrumen digunakan dalam
penelitian, dilakukan uji coba terlebih dahulu kepada sampel yang
memiliki karakteristik sama dengan sampel penelitian, agar instrumen
yang digunakan berkualitas baik.
Untuk memenuhi persyaratan sebagai instrumen yang baik,
instrumen yang telah diuji cobakan dianalisis dengan menggunakan uji
validitas, uji reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran sehingga
akan diketahui kelayakan instrumen yang digunakan dalam penelitian.
a. Uji Validitas
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai
dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes
tersebut
dengan
kriterium.
Pengujian
validitas
instrumen
menggunakan rumus Pearson’s product moment dengan angka
kasar, yaitu sebagai berikut:
......... (3.1)
(Arikunto, 2012:87)
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
32
Keterangan
:
= Koefisien korelasi
= Jumlah subjek
= Jumlah jawaban yang benar
= Jumlah total dari skor
Kriteria dalam menentukan nilai validitas dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel 3.1
Kriteria Validitas
Nilai
Kriteria
0,80 – 1,00
Sangat Tinggi
0,60 – 0,79
Tinggi
0,40 – 0,59
Cukup
0,20 – 0,39
Rendah
0,00 – 0,19
Sangat Rendah
(Arikunto, 2012:89)
b. Uji Reliabilitas
Reliabel atau biasa disebut reliabilitas adalah indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya
atau
diandalkan.
Untuk
mengetahui
reliabilitas
instrumen
digunakan rumus yang ditemukan oleh Kuder dan Richardson (KR.20) karena soal berbentuk pilihan ganda. Hal ini dikemukakan
oleh Sugiyono (2012:360) bahwa jika skor yang digunakan dalam
instrumen pilihan ganda atau soal objektif menghasilkan skor
dikotomi (1 dan 0), maka reliabilitas instrumen dapat dianalisis
dengan rumus K-R.20.
Rumus K-R.20 untuk pengujian reliabilitas instrumen soal
pilihan ganda atau soal objektif adalah sebagai berikut:
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
33
.......... (3.2)
(Sugiyono, 2012:395)
Keterangan
:
= Proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar
= Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
= Jumlah hasil perkalian antara
dan
= Jumlah item dalam instrumen
= Varians total
dimana rumus untuk mencari varians total:
.......... (3.3)
.......... (3.4)
(Sugiyono, 2012:361)
Keterangan:
= Jumlah nilai benar tiap responden
= Jumlah responden
Kriteria dalam menentukan nilai reliabilitas dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel 3.2
Kriteria Reliabilitas
Nilai
Kriteria
0,80 – 1,00
Sangat Tinggi
0,60 – 0,79
Tinggi
0,40 – 0,59
Cukup
0,20 – 0,39
Rendah
0,00 – 0,19
Sangat Rendah
(Arikunto, 2012:89)
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
34
c. Indeks Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau
tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang
siswa untuk memperluas pengetahuannya. Sebaliknya, soal yang
terlalu sukar akan menyebabkan siswa putus asa karena merasa
tidak
mampu
mengerjakan
soal
tersebut.
Bilangan
yang
menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran.
Untuk tes yang bersifat objektif, dalam menghitung tingkat
kesukaran dapat dilaukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
.......... (3.5)
(Arikunto, 2012:223)
Keterangan
:
= Angka indeks kesukaran soal
= Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
= Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria indeks kesukaran yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kriteria Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran
Kriteria
0,00 – 0,30
Sukar
0,31 – 0,70
Sedang
0,71 – 1,00
Mudah
(Arikunto, 2012:225)
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
35
d. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)
dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah).
Suatu soal yang dijawab benar oleh semua siswa, baik siswa
berkemampuan tinggi maupun siswa berkemampuan rendah,
berarti soal tersebut tidak baik karena tidak mempunyai daya
pembeda.
Demikian
pula
jika
semua
siswa,
baik
yang
berkemampuan tinggi maupun yang berkemampuan rendah tidak
dapat menjawab dengan benar, berarti soal tersebut juga tidak baik
karena tidak mempunyai daya pembeda. Soal yang baik adalah soal
yang dapat dijawab benar oleh siswa yang berkemampuan tinggi
saja.
Seluruh siswa yang mengikuti tes dikelompokkan menjadi
dua kelompok, yaitu kelompok berkemampuan tinggi (upper
group) dan kelompok berkemampuan rendah (lower group). Untuk
kelompok kecil (kurang dari 100), seluruh siswa dibagi dua sama
besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Seluruh
siswa yang mengikuti tes dideretkan mulai dari skor teratas sampai
terbawah, kemudian dibagi dua.
Dalam menganalisis daya pembeda soal yang bersifat objektif
dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
.......... (3.6)
(Arikunto, 2012:228)
Keterangan:
= Indeks diskriminasi
= Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab soal itu
dengan benar
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
36
= Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
= Banyaknya siswa kelompok atas
= Banyaknya siswa kelompok bawah
Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan nilai
daya pembeda adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kriteria Daya Pembeda
Daya Pembeda
Kriteria
0,00 – 0,20
Jelek (poor)
0,21 – 0,40
Cukup (satisfactory)
0,41 – 0,70
Baik (good)
0,71 – 1,00
Baik Sekali (excelent)
(Arikunto, 2012:232)
2. Multimedia Interaktif
Multimedia interaktif yang digunakan berbasis tutorial. Pada
multimedia interaktif model tutorial ini, terdapat materi-materi yang
dapat
digunakan
sebagai
penunjang
atau
alat
bantu
proses
menggambarkan
proses
pembelajaran.
Newby dalam
Munir
(2009:220)
pengembangan suatu instructional media berbasis multimedia yang
dilakukan dalam empat tahapan dasar yaitu:
a. Planning, berkaitan dengan perencanaan data media berdasarkan
kurikulum dan tujuan (instructional).
b. Instructional design, perencanaan direalisasikan dalam bentuk
rancangan
c. Prototype, hasil rancangan kemudian diwujudkan dalam bentuk
purwarupa.
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
37
d. Test, purwarupa yang dihasilkan kemudian diuji coba, uji coba
dilakukan untuk menguji reliabilitas, validitas dan objektifitas
media.
Planning
Intructional
Design
Prototype
Test
Gambar 3.3
Tahapan Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif
Tahapan perancanaan terdiri dari:
a. Penentuan tujuan pembelajaran
b. Membuat profil pengguna
c. Menentukan data
d. Menentukan biaya dan waktu
Tahapan desain instruksional terdiri atas:
a. Perencanaan pembelajaran
b. Desain peta pembelajaran
c. Pengumpulan isi (content)
d. Storyboard dan penulis
Tahapan prototype terdiri atas:
a. Antarmuka pengguna (user interface)
b. Navigasi
c. Pertemuan 1, 2, 3 dan seterusnya
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
38
3. Angket
Angket digunakan untuk mengukur respon siswa terhadap
pembelajaran
yang
dilakukan
dengan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif group investigation berbantuan multimedia
interaktif. Angket hanya diberikan kepada siswa kelas eksperimen
diakhir seluruh pertemuan pembelajaran. Model angket yang digunakan
adalah skala likert yang terdiri dari empat pilihan jawaban, yaitu sangat
setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).
4. Lembar Observasi
Lembar observasi yang dibuat terdiri dari kolom yang berisi
tahapan-tahapan model pembelajaran kooperatif group investigation
berbantuan multimedia interaktif dan kolom “Muncul” serta “Tidak”.
Kolom “Muncul” diberi tanda checklist (√) apabila tahapan model
pembelajaran kooperatif group investigation berbantuan multimedia
interaktif muncul dalam proses pene
BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
Oleh
Gita Pranarti
0905730
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION
BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA
Oleh
Gita Pranarti
0905730
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Gita Pranarti 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak
ulang, difoto copy atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
GITA PRANARTI
NIM. 0905730
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION BERBANTUAN MULTIMEDIA
INTERAKTIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Dr. Dedi Rohendi. M.T
NIP. 196705241993021001
Pembimbing II,
Drs. Waslaluddin, M.T
NIP.196302071991031002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M.Kom
NIP. 196711211991011001
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION
BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA
Gita Pranarti, 0905730, [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui pengembangan multimedia interaktif
model tutorial sebagai alat bantu dalam penerapan model pembelajaran kooperatif
group investigation, 2) Mengetahui apakah peningkatan kemampuan pemahaman
konsep siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif group
investigation berbantuan multimedia interaktif lebih baik dibandingkan dengan
siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional dan 3) Mengetahui respon
siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif group investigation
berbantuan multimedia interaktif. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi
experimental dengan non equivalent control group, pretest posttest design.
Sempel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI RPL
1 dan siswa XI RPL 2 di SMK Muhammadiyah 2 Bandung. Penelitian ini
dilakukan di semester ganjil Tahun Ajaran 2013/2014. Instrumen penelitian yang
digunakan berupa test dan non test. Instrumen test yang digunakan berupa soal
pretest dan soal posttest, sedangkan untuk instrumen non test berupa angket dan
lembar observasi. Dari penelitian ini diketahui bahwa peningkatan kemampuan
pemahaman konsep siswa yang mendapatkan perlakuan berupa penerapan model
pembelajaran kooperatif group investigation berbantuan multimedia interaktif
lebih baik dibandingkan siswa yang mendapatkan perlakuan pembelajaran
konvensional. Dari hasil pengujian data posttest menggunakan uji t dengan α =
0,01 diketahui
, dimana 3,122 > 2,663, hal ini menunjukkan
bahwa
ditolak dan
diterima. Selain itu untuk melihat seberapa besar
peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa dilakukan uji gain
ternormalisasi. Perhitungan uji gain ternormalisasi menunjukkan bahwa kelas
eksperimen memperoleh nilai 0,6 sedangkan untuk kelas kontrol memperoleh
nilai 0,5. Walaupun gain kelas eksperimen maupun kelas kontrol sama-sama
termasuk dalam kriteria sedang, namun terlihat bahwa nilai gain kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan dengan nilai gain kelas kontrol. Hal ini menunjukkan
bahwa peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa kelas eksperimen lebih
baik dibandingkan peningkatan kemampuan pemahaman konsep kelas kontrol.
Kata Kunci: group investigation, multimedia interaktif, kemampuan pemahaman
konsep.
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
APPLICATION OF THE INTERACTIVE MULTIMEDIA-AIDED GROUP
INVESTIGATION COOPERATIVE MODEL IN IMPROVING
STUDENT’s CONCEPTUAL COMPREHENSION CAPABILITY
Gita Pranarti, 0905730, [email protected]
ABSTRACT
This research has purpose to : 1) know about tutorial interactive multimedia
model as an aide in application of the group investigation cooperative learning
model, 2) examine whether improvement of the student’s conceptual
comprehension capability that use an interactive multimedia-aided group
investigation cooperative learning model is better compared with student with
conventional learning model and 3) understand student response toward
application of the interactive multimedia-aided group investigation cooperative
learning model. The method of research used is the quasi-experimental method by
non equivalent control group, pre- and post-test designs. Samples taken in this
research comprise of the RPL 1’s and RPL’s XIth grade students in SMK
Muhammadiyah 2 Bandung. This research was conducted in 2013/2014 Academic
Year uneven semester. Meanwhile, its instruments are test and non-test. The test
instrument applied consisted of pre- and post-test problems and its non-test
instrument includes questionnaires and observational sheets. From this research, it
is obtained that student’s conceptual comprehension capability treated by
interactive multimedia-aided group investigation cooperative learning model is
better compared with student who obtain treatment in conventional learning one.
From output of the post-test data testing by using t-test with α = 0.01 it is obtained
that tcount > ttable where 3.122 > 2.663, this instance showed that Ho is rejected and
H1 accepted. In addition, seeing how extent is the improvement of student’s
conceptual comprehension capability, thus it is performed a normalized gain test.
Such normalized gain test calculation demonstrated that experimental classroom
get value as 0.6 meanwhile control classroom gets 0.5. Although gains obtained
by experimental and control classroom are included into middle criteria, however
it is seen gain obtained by experimental classroom is higher relative with control
classroom’s gain. It means that improvement in experimental classroom’s student
conceptual comprehension capability is better than control classroom’s conceptual
comprehension capability improvement.
Keywords : group investigation, interactive
comprehension capability.
multimedia,
conceptual
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ..................................................... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ........................................... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH .................................. Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ............................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 1
DAFTAR TABEL ................................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. 4
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN ...................................... Error! Bookmark not defined.
A.
Latar Belakang Penelitian ....................... Error! Bookmark not defined.
B.
Perumusan Masalah ................................. Error! Bookmark not defined.
C.
Batasan Masalah ...................................... Error! Bookmark not defined.
D.
Tujuan Penelitian ..................................... Error! Bookmark not defined.
E.
Manfaat Penelitian ................................... Error! Bookmark not defined.
F.
Definisi Operasional ................................ Error! Bookmark not defined.
G.
Hipotesis Penelitian ................................. Error! Bookmark not defined.
H.
Struktur Organisasi Skripsi ..................... Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................. Error! Bookmark not defined.
A.
Kegiatan Belajar Mengajar ...................... Error! Bookmark not defined.
B.
Model Pembelajaran Kooperatif ............. Error! Bookmark not defined.
C.
Group Investigation ................................. Error! Bookmark not defined.
D.
Media Pembelajaran ................................ Error! Bookmark not defined.
E.
Multimedia Pembelajaran Interaktif ........ Error! Bookmark not defined.
F.
Pemahaman Konsep ................................ Error! Bookmark not defined.
G.
Structured Query Language (Sql) ............ Error! Bookmark not defined.
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN......................... Error! Bookmark not defined.
A.
Metode Penelitian .................................... Error! Bookmark not defined.
B.
Desain Penelitian ..................................... Error! Bookmark not defined.
C.
Populasi Dan Sampel............................... Error! Bookmark not defined.
D.
Prosedur Penelitian .................................. Error! Bookmark not defined.
E.
Variabel Penelitian .................................. Error! Bookmark not defined.
F.
Instrumen Penelitian ................................ Error! Bookmark not defined.
G.
Teknik Analisa Data ................................ Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..... Error! Bookmark not
defined.
A.
Tahap Persiapan Penelitian...................... Error! Bookmark not defined.
B.
Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen . Error! Bookmark not defined.
C.
Tahap Pelaksanaan .................................. Error! Bookmark not defined.
D.
Hasil Penelitian........................................ Error! Bookmark not defined.
E.
Pembahasan ............................................. Error! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................. Error! Bookmark not defined.
A.
Kesimpulan .............................................. Error! Bookmark not defined.
B.
Saran ........................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ............................................ Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN – LAMPIRAN .................................. Error! Bookmark not defined.
RIWAYAT PENULIS ....................................................................................... 237
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tahapan dalam Menerapkan Group Investigation ....................... 18
Tabel 3.1
Kriteria Validitas .......................................................................... 32
Tabel 3.2
Kriteria Reliabilitas ...................................................................... 33
Tabel 3.3
Kriteria Indeks Kesukaran ............................................................ 34
Tabel 3.4
Kriteria Daya Pembeda ................................................................ 36
Tabel 3.5
Interpretasi Nilai Gain yang Ternormalisasi ................................ 41
Tabel 4.1
Storyboard Multimedia Pembelajaran Interaktif ......................... 49
Tabel 4.2
Hasil Uji Coba Instrumen Pretest ................................................. 52
Tabel 4.3
Hasil Uji Coba Instrumen Posttest ............................................... 52
Tabel 4.4
Langkah Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ......................................................................................... 54
Tabel 4.5
Rekapitulasi Skor Pretest – Posttest ............................................. 58
Tabel 4.6
Perhitungan Uji Normalitas .......................................................... 60
Tabel 4.7
Perhitungan Uji Homogenitas ...................................................... 62
Tabel 4.8
Perhitungan Uji Hipotesis Pretest ................................................ 64
Tabel 4.9
Perhitungan Uji Hipotesis Posttest ............................................... 65
Tabel 4.10
Perhitungan Uji Gain Ternomalisasi ............................................ 66
Tabel 4.11
Perhitungan Gain Ternormalisasi Tiap Indikator ......................... 67
Tabel 4.12
Persentase Respon Siswa ............................................................. 70
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran .................................... 19
Gambar 3.1
Skema Non Equivalent Control Group ........................................ 27
Gambar 3.2
Prosedur Penelitian ....................................................................... 30
Gambar 3.3
Tahapan Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif .... 37
Gambar 3.4
Interval Interprestasi Kategori Perolehan Angket ........................ 42
Gambar 4.1
Flowchart Multimedia Pembelajaran Interaktif ........................... 48
Gambar 4.2
Antarmuka Multimedia Pembelajaran Interaktif ......................... 50
Gambar 4.3
Perbandingan Pretest – Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol . 59
Gambar 4.4
Nilai Gain Ternormalisasi ............................................................ 67
Gambar 4.5
Nilai Gain Ternormalisasi Tiap Indikator .................................... 68
Gambar 4.6
Hasil Skala Angket Siswa ............................................................ 69
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN .......................................... 84
A.1
Silabus ...................................................................................................... 85
A.2
RPP Kelas Eksperimen ............................................................................ 86
A.3
RPP Kelas Kontrol ................................................................................... 98
A.4
Materi Pembelajaran .............................................................................. 109
A.5
Flowchart Multimedia Pembelajaran ..................................................... 119
A.6
Storyboard Multimedia Pembelajaran .................................................... 121
A.7
Interface Multimedia Pembelajaran ....................................................... 131
LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN ................................................. 137
B.1
Kisi-kisi Soal dan Angket ...................................................................... 138
B.2
Instrumen Soal ....................................................................................... 149
B.3
Instrumen Angket ................................................................................... 155
B.4
Lembar Judgment ................................................................................... 157
B.5
Hasil Judgment Soal dan Multimedia Pembelajaran Interaktif .............. 165
B.6
Lembar Observasi .................................................................................. 186
LAMPIRAN C ANALISIS UJI COBA INSTRUMEN TES ........................... 188
C.1
Validitas Uji Instrumen Pretest – Posttest .............................................. 189
C.2
Reliabilitas Uji Instrumen Pretest – Posttest .......................................... 191
C.3
Tingkat Kesukaran Uji Instrumen Pretest – Posttest .............................. 193
C.4
Daya Pembeda Uji Instrumen Pretest – Posttest .................................... 195
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
C.5
Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen ........................................................... 197
LAMPIRAN D ANALISIS STATISTIK ......................................................... 202
D.1
Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................ 203
D.2
Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................... 205
D.3
Pengolahan Data Kuantitatif .................................................................. 207
D.4
Pengolahan Data Kualitatif .................................................................... 217
LAMPIRAN E DOKUMENTASI PENELITIAN ........................................... 226
E.1
Jawaban Siswa Hasil Uji Instrumen ....................................................... 227
E.2
Jawaban Siswa Hasil Penelitian ............................................................. 229
E.3
Jawaban Siswa Terhadap Angket ........................................................... 231
E.4
Surat Keterangan Penelitian ................................................................... 234
E.5
Foto Kegiatan Penelitian ........................................................................ 235
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG PENELITIAN
Kemudahan dalam mengakses informasi adalah salah satu dampak
positif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang
semakin pesat. Kesadaran setiap manusia akan pentingnya penguasaan dan
pemanfaatan IPTEK pun semakin berkembang di berbagai negara. Menurut
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), kemampuan
suatu bangsa dalam menguasai dan memanfaatkan IPTEK dapat menunjang
keberhasilan dalam pertumbuhan pembangunan nasional negaranya.
Pada kenyataannya, penguasaan IPTEK di Indonesia masih jauh
tertinggal dari negara-negara lain, termasuk dari negara tetangga sendiri
seperti Singapura dan Malaysia. Hal tersebut dikarenakan minimnya
Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang menguasai IPTEK jika
dibandingkan dengan negara lain seperti Singapura dan Malaysia yang
mayoritas masyarakatnya menguasai IPTEK. Dengan adanya kenyataan
tersebut, Indonesia harus mampu meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki
agar dapat menguasai IPTEK dan memanfaatkannya secara tepat.
Pendidikan memiliki peran penting dalam menciptakan SDM yang
berkualitas. Namun ternyata kualitas pendidikan di Indonesia pun masih
sangat memprihatinkan. Hal ini lah yang menjadi salah satu penyebab
lemahnya daya saing SDM Indonesia di kancah internasional. Menurut The
United Development Program (UNDP) Tahun 2011, indeks pengembangan
manusia atau Human Development Index (HDI) negara Indonesia
menempati urutan 124 dari 187 negara yang disurvei.
Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya kualias pendidikan
di Indonesia, antara lain: (1) Sarana dan prasana pembelajaran yang
terbatas; (2) Kurang bervariasinya model pembelajaran yang digunakan
sehingga suasana pembelajaran terkesan membosankan; (3) Siswa
cenderung berperan pasif di setiap pembelajaran; (4) Faktor dari diri siswa
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2
itu sendiri, seperti kurangnya semangat belajar, tidak adanya motivasi,
rendahnya kesadaran belajar mandiri dan masih banyak lagi.
Dalam menghadapi permasalahan tersebut, guru memiliki peran yang
cukup penting, apalagi mengingat guru adalah penanggung jawab utama
dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, tanpa terlepas pada
kenyataan bahwa pendidikan paling banyak diterima dari lingkungan
sekolah. Oleh karena itu seorang guru dituntut bersikap maksimal dalam
menciptakan kegiatan belajar mengajar di sekolah yang menarik agar siswa
bersemangat, termotivasi, selalu ingin tahu dan aktif di setiap kegiatan
pembelajaran.
Pembelajaran yang baik adalah yang mampu melatih kemampuan
siswa, termasuk pemahaman siswa dengan mencari kemudian membangun
pengetahuannya sendiri, melatih keaktifan siswa dan memberikan
kebebasan berfikir. Dengan siswa mencari dan membangun pengetahuannya
sendiri, siswa akan lebih paham dan pengetahuannya itu akan tersimpan
lebih lama dalam ingatan. Pembelajaran seperti ini sering disebut dengan
Student Centered Learning (SCL).
SCL menurut Pongtuluran dan Rahardjo (2011:6) menekankan kepada
minat, kebutuhan dan kemampuan individu, menjanjikan model belajar
yang menggali motivasi intrinsik untuk membangun masyarakat yang suka
dan selalu belajar. Model belajar ini sekaligus dapat mengembangkan
kualitas
SDM
yang
dibutuhkan
masyarakat
seperti
kreativitas,
kepemimpinan, rasa percaya diri, kemandirian, kedisiplinan, kekritisan
dalam berfikir, kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam tim, keahlian
teknis serta wawasan global untuk dapat selalu beradaptasi terhadap
perubahan dan perkembangan.
SDM inilah yang diharapkan tertanam pada siswa Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK). Dimana sesuai dengan tujuan SMK sebagai lembaga
pendidikan yaitu menghasilkan lulusan yang berkualitas, terampil dan
profesional sehingga nantinya dapat bersaing di dunia kerja. Dalam dunia
kerja, seseorang tidak hanya dituntut memiliki pengusaan materi, namun
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3
juga dituntut untuk memiliki kreativitas, kemandirian, kemampuan
berkomunikasi dan bekerja sama dalam tim, serta mampu beradaptasi
terhadap perubahan dan perkembangan dunia.
Salah satu model pembelajaran SCL adalah model pembelajaran
kooperatif. Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan model pembelajaran SCL lainnya, salah satunya ialah
penekanan yang lebih pada keaktifan siswa dan kerjasama dalam suatu
kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Dalam
model ini, siswa tidak hanya dituntut untuk aktif mengeluarkan pendapat,
namun juga dituntut untuk dapat bersosialisasi dan bekerjasama dengan
anggota kelompoknya.
Hal inilah mengapa pemakaian model pembelajaran kooperatif
dirasakan cukup sesuai diterapkan di SMK. Karena selain siswa dituntut
untuk menyelesaikan suatu tugas atau proyek secara berkelompok, siswa
juga dilatih berkomunikasi dengan baik antara teman satu kelompoknya,
menjalin hubungan sosial yang tinggi serta memiliki kemampuan kerjasama
dalam tim yang baik.
Model pembelajaran kooperatif dapat dijadikan alternatif variasi
dalam memilih model pembelajaran. Sudah banyak penelitian di bidang
pendidikan ilmu komputer baik di SMP, SMA maupun SMK yang
menerapkan model pembelajaran kooperatif sebagai variabel penelitiannya.
Ada berbagai macam model pembelajaran kooperatif, salah satunya ialah
group investigation. Menurut Munir (Safrotun, 2009:7) model pembelajaran
kooperatif yang dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran bidang
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah tipe group investigation.
Eggen dan Kauchak (Hobri dan Susanto, 2006:75) mendefinisikan group
investigation sebagai model pembelajaran kooperatif yang menempatkan
siswa ke dalam kelompok secara heterogen dilihat dari kemampuan dan
latar belakang, untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik.
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Safrotun
(2009) diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif group investigation
dapat digunakan dalam pembelajaran TIK. Kesimpulan yang diperoleh dari
penelitian tersebut menunjukan bahwa peningkatan hasil belajar kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif group
investigation lebih baik dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan
pembelajaran konvensional. Penelitian lain tentang penerapan model
pembelajaran kooperatif group investigation dilakukan oleh Pramudya
(2010) dalam pembelajaran matematika yang menyimpulkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mendapat
pembelajaran
matematika
menggunakan
model
kooperatif
group
investigation (GI) lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa yang mendapat pembelajaran matematika secara
konvensional. Peneliti dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Suyatno
(2011) juga menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif group investigation mampu meningkatkan pemahaman konsep
matematika di setiap aspeknya.
Suatu
proses
pembelajaran
akan
berlangsung
efektif
jika
menggunakan model pembelajaran yang tepat dan sesuai, namun suatu
proses pembelajaran akan berlangsung lebih efektif lagi apabila disertai
dengan teknologi atau alat bantu untuk menyampaikan informasi, yang
disebut dengan media pembelajaran. Menurut Daryanto (2011:4), manfaat
media dalam proses belajar antara lain sebagai alat bantu dalam
memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, mengatasi keterbatasan
ruang, waktu, tenaga dan daya indra, serta meningkatkan gairah belajar
siswa.
Media pembelajaran ada yang bersifat audio (radio atau rekaman) dan
ada juga yang bersifat visual (foto atau gambar). Dalam pembelajaran ada
juga yang disebut dengan multimedia, yaitu gabungan dari beberapa media
yang konvergen. Misalnya gabungan unsur audio berupa rekaman atau lagu
yang dipadukan dengan unsur visual berupa video, animasi, teks dan
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5
gambar sehingga menciptakan suatu media pembelajaran yang lebih
menarik.
Daryanto (2011:49) membedakan multimedia menjadi dua macam,
yaitu multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah
suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang
dapat dioperasikan oleh pengguna, sedangkan multimedia interaktif adalah
multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan
oleh pengguna sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki
untuk proses selanjutnya.
Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan
multimedia interaktif ini diterapkan dengan tujuan untuk meningkatkan
kemampuan
pemahaman
siswa.
Dalam
konteks
ini,
kemampuan
pemahaman yang dimaksud adalah kemampuan pemahaman konsep yang
merupakan
kemampuan
dasar
yang
harus
dimiliki
siswa
untuk
menyelesaikan suatu permasalahan. Pada kenyataan di lapangan, masih
terdapat siswa yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Hal ini tentu didasarkan pada kurangnya kemampuan
pemahaman konsep yang dimiliki. Untuk dapat mengerjakan suatu masalah
atau soal-soal secara tepat, seseorang harus memiliki kemampuan
pemahaman konsep terhadap suatu materi yang diajarkan. Konsep suatu
materi ajar diperlukan manfaatnya untuk dapat diaplikasikan dalam
kehidupan nyata sehari-hari, apalagi bagi siswa SMK yang kebanyakan
lulusannya langsung terjun ke dunia kerja. Dalam dunia kerja mereka
dituntut mengerti tentang konsep yang meliputi pengertian, cara pemecahan
masalah maupun aplikasinya secara benar disamping kemampuan sosialnya
seperti mampu bekerja sama dan bekerja dalam tim.
Berdasarkan
latar
belakang
yang
diuraikan
di
atas,
untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah diperlukan suatu penerapan
model pembelajaran yang melatih kemampuan serta keaktifan siswa. Oleh
karena itu, diangkat judul penelitian mengenai “Penerapan Model
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
6
Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa”.
B.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas,
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mengembangkan multimedia interaktif model tutorial
sebagai alat bantu pada penerapan model pembelajaran kooperatif
group investigation?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif group investigation
berbantuan multimedia interaktif dibandingkan dengan siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional?
3. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran
kooperatif group investigation berbantuan multimedia interaktif dalam
pembelajaran?
C.
BATASAN MASALAH
Agar penelitian ini tujuannya terarah, maka ruang lingkup yang diteliti
disini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Konsep yang dibahas adalah pemrograman SQL tingkat dasar.
2. Multimedia interaktif yang digunakan adalah model tutorial dan hanya
digunakan sebagai alat bantu penelitian saja.
3. Peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa diindikasi oleh
perbandingan peningkatan skor pretest-posttest kelas eksperimen
dengan kelas kontrol.
D.
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah maka tujuan dalam penelitian ini
adalah:
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
7
1. Mengetahui pengembangan multimedia interaktif model tutorial sebagai
alat bantu dalam penerapan model pembelajaran kooperatif group
investigation.
2. Mengetahui apakah peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif group investigation
berbantuan multimedia interaktif lebih baik dibandingkan dengan siswa
yang menggunakan pembelajaran konvensional.
3. Mengetahui respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran
kooperatif group investigation berbantuan multimedia interaktif.
E.
MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat,
diantaranya:
1. Bagi Siswa
Dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif group
investigation berbantuan multimedia interaktif ini, pembelajaran akan
terasa lebih menyenangkan karena siswa dijadikan sebagai pusat
pembelajaran yang pada akhirnya dapat membantu meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep siswa. Selain itu dengan adanya
penelitian ini diharapkan siswa mendapatkan suatu pengalaman belajar
baru yang berharga.
2. Bagi Peneliti
Mengetahui sejauh mana kontribusi penerapan model pembelajaran
kooperatif group investigation berbantuan multimedia interaktif
terhadap peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa.
3. Bagi guru
Memberikan alternatif penerapan model dan media pembelajaran dalam
upaya meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa.
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
8
F.
DEFINISI OPERASIONAL
Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang digunakan, oleh
karena itu untuk menghindari perbedaan pemahaman mengenai suatu kata
atau istilah, berikut ini akan dijelaskan beberapa definisi dari istilah-istilah
yang digunakan:
1. Model kooperatif group investigation menempatkan siswa ke dalam
kelompok secara heterogen, baik dilihat dari segi kemampuan maupun
dari segi jenis kelamin, untuk melakukan investigasi terhadap suatu
materi pembelajaran.
2. Multimedia interaktif dilengkapi dengan alat pengontrol, sehingga
pengguna dapat mengoperasikan dan memilih langkah apa yang
dikehendaki untuk proses selanjutnya.
3. Kemampuan pemahaman konsep yaitu kemampuan siswa dalam
memahami konsep-konsep dalam hal pengenalan konsep dan aplikasi
konsep yang dilihat dari jawaban siswa dalam tes yang diberikan.
G.
HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Peningkatan kemampuan
pemahaman konsep siswa yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif group investigation berbantuan multimedia interaktif lebih baik
daripada peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional.”
H.
STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI
Untuk menghasilkan penulisan yang baik dan terarah, maka struktur
organisasi skripsi ini dibagi dalam beberapa bab yang membahas hal-hal
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, hipotesis
penelitian dan struktur organisasi skripsi.
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
9
BAB II Kajian Pustaka
Menguraikan dasar-dasar teori dan data-data pendukung yang digunakan
dalam penelitian, yaitu tentang kegiatan belajar mengajar, model
pembelajaran
kooperatif,
group
investigation,
media
pembelajaran,
multimedia pembelajaran interaktif, pemahaman konsep dan structured
query language.
BAB III Metode Penelitian
Berisi tentang model penelitian, desain penelitian, populasi dan sempel,
prosedur penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian dan teknik
analisa data.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Membahas hasil penelitian dari data yang telah didapat dan diolah
menggunakan metode penelitian yang dibahas pada bab sebelumnya.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Berisi kesimpulan dan saran penulis tentang hasil penelitian yang
dilaksanakan.
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian memberikan langkah-langkah sistematis dalam
suatu penelitian. Dalam penelitian ini digunakan metode quasi experimental
atau eksperimen semu. Ciri utama metode quasi experimental adalah tidak
dilakukannya
penugasan
random,
melainkan
dengan
menggunakan
kelompok yang sudah ada, dalam hal ini adalah kelas biasa.
Dalam dunia pendidikan, penggunaan quasi experiment sangat
disarankan mengingat kondisi obyek penelitian yang seringkali tidak
memungkinkan adanya penugasan secara acak.
B.
DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan adalah non equivalent control
group, pretest posttest design. Skema desain penelitian non equivalent
control group yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1
Skema Non Equivalent Control Group
(Sugiyono, 2012:116)
Keterangan:
: Pretest
: Posttest
: Perlakuan berupa penerapan model pembelajaran kooperatif group
investigation berbantuan multimedia interaktif
− : Perlakuan berupa pembelajaran konvensional
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
28
C.
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK
jurusan RPL. Sampel diambil dari SMK Muhammadiyah 2 Bandung,
dimana kelas XI RPL 1 sebagai kelas eksperimen yang dalam
pembelajarannya menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif
group investigation berbantuan multimedia interaktif dan kelas XI RPL 2
sebagai kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik purposive sampling. Teknik ini berdasarkan pada ciri-ciri atau
sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
D.
PROSEDUR PENELITIAN
Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan, perlu disusun
prosedur yang sistematis. Secara umum prosedur penelitian dapat dibagi
menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap
penyelesaian.
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan penetapan jadwal penelitian, mempersiapkan
segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian antara
lain:
a. Memilih masalah
b. Studi pendahuluan
c. Merumuskan masalah dan tujuan penelitian
d. Menentukan dan menyusun instrumen
e. Judgment instrumen
f. Uji coba instrumen
g. Analisis uji coba instrumen
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini dilaksanakan ketika penelitian berlangsung. Adapun kegiatan
yang dilakukan pada tahap pelaksanaan antara lain:
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
29
a. Melakukan pretest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol
untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
b. Memberikan perlakuan atau treatment berupa penerapan model
pembelajaran kooperatif group investigation berbantuan multimedia
interaktif pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional
pada kelas kontrol.
c. Melakukan posttest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol
untuk mengetahui kemampuan akhir siswa.
3. Tahap Analisis Data
a. Mengolah hasil data penelitian
b. Menganalisis hasil data penelitian
c. Menarik kesimpulan
Prosedur penelitian untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.2.
E.
VARIABEL PENELITIAN
Variabel bebas disebut juga variabel pengaruh, sebagaimana
fungsinya yaitu mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh
terhadap variabel lain. Sedangkan variabel terikat disebut juga sebagai
variabel yang dipengaruhi karena menurut fungsinya, variabel ini
dipengaruhi variabel lain. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas
Model pembelajaran kooperatif group investigation berbantuan
multimedia interaktif.
2. Variabel Terikat
Kemampuan pemahaman konsep siswa.
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
30
Gambar 3.2
Prosedur Penelitian
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
31
F.
INSTRUMEN PENELITIAN
Untuk memperoleh data yang diperlukan, penelitian ini menggunakan
beberapa instrumen, yaitu:
1. Tes
Dalam penelitian ini data yang diperoleh yaitu penerapan model
pembelajaran kooperatif group investigation berbantuan multimedia
interaktif dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa. Instrumen
yang digunakan adalah tes tertulis, yaitu pretest dan posttest. Tes
dilaksanakan pada masing-masing kelas, baik kelas eksperimen maupun
kelas kontrol. Hal ini dilakukan dalam mengamati sejauh mana
perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Instrumen tes yang digunakan untuk kelas eksperimen dan kelas
kontrol merupakan instrumen yang sama agar data yang diperoleh
merupakan data yang akurat. Sebelum instrumen digunakan dalam
penelitian, dilakukan uji coba terlebih dahulu kepada sampel yang
memiliki karakteristik sama dengan sampel penelitian, agar instrumen
yang digunakan berkualitas baik.
Untuk memenuhi persyaratan sebagai instrumen yang baik,
instrumen yang telah diuji cobakan dianalisis dengan menggunakan uji
validitas, uji reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran sehingga
akan diketahui kelayakan instrumen yang digunakan dalam penelitian.
a. Uji Validitas
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai
dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes
tersebut
dengan
kriterium.
Pengujian
validitas
instrumen
menggunakan rumus Pearson’s product moment dengan angka
kasar, yaitu sebagai berikut:
......... (3.1)
(Arikunto, 2012:87)
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
32
Keterangan
:
= Koefisien korelasi
= Jumlah subjek
= Jumlah jawaban yang benar
= Jumlah total dari skor
Kriteria dalam menentukan nilai validitas dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel 3.1
Kriteria Validitas
Nilai
Kriteria
0,80 – 1,00
Sangat Tinggi
0,60 – 0,79
Tinggi
0,40 – 0,59
Cukup
0,20 – 0,39
Rendah
0,00 – 0,19
Sangat Rendah
(Arikunto, 2012:89)
b. Uji Reliabilitas
Reliabel atau biasa disebut reliabilitas adalah indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya
atau
diandalkan.
Untuk
mengetahui
reliabilitas
instrumen
digunakan rumus yang ditemukan oleh Kuder dan Richardson (KR.20) karena soal berbentuk pilihan ganda. Hal ini dikemukakan
oleh Sugiyono (2012:360) bahwa jika skor yang digunakan dalam
instrumen pilihan ganda atau soal objektif menghasilkan skor
dikotomi (1 dan 0), maka reliabilitas instrumen dapat dianalisis
dengan rumus K-R.20.
Rumus K-R.20 untuk pengujian reliabilitas instrumen soal
pilihan ganda atau soal objektif adalah sebagai berikut:
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
33
.......... (3.2)
(Sugiyono, 2012:395)
Keterangan
:
= Proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar
= Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
= Jumlah hasil perkalian antara
dan
= Jumlah item dalam instrumen
= Varians total
dimana rumus untuk mencari varians total:
.......... (3.3)
.......... (3.4)
(Sugiyono, 2012:361)
Keterangan:
= Jumlah nilai benar tiap responden
= Jumlah responden
Kriteria dalam menentukan nilai reliabilitas dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel 3.2
Kriteria Reliabilitas
Nilai
Kriteria
0,80 – 1,00
Sangat Tinggi
0,60 – 0,79
Tinggi
0,40 – 0,59
Cukup
0,20 – 0,39
Rendah
0,00 – 0,19
Sangat Rendah
(Arikunto, 2012:89)
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
34
c. Indeks Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau
tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang
siswa untuk memperluas pengetahuannya. Sebaliknya, soal yang
terlalu sukar akan menyebabkan siswa putus asa karena merasa
tidak
mampu
mengerjakan
soal
tersebut.
Bilangan
yang
menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran.
Untuk tes yang bersifat objektif, dalam menghitung tingkat
kesukaran dapat dilaukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
.......... (3.5)
(Arikunto, 2012:223)
Keterangan
:
= Angka indeks kesukaran soal
= Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
= Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria indeks kesukaran yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kriteria Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran
Kriteria
0,00 – 0,30
Sukar
0,31 – 0,70
Sedang
0,71 – 1,00
Mudah
(Arikunto, 2012:225)
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
35
d. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)
dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah).
Suatu soal yang dijawab benar oleh semua siswa, baik siswa
berkemampuan tinggi maupun siswa berkemampuan rendah,
berarti soal tersebut tidak baik karena tidak mempunyai daya
pembeda.
Demikian
pula
jika
semua
siswa,
baik
yang
berkemampuan tinggi maupun yang berkemampuan rendah tidak
dapat menjawab dengan benar, berarti soal tersebut juga tidak baik
karena tidak mempunyai daya pembeda. Soal yang baik adalah soal
yang dapat dijawab benar oleh siswa yang berkemampuan tinggi
saja.
Seluruh siswa yang mengikuti tes dikelompokkan menjadi
dua kelompok, yaitu kelompok berkemampuan tinggi (upper
group) dan kelompok berkemampuan rendah (lower group). Untuk
kelompok kecil (kurang dari 100), seluruh siswa dibagi dua sama
besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Seluruh
siswa yang mengikuti tes dideretkan mulai dari skor teratas sampai
terbawah, kemudian dibagi dua.
Dalam menganalisis daya pembeda soal yang bersifat objektif
dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
.......... (3.6)
(Arikunto, 2012:228)
Keterangan:
= Indeks diskriminasi
= Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab soal itu
dengan benar
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
36
= Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
= Banyaknya siswa kelompok atas
= Banyaknya siswa kelompok bawah
Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan nilai
daya pembeda adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kriteria Daya Pembeda
Daya Pembeda
Kriteria
0,00 – 0,20
Jelek (poor)
0,21 – 0,40
Cukup (satisfactory)
0,41 – 0,70
Baik (good)
0,71 – 1,00
Baik Sekali (excelent)
(Arikunto, 2012:232)
2. Multimedia Interaktif
Multimedia interaktif yang digunakan berbasis tutorial. Pada
multimedia interaktif model tutorial ini, terdapat materi-materi yang
dapat
digunakan
sebagai
penunjang
atau
alat
bantu
proses
menggambarkan
proses
pembelajaran.
Newby dalam
Munir
(2009:220)
pengembangan suatu instructional media berbasis multimedia yang
dilakukan dalam empat tahapan dasar yaitu:
a. Planning, berkaitan dengan perencanaan data media berdasarkan
kurikulum dan tujuan (instructional).
b. Instructional design, perencanaan direalisasikan dalam bentuk
rancangan
c. Prototype, hasil rancangan kemudian diwujudkan dalam bentuk
purwarupa.
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
37
d. Test, purwarupa yang dihasilkan kemudian diuji coba, uji coba
dilakukan untuk menguji reliabilitas, validitas dan objektifitas
media.
Planning
Intructional
Design
Prototype
Test
Gambar 3.3
Tahapan Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif
Tahapan perancanaan terdiri dari:
a. Penentuan tujuan pembelajaran
b. Membuat profil pengguna
c. Menentukan data
d. Menentukan biaya dan waktu
Tahapan desain instruksional terdiri atas:
a. Perencanaan pembelajaran
b. Desain peta pembelajaran
c. Pengumpulan isi (content)
d. Storyboard dan penulis
Tahapan prototype terdiri atas:
a. Antarmuka pengguna (user interface)
b. Navigasi
c. Pertemuan 1, 2, 3 dan seterusnya
Gita Pranarti, 2013
Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia Interaktif Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
38
3. Angket
Angket digunakan untuk mengukur respon siswa terhadap
pembelajaran
yang
dilakukan
dengan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif group investigation berbantuan multimedia
interaktif. Angket hanya diberikan kepada siswa kelas eksperimen
diakhir seluruh pertemuan pembelajaran. Model angket yang digunakan
adalah skala likert yang terdiri dari empat pilihan jawaban, yaitu sangat
setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).
4. Lembar Observasi
Lembar observasi yang dibuat terdiri dari kolom yang berisi
tahapan-tahapan model pembelajaran kooperatif group investigation
berbantuan multimedia interaktif dan kolom “Muncul” serta “Tidak”.
Kolom “Muncul” diberi tanda checklist (√) apabila tahapan model
pembelajaran kooperatif group investigation berbantuan multimedia
interaktif muncul dalam proses pene