PENERAPAN METODE SURVEY QUESTION READ RECITE REVIEW (SQ3R) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DI SEKOLAH DASAR: Penelitian Tindakan Kelas yang Dilakukan pada Siswa Kelas V SDN Tanjungpura II Kecamatan Karawang Barat Kabupaten Karawang Tahun
PENERAPAN METODE SURVEY QUESTION READ RECITE
REVIEW (SQ3R) UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DI SEKOLAH
DASAR
(Penelitian Tindakan Kelas yang Dilakukan pada Siswa Kelas V SDN Tanjungpura II Kecamatan Karawang Barat Kabupaten Karawang
Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
YOLA STELIRIANA LUYA NIM. 0903415
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS PURWAKARTA 2013
(2)
(3)
PENERAPAN METODE SURVEY QUESTION READ RECITE REVIEW (SQ3R) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA
PEMAHAMAN DI SEKOLAH DASAR
(Penelitian Tindakan Kelas yang Dilakukan pada Siswa Kelas V SDN Tanjungpura II Kecamatan Karawang Barat Kabupaten Karawang
Tahun Ajaran 2012/2013) Oleh : Yola Steliriana Luya
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan membaca pemahaman siswa serta kurangnya pemahaman siswa terhadap isi bacaan. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SDN Tanjungpura II Kecamatan Karawang Barat Kabupaten Karawang. Pada pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar diarahkan pada suatu pembelajaran yang bermakna. Metode yang digunakan adalah metode SQ3R yang merupakan kepanjangan dari Survey
Question Read Recite Review. Metode SQ3R ini pertama kali diperkenalkan oleh
Francis P. Robinson pada tahun 1961 yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca untuk meningkatkan daya ingat pemahaman. Penelitian ini di fokuskan pada dua rumusan masalah yaitu bagaimana aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa dalam keterampilan membaca pemhaman.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar keterampilan membaca pemahaman siswa setelah menerapkan metode Survey
Question Read Recite Review (SQ3R). Dengan indikator yang telah ditetapkan
yaitu menuliskan kalimat utama, membuat pertanyaan, menjawab pertanyaan dan menyimpulkan isi bacaan dalam beberapa kalimat dengan menggunakan bahasanya sendiri serta menerapkan metode SQ3R sebagai solusinya.
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), mulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SDN Tanjungpura II dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang diantanya 17 orang siswa perempuan dan 13 orang siswa laki-laki
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Metode Survey, Question,
Read, recite, and Review (SQ3R) dapat meningkatkan keterampilan membaca
pemahaman siswa kelas V SDN Tanjungpura II. Hal ini dapat dilihat dari tingkat presentase Daya Serap Keseluruhan (DSK) pada siklus I sebesar 60% atau 18 orang dari 30 siswa dengan rata-rata 69.67 meningkat pada siklus II dengan tingkat presentase sebesar 90% atau 27 orang siswa dengan rata-rata 83.67. Hasil belajar siswa khususnya keterampilan membaca pemahaman pada setiap akhir pembelajaran dengan siklus I dan siklus II menunjukkan nilai yang cukup meningkat sesuai target indikator.
Kata kunci: Metode Survey Question Read Recite Review (SQ3R), Keterampilan Membaca Pemahaman Cerita Anak.
(4)
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR DIAGRAM ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Metode Penelitian ... 8
F. Struktur Kepenulisan Skripsi ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) ... 10
1. Pengertian Metode SQ3R ... 10
2. Tahap-Tahap Metode SQ3R ... 11
3. Manfaat Metode SQ3R ... 12
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode SQ3R ... 12
B. Hakikat Membaca ... 13
1. Pengertian ... 13
2. Tujuan Membaca ... 13
3. Fungsi Membaca ... 14
4. Manfaat Membaca ... 15
5. Membaca Pemahaman ... 15
a. Aspek-Aspek Membaca Pemahaman ... 17
b. Tujuan Membaca Pemahaman ... 18
c. Tingkatan Membaca Pemahaman ... 19
d. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman ... 19
e. Langkah-Langkah Membaca Pemahaman ... 20
C. Penelitian-Penelitian Relevan ... 21
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 23
B. Desain Penelitian ... 23
C. Jenis Penelitian ... 27
D. Definisi Operasional ... 28
E. Instrumen Penelitian ... 29
(5)
A. Deskripsi Awal Penelitian... 40
1. Keadaan Guru ... 41
2. Keadaan Siswa ... 43
3. Deskripsi Awal Pembelajaran ... 44
B. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian ... 48
1. Pelaksanaan Tindakan Pertama (Siklus I) ... 49
2. Pelaksanaan Tindakan Kedua (Siklus II) ... 60
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 71
1. Aktivitas Siswa Pada Saat Pembelajaran ... 72
2. Hasil Belajar Siswa Setelah Menggunakan Metode SQ3R ... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 77
B. Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 81 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(6)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan secara luas adalah segala jenis pengalaman kehidupan yang mendorong timbulnya minat belajar untuk mengetahui dan kemudian bisa mengerjakan sesuatu hal yang telah diketahui itu, sedangkan definisi pendidikan dalam perspektif kebijakan, kita telah memiliki rumusan formal dan operasional, sebagaimana termaktub dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, yakni:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, maka disusunlah kurikulum yang merupakan komponen penting dari sistem pendidikan. Kurikulum sebagai pedoman pelaksanaan pengajaran pada semua tingkat pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan suatu inovasi dalam kurikulum di Indonesia yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang sesuai dengan perkembangan zaman saat ini. Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah mengedepankan peran aktif peserta didik dalam mengikuti pelajaran dengan memberikan pelajaran yang sesuai dengan kondisi daerah dan tuntutan kebutuhan peserta didik, namun tetap mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional (BSN). (Mulyasa, 2007: 10)
Sekolah merupakan lembaga yang memusatkan kegiatannya kepada pendidikan. Pendidikan di sekolah biasa lebih berlangsung pada pendidikan formal (Soelaeman, 1994: 167). Artinya, seluruh kegiatannya telah ditata secara jelas, tujuan pendidikan, materi dan bahan ajarnya telah digariskan secara rinci. Pendidikan formal dimulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas hingga Perguruan tinggi. Sekolah Dasar (SD) sebagai
(7)
titik awal pendidikan formal, memiliki peranan untuk kelanjutan pendidikan seorang peserta didik. Tujuan pendidikan di Sekolah Dasar (SD) mencakup pembentukan dasar kepribadian peserta didik sebagai manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan tingkat perkembangan dirinya. Jadi sudah sewajarnya pendidikan di sekolah diciptakan dan diwujudkan menjadi pendidikan yang menyenangkan.
Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa. Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien. Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa analisis tujuan dan karakteristik studi, siswa, analisis sumber belajar, menetapkan strategi pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran dan menetapkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat terpenuhi. Gilstrap dan Martin (1975: 66) juga menyatakan bahwa peran pengajar lebih erat kaitannya dengan keberhasilan peserta didik, terutama berkenaan dengan kemampuan pengajar dalam menetapkan strategi pembelajaran.
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Menurut Solchan (2009: 31) seseorang mempelajari suatu bahasa dengan fokus pada penguasaan kemampuan berbahasa atau kemampuan berkomunikasi melalui bahasa yang digunakannya. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi pebelajar bahasa diarahkan ke dalam empat sub aspek, yaitu membaca, berbicara, menyimak dan mendengarkan.
Keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar di sekolah banyak ditentukan kemampuannya dalam membaca. Sebagaimana diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan disajikan dalam bentuk bahasa tulis sehingga
(8)
menuntut siswa harus melakukan aktivitas membaca guna memperoleh pengetahuan. Oleh karena itu, pembelajaran membaca mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam pendidikan dan pengajaran. Keterampilan membaca ini tidak dapat diperoleh secara alamiah, tetapi melalui proses pembelajaran yang sebagian merupakan tanggung jawab guru. Dengan demikian, guru dituntut untuk dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan membacanya. Banyak sekali informasi yang dapat digali dari kegiatan membaca. Orang yang banyak membaca akan mendapatkan suatu pengetahuan yang lebih dibandingkan dengan orang yang jarang atau bahkan tidak pernah membaca.
Melalui pengetahuan yang dimilikinya itu, seseorang dapat mengkomunikasikan kembali informasi yang dimiliki dalam bentuk lisan atau tulisan. Sehingga dengan kata lain, membaca dapat membantu seseorang untuk menemukan informasi, membaca juga dapat membantu untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi dalam bentuk lain. Semakin pesatnya perkembangan teknologi modern, siswa haruslah banyak membaca agar dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan. Dengan demikian kemampuan membaca sangat penting peranannya dalam membantu siswa mempelajari berbagai hal.
Melalui aktivitas membaca yang baik dan benar yaitu siswa mampu mengambil intisari bacaan yang dibacanya, siswa bisa mendapatkan sesuatu dari aktivitas membaca yang ia lakukan. Semakin banyak intisari yang bisa dipahami dari bahan bacaannya maka semakin banyak pula pengetahuan yang diperoleh. Banyaknya pengetahuan ini tentu akan sangat membantu siswa dalam menjalani kehidupan selanjutnya. Selain itu, kemampuan nalar siswa juga akan berkembang dengan pesat ketika siswa berhasil mendapatkan informasi melalui bahan bacaannya. Dengan begitu, jelaslah bahwa kemampuan membaca sangat penting peranannya bagi keberhasilan dirinya sendiri, bahkan bisa mempengaruhi kemajuan negaranya. Kehadiran pengajaran membaca yang terencana dengan baik dirasakan sangat mendesak mengingat pentingnya kegiatan membaca yang dirasakan oleh hampir semua orang khususnya bagi siswa SD. Namun sayangnya dalam proses belajar mengajar tidak semua siswa mampu melakukan aktivitas membaca dengan baik dan benar.
(9)
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V di SDN Tanjungpura II khususnya pada materi membaca pemahaman. Dalam membaca pemahaman diharapkan siswa tidak hanya sekedar membaca saja tetapi juga siswa dapat memahami isi dari suatu bacaan. Adapun aspek-aspek dalam membaca pemahaman meliputi memahami pengertian sederhana, memahami makna atau maksud dan tujuan pengarang, kecepatan membaca yang fleksibel. Keterampilan membaca pemahaman siswa pada tahun ajaran 2012/2013 yang ditunjukan dengan hasil tes siswa ketika dievaluasi hanya 12 orang dari 30 orang yang mendapatkan nilai di atas KKM, artinya hanya 40% yang memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan 18 orang siswa lainnya atau 60% belum memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah di tetapkan yaitu 65.
Salah satu cara untuk mengembangkan keterampilan membaca pemahaman terutama pada pembelajaran bahasa Indonesia adalah dengan menyusun berbagai macam skenario kegiatan pembelajaran di kelas. Pembelajaran merupakan perpaduan antara kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Dalam kegiatan belajar tersebut terjadi interaksi antara siswa dengan siswa, interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antara guru, siswa dengan sumber pelajaran.
Hal tersebut berarti masih banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk benar-benar memahami materi bacaannya. Banyak siswa yang bahkan tidak mengetahui intisari dari apa yang dibacanya. Permasalahan yang berkaitan dengan keterampilan membaca pemahaman yang diperoleh. Rendahnya keterampilan membaca siswa khususnya membaca pemahaman menunjukkan ada kelemahan yang dihadapi siswa dalam belajar membaca pemahaman, dikarnakan rendahnya minat membaca siswa serta tidak tahunya mereka tentang metode membaca pemahaman yang baik. Semua itu pada akhirnya menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami bacaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas V diperoleh fakta bahwa bagi mereka aktivitas membaca terasa membosankan dan menghabiskan banyak waktu, apalagi jika bacaannya
(10)
terlalu panjang. Oleh karena itu, mereka mengaku dalam membaca mereka hanya membaca sekilas dan mengabaikan isi bacaan secara keseluruhan.
Prosedur pembelajaran membaca pemahaman yang selama ini dilakukan berdasarkan hasil wawancara, survei awal dan pretest didapatkan, pembelajaran membaca pemahaman sebuah teks yang dilakukan oleh siswa adalah langsung membaca teks tersebut. Siswa tidak melakukan survei awal guna memperoleh gambaran umum isi bacaan sehingga proses selanjutnya siswa mengalami kesulitan dalam memahami suatu bacaan. Jika pada awal pembelajaran saja metode yang digunakan sudah keliru maka dapat dipastikan hasil selanjutnya kurang memuaskan. Dengan kata lain, inti pembelajaran membaca pemahaman yang selama ini terjadi lebih berorientasi pada selesainya pelajaran membaca, namun pembelajaran tersebut belum mengarah pada proses pembelajaran membaca pemahaman.
Menumbuhkan minat membaca siswa serta meningkatkan keterampilan membaca dengan metode yang tepat, dapat digunakan sebagai langkah awal dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan tujuan meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa terhadap bacaan. Salah satunya adalah dengan metode SQ3R (Darmiyati Zuchdi, 2007: 128). Alasan pemilihan metode
SQ3R didasarkan pada hasil pengamatan bahwa selama ini dalam pembelajaran
membaca pemahaman siswa belum melakukan aktivitas membaca sebagaimana mestinya. Metode SQ3R ini ditinjau dari aspek proses dalam melakukan aktivitas membaca tampak sangat sistematis sehingga diasumsikan penerapan metode
SQ3R dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Metode SQ3R merupakan proses membaca sistematik yang meliputi tahap Survey, Question, Read, Recite, dan Review (Soedarso, 2002: 59).
Peneliti merasa metode SQ3R paling tepat untuk diterapkan karena
pertama, sebelum membaca langsung teks wacana, siswa melakukan observasi
awal guna mengetahui gambaran umum isi wacana, tahapan ini disebut Survey.
Kedua adanya tahapan Question sebelum membaca itu sendiri, yaitu menyusun
daftar pertanyaan membuat siswa menjadi semangat membaca guna menjawab pertanyaan yang timbul dalam benaknya. Ketiga adanya tahap Question tadi
(11)
akhirnya membuat kegiatan Read menjadi menyenangkan dan siswa bisa lebih fokus serta konsentrasi terhadap isi bacaan. Keempat tahap Recite memungkinkan siswa dapat mengingat lebih lama terhadap esensi bacaan yang telah dibacanya dengan mengungkapkan kembali isi bacaan baik secara lisan maupun tulisan.
Kelima adanya tahap Review yaitu meninjau ulang, hal-hal penting dari bacaan
yang belum didapatkan dapat diperkecil.
Metode SQ3R dalam pembelajaran membaca pemahaman, siswa kelas V SDN Tanjungpura II Kecamatan Karawang Barat Kabupaten Karawang selama ini belum berkesempatan melakukan tahap Survey, Question, Recite, dan Review. Siswa hanya melakukan tahap Read saja. Melihat hal tersebut maka peneliti menetapkan metode SQ3R sebagai alternatif untuk di sekolah dasar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti:
1. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa kelas V semester 2 SDN Tanjungpura II Kecamatan Karawang Barat Kabupaten Karawang pada saat pembelajaran bahasa Indonesia pokok bahasan membaca pemahaman dengan menerapkan metode survey question read recite review (SQ3R)?
2. Bagaimanakah keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V semester 2 SDN Tanjungpura II Kecamatan Karawang Barat Kabupaten Karawang dalam pembelajaran bahasa Indonesia setelah menerapkan metode survey
question read recite review (SQ3R)?
C. Tujuan Penelitian
Berangkat dari rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini dibedakan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan penelitian umum dan khusus. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa SD kelas V melalui penerapan metode SQ3R, sekaligus untuk membantu siswa kelas V
(12)
SDN Tanjungpura II Kecamatan Karawang Barat Kabupaten Karawang dalam memahami bacaan. Sedangkan tujuan khusus adalah untuk:
1. Untuk mengetahui aktivitas siswa saat pembelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan membaca pemahaman dengan menerapkan metode survey question
read recite review (SQ3R).
2. Untuk mengetahui keterampilan membaca pemahaman siswa setelah menerapkan metode survey question read recite review (SQ3R).
D. Manfaat Penelitian
Secara teoretis penelitian ini dapat dijadikan acuan pendapat untuk memperkuat teknik yang sudah ada. Misalnya teknik membaca scanning dan skimming dalam pembelajaran membaca. Adapun manfaat secara praktis hasil penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat untuk siswa, guru, dan lembaga pendidikan yang terkait.
Bagi Siswa:
1. Menumbuhkan budaya membaca pada diri siswa
2. Meningkatnya kemampuan siswa baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor
3. Dapat menerapkan kegiatan membaca dengan efektif dan efisien. 4. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca.
5. Meningkatnya keaktifan siswa dalam belajar khususnya dalam bidang membaca.
Bagi Guru:
1. Meningkatkan proses belajar ke arah yang lebih baik
2. Meningkatkan ketepatan penggunaan metode dalam proses pembelajaran. 3. Meningkatkan kinerja guru dalam proses mengajar
Bagi Peneliti:
1. Memberikan pengalaman mengajar dengan menggunakan metode SQ3R 2. Mengetahui presentase keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan
(13)
Bagi Sekolah:
1. Memberikan gambaran yang jelas bagaimana keadaan siswa terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia
2. Dapat memberikan input positif berupa wawasan dan gagasan baru dalam proses pendidikan di sekolah dasar
E. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Rescarch), karena jenis penelitian ini bersifat memperbaiki pembelajaran. Penerapan PTK (Classroom Action Research) dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan untuk memperbaiki dan atau peningkatan kualitas praktek pembelajaran secara berkesinambungan sehingga peningkatan mutu hasil instruksional, mengembangkan keterampilan guru, peningkatan relevansi, peningkatan efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research), yakni studi sistematis yang dilakukan dalam upaya
memperbaiki praktik-praktik pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan (Kasbolah K, 1998: 14).
F. Struktur Kepenulisan Skripsi
Laporan Penelitian ini terdiri dari V bab, diawali dengan bab pendahuluan dan diakhiri dengan bab penutup, yaitu:
Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisikan: A. Latar belakang masalah, mengapa masalah ini diangkat; B. Rumusan masalah, pertanyaan-pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya; C. Tujuan penelitian, tujuan mengapa dilakukannya penelitian; D. Manfaat penelitian; E. Metode Penelitian, yang dijelaskan secara garis besarnya saja dan F. Struktur Kepenulisan Skripsi memuat sistematika kepenulisan
Bab II berisikan Kajian Pustaka atau Kerangka Pemikiran yang berkaitan dengan teori-teori penerapan yaitu: A. Metode Survey Question Read Recite
(14)
SQ3R; B. Hakikat Membaca memuat pengertian, tujuan dan manfaat membaca, penjelasan tentang jenis-jenis membaca, kesulitan membaca dan aspek-aspek dalam membaca; C. Penelitian yang relevan dengan bidang yang akan diteliti.
Bab III merupakan metode penelitian berisikan: A. Lokasi dan subjek penelitian dimana penelitian dilaksanakan; B. Desain Penelitian; C. Metode Penelitian penggunaan metode yang dilakukan; D. Definisi Operasional, yang dirumuskan untuk setiap variabel ; E. Instrumen Penelitian alat yang digunakan dalam penelitian; F. Teknik Pengumpulan Data; H. Teknik Pengolahan Data.
Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi : A. Deskripsi Data Awal Penelitian mencakup keadaan guru, keadaan siswa dan deskripsi awal pembelajaran; B. Hasil Penelitian menjabarkan pelaksanaan dan hasil penelitian siklus I dan II; C. Pembahasan, membahas hasil penelitian yang disesuaikan dengan rumusan masalah
Bab V merupakan penutup yang berisikan Kesimpulan dan Saran, menyajikan penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil temuan penelitian.
(15)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Tanjungpura II Karawang yang beralamatkan di Jalan Raden Hasan Suria Saca Kusumah Kelurahan Tanjungpura Kecamatan Karawang Barat Kabupaten Karawang. Secara geografis SD Negeri Tanjungpura II terletak di perkotaan dan cukup strategis dilewati kendaraan, jarak dari sekolah ke kantor Kecamatan hanya 1 kilo meter. Yang dijadikan subyek penelitian yaitu kelas V B dengan jumlah 30 siswa yang terdiri dari 17 orang siswaperempuan dan 13 orang siswa laki-laki.
B. Desain Penelitian
Kasbolah dalam Kuraesin (2008: 8) mengemukakan bahwa bentuk penelitian tindakan kelas yang memandang guru sebagai peneliti memiliki ciri-ciri penting yaitu berperannya guru itu sendiri dalam proses penelitian pembelajaran di kelas meliputi proses perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Penelitian ini bersifat melakukan perbaikan pembelajaran oleh karena itu, metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Reseach). Penelitian tindakan kelas tepat untuk dilaksanakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Karena tujuan utama dari penelitian tindakan kelas adalah untuk mencari solusi atas permasalahan-permasalahan yang ada di dalam kelas sehingga memperbaiki dan meningkatkan hasil pembelajaran di kelas
Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (Kasbolah, 1998:14) “Dalam bentuk pengkajian berdaur (siklus) yang terdiri dari empat tahap, yaitu : 1. Perencanaan (planning), 2. Pelaksanaan tindakan (action),3. Pengamatan
(16)
Gambar 3.1 : Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc. Taggart (Dalam Kasihani, 1998: 70)
Penjelasan langkah-langkah pada modul siklus Kemmis dan Taggart di atas yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan tindakan
Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan seperti pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan metode, alat dan sumber pembelajaran serta merencanakan pula langkah-langkah dan tindakan apa yang akan dilakukan.
Dalam tahap ini penulis menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki praktek pembelajaran mengenai membaca pemahaman, yaitu dengan menerapkan metode SQ3R. Rencana Tindakan, seperti mengidentifikasi permasalahan pembelajaran membaca pada kompetensi membaca pemahaman, menyusun bentuk tindakan berupa penerapan metode
Survey Question Read Recite Review (SQ3R) untuk meningkatkan keterampilan
Siklus II
Pelaksanaan Tindakan Perencanaan
Observasi Refleksi I
Perencanaan
Perencanaan Pelaksanaan
Tindakan
Pelaksanaan Tindakan
Observasi Observasi Refeksi II
(17)
membaca pemahaman, menyusun lembar pengamatan guru-siswa dan latihan soal mengenai membaca pemahaman sebelum tindakan, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Secara jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Rencana Tindakan menurut Mulyasa (2010: 109) Siklus I Perencanaan Merencanakan pembelajaran
Menentukan kompetensi dasar
Mengembangkan skenario pembelajaran Menyusun lembar kerja siswa
Menyiapkan sumber belajar Mengembangkan format penilaian Mengembangkan format observasi
pembelajaran
Tindakan Melaksanakan tindakan sesuai skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa (LKS)
Observasi Melakukan observasi sesuai format yang telah disiapkan
Menilai hasil tindakan sesuai format yang telah disiapkan
Siklus II Perencanaan Identitas dan penentuan alternatif pemecahan masalah
Pengembangan program tindakan kedua Tindakan Pelaksanaan tindakan kedua
Observasi Pengumpulan dan analisis data tindakan kedua
Refleksi Evaluasi tindakan kedua Siklus berikutnya
(18)
2. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran, aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mengacu pada perencanaan yang telah dibuat sebelumnya kemudian dilaksanakan pada saat pelaksanaan tindakan.
3. Observasi
Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data serta mencatat setiap aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Observer bertugas mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengacu pada lembar observasi. Observasi dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Observasi dilakkukan untuk mengumpulkan data yaitu kegiatan guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia mengenai membaca pemahaman dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah aktivitas siswa dan kinerja guru sudah sesuai dengan apa yang tercantum dalam lembar observasi atau tidak. Sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.
4. Refleksi
Refleksi merupakan pengkajian hasil data yang telah diperoleh saat observasi oleh peneliti, praktikan dan pembimbing. Refleksi berguna untuk memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang telah dilakukan. Hasil refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil.
Peneliti akan melakukan refleksi di akhir pembelajaran dengan merenungkan kembali secara intensif kejadian atau peristiwa yang menyebabkan sesuatu yang diharapkan atau tidak diharapkan. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi. Jika siswa masih belum memahami bacaan maka
(19)
dilakukan refleksi, apa yang menjadi kesulitan belajar siswa sehingga hasil yang diharapkan tidak sesuai dan kemudian diperbaiki pada pertemuan berikutnya.
C. Jenis Penelitian
Penelitian ini mempunyai masalah pokok yaitu berupaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pokok bahasan membaca dengan menggunakan metode Survey Question Read Recite Review (SQ3R).
Penelitian ini bersifat melakukan perbaikan dan pengembangan potensi siswa. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research) yakni merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Penelitian Tindakan Kelas sebagaimana dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2006: 2-3) terdiri dari tiga kata yang mengandung pengertian sebagai berikut:
1. Penelitian adalah kegiatan mencermati sesuatu objek dengan menggunakan suatu cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian ini berbentuk siklus kegiatan.
3. Kegiatan adalah sekelompok siswa yang dalam kurun waktu sama dan menerima pelajaran yang sama dari guru.
Langkah-langkah dalam melakukan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yaitu terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Secara singkat PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki praktek-praktek pembelajaran dilaksanakan.
(20)
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah pengertian dalam menafsirkan istilah-istilah dan dipandang perlu untuk mengklarifikasi konsep-konsep yang terdapat dalam naskah ini. Adapun variabel yang dijelaskan adalah sebagai berikut:
1. Metode Survey Question Read Recite Review (SQ3R)
Teknik Survey Question Read Recite Review (SQ3R) ini pertama kali diperkenalkan oleh Francis P. Robinson dari Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat. Teknik ini bersifat praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan belajar. SQ3R pada prinsipnya merupakan singkatan dari langkah-langkah mempelajari teks bacaan.
Metode SQ3R dalam penelitian ini adalah suatu teknik membaca pemahaman agar pembaca dapat menyerap isi bacaan dengan lebih sempurna, yang terdiri dari lima tahapan yaitu:
S = survey, mengamati atau membaca sekilas garis besarnya saja untuk menemukan kalimat utama dalam teks cerita
Q = question, mengajukan pertanyaan apa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana.
R = read, membaca secara keseluruhan untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang telah dibuat atau membaca secara keseluruhan.
R = recite, menceritakan isi cerita menggunakan kata-kata sendiri R = review, meninjau kembali bacaan
2. Keterampilan Membaca Pemahaman
Membaca merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa yang bertujuan untuk mendapatkan informasi. Definisi membaca menurut Klein 1996 dalam Rahim, F (2009:3) bahwa definisi membaca mencakup membaca merupakan suatu proses dan membaca merupakan interaktif. Pemahaman adalah kemampuan membaca untuk mengerti ide pokok, detail penting dan seluruh pengertian.
Membaca pemahaman yang di maksudkan di sini adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami intisari suatu bacaan, suatu proses untuk
(21)
mengenali atau mengidentifikasi teks, kemudian mengingat kembali isi teks dan dituangkan ke dalam kalimat-kalimat. Membaca pemahaman juga dapat berarti sebagai suatu kegiatan membuat kesimpulan atau urutan tentang uraian /menggorganisasi isi teks, bisa mengevaluasi sekaligus dapat merespon apa yang dimaksud dalam teks.
E. Instrumen Penelitian
Arikunto (2006:160) mengemukakan bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan diantaranya pedoman observasi, pedoman wawancara dan soal tes.
1. Pedoman Observasi
Observasi dilakukan kepada siswa dan guru. Observasi kepada peserta siswa tujuannya adalah untuk mengetahui keberhasilan suatu tindakan, maka dilakukan pengamatan baik dalam proses maupun hasil atau dampak dari peningkatan hasil belajar siswa dalam materi. Sedangkan observasi kepada guru bertujuan untuk mengetahui keberhasilan guru dalam menerapkan metode pembelajaran serta mengetahui hasil atau dampak dari penerapan tersebut.
Tabel 3.2
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Terhadap Pembelajaran
No Nama Siswa Aktivitas Siswa Keterangan
1 2 3 4 5
1 AA 1. Kesiapan Belajar
2. Keaktifan 3. Keseriusan 4. Tanggung Jawab
2 AS
3 AK
(22)
5 BS 5. Pemahaman terhadap hasil bacaan
6 DF
7 DA
8 DP
9 DS
10 FR
11 FS
12 FF
13 HA
14 HI
15 IN
16 IM
17 LF
18 MT
19 NN
20 NS
21 PW
22 RK
23 RA
24 RM
25 SE
26 SA
27 SN
28 SB
29 SO
30 TD
Jumlah Persentase Keterangan:
Observer mengisi lember observasi dengan memberikan tanda checklist (√ ) pada format yang disediakan.
(23)
Tabel 3.3
Lembar Observasi Aktivitas Guru Terhadap Pembelajaran
No Aktivitas Guru Skor
Keterangan
1 2 3 4 5
Kegiatan membuka pelajaran
1 Melakukan kegiatan apersepsi Keterangan skor
1. Sangat kurang 2. Kurang 3. Cukup 4. Baik 5. Sangat baik
Kriteria
penilaian skor : 1) 0% < sangat
kurang < 40% 2) 40% < Kurang
< 55%
3) 55% < Cukup < 75%
4) 75% < Baik < 90%
90% < Sangat Baik < 100% 2 Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai
3 Menjelaskan rencana belajar yang akan dilakukan
Kegiatan inti pembelajaran 4 Penguasaan materi pelajaran
5 Melaksanakan pembelajaran secara rutut
6 Menguasai kelas
7 Merespon positif partisipasi siswa
8 Menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa
9 Menunjukan kedekatan hubungan dengan siswa
10
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah direncanakan
Kegiatan penutup
11
Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa
12 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan atau
(24)
tindakan
Jumlah skor yang diperoleh Skor maksimal
Nilai Persentase
Persentase skor Keterangan:
Observer mengisi lember observasi dengan memberikan tanda checklist (√ ) pada format yang disediakan.
2. Pedoman Wawancara
Wawancara yang dilakukan kepada siswa, guru dan informan yang lainnya untuk menggali data proses pembelajaran keterampilan membaca pemahaman dan metode yang digunakan dalam membaca pemahaman.
3. Alat Evaluasi (Tes)
Tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui gambaran awal kemampuan siswa dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa sebelum dan sesudah tindakan dilaksanakan. Dengan menggunakan kriteria tertentu yang ditetapkan oleh guru.
Tes yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu tes tertulis (individu) bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa mengenai bahan bacaan yang dibacanya. Jenis tes yang diberikan dalam penelitian ini, yaitu berupa pos tes. Pos tes merupakan tes yang diberikan setelah penerapan metode Survey
Question Read Recite Review (SQ3R) di kelas, sehingga peneliti bisa mengetahui
(25)
Tabel 3.4
Format Penilaian Hasil Evaluasi
No Nama Siswa
Aspek Penilaian
Jml.
Skor Nilai Ket Menuliskan
Kalimat Utama
Membuat Pertanyaan
Menjawab Pertanyaan
Menyimpul kan Cerita
1 AA
2 AS
3 AK
4 AN
5 BS 6 DF
7 DA
8 DP 9 DS 10 FR 11 FS 12 FF 13 HA 14 HI 15 IN 16 IM 17 LF 18 MT 19 NN 20 NS 21 PW 22 RK 23 RA 24 RM 25 SE
(26)
26 SA 27 SN 28 SB 29 SO 30 TD Jumlah Rata-rata
LULUS (L) / DSK BELUM LULUS (BL)
Jumlah Jumlah
Presentase Presentase
F. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini diantaranya adalah:
1. Observasi
Observasi merupakan alat untuk mencatat kejadian sebenarnya yang terjadi di lapangan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan maksud untuk memperoleh gambaran tentang penerapan metode Survey Question Read
Recite Review (SQ3R). Observasi ini bersifat langsung, yaitu observer terlibat
langsung dalam kegiatan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lembar observasi yaitu format observasi aktivitas siswa, lembar tersebut digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Wawancara
Dalam penelitian kelas ini wawancara dilakukan antara guru dan siswa. Karena wawancara guru dan siswa sangat menyita waktu, guru dapat berwawancara secara individual dengan beberapa siswa saja (untuk tujuan penelitian) ketika ada kesempatan. Wawancara individu semacam ini sering kali menjadi sumber informasi yang sangat produktif bagi pengamatyang ingin memverifikasi observasi yang akan dilaksanakan selanjutnya
(27)
3. Tes
Tes dilakukan untuk mengetahui dan mengukur kemampuan siswa dalam memahami bacaan. Dalam penelitian ini bentuk tes yang digunakan adalah tes formatif, yaitu tes yang dilakukan pada setiap akhir pembelajaran.
Dalam pengumpulan data melalui tes, langkah-langkah yang dilakukan: a) melihat indikator yang menjadi permasalahan, b) menentukan materi dan buku sumber yang relevan, c) membuat soal, d) melakukan tes dalam pembelajaran, e) menganalisis hasil yang diperoleh, f) mengidentifikasi hasil evaluasi.
G. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data akan dilakukan setelah semua data yang dibutuhkan dalam penelitian terkumpul. Karena bentuk data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam data, maka teknik pengolahanpun menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Setelah data hasil observasi dan tes terkumpul, maka selanjutnya dilakukan data sebagai berikut:
1. Observasi
Pengolahan data observasi ini dilakukan dengan cara berikut ini: Rumus:
Presentase = Jumlah nilai total X 100% Nilai aspek tertinggi x jumlah aspek
Berikut ini adalah kategori penafsiran hasil observasi yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa:
Keterangan skor: 1. Sangat kurang 2. Kurang 3. Cukup 4. Baik 5. Sangat baik
Kriteria penilaian skor : 0% < Sangat Kurang < 40% 40% < Kurang < 55%
(28)
55% < Cukup < 75% 75% < Baik < 90%
90% < Sangat Baik < 100% (Suherman, 1990: 272)
2. Tes
Pengolahan data untuk tes hasil belajar, dilakukan dengan menentukan skor dari setiap nomor soal atau indikator, menghitung jumlah skor yang diperoleh tiap siswa, memberi nilai angka, menghitung persentase ketercapaian setiap indikator, dan merekapitulasi persentase jumlah siswa yang lulus dan tidak lulus.
Pengolahan data untuk jumlah skor yang diperoleh tiap siswa dilakukan dengan cara menghitung:
Daya Serap Siswa Rumus:
DSS = Skor yang diperoleh X 100% Skor ideal
Keterangan: siswa dikatakan tuntas belajar apabila DSS > 65%. Daya Serap Kelas (DSK)
Rumus:
DSK = ∑ Siswa yang memperoleh nilai > 65% X 100% ∑ Seluruh siswa
Data dari hasil tes ini dapat dikatakan berhasil mencapai target yang diharapkan jika indikator yang dilaksanakan ≤ 85%. Depdikbud (1995) dalam Kurikulum 1994 menyatakan jika dalam suatu kelas sebanyak 85% siswa dalam kelas tersebut telah mencapai ketuntasan individual, maka kelas tersebut dapat dikatakan tuntas belajar. Dengan kata lain bahwa penelitian ini berhasil apabila target proses dan hasilnya ≤ 85% dan siswa mampu memperoleh nilai diatas nilai KKM yaitu 65.
(29)
Tabel 3.5
Format Penilaian Hasil Evaluasi
No Aspek yang dinilai
Skala
Sikap Bobot Jumlah Nilai
1 Menuliskan Kalimat Utama
1 2 3 4 5
5 25
2 Membuat Pertanyaan
1 2 3 4 5
5 25
3 Menjawab Pertanyaan
1 2 3 4 5
5 25
4
Menyimpulkan Isi Cerita Anak ke dalam Beberapa kalimat dengan Bahasanya
Sendiri 1 2 3 4 5
5 25
Jumlah Nilai Maksimum 100
Keterangan Skala nilai : 1 = Tidak tepat
2 = Kurang Tepat
3 = Benar tetapi kurang tepat 4 = Tepat
5 = Sangat tepat
H. Analisis Data
Setelah seluruh data yang dibutuhkan terkumpul selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengelompokkan data tersebut sesuai dengan kategori data kualitatif dan data kuantitatif. Setelah dikelompokkan sesuai dengan jenis datanya
(30)
kemudian data tersebut diolah, kemudian disajikan, dimaknai, disimpulkan dan diperiksa kembali keabsahan datanya.
Untuk data kuantitatif diolah dengan menggunakan perhitungan matematika atau statistika. Berikut ini adalah teknik analisis data untuk data kuantitatif:
1. Perhitungan Presentase
Data hasil belajar siswa dihitung dengan teknik perhitungan presentase. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu menguasai materi yang diberikan. Berikut ini adalah cara perhitungannya:
P = f X 100% n
Ket: P = Presentase
f = Jumlah frekuensi yang dijadikan sampel
n = Jumlah responden yang dijadikan sampel penelitian
(Warsito, 1992: 59)
2. Perhitungan Mean (Rata-rata)
Data dianalisis dengan teknik perhitungan mean. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui rata-rata perolehan skor siswa. Berikut cara perhitungannya:
Rumus:
X = ∑x N
Ket: X = Nilai rerata (mean)
∑x = Jumlah nilai seluruh siswa n = Banyak siswa
(31)
Dari hasil presentase kemudian ditafsirkan dengan berpedoman pada klasifikasi sebagai berikut:
A = 86 – 100 = Baik sekali B = 71 – 85 = Baik C = 56 – 70 = Cukup D = 41 – 55 = Kurang E = 40 – 0 = Sangat kurang
(32)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan mengenai aktivitas dan keterampilan membaca pemahaman siswa dengan menerapkan metode survey, read,
recite, review (SQ3R) untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman di
sekolah dasar yang dilakukan pada siswa kelas V SDN Tanjungpura II Kecamatan Karawang Barat Kabupaten Karawang tahun ajaran 2012/2013, dapat ditarik kesimpulan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas siswa pada saat pembelajaran bahasa Indonesia pokok bahasan membaca pemahaman dengan menerapkan metode survey question read recite
review (SQ3R) ada peningkatan dibanding dengan pembelajaran membaca
pemahaman tanpa menggunakan metode. Dari aspek membaca pemahan seperti menuliskan kalimat utama, membuat kalimat tanya (apa, siapa, dimana, kapan dan mengapa) yang kemudian dijawab sendiri dan menyimpulkan isi cerita yang dituangkan ke dalam beberapa kalimat menggunakan bahasanya sendiri adanya peningkatan dari setiap indikatornya. Melakukan pembelajaran dengan metode membuat siwa lebih aktif, menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikandan lebih serius dalam belajar. Siswa sudah mulai terfokus pada apa yang dibacanya karena pembelajaran dengan menggunkana metode lebih terarah dengan adanya langkah-langkah dalam membaca menjadikan prestasi belajar siswa lebih optimal. Aktivitas
2. Keterampilan membaca pemahaman siswa kelas VB semester 2 SDN Tanjungpura II Kecamatan Karawang Barat Kabupaten Karawang setelah menerapkan metode survey question read recite review (SQ3R) terlihat adanya peningkatan yang signifikan dari tiap siklusnya. Dari data awal nilai rata-rata tes siswa hanya 54.83 tingkat kelulusan mencapai 40%, kemudian setelah diterapkannya metode survey question read recite review (SQ3R) selama dua
(33)
siklus, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 83.67 dan tingkat kelulusan siswa meningkat dengen persentase 90%. Sehingga hal tersebut mengindikasikan bahwa penerapan metode survey question read recite review (SQ3R) telah berhasil meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa. Membantu siswa yang lambat dalam memahami pelajaran bahasa Indonesia khususnya tentang membaca pemahaman. Memberikan pengaruh yang positif baik dalam pendidikan dan sosial pada guru dan pada siswa. Merupakan cara praktis untuk membantu siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia khususnya tentang membaca pemahaman.
B. Saran
Untuk optimalisasi dan keberhasilan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia terutama di Sekolah Dasar. Saran yang diajukan oleh peneliti berdasarkan simpulan di atas antara lain:
1. Guru Sekolah Dasar
Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di SD guru harus mmenggunakan metode yang bervariasi dan sesuai dengan memperhatika materi dan kondisi awal siswa. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan membaca pemahaman, guru harus lebih selektif dalam memilih bahan bacaan yang menarik bagi siswa dan yang dekat dengan dunia anak, gunanya yang pertama, siswa lebih tertarik untuk membaca bacaan tersebut. Kedua, siswa akan dengan cepat menangkap maksud atau intisari dari bacaan tersebut. Tak lupa setiap pembelajaran guru senantiasa memberikan motivasi kepada siswa agar rajin membaca karena buku adalah jendela dunia serta memotivasi siswa tentang pentingn SD ada pada tahap operasional konkrit sehingga siswa akan memahami materi yang akan diajarkan karena tahap berfikir anar. Dalam hal ini diharapkan guru menggunakan media atau pendekatan pembelajaran yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran.
Meskipun metode survey question read recite review (SQ3R) dalam penelitian ini mengalami peningkatan proses dan hasil belajar, namun guru harus
(34)
dapat menyesuaikan kondisi dan kebutuhan siswa dalam pembelajaran. Perlu kiranya rekan-rekan pendidik atau pemerhati pendidikan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut, antara lain dengan cara menguji coba metode survey question read recite
review (SQ3R) dengan rancangan model lain yang berbeda dan menguji coba dengan
kompetensi dasar atau kelas yang berbeda dengan rancangan penelitian yang telah dilaksanakan.
2. Kepala Sekolah
Adanya dukungan serta motivasi dari kepala sekolah akan memberikan pengaruh positif bagi guru sehingga guru lebih mudah untuk mencoba dan menerapkannya kedalam pembelajaran yang efektif. Kepala sekolah sebagai pemimpin pada setiap satuan pendidikan dalam mengelola, mengatur dan menentukan kebijakan yang akan dilaksanakan.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh kepala sekolah. Pertama adalah pengelolaan tenaga pendidik. Jumlah pendidik yang tidak memadai, menjadi slah satu faktor terciptanya kondisi belajar yang tidak kondisif, kepala sekolah harus meminta tambahan tenaga pendidik melalui dinas setempat. Kedua adalah penyediaan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan dengan sangat optimal. Ketiga adalah pengawasan terhadap kinerja guru, sebab berdasarkan tugas dan kewenangannya kepala sekolah harus mengawasi kinerja guru dengan memberi arahan, kritik dan saran yang dapat menumbuhkan kinerja guru dalam mengajar.
3. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan sebagai instansi yang mengatur seluruh alur kegiatan baik administrasi maupun pelaksanaan pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Seluruh informasi yang akan disampaikan pada setiap satuan pendidikan diolah, diatur dan disampaikan oleh instansi pendidikan setempat. Dalam proses pengolahan tersebut lembaga pendidikan harus mempertimbangkan efektivitas kebijakan yang akan dilaksanakan pada pembelajaran. Dalam upaya mengoptimalkan berbagai kelompok yang terdapat dalam ruang lingkup
(35)
dinas pendidikan setempat untuk meningkatkan kemampuan tenaga pendidik agar terdapat kesamaan cara dan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
(36)
Yola Steliriana Luya, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. (2010). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Amir (1996). Pengertian, Jenis dan Tujuan Membaca. [Online] Tesedia: http://s-surya62.blogspot.com/2012/05/pengertian-jenis-dan-tujuan-membaca.html [23 April 2013]
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Darmiyati, Zuchdi. (2007). Strategi Meningkatkan Kemampuan Membaca. Yogyakarta: UNY Press
Depdikbud. (1995). Kurikulum Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
Hairudin, dkk. (2008). Bahan Ajar Cetak Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Dirjen Pendidikan tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Hokins. (2011). Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kasbolah. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Depdiknas
Kunandar. (2010). Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Pers
Majid, Abdul. (2011). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Mukhrin, et al. (1981). Pedoman Mengajar Bimbingan Praktis untuk Calon Guru. Surabaya: Al Ikhlas
Mulyasa, E. (2010). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Nurhadi. (1987). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: CV Sinar Baru.
Rahim, Farida. (2009). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
(37)
Yola Steliriana Luya, 2013
Resmini, Novi. (2008). Pendidikan dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS
Sanjaya, Wina. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Soedarso. (2005). Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Soelaeman, M.I. (1994). Pendidikan Dalam Keluarga. Bandung: Alfabeta.
Solchan. (2009). Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Universitas Terbuka
Suhartono, S. (2008). Wawasan Pendidikan Sebuah Pengantar Pendidikan.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Suherman, E. & Kusumah, S.Y. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan
Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijaya Kusumah.
Sukidin, Basrowi, Suranto. (2010). Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. PT. Insan Cendekia
Suyatmi. (2005). Teknik Pengajaran Membaca Cepat dan Kritis dengan Metode SQ3R. [Online] Tersedia: http://iman-nursalam.blogspot.com/2012/07/teknik-pengajaran-membaca-cepat-dan.html [23April 2013]
Tampubolon, DP. (2008). Kemampuan Membaca, Teknik membaca Efektif dan
Efisien. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Djago dan H.G. Tarigan. (1986). Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa
Tarigan. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung:
UPI.
Tim Redaksi Wikrama Wakitha. (2003). Seri Peraturan Perundng-Undangan
(38)
Yola Steliriana Luya, 2013
Yusuf, M. dkk. (2003). Pendidikan Bagi Anak dengan Problema Belajar. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Widiatmoko. (2011). Super Speed Reading Metode Lengkap dan Praktis untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca. Jakarta: PT. Gramedia
Wahyudi. (2011). Laporan PPLK FKIP UNBARA. [Online] Tersedia: http://wahyudi 1002.wordpress. com/ [14 Mei 2013]
(1)
Yola Steliriana Luya, 2013
PENERAPAN METODE SURVEY QUESTION READ RECITE REVIEW (SQ3R) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siklus, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 83.67 dan tingkat kelulusan siswa meningkat dengen persentase 90%. Sehingga hal tersebut mengindikasikan bahwa penerapan metode survey question read recite review (SQ3R) telah berhasil meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa. Membantu siswa yang lambat dalam memahami pelajaran bahasa Indonesia khususnya tentang membaca pemahaman. Memberikan pengaruh yang positif baik dalam pendidikan dan sosial pada guru dan pada siswa. Merupakan cara praktis untuk membantu siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia khususnya tentang membaca pemahaman.
B. Saran
Untuk optimalisasi dan keberhasilan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia terutama di Sekolah Dasar. Saran yang diajukan oleh peneliti berdasarkan simpulan di atas antara lain:
1. Guru Sekolah Dasar
Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di SD guru harus mmenggunakan metode yang bervariasi dan sesuai dengan memperhatika materi dan kondisi awal siswa. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan membaca pemahaman, guru harus lebih selektif dalam memilih bahan bacaan yang menarik bagi siswa dan yang dekat dengan dunia anak, gunanya yang pertama, siswa lebih tertarik untuk membaca bacaan tersebut. Kedua, siswa akan dengan cepat menangkap maksud atau intisari dari bacaan tersebut. Tak lupa setiap pembelajaran guru senantiasa memberikan motivasi kepada siswa agar rajin membaca karena buku adalah jendela dunia serta memotivasi siswa tentang pentingn SD ada pada tahap operasional konkrit sehingga siswa akan memahami materi yang akan diajarkan karena tahap berfikir anar. Dalam hal ini diharapkan guru menggunakan media atau pendekatan pembelajaran yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran.
Meskipun metode survey question read recite review (SQ3R) dalam penelitian ini mengalami peningkatan proses dan hasil belajar, namun guru harus
(2)
Yola Steliriana Luya, 2013
PENERAPAN METODE SURVEY QUESTION READ RECITE REVIEW (SQ3R) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dapat menyesuaikan kondisi dan kebutuhan siswa dalam pembelajaran. Perlu kiranya rekan-rekan pendidik atau pemerhati pendidikan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut, antara lain dengan cara menguji coba metode survey question read recite review (SQ3R) dengan rancangan model lain yang berbeda dan menguji coba dengan kompetensi dasar atau kelas yang berbeda dengan rancangan penelitian yang telah dilaksanakan.
2. Kepala Sekolah
Adanya dukungan serta motivasi dari kepala sekolah akan memberikan pengaruh positif bagi guru sehingga guru lebih mudah untuk mencoba dan menerapkannya kedalam pembelajaran yang efektif. Kepala sekolah sebagai pemimpin pada setiap satuan pendidikan dalam mengelola, mengatur dan menentukan kebijakan yang akan dilaksanakan.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh kepala sekolah. Pertama adalah pengelolaan tenaga pendidik. Jumlah pendidik yang tidak memadai, menjadi slah satu faktor terciptanya kondisi belajar yang tidak kondisif, kepala sekolah harus meminta tambahan tenaga pendidik melalui dinas setempat. Kedua adalah penyediaan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan dengan sangat optimal. Ketiga adalah pengawasan terhadap kinerja guru, sebab berdasarkan tugas dan kewenangannya kepala sekolah harus mengawasi kinerja guru dengan memberi arahan, kritik dan saran yang dapat menumbuhkan kinerja guru dalam mengajar.
3. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan sebagai instansi yang mengatur seluruh alur kegiatan baik administrasi maupun pelaksanaan pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Seluruh informasi yang akan disampaikan pada setiap satuan pendidikan diolah, diatur dan disampaikan oleh instansi pendidikan setempat. Dalam proses pengolahan tersebut lembaga pendidikan harus mempertimbangkan efektivitas kebijakan yang akan dilaksanakan pada pembelajaran. Dalam upaya mengoptimalkan berbagai kelompok yang terdapat dalam ruang lingkup
(3)
Yola Steliriana Luya, 2013
PENERAPAN METODE SURVEY QUESTION READ RECITE REVIEW (SQ3R) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dinas pendidikan setempat untuk meningkatkan kemampuan tenaga pendidik agar terdapat kesamaan cara dan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
(4)
Yola Steliriana Luya, 2013
PENERAPAN METODE SURVEY QUESTION READ RECITE REVIEW (SQ3R) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. (2010). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Amir (1996). Pengertian, Jenis dan Tujuan Membaca. [Online] Tesedia: http://s-surya62.blogspot.com/2012/05/pengertian-jenis-dan-tujuan-membaca.html [23 April 2013]
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Darmiyati, Zuchdi. (2007). Strategi Meningkatkan Kemampuan Membaca. Yogyakarta: UNY Press
Depdikbud. (1995). Kurikulum Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
Hairudin, dkk. (2008). Bahan Ajar Cetak Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Dirjen Pendidikan tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Hokins. (2011). Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kasbolah. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Depdiknas
Kunandar. (2010). Guru Profesional. Jakarta: Rajawali PersMajid, Abdul. (2011). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Mukhrin, et al. (1981). Pedoman Mengajar Bimbingan Praktis untuk Calon Guru. Surabaya: Al Ikhlas
Mulyasa, E. (2010). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Nurhadi. (1987). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: CV Sinar Baru.
Rahim, Farida. (2009). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
(5)
Yola Steliriana Luya, 2013
PENERAPAN METODE SURVEY QUESTION READ RECITE REVIEW (SQ3R) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Resmini, Novi. (2008). Pendidikan dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS
Sanjaya, Wina. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Soedarso. (2005). Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Soelaeman, M.I. (1994). Pendidikan Dalam Keluarga. Bandung: Alfabeta.
Solchan. (2009). Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Universitas Terbuka
Suhartono, S. (2008). Wawasan Pendidikan Sebuah Pengantar Pendidikan.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Suherman, E. & Kusumah, S.Y. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijaya Kusumah.
Sukidin, Basrowi, Suranto. (2010). Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. PT. Insan Cendekia
Suyatmi. (2005). Teknik Pengajaran Membaca Cepat dan Kritis dengan Metode SQ3R. [Online] Tersedia: http://iman-nursalam.blogspot.com/2012/07/teknik-pengajaran-membaca-cepat-dan.html [23April 2013]
Tampubolon, DP. (2008). Kemampuan Membaca, Teknik membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Djago dan H.G. Tarigan. (1986). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Tarigan. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI.
Tim Redaksi Wikrama Wakitha. (2003). Seri Peraturan Perundng-Undangan Republik Indonesia. Jakarta: PT. Wikrama Waskitha
(6)
Yola Steliriana Luya, 2013
PENERAPAN METODE SURVEY QUESTION READ RECITE REVIEW (SQ3R) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yusuf, M. dkk. (2003). Pendidikan Bagi Anak dengan Problema Belajar. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Widiatmoko. (2011). Super Speed Reading Metode Lengkap dan Praktis untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca. Jakarta: PT. Gramedia
Wahyudi. (2011). Laporan PPLK FKIP UNBARA. [Online] Tersedia: http://wahyudi 1002.wordpress. com/ [14 Mei 2013]