Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman melalui Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada Siswa Kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren Tahun Ajaran 2014/2015

(1)

PADA SISWA KELAS V MI UNWAANUNNAJAH

PONDOK AREN TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

oleh

Anis Finalisa NIM 1110018300003

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014


(2)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA

PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN METODE SQ3R

(SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW)

PADA SISWA KELAS V MI UNWAANUNNAJAH

PONDOK AREN TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh : Anis Finalisa NIM : 1110018300003

Di bawah bimbingan Pembimbing

Dr. Muhammad Arif, M.Pd NIP. 19700606 199702 1 002

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

oleh Anis Finalisa, NIM:1110018300003, Jurusan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh pihak fakultas.

Jakarta, 04 November 2014

Yang mengesahkan,

Pembimbing

Dr. Muhammad Arif, M.Pd NIP. 19700606 199702 1 002


(4)

(5)

Nama : Anis Finalisa NIM : 1110018300003

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Angkatan Tahun : 2010

Alamat : Jalan Elang Gank Musolah RT 005 RW 002 Pondok Pucung Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan. Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul

Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman melalui Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada Siswa Kelas V MI UnwaanunnajahPondok Aren Tahun Ajaran 2014/2015 adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama : Dr. Muhammad Arif, M.Pd NIP : 19700606 199702 1 002 Dosen Jurusan : Ilmu Pendidikan Sosial

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 04 November 2014

Anis Finalisa


(6)

“Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman melalui Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada Siswa Kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren Tahun Ajaran 2014/2015” yang disusun oleh Anis Finalisa dengan NIM 110018300003 Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 04 September 2014.

Jakarta, 04 November 2014

Pembimbing

Dr. Muhammad Arif, M.Pd


(7)

i

Ajaran 2014/2015”. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kata Kunci: Keterampilan Membaca Pemahaman, Metode SQ3R.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatahui peningkatan keterampilan membaca pemahaman melalui penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada siswa kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren tahun ajaran 2014/2015.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi kualitatif melalui penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilakukan dalam dua siklus tindakan. Masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan, dalam setiap pertemuan terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi siswa dan guru, catatan lapangan, dan tes hasil belajar.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pembelajaran melalui penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren tahun ajaran 2014/2015. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 69 dan siklus II sebesar 83. Pada siklus I ditemukan bahwa dari 36 siswa yang mengikuti tes siklus I, terdapat 22 siswa mencapai nilai KKM dan 14 orang siswa belum mencapai nilai KKM. Namun, pada siklus II mengalami peningkatan yang menunjukkan seluruh siswa telah mencapai nilai KKM yaitu 70.


(8)

ii

Method in Class V MI Unwaanunnajah Pondok Aren Year Academic

2014/2015”. Thesis of Elementary School Teacher Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

Keywords: Reading Comprehension Skills, SQ3R method.

The purpose of this study is to know the increasing reading comprehension skills through the application of the SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) method in class V MI Unwaanunnajah Pondok Aren year academic 2014/2015.

The method used in this study is qualitative description of classroom action research done in two cycles of action. Each cycle consists of two meetings, in every meeting consists of four stages: planning, implementation, observation, and reflection. The instruments used ware students and teacher observation sheet, field notes, and achievement test.

Results of the study revealed that the of reading comprehension application of SQ3R method can improve students' reading comprehension skills in Bahasa Indonesian subject class V MI Unwaanunnajah Pondok Aren year academic 2014/2015. This is avidence an increase in the average student learning outcomes in the first cycle is 69 and the second cycle is 83. However, in the second cycle increased which shows all of the students have reached the KKM is 70.


(9)

iii

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan doa, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Nurlena Rifai, M.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Fauzan, MA., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Muhammad Arif, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan ilmu, bimbingan, arahan dan kritik yang sangat membangun selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

4. Abdul Ghofur, MA., selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberi saran dan nasihat yang berguna bagi penulis selama perkuliahan. 5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. 6. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu


(10)

iv menyelesaikan skripsi.

8. Siti Jubaidah, S.Pd, selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang sudah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.

9. Almarhum Ayahandaku tercinta H. Asmur, semasa hidupnya selalu memberikan do’a, motivasi, inspirasi dan dukungannya baik moril maupun materil.

10. Ibundaku tercinta Hj. Sati yang telah membesarkan dan selalu mendidik penulis, serta mendoakan selama penulis menyelesaikan skripsi.

11. Kakak-kakakku tersayang Murnih, S.Pd.I, Mursidi, Mursalin, SH, Jumadi, Musripah, yang selalu menjadi semangat, dan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Drs. Nashir Ansori selaku kakak ipar yang selalu memberikan saran, ide, semangat dan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman - teman PGMI angkatan 2010 dan khususnya kelas A yang telah memberikan semangat dan pengaruh positif selama penulis menyelesaikan skripsi.

14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Tidak ada gading yang tak retak, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak guna perbaikan skripsi ini. Akhir kata, harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat.

Jakarta, 04 November 2014


(11)

v

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah... 4

E. Tujuan Penelitian... 4

F. Manfaat Penelitian... 4

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritik ... 6

1. Hakekat Keterampilan Membaca Pemahaman ... 6

a. Pengertian Membaca ... 6

b. Tujuan Membaca ... 7

c. Keterampilan Membaca ... 8

d. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keterampilan Membaca ... 9

e. Membaca Pemahaman ... 9

f. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman ... 11

2. Hakekat Hasil Belajar ... 11


(12)

vi

a. Pengertian Metode SQ3R ... 18

b. Karakteristik Metode SQ3R ... 19

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode SQ3R ... 19

d. Penerapan Metode SQ3R ... 20

4. Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 22

a. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 22

b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia... 24

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 25

C. Kerangka Berpikir ... 27

D. Hipotesis Tindakan... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

B. Metode Penelitian dan Rancangan Penelitian ... 30

C. Subjek Penelitian ... 32

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 32

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 32

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 35

G. Data dan Sumber Data ... 36

H. Teknik Pengumpulan Data ... 36

I. Instrumen Pengumpulan Data ... 37

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ... 40

K. Analisis Data dan Interpretasi Data... 41

BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 43

1. Gambaran Umum Sekolah... 43


(13)

vii

e. Ekstra Kulikuler...46

2. Kegiatan Pra Penelitian...47

3. Tindakan Pembelajaran Siklus 1 ... 48

a. Tahap Perencanaan ... 48

b. Tahap Pelaksanaan ... 49

c. Tahap Pengamatan ...52

d. Tahap Refleksi... 59

4. Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 60

a. Tahap Perencanaan ... 60

b. Tahap Pelaksanaan ... 61

c. Tahap Pengamatan ... 63

d. Tahap Refleksi...68

B. Analisis Data dan Pembahasan ... 68

C. Hasil Penerapan Metode SQ3R... 73

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 75


(14)

viii

Tabel 3.2 Tahapan Intervensi Tindakan ... 33

Tabel 3.3 Instrumen Aktivitas Mengajar Guru ... 37

Tabel 3.4 Instrumen Aktivitas Belajar Siswa ... 38

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Post test Siklus I ... 40

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Soal Post test Siklus II ... 40

Tabel 4.1 Data Guru Kependidikan MI Unwaanunnajah ... 45

Tabel 4.2 Data Siswa Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 46

Tabel 4.3 Jadwal Pelajaran Bahasa Indonesia ... 47

Tabel 4.4 Hasil Belajar Tes Akhir Siklus I... 56

Tabel 4.5 Hasil Belajar Tes Akhir Siklus II ... 65


(15)

ix

Gambar 4.2 Aktivitas membuat pertanyaan ... 54

Gambar 4.3 Aktivitas Membaca Pemahaman ... 54

Gambar 4.4 Aktivitas Recite ... 54

Gambar 4.5 Melaksanakan posttest siklus I ... 55

Gambar 4.6 Kegiatan apersepsi ... 56

Gambar 4.7 Aktivitas Membaca ... 63

Gambar 4.8 Aktivitas Membuat Pertanyaan ... 64

Gambar 4.9 Aktivitas Ricite ... 64


(16)

(17)

xi

Lampiran 3 : Permohonan Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 4 : Nilai Hasil Pra Penelitian

Lampiran 5 : Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 6 : Instrumen Soal Post Test Siklus I

Lampiran 7 : Instrumen Soal Post Test Siklus II

Lampiran 8 : Lembar Jawaban Siswa pada Soal Post Test Siklus I

Lampiran 9 : LembarJawaban Siswa pada Soal Post Test Siklus II

Lampiran 10 : Lembar Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru

Lampiran 11 : Lembar Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Lampiran 12 `: Lembar Hasil Catatan Lapangan Lampiran 13 : Foto-Foto Kegiatan Penelitian

Lampiran 14 : Lembar Uji Referensi


(18)

1

A.

Latar Belakang Masalah

Pendidikan dasar yang menjadi perhatian pemerintah sejak periode orde baru, sampai saat ini telah mendekati pemerataan. Dengan dicanangkan program wajib belajar Sembilan tahun, dimana setiap anak usia sekolah diwajibkan untuk menyelesaikan pendidikan tingkat dasar. Output dari sekolah dasar sangat berpengaruh dalam melaksanakan pendidikan pada jenjang selanjutnya, sehingga sudah tugas pemerintah dan pihak sekolah berupaya menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Pendidikan bahasa merupakan sarana belajar komunikasi yang baik dan benar dalam berinteraksi dikehidupan sehari-hari, khususnya di negara ini yang menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi. Sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum 1994 GBPP mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

Sesuai dengan kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, maka fungsi mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia adalah (1) sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, (2) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa indonesia dalam rangka pelestarian dalam pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa indonesia untuk meraih dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. (4) sarana penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah, dan (5) sarana pengembangan penalaran.1

Untuk itu dalam kurikulum materi Bahasa Indonesia menjadi bahan yang wajib diberikan disetiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal ini dilakukan agar peserta didik mampu menguasai Bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta mampu menerapkannya dalam kehidupan. Pengajaran Bahasa Indonesia terdiri dari beberapa aspek kemampuan berbahasa dan bersastra yaitu aspek keterampilan membaca, menulis, menyimak,

1 Budinuryanta Y, Kusuriyanta dan Imam Koemrmen, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka,2008), cet. ke-2, h. 1.12.


(19)

dan berbicara. Empat keterampilan ini saling terkait satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam melakukan proses pembelajaran. Untuk itu, pembelajaran Bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan lagi baik dari segi strategi pembelajaran, fasilitas, maupun penunjangnya.

Salah satu aspek yang penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah membaca, dengan membaca dapat mengetahui berbagai hal yang belum diketahui. Dengan membaca, seseorang dapat memperoleh informasi yang diperlukan bahkan memperoleh ilmu baru yang belum diketahui sebelumnya. Memiliki kemampuan ataupun memiliki keterampilan membaca itu sangat penting dalam kehidupan manusia. Salah satu jenis keterampilan membaca adalah membaca pemahaman, maka dari itu pengenalan dasar-dasar kemampuan membaca pemahaman sudah diajarkan sejak tingkat pendidikan dasar.

Dalam dunia pendidikan yang semakin berkembang ini, untuk memperkenalkan dan meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada tingkat Sekolah Dasar, pastinya memerlukan pendidik yang berkompeten dan berwawasan yang luas. Salah satu yang sangat berpengaruh dalam peningkatan hasil belajar adalah strategi atau metode yang dilakukan guru dalam pengajaran. Namun, pada kenyataannya banyak dijumpai pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI menggunakan metode pembelajaran yang terbilang monoton, dan membosankan.

Hal itu pula yang membuat siswa semakin kurang berminat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam hal ini siswa harus diminta atau diperintah terlebih dulu untuk melakukan kegiatan membaca. Kendala lainnya yaitu siswa hanya sekedar membaca tanpa mencari tahu maksud atau inti dari isi teks yang mereka baca. Saat membaca siswa juga kurang memahami isi bacaan karena hanya sebatas membaca dari awal hingga akhir, sehingga kemampuan membaca pemahaman siswa terbilang minim.

Penggunaan waktu dalam pembelajaran menjadi kurang efektif karena banyak siswa yang masih bingung dalam memahami suatu bacaan. Dalam hal ini siswa sibuk bertanya dengan siswa lainnya. Dengan demikian banyak waktu yang terbuang sia-sia.


(20)

Kendala lain yang menjadi perhatian adalah terkadang siswa kurang mampu dalam mengajukan atau membuat pertanyaan, dan sulit menjelaskan atau menceritakan isi bacaan. Meski disadari bahwa hal ini disebabkan kurangnya latihan dan hal itu pula yang mempengaruhi tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa.

Kendati pihak sekolah sudah menyediakan kepustakaan sebagai sumber belajar, akan tetapi penggunaannya terkesan belum maksimal terlihat dari distribusi bahan-bahan tersebut yang belum rata di kalangan siswa.

Guru cenderung menggunakan LKS sebagai sumber belajar ditambah metode ceramah yang membosankan dan seringkali melupakan teknik atau strategi-strategi lain yang lebih menarik, kreatif, mudah dipahami siswa dan tepat sesuai materi.

Untuk mengantisipasi pembelajaran di kelas, guru dapat menerapkan berbagai macam metode atraktif. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menunjang prestasi belajar siswa adalah metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Riview). Dengan metode ini siswa dapat diajarkan bagaimana cara memahami suatu bacaan dengan tahap-tahapan seperti survey, question, read, recite dan riview.

Melihat pentingnya suatu metode dalam pembelajaran. Maka, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang penerapan metode tersebut dengan judul ”Peningkatan keterampilan membaca pemahaman melalui penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Riview) pada siswa kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren tahun ajaran 2014/2015”.

B.

Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, identifikasi masalah yang timbul adalah sebagai berikut:

1. Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia monoton.

2. Kemampuan membaca pemahaman siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia rendah.


(21)

3. Waktu pembelajaran Bahasa Indonesia yang digunakan siswa kurang efektif. 4. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia rendah.

5. Fasilitas kepustakaan dan media yang tersedia minim.

C.

Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dan mengingat luasnya permasalahan yang ada, maka peneliti membatasi hanya pada masalah rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka peneliti akan menerapkan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) yang dapat dikatakan sebagai alat pilihan untuk membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman.

D.

Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan tersebut, maka rumusan masalah yang timbul adalah ”Bagaimanakah peningkatan keterampilan membaca pemahaman melalui penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada siswa kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren tahun ajaran 2014/2015?”

E.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini ialah untuk mengatahui peningkatan keterampilan membaca pemahaman melalui penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada siswa kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren tahun ajaran 2014/2015.


(22)

F.

Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun manfaat yang diharapkan adalah:

1. Bagi sekolah:

a. Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran dalam meningkatkan mutu pembelajaran khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia.

b. Pihak sekolah diharapkan meningkatkan sarana dan prasarana yang dapat mendukung proses pembelajaran.

c. Pihak sekolah diharapkan selalu menambah koleksi buku perpustakaan. d. Pihak sekolah diharapkan selalu menjaga iklim pembelajaran yang

kondusif. 2. Bagi guru:

a. Guru dapat menggunakan metode SQ3R sebagai metode alternatif untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman.

b. Guru diharapkan selalu meningkatkan kreatifitas dan menggunakan metode yang lebih beragam dalam pembelajaran.

3. Bagi siswa :

a. Meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia.

b. Memperbanyak kegiatan membaca untuk melatih kemampuan membaca pemahaman dan memperkaya kosakata serta memperoleh pengetahuan yang lebih luas.


(23)

6

BAB II

KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A.

Kerangka Teori

1. Hakekat Keterampilan Membaca Pemahaman

a. Pengertian Membaca

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa dituntut dapat memiliki empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan meyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Namun, dalam pembahasan ini akan lebih dijelaskan mengenai membaca. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis.2

Menurut Tarigan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.3 Sedangkan Klein, dkk mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup membaca merupakan proses, membaca adalah strategis, dan membaca merupakan interaktif.4

Menurut Jazir Burhan, membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa keterampilan, yaitu mengamati, memahami, dan memikirkan.5 Finochiaro dan Bonomo mengatakan bahwa “reading” adalah “bringing meaning to and getting meaning from –printed or written

2 Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia Di sekolah Dasar, (Bandung:

UPI PRESS, 2007), Cet. Kesatu, h. 98.

3 Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia

(Teori dan Aplikasi), (Bandung: Karya Putra Darwati, 2012), h. 64.

4 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Ed. 2,

Cet. 4, h. 2.


(24)

material”, memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis.6

Dengan demikian, membaca dapat dikatakan sebagai proses dan sebagai suatu hasil memahami atau usaha memperoleh isi bacaan yang tersurat, tersirat, maupun yang tersorot.

b. Tujuan Membaca

Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Secara umum menurut Akhadiah tujuan membaca dapat dibedakan sebagai berikut.

1) Untuk mendapatkan informasi. 2) Meningkatkan citra diri.

3) Melepaskan diri dari kenyataan. 4) Membaca untuk tujuan rekreatif.

5) Mencari nilai-nilai keindahan atau pengalaman estetis.7

Menurut Blatin, dkk dan Irwin dalam Burns dkk mengatakan bahwa tujuan membaca mencakup:

1) Kesenangan;

2) Menggunakan membaca nyaring; 3) Menggunakan strategi tertentu;

4) Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik;

5) Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya; 6) Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis;

7) Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi;

8) Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks;

9) Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.8

Dengan demikian bahwa tujuan membaca haruslah ada dalam setiap diri pembaca, karena itu merupakan salah satu awal yang baik dalam memulai kegiatan membaca.

6 Isah Cahyani dan Hodijah, op.cit, h. 99. 7 Novi Resmini dan Dadan juanda, op.cit, h. 78. 8 Farida Rahim, op.cit, h. 11-12.


(25)

c. Keterampilan Membaca

Keterampilan membaca pada hakikatnya perlu dimiliki oleh setiap orang terlebih lagi oleh para peserta didik guna mencapai pengetahuan yang lebih luas. Dengan membaca seseorang dapat mengetahui pesan yang disampaikan penulis lewat tulisan.

Keterampilan adalah sebuah usah untuk mengetahui dan atau memperoleh ilmu pengetahuan. Sedangkan dalam KBBI, keterampilan adalah kecakapan orang untuk memahami bahasa dalam menulis, membaca, menyimak atau berbicara.9 Berdasarkan pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa dengan memiliki keterampilan maka dapat dikatakan juga memiliki kemampuan baik kemampuan pengetahuan, memahami, apalikasi, analisis, sintesis, maupun evaluasi.

Kridalaksana menyatakan bahwa membaca adalah keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengujaran keras-keras.10 Keterampilan membaca mempengaruhi kebiasaan dan budaya membaca.11 Untuk itu, sejak dini sudah diperkenalkan dan dibina mengembangkan keterampilan membaca. Dengan terciptanya budaya membaca, maka akan tercipta pula Negara maju.

Menurut Alek A dan Achmad H.P mengatakan bahwa keterampilan membaca adalah suatu keterampilan berbahasa, membaca merupakan suatu hal yang harus dipenuhi oleh semua anggota komunita yang membuka diri dalam cakrawala pemikiran positif, referensial, berpikiran luas meultidimensional, dan kearah depan demi kemajuan kualitas hidup dan kehidupan manusia.12

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca merupakan keterampilan berbahasa yang bertujuan meningkatkan kualitas

9 Dendi Sugono, Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 2, (Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional, 2008), Cet. V, h. 143.

10 Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, op.cit, h. 67.

11 Aleka A & H. Ahmad H.P, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet kesatu, h. 77.


(26)

membaca, akan terbina tata baca yang baik dan benar serta menumbuhkan kebiasaan membaca.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Membaca

Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca, baik membaca permulaan maupun membaca lanjut (membaca pemahaman). Adapun faktor-faktornya adalah sebagai berikut:

1) Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neuro-logis (misalnya berbagai cacat otak) dan kelamin.

2) Faktor intelektual

3) Faktor lingkungan mencakup latar belakang dan pengalaman siswa di rumah, dan social ekonomi keluarga siswa.

4) Faktor psikologis mencakup motivasi, minat, kematangan social, emosi, dan penyesuaian diri.13

Menurur Trie Utami, dkk proses membaca terlibat dalam berbagai faktor. Pertama, faktor internal dapat berupa intelegensi (IQ), minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca dan sebagainya. Kedua, faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, teks bacaan (sederhana-berat, mudah-sulit), faktor lingkungan atau faktor latar belakang social ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca.14

Faktor internal dan eksternal tiap orang berbeda-beda. Hal ini yang menjadi alasan kemampuan membaca tiap orang itu berbeda-beda.

e. Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman merupakan bagian dari jenis kegiatan membaca dalam hati yang hanya mengandalkan kemampuan visual, pemahaman, serta ingatan dalam menghadapi bacaan, tanpa mengeluarkan suara atau menggerakkan bibir dengan tujuan belajar serta memperoleh wawasan yang

13Ibid, h. 16-19.

14 Trie Utami Hardianti, dkk., Metode SQ3R Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca


(27)

lebih luas. Tarigan menyebut jenis kegiatan membaca ini dengan istilah membaca teliti.15

Tarigan mengatakan bahwa, pemahaman bacaan ialah membaca dalam hati yang dibaginya atas dua bagian. Pertama, membaca ekstensif, yakni suatu kegiatan pemahaman bacaan yang tingkat pemahamannya bertaraf rendah. Kedua, membaca intensif, yakni suatu kegiatan membaca dengan teliti dan terperinci yang dilaksanakan dalam kelas terhadap suatu tugas pendek kira-kira dua hingga empat halaman.16

Membaca pemahaman atau reading for understanding adalah salah satu bentuk dari kegiatan membaca dengan tujuan utamanya untuk memahami isi pesan yang terdapat dalam bacaan. Membaca pemahaman lebih menekankan pada penguasaan isi bacaan, bukan pada indah, cepat atau lambatnya membaca.17

Menurut Kundharu Saddhono dan Slmaet membaca intesif atau pemahaman adalah “Membaca dengan penuh pengahayatan untuk menyerap apa yang seharusya dikuasai siswa/pembaca.”18 Tampubolon mengatakan bahwa “Membaca pemahaman merupakan suatu proses yang melibatkan penalaran dan ingatan dalam upaya menemukan dan memahami informasi yang dikomunikasikan pengarang.19

Dalam kegiatan membaca tentunya terdapat kesulitan-kesulitan siswa dalam memahami suatu teks. Menurut hasil penelitian Byrnes, Ferrari & Palladino, penyebab paling mendasar sehingga seseorang mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan adalah kebiasaan baca yang salah, yaitu meliputi:

1) Terlalu banyak memperhatikan butir demi butir informasi, bagian demi bagian, kalimat demi kalimat, atau bahkan kata demi kata.

2) Pandangan yang terlalu kuat terhadap suatu topik sehingga dalam menafsirkan isi wacana hanya berdasarkan satu sudut pandang saja. 3) Kebiasaan menyuarakan setiap bacaan, padahal kerja otak dan pikiran

jauh lebih cepat gerakan bibir.

15 Isah Cahyani dan Hodijah, op.cit, h. 110. 16Ibid, h. 89.

17 Novi Resmini dan Dadan juanda, Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia di Kelas Tinggi, (Bandung, UPI PRESS, 2007), Cet kesatu, h. 80.

18 Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, op.cit, h. 84.

19 Mellawati, Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Metode Sq3r, jurnal


(28)

4) Kebiasaan membaca mundur, mengulang-ulang kalimat yang sudah dibaca.

5) Kebiasaan membaca terlalu cepat.20

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa membaca pemahaman adalah membaca dengan penuh konstrasi dan teliti untuk memahami suatu isi bacaan.

f. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman

Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan membaca. Menurut McLaughlin & Allen, prinsip-prinsip membaca yang didasarkan pada penelitian yang paling mempengaruhi pemhaman membaca ialah seperti yang dikemukakan berikut ini.

1) Pemahaman merupakan proses kontruktivis sosial.

2) Keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman.

3) Guru membaca yang professional (unggul) mempengaruhi belajar siswa. 4) Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif

dalam proses membaca.

5) Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.

6) Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada berbagai tingkat kelas.

7) Perkembangan kosakata dan pembelajaran memengaruhi pemhaman membaca.

8) Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman. 9) Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan.

10)Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman.21

Dengan begitu pengembangan kemampuan membaca pemahaman pada diri siswa dapat terwujud sesuai harapan.

2. Hakekat Hasil Belajar a. Pengertian Belajar

Belajar sangat penting dalam kehidupan manusia, baik untuk kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat. Adapun cakupan mengenai definisi belajar

20 Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet h. 85. 21 Farida Rahim, op.cit, h. 4.


(29)

sangat luas. Secara umum, belajar diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.22

Dalam perspektif islam, belajar berarti memperoleh ilmu pengetahuan dan upaya perubahan perilaku sebagai konsep belajar yang ideal. Namun tujuan utama bukanlah mencari rezeki di dunia ini semata, tetapi untuk sampai kepada hakikat, memperkuat akhlak, artinya mencari atau mencapai ilmu yang sebenarnya dan akhlak yang sempurna. Dalam perspektif psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.23

Untuk itu perubahan prilaku yang baik tergantung pada ilmu pengetahuan yang didapat dengan melalui proses belajar yang baik dan juga sesuai. Menurut Gagne belajar dapat didefinisikan sebagai “Suatu proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.”24

Belajar dapat didefinisikan sebagai aktifitas yang dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah dipelajari sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan sekitarnya, aktifitas ini dipahami sebagai serangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik, menuju ke perkembangan pribadi individu seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta (kognitif), rasa (afektif), dan karsa (psikomotorik).25

Dalam buku Oemar Hamalik definisi belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Dalam konteks merancang sistem belajar, konsep belajar ditafsirkan berbeda. Belajar dalam hal ini harus dilakukan dengan sengaja, direncanakan sebelumnya dengan struktur tertentu. Maksudnya agar proses belajar dan hasil-hasil belajar dapat dikontrol secara cermat.26

22 Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya,

2009), h. 21.

23 Nadliri, dkk, Psikologi Belajar, edisi pertama, (Surabaya: Amanah Pustaka, 2009), h.2.10-2.11.

24 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga: 2011), cet. Ke-2, h.2

25 Nadliri, dkk, op.cit., h. 1.12

26 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi


(30)

Sedangkan menurut Bower dan Hilgard “Belajar diartikan sebagai usaha memperoleh dan mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan.”27 Menurut M. Sobry Sutikno “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”28

Dapat dikatakan bahwa belajar adalah usaha memperoleh pengetahuan melalui pengalaman.

Morgan mengemukakan bahwa “Belajar adalah suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.”29 Penulis lain juga berpendapat tentang belajar diantaranya adalah Burton, “Learning is a change in the individual, due to interaction of the that individual and his environment, which fills a need and makes him more capble of dealing adequately with his environment”,30 Belajar adalah suatu perubahan dalam diri individu sebagai hasil interaksinya dengan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan dan menjadikannya lebih mampu melestarikan lingkungannya secara memadai. Harold Spears mengemukakan pengertian belajar dalam perspekttifnya yang lebih detail. Menurut Spears learning is to observe, to read, to imititate, to tray something them selves, to listen, to follow direction (belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya sendiri, mendengar dan, mengikuti aturan.31

Dari definisi-definisi yang dikemukakan diatas dapat dijelaskan adanya beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar yaitu bahwa :

1) Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik,

27 Asep Hernawan, asra dan laksmi Dewi, Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar, (Bandung:

UPI PRESS, 2007), h. 2

28 Pupuh Fathurrahman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman

Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), h. 5

29 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 84.

30 Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 7.

31 Eveline Siregar& Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 4.


(31)

tetapi juga ada kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih buruk.

2) Belajar merupakan perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.

3) Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang.

4) Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berfikir, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.32

Berdasarkan definisi-definisi yang telah dijelaskan diatas, maka belajar dapat dikatakan sebagai proses perubahan perilaku yang dialami oleh individu setelah melakukan aktivitas tertentu, dimana perubahan perilaku tersebut dilakukan secara sadar dan bersifat menetap atau kontinyu dan fungsional, perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar peserta didik merupakan bagian yang penting dalam proses pembelajaran, guna mengetahui seberapa besar keberhasilan peserta didik menguasai atau memahami materi yang telah diajarkan oleh guru. Dr. Nana Sujana mengatakan bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.”33

Begitu juga dikatakan oleh Suryono bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh warga belajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.34

Menurut Dimyati dan Mudjiono, Hasil belajar merupakan hal yang dipandang dari dua sisi yaitu siswa dan dari segi guru. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan

32 M. Ngalim Purwanto, op.cit, h. 85.

33 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2010), cet 15 h. 22.

34 Munasco, Bentuk Tes Formatif, Kualifikasi Guru dan Hasil Belajar Fisika dengan Mengontrol


(32)

mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terealisasikannya bahan pelajaran.35

Menurut Muhammad Ali “Hasil belajar dapat diidentifikasi dari adanya kemampuan melakukan sesuatu secara permanen, dapat diulang-ulang dengan hasil yang sama.”36

Hasil belajar dapat dibagi menjadi empat ranah yaitu kognitif, psikomotorik, reaksi emosional, dan interaksi.37 Sedangkan Robert M. Gagne mengemukakan bahwa ada lima macam kemampuan hasil belajar, yaitu:

1) Keterampilan intelektual.

2) Strategi kognitif, mengatur “cara belajar” dan berfikir seseorang di dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memcahkan masalah. 3) Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta,

4) Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya.

5) Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang memiliki seseorang, sebagimana dapat disimpulkan dari kecenderungannya bertingkah laku terhadap orang barang, atau kejadian.38

Secara garis besar Benyamin Bloom ”Mengklasifikasikan hasil belajar kedalam tiga ranah yakni ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.”39 Sebagai contoh pengetahuan atau ingatan adalah mengetahui dan ingat kata kunci yang telah dibaca dan digariskan dengan spidol. Hasil belajar berupa pemahaman peserta didik mampu menjelaskan dengan susunan kalimat sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya dan mengungkapkan tentang sesuatu dengan bahasa sendiri.40

Hasil belajar ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,

35 Dimyati dan Mudjono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), h. 250-251.

36 Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensido,

2007), cet.3 h. 14-15. 37 Munasco, loc.cit.

38 J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2010), h. 5.

39 Nana Sudjana. Loc cit. 40Ibid, h.24.


(33)

menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial. Hasil belajar Ranah psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak setelah menerima pengalaman belajar.41

Begitu juga yang dikatakan Kunandar bahwa “Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar.”42

Dapat diambil kesimpulan bahwa hasil balajar ialah perubahan prilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek kemampuan saja atau terpisah, melainkan saling berhubungan setelah menerima pengalaman belajarnya.

Hasil belajar dapat diketahui dari hasil evaluasi yang diadakan. Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah tercapai.”43 Untuk menjaring hasil belajar siswa diperlukan prosedur yang sistematis untuk menggambarkan karakteristik ketercapaian siswa, ketercapaian tersebut yang dapat diukur melalui tes.44 Maka, secara garis besar, alat evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu nontes dan tes.

1) Teknik nontes

(a) Skala bertingkat (rating scale), menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan.

(b) Kuesioner (questionair) juga sering dikenal sebagai angket.

(c) Daftar cocok (check list) adalah deretan pernyataan (yang baisanya singkat-singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√) di tempat yang sudah disediakan.

(d) Wawancara (interview). (e) Pengamatan (observation).

41Ibid, h. 29-30.

42 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum

2013) Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), cet. Ke-2, h. 62. 43 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), edisi 2, h. 39.


(34)

2) Teknik tes. Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, tes dibagi menjadi 3, yaitu:

a) Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan hal tersebut dapat dilakukan penanganan yang tepat.

b) Tes formatif dimasudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti program tertentu. tes formatif diberikan pada akhir setiap program. Tes formatif ini disamakan dengan ulangan harian.

c) Tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok d) atau sebuah program yang lebih besar. Tes sumatif ini dapat disamakan

dengan ulangan umum.45

Dengan demikian, penilaian hasil belajar dengan instrumen-instrumennya bisa dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan pembelajaran yang dilakukan guru dan juga tingkat penguasaan atau pemahaman siswa terhadap kompetensi yang telah ditentukan.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa setelah diberikan pelajaran atau materi. Pada dasarnya hasil belajar merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Yudhi Munadi, bahwa ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar, yaitu:

1) Faktor Internal

a) Faktor Fisiologi seperti kesehatan yang prima.

b) Faktor Psikologis, Seperti intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, Kognitif dan daya nalar.

2) Faktor Eksternal, seperti lingkungan alam dan lingkungan sosial. 3) Faktor Instrumental.

45 Suharsimi Arikunto, op.cit, h. 41-53.


(35)

Faktor Insrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru.46 Dengan demikian, beberapa faktor tersebut sangat penting untuk dipahami oleh guru dengan tujuan untuk membantu mencapai hasil yang sebaik-baiknya.

3. Metode SQ3R

a. Pengertian Metode SQ3R

Metode atau strategi dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu alternatif yang sangat berperan penting, bahkan sangat dianjurkan untuk selalu menggunakannya karena merupakan perantara dalam menyampaikan materi agar tersampaikan dengan baik. Berbagai macam metode pembelajaran salah satunya yaitu metode SQ3R. Metode SQ3R dikembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat. Metode tersebut bersifat praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan belajar.47

Menurut Tarigan, metode SQ3R adalah strategi membaca yang terlebih dahulu menyurvei bacaan untuk mendapatkan gagasan umum apa yang akan dibaca. Kemudian, mengajukan berbagai pertanyaan pada diri sendiri yang jawabannya diharapkan terdapat dalam bacaan tersebut akan lebih mudah memahami bacaan. Selanjutnya, mencoba mengutarakan kata-kata sendiri pokok-pokok pentingnya. Hal tersebut dilakukan agar dapat menguasai dan mengingatnya lebih lama.48

Metode/teknik SQ3R adalah suatu metode belajar yang efektif dalam membantu seseorang untuk memahami dan menguasai materi pembelajaran yang sedang dipelajari/dibaca.49 Pada proses belajar, ada beberapa siswa yang menagalami kesulitan dalam memahami suatu bacaan, bahkan tidak jarang agar dapat memhami suatu bacaan tersebut siswa membaca lebih dari satu kali.

46 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gunung Persada

Press Jakarta, 2012), h. 24-35.

47 Muhibbin syah , Psikologi pendidikan suatu pendekatan baru, (bandung: remaja

rosdakarya, 2010), h. 128

48 Faricha Alfin Afdila, Nurchasanah, dan Nurhadi, Pengaruh Strategi SQ3R Terhadap

Kemampuan Membaca Kritis Siswa kelas VII SMP Negeri 3 Malang, http://jurnal-online.um.ac.id, 2012.

49 Warsiti, Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Konsep Dasar IPA Tentang Tata Surya


(36)

Dengan demikian metode SQ3R dapat dikatakan sebagai suatu teknik membaca untuk dapat memahami suatu bacaan melalui tahap atau langkah-langkah yang telah ditetapkan.

b. Karakteristik Metode SQ3R

Karakteristik metode SQ3R menurut Muhibbin Syah, yaitu: 1) Siswa berperan aktif dalam pembelajaran

2) Guru sebagai fasilitator dan monitor aktif.

3) Pembelajaran dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil dan guru sebagai pembimbing.

4) Siswa dihadapkan pada suatu fenomena dan kemudian diminta untuk mensurvei lebih dahulu.50

Metode SQ3R memberikan gambaran umum tentang bahan yang dipelajari, siswa mampu menumbuhkan pertanyaan dari judul/subjudul bab, siswa membaca secara aktif untuk mencari jawaban dari pertanyaan, siswa menceritakan jawaban-jawaban dari pertanyaan yang telah tersusun tanpa menggunakan buku untuk melatih daya ingatnya dan dilakukan peninjauan ulang atas seluruh pertanyaan dan jawaban, sehingga diperoleh sebuah kesimpulan yang singkat, tetapi dapat menggambarkan seluruh jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan.51

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode SQ3R

Seperti halnya model pembelajaran lain, model pembelajaran SQ3R memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode SQ3R adalah pembaca cenderung lebih menguasai isi bacaan dan tepat digunakan untuk membaca lanjut bagi pembaca yang sudah dapat berpikir secara abstrak, logis, dan sistematik. Adapun kelemahan metode SQ3R adalah tidak semua jenis bacaan dapat dipelajari dengan metode ini.52

Menurut Sagala yang dikutip oleh Trie Utami, Setiawan, dan Hafdarani kelebihan metode SQ3R adalah:

50 Siti Hazrina Siregar, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Permintaan dan Penawaran serta harga keseimbangan Melalui Metode SQ3R di SMP Nusantara Plus Ciputat, skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta), 2013, h. 24, tidak dipublikasikan.

51 Widya Arta Pujana, Ni Wy. Arini, dan Wawan Sudatha, Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV, e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1, 2014.


(37)

1) Lebih memberikan pemahaman yang luas tentang materi pelajaran yang terdapat didalam buku teks tersebut,

2) Membuat siswa menjadi lebih aktif,

3) Membuat terarah langsung pada intisari atau kandungan-kandungan pokok materi yang tersirat dan tersurat dalam teks.53

Sehingga tidak menutup kemungkinan mencapai proses pembelajaran yang efektif sesuai tujuan yang diharapkan. Sedangkan kekurangan metode SQ3R menurut Apriani adalah:

1) Sulitnya menentukan ide gagasan dalam teks, 2) Kurangnya waktu belajar, serta

3) Kesulitan dalam membuat pertanyaan dalam bahasa asing.54

Dari kelebihan dan kekurangan metode SQ3R di atas yang paling penting dalam menggunakan metode ini, guru dapat meminimalisasi kekurangan-kekurangan tersebut dengan malakukan upaya-upaya sehingga tujuan dari pembelajaran akan tercapai secara optimal.

d. Penerapan Metode SQ3R

Pada penerapan metode SQ3R siswa tidak sekedar menghafal dan mengulang tetapi juga dapat melibatkan siswa pada proses berfikir mencari pemahaman makna informasi yang sedang dipelajari. SQ3R pada prinsipnya merupakan singkatan langkah-langkah mempelajari teks yang meliputi:

1) Survey, maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh teks,

2) Question, maksudnya menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks,

3) Read, maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun.

4) Recite, maksudnya menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan. 5) Review, maksudnya meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan

yang tersusun pada langkah kedua dan ketiga.55

Hasil pembelajaran siswa dengan menggunakan SQ3R dapat diharapkan lebih memuaskan, karena dengan metode ini siswa menjadi pembaca aktif dan

53 Trie Utami Hardianti Cahyana, dkk., op.cit, h.6. 54Ibid, h. 7


(38)

terarah langsung pada intisari atau kandungan-kandungan pokok yang tersirat dan tersurat dalam teks.

Untuk memperoleh pemahaman dari informasi yang dipelajari, siswa harus terampil membaca materi yang disajikan guru. adapun langkah-langkah metode SQ3R, yaitu:

1) Survey (menyelidiki)

Pada tahap ini siswa akan melakukan kegiatan penyelidikan pada teks dengan memperhatikan seluruh struktur teks seperti judul, kata kunci dan sebagainya. “Pada bagian-bagian tersebut dibaca dengan teknik skimming, yaitu membaca dengan cepat untuk mengetahui gambaran umum isi buku atau bagian buku secara menyeluruh dan bersifat umum.”56

Sebelum melanjutkan langkah berikutnya, guru memastikan siswa mengerti tujuan teks itu, apakah buku atau teks tersebut berisi informasi yang diperlukan atau tidak. Dengan mempunyai gambaran menganai pokok-pokok yang akan dipelajari maka para siswa dapat dengan lebih cepat dan juga bisa menghubungkan pokok-pokok satu sama lain dengan baik.

Dalam melakukan survey, siswa dianjurkan menyiapkan pensil, kertas, dan alat pembuat ciri seperti stabilo untuk menandai bagian tertentu. bagian-bagian penting dan akan dijadikan bahan pertanyaan, perlu ditandai untuk memudahkan proses peyusunan daftar pertanyaan pada langkah selanjutnya.

2) Question (bertanya)

Pada tahap ini siswa merumuskan pertanyaan yang berhubungan dengan teks bacaan yang ditandai untuk meningkatkan keingintahuan dan mengubah pembacaan para siswa menjadi tugas yang bertujuan untuk menjawab tugas tersebut. Sebelumnya, guru akan memberikan petunjuk atau contoh membuat pertanyaan-pertanyaan yang jelas.

3) Read (membaca)

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dirumuskan pada tahap kedua tadi, selanjutnya dilanjutkan dengan kegiatan membaca yang sesungguhnya. Pembaca tidak diharuskan untuk membaca dengan kecepatan yang sama.


(39)

Dengan cara ini, siswa harus menggali bahan, aktif mencari hal-hal yang penting.

4) Recite (menceritakan kembali)

Setelah melakukan tahapan membaca, siswa menceritakan atau membacakan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah dibuat. Siswa juga akan menguraikan isi bacaan teks dengan menggunakan kata-kata sendiri. Siswa dapat memanfaatkan pertanyaan-pertanyaan yang dibuatnya sebagai pemandu penceritaan hasil baca.

5) Review (meninjau ulang).

Siswa mengkaji ulang semua pertanyaan dan jawaban serta meninjau ulang isi bacaan secara singkat. Kegiatan meninjau kembali di sini dimaksudkan untuk memeriksa ulang bagian-bagian yang telah dibaca dan dipahami siswa.

4. Pembelajaran Bahasa Indonesia

a. Pengertian pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses komunikasi yang sebelumnya telah direncanakan guru untuk disampaikan kepada para peserta didik. Proses pembelajaran yang baik dapat terjadi jika ada interaksi antara guru dengan siswa dan juga antara siswa dengan siswa yang penyampainnya dapat dipahami dan diterima oleh peserta didik.

Pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan.57“ Adapun definisi Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.”58

Oemar Hamalik mengemukakan bahwa pembelajaran adalah prosedur dan metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan Mohammad Surya

57 Trianto, op.cit, h. 24.


(40)

menjelaskan bahwa Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.59

Dengan demikian, pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang memiliki peranan penting dalam pendidikan, yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada siswa dengan berbagai macam metode agar tersampaikan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa, seseorang dapat menyampaikan ide, pikiran, perasaan atau informasi kepada orang lain. Bahasa adalah sistem bunyi yang digunakan dalam komunikasi interpersonal oleh sekelompok manusia untuk mengungkapkan sesuatu peristiwa dan proses yang terdapat di lingkungan sekitar.60

Menurut Soejono Dardjowidjojo definisi bahasa adalah “Suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat Bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama.”61

Sedangkan Abdul Chaer mendefinisikan “Bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi, sedangkan berbahasa adalah proses penyampaian informasi dalam berkomunikasi.”62

Dari definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi guna memperoleh informasi baik berupa lisan, isyarat maupun tulisan. Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi yang digunakan oleh bangsa Indonesia. Menurut Minto Rahayu ada beberapa ahli mendefinisikan Bahasa Indonesia, diantaranya yaitu:

59Asep Herry Hernawan dkk, op.cit, h. 3

60 Jauharoti Alfin, dkk., Pembelajaran Bahasa Indonesia MI, (Learning Assistence Program for

Islamic Schools Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2009), edisi 1, h. 8.

61 Soejono Dardjowidjojo, Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia, (Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 2010), edisi 4, h. 16.

62 Abdul Chaer, Psikolinguistik: Psikologi Kajian Teoritik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) cet 2, h. 30.


(41)

1) Prof. Dr. A. Teeuw (sarjana Belanda)

Bahasa Indonesia ialah bahasa perhubungan yang berabad-berabad tumbuh dengan perlahan-lahan di kalangan penduduk Asia Selatan dan setelah pergerakan rakyat Indonesia pada abad XX dengan insyaf diangkat dan dimufakati serta dijunjung sebagai bahasa persatuan.

2) Amin Singgih

Bahasa Indonesia ialah bahasa yang dibuat, dimufakati, dan diakui serta digunakan oleh masyarakat seluruh Indonesia sehingga sama sekali bebas dari unsur-unsur bahasa daerah yang belum dalam bahasa kesatuan kita.

3) Prof. Dr. R.M. Ng. Purbatjaraka

Bahasa Indonesia yang sejak kejayaan Sriwijaya telah menjadi bahasa pergaulan atau lingua franca di seluruh Asia Tenggara.63 Dengan demikian pembelajaran Bahasa Indonesia adalah suatu proses interaksi guna mempelajari Bahasa Indonesia yang baik dan benar, karena Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi yang dapat mengembangkan pribadi diri sebagai bangsa Indonesia.

b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang penting dan wajib dipelajari disetiap jenjang pendidikan karena merupakan bahasa resmi bangsa Indonesia.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

2) Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara.

3) Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

4) Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.64


(42)

Sehingga Bahasa Indonesia memiliki fungsi Sebagai sarana penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia, sarana pelestarian dan pengembangan budaya, sarana pengembangan penalaran siswa, dan sebagai penerapan pengetahuan kebahasaan dan pengetahuan tentang penggunaan bahasa.

Dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) mata pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 1994 tujuan pengajaran meliputi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dirumuskan dalam lima butir rumusan yang pada intinya siswa menghargai dan membanggakan, memahami serta dapat menggunakan Bahasa Indonesia, memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa, serta mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra. Tujuan khusus meliputi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan.65

Dengan demikian, dengan menerapkan tujuan-tujuan yang telah dijelaskan diatas, dapat membentuk karakter bangsa atau jati diri bangsa Indonesia pada kepribadian siswa.

B.

Hasil Penelitian yang Relevan

Sebagai bahan rujukan peneliti dalam melakukan penelitian, seperti yang telah dilakukan beberapa penelitian sebelumnya, yaitu:

1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Hazrina Siregar

Dalam penelitian yang berjudul upaya peningkatan hasil belajar siswa pada konsep permintaan dan penawaran serta harga keseimbangan melalui metode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) yang dilakukan melalui penelitian tindakan kelas (PTK), menyatakan bahwa dapat meningkatkan hasil belajar siswa, siklus I 65, 93 menjadi 80 pada siklus II.66

64 Bambang Soehendro, Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI,

(Jakarta Timur: BP. Dharma Bhakti Jakarta, 2006), cet 1, h. 22.

65 Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung;PT

Remaja Rosdakarya, 2011), cet ke-3, h. 268

66 Siti Hazrina Siregar, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Permintaan dan Penawaran serta harga keseimbangan Melalui Metode SQ3R di SMP Nusantara Plus Ciputat, skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta), 2013, tidak dipublikasikan.


(43)

2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tihajar,

Dalam penelitian yang berjudul peningkatan keterampilan membaca melalui metode membaca SQ3R pada siswa kelas V MIS Al-Arqom Sukaraja Bogor yang dilakukan melaui metode penelitian tindakan kelas (PTK), menyatakan bahwa dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari nilai rata-rata 70.00 menjadi 72.80 sehingga ada penigkatan sebesar 2.80 dalam keterampilan membaca.67

3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Syaeful Rahman,

Dalam penelitian yang berjudul peningkatan keterampilan membaca pemahaman cerpen dengan metode SQ3R pada siswa kelas IX A Madrasah Tsanawiyah (Mts) Mathla’ul Anwar 2 kota bogor, menyatakan bahwa penggunaan metode SQ3R cukup efektif digunakan untuk pembelajaran keterampilan membaca pemahaman cerpen disekolah dengan nilai rata-rata 52,88 menjadi 86, 35.68

Adapun perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya adalah terdapat pada objek penelitian. Perbedaan lokasi yang menjadi pilihan akan memberikan karakteristik tersendiri sebagai pembeda. Letak lokasi penelitian dipedesaan tentu berbeda dengan karakteristik dipinggiran kota, terutama dalam budaya dan gaya hidup.

Sekolah yang menjadi target penelitian ini memiliki ciri khas yang unik, diantaranya yaitu letak lokasi yang dipinggiran kota, sebagian murid sekolah MI Unwaanunnajah merupakan pendatang dari berbagai macam daerah. Sehingga banyak ragam dialek bahasa yang digunakan siswa yang menjadi tantangan tersendiri dalam pengajaran Bahasa Indonesia.

67 Tihajar, Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Metode Membaca SQ3R Pada Siswa

Kelas V MIS Al-Arqom Sukaraja Bogor, skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta), 2013, tidak dipublikasikan.

68 Ahmad Saeful Rahman, Peningkatan Keterempilan Membaca Pemahaman Cerpen dengan

etode SQ R Pada Siswa Kelas IX A Madrasah Tsa awiyah Mts Mathla’ul A war Bogor,skripsi, ((Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta), 2011, tidak dipublikasikan.


(44)

C.

Kerangka Berfikir

Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI Unwaanunnajah yang selama ini dilakukan oleh guru lebih dominan menggunakan metode konvesional yaitu ceramah. Kemudian kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian LKS setelah siswa menerima penjelasan. Hal tersebut terlihat kurang bervariasi dan monoton sehingga membuka kemungkinan membuat siswa menjadi kurang bersemangat dan menjadi jenuh.

Metode pembelajaran yang digunakan guru ternyata kurang optimal untuk meningkatkan hasil belajar. Hal ini terbukti dengan masih cukup banyak siswa yang mendapat nilai dibawah target. Mereka kesulitan memahami teks bacaan dan kesulitan mengenai apa yang menjadi inti atau gagasan utama dari bacaan yang dibaca siswa. Hal ini disebabkan siswa tidak atau belum dilatih bagaimana memahami bacaan dan menemukan gagasan utama atau inti bacaan. Siswa tidak mandiri dalam memahami bacaan, siswa cenderung hanya menerima penjelasan dan jawaban dari guru sehingga guru menjadi sumber satu-satunya bagi siswa. Berdasarkan hal tersebut, Peneliti menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review), sebagai suatu tindakan dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan menarik minat untuk aktif mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia, sehingga mempengaruhi keberhasilan siswa untuk mencapai target diatas nilai KKM dan pembelajaran akan berlangsung lebih efektif.

Peneliti bekerja sama dengan guru untuk merumuskan bentuk pembelajaran yang lebih efektif, menyenangkan dan menimbulkan minat siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam kemampuan memahami bacaan. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas V MI Unwaanunnajah dengan pertimbangan materi yang ada di kurikulum Madrasah Ibtidaiyah. Adapun penjelasan di atas dapat dilihat pada gambar berikut ini.


(45)

Gambar 2.1 Bagan Kerangka berfikir

D.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berfikir, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan bahwa:

“Penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren tahun ajaran 2014/2015”.

Metode mengajar guru yang monoton (konvensional)

Kondisi awal kelas (sebelum

tindakan) Hasil belajar yang rendah, dibawah nilai ketuntasan KKM Kesulitan siswa memahami teks bacaan, bersikap pasif, merasa bosan

dan tidak tertarik dalam mengikuti Tindakan yang

akan dilakukan oleh guru dan

peneliti

Menerapkan metode SQ3R dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia

Siswa lebih tertarik dan aktif dalam pembelajaran

Hasil belajar siswa meningkat dan diatas nilai KKM yang telah

ditentukan Kondisi akhir

yang diharapkan setelah tindakan

Proses pembelajaran berjalan aktif, dan kreatif.


(46)

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Unwaanunnajah Pondok Aren. Sekolah Madrasah ini beralamat Pondok Pucung Indah II blok A 20/No.8 Kecamatan Pondok Aren.

2. Waktu Penelitian

Rentang waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil periode tahun 2014/2015. Penentuan waktu penelitian ini berpedoman pada kalender akademik sekolah karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif.

Rencana tahap penerapan hingga pelaporan hasil penelitian akan dilakukan selama sepuluh bulan, yakni mulai bulan Februari sampai dengan November 2014. Rincian waktu dan jenis kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 3.1

Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

No Jadwal Kegiatan Bulan

Feb Mar Jun Jul Ags Sep Okt Nov

1. Persiapan awal sampai

pennyusunan proposal √ √ 2. Perencanaan (studi

lapangan)

√ √

3. Kegiatan penelitian √ √

4. Pengelolahan data & analisis data


(47)

B.

Metode dan Rancangan Siklus Penelitian

1. Metode Penelitian

Peneliti menggunakan metode rancangan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang merupakan bagian dari penelitian tindakan (Action Research) yang menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif. Oleh David Hopkins PTK didefinisikan sebagai berikut:

“a form self-reflective inquiry undertaken by participants in a social (in-cluding educational) situation in order to improve the rationality and justice of: (a) their own social or educational practices; (b) their understanding of

these practices; and (c) the situations in which practices are carried out”.49 Dari definisi tersebut diatas, dalam konteks kependidikan, PTK mengandung pengertian bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang: praktik-praktik kependidikan mereka, pemahaman mereka tentang praktik-praktik-praktik-praktik tersebut, dan situasi di mana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.

Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik yang berbeda dari penelitian lainnya, karakteristik tersebut antara lain:

a. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam intruksional, b. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya,

c. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi,

d. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional,

e. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.50

Dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh pelaku pendidikan yang bertujuan untuk melakukan perbaikan mutu praktik pembelajaran.

49 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi

Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010, Cet. 5, h. 46.

50 Burhan Elfanani, Penelitian Tindakan Kelas Kunci-Kunci Rahasia Agar Mudah

Melaksanakan PTK dan Menulis Laporan PTK untuk Guru Dosen dan Mahasiswa, (Yogyakrta: Araska, 2013), cet. 1, h. 25-26.


(48)

2. Rancangan Siklus Penelitian

Penelitian ini diawali dengan menggunakan penelitian pendahuluan (pra penelitian tindakan kelas). Selanjutnya dengan mengambil pola sebuah siklus maka penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, observasi, tindakan, dan refleksi. Tahapan siklus tersebut disusun sebagai berikut:

a. Perencanaan

a. Mengidentifikasi masalah tentang hasil belajar Bahasa Indonesia siswa. b. Menetapkan sesuai atau tidaknya masalah yang ditemukan dengan

alternatif pemecahan masalah.

c. Merumuskan perangkat pembelajaran, berupa penentuan kompetensi dasar yang akan dicapai.

a) Membuat Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP) yang terdiri dari pengembangan skenario pembelajaran, penyusunan LKS, menyiapkan sumber belajar dan lain-lain.

b) Menentukan format penilaian.

c) Membuat format atau instrumen penelitian (lembar observasi pembelajaran).

b. Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas menggunakan rancangan metode dan RPP yang telah dirancang pada tahap sebelumnya.

c. Pengamatan,

a. Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan instrumen observasi yang sudah dibuat.

b. Peneliti menilai hasil tindakan dengan menggunakan format yang sudah dirumuskan kemudian dianalisis secara menyeluruh.

d. Refleksi,

a. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah dianalisis.

b. Melakukan perbaikan pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi yang nantinya akan digunakan pada siklus berikutnya.


(49)

Siklus akan berhenti apabila indikator keberhasilan telah tercapai. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, akan dilanjutkan pada siklus II. Jika hasil pembelajaran pada siklus II telah menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah tercapai maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka dilanjutkan pada penelitian siklus III, dan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya.

C.

Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Jumlah siswa kelas V adalah 36 siswa, terdiri dari 21 laki-laki dan 15 perempuan.

D.

Peran dan Peneliti dalam Penelitian

Pada penelitian tindakan kelas peneliti mempunyai peranan tersendiri yaitu sebagai perancang kegiatan, pelaksana kegiatan, mengumpulkan data serta melaporkan hasil penelitian pada jalannya proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode SQ3R.

E.

Tahapan dan Intervensi Tindakan

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. “Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai dengan siklus pertama. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, peneliti dapat menentukan rancangan untuk siklus kedua”.51

Peneliti merancang penelitian ini dilakuakan dalam 2 siklus, yang terdiri dari 2 pertemuan untuk setiap siklusnya. Dalam satu siklus biasanya muncul permasalahan atau pemikiran baru yang perlu mendapat perhatian, sehingga siklus tersebut berlanjut pada siklus II, apabila data yang diperoleh pada siklus II masih perlu penyempurnaan maka akan dilanjutkan pada

51Suharsimi Arikunto,dkk, Penelitian Tindakan Kelas,( Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke-6, h. 74


(50)

siklus III begitu seterusnya sampai diperoleh data yang dapat dikumpulkan sebagai jawaban dari permasalahan penelitian.

Tahapan intervensi tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahap Kegiatan

1. Pra Penelitian/

Kegiatan Pendahuluan

a. Observasi ke sekolah

b. Mengurus surat izin penelitian

c. Mengobservasi proses pembelajaran dikelas. d. Mensosialisasikan hasil observasi kepada wali

kelas.

e. Mengumpulkan data hasil belajar Bahasa Indonesia siswa sebagai salah satu acuan dalam menentukan tindakan selanjutnya.

f. Menganalisis dan menetapkan tindakan alternatif pemecahan masalah.

2. siklus I

Perencanaan

a. Membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R.

b. Menyiapkan bahan dan media pembelajaran. c. Membuat lembar observasi guru dan siswa dalam

pembelajaran.

d. Menyiapkan dokumentasi kegiatan pembelajaran

siklus I

Pelaksanaan

e. Memastikan seluruh siswa siap untuk mengikuti pembelajaran.

f. Menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang dibuat dengan menggunakan metode SQ3R.

g. Mencatat hal-hal penting yang terjadi di dalam kelas.


(51)

Tahap Kegiatan siklus I

Pengamatan

h. Mengamati dan mencatat proses yang terjadi selama pembelajaran siklus I berlangsung, pengamatan dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh observer. i. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan

aktivitas belajar siswa di kelas.

siklus I

Refleksi

j. Peneliti bersama observer mendiskusikan hasil pengamatan dan merefleksikan untuk menentukan keberhasilan serta dilakukan perbaikan-perbaikan dari tindakan tersebut.

k. Merencanakan tindakan pada siklus II, berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I.

Tahap Kegiatan

3. siklus II

Perencanaan

a. Membuat rencana pembelajaran dengan

menggunakan metode SQ3R yang telah diperbaiki berdasarkan pada siklus I.

b. Menyiapkan media pembelajaran.

c. Membuat lembar observasi guru dalam pembelajaran. d. Membuat lembar observasi siswa dalam

pembelajaran.

siklus II

Pelaksanaan

e. Memastikan seluruh siswa siap untuk mengikuti pembelajaran.

f. Menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang dibuat dengan menggunakan metode SQ3R.


(52)

F.

Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan

Hasil penelitian yang diharapkan adalah dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui metode SQ3R. Adapun penelitian ini akan dihentikan apabila:

1. Seluruh siswa mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70.

2. Aktivitas pembelajaran siswa dan guru sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran SQ3R dengan kategori baik.

G.

Data dan Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif dan data kuantitatif.

1. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi proses pembelajaran dan hasil dokumentasi jalannya proses pembelajaran.

2. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes belajar setiap akhir siklus.

H.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:

Tahap Kegiatan

siklus II

Pengamatan

h. Mengamati dan mencatat proses yang terjadi selama pembelajaran siklus II berlangsung, pengamatan dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh observer. i. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan

aktifitas belajar siswa di kelas.

siklus II

Refleksi

j. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari hasil pengamatan untuk dilakukan perbaikan-perbaikan dari tindakan tersebut.

k. Setelah proses analisis dan evaluasi, peneliti membuat kesimpulan dari hasil penelitian.


(53)

1. Teknik tes

Tes adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.52 Pengertian tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis didalam dirinya. aspek psikologis itu dapat berupa prestasi atau hasil belajar, minat, bakat, sikap, kecerdasan, reaksi motorik, dan berbagai aspek kepribadian lainnya.53

Teknik tes ini dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar. Adapun alat tes pengumpulan data penelitian menggunakan butir soal/instrumen soal. Tes ini diberikan setiap akhir siklus dan diberikan pada aktivitas pembelajaran dengan indikator soal-soal pemahaman guna mengukur kemampuan pemahaman siswa.

2. Teknik non tes

Dalam non tes ini digunakan instrumen sebagai berikut : a. Observasi

Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dan implementasi pembelajaran SQ3R berlangsung. Pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.54 Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.55

b. Catatan lapangan

Catatan lapangan (field notes) adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang melakukan pengamatan terhadap subjek atau observasi atau

52 Suharsimi Arikunto, op.cit, hal. 67

53 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), cet ke-5, h. 186 54Ibid, h. 143


(54)

objek penelitian tindakan kelas.56 Peneliti menggunakan catatan lapangan untuk mengungkap aktivitas siswa dan guru yang tidak diungkapkan dengan menggunakan lembar observasi.

I.

Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan untuk melihat aktivitas menagajar guru dan melihat aktivitas belajar siswa sehingga dapat diketahui gambaran pembelajaran yang terjadi. Contoh lembar observasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3. Instrumen Aktivitas Mengajar Guru

No Aspek yang diobservasi Nilai

SB B C K SK

1 Mengkondisikan kelas. 2 Apersepsi

3 Menyampaikan tujuan 4 Menjelaskan materi

5 Menjelaskan langkah metode SQ3R 6 Mengarahkan perhatian siswa 7 Menggunakan media

8 Memberikan kesempatan: a. Mensurvey isi teks b. Membuat pertanyaan c. Membaca teks

d. Membaca hasil latihan e. Memeriksa hasil latihan f. Membuat kesimpulan

56 Kunandar, op.cit, h. 197


(55)

Keterangan: Aspek Penilaian: SB : Sangat Baik B : Baik

C : Cukup Bagus K : Kurang

SK : Sangat Kurang

Tabel 3.4

Instrumen Aktivitas Belajar Siswa

No

Aspek yang dinilai

Penilaian SB B C K SK

1 Kegiatan Awal

Menjawab salam dan berdo’a. 2 Menjawab pertanyaan dari guru.

3 Memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.

4 Kegiatan Inti

Memperhatikan penjelasan materi. 5 Terlibat dalam penggunaan media. 6 Mencatat penjelasan guru.

7 Memahami langkah-langkah pembelajaran metode SQ3R.

8 Mensurvey dengan membaca cepat bacaan.

No Aspek yang diobservasi Nilai

SB B C K SK

9 Mengamati kesulitan siswa 10 Memberikan nilai


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

BIOGRAFI PENULIS

Anis Finalisa, lahir di Tangerang, 05 Juli 1992. Merupakan putri keenam dari enam bersaudara pasangan almarhum H. Asmur dan Hj. Sati, yang beralamatkan di Jalan Elang gank musolah Rt 05 Rw 002 desa Pondok Pucung Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan. Penulis memiliki tiga orang kakak laki-laki dan dua orang kakak perempuan. Penulis memulai Pendidikan di MI Unwaanunnajah pada tahun 1998 dan selesai pada tahun 2004. Kemudian penulis melanjutkan ke Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory lulus pada tahun 2007. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikannya ke MA Soebono Mantofani dan lulus tepat waktu pada tahun 2010. Tamat dari MA penulis mendaftarkan diri untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Pada tahun 2010, melalui jalur PMDK penulis berhasil lulus di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.


Dokumen yang terkait

Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring dengan Media Komik pada Siswa Kelas III MI Hidayatul Mubtadi'aat Tahun Ajaran 2013-2014

1 39 83

Pengaruh Metode OK5R terhadap Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Cerpen pada Siswa Kelas VII 3 MTs Attaqwa Pusat Putra Bekasi Tahun Pelajaran 2012/2013

15 124 136

Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Melalui Teknik Skimming Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Sd Al-Zahra Indonesia Pamulang Pada Tahun Pelajaran 2013/2014

1 6 140

Penerapan Metode Mind Map Untuk Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips (Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas V MI Misbahul Falah Depok)

0 17 177

Pengaruh Media Audio Visual (Kartun) terhadap Keterampilan Bercerita pada Siswa Kelas III MI Tarbiyah Al-Islamiyah Kembangan, Jakarta Barat, Tahun Ajaran 2014/2015 M.

0 9 124

Peningkatan kemampuan menulis puisi dengan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) pada siswa Kelas V MI Nurul Huda Kota Depok Tahun Pelajaran 2014/2015

0 6 0

Peningkatan Keterampilan Menyimak Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Active Learning Type Quiz Team Pada Siswa Kelas V C MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta Tahun Ajaran 2013/2014

0 13 0

Peningkatan keterampilan membaca melalui penerapan metode SQ3R pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun pelajaran 2013-2014

0 18 111

Peningkatan kemampuan berbicara melalui penerapan teknik bermain peran pada siswa Kelas V MI Ath-Thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat Tahun pelajaran 2013/2014

0 4 170

Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa melalui Metode Membaca Kritis pada Siswa Kelas V SD Negeri 18 Kampung Pansur Kecamatan Koto Xi Tarusan Tahun Pelajaran 2014/2015

1 1 8