RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN DI SMA NEGERI 1 SUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS.

(1)

Aris Saepul Rohman, 2013

RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN UNTUK SMA NEGERI 1 SUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTHICAL HIERARCHY PROCCESS

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Oleh:

Aris Saepul Rohman 0704447

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Aris Saepul Rohman, 2013

RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN UNTUK SMA NEGERI 1 SUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTHICAL HIERARCHY

PROCCESS

Oleh

Aris Saepul Rohman

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer


(3)

Aris Saepul Rohman, 2013

© Aris Saepul Rohman 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

Aris Saepul Rohman, 2013

RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN UNTUK SMA NEGERI 1 SUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTHICAL HIERARCHY PROCCESS

Disusun Oleh: Aris Saepul Rohman

0704447

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,

Dr. Enjang Ali Nurdin, M.Kom NIP. 196711211991011001

Pembimbing II,

Prof. Dr. Munir, M.IT NIP. 196603252001121001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Dr. Enjang Ali Nurdin, M.Kom NIP. 196711211991011001


(5)

i Aris Saepul Rohman, 2013

RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PENJURUSAN DI SMA NEGERI 1 SUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

Disusun oleh: Aris Saepul Rohman

0704447

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “Rancang Bangun Sitem Pendukung Keputusan

Penjurusan di SMA Negeri 1 Subang dengan Menggunakan Metode Analitycal Hierarchy Process” ini merupakan sebuah penelitian dan pengembangan (R&D) yang bertujuan untuk mengembangkan sebuat system untuk membantu proses penjurusan di Sekolah Menengah Atas. Tahapan penelitian menggunakan model pengembangan waterfall process dan didapatkan data penelitian dari hasil angket Siswa SMA Negeri 1 Subang dan wawancara kepada guru yang berperan dalam proses penjurusan, angket validasi ahli sistem dan pakar inovasi pendidikan yang diberikan kepada dosen-dosen dan guru. Dari penelitian didapatkan hasil aplikasi system pendukung keputusan penjurusan yang dikembangkan dinilai sangat baik dengan rata-rata persentase kelayakan 84.27% oleh pakar penjurusan dan dinilai sangat baik oleh ahli sistem dengan persentase kelayakan 76.55%. Dengan penilaian ini, system pendukung keputusan penjurusan yang telah dikembangkan layak untuk diimplementasikan dalam proses penjurusan tahun selanjutnya.

Kata kunci: Sistem Pendukung Keputusan, Penjurusan, Analitycal Hierarchy Process


(6)

ii Aris Saepul Rohman, 2013

RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PENJURUSAN DI SMA NEGERI 1 SUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

Compiled by: Aris Saepul Rohman

0704447

ABSTRAK

The study, titled " Rancang Bangun Sitem Pendukung Keputusan Penjurusan di SMA Negeri 1 Subang dengan Menggunakan MEtode Analitycal Hierarchy Process " is a research and development ( R & D ) which aims to develop a system to help the process sebuat majors in high school . Stages of the research process using a waterfall model of development and research data obtained from the questionnaires Students of SMA Negeri 1 Subang and interviews to teachers who play a role in the majors , questionnaire validation of expert systems and expert educational innovation given to lecturers and teachers . Application of research results obtained majors decision support system that was developed was rated excellent with an average percentage of 84.27 % viability by experts majors and was rated excellent by the expert system with eligibility percentage 76.55 % . With this assessment , decision support systems majors that have developed viable to be implemented in the majors next year .


(7)

vi Aris Saepul Rohman, 2013

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 5

1.3.Tujuan Penelitian ... 5

1.4.Manfaat Penelitian ... 6

1.5.Metode Penelitian ... 6

1.6.Hipotesis ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1.Penjurusan ... 8

2.2.Sistem Informasi ... 10

2.3.Sistem Pendukung Keputusan ... 11


(8)

vii Aris Saepul Rohman, 2013

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

3.1.Metode dan Langkah-langkah Penelitian ... 21

3.2.Prosedur Penelitian ... 22

3.3.Populasi dan Sampel ... 24

3.4.Desain Penelitian ... 24

3.5.Instrumen Penelitian ... 25

3.6.Teknik Analisis Data ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28

4.1.Tahap Pra-Penelitian ... 28

4.2.Tahap Perancangan ... 30

4.3.Tahap Pengembangan ... 34

4.4.Hasil Penelitian ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

5.1.Kesimpulan ... 61

5.2.Saran ... 62


(9)

viii Aris Saepul Rohman, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Hierarki AHP ... 16

Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian ... 22

Gambar 3.2 Metode One Shot Case Study ... 24

Gambar 4.1 Conteks Diagram ... 31

Gambar 4.2 Entity Relationship Diagram ... 32

Gambar 4.3 Function Breakdown ... 32

Gambar 4.4 Rancangan form login ... 33

Gambar 4.5 Rancangan form lihat hasil penjurusan siswa ... 33

Gambar 4.6 Rancangan tampilan hasil penjurusan siswa ... 33

Gambar 4.7 Rancangan tampilan utama user ... 34

Gambar 4.8 Antarmuka halaman login ... 37

Gambar 4.9 Antarmuka lihat user ... 37

Gambar 4.10 Antarmuka tambah user ... 38

Gambar 4.11 Antarmuka edit user ... 38

Gambar 4.12 Antarmuka input kriteria dan prioritas ... 38

Gambar 4.13 Antarmuka prioritas kriteria ... 39

Gambar 4.14 Antarmuka edit prioritas kriteria ... 39


(10)

ix Aris Saepul Rohman, 2013

Gambar 4.16 Antarmuka lihat daftar guru ... 41

Gambar 4.17 Antarmuka tambah guru ... 41

Gambar 4.18 Antarmuka edita data guru ... 41

Gambar 4.19 Antarmuka import data guru ... 42

Gambar 4.20 Antarmuka lihat daftar wali kelas ... 42

Gambar 4.21 Antarmuka tambah wali kelas ... 42

Gambar 4.22 Antarmuka edit wali kelas ... 43

Gambar 4.23 Antarmuka lihat daftar siswa ... 43

Gambar 4.24 Antarmuka tambah siswa ... 43

Gambar 4.25 Antarmuka edit data siswa ... 44

Gambar 4.26 Antarmuka daftar siswa ... 44

Gambar 4.27 Antarmuka lihat daftar kelas ... 44

Gambar 4.28 Antarmuka tambah kelas ... 45

Gambar 4.29 Antarmuka edit kelas ... 45

Gambar 4.30 Antarmuka detail peserta kelas ... 45

Gambar 4.31 Antarmuka lihat jurusan ... 46

Gambar 4.32 Antarmuka tambah jurusan ... 46

Gambar 4.33 Antarmuka edit jurusan ... 46

Gambar 4.34 Antarmuka lihat mata pelajaran ... 47

Gambar 4.35 Antarmuka tambah mata pelajaran ... 47


(11)

x Aris Saepul Rohman, 2013

Gambar 4.37 Antarmuka daftar siswa ... 48

Gambar 4.38 Antarmuka detail dan edit nilai ... 48

Gambar 4.39 Antarmuka import nilai ... 48

Gambar 4.40 Antarmuka kelola penjurusan ... 49

Gambar 4.41 Antarmuka lihat nilai ... 49

Gambar 4.42 Antarmuka input minat ... 50

Gambar 4.43 Antarmuka input psikotes ... 50

Gambar 4.44 Antarmuka edit minat dan psikotes ... 50

Gambar 4.45 Antarmuka import minat dan psikotes ... 51

Gambar 4.46 Antarmuka cek hasil penjurusan ... 51


(12)

xi Aris Saepul Rohman, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skala penilaian perbandingan berpasangan ... 16

Tabel 2.2 Contoh matriks perbandingan berpasangan ... 17

Tabel 2.3 Nilai indeks random ... 20

Tabel 3.1 Kategori tingkat validitas ... 26

Tabel 3.2 Perhitungan Precision ... 26

Tabel 3.3 Perhitungan Recall ... 27

Tabel 4.1 Prioritas kriteria ... 52

Tabel 4.2 Menghitung jumlah kolom ... 52

Tabel 4.3 Bobot prioritas ... 53

Tabel 4.4 Matriks tiap baris ... 53

Tabel 4.5 Consisten Index ... 53

Tabel 4.6 Hasil angket penilaian pakar penjurusan ... 55

Tabel 4.7 Hasil angket penilaian ahli sistem ... 56

Tabel 4.8 Precision ... 57

Tabel 4.9 Recall ... 57

Tabel 4.10 Perhitungan Akhir AHP ... 58


(13)

xii Aris Saepul Rohman, 2013

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

1.1. Context Diagram ... 1.2. Data Flow Diagram ... 1.3. Entity Relationship Diagram ... 1.4. Source code ...

LAMPIRAN 2

2.1. Data Penjurusan Siswa ... 2.2. Angket Penilaian Ahli Sistem ... 2.3. Angket Penilaian Pakar Inovasi Pendidikan ...

LAMPIRAN 3

3.1. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 3.2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...

LAMPIRAN 4

4.1. Foto kegiatan ... 4.2. Biografi Penulis ...


(14)

1

Aris Saepul Rohman, 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era teknologi komputer dan informasi ini, berbagai instansi termasuk instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang apapun sangat membutuhkan alat bantu dalam pengolahan data. Alat bantu tersebut adalah komputer yang salah satu fungsinya adalah pendukung dalam mengambil keputusan seorang manager tingkat atas, teknologi informasi merupakan suatu usaha pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, penyebaran dan pemanfaatan informasi yang meliputi bidang IPTEK dan perekayasaan serta teknik-teknik pengelolaannya.

Sekolah menengah atas merupakan salah satu lembaga pendidikan sekolah lanjutan tingkat atas yang ada dan tumbuh berkembang. Berbagai upaya dan kebijakan dilakukan dengan memberdayakan semua komponen yang ada terutama sekali adalah sumber daya manusia untuk meningkatkan mutu pendidikan yang nantinya akan berpengaruh pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan tentunya akan berpengaruh juga terhadap bidang kerja yang akan didapatkan setelah selesai masa pendidikan.

Salah satu prosedur operasional rutin pada Sekolah Menengah Atas adalah memberikan pilihan kepada para siswa untuk memilih jurusan baik IPA, IPS maupun Bahasa. Para siswa harus memberikan data untuk diproses yang kemudian keputusannya adalah berdasarkan nilai akademik, tes psikologi, kebutuhan siswa, dan harapan dari orang tua siswa atau bisa ditambah dengan factor-faktor lainnya sesuai dengan kebijakan dari masing-masing sekolah. Data-data tersebut kemudian diproses dengan beberapa kriteria. Akan tetapi, hasilnya tidak selalu sama dengan keinginan serta harapan dari siswa dan orang tuanya.

“Dalam pendidikan di sekolah, perbedaan masing-masing siswa harus diperhatikan karena dapat menentukan baik buruknya prestasi belajar siswa” (Snow, 1986). Sejalan dengan itu, Slamet Iman Santoso (1979) mengemukakan, bahwa “tujuan sekolah yang mendasar adalah mengembangkan semua bakat dan kemampuan siswa, selama proses pendidikan hingga mencapai tingkat.”


(15)

2

Aris Saepul Rohman, 2013

“Perbedaan individual antara siswa di sekolah di antaranya meliputi perbedaan kemampuan kognitif, motivasi berprestasi, minat dan kreativitas” (Snow 1986). Lebih lanjut Snow mengemukakan bahwa “oleh karena adanya perbedaan individu tersebut, maka fungsi pendidikan tidak hanya dalam proses belajar mengajar, tetapi juga meliputi bimbingan/konseling, pemilihan dan penempatan siswa sesuai dengan kapasitas individual yang dimiliki, rancangan sistem pengajaran yang sesuai dan strategi mengajar yang disesuaikan dengan karakteristik individu siswa”.

Oleh karena itu, sekolah memegang peranan penting untuk dapat mengembangkan potensi diri yang dimiliki siswa. Kemungkinan yang akan terjadi jika siswa mengalami kesalahan dalam penjurusan adalah rendahnya prestasi belajar siswa atau dapat menyebabkan terjadinya kegamangan dalam aktualisasi diri. Tak jarang siswa tidak mengerti alasan pemilihan jurusan tersebut, hendak kemana setelah tamat sekolah dan apa cita-citanya.

Psikolog UI, Indri Savitri, mengemukakan bahwa “penjurusan siswa di sekolah menengah tidak saja ditentukan oleh kemampuan akademik tetapi juga harus didukung oleh faktor minat, karena karakteristik suatu ilmu menuntut karakteristik yang sama dari yang mempelajarinya. Dengan demikian, siswa yang mempelajari suatu ilmu yang sesuai dengan karakteristik kepribadiannya (minat terhadap suatu ilmu tertentu) akan merasa senang ketika mempelajari ilmu tersebut” (Gupta et.al. 2006). Penelitian lain menunjukkan, bahwa “faktor kepribadian mempengaruhi secara positif prestasi akademik” (Furnham et. al, 2006). Dengan demikian penjurusan bukan masalah kecerdasan tetapi masalah minat dan bakat siswa.

Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu. Seorang siswa yang berminat pada matematika akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lain. Karena pemusatan perhatian intensif terhadap materi, siswa akan belajar lebih giat dan mencapai prestasi yang diinginkan. Pada diri siswa terdapat minat khusus yang berbeda satu dengan lainnya. Perbedaan siswa dalam minat akan menentukan pilihan karir di masa


(16)

3

Aris Saepul Rohman, 2013

yang akan datang. Penjurusan siswa di sekolah menengah atas menjadi titik awal yang menentukan profesi di masa depan.

SMA Negeri 1 Subang merupakan salah satu sekolah di kabupaten Subang yang selalu melaksanakan proses penjurusan dari tahun ke tahun. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, proses penentuan penjurusan ini masih menggunakan cara manual yang tingkat kesalahannya tidak sedikit sehingga menimbulkan beberapa persoalan.

Menurut hasil survey, proses penjurusan yang selama ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Subang bisa memakan waktu 1-2 bulan. Hal ini disebabkan oleh proses pengumpulan data yang tidak serempak. Selain itu, banyak terjadi pertimbangan-pertimbangan terhadap siswa tertentu yang tentunya membutuhkan waktu tambahan untuk merundingkan dengan pihak-pihak terkait untuk menentukan hasil akhir siswa tersebut.

Berdasarkan survey diatas, terdapat beberapa kelemahan dari penggunaan cara manual yang selama ini dilakukan diantaranya sebagai berikut :

a. Proses pengolahan data yang memakan waktu yang cukup lama. Hal ini dapat mempengaruhi kebijakan-kebijakan dalam pengolahan data tersebut untuk menentukan siswa yang nantinya akan masuk IPA, IPS ataupun Bahasa.

b. Memungkinkan terjadinya human error dalam pengolahan data-data yang digunakan dalam proses penentuan jurusan.

c. Memungkinkan terjadinya eksplorasi informasi yang minim. Informasi yang dimaksudkan adalah informasi dari hasil proses penentuan penjurusan yang telah dilakukan. Informasi yang diperoleh dari hasil penentuan penjurusan seharusnya dipergunakan dengan baik sehingga memungkinkan untuk memudahkan pihak sekolah dalam proses penentuan penjurusan di tahun berikutnya.

Dalam pelaksanaanya, proses penentuan penjurusan ini menggunakan beberapa kriteria yang nantinya akan dinilai. Perumusan kriteria-kriteria tersebut dilakukan oleh pihak sekolah sebagaimana kebijakan yang diterapkan di sekolah


(17)

4

Aris Saepul Rohman, 2013

yang bersangkutan. Kriteria-kriteria tersebut memiliki intensitas kepentingan (bobot) yang berbeda. Penentuan bobot inipun ditetapkan oleh kebijakan dari pihak sekolah yang bersangkutan. SMA Negeri 1 Subang telah menetapkan komponen-komponen atau kriteria-kriteria yang akan dinilai dalam proses penentuan penjurusan adalah sebagai berikut:

1. Minat 2. Nilai 3. Psikotes

Data diatas diolah oleh pihak sekolah sesuai bobot yang telah ditentukan menggunakan cara manual dan bukan hal yang mudah untuk mengolah data tersebut karena disini terdapat beberapa kriteria yang harus diolah sehingga tidak menutup kemungkinan pihak yang mengolah data tersebut melakukan kesalahan dalam proses pengolahan data yang nantinya akan berpengaruh pada hasil pengolahan data ketika pengumuman penjurusan.

Untuk mengurangi kelemahan diatas dan seiring berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), maka penelitian ini mencoba untuk memberikan saran atau masukan untuk masalah tersebut dengan menggunakan sebuah sistem pendukung keputusan yang bertujuan untuk membantu pihak sekolah dalam pengolahan data supaya hasil yang didapatkan lebih akurat dan waktu pengolahan data pun akan lebih cepat juga mengurangi kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh human error.

Keunggulan dari sistem daripada cara manual diantaranya yaitu sebagai berikut.

a. Lebih cepat dalam proses pengolahan data sehingga hasil yang didapatkanpun akan lebih cepat.

b. Meminimalisir kesalahan dari pihak yang mengolah data tersebut (human error) sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat.

c. Transparasi data, yaitu hasil pengolahan data dapat dilihat oleh semua pihak baik itu pihak sekolah, siswa atau orang tua siswa sehingga tidak mungkin terjadi kecurangan.


(18)

5

Aris Saepul Rohman, 2013

Karena pengolahan data dalam sistem ini menggunakan beberapa kriteria maka sistem ini harus menggunakan metode yang bisa menganalisa pilihan dengan beberapa kriteria. Salah satu metode yang bisa digunakan dalam proses pemilihan dengan multikriteria yaitu Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode ini dapat digunakan untuk menganalisa alternatif pilihan dengan banyak kriteria yang mudah dimengerti.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, ada beberapa rumusan masalah untuk melaksanakan penelitian tentang sistem pendukung keputusan untuk membantu menentukan penjurusan di sekolah menengah atas dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) ini, yaitu sebagai berikut.

1. Bagaimana metode AHP dapat memberikan solusi dalam permasalahan penentuan penjurusan di sekolah menengah atas?

2. Bagaimana model sistem pendukung keputusan penentuan penjurusan di sekolah menengah atas yang berbasis computer dengan menggunakan metode AHP?

Untuk memfokuskan penelitian, maka dibuat batasan dari perumusan masalah diatas, diantaranya sebagai berikut.

1. Sistem pendukung keputusan yang dibuat adalah sistem pendukung keputusan yang hanya membantu menentukan penjurusan.

2. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP).

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini diantaranya sebagai berikut.

1. Menerapkan sistem pendukung keputusan dalam proses penentuan penjurusan di sekolah menengah atas.

2. Membuat suatu prototype sistem pendukung keputusan untuk membantu pihak sekolah dalam menentukan penjurusan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP).


(19)

6

Aris Saepul Rohman, 2013 1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat, diantaranya.

1. Bagi siswa sekolah menengah atas kelas x di harapkan sistem ini dapat membantu untuk menentukan program apa yang hendak di pilih.

2. Bagi guru dan pihak sekolah di harapkan sistem ini dapat membantu keakuratan dalam penilaian dan penentuan penjurusan bagi siswa.

3. Bagi peneliti mengetahui penggunaan sistem sebagai alat bantu dalam masalah penjurusan.

1.5 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, ada beberapa metode yang dipakai yaitu metode pengumpulan data dan metode pengembangan perangkat lunak.

1. Metode pengumpulan data

Merupakan sebuah upaya untuk mendapatkan data-data yang akan dipakai dalam penelitian ini. Dalam pelaksanaannya metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini yaitu,

a. Studi Literatur

Hal ini dilaksanakan dengan cara mempelajari literature yang berkaitan dengan teori sistem pendukung keputusan yang berbasis komputer, mekanisme penentuan penjurusan sekolah dan metode AHP.

b. Wawancara

Wawancara dilaksanakan untuk mendapatkan informasi-informasi atau data-data dari instansi yang dijadikan objek penelitian yang berguna untuk pengembangan sistem yang akan dibuat.

2. Metode pengembangan perangkat lunak

Dalam pengembangan perangkat lunak sendiri, digunakan metode berupa metode pendekatan terstruktur yang didalamnya terdapat beberapa alat untuk mengembangkannya, seperti data dictionary, entity relationship diagram (ERD) dan data flow diagram (DFD).


(20)

7

Aris Saepul Rohman, 2013 1.6 Hipotesis

Penelitian ini mempunyai hipotesis yang nantinya akan mengukur keberhasilan dari hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut.

- Proses pengolahan data dengan menggunakan sistem lebih akurat dibandingkan menggunakan cara manual.

- Efisiensi waktu menggunakan sistem lebih cepat dibandingkan menggunakan cara manual.

- Output yang dihasilkan sistem lebih akurat dibandingkan menggunakan cara manual.


(21)

21

Aris Saepul Rohman, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Langkah-Langkah Penelitian

Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu system pendukung keputusan untuk membantu proses penjurusan di SMA juga membantu meringankan kinerja pihak yang menjadi objek penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Reasearch and Development (R&D). Menurut Sugiono (2009: 297), “metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut”. Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangakn suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Dalam bidang pendidikan, produk yang dihasilakan melalui R&D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitasm dan relevan dengan kebutuhan. Produk-produk pendidikan misalnya kurikulum yang spesifik untuk keperluan pndidikan tertentu, metode mengajar, media pengajaranm buku ajarm system evauasi, model uji kompetensi, system pendukung kelangsungan pengajaran dan sebagainya.

Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan berdasarkan pengembangan langkah-langkah penelitian oleh Borg & Gall (Sukmadinata, 2005) yang kemudian dimodifikasi kedalam tiga langkah besar yang selanjutnya dirinci menjadi beberapa tahapan disesuaikan dengan penelitian yang berlangsung yaitu pertama, pra-penelitian yang meliputi (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data. Kedua, tahap penelitian yang meliputi (1) desain produk, (2) pembuatan produk (3) uji coba produk, (4) analisis dan revisi produk, (5) validasi dan verifikasi oleh ahli sistem, (6) analisis dan revisi sistem hasil validasi dan verifikasi oleh ahli sistem. Ketiga, tahap hasil penelitian yang meliputi (1) rekomendasi produk selanjutnya. Langkah-langkah penelitian lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1.


(22)

22

Aris Saepul Rohman, 2013

Pra-Penelitian Penelitian Hasil Penelitian

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan

3.2 Prosedur Penelitian 3.2.1 Tahap Pra-Penelitian

a. Identifikasi Masalah

Indentifikasi masalah merupakan langkah awal dari penelitian ini yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang apa saja yg dibutuhkan dalam pembangunan system pendukung keputusan penjurusan.

b. Observasi dan pengumpulan data

Pada tahapan ini peneliti melakukan pengambilan data untuk mendukung kebutuhan-kebutuhan system dan sebagai bahan acuan untuk pebangunan system pendukung keputusan penjurusan. Adapun cara yang digunakan meliputi wawancara dengan guru bimbingan dan konseling, meminta data hasil penjurusan manual, dan menyebarkan isian kepada siswa untuk melengkapi data pendukung yang tidak tersedia di arsip sekolah. Identifikasi masalah penelitian Observasi dan pengumpulan data Desain produk Pembuatan produk

Uji coba produk Analisis dan revisi

sistem

Validasi dan verifikasi oleh ahli sistem

Analisis dan revisi system hasil pengujian

oleh ahli sistem

Rekomendasi

Penyusunan laporan penelitian


(23)

23

Aris Saepul Rohman, 2013

3.2.2 Tahap Penelitian a. Desain Produk

Pada tahapan ini peneliti merumuskan bentuk dari system yang akan dibuat dengan menganalisis data yg diperoleh dan menentukan skema pengembangan perangkat lunak yang akan digunakan dalam perancangan dan pembangunan system.

b. Pembuatan Produk

Berdasarkan skema dan metode pengembangan perangkat lunak yang sudah ditentukan sebelumnya, peneliti melakukan proses pembuatan system yang berdasar pada hasil observasi.

c. Uji Coba Produk

Setelah proses pembuatan system selesai dan dirasa sudah memenuhi akan kebutuhan pengguna, maka peneliti melakukan uji coba system yang sifatnya terbatas. Ujicoba system dilakukan pada responden penelitian yaitu guru wali kelas dan guru bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Subang.

Uji coba dilakukan dengan metode One Shot Case Study, meode ini digunakan untuk mengetahui respon dari guru wali kelas dan guru bimbingan dan konseling selaku pengguna system setelah menggunakan system yang telah dibangun dan dikembangkan oleh peneliti.

d. Analisis dan Revisi Sistem

Pada tahapan ini peneliti mulai menganalisis, mengolah dan mengevaluasi data dari hasil uji coba yg bertujuan untuk mengetahui keterpenehunan kebutuhan dari system yang dibuat peneliti.

e. Validasi dan Verifikasi oleh Ahli Sistem

Validasi dan verifikasi oleh ahli system bertujuan untuk mengetahui kelayakan dari system yang telah dibuat dan dikebangkan oleh peneliti. Langkah ini dilakukan dengan menggunakan format uji rasional oleh pakar penjurusan dan pakar system informasi. Dari proses itu diharapkan bisa memberikan rekomendasi untuk perbaikan system selanjutnya.


(24)

24

Aris Saepul Rohman, 2013

f. Analisis dan Revisi Sistem Hasil Pengujian oleh Ahli Sistem

Pada tahapan ini diharapkan system sudah memiliki kelayakan dan funsionalitas yang sesuai dengan kebutuhan.

3.2.3 Tahap Hasil Penelitian a. Rekomendasi system

Rekomendasi system merupakan hasil dari evaluasi yang berdasarkan evaluasi dan validasi system oleh ahli system yang berrtujuan untuk memberikan rekomendasi untuk pengembangan system pada penelitian selanjutnya.

3.3 Populasi Dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006 : 130). Sugiyono (2009:80) mengungkapkan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Subang, dan sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA dan XI IPS yang berasal dari kelas X-5.

3.4 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah metode One Shot Case Study dimana penelitian dilakukan kepada suatu kelompok yang diberikan treatment atau perlakuan kemudian akan diamati hasilnya (Sugiyono, 2009:74). Adapun paradigma penelitiannya adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2 Metode One Shot Case Study Keterangan:

O = kelompok yang dikenai perlakukan

X = perlakuan berupa penerapan sistem kemudian diamati hasilnya.


(25)

25

Aris Saepul Rohman, 2013

Kelompok yang dikenai perlakuan merupakan sampel yang terpilih dan selanjutnya akan dikenai perlakuan berupa penerapan sistem pendukung keputusan penjurusan.

3.5 Instrumen Penelitian

Arikunto (2006: 149) mengungkapkan bahwa instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode. Instrumen yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah instrumen untuk pengumpulan data siswa dan instrument yang ditujukan untuk validasi ahli mengenai system pendukung penjurusan dan prosedur penjurusan itu sendiri.

Instrumen pengumpulan data merupakan instrument yang berupa angket atau isian mengenai data-data siswa. Instrumen validasi ahli merupakan instrumen yang digunakan pada tahapan validasi oleh para ahli terhadap sistem yang dikembangkan. Rating scale atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala (Arikunto, 2006: 157).

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Analisis Data Instrument Validasi Ahli

Sugiyono (2009: 99) menjelaskan bahwa perhitungan rating scale ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

P =

x100%

Keterangan:

P = angka persentase,

Skor ideal = skor tertinggi tiap butir x jumlah responden x jumlah butir

Selanjutnya tingkat validasi dalam penelitian ini digolongkan dalam empat kategori dengan menggunakan skala sebagai berikut (Gonia, 2009: 50):

0 25 50 75 100


(26)

26

Aris Saepul Rohman, 2013

Selanjutnya, Gonia (2009: 50) menjelaskan kategori tersebut bisa dilihat berdasarkan tabel interpretasi sebagai berikut:

Tabel 3.1 Tabel kategori tingkat validitas

Skor persentase (%) Interpretasi

0-25 Tidak baik

25-50 Kurang baik

50-75 Baik

75-100 Sangat baik

3.6.2 Analisis Data Penelitian

Untuk menganalisis data hasil penelitian digunakan metode Precission – Recall yaitu dengan cara menghitung membandingkan data asli hasil perhitungan manual dengan data hasil perhitungan sistem pendukung keputusan penjurusan. Apabila hasil perhitungannya diatas 0,5 (50%) maka system dinyatakan valid atau layak dipakai.

Untuk lebih jelas bisa dilihat dalam table berikut: Tabel 3.2 Tabel perhitungan Precision

A (asli) B (asli)

A (sistem) TP FP

B (sistem) FP TP

Dari tabel diatas, nilai precision dihitung menggunakan rumus : P = TP__

TP + FP Dimana,

TP (True Positive) = Data yang termasuk kelas Cp dan dimasukan ke kelas Cp

FP (False Positive) = Data yang tidak termasuk kelas Cp tapi dimasukan ke kelas Cp

Sedangkan untuk menghitung nilai Recall bisa dilihat pada table dibawah ini.


(27)

27

Aris Saepul Rohman, 2013

Tabel 3.3 Tabel perhitungan Recall A (asli) B (asli)

A (sistem) TP FN

B (sistem) FN TP

Dari tabel diatas, nilai precision dihitung menggunakan rumus : R = TP__

TP + FN Dimana,

TP (True Positive) = Data yang termasuk kelas Cp dan dimasukan ke kelas Cp

FN (False Negative) = Data yang termasuk kelas Cp tapi tidak dimasukan ke kelas Cp


(28)

61

Aris Saepul Rohman, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari tahapan-tahapan penelitian tentang sistem pendukung keputusan penjurusan dan mengacu pada rumusan masalah, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Dengan sistem pendukung keputusan penjurusan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process ini , proses penjurusan menjadi semakin mudah dilakukan karena data-data yang digunakan dalam proses penjurusan dihitung dan diolah sesuai dengan bobot yang tepat dari masing-masing kriteria penjurusan yang biasa dipakai untuk menentukan hasil penjurusan. Setelah dilakukan validasi, sistem pendukung keputusan penjurusan ini bisa lebih dikembangkan dan sudah layak untuk digunakan kembali untuk proses penjurusan pada tahun ajaran selanjutnya.

2. Model dari sistem pendukung keputusan penjurusan dikembangkan dengan menggunakan PHP dan MySQL dan berbasis web yang berhubungan langsung dengan database sekolah, untuk data-datanya sendiri bisa langsung diambil dari data sistem informasi sekolah yang sudah ada sebelumnya. Pada sistem yang dikembangkan, setiap kriteria dan prioritas dari masing-masing kriteria bisa ditentukan berbeda dari tahun ke tahun agar tidak mempengaruhi data hasil penjurusan yang sudah pernah dilakukan karena tidak menutup kemungkinan pada tahun ajaran selanjutnya kriteria dan prioritas nya berbeda dengan tahun sebelumnya.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian dan pengembangan sistem pendukung keputusan penjurusan yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang disampaikan, yaitu:

1. Secara umum sistem yang dibangun dan dikembangkan peneliti masih terdapat banyak keterbatasan baik itu dari segi visualisasi, interaktivitas, serta fitur yg tersedia sehingga peneliti selanjutnya disarankan untuk


(29)

62

Aris Saepul Rohman, 2013

mengembangkan sistem pendukung keputusan yang lebih interaktif, lebih menarik, lebih kaya fitur dan lebih bermanfaat untuk proses penjurusan disekolah.

2. Diharapkan juga peneliti selanjutnya bisa membangun dan mengembangkan sistem pendukung keputusan penjurusan versi desktop yang dinilai lebih praktis dalam sistem instalasi dan penggunaan operasionalnya.


(30)

Aris Saepul Rohman, 2013

DAFTAR PUSTAKA

... . (...). Analytichal Hierarcy proccess.[Online].Tersedia : http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=25:industri &id=252:ahp&option=com_content&Itemid=15 [12 Juni 2010]

… . (…) Sistem Pendukung Keputusan [Online]. Tesedia:

http://dosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/SPK%20penilaian%20karyawan.doc [12 Juni 2010]

… . (…) Sistem Informasi [Online]. Tersedia: http://apr1l-si.comuf.com/SI.pdf [12 Juni 2010]

… . (…). Penjurusan SMA [Online]. Tersedia:

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-7445-1307201810-bab1.pdf [29

Oktober 2013]

… . (…). Pemilihan Penjurusan SMA [Online]. Tersedia:

http://aribarkah.blogspot.com/2011/09/pemilihan-keputusan-program-studi-di.html [29 Oktober 2013]

Fauzi, Ridlwan Agung. (2010). Sistem Pendukung Keputusan Pada Penjurusan Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandung Menggunakan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP). Bandung : UNIKOM

Kusrini, S.Kom. (2007) Konsep Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Penerbit Andi

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta


(1)

Kelompok yang dikenai perlakuan merupakan sampel yang terpilih dan selanjutnya akan dikenai perlakuan berupa penerapan sistem pendukung keputusan penjurusan.

3.5 Instrumen Penelitian

Arikunto (2006: 149) mengungkapkan bahwa instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode. Instrumen yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah instrumen untuk pengumpulan data siswa dan instrument yang ditujukan untuk validasi ahli mengenai system pendukung penjurusan dan prosedur penjurusan itu sendiri.

Instrumen pengumpulan data merupakan instrument yang berupa angket atau isian mengenai data-data siswa. Instrumen validasi ahli merupakan instrumen yang digunakan pada tahapan validasi oleh para ahli terhadap sistem yang dikembangkan. Rating scale atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala (Arikunto, 2006: 157).

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Analisis Data Instrument Validasi Ahli

Sugiyono (2009: 99) menjelaskan bahwa perhitungan rating scale ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

P =

x 100%

Keterangan:

P = angka persentase,

Skor ideal = skor tertinggi tiap butir x jumlah responden x jumlah butir

Selanjutnya tingkat validasi dalam penelitian ini digolongkan dalam empat kategori dengan menggunakan skala sebagai berikut (Gonia, 2009: 50):

0 25 50 75 100


(2)

26

Aris Saepul Rohman, 2013

Rancangan Bangun Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan Untuk SMA Negeri 1 Subang Dengan Menggunakan Metode Analisis Hierarchy Process

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya, Gonia (2009: 50) menjelaskan kategori tersebut bisa dilihat berdasarkan tabel interpretasi sebagai berikut:

Tabel 3.1 Tabel kategori tingkat validitas

Skor persentase (%) Interpretasi

0-25 Tidak baik

25-50 Kurang baik

50-75 Baik

75-100 Sangat baik

3.6.2 Analisis Data Penelitian

Untuk menganalisis data hasil penelitian digunakan metode

Precission – Recall yaitu dengan cara menghitung membandingkan data asli

hasil perhitungan manual dengan data hasil perhitungan sistem pendukung keputusan penjurusan. Apabila hasil perhitungannya diatas 0,5 (50%) maka system dinyatakan valid atau layak dipakai.

Untuk lebih jelas bisa dilihat dalam table berikut: Tabel 3.2 Tabel perhitungan Precision

A (asli) B (asli)

A (sistem) TP FP

B (sistem) FP TP

Dari tabel diatas, nilai precision dihitung menggunakan rumus : P = TP__

TP + FP Dimana,

TP (True Positive) = Data yang termasuk kelas Cp dan dimasukan ke kelas Cp

FP (False Positive) = Data yang tidak termasuk kelas Cp tapi dimasukan ke kelas Cp

Sedangkan untuk menghitung nilai Recall bisa dilihat pada table dibawah ini.


(3)

Tabel 3.3 Tabel perhitungan Recall A (asli) B (asli)

A (sistem) TP FN

B (sistem) FN TP

Dari tabel diatas, nilai precision dihitung menggunakan rumus : R = TP__

TP + FN Dimana,

TP (True Positive) = Data yang termasuk kelas Cp dan dimasukan ke kelas Cp

FN (False Negative) = Data yang termasuk kelas Cp tapi tidak dimasukan ke kelas Cp


(4)

61

Aris Saepul Rohman, 2013

Rancangan Bangun Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan Untuk SMA Negeri 1 Subang Dengan Menggunakan Metode Analisis Hierarchy Process

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari tahapan-tahapan penelitian tentang sistem pendukung keputusan penjurusan dan mengacu pada rumusan masalah, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Dengan sistem pendukung keputusan penjurusan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process ini , proses penjurusan menjadi semakin mudah dilakukan karena data-data yang digunakan dalam proses penjurusan dihitung dan diolah sesuai dengan bobot yang tepat dari masing-masing kriteria penjurusan yang biasa dipakai untuk menentukan hasil penjurusan. Setelah dilakukan validasi, sistem pendukung keputusan penjurusan ini bisa lebih dikembangkan dan sudah layak untuk digunakan kembali untuk proses penjurusan pada tahun ajaran selanjutnya.

2. Model dari sistem pendukung keputusan penjurusan dikembangkan dengan menggunakan PHP dan MySQL dan berbasis web yang berhubungan langsung dengan database sekolah, untuk data-datanya sendiri bisa langsung diambil dari data sistem informasi sekolah yang sudah ada sebelumnya. Pada sistem yang dikembangkan, setiap kriteria dan prioritas dari masing-masing kriteria bisa ditentukan berbeda dari tahun ke tahun agar tidak mempengaruhi data hasil penjurusan yang sudah pernah dilakukan karena tidak menutup kemungkinan pada tahun ajaran selanjutnya kriteria dan prioritas nya berbeda dengan tahun sebelumnya.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian dan pengembangan sistem pendukung keputusan penjurusan yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang disampaikan, yaitu:

1. Secara umum sistem yang dibangun dan dikembangkan peneliti masih terdapat banyak keterbatasan baik itu dari segi visualisasi, interaktivitas, serta fitur yg tersedia sehingga peneliti selanjutnya disarankan untuk


(5)

mengembangkan sistem pendukung keputusan yang lebih interaktif, lebih menarik, lebih kaya fitur dan lebih bermanfaat untuk proses penjurusan disekolah.

2. Diharapkan juga peneliti selanjutnya bisa membangun dan mengembangkan sistem pendukung keputusan penjurusan versi desktop yang dinilai lebih praktis dalam sistem instalasi dan penggunaan operasionalnya.


(6)

Aris Saepul Rohman, 2013

Rancangan Bangun Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan Untuk SMA Negeri 1 Subang Dengan Menggunakan Metode Analisis Hierarchy Process

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

... . (...). Analytichal Hierarcy proccess.[Online].Tersedia : http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=25:industri &id=252:ahp&option=com_content&Itemid=15 [12 Juni 2010]

… . (…) Sistem Pendukung Keputusan [Online]. Tesedia:

http://dosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/SPK%20penilaian%20karyawan.doc [12 Juni 2010]

… . (…) Sistem Informasi [Online]. Tersedia: http://apr1l-si.comuf.com/SI.pdf [12 Juni 2010]

… . (…). Penjurusan SMA [Online]. Tersedia:

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-7445-1307201810-bab1.pdf [29 Oktober 2013]

… . (…). Pemilihan Penjurusan SMA [Online]. Tersedia:

http://aribarkah.blogspot.com/2011/09/pemilihan-keputusan-program-studi-di.html [29 Oktober 2013]

Fauzi, Ridlwan Agung. (2010). Sistem Pendukung Keputusan Pada Penjurusan

Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandung Menggunakan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP). Bandung : UNIKOM

Kusrini, S.Kom. (2007) Konsep Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Penerbit Andi

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta