PENGGUNAAN MEDIA AKAL INTERAKTIF UNTUKMENINGKATKAN PEMAHAMAN ALAT UKUR WAKTU (JAM)PADA SISWA TUNARUNGUDI SLB NEGERI CICENDO-KOTA BANDUNG:Penelitian Eksperimen Terhadap Anak Tunarungu Kelas 2 SDLB.

(1)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Ketunarunguan ... 8

1. Pengertian Anak Tunarungu ... 8

2. Jenis-Jenis Ketunarunguan ... 9

3. Dampak Ketunarunguan ... 10


(2)

b. Dampak Dalam Segi Intelegensi ... 11

B. Konsep Dasar Alat Ukur Waktu ... 15

C. Media Akal Interaktif Sebagai Media Pembelajaran ... 15

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 15

2. Manfaat Media Pembelajaran... 16

3. Media Akal Interaktif ... 18

D. Penggunaan Media Akal Interaktif Untuk Meningkatkan Pemahaman Alat Ukur Waktu (Jam) Bagi Siswa Tunarungu... 20

E. Penelitian Yang Relevan ... ... 22

F. Kerangka Berpikir ... 23

G. Hipotesis Penelitian ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian ... 25

1. Definisi Konsep Variabel ... . 25

2. Definisi Operasional Variabel ... . 27

B. Metode Penelitian ... 28

C. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 30

1. Populasi Penelitian ... 30

2. Sampel Penelitian ... 31

D. Instrumen Dan Teknik Pengumpulan Data ... 31

1. Instrumen Penelitian ... 31


(3)

A. Uji Validitas Instrumen ... 35

B. Uji Reliabilitas Instrumen ... . 36

E. Teknik Pengolahan Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Peneltiian ... 40

1. Deskripsi Data Penelitian ... 40

2. Pengujian Hipotesis ... 49

B. Pembahasan Dan Hasil Penelitian ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 54

B. Rekomendasi ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56

LAMPIRAN


(4)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 4.1 Rekapitulasi Skor Pretest Dan Postest Aspek Pengetahuan ... 40

Tabel 4.2 Rekapitulasi Skor Pretest Dan Postest Aspek Pemahaman ... 42

Tabel 4.3 Rekapitulasi Skor Pretest Dan Postest Aspek Penerapan ... 43

Tabel 4.4 Rekapitulasi Skor Pretest Dan Postest ... 45

Tabel 4.5 Rekapitulasi Selisih Skor Pretest Dan Postest ... 46

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Pretest Dan Postest Dengan Menggunakan Tes Ranking Bertanda Wilcoxon ... 48


(5)

DAFTAR GRAFIK

Hal

Grafik 4.1 Rekapitulasi Skor Pretest Dan Postest Aspek Pengetahuan ... 41

Grafik 4.2 Rekapitulasi Skor Pretest Dan Postest Aspek Pemahaman ... 42

Grafik 4.3 Rekapitulasi Skor Pretest Dan Postest Aspek Penerapan ... 44

Grafik 4.4 Rekapitulasi Skor Pretest Dan Postest ... 45

Grafik 4.5 rekapitulasi selisih skor pretest dan postest ... 47


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang selalu dapat dipelajari oleh setiap anak, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Di lembaga formal, pelajaran matematika selalu ada di setiap jenjang pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi baik di sekolah umum maupun di sekolah khusus. Pelajaran matematika telah diperkenalkan sedini mungkin.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, namun dalam prakteknya, ada beberapa faktor mengapa mata pelajaran ini kurang diminati, salah satunya karena matematika menggunakan banyak angka serta simbol yang beragam sehingga anak mengalami kesulitan dalam mempelajarinya.Walaupun demikian, matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Hal itu sejalan dengan

pendapat Ruseffendi (1988: 74) yang menyatakan bahwa “berhitung itu penting

untuk kehidupan praktis sehari-hari maupun keperluan melanjutkan sekolah, dan hal tersebut didasarkan pada dua aspek yakni aspek sosial dan matematis”.

Salah satu materi pada mata pelajaran matematika pada jenjang sekolah dasar kelas 2 yaitu mengenai alat ukur waktu satuan jam. Materi ini berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari karena berkesinambungan dengan aktifitas/ kegiatan yang dilakukan sehari-hari, misalnya anak harus tahu pada pukul berapa ia


(7)

berangkat sekolah, pukul berapa ia pulang sekolah, pukul berapa ia tidur, dan lain-lain.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan, mata pelajaran matematika khususnya materi alat ukur waktu dengan satuan jam ini membuat siswa kesulitan dalam memahaminya karena anak harus dapat mengidentifikasi kegunaan jarum pendek yang menunjukan jam dan jarum panjang yang menunjukan menit, menuliskan jam tersebut beserta menitnya, kemudian memahami perbedaan waktu melalui penulisan jam tersebut. Hal ini menimbulkan kesulitan tak terkecuali bagi anak tunarungu.

Anak tunarungu bisa disebut juga dengan anak visual karena mereka lebih banyak menyimpan informasi dengan melihat/ menggunakan indera visualnya. Keterbatasannya tersebut menyebabkan anak tunarungu mengalami kesulitan dalam menerima informasi yang bersifat auditif sehingga anak tunarungu mengalami kesulitan dalam pemahaman materi pelajaran di sekolah, tak terkecuali pada mata pelajaran matematika khususnya pada materi alat ukur waktu (jam).

Hasil observasi awal, terlihat bahwa anak tunarungu kebingungan dalam hal mengidentifikasi waktu, penggunaan jarum pendek dan jarum panjangnya seringkali tertukar. Anak tunarungu menggunakan jarum pendek untuk menunjukan menit dan jarum panjang untuk menunjukan jam. oleh karena itu, anak tunarungu mengalami kesulitan dalam membaca jam baik yang menunjukan waktu tepat maupun waktu lebih.

Dengan demikian, diperlukan solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut mengingat materi tentang waktu (jam) ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan


(8)

sehari-hari. Dalam Standar Kompetensi Dasar (SKKD) Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu Tingkat Satuan Pendidikan (2006), bahwa Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya.

Penggunaan media visual semestinya lebih dioptimalkan dalam proses pembelajaran bagi anak tunarungu ini. Selain itu terlepas dari siapapun subjeknya, proses belajar mengajar hendaknya berpusat pada siswa, mengembangkan kreatifitas siswa, menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang, mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai, menyediakan pengalaman belajar yang beragam dan belajar melalui perbuatan.

Berdasarkan hal tersebut, guru memerlukan adanya suatu media pembelajaran yang bisa memenuhi prinsip-prinsip tersebut. Salah satu produk teknologi saat ini yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran tersebut adalah komputer.

Komputer memiliki beberapa bentuk dalam hal penggunaannya sebagai media pembelajaran, salah satunya yakni sebagai multimedia interaktif. Keunggulan multimedia di dalam interaktivitas adalah media ini secara inheren mampu memaksa pengguna untuk berinteraksi dengan materi baik secara fisik dan mental. Tentu saja kemampuan memaksa ini tergantung pada seberapa efektif instruksi


(9)

pembelajaran mampu menarik pengguna untuk mencoba secara aktif pembelajaran yang disajikan.

Media ini tetap mengacu pada proses pembelajaran dan dengan program multimedia interaktif ini diharapkan terjadi aktifitas belajar sambil bermain. Dengan demikian pengguna tidak merasa bahwa mereka sesungguhnya sedang belajar.

Salah satu multimedia interaktif yaitu berupa Media akal interaktif. Media ini merupakan multimedia interaktif model drill yang merupakan program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan software berupa program komputer yang berisi soal-soal latihan yang bertujuan untuk melatih pengguna sehingga memiliki kemahiran dalam suatu keterampilan atau memperkuat penguasaan suatu konsep.

Media ini sangat diperlukan khususnya bagi mata pelajaran matematika mengenai alat ukur waktu dengan satuan jam. pengetahuan dan pemahaman akan waktu sangat diperlukan karena berhubungan dengan kegiatan yang kita lakukan sehari-hari.

Penggunaan media akal interaktif dalam pembelajaran matematika mengenai materi alat ukur waktu dengan satuan jam ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih berkesan karena di dalam penggunaan media akal interaktif ini, anak dihadapkan pada situasi bermain sambil belajar sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan.

Media Akal Interaktif menggabungkan unsur pendidikan (education) dengan permainan (entertainment), serta pengemasan tampilan dengan perpaduan


(10)

unsur-unsur media terutama animasi, teks, dan grafisnya diharapkan dapat membantu proses penyampaian informasi dengan lebih cepat, mudah dipahami dan mudah diingat.

B. Identifikasi Masalah

Banyak permasalahan yang dapat diidentifikasi dari kemampuan anak tunarungu dalam memahami alat ukur waktu dengan satuan jam, dari permasalahan tersebut peneliti melakukan identifikasi masalah. Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Anak tunarungu kesulitan dalam mengidentifikasi waktu 2. Adanya perbedaan penulisan jam yang menunjukan pagi, siang,

sore, malam.

3. Media pembelajaran yang digunakan kurang optimal. 4. Penggunaan media pembelajaran yang menarik.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian tidak keluar dari tujuan atau meluas pada hal-hal yang tidak perlu, maka dalam penelitian ini akan dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut :

1. Peningkatan pemahaman mengenai alat ukur waktu (jam) bagi anak

tunarungu kelas 2 SDLB yaitu mengidentifikasi waktu yang ditunjukan oleh jarum jam, menulis tanda waktu yang ditunjukan oleh jam, serta memahami perbedaan penulisan waktu.


(11)

2. Penggunaan media akal interaktif.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

“ Apakah penggunaan media akal interaktif dapat meningkatkan pemahaman anak tunarungu tentang alat ukur waktu (jam) ?”

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media akal interaktif dalam meningkatkan pemahaman tentang alat ukur waktu (jam) bagi anak tunarungu kelas 2 di SLB Cicendo Kota Bandung.

b. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui pemahaman anak tunarungu sebelum dan

sesudah diberikan pembelajaran dengan media akal interaktif.

2) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media akal interaktif

untuk meningkatkan pemahaman siswa tunarungu dalam hal mengidentifikasi waktu, menulis tanda waktu yang ditunjukan oleh jam, serta memahami perbedaan penulisan waktu.


(12)

2. Kegunaan Penelitian

Penulis berharap hasil dari penelitian ini ada kegunaannya, diantaranya yaitu:

a. Secara keilmuan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan media pembelajaran matematika bagi anak tunarungu.

b. Memberikan masukan pada pihak sekolah dan guru-guru

SLB bagian tunarungu tentang peranan multimedia untuk meningkatkan pemahaman mengenai alat ukur waktu (jam) bagi anak tunarungu

c. Media akal interakti diharapkan dapat membantu siswa

tunarungu dalam memahami alat ukur waktu dengan satuan jam.


(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2011:61).

Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :

a. “variabel independen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. (Sugiyono, 2011:61).

b. “variabel dependen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. (Sugiyono,

2011:61).

1. Definisi konsep variabel a. Media Akal Interaktif

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu media akal interaktif. media ini merupakan multimedia interaktif. Media Akal interaktif adalah salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam


(14)

dunia pendidikan. Media Akal interaktif ini juga merupakan multimedia interaktif yang banyak mengandung unsur Drill atau latihan.

Produk-produk yang dibuat akal bersifat edutainment, yang menggabungkan pendidikan (education) dengan permainan (entertainment).

Penggunaan media akal interaktif dalam pembelajaran matematika mengenai materi alat ukur waktu dengan satuan jam ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih berkesan karena di dalam penggunaan media akal interaktif ini, anak dihadapkan pada situasi bermain sambil belajar sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan.

b. Kemampuan Pemahaman Alat Ukur Waktu (Jam)

Variabel terikat yaitu pemahaman mengenai alat ukur waktu (jam) bagi anak tunarungu. Alat ukur adalah perkakas untuk mengukur (mencocokkan atau mengetahui jarak, bobot, luas, panas, getaran, kecepatan, tegangan, tekanan, volume, dsb). Sedangkan alat ukur adalah merupakan acuan suatu ukuran berdasarkan standar internasional. Alat untuk mengukur waktu adalah dengan satuan jam.

Menentukan waktu (jam) sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Penentuan satuan waktu (jam) dapat mempengaruhi


(15)

aktifitas manusia dalam berkegiatan. Oleh karena itu, pemahaman akan waktu pada anak tunarungu harus lebih dioptimalkan.

2. Definisi operasional variabel a. Media Akal Interaktif

Penggunaan media akal interaktif digunakan sebagai treatment untuk meningkatkan pemahaman mengenai alat ukur waktu satuan jam bagi anak tunarungu kela 2 SDLB, khususnya dalam mengidentifikasi waktu yang ditunjukan oleh jarum jam, menulis tanda waktu yang ditunjukan oleh jam, serta memahami perbedaan penulisan waktu.

Adapun langkah operasional penggunaan multimedia interaktif ini adalah :

1. Nyalakan komputer, kemudian masukan media akal interaktif yang berupa CD (Compact Disk) ke dalam CD-ROM Drive

2. Muncul menu utama berisikan materi-materi pelajaran di kelas 2 SDLB

3. Muncul menu judul program, disana terdapat tanda untuk masuk ke program latihan mengenai alat ukur waktu (jam).

4. siswa memilih jawaban yang tepat pada soal-soal yang muncul di layar komputer

5. Komputer akan merespon jawaban dari siswa, jika jawaban benar


(16)

jawaban salah, maka akan ada tampilan “salah” pada layar komputer kemudian soal akan diulangi.

6. latihan soal menggunakan media Akal Interaktif ini dikatakan berakhir jika siswa sudah mampu menyelesaikan 3 level permainan dalam media ini.

b. Kemampuan Pemahaman Alat Ukur Waktu (Jam)

Pada penelitian ini, kemampuan pemahaman mengenai alat ukur waktu (jam) dapat terlihat dari pretest (sebelum diberikan perlakuan) dan peningkatannya dapat terlihat dari postest (sesudah diberikan perlakuan). Instrumen penelitian berisi 10 soal yang menilai aspek kognitif.

Dalam penelitian ini, Pemahaman mengenai materi alat ukur waktu diukur dengan menilai ranah kognitif yang meliputi :

1) Pengetahuan, mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan.

2) Pemahaman, mengacu pada kemampuan memahami makna materi. 3) Penerapan, mengacu pada menggunakan atau menerapkan materi

yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan kongkret.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh atau memecahkan suatu masalah yang dihadapi yang dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis.


(17)

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari suatu perlakuan sebagaimana dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2006:3) sebagai berikut :

“Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat

(hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat

akibat dari suatu perlakuan”.

Berdasarkan pernyataan di atas, dalam penelitian ini sebagai faktor atau kondisi yang dicobakan kepada subjek adalah penggunaan media akal interaktif untuk meningkatkan pemahaman mengenai alat ukur waktu (jam) pada anak tunarungu kelas 2.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain “One Group Pretest-Posttest Design” yaitu eksperimen yang dilakukan pada suatu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Pertama-tama dilakukan pengukuran lalu dikenakan perlakuan untuk jangka waktu tertentu kemudian dilakukan pengukuran akhir. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut :

(Arikunto, 2006 : 85)


(18)

Keterangan :

O1 : tes awal (pre test) sebelum subjek mendapat perlakuan X : perlakuan (treatment)

O2 : tes akhir (post test) setelah subjek mendapat perlakuan

Berdasarkan desain penelitian tersebut, maka langkah-langkah penelitian ini ditetapkan, sebagai berikut :

a. memilih dan menentukan subjek untuk kelompok eksperimen b. melaksanakan pretest tanpa menggunakan media akal interaktif

c. melaksanakan treatment atau perlakuan pada siswa tunarungu menggunakan media akal interaktif

d. melaksanakan postest

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (sugiyono, 2011: 117).

Populasi pada penelitian ini adalah siswa tunarungu tingkat SDLB (Sekolah Dasar Luar Biasa) di SLB-B Negeri Cicendo Kota Bandung.


(19)

2. Sampel

”Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterikstik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2011 : 118).

Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa Tunarungu kelas 2 SDLB di SLB B Negeri cicendo Kota Bandung dengan jumlah sampel 6 orang.

No Nama Jenis Kelamin

1 YA L

2 SA P

3 RI P

4 MI P

5 YI P

6 IL P

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik

semua fenomena ini disebut variabel penelitian” (Sugiyono, 2011:148). Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah instrumen yang berbentuk tes. “tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,


(20)

pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok” (arikunto, 2006:150). Tes yang dipakai dalam penelitian ini adalah tes prestasi (achievement test). Menurut Susetyo

(2011 : 3) bahwa : Tes prestasi merupakan tes yang digunakan untuk mengukur

tingkat kemampuan seseorang dalam penalaran logis atau kemampuan berpikir seseorang seperti berhitung, penalaran, logika verbal, dan aspek-aspek lain yang terkait dengan kognitif atau pengetahuan. Achievement test berkaitan dengan pengetahuan seseorang, oleh karena itu ada dua kemungkinan jawabannya dari tes itu yaitu benar atau salah. Bentuk tesnya pada umumnya berbentuk pilihan ganda, dengan hanya ada satu jawaban benar.

Penggunaan instrumen dalam bentuk tes pada penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data pencapaian hasil belajar ranah kognitif yaitu tingkat pengetahuan, pemahaman dan penerapan.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes yang dilakukan sebelum menggunakan media pembelajaran akal interaktif lalu tes yang digunakan sesudah menggunakan media pembelajaran akal ineraktif. Adapun tes yang dibuat oleh peneliti yaitu berupa tes tertulis berbentuk isian yang meliputi soal-soal uraian sebanyak 10 soal. Item-item soal dalam instrumen ini berisi kemampuan siswa tunarungu dalam hal pemahaman tentang alat ukur waktu (jam).


(21)

Instrumen dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data pencapaian hasil belajar ranah kognitif tingkat pengetahuan, pemahaman dan penerapan. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Susetyo, (2011 : 3) bahwa :

Penyusunan kisi–kisi instrumen diperlukan untuk membuat instrumen agar instrumen tidak menyimpang dari dari aspek yang diukur.

Langkah – langkah yang dilakukan dalam penyusunan instrumen : 1. Membuat kisi–kisi tes

2. Membuat butir soal

3. Membuat kriteria penilaian

4. Mempersiapkan media akal interaktif yang disesuaikan dengan pokok bahasan untuk digunakan sebagai treatment yang akan diberikan kepada sampel penelitian

Prosedur penelitian yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Melakukan studi pendahuluan atau observasi untuk memperoleh gambaran dan mengetahui kondisi di lapangan yang akan dijadikan tempat penelitian, serta untuk mengetahui gambaran secara jelas tentang subjek penelitian.

2. Megurus surat ijin penelitian

Permohonan ijin dilakukan sebelum melaksanakan penelitian. Pengurusan surat ijin penelitian yang bertujuan untuk memenuhi


(22)

kelengkapan administrasi penelitian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Menyusun instrumen penelitian

4. Melakukan uji coba instrumen penelitian, uji coba instrument ini meliputi uji validitas dan reliabilitas.

5. Melakukan penelitian, dengan langkah–langkah sebagai berikut : a. Melakukan pre-tes (O1) untuk mengetahui kemampuan awal

sampel penelitian sebelum menggunakan media Akal Interaktif. b. Melakukan treatment (X) atau perlakuan pada subjek penelitian

dengan menggunakan Media Akal Interaktif yang berisi latihan-latihan soal mengenai materi alat ukur waktu (jam).

c. Melakukan posttes (O2) pada subjek penelitian untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh Media akal Interaktif terhadap pemahaman materi Alat ukur waktu (jam) bagi siswa tunarungu kelas 2 SDLB.

2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai apa yang sedang diteliti, menurut S. Arikunto (2002:96) yang dimaksud data adalah

“hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka”. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan Tes. “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan , pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki


(23)

oleh individu atau kelompok” (Arikunto, 2002 : 107). Tes yang digunakan dalam penelitian ini dengan memberikan tes berupa soal isian matematika mengenai materi alat ukur waktu satuan jam.

Instrumen tes yang akan digunakan dalam penelitian ini harus diuji cobakan terlebih dahulu agar memiliki kualitas yang baik. Adapun beberapa langkah pengujian instrumen tes adalah sebagai berikut :

a. Uji Validitas Instrumen

“Validitas dapat diartikan sejauhmana hasil pengukuran dapat diinterpretasikan sebagai cerminan sasaran ukur yang berupa kemampuan,

karakteristik atau tingkah laku yang diukur melalui alat ukur yang tepat”

(Susetyo, 2011:89).

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari

variabel yang diteliti secara tepat, (sugiyono, 2006:135) “valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur”.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dengan teknik penilaian ahli (judgment). Uji validitas dilakukan dengan cara menyusun butir soal dari pokok bahasan mengenai alat ukur waktu (jam), kemudian dilakukan penilaian kepada para ahli.

Skor akhir validitas diolah dengan menggunakan rumus :

P= n x100%


(24)

Ket : ∑n : Jumlah ahli menjawab cocok

∑N : Jumlah penilai/guru mata pelajaran P : skor/ Persentase

Kriteria butir validitas:

Dalam melakukan judgment, jumlah ahli adalah 5 orang dan jumlah soal/ instrumen penelitiannya ialah 10 soal.

 Skor 5 = bila semua ahli menjawab cocok pada setiap butir soal

 Skor 4 = bila 4 ahli menjawab cocok pada setiap butir soal

 Skor 3 = bila 3 ahli menjawab cocok pada setiap butir soal

 Skor 2 = bila 2 ahli menjawab cocok pada setiap butir soal

 Skor 1 = bila 1 ahli menjawab cocok pada setiap butir soal

 Skor 0 = bila semua ahli menilai tidak cocok pada setiap butir soal

Sehingga :

 Skor max pada setiap butir soal = (5:5) x 100% = 100%

 Skor min pada setiap butir soal = (0:5) x 100% = 0%

b. Uji Reliabititas Instrumen

Arikunto (Haryadi, 2007:39) mengemukakan bahwa „reliabilitas tes adalah taraf kepercayaaan yang tinggi terhadap suatu soal, apakah suatu tes memberikan


(25)

soal yang tetap atau berubah-ubah‟. Oleh karenanya, kevalidan suatu soal pada tes akan menunjang pula kereliabilitasan tes yang diberikan.

Adapun subjek ujicoba instrumen ini tentunya harus memiliki karakteristik sama atau mendekati karakteristik subjek yang sebenarnya. Dalam hal ini subjek tersebut adalah siswa tunarungu dengan kemampuan pemahaman yang kurang mengenai materi alat ukur waktu (jam).

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrument pada penelitian digunakan reliabilitas konsistensi internal dengan menggunakan rumus Spearman Brown.

(Arikunto, S. 2006 : 180) Keterangan :

r11 =reliabilitas instrument

r1/21/2 = rxy indeks korelasi antara dua belahan instrument

sebelum data dimasukkan ke dalam rumus diatas, terlebih dahulu menghitung indeks korelasi antara dua belahan instrumen. Rumus yang digunakan yaitu :

(Arikunto, S. 2006 : 183)

=

2

(

)

2

2

(

)

2

11 =

2 x r

1/21/2

(1 + r

1/21/2

)


(26)

Keterangan :

rxy = koofisien korelasi X dan Y

X = skor belahan awal Y = skor belahan akhir N = jumlah sampel

E. Pengolahan Data

Setelah data dalam penelitian ini terkumpul dilakukan pengolahan data dengan menggunakan perhitungan statistic non parametric karena jumlah subjek penelitiannya tidak terlalu banyak serta bentuk datanya ordinal.

Untuk menganalisis data yang sudah terkumpul diperlukan teknik analisis data. Dalam hal ini digunakan statistic non parametric dengan uji rangking bertanda (uji wilcoxon). Penggunaan statistic uji rangking bertanda wilcoxon ini berdasarkan pertimbangan bahwa subjek penelitian berhubungan sehingga dapat dipersamakan sebagai subjek berpasangan. Hal ini berarti bahwa rangking bertanda wilcoxon untuk membandingkan hasil skor tes awal dan hasil skor tes akhir dari subjek penelitian yang sama.

Adapun langkah-langkah dalam mengolah data adalah sebagai berikut : 1. Menskor tes awal dan tes akhir dari setiap penilaian

2. Mentabulasikan skor tes awal dan skor tes akhir 3. Membuat tabel perhitungan skor tes awal dan tes akhir

4. Menghitung selisih skor tes awal dan tes akhir. Ditetapkan selisih bertanda (di) antara kedua skornya


(27)

5. Menyusun rangking harga-harga di itu tanpa memperdulikan tanda. Untuk harga-harga d yang sama buatlah rata-rata ranrking yang sama

6. Membutuhkan tanda (+) atau (-) untuk tiap rangking sesuai dengan tanda beda

7. Menjumlahkan semua rangking bertanda positif atau negatif tergantung dimana yang memberi jumlah lebih kecil untuk tanda yang dihilangkan dan menuliskan dengan tanda T maka diperoleh Thitung

8. Membandingkan nilai T yang diperoleh dengan T dari table nilai-nilai kritis T untuk uji wilcoxon

9. Membuat kesimpulan, yaitu : Ho ditolak jika Thitung≤ Ttabel


(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan data keseluruhan dari hasil penelitian mengenai penggunaan media akal interaktif untuk meningkatkan pemahaman alat ukur waktu (jam) bagi anak tunarungu, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan media akal interaktif dapat meningkatkan pemahaman alat ukur waktu (jam) bagi anak tunarungu.

Penggunaan media akal interaktif dapat membuat kondisi pembelajaran menjadi lebih menyenangkan karena anak bisa belajar sambil bermain. Unsur-unsur yang terkandung dalam media akal interaktif ini dapat menimbulkan suasana pembelajaran yang tidak membosankan sehingga anak lebih fokus dalam mendalami materi pelajaran khususnya yang berkaitan dengan materi alat ukur waktu (jam).

B. Rekomendasi 1. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk guru dalam pembelajaran, khususnya mengenai materi alat ukur waktu (jam). Di dalam media akal interaktif juga terdapat beberapa mata pelajaran lain yang dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, maupun penerapan pada siswa.


(29)

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan media akal interaktif ini dalam mata pelajaran yang lain karena selain matematika terdapat pula materi-materi mata pelajaran lain seperti bahasa indonesia, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, dan sebagainya.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

Rineka Cipta.

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Bandung: Gava Media

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SDLB-B (Tunarungu). Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.

Francisca, L. (2008). Penggunaan Media Cd Cermatika Akal Interaktif Dalam

Meningkatkan Kemampuan Berhitung Penjumlahan Pada Anak

Tunagrahita Ringan. Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Lutfhi. (2005). Pengaruh Penggunaan Vcd Interaktif Pada Mata Pelajaran Sains. Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Purwanto, D. (2010). Penggunaan Media Cd Interaktif Berbasis Animasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Ruseffendi, H.E.T. (2005). Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan Cbsa. Bandung: Tarsito.

Sadja’ah, E. (2003). Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan Pendengaran Dalam Keluarga. Bandung: San Grafika.

Somad P. & Hernawati T. (1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Bandung: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Somantri, S. (2005). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung : Alfabeta.


(31)

Susilowati, I. (2009). Penggunaan Math Trick Pada Operasi Perkalian Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Tunarungu. Skripsi. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Susilana, R Dan Riyana, C. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: KURTEKPEN FIP UPI.

Suwangsih, E Dan Tiurlina. (2009). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI PRESS


(1)

Santi Agustina, 2012

Penggunaan Media Akal Interaktif Untuk Meningkatkan Pemahaman Alat Ukur Waktu (Jam) Pada Siswa Tunarungu Di Slb Negeri Cicendo-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keterangan :

rxy = koofisien korelasi X dan Y

X = skor belahan awal

Y = skor belahan akhir

N = jumlah sampel

E. Pengolahan Data

Setelah data dalam penelitian ini terkumpul dilakukan pengolahan data dengan menggunakan perhitungan statistic non parametric karena jumlah subjek penelitiannya tidak terlalu banyak serta bentuk datanya ordinal.

Untuk menganalisis data yang sudah terkumpul diperlukan teknik analisis data. Dalam hal ini digunakan statistic non parametric dengan uji rangking bertanda (uji wilcoxon). Penggunaan statistic uji rangking bertanda wilcoxon ini berdasarkan pertimbangan bahwa subjek penelitian berhubungan sehingga dapat dipersamakan sebagai subjek berpasangan. Hal ini berarti bahwa rangking bertanda wilcoxon untuk membandingkan hasil skor tes awal dan hasil skor tes akhir dari subjek penelitian yang sama.

Adapun langkah-langkah dalam mengolah data adalah sebagai berikut : 1. Menskor tes awal dan tes akhir dari setiap penilaian

2. Mentabulasikan skor tes awal dan skor tes akhir 3. Membuat tabel perhitungan skor tes awal dan tes akhir

4. Menghitung selisih skor tes awal dan tes akhir. Ditetapkan selisih bertanda (di) antara kedua skornya


(2)

39

5. Menyusun rangking harga-harga di itu tanpa memperdulikan tanda. Untuk

harga-harga d yang sama buatlah rata-rata ranrking yang sama

6. Membutuhkan tanda (+) atau (-) untuk tiap rangking sesuai dengan tanda

beda

7. Menjumlahkan semua rangking bertanda positif atau negatif tergantung dimana yang memberi jumlah lebih kecil untuk tanda yang dihilangkan dan menuliskan dengan tanda T maka diperoleh Thitung

8. Membandingkan nilai T yang diperoleh dengan T dari table nilai-nilai kritis T untuk uji wilcoxon

9. Membuat kesimpulan, yaitu :

Ho ditolak jika Thitung≤ Ttabel


(3)

Santi Agustina, 2012

Penggunaan Media Akal Interaktif Untuk Meningkatkan Pemahaman Alat Ukur Waktu (Jam) Pada Siswa Tunarungu Di Slb Negeri Cicendo-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan data keseluruhan dari hasil penelitian mengenai penggunaan media akal interaktif untuk meningkatkan pemahaman alat ukur waktu (jam) bagi anak tunarungu, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan media akal interaktif dapat meningkatkan pemahaman alat ukur waktu (jam) bagi anak tunarungu.

Penggunaan media akal interaktif dapat membuat kondisi pembelajaran menjadi lebih menyenangkan karena anak bisa belajar sambil bermain. Unsur-unsur yang terkandung dalam media akal interaktif ini dapat menimbulkan suasana pembelajaran yang tidak membosankan sehingga anak lebih fokus dalam mendalami materi pelajaran khususnya yang berkaitan dengan materi alat ukur waktu (jam).

B. Rekomendasi 1. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk guru dalam pembelajaran, khususnya mengenai materi alat ukur waktu (jam). Di dalam media akal interaktif juga terdapat beberapa mata pelajaran lain yang dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, maupun penerapan pada siswa.


(4)

55

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan media akal interaktif ini dalam mata pelajaran yang lain karena selain matematika terdapat pula materi-materi mata pelajaran lain seperti bahasa indonesia, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, dan sebagainya.


(5)

Santi Agustina, 2012

Penggunaan Media Akal Interaktif Untuk Meningkatkan Pemahaman Alat Ukur Waktu (Jam) Pada Siswa Tunarungu Di Slb Negeri Cicendo-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

Rineka Cipta.

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Bandung: Gava Media

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar Kompetensi Mata Pelajaran

Matematika SDLB-B (Tunarungu). Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang

Depdiknas.

Francisca, L. (2008). Penggunaan Media Cd Cermatika Akal Interaktif Dalam

Meningkatkan Kemampuan Berhitung Penjumlahan Pada Anak

Tunagrahita Ringan. Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Lutfhi. (2005). Pengaruh Penggunaan Vcd Interaktif Pada Mata Pelajaran Sains. Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Purwanto, D. (2010). Penggunaan Media Cd Interaktif Berbasis Animasi

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Ruseffendi, H.E.T. (2005). Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan Cbsa. Bandung: Tarsito.

Sadja’ah, E. (2003). Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan Pendengaran Dalam Keluarga. Bandung: San Grafika.

Somad P. & Hernawati T. (1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Bandung: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Somantri, S. (2005). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung : Alfabeta.


(6)

Susilowati, I. (2009). Penggunaan Math Trick Pada Operasi Perkalian Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Tunarungu. Skripsi. Bandung:

Tidak Diterbitkan.

Susilana, R Dan Riyana, C. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: KURTEKPEN FIP UPI.

Suwangsih, E Dan Tiurlina. (2009). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI PRESS


Dokumen yang terkait

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA TUNARUNGU SLB-B NEGERI CICENDO : Studi Deskriptif Pada Siswa Tunarungu Kelas VII SMPLB di SLB-B Negeri Cicendo Kota Bandung.

0 1 18

PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASARESEPTIF ANAK TUNARUNGU DI SLB NEGERI CICENDO BANDUNG.

0 3 57

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGARAHKAN BAKAT ANAK TUNARUNGU JENJANG SDLB DI SLB NEGERI CICENDO BANDUNG.

0 0 28

Penggunaan Media Papan Angka Dalam Meningkatkan Kemampuan Mengurutkan Bilangan Asli Sampai 100 Pada Anak Tunarungu Kelas Ii Sdlb Di Slb Negeri Subang.

1 11 39

PENGGUNAAN MEDIA ADOBE FLASH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGINGAT HURUF HIJAIYAH PADA ANAK TUNARUNGU KELAS 4 SEKOLAH DASAR LUAR BIASA : Penelitian Eksperimen dengan Single Subject Research di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung.

1 1 50

PENGGUNAAN KATA SAPAAN OLEH SISWA TUNARUNGU DALAM PERISTIWA TUTUR :Studi Deskriptif Pada Siswa Tunarungu SMPLB di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung.

0 1 29

PENGARUH PENGGUNAAN PUZZLE BERSERI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYUSUNAN STRUKTUR KALIMAT (SPOK) PADA SISWA TUNARUNGU DI KELAS V SDLB NEGERI CICENDO BANDUNG.

4 10 50

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGARANG REPRODUKSI PADA ANAK TUNARUNGU :Penelitian Eksperimen dengan Single Subject Research pada anak tunarungu kelas 2 SMPN di SLB YP3ATR 1 Cicendo.

0 0 30

PENGARUH MEDIA MODEL JAM AKTIVITAS TERHADAP KEMAMPUAN PENGUKURAN WAKTU PADA ANAK TUNARUNGU KELAS III DI SLB B WIYATA DHARMA I TEMPEL.

0 1 192

PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI BERHITUNG PERKALIAN PADA ANAK TUNARUNGU SDLB KELAS IV DI SLB NEGERI CICENDO KOTA BANDUNG - repository UPI S PLB 1106672 Title

0 0 3