PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA KONSEP BAGIAN DAUN DAN FUNGSINYA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL.

(1)

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah... B. Rumusan Masalah... C. Hipotesis Tindakan... D. Tujuan... E. Manfaat Penelitian... F. Definisi Operasional...

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam di SD ... 1. Pengertian IPA...

2. Hakikat IPA sebagai produk, proses, dan

sikap... i ii iii v viii ix x xi 1 4 5 5 6 7 11 12 12


(2)

C. Konsep Daun dan Fungsinya...

D. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar... 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar... 3. Hasil Belajar IPA...

E. Pendekatan Kontekstual

1. Latar Belakang Pendekatan Kontekstual... 2. Pengertian Pendekatan Kontekstual... 3. Tujuh Komponen Pendekatan Kontekstual... 4. Keunggulan Pendekatan Kontekstual... 5. Kelemahan Pendekatan Kontekstual... 6. Langkah-langkah Pendekatan Kontekstual... 7. Penerapan Pendekatan Kontekstual pada Pembelajaran

IPA Konsep Daun dan Fungsinya...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian... B. Subjek dan Lokasi Penelitian... C. Prosedur Penelitian... D. Instrumen Penelitian... E. Pengolahan dan Analisis Data...

19 25 27 29 30 31 32 35 36 36 37 44 47 48 51 54


(3)

1. Siklus I

a. Perencanaan Pembelajaran... b. Pelaksanaan Pembelajaran... c. Observasi

1) Hasil Observasi Terhadap Guru... 2) Hasil Observasi Terhadap Siswa... d. Refleksi...

2. Siklus II

a. Perencanaan Pembelajaran... b. Pelaksanaan... c. Observasi

1) Hasil Observasi Terhadap Guru... 2) Hasil Observasi Terhadap Siswa... d. Refleksi...

C. Pembahasan... BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan... B. Rekomendasi... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN 59 61 73 75 78 82 85 93 96 99 100 113 115 117


(4)

Depdikbud tahun 2008... 57

Tabel 4.1 Hasil Belajar Post Test Siklus I... 69

Tabel 4.2 Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I... 70

Tabel 4.3 Hasil Belajar Post Test Siklus II... 90

Tabel 4.4 Persentase Ketuntasan Belajar Siklus II... 90


(5)

dengan Siklus I... 70 Grafik 4.2 Perbandingan Persentase Pencapaian Nilai KKM Data Awal

dengan Siklus I... 71 Grafik 4.3 Perbandingan Persentase Daya Serap Siswa... 72 Grafik 4.4 Perbandingan Nilai Rata-Rata Siswa Siklus I dengan Siklus

II... 95 Grafik 4.5 Perbandingan Persentase Pencapaian Nilai KKM Siklus I

dengan Siklus II... 91 Grafik 4.6 Perbandingan Persentase Daya Serap Siswa Siswa Antara

Siklus I dengan Siklus II... 92 Grafik 4.7 Perbandingan Persentase Pencapaian Nilai KKM Siklus I,


(6)

Grafik 2.2 Daun Lengkap... 21

Grafik 2.3 Daun Tidak Lengkap... 21

Grafik 2.4 Daun Menyirip... 22

Grafik 2.5 Daun Menjari... 22

Grafik 2.6 Daun Melengkung... 22

Grafik 2.7 Berbagai Bentuk Daun 23 Grafik 2.8 Daun Tunggal Dan Majemuk... 24

Grafik 2.9 Penampakan Melintang Daun ... 25

Gambar 3.1 Model PTK Kemmis & Taggart (Natalia dan Dewi 2010:21) ... 46


(7)

Lampiran 1 Instrumen Siklus I

1.a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

1.b Kisi-Kisi Penulisan Soal Siklus I

1.c Lembar Kerja Siswa Siklus I

1.d Lembar Tes Siklus I

1.e Lembar Observasi Siklus I

Lampiran 2 Instrumen Siklus II

2.a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

2.b Kisi-Kisi Penulisan Soal Siklus II

2.c Lembar Kerja Siswa Siklus II

2.d Lembar Tes Siklus II

2.e Lembar Observasi Siklus II

Lampiran 3 Tabel Nilai Rata-rata Siswa

1.1 Nilai Ulangan Harian Siswa

4.1 Nilai Rata-rata Siswa Siklus I


(8)

4.b Lembar observasi

Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 6 Lain-Lain6.a Surat Pengangkatan Dosen Pembimbing

6.b Surat Izin Penelitian

6.c Kartu Bimbingan Skripsi


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Adanya tuntutan peningkatan kualitas lulusan SD untuk melanjutkan belajar ke jenjang yang lebih tinggi maupun untuk mengembangkan dan menumbuhkan bakat, minat, dan penyesuaian diri dengan lingkungan membawa konsekuensi di bidang pendidikan, antara lain perubahan dari pendekatan pembelajaran yang mengajarkan mata pelajaran ke pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi. Dengan adanya tuntutan tersebut maka kemampuan guru dalam mengembangkan kemampuan siswa SD khususnya bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat diperlukan.

Mata pelajaran IPA merupakan salah satu cabang ilmu yang fokus pengkajiannya adalah alam dan proses-proses di dalamnya. Dalam belajar IPA,s siswa dituntut untuk menguasai konsep-konsep dalam IPA serta menerapkan konsep dalam masalah sehari-hari. Pembelajaran IPA harus dapat membelajarkan siswa secara utuh yaitu pembelajaran yang meliputi pembelajaran sebagai produk, proses dan sikap.

Untuk mencapai hal itu, maka peran guru dalam konteks pembelajaran menuntut perubahan mutlak diperlukan. Guru dituntut mempunyai kemampuan dalam merancang pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik IPA dan karakteristik siswa agar mencapai hasil yang maksimal.


(10)

Salah satu perubahan merancang pembelajaran itu adalah dalam penggunaan pendekatan pembelajaran di kelas.

Guru mempunyai peranan yang penting dalam mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran, guru harus mampu menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan pembelajaran berlangsung secara aktif. Apabila guru menggunakan pendekatan pembelajaran yang kurang tepat maka dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahaminya materi, dan dapat menyebabkan kemonotonan sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar. Karena penggunaan pendekatan yang kurang tepat itu mengakibatkan siswa tidak bisa menerapkan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari, tidak memiliki kepekaan terhadap lingkungannya serta siswa tidak memiliki minat terhadap teknologi.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di kelas IV di SD Negeri 2 Padasuka (observasi pada bulan Agustus 2012) dalam pembelajaran IPA diperoleh hasil belajar pada materi bagian–bagian tumbuhan yang selayaknya mencapai KKM yaitu 65, namun diperoleh hasil kurang memuaskan. Pencapaian nilai rata–rata kelas yang diperoleh yaitu 57,74 dengan 9 orang siswa memperoleh nilai di atas KKM dan sisanya yaitu 26 orang siswa di bawah KKM. Selain itu, pembelajaran pun dinilai kurang interaktif. Hal ini terlihat dari kurang aktivitas guru dan para siswa dalam proses pembelajaran. Siswa cenderung pasif dan kemampuan guru terlihat belum maksimal dalam menggunakan pendekatan, dan sumber pembelajaran. Guru mengajar menggunakan pendekatan konvensional dengan pembelajaran berpusat pada


(11)

guru (teacher centered) dengan menggunakan sumber belajar berupa buku paket dan pendekatan yang digunakan oleh guru adalah ceramah. Dengan pembelajaran seperti itu mengakibatkan proses pembelajaran terasa monoton dan kurang menarik bagi siswa, serta kurangnya pemahaman siswa dikarenakan guru kurang mengaitkan konsep yang akan dipelajari dengan konsep awal yang dimiliki siswa. Dalam pembelajaran, guru tidak memanfaatkan benda konkrit atau benda-benda nyata yang telah dibawa siswa sehingga kurang membantu anak memahami materi dan ketercapaian hasil belajar anak pada indikator pembelajaran. Kecenderungan menggunakan pendekatan konvensional dan siswa hanya membaca buku teks yang dilanjutkan dengan pembahasan verbal tidak membuat siswa aktif membangun atau menggali pengetahuan dari guru ke siswa. Pembelajaran berpusat pada guru, ini terlihat pada pembelajaran yang tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi yang terkandung dalam materi yang diajarkan. Siswa dianggap sebagai obyek pengajaran yang duduk, diam serta mendengarkan guru tanpa memberikan tantangan pembelajaran sehingga akhirnya hasil pembelajaran dapat memberdayakan siswa yakni proses pembelajaran berlangsung yang alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.

Untuk itu perlu dicari pemecahan masalah dalam menentukan pembelajaran yang tepat. Dengan alasan tersebut, peneliti bermaksud mengadakan upaya perbaikan dengan menerapkan pendekatan kontekstual atau Contekstual Teaching and Learning (CTL). Pendekatan kontekstual


(12)

dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa berperan aktif serta dapat mengeksplorasi materi yang diajarkan dan peran guru dalam pembelajaran pun tidak mendominasi hanya membimbing aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

Dengan alasan tersebut maka penulis termotivasi untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas di kelas IV SDN 2 Padasuka Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dengan mengambil judul

Peningkatan Hasil Belajar IPA Pada Konsep Bagian Daun Dan

Fungsinya Melalui Pendekatan Kontekstual.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Bagaimanakah peningkatan hasil belajar IPA pada konsep bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan kontekstual Siswa di Kelas IV SDN 2 Padasuka Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Semester I Tahun Ajaran 2012/2013?”.

Agar penelitian ini lebih terarah maka permasalahan tersebut dijabarkan ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA pada konsep bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan kontekstual?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA pada konsep bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan kontekstual?


(13)

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada konsep bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan kontekstual?

C.Hipotesis Tindakan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut : “Dengan menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran IPA pada konsep bagian daun dan fungsinya di kelas IV SDN 2 Padasuka Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Semester I tahun ajaran 2012/2013 dapat meningkatkan hasil belajar”.

D.Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran peningkatan hasil belajar IPA pada konsep bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan kontekstual.

Secara khusus penelitian ini bertujuan :

1. Memperoleh gambaran perencanaan pembelajaran IPA pada konsep bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan kontekstual.

2. Memperoleh gambaran pelaksanaan pembelajaran IPA pada konsep bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan kontekstual.

3. Memperoleh gambaran peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada konsep bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan kontekstual.


(14)

E.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Siswa

Dengan pendekatan kontekstual ini, siswa dapat menemukan pengalaman dan mengembangkan pengetahuan awal yang dimilikinya, serta dapat meningkatkan hasil belajar IPA.

2. Bagi Guru

Memperoleh gambaran strategi pembelajaran yang relevan sebagai alternatif pendekatan pembelajaran untuk memperbaiki proses pembelajaran terutama pada pembelajaran IPA serta meningkatkan pengembangan pengetahuan dan keterampilan dalam membimbing anak. 3. Bagi Pihak Sekolah

Dapat dijadikan salah satu bahan masukan penggunaan pendekatan pembelajaran dalam rangka meningkatkan hasil belajar dan juga sebagai bahan pertimbangan dalam perkembangan dan penyempurnaan program pengajaran IPA di sekolah.

4. Bagi Orang tua

Dapat menginformasikan, memberikan gambaran dan pengayaan bagi orang tua dalam memberikan bimbingan belajar IPA kepada anak.

5. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman langsung dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pendekatan kontekstual serta dapat menambah wawasan dalam membuat karya ilmiah.


(15)

F. Definisi Operasional

Sebelum dibahas permasalahan di atas, ada beberapa istilah yang terdapat dalam penelitian ini yang perlu dijelaskan, dan dimaksudkan untuk menghindari kesalahan persepsi terhadap pokok-pokok masalah yang hendak diteliti. Berikut adalah beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Pembelajaran IPA di SD

Pembelajaran identik dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada mengetahui. Ditambah awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar (KBBI), sedangkan IPA merupakan salah satu cabang ilmu yang fokus pengkajiannya adalah alam dan proses-proses di dalamnya.

Jadi pembelajaran IPA di SD merupakan keterampilan proses yang di dalamnya terdapat ketrampilan dasar dan ketrampilan terintegrasi yang dapat melatih siswa untuk menemukan dan menyelesaikan masalah secara ilmiah untuk menghasilkan masalah secara ilmiah untuk menghasilkan produk-produk IPA.

2. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning /CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa


(16)

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan.

Pendekatan kontekstual dijadikan alternatif dalam pembelajaran IPA konsep bagian daun dan fungsinya karena pendekatan ini memberikan kesempatan pada siswa dalam berfikir, bernalar, memcahkan masalah, menanggapi, dan menerapkan konsep-konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari sehingga diharapkan materi yang dipelajari akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) melibatkan tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme (contructivisme), menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (authentic assessment).

3. Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Munawar (2009) adalah seseorang dikatakan telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Hasil belajar digunakan guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.


(17)

4. Materi Daun dan Fungsinya

Umumnya, tumbuhan terdiri atas akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Daun merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil atau zat hijau daun. Daun yang lengkap terdiri atas tiga bagian. Ada helaian daun, tangkai daun, dan pelepah daun. Sebagian tumbuhan mempunyai bagian daun tidak lengkap.

Pada lembaran permukaan daun terdapat tulang atau urat daun. Tipe tulang daun ada empat macam, yaitu:

a. Menyirip

Tulang daun menyirip berbentuk seperti susunan sirip ikan, contohnya adalah daun mangga, daun jambu, daun nangka.

b. Menjari

Bentuk tulang daun menjari terdapat lebih dari satu tulang daun besar dan bentuk daunnya seperti susunan jari-jari tangan. Contohnya adalah daun pepaya dan daun jarak.

c. Tulang Daun Melengkung

Bentuk tulang daun melengkung seperti garis-garis lengkung dengan ujung-ujung tulang daun melengkung terlihat menyatu. Contohnya adalah daun sirih dan daun genjer.

d. Tulang Daun Sejajar

Bentuk tulang daun sejajar memiliki tulang daun berbentuk seperti garis-garis lurus yang sejajar mulai dari pangkal daun hingga ujung daun. Contohnya adalah tebu dan semua jenis daun rerumputan.


(18)

Secara umum fungsi daun sebagai berikut: a. Membuat makanan melalui proses fotosintesis b. Sebagai tempat pengeluaran air

c. Menyerap karbondioksida (CO2) dari udara d. Respirasi (pernapasan pada tumbuhan)


(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif (statistic). Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan dalam penafsiran terhadap hasilnya. Sebaliknya penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka yang dimulai dari pengumpulan data, penafsiran serta penafsiran dari hasilnya. Pendekatan penelitian kuantitatif digunakan dengan didasarkan bahwa penelitian ini adalah proses terhadap perilaku atau aktivitas murid dan guru yang terlibat dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (classroom action research). Menurut Arikunto (2006:3), penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Sedangkan menurut Natalia dan Dewi (2008:7) mengemukakan bahwa:

Yang dimaksud PTK ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang juga bertindak sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam


(20)

kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memperbaiki kondisi pembelajaran di kelas serta untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau pengajaran.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang terjadi di dalam kelas yang menghendaki adanya perubahan terhadap subjek yang diteliti. Perubahan untuk perbaikan ke arah yang lebih baik dalam memecahkan permasalahan sehingga mendorong guru untuk merancang, melaksanakan, mengamati, serta mengevaluasi dan mereflesikan upaya-upaya perbaikan kinerjanya untuk meningkatkan hasil belajar.

2. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, model penelitian yang digunakan adalah model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yaitu model penelitian yang menggunakan model spiral refleksi yang terdiri dari beberapa siklus. Hal sebagaimana yang diungkapkan oleh Arikunto

(2009:20), “Penelitian Tindakan Kelas tidak pernah merupakan kegiatan

tunggal, tetapi harus berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal

sehingga membentuk suatu siklus”. Yang dimaksud siklus adalah hubungan dari empat komponen pokok penelitian yaitu perencanaan (planning), kemudian tindakan (acting), pengamatan (observing), serta yang terakhir adalah refleksi (reflecting).

Desain penelitian pada model Kemmis dan Mc Taggart yang dimulai dari observasi awal kemudian merencanakan tindakan siklus I dan


(21)

melaksanakannya, setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan observasi kemudian melakukan refleksi tindakan I, mengevaluasi dan merencanakan kembali tindakan pada siklus selanjutnya.

Untuk lebih jelasnya tentang desain penelitian ini digambarkan seperti di bawah ini:

Gambar 3.1

Siklus PTK menurut Kemmis & McTaggart (Natalia dan Dewi 2010:21)

Pada model Kemmis dan Mc Taggart merupakan pengembangan dari model yang diperkenalkan Kurl Lewin, hanya komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan satu kesatuan dengan alasan bahwa penerapan acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu waktu, sehingga ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi harus dilaksanakan. Komponen selanjutnya adalah refleksi (reflecting). Jumlah siklus tergantung pada tujuan dari permasalahan yang akan


(22)

diselesaikan. Apabila tujuan penelitian belum tercapai, maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya, namun apabila tujuan penelitian sudah tercapai maka penelitian dihentikan. Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa setiap tahap dalam PTK saling melengkapi dan merupakan suatu proses penyempurnaan yang harus dilaksanakan secara terus menerus sehingga mendapatkan hasil yang diharapkan tercapai.

B. Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini, akan dilaksanakan di kelas IV A SDN 2 Padasuka Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Subyek penelitian adalah siswa SD sebanyak 35 orang, yang terdiri 13 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Adapun fokus dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pembelajaran IPA tentang konsep bagian daun dan fungsinya di kelas IV SD. Peneliti memilih lokasi ini, karena peneliti adalah guru di sekolah tersebut sehingga mengetahui situasi dan kondisi serta karakter siswa. Pada setiap tindakan, perlakuan kelas dilaksanakan dengan membagi siswa ke dalam 7 kelompok kecil dengan masing-masing kelompok terdiri atas 5 orang siswa.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah SD Negeri 2 Padasuka Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Sekolah Dasar yang memliki karakteristik heterogen dari lingkungan warga yang menempati lokasi di sekitarnya, dimulai dari para orang tua yang bekerja sebagai


(23)

buruh, wiraswasta, pedagang dan pegawai swasta. Lokasi sekolah ini sangat strategis karena berada di daerah pemukiman penduduk. SD Negeri 2 Padasuka terletak di Jalan Wangunsari No. 29 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat 40791.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Orientasi Lapangan (penelitian awal)

a. Observasi dan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran untuk memperoleh gambaran pelaksanaan pembelajaran IPA sebelum penggunaan pendekatan kontekstual.

b. Mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran yang terdapat di sekolah tempat penelitian.

2. Perencanaan

Tahap perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan diantaranya, sebagai berikut:

a. Menetapkan pokok bahasan yang akan dipergunakan dalam penelitian. Hal ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam menyusun instrumen penelitian.

b. Merancang dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan sehingga proses pembelajaran dapat lebih terarah untuk mencapai tujuan dari pembelajaran.


(24)

c. Menyusun instrumen penelitian. Instrumen penelitian berfungsi untuk merekam semua data-data yang dibutuhkan sehingga instrumen penelitian harus disusun secara baik.

d. Konsultasi instrumen kepada dosen pembimbing. Hal ini dilakukan agar instrumen yang dibuat memiliki kualitas yang baik.

e. Merevisi instrumen jika diperlukan.

3. Pelaksanaan

Persiapan-persiapan yang telah dilakukan secara matang pada tahap perencanaan, selanjutnya dilakukan pelaksanaan tindakan penelitian di kelas IV SDN 2 Padasuka sesuai dengan perencanaannya. Adapun tindakan pembelajarannya, yaitu pembelajaran mata pelajaran IPA tentang konsep bagian daun dan fungsinya dengan pendekatan kontekstual. Pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak dua siklus, yaitu pada tanggal 2 November 2012, dan 7 Desember 2012. Penelitian ini dibantu oleh observer yaitu wali kelas V SDN 2 Padasuka yaitu Ibu Atty Setyawati, S.Pd dan juga dibantu rekan sejawat yang membantu guru dalam mendokumentasikan penelitian. Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, dilakukan proses pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Secara garis besar proses pembelajaran pada setiap pertemuan meliputi kegiatan orientasi umum secara klasikal, belajar kelompok, presentasi kelompok, serta tes individual melalui post tes.


(25)

4. Observasi (Pengamatan)

Tahap observasi atau pemantauan merupakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan. Ada dua fungsi observasi yaitu: Pertama, untuk memperoleh gambaran kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan. Kedua, untuk memperoleh gambaran seberapa besar pelaksanaan tindakan sedang berlangsung dapat menghasilkan perubahan yang diinginkan.

Di dalam penelitian ini digunakan teknik observasi langsung yang dilaksanakan pada tiap-tiap pelaksanaan pembelajaran. Keuntungan yang diperoleh dengan teknik observasi langsung adalah dapat memberikan masukan mengenai pengalaman-pengalaman terutama kelemahan atau kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung saat itu juga tentang aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung secara mendalam.

5. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi, baik pada siswa, suasana kelas, maupun guru. Pada tahap ini data yang diperoleh dianalisis berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan kemudian direfleksikan sebagai bahan evaluasi dan koreksi untuk memperbaiki siklus berikutnya. Guru merenungkan kembali mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan di dalam tindakan. Apabila hasil dari tindakan tersebut baik, maka tindakan selanjutnya dapat


(26)

dilaksanakan, tetapi apabila dalam tindakan itu perlu adanya perbaikan maka tindakan tersebut perlu diulangi.

Dalam tahap refleksi ini peneliti mengadakan diskusi dengan observer di setiap tindakan. Diskusi dilakukan berdasarkan hasil observasi, dan hasil wawancara secara cermat dengan indikator pemantauan yang telah ditentukan sebelum tindakan. Penentuan indikator penting untuk dilakukan sebelum tindakan agar pelaksanaan pemantauan dapat terarah sesuai dengan rencana tindakan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian diperlukan untuk pengumpulan data sesuai permasalahan yang dihadapi serta untuk mengetahui perkembangan pembelajaran siswa. Untuk dapat mengetahui perkembangan pembelajaran siswa dengan menerapkan pendekatan kontekstual, dirancang beberapa instrumen penelitian sebagai berikut:

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dijabarkan dari silabus, dan merupakan skenario proses pembelajaran untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai kompetensi dasar, berfungsi sebagai pedoman atau panduan serta menggambarkan hasil yang akan dicapai juga sebagai alat kontrol dan sebagai alat evaluasi. Guru mempersiapkan RPP sebelum mengajar sehingga bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram.


(27)

RPP pada penelitian ini dibuat per siklus yang berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pokok, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat/bahan/sumber belajar, dan penilaian.

b. Lembar Keja Siswa (LKS)

Lembar kerja siswa (LKS) digunakan sebagai alat bantu siswa dalam menemukan konsep yang hendak dicari dalam pembelajaran, atau patokan untuk merancang, melakanakan tindakan pembelajaran, dan untuk melihat adanya perubahan hasil belajar siswa. Sebagai alat bantu, LKS juga digunakan sebagai alat penilaian sikap.

Lembar kerja siswa (LKS) dalam penelitian ini adalah berupa soal yang harus dikerjakan oleh siswa baik secara berkelompok maupun individu untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan siswa mengenai bagian daun dan fungsinya. Isi LKS disesuaikan dengan pokok bahasan atau sub pokok bahasan dalam pembelajaran yang disajikan dengan diawali petunjuk langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan siswa dan dilanjutkan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah kegiatan inti dalam PTK karena proses ini merupakan penentu baik tidaknya proses PTK. Data yang hendak dikumpulkan dari tindakan berupa data kualitatif dan data


(28)

kuantitatif. Instrumen pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi guru dan siswa, lembar tes, dan dokumentasi.

a. Lembar Observasi Guru dan Siswa

Lembar observasi dirancang untuk mendapatkan gambaran mengenai hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas guru dan siswa secara keseluruhan untuk mengamati aktivitas perilaku dan keadaan yang berhubungan dengan pembelajaran IPA pada pokok bahasan konsep bagian daun dan fungsinya dengan penerapan pendekatan kontekstual di kelas IV SDN 2 Padasuka tempat penelitian dilakukan. Selain itu, juga untuk melihat kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan pembelajaran, mengukur tingkah laku individu atau terjadinya suatu proses kegiatan yang dapat diamati. Kegiatan observasi selama penelitian ini berlangsung dilakukan oleh observer. Peneliti dan observer bekerjasama untuk melihat serta mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung untuk mendapatkan informasi tentang gambaran aktifitas belajar mengajar dari awal hingga akhir pembelajaran untuk selanjutnya dianalisis setelah pembelajaran selesai.

b. Lembar Tes

Lembar tes digunakan untuk memperoleh gambaran


(29)

dilaksanakan, hasil lembar tes selain diperoleh sejumlah data tentang prestasi belajar siswa juga dapat mengetahui taraf serap tingkat keberhasilan terhadap materi pembelajaran yang diberikan sehingga dapat mengukur tingkat keberhasilan guru dalam mengajar.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes akhir siklus. Soal tes akhir siklus dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Soal tes akhir siklus bertujuan untuk memperoleh gambaran kemampuan siswa dan sebagai bahan refleksi pembelajaran yang dilaksanakan untuk memperbaiki proses pembelajaran berikutnya. Sasaran dilakukannya tes adalah untuk melihat ada tidaknya peningkatan pemahaman siswa antara sebelum pembelajaran menggunakan pendekatan konstektual dan setelah menggunakan pendekatan konstektual pada materi bagian daun dan fungsinya.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mengetahui proses berjalannya pembelajaran. Pengambilan gambar dilakukan pada setiap tindakan, baik kegiatan siswa, kegiatan guru, wawancara guru dengan siswa, dan proses observasi.

E. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh melalui instrumen yang telah dikumpulkan sebelumnya, kemudian diolah menjadi dua jenis yaitu secara kuantitatif dan kualitatif.


(30)

1. Pengolahan Data Kualitatif

Data kualitatif melalui observasi untuk mengetahui kekurangan dan kukurangan dari pembelajaran yang telah dilakukan. Analisis terhadap observasi dilakukan dengan cara menafsirkan hasil kemudian dideskripsikan dan selanjutnya disimpulkan sehingga diketahui gambaran terhadap pembelajaran secara keseluruhan.

2. Pengolahan Data Kuantitatif

Data kuantitatif berasal dari hasil evaluasi setelah pembelajaran dilakukan baik secara individu maupun kelompok yang dilakukan setiap akhir siklus pembelajaran.

Data tes yang berupa jawaban siswa terhadap soal-soal yang diberikan guru, dengan patokan jawaban benar sesuai dengan petunjuk yang ada pada soal tersebut. Data yang diperoleh dari tes kemudian dianalisis dengan mencari nilai tertinggi, terendah, rata-rata, selanjutnya dipersentasekan.

Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran IPA dengan pendekatan kontekstual konsep bagian daun dan fungsinya, digunakan rumus :

Penguasaan konsep= jumlah skor yang diperoleh x 100 skor total

Untuk menghitung rata-rata kelas dilakukan dengan rumus:

=

∑�


(31)

Keterangan:

� = nilai rata-rata kelas

∑� = total nilai yang diperoleh siswa � = jumlah siswa

Sedangkan untuk mengetahui ketuntasan belajar atau persentase jumlah siswa yang sudah mencapai nilai KKM dalam pembelajaran IPA dengan pendekatan kontekstual konsep bagian daun dan fungsinya, digunakan rumus :

Keterangan:

TB = Ketuntasan Belajar

∑S≥6,5 = Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari/sama dengan 65

n = Banyak siswa

Menghitung daya serap dengan rumus:

Daya Serap = Jumlah nilai total subjek x 100 % Jumlah nilai total maksimum

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada setiap siklus, selanjutnya dianalisis dengan cara diinterpretasikan pada tabel tingkat aktivitas dan penguasaan materi. Tabel ini dinilai dalam skala lima dengan kategori baik sekali, baik, sedang, kurang, dan sangat kurang. Berikut adalah tabel proses dan kategori nilai untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa tiap siklusnya:

TB = ∑S ≥ 65 x 100% n


(32)

Tabel 3.1

Proses Nilai Dan Kategori Menurut Dirjen Dikti Pendidikan Depdikbud Tahun 2008

No Nilai Persentase Kategori Konversi

1 86 - 100 86% - 100% Baik sekali A

2 76 - 85 76% - 85% Baik B

3 60 - 75 60% - 75% Cukup C

4 55 - 59 55% - 59% kurang D

5 ≤ 54 ≤ 54% Sangat kurang E


(33)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis serta berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun terhadap pembelajaran IPA tentang konsep daun dan fungsinya melalui penerapan pendekatan kontekstual di kelas IV SDN 2 Padasuka, maka berikut akan dikemukakan simpulan dan rekomendasi bagi pihak terkait.

A.Simpulan

Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan pada penerapan pendekatan kontekstual dirumuskan dengan terlebih dahulu membuat rancangan tindakan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Sebelum perencanaan, guru melakukan penelaahan terhadap program pengajaran berdasarkan Kurikulum KTSP 2006, untuk mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPA di kelas IV sesuai dengan materi yaitu mengenai daun dan fungsinya. Standar Kompetensi memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya dan Kompetensi Dasar menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya dipilih dalam penelitian ini. Setelah pemilihan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, langkah selanjutnya adalah mengembangkan indikator dan tujuan pembelajaran. Ciri khas dari rencana pelaksanaan pembelajaran dalam


(34)

penelitian ini adalah pendekatan yang digunakan, yaitu pendekatan konstektual yaitu pendekatan belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan melibatkan tujuh komponen pendekatan kontekstual. Setelah itu guru mempersiapkan bahan ajar atau alat bantu pembelajaran serta sumber belajar. Kegiatan selanjutnya adalah membuat LKS, menyusun lembar observasi serta membagi kelas ke dalam kelompok belajar siswa yang heterogen. dengan tujuan agar interaksi membimbing antar siswa dalam kelompok tersebut dapat terjadi. Selain itu, guru juga melakukan koordinasi dengan observer dalam pengisian lembar observasi siswa dan guru yang telah disusun. Penyusunan RPP siklus II mengacu pada refleksi siklus I yang telah direfleksi.

2. Pelaksanaan kegiatan dengan pendekatan kontekstual mempunyai ciri yaitu dengan adanya tujuh komponen utama dalam pembelajaran, yaitu bertanya (questioning), konstruktivisme (constructivism), pemodelan (modelling), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (authentic assesment). Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual diantaranya dengan menggali pengetahuan awal siswa dengan kegiatan bertanya, memfasilitasi siswa untuk menemukan sendiri pengalaman belajarnya. Setelah itu, menunjukkan sesuatu yang dapat ditiru oleh setiap siswa, kemudian mengarahkan siswa melakukan pengamatan, merumuskan hipotesis dan pembuktian hipotesis.


(35)

Pembelajaran selanjutnya yakni dengan memfasilitasi siswa melalui diskusi bersama teman sekelompoknya melakukan pengamatan dan mendiskusikan hipotesis. Kegiatan refleksi dilakukan dengan menyimpulkan materi dan siswa mengerjakan post test untuk mengetahui kemajuan belajar siswa.

3. Hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran IPA pada konsep bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan kontekstual menunjukkan peningkatan yang siginifikan, hal itu terlihat dari adanya peningkatan hasil belajar pada tiap siklusnya. Hasil belajar pada siklus I mencapai ketuntasan 69,42% sedangkan pada siklus II mencapai 83,14%.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini ada beberapa saran/rekomendasi sebagai berikut:

1. Siswa

Dengan meningkatnya hasil belajar IPA konsep daun dan fungsinya di kelas IV SDN 2 Padasuka dengan pendekatan kontekstual, diharapkan siswa dengan pemahamannya tentang daun dan fungsinya dapat digunakan pada jenjang yang lebih tinggi selanjutnya.

2. Bagi Guru

Hendaknya guru menjadikan pendekatan kontekstual sebagai alternatif pendekatan pembelajaran untuk memperbaiki proses pembelajaran pada pembelajaran IPA juga mata pelajaran lainnya. Diharapkan dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan pengembangan pengetahuan


(36)

dan keterampilan dalam membimbing anak, karena seorang guru mempunyai tanggungjawab yang menentukan kualitas pendidikan suatu bangsa.

3. Bagi Pihak Sekolah

Untuk meningkatkan hasil belajar yang diharapkan, sekolah diharapkan dapat membantu menyediakan sarana dan prasarana yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran.

4. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan ada penelitian lebih lanjut mengenai daun dan fungsinya untuk memperbaiki serta memperdalam juga mengembangkan pendekatan yang lebih bervariasi sehingga dapat memaksimalkan hasil yang diharapkan.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catharina (2004). Psikologi Belajar. Semarang:UNNES

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto S. et al (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Azmiyawati Choiril, dkk (2009). IPA Salingtemas. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Devi Popy K, Anggraeni S (2008). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono (2006). Belajar dan Pembelajaran Edisi Ketiga.. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidiikan (KTSP). Jakarta: Dijen Disdasmen

________. (2006), Kurikulum Pembelajaran IPA, Jakarta: Depdiknas

Hamalik, O, (2006). Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara

Henni Purba Rista (2010). Pembelajaran Berbasis Paikem (CTL, Pembelajaran

Terpadu, Pembelajaran Tematik. Tersedia:

http://ristahennipurba.wordpress.com/2010/10/01/pembelajaran-berbasis-paikem-ctl-pembelajaran-terpadu-pembelajaran-tematik/[September:2012] Hermawan R et al. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar (Edisi

Kesatu). Bandung: UPI PRESS.


(38)

_______.Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Kusumah Wiyata & Dwitagama Dedi (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks

Natalia Margaretha Mega & Dewi Kania Islami (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tinta Emas Publishing

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (2003). Universitas Pendidikan Indonesia.

Permendiknas RI No.41. (2007). Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Permen No.22. (2005). Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Roestiyah (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Riduwan (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rositawaty, S dan Muharam Aris (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

S, Agus (2003). Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam. Tersedia :

http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_Pengetahuan_Alam.html [Oktober:2012] Sagala S. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.


(39)

Samatowa U. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

D. S. Ikhwan dan Wahyudi. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sudjana N. (2011). Penilaian Hasil Proses belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N. dkk. (2004). Pengertian Hasil Belajar. [online]. Tersedia: http://sudjana.technologi13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-hasil-belajar [7 April 2012].

Sularmi, Wijayanti D M. (2009). Sains Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas. Sulistyanto Heri dan Muharam Edy. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam

4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sugiyono, 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Alfa Beta

Tresnawati T. (2010). Penerapapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran IPA tentang Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit. Skripsi pada jurusan PGSD SI FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Tim Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.


(1)

penelitian ini adalah pendekatan yang digunakan, yaitu pendekatan konstektual yaitu pendekatan belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan melibatkan tujuh komponen pendekatan kontekstual. Setelah itu guru mempersiapkan bahan ajar atau alat bantu pembelajaran serta sumber belajar. Kegiatan selanjutnya adalah membuat LKS, menyusun lembar observasi serta membagi kelas ke dalam kelompok belajar siswa yang heterogen. dengan tujuan agar interaksi membimbing antar siswa dalam kelompok tersebut dapat terjadi. Selain itu, guru juga melakukan koordinasi dengan observer dalam pengisian lembar observasi siswa dan guru yang telah disusun. Penyusunan RPP siklus II mengacu pada refleksi siklus I yang telah direfleksi.

2. Pelaksanaan kegiatan dengan pendekatan kontekstual mempunyai ciri yaitu dengan adanya tujuh komponen utama dalam pembelajaran, yaitu bertanya (questioning), konstruktivisme (constructivism), pemodelan (modelling), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (authentic assesment). Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual diantaranya dengan menggali pengetahuan awal siswa dengan kegiatan bertanya, memfasilitasi siswa untuk menemukan sendiri pengalaman belajarnya. Setelah itu, menunjukkan sesuatu yang dapat ditiru oleh setiap siswa, kemudian mengarahkan siswa melakukan pengamatan, merumuskan hipotesis dan pembuktian hipotesis.


(2)

Pembelajaran selanjutnya yakni dengan memfasilitasi siswa melalui diskusi bersama teman sekelompoknya melakukan pengamatan dan mendiskusikan hipotesis. Kegiatan refleksi dilakukan dengan menyimpulkan materi dan siswa mengerjakan post test untuk mengetahui kemajuan belajar siswa.

3. Hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran IPA pada konsep bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan kontekstual menunjukkan peningkatan yang siginifikan, hal itu terlihat dari adanya peningkatan hasil belajar pada tiap siklusnya. Hasil belajar pada siklus I mencapai ketuntasan 69,42% sedangkan pada siklus II mencapai 83,14%.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini ada beberapa saran/rekomendasi sebagai berikut:

1. Siswa

Dengan meningkatnya hasil belajar IPA konsep daun dan fungsinya di kelas IV SDN 2 Padasuka dengan pendekatan kontekstual, diharapkan siswa dengan pemahamannya tentang daun dan fungsinya dapat digunakan pada jenjang yang lebih tinggi selanjutnya.

2. Bagi Guru

Hendaknya guru menjadikan pendekatan kontekstual sebagai alternatif pendekatan pembelajaran untuk memperbaiki proses pembelajaran pada pembelajaran IPA juga mata pelajaran lainnya. Diharapkan dengan


(3)

dan keterampilan dalam membimbing anak, karena seorang guru mempunyai tanggungjawab yang menentukan kualitas pendidikan suatu bangsa.

3. Bagi Pihak Sekolah

Untuk meningkatkan hasil belajar yang diharapkan, sekolah diharapkan dapat membantu menyediakan sarana dan prasarana yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran.

4. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan ada penelitian lebih lanjut mengenai daun dan fungsinya untuk memperbaiki serta memperdalam juga mengembangkan pendekatan yang lebih bervariasi sehingga dapat memaksimalkan hasil yang diharapkan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catharina (2004). Psikologi Belajar. Semarang:UNNES

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto S. et al (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Azmiyawati Choiril, dkk (2009). IPA Salingtemas. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Devi Popy K, Anggraeni S (2008). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas. Dimyati dan Mudjiono (2006). Belajar dan Pembelajaran Edisi Ketiga.. Jakarta: PT.

Rineka Cipta

Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidiikan (KTSP). Jakarta: Dijen Disdasmen

________. (2006), Kurikulum Pembelajaran IPA, Jakarta: Depdiknas Hamalik, O, (2006). Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara

Henni Purba Rista (2010). Pembelajaran Berbasis Paikem (CTL, Pembelajaran

Terpadu, Pembelajaran Tematik. Tersedia:

http://ristahennipurba.wordpress.com/2010/10/01/pembelajaran-berbasis-paikem-ctl-pembelajaran-terpadu-pembelajaran-tematik/[September:2012] Hermawan R et al. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar (Edisi


(5)

_______.Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Kusumah Wiyata & Dwitagama Dedi (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks

Natalia Margaretha Mega & Dewi Kania Islami (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tinta Emas Publishing

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (2003). Universitas Pendidikan Indonesia.

Permendiknas RI No.41. (2007). Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Permen No.22. (2005). Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Roestiyah (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Riduwan (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rositawaty, S dan Muharam Aris (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

S, Agus (2003). Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_Pengetahuan_Alam.html [Oktober:2012] Sagala S. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.


(6)

Samatowa U. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

D. S. Ikhwan dan Wahyudi. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sudjana N. (2011). Penilaian Hasil Proses belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N. dkk. (2004). Pengertian Hasil Belajar. [online]. Tersedia: http://sudjana.technologi13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-hasil-belajar [7 April 2012].

Sularmi, Wijayanti D M. (2009). Sains Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas. Sulistyanto Heri dan Muharam Edy. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam

4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sugiyono, 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Alfa Beta

Tresnawati T. (2010). Penerapapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran IPA tentang Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit. Skripsi pada jurusan PGSD SI FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Tim Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.


Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA melalui pendekatan kontekstual pada konsep sumber daya alam di MI Terpadu Raudlatul Ulum Bedahan

0 3 140

Peningkatan prestasi belajar IPA melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas VI

0 2 48

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI STRUKTUR ORGAN TUBUH MANUSIA DAN FUNGSINYA MELALUI PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI STRUKTUR ORGAN TUBUH MANUSIA DAN FUNGSINYA MELALUI PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DAN TRUE OR FALSE PADA SISWA KEL

0 1 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY Peningkatan hasil belajar IPA melalui pendekatan Eksploratory Discovery pada siswa kelas IV SD Negeri Demakijo.

1 6 12

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN PADA KONSEP STRUKTUR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA.

0 0 35

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA KONSEP BAGIAN DAUN DAN FUNGSINYA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Padasuka Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Semester I Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 49

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Pada Materi Pesawat Sederhana Dengan Pendekatan Kontekstual Kelas VSD.

0 0 1

PENINGKATAN KREATIFITAS DAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL.

0 0 21

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Pokok Bahasan Daun dan Fungsinya di SDN Lutungan | Saum | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3548 11157 1 PB

0 0 11

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PELAJARAN IPA MATERI BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN DAN FUNGSINYA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING LEARNING) PADA SISWA KELAS IV SD ISLAM SAINS TEKNOLOGI (SD IST) AT-TAQWA KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

0 3 156